Anda di halaman 1dari 75

STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN

PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING

SKRIPSI

Oleh

KURNIA

10539 1171 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
STUDI LITERATUR : MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN
PADA MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
KURNIA
10539 1171 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021

i
ii
iii
iv
v
Motto…
“Kita semua mampu menjadi apa saja yang kita mau.

Kuncinya sangat sederhana. Gantungkanlah harapanmu

kepada Tuhan yang kau yakini dan perkuatlah dirimu

sendiri dengan kekuatan yang kau miliki...”

Tulisan ini Kupersembahkan…

 Setiap detik waktu menyelesaikan karya tulis ini

merupakan hasil getaran do’a dan dukungan kedua

orang tua (Pua H. Bandu Husen dan Ma Hj. Nurma),

kakak-kakakku (Ansitu, Siti Rahma, Asni, S.Pd,

Bukhari, S.Pd.I, dan M. Fuad, S.Pd), Keponakanku

tersayang (Ilma, Nandar, Tian, Ima, Aulia, Afdal.

Azwar, Damar, Amira, Azril, Khairil, Naira, Azfar,

Aza, Adelia, dan Ara) dan keluarga yang mengalir

tiada henti.

 Setiap tetesan keringat yang keluar merupakan

tanggung jawab untuk almamaterku.

vi
ABSTRAK

Kurnia. 2020. Studi Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada


Model Pembelajaran Inquiry Learning. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh H. Abd. Samad dan Dewi Hikmah Marisda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran pada


model inquiry learning dalam pembelajaran fisika. Metode penelitian yang
digunakan adalah library research (studi literatur) dari 50 jurnal maupun
prosiding hasil penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning
yang ada di Indonesia dari tahun 2010-2020. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jenis media yang digunakan pada model inquiry learning adalah Physics
Education Technology (PhET), Laboratorium Virtual, Audio Visual, Alat Peraga,
Macromedia Flash, Video, Multimedia, Animasi, Web, Livewire App,
Powerpoint, Modellus, dan Augmented Reality. Media yang paling banyak
digunakan adalah Physics Education Technology (PhET) dengan persentase
sebesar 28% karena dengan menggunakan software tersebut dapat menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta memberikan
dampak positif dalam pembelajaran fisika. Media yang paling sedikit digunakan
adalah Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan Augmented
Reality dengan persentase sebesar 2%. Dengan demikian media pembelajaran
Physics Education Technology (PhET) yang paling banyak digunakan pada
model Inquiry Learning dalam pembelajaran fisika. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemampuan dalam
bidang fisika, terutama media pembelajaran karena media memiliki manfaat yang
tak terbatas dalam dunia pendidikan untuk dikembangkan.

Kata Kunci: Inquiry Learning, Media Pembelajaran, Studi Literatur.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan dan menyebarkan pesan-pesan
Allah SWT kepada umatnya.
Dalam usaha penyelesaian penyusunan skripsi yang berjudul “Studi
Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Model Pembelajaran
Inquiry Learning” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata-1
(S1) dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai
pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada
kedua orang tuaku, Pua H. Bandu Husen dan Ma tercinta Hj. Nurma yang telah
berjuang, mendidik, memberikan semangat, dorongan, doa, serta kasih sayang
yang tak terhingga dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga
terselesainya studi (S1) penulis. Terima kasih juga untuk kakak-kakakku tercinta
Ansitu, Siti Rahma, Asni, S.Pd, Bukhari, S.Pd.I, dan M. Fuad, S.Pd yang telah
membantu, baik berupa bantuan materil maupun dukungan moril untuk penulis.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis
mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
dan setulusnya kepada Ayahanda Drs. H. Abd. Samad, M.Si selaku pembimbing I
dan Ibu Dewi Hikmah Marisda, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu
bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing, memberikan ide, arahan,
saran dan bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta
memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini
maupun selama menempuh proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan

viii
perlindungan, kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang
telah dicurahkan kepada penulis selama ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D
selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Ayahanda
Ma’ruf, S.Pd., M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan
ilmu pengetahuan selama dibangku kuliah.
Terima kasih untuk diriku sendiri, yang sudah bertahan dan berjuang
untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih, atas perjuangannya untuk
mengerjakan skripsi. Tetap kuat untuk melanjutkan perjalanan hidup dan temukan
pengalaman-pengalaman baru di setiap langkahmu. Terima kasih juga kepada
grup WINNER (Kang Seungyoon, Kim Jinwoo, Song Minho, dan Lee
Seunghoon) yang telah memberikan motivasi dan semangat karena lagu-lagunya
selalu menjadi moodbooster dan menemani penulis setiap mengerjakan karya
ilmiah ini, rekan-rekan seperjuangan khususnya Ana dan Misa yang telah
memberikan semangat, keceriaan serta arti sahabat dalam hidupku, semoga
persahabatan kita akan terus terbina sampai tua nanti, teman-teman Kost Cahaya
terutama Nisa dan Ayu yang telah menjadi adik yang baik yang selalu membantu
dan memberikan semangat dalam suka maupun duka serta membuat
keberadaanku menjadi lebih berarti dan jadi lebih bermakna, semoga semua
kenangan yang ada akan menjadi cerita indah dalam lembar kehidupan kita dan
silaturahmi kita akan terus berlanjut walaupun berpisah nanti, dan tak lupa kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tak sempat
penulis sebutkan namanya satu persatu, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada mereka semua. Hal ini tidak mengurangi rasa terima
kasihku atas segala bantuannya.

ix
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia
yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa
adanya kritikan sehingga penulis dapat berkarya yang lebih lagi pada masa yang
akan datang. Dengan harapan dan do’a penulis, semoga karya tulis ini dapat
memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis dan
menambah khasanah ilmu khususnya di bidang pendidikan fisika.

Amin Ya Rabbal’alamin.

Wassalam

Makassar, Januari 2021


Penulis,

Kurnia

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
E. Definisi Operasional ...................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 5
A. Kajian Pustaka ............................................................................... 5
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 14
A. Rancangan Penelitian ..................................................................... 14
B. Sumber Data................................................................................... 14
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 14
D. Teknik Analisis Data...................................................................... 15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 17
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 17
B. Pembahasan.................................................................................... 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 39

xi
A. Simpulan ........................................................................................ 39
B. Saran .............................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri ....................................................................... 8
4.1. Analisis Jurnal............................................................................................ 17
4.2. Jenis Media Yang Digunakan Pada Model Inquiry Learning ................... 32

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
4.1. Diagram Persentase Penggunaan Media Pembelajaran ............................. 33

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan peserta
didik yang saling bertukar informasi. Sasaran dalam pembelajaran adalah peserta
didik, dimana peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya baik dalam sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Tugas
guru adalah memberikan kemudahan untuk proses tersebut, dengan menciptakan
suasana yang mendukung proses pembelajaran. Ini sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013, bahwa proses pembelajaran berpusat pada peserta didik (student
centered), Pilendia (2020: 2). Dalam Al-Quran manusia dituntut untuk menuntut
ilmu setinggi mungkin dan salah satu ciri yang membedakan islam dengan yang
lainnya adalah penekanannya terhadap ilmu (sains). Sebagaimana dijelaskan
dalam Alquran surah Al-baqarah ayat 31-33:

Artinya:
“Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-
orang yang benar!” mereka menjawab: “Maha suci Engkau, tidak ada yang
Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Pada kurikulum 2013, pembelajaran lebih diarahkan kepada tiga hal


penting, yaitu karakter, kompetensi, dan literasi. Pada aspek kompetensi
ditekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif,
oleh Marisda (2019). Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, fisika merupakan salah

1
satu mata pelajaran wajib yang dipelajari di sekolah tingkat menengah untuk
kelompok peminatan IPA. Maka sudah seharusnya fisika dipelajari secara
menyenangkan. Cara penyampaian materi tentunya sangat berpengaruh terhadap
proses dan hasil pembelajaran fisika. Mata pelajaran fisika hendaknya dapat
membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan mandiri. Peserta didik dilatih
untuk dapat membangun pemahamannya sendiri tanpa bergantung pada guru.
Dalam proses pembelajaran guru merangsang pengetahuan peserta didik dengan
fenomena-fenomena alam yang ada disekitar peserta didik, Pilendia (2020: 2).
Kenyataannya pelajaran fisika justru menjadi momok bagi kebanyakan
peserta didik dan akar segala kesulitan. Sebagian besar peserta didik cenderung
tidak tertarik pada pelajaran fisika dan menganggap pelajaran paling rumit,
menegangkan dan sukar untuk dipelajari. Padahal ketidaksenangan terhadap suatu
pelajaran misalnya fisika akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.
Pendidik harus pandai menciptakan suasana menyenangkan dalam proses
pembelajaran, agar mindset peserta didik dapat berubah mengenai pelajaran
fisika. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran
pada model inquiry learning yang dapat membantu guru dalam menjelaskan
materi yang bersifat abstrak dan sulit untuk dibawa langsung ke kelas.
Penggunaan media pembelajaran pada model inquiry learning memegang
peran penting dalam proses pembelajaran. Dari penelitian (Saputra dkk, 2020)
menunjukkan bahwa menggunakan media dalam pengajaran fisika adalah sangat
efisien terhadap hasil belajar peserta didik. Penggunaan media yang interaktif
dapat membantu dalam memfasilitasi pembelajaran menjadi lebih optimal. Hasil
penelitian dari (Nujul dkk, 2017) menunjukkan bahwa penggunaan media
simulasi memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil belajar fisika peserta
didik. Hal ini juga diperkuat oleh (Ridayatul dkk, 2020) yang menyatakan bahwa
dengan menggunakan media, proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan peserta
didik memegang peran penting selama proses pembelajaran dilaksanakan. Oleh
karena itu berbagai multimedia interaktif telah dikembangkan untuk
meningkatkan hasil pembelajaran fisika.

