Anda di halaman 1dari 99

PENGEMBANGAN MODUL AJAR SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BERBASIS PROJECT-BASED LEARNING TERKAIT KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat


memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika

Oleh
LENI APRIYANTI
NIM. 41032151191021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2023
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademika Universitas Islam Nusantara, Saya yang bertandatangan di
bawah ini:
Nama : Leni Apriyanti
NIM : 41032151191021
Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Matematika
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi
Judul :
“PENGEMBANGAN MODUL AJAR SISTEM PERSAMAAN LINEAR
BERBASIS PROJECT-BASED LEARNING TERKAIT KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA”
dengan ini,
1. Menyatakan bahwa skripsi beserta seluruh isinya benar-benar karya asli saya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari
terbukti bahwa dalam skripsi ini, baik sebagian maupun keseluruhannya merupakan
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima segala sanksi yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan kesadaran
dan kejujuran.
2. Menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Islam Nusantara Hak Bebas
Royalti Non-eksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Universitas Islam Nusantara berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bandung
Pada Tanggal : 02 Februari 2023
Yang Menyatakan

LENI APRIYANTI
NIM. 41032151191021

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Efforts and courage are not enough without purpose and direction”

-John F. Kennedy-

“Usaha dan keberanian tidak cukup tanpa adanya tujuan dan arah perencanaan”

-John F. Kennedy

Alhamdulillah, dengan ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah dan izin
rahmatNya yang melimpah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Saya
persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku, Bapak Bejo Slamet dan Ibu Eni
Suhaeni serta almarhum kakek Alm. Kandil Suhandi yang telah memberikan kasih
sayang, mendidik dengan ikhlas, sabar, dan selalu mendoakan untuk kebaikanku.

Terimakasih untuk segalanya Bapak, Ibu, dan Kakek.

iv
ABSTRAK
(Leni Apriyanti, 2023). “Pengembangan Modul Ajar Sistem Persamaan Linear
Berbasis Project-Based Learning terkait Kemampuan Pemecahan Masalah
Mahasiswa”
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya perangkat pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa dan rendahnya kemampuan pemecahan masalah
mahasiswa pada materi sistem persamaan linear. Hal ini menjadi alasan utama
perlunya pengembangan modul ajar sistem persamaan linear terkait kemampuan
pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifan dari modul ajar yang dikembangkan. Metode penelitian
ini adalah Design Research dengan model Plomp. Sumber data pada penelitian ini
adalah validator ahli dan mahasiswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
yaitu lembar validasi ahli, lembar angket kepraktisan, dan lembar asesmen formatif
yang terdiri dari tes kemampuan pemecahan masalah, angket afektif, onservasi ranah
afektif dan ranah psikomotor. Data dianalisis menggunakan persentase yang
diinterpretasikan sesuai kualifikasinya. Berdasarkan hasil analisis dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa modul ajar yang dikembangkan valid, praktis dan sangat efektif.
Disarankan modul ajar yang dikembangkan dapat menjadi salah satu alternatif
perangkat ajar pada mata kuliah Aljabar Matriks, dan Vektor, serta dilakukan
penelitian lanjutan agar diperoleh modul ajar yang berkualitas dan bersifat umum.
Kata kunci: Pengembangan Modul Ajar, Sistem Persamaan Linier, Project-Based
Learning, Kemampuan Pemecahan Masalah

v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada junjungan alam, yakni Nabi Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat, serta kepada umatnya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika di Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara.
Judul dari skripsi ini yaitu “Pengembangan Modul Ajar Sistem Persamaan Linear
Berbasis Project-Based Learning Terkait Kemampuan Pemecahan Masalah
Mahasiswa”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan jazakumullahu khairan


katsiran kepada:

1. Bapak Dr. KH. Achmad Saefurridjal, M.Ag selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara
2. Bapak Dr. Usep Kosasih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam
Nusantara.
3. Ibu Yayu Laila Sulastri, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 1 yang penuh
kesabaran dalam memberikan bimbingan, waktu, ilmu, motivasi, nasehat
dalam membimbing penulis selama ini.
4. Ibu Deti Ahmatika, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 2 yang penuh kesabaran
dalam memberikan bimbingan, waktu, ilmu, motivasi, nasehat dalam
membimbing penulis selama ini.
5. Ibu Dr. Dinny Mardiana, M.Si., selaku Dosen Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Islam Nusantara yang telah meluangkan waktunya
serta kesediannya dalam memberikan masukan sebagai validator ahli media
dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Iden Rainal Ihsan, M.Pd. selaku Dosen Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Samudra yang telah meluangkan waktunya serta
kesediannya dalam memberikan masukan sebagai validator ahli materi dalam
penyelesaian skripsi ini.

vi
7. Bapak Samnur Saputra, M.Pd. selaku Dosen Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Islam Nusantara yang telah meluangkan waktunya
serta kesediannya dalam memberikan masukan sebagai validator ahli materi
dan ahli media dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Ibu Dr. Rianti Cahyani M.P. selaku Dosen Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Islam Nusantara yang telah meluangkan waktunya
serta kesediannya dalam memberikan masukan sebagai validator ahli media
dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam
Nusantara yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan serta bimbingan
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
10. Dua puluh tiga orang mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Aljabar Matriks
dan Vektor dan bersedia sebagai partisipan dalam implementasi modul ajar.
11. Kedua orang tua terkasih, Bapak Bejo Slamet dan Ibu Eni Suhaeni yang
senantiasa memberikan doa terbaik serta dukungan baik secara moril maupun
materil kepada penulis.
12. Teman-teman angkatan 2019 Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Islam Nusantara atas pengalaman belajar baik di kelas maupun di
luar kelas.
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
keterbatasan baik dari segi tata bahasa, penulisan maupun lain sebagainya. Maka dari
itu penulis sangat berterima kasih apabila ada masukan berupa kritik maupun saran
yang sifatnya membangun. Akhirnya atas izin dan ridhaNya penulis ingin
mengucapkan rasa syukur, semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis
maupun pembaca.

Bandung, Februari 2023

Penulis

vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PUBLIKASI ......................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
F. Definisi Operasional ................................................................................ 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 7
A. Teori Belajar............................................................................................. 7
B. Pembelajaran Matematika ....................................................................... 8
C. Modul Ajar ............................................................................................... 9
D. Model Pembelajaran Project-Based Learning ...................................... 10
E. Sistem Persamaan Linear ........................................................................ 13
F. Kemampuan Pemecahan Masalah .......................................................... 17
G. Design Research ...................................................................................... 18
H. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 19
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 21
A. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 21
B. Metode Penelitian .................................................................................... 21
C. Sumber Data ............................................................................................. 23
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 23
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 24
F. Teknik Pengolahan Data.......................................................................... 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 41
A. Hasil .......................................................................................................... 41
B. Pembahasan .............................................................................................. 56
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 72

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar validasi oleh Ahli Media ...................................... 25
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar validasi oleh Ahli Materi ..................................... 25
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Angket Kepraktisan.............................................. 26
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ............................. 26
Tabel 3.5 Lembar validasi Tes Soal Evaluasi .................................................. 28
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Ranah Afektif ........................................................ 29
Tabel 3.7 Kisi-kisi Observasi Ranah Afektif.................................................... 31
Tabel 3.8 Kisi-kisi Observasi Ranah Psikomotor ............................................ 32
Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Lembar validasi ............................................. 34
Tabel 3.10 Kategori Kevalidan Lembar validasi................................................ 34
Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Kepraktisan ..................................................... 35
Tabel 3.12 Kriteria Kepraktisan Modul .............................................................. 35
Tabel 3.13 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah ................. 36
Tabel 3.14 Kriteria Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah . 40
Tabel 3.15 Kriteria Penilaian Angket dan Observasi Afektif ............................ 40
Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Observasi Psikomotor ......................................... 40
Tabel 3.17 Pedoman Penilaian Keefektifan........................................................ 40
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Media ................................................................ 44
Tabel 4.2 Saran Perbaikan dari Ahli Media dan Hasil Revisi ......................... 45
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Materi ................................................................ 46
Tabel 4.4 Saran Perbaikan dari Ahli Materi dan Hasil Revisi ........................ 46
Tabel 4.5 Hasil Validasi Soal Tes Evaluasi ...................................................... 49
Tabel 4.6 Saran Perbaikan dari Validator Soal Tes Evaluasi .......................... 50
Tabel 4.7 Hasil Kepraktisan Modul Ajar .......................................................... 51
Tabel 4.8 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ................................... 52
Tabel 4.9 Hasil Angket Ranah Afektif ............................................................. 53
Tabel 4.10 Hasil Observasi Ranah Afektif ......................................................... 54
Tabel 4.11 Hasil Observasi Ranah Psikomotor .................................................. 55
Tabel 4.12 Hasil Keefektifan Keseluruhan ......................................................... 55

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Alir Desain Penelitian Dimodifikasi dari Plomp ......... 21
Gambar 4.1 Halaman Sampul dan Daftar Isi Modul ....................................... 44
Gambar 4.2 Revisi Halaman Sampul dan Daftar Isi Modul ............................ 51
Gambar 4.3 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 1 Bagian a . 59
Gambar 4.4 Pengerjaan Soal Nomor 1 Bagian a Oleh M1 .............................. 59
Gambar 4.5 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 1 Bagian b. 60
Gambar 4.6 Pengerjaan Soal Nomor 1 Bagian b Oleh M8.............................. 60
Gambar 4.7 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 1 Bagian c . 61
Gambar 4.8 Pengerjaan Soal Nomor 1 Bagian c Oleh M5 .............................. 61
Gambar 4.9 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 2 ................ 62
Gambar 4.10 Pengerjaan Soal Nomor 2 Oleh M8.............................................. 62
Gambar 4.11 Pengerjaan Soal Nomor 2 Oleh M9.............................................. 63
Gambar 4.12 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 3 ................ 63
Gambar 4.13 Pengerjaan Soal Nomor 3 Oleh M9.............................................. 64
Gambar 4.14 Pengerjaan Soal Nomor 3 Oleh M6.............................................. 64
Gambar 4.15 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 4 ................ 65
Gambar 4.16 Pengerjaan Soal Nomor 4 Oleh M4.............................................. 65
Gambar 4.17 Pengerjaan Soal Nomor 4 Oleh M6.............................................. 66
Gambar 4.18 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 5 Bagian a . 66
Gambar 4.19 Pengerjaan Soal Nomor 5 Bagian a Oleh M5 .............................. 67
Gambar 4.20 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 5 Bagian b. 67
Gambar 4.21 Pengerjaan Soal Nomor 5 Bagian b Oleh M2.............................. 68

x
DAFTAR LAMPIRAN
A. INSTRUMEN PENELITIAN ...................................................................... 77
1. Penyusunan Modul Ajar ............................................................................... 77
2. Revisi Modul Ajar ........................................................................................ 77
3. Instrumen Kevalidan Ahli Media ................................................................. 77
4. Instrumen Kevalidan Ahli Materi ................................................................ 78
5. Instrumen Kevalidan Soal Tes ..................................................................... 78
6. Instrumen Kepraktisan .................................................................................. 78
7. Soal Tes ......................................................................................................... 79
8. Lembar Angket Afektif ................................................................................ 79
9. Lembar Observasi Afektif ............................................................................ 79
10. Lembar Observasi Psikomotor .................................................................... 80
B. LAMPIRAN HASIL ..................................................................................... 80
1. Hasil Validasi Ahli Media ............................................................................ 80
2. Hasil Validasi Ahli Materi ........................................................................... 80
3. Hasil Validasi Soal Tes................................................................................. 81
4. Hasil Penilaian Kepraktisan ......................................................................... 81
5. Hasil Soal Tes................................................................................................ 81
6. Hasil Angket Afektif ..................................................................................... 82
7. Hasil Observasi Afektif ................................................................................ 82
8. Hasil Observasi Psikomotor ......................................................................... 82
C. DOKUMEN PENUNJANG PENELITIAN .............................................. 82
1. Dokumentasi.................................................................................................. 82
2. Surat Izin Penelitian ...................................................................................... 83
3. Surat Balasan Penelitian ............................................................................... 84
4. SK Bimbingan ............................................................................................... 85
5. Kartu Bimbingan ........................................................................................... 86
D. DOKUMEN LAIN-LAIN............................................................................. 88
Riwayat Hidup .................................................................................................... 88

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah-masalah pendidikan di Indonesia yang muncul akibat pandemi Covid-
19 dua tahun terakhir salah satunya perubahan sistem pendidikan secara mendadak
seperti diberlakukannya pembelajaran jarak jauh. Pada pembelajaran jarak jauh hasil
belajar peserta didik tidak maksimal akibat hilangnya pembelajaran (learning loss)
Mauliyda, et.al (2021). Melalui Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 56/M/2022 tentang pedoman penerapan
kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran, Kemendikbudristek resmi
meluncurkan paradigma pembelajaran baru pada kurikulum merdeka sebagai upaya
penyempurnaan kurikulum dalam mengatasi learning loss.
Pada pembelajaran paradigma baru pendidik diwajibkan memiliki perangkat
ajar. Modul ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan pada paradigma
pembelajaran baru. Modul ajar merupakan salah satu perangkat pembelajaran
didasarkan pada kurikulum yang diterapkan dengan tujuan untuk menggapai standar
kompetensi yang telah diterapkan (Nurdyansyah, 2018). Pada kurikulum merdeka
belajar idealnya pendidik perlu menyusun modul ajar secara maksimal (Maulida,
2022).
Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (2022) menjelaskan bahwa
prinsip-prinsip projek penguatan profil Pancasila pada paradigma pembelajaran baru
harus diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip projek penguatan profil
pancasila yaitu: holistik, kontekstual, dan berpusat pada peserta didik. Kerangka
berpikir holistik mendorong kita dalam mengkaji sebuah tema secara utuh dan melihat
keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasar kegiatan pembelajaran pada
pengalaman nyata kehidupan sehari-hari.
Pada pelaksanaan pembelajaran, kemampuan berpikir tingkat tinggi dibutuhkan
agar peserta didik dapat terbiasa dalam memecahkan masalah dan mampu membuat
solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Kemampuan berpikir tingkat
tinggi menumbuhkan kerangka berfikir holistik dan kontekstual. Berpikir tingkat
tinggi merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja

1
2

namun juga memaknai hakikat dari yang terkandung di antaranya untuk mampu
memaknai makna dibutuhkan cara berpikir yang integralistik dengan analisis, sintesis,
mengasosiasi hingga menarik kesimpulan menuju penciptaan ide-ide kreatif dan
produktif (Ernawati, 2017). Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu
ranah berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi salah satunya
kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh seseorang tidak dapat dimiliki
secara langsung melainkan diperoleh melalui latihan (Astuti, 2018).
Masalah yang ditemukan di lapangan terkait kemampuan pemecahan masalah
melalui tes diagnostik kognitif mahasiswa pendidikan matematika terkait dengan
materi Sistem Persamaan Linear yang sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan
masalah yaitu perolehan rata-rata skor hanya 36,8 dari skor maksimum 100. Hal ini
menunjukkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada materi Sistem
Persamaan Linear rendah, sehingga kemampuan berpikir tingkat tinggi juga masih
tergolong rendah.
Hasil yang ditemukan di lapangan mengenai perangkat ajar yang penelti peroleh
melalui wawancara dan analisis dokumen di Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Islam Nusantara, sub-capaian pembelajaran mahasiswa pada pokok
bahasan sistem persamaan linear mata kuliah aljabar, matriks, dan vektor masih belum
tercapai. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai ujian tengah semester
yang mengujikan pokok bahasan tersebut pada dua angkatan terakhir yaitu 56,68 dari
100 dengan kategori kurang sesuai dengan panduan penilaian litera. Rata-rata nilai
ujian tersebut mengalami penurunan hasil belajar dari dua angkatan sebelumnya
karena dalam proses pembelajarannya daring akibat pandemi dan menggunakan
perangkat pembelajaran yang belum sesuai dengan kebutuhan. Dosen pengampu mata
kuliah aljabar, matriks, dan vektor mengungkapkan dibutuhkan modul ajar dengan
model pembelajaran yang tepat untuk menunjang tercapainya capaian perkuliahan
mata kuliah tersebut.
Mahasiswa perlu dilatih kemampuan pemecahan masalahnya agar terbiasa
menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupannya yang semakin kompleks,
bukan hanya pada masalah dalam matematika itu sendiri tetapi juga masalah-masalah
dalam kehidupan sehari hari. Mahasiswa perlu dilatih dalam menyelesaikan soal-soal
pemecahan masalah, karena mampu membuat mahasiswa melakukan proses berpikir
3

tingkat tinggi serta mampu meyelesaikan masalah secara sistematis. Masalah


pembelajaran matematika yang sering ditemukan di kebanyakan buku tidak
berhubungan dengan matematika konteks kehidupan sehari-hari sehingga
pembelajaran matematika menjadi jauh dari kehidupan pelajar Siregar, et.al (2020).
Sehingga perlu adanya pembaharuan terhadap perangkat pembelajaran dan bahan
belajar yang berupa modul ajar.
Peneliti memberikan salah satu alternatif solusi masalah tersebut yaitu
pengembangan modul ajar materi sistem persamaan linear yang dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat melatih kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Pusat
Asesmen dan Pembelajaran (2022) menjelaskan bahwa perangkat ajar yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi salah satunya kemampuan
pemecahan masalah yaitu modul ajar berbasis Project-Based Learning. Oleh karena
itu, modul ajar yang dikembangkan sesuai dengan prosedur penyusunan modul ajar
berbasis Project-Based Learning paradigma pembelajaran baru. Alternatif tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofyan, et.al (2021) yang
mengembangkan modul ajar berbasis Project-Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dengan hasil modul yang dikembangkan valid dan
efektif digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan masalah yang ditemukan yaitu perlunya perangkat pembelajaran
yang dapat melatih kemampuan pemecahan masalah mahasiswa, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Pengembangan Modul Ajar Sistem Persamaan
Linear Berbasis Project-Based Learning terkait Kemapuan Pemecahan Masalah
Mahasiswa”.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kevalidan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based
Learning terkait kemampuan pemecahan masalah?
2. Bagaimana kepraktisan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-
Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah?
3. Bagaimana keefektifan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based
Learning terkait kemampuan pemecahan masalah?
4

