Oleh:
SUNARIO
NIM. 2019.01.121
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH INDRALAYA
KOPERATAIS WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
dan agama yang nyaris tiada tandingannya di dunia. Selain enam agama yang
paling banyak dipeluk oleh masyarakat, ada ratusan bahkan ribuan suku, bahasa
harmoni.1 Bukan suatu hal yang mudah menyatukan berbagai perbedaan, kerena
tak jarang perbedaan membawa pada lahirnya perpecahan dan bahkan konflik 2.
pandanga dan kepentingan di antara warga negara yang sangat beragama itu
maupun Indonesia sedikit banyak telah menempatkan umat Islam sebagai pihak
tuduhan sebagai sumber utama terjadinya kekerasan atas nama agama oleh umat
Islam.
1
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementrian Agama
RI,2019), hlm.2.
2
Nasaruddin Umar, Islam Nusantara Jalan Panjang Moderasi Di Indonesia,
(Jakarta: PT Gramedia, 2019), hlm. 15.
3
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama,.hlm.5.
1
2
baik suku, golongan, ras dan agama sedang menghadapi ancaman disintegrasi.
ekstrim yang masuk dalam ajaran Islam. Ideologi liberal dari barat yang
Akhirnya terwacanakan Islam yang liberal, bebas dan tidak terkontrol. Sisi lain,
(lintas nasional atau lintas kebangsaan). Ideologi gerakan ini tidak lagi bertumpu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah Indonesia Untuk melawan dua arus
Melihat dari fenomena yang berkembang saat ini, bisa jadi kita terkejut.
cara damai, tidak ada pemaksaan kepada penduduk satu wilayah untuk memeluk
Islam. Bahkan dengan kasus tertentu, Islam diterima setelah berdialog bahkan
dalam waktu panj ang dengan tokoh atau ketua adat wilayah tertentu. Bahkan
yang sangat menarik adalah, pada saat Isl`am masuk terlepas dari budaya yang
dibawanya, apakah Arab, Gujarat atau India, budaya itu tidak dipaksakan pula
dengan penduduk setempat. Bahkan dalam tingkat tertentu, Islam dapat berdialog
4
Ahmad Darmadji, Pondok Pesantren Dan Deradikalisasi Islam Di Indonesia, Jurnal
Millah, (Vol. 11, No. 1, Tahun 2011), hlm. 236.
3
secara prinsif sama sekali tidak bertentangan dengan nilai dasar ajaran Islam 5.
atas, kita menumbuhkan visi dan solusi yang dapat menciptakan kerukunan dan
terkait dengan istilah Islam moderat sering dipersoalkan segelintir kalangan umat
muslim sendiri. Bagi mereka, Islam moderat. Bagi mereka Islam hanyalah Islam;
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak
mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
5
Babun Suharto, Moderasi Beragama: Dari Indonesia Untuk Dunia, (Yogyakarta:
Lkis, 2019), hlm. 23.
6
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementrian Agama RI
,2019), hlm. 7.
4
melakukan observasi awal pada hari Senin 23 Mei 2022 diketahui bahwa
SMPN 2 Indralaya.8”
B. Fokus Masalah
7
Lukman Hakim Saifuddin, Moderasi Beragama, (Jakarta: Kementrian Agama
RI,2019), hlm. 7.
8
Observasi awal di SMPN 2 Indralaya, 23 mei 2022
5
Indralaya.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
berikut:
E. Manfaat penelitian
6
1. Manfaat Teoritis
peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
dengan baik.
c. Bagi Sekolah
dikalangan pelajar.
F. Kerangka Teori
kehidupan beragama.9
9
Tim Penyusun Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama, 2-3
8
yang harus dipahami dan dimengerti oleh peserta didik melalui proses
tindakannya.
keluargaterdekat
danorang lain.
tidak ada perbedaan dengan guru-guru yang non muslim (Hindu), untuk
G. Tinjauan Pustaka
lainnya diantaranya:
10
Rusmayani. (2018). Penanaman Nilai-NilaiModerasi Islam Bagi Siswa di Sekolah
Umum. Proceedings of AnnualConference for Muslim Scholars. Hlm. 89.
.