2
Saat ini berbagai jenis media pembelajaran dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Namun guru harus jeli dalam memilih media yang akan digunakan.
Karena kesesuaian media akan berdampak pada proses dan hasil belajar peserta
didik. Saat ini berbagai jenis media sudah digunakan pada model inquiry learning
seperti, audio visual, powerpoint, animasi, PhET dan sebagainya. Media-media
tersebut telah terbukti dapat meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran fisika.
Seperti hasil penelitian dari (Ginting, 2020) yang menunjukkan bahwa
pembelajaran berbantuan media PhET dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa dibandingkan pembelajaran biasa.
Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan media pembelajaran pada
model inquiry learning memberikan potensi besar dalam pembelajaran fisika.
Menyikapi hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Studi Literatur : Media Pembelajaran Yang Digunakan Pada Model
Pembelajaran Inquiry Learning”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti yaitu, “Seberapa besar persentase analisis
penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada model pembelajaran
inquiry learning?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
besarnya persentase analisis penggunaan media pembelajaran yang digunakan
pada model pembelajaran inquiry learning.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan dan pemahaman
tentang media pembelajaran pada model inquiry learning dalam proses
pembelajaran fisika dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2) Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang penggunaan media
pembelajaran yang digunakan pada model inquiry learning dalam

3
pembelajaran fisika secara tertulis kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, khususnya pada jurusan pendidikan fisika.
2. Manfaat Praktis
1) Memperoleh pengalaman belajar baru, serta melatih kemampuan
berpikir, kreatif dan teliti.
2) Mendorong peserta didik agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.
3) Memberikan wawasan metodologi pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan pemahaman pembelajaran.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam skripsi penelitian ini dimaksudkan agar
tidak terjadi penafsiran yang salah terhadap judul skripsi dan memberikan
gambaran yang jelas kepada pembaca. Definisi operasional yang dimaksud
yaitu:
1) Library Research (Studi Literatur) adalah mencari referensi teori yang
relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini
dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs
internet.
2) Media pembelajaran merupakan alat atau sarana sebagai perantara untuk
menyampaikan bahan pelajaran dari guru kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran agar terjalin suatu interaksi timbal balik, sehingga
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
3) Model inquiry learning adalah rangkaian proses pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan peserta didik untuk memiliki pengalaman
belajar dalam menemukan konsep-konsep materi berdasarkan masalah
yang diajukan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran K13
1. Discovery Learning
Menurut Daryanto dan Syaiful (2017: 260) Discovery Learning
adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa
sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, namun dengan cara ditemukan
sendiri. Discovery merupakan proses mental dimana peserta didik mampu
mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud
antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan
sebagainya.
Guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik sesuai dengan tujuan. Pada intinya, model pembelajaran
discovery learning ini mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif
dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented di mana guru
menjadi pusat informasi menjadi student oriented peserta didik menjadi
subyek aktif belajar, oleh Daryanto dan Syaiful (2017: 261).
2. Problem Based Learning (PBL)
Menurut Assegaff, dkk (2016) Problem Based Learning (PBL)
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengajukan
masalah dan dilanjutkan dengan menyelesaikan masalah tersebut. Untuk
menyelesaikan masalah itu, peserta didik memerlukan pengetahuan baru
untuk menemukan solusinya, dimana jenis masalah tergantung pada
organisasi tertentu. Biasanya, masalah didasarkan pada masalah kehidupan
nyata yang telah dipilih dan diedit untuk memenuhi tujuan pendidikan dan
kriteria.

5
3. Project Based Learning
Project Based Learning adalah pembelajaran yang memerlukan
waktu jangka panjang, menitikberatkan pada aktivitas peserta didik untuk
dapat memahami suatu konsep atau prinsip dengan melakukan investigasi
secara mendalam tentang suatu masalah dan mencari solusi yang relevan
serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga peserta didik
mengalami proses pembelajaran yang bermakna dengan membangun
pengetahuannya sendiri, oleh Nurfirtiyanti (2016).
4. Inquiry Learning
Menurut Daryanto dan Syaiful (2017: 263) Pembelajaran inkuiri
merupakan salah satu model yang dapat mendorong peserta didik untuk
aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian
proses pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis
dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator dan membimbing peserta didik untuk belajar.
2. Model Inquiry Learning
a. Pengertian dan Karakteristik Model Inquiry Learning
Menurut Kunandar (2010: 371) Inkuiri berasal dari bahasa Inggris
“Inquiry” yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu
jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Model
pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong
peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran inkuiri adalah
proses pembelajaran dimana peserta didik didorong untuk belajar melalui
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip, dan guru mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman
dan melakukan percobaan yang memungkinkan peserta didik menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Lebih lanjut, Aris (2014: 85) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

6
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Selanjutnya oleh Trianto (2011: 166) menyatakan strategi inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Berdasarkan pendapat ahli yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa model inquiry learning (pembelajaran inkuiri) adalah
rangkaian proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta
didik untuk memiliki pengalaman belajar dalam menemukan konsep-
konsep materi berdasarkan masalah yang diajukan.
Menurut Doni Swardarma (2013: 66) model pembelajaran inkuiri
akan efektif bila:
1) Guru lebih mengutamakan proses belajar dibandingkan peserta
didik menguasai materi
2) Materi yang diajarkan tidak dalam bentuk fakta atau konsep yang
sudah jadi, namun sebuah simpulan yang perlu dibuktikan
3) Rata-rata peserta didik memiliki kemampuan berpikir cukup baik
4) Jumlah peserta didik tidak terlalu banyak dan guru memiliki
banyak waktu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
inkuiri lebih mengutamakan proses belajar daripada pencapaian hasil
belajar. Selain itu, guru bukan sebagai sumber pengetahuan namun sebagai
fasilitator, motivator, serta narasumber bagi para peserta didik, sehingga
mereka dapat mencari pengetahuan sendiri.
b. Jenis-jenis Model Inquiry Learning
Menurut Mulyasa (2015: 108), mengemukakan tiga macam model
inquiry sebagai berikut:

7
1) Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang
dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-
pertanyaan yang membimbing. Dalam pelaksanaannya, sebagian besar
perencanaan dibuat oleh guru, peserta didik tidak merumuskan masalah.
Petunjuk mengenai cara penyusunan dan mencatat data dibuat oleh guru.
2) Free Inquiry (Inkuiri Bebas)
Dalam hal ini peserta didik melakukan penelitian bebas
sebagaimana seorang ilmuan. Metodenya adalah setiap peserta didik
dilibatkan dalam kelompok tertentu, setiap kelompok memiliki tugas
sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan
data, dan pengevaluasi proses.
3) Modified Free Inquiry (Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi)
Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan
kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut
melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
c. Sintaks Pembelajaran Inkuiri
Menurut Trianto (2011: 172) tahapan pembelajaran inkuiri adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri

Tahapan Deskripsi Perilaku Guru


Fase 1 Menyajikan Guru membimbing peserta didik
pertanyaan atau mengidentifikasi masalah dituliskan di
masalah papan tulis. Guru membagi peserta
didik dalam kelompok.
Fase 2 Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk curah pendapat
dalam membentuk hipotesis. Guru
membimbing peserta didik dalam
menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidikan.
Fase 3 Merancang Guru memberikan kesempatan pada
percobaan peserta didik untuk menentukan

8
langkah-langkah yang sesuai dengan
hipotesis yang akan dilakukan. Guru
membimbing peserta didik
mengurutkan langkah-langkah
percobaan.
Fase 4 Melakukan Guru membimbing peserta didik
percobaan untuk mendapatkan informasi melalui
memperoleh percobaan.
informasi
Fase 5 Mengumpulkan dan Guru memberi kesempatan pada tiap
menganalisis data kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul.
Fase 6 Membuat kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam
membuat kesimpulan.

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Inquiry Learning


Aris (2014: 86) mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan
dari model Inquiry Learning tersebut, dimana kelebihan sebagai berikut:
1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang
sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna.
2) Dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata.
Selain beberapa kelebihan di atas, model Inquiry Learning juga
memiliki beberapa kelemahan di antaranya:
1) Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan peserta didik yang
tinggi. Bila peserta didik kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang
efektif.

9
2) Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai
pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing
peserta didik dalam belajar.
3) Karena dilakukan secara kelompok, kemungkinan ada anggota yang
kurang aktif.
4) Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu
muda, misalkan SD.
5) Cara belajar peserta didik dalam metode ini menuntut bimbingan guru
yang lebih baik.
6) Untuk kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak, akan sangat
merepotkan guru.
7) Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika
pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.
8) Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas.
3. Media Pembelajaran
Menurut Trianto (2011: 234) media adalah suatu ekstensi manusia
yang memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan
kontak langsung dengannya. Media pembelajaran adalah sebagai
penyampai pesan dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan.
Sementara Isran dan Rohani (2018: 93) mengemukakan media
pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang
digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi dengan siswa.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
suatu alat atau sarana sebagai perantara untuk menyampaikan bahan
pelajaran dari guru kepada peserta didik.
Setiap kegiatan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur
antara lain tujuan, bahan, metode, dan alat (media), serta evaluasi. Unsur
metode dan alat (media) merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari
unsur-unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk
mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam

10
pencapaian tersebut, peranan media sebagai alat bantu atau alat peraga
memegang peranan penting, sebab dengan adanya media ini bahan
pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam proses
belajar mengajar media dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar
proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
Selanjutnya menurut Isran dan Rohani (2018: 94) jenis-jenis media
pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
sebagai berikut:
1) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram,
poster kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut
media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang
dan lebar.
2) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat
(solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock
up, dan lain-lain.
3) Model proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP
dan lain-lain.
4) Media informasi, computer, internet dan lain-lain.
5) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
Media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi
elektronik yang kompleks, tetapi juga bentuk sederhana, seperti slide, foto,
diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjangan ke luar kelas.
Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar.
Lebih lanjut, Isran dan Rohani (2018: 95) menjelaskan bahwa
secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran
akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa
manfaat media yang lebih rinci antara lain:
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

11
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi
dan proses belajar.
8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, terdapat beberapa
buah karya penelitian yang relevan yang berkaitan dengan model inquiry
learning berbantuan media pembelajaran, diantaranya:
1. Skripsi yang ditulis oleh Izza Puspa Rinda, jurusan Pendidikan MIPA,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, tahun
2020 dengan judul “Keterampilan Berpikir Kritis dan Minat Belajar
Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
Berbantuan Virtual Laboratory Di SMAN 4 Jember”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa setelah menerapkan pembelajaran
guided inquiry berbantuan virtual laboratory keterampilan berpikir
kritis siswa menjadi lebih baik dan minat belajar siswa meningkat.
2. Skripsi yang ditulis oleh Yani Rahmawati Santoso, jurusan Pendidikan
MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember,
tahun 2019 dengan judul “Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry
Berbantuan PhET Simulation pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMAN 4 Jember”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan pembelajaran
dengan model inkuiri terbimbing berbantuan PhET simulation
menunjukkan kategori tinggi dengan nilai rata-rata 71,6.
3. Skripsi yang ditulis oleh Desti Nofalia, jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

12
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, tahun 2018 dengan
judul “Pengaruh Metode Inquiry Berbantu Media Alat Peraga
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA Di
MIN 4 Bandar Lampung”. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan
bahwa adanya pengaruh metode inquiry berbantu media alat peraga
terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA.
Perbedaan antara fokus penelitian-penelitian yang telah dilakukan
dengan fokus penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah terletak
pada fokus objek yang diteliti yaitu menganalisis content yang terdapat
dalam jurnal maupun prosiding nasional untuk interval 10 tahun terakhir
mengenai penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada model
inquiry learning.

