Anda di halaman 1dari 195

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA

PADA BERITA DI PORTAL BERITA ONLINE TRIBUNNEWS.COM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ST. JASMANI

105331106717

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : St. Jasmani


NIM : 105331106717
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jenjang : Strata satu (S1)
Judul Skripsi : Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Berita di Portal
Berita Online Tribunnews.com

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2021

Yang membuat pernyataan

St. Jasmani
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : St. Jasmani


NIM : 105331106717
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jenjang : Strata satu (S1)
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya penyusunan skripsi ini,


saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatka siapa pun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi
dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juli 2021

Yang membuat perjanjian

St. Jasmani
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

Jangan jadikan keberhasilan dan kesuksesan orang lain

sebagai pemicu dosa

tetapi jadikan hal tersebut sebagai pemacu semangat

Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang dengan tulus

mencurahkan segala kasih sayangnya, yang selalu memotivasi, dan dengan

segenap hati selalu mendoakan kebaikan dan keberhasilanku. Terima kasih

untuk segala pengorbanannya.

Untuk diriku, terima kasih telah bertahan dalam situasi yang terburuk

sekalipun.

Serta sahabat dan teman-temanku, khususnya PBSI kelas C terima kasih atas

segala dukungan dan motivasinya selama menempuh pendidikan di bangku

kuliah.

vi
ABSTRAK

St. Jasmani. 2021. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Berita di Portal
Berita online Tribunnews.com. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh Asis Nojeng dan Akbar Avicenna.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan
berbahasa Indonesia khususnya dari segi ejaan pada berita di portal berita online
Tribunnews.com yang diterbitkan pada bulan Mei 2021. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Penelitian ini fokus pada
kesalahan ejaan khususnya pemakaian tanda baca, penulisan kata, dan pemakaian
tanda baca.
Data dalam penelitian ini berupa kata-kata atau kalimat yang mengandung
kesalahan berbahasa dari segi ejaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah
berita di portal berita online Tribunnews.com edisi terbit Mei 2021. Penelitian ini
menggunakan teknik simak bebas libat cakap, teknik catat, dan teknik
dokumentasi. Teknik catat digunakan dengan cara mencatat data-data pada kartu
data sementara teknik dokumentasi digunakan untuk men-capture berita pada
layar gawai. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif berupa pengumpulan data, pengindetifiksian data yang
dilanjutkan dengan pengklasifikasian dan memilah-milah data hingga benar-benar
sesuai dengan tujuan penelitian yang selanjutnya akan disajikan dalam bentuk
uraian singkat.
Hasil dari penelitian ini didapatkan masih banyak bentuk kesalahan berbahasa dari
segi ejaan pada berita di portal berita online Tribunnews.com. Kesalahan-
kesalahan tersebut berasal dari 40 terbitan berita pada bulan Mei 2021. Kesalahan-
kesalahan tersebut meliputi: 1) pemakaian huruf, yaitu huruf kapital sebanyak 9
kesalahan dan huruf miring sebanyak 21 kesalahan; 2) penulisan kata, yaitu kata
dasar sebanyak 9 kesalahan, kata imbuhan (awalan) sebanyak 2 kesalahan, bentuk
ulang sebanyak 6 kesalahan, gabungan kata sebanyak 5 kesalahan, kata depan
sebanyak 5 kesalahan, singkatan dan akronim 5 kesalahan, angka dan bilangan 1
kesalahan; 3) pemakaian tanda baca, yaitu tanda baca titik sebanyak 2 kesalahan,
tanda koma sebanyak 4 kesalahan, dan tanda hubung 1 kesalahan.

Kata kunci: Kesalahan Berbahasa, Ejaan, Berita, Portal Berita Tribunnews.com

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Tiada kata yang lebih indah dan pantas yang dapat penulis ucapkan selain

ucapan Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah Subuhana Wa Ta’ala

karena berkat limpahan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya lah yang berupa nikmat

kesehatan dan kesempatan yaitu kesehatan fisik dan kesempatan umur sehingga

penulis masih sempat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Salam dan salawat tidak lupa pula penulis kirimkan kepada Baginda

Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam, beliau Rasul akhir zaman yang telah

membawa hamba-hambanya dari zaman Jahilia menuju zaman yang penuh

barokah seperti sekarang.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

sebagai fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan tetapi

kapasitas penulis masih terbatas. Segala upaya dan usaha telah penulis kerahkan

untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia

pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Segala rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

viii
orang tua, ayahanda tercinta, Bapak Jabbar dan Ibunda tercinta Hamsia yang telah

berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis

dalam proses menuntut ilmu. Demikian pula kepada seluruh keluarga dan teman-

teman tanpa terkecuali serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan

namanya satu per satu tanpa mengurangi rasa terima kasih atas segala jasa-jasa

dan sumbangsih pemikiran yang telah diberikan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis

ucapkan kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dr. Munirah, M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Dr. Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Prodi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dr. Asis Nojeng, S.Pd., M.Pd., dan Akbar Avicenna, S.Pd., M.Pd., selaku

pembimbing I dan pembimbing II skripsi serta kepada dosen dan staf dalam

lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,

karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa

ix
adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca

terutama bagi penulis. Semoga Allah Subuhana Wa Ta’ala senantiasa melindungi

dan meridai segala aktivitas kita semua, Aamiin.

Makassar, Juli 2021

penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
C. Tujuan ........................................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
E. Definisi Istilah ............................................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 8
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 8
1. Penelitian Relevan ................................................................................ 8
2. Kesalahan Berbahasa ......................................................................... 10
3. Analisis Kesalahan Berbahasa ........................................................... 16
4. Ejaan ................................................................................................... 19
5. Jurnalistik ............................................................................................ 62
B. Kerangka Pikir ......................................................................................... 64
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 67
A. Rancangan Penelitian ............................................................................... 67
B. Data dan Sumber Data ............................................................................. 68

xi
C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 68
D. Teknik Analisis Data ................................................................................ 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 71
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 71
B. Pembahasan ............................................................................................. 95
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 126
A. Simpulan ................................................................................................ 126
B. Saran ....................................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 128
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Huruf Abjad Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ........... 21

2.2 Huruf Vokal Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ........... 22

2.3 Huruf Konsonan Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ..... 23

2.4 Huruf Diftong Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ......... 24

2.5 Gabungan Huruf Konsonan Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia ............................................................................................ 25

3.1 Kartu Data ...................................................................................................... 69

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................................................... 66

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa dapat dikatakan suatu hal terpenting yang selalu berkaitan erat

dengan orang-orang. Bahasa digunakan oleh orang-orang dalam berinteraksi serta

berkomunikasi satu sama lain guna menyampaikan informasi, ide-ide atau

pendapatnya. Bahasa merupakan suatu tanda atau simbol bunyi yang arbitrer yang

terbentuk dari komponen yang berpola serta tetap serta memiliki sebuah kaidah

yang sudah ditetapkan, tidak terkecuali bahasa Indonesia. Seperti yang dikutip

pada Chaer (2007: 32) bahwa, bahasa ialah sistem simbol bunyi yang digunakan

masyarakat dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan menentukan indentitas yang

mana bahasa tersebut bersifat arbitrer.

Masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi serta menyampaikan

informasi sudah tentu jelas menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan

bahasa nasional tidak terkecuali juga dalam media massa. Namun secara

ketatabahasaan, kenyataannya masih banyak pengguna bahasa yang belum dapat

menerapkan pemakaian bahasa Indonesia secara baik serta sesuai dengan kaidah

kebahasaaan, baik lisan maupun tulisan. Hal ini terjadi karena sebagian orang

memiliki anggapan bahwa orang Indonesia sudah sangat melekat dengan bahasa

Indonesia, sehingga pemakaian bahasa Indonesia tidak perlu lagi didalami serta

dipelajari lebih jauh. Akibatnya, anggapan ini membuat orang-orang akhirnya

tidak terampil dalam menggunakan bahasa, terlebih lagi bahasa Indonesia.

1
2

Pemakaian bahasa dalam media massa juga berlaku pemakaian bahasa

secara baik serta benar. Media massa yang merupakan sarana informatif yang

memegang peran besar dalam penyampaian informasi ke khalayak umum,

tentunya wajib menggunakan bahasa Indonesia serta harus selalu berpedoman

pada kaidah-kaidah resmi bahasa Indonesia. Hal terkait dengan penggunaan

bahasa Indonesia telah diatur dalam pasal 41 ayat 1 serta ayat 2 Perpres Nomor

63 Tahun 2019: “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui

media massa baik cetak maupun elektronik” serta UU No. 24 Tahun 2009 tentang

Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan pada Pasal 39

ayat 1

Umumnya, media massa mengemas informasi dengan bentuk sajian berita.

Dalam masyarakat, berita mempunyai andil yang cukup penting karena dengan

adanya berita, maka masyarakat bisa dengan mudah mengetahui segala bentuk

peristiwa yang tengah terjadi di sekitarnya. Berita yang awalnya hanya dikemas

dalam bentuk cetak saja, seperti koran, majalah, dan tabloid, kini sudah dapat

dijumpai dalam bentuk online. Tentu saja ini berkat kemajuan teknologi. Media

online dianggap dapat lebih memudahkan masyarakat dalam mendapatkan

informasi terbaru sebab, penyampaian informasi melalui internet lebih cepat

dibandingkan media cetak. Selain itu, berita yang dimuat pada media daring atau

online juga dapat diperoleh kapan serta di mana saja, para pembaca pun tidak

dikenai biaya cukup dengan akses ke jaringan internet saja, apalagi berita-berita

yang ada di portal berita online selalu tersimpan bahkan berbulan-bulan atau

bertahun-tahun setelah diterbitkan.


3

Penulisan berita yang dimuat pada portal berita online sebenarnya tidak

berbeda dengan berita yang dimuat pada surat kabar atau koran. Hanya proses

penerbitannya saja yang berbeda. Jika koran diterbitkan melalui media cetak,

maka berita online diterbitkan melalui portal berita dengan akses internet. Berita

yang dimuat di internet dapat diakses melalui situs web maupun portal berita.

Tribunnews.com menjadi salah satu portal berita yang menyajikan berita melalui

jaringan internet. Meskipun penerbitannya melalui internet, tapi bukan berarti

berita di portal berita online bisa mengabaikan kaidah-kaidah resmi bahasa

Indonesia. Penyajian berita di portal berita online harus diimbangi dengan

pemakaian bahasa yang baik serta tepat. Pemakaian bahasa yang diakukan dengan

baik serta benar pada media massa tentu akan memberikan dampak yang baik bagi

upaya pembinaan serta pengembangan bahasa Indonesia. Sebab, segala informasi

yang dimuat di media massa akan dilihat serta dibaca oleh masyarakat.

Media massa memang memiliki ragam bahasanya sendiri, yaitu ragam

bahasa jurnalistik. Sebab, bentuk penyampaian bahasa setiap jenis berita berbeda,

misalnya bentuk bahasa yang digunakan dalam berita politik berbeda dengan

berita hiburan, begitu pun berita hiburan berbeda dengan berita olahraga, walau

begitu, pemakaian bahasa secara baik serta benar sesuai dengan kaidah-kaidah

kebahasaan harus tetap diutamakan oleh media massa. Meskipun pemakaian

bahasa secara baik serta benar masih sangat diperhatikan oleh banyak media

massa, namun tidak jarang juga masih banyak pemakaian bahasa yang baik serta

benar pada media massa yang kadang kurang diperhatikan, misalnya saja pada

berita di portal berita online.


4

Media daring atau portal berita online dikenal akan kecepatannya dalam

penyebaran berita serta selalu melakukan pembaruan terhadap berita-berita yang

tengah hangat di masyarakat. Namun karena kecepatan inilah tak jarang

menimbulkan kesalahan, baik kesalahan karena proses pengetikan, kurangnya

ketelitian dalam proses penyuntingan serta kurangnya ketelitian dalam

menggunakan kaidah kebahasaan yang merupakan kesalahan murni dari penulis.

Hal lain yang memungkinkan terjadinya kesalahan, yaitu dikarenakan kurangnya

pemahaman akan kaidah penulisan yang baik serta benar. Semua aspek

kebahasaan, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, bahkan wacana pun

dapat memungkinkan terjadi bentuk kesalahan berbahasa. Bentuk kesalahan yang

terdapat pada berita di portal berita online dapat mencakup semua aspek

kebahasaan, namun kesalahan yang paling sering terjadi, yaitu dari segi

pemakaian ejaan serta pemakaian kata yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan

yang sudah ditetapkan atau tidak baku. Akibatnya terjadilah penyimpangan

terhadap bahasa tersebut.

Pemakaian bahasa yang kurang tepat bahkan terkadang tidak sesuai

dengan kaidah-kaidah kebahasan yang berlaku dapat menimbulkan keambiguaan

makna terhadap informasi yang ingin disampaikan. Sebab, untuk tercapainya

komunikasi yang efektif serta dapat dipahami oleh semua orang maka, bahasa

tersebut haruslah tepat, baik serta benar. Bahasa yang baik serta benar tentunya

akan memudahkan masyarakat yang membaca berita tersebut untuk memahami

serta menangkap makna dari informasi yang disampaikan melalui bahasa tersebut.

Sehingga sangatlah jelas bahwa pemakaian bahasa haruslah memperlihatkan


5

hubungan yang logis dengan pikiran. Demikian pula dalam penulisan berita,

pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan tepat harus selalu diperhatikan, yang

dimaksud dengan baik berarti sesuai dengan norma masyarakat serta tepat, yaitu

sesuai dengan kaidah yang berlaku. Sebab, apabila kesalahan ini terus dilakukan

terlebih lagi dalam ranah yang resmi, maka akan menimbulkan dampak yang fatal

terlebih lagi bagi para pembaca.

Perlu diketahui bahwa tidak semua pembaca berita baik di media cetak

maupun online merupakan orang-orang yang paham akan kaidah pemakaian

bahasa. Dengan demikian, bahasa yang digunakan secara salah akan memberikan

dampak yang besar pada pembaca. Para pembaca tersebut mungkin saja akan

meniru pemakaian bahasa yang ada pada berita di portal berita online tersebut.

Maka dari itu, penelitian terkait kesalahan berbahasa khususnya

pemakaian ejaan pada berita di portal berita online Tribunnews.com ini sangat

menarik dianalisis oleh peneliti. Portal berita Tribunnews.com dipilih oleh peneliti

sebab, portal berita tersebut merupakan salah satu portal berita online yang sangat

terkenal di Indonesia. Hal ini juga didasari pada temuan awal terkait kesalahan

berbahasa pada berita-berita di portal berita Tribunnews.com. penelitian ini

diangkat guna mengetahui bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada berita di

portal berita Tribunnews.com, kesalahan yang dimaksud, yaitu dari segi

pemakaian ejaan yang meliputi penggunaan huruf, penulisan kata, serta

penggunaan tanda baca.


6

B. Rumusan Masalah

Berlandaskan dari penjelasan dalam latar belakang tersebut, maka dari itu

rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu Bagaimana bentuk kesalahan

berbahasa Indonesia dari segi ejaan pada berita di portal berita online

Tribunnews.com?

C. Tujuan Penelitian

Berlandaskan dari kedua uraian tersebut, maka penelitian ini bermaksud

untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan ejaan bahasa Indonesia pada berita di

portal berita online Tribunnews.com.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a) Mampu memberi sumbangsih ilmu pengetahuan kepada pembaca

terkait pemakaian bahasa yang baik serta benar khususnya bahasa

Indonesia yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI).

b) Memberikan pemahaman kepada media Pers maupun para Jurnalis

terkait pemakaian bahasa yang baik serta benar khususnya bahasa

Indonesia berdasarkan kaidah yang berlaku.

2. Manfaat Praktis

a) Bisa dijadikan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya, terutama

pada penelitian kesalahan berbahasa

b) Sebagai bahan bandingan terhadap penelitian lain, terutama kesalahan

berbahasa yang belum pernah diteliti oleh peneliti.


7

E. Definisi Istilah

1. Kesalahan Berbahasa adalah adanya kecacatan dalam pemakaian bahasa

yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak, baik itu dalam bahas

tulis maupun tulisan yang pada akhirnya menyimpang dari kaidah resmi

kebahasaan.

2. Berita adalah serangkaian laporan, cerita, atau informasi terkait suatu

kejadian atau peristiwa yang ada di masyarakat yang disampaikan oleh

wartawan.

3. Portal berita adalah satu di antara beberapa jenis media massa elektronik

yang berupa situs atau laman di internet yang menyajikan berbagai jenis

berita.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Relevan

Sebelumnya, penyelidikan terkait kesalahan berbahasa juga pernah diteliti

oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian yang terkait dengan analisis kesalahan

berbahasa serta dianggap relevan dengan judul penelitian ini, yaitu oleh Almajid,

dkk. (2020) dengan judul jurnal penelitiannya, yaitu “Analisis Kesalahan Afiks

pada Berita Babe.com Periode Januari-April 2020”. Jenis penelitian yang

digunakan, yaitu kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik studi pustaka

serta dokumentasi dalam pengumpulan datanya. Hasil dari penelitian ini, yaitu

didapati beberapa bentuk kesalahan pada afiks, meliputi kesalahan prefiks

sebanyak 12 kesalahan, afiks sebanyak 7 kesalahan, serta konfiks sebanayak 19

kesalahan.

Peneliti menganggap penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan sebab keduanya sama-sama meneliti kesalahan berbahasa Indonesia

pada berita online. Perbedaan dari kedua penelitian ini, yaitu pada penelitian yang

dilakukan Almajid, dkk (2020) membahas kesalahan afiks serta menggunakan

berita Babe.com sebagai objeknya, sementara penelitian ini menggunakan berita

pada portal berita online Tribunnews.com sebagai objek penelitian serta

membahas kesalahan pemakaian ejaan.

Penelitian kedua, yaitu penelitian dari Winata, (2019) dengan jurnal

penelitiannya yaitu “Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia dalam Media

8
9

Massa Daring (Detikcom)”. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini

berupa kualitatif deskriptif yang dirancang untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk

kesalahan yang terdapat pada pemberitaan di media online Detikcom terbitan 6-8

September 2019. Hasil dari penelitian ini ditemukan masih banyak kesalahan

berbahasa dari segi penggunaan ejaan yang mencakup, kesalahan penggunaan

huruf miring, kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan penulisan gabungan

kata, serta kesalahan penulisan angka dan bilangan. Kesamaan darri kedua

penelitian ini, yaitu karena meneliti kesalahan berbahasa pada berita online

khususnya kesalahan dari segi ejaan. Perbedaan dari kedua penelitian ini, yaitu

pada portal berita yang beritanya akan diteliti, selain itu jangka waktu

pengambilan sumber data pada penelitian sebelumnya hanya pada berita yang

diterbitkan dalam kurung waktu tiga hari, sedangkan pada penelitian ini

mengambil berita yang diterbitkan dalam batas waktu satu bulan.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Naschah, dkk. (2020) dalam jurnal

penelitiannya yang berjudul “Kesalahan Berbahasa pada Teks Berita Covid-19 di

Media Daring CNN Indonesia”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

peneliti menemukan masih banyak terdapat kesalahan dari berbagai aspek

kebahasaan seperti penulisan huruf miring sebanyak 6 data, kesalahan morfologi

sebanyak 2 data, kesalahan sintaksis sebanyak 2 data, serta diksi sebanyak 2 data.

Kesamaan dari kedua penelitian ini, yaitu untuk menyelidiki kesalahan berbahasa

pada media daring. Perbedaannya, yaitu penelitian yang dilakukan Ana

Farichatun, dkk menggunakan berita pada CNN Indonesia sebagai objeknya serta

hanya mengkhususkan pada berita Covid-19 saja, sedangkan pada penelitian ini
10

menggunakan berita pada portal berita Tribunnews.com sebagai objeknya, serta

menganalisis berbagai jenis berita.

2. Kesalahan Berbahasa

a. Pengertian Kesalahan Berbahasa

Semua orang, terlebih lagi bagi para pemerhati bahasa tentunya sangat

menginginkan pemakaian bahasa secara baik serta benar di kalangan masyarakat.

