SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
Rahmat Hidayat
105331115016
Nim : 105331115016
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sansi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Pembuat Pernyataan
RAHMAT HIDAYAT
SURAT PERJANJIAN
Nim : 105331115016
pembuat perjanjian
RAHMAT HIDAYAT
MOTTO
Makassar. Dibimbing oleh Dr. ST Suwadah Rimang., M.Hum. dan Dr. Asis
kesok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah sosioligi sastra. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh lansung dari narasumber dan informan, serta berasal dari
buku-buku perpustakaan, skripsi, dan jurnal yang berkaitan dengan sinrilik kesok-
Makassar bahwa sinrilik kesok-kesok mampu tetap eksis sampai saat ini,
suku Makassar khususnya para kaum muda masih mengenal dan berantusias
BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM
kesehatan yang tidak ternilai, kesempatan yang tidak terbatas dan kekuatan yang
selalu dilimpahkan dalam wujud rahmat, serta anugerah terindah sehingga penulis
Tak lupa pula penulis haturkan salam dan shalawat kepada nabi junjungan
kita, pemberi rahmat bagi alam semesta, yaitu baginda Rasulullah Muhammad
Shallallahu Alaihi Wa salam sang revolusioner sejati yang telah membawa kita
keluar dari alam gelap gulita menuju ke alam yang terang benderang seperti saat
ini.
bukan semata-mata diraih oleh penulis. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini
Suwadah Rimang., M.Hum., dan Bapak Dr. Asis Nojeng., S.Pd., M.Pd selaku
pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang segenap
kesalahan yang penulis tidak ketahui. Tak lupa pula senantiasa memberikan
kedua orang tua bapak dan ibu yang telah banyak membantu, baik secara moril
ataupun materi serta memberikan segala dukungan, motivasi dan do’a yang tidak
ada putus putusnya demi kesuksesan dan masa depan penulis yang lebih baik
kedepannya.
Pd. selaku Ketua dan sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Akhir kata penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Penulis berharap Semoga
bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah dari
Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Allah Subuhana Wa Ta’ ala yang senantiasa
RAHMAT HIDAYAT
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
MOTTO ................................................................................................vii
ABSTRAK ...........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1. Sastra.............................................................................................. 09
c. Ciri-ciri Sastra.......................................................................... 11
17
2. Sinrilik............................................................................................ 18
d. Jenis-jenis Sinrilik.................................................................... 26
A. Rancangan Penelitian........................................................................... 39
1. Observasi ....................................................................................... 40
2. Wawancara .................................................................................... 41
3. Dokumentasi .................................................................................. 41
2. Sinrilik Kontemporer...................................................................45
kesok............................................................................................52
18
B. Pembahasan.......................................................................................69
A. Kesimpulan.........................................................................................76
B. Saran....................................................................................................77
19
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanpa mengenal batar ruang dan waktu. Seni dalam bentuk aliran, ragam dan jenis
apapun, tidak lain adalah hasil aktivitas karya manusia yang dikonfigurasikan
(Arifin, 2012:39). Aneka ragam Kebudayaan setiap daerah yang sangat menarik
dan unik, kebudayaan merupakan warisan leluhur dari generasi ke generasi yang
rasa dalam diri seseorang serta penyampaian pesan tertentu yang dapat dinikmati
(Rahim. 2018: 21) kesenian daerah merupakan unsur yang menjadi bagian
masyarakat selalu menarik untuk ditelusuri, disatu sisi dengan rentang waktu
20
Tentu saja fenomena ini tidak terjadi begitu saja, ada beberapa aspek yang
IPTEK, perubahan pola pikir masyarakat serta pengaruh gaya hidup masyarakat
luar. Maka dari itu, untuk menjaga kesenian daerah, perlu langkah-langkah
pengembangan dan pelestarian agar kesenian daerah tetap terjaga dan tidak
masyarakat.
gagasan, serta kepercayaan terdahulu. Oleh sebab itu melalui karya sastra dapat
sosial”. Karya sastra dianggap sebagai gambaran atau potret suatu kehidupan
sosialnya sebagai bentuk reaksi sosial baik itu sastra yang tergolong dalam bentuk
21
Berbagai etnis di Indonesia mempunyai tradisi lisan yang masih hidup dan
berkembang, serta masih diakrabi oleh masyarakat pemilik tradisi lisan tersebut.
Akan tetapi, tradisi lisan tersebut semakin lama semakin berkurang karena
dikaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa kini, tradisi lisan
harus diakui mempunyai kekuatan dan sumber daya yang besar artinya, dan tidak
dapat dilepaskan baik dari wawasan nilai, konsep ideologis, maupun konsepsi
pesan tertentu secara turun temurun, pesan yang disampaikan melalui ucapan,
pidato, nyanyian, dan dapat berbentuk pantun, cerita rakyat, maupun nasihat yang
generasi. Sastra lisan merupakan segala bentuk wacana yang disampaikan secara
lisan dengan mengikuti cara atau adat istiadat yang telah terpola dalam
budaya yang dimiliki oleh masyarakat dan juga merupakan cerminan dari
masyarakat itu sendiri. Sastra lisan hadir ditengah masyarakat yang masih
bahwa masyarakat Indonesia lebih dulu mengenal sastra lisan, masyarakan yang
hidup pada masa sastra lisan di Indonesia dikenal dengan masyarakat praaksara.