C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka terdapat pembatasan
masalah dalam penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini peneliti membatasi
beberapa masalah yang akan diteliti yakni:
1. Modul ajar yang dikembangkan sesuai dengan pembelajaran paradigma baru 2021.
2. Modul ajar digunakan sebagai perangkat pembelajaran pada perkuliahan mata
kuliah Aljabar, Matriks, dan Vektor
3. Materi pembelajaran yang dikembangkan pada modul ajar ini adalah materi Sistem
Persamaan Linear
4. Sub materi pembelajaran yang dikembangkan pada modul ajar ini adalah Sitem
Persamaan Linear, Metode Eliminasi Gauss, Metode Eliminasi Gauss-Jordan, dan
Sistem Persamaan Linear Homogen
5. Penelitian ini terkait dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa
Pendidikan Matematika Universitas Islam Nusantara
6. Penelitian ini menggunakan metode Design Research dengan Model Plomp
7. Penelitian ini untuk melihat kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada tes
evaluasi setelah modul ajar diterapkan
8. Capaian dari pengembangan modul ini yaitu mahasiswa dapat menyelesaikan
model matematika dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi Sistem
Persamaan Linear
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kevalidan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based
Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa
2. Mengetahui kepraktisan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-
Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa
3. Mengetahui keefektifan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-
Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa, modul ajar dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi
sistem persamaan linear, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah pada
5

materi sistem persamaan linear, dan belajar mandiri dengan bantuan bahan bacaan
bagi mahasiswa yang terdapat pada modul ajar.
2. Bagi Dosen, modul ajar dapat digunakan sebagai salah satu alternatif perangkat
pembelajaran pada mata kuliah Aljabar, Matriks, dan Vektor, serta diharapkan
mampu membantu kegiatan perkuliahan agar mewujudkan perkuliahan
matematika yang berpusat kepada mahasiswa.
3. Bagi Kampus, modul ajar dapat menjadi tambahan bahan rujukan atau referensi
perkuliahan yang dapat digunakan dosen dan mahasiswa.
4. Bagi Peneliti, menambahnya pengetahuan dan pengalaman pengembangan modul
ajar materi Sistem Persamaan Linear serta meningkatkan kemampuan pembuatan
modul ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap judul dari penelitian yang akan dilakukan,
maka dianggap perlu untuk diuraikan beberapa definisi operasional sebagai berikut:
1. Modul ajar
Modul ajar adalah perangkat ajar untuk meningkatkan kualitas dalam
pembelajaran yang berperan baik bagi guru, siswa, dan pembelajaran (Maulida, 2022).
2. Sistem Persamaan Linear
Secara umum, sistem persamaan linear dari 𝑚 persamaan dengan 𝑛 variabel yang
diketahui dapat ditulis sebagai:

𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1


𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏2
{
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏𝑚

dengan 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah variabel, 𝑎11 , 𝑎21 , … , 𝑎𝑚𝑛 adalah koefisien dari


variabel dan 𝑏1 , 𝑏2 , … , 𝑏𝑚 adalah konstanta.
3. Project-Based Learning
Project-Based Learning adalah metode belajar yang sistematis, yang melibatkan
mahasiswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian atau
penggalian yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang autentik dan
kompleks serta tugas yang dirancang dengan sangat hati-hati (Junaidi et.al, 2020).
6

4. Kemampuan Pemecahan Masalah


Menurut Gunantara, et.al (2014) kemampuan pemecahan masalah merupakan
kecapakan atau potensi yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan permasalahan dan
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Seiring berkembangnya zaman, dunia pendidikan semakin berkembang dengan
munculnya berbagai inovasi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pada saat ini, teori belajar pun terus berkembang. Teori belajar pada dasarmya
merupakan deskripsi mengenai proses pembelajaran sebagai suatu perubahan perilaku.
Menurut King (Dhori, 2021), “Teori belajar adalah suatu pengabungan aspek yang
saling terkait dalam pengertian seluruh bukti serta penemuan saling terikat dalam
kegiatan belajar mengajar”. Pada penelitian ini teori belajar yang digunakan adalah
teori belajar kontruktivisme.
Pembelajaran berbasis proyek didukung oleh teori belajar kontruktivisme yang
berdasar pada ide bahwa peserta didik membangun pengetahuannya sendiri didalam
konteks pengalamannya sendiri. Penerapan pembelajaran berbasis proyek telah
menunjukkan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna
yaitu pembelajaran yang dikembangkan oleh paham kontruktivisme. Menurut
Dangnga & Muis (Handayani, et,al, 2019), “Teori belajar konstruktivisme
didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta
sesuatu makna dari apa yang dipelajari”. Pada teori ini pendidik secara fleksibel
menempatkan diri sebagaimana diperlukan oleh peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Menurut Ghasers (Saleh, 2016), konstruktivisme adalah salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan)
kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu
berinteraksi dengan lingkungnya. Dalam teori belajar konstuktivisme bahwa proses
pembelajaran pesera didik yang harus mendapatkan penekanan. Peserta didik yang
harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka serta terbiasa menyelesaikan
memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinnya dan bergelut
dengan ide-ide. Modul ajar materi sistem persamaan linear yang dikembangjan sesuai
dengan teori belajar konstruktivisme karena dalam proses pembelajaran yang
dilakukan proses belajar menuntut peserta didik dapat mengembangkan gagasan-

7
8

gagasan baru dari pemahaman yang diketahui sebelumnya sehingga modul ajar
ini melibatkan aspek kognitif dan aspek efektif peserta didik.
B. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir
dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara
pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan
untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki
dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Siswa diberi pengalaman
menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan
informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-
model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-
soal uraian matematika lainnya.
National Council of Teachers of Mathematics (Miasari, 2018)
merekomendasikan empat prinsip pembelajaran matematika, yaitu: 1). Matematika
sebagai pemecahan masalah; 2) Matematika sebagai penalaran; 3) Matematika sebagai
komunikasi; dan 4) Matematika sebagai hubungan. Matematika perlu diberikan
kepada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan menurut Depdikpnas (Mardhiyanrecea & Sejati, 2016)
menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan
mengaplikasi konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam
pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelaskan keadaan/masalah.
9

5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu:


memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran matematika serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan umum pertama, pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah adalah memberikan penekanan pada penataan latar dan pembentukan
sikap siswa. Tujuan umum adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam
penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu
mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Menurut Erman (Istiqlal, 2017) Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat,
pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Pembelajaran matematika di sekolah
menjadikan guru sadar akan perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa dalam
pembelajaran matematika di sekolah.
C. Modul Ajar
Perangkat ajar merupakan sumber materi pengajaran yang berfungsi untuk
mempermudah pendidik dalam melaksanakan pembelajaran yang terstruktru. Salah
satu jenis perangkat ajar yaitu modul. Modul adalah sejumlah alat atau sarana media,
metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik. Modul
ajar adalah perangkat ajar untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran yang
berperan baik bagi guru, siswa, dan pembelajaran (Maulida, 2022)
Modul ajar yang menggambarkan perencanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis projek (Project-Based Learning ) yang disusun sesuai tahap
perkembangan mahasiswa, mempertimbangkan tema serta topik projek, dan berbasis
perkembangan jangka panjang disebut juga modul projek. Dalam rangka
pengimplementasian kurikulum Merdeka maka diperlukan sebuah media perantara
yaitu modul ajar berbasis Project-Based Learning yang dapat difungsikan untuk
menyalurkan pesan merangsang pikiran perasaan dan kemauan siswa atau mahasiswa
untuk belajar. Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan
memodifikasi modul ajar berbasis Project-Based Learning yang tersedia sesuai
dengan konteks, karakteristik serta kebutuhan peserta didik.

Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan tahun 2021 menjelaskan


komponen modul ajar berbasis Project-Based Learning yang tercantum dalam yaitu:
10

1. Informasi umum yang terdiri dari: 1) identitas penulis modul; 2) sarana dan
prasarana;3) target peserta didik; dan 4) relevansi topik projek.
2. Komponen inti yang terdiri dari: 1) deskripsi singkat projek; 2) dimensi dan sub-
elemen dari profil pelajar pancasila yang berkaitan; 3) tujuan spesifik untuk fase
tersebut; 4) alur kegiatan projek secara umum; 5) asesmen; 6) pertanyaan
pemantik; 7) pengayaan dan remedial; dan 8) refleksi peserta didik dan pendidik.
3. Lampiran yang terdiri dari: 1) lembar kerja peserta didik; 2) bahan bacaan pendidik
dan peserta didik; 3) glosarium: dan 4) daftar pustaka.
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan pada tahun 2021 menjelaskan
komponen modul ajar berbasis Project-Based Learning tersebut tidak wajib tercantum
seluruhnya pada modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik dapat
menyesuaikan komponen dengan kebutuhan pembelajaran masing-masing.
Langkah persiapan modul ajar berbasis Project-Based Learning yang tercantum
dalam buku panduan pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila tahun
2022 oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan yaitu:
1. Mengidentifikasi dan memetakan kondisi serta kebutuhan peserta didik
2. Menentukan perancangan modul berdasarkan tahap kesiapan satuan pendidikan
3. Mengadaptasi modul yang sudah tersedia atau merancang modul secara mandiri
4. Mengidentifikasi, memodifikasi, dan menyelesaikan modul jika mengadaptasi
modul yang sudah tersedia
5. Menyusun tujuan, merancang asesmen, dan mengembangkan aktivitas jika
merancang modul secara madiri
D. Model Project-Based Learning
Model merupakan representasi dari tiga dimensi dari objek riil. model
pembelajaran adalah salah satu perangkat ajar atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Project-Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan
kebebasan kepada mahasiswa untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan
projek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat
dipresentasikan kepada orang lain. Project-Based Learning merupakan sebuah metode
pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti
Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project-Based Learning
11

bermakna sebagai pembelajaran berbasis projek. Project-Based Learning adalah


sebuah metode pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual
melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Project-Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pendidik
mengembangkan pertanyaan penuntun. Mengingat bahwa masing-masing mahasiswa
memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project-Based Learning memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa untuk menggali materi dengan menggunakan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap mahasiswa pada akhirnya mampu
menjawab pertanyaan penuntun.
Model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan projek penguatan profil
pelajar pancasila adalah modelpembelajaran yang berorientasi pada peserta didik yang
salah satunya adalah model pembelajaran Project-Based Learning. Pada modul ajar
berbasis Project-Based Learning implementasi pembelajaran paradigma baru
dijelaskan bahwa Project-Based Learning adalah model pembelajaran yang
menggunakan projek sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintetis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk
belajar.
Penilaian pada pembelajaran project-based learning bisa dilakukan melalui
asesmen sumatif dan asesmen formatif (Larmer, et.al, 2015). Pelaksanaan asesmen
sumatif dilakukan setelah proyek selesai dan bertujuan untuk mengukur kompetensi
peserta didik sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan asesmen formatif dilaksanakan berdasarkan fase-fase di dalam
pembelajaran project-based learning (Palupi, 2016).

Model pembelajaran Project-Based Learning memiliki keunggulan yang sangat


penting dan bermanfaat bagi siswa, namun model pembelajaran Project-Based
Learning sangat jarang digunakan oleh guru, karena memang dalam prakteknya
memerlukan persiapan yang cukup dan pengerjaannya lama. Mulyasa (2014:145)
mengatakan Project-Based Learning adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk
memfokuskan pserta didik pada permasalahan kompleks yang diperlukan dalam
melakukan investigasi dan memahami pelajaran melalui investigasi. Jadi Project-
Based Learning adalah cara pembelajaran yang bermuara pada proses pelatihan
12

berdasarkan masalah-masalah nyata yang dilakukan sendiri melalui kegiatan tertentu.


Titik berat masalah nyata yang dilakukan dalam suatu projek kegiatan sebagai
prosespembelajaran ini merupakan hal yang paling penting.
Dalam mengimplementasikan model pembelajaran Project-Based Learning
langkah-langkah pembelajaran yang terstruktur. Pada buku Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 Mulyasa (2014:24) langkah-langkah model Project-
Based Learning yaitu: penentuan pertanyaan mendasar, menyusun perencanaan
projek, menyusun jadwal, monitoring, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman.
Pada buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Mulyasa
(2014), menyatakan bahwa setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan dalam
penerapannya. Tujuan Project-Based Learning, antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah
proyek.
2. Memperoleh kemampuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata.
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada Project-Based Learning
yang bersifat kelompok.
Setiap model pembelajaran memliki keunggulan masing-masing. Kelebihan
pada penerapan model Project-Based Learning dijelaskan dalam buku Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Mulyasa (2014:23), sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah-
masalah yang kompleks.
4. Meningkatkan kolaborasi.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
13

Selain kelebihan adapula hambatan dan kekurangan pada penerapan model


Project-Based Learning. Hambatan tersebut adalah:
1. Pilihan capaian pembelajaran terbatas.
2. Keberagaman kelompok.
3. Waktu konsultasi terbatas
Kekurangan telah dijelaskan dalam buku Materi Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum 2013 Mulyasa (2014) sebagai berikut:
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru yang
memegang peran utama di kelas.
4. Banyaknya peralatan yang harus digunakan.
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
E. Materi Sistem Persamaan Linear
1. Sistem Persamaan Linear
Sebuah himpunan terhingga persamaan linear dalam variabel-variabel
𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 disebut sistem persamaan linear. Penyelesaian dari sistem persamaan
linear adalah susunan dari n bilangan 𝑠1 , 𝑠2 , … , 𝑠𝑛 yang membuat masing-masing
persamaan menjadi pernyataan yang benar. Sistem persamaan linear yang mempunyai
penyelesaian disebut konsisten. Sebaliknya, jika sistem persamaan linear tidak
mempunyai penyelesaian maka disebut tidak konsisten.
Misalnya sistem persamaan linear:

2𝑥1 + 3𝑥2 − 𝑥3 = 5
{
3𝑥1 + 4𝑥2 + 2𝑥3 = 17

mempunysai penyelesaian: 𝑥1 = 1, 𝑥2 = 2, dan 𝑥3 = 3 karena nilai-nilai ini


memenuhi kedua persamaan di atas. Akan tetapi, 𝑥1 = 3, 𝑥2 = 1, dan 𝑥3 = 4
bukanlah penyelesaian karena nilai-nilai ini hanya memenuhi satu persamaan dalam
sistem tersebut. Secara umum, sistem persamaan linear dari 𝑚 persamaan dengan 𝑛
variabel yang diketahui dapat ditulis sebagai:
14

𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1


𝑎 𝑥 + 𝑎22 𝑥2 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏2
{ 21 1
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏𝑚
dengan 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah variabel, 𝑎11 , 𝑎21 , … , 𝑎𝑚𝑛 adalah koefisien dari
variabel dan 𝑏1 , 𝑏2 , … , 𝑏𝑚 adalah konstanta.
Jika melihat urutan tempat variabel, koefisien, operasi, dan konstanta sebuah
sistem linear dari 𝑚 persamaan dalam 𝑛 variabel bisa disingkat menjadi sebagai
berikut:

𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛 𝑏1


𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛 𝑏2
[ ⋮ ⋮ ⋮ ]
⋮ ⋮
𝑎𝑛𝑚 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚𝑛 𝑏𝑚
Bentuk tersebut merupakan matriks yang diperbesar dari sistem persamaan linear
dengan 𝑚 persamaan dan 𝑛 variabel.
Banyak sekali permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat disajikan
dalam bentuk sistem persamaan linear. Permasalahan tersebut biasanya disajikan
dalam bentuk soal cerita. Terdapat beberapa metode dalam menyelesaikan sistem
persamaan linear yaitu Eliminasi, Substitusi, Eliminasi-Substitusi, Grafik, Eliminasi
Gauss, Eliminasi Gauss-Jordan, Invers, dan Cara Determinan.
Ada beberapa tahapan untuk menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan
sistem permasalahan linear di antaranya yaitu: 1) mengubah kalimat-kalimat narasi
menjadi beberapa kalimat matematika (model matematika) sehingga membentuk
sistem persamaan linear; dan 2) mencari penyelesaian sistem persamaan linear; dan 3)
menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab masalah tersebut.
Metode dasar untuk memecahkan sistem persamaan linear adalah melakukan
operasi aljabar yang sesuai pada sistem persamaan linear dan tidak mengubah
himpunan penyelesaiannya. Operasi aljabar tersebut dapat menghasilkan sistem
persamaan linear yang lebih sederhana, sampai diperoleh penyelesaiannya. Operasi
aljabar yang dilakukan sebagai berikut:
a. Kalikan sebuah persamaan oleh konstanta bukan nol.
b. Tukar dua persamaan.
c. Kalikan sebuah konstanta ke satu persamaan dan tambahkan ke persamaan lainnya.
15