13
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Studi Literatur atau Studi Kepustakaan (Library Research), atau suatu riset
kepustakaan. Jenis penelitian ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
data dan informasi dengan cara menelaah sumber-sumber tertulis seperti
jurnal ilmiah maupun prosiding yang relevan dengan judul yang akan diteliti.
Menurut Mestika Zed (2008: 3) Studi kepustakaan ialah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca
dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.
Pada umumnya, data pustaka adalah sumber sekunder atau bahan dari
tangan kedua, bukan data orisinil dari tangan pertama sehingga dapat
mengandung bias, kemudian data pustaka dibatasi oleh ruang dan waktu atau
info statik (data mati) yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka,
gambar, rekaman tape, atau film dalam konteks kekinian data digital), oleh
Amir Hamzah (2020: 7-8).
B. Sumber Data
Merujuk pada jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
library research, maka sumber data yang digunakan adalah sumber data
sekunder yaitu jurnal nasional, terakreditasi untuk interval 10 tahun terakhir
dengan jumlah keseluruhan 50 buah.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian library
research ini adalah berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih, dicari
dan dianalisis. Mengingat data yang digunakan oleh peneliti dari hasil karya
tulis berupa jurnal maupun prosiding nasional, maka dalam pengumpulan
data ini peneliti menelusuri, kemudian membaca dan mencatat hasil-hasil
yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan model
Inquiry Learning yang menggunakan media pembelajaran dalam

14
pembelajaran fisika yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang sudah
dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal online.

D. Teknik Analisis Data


Menurut Amir Hamzah (2020: 61) Analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang mudah dipahami. Penelitian ini
menganalisa data melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1) Reduksi Data
Tahapan pertama peneliti menggunakan cara melalui reduksi data.
Reduksi data dilakukan untuk menghindari penumpukan data dengan
merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan pada hal penting, mencari
tema dan pola, membuang yang tidak perlu, hingga memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2) Display Data
Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya yang
peneliti lakukan adalah menunjukkan data atau display data. Dengan
menunjukkan data, maka akan mempermudah peneliti dalam memahami
hasil penelitian.
3) Content Analysis (Analisis Isi)
Dalam menganalisa data peneliti menggunakan metode content
analysis (analisis isi) yaitu metode untuk mengumpulkan dan menganalisis
muatan dari sebuah teks. Teks dapat berupa kata-kata, makna gambar,
simbol, gagasan, tema, dan segala bentuk pesan yang dapat
dikomunikasikan. Menurut Amir Hamzah (2020: 75), analisis isi dapat
digunakan jika memenuhi syarat, yaitu:
a. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang
terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, dan naskah).
b. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu sebagai
metode pendekatan terhadap data tersebut.

15
c. Peneliti memiliki kemampuan teknis mengolah data karena
mungkin sebagian dokumentasi bersifat sangat spesifik.
Dengan demikian peneliti dalam metode ini menganalisa
berdasarkan kajian tekstual yang ada dalam literatur tentang model
pembelajaran inquiry learning berbantuan media. Setelah mendapatkan
hasil analisis langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan.
Menurut Sukardi (2014: 39-40) untuk memberikan sekadar rambu-rambu
cara mengorganisasikan data yang berasal dari bermacam-macam sumber, berikut
ini diberikan beberapa langkah untuk dapat diaplikasikan sesuai dengan keadaan
yang ada:
a. Mulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi diperhatikan
dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan. Cara lain dapat juga,
misalnya dengan melihat tahun penelitian diawali dari yang paling
mutakhir dan berangsur-angsur mundur ke tahun-tahun yang lebih lama.
b. Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan
penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan hendak
dipecahkan dalam penelitian.
c. Mencatat bagian-bagian penting dan relevan dengan permasalahan
penelitian. Untuk menjaga agar tidak terjebak dalam unsur plagiat, para
peneliti hendaknya juga mencatat sumber-sumber informasi dan
mencantumkannya dalam daftar pustaka, jika memang informasi berasal
dari ide atau hasil penelitian orang lain.
d. Buatlah catatan, kutipan, atau salinan informasi dan susun secara
sistematis sehingga peneliti dengan mudah dapat mencari kembali jika
sewaktu-waktu diperlukan.

16
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Adapun materi kajian library research (studi kepustakaan) adalah


model Inquiry Learning yang menggunakan media pembelajaran pada
pembelajaran fisika.

Identitas rujukan kajian studi kepustakaan yaitu jurnal nasional,


terakreditasi untuk interval 10 tahun terakhir dengan jumlah keseluruhan
bahan kajian ada 50 buah.

Untuk melihat hasil kajian secara keseluruhan dapat dilihat pada


tabel berikut:

Tabel 4.1 Analisis Jurnal


No. Peneliti dan Judul Jurnal Media Hasil
Tahun Pembelajaran
1. Kurnia Pengaruh Model PhET Berdasarkan hasil penelitian
Agustina, dkk. Pembelajaran menunjukkan signifikan
2020 Inkuiri 0,028 sehingga hasil ini
Terbimbing menujukkan bahwa adanya
Berbantuan Media pengaruh model
PhET Terhadap pembelajaran inkuiri
Kemampuan terbimbing berbantuan media
Pemecahan PhET terhadap kemampuan
Masalah Dan pemecahan masalah dan
Berpikir Kritis berpikir kritis.
Fisika Peserta
Didik SMA
2. Pramita Rosma Penerapan Model Augmented Hasil penelitian ini
Aryani, dkk. Pembelajaran Reality menunjukkan bahwa
2019 Inkuiri penerapan pembelajaran
Terbimbing inkuiri terbimbing
Berbentuk berbantuan media Augmented
Augmented Reality Reality berpengaruh pada
Pada Peserta minat belajar siswa. Selain
Didik Untuk itu, model pembelajaran
Meningkatkan inkuiri terbimbing
Minat Dan berbantuan media Augmented

17
Pemahaman Reality berpengaruh pada
Konsep IPA pemahaman siswa.

3. Veza Aulia, dkk. Pengaruh Model PhET Berdasarkan hasil penelitian


2019 Pembelajaran yang telah dilakukan, dapat
Inkuiri disimpulkan bahwa terdapat
Terbimbing pengaruh kreativitas fisika
Berbantuan peserta didik pada kelas
Simulasi PhET eksperimen yang diberikan
Terhadap perlakuan berupa
Keterampilan penggunaan model
Proses Sains pembelajaran inkuiri
Peserta Didik terbimbing berbantuan
SMAN 1 Tanjung simulasi PhET. Nilai rata-rata
Tahun Pelajaran kelas eksperimen sebesar 85,2
2019/2020 dan 74,4 untuk kelas kontrol.
4. Ilma Nafiatul Pengaruh Guided PhET Berdasarkan tujuan dari
Barokah,dkk. Inquiry Simulations penelitian ini adalah
2018 Berbantuan PhET membandingkan hasil posttest
Simulations pada kelas eksperimen dan
Terhadap kelas kontrol. Nilai rerata
Kemampuan yang diperoleh kelas
Berpikir Kritis eksperimen sebesar 76,2 dan
Siswa SMAN 1 kelas kontrol sebesar 65. Dari
Kencong hasil pemaparan dapat
disimpulkan bahwa model
guided inquiry berbantuan
PhET simulations
berpengaruh signifikan
terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa kelas X
SMAN 1 Kencong.
5. Sondang Niari Pengaruh Virtual Berdasarkan hasil penelitian,
Bulan, dkk. 2015 Kemampuan Laboratory dapat disimpulkan bahwa
Inkuiri Terhadap terdapat pengaruh
Hasil Belajar kemampuan siswa terhadap
Fisika Berbantuan hasil belajar berbantuan
Virtual Laboratory virtual laboratory dengan nilai
kontribusi sebesar 37,6% dan
terdapat peningkatan yang

18
signifikan pada hasil belajar
fisika berbantuan virtual
laboratory dengan rata-rata
perubahan skor sebesar
25,62%.
6. Indri Damayanti Pengaruh Model Macromedia Berdasarkan hasil penelitian
dan Sabani. 2020 Pembelajaran Flash diperoleh rata-rata kelas
Inquiry Training eksperimen 88,80 dan kelas
Berbantu kontrol sebesar 66,11. Hasil
Macromedia Flash analisis data menggunakan
Terhadap Hasil uji t diperoleh adanya
Belajar Siswa pengaruh yang signifikan dari
Pada Materi model pembelajaran inquiry
Pokok training menggunakan
Pengukuran macromedia flash terhadap
hasil belajar siswa pada
materi pengukuran di kelas X
MAN 3 Medan.
7. Derlina dan Lia Efek Penggunaan Audio Visual Berdasarkan hasil analisis
Afriyanti. 2016 Model data dari hasil penelitian yang
Pembelajaran telah dilakukan bahwa model
Inquiry Training pembelajaran inquiry training
Berbantuan Media menggunakan media audio
Visual Dan visual lebih baik dalam
Kreativitas meningkatkan keterampilan
Terhadap proses sains siswa daripada
Keterampilan pembelajaran konvensional.
Proses Sains Siswa
8. Ekawati dan Ida Penerapan Model PhET Hasil penelitian menunjukkan
Wahyuni. 2019 Inquiry Training bahwa keterampilan proses
Menggunakan sains siswa dengan penerapan
Media PhET model inquiry training
Terhadap menggunakan media PhET
Keterampilan lebih baik dibandingkan
Proses Sains Pada dengan keterampilan proses
Pelajaran Fisika sains siswa dengan penerapan
Di SMA pembelajaran konvensional.
9. Afrizal Penerapan Model Video Berdasarkan hasil penelitian
Fairuzabadi, Pembelajaran menunjukkan bahwa
dkk. 2017 Inkuiri aktivitas belajar siswa selama
Terbimbing menggunakan model
Dengan Video pembelajaran inkuiri
Berbasis terbimbing dengan video
Kontekstual berbasis kontekstual
Dalam termasuk dalam kategori
Pembelajaran IPA sangat aktif yaitu sebesar

19
Pada Materi Suhu 87,81%.
dan
Pengukurannya Di
SMP
10. Rada Fatikasari, Hasil Belajar PhET Hasil data diperoleh bahwa
dkk. 2020 Kognitif Peserta nilai rata-rata hasil belajar
Didik Melalui kognitif peserta didik melalui
Penerapan Model penerapan model
Pembelajaran pembelajaran inkuiri
Inkuiri berbantuan media simulasi
Berbantuan Media PhET sebesar 75, dengan
Simulasi PhET demikian nilai rata-rata hasil
kelas XI IPA SMA belajar kognitif peserta didik
Negeri 1 Anggana dalam kategori baik.
Materi Fluida
Statis