22
sekitarnya, apa yang mereka lihat, rasakan, dan mereka dengarkan, hal inilah yang
menimbukan hubungan yang cukup erat antara peristiwa alam dengan cerita
tutun-temurun yang terdapat dalam mitos, legenda, dongeng dan sastra lisan
lainnya.
Surutnya kecintaan generasi penerus pada sastra lisan karena sastra lisan
tersebut sudah dianggap tidak sesuai dipraktikan dalam dunia modern. Padahal
kalau melihat dari sejarah, sastra lisan merupakan tradisi yang sudah lama dikenal
mengatakan bahwa sebagai hasil budaya dimasa lampau yang ikut membentuk
peradaban nusantara, sastra lisan sudah mulai surut bersama ketidak sadaran
Sulawesi selatan terdiri dari beberapa suku, salah satunya suku Makassar
dalam bentuk prosa, puisi, dan prosa lirik. Salah satu tradisi sastra lisan yang
berbentuk prosa lirik adalah tradisi sinrilik. Nasruddin (1998:1) Sinrilik adalah
cerita yang tersusun secara puitis berirama dan bercerita (dinyanyikan) oleh
seorang yang ahli yang disebut pasinrilik. Lazimnya sinrilik ini, diiringi alat
musik kesok-kesok atau kerek-kerek gallang. Sastra lisan sinrilik amat populer
budaya Makassar
23
Sinrilik merupakan karya sastra lisan Makassar yang termasuk dalam prosa
lirik yang penyampainnya dengan cara dilagukan atau iramakan, ada yang
menggunakan alat musik (kesok-kesok) maupun tanpa alat musik dan umumnya,
diceritakan atau dinyanyikan oleh seorang pria yang ahli, biasa dinamakan
pasinrilik. Ada dua jenis ataupun cara dalam penyajian sinrilik, yakni dengan
dan dilagukan atau diiramakan tanpa diiringi alat musik umum disebut sinrilik
bosi timurung.
untuk hiburan, kesok-kesok merupakan alat musik tradisional yang digesek sejenis
jantung pisang yang berongga ditengahnya yang umumnya ditutupi dengan kulit
kambing dan memiliki dua buah senar, alat yang dipakai untuk menggesek kesok-
kesok menggunakan kayu serta senar dari ekor kuda mirip degan alat penggesek
pada biola.
Penyampaian sinrilik yang dibawakan oleh pasinrilik selalu sesuai dengan cerita
cerita yang berupa deskripsi dan narasi, suara pasinrilik terdengar biasa saja dan
cendrung monoton. Akan tetapi, jika cerita berada pada beberapa bagian yang
yang tinggi, cepat dan keras, serta bersemangat. Tetapi jika sedang membawakan
kisah-kisah keagamaan, gesekan dan temponya cenderung lebih lambat. Pada saat
24
pertunjukan sinrilik kesok-kesok ketika membawakan cerita kepahlawanan atau
Sinrilik bosi timurung adalah sinrilik yang berisi dan dikaitkan dengan
kedukaan. Sinrilki bosi timurung ini pada umumnya melukiskan parasaan sedih.
Menurut Matthes (Rahim, 2018:7) sinrilik sejenis puisi dan dapat disamakan
dengan syair dalam bahasa melayu. Akan tetapi dari beberapa penelitian terhadap
sinrilik disimpulkan bahwa sinrilik tidak sama dengan puisi ataupun syair karena
bahwa sinrilik adalah sejenis prosa dan tergolong dalam prosa lirik atau prosa
berirama Pada dewasa ini sinrilik sudah sangat jarang dilakukan dan terdengar
muncul pada saat pagelaran atau pementasan seni budaya tertentu saja, bahkan
sinrilik, padahal setiap orang dapat mempelajar sinrilik, baik dia berprofesi
sebagai petani, nelayan, ataupun guru dan lain sebagainya. Mirisnya lagi, sebagai
kebudayaan yang diwariskan oleh generasi sebelumnya bahkan tak tahu apa itu
sinrilik.
25
Beberapa pertimbangan, penulis mengangkat Judul penelitian ini
kehidupan masyarakat suku Makassar masih eksis sampai saat ini?, akankah
untuk terus eksis. Namun, apa bila saat perannya tergeser oleh seni pertunjukan
suku Makassar”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
26
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
kesok-kesok.