Sistem persamaan linear dapat disajikan dalam bentuk matriks yang diperbesar.
Operasi aljabar yang dilakukan pada sistem persamaan linear dapat juga digunakan
pada matriks yang diperbesar. Operasi tersebut dinamakan operasi baris elementer.
Operasi baris elementer adalah operasi yang dilakukan pada baris matriks. Operasi
baris elementer yaitu:
a. Kalikan sebuah oleh konstanta bukan nol.
b. Tukar dua baris.
c. Kalikan sebuah konstanta ke-1 baris dan tambahkan ke baris lainnya.
Penerapan operasi baris elementer dalam menyelesaikan sistem persamaan linear
dilakukan untuk memperoleh matriks eselon baris dari matriks yang diperbesar. Suatu
matriks disebut matriks eselon baris jika memenuhi: 1) jika sebuah baris terdiri dari
seluruhnya nol maka bilangan tak nol pertama di dalam baris tersebut adalah 1 yang
disebut 1 utama; 2) Jika ada baris yang seluruhnya nol maka semua baris itu
dikumpulkan pada bagian matriks; dan 3) di dalam dua baris berurutan yang tidak
seluruhnya nol maka 1 utama pada baris yang lebih rendah terdapat lebih jauh ke kanan
dari 1 utama pada baris sebelumnya.
2. Metode Penyelesaian Sistem persamaan linear dengan Eliminasi Gauss dan Eliminasi
Gauss-Jordan
Sistem persamaan linear dapat dinyatakan dalam bentuk matriks yang
diperbesar. Operasi baris elementer dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear melalui matriks yang diperbesar. Terdapat dua metode yang
menggunakan operasi baris elementer dalam menyelesaikan sistem persamaan linear,
yaitu eliminasi Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan.
a. Eliminasi Gauss
Penyelesaian sistem persamaan linear dapat diperoleh dengan melakukan
operasi baris elementer terhadap matriks yang diperbesar atau lengkap menjadi
matriks eselon baris. Metode mendapatkan penyelesaian seperti itu disebut
Eliminasi Gauss.
b. Eliminasi Gauss-Jordan
Eliminasi Gauss Jordan adalah prosedur mereduksi matriks dalam bentuk eselon
baris tereduksi titik prosedur ini terdiri dari dua bagian, pertama tahap maju nol muncul
di bawah satu utama, dan kedua tahap mundur nol muncul di atas satu utama.
16

Bentuk eselon baris tereduksi adalah sebuah bentuk matriks eselon baris yang
lebih disederhanakan dengan tujuan agar lebih mudah dalam pencarian penyelesaian
dari suatu sistem persamaan linear. Agar suatu matriks dapat menjadi bentuk eselon
baris tereduksi suatu matriks harus memenuhi sifat-sifat berikut:
1) Jika suatu baris seluruhnya tidak mengandung 0, maka bagian pertama yang bukan
nol pada baris adalah 1 yang disebut 1 utama.
2) Jika ada baris yang seluruhnya nol maka semua baris itu dikumpulkan pada baris
paling bawah matriks.
3) Jika terdapat 2 baris berturut-turut yang semuanya tidak mengandung 0, maka 1
utama pada baris bawah letaknya harus lebih jauh ke kanan daripada 1 utama pada
baris atas.
4) Setiap kolom yang mengandung satu utama maka elemen-elemen lain selain satu
utama bernilai nol.
3. Sistem Persamaan Linear Homogen

Suatu sistem persamaan linear dikatakan homogen Apabila bentuk-bentuk


konstantanya semua nol yaitu suatu sistem persamaan linear yang memiliki bentuk:

𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + ⋯ + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 0


𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + ⋯ + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 0
{
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = 0
Setiap sistem persamaan linear homogen adalah konsisten karena semua sistem
persamaan linear memiliki 𝑥1 = 0 , 𝑥2 = 0 , … , 𝑥𝑛 = 0 sebagai penyelesaiannya.
Penyelesaian tersebut dinamakan penyelesaian trivial, jika terdapat penyelesaian lain
dinamakan penyelesaian nontrivial.

Sistem persamaan linear homogen memiliki penyelesaian, maka hanya ada dua
kemungkinan untuk penyelesaiannya yaitu:

a. Sistem persamaan linear homogen memiliki penyelesaian trivial. Ciri-cirinya


memiliki penyelesaian nol.
b. Sistem persamaan linear homogen memiliki penyelesaian tak hingga selain
penyelesaian trivial. Ciri-cirinya yaitu memiliki banyak penyelesaian.
17

F. Kemampuan Pemecahan Masalah


Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan untuk menganalisis
masalah dan menemukan solusi yang efektif untuk memecahkan masalah tersebut.
Menurut Saad dan Ghani (Cahyani & Setyawati 2017), Kemampuan pemecahan
masalah adalah suatu proses terencana yang harus diakukan supaya mendapatkan
penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak dapat dengan segera.
Adapun Suryani et.al (2020), menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah ini
penting dimiliki oleh siswa karena dengan mampunya siswa menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya, siswa mendapatkan pengalaman, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah adalah suatu upaya dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ditemukan serta salah satu aspek yang mengajarkan mahasiswa
untuk berpikir tingkat tinggi.
Menurut Solso (Mawaddah & Anisah, 2015), pemecahan masalah adalah suatu
pemikiran yang terarah secara langsung untuk menentukan solusi atau jalan keluar
untuk suatu masalah yang spesifik. Menurut Gunantara et.al (2014) kemampuan
pemecahan masalah merupakan kecapakan atau potensi yang dimiliki siswa dalam
menyelesaikan permasalahan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kesumawati (Mawaddah & Anisah, 2015), menyatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis adalah kemampuan mengidentifikasi unsur – unsur
yang diketahui, ditanya, dan kecukupan unsur yang diperlukan, mampu membuat atau
menyusun model matematika, dapat memilih dan mengembangkan strategi
pemecahan, mampu menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh.
Kemudian selanjutnya, Menurut Budhi (Yohanes, 2019:29), kemampuan peserta didik
yang harus ditumbuh kembangkan agar mahasiswa mampu dalam memecahkan
masalah adalah:
1. Kemampuan mengerti konsep dan istilah matematika.
2. Kemampuan untuk mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi.
3. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen terpenting dan memilih prosedur
yang benar.
4. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan.
18

5. Kemampuan untuk menaksir dan menganalisis.


6. Kemampuan untuk memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas atau ruang.
7. Kemampuan untuk melakukan generalisasi.
8. Kemampuan untuk berganti metode yang telah diketahui.
9. Mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap matematika
G. Design Research
Menurut Cobb (Schunk, 2012), istilah penelitian design research juga
dimasukan ke dalam penelitian pengembangan (developmental research) karena
berkaitan dengan pengembangan materi dan bahan pembalajaran. Istilah design
research lebih dipilih untuk digunakan dibanding developmental research karena
dapat mengabaikan kerancuan konotasi dengan istilah dalam psikologi
perkembangan (developmental psychology) menurut Piaget atau dengan
penelitian yang menjelaskan perkembangan konsep matematika (development of
mathematical concept) pada siswa.

Menurut Edelson (Collins, et.al, 2016), baik design research, developmental


research maupun design experiments semuanya menempatkan proses perancangan
(design) sebagai strategi untuk mengembangkan teori. Model-model penelitian ini
banyak digunakan dalam berbagai penelitian di berbagai bidang sesuai dengan
masalah penelitian yang diajukan. Istilah design research juga memiliki kaitan
istilah atau karakteristik dengan model-model penelitian seperti design study,
development research, formatif research, formatif evaluation dan engineering
research. Sementara menurut Plomp (Lidinillah, 2012), design research adalah :
“suatu kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan
mengevaluasi intervensi pendidikan (seperti program, strategi dan bahan
pembelajaran, prosuk dan sistem) sebagai solusi untuk memecahkan
masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan, yang juga bertujuan
untuk memajukan pengetahuan kita tentang karakteristik dari intervensi-
intervensi tersebut serta proses perancangan dan pengembangannya.‟

Design Research memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk mendesain suatu
intervensi berupa program, produk atau proses untuk menjawab permasalahan
pendidikan yang kompleks. Tujuan ini lebih menitik beratkan kepada kepraktisan
produk atau penggunaan produk secara publik. Kedua, untuk memberikan wawasan
tentang prinsip-prinsip desain yang meliputi tujuan, kata kunci, arahan, implementasi,
dan argument/bukti secara teori maupun empiris.
19

Proses Design Research merupakan suatu kegiatan iterasi dengan meningkatkan


kualitas suatu prototipe yang melibatkan intervensi. Prototipe diartikan sebagai
intervensi versi awal sebelum dihasilkan menjadi produk jadi. Dalam pembuatan
prototipe, data empiris diperlukan untuk mendapatkan suatu pemahaman yang
mendalam tentang kualitas dari prototipe tersebut. Dengan alasan tersebut, sebuah
penilaian formatif diperlukan pada proses pembuatan prototipe. Hal ini bertujuan agar
bisa menampakkan sebuah potensi dan karakteristik kunci dari prototipe yang
dikembangkan.
Hasil dari evaluasi formatif memberikan dua langkah dasar yaitu: meningkatkan
kualitas prototipe ke arah yang diinginkan dan mengasah prinsip desain tentatif ke arah
prinsip desain elaborasi. Dengan langkah ini, proses prototipe berkontribusi untuk
menghasilkan suatu perkiraan hasil dari suatu ajar design research. Evaluasi formatif
dibangun berdasarkan pertimbangan nilai yang diharapkan dari penilaian prototipe,
fase pengembangan prototipe, dan komponen utama dari prototipe.
H. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh As’ari (2019) dengan judul
penelitian “Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah”. tentang Tujuan penelitian ini untuk
menghasilkan modul pembelajaran matematika berbasis masalah yang layak
digunakan dan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika di
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Pekalongan. Hasil yang diperoleh
yaitu rata-rata nilai post tes lebih tinggi dari pada rata-rata nilai pre tes. Hal ini berarti
modul yang dikembangkan efektif untuk digunakan dalam perkuliahan Kapita Selekta
Pendidikan Matematika.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmatya Nurmeidina, et.al (2021)
dengan judul “Pengembangan Modul Trigonometri untuk Mengembangkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan modul trigonometri untuk mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah mahasiswa pendidikan matematika yang valid. Kualitas modul yang
dikembangkan ditinjau dari aspek kevalidan dan aspek keefektifan. hasilnya adalah
modul termasuk kategori valid, dengan kategori nilai tes tuntas. Aspek afektifitas
berdasarkan tes hasil belajar dengan soal pemecahan masalah mengalami peningkatan
20

ditinjau dari hasil pre tes dan post tes. Hasil pengembangan dalam penelitian ini adalah
produk modul pembelajaran mata kuliah trigonometri yang valid, praktis, efektif, dan
layak digunakan untuk mahasiswa pendidikan matematika.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sofyan, et.al (2021) dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Bangun Ruang Sisi Datar Berbasis
Model Project-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan dan
keefektifan perangkat ajar yang dikemvbangkan. Hasil dari penelitian ini adalah
perangkat pembelajaran yang valid dan efektif.
Berdasarkan literatur-literatur tersebut, penelitian ini memiliki fokus penelitian
yang sama yaitu pengembangan modul. Perbedaannya modul yang dikembangkan
merupakan perangkat ajar pada paradigma pembelajaran baru (Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan, 2021) yaitu modul ajar berbasis Project Based
Learning. Topik modul ajar ini yaitu sistem persamaan linear. Penelitian ini dikaitkan
dengan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pendidikan matematika, sehingga
modul ajar yang dikembangkan merupakan modul ajar sistem persamaan linear
berbasis Project-Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul ajar sistem
persamaan linear berbasis Project-Based Learning terkait kemampuan pemecahan
masalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh karena itu,
pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
landasan filsafat postpositivisme. Pendekatan ini menggunakan teknik pengumpulan
data gabungan yaitu data kualitatif dan data kuantitatiff Sugiyono (Abdussamad, et.al
2021).
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Desain Research dengan model Plomp.
Metode Design Research menghasilkan suatu produk dengan mengguji kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifan dari produk yang dikembangkan. Produk yang
dikembangkan pada penelitian ini berupa modul ajar sistem persamaan linear berbasis
Project-Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.
Prosedur pengembangan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-
Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa menggunakan
model Plomp terdiri dari tiga tahap dapat diuraikan untuk setiap tahapannya, sebagai
berikut:
Preliminary Prototyping Phase Assessment Phase
Research Phase (tahap (tahap penilaian)
(tahap penelitian pengembangan)
awal) Bertujuan untuk
Divalidasi oleh tiga mengetahui tingkat
1. Studi ahli yaitu: kepraktisan dan
Literatur 1. Ahli Media tingkat keefektifan
2. Analisis 2. Ahli Materi modul ajar. Penilaian
Kebutuhan 3. Ahli Soal Tes keefektifan melalui
3. Analisis Evaluasi tes kognitif, angket
Konteks Sehingga afektif, observasi
menghasilkan afektif, dan observasi
produk yang valid. psikomotor.

Gambar 3.1 Diagram Alir Desain Penelitian


Sumber: Modifikasi dari Plomp dan Nieveen (2013)

21
22

1. Preliminary Research Phase (tahap penelitian awal)


Tahap ini dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dan konteks pengembangan,
review atau kajian literatur dan pengembangan kerangka teoritik atau kerangka
konseptual atau pengembangan intervensi yang dilakukan dengan cara pengembangan
produk modul ajar terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan
diterapkannya program sekolah penggerak. Tahap ini juga dilakukan studi pustaka
mengenai kajian teoritis yang digunakan untuk menjawab masalah yang ada dalam
penelitian ini. Tahap ini dilakukan analisis kebutuhan, analisis produk modul ajar, dan
analisis materi.
a. Studi Literatur
Studi literatur dilaksanakan untuk menganalisis pendukung dan acuan dalam
pembuatan produk modul ajar yang akan dikembangkan. Peneliti akan melakukan
mengereview atau kajian literatur untuk mengkaji teori-teori yang akan digunakan.
b. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan kajian tentang karakteristik proses pembelajaran yang sesuai
dengan pengembangan produk modul ajar terhadap karakteristik berbasis
permasalahan dan munculnya solusi untuk mengatasi suatu permasalahan tersebut.
Karakteristik yang dimaksud adalah pengetahuan matematika dan kemampuan
menyelesaikan masalah. Analisis kebutuhan modul ajar ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi mengenai kebutuhan bahan ajar yang dapat dipelajari
mahasiswa secara mandiri sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan
bahan ajar berupa modul ajar. Analisis kebutuhan dalam penelitian ini dilakukan
dengan tes diagnostif kognitif dan wawancara.
c. Analisis konteks
Penyusunan moduk ajar akan dianalisis terlebih dahulu materi untuk ditetapkan,
serta merinci dan menyusun secara sistematis materi ajar yang relevan ke dalam modul
ajar yang akan dikembangkan. Pemilihan materi ajar dalam modul ajar ini dilakukan
dengan mempertimbangkan kesesuaian konsep dan isi materi untuk mendukung
terlaksananya proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah mahasiswa dalam perkuliahan Aljabar, Matriks, dan Vektor.
23

2. Prototyping Phase (tahap pengembangan)


Tahap ini modul ajar yang dikembangkan akan divalidasi oleh tiga ahli, yaitu
ahli media, ahli materi, dan ahli soal tes bertujuan untuk menghasilkan prototipe
pembelajaran pada Materi Sistem Persamaan Linear. Selain itu, dirancang pula
instrumen yang akan digunakan untuk menilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan
untuk modul ajar yang akan dikembangkan.
Selanjutnya prototipe yang dihasilkan tahap ini akan dievaluasi melalui
instrumen pada lembar validasi kepada dosen pembimbing kemudian divalidasi oleh
validator dari dosen program studi Pendidikan Matematika.
Setelah dilakukan validasi oleh para ahli, akan dilakukan analisis yang hasil
validasi yang didapatkan berupa saran dan kritik dari validator selanjutnya akan
digunakan untuk landasan penyempurnaan atau revisi modul ajar yang dikembangkan
sehingga menghasilkan produk yang valid untuk dilakukan uji coba terbatas.
3. Assessment Phase (tahap pengujian dan penilaian)
Tahap ini penilaian pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepraktisan
dan keefektifan produk modul ajar yang dikembangkan melalui kegiatan uji coba
kelompok kecil. Penilaian keefektifan modul ajar ini melalui tes, penialain afektif, dan
psikomotor mahasiswa.
C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini yaitu validator ahli dan mahasiswa yang
ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Karakterisitik validator ahli yaitu
validator merupakan dosen ahli di bidang pendidikan matematika. Karakteristik
mahasiswa yaitu mahasiswa semester satu program studi pendidikan matematika
Universitas Islam Nusantara yang mengontrak mata kuliah aljabar matriks vektor dan
mengikuti pertemuan penerapan modul ajar yang dikembangkan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan
modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Angket
Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui kevalidan dan
kepraktisan modul ajar yang dikembangkan. Angket validasi terdiri dari angket
24

validasi ahli media, angket validasi ahli materi, dan angket validasi soal tes evaluasi.
Angket diberikan kepada ahli media, ahli materi, dan ahli tes soal evaluasi. Selain itu,
angket digunakan untuk memberikan penilaian afektif psikomotor, dan refleksi dosen
serta mahasiswa yang terdiri dari angket penilaian diri mahasiswa, angket psikomotor,
angket refleksi dosen, dan angket refleksi mahasiswa.
2. Tes
Tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui keefektifan modul ajar yang
dikembangkan. Penyusunan soal tes evaluasi yang diberikan adalah tes kemampuan
pemecahan masalah mahasiswa pada Materi Sistem Persamaan Linear. Tes diberikan
kepada mahasiswa semester satu pendidikan matematika Universitas Islam Nusantara
yang mengontrak mata kuliah aljabar matriks vektor dan mengikuti pertemuan ke-
sembilan dan ke-sepuluh.
3. Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengambil gambar pada proses
penerapan modul ajar yang dikembangkan dan untuk mengambil gambar hasil
pengisisan lembar kerja mahasiswa serta tes evaluasi. Alat yang digunakan pada
dokumentasi ini yaitu kamera smartphone.
4. Observasi
Observasi pada penelitian ini digunakan untuk melakukan proses penilaian
afektif dan psikomotor mahasiswa pada proses penerapan modul ajar pada perkuliahan
aljabar matriks dan vektor. Observasi diisi oleh observer yang terdiri dari tiga orang
mahasiswa tingkat akhir yang membentuk tim teaching bersama peneliti.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar validasi Ahli
Lembar validasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan revisi modul ajar
sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning terkait kemampuan
pemecahan masalah mahasiswa. Lembar validasi ini ditujukan kepada dosen program
studi Pendidikan Matematika sebagai validator. Lembar validasi ini bertujuan untuk
mengetahui kevalidan modul ajar dalam proses pembelajaran. Pada lembar validasi ini
peneliti menggunakan skala bertingkat dengan empat kategori penilaian yaitu: 4
25