Namun tidak dapat dipungkiri dalam pemakaian bahasa dewasa ini, pemakaian

bahasa yang kurang baik serta benar masih sering didapati. Pemakaian bahasa

terlebih lagi bahasa Indonesia yang kurang tepat atau menyimpang dari kaidah-

kaidah bahasa yang berlaku inilah yang disebut sebagai kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa dapat diartikan sebagai adanya kecacatan dalam

berbahasa atau yang lebih sederhananya disebut adanya penyimpangan atau

pelanggaran terhadap kaidah kebahasaan baik secara lisan maupun tulisan. Junus

serta Andi Fatimah Junus (2010:5) menjelaskan bahwa kesalahan adalah bagian

perubahan bentuk atau tata susunan yang menyimpang dari beberapa standar

tertentu (atau norma yang dipilih) dari kinerja bahasa orang dewasa. Maksud dari

kata menyimpang ialah ketidaksesuaian pemakaian bahasa dari kaidah-kaidah

bahasa yang telah ditetapkan, seperti kaidah resmi bahasa Indonesia.

Markhamah serta Atiqa Sabardila (2014:46) mengemukakan bahwa

kesalahan berbahasa ialah penyimpangan yang sifatnya sistematis, tetap, dan

memperlihatkan kemampuan pembelajar bahasa pada tingkat atau jenjang tertentu

yang biasanya belum lengkap karena faktor kompetensi atau pengetahuan. Hal

serupa dikemukakan Corder (1973) dalam Widiastuti (2016:18) bahwa kesalahan


11

berbahasa berarti penyimpangan pada kode bahasa yang sifatnya bukan hanya

fisik, tetapi juga sebagai tanda ketidaklengkapan pengetahuan serta penguasaan

pada kode.

Berdasarkan dari berbagai pendapat terkait pengertian kesalahan berbahasa

tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya kesalahan berbahasa ialah

kecacatan dalam pemakaian bahasa baik lisan maupun tulisan yang dilakukan

secara sengaja maupun tidak yang dapat terjadi pada satuan kebahasaan mencakup

ejaan, kata, kalimat, paragraf, hingga wacana yang tentunya menyimpang dari

kaidah bahasa. Kesalahan berbahasa dapat pula terjadi akibat kurangnya

pemahaman atau pengetahuan terkait dengan kode atau norma bahasa tersebut

yang muncul karena faktor kompetensi.

Sistem kaidah kebahasaan yang menjadi dasar acuan dalam penentuan

apakah bahasa tersebut benar atau salah, yaitu menggunakan sistem kaidah atau

norma bahasa yang berlaku. Sama halnya dengan penentuan sistem ejaan yakni

berdasarkan pada PUEBI yang telah diatur dalam Permendikbud tentang Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) No. 50 Tahun 2015

b. Penyebab Kesalahan Berbahasa

Ketika seseorang sedang dalam proses belajar bahasa pastinya akan terjadi

kesalahan berbahasa, hal ini karena kesalahan berbahasa memiliki keterkaitan

dengan pengajaran, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, serta interferensi.

Pendapat yang sama dikutip juga dalam Junus serta Andi Fatimah Junus

(2010:27) bahwa untuk mendapatkan pemahaman penuh tentang kesalahan

berbahasa dibutuhkan pemahaman yang baik pula tentang interferensi,


12

bilingualisme (kedwibahasaan), pemerolehan bahasa serta pengajaran bahasa yang

semuanya saling terkait. Hal yang sama menurut Djago Tarigan (1997:47) dalam

Junus serta Andi Fatimah Junus (2010:67) bahwa pengajaran bahasa, baik dalam

bahasa pertama (B1) maupun bahasa kedua (B2) keduanya berhubungan erat

dengan kesalahan berbahasa.

Pengajaran bahasa sendiri dapat diperoleh dengan dua cara, yakni secara

formal serta secara informal. Pengajaran bahasa yang secara formal dapat

ditempuh di lingkungan pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi, serta

lembaga-lembaga resmi lainnya yang memang berada di bidang pengajaran

bahasa. Sedangkan secara informal biasanya didapatkan di lingkungan rumah

tangga, masyarakat seperti tetangga serta anggota antar suku. Lebih jelasnya

Tarigan (1992:20) dalam Junus serta Andi Fatimah Junus (2010:28) menyebut

bahwa pengajaran bahasa yang bersifat formal disebut pengajaran bahasa secara

ilmiah, sedangkan pengajaran secara alamiah itulah yang dinamakan pengajaran

secara informal, yang dimaksud dengan secara alamiah yaitu terjadi tanpa

perencanaan, tidak disengaja, serta tidak disadari artinya berlangsung begitu saja

tanpa adanya perencanaan, sebaliknya yang dimaksud dengan secara ilmiah yaitu

terjadi karena adanya perencanaan sebelumnya, disengaja serta dilakukan atas

kesadaran serta kemauan dari pembelajar bahasa tersebut. Pemakaian bahasa

dalam kehidupan sehari-hari yang didapatkan dari proses pengajaran bahasa inilah

yang kemudian dinamakan dengan pemerolehan bahasa. Jadi, dari pengajaran

bahasa akan melahirkan pemerolehan bahasa.


13

Bahasa pertama (B1) atau dikenal juga dengan istilah bahasa ibu

merupakan pemerolehan bahasa (language acquisition) yang pertama kali

diterima oleh pembelajar bahasa sementara bahasa kedua (B2), yaitu bahasa yang

diperoleh setelah bahasa pertama dikuasai. Bahasa pertama (B1) dikenal juga

sebagai bahasa ibu yang penguasaanya diperoleh secara informal. Sementara

bahasa kedua (B2) yaitu penguasaan bahasa setelah bahasa ibu yang didapat

melalui sistem pendidikan formal.

Pemerolehan bahasa dapat melahirkan kedwibahasaan atau lebih dikenal

dengan sebutan bilingualisme yaitu pemakaian dua bahasa secara bergantian serta

ketika seseorang mampu menguasai (B1) serta (B2) maka seseorang tersebut bisa

dikatakan sebagai dwibahasawan atau bilingual, yaitu orang yang mampu

menguasai dua bahasa yang berbeda. Pemakaian bahasa yang dilakukan secara

silih berganti cenderung kurang sempurna bahkan ada yang tidak sempurna

meskipun ada juga yang sempurna, maka dari itu dapat dikatakan bahwa

kesempurnaan pemakaian bahasa yang dilakukan secara silih berganti itu relatif.

Namun, terkadang ada kecenderungan untuk memasukkan unsur-unsur

dari satu bahasa yang berbeda ke bahasa lain, hal ini timbul karena adanya

kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih. Jika hal tersebut dilakukan maka

akan menimbulkan penyimpangan terhadap norma dari salah satu bahasa yang

akhirnya akan merusak bahasa yang bersangkutan. Hal tersebut yang oleh Said

(1977:2) dalam Junus serta Andi Fatimah Junus (2010:30) dikatakan sebagai

“Gejala interferensi”.
14

Menurut Weinreich (1953) dalam Junus serta Andi Fatimah Junus

(2010:32) interferensi adalah penyimpangan terhadap norma kebahasaan yang

timbul dalam tuturan seorang bilingual karena keakraban dengan dengan satu atau

lebih bahasa yang menyebabkan terjadinya kontak bahasa. Tarigan (1988:14)

dalam Junus serta Andi Fatimah Junus (2010:30) mengatakan bahwa timbulnya

saling pengaruh antara B1 serta B2 terjadi disebabkan adanya pergesekan bahasa

yang terjadi pada diri dwibahasawan. Artinya B1 dapat mempengaruhi B2 begitu

pun sebaliknya.

Pemakaian sistem (B1) dalam pemakaian bahasa (B2) sementara sistem

tersebut berbeda dengan sistem (B2) disebut dengan transfer negatif, hal inilah

yang dapat menimbulkan terjadinya kesalahan. Melalui bahasa ibu (B1) dengan

B2, maka berbedaan bahasa tersebut akan dapat diketahui. Transfer negatif dalam

B2 disebut interferensi (Junus serta Andi Fatimah Junus, 2010:67-68).

Interferensi inilah yang dapat menimbulkan kesalahan berbahasa karena

adanya proses pemasukan unsur bahasa satu ke bahasa yang lain atau akibat dari

adanya perbedaan antara kedua bahasa tersebut. Segala aspek kebahasaan, seperti

fonologi, morfologi, sintaksis, serta semantik juga terkadang mengalami

kesalahan berbahasa.

Setiawan serta Wixke Zyuliantina (2020:102) menyebutkan dua

kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan berbahasa, kemungkinan tersebut

yaitu pertama pembelajar bahasa segera menguasai sebuah bahasa yang diajarkan

serta yang kedua pembelajar bahasa tidak segera menguasai sebuah bahasa yang

diajarkan.
15

Selain itu, penyebab lain dari munculnya kesalahan berbahasa yaitu bisa

berasal dari pembelajar bahasa itu sendiri atau berasal dari luar pembelajar bahasa

tersebut. Kesalahan berbahasa yang berasal dari pembelajar bahasa artinya tidak

adanya kemauan, kesungguhan, serta ketekunan dalam mempelajari bahasa

tersebut. Sedangkan kesalahan berbahasa yang berasal dari luar pembelajar

bahasa, yaitu pada lingkungan sekitar, guru, serta bahasa ibu (B1) yang lebih dulu

dikuasai oleh pembelajar bahasa tersebut

Hal yang sama diungkapkan oleh R, Mantasiah serta Yusri (2020:4)

bahwa kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni

disebabkan faktor yang sifatnya eksternal. Artinya kesalahan tersebut berasal dari

lingkungan tempat terjadinya proses belajar bahasa tersebut, misalnya saja

pemilihan bahan ajar oleh guru, metode pembelajaran serta cara mengajar, serta

faktor lainnya seperti dari diri pembelajar tersebut.

Pendapat lainnya dikutip dalam R, Mantasiah serta Yusri (2020:4)

disebutkan bahwa ada beberapa hal yang dapat menyebabkan pembelajar bahasa

mengalami kesalahan berbahasa, di antaranya stategi belajar, teknik mengajar,

sistem bahasa yang dipelajari, usia pembelajar bahasa itu sendiri, serta situasi

bahasa, serta faktor internal serta kerumitan bahasa yang sedang dipelajari.

Kesalahan berbahasa sebenarnya dapat pula terjadi karena pengguna

bahasa tidak begitu mengetahui mengapa mereka memilih bentuk, kata, atau

susunan kalimat tersebut. Kemungkinan pemakai bahasa tersebut juga meniru

pemakaian bahasa orang lain karena adanya ketertarikan akan bahasa tersebut

tanpa sadar bahwa pilihan tersebut sebenarnya salah.


16

Namun seperti yang dikutip dalam Junus serta Andi Fatimah Junus

(2010:68) kesalahan berbahasa tersebut dapat dihilangkan dengan cara terus

melatih, mengulang serta menguatkan kebiasaan menggunakan bahasa kedua

(B2). Jadi kesalahan berbahasa bukanlah suatu hal yang harus dihindari tapi hal

tersebut dapat menjadi sebuah bahan kajian untuk dipelajari oleh pengajar agar

didapati solusi atas masalah tersebut.

Kesalahan berbahasa bukanlah suatu hal yang harus dihindari apalagi

diabaikan, sebab dalam proses pembelajaran tentunya akan menemui kendala atau

bisa dikatakan tidak berjalan mulus karena dalam pembelajaran bahasa pastilah

ada kondisi tertentu atau berbeda-beda yang dapat menjadi alasan akan hal

tersebut. Maka dari itu, pendidik atau guru maupun orang tua harus dapat

menghadapi hal tersebut. Proses belajar memanglah tidak pernah lepas dari

kesalahan karena tidak ada proses belajar yang sempurna tanpa adanya kesalahan.

3. Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis dapat diartikan sebagai suatu penyelidikan peristiwa (tulisan,

perbuatan, dan lainnya) guna memahami keadaan yang sesungguhnya. Selain itu

analisis dapat pula diartikan sebagai studi tentang penguraian pokok bahasan atau

bermacam bagiannya serta hubungan antara bagian itu sendiri dengan bagian-

bagiannya untuk memperoleh pengertian serta pemahaman yang benar tentang arti

keseluruhan (KBBI dalam Junus serta Andi Fatimah Junus, 2010:5).

H.V. George dalam Widiastuti (2016:17) kesalahan berbahasa merupakan

penggunaan bentuk ucapan yang tidak diinginkan, terutama yang tidak diharapkan
17

oleh pengembang program serta pengajar. Bentuk yang dimaksud adalah bentuk

di luar kaidah kebahasaan.

Sehubungan dengan pengertian analisis kesalahan berbahasa Mantasiah. R

serta Yusri (2020:2) menjelaskan bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan

teknik dalam mengdentifikasikan, mengelompokkan, serta menjelaskan secara

berurut kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar yang sedang belajar

bahasa asing atau bahasa kedua (B2) dengan menggunakan teori kebahasaan.

Selain itu juga, analisis kesalahan bisa diartikan suatu bentuk pengkajian

terhadap segala aspek kesalahan berbahasa. Lebih lanjut lagi, analisis kesalahan

berbahasa merupakan langkah kerja yang biasa dipakai peneliti serta pengajar

bahasa, termasuk mengumpulkan sampel, mengindentifikasi kesalahan yang ada

pada sampel, menjelaskan kesalahan, mengelompokkan menurut penyebabnya,

serta mengevaluasi sesuai tingkat kesalahannya (Ellis dalam Junus serta Andi

Fatimah Junus, 2010:6).

Analisis kesalahan berbahasa muncul bukan tanpa adanya maksud di

dalamnya. Pertanyaan, seperti mengapa mempelajari atau menganalisis kesalahan

berbahasa pada siswa? mungkin saja pernah terlintas di benak beberapa orang.

Hal tersebut kemudian dijawab oleh Dulay dalam Tarigan (1988:142) seperti

dikutip Junus serta Andi Fatimah Junus (2010:6) yang menyebutkan bahwa

terdapat dua maksud utama yang dikandung dari analisis kesalahan berbahasa,

yaitu.
18

1) Guna memperoleh data yang dapat digunakan untuk menarik berbagai

kesimpulan tentang hakikat pembelajaran bahasa;

2) Guna memberikan instruksi atau panduan kepada pengajar serta para

pengembang kurikulum, bagian mana dari bahasa target yang paling

sulit dihasilkan oleh para siswa secara baik serta tepat, serta jenis

kesulitan apa yang paling sulit atau mengurangi kemampuan siswa

untuk berkomunikasi secara efektif.

Sementara itu Richard (2015) dalam R, Mantasiah serta Yusri (2020:5)

juga mengemukakan bahwa terdapat dua tujuan utama dari pendekatan analisis

kesalahan berbahasa, yakni

1) Membagikan data tentang kesalahan yang sering dihadapi oleh

pembelajar dalam mempelajari bahasa sasaran serta faktor apa saja

yang mungkin mempengaruhi terjadinya kesalahan tersebut.

2) temuan dari analisis kesalahan berbahasa digunakan sebagai dasar

pengembangan strategi pembelajaran serta perangkat pembelajaran

berdasarkan analisis kebutuhan pembelajar.

Analisis kesalahan berbahasa memiliki beberapa langkah-langkah seperti

yang dikemukakan oleh Tarigan (1988:71) dalam Junus serta Andi Fatimah Junus

(2010: 34-35), yaitu.

1) Pengumpulan data berupa kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh

pembelajar bahasa;
19

2) Pengidentifikasian serta pengklasifikasian kesalahan artinya memilah

atau mengelompokkan kesalahan berdasarkan kategori;

3) Memperingkat kesalahan berdasakan tingkat keseringan kesalahan itu;

4) Mengurai kesalahan dengan menjelaskan posisi kesalahan serta

memberikan contoh yang tepat;

5) Memprediksi area atau poin kesalahan; serta

6) Mengoreksi kesalahan

4. Ejaan

a) Pengertian dan Sejarah Ejaan

Ejaan adalah kaidah penulisan yang menggambarkan bahasa yang

melibatkan penggunaan huruf, kata, tanda baca, dan unsur serapan (Qhadafi, 2018

dalam Naschah, dkk., 2020:98). Sama halnya dalam KBBI, ejaan ialah aturan

terkait cara menggambarkan bunyi bahasa, mencakup kata, kalimat, dan lainnya

yang dibuat dalam bentuk tulisan atau huruf-huruf serta mencakup pula

penggunaan tanda baca (KBBI V 0.20 Beta [20], aplikasi KBBI luring). Ejaan

umumnya memiliki beberapa aspek, seperti fonologi, morfologi, serta sintaksis.

Ketiga aspek ini memiliki bidang kaitannya masing-masing, misalnya fonologi

yang berkaitan dengan penggambaran fonem serta suusnan abjad, morfologi yang

berkaitan dengan deskripsi unit morfem, serta sintaksis yang berkaitan dengan

penanda ujaran tanda baca (lihat http://id.m.wikipedia.org/wiki/Ejaan).

Ejaan di Indonesia sendiri diketahui sudah beberapa kali berganti.

Awalnya, yaitu pada tahun 1901 ejaan Van Ophuijsenlah yang berlaku di
20

Indonesia, ejaan ini merupakan ejaan Melayu huruf Latin. Lalu pada tahun 1945,

yaitu setelah kemerdekaan Indonesia, ejaan Van Ophuijsen mengalami perubahan

kemudian pada tahun 1947 Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi yang merupakan

ejaan baru sebagai pengganti ejaan sebelumnya mulai diresmikan. Namun seiring

berjalannya waktu, penggunanaan Ejaan Seowandi dirasa perlu disempurnakan

lagi. Maka dari itu, pada tahun 1972 ejaan baru yang diberi nama Ejaan yang

Disempurnakan (EYD) mulai disahkan oleh Bapak Soeharto selaku Presiden RI

tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1972, (Kurniawan 2021 [lihat

www.gurupendidikan.co.id/ejaan-bahasa-indonesia]). Penyempurnaan ejaan

sendiri tidak berhenti sampai di situ saja, sebab pada tahun 2015 ejaan kembali

mengalami pembaruan. Ejaan baru tersebut diberi nama PUEBI yang telah

ditetapkan dalam Permendikbud dengan No. 50 Tahun 2015.

b) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan serta Kebudayaan Nomor

50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dalam Sungguh

(2018)

a. Pemakaian Huruf

1) Huruf Abjad

Huruf abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri dari 26

huruf seperti berikut.


21

Tabel 2.1 Huruf Abjad dalam PUEBI Berdasarkan Permendikbud Nomor 50


Tahun 2015

HURUF NAMA PENGUCAPAN


Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zét
22

2) Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan huruf vokal dalam bahasa Indonesia terdiri

atas lima huruf, yaitu a, i, u, e serta o.

Tabel 2.2 Huruf Vokal dalam PUEBI Berdasarkan Permendikbud Nomor 50


Tahun 2015

Misalnya Pemakaian dalam Kata


Huruf Vokal
Pemakaian Awal Pemakaian Pemakaian
Tengah Akhir
a api padi Lusa
e* enak petak sore
ember pendek -
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu
Keterangan:

(*) Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat

digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.

a. Diakritik (é) dilafalkan [e].

Misalnya:

Anak-anak bermain di teras

Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap)

b. Diakritik (è) dilafalkan [e].

Misalnya:

Kami menonton film seri (sèri)

Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.

c. Diakritik (ê) dilafalkan [ǝ].


23

Misalnya:

Pertandingan itu berakhir seri (sêri).

Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.

Kecap (kêcap) dulu makana itu.

3) Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas

21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, serta z.

Tabel 2.3 Huruf Konsonan dalam PUEBI Berdasarkan Permendikbud Nomor


50 Tahun 2015

Huruf Konsonan Misalnya Pemakaian dalam Kata


Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q* qariah iqra -
r raih bara putar
s sampai asli Tangkas
24

Lanjutan Tabel

Huruf Konsonan Misalnya Pemakaian dalam Kata


Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
t tali mata rapat
y variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim juz

Keterangan:

* huruf q serta x khusus digunakan untuk nama diri serta keperluan ilmu. Huruf x

pada posisi awal kata diucapkan [s]

4) Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan

dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, serta oi.

Tabel 2.4 Huruf Diftong dalam PUEBI Berdasarkan Permendikbud Nomor 50


Tahun 2015

Huruf Diftong Misalnya Pemakaian dalam Kata


Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai - balairung pandai
au autodidat taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi
25

5) Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, serta sy masing-masing

melambangkan satu bunyi konsonan.