27
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sastra
a. Pengertian Sastra
“ajaran” dan tra yang berarti “alat” atau “sarana”. Sastra adalah hasil
b. Karya sastra
membangkitkan pesona pada rasa dengan alat bahasa baik itu dalam
aspek kehidupan manusia) yang telah tersusun baik dan indah dalam
bentuk benda konkret (Sangidu, 2007: 38). karya sastra tidak hanya
28
tuturan (speech) yang telah tersusun dengan rapi dan sistematis yang
syarat karya sastra dapat disebut karya sastra bermutu, yaitu sebagai
berikut : (1) karya sastra adalah suatu usaha merekam isi jiwa
sastra sebuah intrgritas; (6) karya sastra yang bermutu merupakan suatu
Karya yang bernilai sastra, baik itu tulisan maupun lisan, selalu
dengan keharuan rasa ialah, rasa indah, kagum, benci, cinta, sayang, rasa
simpati, dan sebagainya. Setiap ciptaan yang baik bahasa dan isinya
c. Ciri-ciri Sastra
29
kali kita tidak mengetahui apa saja ciri-ciri sastra itu sehingga dapat
membedakan tulisan karya sastra dan yang bukan karya sastra. Menurut
Siswanto (2008: 72-81) membedakan ciri-ciri karya sastra atas dua hal,
yaitu ciri umum karya sastra dan ciri karya sastra yang baik. Ciri-ciri
umum karya sastra tersebut adalah : (1) sebuah karya dapat dikatakan
sebagai calon karya sastra apabila bila ada niat dari sastrawan untuk
menciptakan karya sastra. (2) karya sastra adalah hasil proses kreatif. (3)
pragmatis. (4) bentuk dan gaya karya sastra khas. khas yang dimaksud
ialah bentuk dan gayanya berbeda dengan bentuk dan gaya yang dimiliki
nonsastra. (5) bahasa yang digunakan karya sastra khas. Gaya bahasa
dalam karya sastra selalu diusahakan dengan cara lain, yang berbeda
dengan gaya bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. (6) karya
menyebutkan ciri-ciri karya sastra yang baik mencakup tiga aspek, yaitu
norma estetika, norma sastra, dan norma moral. Norma estetika pertama,
30
pembaca, menuntunnya melihat sebagai kenyataan kehidupan, dan
sosial, atau politik masa lalu dalam kaitannya dalam peristiwa masa kini
dan masa datang. Norma sastra. Pertama, karya itu merefleksi kebenaran
Kedua, karya itu mempunyai daya hidup tinggi yang senantiasa menarik
dan keindahan karena struktunya yang tesusun epik dan selaras. Norma
moral. Karya sastra disebut memiliki norma moral apa bila karya tersebut
d. Fungsi Sastra
Jdi fungsi itu melekat pada unsur yang berbeda dalam sebuah kelompok
31
Menurut Haslinda (2019 : 31-32) mengemukakan fungsi sastra
sebagai berikut:
1. Fungsi Rekteatif
pembaca akan fokus pada konflik yang terjadi didalamnya, dan untuk
2. Fungsi Dedikatif
3. Fungsi Estetis
tersendiri. Tidak harus rumit dan sulit dimengerti, tetapi keindahan harus
tetap ada.
4. Fungsi Moralitas
32
Sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. Dengan
5. Fungsi Religius
Yang Maha Esa, tentu aspek agama tidak hilang dari karya sastra.
tedapat dalam kehidupan masa lampau yang perlu diketahui bagi generasi
muda.
e. Manfaat Sastra
1. Memberikan Motivasi.
33
ini cukup rumit, mengingat dalam memahami hubungan antar
beberapa karya sastra seperti novel, cerpen, atau puisi dapat di klaim
untuk diingat. Dalam hal ini bererti ada kaitan-kaitan antara sastra
5. Mendidik
perhatian emosional.
34
f. Karya Sastra Makassar
ditengah masyarakat serta telah tumbuh dan menjadi identitas dari suatu
menumbuhkan solidaritas.
kana, kelong, pakkio bunting, dondo, aru, dan rapang. Prosa mencakup
beberapa sastra lisan Makassar sudah ditulis atau dibukukan tetapi pada
secara lisan. Sastra lisan Makassar merupakan sebuah tuturan verba yang
35
juga memiliki cici-ciri umum seperti karya sastra lisan pada umumnya,
2. Sinrilik
nilai-nilai dan estetika. Seni tradisional tumbuh dan berkembang sejak masa
warisan dari abad ke abad dan tetap mendapatkan tempat pada masyarakat
menembus zaman dalam sebuah perjalanan waktu yang sangat panjang dan
sampai hadir diera modern saat ini. Tak dapat dipungkiri bahwa bertahannya
sinrilik ditegah gelombang perubahan yang kian pesat adalah hasil kerja keras
a. Pengertian Sinrilik
36
Makassar. Dari sekian banyak karya sastra yang dimiki oleh masyarakat
suku Makassar salah satunya yaitu sastra lisan atau seni tutur sinrilik yang
masih ada dan cukup diminati hingga saat ini. Menurut Nasrudin
namun disampaikan dengan cara bernada dan diiringi alat musik, seolah
bercerita.