Sangat Sesuai (SS), 3 Sesuai (S), 2 Tidak Sesuai (TS), dan 1 Sangat Tidak Sesuai
(STS).
Lembar validasi ini akan ditujukan kepada validator ahli media, ahli materi, dan
ahli soal tes yaitu dosen program studi Pendidikan Matematika. Berikut merupakan
kisi-kisi lembar validasi modul ajar yang dikembangkan.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar validasi oleh Ahli Media
Jumlah Butir
No Aspek Penilaian Indikator Penilaian
Instrumen
1 Ukuran modul Ukuran fisik modul 2
2 Desain kulit modul Tata letak sampil modul 2
Huruf yang digunakan menarik dan 3
mudah dibaca
Ilustrasi Sampul Modul 2
3 Desain isi modul Konsisten tata letak 4
Kelengkapan unsur tata letak 2
Tata letak mempererat pemahaman 2
Tifografi kemudahan membaca 5
Tifografi memudahkan pemahaman 2
Ilustrasi isi 3
Jumlah 23
Sumber: Diadaptasi dari standar penilaian buku teks oleh BSNP
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar validasi oleh Ahli Materi
Jumlah butir
No Aspek Penilaian Indikator
Instrumen
1 Kelayakan Isi Kesesuaian materi dengan Capaian 3
Pembelajaran
Keakuratan materi 9
Pendukung materi 5
Kemuktahiran materi 3
2 Penyajian Teknik penyajian 2
Pendukung penyajian 8
Penyajian pembelajaran 2
Kelengkapan penyajian 3
3 Kebahasaan Lugas 3
Komunikatif 2
Dialogis dan interaktif 2
Kesesuaian dengan tingkat 2
perkembangan mahasiswa
Ketentuan dan ketepatan pola piker 2
Penggunaan istilah, simbol, atau 2
ikon
Jumlah 48
Sumber: Diadaptasi dari standar penilaian buku teks oleh BSNP
26

2. Lembar Angket Kepraktisan


Lembar angket kepraktisan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan revisi
modul ajar yang dikembangkan. Lembar angket kepraktisan ini ditujukan responden.
Lembar angket kepraktisan bertujuan untuk mengetahui kepraktisan modul ajar. Pada
lembar angket kepraktisan ini peneliti menggunakan skala bertingkat dengan empat
kategori penilaian yaitu 4 Sangat Sesuai (SS), 3 Sesuai (S), 2 Tidak Sesuai (TS), dan
1 Sangat Tidak Sesuai (STS). Berikut kisi-kisi lembar angket kepraktisan modul ajar
yang dikembangkan:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Angket Kepraktisan
No Indikator Jumlah Butir Instrumen
1. Halaman Sampul 5
2. Kejelasan Tabel/Ilustrasi/Gambar 3
3. Bahasa dan Kalimat 4
4. Kejelasan Tulisan 5
5. Komposisi Warna 2
6. Konten Modul 3
7. Memotivasi untuk merespon pembelajaran 3
Jumlah 25
Sumber: Diadaptasi dari Zunaidah dan Amin (2016)
3. Lembar Asesmen Formatif
Asesmen formatif pada modul yang dikembangkan terdiri dari tes kognitif,
angket afektif, observasi afektif, dan observasi psikomotor. Asesmen formatif
digunakan untuk mengukur keefektifan modul ajar yang dikembangkan.
a. Tes Kognitif
Tes kognitif berbentuk soal uraian atau essay disusun berdasarkan capaian
perkuliah dan indikator kemampuan pemecahan masalah. Tes ini digunakan untuk
mengukur kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Berikut kisi-kisi soal tes
evaluasi:
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Indikator
Nomor
Capaian Tujuan Kemampuan
Materi
Perkuliahan Pembelajaran Pemecahan Soal
Masalah
Sistem Memahami Dapat menentukan Kemampuan untuk
persamaan Sistem matriks yang memvisualisasi dan
linear persamaan diperbesar dari mengiterpretasi 1a
linear sistem persamaan kuantitas atau
dengan linear ruang
27

Indikator
Nomor
Capaian Tujuan Kemampuan
Materi
Perkuliahan Pembelajaran Pemecahan Soal
Masalah
Eliminasi Dapat menggunakan Kemampuan untuk
Gauss dan metode eliminasi mengidentifikasi
Eleminasi Gauss dalam elemen terpenting 1b
Gauss menyelesaikan dan memilih
Jordan sistem persamaan prosedur yang benar
linear Kemampuan untuk
mengetahui hal yang 1c
tidak berkaitan
Dapat menggunakan Kemampuan untuk
metode Gauss-Jordan berganti metoda
dalam menyelesaikan yang telah diketahui 2
sistem persamaan
linear
Dapat menentukan Kemampuan untuk
Memahami 3
matriks yang menaksir dan
Sistem
diperbesar dari sistem msenganalisa
persamaan
persamaan linear Kemampuan
linear
homogen mengerti konsep dan
homogen
Dapat menggunakan istilah matematika
dengan
metode eliminasi 4
Eliminasi
Gauss-Jordan dalam
Gauss
menyelesaikan sistem
Jordan
persamaan linear
homogen
Dapat Kemampuan untuk
mengidentifikasi ciri- mencatat kesamaan,
ciri penyelesaian perbedaan, dan
sistem persamaan analogi 5a
linear berdasarkan
bentuk matriks yang
diperbesar
Dapat menentukan Kemampuan untuk
kategori hasilmemperumum
pemecahan sistem berdasarkan
persamaan linearbeberapa contoh / 5b
homogen. kemampuan untuk
melakukan
generalisasi
Soal tes evaluasi oleh para ahli yaitu dosen pengampu mata kuliah Aljabar
Matriks dan Vektor serta Dosen pendidikan matematika. Validasi dilakukan untuk
mengetahui kevalidan soal agar terfokus pada kesesuaian soal uraian dengan teori
28

sebenarnya. Instrumen kevalidan soal tes evaluasi pada penelitian ini menggunakan
instrumen kevalidan menurut Kunandar (2014: 237) yaitu:
Tabel 3.5 Lembar validasi Tes Soal Evaluasi
No Aspek Komponen Penilaian
1 Soal sesuai dengan indikator 1. Kisi-kisi soal sesuai dengan indikator
kemampuan pemecahan masalah dan
tujuan pembelajaran pada rencana
perkuliahan semester (RPS)
2. Soal sesuai dengan indikator dalam
kisi-kisi penyusunan soal
2 Isi materi sesuai dengan tujuan 3. Indikator yang diujikan sudah dipilih
pengukuran sesuai dengan urgensi, kontimuitas,
relevansi, dan keterpakaian
3 Rumusan kalimat soal atau 4. Pokok soal tidak mengarah ke
pertanyaan harus jawaban yang benar
menggunakan kata tanya atau 5. Pokok soal dirumuskan dengan jelas
perintah yang menuntut dan tegas
jawaban terurai
4 Batasan pertanyaan dan 6. Alternatif jawaban sudah sesuai
jawaban yang diharapkan jelas dengan indikator soal
5 Isi materi yang ditanyakan 7. Alternatif jawaban sudah sesuai
sudah sesuai dengan mata dengan tingkat pemahaman
kuliah Aljabar, Matriks, dan mahasiswa
Vektor
6 Ada pedoman penskoran 8. Skor yang diberikan sesuai dengan
ketentuan pedoman penskoran
berdasarkan kekomplek-sitasan dan
kesukaran materi
9. Kejelasan petunjuk pedoman
penskoran soal
7 Tabel, gambar, grafik, atau 10. Stimulus soal dinyatakan dengan
yang sejenisnya disajikan jelas dan berfungsi dengan baik
dengan jelas dan terbaca
8 Rumusan soal tidak 11. Butir soal tidak bergantung kepada
mengandung kata-kata yang jawaban soal sebelumnya
dapat menyinggung soal
sebelumnya
9 Ada petunjuk yang jelas 12. Kejelasan petunjuk umum yang
tentang cara mengerjakan soal diberikan untuk memudahkan
pemahaman siswa dalam pengerjaan
10 Butiran soal menggunakan 13. Menggunakan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang baik dengan baik dan benar
dan benar
11 Rumusan soal komunikatif 14. Menggunakan bahasa yang
komunikatif
29

No Aspek Komponen Penilaian


12 Rumusan soal tidak 15. Rumusan pokok soal tidak
menggunakan kata-kata atau mengandung ungkapan yang
kalimat yang menimbulkan bermakna tidak pasti, misal
penafsiran ganda atau salah sebaiknya, pada umumnya, kadang-
pengertian kadang.
13 Tidak menggunakan bahasa 16. Tidak menggunakan bahasa lokal
yang berlaku setempat
Sumber: Diadaptasi dari Kunandar (2014: 237)
b. Angket Afektif
Angket Afektif bertujuan untuk mengetahui respon mahasiswa mengenai proses
perkuliahan dengan menggunakan modul ajar sistem persamaan linear berbasis
Project-Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dan untuk
mengetahui keefektifan modul ajar. Angket ini menggunakan empat penilaian yaitu
sangat sesuai (4), sesuai (3), tidak sesuai (2), dan sangat tidak sesuai (1). Aspek
penilaian pada angket afektif sesuai dengan panduan pengembangan perangkat
penilaian afektif yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Ranah Afektif
Jumlah Butir
Aspek Afektif Pernyataan
Positif Negatif
Receiving (A1. Saya fokus pada kegiatan diskusi tentang
Penerimaan) penyelesaian Sistem persamaan linier 1
menggunakan eliminasi Gauss-Jordan.
Saya kurang memahami alur kegiatan
1
belajar pada Lembar Kerja Mahasiswa.
Saya dapat memposisikan diri dalam
1
mengerjakan tugas kelompok.
Saya belum tuntas menjawab
permasalahan penyelesaian sistem
1
persamaan linier dengan menggunakan
eliminasi Gauss-Jordan.
Responding (A2, Saya kurang memahami intruksi dalam
Tanggapan) menentukan kategori penyelesaian sistem 1
persamaan linier homogen.
Saya membantu teman saya dalam
menyelesaikan Sistem persamaan linier 1
dengan metode Gauss-Jordan
Saya tidak mendiskusikan masalah tentang
langkah-langkah penyelesaian sistem 1
persamaan linier dengan teman.
Saya menyumbangkan ide atau gagasan
1
dalam berdiskusi.
30

Jumlah Butir
Aspek Afektif Pernyataan
Positif Negatif
Valuing (A3, Saya menerima keputusan dalam
Penghargaan) pemilihan langkah-langkah penyelesaian 1
sistem persamaan linier.
Saya meremehkan pendapat teman saya
1
pada kegiatan diskusi.
Saya menganggap ide-ide yang muncul
tentang pemilihan langkah-langkah
1
penyelesaian sistem persamaan linier
adalah sama.
Saya sepakat dengan keputusan yang
1
diambil kelompok.
Organization Saya tidak mengerjakan Tes Formatif
1
(A4, Sistem persamaan linier.
Pengorganisasian) Saya merumuskan masalah penyelesaian
1
sistem persamaan linier agar lebih tepat.
Saya tidak menyusun alur pengerjaan
1
masalah sistem persamaan linier.
Saya selalu mengkolaborasikan gagasan
teman saya dengan gagasan teman lain atau
1
saya sendiri tentang langkah-langkah
menyelesaikan masalah.
Characterization Saya mengacuhkan pendapat teman saya
(A5, tentang langkah-langkah penyelesaian 1
Karakterisasi) sistem persamaan linier.
Saya selalu melibatkan diri dalam
1
berdiskusi.
Saya tidak membuktikan gagasan yang
saya usulkan tentang langkah-langkah 1
eliminasi Gauss-Jordan.
Jumlah 9 10
Sumber: Diadaptasi dari panduan pengembangan perangkat penilaian afektif oleh
BSNP (Amri, 2016)
c. Observasi Ranah Afektif
Observasi ranah afektif bertujuan untuk mengobservasi proses perkuliahan yang
menggunakan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning
terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dan untuk mengetahui keefektifan
modul ajar. Aspek penilaian pada observasi ranah afektif sesuai dengan panduan
pengembangan perangkat penilaian afektif yang diterbitkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan.
31

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Observasi Ranah Afektif


Aspek Penilaian
Pernyataan Jumlah
Afektif
Receiving Menunjukkan perhatian dalam mendiskusikan
(A1.Penerimaan) permasalahan tentang penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linier.
Mengikuti kegiatan diskusi tentang
penyelesaian sistem persamaan linier.
4
Menempatkan diri dalam berdiskusi tentang
penyelesaian sistem persamaan linier.
Menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara
menyelesaiakan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier.
Responding (A2. Melaksanakan intruksi yang terdapat pada
Tanggapan) Lembar Kerja Mahasiswa.
Membantu teman dalam berdiskusi tentang
permasalahan yang terdapat pada Lembar Kerja
Mahasiswa
Mendiskusikan langkah-langkah penyelesaian 4
sistem persamaan linier dengan menggunakan
eliminasi Gauss-Jordan.
Menyumbangkan gagasan atau ide tentang
memodelkan data yang diperoleh dalam sistem
persamaan linier.
Valuing (A3. Menerima kesepakatan tentang penyusunan
Penghargaan) data penjualan yang digunakan dalam
pelaksanaaan projek.
Menghargai usulan teman tentang langkah-
langkah menyusun Sistem persamaan linier
dari data penjualan yang diperoleh. 4
Membedakan ide atau gagasan yang sesuai
dengan langkah penyelesaian sistem persamaan
linier dengan metode Eliminasi Gauss-Jordan.
Bertanggung Penyelesaian terhadap tugas yang
terdapat pada Lembar Kerja Mahasiswa.
Organization (A4. Merumuskan langkah-langkah pengerjaan
Pengorganisasian) sistem persamaan linier dengan eliminasi
Gauss-Jordan untuk menentukan harga barang
dari informasi yang diperoleh
Menyusun langkah pengerjaan tugas Lembar
4
Kerja Mahasiswa.
Mengintegrasikan langkah-langkah operasi
baris elementer dalam menyelesaikan sistem
persamaan linier dengan eliminasi Gauss-
Jordan
32

Aspek Penilaian
Pernyataan Jumlah
Afektif
Mempertimbangkan metode-metode
penyelesaian sistem persamaan linier dalam
menyelesaikan masalah harga barang.
Characterization Melibatkan diri dalam berdiskusi tentang
(A5. Karakterisasi) projek sistem persamaan linier
2
Membuktikan metode penyelesaian sistem
persamaan linier yang efektif dan efisien.
Jumlah 18
Sumber: Diadaptasi dari panduan pengembangan perangkat penilaian afektif oleh
BSNP (Amri, 2016)
d. Observasi Psikomotor
Observasi ranah psikomotor bertujuan untuk mengobservasi keterampilan
mahasiswa selama mengikuti perkuliahan yang menggunakan modul ajar sistem
persamaan linear berbasis Project-Based Learning terkait kemampuan pemecahan
masalah mahasiswa dan untuk mengetahui keefektifan modul ajar.
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Observasi Ranah Psikomotor
Kegiatan Aspek
Kegiatan Jumlah
Pembelajaran Psikomotor
Pertanyaan Meniru (P1) Mengikuti alur kegiatan diskusi
mendasar penyelesaian sistem persamaan
linier mengggunakan eliminasi
Gauss-Jordan
Mempersiapkan diri untuk
3
berdiskusi perencanaan projek.
Artikulasi Mengintegrasikan gagasan-
(P4) gagasan yang diperolehnya ketika
dalam membahas penyelesaian
sistem persamaan linier.
Mendesain Projek Manipulasi Membangun kerangka berpikir
(P2) terhadap permasalahan projek.
2
Artikulasi Menggabungkan metode, ide, atau
(P4) pengerjaan anggota kelompok.
Menyusun Jadwal Meniru (P1) Mematuhi kesepakatan yang dibuat
bersama tentang jadwal.
2
Manipulasi Merencanakan penjadwalan tugas
(P2) projek yang diberikan.
Memonitor Manipulasi Menanggapi ide atau gagasan
Perkembangan (P2) temannya ketika berdiskusi dalam
Projek pelaksanaan projek. 4
Presisi (P3) Berkonsentrasi terhadap tugas yang
diberikan pada pelaksanaan projek.
33

Kegiatan Aspek
Kegiatan Jumlah
Pembelajaran Psikomotor
Mencoba selesaian terhadap
beberapa hasil produk prototipe.
Naturalisasi Menghasilkan penyelesaian dari
(P5) permasalahan yang ditemui dalam
pelaksanaan projek.
Menguji Hasil Presisi (P3) Membuat konjektur terhadap
selesaian yang dihasilkan.
Artikulasi Merangkai penjelasan penyelesaian
(P4) yang diperoleh pada pelaksanaan 3
projek.
Naturalisasi Menentukan kesimpulan dari
(P5) beberapa hasil selesaian projek.
Evaluasi Naturalisasi Menyelesaikan tugas yang
Pengalaman (P5) diberikan pada pelaksanaan projek. 1
Belajar
Jumlah 15
Sumber: Diadaptasi dari Taksonomi Psikomotor Dave (Subagis & Setiawan, 2022)
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
analisis kualitatif dan kuantitatif yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil tanggapan, kritik
dan saran dari para ahli serta untuk membahas hasil kemampuan pemecahan masalah
mahasiswa yang mengalami penerapan pembelajaran dengan modul ajar yang
dikembangkan. Proses pengolahan data meliputi reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi data (kesimpulan).
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah mengetahui hasil angket
validasi, angket kepraktisan, dan penilaian keefektifan dari modul ajar yang
dikembangkan.
a. Analisis Data Lembar validasi Ahli
Data lembar validasi terhadap modul ajar materi sistem persamaan linear terkait
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dilakukan untuk mengetahui kevalidan
produk modul ajar yang dikembangkan. Data diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
34