Tabel 2.5 Gabungan Huruf Konsonan dalam PUEBI Berdasarkan


Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015

Gabungan Misalnya Pemakaian dalam Kata


Huruf Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat musyawarah arasy

6) Huruf Kapital

a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Contoh:

Apa maksudnya?

b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,

termasuk julukan.

Contoh:

Amir Hamzah Dewa Pedang

Catatan:

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang

merupakan nama jenis atau satuan ukuran dan huruf pertama kata
26

yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, serta van atau

huruf pertama kata tugas.

c) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Contoh:

Adik bertanya “Kapan kita pulang?”

d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,

kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan atau kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:

Islam, Kristen , Hindu, Tuhan, Allah, Alquran, Alqitab

Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri

rahmat.

e) (1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar

kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama

orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.

Contoh:

Sultan Hasanuddin Irwansyah, Magister Humaniora

(2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar

kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan serta

kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.

Contoh:

Selamat datang, Yang Mulia. Selamat pagi, Dokter.


27

f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan serta

pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti

nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:

Wakil Presiden Adam Malik

Gubernur Papua Barat.

g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,

dan bahasa.

Contoh:

bangsa Indonesia, suku Dani, bahasa Bali

Catatan:

Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk

dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.

Contoh”

Pengindonesiaan kata asing, Keinggris-inggrisan, Kejawa-jawaan

h) a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,

dan hari besar atau hari raya.

Contoh:

tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Jumat, hari Lebaran

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa

sejarah.

Contoh:

Perang Dunia II Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


28

Catatan:

Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak

ditulis dengan huruf kapital.

Contoh:

Seokarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa

Indonesia.

Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.

i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Contoh:

Jakarta , Kecamatan Cicadas, Jalan Sulawesi, Pulau Mianggas

Catatan:

Huruf pertama nama geografis yang bukan nama diri tidak ditulis

dengan huruf kapital begitupun nama dari geografi yang dipakai

sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.

Contoh:

berlayar ke teluk

jeruk bali (Citrus maxima)

nama yang disertai nama geografi serta merupakan nama jenis dapat

dkontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam

kelompoknya.

Contoh:

Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir,

gula tebu, serta gula anggur.


29

Kunci inggris, kunci tolak, serta kunci ring mempunyai fungsi

yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.

Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, dan

batik Madura.

j) Huruf kapital dipakai sebagai huruf semua kata (termasuk semua unsur

bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,

organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,

yang, dan untuk.

Contoh:

Republik Indonesia

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010

tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden

dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya

k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk

semua unsur bentuk ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan,

artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar kecuali kata

tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang terletak pada

posisi awal.

Contoh:

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
30

l) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama,

gelar, pangkat, atau sapaan.

Contoh:

Ny. nyonya S.H. sarjana hukum

Dr. doktor Sdr. saudara

Prof. profesor

m) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan

kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau

ungkapan lain yang dipakai dalam penyampaan atau pengacuan.

Contoh:

“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.

Dendi bertanya “Itu apa Bu?”

Catatan:

(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau

pengacuan.

Misalnya:

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

Siapa nama Anda?


31

7) Huruf Miring

a) Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau

nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar

pustaka.

Contoh:

Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.

Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia

Pustaka Umum.

b) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,

bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

Contoh:

Dia tidak diantar tetapi mengantar.

Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

c) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam

bahasa daerah atau bahasa asing.

Contoh:

Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan

asing yang berkunjung ke Aceh.

Catatan:

(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam

bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
32

(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer),

bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.

(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang

dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis

dengan huruf miring.

8) Huruf Tebal

a) Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis

miring.

Contoh:

Huruf dh, seperti pada kata ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

b) Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan,

seperti judul buku, bab, atau subbab.

Contoh:

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh satu bahasa

standar dan ratusan bahasa daerah─ditambah beberapa bahasa

asing, terutama....

1.1.1 Latar Belakang

Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya

sikap yang beragam terhadap pemakaian bahasa yang ada di

Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2)


33

sangat bangga terhadap bahasa daerah, serta (3) sangat bangga

terhadap bahasa Indonesia.

1.1.2 Masalah

Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa

masyarakat Kalimantan terhadap tiga bahasa yang ada di Indonesia.

Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi

kebijakan perencanaan bahasa yang diambil.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mengukur sikap

bahasa masyarakat Kalimantan, khsususnya yang tinggal di kota

besat terhadap bahasa Indonesia, bahasa daerah, serta bahasa asing.

b. Penulisan Kata

1) Kata Dasar

Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Contoh:

Kantor pajak penuh sesak

2) Kata Berimbuhan

a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan

akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Misalnya:

berjalan gemetar lukisan kemauan


34

catatan:

imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan,

atau –wi, ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Contoh:

Sukuisme seniman

b) Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh:

adibuana biokimia pascasarjana

dekameter pramusaji

ekstrakurikuler prasejarah

infrastruktur purnawirawan

catatan:

(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital

atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan

tanda hubung (-).

Contoh:

non-Indonesia non-ASEAN

(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada

nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal

kapital.

Contoh:

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.


35

(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada

nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.

Contoh:

Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.

3) Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara

unsur-unsurnya.

Contoh:

anak-anak buku-buku lauk-pauk mondar-mandir

catatan:

bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.

Contoh:

Kapal barang → kapal-kapal barang

4) Gabungan Kata

a) Unsur gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk,

termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.

Contoh:

kambing hitam orang tua cindera mata

b) Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis

dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.

Contoh:

anak-istri pejabat anak istri-pejabat

ibu-bapak kami ibu bapak-kami


36

c) Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika

mendapat awalan atau akhiran.

Contoh:

bertepuk tangan garis bawahi

d) Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis

serangkai.

Contoh:

menggarisbawahi pertanggunjawaban

e) Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.

Contoh:

apalagi bagaimana kacamata matahari

5) Pemenggalan Kata

a) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

(1) Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemeng-

galannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.

Contoh:

bu-ah ma-in ni-at

(2) Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.

Contoh:

Pan-dai au-la sur-vei am-boi

(3) Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk

gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemeng-

galannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.


37

Contoh:

ba-pak de-ngan mu-ta-khir

(4) Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang

berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf

konsonan itu.

Misalnya:

makh-luk cap-lok

(5) Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih

yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya

dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf

konsonan yang kedua.

Contoh:

ben-trok in-stru-men

Catatan:

Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak

dipenggal.

Contoh:

bang-sa ikh-las makh-luk

b) Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk

dasar dan unsur pembentuknya.

Contoh:

ber-jalan mem-pertanggungjawabkan

mem-bantu memper-tanggungjawabkan
38

di-ambil mempertanggung-jawabkan

Catatan:

(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami

perubahan begitupun dengan kata bersisipan dilakukan seperti pada

kata dasar.

Contoh:

ge-ri-gi me-ma-kai me-nya-pu

(2) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal

atau di akhir baris tidak dilakukan.

Contoh:

Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ...

c) Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya

itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di

antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada

kata dasar.

Contoh:

fotografi foto-grafi fo-to-gra-fi

d) Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris

dipenggal di antara unsur-unsurnya.

Contoh:

Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf

Supratman.
39

e) Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak

dipenggal.

Contoh:

Ia bekerja di DLLAJR

Catatan:

Penulisan berikut dihindari.

Ia bekerja di DLL-

AJR.

6) Kata Depan

Kata depan seperti di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang

mengikutinya.

Contoh:

Di mana dia sekarang?

Mari kita berangkat ke kantor.

Ia berasal dari Pulau Penyengat.

7) Partikel

a) Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

Contoh:

Bacalah buku itu baik-baik!

b) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Contoh:
40

Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya

dengan bijaksana.

Catatan:

Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.

Contoh:

Meskipun walaupun Adapun Bagaimanapun

c) Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari

kata yang mengikutinya.

Contoh:

satu per satu.

per meter.

per 1 Januari.

8) Singkatan dan Akronim

a) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti

dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.

Contoh:

A.H. Nasution Abdul Haris Nasution

Kol. Darmawati Kolonel Darmawati

M.Hum. magister humaniora

b) (1) singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga

pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau

organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital

tanpa tanda titik.


41

Contoh:

NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

UI Universitas Indonesia

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

(2) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama

diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Contoh:

PT SD KTP SIM NIP

c) Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda

titik.

Contoh:

yth. yang terhormat dkk. dan kawan-kawan

dsb. dan seterusnya ttd. tertanda

d) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-

menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.

Contoh:

a.n. atas nama

s.d. sampai dengan

e) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata

uang tidak diikuti tanda titik.

Contoh:

Cu cm kg Rp
42

f) Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis

dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Contoh:

LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

g) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan

huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.

Contoh:

Bulog Badan Urusan Logistik

Kalteng Kalimantan Tengah

h) Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku

kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.

Contoh:

iptek ilmu pengetahuan dan teknologi

pemilu pemilihan umum

9) Angka dan Bilangan

Angka arab atau angka romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan

atau nomor.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, L (50), C (100),

D (500), M (1.000)

a) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dalam satu atau dua kata

ditulis dengan huruf, kecuali dipakai secara berurutan seperi dalam

perincian.
43

Contoh:

Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.

Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak

setuju, dan 5 orang abstain.

b) (1) Bilangan awal kalimat ditulis dengan huruf bukan dengan angka

Contoh:

Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa pemerintah daerah.

(2) apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan

satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.

Contoh:

Panitia mengundang 250 orang peserta.

c) Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan

huruf supaya lebih mudah dibaca.

Contoh:

Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 milyar rupiah.

d) Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi,

serta waktu (b) nilai uang.

Contoh:

10 liter

5 kilogram

4 hektar
44

e) Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah,

apartemen, atau kamar.

Contoh:

Jalan Tanah Abang I No. 15 Hotel Mahameru, kamar 169

f) Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.

Contoh:

Bab X, Pasal 5, halaman 252

Surah Yasin: 9

g) Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

(1) Bilangan Utuh

Contoh:

dua belas (12), tiga puluh (30), lima ribu (5.000)

(2) Bilangan Pecahan

Contoh:

setengah atau seperdua (1/2)

satu persen (1%)

h) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.

Contoh:

abad XX

abad ke-20

abad kedua puluh

i) Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan dengan cara

berikut.
45

Contoh:

uang 5.000-an (uang lima ribuan)

j) Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam

peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.

Contoh:

Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidanaa dengan

pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun serta pidana denda

paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

k) Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf

dilakukan seperti berikut.

Contoh:

Saya lampirkan tanda terima seharga Rp900.500,50 (sembilan

ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).

l) Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan

huruf.

Contoh:

Kelapadua Rajaampat Simpanglima

10) Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,

sedangkan –ku, -mu, serta –nya ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

Contoh:
46

Rumah itu telah kujual.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

11) Kata sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:

Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.

Catatan:

Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan

unsur nama Tuhan.

Contoh:

Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.

c. Pemakaian Tanda Baca

1) Tanda Titik (.)

a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.

Contoh:

Mereka duduk di sana.

b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,

ikhtisar, atau daftar.

contoh:

a. I. Kondisi kebahasaan di Indonesia

A. Bahasa Indonesia

1. Kedudukan
47

2. Fungsi

....

b. 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

2. Patokan Khusus

...

...

Catatan:

(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah

bertanda kurung dalam suatu perincian.

Contoh:

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai

1) Bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,

...

(2) tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih

dari satu angka (seperti pada Misalnya 2b).

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir

dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam

judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.


48

Contoh:

Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia

Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia

a) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Contoh:

01.35.20 (1 jam, 35 menit, 20 detik)

b) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,

judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru),

dan tempat terbit.

Contoh:

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta

Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.

c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya

yang menunjukkan jumlah.

Contoh:

Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.

Catatan:

(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Contoh:

Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.


49

(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala

karangan, ilustrasi, atau tabel.

Contoh:

Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan

pengirim surat serta (b) tanggal surat.

Contoh:

Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki

Jalan Ciniki Raya No. 73

Menteng

Jakarta 10330

Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)

2) Tanda Koma (,)

a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan.

Contoh:

Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.

b) Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,

melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).

Contoh:

Saya ingin membeli buku, tetapi uang saya belum cukup.

c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului

induk kalimatnya.
50

Contoh:

Kalau diundang, saya akan datang.

d) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,

sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.

Contoh:

Mahasiswa itu rajin serta pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh

beasiswa belajar di luar negeri.

e) Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru seperti o, ya,

wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu,

Dik, atau Nak.

Contoh:

O, begitu? Wah, bukan main! Siapa namamu, Dik?

f) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain dalam kalimat.

Contoh:

Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang

berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian

lain yang mengikutinya.

Contoh:

“Di mana saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.


51

g) Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian

alamat, (c) tempat dan tanggal, (d) nama tempat dan wilayah atau negeri

yang ditulis berurutan.

Misalnya:

Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis,

Kecamatan Matraman, Jakarta 13130

h) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

Contoh:

Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta:

Restu Agung.

i) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau

catatan akhir.

Contoh:

Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia,

Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm.25.

j) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkataan gelar

akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan

nama diri, keluarga, atau marga.

Contoh:

Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A.


52

k) Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan

sen yang dinyatakan dengan angka.

Contoh:

12,5 m Rp500,50

l) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau

keterangan aposisi.

Contoh:

Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang

belum diolah.

Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit

tanda koma!

Siswa yang lulus dengan nilai tertinggi akan diterima di perguruan

tinggi itu tanpa melalui tes.

m) Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada

awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.

Contoh:

Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa

daerah.

Bandingkan dengan:

Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa

daerah.
53

3) Tanda Titik Koma (;)

a) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung

untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain

di dalam kalimat majemuk.

Contoh:

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

b) Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.

Contoh:

Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah

(1) Berkewarganegaraan Indonesia;

(2) Berijazah sarjana S-1; dan

(3) Berbadan sehat.

c) Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian

dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

Contoh:

Ibu membeli buku, pensil, serta tinta; baju, celana, dan kaus;

pisang, apel, serta jeruk.

4) Tanda Titik Dua (:)

a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti

perincian atau penjelasan.

Contoh:
54

Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan

lemari.

b) Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu

merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Contoh:

Kita memerlukan kursi, meja, serta lemari.

c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian.

Contoh:

a. Ketua : Ahmad Wijaya

...

d) Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang

menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Contoh:

Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”

Amir : “Baik, Bu.”

e) Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor serta halaman, (b)

surah serta ayat dalam kitab suci, (c) judul serta anak judul suatu

karangan, serta (d) nama kota serta penerbit dalam daftar pustaka.

Contoh:

Horison, XLIII, No. 8/2008:8

Surah Albaqarah: 2-5

Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara


55

Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.

5) Tanda Hubung (-)

a) Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh

pergantian baris.

Contoh:

Di samping cara lama, diterapkan juga ca-

ra baru ...

b) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

Contoh:

Anak-anak

c) Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, serta tahun

yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang

dieja satu-satu.

Contoh:

11-11-2013 p-a-n-i-t-i-a

d) Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau

ungkapan.

Contoh:

ber-evolusi mesin hitung-tangan

Bandingkan dengan:

be-revolusi mesin-hitung tangan

e) Tanda hubung dipakai untuk merangkai

(1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
56

(se-Indonesia, se-Jawa Barat);

(2) ke- dengan angka (peringkat ke-2);

(3) angka dengan –an (tahun1950-an);

(4) kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-

H);

(5) kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya);

(6) huruf serta angka (D-3, S-1); serta

(7) kata ganti –ku, -mu,serta nya dengan singkatan yang berupa huruf

kapital (KT-nya).

Catatan:

Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf serta angka jika angka

tersebut melambangkan jumlah huruf.

Contoh:

P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan)

f) tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan

unsur bahasa daerah atau bahasa asing.

Contoh:

di-back up di-sowan-i (bahasa Jawa ‘didatangi’)

g) tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi

objek bahasan.

Contoh:

Akhiran –isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi

pembetonan
57

6) Tanda Pisah (─)

a) Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat

yang memberikan penjelasan di luar bangun kalimat.

Contoh:

Kemerdekaan bangsa itu─saya yakin akan tercapai─diperjuangkan

oleh bangsa itu sendiri.

b) Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan

aposisi atau keterangan yang lain.

Contoh:

Soekarno-Hatta─Proklamator Kemerdekaan RI─diabadikan

menjadi nama bandar udara internasional.

c) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang

berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.

Contoh:

Tahun 2003─2013 Jakarta─Bandung

7) Tanda Tanya (?)

a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Contoh:

Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?

b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian

kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan

kebenarannya.

Contoh:
58

Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

8) Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang

berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,

ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Contoh:

Bayarlah pajak tepat pada waktunya!

Masa! Dia bersikap seperti itu?

9) Tanda Elipsis (...)

a) Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat

atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.

Contoh:

Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

..., lain lubuk lain ikannya

Catatan:

Tanda elipsis didahului dan diikuti dengan spasi dan jika berada di

akhir kalimat maka tanda titik berjumlah empat buah.

b) Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam

dialog.

Contoh:

“Jadi, simpulannya ... oh, sudah saatnya istirahat.”


59

10) Tanda Petik (“...”)

a) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari

pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Contoh:

“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.

b) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,

artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Contoh:

Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.

c) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal

atau kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh:

Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

11) Tanda Petik Tunggal (‘...’)

a) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat

dalam petikan lain.

Contoh:

Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

b) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau

penjelasan kata atau ungkapan.

Contoh:

Retina ‘dinding mata sebelah dalam’


60

12) Tanda kurung ((...))

a) Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau

penjelasan.

Contoh:

Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM)

b) Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang

bukan bagian utama kalimat.

Contoh:

Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang

terkenal di Bali) tulis pada tahun 1962.

c) Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keber-

adaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.

Contoh:

Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.

d) Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan

sebagai penanda perincian.

Contoh:

Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi,

serta (c) tenaga kerja.

13) Tanda Kurung Siku ([...])

a) Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau, kelompok

kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di

dalam naskah asli yang ditulis orang lain.


61

Contoh:

Sang Purba men[d]engar bunyi gemericik.

b) Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat

penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.

Contoh:

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam

Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentang di sini.

14) Tanda Garis Miring (/)

a) Tanda miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, serta

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Contoh:

Nomor: 7/PK/II/2013

Tahun ajaran 2012/2013

b) Tanda miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.

Contoh:

mahasiswa/mahasiswi mahasiswa dan mahasiswi

c) Tanda miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok

kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau

kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

dan

Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.


62

15) Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Tanda penyikat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian

kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Contoh:

Dia ‘kan kusurati. (‘kan= akan)

Mereka sudah datang, ‘kan? (‘kan= bukan)

Malam ‘lah tiba. (‘lah= telah)

5-2-’13 (‘13= 2013)

5. Jurnalistik

a. Pengertian Jurnalistik

Jurnalistik (journalistic journalism) secara etimologi diambil dari bahasa

Inggris dari asal kata “jurnal” yang berarti laporan atau catatan, serta “du jour”

dari bahasa Prancis yang berarti hari atau catatan harian, serta kata “diurna” pada

zaman Romawi kuno yang memiliki arti sama dengan du jour. Sedangkan

journalistiek yang diambil dari bahasa Belanda memiliki arti penyiaran atau

catatan harian. Definisi lain dari jurnalistik ialah suatu keahlian yang berkaitan

dengan pelaporan berita serta surat kabar, hal ini berdasarkan Kamus Besar

Bahasa Indonesia.

Berlandaskan dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

jurnalistik berarti bidang yang berkaitan dengan penyiaran, pemberitaan, atau

penulisan berita yang diterbitkan melalui berbagai media, baik cetak maupun

elektronik, bahkan media online.


63

b. Ketentuan Pemakaian Bahasa dalam Berita (Media Massa)

Media massa sebagai media informatif tentunya menggunakan bahasa

sebagai sarananya dalam menyampaikan informasi ke khalayak umum. Penerbitan

berita pada media massa memiliki ketentuan pemakaian bahasa dalam

penulisannya. Ketentuan tersebut tercantum pada Bagian Kelima Belas, pasal 41

dalam Perpres dengan No. 63 tahun 2019 terkhususnya tentang informasi melalui

media massa yang berbunyi.

1. Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui media massa.

2. Media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. media massa cetak; dan

b. media massa elektronik.

3. Dalam hal diperlukan untuk menyampaikan informasi yang mempunyai

tujuan khusus atau sarana khusus mengenai kekhasan tradisi daerah, media

massa dapat menyampaikan informasi dalam bahasa daerah.