sebagai sarana penyampain pesan bernafaskan islam dan sarat akan nilai-
37
juga harus mempunyai keterampilan berimprovisasi, mampu memainkan
beberapa ahli (pasinrilik), maka tidaklah heran kalau pasinrilik yang satu
yang lain mengubah sedikit ceritanya dari waktu ke waktu. Karena itulah,
sangatlah wajar jika pasinrilik yang satu dengan yang lainnya berbeda
sesudah salat isya, sampai pada pukul tiga atau empat subuh. Pasinrilik
38
Makassar, agar semua pendengar dapat mengerti pesan yang disampaikan
oleh pasinrilik
hanya fokus pada naskah yang mereka bawakan, namun mereka harus
dalam sinrilik, namun mereka juga harus siap ketika dipersilahkan untuk
urusan politik. Kecuali jika pasinrilik dipesan secara khusus oleh pihak
39
simpati dari pendengar. Pasinrilik dituntut untuk selalu menyampaikan
kesok. Saat sekarang ini hampir tidak ada lagi tokoh sinrilik, yang tersisa
hanyalah pelaku-pelaku sinrilik. Hal ini terjadi karena tidak banyak yang
terkadang ada yang hanya pandai bermain musik tetapi tidak pandai
dalam teks cerita namun lebih mengedepankan gaya bahasa dan cara
daerah yang masih kita jumpai saat ini. Walaupun penikmat ataupun
peminat sinrilk sudah berkurang dari waktu ke waktu. Banyak faktor yang
40
1. Tradisi lisan menyangkut pesan-pesan yang berupa pernyataan-
bentuk nyanyian yang biasanya diiringi oleh alat musik kesok-kesok atau
20. Tidak ditemukan secara detail mengenai tahun lahirnya sinrilik. Hal
41
atau sebagai kelompok. Contoh sinrilik yang berupa kisah
42
gurindam dan syair. Bahkan juga nyanyian, tarian serta
dan pewarisnya. Sinrilik adalah suatu bentuk kesenian tutur yang sangat
sinrilik adalah sebuah bentuk seni sastra yang sangat diminati dan
salah satu seniman yang sangat dihargai pada zaman dahulu, karena dapat
kebijakan oleh sang raja. sinrilik pada zaman dahulu berfungsi sebagai
43
Jamaluddin (2018:21) Seiring berkembangnya zaman, sinrilik
juga tidak jarang diundang untuk mengisi acara pada stasiun televisi lokal
masyarakat Makassar, juga sebagai sebuah etnis yang pada masa lampau
menghidupkan nilai-nilai budaya yang tinggi dan etika yang kuat hingga
saat ini. Hal tersebut masih melekat dalam alur cerita sinrilik, serta dapat
d. Jenis-jenis Sinrilik
Secara umum, sinrilik mempunyai dua jenis, yaitu sinrilik bosi timurung
dan sinrilik kesok-kesok. Sinrilik bosi timurung adalah sinrilik yang isinya
44
yang isinya panjang-panjang, mengandung unsur-unsur kepahlawanan,
tanggung jawab yang tinggi dan cinta kasih kepada sesama manusia.
Sinrilik jenis seperti ini menggunakan cara penyampaian isi cerita disertai
bosi timurung menggambarkan tentang rasa rindu, rasa pilu, karena nasib
meninggalnya seorang keluarga. Oleh sebab itu jika jenis sinrilik ini
pada tempat dan saat-saat tertentu saja seperti di tempat sunyi atau pada
malam hari ketika orang di sekeliling kita sedang tidur nyenyak. Tujuan
yang sedang melamun duka. Orang yang membawakan sinrilik ini tidak
2. Sinrilik Kesok-kesok
alat musik gesek sejenis dengan rebab. Alat musik tersebut berbahan baku
kayu, kulit kambing, dua buah senar, dan ekor kuda. tubuh kesok-kesok
45
berongga ditengahnya yang ditutupi dengan kulit kambing dan memiliki
menggunakan kayu serta senar dari ekor kuda mirip degan alat penggesek
Biasanya sinrilik ini dibawakan atau disajikan semalam suntuk dari jam 8
sampai menjelang pagi, tetapi dalam rana seni pementasan atau dalam
pementasan.
1. Fungsi Rekteatif
46
tersenyum sendiri menikmati keindahan kisah cinta yang tersaji.
ada hal yang unik terjadi ketika peneliti sedang meyaksikan salah satu
dan penonton hanya diam terpukau tanpa interaksi, berbeda ketika saat
2. Fungsi Dedikatif
47
Sastra merupakan sarana pendidikan. membaca karya sastra
48
3. Fungsi Estetis
yang membuat para pendengarnya hanyut dalam alunan musik dan isi
49
4. Fungsi Moralitas
(Rahim, 2018:38)
gerangan yang besarnya sama dengan tanah Gowa? Pada hari ini,
50
bahkan sekarang ini juga aku berjanji dengan sesungguhnya akan
(Rahman, 2018:41)
benteng yang telah dibuat itu diserang oleh musuh baik itu sama
Gowa.