11. Syarifah Lely Penggunaan Simulasi PhET Penggunaan media PhET ini
Fithriani, dkk. Media Simulasi dapat menimbulkan berbagai
2016 PhET Dengan macam pertanyaan oleh
Pendekatan siswa, sehingga siswa mampu
Inkuiri membuat hipotesis sampai
Terbimbing Untuk dapat menemukan konsep
Meningkatkan yang menghubungkan dengan
Keterampilan kehidupan sehari-hari dan
Berpikir Kritis siswa dapat membuat
Siswa Pada Pokok kesimpulan dari langkah-
Bahasan Kalor Di langkah inkuiri terbimbing.
SMAN 12 Banda Dan Hasil penelitian
Aceh menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh dan
peningkatan setelah
menggunakan simulasi PhET
melalui pendekatan inkuiri
terbimbing terhadap
keterampilan berpikir kritis
sebesar 76%.
12. Desi Kristin Pengaruh model Powerpoint Hasil penelitian diperoleh
Lumban Gaol Pembelajaran nilai rata-rata nilai posttest
dan Makmur Inquiry Training kelas eksperimen 71,50 dan
Sirait. 2014 Menggunakan kelas kontrol 61,75.
Media Powerpoint Berdasarkan hasil uji
Terhadap Hasil hipotesis dengan
Belajar Siswa menggunakan uji-t dapat
disimpulkan bahwa ada
pengaruh model

20
pembelajaran inquiry training
menggunakan powerpoint
terhadap hasil belajar siswa.
13. Fajrul Wahdi Efek Model PhET Berdasarkan hasil penelitian,
Ginting. 2020 Pembelajaran nilai rata-rata yang diperoleh
Inquiry Training kelas eksperimen sebesar
Menggunakan 75,76 dan kelas kontrol
Media PhET memperoleh rata-rata sebesar
Terhadap 67,68. Dari nilai tersebut
Kemampuan dapat disimpulkan bahwa
Berpikir Kritis model pembelajaran inquiry
Siswa training menggunakan media
PhET lebih baik dalam
meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa daripada
model pembelajaran direct
instruction.
14. Fajrul Wahdi Efek Model PhET Hasil penelitian menujukkan
Ginting dan Pembelajaran bahwa keterampilan proses
Nurdin Bukit. Inquiry Training sains fisika yang
2015 Menggunakan menggunakan model
Media PhET pembelajaran inquiry training
Terhadap berbantuan media PhET
Keterampilan berbeda dan menunjukkan
Proses Sains dan hasil yang lebih baik
Kemampuan dibandingkan dengan
Berpikir Logis pembelajaran konvensional,
Siswa dan kemampuan berpikir
logis siswa yang
menggunakan model
pembelajaran inquiry training
berbantuan media PhET
berbeda dan menunjukkan
hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
15. Gunawan, dkk. Model Inkuiri Laboratorium Penelitian ini menguji
2019 Terbimbing Virtual pengaruh model inkuiri
Melalui terbimbing melalui
Laboratorium laboratorium virtual pada
Virtual Untuk keterampilan proses sains
Meningkatkan siswa. Berdasarkan hasil
Keterampilan penelitian diperoleh rerata
Proses Sains Siswa kelas eksperimen sebesar
Pada Konsep 70,00 dan kelas kontrol
Kalor sebesar 65,00. Hasil penelitian

21
ini menemukan bahwa
pencapaian keterampilan
proses sains untuk kelas
eksperimen lebih tinggi
dibanding kelas kontrol.
16. Wardah Fajar Pengaruh Model Audio visual Berdasarkan hasil penelitian,
Hani, dkk. 2016 Inquiry Training maka dapat disimpulkan
Disertai Media bahwa ketermpilan proses
Audio Visual sains siswa selama
Terhadap Hasil pembelajaran menggunakan
Belajar dan model inquiry training disertai
Retensi Hasil media audio visual dalam
Belajar Siswa pembelajaran IPA tergolong
Pada dalam kriteria sangat baik.
Pembelajaran IPA
(Fisika) Di MTs
17. Suci Nujul Pengaruh Model PhET Berdasarkan hasil penelitian,
Hayati, dkk. Pembelajaran analisis data, serta
2017 Inkuiri dengan pembahasan maka dapat
Menggunakan disimpulkan bahwa terdapat
Media Simulasi pengaruh model
Terhadap Hasil pembelajaran inkuiri dengan
Belajar Fisika menggunakan media simulasi
Siswa Kelas X terhadap hasil belajar fisika
MIA SMAN 1 siswa kelas X MIA SMAN 1
Lingsar Lombok Lingsar. Nilai rata-rata tes
Barat Tahun hasil belajar fisika kelas
Pelajaran eksperimen yang
2016/2017 menggunakan model
pembelajaran inkuiri dengan
berbantuan media simulasi
lebih tinggi dibanding kelas
kontrol yang meggunakan
media pembelajaran
konvensional.
18. Hermansyah, Pengaruh Laboratorium Berdasarkan perolehan nilai
dkk. 2017 Penggunaan Virtual rata-rata diketahui bahwa
Laboratorium nilai rata-rata kelompok
Virtual Dalam eksperimen sebesar 62,20 dan
Pembelajaran nilai rata-rata kelompok
Inkuiri kontrol sebesar 50,57. Hal ini
Terbimbing menunjukkan bahwa
Terhadap perolehan nilai rata-rata
Penguasaan penguasaan konsep kelompok
Konsep Kalor eksperimen jauh lebih tinggi
Peserta Didik dibanding kelompok kontrol.

22
19. Wildan Hidayat, Pengaruh Model Multimedia Berdasarkan hasil penelitian,
dkk. 2019 Pembelajaran analisis data, dan
Inquiry Training pembahasan, maka dapat
Berbantuan diambil kesimpulan bahwa
Multimedia model Pembelajaran inquiry
Terhadap training berbantuan
Penguasaan multimedia berpengaruh
Konsep Fisika terhadap penguasaan konsep
Peserta Didik fisika peserta didik. Pengaruh
tersebut dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata
penguasaan konsep. Kedua
kelas sama-sama mengalami
peningkatan nilai rata-rata
penguasaan konsep, namun
berdasarkan uji N-gain dapat
dikatakan kelas eksperimen
mengalami peningkatan yang
lebih baik dibandingkan kelas
kontrol.
20. M. Iman Efek Model Multimedia Hasil penelitian menunjukkan
Hidayat dan Pembelajaran bahwa adanya perbedaan
Mara Bangun Inquiry Training hasil belajar siswa yang
Harahap. 2015 Berbasis diajar dengan model
Multimedia pembelajaran inquiry training
Lectora dan berbasis multimedia lectora
Kemampuan dan model model
Berpikir Formal pembelajaran konvensional.
Terhadap Hasil Hasil belajar siswa yang
Belajar Fisika diajar dengan model
Siswa pembelajaran inquiry training
berbasis multimedia lectora
lebih baik dari hasil belajar
siswa yang diajar dengan
model pembelajaran
konvensional.
21. Muhammad Efek Model Macromedia Berdasarkan hasil penelitian,
Hifni dan Betty Pembelajaran Flash terdapat perbedaan hasil
M. Turnip. 2015 Inquiry Training posttest keterampilan proses
Menggunakan sains siswa yang diberi
Media pembelajaran dengan model
Macromedia Flash inquiry training menggunakan
Terhadap media macromedia flash
Keterampilan dengan siswa yang diberi
Proses Sains dan pembelajaran konvensional.
Kemampuan Kelas eksperimen

23
Berpikir Logis memperoleh nilai rata-rata
sebesar 77,21 dan kelas
kontrol sebesar 70,10. Dapat
dilihat bahwa model
pembelajaran inquiry training
menggunakan media
macromedia flash lebih baik
dalam meningkatkan
keterampilan proses sains
siswa daripada pembelajaran
konvensional.
22 Junaidi, dkk. Model Virtual Virtual Hasil penelitian menunjukkan
2016 Laboratory Laboratory bahwa penggunaan model
Berbasis Inkuiri pembelajaran virtual
Untuk laboratory berbasis inkuiri
Meningkatkan secara signifikan dapat lebih
Keterampilan meningkatkan ketermpilan
Generik Sains generik sains siswa
Siswa MA dibandingkan penggunaan
model pembelajaran
konvensional.
23. N. Khoiri, dkk. Pembelajaran Alat peraga Keterampilan generik sains
2020 Inkuiri konstanta pegas siswa yang menggunakan
Terbimbing digital pembelajaran inkuiri
Berbantuan Alat terbimbing berbantuan alat
Peraga Konstanta peraga konstanta pegas
Pegas Digital digital lebih tinggi secara
Untuk signifikan dibandingkan
Meningkatkan dengan siswa yang
Keterampilan pembelajarannya tidak
Generik Sains berbantuan alat peraga
konstanta pegas digital.

24. Mahesti Pengaruh Model Laboratorium Berdasarkan hasil dan


Kusdiastuti, dkk. Pembelajaran Virtual pembahasan yang telah
2016 Inkuiri dipaparkan dapat
Berbantuan disimpulkan bahwa model
Laboratorium pembelajaran inkuiri
Virtual Terhadap berbantuan laboratorium
Penguasaan virtual berpengaruh terhadap
Konsep Fisika penguasaan konsep fisika
Peserta Didik peserta didik. Dapat dilihat
dari nilai rata-rata yang
diperoleh dari kelas
eksperimen sebesar 82,48 dan
71,50 untuk kelas kontrol.