4. Dalam hal diperlukan untuk menyampaikan informasi yang mempunyai

tujuan khusus atau sarana khusus untuk pelayanan publik internasional,

media massa dapat menyampaikan informasi dalam bahasa asing.

Selain itu, pemakaian bahasa diatur pula dalam pasal 2 pada Bab II

Bagian Kesatu Umum mengenai Ketentuan Penggunaan Bahasa Indonesia yang

terdapat dalam Perpres pada No. 63 Tahun 2019 sebagai berikut.

1. Pemakaian Bahasa Indonesia harus memenuhi kriteria Bahasa Indonesia

yang baik dan benar.


64

2. Bahasa Indonesia yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan bahasa Indonesia yang digunakan sesuai konteks berbahasa serta

selaras dengan nilai sosial masyarakat.

3. Bahasa Indonesia yang benar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia.

4. kaidah bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi

kaidah tata bahasa, kaidah ejaan, serta kaidah pembentukan istilah.

5. Ketentuan mengenai kaidah bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) diatur dengan peraturan menteri.

Berlandaskan dari yang demikian, maka sangat jelas bahwa pemakaian

bahasa Indonesia terlebih lagi pemakaian bahasa yang baik serta benar sesuai

dengan aturan resmi kebahasaan yang telah diatur atau yang berlaku, wajib

digunakan dalam media massa ketika menyampaikan informasi ke masyarakat.

B. Kerangka Pikir

Kesalahan berbahasa dapat terjadi di mana saja, satu di antaranya, yaitu

pada media massa. Media massa merupakan sarana yang digunakan dalam proses

penyebaran informasi kepada masyarakat. Media massa dibedakan menjadi media

cetak serta media elektronik. Namun, media massa yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu media massa elektronik. Media massa elektronik sendiri

meliputi televisi, radio, bahkan sekarang sudah mencakupi media online seperti

portal berita di internet. Ada beberapa portal berita online besar yang terdapat di
65

Indonesia, namun pada penelitian ini, peneliti hanya akan mengambil portal berita

Tribunnews.com

Berita-berita yang diterbitkan oleh Tribunnews.com khususnya edisi

terbit Mei 2021 kemudian akan dianalisis bentuk-bentuk kesalahan berbahasanya,

kesalahan yang berbahasa yang dimaksud, yaitu dari segi pemakaian ejaan yang

meliputi penggunaan huruf, penulisan kata, serta penggunaan tanda baca. Ejaan

sendiri berarti aturan terkait cara menggambarkan bunyi (kata, kalimat, serta

sebagainya), serta pemakaian tanda baca (KBBI daring).

Setelah didapati bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada berita di portal

berita online Tribunnews.com, maka selanjutnya akan diberikan perbaikan.

Uraian secara rinci akan disajikan pada bagan kerangka pikir berikut yang

dijadikan sebagai pegangan dalam penelitian ini.


66

Kesalahan Berbahasa

Media Massa

----------------------

Media Massa Cetak Media Massa Elektronik

Media Daring
(Portal Berita Tribunnews.com)

Berita online

Ejaan

Pemakaian
Pemakaian Penulisan
Tanda
Huruf Kata
Baca

Analisis

Temuan

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Terkait penyelidikan yang akan dilakukan pada penelitian ini, maka jenis

penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif karena data

yang akan diteliti dan disajikan merupakan rangkaian kata serta akan disajikan

pula dengan bentuk kata-kata atau pendeskripsian.

Sudaryanto (1993:63), mengemukakan bahwa kata deskriptif

menyarankan pada suatu penyelidikan yang semata-mata didasarkan pada fakta

serta fenomena yang ada berdasarkan temuan, sehingga hasil yang akan dicatat

berupa penjelasan bahasa yang bisa dikatakan sifatnya berupa uraian yang sesuai

adanya.

Penelitian ini menganalisis bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada berita

di portal berita online Tribunnews.com dengan mengacu pada PUEBI yang telah

ditetapkan dalam Permendikbud dengan No. 50 Tahun 2015 sebagai pengganti

Ejaan yang Disempurnakan (EYD).

2. Fokus Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu berita pada portal berita online

Tribunnews.com edisi Mei 2021. Penelitian ini difokuskan dalam pada analisis

kesalahan berbahasa dari segi ejaan, yaitu meliputi penggunaan huruf, penulisan

kata, serta penggunaan tanda baca.

67
68

B. Data dan Sumber Data

1. Data

Penelitian ini menggunakan data yang berupa kata atau kalimat yang

mengandung kesalahan berbahasa dari segi ejaan yang meliputi pemakaian huruf,

penulisan kata, serta pemakaian tanda baca.

2. Sumber Data

Sumber data yaitu tempat data itu diperoleh. Sumber data dalam penelitian

ini, yaitu berasal dari berita online pada portal berita Tribunnews.com yang

diterbitkan pada bulan Mei 2021.

C. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti dalam

penelitian ini, di antaranya.

1. Teknik Simak Bebas Libat Cakap

Metode atau teknik simak merupakan cara yang dipakai guna

mendapatkan data dengan menyimak pemakaian bahasa, termasuk bahasa lisan

maupun bahasa tulis. (Mahsun, 2017:92) menjelaskan bahwa teknik simak bebas

libat cakap, yaitu peneliti berperan sebagai pengamat dari pemakaian bahasa serta

tidak terlibat dalam pertuturan yang bahasanya sedang diteliti.

Pada tahap ini peneliti membaca serta menyimak pemakaian bahasa pada

berita online di portal berita Tribunnews.com edisi terbit Mei 2021 yang

mengandung kesalahan berbahasa.


69

2. Teknik Catat

Teknik catat digunakan sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap.

Teknik catat adalah pencatatan terhadap data yang dianggap relevan dengan

tujuan penelitian dari pemakaian bahasa tulis (Mahsun, 2017:92).

Pada tahap ini, data yang dianggap sudah sesuai dengan penelitian akan

dicatat. Teknik yang digunakan, yaitu dengan melakukan pencatatan data pada

kartu data, kemudian mengklasifikasikan berdasarkan kategeri-katergori yang

telah ditentukan lalu memberikan penomoran pada data-data tersebut. Pada

penelitian ini, format kartu data yang akan dipakai, yaitu.

Tabel 3.1 Kartu Data

No. Data

Judul Berita

Data

Jenis Kesalahan

Perbaikan

(sumber: Rosdiana, 2017: 40 [modifikasi])

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi berupa teknik pengumpulan data yang menggunakan

dokumentasi sebagai sumber data yang berasal dari tulisan seperti buku, media

cetak serta media massa elektronik, arsip serta sebagainya. Teknik dokumentasi

digunakan pada data yang sudah ada sebelumnya yakni pada berita online di

portal berita Tribunnews.com. Teknik dokumentasi pada penelitian ini, yaitu


70

berupa pendokumentasian dengan cara mengambil tangkapan layar atau men-

screenshoot berita online yang diterbitkan melalui portal berita Tribunnews.com.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah usaha untuk mengklasifikasi serta mengelompokkan

data. Pada tahap inilah upaya mengelompokkan, menyamakan dan membedakan

data serta memasukkan data yang sejenis tetapi tidak identik ke dalam kelompok

lain (Mahsun, 2017:374-375). Hal tersebut tentunya tetap harus didasarkan pada

tujuan penelitian.

Analisis data yang akan dilakukan peneliti pada penelitian ini yaitu

memakai analisis kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara

mengidentifikasi serta mengumpulkan data serta memilih data yang berupa kata

atau kalimat yang mengandung kesalahan berbahasa yang terdapat pada berita

yang diterbitkan oleh portal berita online Tribunnews.com edisi terbit bulan Mei

2021 yang diperoleh melalui teknik baca atau teknik simak serta teknik catat,

selanjutnya data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan berdasarkan

kategori yang sudah dipilih. Data tersebut kemudian dianalisis dan langkah

selanjutnya, yaitu menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk uraian singkat

yang dilengkapi dengan perbaikan.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berlandaskan dari penelitian terkait kesalahan berbahasa Indonesia dari

segi penggunaan ejaan pada berita di portal berita online Tribunnews.com edisi

Mei 2021, maka didapatkan hasil, yakni.

1. Pemakaian Huruf

a. Huruf Kapital

1) Data 1

“ ... yang diadakan Satuan Tugas Trikrama Husada Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti pada sabtu 1 Mei 2021 [di

mana] diikuti oleh mahasiswa.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 2 Mei 2021, pukul 16:21 WIB).

Pemakaian huruf pada kata yang bergaris bawah tidak benar. Nama tahun,

bulan, hari, serta hari besar atau hari raya pada huruf awal katanya harus

menggunakan huruf kapital. Kata yang bergaris bawah merupakan nama hari.

Jadi, huruf pertama kata harus memakai huruf kapital.

Perbaikan : Sabtu

2) Data 2

“’ ... setelah adanya pengendoran terhadap sejumlah kegiatan

liburan, maka rumah sakit wisma atlet mengalami kepenuhan

sehingga terjadi antrian ambulans yang cukup panjang,’

71
72

pungkasnya.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei 2021,

pukul 15:27 WIB).

Pemakaian huruf pertama pada kata yang bergaris bawah tidak benar.

penulisan nama pada sebuah bagunan menggunakan huruf kapital pada semua

unsur pertama kata.

Perbaikan: Rumah Sakit Wisma Atlet

3) Data 3

“’Ini adalah keputusan politik negara, kepala negara adalah

bapak presiden Jokowi,’ kata Doni usai rapat terbatas di

kantor presiden, Jakarta, Senin (3/5/2021).” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 15:27 WIB).

Kata yang bergaris bawah merupakan kata yang dipakai dalam hubungan

kekerabatan, serta penyapaan atau pengacuan serta nama jabatan. Apabila nama

orang dipakai untuk menyertai nama jabatan, maka huruf awal memakai huruf

kapital. Sama halnya dengan kata yang menunjukkan hubungan kekerabatan.

Perbaikan : Bapak Presiden Jokowi

4) Data 4

“Mahfud menjelaskan, untuk itu dasar hukum yang

digunakan untuk melakukan penanganan terhadap KKB

adalah Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 2018 tentang

pemberantasan terorisme.” (Sumber: Berita Tribunnews.com,

3 Mei 2021, pukul 22:48 WIB).


73

Kata yang bergaris bawah mengandung kesalahan pada pemakaian huruf

kapital. Kesalahan terjadi karena huruf awal pada masing-masing kata tidak

menggunakan huruf kapital. Kata yang dipakai sebagai nama dokumen, pada

huruf pertamanya memakai huruf kapital kecuali jika kata tersebut merupakan

kata tugas.

Perbaikan : Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan

Terorisme

5) Data 5

“Kedua, dia mengingatkan bahwa kelompok-kelompok yang

ingin berkuasa serta menguasai indonesia dengan mengatas

namakan agama, itulah yang sebenarnya merusak demokrasi

indonesia.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 4 Mei 2021,

pukul 12:41 WIB).

Kata yang bergaris bawah mengandung kesalahan pada pemakaian huruf

kapital. Kesalahan terjadi karena huruf pertama kata tidak memakai huruf kapital.

Kata indonesia yang terdapat pada kalimat tersebut harusnya menakai huruf

kapital pada huruf pertama karena merupakan nama bangsa.

Perbaikan: Indonesia

6) Data 6

“ ... SKB 3 Menteri tentang Pemakaian Pakaian Seragam

serta Atribut Bagi Tenaga Kependidikan di Lingkungan

Sekolah yang Diselenggarakan Pemerintah Daerah Pada


74

Jenjang Pendidikan Dasar serta Menengah.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 9 Mei 2021, pukul 09:37 WIB).

Kesalahan pemakaian huruf kapital terjadi karena huruf pertama kata Pada

memakai huruf kapital yang sebenarnya kata tersebut merupakan kata depan,

searti dengan di.

Perbaikan: pada

7) Data 7

“ ... Teluk Cendrawasih hingga papua Barat serta

memanjang di Papua bagian tengah juga terjadi korvergensi

yang terpantau memanjang.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 13 Mei 2021, pukul 21:37 WIB).

Terjadinya kesalahan pemakaian huruf kapital dalam kalimat disebabkan

adanya penggunaan huruf kecil pada huruf awal kata papua. Karena kata papua

merupakan nama geografi, sehingga huruf pertama kata harus memakai huruf

kapital.

Perbaikan: Papua

8) Data 8

“Karena itu, Jokowi Setuju dengan pertimbangan Mahkamah

Konstitusi dalam Putusan Pengujian Undang-undang Nomor

19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua UU KPK.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 18 Mei 2021, pukul 16:22

WIB).
75

Terjadinya kesalahan pemakaian huruf kapital dalam kalimat disebabkan

huruf pertama pada unsur kedua dari kata Undang-undang menggunakan huruf

kecil. Kata yang dipakai sebagai nama dokumen, pada huruf pertamanya memakai

huruf kapital kecuali jika kata tersebut merupakan kata tugas.

Perbaikan: Undang-Undang

9) Data 9

“ ... ganjar merupakan masalah internal partai.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 30 Mei 2021, pukul 16:12 WIB).

Pada kalimat tersebut, kesalahan pemakaian huruf kapital terjadi karena

unsur nama orang ditulis dengan memakai huruf kecil secara keseluruhan. Unsur

nama orang ditulis dengan memakai huruf kapital pada huruf awal .

Perbaikan: Ganjar

b. Huruf Miring

1) Data 1

“Inilah kumpulan ucapan selamat Hari Buruh, 1 Mei 2021,

atau May Day.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 1 Mei

2021, pukul 05:18 WIB).

2) Data 2

“ ... melampirkan bukti hasil tes kesehatan, baik rapid test

antigen maupun GeNOseC19, di setiap posko penyekatan.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 15:27

WIB).
76

3) Data 3

“’Setuju, Pak Jokowi sepertinya tidak terlalu tertarik pada

intangible value. Fokus ...,” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 16:32 WIB).

4) Data 4

“Demokrasi di Indonesia sudah mengalami kemunduran

terutama dalam civil liberty, kebebasan berpendapat, dan

kebebasan berserikat.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 4

Mei 2021, pukul 12:41 WIB).

5) Data 5

“ ..., Tribunnews turut menyalurkan bantuan kepada korban

gempa Majene berupa 250 paket nasi boks yang dimasak

serta di-packing langsung dari Dapur Umum Pusat Mamuju

pada Kamis (4/2/2021).” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 4

Mei 2021, pukul 14:13 WIB).

6) Data 6

“’Terkait Covid jarang di dunia negara-negara yang

pemimpinnya mendapatkan aproval rating di atas 50 persen

dalam kondisi pandemi seperti sekarang,’ kata Burhanuddin.”

(Sumber: Berita Tribunnews,com, 4 Mei 2021, pukul 17:16

WIB).
77

7) Data 7

“Tingkat kekeliruan atau margin of error tercatat kurang lebih

2,9 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 4 Mei 2021, pukul 17:16 WIB).

8) Data 8

“ ... memastikan penanganan kesehatan 3T (testing, tracing,

treatment) bagi warga yang positif terinfeksi Covid-19 dan

warga yang kontak awal”. (Sumber: Berita Tribunnews.com,

6 Mei 2021, pukul 05:56 WIB).

9) Data 9

“Proses ini dilakukan di pintu kedatangan atau pos kontrol

yang berada di rest area perbatasan kota besar, titik

pengecekan (checkpoint), dan titik penyekatan daerah

aglomerasi.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 6 Mei 2021,

pukul 05:56 WIB).

10) Data 10

“Bagi pekerja sektor informal melampirkan print out izin ter-

tulis dari kepala desa/lurah yang dilengkapi tanda tangan

basah/tanda tangan elektronik ....” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 6 Mei 2021, pukul 12:51 WIB).

11) Data 11

“’AHY bergerak dengan cepat, berani dan dengan timing

yang tepat. Dia bisa menunjukkan secara clear pada publik


78

dan media bahwa seluruh jajaran Partai Demokrat hingga

tingkat DPC,’ kata dia.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 7

Mei 2021, pukul 02:12 WIB).

12) Data 12

“Salah satunya yaitu terkait ketersediaan hand sanitizer dan

masker cadangan.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 9 Mei

2021, pukul 21:40 WIB).

Penulisan kata May Day, rapid test, intangible value, civil liberty, di-

packing, aproval rating, margin of error, print out, testing, tracing, treatment, rest

area, checkpoint, timing, clear, serta hand sanitizer pada kalimat tersebut ditulis

dengan memakai huruf tegak, penulisan seperti itu tidak sesuai kaidah

kebahasaan. Kata atau istilah asing yang memang belum mengalami

pengindonesiaan penulisannya memakai huruf miring.

Perbaikan: May Day print out clear

rapid test testing

intangible value tracing

civil liberty treatment

di-packing rest area

aproval rating checkpoint

margin of error timing


79

13) Data 13

“Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Taqabbal ya

Kariim.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 10 Mei 2021,

pukul 15:51 WIB).

Penulisan kalimat berbahasa asing tersebut tidak benar. Kalimat tersebut

merupakan kalimat yang berbahasa asing (bahasa Arab) yang secara langsung

dikutip dalam teks berbahasa Indonesia. Kalimat tersebut belum diserap ke dalam

bahasa Indonesia sehingga penulisannya memakai huruf miring.

Perbaikan: Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Taqabbal ya Kariim

14) Data 14

“’Hal ini juga ditegaskan dalam pertimbangan MK saat

memutus judicial review terhadap UU Nomor 19 Tahun 2019

tentang KPK,’ katanya.” (Sumber: Berita Tribunnews.com,

18 Mei 2021, pukul 08:01 WIB).

15) Data 15

“ ... disiarkan langsung secara streaming melalui tautan

berikut.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 19 Mei 2021,

pukul 19:58 WIB).

16) Data 16

“Janji itu antara lain melakukan pembelian kembali

(buyback) Indosat yang sebelumnya telah dijual Megawati


80

Soekarnoputr[i].” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 24 Mei

2021, pukul 15:03 WIB).

17) Data 17

“Banyak yang under estimate terkait dampak pandemi.

Bahkan ....” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 24 Mei 2021,

pukul 21:30 WIB).

18) Data 18

“Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon akan terjadi

hari ini, 26 Mei 2021.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 26

Mei 2021, pukul 09:37 WIB).

19) Data 19

“ ... peserta hanya dapat melihat ketersediaan formasi satu per

satu di website masing-masing instansi.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 28 Mei 2021, pukul 22:13 WIB).

20) Data 20

“Honorer THK-II sesuai database THK-II di BKN.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 28 Mei 2021, pukul 22:13

WIB).

21) Data 21

“Peserta melakukan pendaftaran secara online melalui tautan

yang tersedia di unggahan Instagram BPJS Kesehatan.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 29 Mei 2021, pukul

13:16).
81

Penulisan kata judicial review, streaming, buyback, under estimate, super

blood moon, website, database, serta online pada kalimat tersebut ditulis dengan

memakai huruf tegak, penulisan seperti itu tidak sesuai kaidah kebahasaan. Kata

atau istilah asing yang memang belum mengalami pengindonesiaan penulisannya

memakai huruf miring.

Perbaikan: judicial review super blood moon

Streaming website

Buyback database

Under estimate online

2. Penulisan Kata

a. Kata Dasar

1) Data 1

“Dampak dari adanya waga masyarakat yang nekad pulang

ke kampung halaman pada mudik Idul Fitri 2021 kata Doni

sudah terlibat.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei

2021, pukul 15:27 WIB).

Penulisan kata nekad pada kalimat tersebut tidak benar. Kata tersebut

merupakan bentuk kata tidak baku.

Perbaikan: nekat

2) Data 2

“Mahfud mengatakan hal tersebut juga telau disampaikan

kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet 26 April.”


82

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 22:48

WIB).

Penulisan kata telau pada kalimat tersebut tidak benar karena tidak sesuai

penulisan kata dasar. Kata tersebut diakhiri dengan huruf u yang seharusnya

diakhiri dengan huruf h.

Perbaikan: telah

3) Data 3

“Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini

juga melihat sosok AHY yang bisa tepat dan cepat

melakukan konsoildasi internal.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 7 Mei 2021, pukul 02:12 WIB).

Penulisan kata konsoildasi pada kalimat tersebut tidak benar karena tidak

sesuai penulisan kata dasar. Huruf l bertukar posisi dengan huruf i.