5. Fungsi Religius
tuhan yang Maha Esa, tentu aspek agama tidak hilang dari karya
ceramah kepada jamaah mesjid, beliau mema kai baju kokoh, sarung
51
memangku kesok-kesok. Ini kemudian menjadi bukti bahwa sinrilik
B. Penelitian Relevan
1. Disertasi oleh: Asis Nojeng, 2018. “Kajian Nilai Syair Royong dan
2. Skipsi oleh: Abd. Rahman Rahim, 2018. “Nilai-nilai Sosial Dalam Sinrilik
52
4. Skripsi oleh: Nurfitrah Rahmadahi, 2018. “Analisis Nilai Moral dalam
Kappalak Tallumbatua
5. Skripsi oleh : Idawati Garim, Taufik dan Sakinah Fitri, 2018. “Restorasi
Makassar”
53
Beberapa penelitian di atas tidak ada yang membahas tentang
penelitian-penelitian sebelumnya.
C. Kerangka Pikir
Karya sastra merupakan suatu hasil karangan ciptaan manusia yang berupa
pesona pada rasa dengan alat bahasa baik itu dalam bentuk tulisan maupun
lisan.
Beberapa etnis di Indonesia mempunyai sastra lisan yang masih hidup dan
pesan tertentu secara turun temurun, pesan yang disampaikan melalui ucapan,
pidato, nyanyian, dan dapat berbentuk pantun, cerita rakyat, maupun nasihat
generasi ke generasi.
54
Daerah Sulewasi Selatan khususnya masyarakat suku Makassar memiliki
beberapa sastra lisan yang diwarisi turun temurun dan masih bertahan hingga
alat musik yaitu kesok-kesok (sejenis rebab) ataupun tanpa alat musik.
Berdasarkan isi dan cara penyajiaannya, sinrilik dibagi atas dua macam, yaitu
alat musik tradisional yaitu kesok-kesok yang merupakan alat musik gesek
dari penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk gambar. Berikut bagan
kerangka pikir.
55
Sastra
Sastra Lisan
Sinrilik
Eksistensi
Analisis
Temuan
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Data kualitatif
deskripsi yang diteliti tentang situasi program, kejadian, orang, interaksi, dan
kesenian sastra lisan sinrilik kesok-kesok diera modern saat ini, Bagaimana upaya
para pasinrilik yang masih mempertahankan sinrilik kesok-kesok sampai saat ini
B. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh lansung dari informan atau objek
yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi informan adalah beberapa pasinrilik
57
kesok-kesok (orang yang membawakan sinrilik kesok-keso), dan masyarakat
suku Makassar.
2. Data Skunder
Data skunder yaitu data yang terlebih dahulu dikumpulkan lalu dilaporkan
oleh seseorang ataupun instansi diluar dari penulis sendiri. Data skunder ini
1. Observasi
yang berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti akan melihat secara lansung
peristiwa yang terjadi dilapangan dengan melihat hal-hal yang ada dalam
sinrilik kesok-kesok
58
2. Wawancara
secara lisan, dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan
dan Abu Ahmadi (2001: 70). Wawancara ini akan dilakukan oleh peniliti
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini juga bertujuan untuk memperoleh data tertulis maupun tidak
tertulis. Data tertulis diambil dari media cetak sedangkan data yang tidak
tertulis diperoleh dari pengambilan gambar atau foto dan video ketika
59
Kedua, teknik rekam atau pengambilan gambar, dengan menggunakan teknik
tersebut memudahkan penulis untuk memperoleh data yang dibutuhkan dari hasil
3. Menganalisis data
Setelah data penelitian yang valid sudah terkumpul yang diperoleh dari
4. Menyimpulkan
60
BAB IV
sinrilik sebagai hiburan sinrilik, pada era jaman kerajaan Gowa berfungsi
61
sebaliknya jika masyarakat ingin menyampaikan aspirasi maka
yang indah.
masyarakat dan sinrilik pada jaman dahulu itu dimainkan mulai jam
07:00 malam atau ba’da isya sampai jam 04:00 dini hari, kalaupun
62
ceritanya tidak selesai disambung besok malamnya jadi audiensnya
sinrilik memiliki durasi menyajian yang cukup lama, mulai dari selepas
masyarakat pada jaman dulu memiliki cukup waktu luang serta antusias
penyajian sinrilik dimasa modern saat ini, durasi sinrilik pada saat ini
sekitar kurang lebih lima belas menit, hal ini membuktikan bahwa sinrilik
dalam segi penyajian dan fungsi, sinrilik mengalami perubahan dan telah
masyarakat penikmatnya.