1) Peneliti melakukan tabulasi data yang diperoleh dari dosen program studi
Pendidikan Matematika Universitas Islam Nusantara sebagai validator ahli media
dan ahli materi. Penilaian lembar validasi dilakukan dengan memberikan skor pada
aspek penilaian.
Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Lembar validasi
No Skala Nilai Skor
1 Sangat Baik (SB) 4
2 Baik (B) 3
3 Kurang Baik (KB) 2
4 Sangat Kurang Baik (SKB) 1
Sumber: Diadaptasi Akbar (Fatmawati, 2016)
2) Selanjutnya mengkonversikan skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif
sesuai kriteria penilaian yang diadaprasi dari Akbar (Fatmawati, 2016). Rumus
skor rata-rata yang digunakan sebagai berikut:
1 ∑ 𝑥𝑖
𝑥̅ = . × 100%
𝑘 𝑛
Keterangan:
𝑥̅ : Skor rata-rata
∑ 𝑥𝑖 : Jumlah skor yang diperoleh
𝑘 : Banyak validator
𝑛 : Banyak butir pernyataan
Tabel 3.10 Kategori Validitas Lembar validasi
No Persentase Kevalidan
1 0% < 𝑃 ≤ 20% Tidak Valid
2 20% < 𝑃 ≤ 40% Kurang Valid
3 40% < 𝑃 ≤ 60% Cukup Valid
4 60% < 𝑃 ≤ 80% Valid
5 80% < 𝑃 ≤ 100% Sangat Valid
Sumber: Adaptasi dari Riduwan (2015)
b. Analisis Kepraktisan
Analisis kepraktisan terhadap modul ajar materi sistem persamaan linear terkait
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dilakukan untuk mengetahui kepraktisan
produk modul ajar yang dikembangkan.
Data hasil kepraktisan diperoleh dari praktisi pendidikan yaitu dosen Program
Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Nusantara yang menjadi validator
ahli media dan validator ahli materi. Butir pernyataan setiap aspek penilaian
35

kepraktisan diadaptasi dari butir pernyataan validasi ahli media dan validasi ahli
mayeri yang memiliki kesesuaian. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada
aspek kepraktisan.
Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Kepraktisan
No Skala Nilai Skor
1. Sangat Baik (SB) 4
2. Baik (B) 3
3. Kurang Baik (KB) 2
4. Sangat Kurang Baik (SKB) 1
Sumber: Modifikasi dari Zunaidah dan Amin(2016)

Data yang telah diperoleh merupakan data kualitatif. Kemudian data diubah ke
data kuantitatif sesuai dengan bobot skor. Rumusnya adalah:
𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑃= 𝑥 100%
𝑛 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Keterangan:
P : Persentase hasil penilaian
𝑛 : Banyak butir pernyataan
Data hasil persentase kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan kriteria
kelayakan Modul.
Tabel 3.12 Kriteria Kepraktisan Modul
Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan
𝟖𝟏 − 𝟏𝟎𝟎 Sangat Baik Sangat Praktis
𝟔𝟏 − 𝟖𝟎 Baik Praktis
𝟒𝟏 − 𝟔𝟎 Cukup Cukup Praktis
𝟐𝟏 − 𝟒𝟎 Kurang Kurang Praktis
𝟎 − 𝟐𝟎 Sangat Kurang Tidak Praktis
Sumber: Modifikasi dari Zunaidah dan Amin (2016)

Modul dinyatakan valid jika minimal kepraktisan yang diperoleh adalah kategori
Praktis (Zunaidah & Amin 2016).
c. Analisis Keefektifan
Analisis keefektifan dilakukan menggunakan asesmen formatif yang terdiri dari
tes kemampuan pemecahan masalah, angket ranah afektif, observasi ranah afektif, dan
observasi ranah psikomotor yang dinilai berdasarkan pedoman penskoran berikut:
36

Tabel 3.13 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah


Aspek yang dinilai Keterangan Skor
Kemampuan untuk Memahami Tidak menyebutkan apa yang
0
memvisualisasi dan Masalah diketahui dan apa yang ditanyakan
mengiterpretasi Menyebutkan apa yang diketahui
kuantitas atau ruang tanpa menyebutkan apa yang 2
ditanyakan tapi kurang tepat
Menyebutkan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan secara 4
tepat
Merencanakan Tidak merencanakan penyelesaian
0
penyelesaian masalah sama sekali
Merencanakan masalah dengan
memodelkan SPL tetapi kurang 2
tepat
Merencanakan penyelesaian
dengan memodelkan SPL 4
berdasarkan masalah yang tepat
Melaksanakan Tidak ada jawaban sama sekali 0
rencana Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban tetapi hanya 2
sebagian kecil jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban sebagian 4
benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban yang tepat 6
dan benar
Menafsirkan Tidak ada menuliskan kesimpulan 0
hasil yang Menafsirkan hasil yang diperoleh
2
diperoleh tapi tidak membuat kesimpulan
Menafsirkan hasil kesimpulan
4
secara tepat
Kemampuan untuk Memahami Tidak menyebutkan apa yang
0
mengidentifikasi Masalah diketahui dan apa yang ditanyakan
elemen terpenting dan Menyebutkan apa yang diketahui
memilih prosedur yang tanpa menyebutkan apa yang 2
benar ditanyakan tapi kurang tepat
Menyebutkan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan secara 4
tepat
Merencanakan Tidak merencanakan penyelesaian
0
penyelesaian masalah sama sekali
Merencanakan masalah dengan
memodelkan SPL tetapi kurang 2
tepat
37

Aspek yang dinilai Keterangan Skor


Merencanakan penyelesaian
dengan memodelkan SPL 4
berdasarkan masalah yang tepat
Melaksanakan Tidak ada jawaban sama sekali 0
rencana Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban tetapi hanya 2
sebagian kecil jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban sebagian 4
benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban yang tepat 6
dan benar
Menafsirkan Tidak ada menuliskan kesimpulan 0
hasil yang Menafsirkan hasil yang diperoleh
2
diperoleh tapi tidak membuat kesimpulan
Menafsirkan hasil kesimpulan
4
secara tepat
Kemampuan untuk Menafsirkan Tidak ada menuliskan kesimpulan 0
mengetahui hal yang hasil yang Menafsirkan hasil yang diperoleh
2
tidak berkaitan diperoleh tapi tidak membuat kesimpulan
Menafsirkan hasil kesimpulan
4
secara tepat
Kemampuan untuk Merencanakan Tidak merencanakan penyelesaian
0
berganti metoda yang penyelesaian masalah sama sekali
telah diketahui Merencanakan masalah dengan
memilih salah satu metode tetapi 2
kurang tepat
Merencanakan penyelesaian
dengan memilih salah satu metode 4
berdasarkan masalah yang tepat
Melaksanakan Tidak ada jawaban sama sekali 0
rencana Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban tetapi hanya 2
sebagian kecil jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban sebagian 4
benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban yang tepat 6
dan benar
Menafsirkan Tidak ada menuliskan kesimpulan 0
hasil yang Menafsirkan hasil yang diperoleh
2
diperoleh tapi tidak membuat kesimpulan
Menafsirkan hasil kesimpulan
4
secara tepat
38

Aspek yang dinilai Keterangan Skor


Kemampuan untuk Memahami Tidak menyebutkan apa yang
0
menaksir dan Masalah diketahui dan apa yang ditanyakan
msenganalisa Menyebutkan apa yang diketahui
tanpa menyebutkan apa yang 2
ditanyakan tapi kurang tepat
Menyebutkan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan secara 4
tepat
Merencanakan Tidak merencanakan penyelesaian
0
penyelesaian masalah sama sekali
Merencanakan masalah dengan
membuat matriks yang diperbesar 2
tetapi kurang tepat
Merencanakan penyelesaian
4
berdasarkan masalah yang tepat
Melaksanakan Tidak ada jawaban sama sekali 0
rencana Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban tetapi hanya 2
sebagian kecil jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban sebagian 4
benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban yang tepat 6
dan benar
Menafsirkan Tidak ada menuliskan kesimpulan 0
hasil yang Menafsirkan hasil yang diperoleh
2
diperoleh tapi tidak membuat kesimpulan
Menafsirkan hasil kesimpulan
4
secara tepat
Kemampuan mengerti Memahami Tidak menyebutkan apa yang
0
konsep dan istilah Masalah diketahui dan apa yang ditanyakan
matematika Menyebutkan apa yang diketahui
tanpa menyebutkan apa yang 2
ditanyakan tapi kurang tepat
Menyebutkan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan secara 4
tepat
Merencanakan Tidak merencanakan penyelesaian
0
penyelesaian masalah sama sekali
Merencanakan masalah dengan
membuat matriks yang diperbesar 2
tetapi kurang tepat
Merencanakan penyelesaian
4
dengan membuat matriks yang
39

Aspek yang dinilai Keterangan Skor


diperbesar berdasarkan masalah
yang tepat
Melaksanakan Tidak ada jawaban sama sekali 0
rencana Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban tetapi
2
jawaban salah dan hanya sebagian
kecil jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban sebagian 4
benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban yang tepat 6
dan benar
Menafsirkan Tidak ada menuliskan kesimpulan 0
hasil yang Menafsirkan hasil yang diperoleh
2
diperoleh tapi tidak membuat kesimpulan
Menafsirkan hasil kesimpulan
4
secara tepat
Kemampuan untuk Melaksanakan Tidak ada jawaban sama sekali 0
mencatat kesamaan, rencana Melaksanakan rencana dengan
perbedaan, dan analogi menuliskan jawaban tetapi hanya 2
sebagian kecil jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban sebagian 4
benar
Melaksanakan rencana dengan
menuliskan jawaban yang tepat 6
dan benar
Kemampuan untuk Menafsirkan Tidak ada menuliskan kesimpulan 0
memperumum hasil yang Menafsirkan hasil yang diperoleh
2
berdasarkan beberapa diperoleh tapi tidak membuat kesimpulan
contoh / kemampuan Menafsirkan hasil kesimpulan
untuk melakukan secara tepat 4
generalisasi
Skor Maksimal 100
Sumber: Modifikasi dari Hamzah (Putra, 2019)
Nilai maksimal untuk hasil tes soal evaluasi adalah 100. Kriteria ketuntasan
menggunakan Kriteria Ketuntasan hasil tes kemampuan pemecahan masalah
menggunakan pedoman yang dimodifikasi dari Purwanto (Sarkawi & Permana, 2022).
40

Tabel 3.14 Kriteria Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematis
Nilai Predikat Kategori
𝑥 > 90 Sangat Baik Tuntas
80 < 𝑥 ≤ 90 Baik Tuntas
70 < 𝑥 ≤ 80 Cukup Tuntas
60 < 𝑥 ≤ 70 Kurang Tidak Tuntas
≤ 60 Kurang Sekali Tidak Tuntas
Sumber: dimodifikasi dari Purwanto (Sarkawi & Permana, 2022)
Presentase ketuntasan mahasiswa dengan menggunakan perumusan yakni:
Jumlah subjek yang tuntas
Presentase Ketuntasan = × 100%
jumlah seluruh siswa
Kriteria penilaian untuk penilaian afektif sebagai berikut:
Tabel 3.15 Kriteria Penilaian Angket dan Observasi Afektif
No Presentase Ketuntasan (%) Kriteria
1 85,00 − 100 Sangat Baik
2 75,00 − 84,00 Baik
3 65,00 − 74,00 Cukup
4 50,00 − 54,00 Kurang Baik
5 00,00 − 49,00 Sangat Kurang Baik
Sumber: Modifikasi dari Krisnawati (2013)
Kriteria hasil observasi ranah psikomotor modul ajar yang dikembangkan yaitu:
Tabel 3.16 Kriteria Penilaian Observasi Psikomotor
No Presentase Ketuntasan (%) Kriteria
1 85,00 − 100 Sangat Baik
2 70,00 − 84,00 Baik
3 65,00 − 74,00 Cukup
4 50,00 − 54,00 Kurang Baik
5 00,00 − 49,00 Sangat Kurang Baik
Sumber : Modifikasi dari Megawati (2019)
Presentase seluruh tes keefektifan akan di akumulasi menjadi presentase
ketuntasan rata-rata. Adapun transmutasi skor rata-rata menjadi nilai kualitatif yakni:
Tabel 3.17 Pedoman Penilaian Keefektifan
No Presentase Ketuntasan (%) Kriteria
1 80,00 − 100 Sangat Efektif
2 60,00 − 80,00 Efektif
3 40,00 − 60,00 Cukup Efektif
4 20,00 − 40,00 Kurang Efektif
5 00,00 − 20,00 Tidak Efektif
Sumber : Yuliana (Ariskasari dan Pratiwi, 2019)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada bagian hasil akan dipaparkan hasil yang diperoleh pada setiap langkag
Design Research dengan model Plomp yang dilakukan. Penelitian ini menghasilkan
sebuah produk modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning
terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang valid, praktis, dan efektif.
A. Pregliminary Research Phase
Tahap ini terbagi menjadi tiga langkah yaitu analisis kebutuhan, analisis konteks,
dan studi literatur.
a. Studi Literatur
Peneliti melakukan studi literatur terkait materi sistem persamaan linear pada
perkuliahan aljabar matriks dan vektor. Buku yang pertama kali dikaji yaitu buku
sumber utama perkuliahan aljabar matriks dan vektor di pendidikan matematika
Universitas Islam Nusantara yakni buku dari Horward Anton. Diperoleh, sub materi
yang dibahas pada materi sistem persamaan linear yakni: 1). Sistem persamaan linear;
2). Operasi baris elementer; 3). Metode eliminasi Gauss; 4). Metode eliminasi Gauss-
Jordan; dan 5). Sistem persamaan linier homogen.
Studi literatur selanjutnya terkait perangkat ajar pada paradigma pembelajaran
baru kurikulum merdeka. Buku yang dikaji yaitu buku panduan paradigma
pembeajaran baru yang diterbitkan oleh badan penelitian, pengembangan, dan
perbukuan pada tahun 2021 serta buku panduan projek penguatan profil pelajar
pancasila yang diterbitkan oleh badan standar kurikulum dan asesmen pendidikan pada
tahun 2022. Diperoleh, perangkat ajar yang dikembangkan dan dapat menunjang
kemampuan berfikir tingkat tinggi yaitu perangkat ajar berupa modul ajar berbasis
Project-Based Learning.
b. Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui wawancara dengan dosen
pengampu mata kuliah aljabar matriks dan vektor. Dilakukan juga diagnostik
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa tingkat satu yang sudah mengalami
perkuliahan pada materi sistem persamaan linear. Tes diagnostik dilakukan dengan

41
42

memberikan soal dengan indikator kemampuan pemecahan masalah yang sudah


divalidasi oleh dosen pengampu.
Hasil informasi dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan dosen pengampu
yakni: 1). Pembelajaran mata kuliah aljabar matriks dan vektor pada dua angkatan
dilaksanakan secara daring via WhatsApp Group; 2). Mahasiswa perlu
menghubungkan dan menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan
sistem persaman linear; 3). Dosen pengampu belum pernah menerapkan model
pembelajaran tertentu dengan tujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
pada materi sistem persamaan linear; dan 4). Dosen pengampu membutuhkan
perangkat pembelajaran berupa modul ajar sistem persamaan linear terkait
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.
Hasil informasi dari tes diagnostik kemampuan pemecahan masalah mahasiswa
pada materi sistem persamaan linear yakni rata-rata pemerolehan skor tes 38,2 dari
skala 100. Hal ini menunjukkan dibutuhkan upaya peningkatan kemampuan
pemecahan masalah mahasiswa pada materi sistem persamaan linear.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di atas, dibutuhkan perangkat pembelajaran
berupa modul ajar dengan model pembelajaran yang dapat menunjang peningkatan
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa pada materi sistem persamaan linear dan
dapat mengaitkan masalah kontekstual dengan materi tersebut. Oleh karena itu,
peneliti mengembangkan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based
Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.
c. Analisis Konteks
Tahap ini peneliti bersama dosen pengampu mengkaji sub materi, capaian
perkulihan, sub capaian perkuliahan, dan tujuan perkuliahan pada materi sistem
persamaan linear. Peneliti bersama dosen pengampu menyusun kembali rencana
perkuliahan semester (RPS) khususnya pada materi sistem persamaan linear.
Hasilnya yakni materi perkuliahan yang dibahas terdiri dari sistem persamaan
linear, sistem persamaan linear homogen, operasi baris elementer, metode Gauss, dan
metode Gauss-Jordan. Capaian perkuliahan atau kemampuan akhir yang diharapkan
yakni mahasiswa memahami penyelesaian sistem persamaan linear dan sistem
persamaan linear homogen dengan menggunakan metode Gauss-Jordan. Tujuan
perkuliahan pada materi sistem persamaan linear yakni: 1). Dapat menentukan matriks
43

yang diperbesar dari sistem persamaan linear; 2). Dapat menggunakan metode
eliminasi Gauss dalam menyelesaikan sistem persamaan linear; 3). Dapat
menggunakan metode Gauss-Jordan dalam menyelesaikan sistem persamaan linear; 4)
Dapat mengidentifikasi ciri-ciri penyelesaian sistem persamaan linear berdasarkan
bentuk matriks yang diperbesar; 5). Dapat menentukan matriks yang diperbesar dari
sistem persamaan linear homogen; 6). Dapat menggunakan metode eliminasi Gauss-
Jordan dalam menyelesaikan sistem persamaan linear homogen; dan 7). Dapat
menentukan kategori hasil pemecahan sistem persamaan linear homogen.
b. Prototyping Phase
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan modul ajar sistem persamaan linear
berbasis Project-Based Learning yang valid dan sudah direvisi sesuai dengan masukan
dan saran para validator yang terdiri dari dosen program studi pendidikan matematika.
1) Pengembangan Produk
Komponen modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning
terkait kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan sesuai dengan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (2021) yaitu:
a) Informasi umum yang terdiri dari: 1) Capaian mata kuliah; 2) Sub capaian mata
kuliah; 3) Sarana dan prasarana; dan 4) Target peserta.
b) Komponen inti yang terdiri dari: 1) Deskripsi singkat projek; 2) Dimensi dan sub-
elemen dari profil pelajar pancasila; 3) Tujuan sub capaian mata kuliah; 4)
Pertanyaan pemantik; 5) Alur kegiatan projek secara umum; 6) Asesmen; 7)
Pengayaan dan remedial; dan 8) Refleksi mahasiswa dan dosen.
c) Lampiran terdiri dari: 1) Bahan bacaan mahasiswa dan dosen; 2) Lembar kerja
mahasiswa; 3) Soal tes evaluasi; 4) Soal remedial; dan 5) Glosarium.
Modul ajar yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan proses
perkuliahan mata kuliah aljabar, matriks, dan vektor pendidikan matematika
Universitas Islam Nusantara. Modul disusun bersama dosen pengampu mata kuliah
tersebut dengan merujuk pada capaian perkuliahan, Sub-Capaian perkuliahanm dan
tujuan yang sudah disusun dalam rencana perkuliahan semester tahun 2022.
44