Perbaikan: konsolidasi

4) Data 4

“Upacara bendera memperingati 113 tahun Kebangkitan

Nasional yahun 2021.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 19

Mei 2021, pukul 19:58 WIB).

Penulisan kata yahun pada kalimat tersebut tidak benar karena tidak sesuai

penulisan kata dasar. Huruf pertama pada kata tersebut harusnya t.

Perbaikan: tahun
83

5) Data 5

“Panduan Penyelenggaraan Shalat Gerhana Bulan 26 Mei

2021 dari Kemenag, Dilengkapi Tata Caranya.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 25 Mei 2021, pukul 10:57).

Pada kalimat tersebut, penulisan kata shalat tidak benar. Kata tersebut

merupakan bentuk kata tidak baku.

Perbaikan: salat

6) Data 6

“Membaca do’a Iftitah, kemudian membaca surah Al Fatihah

dilanjutkan membaca surah yang lain.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 25 Mei 2021, pukul 10:57).

7) Data 7

“Kemudian ruku’.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 25 Mei

2021, pukul 10:57).

8) Data 8

“Kemudian bangkit dari ruku’ (‘tidal).” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 25 Mei 2021, pukul 10:57).

Penulisan kata do’a, ruku’, serta i’tidal pada kalimat tersebut tidak benar

karena merupakan kaidah penulisan yang sudah tidak berlaku lagi. Penulisan

seperti itu hanya berlaku pada ejaan Van Ophuijsen.

Perbaikan: doa, rukuk, serta iktidal


84

9) Data 9

“Setidaknya dia mencontohkan, koalisi PDI Perjuangan dan

PKS ada di propinsi Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara,

Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 30 Mei 2021, pukul 19:27

WIB).

Pada kalimat tersebut, penulisan kata propinsi tidak benar. Kata tersebut

termasuk bentuk kata tidak baku.

Perbaikan: provinsi

b. Kata Berimbuhan (awalan)

1) Data 1

“Mungkin ini ada kaitannya dengan banyak hal, termasuk

vaksinasi harus bisa di genjot lebih kencang. Khususnya ....”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 4 Mei 2021, pukul 17:16

WIB).

2) Data 2

“Pendaftaran di buka mulai tanggal 25 sampai dengan 31

Mei 2021”. (Sumber: Berita Tribunnews.com, 29 Mei 2021,

pukul 13:16 WIB).

Pemakaian kata awalan di pada kata dasar buka serta genjot tidak perlu

dipisah, karena tidak menunjukkan tempat atau arah. Karena merupakan kata

kerja, penulisan awalan di digabung dengan kata yang mengikutinya.


85

Perbaikan : dibuka

digenjot

c. Bentuk Ulang

1) Data 1

“’ ... Kelurahan Siwalima, Kecamatan Pulaupulau Aru,

Kabupaten Kepulauan Aru,’ ....” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 9 Mei 2021, pukul 09:25 WIB).

2) Data 2

“’Hasil tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK,

hendaknya menjadi masukan untuk langkah-langkah

perbaikan KPK, baik terhadap individu individu maupun

institusi KPK,’ katanya.” (Sumber: Berita Tribunnews.com,

17 Mei 2021, pukul 20:39 WIB).

3) Data 3

“Hanya beberapa responden yang mengaku tak akan

mengubah pilihan pilihan partainya tersebut.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 22 Mei 2021, pukul 12:02 WIB).

4) Data 4

“’Saya kira mereka tidak akan malu malu untuk menjalin

kerjasama dalam bentuk koalisi di Pilpres 2024 yang akan

datang.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 30 Mei 2021,

pukul 19:27 WIB).


86

5) Data 5

“ ... salah satu ikhtiar memitigasi berbagai stigma yang

dilekatkan oleh pihak pihak yang tidak menginginkan

keberadaan PKS.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 31 Mei

2021, pukul 09:59 WIB).

6) Data 6

“ ... membuka kran komunikasi politik yang tersumbat serta

mengikis prasangka prasangka buruk antar anak bangsa.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 31 Mei 2021, pukul 09:59

WIB).

Penulisan kata ulang Pulaupulau, individu individu, pilihan pilihan, malu

malu, pihak pihak, serta prasangka prasangka pada kalimat tersebut tidak benar

karena tidak dilengkapi tanda hubung. Penulisan bentuk ulang di antara unsur-

unsurnya harus menggunakan tanda hubung.

Perbaikan: Pulau-Pulau malu-malu

individu-individu pihak-pihak

pilihan-pilihan prasangka-prasangka

d. Gabungan Kata

1) Data 1

“Dampak dari adanya warga masyarakat yang neka[t] pulang

ke kampung halaman pada mudik Idul Fitri 2021 kata Doni

sudah terlibat.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei

2021, pukul 15:27 WIB).


87

Penulisan gabungan kata Idul Fitri pada kalimat tersebut tidak benar. Kata

Idul merupakan bentuk terikat atau tidak bisa berdiri sendiri. Jadi, penulisannya

harus serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Perbaikan: Idulfitri

2) Data 2

“ ... dengan mengatas namakan agama, itulah yang

sebenarnya merusak demokrasi [I]ndonesia.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 4 Mei 2021, pukul 12:41 WIB).

Penulisan gabungan kata mengatas namakan pada kalimat tersebut tidak

benar. Gabungan kata mengatas namakan tidak boleh ditulis terpisah. Penulisan

harus dilakukan secara serangkai karena telah mendapat awal dan akhiran

sekaligus

Perbaikan: mengatasnamakan

3) Data 3

“Menurut Beka Ulung pembelajaran tentang agama bagi

anak-anak merupakan tanggungjawab orang tua,” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 9 Mei 2021, pukul 09:37).

Penulisan gabungan kata tanggungjawab pada kalimat tersebut tidak boleh

ditulis serangkai karena bukan bentuk terikat. Kata tanggungjawab dapat ditulis

serangkai jika mendapat awalan serta akhiran sekaligus.

Perbaikan: tanggung jawab


88

4) Data 4

“Selain itu, Gerhana Bulan Total aman disaksikan oleh

masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan

kaca mata khusus gerhana.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 26 Mei 2021, pukul 11:45 WIB).

Penulisan gabungan kata kaca mata pada kalimat tersebut tidak benar.

Kata kaca mata penulisannya harus digabung sebab gabungan kata tersebut sudah

padu.

Perbaikan: kacamata

5) Data 5

“Tidak jelas benar perubahan antara kerjasama di tingkat

kabupaten/kota.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 30 Mei

2021, pukul 19:27 WIB).

Penulisan gabungan kata kerjasama pada kalimat tersebut seharusnya tidak

ditulis serangkai. Gabungan kata tersebut terdiri dari dua unsur yang tidak terikat.

Maka dari itu, penulisannya dipisah.

Perbaikan: kerja sama

e. Kata Depan

1) Data 1

“Diantaranya Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang

tidak melarang untuk mudik.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 15:27 WIB).


89

2) Data 2

“Hanya saja, hasil ini diharapkan tidak membuat Budi

Gunadi menjadi jumawa. Sebab, tingkat kepuasan publik

terhadap kinerjanya pun masih dibawah angka 50 persen.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 4 Mei 2021, pukul 17:16

WIB).

3) Data 3

“Jamil menduga, dibalik blunder Kepala Negara terdapat

orang-orang di ring satu serta tim komunikasi presiden

bekerja tidak maksimal, atau tidak menutup kemungkinan

mereka memiliki agenda sendiri diluar agenda presiden.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 10 Mei 2021, pukul 05:29

WIB)

4) Data 4

“dilansir Tribunnews, ia setuju dengan pansertagan Jokowi

dimana jangan sampai ada pegawai yang merasa

disingkirkan.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 18 Mei

2021, pukul 16:22 WIB).

Kata di sebagai kata depan yang berfungsi sebagai kata yang menandai

tempat atau waktu, seperti pada kata diantara, dibawah, dibalik, diluar, serta

dimana pada kalimat tersebut seharusnya tidak ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya. Penulisan dilakukan terpisah dari bentuk dasar yang mengikutinya.

Perbaikan: di antaranya
90

di bawah

di balik

di luar

di mana

f. Singkatan dan Akronim

1) Data 1

“Menurut Petrus, ceramah Munarman dkk dalam acara baiat

kesetiaan ....” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 5 Mei 2021,

pukul 19:55 WIB).

Penulisan kata singkatan dkk pada kalimat tersebut ditulis tanpa titik.

Penulisan singkatan tiga huruf penulisannya harus disertai dengan titik, seperti

kata pada dkk.

Perbaikan: dkk.

2) Data 2

“Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta

Dr Heri Budianto MSi menjelaskan webinar ini akan ....”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 6 Mei 2021, pukul 18:57

WIB).

3) Data 3

“ ... ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, serta Komunikasi

Kebencanaan, Dr Raditya Jati, Kamis (13/5/2021) melalui

keterangan resmi.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 13 Mei

2021, pukkul 22:32 WIB).


91

4) Data 4

“’ ...,’ kata Prof Sigit Riyanto, Guru Besar FH UGM,

mewakili Koalisi Guru Besar Antikorupsi lewat keterangan

tertulis, Senin (31/5/2021).” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 31 Mei 2021, pukul 17:22 WIB).

Penulisan kata singkatan Dr, MSi, serta Prof pada kalimat tersebut tidak

disertai dengan pemakaian tanda titik. Berdasarkan kaidah kebahasaan, penulisan

nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat yang merupakan unsur singkatan

disertai dengan tanda titik. Singkatan Dr, MSi, serta Prof merupakan singakatan

nama gelar sehingga penulisannya harus diikuti dengan tanda titik.

Perbaikan: Dr.

M.Si.

Prof.

5) Data 5

“’Kalau prasasti batu tulis yang dimaksud dalam konteks

politik, Prabowo Mega, ya Pemilu sudah selesai 2009, ...,’

kata Hasto.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 28 Mei 2021,

pukul 18:58 WIB).

Penulisan kata akromin Pemilu pada kalimat tersebut tidak perlu diawali

dengan huruf kapital. Akronim Pemilu bukan termasuk akronim nama diri

sehingga penulisannya hanya menggunakan huruf kecil.

Perbaikan: pemilu
92

g. Angka dan Bilangan

1) Data 1

“77 Guru Besar Anti Korupsi Minta Jokowi Batalkan Agenda

Pelantikan Pegawai KPK Jadi ASN (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 31 Mei 2021, pukul 17:22 WIB).

Penulisan bilangan tidak boleh dilakukan pada awal kalimat. Bilangan

yang dapat ditulis di awal kalimat adalah bilangan yang ditulis dengan huruf serta

hanya dinyatakan dengan satu atau dua kata. Jadi, apabila bilangan tersebut

dinyatakan lebih dari dua kata, maka penulisannya menggunakan bilangan dan

tidak boleh ditempatkan di awal kalimat, dengan begitu bentuk susunan

kalimatnya harus diubah atau bisa ditambahkan kata lain.

Perbaikan: Sebanyak 77 Guru Besar Anti Korupsi Minta Jokowi Batalkan Agenda

Pelantikan Pegawai KPK Jadi ASN

3. Pemakaian Tanda Baca

a. Tanda Titik (.)

1) Data 1

“ ... bantuan hukum yang diberikan Partai Golkar kepada

Azis Syamsuddin sangat bergantung dengan harapan dari

yang bersangkutan. sendiri” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 8 Mei 2021, pukul 14:25 WIB).


93

Terjadinya kesalahan penggunaan tanda titik dalam kalimat disebabkan

akhir kalimat pernyataan tersebut tidak disertai tanda titik, melainkan, tanda titik

dipakai sebelum kata yang mengakhiri kalimat.

Perbaikan: bersangkutan sendiri.

2) Data 2

“Pendaftaran [dibuka] mulai tanggal 25 sampai dengan 31

Mei 2021” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 29 Mei 2021,

pukul 13:16)

Terjadinya kesalahan penggunaan tanda titik dalam kalimat disebabkan

akhir kalimat pernyataan tersebut tidak disertai tanda titik.

Perbaikan: Pendaftaran dibuka mulai tanggal 25 sampai dengan 31 Mei 2021.

b. Tanda Koma (,)

1) Data 1

“Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta

[Dr.] Heri Budianto [M.Si.] menjelaskan webinar ini akan

....” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 6 Mei 2021, pukul

18:57 WIB).

Kesalahan pemakaian tanda baca koma yang terdapat pada data tersebut

terjadi karena di antara nama orang dengan singkatan gelar akademis yang

mengikutinya tidak disertakan tanda koma yang mana digunakan untuk

membedakan dari singkatan nama diri, keluarga atau marga.

Perbaikan: Dr. Heri Budianto, M.Si.


94

2) Data 2

“Karena Bakumham tentu berjalan ses[u]ai denagan koridor

yang ada. Jadi dengan yang menimpa Pak Azis ini, ...,’

tandasnya” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 8 Mei 2021,

pukul 14:25).

Terjadinya kesalahan penggunaan tanda koma dalam kalimat disebabkan

karena setelah kata jadi tanda koma tidak digunakan.

Perbaikan: Jadi, dengan yang menimpa ....

3) Data 3

“ ... kecepatan angin terpantau di perairan Selatan Jawa,

Perairan Selatan Bali-NTB, Laut Banda serta Laut Arafuru.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 10 Mei 2021, pukul 07:36

WIB).

Terjadinya kesalahan penggunaan tanda koma dalam kalimat disebabkan

karena sebelum akhir perincian, tanda koma tidak disertakan seperti pada kata

yang bergaris bawah.

Perbaikan: ..., Perairan Selatan Bali-NTB, Laut Banda, serta Laut Arafuru.

4) Data 4

“Setelah, itu masukkan kode pada kolom.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 16 Mei 2021, pukul 14:18 WIB).

Kesalahan pemakaian tanda baca koma pada kalimat tersebut terjadi ka-
95

rena penempatan tanda koma yang salah sehingga memunculkan salah pengertian

atau salah baca.

Perbaikan: setelah itu, masukkan kode pada kolom.

c. Tanda Hubung (-)

1) Data 1

“Pendidikan S2/S3 di bidang teknologi informasi.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 29 Mei 2021, pukul 13:16 WIB).

Kesalahan pemakaian tanda hubung terjadi pada penulisan S2/S3. Kata

tersebut merupakan gabungan huruf serta angka, namun angka tersebut bukan

melambangkan jumlah huruf. Jadi, apabila penulisannya tidak rangkaikan dengan

tanda hubung, maka (S2) akan bermakna bahwa jumlah huruf /S/ ada dua serta

(S3) bermakna jumlah huruf /S/ ada 3. Sementara yang dimaksudkan pada kalimat

tersebut adalah strata dua serta strata tiga.

Perbaikan: S-2 (strata dua) serta S-3 (strata tiga)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terkait kesalahan berbahasa Indonesia dari

segi penggunaa ejaan pada berita di portal berita online Tribunnews.com edisi

Mei 2021 yang telah dipaparkan, maka selanjutnya akan disajikan pembahasan.

1. Pemakaian Huruf

a. Huruf Kapital

1) Data 1

“ ... yang diadakan Satuan Tugas Trikrama Husada Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti pada sabtu 1 Mei 2021 [di


96

mana] diikuti oleh mahasiswa.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 2 Mei 2021, pukul 16:21 WIB).

Pemakaian huruf pada kata yang bergaris bawah tidak benar. Nama tahun,

bulan, hari, serta hari besar atau hari raya pada huruf awal katanya harus

menggunakan huruf kapital. Kata yang bergaris bawah merupakan nama hari.

Jadi, huruf pertama kata harus memakai huruf kapital.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf kapital, bahwa

penulisan nama tahun, bulan, hari, serta hari besar atau hari raya pada huruf awal

katanya harus menggunakan huruf kapital.

Perbaikan : Sabtu

2) Data 2

“’ ... setelah adanya pengendoran terhadap sejumlah kegiatan

liburan, maka rumah sakit wisma atlet mengalami kepenuhan

sehingga terjadi antrian ambulans yang cukup panjang,’

pungkasnya.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei 2021,

pukul 15:27 WIB).

Pemakaian huruf pertama pada kata yang bergaris bawah tidak benar.

penulisan nama pada sebuah bangunan memakai huruf kapital untuk semua unsur

pertama kata.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf kapital, bahwa
97

huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri yang diikuti nama tempat.

Perbaikan: Rumah Sakit Wisma Atlet

3) Data 3

“’Ini adalah keputusan politik negara, kepala negara adalah

bapak presiden Jokowi,’ kata Doni usai rapat terbatas di

kantor presiden, Jakarta, Senin (3/5/2021).” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 15:27 WIB).

Kata yang bergaris bawah merupakan kata yang dipakai dalam hubungan

kekerabatan, serta penyapaan atau pengacuan serta nama jabatan. Apabila nama

jabatan disertai dengan nama orang, maka huruf kapital digunakan pada huruf

yang mengawali kata. Sama halnya dengan kata yang menunjukkan hubungan

kekerabatan.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf kapital, bahwa

huruf kapital digunakan sebagai huruf yang mengawali unsur nama jabatan serta

pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang

tertentu, atau nama tempat. Selain itu huruf kapital juga digunakan sebagai huruf

yang mengawali kata dengan unsur penyapaan atau pengacuan, seperti bapak, ibu,

adik, serta paman, yang dipakai sebagai penunjuk hubungan.

Perbaikan : Bapak Presiden Jokowi

4) Data 4

“Mahfud menjelaskan, untuk itu dasar hukum yang

digunakan untuk melakukan penanganan terhadap KKB


98

adalah Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 2018 tentang

pemberantasan terorisme.” (Sumber: Berita Tribunnews.com,

3 Mei 2021, pukul 22:48 WIB).

Kata yang bergaris bawah mengandung kesalahan pada pemakaian huruf

kapital. Kesalahan terjadi karena huruf awal pada masing-masing kata tidak

menggunakan huruf kapital.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf kapital, bahwa

semua kata baik pada nama negara, lembaga, badan organisasi, atau dokumen

(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) penulisannya memakai huruf

kapital kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, serta, yang, serta untuk.

Perbaikan : Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan

Terorisme.

5) Data 5

“Kedua, dia mengingatkan bahwa kelompok-kelompok yang

ingin berkuasa serta menguasai indonesia dengan mengatas

namakan agama, itulah yang sebenarnya merusak demokrasi

indonesia.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 4 Mei 2021,

pukul 12:41 WIB).

Kata yang bergaris bawah mengandung kesalahan pada pemakaian huruf

kapital. Kesalahan terjadi karena huruf pertama kata tidak memakai huruf kapital.
99

Kata indonesia yang terdapat pada kalimat tersebut harusnya memakai huruf

kapital sebagai huruf yang mengawali kata sebab merupakan nama bangsa.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf kapital, bahwa

pemakaian huruf kapital mengawali kata pada nama bangsa, suku bangsa, serta

bahasa.

Perbaikan: Indonesia

6) Data 6

“ ... SKB 3 Menteri tentang Pemakaian Pakaian Seragam

serta Atribut Bagi Tenaga Kependidikan di Lingkungan

Sekolah yang Diselenggarakan Pemerintah Daerah Pada

Jenjang Pendidikan Dasar serta Menengah.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 9 Mei 2021, pukul 09:37 WIB).

Kesalahan pemakaian huruf kapital terjadi karena huruf pertama kata Pada

memakai huruf kapital yang sebenarnya kata tersebut merupakan kata depan,

searti dengan di.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf kapital, bahwa

penulisan kata tugas tidak menggunakan huruf kapital sebagai huruf yang

mengawali kata.

Perbaikan: pada
100

7) Data 7

“ ... Teluk Cendrawasih hingga papua Barat serta memanjang

di Papua bagian tengah juga terjadi korvergensi yang

terpantau memanjang.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 13

Mei 2021, pukul 21:37 WIB).

Terjadinya kesalahan pemakaian huruf kapital dalam kalimat disebabkan

adanya penggunaan huruf kecil pada huruf awal kata papua. Karena kata papua

merupakan nama geografi, sehingga huruf pertama kata harus memakai huruf

kapital.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf kapital, bahwa

penulisan nama geografi diawali dengan huruf kapital.

Perbaikan: Papua

8) Data 8

“Karena itu, Jokowi Setuju dengan pertimbangan Mahkamah

Konstitusi dalam Putusan Pengujian Undang-undang Nomor

19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua UU KPK.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 18 Mei 2021, pukul 16:22

WIB).

