Anda di halaman 1dari 71

GAMBARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SQ4R PADA MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh :

ENDAH CHRISTIANINGSIH
41182109180121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Gambaran Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Dengan
Menggunakan Model SQ4R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Di Sekolah Dasar
Nama : Endah Christianingsih
Npm : 41182109180121
Tim pembimbing memberikan persetujuan skripsi atas nama mahasiswa
tercantum diatas untuk mengikuti ujian sidang skripsi.

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Aningsih, M.Pd Ratna Duhita P, S.Km., M.Si

Diketahui dan diserahkan oleh :

Dekan Ketua Program Studi

Yudi Budianti, M.Pd Arrahim, M.P

i
ABSTRAK

Nama : Endah Christianingsih


Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul : Gambaran Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Dengan Menggunakan Model SQ4R Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran


kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan model SQ4R
(Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada mata pelajaran bahasa
indonesia di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah System
Literature Review (SLR). Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan sumber
data yang didapatkan dari artikel ilmiah di mana variabel yang diangkat adalah
Kemampuan Membaca Pemahaman, SQ4R, Bahasa Indonesia, Sekolah Dasar.
Pencarian artikel ilmiah disesuaikan dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan.
Berdasarkan dari hasil analisis 11 artikel ilmiah yang menunjukkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran
SQ4R. Setelah diaplikasikannya model SQ4R pada kemampuan membaca
pemahaman ini terjadi peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan
sebelum menggunakan model pembelajaran SQ4R. Hal ini terbukti dari hasil
perolehan nilai rata-rata yang meningkat serta pencapain indikator kemampuan
membaca pemahaman yang tuntas.

Kata Kunci: Kemampuan Membaca Pemahaman, SQ4R, Bahasa Indonesia,


Sekolah Dasar

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT


yangmasih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini, shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda
Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat rahmat dan pertolongan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Model SQ4R
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hermanto, Drs., M.M., M.Pd. sebagai Rektor Universitas
Islam “45” Kota Bekasi.
2. Ibu Yudi Budianti, S.Pd., M.Pd sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan
Pendidikan Universitas Islam “45” Kota Bekasi, sekaligus pembimbing
akademik yang telah menuntun dan memberikan motivasi bagi penulis
selama menempuh proses perkuliahan.
3. Bapak Arrahim, S.Pd., M.Pd. sebagai Ketua Program Studi PGSD
Universitas Islam “45” Kota Bekasi.
4. Ibu Aningsih, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing I serta Ibu Ratna
Duhita Pramintari, S.Km., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, kesabaran dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam “45” Kota Bekasi atas bimbingan dan ilmu
yang telah diberikan dari awal perkuliahan hingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan skripsi.
6. Orang tua dan keluarga tercinta yang dengan segala keikhlasannya

iii
membesarkan, mendo’akan, dan menuntun penulis hingga akhirnya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini demi kesuksesan penulis.

7. Seluruh sahabat dan teman teman sejawat angkatan 2018 yang turut andil
membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
8. Kepada BTS dan NCT Dream yang telah menghibur dan memberikan
motivasi kepada penulis selama penggarapan skripsi ini.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberikan semangat dalam penyelesaiian skripsi.

Akhirnya kepada semua pihak penulis sampaikan terimakasih yang sebesar –


besarnya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan selalu melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada mereka semua.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak
Terima kasih.

Bekasi, 31 Juli 2022

Penulis,

Endah Christianingsih

NPM: 41182109180121

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................i


ABSTRAK ....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR BAGAN ......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................6

C. Tujuan Peneltian ................................................................................................6

1. Tujuan Umum ................................................................................................6

2. Tujuan Khusus ...............................................................................................6

D. Manfaat Peneitian ............................................................................................................6

1. Manfaat Bagi Penulis ....................................................................................6

2. Manfaat Bagi Satuan Pendidikan .................................................................6

3. Manfaat Bagi Guru ........................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................8

A. Kajian Teori .......................................................................................................8

1. Kemampuan Membaca Pemahaman ............................................................8

a. Pengertian Keterampilan Membaca Pemahaman ....................................8

b. Indikator Kemampuan Membaca Pemahaman .......................................9

c. Model SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT,


RECITE,REVIEW) ..................................................................................10

d. Pengertian Model SQ4R .........................................................................10

v
e. Langkah-langkah Model SQ4R .............................................................11

f. Kelebihan dan Kekurangan Model SQ4R .............................................13