2. Sinrilik Kontemporer
63
terkadang saya jadikan MC (Master Of Ceremony), kergantung
orang yang dari luar makassar itu bisa mengerti apa yang kita
cerita legenda atau sejarah masa lalu itu, yang biasa dibawakan
komunikasi mobern, seperti radio, dan televisi bahkan saat ini sinrilik
telah dapat diakses melalui situs-situs internet dari youtube dan lainnya,
64
namun pertunjukan sinrilik kesok-kesok secara lansung masih menjadi
televisi, bahkan saat ini sinrilik telah dapat diakses melalui situs internet
atau youtube.
kesok-kesok antara sinrilik jaman dulu dengan sinrilik jaman modern atau
dimainkan semalaman suntuk, dimulai dari setelah salat isya sampai pada
65
dominan penontonnya tidak mengerti bahasa Makassar maka penyajian
menggunakan bahasa makassar, baik pada saat pembuka maupun isi dari
bahasa Indonesia.
pada kegiatan yang diselenggarakan oleh pecinta alam, maka materi yang
66
maka bisa saja yang lebih dulu dibongkar adalah fakta-fakta tentang
dan kemudian diakhiri dengan himbauan agar berpolitik dengan jujur dan
adil, serta tidak lupa dengan janji-janji yang diberikan oleh masyarakat.
tidak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, maka kita hanya akan
zaman tanpa merusak nilai-nilai sinrilik itu sendiri, tanpa inovasi maka
yang begitu cukup panjang dan penggunaan bahasa cukup rumit untuk
dimengerti pada generasi zaman saat ini, sebagaimana kita ketahuai bahwa
67
namun juga memakai selingan bahasa Indonesia juga, ini dikarenakan
tidak semua penonton atau orang-orang yang hadir diacara tersebut paham
oleh pasinrilik.
pada zaman dulu, seperti yang dikatakan oleh Syarifuddin Dg Tutu atau
semalam suntuk, mulai dari selepas shalat isya sampai menjelang subuh.
jika durasi penyajian sinrilik seperti ini masih dipertahankan pada masa
bahkan disawah pun bisa, tetapi zaman sekarang tak ada lagi yang seperti
sehingga dengan penyajian yang mengambil benang merah dari isi cerita
yang dibawakan kita dapat memahami secara jelas dengan durasi waktu
cukup singkat.
68
Pada umumya, sinrilik merupakan suatu kesenian dengan pola
adat Makassar seperti acara prosesi pernikahan, bahkan dalam acara resmi
dengan kesenian Makassar lainnya tanpa merusak etika sinrilik itu sendiri,
beberapa jenis kesenian Makassar lainnya yang begitu luar biasa serta
69
atau cerita standar yang cukup panjang kemudian dipersingkat ceritanya
tanpa mengurangi inti dari cerita tersebut, kemudian dari segi penampilan
kesok-kesok dalam media teknologi maka semakin luas pula gerak untuk
70
budaya suku Makassar yang sudah menjadi tanggung jawab bagi
kemasyarakat
itu keren namun keberadaan sinrilik kesok-kesok saat ini sangat kurang
71
dimunculkan, informan juga berpendapat jika sinrilik kesok-kesok
72
kegiatan seni yang berada di kota-kota seperti Makassar tatapi juga harus
pertunjukan sinrilik kesok-kesok dan tidak tau apa itu sinrilik kesok-
ini, sudah tidak banyak lagi peminat dan pelakon sinrilik kosok-kesok.
langsung pertunjukan sinrilik kesok-kesok ini serta tidak tahu apa itu
sinrilik kesok-kesok.
73
Informan berpendapat, sinrilik kesok-kesok harus dipertontonkan
agar masyarakat tahu bahwa sinrilik kesok-kesok ini masih ada dan
dipertahankan.
menyaksikan sinrilik kesok-kesok dan tidak tau seperti apa rupa sinrilik
sinrilik kesok-kesok.
Sumoharjo, sebagai mahasiswa tidak tahu apa itu sinrilik dan tidak
74
namanya budaya harus tetap dilestarikan, jangan sampai masyarakat
sampai lerlupakan.
75
masih banyak yang melestarikannya, keberadaan serta pertunjukan
kesok akan tetap lestari dan tetap eksis keberadaannya. Menurut informan
kesok itu masih kurang, sinrilik kesok-kesok ini harus tetap ada, jangan
seharusnya dilestarikan.
76
Wawancara kepada salah satu masyarakat suku Makassar yang
ia tidak tahu apa itu sinrilik kesok-kesok dan tidak pernah menyaksikan
masyarakat agar budaya ini dikenal dan tetap dilestarikan dari generasi
harus tetap tergaja karena sinrilik merupakan budaya kita, budaya suku
Makassar.
77
khusunya sinrilik kesok-kesok ini. Menurutnya penyajian sinrilik kesok-
sinrilik kesok-kesok di era modern saat ini masih terjaga dan masih sangat
78
mendengar kabar dan menyaksikan langsung pertunjukan sinrilik kesok-
79
Informan bernama Zaki Baridwan umur 17 tahun beralamat di Jl.