10
perbedaannya terletak pada subjek yang akan diteliti yakni dilakukan pada
toleransi, adil, serta tidak merasa dirinya yang paling benar. Sementara itu
tolong menolong.
H. Sistematika Pembahasan
analisis data yang akan digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan
Indralaya.
12
KERANGKA TEORI
A. Moderasi Beragama
kesedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Kata itu juga berarti
keekstriman. Jika dikatakan orang itu bersikap moderat‖, kalimat itu berarti
bahwa orang itu bersikap wajar, biasa-biasa saja, dan tidak ekstrim.
yang liberal dan radikal. Liberal dalam arti memahami Islam dengan
standar hawa nafsu dan murni logika yang cenderung mencari pembenaran
11
Afrizal Nur dan Mukhlis Lubis.“Konsep Wasathiyah Dalam Al-Quran”. Jurnal Studi
Komparatif Antara Tafsir Al-Tahrîr Wa At-Tanwîr, 4, No. 2, ( 2015)
11
12
ِل ِل
َو َيُك و َنَع َل ى الَّنا ِس ُأَّم ًة َو َس ًطا َت ُك و ُنوا ُش َه َد ا َء َج َع ْل َن ا ُك ْم َو َك َٰذ َك
َك ِب ي َك ا َنْت ِإْن َع ِق َبْي ِه ۚ َع َلٰىَيْنَق ِل ُبِم َّم ْن ال َّر ُس و َلَي َّتِب ُع َم ْن ِلَنْع َل ِإاَّل
َم َر َو
َلَر ُءِس ِب الَّناال َّلَه ِإَّن ِإي َم ا َنُك ْم ِل ُيِض ي َع ل َّلُه ا َك ا َنَو َم ال َّلُه َه َد ي َن ا َّلِذ َع ِإَل اَّل ًة
َر ِح ي ٌم و ٌف
menjadi perhatian Islam. Moderasi diajarkan tidak hanya oleh Islam, tetapi
dua hal yang berbeda atau berlebihan. Seperti keseimbangan antara Ruh
12
Azyumardi Azra, CBE, Moderasi Islam Di Indonesia Dari Ajaran,Ibadah,
hinggaPrilak, (Jakarta: Kencana, 2020), hlm. 22
13
dan jasad, antara dunia dan akhirat, antara individu dan masyarakat, antara
idealistis dan realistis, antara yang baru dan yang lama, antara ilmu dan
amal, antara ushul dan furu‟, antara saran dan tujuan, antara optimis dan
pesimis.
adil, dan tidak ekstrem dalam beragama.13 Cara pandang dan sikap
keragaman dapat disikapi dengan bijak, serta toleransi dan keadilan dapat
suatu bentuk sikap yang mengarah pada pola hidup berdampingan dalam
Moderasi beragama adalah cara pandang dan cara kita bersikap tegas
juga perbedaan ras, suku, budaya, adat istiadat, dan juga etis agar dapat
13
Ibid. hlm.17
14
Nasaruddin Umar, Islam Nusantara jalan panjang moderasi beragama di Indonesia,
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019), hlm. 105
14
2. Ciri-ciri Moderasi
inilah yang menampilkan wajah Islam Rahmatan lil alamin, penuh kasih
muslim harus yakin dan percaya bahwa syariah Allah ini meliputi seluruh
Sebab syariah ini bersumber dari Allah Swt yang Maha Mengetahui dan
Bijaksana.
ِاَّن َهّٰللا اَل َيْخ ٰف ى َع َلْيِه َش ْي ٌء ِفى اَاْلْر ِض َو اَل ِفى الَّس َم ۤا ِء
bahwa siapa yang ingin memahami dan mengetahui hakikat syariah Islam
15
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahan Juz 3 (Surabaya;
Duta Ilmu, 2006), hlm. 50
16
Ibid. hlm.563.
15
Rasul-Nya dan para sahabat, maka mereka tidak melihat dan memahami
antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi nash-nash syariah itu harus
antara keduanya. Tidak boleh melihat kehidupan dunia dan akhirat secara
zalim dan tidak adil, sehingga tidak seimbang dalam menilai dan
َو َاِقْيُم وا اْلَو ْز َن ِباْلِقْس ِط َو اَل ُتْخ ِس ُروا اْلِم ْيَز اَن
17
Ibid. hlm. 531.