Terjadinya kesalahan pemakaian huruf kapital dalam kalimat disebabkan

huruf pertama pada unsur kedua dari kata Undang-undang menggunakan huruf
101

kecil. Kata yang dipakai sebagai nama dokumen, pada huruf pertamanya memakai

huruf kapital kecuali jika kata tersebut merupakan kata tugas.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf kapital, bahwa

semua kata baik dalam nama negara, lembaga, badan organisasi, atau dokumen

(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) penulisannya menggunakan huruf

kapital sebagai huruf yang mengawali kata kecuali kata di, ke, dari, serta, yang,

serta untuk yang merupakan kata tugas.

Perbaikan: Undang-Undang

9) Data 9

“ ... ganjar merupakan masalah internal partai.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 30 Mei 2021, pukul 16:12 WIB).

Pada kalimat tersebut, kesalahan pemakaian huruf kapital terjadi karena

secara keseluruhan unsur nama orang ditulis dengan memakai huruf kecil.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud dengan

No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penggunaan huruf kapital, bahwa huruf

yang mengawali unsur nama orang yaitu huruf kapital.

Perbaikan: Ganjar

b. Huruf Miring

1) Data 1

“Inilah kumpulan ucapan selamat Hari Buruh, 1 Mei 2021,

atau May Day.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 1 Mei

2021, pukul 05:18 WIB).


102

2) Data 2

“ ... melampirkan bukti hasil tes kesehatan, baik rapid test

antigen maupun GeNOseC19, di setiap posko penyekatan.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 15:27

WIB).

3) Data 3

“’Setuju, Pak Jokowi sepertinya tidak terlalu tertarik pada

intangible value. Fokus ...,” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 16:32 WIB).

4) Data 4

“Demokrasi di Indonesia sudah mengalami kemunduran

terutama dalam civil liberty, kebebasan berpendapat, dan

kebebasan berserikat.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 4

Mei 2021, pukul 12:41 WIB).

5) Data 5

“ ..., Tribunnews turut menyalurkan bantuan kepada korban

gempa Majene berupa 250 paket nasi boks yang dimasak dan

di-packing langsung dari Dapur Umum Pusat Mamuju pada

Kamis (4/2/2021).” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 4 Mei

2021, pukul 14:13 WIB).

6) Data 6

“’Terkait Covid jarang di dunia negara-negara yang pemim-


103

pinnya mendapatkan aprroval rating di atas 50 persen dalam

kondisi pandemi seperti sekarang,’ kata Burhanuddin.”

(Sumber: Berita Tribunnews,com, 4 Mei 2021, pukul 17:16

WIB).

7) Data 7

“Tingkat kekeliruan atau margin of error tercatat kurang lebih

2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 4 Mei 2021, pukul 17:16 WIB).

8) Data 8

“ ... memastikan penanganan kesehatan 3T (testing, tracing,

treatment) bagi warga yang positif terinfeksi Covid-19 serta

warga yang kontak awal”. (Sumber: Berita Tribunnews.com,

6 Mei 2021, pukul 05:56 WIB).

9) Data 9

“Proses ini dilakukan di pintu kedatangan atau pos kontrol

yang berada di rest area perbatasan kota besar, titik

pengecekan (checkpoint), dan titik penyekatan daerah

aglomerasi.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 6 Mei 2021,

pukul 05:56 WIB).

10) Data 10

“Bagi pekerja sektor informal melampirkan print out izin

tertulis dari kepala desa/lurah yang dilengkapi tanda tangan


104

basah/tanda tangan elektronik ....” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 6 Mei 2021, pukul 12:51 WIB).

11) Data 11

“’AHY bergerak dengan cepat, berani dan dengan timing

yang tepat. Dia bisa menunjukkan secara clear pada publik

dan media bahwa seluruh jajaran Partai Demokrat hingga

tingkat DPC,’ kata dia.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 7

Mei 2021, pukul 02:12 WIB).

12) Data 12

“Salah satunya yaitu terkait ketersediaan hand sanitizer dan

masker cadangan.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 9 Mei

2021, pukul 21:40 WIB).

Penulisan kata May Day, rapid test, intangible value, civil liberty, di-

packing, aprroval rating, margin of error, print out, testing, tracing, treatment, rest

area, checkpoint, timing, clear, serta hand sanitizer pada kalimat tersebut ditulis

dengan memakai huruf tegak, penulisan seperti itu tidak sesuai kaidah

kebahasaan. Kata atau istilah asing yang memang belum mengalami

pengindonesiaan penulisannya memakai huruf miring.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf miring, bahwa

kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing ditulis dengan

memakai huruf miring.


105

Perbaikan: May Day print out clear

rapid test testing

intangible value tracing

civil liberty treatment

di-packing rest area

aprroval rating checkpoint

margin of error timing

13) Data 13

“Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Taqabbal ya

Kariim.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 10 Mei 2021,

pukul 15:51 WIB).

Penulisan kalimat berbahasa asing tersebut tidak benar. Kalimat tersebut

merupakan kalimat yang berbahasa asing (bahasa Arab) yang langsung dikutip ke

dalam teks bahasa Indonesia. Kalimat tersebut belum mengalami pengindonesiaan

sehingga penulisannya memakai huruf miring.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf miring, bahwa

huruf miring digunakan dalam kalimat atau teks diluar bahasa Indonesia yang

kemudian dikutip langsung ke dalam teks berbahasa Indonesia.

Perbaikan: Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Taqabbal ya Kariim


106

14) Data 14

“’Hal ini juga ditegaskan dalam pertimbangan MK saat

memutus judicial review terhadap UU Nomor 19 Tahun 2019

tentang KPK,’ katanya.” (Sumber: Berita Tribunnews.com,

18 Mei 2021, pukul 08:01 WIB).

15) Data 15

“ ... disiarkan langsung secara streaming melalui tautan

berikut.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 19 Mei 2021,

pukul 19:58 WIB).

16) Data 16

“Janji itu antara lain melakukan pembelian kembali

(buyback) Indosat yang sebelumnya telah dijual Megawati

Soekarnoputr[i].” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 24 Mei

2021, pukul 15:03 WIB).

17) Data 17

“Banyak yang under estimate terkait dampak pandemi.

Bahkan ....” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 24 Mei 2021,

pukul 21:30 WIB).

18) Data 18

“Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon akan terjadi

hari ini, 26 Mei 2021.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 26

Mei 2021, pukul 09:37 WIB).


107

19) Data 19

“ ... peserta hanya dapat melihat ketersediaan formasi satu per

satu di website masing-masing instansi.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 28 Mei 2021, pukul 22:13 WIB).

20) Data 20

“Honorer THK-II sesuai database THK-II di BKN.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 28 Mei 2021, pukul 22:13

WIB).

21) Data 21

“Peserta melakukan pendaftaran secara online melalui tautan

yang tersedia di unggahan Instagram BPJS Kesehatan.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 29 Mei 2021, pukul

13:16).

Penulisan kata judicial review, streaming, buyback, under estimate, super

blood moon, website, database, serta online pada kalimat tersebut ditulis dengan

memakai huruf tegak, penulisan seperti itu tidak sesuai kaidah kebahasaan. Kata

atau istilah asing yang memang belum mengalami pengindonesiaan penulisannya

memakai huruf miring.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian huruf miring, bahwa

kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing ditulis dengan

memakai huruf miring.

Perbaikan: judicial review super blood moon


108

Streaming website

Buyback database

Under estimate online

2. Penulisan Kata

a. Kata Dasar

1) Data 1

“Dampak dari adanya waga masyarakat yang nekad pulang

ke kampung halaman pada mudik Idul Fitri 2021 kata Doni

sudah terlibat.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei

2021, pukul 15:27 WIB).

Penulisan kata nekad pada kalimat tersebut tidak benar. Berdasarkan

KBBI kata tersebut merupakan bentuk kata tidak baku.

Perbaikan: nekat

2) Data 2

“Mahfud mengatakan hal tersebut juga telau disampaikan

kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet 26 April.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 22:48

WIB).

Penulisan kata telau pada kalimat tersebut tidak benar karena tidak sesuai

penulisan kata dasar. Kata tersebut diakhiri dengan huruf u yang seharusnya

diakhiri dengan huruf h.

Perbaikan: telah
109

3) Data 3

“Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini

juga melihat sosok AHY yang bisa tepat dan cepat

melakukan konsoildasi internal.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 7 Mei 2021, pukul 02:12 WIB).

Penulisan kata konsoildasi pada kalimat tersebut tidak benar karena tidak

sesuai penulisan kata dasar. Huruf l bertukar posisi dengan huruf i.

Perbaikan: konsolidasi

4) Data 4

“Upacara bendera memperingati 113 tahun Kebangkitan

Nasional yahun 2021.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 19

Mei 2021, pukul 19:58 WIB).

Penulisan kata yahun pada kalimat tersebut tidak benar karena tidak sesuai

penulisan kata dasar. Huruf pertama pada kata tersebut harusnya t.

Perbaikan: tahun

5) Data 5

“Panduan Penyelenggaraan Shalat Gerhana Bulan 26 Mei

2021 dari Kemenag, Dilengkapi Tata Caranya.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 25 Mei 2021, pukul 10:57).

Pada kalimat tersebut, Penulisan kata shalat tidak benar. berdasarkan

KBBI kata tersebut merupakan bentuk kata tidak baku.

Perbaikan: salat
110

6) Data 6

“Membaca do’a Iftitah, kemudian membaca surah Al Fatihah

dilanjutkan membaca surah yang lain.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 25 Mei 2021, pukul 10:57).

7) Data 7

“Kemudian ruku’.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 25 Mei

2021, pukul 10:57).

8) Data 8

“Kemudian bangkit dari ruku’ (‘tidal).” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 25 Mei 2021, pukul 10:57).

Penulisan kata do’a, ruku’, serta i’tidal pada kalimat di atas tidak benar

karena merupakan kaidah penulisan yang sudah tidak berlaku lagi. Penulisan

seperti itu hanya berlaku pada ejaan Van Ophuijsen.

Perbaikan: doa, rukuk, serta iktidal

9) Data 9

“Setidaknya dia mencontohkan, koalisi PDI Perjuangan dan

PKS ada di propinsi Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara,

Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 30 Mei 2021, pukul 19:27

WIB).

Pada kalimat tersebut, Penulisan kata propinsi tidak benar. Berdasarkan

KBBI kata tersebut merupakan bentuk kata tidak baku.

Perbaikan: provinsi
111

b. Kata Berimbuhan (awalan)

1) Data 1

“Mungkin ini ada kaitannya dengan banyak hal, termasuk

vaksinasi harus bisa di genjot lebih kencang. Khususnya ....”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 4 Mei 2021, pukul 17:16

WIB).

2) Data 2

“Pendaftaran di buka mulai tanggal 25 sampai dengan 31 Mei

2021”. (Sumber: Berita Tribunnews.com, 29 Mei 2021, pukul

13:16 WIB).

Pemakaian kata awalan di pada kata dasar buka serta genjot tidak perlu

dipisah, karena tidak menunjukkan tempat atau arah. Penulisan awalan di yang

menunjukkan kata kerja ditulis bersambung dengan bentuk dasar yang

menyertainya.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan kata berimbuhan, bahwa

bentuk dasar penulisannya serangkai dengan kata yang mendapat awalan, sisipan,

akhiran, serta gabungan awalan serta akhiran.

Perbaikan : dibuka

digenjot
112

c. Bentuk Ulang

1) Data 1

“’ ... Kelurahan Siwalima, Kecamatan Pulaupulau Aru, kabu-

paten Kepulauan Aru,’ ....” (Sumber: Berita Tribunnews.com,

9 Mei 2021, pukul 09:25 WIB).

2) Data 2

“’Hasil tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK,

hendaknya menjadi masukan untuk langkah-langkah

perbaikan KPK, baik terhadap individu individu maupun

institusi KPK,’ katanya.” (Sumber: Berita Tribunnews.com,

17 Mei 2021, pukul 20:39 WIB).

3) Data 3

“Hanya beberapa responden yang mengaku tak akan

mengubah pilihan pilihan partainya tersebut.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 22 Mei 2021, pukul 12:02 WIB).

4) Data 4

“’Saya kira mereka tidak akan malu malu untuk menjalin

kerjasama dalam bentuk koalisi di Pilpres 2024 yang akan

datang.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 30 Mei 2021,

pukul 19:27 WIB).

5) Data 5

“ ... salah satu ikhtiar memitigasi berbagai stigma yang

dilekatkan oleh pihak pihak yang tidak menginginkan


113

keberadaan PKS.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 31 Mei

2021, pukul 09:59 WIB).

6) Data 6

“ ... membuka kran komunikasi politik yang tersumbat dan

mengikis prasangka prasangka buruk antar anak bangsa.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 31 Mei 2021, pukul 09:59

WIB).

Penulisan kata ulang Pulaupulau, individu individu, pilihan pilihan, malu

malu, pihak pihak, serta prasangka prasangka pada kalimat tersebut tidak benar

karena tidak dilengkapi tanda hubung.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan bentuk ulang, bahwa di

antara unsur-unsur bentuk ulang penulisannya memakai tanda hubung (-).

Perbaikan: Pulau-Pulau malu-malu

individu-individu pihak-pihak

pilihan-pilihan prasangka-prasangka

d. Gabungan Kata

1) Data 1

“Dampak dari adanya warga masyarakat yang neka[t] pulang

ke kampung halaman pada mudik Idul Fitri 2021 kata Doni

sudah terlibat.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 3 Mei

2021, pukul 15:27 WIB).


114

Penulisan gabungan kata Idul Fitri pada kalimat tersebut tidak benar. Kata

Idul merupakan bentuk terikat atau tidak bisa berdiri sendiri. Jadi, penulisannya

harus serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Perbaikan: Idulfitri

2) Data 2

“ ... dengan mengatas namakan agama, itulah yang

sebenarnya merusak demokrasi [I]ndonesia.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 4 Mei 2021, pukul 12:41 WIB).

Kesalahan penulisan gabungan kata pada kalimat tersebut terjadi karena

gabungan kata mengatas namakan ditulis terpisah. Penulisan seperti itu tidak

sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan gabungan kata, bahwa

gabungan kata ditulis serangkai apabila mendapat awalan serta akhiran secara

bersamaan.

Perbaikan: mengatasnamakan

3) Data 3

“Menurut Beka Ulung pembelajaran tentang agama bagi

anak-anak merupakan tanggungjawab orang tua,” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 9 Mei 2021, pukul 09:37).


115

Penulisan gabungan kata tanggungjawab pada kalimat tersebut tidak boleh

ditulis serangkai karena bukan bentuk terikat. Kata tanggungjawab dapat ditulis

serangkai jika mendapat awalan serta akhiran sekaligus.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan gabungan kata, bahwa

penulisan dilakukan secara terpisah pada bagian gabungan kata atau yang

umumnya dikenal dengan kata majemuk, termasuk istilah khusus.

Perbaikan: tanggung jawab

4) Data 4

“Selain itu, Gerhana Bulan Total aman disaksikan oleh

masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan

kaca mata khusus gerhana.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 26 Mei 2021, pukul 11:45 WIB).

Penulisan gabungan kata kaca mata pada kalimat tersebut tidak benar.

Kata kaca mata penulisannya harus digabung sebab gabungan kata tersebut sudah

padu.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan gabungan kata, bahwa

penulisan serangkai dilakukan pada kata yang sudah padu .

Perbaikan: kacamata
116

5) Data 5

“Tidak jelas benar perubahan antara kerjasama di tingkat

kabupaten/kota.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 30 Mei

2021, pukul 19:27 WIB).

Penulisan gabungan kata kerjasama pada kalimat tersebut seharusnya tidak

ditulis serangkai. Gabungan kata tersebut terdiri dari dua unsur yang tidak terikat.

Maka dari itu, penulisannya dipisah.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan gabungan kata, bahwa

penulisan dilakukan secara terpisah pada bagian gabungan kata atau yang

umumnya dikenal dengan kata majemuk, termasuk istilah khusus.

Perbaikan: kerja sama

e. Kata Depan

1) Data 1

“Diantaranya Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang

tidak melarang untuk mudik.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 3 Mei 2021, pukul 15:27 WIB).

2) Data 2

“Hanya saja, hasil ini diharapkan tidak membuat Budi

Gunadi menjadi jumawa. Sebab, tingkat kepuasan publik

terhadap kinerjanya pun masih dibawah angka 50 persen.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 4 Mei 2021, pukul 17:16

WIB).
117

3) Data 3

“Jamil menduga, dibalik blunder Kepala Negara terdapat

orang-orang di ring satu serta tim komunikasi presiden

bekerja tidak maksimal, atau tidak menutup kemungkinan

mereka memiliki agenda sendiri diluar agenda presiden.”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 10 Mei 2021, pukul 05:29

WIB).

4) Data 4

“dilansir Tribunnews, ia setuju dengan pansertagan Jokowi

dimana jangan sampai ada pegawai yang merasa

disingkirkan.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 18 Mei

2021, pukul 16:22 WIB).

Kata di sebagai kata depan yang berfungsi sebagai kata yang menandai

tempat atau waktu, seperti pada kata diantara, dibawah, dibalik, diluar, serta

dimana pada kalimat tersebut seharusnya tidak disambung dengan kata yang

mengikutinya. Penulisan dilakukan terpisah dari bentuk dasar yang mengikutinya.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan kata depan, bahwa

penulisan dilakukan terpisah dari kata dasarnya jika itu kata depan di, ke, serta

dari.

Perbaikan: di antaranya di mana

di bawah di luar

di balik
118

f. Singkatan dan Akronim

1) Data 1

“Menurut Petrus, ceramah Munarman dkk dalam acara baiat

kesetiaan ....” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 5 Mei 2021,

pukul 19:55 WIB).

Penulisan kata singkatan dkk pada kalimat tersebut ditulis tanpa titik.

Penulisan singkatan tiga huruf penulisannya harus disertai dengan titik, seperti

kata pada dkk.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan singkatan serta akronim,

bahwa singkatan dari tiga huruf bahkan lebih dikuti dengan tanda titik.

Perbaikan: dkk.

2) Data 2

“Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta

Dr Heri Budianto MSi menjelaskan webinar ini akan ....”

(Sumber: Berita Tribunnews.com, 6 Mei 2021, pukul 18:57

WIB).

3) Data 3

“ ... ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, serta Komunikasi

Kebencanaan, Dr Raditya Jati, Kamis (13/5/2021) melalui

keterangan resmi.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 13 Mei

2021, pukkul 22:32 WIB).


119

4) Data 4

“’ ...,’ kata Prof Sigit Riyanto, Guru Besar FH UGM,

mewakili Koalisi Guru Besar Antikorupsi lewat keterangan

tertulis, Senin (31/5/2021).” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 31 Mei 2021, pukul 17:22 WIB).

Penulisan kata singkatan Dr, Msi, serta Prof pada kalimat tersebut tidak

diikuti dengan tanda titik. Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai

dengan Permendikbud dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan

singkatan serta akronim, penulisan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau

pangkat yang merupakan unsur singkatan disertai dengan tanda titik. Singkatan

Dr, MSi, serta Prof merupakan singakatan nama gelar sehingga penulisannya

harus diikuti dengan tanda titik.

Perbaikan: Dr.

M.Si.

Prof.

5) Data 5

“’Kalau prasasti batu tulis yang dimaksud dalam konteks

politik, Prabowo Mega, ya Pemilu sudah selesai 2009, ...,’

kata Hasto.” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 28 Mei 2021,

pukul 18:58 WIB).

Penulisan kata akromin Pemilu pada kalimat tersebut, penggunaan huruf

kapital tidak perlu digunakan untuk mengawali kata. Akronim Pemilu tidak
120

termasuk akronim nama diri sehingga penulisannya hanya menggunakan huruf

kecil.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penulisan singkatan serta akronim,

bahwa akronim yang berupa gabungan huruf awal serta suku kata atau gabungan

suku kata yang bukan merupakan nama diri ditulis dengan huruf kecil.

Perbaikan: pemilu

g. Angka dan Bilangan

1) Data 1

“77 Guru Besar Anti Korupsi Minta Jokowi Batalkan Agenda

Pelantikan Pegawai KPK Jadi ASN (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 31 Mei 2021, pukul 17:22 WIB).