24
25. Yulpi Lorenza, Pengaruh Model Alat Peraga Dari analisis data tes akhir,
dkk. 2019 Pembelajaran terlihat bahwa terdapat
Inkuiri pengaruh model
Terbimbing pembelajaran inkuiri
Berbantukan Alat terbimbing terhadap hasil
Peraga Sederhana belajar fisika peserta didik
Terhadap Hasil kelas XI MIA SMA Negeri 12
Belajar Fisika Kerinci. Dapat dilihat dari uji
Peserta Didik t diperoleh thitung = 17,24 dan
ttabel = 1,72 sehingga thitung >
ttabel . Hal ini berarti H0
ditolak dan H1 diterima. Dari
hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model
pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan alat
peraga sederhana terhadap
hasil belajar peserta didik.
26. Hazairin Pembelajaran Animasi Pembelajaran fisika yang
Nikmatul Fisika Dengan dapat diperoleh dari
Lukma. 2017 Inkuiri penelitian ini antara lain ada
Terbimbing pengaruh inkuiri terbimbing
Menggunakan menggunakan animasi dan
Animasi Dan pictorial riddle terhadap
Pictorial Riddle prestasi belajar fisika, ada
Ditinjau Dari pengaruh motivasi belajar
Motivasi Belajar tinggi dan rendah terhadap
Dan Sikap Ilmiah prestasi belajar fisika, ada
Siswa pengaruh sikap ilmiah tinggi
dan rendah terhadap prestasi
belajar fisika.
27. Ainun Magfirah. Penggunaan Audio visual Hasil penelitian menunjukkan
2019 Media Audio bahwa ada perbedaan hasil
Visual Pada Model keterampilan proses sains dan
Pembelajaran penguasaan konsep IPA kelas
Inkuiri yang menggunakan media
Terbimbing audio visual pada model
Terhadap inkuiri terbimbing dan
Keterampilan kelompok belajar yang hanya
Proses Sains Dan menggunakan pembelajaran
Penguasaan inkuiri terbimbing saja.
Konsep IPA Signifikansi pada penggunaan
media audio visual pada
model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap

25
keterampilan proses sains dan
penguasaan konsep siswa
memiliki pengaruh yang
besar.
28. Hadi L. Pengaruh Model PhET Berdasarkan hasil penelitian,
Manurung dan Inkuiri diperoleh nilai rata-rata kelas
Nurliana Terbimbing eksperimen 80,71 dan kelas
Marpaung. 2020 Berbantuan kontrol 73,28. Hasil uji
Simulasi PhET hipotesis diperoleh adanya
Terhadap Hasil perbedaan hasil belajar
Belajar Siswa antara siswa yang belajar
Pada Materi dengan menggunakan model
Pokok Elastisitas pembelajaran inkuiri
Dan Hukum terbimbing berbantuan
Hooke Di SMA simulasi PhET dan
Negeri 2 Medan pembelajaran konvensional
sehingga terdapat pengaruh
yang signifikan dari model
pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan
simulasi PhET terhadap hasil
belajar siswa yang disertai
penilaian aktivitas belajar
siswa.
29. T. Siti Nadya Pengaruh Model Macromedia Hasil penelitian menunjukkan
dan Pembelajaran Flash bahwa keterampilan proses
Winsyahputra Inquiry Training sains siswa menggunakan
Ritonga. 2019 Berbantu model pembelajaran inquiry
Macromedia Flash training berbantu macromedia
Terhadap flash lebih baik dibandingkan
Keterampilan siswa menggunakan model
Proses Sains pembelajaran konvensional.
Fisika Siswa Nilai rata-rata keterampilan
proses sians siswa yang
menggunkan menggunakan
model pembelajaran inquiry
training berbantu macromedia
flash sebesar 81,60 sedangkan
yang menggunakan
pembelajaran konvensional
sebesar 71,50.
30. Ridho Adi Upaya Alat Peraga Berdasarkan hasil penelitian,
Negoro. 2019 Membangun maka dapat disimpulkan
Keterampilan bahwa pembelajaran inkuiri
Proses Sains berbantuan alat peraga gaya
Melalui sentripetal mampu

26
Pembelajaran meningkatkan keterampilan
Inkuiri proses sains siswa disamping
Berbantuan Alat itu mampu meningkatkan
Peraga Gaya hasil belajar siswa terjadi
Sentripetal peningkatan pemahaman
konsep.
31. Saraswati Pembelajaran Lab Virtual Berdasarkan hasil uji t one
Basuki Putri, Inkuiri dan sample data posttest pada
dkk. 2018 Terbimbing Eksperimen kelas eksperimen 1 diperoleh
Melalui Kegiatan Riil nilai thitung = 3,71 dan kelas
Lab Virtual Dan eksperimen 2 diperoleh nilai
Eksperimen thitung = 2,10. Pada α = 5%
Untuk dengan dk = 33, maka
Peningkatan diperoleh ttabel = 2,04. Hasil
Penguasaan perhitungan kedua kelas
Konsep Dan eksperimen menunjukkan
Pengembangan thitung ≥ ttabel, maka dapat
Aktivitas Siswa dikatakan hasil posttest kedua
kelas lebih tinggi daripada
nilai KKM, sehingga kedua
kelas eksperimen efektif
untuk meningkatkan
penguasaan konsep siswa.
32. Fitria Pengembangan Videoscribe Respon siswa terhadap model
Rahmawati, dkk. Perangkat inkuiri terbimbing
2016 Pembelajaran berbantuan video scribe
Fisika Model positif, lebih dari 85% siswa
Inkuiri termotivasi. Lebih dari 82%
Terbimbing siswa memberikan respon
Berbantuan terhadap model inkuiri
Videoscribe Pada terbimbing dalam melatihkan
Materi Kalor keterampilan berpikir kritis
Untuk mereka. Lebih dari 80%
Meningkatkan siswa memberikan respon
Hasil Belajar positif terhadap Buku Ajar
Siswa SMAN 1 Siswa (BAS) dan Lembar
Kedungwaru Kegiatan Siswa (LKS),
menarik, mudah dipahami,
terdapat hal-hal baru, dan
83% siswa memberikan
respon positif terhadap peran
guru selama pembelajaran.
Berdasarkan data tersebut,
dapat disimpulkan bahwa
siswa memberikan respon
positif terhadap model

27
pembelajaran dan perangkat
pembelajaran yang telah
dikembangkan.
33 A. A. Rais, dkk. Pemahaman PhET Berdasarkan data hasil
2020 Konsep Siswa penelitian serta
Melalui Model pembahasannya dapat
Inkuiri disimpulkan pemahaman
Terbimbing konsep siswa yang
Berbantuan menggunakan model
Simulasi PhET pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan PhET
lebih baik disbanding siswa
yang menggunakan model
direct instruction. Pemahaman
konsep tertinggi pada kelas
eksperimen terdapat pada
indikator menafsirkan dan
menjelaskan. Pemahaman
konsep tertinggi pada kelas
kontrol terdapat pada
indakator membandingkan.
34. Khofifatul Pengaruh Guided PhET Hasil penelitian menunjukkan
Rasyidah, dkk. Inquiry Simulations nilai belajar kognitif siswa
2018 Berbantuan PhET diperoleh dari selisih nilai
Simulations antara pretest dan posttest
Terhadap Hasil pada kelas eksperimen dan
Belajar Siswa kelas kontrol. Nilai rerata
SMA Pada Pokok yang diperoleh adalah 42,6
Bahasan Usaha untuk kelas eksperimen dan
Dan Energi 40,6 untuk kelas kontrol.
Maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran
guided inquiry berbantuan
PhET simulations tidak
berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar
kognitif SMA pada pokok
bahasan usaha dan energi.
35. Dhani Ratika Pembelajaran PhET Hasil penelitian menunjukkan
dan Budi Fisika Dengan bahwa keterampilan berpikir
Jatmiko. 2017 Model Inkuiri kritis siswa meningkat secara
Terbimbing signifikan dengan taraf
Berbantuan Media signifikan 5% setelah
PhET Untuk diterapkan model
Meningkatkan pembelajaran inkuiri
Keterampilan terbimbing berbantuan media

28
Berpikir Kritis PhET. Aktivitas
Siswa Pada Materi keterlaksanaan guru,
Fluida Dinamik aktivitas siswa, dan aktivitas
Kelas XI SMA keterampilan berpikir kritis
Negeri 2 Mejayan siswa berada dalam kategori
Madiun sangat baik.
36. Ridwan Pengaruh Model Audio Visual Hasil belajar fisika siswa yang
Abdullah Sani Pembelajaran diajar dengan menggunakan
dan Siti Inquiry Training model pembelajaran inquiry
Handayani. 2018 Berbantu Media training berbantu media
Pembelajaran pembelajaran Audio Visual
Audio Visual fisika terhadap hasil belajar
Fisika Terhadap siswa memiliki nilai rata-rata
Hasil Belajar pretest sebesar 29,35 dan nilai
Siswa SMA rata-rata postest sebesar
71,59.
37. Vichi Cahyo Eko Pengembangan Alat Peraga Berdasarkan hasil validasi
Saputro, dkk. Alat Peraga Mesin Mesin Carnot alat peraga mesin Carnot dari
2019 Carnot Sebagai tiga validator, alat ini layak
Media digunakan dengan presentasi
Pembelajaran validitas sebesar 84%.
Dengan Model Berdasarkan skala Likert
Pembelajaran dapat dikategorikan sangat
Inkuiri positif sehingga dapat
Terbimbing dikatakan layak untuk
digunakan. Hasil belajar
keseluruhan peserta didik
menggunakan alat peraga
mesin Carnot sebesar 80,1%.
Respon peserta didik
menggunakan alat mesin
Carnot ini sebesar 85%.
38. Raka Panji Pengembangan Laboratorium Hasil penelitian berdasarkan
Satria, dkk. 2020 Perangkat Virtual penilaian validator
Pembelajaran menunjukkan keseluruhan
Fisika Model perangkat yang
Inkuiri dikembangkan memiliki nilai
Terbimbing rata-rata diatas 3,26 dengan
Berbantuan kategori sangat baik.
Laboratorium Kemudian hasil observer
Virtual Untuk menujukkan rata-rata
Meningkatkan keterlaksanaan kegiatan
Keterampilan diatas 63% dengan kategori
Berpikir Kreatif sangat baik. Lalu hasil rata-
Peserta Didik rata uji N-gain didapatkan
nilai 0,51 dengan kategori

29
sedang. Sehingga dapat
disimpulkan perangkat
pembelajaran fisika model
inkuiri terbimbing
berbantuan laboratorium
virtual valid, praktis, dan
efektif untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif
peserta didik.
39. Yumita Devi Pengaruh Model Alat Peraga Dari hasil penelitian dan
Septiani, dkk. Pembelajaran pembahasan dapat
2020 Guided Inquiry disimpulkan bahwa
Berbantuan Alat kemampuan pemecahan
Peraga Terhadap masalah siswa setelah
Kemampuan diterapkan pembelajaran
Pemecahan guided inquiry berbantuan
Masalah Siswa alat peraga dikelas XI MIA 2
SMA sebagai kelas eksperimen ini
tergolong baik, hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata tes
akhir siswa adalah 80,24
sedangkan kelas XI MIA 3
sebagai kelas kontrol dengan
menggunakan model
pembelajaran saintifik
dengan metode ceramah dan
Tanya jawab nilai rata-rata
tes akhir adalah 71,05.
40. Annisa Shabrina Pengembangan Web Enhanced Pengembangan media
dan Rahma Media Course pembelajaran fisika berbasis
Diani. 2019 Pembelajaran website layak digunakan
Fisika Berbasis dalam pembelajaran.
Web Enhanced Kelayakan produk
Course Dengan berdasarkan penilaian materi,
Model Inkuiri ahli media, dan ahli
Terbimbing informatika dengan penilaian
persentase rata-rata 79,85%
dalam kategori layak dan
87,96% dalam kategori sangat
layak.