16
memiliki solusi atas ujian dan fitrah yang dihadapi manusia.. akan tetapi
yang akan datang, yang dangkal maupun yang mendalam, kecil maupun
besar. Islam memberikan obat penawar bagi seluruh kebutuhan dan hajat
selama empat belas abad, baik di timur maupun barat, utara dan selatan
dalam setiap urusan. Allah menginginkan kemudahan bagi umat ini bukan
sebaliknya.
bahwa Islam adalah Rahmatan li Al- alamin dan seruan untuk manusia
dunia luar. Padahal wasathiyyah adalah ajaran yang meyakini asal muasal
manusia yang satu, yaitu Adam AS dan semua manusia berasal dari tuhan
pencipta yang satu, Allah Swt. Di antara ciri-ciri penting dari moderasi
adalah:18
1. Adil
posisi pertama (utama), padahal kami umat yang paling akhir. Ini
yang adil, dan tidak berbekas kata seseorang pada orang lain, kecuali
yang ada di antara ifrath dan tafrith, antara tasyaddud dan tanaththu‟
18
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Wasathiyah Dalam Al-Qur‟an Nilai-Nilai Moderasi
Islam dalam Akidah, Syariat, dan Akhlak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2020), hlm. 79.
18
3. Hikmah
4. Istiqomah
Pada dasar moderasi adalah adil dan berimbang. Salah satu prins
antara dua hal, misalnya keseimbangan antara akal dan wahyu, antara
jasmani dan rohani antara hak dan kewajiban, antara kepentingan individu
agama dan ijtihad tokoh agama, antara gagasan ideal dan kenyataan, serta
19
keseimbangan antara masa lalu dan masa depan. Dalam KBBI, kata adil
diartikan:
a. Tidak berat sebelah/ tidak memihak. Tidak memihak satu sama lain
yaitu netral adil makna yang tidak berpihak kepada kepada siapapun.
memberikan keputusan.
punya sikap seimbang berarti tegas, tetap tidak keras karena selalu
tidak konservatif dan juga tidak liberal. Ada lma dasar moderasi yang
a. Keadilan (Al-adl)
19
Khairan Muhammad Arif, Islam Moderasi: Telaah Komprehensif Pemikiran
Wasathiyah Islam, perspektif Al-Qur‟an dan As Sunnah, Menuju Islam Rahmatan Li Al-Alamin,
(Jakarta: Pustaka Ikadi, 2020), hlm. 73-80
20
Oleh karena nya tidak ada moderasi tanpa keadilan dan tidak
lingkungan dan manusia, maka semakin adil dan baik pula hidup
pemikiran dan sikap dipandang adil dan baik, maka itu adalah
b. Kebaikan (Al-Khairiyah)
tidak bersyukur”.
c. Hikmah (Al-Hikmah)
juga memiliki hikmah dan kearifan dalam semua bentuk dan dimensi
ajaran nya, tidak ada ajaran Islam yang tidak mengandung hikmah dan
(mafsadat) dan dari hikmah kepada siasia, maka itu bukan syari’ah,
d. Konsisten (Al-Istiqomah)
pada 5 dimensi:
20
Ibid. hlm.73-80
22
kemampuan.
ekstrim kiri).
e. Keseimbangan (At-Tawazun)
bersifat materi, seperti: harta, makan dan minum, tidur, menikah dan
sebagainya.
21
Ibid. hlm.73-80
23
lebih luas.22
toleransi baik itu dari toleransi suku, ras, budaya, dan juga keyakinan,
bandul jam yang bergerak dari pinggir dan selalu cendrung menuju
pusat atau sumbu, iya tidak pernah diam statis. Sikap moderasi pada
sebaliknya, ekstrem.
1. Komitmen Kebangsaan.
2. Toleransi.
3. Anti kekerasan.
sesorang di Indonesia.23
2020- 2025.
kepribadiannya.24
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI BP), yang berorientasi pada
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah untuk memberikan pemahaman
dan penanaman sikap ketika berinteraksi dengan orang yang berlainan agama.