B. Kerangka Berpikir ...........................................................................................15

C. Kerangka Konsep ............................................................................................16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................17

A. Jenis Metode Penelitian ..................................................................................17

B. Kriteria Inklusi ................................................................................................17

C. Alat dan Bahan Dalam Penelitian ..................................................................17

D. Penelusuran Literatur ......................................................................................18

E. Tahapan Systematic Reviews .........................................................................18

F. Telaah Krisis Kualitas Jurnal .........................................................................19

G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................19

H. Definisi Opersional .........................................................................................20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................22

A. Hasil Penelitian ...............................................................................................22

B. Wilayah Jurnal ................................................................................................41

C. Pembahasan .....................................................................................................41

1. Analisis Berdasarkan Metode Penelitian ...............................................43

2. Analisis Berdasarkan Penerapan Pada Kelas Rendah dan Kelas

Tinggi.......................................................................................................48

3. Gambaran Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Dengan


Menggunakan Model SQ4R ...................................................................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................59
A. Kesimpulan ......................................................................................................59
B. Saran ................................................................................................................59
C. Rekomendasi ...................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................61

vii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir ................................................................................... 15


Bagan 2. 2 Kerangka Konsep .................................................................................... 16

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kriteria Penilaian Kualitas Jurnal ............................................................ 19


Tabel 4. 1 Analisis Jurnal .......................................................................................... 22
Tabel 4. 2 Wilayah Jurnal .......................................................................................... 41

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan, serta pembentuk sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Di dalam pendidikan Sekolah Dasar terdapat beberapa mata pelajaran
yang harus dikuasai siswa. Salah satunya adalah pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pembelajaran
yang sangat penting di sekolah, karena pembelajaran bahasa Indonesia sangat
berpengaruh pada penguasaan pengetahuan dan mata pelajaran lainnya. Menurut
Depdikbud dalam (Kasdriyanto et al., 2018, hal.100) menyatakan fungsi dari
pelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun
tulis, mempertajam kepekaan perasaan, meningkatkan kemampuan berpikir dan
bernalar, menerapkan pengetahuan yang berguna serta kemampuan memperoleh
wawasan. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan dan minatnya. Artinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ini siswa
diharapkan agar mampu meningkatkan keterampilan berbahasanya.
Ada empat aspek dalam keterampilan berbahasa. Menurut Tarigan dalam
(Komalasari et al., 2020, hal.13) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa dalam
kurikulum sekolah mencakup empat aspek keterampilan, yaitu menyimak atau

1
2

mendengarkan, keterampilan membaca, keterampilan menulis dan keterampilan


berbicara. Dalam pembelajaran di sekolah siswa dituntut untuk menguasai ke empat
aspek tersebut. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh
siswa adalah membaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Krismanto dalam
(Komalasari et al., 2020, hal.13) membaca merupakan salah satu kemampuan dasar
yang wajib dimiliki oleh individu yang hidup di abad sekarang dan yang akan datang.
Membaca merupakan salah satu keterampilan yang penting yang harus
dimiliki oleh siswa, karena kemampuan membaca merupakan modal utama bagi
siswa menemukan berbagai informasi atau pesan yang disampaikan penulis dalam
sebuah buku/isi bacaan dan dengan membaca pula siswa dapat memperoleh
pengetahuan-pengetahuan baru. Hal ini sejalan dengan pendapat Dalman dalam
(Fatma Dewi et al., 2019, hal.234) membaca merupakan kegiatan atau proses
menerapkan sejumlah keterampilan mengolah teks bacaan dalam rangka
memperoleh informasi atau pesan yang disampaikan oleh penulis dalam tuturan
bahasa tulis. Melalui keterampilan membaca juga, ilmu pengetahuan yang di dapat
siswa tidak hanya terbatas pada buku tetapi juga dapat diperolah melalui informasi-
informasi yang didapat dari lingkungannya seperti museum dan tempat- tempat
yang memiliki sumber informasi lainnya. Kemampuan membaca merupakan sesuatu
yang sangat penting karena membaca merupakan salah satu standar kemampuan
bahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang. Termasuk di
jenjang Sekolah Dasar. Melalui kemampuan membaca tersebut diharapkan siswa
mampu membaca dan memahami teks bacaan dengan ketepatan yang memadai.
Salah satunya yaitu dengan kemampuan membaca pemahaman.