30
41. Helena Efek Model Macromedia Berdasarkan hasil penelitian,
Evadonna Inquiry Training Flash model pembelajaran inquiry
Siagian, dkk. Menggunakan training menggunakan
2016 Macromedia Flash macromedia flash lebih baik
dan Kemampuan dalam meningkatkan
Berpikir Kreatif keterampilan proses sains
Terhadap siswa daripada pembelajaran
Keterampilan konvensional. Rata-rata
Proses Sains keterampilan proses sains
siswa pada kelas eksperimen
72,67 sedangkan pada kelas
kontrol 65,78. Persentase
peningkatan keterampilan
proses sains siswa 37% pada
kelas eksperimen sedangkan
pada kelas kontrol 20%.
42. Dedi Holden Pengaruh Model Laboratorium Berdasarkan hasil penelitian,
Simbolon dan Pembelajaran Virtual terdapat perbedaan yang
Sahyar. 2015 Inkuiri signifikan antara gain hasil
Terbimbing belajar atau peningkatan
Berbasis hasil belajar fisika siswa yang
Eksperimen Riil diajar dengan menggunakan
dan Laboratorium model inkuiri terbimbing
Virtual Terhadap berbasis eksperimen riil dan
Hasil Belajar laboratorium virtual
Fisika Siswa dibandingkan dengan siswa
yang diajar dengan
menggunakan model
pembelajaran langsung (direct
instruction).
43. Susilawati dan Pengembangan Modellus Hasil pengembangan lembar
Ishafit. 2020 Lembar Kerja kerja peserta didik berbasis
Peserta Didik inquiry learning berbantuan
Berbasis Inquiry media simulasi Modellus
Learning secara keseluruhan rerata
Berbantuan Media skor pada seluruh butir
Simulasi Dengan pertanyaan sebesar 77,00%
Modellus Pada dengan tanggapan peserta
Pokok Bahasan didik menyatakaan layak
Gerak Melingkar terhadap media
Beraturan pembelajaran. Tingkat
kelayakan sebesar 79,68%
dari ahli materi dan 77,27%
ahli media. Dengan skor
tersebut, media ini
dikategorikan layak sebagai

31
media pembelajaran dan
dapat digunakan oleh peserta
didik dalam proses
pembelajaran fisika.
44. Aulia Penerapan Model Audio Visual Berdasarkan hasil penelitian,
Sulistyaningrum, Pembelajaran aktivitas belajar siswa selama
dkk. 2015 Jurisprudensial mengikuti pembelajaran
Inquiry Disertai fisika menggunakan model
Media Audio pembelajaran Jurisprudensial
Visual Pada Inquiry disertai media audio
Pembelajaran visual tergolong dalam
Fisika Di SMA kriteria sangat aktif dengan
rata-rata 80,64%. Dan
terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap hasil
belajar siswa.
45. Moh. Edi Pengaruh Audio Visual Berdasarkan hasil penelitian
Suyanto. 2020 Penggunaan menunjukkan bahwa tidak
Variasi Media ada perbedaan yang
Dalam Dan Gaya signifikan, antara hasil
Belajar Terhadap belajar dari kelompok yang
Hasil Belajar menggunakan gaya belajar
Fisika Kelas X visual, auditori dan kinestetik.
SMA
46. Wahyudin, dkk. Keefektifan Macromedia Setelah diberi perlakuan, nilai
2010 Pembelajaran Flash rata-rata tanggapan siswa
Berbantuan meningkat menjadi 76,81%.
Multimedia Secara keseluruhan nilai yang
Menggunakan diperoleh untuk setiap
Metode Inkuiri indikator dalam angket
Terbimbing Untuk mengalami peningkatan. Jadi,
Meningkatkan penerapan metode inkuiri
Minat Dan terbimbing dengan
Pemahaman Siswa berbantuan multimedia dapat
meningkatkan minat dan
pemahaman siswa kelas X-I
semester 2 SMAN 14
Semarang.
47. Selva Eka Pengaruh Model Video Hasil penelitian menunjukkan
Yolanda, dkk. Pembelajaran bahwa rerata penguasaan
2019 Inkuiri konsep kelas eksperimen
Terbimbing sebesar 66,34 dan kelas
Berbantuan Video kontrol sebesar 62, 95 yang
Kontekstual berarti ada pengaruh setelah
Terhadap diterapkan model
Penguasaan pembelajaran inkuiri

32
Konsep Fisika terbimbing berbantuan video
Peserta Didik kontekstual. Maka dapat
dikatakan penelitian ini
berhasil sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
48. Syahriani Model Inkuiri Multimedia Berdasarkan hasil penelitian
Yulianci, dkk. Terbimbing dapat disimpulkan bahwa
2017 Berbantuan penguasaan konsep fisika
Multimedia peserta didik dapat
Interaktif Untuk ditingkatkan melalui
Meningkatkan pembelajaran model inkuiri
Penguasaan terbimbing berbantuan
Konsep Fisika multimedia interaktif. Dalam
Peserta Didik penelitian ini sub materi
besaran pokok dan turunan
meningkat secara maksimal
yaitu 100%.
49. Muhammad Penerapan Model PhET Berdasarkan hasil penelitian,
Saifuddin Zuhri Pembelajaran model pembelajaran inkuiri
dan Budi Inkuiri (Inquiry menggunakan PhET
Jatmiko. 2014 Learning) simulation dapat diterapkan
Menggunakan dengan baik dan mendapat
PhET Simulation respon yang baik dari siswa.
Untuk Model pembelajaran inkuiri
Menurunkan menggunakan PhET
Miskonsepi Siswa simulation secara konsisten
Kelas XI Pada dapat menurunkan
Materi Fluida miskonsepsi siswa dengan
Statis Di SMAN taraf pengaruhnya termasuk
Kesamben dalam kategori rendah.
Jombang
50. Aulia Zulfa, dkk. Pengembangan Livewire app Setelah melewati tahapan
2019 Lembar Kerja penelitian pengembangan
Siswa (LKS) dilakukan uji kelayakan
Berbasis Inkuiri produk dengan hasil 72,50%
Terbimbing untuk uji kelayakan ahli
Dengan materi dengan interpretasi
Menggunakan layak dan uji kelayakan
Simulasi Virtual pembelajaran sebesar 81,94%
Dari Aplikasi dengan interpretasi sangat
Livewire Pada layak. Produk hasil
Materi Arus pengembangan diharapkan
Searah (DC) dapat digunakan sebagai
Untuk SMA Kelas bahan ajar yang layak untuk
XII mendukung proses
pembelajaran.

33
Tabel 4.2. Jenis Media Yang Digunakan Pada Model Inquiry Learning

No. Jenis Media Frekuensi Persentase (%)


(Jumlah)
1. PhET 14 28

2. Lab Virtual 8 16

3. Audio Visual 6 12

4. Macromedia Flash 5 10

5. Alat Peraga 5 10

6. Video 3 6

7. Multimedia 3 6

8. Animasi 1 2

9. Web 1 2

10. Livewire App 1 2

11. Powerpoint 1 2

12. Modellus 1 2

Augmented Reality 1 2
13

(Sumber: Data Tabulasi)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa persentase jenis media


pembelajaran yang paling banyak digunakan yaitu: PhET = 28%, Lab Virtual =
16%, Audio Visual = 12%, Alat Peraga, dan Macromedia Flash = 10%, Video,
dan Multimedia = 6%, Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan
Augmented Reality = 2%.

34
Gambar 4.1 Diagram Persentase Hasil Analisis Jurnal

Persentase Penggunaan Media


Pembelajaran
PhET
Virtual Lab
Audio Visual
Alat Peraga
Powerpoint Augmented
Reality Macromedia Flash
2%
Video
Modellus 2%
Liveware App 2% Multimedia
Animasi 2% Web Animasi
PhET
2% 2% 28% Web
Multimedia Liveware App
6% Powerpoint
Video Modellus
6% Augmented Reality

Macromedia
Flash
10%
Lab Virtual
Alat Peraga 16%
10% Audio Visual
12%

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jenis media


pembelajaran yang paling banyak digunakan adalah jenis media Physics
Education and Technology (PhET) karena jenis media ini dapat menjelaskan
fenomena-fenomena yang abstrak dan secara langsung sehingga peserta didik
dengan mudah memahami materi. Menurut Yuafi dan Endryansah (2015)
PhET adalah software simulasi interaktif fisika yang tersedia pada situs yang
dapat dijalankan secara online atau offline. Dengan menggunakan software
tersebut tentunya dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Kelebihan dari simulasi PhET yakni dapat melakukan
percobaan secara ideal, yang tidak dapat digunakan dengan menggunakan
alat dan bahan yang sesungguhnya, oleh Fithriani (2016). Hasil penelitian
dari (Saputra dkk, 2020) mengemukakan bahwa dengan adanya simulasi

35
PhET dapat menarik perhatian peserta didik untuk lebih antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu (Rais dkk, 2020) juga
mengemukakan bahwa pembelajaran berbantuan PhET lebih baik dibanding
pembelajaran direct instruction. Berbagai hasil penelitian menunjukkan
bahwa media PhET memberikan dampak positif dalam pembelajaran fisika.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji media pembelajaran yang


digunakan pada model Inquiry Learning dalam pembelajaran fisika. Metode
penelitian yang digunakan adalah Library Research (Studi Literatur) dari
beberapa jurnal maupun prosiding hasil penggunaan media pembelajaran
pada model inquiry learning dalam pembelajaran fisika yang ada di
Indonesia dari tahun 2010-2020. Hasil penelitian yang dikaji mengenai media
pembelajaran yang digunakan pada model inquiry learning. Hasil studi
literatur tersebut disajikan dalam tabulasi dan diagram yang memudahkan
pembaca dalam mengetahui persentase jenis media pembelajaran yang paling
banyak digunakan pada model inquiry learing dalam pembelajaran fisika.

Berdasarkan hasil analisis jurnal, diperoleh data persentase jenis


media pembelajaran PhET = 28%, Lab Virtual = 16%, Audio Visual = 12%,
Alat Peraga, dan Macromedia Flash = 10%, Video, dan Multimedia = 6%,
Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan Augmented Reality
= 2%.