Dengan demikian akan terwujud keberagamaan yang moderat, yang jauh dari
sadar terhadap ajaran agama mereka sendiri dan sadar terhadap adanya
apresiasi terhadap agama orang lain. Ketiga, mendorong peserta didik untuk
keberagaman mereka.26
25
Khoirun Niam, “Kekerasan Bernuansa Agama di Indonesia dan Konsekuensi Pilihan
Materi Pendidikan Agama, Resolusi Konflik Islam di Indonesia”, (LSAS, IAIN Sunan Ampel
Press, 2007), hlm 200.
26
Kasinyo Harto dan Tastin, Pengembangan Pembelajaran PAI berwawasan Islam
Wasathiyah : Upaya membangun sikap moderasi beragama Peserta didik, (At Ta’lim, Vol.18,
2019), hlm 96
27
perenungan.
dan terkoneksi dengan disiplin ilmu yang lain sehingga kaya dan penuh
menghafal, dan tidak hanya berpikir dogmatis dan hitam putih. Sebab
akidah,akhlak, fiqih dan tarikh, harus disajikan dengan Peserta didik tidak
pembelajaran PAI.
objektif..
dipertanggungjawabkan.
27
Kasinyo Harto dan Tastin, “Pengembangan Pembelajaran PAI berwawasan Islam
Wasathiyah :Upaya membangun sikap moderasi beragama Peserta didik”, jurnalAt Ta‟lim”,
Vol.18,( 2019), hlm 98.
28
Ibid. hlm.104.
29
1. Menghindari kekerasan,
menyukai hal-hal yang serba instan, tidak suka ribet, dan tertarik pada
30
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam: gagasan-gagasan besar para
ilmuwan muslim, (Pustaka pelajar, Yogyakarta, 2015),hlm 95-96.
31
Kasinyo Harto Tastin, Pengembangan Pembelajaran PAI berwawasan Islam Wasathiyah
Upaya membangun sikap moderasi beragama Peserta didik, Jurnal At Ta’lim, Vol.18,(2019), hlm
998.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
variabel.
2. Pendekatan Penelitian
32
Sugiono, Metode Penelitian Dan Pengembangan (Researh And Development, (Bandung:
Alfabeta, 2019), hlm. 112-113
31
32
C. Sumber Data
data primer yaitu: Kepala Sekolah, Guru PAI, dan Siswa yang akan
Indralaya.
33
Imam gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta:Bumi
Aksara, 2013) hlm. 278
34
Nur Indrinto dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: BPFE 2016)
hlm. 142.
33
dicatat oleh pihak lain)”.35 Data sekunder yang di peroleh yaitu data
orang lain atau dokumentasi dari tempat penelitian. Data sekunder dari
Indralaya.
1. Observasi
35
Nur Indrinto dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: BPFE 2016),
hlm 143
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D cet ke-20, (Bandung:
Alfabet, 2014), hlm. 224
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D cet ke-20, (Bandung:
Alfabet, 2013), hlm.166
34
2. Wawancara
3. Dokumentasi
penellitian kualitatif, pada masa kini menjadi salah satu bagian yang
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta
2013), hlm. 213.
39
Sumandi suryabrata, metodologi penelitian, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2015) hlm.
34
35
penelitian.
macam cara, cara yang dilakukan untuk menguji keabsahan data daam
waktu:
40
Moleong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018)
hlm.321
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta
2013), hlm. 272.
36
1. Triangulasi Sumber
2. Triangulasi Teknik
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.
3. Triangulasi Waktu
untuk itu dalam rangka uji kredibilitas data dapat dilakukan dengan
yang lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Triangulasi waktu
42
Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2014) hlm 300
37
yang telah diselidiki dan data yang telah dikumpulkan, dikelola untuk
Menurut Miles dan Huberman Analisis data terdiri dari tiga bagian
yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan 43. Dalam
yaitu:
untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
data yang penting yang diperoleh dari lapangan. Data yang diperoleh
informan.
bersifat naratif.45 Pada tahap ini peneliti menyajiikan data yang berasal
45
Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press,
2014), hlm. 18.
46
Imam gunawan, metode penelitian kualitatif:teori dan praktik (Jakarta: PT bumi aksara,
2013), hlm.212
39