Membaca pemahaman merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh


semua orang, termasuk siswa SD. Menurut Rubin (Gunarsa et al., 2018, hal.11)
menyatakan, membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang
mencangkup dua yang kompleks yang mencangkup dua kemampuan utama, yaitu
penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Artinya,
membaca pemahaman merupakan kemampuan
3

siswa dalam mengingat maupun memahami isi bacaan dan juga melatih kecakapan
mereka dalam mengumpulkan informasi yang berbentuk teks maupun cerita.
Menurut Abidin dalam (Komalasari et al., 2020, hal.13) membaca pemahaman dapat
pula diartikan sebagai proses sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca untuk
memperoleh informasi, pesan, dan makna yang terkandung dalam sebuah bacaan.
Berdasarkan pemaparan di atas, seseorang yang mampu dalam membaca
pemahaman harus memenuhi indikator tertentu. Menurut Somadayo dalam (Gunarsa
et al., 2018, hal.11) indikator dalam membaca pemahaman, yaitu (1) siswa mampu
dalam menangkap arti kata dan ungkapan baik dalam bentuk teks bacaan maupun
cerita, (2) siswa mampu menangkap makna tersurat dan tersirat suatu bacaan baik
berupa teks maupun cerita, (3) siswa mampu membuat simpulan tentang apa yang
telah mereka baca. Artinya, siswa harus memenuhi indikator tersebut agar
kemampuan membaca pemahaman siswa menjadi meningkat.
Meskipun tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tujuan
tersebut ternyata tidak semua siswa dapat mencapainya. Banyak siswa yang dapat
membaca dengan lancar tetapi tidak memahami isi bacaan tersebut. Banyak siswa
yang belum mampu menentukan pokok pikiran dan menyimpulkan isi dari suatu
bacaan tersebut. Lemahnya tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa
merupakan salah satu kendala untuk pemahaman terhadap materi ataupun kendala
dalam mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila metode pembelajaran yang
diterapkan guru kurang bervariatif, hal ini akan membuat nilai hasil belajar siswa
semakin terpuruk berada jauh dibawah standar kriteria ketuntasan balajar minimal.
Hal ini dibuktikan oleh pemaparan (Komalasari et al., 2020, hal.13) menyatakan
permasalahan kemampuan membaca pemahaman yang ditemui pada salah satu
Sekolah Dasar yakni, (1) Siswa mengalami kesulitan dalam membuat pertanyaan,
(2) Kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari isi bacaan, (3) Siswa kesulitan untuk
menentukkan ide pokok dari suatu paragraph, (4) Siswa masih belum bisa
menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibacanya. Faktor penyebab rendahnya
4

keterampilan membaca pemahaman ini yaitu penggunaan model pembelajaran yang


kurang bervariasi atau masih menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga
ketertarikan dan keterampilan membaca terhadap suatu bacaan masih terbilang
rendah.
Berdasarkan pemaparan di atas, tindakan yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa dengan memberikan peluang kepada siswa
untuk mengembangkan kemampuan membacanya secara baik. Maka dari itu
diperlukan suatu strategi yang dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan
membaca pemahaman. Solusi yang sering ditawarkan untuk mengembangkan
kemampuan membaca pemahaman yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW).
Menurut Shoimin dalam (Sulikhah et al., 2020, hal.367) Teknik SQ4R merupakan
sebuah pengembangan dari teknik SQ3R dengan menambahkan unsur reflect, yaitu
memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks yang lebih
aktual dan relevan. Teknik ini dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi
yang dibacanya. Menurut Ngalimun dalam (Komalasari et al., 2020, hal.13) Model
SQ4R merupakan suatu model dengan cara membaca yang dapat mengembangkan
metakognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar
secara seksama, cermat, melalui; Survey dengan mencermati teks bacaan, melihat
pertanyaan di ujung bab, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar,
grafik, dan peta. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana dan
darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks
dan mencari jawabannya. Reflect yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan
bacaan dan membayangkan konteks actual yang relevan, Recite merupakan
mempertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama) dan Review yaitu
cara meninjau ulang menyeluruh. Keenam tahap inimempunyai manfaat yang saling
mendukung untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
Pemilihan model SQ4R dirasa lebih baik dari penerapan model lain halini
diperkuat oleh penelitian terdahulu. ( F a t ma D e wi e t a l . , 2 0 1 9 , h al . 2 3 9 )
menyatakan bahwasanya terjadi perbedaan yang signifikan kompetensi membaca
5