Gambar 4.1 Halaman Sampul dan Daftar Isi Modul


a. Hasil Validasi Ahli Media
Tabel 4.1. Hasil Validasi Ahli Media
Validator Jumlah Skor
No Aspek (%) Kategori
1 2 3 4 Skor Maks
1 Ukuran Modul 7 6 6 6 25 32 78.13 Valid
Desain Sampul
2 23 25 21 23 92 112 82.14 Valid
Modul
3 Desain Modul 58 57 62 51 228 288 79.17 Valid
Jumlah 88 88 89 80 345 432 79.86 Valid

Tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa hasil validasi ahli media modul ajar yang
dikembangkan tergolong valid dengan presentase 79,86%. Jadi, dapat disimpulkan
modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning terkait
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa memenuhi aspek kelayakan suatu
produk.
Penelitian ini juga mengumpulkan saran perbaikan dari validator ahli media
untuk memperbaiki kekurangan pada modul ini. Modul ajar diperbaiki sesuai saran
dan perbaikan yang diberikan. Saran perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
45

Tabel 4.2 Saran Perbaikan dari Ahli Media dan Hasil Revisi
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Validator 1
Masih banyak pengetikan yang salah Pengetikan yang salah sudah
diperbaiki
Masih ada judul tabel yang terpisah dari isi Letak judul tabel tidak terpisah
tabel
Validator 2
Masih banyak pengetikan yang salah Pengetikan yang salah sudah
diperbaiki
Konsultasikan kembali kepada Kata linier diubah menjadi linear
pembimbing penggunaan kata Linier dan
Linear pada pembelajaran matematika
Waktu yang digunakan pada pembelajaran Alokasi waktu pembelajaran
agar lebih rinci diperjelas dengan membuat tabel
pertemuan pertama dan pertemuan
kedua secara terpisah serta
dilengkapi dengan alokasi waktu
pada setiap sintaks pembelajaran

Validator 3
Cek lagi pengetikan dan spasi nya Pengetikan yang salah sudah
diperbaiki dan spasi berjarak
konsisten
Validator 4
Jarak spasi antar baris pada sub judul – isi Jarak spasi antar baris pada sub judul
kurang proposional sudah proposional
46

b. Hasil Validasi Ahli Materi


Tabel 4.3. Hasil Validasi Ahli Materi
Validator Jumlah Skor
No Aspek (%) Kategori
1 2 3 Skor Maks
1 Kelayakan Isi 63 58 57 178 240 74.17 Valid
Kelayakan
2 43 43 46 132 180 73.33 Valid
Penyajian

3 Kelayakan Bahasa 39 36 39 114 156 73.08 Valid

Jumlah 145 137 142 424 576 73.61 Valid

Tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa hasil validasi ahli materi modul ajar yang
dikembangkan tergolong valid dengan presentase 73,61%. Jadi, dapat disimpulkan
materi yang terdapat pada modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based
Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa memenuhi aspek
kelayakan suatu produk.
Penelitian ini juga mengumpulkan saran perbaikan dari validator ahli materi
untuk memperbaiki kekurangan pada modul ini. Modul ajar diperbaiki sesuai saran
dan perbaikan yang diberikan. Saran perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Saran Perbaikan dari Ahli Materi dan Hasil Revisi
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Validator 1
Penamaan modul, lebih ke modul ajar Penamaan modul menjadi modul ajar
dengan model PjBL. Lebih baik tidak berbasis Project-Based Learning
menggunakan modul ajar berbasis
Project-Based Learning penguatan PPP
karena berbeda isi dan tujuannya.
47

Sebelum Revisi Sesudah Revisi


Untuk tujuan pembelajaran subcpkm, Kalimat pada tujuan pembelajaran
kalimatnya seperti IPK pada K.13. (hapus disesuaikan seperti IPK pada
Setelah mengikuti kegiatan projek kurikulum 2013
penguatan profil pelajar pancasila ini
mahasiswa: dan kata dapat)

Untuk assessment, tidak ada assessment Asesmen berupa asesmen formatif saja
afektif dan psikomotor, tetapi hanya ada yang terdiri dari tes kognitif, afektif,
asesmen formatif dan sumatif. Afektif dan dan psikomotor
psikomotor masuk ke formatif.

Kisi-kisi tes, setelah kolom CP, ditambah TP ditambahkan pada kisi-kisi tes
kolom TP.

Validator 2
Perlu ditambahkan referensi buku aljabar Referensi buku yang digunakan
linier elementer lain, contoh: menjadi buku Aljabar Linear
“Introduction to Linear and Matrix Elementer dari Horward Anton dan
Algebra.: Nathaniel Johnston. Aljabar “Introduction to Linear and Matrix
Linier : M. Wono Setya Budhi, dsb. Algebra.: Nathaniel Johnston.
Perlu ditinjau mengenai masalah Prasyarat diperjelas pada alur kegiatan
prasyarat dan kekontinuan materi pendahuluan dan kekontinuan materi
diperjelas pada kegiatan penutup.
Masalah kedalaman materi sudah cukup -
baik
48

Sebelum Revisi Sesudah Revisi


Perbaiki definisi dari istilah-istilah yang Definisi istilah pada glosarium
ada pada glosarium. Seperti trivial. Solusi diperbaiki sesuai definisi dari buku
trivial pada SPL Homogen adalah solusi sumber
yang pasti dimiliki oleh setiap SPL
homogen yang mana semua nilai variabel
sama dengan nol sudah jelas merupakan
solusi bagi setiap SPL homogen. Periksa
juga istilah-istilah lainnya. (Tolong
pertimbangkan untuk validasi modul
sebagai bahan ajar)

Validator 3
Lengkapi dengan ilustrasi gambar Ilustrasi gambar ditambahkan pada
modul ajar

Tambahkan referensi materi dari sumber Referensi buku yang digunakan


utama menjadi buku Aljabar Linear
Elementer dari Horward Anton dan
“Introduction to Linear and Matrix
Algebra.: Nathaniel Johnston.
49

Sebelum Revisi Sesudah Revisi


Kata kerja operasional sesuaikan dengan Soal dan contoh soal perintahnya
ranah kognitif sudah disesuaikan dengan kata kerja
operasional ranah kognitif

c. Hasil Validasi Soal Tes Evaluasi


Tabel 4.5 Hasil Validasi Soal Tes Evaluasi

Skor yang Skor


No Aspek (%) Kategori
diperoleh Maks

1 Soal sesuai dengan indikator 5 8 62.50 Valid


Isi materi sesuai dengan
2 3 4 75.00 Valid
tujuan pengukuran
Rumusan kalimat soal atau
pertanyaan harus
3 menggunakan kata tanya atau 6 8 75.00 Valid
perintah yang menuntut
jawaban terurai
Batasan pertanyaan dan
4 jawaban yang diharapkan 3 4 75.00 Valid
jelas
Isi materi yang ditanyakan
sudah sesuai dengan mata
5 3 4 75.00 Valid
kuliah Aljabar, Matriks, dan
Vektor
6 Ada pedoman penskoran 6 8 75.00 Valid
Tabel, gambar, grafik, atau
7 yang sejenisnya disajikan 3 4 75.00 Valid
dengan jelas dan terbaca
Rumusan soal tidak
mengandung kata-kata yang
8 4 4 100.00 Valid
dapat menyinggung soal
sebelumnya

Ada petunjuk yang jelas


9 4 4 100.00 Valid
tentang cara mengerjakan soal
50

Skor yang Skor


No Aspek (%) Kategori
diperoleh Maks

Butiran soal menggunakan


10 Bahasa Indonesia yang baik 4 4 100.00 Valid
dan benar
11 Rumusan soal komunikatif 4 4 100.00 Valid
Rumusan soal tidak
menggunakan kata-kata atau
12 kalimat yang menimbulkan 3 4 75.00 Valid
penafsiran ganda atau salah
pengertian
Tidak menggunakan bahasa
13 3 4 75.00 Valid
yang berlaku setempat
Jumlah 51 64 79.69 Valid

Tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa hasil validasi soal tes evaluasi yang
terdapat pada modul ajar yang dikembangkan tergolong valid dengan presentase
79,69%. Jadi, dapat disimpulkan soal tes evaluasi dapat diujikan kepada mahasiswa.
Penelitian ini juga mengumpulkan saran perbaikan dari validator soal tes
evaluasi untuk memperbaiki kekurangan pada soal tes evaluasi ini. Soal diperbaiki
sesuai saran dan perbaikan yang diberikan. Saran perbaikan dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut:
Tabel 4.6 Saran Perbaikan dari Validator Soal Tes Evaluasi
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Pada kisi-kisi, cantumkan sub cpmk dan Sub cpmk dan TP dicantumkan pada
TP nya agar terlihat kesesuaian antara TP kisi-kisi soal
dan indikator kemampuannya
51

Gambar 4.2 Revisi Halaman Sampul dan Daftar Isi Modul


3. Asessment Phase
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan modul ajar sistem persamaan linear
berbasis Project-Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa
yang praktis dan efektif. Kepraktisan diperoleh dari pengisian angket kepraktisan oleh
para praktisi yang terdiri dari dosen pendidikan matematika. Keefektifan diperoleh
dari hasil tes formatif yang terdiri dari tes kemampuan pemecahan masalah, angket
ranah afektif, observasi ranah afektif, dan observasi ranah psikomotor.
a. Kepraktisan
Tabel 4.7 Hasil Kepraktisan Modul Ajar
Skor yang Skor
No Aspek yang dinilai (%) Kategori
diperoleh Maks
1 Halaman Sampul 32 40 80 Praktis
2 Kejelasan 19 24 79 Praktis
Tabel/Ilustrasi/Gambar
3 Bahasa dan Kalimat 24 32 75 Praktis
4 Kejelasan Tulisan 31 40 78 Praktis
5 Komposisi Warna 12 16 75 Praktis
6 Konten Modul 20 24 83 Sangat
Praktis
52

Skor yang Skor


No Aspek yang dinilai (%) Kategori
diperoleh Maks
7 Motivasi untuk Merespon 17 24 70 Praktis
Pembelajaran
Jumlah 155 200 78 Praktis

Tabel 4.7 di atas, menunjukkan bahwa hasil kepraktisan modul ajar yang
dikembangkan tergolong praktis dengan presentase 78%. Jadi, dapat disimpulkan
modul ajar yang dikembangkan praktis digunakan dalam kegiatan perkuliahan.
b. Keefektifan
1) Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Tes kemampuan pemecahan masalah diberikan kepada 9 orang mahasiswa
semester satu program studi pendidikan matematika. Penilaian tes kemampuan
pemecahan masalah dilakukan sesuai dengan pedoman peskoran yang telah
dijelaskan pada BAB III. Data rekapitulasi nilai hasil tes disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Skor
No Mahasiswa Nomor Soal Nilai Kategori
1a 1b 1c 2 3 4 5a 5b
1 M1 18 18 0 10 0 18 6 4 74 Tuntas
2 M2 18 18 0 8 10 18 6 4 82 Tuntas
Tidak
3 M3 18 18 0 10 0 0 6 4 56
Tuntas
4 M4 18 18 0 14 12 18 6 4 90 Tuntas
5 M5 18 18 0 10 14 18 6 4 88 Tuntas
6 M6 18 14 0 10 10 12 6 4 74 Tuntas
7 M7 18 18 0 10 18 18 6 4 92 Tuntas
8 M8 18 18 0 14 18 14 6 4 92 Tuntas
9 M9 18 10 0 10 18 16 6 4 82 Tuntas
Ketercapaian
67 64 0 51 30 54 67 67
Indikator (%)
Persentase Ketuntasan (%) 88.9%

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh delapan mahasiswa yang tuntan dan satu orang
mahasiswa tidak tuntas sehingga diperoleh persentase ketuntasan 88.9%. Oleh karena
53

itu, kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dinyatakan tuntas dengan


menggunakan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning
terkait kemampuan pemecahan masalah mahasiswa menurut kriteria pada BAB III
yang sudah dijelaskan.
2) Hasil Angket Ranah Afektif
Angket ranah afektif diberikan kepada sembilan orang mahasiswa semester satu
program studi pendidikan matematika. Penilaian hasil angket ranah afektif dilakukan
sesuai dengan pedoman peskoran yang telah dijelaskan pada BAB III. Data
rekapitulasi nilai hasil angket disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.9 Hasil Angket Ranah Afektif
Mahasiswa Rata-
Aspek Butir
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata
1 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3.6
Receiving 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.9
(Penerimaan) 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3.6
4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3.6
5 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3.6
Responding 6 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3.4
(Penerimaan) 7 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3.4
8 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3.4
9 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3.4
Valuing 10 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3.7
(Penghargaan) 11 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3.2
12 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3.8
13 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3.4
Organization 14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.9
(Pengorganisasian) 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.0
16 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3.4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.0
Characterization
18 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3.8
(Karakterisasi)
19 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3.6
Persentase (%) 97 83 76 84 93 96 97 97 88 90
Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik
Baik

Baik

Baik

Kriteria
54

3) Hasil Observasi Ranah Afektif


Observasi ranah afektif diberikan kepada 9 orang mahasiswa semester satu
program studi pendidikan matematika. Penilaian hasil observasi ranah afektif
dilakukan sesuai dengan pedoman peskoran yang telah dijelaskan pada BAB III. Data
rekapitulasi nilai hasil angket disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.10 Hasil Observasi Ranah Afektif
Mahasiswa Rata-
Aspek Butir
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata
1 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3.4
Receiving 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3.6
(Penerimaan) 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3.6
4 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2.9
5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3.7
Responding 6 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3.3
(Penerimaan) 7 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3.2
8 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3.1
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.0
Valuing 10 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3.2
(Penghargaan) 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.0
12 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3.6
13 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3.3
Organization 14 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3.2
(Pengorganisasian) 15 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3.1
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.0
Characterization 17 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3.8
(Karakterisasi) 18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.0
Persentase (%) 85 76 82 88 86 90 83 78 82 83.3
Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik
Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Kriteria

4) Hasil Observasi Ranah Psikomotor


Observasi ranah psikomotor diberikan kepada 9 orang mahasiswa semester satu
program studi pendidikan matematika. Penilaian hasil observasi ranah afektif
dilakukan sesuai dengan pedoman peskoran yang telah dijelaskan pada BAB III. Data
rekapitulasi nilai hasil angket disajikan dalam tabel berikut:
55

Tabel 4.11 Hasil Observasi Ranah Psikomotor


Mahasiswa Rata-
Aspek Butir
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata
1 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3.6
Meniru 2 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3.4
6 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3.8
4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3.0
Manipulasi 7 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3.7
8 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3.4
9 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3.3
Presisi 10 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3.3
12 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3.4
3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3.1
Artikulasi 5 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3.0
13 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2.9
11 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3.6
Naturalisasi 14 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3.1
15 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3.8
Persentase (%) 83 83 80 92 82 98 90 70 78 84.1
Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik
Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik
Kriteria

Berdasarkan hasil dari tes kemampuan pemecahan masalah;, angket ranah


afektif, observasi ranah afektif, dan observasi ranah psikomotor maka dapat
disimpulkan hasil keseluruhan rata-rata rekapitulasi hasil keefektifan keseluruhan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Keefektifan Keseluruhan
Total Persentase
Aspek Penilaian Keseluruhan Kategori
(%)
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 88.9 Sangat Efektif
Angket Ranah Afektif 90 Sangat Efektif
Observasi Ranah Afektif 83.3 Sangat Efektif
Observasi Ranah Psikomotor 84.1 Sangat Efektif
Rata-Rata Keseluruhan 86.6 Sangat Efektif
56