Andi Tonro Makassar Griya Pena Mas, sebagai siswa mengatakan bahwa
80
pertujukan sinrilik kesok-kesok itu menyenangkan dan sakral. Pendapat
sebagai pelajar mengataka ia tidak tahu apa itu sinrilik kesok-kesok serta
kesok saat ini sangat bagus karena sudah berkembang sampai sekarang,
bagus.
81
dan informasi mengenai pertunjukan sinrilik kesoik-kesok tidak meluas
menarik dan unik tetapi dari segi bahasa agak sulit dipahami.
karena banyaknya alat musik modern yang sangat menarik minat remaja
suku Makassar.
82
Informan bernama Muhammad Wirawan Djakaria umur 25 tahun
ini tidak tenggelam oleh budaya luar, informan juga mengatakan sinrilik
titipan dari leluhur terdahulu serta menjadi bukti keberadaan alat musik
83
Hasil wawancara lapangan salah satu masyarakat suku Makassar
ini dari segi pertunjukan sangat menarik dan unik serta menghibur.
kesok sudah tidak bermunculan lagi, atau bisa dikatakan sinrilik kesok-
mempelajari sinrilik.
84
pertunjukan sinrilik kesok-kesok berlansung ia merasa bangga dapat
sinrilik kesok-kesok.
para kaum muda dari empat puluh informan masyarakat suku Makassar,
apa rupa yang disebuat sinrilik kesok-kesok itu tapi ketika peneliti
85
pernah menyaksikan langsung pertunjukan kesenian yang ditunjukan
peneliti.. Melihat dari persoalan ini, peneliti memikirkan antara dua hal.
86
pertontonkan depan khalayak walaupun di saat-saat wabah virus corona
B. Pembahasan
sinrilik kesok-kesok masih eksis atau telah terlupakan oleh masyarakat suku
Sinrilik kesok-kesok diera modern saat ini mengalami perubahan dari pola
dikemas dalam penyajian yang mudah dijangkau dari segi pemaknaan agar
masyarakat luas dapat mengerti apa pesan ataupun cerita yang dituturkan oleh
87
sinrilik ini muncul pada masa kepemimpinan raja Gowa yang ke-10, pasinrilik
mengikuti arus perkembangan global serta secara tidak sadar masyarkat telah
Hal yang menjadi kekhawatiran para pelaku budaya jangan sampai kita
kemudian tergeser kalah eksis dengan kesenian modern, jika para pelaku
berbaur dengan gaya hidup masyarakat modern, maka lahirlah istilah sinrilik
sinrilik budaya Makassar, sinrilik yang dulunya memiliki kisah atau cerita
88
pasinrilik Syarifuddin Dg Tutu kini dengan adanya sinrilik kontemporer
pendengar dapat mudah mengarti tentang apa pesan yang disampaikan oleh
pasinrilik, dan juga menganai tempat pertunjukan sinrilik sudah masuk pada
media komunikasi modern seperti radio, televisi, bahkan sinrilik saat ini dapat
diakses melalui situs-situs internet dan media sosial, hal ini dilakukan agar
masyarakaat paham dan tak melupakan, akan pelestarian kesenian budaya yang
mereka miliki.
kepunahan, karena para penutur sinrilik semakin berkurang, sudah tidak ada
lagi generasi penutur sinrilik yang muncul untuk melestarikan budaya sinrilik
Makassar ini, padahal sinrilik ini merupakan kesenian Makassar yang amat
tradisional dan diakui menjadi warisan budaya nasional. Kita dapat mengetahui
Sinrilik saat ini walaupun para pasinrilik sudah berkurang namun sinrilik
masih diminati oleh masyarakat suku Makassar, dari hasil penelitian lapangan
masih terjaga sampai saat ini dan mendapatkan tempat dihati masyarakat suku
89
Makassar, hanya terkadang penyebaran informasi akan acara pagelaran seni
Karya sastra tidak lepas dari bentuk keindahan, sama halnya dengan
sinrilik ini, keindahan pada sinrilik terletak pada cara penyajiannya yang
bercerita dengan nada bertutur seperti nyanyian kemudian diringi oleh alat
masa lampau tapi juga ditengah cerita sejarah itu, pasinrilik menyampaikan
yang Maha Esa, sebagai masyarakat yang beragama tentunya sinrilik sebagai
karya sastra tutur, sinrilik masuk dalam segala aspek kehidupan masyarakat
90
tetapi juga dalam aspek dunia akhirat, sinrilik dapat menjadi media dakwah
penelitian bahwa jika sesuatu kesenian itu tak dikenal lagi ataupun sudah pudar
diingatan masyarakat maka lambat laun kesenian itu akan menghilang, tidak
tersebut, begitu halnya berkitan dengan sinrilik kesok-kesok ini, jika sinrilik ini
sudah tak eksis lagi ditengah masyarakat, tidak ada lagi regenerasi pasinrilik
yang memainkan sinrilik kesok-kesok ini, hilanglah salah satu yang merupakan
aset budaya, khususnya aset budaya suku makassar, jika ini terjadi maka
bahwa sebagai masyarakat suku Makassar memilik sebuah kesenian yang unik,
memiliki kesenian yang sarat akan makna kehidupan serta didalamnya terdapat
sejarah-sejarah leluhur suku Makassar. Maka dari itu sinrilik sangat perlu
dipertahankan keberadaannya.