Penulisan bilangan tidak boleh dilakukan pada awal kalimat. Penulisan

bilangan tidak boleh dilakukan pada awal kalimat. Bilangan yang dapat ditulis di

awal kalimat adalah bilangan yang ditulis dengan huruf serta hanya dinyatakan

dengan satu atau dua kata. Jadi, apabila bilangan tersebut dinyatakan lebih dari

dua kata, maka penulisannya menggunakan bilangan dan tidak boleh ditempatkan

di awal kalimat, dengan begitu bentuk susunan kalimatnya harus diubah atau bisa

ditambahkan kata lain. Hal tersebut berlandaskan pada PUEBI yang terlampir

sesuai dengan Permendikbud dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian

penulisan angka serta bilangan.


121

Perbaikan: Sebanyak 77 Guru Besar Anti Korupsi Minta Jokowi Batalkan Agenda

Pelantikan Pegawai KPK Jadi ASN

3. Pemakaian Tanda Baca

a. Tanda Titik (.)

1) Data 1

“ ... bantuan hukum yang diberikan Partai Golkar kepada

Azis Syamsuddin sangat bergantung dengan harapan dari

yang bersangkutan. sendiri” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 8 Mei 2021, pukul 14:25 WIB).

Terjadinya kesalahan penggunaan tanda titik dalam kalimat disebabkan

akhir kalimat pernyataan tersebut tidak disertai tanda titik, melainkan, tanda titik

dipakai sebelum kata yang mengakhiri kalimat.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian penggunaan tanda baca titik, bahwa

kalimat pernyataan diakhiri dengan tanda titik.

Perbaikan: bersangkutan sendiri.

2) Data 2

“Pendaftaran [dibuka] mulai tanggal 25 sampai dengan 31

Mei 2021” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 29 Mei 2021,

pukul 13:16)

Terjadinya kesalahan penggunaan tanda titik dalam kalimat disebabkan

akhir kalimat pernyataan tersebut tidak disertai tanda titik. Berlandaskan pada
122

PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud dengan No. 50 Tahun 2015,

yaitu pada bagian pemakaian tanda baca titik, bahwa kalimat pernyataan diakhiri

dengan tanda titik.

Perbaikan: Pendaftaran dibuka mulai tanggal 25 sampai dengan 31 Mei 2021.

b. Tanda Koma (,)

1) Data 1

“Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta

[Dr.] Heri Budianto [M.Si.] menjelaskan webinar ini akan

....” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 6 Mei 2021, pukul

18:57 WIB).

Kesalahan pemakaian tanda baca koma yang terdapat pada data tersebut

terjadi karena di antara singkatan gelar akademis yang mengikuti nama orang

tidak dipakaikan tanda koma hal ini guna membedakan dari singkatan nama diri,

keluarga atau marga.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian tanda koma, bahwa di

antara nama orang dengan singkatan gelar akademis yang mengikutinya

disertakan tanda koma yang mana digunakan untuk membedakan dari singkatan

nama diri, keluarga atau marga.

Perbaikan: Dr. Heri Budianto, M.Si.

2) Data 2

“Karena Bakumham tentu berjalan ses[u]ai denagan koridor

yang ada. Jadi dengan yang menimpa Pak Azis ini, ...,’
123

tandasnya” (Sumber: Berita Tribunnews.com, 8 Mei 2021,

pukul 14:25).

Terjadinya kesalahan penggunaan tanda koma dalam kalimat disebabkan

karena setelah kata jadi tanda koma tidak digunakan. Berlandaskan pada PUEBI

yang terlampir sesuai dengan Permendikbud dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu

pada bagian pemakaian tanda koma, bahwa di belakang kata atau ungkapan

penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,

sehubungan dengan itu, serta meskipun demikian memakai tanda koma.

Perbaikan: jadi, dengan yang menimpa ....

3) Data 3

“ ... kecepatan angin terpantau di perairan Selatan Jawa,

Perairan Selatan Bali-NTB, Laut Banda serta Laut Arafuru.”

( Sumber: Berita Tribunnews.com, 10 Mei 2021, pukul 07:36

WIB).

Terjadinya kesalahan penggunaan tanda koma dalam kalimat disebabkan

karena sebelum akhir perincian, tanda koma tidak disertakan, seperti pada kata

yang bergaris bawah.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian tanda koma, bahwa

dalam suatu pemerincian atau pembilangan di antara unsur-unsur dipakaikan

tanda koma.

Perbaikan: ..., Perairan Selatan Bali-NTB, Laut Banda, serta Laut Arafuru.
124

4) Data 4

“Setelah, itu masukkan kode pada kolom.” (Sumber: Berita

Tribunnews.com, 16 Mei 2021, pukul 14:18 WIB).

Terjadinya kesalahan pemakaian pada tanda koma dalam kalimat tersebut

disebabkan oleh adanya penempatan tanda koma yang salah sehingga

memunculkan salah pengertian atau salah baca.

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015, yaitu pada bagian pemakaian tanda koma, bahwa

keterangan yang terdapat di awal kalimat diikuti tanda koma guna menghindari

salah baca/salah pengertian.

Perbaikan: setelah itu, masukkan kode pada kolom.

c. Tanda Hubung (-)

1) Data 1

“Pendidikan S2/S3 di bidang teknologi informasi.” (Sumber:

Berita Tribunnews.com, 29 Mei 2021, pukul 13:16 WIB).

Kesalahan pemakaian tanda hubung terjadi pada penulisan S2/S3. Kata

tersebut merupakan gabungan huruf serta angka, namun angka tersebut bukan

melambangkan jumlah huruf. Jadi, apabila penulisannya tidak rangkaikan dengan

tanda hubung, maka (S2) akan bermakna bahwa jumlah huruf /S/ ada dua serta

(S3) bermakna jumlah huruf /S/ ada 3. Sementara yang dimaksudkan pada kalimat

tersebut adalah strata dua serta strata tiga.


125

Berlandaskan pada PUEBI yang terlampir sesuai dengan Permendikbud

dengan No. 50 Tahun 2015yaitu pada bagian pemakaian tanda hubung, bahwa

tanda hubung dipakai untuk merangkai huruf serta angka.

Perbaikan: S-2 (strata dua) serta S-3 (strata tiga)


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Suatu wujud kecacatan dalam pemakaian bahasa baik lisan maupun

tulisan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, yang menyimpang dari

kaidah bahasa resmi yang telah ditetapkan disebut dengan Kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa juga dapat terjadi pada semua tataran linguistik.

Kesalahan berbahasa tidak hanya dapat terjadi pada ranah tidak resmi

saja, bahkan dalam ranah resmi sekalipun kesalahan berbahasa tetap dapat terjadi.

Misalnya saja pada berita khususnya berita berbasis online yang disediakan

portal-portal berita satu di antaranya, yaitu portal berita Tribunnews.com.

Kesalahan berbahasa pada berita biasanya terjadi karena kesalahan pengetikan

atau kurangnya ketelitian dalam proses penyuntingan.

Berlandaskan dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan pada berita di

portal berita Tribunnews.com yang terbit pada bulan Mei 2021, ternyata masih

banyak terdapat kesalahan-kesalahan berbahasa dari segi ejaan. Kesalahan-

kesalahan tersebut antara lain: 1) pemakaian huruf, yaitu meliputi huruf kapital

sebanyak 9 kesalahan serta huruf miring sebanyak 21 kesalahan; 2) penulisan

kata, yaitu meliputi kata dasar sebanyak 9 kesalahan, kata imbuhan (awalan)

sebanyak 2 kesalahan, bentuk ulang sebanyak 6 kesalahan, gabungan kata

sebanyak 5 kesalahan, kata depan sebanyak 5 kesalahan, singkatan serta akronim

sebanyak 5 kesalahan, angka serta bilangan 1 kesalahan; 3) pemakaian tanda baca,

yaitu meliputi tanda titik sebanyak 2 kesalahan, tanda koma sebanyak 4

126
127

kesalahan, serta tanda hubung 1 kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut diambil

dari 40 terbitan berita pada bulan Mei 2021.

B. Saran

Kesalahan berbahasa bukanlah suatu hal yang bisa disepelekan karena

akan membuat pembaca atau pendengar bingung serta kurang memahami makna

dari informasi yang ingin disampaikan terlebih lagi pada berita. Perlu diketahui

bahwa tidak semua orang atau pembaca berita, seperti di media cetak maupun

media elektronik adalah orang paham akan kaidah bahasa yang baik serta benar.

Maka dari itu, pemakaian bahasa yang baik serta benar pada media massa

khususnya lagi pada berita online harus bisa lebih memperhatikan kaidah

pemakaian bahasa yang baik serta benar, terlebih lagi dalam Perpres No. 63

Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia telah mengatur pemakaian

bahasa pada media massa.


DAFTAR PUSTAKA

Almajid, M. R., dkk. (2020). Analisis Kesalahan Afiks pada Berita Babe.com
Periode Januari-April 2020. Jurnal Lingue: Bahasa, Budaya, dan
Sastra, 2(1), 12-23.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Junus, Andi Muhammad dan Andi Fatimah Junus. 2010. Analisis Kesalahan
Berbahasa. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
KBBI V. 2016. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kuriawan, Aris. 2021. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia.
http://www.gurupendidikan.co.id/ejaan-bahasa-indonesia. (internet).
Diakses pada tanggal 14 Juni 2021.
Mahsun. 2017. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Edisi Ketiga (Cetakan Kesembilan). Depok: Rajawali
Pers.
Markhamah dan Atiqah Sabardila. 2014. Analisis Kesalahan dan Karakteristik
Bentuk Pasif. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Naschah, Ana Farichatun, dkk. (2020). Kesalahan Berbahasa pada Teks Berita
Covid-19 di Media Daring CNN Indonesia. Estetik: Jurnal Bahasa
Indonesia, 3(2), 93-104.
Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia.
2019. http://www.jogloabang.com/budaya/perpres-63-2019-
penggunaan-bahasa-indonesia. (internet). Diakses pada tanggal 12
April 2021.
R, Mantasiah dan Yusri. 2020. Analisis Kesalahan Berbahasa: Sebuah
Pendekatan dalam Pengajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Rosdiana. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi pada Koran
Amanah. Skripsi. Tidak diterbitkan. Makassar. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammdiyah Makassar.
Said. D.M, M. Ide dkk. 1997. Interferensi pada Penggunaan Bahasa Indonesia
oleh Anak-Anak yang Berbahasa Bugis Murid Sekolah Dasar di
Daerah Sulawesi Selatan. Makassar: Laporan Penelitian.
Setiawan, K.E.P dan Wixke Zyuliantina. (2020). Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia pada Status dan Komentar di Facebook. Tabasa: Jurnal
Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1(1), 96-109.

128
129

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar


Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Seri ILDEP, Yogyakarta:
Duta Wacana Press.
Sungguh, As’ad. 2018. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan
Pembentukan Istilah. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, H.G dan Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tarigan, Djago dan Liis Sitti Sulistyaningsih. 1997. Analisis Kesalahan
Berbahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tribunnews.com. hhtp://www.tribunnews.com.
Widiastuti. 2016. Kesalahan Penggunanaan Bahasa Indonesia pada Berita Utama
Harian Fajar. Skripsi. Tidak diterbitkan. Makassar. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Wikipedia. Ejaan. (internet). http://id.m.wikipedia.org/wiki/Ejaan. Diakses pada
tanggal 14 Juni 2021
Winata, N.T. (2019). Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia dalam Media
Massa Daring (Detikcom). Bahtera Indonesia: Jurnal Penelitian
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,4(2), 115-121.
KORPUS DATA KESALAHAN BERBAHASA SEGI EJAAN PADA
BERITA DI PORTAL TRIBUNNEWS.COM

1. Pemakaian Huruf

a. Huruf Kapital

No. Data 1

Judul berita Pengamat Hukum Universitas Trisakti Sebut Rumus

Jitu Menjalankan Bela Negara (2 Mei 2021, pukul

16:21 WIB)

Data “ ... yang diadakan Satuan Tugas Trikrama Husada

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti pada sabtu

1 Mei 2021 dimana diikuti oleh mahasiswa.”

Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital

Perbaikan Sabtu

No. Data 2
Judul berita Doni Ingatkan Daerah Bahwa Jokowi Kepala Negara,
Larangan Mudik Keputusan Politik Negara (3 Mei
2021, pukul 15:27 WIB)
Data “’ ... setelah adanya pengendoran terhadap sejumlah
kegiatan liburan, maka rumah sakit wisma atlet
mengalami kepenuhan sehinggaterjadi antrian
ambulans yang cukup panjang,’ pungkasnya.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital
Perbaikan Rumah Sakit Wisma Atlet
No. Data 3
Judul berita Doni Ingatkan Daerah Bahwa Jokowi Kepala Negara,
Larangan Mudik Keputusan Politik Negara (3 Mei
2021, pukul 15:27 WIB)
Data “’Ini adalah keputusan politik negara, kepala negara
adalah bapak presiden Jokowi,’ kata Doni usai rapat
terbatas di kantor presiden, Jakarta, Senin
(3/5/2021).”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital
Perbaikan Bapak Presiden

No. Data 4
Judul berita Mahfud MD: KKB Papua Sudah Memenuhi Syarat
untuk Dimasukkan dalam Daftar Terduga Teroris (3
Mei 2021, pukul 22:48 WIB)
Data “Mahfud menjelaskan, untuk itu dasar hukum yang
digunakan untuk melakukan penanganan terhadap
KKB adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018
tentang pemberantasan terorisme.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital
Perbaikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Pemberantasan Terorisme

No. Data 5
Judul berita Demokrasi Indonesia Disebut Mundur Seiring
Jokowi Masuk Dunia Politik, Begini Tanggapan
Nasdem (4 Mei 2021, pukul 12:41 WIB)
Data “Kedua, dia mengingatkan bahwa kelompok-
kelompok yang ingin berkuasa dan menguasai
indonesia dengan mengatas namakan agama, itulah
yang sebenarnya ingin merusak demokrasi
indonesia.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital
Perbaikan Indonesia

No. Data 6
Judul berita Respon Komnas HAM Soal Putusan MA yang
Batalkan SKB 3 Menteri tentang Seragam Sekolah (9
Mei 2021, pukul 09:37 WIB)
Data “ ... SKB 3 Menteri tentang Penggunaan Seragam
dan Atribut Bagi Tenaga Kependidikan di
Lingkungan Sekolah yang Diselenggarakan
Pemerintah Daerah Pada Jenjang Sekolah Dasar dan
Menengah.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital
Perbaikan pada

No. Data 7
Judul berita Info BMKG: Peringatan Dini Kamis, 13 Mei 2021:
26 Wilayah Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem (13
Mei 2021, pukul 21:37 WIB)
Data “ ... Teluk Cendrawasih hingga papua Barat serta
memanjang di Papua bagian tengah juga terjadi
konvergensi yang terpantau memanjang.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital
Perbaikan Papua
No. Data 8
Judul berita Reaksi Tokoh Politik atas Pernyataan Jokowi, soal 75
Pegawai KPK, Arif Sarankan KPK Dibubarkan (18
Mei 2021, pukul 16:22 WIB)
Data “Karena itu, Jokowi setuju dengan pertimbangan
Mahkamah Konstitusi dalam Putusan Pengujian
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua UU KPK.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital
Perbaikan Undang-Undang

No. Data 9
Judul berita Gaya Politik Ganjar Dinilai Seperti Air Mancur: yang
Kena yang Jauh-Jauh Aja (30 Mei 2021, pukul 16:12
WIB)
Data “ ... ganjar merupakan masalah internal partai.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf kapital
Perbaikan Ganjar

b. Huruf Miring

No. Data 1
Judul berita Kumpulan Ucapan Selamat Hari Buruh 1 Mei, May
Day, Kirim ke WA atau jadi Status di Media Sosial (
1 Mei 2021, pukul 05:18 WIB)
Data “Inilah kumpulan ucapan selamat Hari Buruh 1 Mei
2021, atau May Day.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan May Day
No. Data 2
Judul berita Doni Ingatkan Daerah Bahwa Jokowi Kepala Negara,
Larangan Mudik Keputusan Politik Negara (3 Mei
2021, pukul 15:27 WIB)
Data “ ... melampirkan bukti hasil tes kesehatan, baik rapid
test antigen maupun GeNOseC19, di setiap posko
penyekatan.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan rapid test

No. Data 3
Judul berita PKS Setuju dengan Pernyataan Saipul Munaji Saat
Jokowi Lebih Sering Berbicara Pembangunan
Ekonomi (3 Meui 2021, pukul 16:32 WIB)
Data “’Setuju, Pak Jokowi sepertinya tidak terlalu tertarik
pada intangible value. Fokus ...,’ ujar Madani ....”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan intangible value

No. Data 4
Judul berita Demokrasi Indonesia Disebut Mundur Seiring
Jokowi Masuk Dunia Politik, Begini Tanggapan
Nasdem (4 Mei 2021, pukul 12:41 WIB)
Data “Demokrasi di Indonesia sudah mengalami
kemunduran terutama dalam civil liberty, kebebasan
berpendapat, dan kebebasan berserikat.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan civil liberty
No. Data 5
Judul berita Bantu Kebutuhan Pangan Korban Gempa Majene,
ACT dan Tribunnews Bagikan 250 Nasi Kotak (4
Mei 2021, pukul 14:13 WIB)
Data “ ..., Tribunnews turut menyalurkan bantuan kepada
korban gempa Majene berupa 250 paket nasi boks
yang dimasak dan di-packing langsung dari Dapur
Umum Pusat Mamuju pada Kamis (4/5/2021).”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan di-packing

No. Data 6
Judul berita Survei Indikator Ungkap 63% Publik Puas Terhadap
Kinerja Jokowi Tangani Pandemi (4 Mei 2021, pukul
17:16 WIB)
Data “’Terkait Covid jarang di dunia negara-negara yang
pemimpinnya mendapatkan aprroval rating di atas 50
persen dalam kondisi pandemi seperti sekarang,’ kata
Burhanuddin.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan aprroval rating

No. Data 7
Judul berita Survei Indikator Ungkap 63% Publik Puas Terhadap
Kinerja Jokowi Tangani Pandemi (4 Mei 2021, pukul
17:16 WIB)
Data “Tingkat kekeliruan atau margin of error tercatat
kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95
persen
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan margin of error

No. Data 8
Judul berita Larangan Mudik Lebaran Mulai Berlaku Hari Ini, 6-
17 Mei, Simak Aturan dan Siapa yang Boleh
Bepergian (6 Mei 2021, pukul 05:56 WIB)
Data “ ..., Memastikan penanganan 3T (testing, tracing,
treatment) bagi warga yang positif terinfeksi Covid-
19 dan warga yang kontak awal.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan testing, tracing, treatment

No. Data 9
Judul berita Larangan Mudik Lebaran Mulai Berlaku Hari Ini, 6-
17 Mei, Simak Aturan dan Siapa yang Boleh
Bepergian (6 Mei 2021, pukul 05:56 WIB)
Data “Proses ini dilakukan di pintu kedatangan atau pos
kontrol yang berada di rest area perbatasan kota
besar, titik pengecekan (checkpoint) dan titik
penyekatan daerah aglomerasi.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan rest area. checkpoint

No. Data 10
Judul berita Inilah Syarat Melakukan Perjalanan Saat Mudik
Lebaran 6-17 Mei 2021 (6 Mei 2021, pukul 12:51
WIB)
Data “Bagi pekerja sektor informal melampirkan print out
izin tertulis dari kepala desa/lurah yang dilengkapi
tanda tangan basah/tanda tangan elektronik ....”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan print out

No. Data 11
Judul berita Elektabilitas Partai Demokrat Moncer di Sejumlah
Hasil Survei, Pengamat: Dipengaruhi Isu Kudeta (7
Mei 2021, pukul 12:12 WIB)
Data “AHY bergerak denga cepat, berani dan denga
timing yang tepat. Dia bisa menunjukkan secara clear
pada publik dan media bahwa seluruh jajaran partai
Demokrat hingga tingkat DPC,’ kata dia.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan timing
clear

No. Data 12
Judul berita Menko PKM: Kerumunan Saat Salat Idul Fitri Harus
Diantisipasi (9 Mei 2021, pukul 21:40 WIB)
Data “Salah satunya yaitu terkait ketersediaan hand
sanitizer dan masker cadangan.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan hand sanitizer
No. Data 13
Judul berita Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri Jatuh pada 13
Mei 2021 (10 Mei 2021, pukul 21:40 WIB)
Data “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Taqabbal
ya Kariim.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Taqabbal ya
Kariim.