1. Media yang paling banyak digunakan pada model inquiry learning

Berdasarkan hasil analisis jurnal menunjukkan bahwa jenis media


pembelajaran yang paling banyak digunakan pada model inquiry learning
dalam pembelajaran fisika adalah media PhET. Physics Education
Technology (PhET) merupakan sebuah software media pembelajaran yang
di dalamnya terdapat beberapa materi simulasi pembelajaran fisika untuk

36
kepentingan pengajaran di kelas atau dapat digunakan untuk kepentingan
belajar individu, oleh Setyosari (2013).

Kelebihan dari simulasi PhET yaitu menekankan hubungan antara


fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasar. Media PhET juga
dapat membantu memahami materi sehingga peserta didik mampu
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran fisika. Seperti hasil
penelitian dari (Syarifah dkk, 2015) menyimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan PhET dapat meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini juga diperkuat oleh (Ekawati
dkk, 2015) bahwa penerapan media menggunakan simulasi PhET dapat
meningkatkan hasil belajar fisika sebesar N=0,4 dalam kategori sedang
pada siswa kelas X. Kelebihan lain dari simulasi virtual PhET adalah
dapat diakses secara online dan mudah digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka PhET merupakan simulasi yang sangat
bermanfaat untuk mengajar dan belajar fisika, dengan menekankan
hubungan fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasarinya,
sehingga mendukung keterlibatan peserta didik dalam memahami konsep-
konsep fisika.

2. Media yang paling sedikit digunakan pada model inquiry learning


Adapun jenis media pembelajaran yang paling sedikit digunakan
pada model inquiry learning dalam pembelajaran fisika adalah media
Web, Powerpoint, Modellus, Augmented Reality, Livewire App, dan
Animasi.
a. Web
Aplikasi Web adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan
penjelajah web melalui suatu jaringan seperti internet, oleh Zia’ulhaq
(2014). Media pembelajaran berbasis Web, secara umum memiliki
keranekaragam materi yang lengkap sebagai bahan belajar peserta
didik secara mandiri, namun jumlah butir soal dalam latihan soal
masih terbatas, oleh Setyadi dan Qohar (2017).

37
b. Powerpoint
Powerpoint adalah suatu software dalam membuat presentasi
menjadi efektif dan juga mudah yang menampilkan slide dalam
urutan yang berbeda, oleh Kamil (2018). Kekurangan dari media ini
adalah membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan ide-ide
yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoint
sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan. Selain itu, tidak semua
materi dapat disajikan dengan menggunakan powerpoint.
c. Modellus
Modellus adalah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk
mengajar fisika, yang penggunaannya memungkinkan untuk membuat
aplikasi baru, oleh Rezeki dan Ishafit (2017). Pembuatan simulasi ini
tidak lepas dengan bantuan program komputer untuk
mewujudkannya. Oleh karena itu, media modellus sedikit digunakan
karena tidak semua pendidik terampil dalam mengoperasikan
komputer.
d. Augmented Reality
Augmented Reality merupakan aplikasi penggabungan dunia
nyata dengan dunia maya dalam bentuk dua dimensi maupun tiga
dimensi yang diproyeksikan dalam sebuah lingkungan nyata dalam
waktu yang bersamaan, oleh Mustaqim dan Nanang (2017).
Penggunaan Augmented Reality di Indonesia belum terlalu banyak,
dikarenakan masih minimnya pengetahuan pendidik mengenai
teknologi ini menjadi salah satu penyebabnya.
e. Livewire App
Seperti halnya Modellus, media Livewire App juga
membutuhkan bantuan program komputer dalam pembuatannya yang
menjadi salah satu penyebab sedikitnya yang menggunakan media ini.
f. Animasi
Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian
rupa sehingga menghasilkan gerakan, oleh Suheri (2006: 2).

38
Penyebab sedikitnya yang menggunakan media animasi khususnya
dalam pembelajaran fisika karena untuk membuat media ini
memerlukan kreatifitas dan keterampilan yang cukup memadai untuk
mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai
media pembelajaran dan memerlukan software khusus untuk
membukanya.
Selain itu, guru sebagai komunikator dan fasilitator harus
memiliki kemampuan memahami peserta didiknya, bukan
memanjakannya dengan berbagai animasi pembelajaran yang cukup
jelas tanpa adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi
yang terlalu banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna
oleh peserta didik, oleh Artawan (2010).

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, terlihat bahwa perkembangan


media pembelajaran interaktif pada model inquiry learning dalam
pembelajaran fisika di Indonesia sebagian besar menggunakan media Physics
Education Technology (PhET) walaupun dalam versi yang berbeda sesuai
dengan materi fisika. Penggunaan media pembelajaran memberikan dampak
yang positif baik dalam hal motivasi dan hasil pembelajaran fisika. Hal ini
ditunjukkan dari peningkatan hasil belajar dan tanggapan positif peserta didik
setelah menggunakan media pembelajaran.

Hal dasar yang perlu ditekankan setelah menghasilkan media


pembelajaran yang menarik adalah kemampuan guru dalam menyampaikan
menggunakan media tersebut. Walaupun sudah ada media pembelajaran,
tidak berarti menghilangkan peran guru dalam pembelajaran. Sebagus apapun
media, jika guru tidak menguasai materi dan kelas maka tidak akan
memberikan hasil yang optimal terhadap proses pembelajaran. Karena dalam
pembuatan media juga diperlukan pemahaman terhadap materi pelajaran
yang akan disajikan dalam media pembelajaran yang dibuat. Senada dengan
hasil penelitian (Sarabando, 2014) sebelumnya, yang menyatakan bahwa
hasil belajar peserta didik yang diajarkan oleh guru yang benar-benar

39
menguasai materi dan memiliki keahlian dalam mengoperasikan simulasi
komputer memperoleh hasil belajar yang maksimal daripada guru yang
menggunakan media, namun kurang menguasai materi.

40
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa


Jenis media pembelajaran yang digunakan pada model inquiry learning dalam
pembelajaran fisika adalah media Physics Education Technology (PhET),
Laboratorium Virtual, Audio Visual, Alat Peraga, Macromedia Flash, Video,
Multimedia, Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan
Augmented Reality. Media yang paling banyak digunakan adalah media
Physics Education Technology (PhET) dengan persentase sebesar 28%, karena
dengan menggunakan software tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, serta memberikan dampak positif
dalam pembelajaran fisika. Media yang paling sedikit digunakan adalah media
Animasi, Web, Livewire App, Powerpoint, Modellus, dan Augmented Reality
dengan persentase sebesar 2%.

B. Saran

Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, adapun saran yang


perlu peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Dengan adanya kekurangan-kekurangan di atas, maka perlu peneliti


tekankan bahwa media memiliki manfaat yang tak terbatas dalam dunia
pendidikan untuk dikembangkan. Untuk itu, para pembaca, ini merupakan
sebuah kesempatan untuk diteliti dan dikembangkan karena sebenarnya di
dalam media sendiri memiliki potensi besar dalam proses pembelajaran
khususnya fisika.
2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan seorang peneliti memiliki
wawasan yang luas terkait objek yang akan diteliti. Jika tidak, maka dapat
dipastikan dalam persentasi yang besar bahwa penelitian tersebut akan
gagal.

41
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Kurnia, dkk. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Berbantuan Media PhET Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Berpikir Kritis Fisika Peserta Didik SMA. Jurnal Pendidikan fisika
dan Teknologi. Vol 6.

Aryani, Pramita Rosma, dkk. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing Berbentuk Augmented Reality pada Peserta Didik untuk
Meningkatkan Minat dan Pemahaman Konsep IPA. Unnes Physics
Education Journal.

Assegaff, Asrani., dan Uep, Tatang S. 2016. Upaya Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Analitis Melalui Model Problem Based Learning (PBL). Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia.

Artawan. 2010. Media Animasi. Jakarta: Yrama Widya.

Aulia, Veza, dkk. 2019. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing


berbantuan simulasi PhET terhadap keterampilan proses sains peserta
ddiik SMAN 1 Tanjung Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Teknologi. Vol 5.

Barokah, Ilma Nafiatul, dkk. 2018. Pengaruh Guided Inquiry Berbantuan PhET
Simulations Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 1
Kencong. Seminar Nasional Pendidikan Fisika. Vol 3.

Bulan, Sondang Niari, dkk. 2015. Pengaruh kemampuan Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Fisika Berbantuan Virtual Laboratory. Pendidikan Fisika FKIP
Unila.

Damayanti, Indri., dan Sabani. 2020. Pengaruh model pembelajaran inquiry


training berbantuan macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada
materi pokok pengukuran. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika.

Daryanto., dan Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Derlina.,dan Lia, Afriyanti. 2016. Efek Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry


Training Berbantuan Media Visual Dan Kreativitas Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa. Jurnal Cakrawala Pendidikan.

Ekawati., dan Ida Wahyuni. 2019. Penerapan Model Inquiry Training


Menggunakan Media PhET Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada
Pelajaran Fisika Di SMA. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas
Negeri Medan. Vol 5.

42
Ekawati,dkk. 2015. Penerapan Media Simulasi Menggunakan PhET Terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah Limbung.
Jurnal Pendidikan Fisika.

Fairuzabadi, Afrizal, dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri


Tembimbing dengan Video Berbasis Kontekstual dalam Pembelajaran
IPA pada Materi Suhu dan Pengukurannya Di SMP. Jurnal Pembelajaran
Fisika. Vol 6.

Fatikasi, Rada, dkk. 2020. Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Simulasi
PhET Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Anggana Materi Fluida Statis. Jurnal
Literasi Pendidikan Fisika. Vol 1.

Fithriani, Syarifah Lely, dkk. 2016. Penggunaan Media Simulasi PhET dengan
Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa pada Pokok Bahasan Kalor Di SMA Negeri 12
Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. Vol 4.

Gaol, Desi Kristin Lumban., dan Makmur, Sirait. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Powerpoint
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inpafi. Vol 2.

Ginting, Fajrul Wahdi. 2020. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training


Menggunakan Media PhET Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Genta Mulia. Vol XI.

Ginting, Fajrul Wahdi., dan Nurdin, Bukit. 2015. Efek Model Pembelajaran
Inquiry Training Menggunakan Media PhET Terhadap Keterampilan
Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa. Jurnal Pendidikan
Fisika. Vol 4.

Gunawan,dkk. 2019. Model Inkuiri Terbimbing Melalui Lab Virtual untuk


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Kalor.
Jurnal Cakrawala Pendidikan. Vol 38.

Hamzah, Amir. 2020. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research).


Malang: Literasi Nusantara.

Hani, Wardah Fajar, dkk. 2016. Pengaruh Model Inquiry Training Disertai Media
Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Dan Retensi Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran IPA (Fisika) Di MTs. Jurnal Pembelajaran Fisika.
Vol 4.