Hal yang perlu kita jaga yaitu jangan sampai generasi selanjutnya mereka
membahas mengenai sinrilik kesok-kesok namun yang menjadi inti dari sinrilik
ini adalah pasinrilik itu sendiri, tulisan tetap hanyalah tulisan, sinrilik hanya
91
akan menjadi sebuah cerpen atau novel tanpa adanya pertunjukan langsung dari
pasinrilik.
punah, maka dari itu saya merasa terpanggil untuk membuat alatnya, supaya
Upaya Nurhadi, S.Pd., M.Pd. selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Gowa
sehingga para siswa lebih mengenal dan tahu memainkan sinrilik kesok-kesok “
sinrilik tidak masuk kedalam kurikulum, tetapi sesuai dengan visi dan misi
Films., 2020)
92
regenerasi terputus maka kita tinggal menunggu waktu untuk sinrilik
menghilang dari ingatan dan masyarakat suku Makassar kehilangan salah satu
kesok-kesok mampu tetap eksis sampai saat ini, dibuktikan dengan seringnya
kesok-kesok ini dan juga masyarakat suku Makassar khususnya para kaum
suku Makassar.
terhadap sinrilik.
93
BAB V
1. Kesimpulan
ini terbilang masih terjaga dan diminati oleh masyarakat suku Makassar,
ini. Serta para masyarakat suku Makassar masih banyak tahu jelas mengenai
apa itu sinrilik kesok-kesok. Tetapi pada saat ini kabar duka menyelimuti dunia
meninggal dunia pada hari selasa, tanggal 3 Agustus 2021 di usia 66 tahun,
sekarang Arif Dg Rate sebagai pasinrilik termuda saat ini masih sering tampil
berikutnya muncul lagi seorang penutur sinrilik, agar tetap terjaga budaya
kesenian suku Makassar ini. Bukan tanpa sebab sinrilik kesok-kesok harus tetap
94
kejadian masalampau, sekarang, serta kesantunan-kesantunan dalam
bermasyarakat.
2. Saran
Secara garis besar, penelitian ini sebagai langkah untuk lebih mengetahui
serta memahami salah satu kesenian Makassar atau sastra tutur ini yaitu sinrilik
kesok-kesok yang tidak akan kira temui di daerah manapun kecuali Sulawesi
namun hanya sebagian kecil yang mampu penulis kumpulkan dalam penelitian
ini, mudah-mudahan dimasa yang akan datang, bagi mereka yang berminat
95
DAFTAR PUSTAKA
96
Inriati Lewa (2015) berjudul “Sinrilik Kappalak Tallumbatua: suntingan teks, nilai-
nilai, fungsi, dan resepsinya”. Penelitian ini merujuk pada naskah sinrilik
kappalak tallumbatua bahasa Makassar.
Jamaluddin, Riska. 2018. “Sinrilik Perspektif Al-Quran di Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa” skipsi fakultas Ushuluddin filsafat dan politik. UIN Alauddin
Makassar.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid XV;
Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004.
Maleong, Lexy J,. 2001. “Metodologi Penelitian Kualitatif” Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Monoharto, Goenawan. dkk. Seni Tradisional Sulawesi Selatan. Cet. I; Makassar:
Lamacca Press, 2003.
Nasruddin. 1998. ”Bunga Rampai Hasil penelitian bahasa dan sastra III”. Ujung
Pandang : Balai Penelitian Bahasa.
Nojeng, Asis. 2018. “Kajian Nilai Syair Royong dan Relevansinya dengan
pembelajaran muatan lokal”, Program Pascasarjana, Universitas Negeri
Makassar.
Rahmadani, Nurfitrah. 2018. “Analisis Nilai Moral dalam Sinrilik Kappalak
Tallumbatua”. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Negeri Makassar.
Rahim, Abd Rahman. 2018. Nilai-Nilai Sosial Dalam Sinrilik Kappalak Tallumbatua.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universita Muhammadiyah Makassar
97
LAMPIRAN
98
99
RIWAYAT HIDUP
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Banggai dan lulus pada tahun 2013.
Terakhir, penulis lulus SMA Negeri 1 Liukang Tupabbiring pada tahun 2016.
Tahun 2016 penulis aktif sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Muhammadiyah Makassar.
Serta penulis Masuk pada salah satu lembaga kesenian internal kampus dibawah
naungan Prodi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu lembaga Bengkel
Seni BASSI dan aktif juga pada kegiatan-kegiatan kesenian dan sastra baik itu
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111