Berdasarkan hasil dari tes kemampuan pemecahan masalah, angket ranah afektif,
observasi ranah afektif, dan observasi ranah psikomotor maka hasil keefektifan
keseluruhan modul ajar yang dikembangkan dinyatakan “Sangat Efektif” untuk
digunakan pada proses kegiatan perkuliahan menurut kriteria penilaian yang telah
dijelaskan pada BAB III.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang sudah diuraikan di atas, peneliti mendapatkan jawaban
dari pertanyaan penelitian pada penelitian ini. Terdapat tiga pertanyaan penelitian
mengenai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan modul yang dikembangkan. Pada
pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan bagaimana pengembangan modul ajar
sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning terkait kemampuan
pemecahan masalah mahasiswa. Penelitian ini berhasil dikembangkan sesuai dengan
tahapan Design Research. Modul ajar yang dikembangkan memiliki kevalidan yang
dinyatakan valid, kepraktisan yang dinyatakan sangat praktis, dan keefektifan yang
dinyatakan sangat efektif.
1. Kevalidan Modul Ajar
Modul ajar yang dikembangkan divalidasi oleh 4 ahli media yang terdiri dari
dosen program studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Nusantara dan 3 ahli
materi yang terdiri dari 2 dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Nusantara
dan 1 dosen Pendidikan Matematika Universitas Samudra. Validasi ahli media dan
ahli materi diukur dengan aspek penilaian yang diadaptasi dari standar penilaian buku
teks oleh BSNP. Aspek penilaian validasi ahli media terdiri dari ukuran modul, desain
kulit modul, dan desain isi modul dengan jumlah butir instrumen dua puluh tujuh.
Aspek penilaian validasi ahli mater terdiri dari kelayakan isi, penyajian, dan
kebahasaan dengan jumlah butir instrumen empat puluh delapan.
Berdasarkan tabel 4.1 hasil validasi ahli media diperoleh presentase skor aspek
ukuran modul 78.13% dengan kategori valid, presentase skor aspek desain sampul
modul 82.14% dengan kategori valid, dan presentase desain isi modul 79.17% dengan
kategori valid. Rata-rata presentase validasi ahli media yaitu 79.86% dengan kategori
valid. Maka menurut dapat disimpulkan bahwa setiap aspek penilian media modul ajar
yang dikembangkan dapat diuji coba secara terbatas. Namun demikian, masih terdapat
beberapa indikator pada setiap aspek yang harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai
57

saran dan masukan para validator ahli media di antaranya yaitu pengetikan kalimat
yang belum tepat, posisi judul tabel, penggunaan kata linier dalam matematika, dan
alokasi waktu perkuliahan. Sebelum pelaksanaan uji coba terbatas modul ajar yang
dikembangkan sudah diperbaiki sesuai saran dan masukan validator ahli media.
Berdasarkan tabel 4.3 hasil validasi ahli materi diperoleh presentase skor aspek
penilaian kelayakan isi 74.17% dengan kategori valid, presentase skor aspek
kelayakan penyajian 73.3% dengan kategori valid, dan presentase kelayakan bahasa
73.08% dengan kategori valid. Rata-rata presentase validasi ahli materi yaitu 73.61%
dengan kategori valid. Maka dapat disimpulkan bahwa dari setiap aspek penilaian
materi modul ajar yang telah dikembangkan dapat layak di uji coba secara terbatas
dengan revisi sesuai saran. Namun demikian, masih terdapat beberapa indikator pada
setiap aspek yang harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai saran dan masukan para
validator ahli media di antaranya yaitu penamaan modul, penulisan kalimat pada sub
capaian perkuliahan, jenis asesmen, kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah,
penambahan referensi buku utama, masalah prasyarat materi, masalah kekontinuan
materi, definisi pada glosarium, penambahan ilustrasi gambar, dan penyesuaian kata
kerja operasional sesuai dengan ranah kognitif. Sebelum pelaksanaan uji coba terbatas
modul ajar yang dikembangkan sudah diperbaiki sesuai saran dan masukan validator
ahli materi.
2. Kepraktisan Modul Ajar
Modul ajar yang sudah direvisi kemudian dinilai untuk mengetahui kepraktisan
dan keefektifan. Kepraktisan dinilai oleh dua dosen pendidikan matematika sebagai
praktisi pendidikan yang berprofesi sebagai dosen program studi pendidikan
matematika Universitas Islam Nusantara. Data kepraktisan diperoleh dari praktisi
pendidikan yang menjadi validator ahli materi sekaligus validator ahli media. Butir
penilaian kepraktisan serupa dan relevan dengan sebagian data butir penilaian validasi
materi serta validasi media. Implementasi modul ajar skala kecil di lingkungan
pendidikan tinggi bidang pendidikan matematika menyebabkan peneliti mengolah
data kepraktisan dengan sistem tersebut.
Aspek halaman sampul terdiri dari lima butir penilaian yang sesuai dengan butir
penilaian validasi media tata letak sampul modul dan huruf yang digunakan pada aspek
desain sampul modul. Aspek kejelasan tabel/ilustrasi/gambar terdiri dari tiga butir
58

penilaian yang sesuai dengan butir penilaian validasi media konsistensi tata letak
mempercepat pemahaman dan ilustrasi isi pada aspek desain modul. Aspek bahasa dan
kalimat terdiri dari empat butir penilaian yang sesuai dengan butir penilaian validasi
media ilustrasi isi pada aspek desain modul serta validasi materi kelugasan pada aspek
kelayakan bahasa. Aspek kejelasan tulisan terdiri dari lima butir penilaian yang sesuai
dengan butir penilaian validasi media tipografi kemudahan membaca pada aspek
desain modul. Aspek komposisi warna terdiri dari 2 butir penilaian yang sesuai dengan
butir penilaian validasi media huruf yang digunakan dan ilustrasi sampul modur pada
aspek desain sampul modul. Aspek konten modul terdiri dari tiga butir penilaian yang
sesuai dengan butir penilaian validasi materi kemuktahiran materi dan teknik
penyajian pada aspek kelayakan isi serta aspek kelayakan penyajian. Aspek
memotivasi untuk merespon pembelajaran terdiri dari tiga butir penilaian yang sesuai
dengan butir penilaian validasi materi pendukung materi pembelajaran dan pendukung
penyajian pada aspek kelayakan isi serta aspek kelayakan penyajian.
Berdasarkan tabel 4.7, pada aspek penilaian halaman sampul presentase skor
80%, Aspek kejelasan tabel/ilustrasi gambar 79%, aspek bahasa dan kalimat 75%,
aspek kejelasan tulisan 78%, aspek komposisi warna 75%, aspek konten modul 83%,
dan aspek motivasi untuk merespon pembelajaran 70%. Modul ajar memperoleh
presentae skor rata-rata sebesar 78 %. Menurut Zunaidah dan Amin (2016) skor ini
menunjukkan bahwa modul ajar ini tergolong praktis.
3. Keefektifan Modul Ajar
a. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari soal uraian yang diujikan
kepada sembilan mahasiswa semester satu pendidikan matematika Universitas Islam
Nusantara yang mengontrak mata kuliah Aljabar Matriks dan Vektor. Soal tes
kemampuan pemecahan masalah diberikan kepada mahasiswa yang telah mengikuti
perkuliahan dengan menggunakan modul ajar yang dikembangkan. Soal uraian yang
dibuat sesuai dengan indikakor kemampuan pemecahan masalah menurut Budhi
(Yohanes, 2019).
Soal uraian nomor 1 bagian a disesuaikan dengan capaian perkuliahan
memahami sistem persamaan linear dengan eliminasi Gauss-Jordan serta indikator
kemampuan untuk memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas atau ruang. Soal
59

disajikan dalam soal cerita seperti pada gambar 4.3. Pada soal ini mahasiswa dapat
menvisualisasikan data deskriptif ke dalam model sistem persamaan linear dan matriks
yang diperbesar. Mahasiswa juga dapat menginterpretasi kuantitas dengan
menafsirkan atau menerjemahkan setiap data.

Gambar 4.3 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 1 Bagian a


Secara umum, persentase ketercapaian indikator kemampuan untuk
memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas atau ruang yaitu 100%. Seluruh
mahasiswa dapat menyajikan permasalahan dalam soal ke dalam bentuk sistem
persamaan linear kemudian membuat matriks yang diperbesar dengan tepat. Seperti
pada gambar 4.4 mahasiswa memvisualisasikan data dengan memisalkan zat obat
dengan variabel 𝑎, 𝑏, 𝑐, dan 𝑑 kemudian menginterpretasikan kuantitas zat obat pada
setiap racikan ke dalam bentuk sistem persamaan linear serta dubuatkan matriks yang
diperbesar.

Gambar 4.4 Pengerjaan Soal Nomor 1 Bagian a Oleh M1


60

Soal uraian nomor 1 bagian b disesuaikan dengan capaian perkuliahan


memahami sistem persamaan linear dengan eliminasi Gauss-Jordan serta indikator
kemampuan untuk mengidentifikasi elemen terpenting dan memilih prosedur yang
benar. Soal disajikan dalam soal cerita seperti pada gambar 4.5. Pada soal ini
mahasiswa dapat mengidentifikasi elemen terpenting yang dapat digunakan untuk
mengetahui harga setiap zat obat per mg serta memilih prosedur yang benar untuk
memnentukan harga racikan obat yang diminta.

Gambar 4.5 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 1 Bagian b

Secara umum, persentase ketercapaian indikator kemampuan untuk


mengidentifikasi elemen terpenting dan memilih prosedur yang benar yaitu 93%.
Tujuh mahasiswa dapat menentukan harga racikan obat yang diminta dengan tepat.
Seperti pada gambar 4.6 mahasiswa menentukan harga setiap zat obat per mg dengan
menggunakan eliminasi Gauss-Jordan kemudian mensubstitusi harga setiap zat ke
persamaan racikan obat yang diminta.

Gambar 4.6 Pengerjaan Soal Nomor 1 Bagian b Oleh M8


61

Soal uraian nomor 1 bagian c disesuaikan dengan indikator kemampuan untuk


mengetahui hal yang tidak berkaitan. Soal disajikan dalam soal cerita seperti pada
gambar 4.7. Pada soal ini mahasiswa dapat mengetahui ada tidaknya keterkaitan antara
menentukan harga minimum suatu barang dengan metode eliminasi Gauss-Jordan.

Gambar 4.7 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 1 Bagian c

Secara umum, persentase ketercapaian indikator kemampuan untuk mengetahui


hal yang tidak berkaitan yaitu 0%. Seluruh mahasiswa menjawab adanya keterkaitan
antara harga minimum racikan obat dengan metode eliminasi Gauss-Jordan seperti
pada gambar 4.8. Hal ini terjadi karena mahasiswa tidak mengetahui bahwa
permasalahan harga minimum bukan merupakan masalah yang dapat dimodelkan oleh
sistem persamaan linear sehingga tidak ada kaitannya dengan metode eliminasi Gauss-
Jordan.

Gambar 4.8 Pengerjaan Soal Nomor 1 Bagian c Oleh M5


Soal uraian nomor 2 disesuaikan dengan capaian perkuliahan memahami sistem
persamaan linear dengan eliminasi Gauss-Jordan serta indikator kemampuan untuk
berganti metoda yang telah diketahui. Soal disajikan seperti pada gambar 4.9. Pada
soal ini mahasiswa diminta untuk mencari penyelesaian sistem persamaan linear
dengan tidak menggunakan metode yang sudah dipelajari pada tingkat sekolah
menengah atas.
62

Gambar 4.9 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 2

Secara umum, persentase ketercapaian indikator kemampuan untuk berganti


metoda yang telah diketahui yaitu 76%. Satu mahasiswa memperoleh skor maksimal
yaitu 18, dua mahasiswa memperoleh skor 14, enam mahasiswa memperoleh skor 10,
dan satu orang mahasiswa memperoleh skor 8. Mahasiswa yang memperoleh skor
penuh dapat menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan dan menentukan
penyelesaian dengan tepat seperti pada gambar 4.10. Mahasiswa yang belum
memperoleh skor maksimal disebabkan oleh kesalahan perhitungan dan/atau
kesalahan menentukan operasi baris elementer pada matriks yang diperbesar seperti
pada gambar 4.11.

Gambar 4.10 Pengerjaan Soal Nomor 2 Oleh M8


63

Gambar 4.11 Pengerjaan Soal Nomor 2 Oleh M9


Soal uraian nomor 3 disesuaikan dengan capaian perkuliahan memahami sistem
persamaan linear homogen dengan eliminasi Gauss-Jordan serta indikator
Kemampuan untuk menaksir dan menganalisa. Soal disajikan seperti pada gambar
4.14. Pada soal ini mahasiswa diminta untuk menganalisa kebenaran pernyataan yang
diberikan.

Gambar 4.12 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 3

Secara umum, persentase ketercapaian indikator Kemampuan untuk menaksir


dan menganalisa yaitu 62%. Tiga mahasiswa memperoleh skor maksimal yaitu 18,
satu mahasiswa memperoleh skor 14, satu mahasiswa memperoleh skor 12, dua
mahasiswa memperoleh skor 10, dan dua orang mahasiswa memperoleh skor 0.
Mahasiswa yang memperoleh skor maksimal dapat menentukan nilai kebenaran
bahwa penyelesaian sistem persamaan linear homogen tersebut merupakan
penyelesaian non-trivial bernilai salah dan menunjukkan bahwa penyelesaian tersebut
64

trivial seperti pada gambar 4.13. Mahasiswa yang belum memperoleh skor maksimal
disebabkan oleh belum mengerti perbedaan penyelesaian trivial dan non trivial atau
kesalahan dalam menghitung dan menentukan operasi baris elementer pada matriks
yang diperbesar seperti pada gambar 4.14.

Gambar 4.13 Pengerjaan Soal Nomor 3 Oleh M9

Gambar 4.14 Pengerjaan Soal Nomor 3 Oleh M6


Soal uraian nomor 4 disesuaikan dengan capaian perkuliahan memahami sistem
persamaan linear homogen dengan eliminasi Gauss-Jordan serta indikator kemampuan
mengerti konsep dan istilah matematika. Soal disajikan seperti pada gambar 4.15. Pada
65

soal ini mahasiswa diminta untuk menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
homogen dan mengkategorikan jenis penyelesaiannya. Pada soal ini mahasiswa dapat
menggunakan konsep matematika dan istilah terkait jenis penyelesaian trivial dan non-
trivial.

Gambar 4.15 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 4

Secara umum, persentase ketercapaian indikator kemampuan mengerti konsep


dan istilah matematika yaitu 81%. Lima mahasiswa memperoleh skor maksimal yaitu
18, satu mahasiswa memperoleh skor 16, satu mahasiswa memperoleh skor 14, satu
mahasiswa memperoleh skor 10 dan satu orang mahasiswa memperoleh skor 0.
Mahasiswa yang memperoleh skor maksimal dapat menggunakan metode eliminasi
Gauss-Jordan dan menentukan penyelesaian dengan tepat seperti pada gambar 4.16.
Mahasiswa yang belum memperoleh skor maksimal disebabkan oleh kesalahan
perhitungan, kesalahan menentukan operasi baris elementer pada matriks yang
diperbesar, dan/atau kesalahan menentukan jenis penyelesaian sistem persamaan
linear homogen seperti pada gambar 4.17.

Gambar 4.16 Pengerjaan Soal Nomor 4 Oleh M4


66

Gambar 4.17 Pengerjaan Soal Nomor 4 Oleh M6


Soal uraian nomor 5 bagian a disesuaikan dengan capaian perkuliahan
memahami sistem persamaan linear homogen dengan eliminasi Gauss-Jordan serta
indikator kemampuan untuk mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi. Soal
disajikan seperti pada gambar 4.18. Pada soal ini mahasiswa diminta membuat contoh
sistem persamaan linear homogen yang memiliki penyelesaian trivial dan non-trivial
berdasarkan informasi yang disajikan pada tabel. Mahasiswa dapat mencatat kesamaan
dan perbedaan dari setiap contoh berdasarkan kriteria yang disajikan kemudian
membuat contoh yang sesuai.

Gambar 4.18 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 5a


67

Secara umum, persentase ketercapaian indikator kemampuan untuk


memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas atau ruang yaitu 100%. Seluruh
mahasiswa dapat menyajikan contoh yang sesuai berdasarkan informasi dengan tepat.
Seperti pada gambar 4.19 mahasiswa memberikan contoh sistem persamaan linear
homogen yang memiliki penyelesaian trivial dan contoh sistem persamaan linear
homogen yang memiliki penyelesaian non-trivial.

Gamber 4.19 Pengerjaan Soal Nomor 5 Bagian a Oleh M5


Soal uraian nomor 5 bagian b disesuaikan dengan capaian perkuliahan
memahami sistem persamaan linear homogen dengan eliminasi Gauss-Jordan serta
indikator Kemampuan untuk memperumum berdasarkan beberapa contoh. Soal
disajikan seperti pada gambar 4.20. Pada soal ini mahasiswa diminta untuk
menentukan kriteria penyelesaian trivial dan penyelesaian non-trivial pada sistem
persamaan linear homogen berdasarkan contoh-contoh yang diberikan.

Gambar 4.20 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor 5 Bagian b


68

Secara umum, persentase ketercapaian indikator kemampuan untuk


memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas atau ruang yaitu 100%. Seluruh
mahasiswa dapat menentukan kriteria penyelesaian trivial dan penyelesaian non-trivial
yang sesuai berdasarkan informasi dengan tepat. Seperti pada gambar 4.21 mahasiswa
memberikan kriteria berdasarkan contoh-contoh yang disajikan.