No. Data 14
Judul berita Mantan Pimpinan KPK: Ada Upaya Tamatkan
Riwayat KPK untuk Kepentingan Pemilu 2024 (18
Mei 2021, pukul 08:01 WIB)
Data “’Hal ini juga ditegaskan dalam pertimbangan MK
saat memutus judicial review terhadap UU Nomor 19
Tahun 2019 tentang KPK,’ katanya.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan judicial review

No. Data 15
Judul berita Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional, Berikut
Tema Peringatan Harkitnas (19 Mei 2021, pukul
19:58 WIB)
Data “ ... disiarkan langsung secara streaming melalui
tautan berikut ....”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan streaming
No. Data 16
Judul berita Gugatan TPUA Minta Jokowi Mundur, Eggi
Sudjana: Dia Ingkar Janji Kampanye (24 Mei 2021,
pukul `5:03 WIB)
Data “Janji itu anatara lain melakukan pembelian kembali
(buyback) indosat yang seselumnya telah dijual
Megawati Seokarnoputri
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan buyback

No. Data 17
Judul berita Hasto Ajak Kader PDIP Rapatkan Barisan: Jangan
Beri Ruang Siapapun untuk Memecah Belah Partai
(24 Mei 2021, pukul 21:30 WIB)
Data “Banyak yang under estimate terkait dampak
pandemi. Bahkan ....”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan under estimate

No. Data 18
Judul berita Wilayah yang Bisa Melihat Gerhana Bulan Total
Hari Ini, 26 Mei 2021, Berikut Rinciann Waktunya
(26 Mei 2021, pukul 09:37 WIB)
Data “Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon akan
terjadi hari ini, 26 Mei 2021.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan Super Blood Moon
No. Data 19
Judul berita BKN: Tanggal 1 Mei, Rekruitmen CPNS dan PPPK
2021 Belum Dibuka (28 Mei 2021, pukul 22:13
WIB)
Data “ ... peserta hanya dapat melihat ketersediaan formasi
satu per satu di website masing-masing instansi.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan website

No. Data 20
Judul berita BKN: Tanggal 1 Mei, Rekruitmen CPNS dan PPPK
2021 Belum Dibuka (28 Mei 2021, pukul 22:13
WIB)
Data “Honorer THK-II sesuai database THK-II di BKN.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan database

No. Data 21
Judul berita BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja, Pendaftaran
Dibuka Hingga 31 Mei 2021 ( 29 Mei 2021, pukul
13:16 WIB)
Data “Peserta melakukan pendaftaran secara online
melalui tautan yang tersedia di unggahan Instagram
BPJS Kesehatan.”
Jenis kesalahan Pemakaian huruf miring
Perbaikan online
2. Penulisan Kata

a. Kata Dasar

No. Data 1
Judul berita Doni Ingatkan Daerah Bahwa Jokowi Kepala Negara,
Larangan Mudik Keputusan Politi Negara (3 Mei
2021, pukul 15:27 WIB)
Data “Dampak dari adanya warga masyarakat yang nekad
pulang ke kampung halaman pada mudik Idul Fitri,
kata Doni sudah terlibat.”
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan nekat

No. Data 2
Judul berita Mahfud MD: KKB Papua Sudah Memenuhi Syarat
untuk Dimasukkan dalam Daftar Terduga Teroris (3
Mei 2021, pukul 22:48 WIB)
Data “Mahfud mengatakan hal tersebut juga telau
disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam
rapat kabinet 26 April
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan telah

No. Data 3
Judul berita Elektabilitas Partai Demokrat Moncer di sejumlah
Hasil Survei, Pengamat: Dipengaruhi Isu Kudeta (7
Mei 2021, pukul 02:12 WIB)
Data “Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta
(UNJ) ini juga melihat sosok AHY yang bisa cepat
dan tepat melakukan konsoildasi internal.”
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan konsolidasi

No. Data 4
Judul berita Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional, Berikut
Tema Peringatan Harkitnas (19 Mei 2021, pukul
19:58 WIB)
Data “Upacara bendera memperingati 113 tahun
Kebangkitan Nasional yahun 2021.”
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan tahun

No. Data 5
Judul berita Panduan Penyelenggaraan Shalat Gerhana Bulan 26
Mei 2021 dari Kemenag, Dilengkapi Tata Caranya
(25 Mei 2021, pukul 10:57 WIB)
Data “Panduan Penyelenggaraan Shalat Gerhana Bulan 26
Mei 2021 dari Kemenag, Dilengkapi Tata Caranya”
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan salat

No. Data 6
Judul berita Panduan Penyelenggaraan Shalat Gerhana Bulan 26
Mei 2021 dari Kemenag, Dilengkapi Tata Caranya
(25 Mei 2021, pukul 10:57 WIB)
Data “Membaca do’a Iftitah, kemudian membaca surah Al
Fatihah dilanjutkan membaca surah yang lain.”
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan doa
No. Data 7
Judul berita Panduan Penyelenggaraan Shalat Gerhana Bulan 26
Mei 2021 dari Kemenag, Dilengkapi Tata Caranya
(25 Mei 2021, pukul 10:57 WIB)
Data “Kemudian ruku’.”
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan rukuk

No. Data 8
Judul berita Panduan Penyelenggaraan Shalat Gerhana Bulan 26
Mei 2021 dari Kemenag, Dilengkapi Tata Caranya
(25 Mei 2021, pukul 10:57 WIB)
Data “Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).”
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan iktidal

No. Data 9
Judul berita Pengamat Nilai Pernyataan PDIP Tutup Pintu Koalisi
dengan PKS-Demokrat Sebagai Trik Politik Biasa
(30 Mei 2021, pukul 19:27 WIB)
Data “Setidaknya dia mencontohkan, koalisi PDI
Perjuangan dan PKS ada di propinsi Nusa Tenggara
Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan.”
Jenis kesalahan Penulisan kata dasar
Perbaikan provinsi
b. Kata Berimbuhan (awalan)

No. Data 1
Judul berita Survei Indikator Ungkap 63% P;ublik Puas Terhadap
Kinerja Jokowi Tangani Pandemi (4 Mei 2021, pukul
17:16 WIB)
Data “Mungkin ini ada kaitannya banyak hal, termasuk
vaksinasi harus bisa di genjot lebih kencang.
Khususnya ....”
Jenis kesalahan Penulisan kata awalan
Perbaikan digenjot

No. Data 2
Judul berita BPJS Kesekatan Buka Lowongan Kerja, Pendaftaran
Dibuka Hingga 31 Mei 2021 (29 Mei 2021, pukul
13:16 WIB)
Data “Pendaftaran di buka mulai tanggal 25 sampai
dengan 31 Mei 2021.”
Jenis kesalahan Penulisan kata awalan
Perbaikan dibuka

c. Kata Bentuk Ulang

No. Data 1
Judul berita Tersangka Kayu Merbau Ilegal dari Aru Segera
Disidangkan, KLHK Janji Ungkap Kasus
Terorganisir (9 Mei 2021, pukul 09:25 WIB)
Data “ ... Kelurahan Siwalima, Kecamatan Pulaupulau
Aru, Kabupaten Kepulauan Aru,”
Jenis kesalahan Penulisan bentuk ulang
Perbaikan Pulau-Pulau

No. Data 2
Judul berita Pengamat Politik: Jokowi Memberi Harapan
Pemberantasan Korupsi (17 Mei 2021, pukul 20:39
WIB)
Data “’ ..., baik terhadap individu individu maupun
institusi KPK,’ katanya.”
Jenis kesalahan Penulisan bentuk ulang
Perbaikan individu-individu

No. Data 3
Judul berita Survei ARSC: Ini Lima Partai Terkuat Jika Pileg
Dilakukan pada Hari Ini ( 22 Mei 2021, pukul 12:02
WIB)
Data “Hanya beberapa responden yang mengaku tak akan
megubah pilihan pilihan partainya tersebut.”
Jenis kesalahan Penulisan bentuk ulang
Perbaikan pilihan-pilihan

No. Data 4
Judul berita Pengamat Nilai Pernyataan PDIP Tutup Pintu Koalisi
dengan PKS-Demokrat sebagai Trik Politik Biasa (30
Mei 2021, pukul 19:27 WIB)
Data “Saya kira mereka tidak akan malu malu untuk
menjalin kerjasama dalam bentuk koalisi di Pipres
2024 yang akan datang.”
Jenis kesalahan Penulisan bentuk ulang
Perbaikan malu-malu
No. Data 5
Judul berita Silaturahim Kebangsaan, PKS Ingin Relaksasi
Polarisasi Politik (31 Mei 2021, pukul 09:59 WIB)
Data “ ... salah satu ikhtiar memitigasi berbagai stigma
yang dilekatkan oleh pihak pihak yang tidak
menginginkan keberadaan PKS.”
Jenis kesalahan Penulisan bentuk ulang
Perbaikan pihak-pihak

No. Data 6
Judul berita Silaturahim Kebangsaan, PKS Ingin Relaksasi
Polarisasi Politik (31 Mei 2021, pukul 09:59 WIB)
Data “ ... membuka kran komunikasi politik yang
tersumbat dan mengikis prasangka-prasangka buruk
antar anak bangsa.”
Jenis kesalahan Penulisan bentuk ulang
Perbaikan prasangka-prasangka

d. Gabungan Kata

No. Data 1
Judul berita Doni Ingatkan Daerah Bahwa Jokowi Kepala Negara,
Larangan Mudik Keputusan Politi Negara (3 Mei
2021, pukul 15:27 WIB)
Data “Dampak dari adanya warga masyarakat yang nekad
pulang ke kampung halaman pada mudik Idul Fitri,
kata Doni sudah terlibat.”
Jenis kesalahan Penulisan gabungan kata
Perbaikan Idulfitri
No. Data 2
Judul berita Demokrasi Indonesia Disebut Mundur Seiring
Jokowi Masuk Dunia Politik, Begiini Tanggapan
Nasdem (4 Mei 2021, pukul 12:41 WIB)
Data “ ... dengan mengatas namakan agama, itulah yang
sebenarnya merusak demokrasi [I]ndonesia.”
Jenis kesalahan Penulisan gabungan kata
Perbaikan mengatasnamakan

No. Data 3
Judul berita Respon Komnas HAM Soal Putusan Putusan MA
yang Batalkan SKB 3 Menteri tentang Seragam
Sekolah (9 Mei 2021, pukul 09:37 WIB)
Data “Menurut Beka Ulung pembelajaran tentang agama
bagi anak-anak merupakan tanggungjawab orang
tua.”
Jenis kesalahan Penulisan gabungan kata
Perbaikan tanggung jawab

No. Data 4
Judul berita Cara Melihat Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021, Ini
Rekomendasi BMKG ( 26 Mei 2021, pukul 11:45)
Data “Selain itu Gerhana Bulan Total aman disaksikan
oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus
menggunkan kaca mata khusus gerhana.”
Jenis kesalahan Penulisan gabungan kata
Perbaikan kacamata
No. Data 5
Judul berita Pengamat Nilai Pernyataan PDIP Tutup Pintu Koalisi
dengan PKS-Demokrat Sebagai Trik Politik Biasa
(30 Mei 2021, pukul 19:27 WIB)
Data “Tidak jelas benar perubahan antara kerjasama di
tingkat kabupaten/kota.”
Jenis kesalahan Penulisan gabungan kata
Perbaikan kerja sama

e. Kata Depan

No. Data 1
Judul berita Doni Ingatkan Daerah Bahwa Jokowi Kepala Negara,
Larangan Mudik Keputusan Politi Negara (3 Mei
2021, pukul 15:27 WIB)
Data “Diantaranya Gubernur Sumatera Selatan Herman
Deru yang tidak melarang untuk mudik.”
Jenis kesalahan Penulisan kata depan
Perbaikan di antaranya

No. Data 2
Judul berita Survei Indikator Ungkap 63% Publik Puas Terhadap
Kinerja Jokowi Tangani Pandemi (4 Mei 2021, pukul
17:16 WIB)
Data “Hanya ssaja, hasil ini diharapkan tuidak membuat
Budi Gunadi menjadi jumawa. Sebab, tingkat
kepuasan publik terhadap kinerjanya pun masih
dibawah angka 50 persen.”
Jenis kesalahan Penulisan kata depan
Perbaikan di bawah
No. Data 2
Judul berita Penyebutan Bipang Ambawang Tuai Polemik,
Pengamat Sarankan Evaluasi Tim Komunikasi (10
Mei 2021, pukul 05:29 WIB)
Data “Jamil menduga, dibalik blunder Kepala Negara
Terdapat orang-orang di ring satu dan tim
komunikasi presiden bekerja tidak maksimal, atau
tidak menutup kemungkinan mereka memiliki
agenda sendiri diluar agenda presiden.”
Jenis kesalahan Penulisan kata depan
Perbaikan di balik
di luar

No. Data 3
Judul berita Reaksi Tokoh Politik atas Pernyataan Jokowi soal 75
Pegawai KPK, Arif sarankan KPK Dibubarkan (18
Mei 2021, pukul 16:22 WIB
Data “Dilansir Tribunnews, ia setuju dengan pandangan
Jokowi dimana jangan sampai ada pegawai yang
merasa disingkirkan.”
Jenis kesalahan Penulisan kata depan
Perbaikan di mana

f. Singkatan dan Akronim

No. Data 1
Judul berita Petrus Selestinus: Kehdiran Munarman
Legitimasikan Baiat Anggota FPI Masuk dalam
Jaringan JAD-ISIS (5 Mei 2021, pukul 19:55 WIB)
Data “Menurut Petrus, ceramah Munarman dkk dalam
acara baiat kesetiaan ....”
Jenis kesalahan Penulisan singkatan
Perbaikan dkk.

No. Data 2
Judul berita Webinar Mengintip Pilpres 20214, Mengulas
Peluang Koalisi Antar-Elite Partai Politik (6 Mei
2021, pukul 18:57 WIB)
Data “Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
Jakarta Dr Heri Budianto MSi menjelaskan webinar
ini akan ....”
Jenis kesalahan Penulisan singkatan
Perbaikan Dr.
M.Si.

No. Data 3
Judul berita BMKG: 16 Provinsi Berstatus Waspada Banjir yang
Dipicu Hujan Lebat (13 Mei 2021, pukul 22:32 WIB)
Data “ ... ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan
Komunikasi Kebencanaan,Dr Raditya Jati, Kamis
(13/5/2021) melalui keterangan resmi.”
Jenis kesalahan Penulisan singkatan
Perbaikan Dr.

No. Data 4
Judul berita 77 Guru Besar Anti Korupsi Minta Jokowi Batalkan
Agenda Pelantikan Pegawai KPK Jadi ASN (31 Mei
2021, pukul 17:22 WIB)
Data “’ ...,’ kata Prof Sigit Riyanto, Guru Besar FH UGM,
mewakili Koalisi Guru Besar Antikorupsi Lewat
Keterangan tertulis, Senin (31/5/2021).”
Jenis kesalahan Penulisan singkatan
Perbaikan Prof.

No. Data 5
Judul berita Sekjen PDIP: Ada yang Juluki SBY Itu Bapak
Bansos Indonesia (28 Mei 2021, pukul 18:58 WIB)
Data “kalau prasasti batu tulis yang dimaksud dalam
konteks politik, Probowo Mega, ya Pemilu sudah
selesai 2009, ...,’ kata Hasto.”
Jenis kesalahan Penulisan akronim
Perbaikan pemilu

g. Angka dan Bilangan

No. Data 1
Judul berita 77 Guru Besar Anti Korupsi Minta Jokowi Batalkan
Agenda Pelantikan Pegawai KPK Jadi ASN (31 Mei
2021, pukul 17:22 WIB)
Data “77 Guru Besar Anti Korupsi Minta Jokowi Batalkan
Agenda Pelantikan Pegawai KPK Jadi ASN”
Jenis kesalahan Penulisan
Perbaikan Sebanyak 77
3. Pemakaian Tanda Baca

a. Tanda Titik

No. Data 1
Judul berita Mangkir dari Panggilan KPK, Golkar Sebut Azis
Syamsuddin Ada Acara (8 Mei 2021, pukul 14:25
WIB)
Data “ ... bantuan hukum yang diberikan Partai Golkar
kepada Azis Syamsuddin sangat bergantung dengan
harapan dari yang bersangkutan. sendiri”.
Jenis kesalahan Pemakaian tanda titik
Perbaikan bersangkutan sendiri.

No. Data 2
Judul berita BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja, Pendaftaran
Dibuka Hingga 31 Mei 2021 (29 Mei 2021, pukul
13:16 WIB)
Data “Pendaftaran [dibuka] mulai tanggal 25 sampai
dengan 31 Mei 2021”
Jenis kesalahan Pemakaian tanda titik
Perbaikan 31 Mei 2021.

b. Tanda Koma

No. Data 1
Judul berita Webinar Mengintip Pilpres 20214, Mengulas
Peluang Koalisi Antar-Elite Partai Politik (6 Mei
2021, pukul 18:57 WIB)
Data “Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
Jakarta [Dr.] Heri Budianto [M.Si.] menjelaskan
webinar ini akan ....”
Jenis kesalahan Pemakaian tanda koma
Perbaikan Dr. Heri Budianto, M.Si.

No. Data 2
Judul berita Mangkir dari Panggilan KPK, Golkar Sebut Azis
Syamsuddin Ada Acara (8 Mei 2021, pukul 14:25
WIB)
Data “Karena Bakumham tentu berjalan ses[u]ai dengan
koridor yang ada. Jadi dengan yang menimpa Pak
Azis ini, ...,’ tandasnya.”
Jenis kesalahan Pemakaian tanda koma
Perbaikan Jadi, dengan yang menimpa ....

No. Data 3
Judul berita Info BMKG Senin, 10 Mei 2021: Waspada
Gelombang Tinggi Capai 6 Meter di Samudera
Hindia Selatan Jawa (10 Mei 2021, pukul 07:36
WIB)
Data “ ... kecepatan angin terpantau di Perairan Selatan
Jawa, Perairan Selatan Bali-NTB, Laut Banda dan
Laut Arafuru.”
Jenis kesalahan Pemakaian tanda koma
Perbaikan ..., Selatan Bali-NTB, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
No. Data 4
Judul berita Segera Cek Daftar Penerima Bansos Rp300 Ribu
Bulan Mei 2021 Melalui cekbansos.kemensos.go.id
(16 Mei 2021, pukul 14:18 WIB)
Data “Setelah, itu masukkan kode pada kolom.”
Jenis kesalahan Pemakaian tanda koma
Perbaikan Setelah itu, masukkan kode pada kolom.

c. Tanda Hubung

No. Data 1
Judul berita BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja, Pendaftaran
Dibuka Hingga 31 Mei 2021 (29 Mei 2021, pukul
13:16 WIB)
Data “Pendidikan S2/S3 di bidang tekologi informasi.”
Jenis kesalahan Pemakaian tanda hubung
Perbaikan S-2/S-3
GAMBAR DOKUMENTASI BERITA DI PORTAL BERITA

TRIBUNNEWS.COM

1. Pemakaian Huruf

a. Huruf kapital
b. Huruf miring
2. Penulisan Kata

a. Kata dasar
b. Kata imbuhan (awalan)
c. Bentuk ulang
d. Gabungan kata
e. Kata depan
f. Singkatan dan Akronim
g. Angka dan bilangan
3. Pemakaian Tanda Baca

a. Tanda titik
b. Tanda koma
c. Tanda hubung
St. Jasmani. Lahir di Ballaparang pada tanggal 16 Juli 1998,
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Jabbar
dan Ibu Hamsia. Penulis mulai menempuh pendidikan formal di
SD Negeri 192 Inpres Tamalalang pada tahun 2003 dan tamat
pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan
pendidikan ke SMP Negeri 2 Galesong Selatan dan tamat pada
tahun 2012, masih di tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 1 Galesong Selatan dan tamat pada tahun 2015. Dua tahun kemudian,
tepatnya pada tahun 2017 barulah penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan
Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengambil jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, jenjang strata 1 (S-1). Selama kuliah, penulis pernah bergabung
dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Periode 2019-2020 dalam bidang Kesekretariatan.

Anda mungkin juga menyukai