43
Hayati, Suci Nujul, dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Menggunakan Media Simulasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Kelas X MIA SMAN 1 Lingsar Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 3.

Hermansyah,dkk. 2017. Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual dalam


Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Penguasaan Konsep Kalor
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 3.

Hidayat, Wildan, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training


Berbantuan Multimedia Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Peserta
didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 5.

Hidayat, M. Iman., dan Mara, Bangun Harahap. 2015. Efek Model Pembelajaran
Inquiry Training Berbasis Multimedia Lectora dan Kemampuan berpikir
Formal Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika.
Vol 4.

Hifni, Muhammad., dan Betty M. Turnip. 2015. Efek Model Pembelajaran


Inquiry Menggunakan Media Macromedia Flash Terhadap Keterampilan
Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis. Jurnal Pendidikan Fisika.
Vol 4.

Junaidi,dkk. 2016. Model Virtual Laboratory Berbasis Inkuiri untuk


Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa MA. Jurnal Pendidikan
Sains Indonesia. Vol 4.

Kamil, Popo Musthofa. 2018. Perbedaan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem
Pencernaan pada Manusia dengan Menggunakan Media Powerpoint dan
Media Torso. Jurnal Bioedusiana Universitas Siliwangi.

Khoiri, N, dkk. 2020. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Alat Peraga


Konstanta Pegas Digital untuk Meningkatkan Keterampilan Generik
Sains. Physics Education Research Journal. Vol 2.

Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.

Kusdiastuti, Mahesti, dkk. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri


Berbantuan Laboratorium Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Fisika
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 2.

Lorenza, Yulpi, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Berbantuan Alat Peraga Sederhana Terhadap Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika. Vol 1.

44
Lukma, Hazairin Nikmatul. 2017. Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri
Terbimbing Menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle Ditinjau dari
Motivasi Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Qua Teknika. Vol 7.

Magfirah, Ainun, dkk. 2019. Penggunaan Media Audio Visual pada Model
Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep IPA. Jurnal Pendidikan. Vol 4.

Manurung, Hadi L., dan Nurlina, Marpaung. 2020. Pengaruh Model Inkuiri
Terbimbing Berbantuan Simulasi PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Materi Pokok Elastisitas dan Hukum Hooke Di SMA Negeri 2
Medan.

Marisda, Dewi Hikmah. 2019. The Effect of Task-Based Collaborative Learning


on Students’ Mathematical Physics Learning Outcomes at Universitas
Muhammadiyah Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas
Muhammadiyah Makassar. Vol 7.

Mulyasa. 2015. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustaqim, Ilmawan., dan Nanang, Kurniawan. 2017. Pengembangan Berbasis


Augmented Reality. Jurnal Edukasi Elektro. Vol 1.

Nadya, T. Siti., dan Winsyahputra, Ritonga. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran


Inquiry Training Berbantu Macromedia Flash Terhadap Keterampilan
Proses Sains Fisika Siswa. Jurnal Inovasi Fisika.

Negoro, Ridho Adi. 2019. Upaya Membangun Keterampilan Proses Sains


Melalui Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Alat Peraga Gaya Sentripetal.
Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan. Vol 5.

Nofalia, Desti. 2018. Pengaruh Metode Inquiry Berbantu Media Alat Peraga
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA Di MIN
4 Bandar Lampung. Skripsi Jurusan Pendidikan MIPA Universitas
Jember.

Nurfirtiyanti, Maya. 2016. Model Pembelajaran Project Based Learning


Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matemtika. Jurnal Formatif
Universitas Indraprasta PGRI.

Pilendia, Dwitri. 2020. Pemanfaatan Adobe Flash Sebagai Dasar Pengembangan


Bahan Ajar Fisika. Jurnal Tunas Pendidikan. Vol 2.

45
Putri, Saraswati Basuki, dkk. 2018. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui
Kegiatan Lab Virtual dan Eksperimen Rill untuk Peningkatan
Penguasaan Konsep dan Pengembangan Aktivitas Siswa. Unnes Physics
Education Journal.

Rahmawati, Fitria, dkk. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika


Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Videoscribe pada Materi Kalor
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMAN 1 Kedungwaru.
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Vol 5.

Rais, A. A, dkk. 2020. Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Inkuiri


Terbimbing Berbantuan Simulasi PhET. Physics Education Research
Journal. Vol 2.

Rasyidah, Khofifatul, dkk. 2018. Pengaruh Guided Inquiry Berbantuan PhET


Simulations Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Pokok Bahasan
Usaha dan Energi. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol 7.

Rasyid, Isran., dan Rohani. 2018. Manfaat Media dalam Pembelajaran. Jurnal
Jurusan Pendidikan Matematika UIN-SU Medan.

Ratika, Dhani., dan Budi, Jatmiko. 2017. Pembelajaran Fisika dengan Model
Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media PhET untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Fluida Dinamik Kelas
XI SMA Negeri 2 Mejayan Madiun. Jurnal Inovasi Pendidkan Fisika. Vol
6.

Rezeki, S., dan Ishafit. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbantuan Media Simulasi dengan Modellus Untuk Pembelajaran
Kinematika Di Sekolah Menengah Atas. Prosiding Lontar Physics Forum.

Ridayatul,dkk. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dengan Bantuan


Tiga Dimensi Terhadap Kemampuan Proses Sains dan Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA.

Rinda, Izza Puspa. 2020. Keterampilan Berpikir Kritis dan Minat Belajar Siswa
dalam Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan
Virtual Laboratory Di SMAN 4 Jember. Skripsi Jurusan Pendidikan
MIPA Universitas Jember.

Sani, Ridwan Abdullah., dan Siti, Handayani. 2018. Pengaruh Model


Pembelajaran Inquiry Training Berbantu Media Audio Visual Fisika
Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Jurnal Ikatan Alumni Fisika
Universitas Negeri Medan. Vol 4.

46
Santoso, Yani R. 2019. Penerapan Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan
PhET Simulation pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 4
Jember. Skripsi Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Jember.

Saputra,dkk. 2020. Pengaruh Penggunaan Media Simulasi PhET (Physics


Education Technologi) Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Pijar
MIPA Universitas Mataram.

Saputro, Vichi Cahyo Eko, dkk. 2019. Pengembangan Alat Peraga Mesin Carnot
Sebagai Media Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 8.

Sarabando,dkk. 2014. Contribution of A Computer Simulation to Students’


Learning of Physics Concepts of Weight and Mass. ELSEVIER, Procedia
Technologi.

Satria, Raka Panji, dkk. 2020. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika


Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Laboratorium Virtual untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik. Jurnal Hasil
Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika. Vol 6.

Septiani, Yumita Devi, dkk. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry
Berbantuan Alat Peraga Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa SMA. Riset Ilmiah Pendidikan Fisika. Vol 1.

Setyadi, Danang., dan Abd., Qohar. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran


Matematika Berbasis Web pada Barisan dan Deret. Jurnal Matematika
Kreatif-Inovatif.

Setyosari,dkk. 2013. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Shabrina, Annisa., dan Rahma, Diani. 2019. Pengembangan media Pembelajaran


Fisika Berbasis Web Enhanced Course dengan Model Inkuiri
Terbimbing.. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siagian, Helena Evadonna, dkk. 2016. Efek Model Inkuiri Training Menggunakan
Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap
Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 5.

Simbolon, Dedi Holden., dan Sahyar. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran


Inkuiri Terbimbing Berbasis Eksperimen Rill dan Laboratorium Virtual
Terhadap Hasil Belajar Fisika SMA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Vol 21.

47
Suheri, Agus. 2006. Animasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Elec Media
Komputindo.

Sukardi. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sulilawati., dan Ishafit. 2020. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


Berbasis Inquiry Learning Berbantuan Media Simulasi dengan Modellus
pada Pokok Bahasan Gerak Melingkar Beraturan. Jurnal Berkala
Pendidikan Fisika. Vol 13.

Sulistyaningrum, Aulia, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran


Jurispudensial Inquiry Disertai Media Audio Visual pada Pembelajaran
Fisika Di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 4.

Suyanto, Moh. Edi. 2020. Pengaruh Penggunaan Variasi Media dan Gaya
Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas X SMA. Jurnal Ilmiah
Adikara Cendekia. Vol 1.

Swadarma, Doni. 2013. Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta:


Elex Media Komputindo.

Syarifah,dkk. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Komputer Berbasis Simulasi


Physics Education Technologi (PhET) Terhadap Hasil Belajar dan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Fluida Statis. Jurnal
Pendidikan Sains Indonesia.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana.

Wahyudin,dkk. 2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia


Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat
dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.

Yolanda, Selva Eka, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing Berbantuan Video Kontekstual Terhadap Penguasaan
Konsep Fisika Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi.
Vol 5.

Yuafi., dan Endyansah. 2015. Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran PhET


(Physics Education Technologi). Jurnal Pendidikan Elektro UNESA
Universitas Negeri Surabaya.

Yulianci, Syahriani, dkk. 2017. Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan


Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Vol 3.

48
Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia

Zia’ulhaq, Muhammad. 2014. Penerapan Sistem Informasi Berbasis Web untuk


Mendukung Pengelolaan Administrasi di Promusic Recording Studio
Jepara. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro
Semarang.

Zuhri, Muhammad Saifuddin., dan Budi, Jatmiko. 2014. Penerapan Model


Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) Menggunakan PhET Simulation
untuk Menurunkan Miskonsepsi Siswa Kelas XI pada Materi Fluida
Statis Di SMAN Kesamben Jombang. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika.
Vol 3.

Zulfa, Alya, dkk. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Simulasi Virtual dari Aplikasi
Livewire pada Materi Arus Searah (DC) untuk SMA Kelas XII. Prosiding
Seminar Nasional Fisika. Vol 8.
.

49
LAMPIRAN 1

ABSTRAK JURNAL YANG DIANALISIS

50
51
52
53
54
LAMPIRAN 2

PERSURATAN

55
56
57
58
59
RIWAYAT HIDUP

Kurnia. Dilahirkan di Desa Soro Kabupaten Dompu pada

tanggal 29 Maret 1996, anak terakhir dari enam bersaudara

yang merupakan buah kasih sayang dari pasangan

Ayahanda H. Bandu Husen dan Ibunda Hj. Nurma.

Penulis mulai mengenyam pendidikan formal dari

Sekolah Dasar pada tahun 2001 di SDN 3 Kempo lulus tahun 2007, Sekolah

Menengah Pertama tahun 2007 di SMP Negeri 2 Kempo tamat tahun 2010, dan

Sekolah Menengah Atas tahun 2010 di SMA Negeri 1 Kempo lulus tahun 2013.

Kemudian di tahun yang sama (2013) melanjutkan pendidikan tinggi program

Strata Satu (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika.

60

Anda mungkin juga menyukai