Gambar 4.21 Pengerjaan Soal Nomor 5 Bagian b Oleh M2


Berdasarkan kriteria ketuntasan hasil tes kemampuan pemecahan masalah
matematis yang dimodifikasi dari Purwanto (Sarkawi dan Permana, 2022) nilai yang
lebih besar dari 70 memiliki kategori “Tuntas". Dari sembilan mahasiswa terdapat
delapan orang mahasiswa yang dikategorikan “Tuntas” dan satu mahasiswa yang
dikategorikan “Tidak Tuntas”. Mahasiswa yang dikategorikan tuntas terdiri dari dua
mahasiswa mendapat predikat “Sangat Baik”, empat mahasiswa mendapat predikat
“Baik”, dan dua mahasiswa mendapat predikat “Cukup”. Mahasiswa yang
dikategorikan tidak tuntas mendapatkan predikat “Kurang Sekali”.
Berdasarkan perumusan presentase ketuntasan mahasiswa menurut Purwanto
(Sarkawi dan Permana, 2022) diperoleh presentase ketuntasan 88.9%. Presentase
ketuntasan tes kemampuan pemecahan mahasiswa ini akan diakumulasikan dengan
presentase angket ranah afektif, presentase observasi ranah afektif, dan presentase
observasi ranah psikomotor untuk mengetahui keefektifan modul.
b. Afektif
Penilaian afektif ini dilakukan dengan menggunakan angket afektif pada
sembilan orang mahasiswa semester 1 pogram studi pendidikan matematika
Universitas Islam Nusantara yang mengikuti perkuliahan Aljabar Matriks dan Vektor
menggunakan modul ajar yang dikembangkan. Data hasil angket afektif dilakukan
untuk mengetahui respon peserta didik terhadap modul ajar yang dikembangkan dan
mengukur hasil proses pembelajaran peserta didik terhadap ranah afektif. Total
persentase rata-rata indikator penilaian penilai ranah afektif memperoleh 90% dengan
predikat “Sangat Baik”. Observasi afektif dilakukan selama kegiatan pembelajaran
69

berlangsung, terdiri dari kriteria: penerimaan (Receiving), tanggapan (Responding),


penghargaan (Valuing), penggorganisasian (Organization), dan karakterisasi
(Characterization). Hasil pengisian angket keseluruhan memiliki persentase 83,3%
dengan predikat “Sangat Baik”. Persentase penilaian afektif akan diakumulasikan
dengan penilaian tes kemampuan pemecahan masalah dan penilaian psikomotor untuk
mengukur keefektifan modul yang dikembangkan.
c. Psikomotor
Penilaian psikomotor ini dilakukan dengan menggunakan angket afektif pada
sembilan orang mahasiswa semester 1 program studi pendidikan matematika
Universitas Islam Nusantara yang mengikuti perkuliahan Aljabar Matriks dan Vektor
menggunakan modul ajar yang dikembangkan. Penilaian ranah psikomotor bermuatan
tentang penilaian untuk mengukur hasil belajar peserta didik ranah psikomotor.
Observasi ranah psikomotor ini bertujuan untuk observasi berkaitan dengan
keterampilan peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran berlangsung di
kelas dengan menggunakan modul ajar yang dikembangkan. Total Persentase rata-rata
indikator penilaian ranah psikomotor dalam keseluruhannya adalah 84.1% dengan
predikat “Sangat Baik”. Persentase penilaian psikomotor akan diakumulasikan dengan
penilaian tes kemampuan pemecahan masalah dan penilaian afektif untuk mengukur
keefektifan modul yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil penilaian diperoleh presentase ketuntasan tes kemampuan
pemecahan masalah sebesar 88.9%, presentase penilaian angket afektif 90%,
presentase observasi ranah afektif 83.3%, dan presentase 84.1%. Keempat data
tersebut akan ditransmutasi skor rata-rata sehingga diperoleh data kualitatif terkait
keefektifan modul yang dikembangkan. Diperoleh presentase rata-rata 86.6%
sehingga menurut Yuliana (Ariskasari dan Pratiwi, 2019) modul ajar yang
dikembangkan dinyatakan “Sangat Efektif”.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil, penulis simpulkan bahwa modul ajar sistem persamaan
linear berbasis Project-Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah
yang telah dikembangkan beberapa simpulan sesuai dengan hasil yang telah
dilakukan di antaranya sebagai berikut:
1. Kevalidan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based
Learning terkait kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan
tergolong kategori valid.
2. Kepraktisan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based
Learning terkait kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan
tergolong kategori praktis.
3. Tingkat keefektikfan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-
Based Learning terkait kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan
tergolong kategori sangat efektif.
B. Saran
Berdasarkan hasil ini, penulis mengemukakan beberapa saran modul ajar
sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning terkait kemampuan
pemecahan masalah yang telah dikembangkan, penulis mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Modul ajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
perangkat pembelajaran pada perkuliahan Aljabar, Matriks, dan Vektor
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Nusantara.
2. Berdasarkan keseluruhan hasil kepraktisan, untuk meningkatkan kualitas
modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based Learning terkait
kemampuan pemecahan masalah yang telah dikembangkan maka aspek
tampilan, aspek penyajian materi, dan aspek manfaat perlu lebih ditingkatkan
dengan angket respon pendidik skala besar sehingga memiliki hasil kepraktisan
yang sangat praktis untuk proses pembelajaran.

70
71

3. Berdasarkan keseluruhan hasil keefektifan, kedalaman materi dapat


ditingkatkan agar seluruh indikator kemampuan pemecahan masalah pada
materi sistem persamaan linear dapat dimiliki oleh seluruh mahasiswa.
4. Rancangan kegiatan projek dalam model Project-Based Learning dapat lebih
dikembangkan sesuai kebutuhan dan kesiapan mahasiswa serta praktisi
pendidikan.
5. Penelitian ini dapat diteliti lebih dalam dengan mengumpulkan data berupa
wawancara mendalam kepada subjek penelitian agar modul ajar yang
dikembangkan dapat lebih praktis dan efektif untuk digunakan dalam proses
perkuliahan.
6. Pengembangan modul ajar sistem persamaan linear berbasis Project-Based
Learning terkait kemampuan pemecahan masalah masih perlu dikembangkan
lebih lanjut dan dapat di uji coba dengan skala lebih besar baik di sekolah
maupun di perkuliahan lainnya. Agar diperoleh modul ajar yang berkualitas
dan bersifat umum.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussamad, et.al. (2021). Metode penelitian kualitatif. CV. Syakir Media Press.
Amri, A. (2016). Pengembangan instrumen penilaian ranah afektif pada mata pelajaran
biologi di SMA. Jurnal Biotek, 4(1), 52-69. Tersedia online di:
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/biotek/article/view/1772/1728.
Diakses tanggal 27 Januari 2023.
Ariskasari, D., & Pratiwi, D. D. (2019). Pengembangan modul matematika berbasis
problem solving pada materi vektor. Desimal: Jurnal Matematika, 2(3), 249-
258.
As’ari, H. (2019). Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Delta: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 7(1), 19-26. Tersedia online di:
https://www.jurnal.unikal.ac.id/index.php/Delta/article/download/920/680
Diakses tanggal 10 Agustus 2022.
Astuti, P. (2018). Kemampuan literasi matematika dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (Vol. 1, pp. 263-
268). Tersedia online di:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/download/19599/951
5. Diakses pada tanggal 4 Januari 2022.
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan. (2021). Pembelajaran
Paradigma Baru. Jakarta: Kemendikbudristek.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. (2022). Paduan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Kemendikbudristek.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2014). Instrumen Penilaian Buku Teks
Pelajaran Tahun 2014. Tersedia online di: http://bsnp-
indonesia.org/2014/05/28/instrumen-penilaian-buku-tekspelajaran-tahun-
2014/. Diakses tanggal 10 Agustus 2022.
Cahyani, H., & Setyawati, R. W. (2017). Pentingnya peningkatan kemampuan
pemecahan masalah melalui PBL untuk mempersiapkan generasi unggul
menghadapi MEA. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp.
151-160). Tersedia online di:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/download/21635/102
34. Diakses pada 10 Agustus 2022.
Collins, et.al. (2016). Design research: Theoretical and methodological issues.
In Design-based research: clarifying the terms (pp. 15-42). Psychology Press.
Tersedia online di:
https://www.academia.edu/download/56144082/Design_Research_Theoretic
al_and_Methodological_Issues.pdf. Diakses tanggal 4 Januari 2023.
Dhori, Muhammad. (2021). Analisis Teori Belajar Behavioristik dalam Proses Belajar
Mengajar di SD Negeri 7 Kayuagung. HEUTAGOGIA: Journal of Islamic
Education 1. Tersedia online di: https://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/
HJIE/article/download/3916/2073. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2022.

72
Ernawati, L. (2017). Pengembangan High Order Thinking (HOT) melalui metode
pembelajaran mind banking dalam pendidikan agama Islam. In 1st
International Conference on Islamic Civilization Ans Society (ICICS) (Vol.
62253, pp. 189-202). Tersedia online di: http://repository.unisda.ac.id/
38/1/PROSIDING%20ICICS%20%28rev%201%29.pdf#page=201. Diakses
tanggal 4 Januari 2022.
Fatmawati, A. (2016). Pengembangan perangkat pembelajaran konsep pencemaran
lingkungan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah untuk
SMA kelas X. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika, 4(2).
Tersedia online di: https://e-journal.iain-
palangkaraya.ac.id/index.php/edusains/article/download/512/646. Diakses
tanggal 10 Agustus 2022.
Gunantara, et.al. (2014). Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas
V. Mimbar PGSD Undiksha, 2(1). Tersedia online di:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2058. Diakses
tanggal 4 Januari 2022.
Handayani, et.al. (2019). Filsafat Konstruktivisme Wadah Implementasi Kurikulum
2013. Seminar Nasional Pendidikan dan Call for Papers (SNDIK) I 2019.
Tersedia online di: https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle
/11617/11187/16.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diakses tanggal 12
Desember 2022.
Istiqlal, M. (2017). Pengembangan multimedia interaktif dalam pembelajaran
matematika. JIPMat, 2(1). Tersedia online di:
https://journal.upgris.ac.id/index.php/JIPMat/article/download/1480/1241.
Diakses tanggal 4 Januari 2023.
Junaidi, et.al. (2020). Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022
tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan
pembelajaran.
Kunandar. (2014). Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik. Jakarta:
PT. Grafindo Persada.
Krisnawatai. (2013). Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif yang
Berkualitas Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X Di SMAN 1 Boja
Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal: Edu Geography Unnes.
2(1).
Larmer, et.al. (2015). Setting the standard for project based learning. ASCD.
Lidinillah, D. A. M. (2012). Educational design research: a theoretical framework for
action. Tasikmalaya: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Tasikmalaya. Terdapat online di: http://file.upi.edu/direktori/kd-

73
tasikmalaya/dindin_abdul_muiz_lidinillah_(kdtasikmalaya)1979011320050
11003/132313548%20%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah/educatio
nal%20design%20researcha%20theoretical%20framework%20for%20action
.pdf. Diakses tanggal 4 Januari 2023.
Mardhiyana, D., & Sejati, E. O. W. (2016, February). Mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif dan rasa ingin tahu melalui model pembelajaran berbasis
masalah. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp. 672-
688). Tersedia online di:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/download/21686/103
19. Diakses tanggal 4 Januari 2023.
Maulida, U. (2022). Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum
Merdeka. Tarbawi: Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam, 5(2), 130-138.
Tersedia online di: https://stai-binamadani.e-
journal.id/Tarbawi/article/download/392/306. Diakses pada 12 Desember
2023. Diakses tanggal 6 Februari 2023.
Mauliyda, et.al. (2021). Analisis situasi pembelajaran selama pandemi covid-19 di
SDN Senurus: kemungkinan terjadinya learning loss. COLLASE (Creative of
Learning Students Elementary Education), 4(3). Tersedia online di:
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/collase/article/viewFile/7140/23
97.
Mawaddah, S., & Anisah, H. (2015). Kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran generatif (generative learning) di SMP. EDU-MAT: Jurnal
Pendidikan Matematika, 3(2). Tersedia online di:
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/edumat/article/download/644/551.
Diakses tanggal 10 Agustus 2022.
Megawati. (2019). Strategy to Improve Psychomotoric Skills of Student in Islamic
Religion Education Lessons Review Of Student Alquran Reading Ability.
Jurnal Pedagogik. 6(1).
Miasari, N.M. (2018). Peningkatan prestasi belajar matematika dengan penggunaan
metode diskusi kelompok kecil. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar. 3(2).
Tersedia online di: https://www.ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW/article/
download/885/728. Diakses tanggal 6 Februari 2023.
Mulyasa, E. (2014). Guru dalam implementasi kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
.Nurdyansyah, N. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu Pengetahuan
Alambagi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo. Tersedia online di:
http://eprints.umsida.ac.id/1607/1/Nurdy%20nahdi.pdf. Diakses pada 12
Desember 2023.
Nurmeidina, et.al. (2021). Pengembangan modul trigonometri untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematika. Aksioma: Jurnal program studi
pendidikan Matematika, 10(1), 15-27. Tersedia online di:

74
ttp://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2205636&val=7
291&title=PENGEMBANGAN%20MODUL%20TRIGONOMETRI%20U
NTUK%20MENGEMBANGKAN%20KEMAMPUAN%20PEMECAHAN
%20MASALAH%20MATEMATIKA Diakses tanggal 10 Januari 2022.
Palupi, D. T. (2016). Cara Mudah Memahami Kurikulum. Surabaya: Jaring Pena.
Plomp, T. & Nieveen, N. (2013). Educational Design Research. Enschede. University
of Twente.
Putra, J. (2019). Penerapan Model Pbl Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Peserta Didik Kelas Xii Mipa2 Sman 12 Pekanbaru.
Jurnal Prinsip Pendidikan Matematika, 1(2), 78-88.
Riduwan. (2015). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Saleh, M. (2016). Konstruktivisme: Sebuah Analisis Perspektif Pembelajaran. Jurnal
Transformasi, 2(2), 1-11. Terdapat online di:
https://core.ac.uk/download/pdf/234118962.pdf. Diakses tanggal 12
Desember 2022.
Sarkawi, M. R., & Permana, D. (2022). Efektivitas Penggunaan Modul Matematika
Yang Bernuansa Islami untuk Memfasilitasi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis. JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 10(2),
164-172.
Schunk, D. H. (2012). Learning theories an educational perspective. Pearson
Education, Inc.
Siregar, et.al. (2020). Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
pendekatan matematika realistik. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(1), 56-62.
Tersedia online di: https://ummaspul.e-
journal.id/maspuljr/article/download/338/168. Diakses tanggal 12 Desember
2022.
Sofyan, et.al. (2021). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Datar Berbasis Model Project Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Sigma:
Jurnal Pendidikan Matematika, 13(2), 129-142. Tersedia online di:
https://intancendekia.org/jurnal/index.php/JPIn/article/view/119/109.
Diakses tanggal 4 Januari 2023.
Subagis, J., & Setiawan, A. (2022). Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotor
Pada Penggunaan Lego dalam Mata Pelajaran Matematika Sekolah
Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 39(1), 11-23. Tersedia online di:
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/viewFile/35838/12958.
Diakses tanggal 27 Januari 2023.
Suryani, et.al. (2020). Analisis kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan
kemampuan awal matematika. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 9(1), 119-130. Tersedia online di:
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa/article/viewFile/
mv9n1_11/561. Diakses pada 10 Agustus 2022.

75
Yohanes, R. S. (2019). Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika
Sekolah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Katolik Widya Mandala Madiun. Journal of the Indonesian Mathematics
Education Society, 1(1), 26-39. Tersedia online di:
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jimes/article/view/4359/pdf. Diakses
tanggal 10 Agustus 2022.
Zunaidah, F. N., & Amin, M. (2016). Pengembangan bahan ajar matakuliah
Bioteknologi berdasarkan kebutuhan dan karakter mahasiswa Universitas
Nusantara PGRI Kediri. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 2(1), 19-30.
Tersedia online di:
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=640201&val=7
984&title=DEVELOPING%20THE%20LEARNING%20MATERIALS%20
OF%20BIOTECHNOLOGY%20SUBJECT%20BASED%20ON%20STUD
ENTS%20NEED%20AND%20CHARACTER%20OF%20NUSANTARA%
20PGRI%20UNIVERSITY%20OF%20KEDIRI. Diakses tanggal 12 Januari
2023.

76
LAMPIRAN
A. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Penyusunan Modul Ajar

PINDAI

2. Revisi Modul Ajar

PINDAI

3. Instrumen Kevalidan Ahli Media

PINDAI
77
4. Instrumen kevalidan Ahli Materi

PINDAI

5. Instrumen kevalidan Soal Tes

PINDAI
6. Instrumen Kepraktisan

PINDAI

78
7. Soal Tes

PINDAI

8. Angket Afektif

PINDAI

9. Lembar Observasi Afektif dan Psikomotor

PINDAI

79
B. HASIL
1. Hasil Validasi Ahli Media

PINDAI
2. Hasil Validasi Ahli Materi

PINDAI

3. Hasil Validasi Soal Tes

PINDAI

80
4. Hasil Penilaian Kepraktisan

PINDAI
5. Hasil Soal Tes

PINDAI

6. Hasil Angket Afektif

PINDAI

81
7. Hasil Observasi Afektif

PINDAI

8. Hasil Observasi Psikomotor

PINDAI
C. PENDUKUNG PENELITIAN
1. Dokumentasi

PINDAI

82
2. Surat Izin Penelitian

83
4. SK Bimbingan

85
5. Kartu Bimbingan

86
87
D. LAIN-LAIN
RIWAYAT HIDUP

Leni Apriyanti panggilan Leni lahir di Kuningan pada tanggal 11


April 2001 dari pasangan suami istri Bapak Bejo Slamet dan Ibu
Eni Suhaeni. Peneliti adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Peneliti saat ini tinggal di PBI Kostrad Kecamatan Rancaekek
Kabupaten Bandung. Peneliti menempuh jenjang pendidikan di
Raudhatul Athfal Al-Islah kemudian melanjutkan pendidikan
sekolah dasar di SDN Linggar II dan lulus pada tahun 2013. Kemudian peneliti
melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 4 Rancaekek dan lulus pada tahun
2016. Lalu melanjutkan sekolah menengah atas di SMAN 1 Nagreg dan lulus pada
tahun 2019. Sampai saat penyusunan skripsi ini peneliti merupakan mahasiswa aktif
program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Nusantara.

88

Anda mungkin juga menyukai