pemahaman mata pelajaran bahasa Indonesia kelompok eksperimen dan kelompok


kontrol. Kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran SQ4R berbantuan media teks cerita rakyat memiliki nilai rata-rata yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga pembelajaran cenderung
membosankan karena guru terlalu banyak menjelaskan sedangkan siswa lebih
banyak mendengarkan yang mengakibatkan siswa menjadi kurang bermotivasi saat
mengikuti pembelajaran. Sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran
SQ4R dengan adanya tahap survey pada awal pembelajaran, dapat membangkitkan
rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari, sehingga dapat
membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Siswa diberikan kesempatan
mengajukan pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban dari pertanyaan yang
telah disusun sendiri dengan melakukan kegiatan membaca. Dengan demikian, dapat
mendorong siswa untuk dapat berpikir kritis, aktif dalam belajar dan pembelajaran
yang bermakna. Dalampenelitian lainnya menurut (Sulikhah et al., 2020, hal.379)
menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh Teknik Survey Question Read
Reflect Recite Review (SQ4R) dan Teknik Skema terhadap peningkatan
kemampuan membaca pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas III SD Negeri di Kecamatan Karanganyar Demak dengan selisih skor 7,17
yaitu lebih efektif dengan teknik SQ4R.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menganggap penting untuk melakukan
Systematic Literature Review (SLR) mengenai “Gambaran Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan ModelSQ4R Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar”. Dengan model pembelajaran
SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE,REVIEW), diharapkan
siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan khususnya kemampuan membaca pemahaman siswa dan
mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan
masalah dalam penulisan ini adalah ”Bagaimana gambaran model pembelajaran
SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesiasiswa Sekolah
Dasar?”.

C. Tujuan Peneltian

1. Tujuan Umum
Untuk melihat Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) sebagai solusi dalam memperbaiki kemampuan membaca
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gambaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite,
Review) diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar mulai dari
perencanaan, implementasi dan bagaimana dampaknya terhadap kemampuan
siswa sekolah dasar dalam membaca pemahaman mata pelajaran Bahasa
Indonesia.

D. Manfaat Peneitian

1. Manfaat Bagi Penulis


a) Memberikan wawasan baru dalam menerapkan metode SQ4R (Survey,
Question, Read, Reflect, Recite and Review) dalam pembelajaranterutama
dalam membaca pemahaman.
b) Penelitian ini diharapkan agar penulis dapat menggunakan metode yang
bervariasi dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang efektif
dan menyenangkan dapat tercapai.
2. Manfaat Bagi Satuan Pendidikan
Sebagai bahan perimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa- masa
yang akan datang. Salah satunya dengan memberikan fasilitas dan sarana bagi
pengadaan media pembelajaran.
7

3. Manfaat Bagi Guru


Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan baru dan menambah
pengalaman guru bahwa ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam
membaca pemahaman salah satunya metode SQ4R sehingga diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Kemampuan Membaca Pemahaman
a. Pengertian Keterampilan Membaca Pemahaman
Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
pembelajaran, karena membaca akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar. Salah satunya dalam keterampilan membaca pemahaman. Menurut Dalman
dalam (Safaruddin et al., 2018, hal.1) membaca pemahaman adalah suatu proses
untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks.
Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan
tentang uraian/menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus
dapatmerespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks. Hal ini sejalan dengan
pendapat Rubin dalam (Gunarsa et al., 2018, hal.11) menyatakan, membaca
pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencangkup dua
kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang
konsep verbal. Artinya, membaca pemahaman merupakan kemampuan siswa
dalam mengingat maupun memahami isi bacaan dan juga melatih kecakapan
mereka dalam mengumpulkan informasi yang berbentuk teks maupun cerita.
Abidin dalam (Komalasari et al., 2020, hal.13) menambahkan membaca
pemahaman dapat pula diartikan sebagai proses sungguh-sungguh yang dilakukan
pembaca untuk memperoleh informasi, pesan, dan makna yang terkandung dalam
sebuah bacaan. Membaca pemahaman sebagai sebuah keterampilan membacayang
berada pada urutan yang tinggi. Kegiatan dalam membaca pemahaman dituntut
para pembaca dapat memahami isi bacaan. Setelah membaca, siswa harus mampu
menyampaikan hasil pemahaman mereka dengan cara membuat rangkuman isi
bacaan menggunakan bahasa sendiri kemudian menyampaikan secara lisan dan
tertulis. (Sulikhah et al., 2020, hal.366)

8
9

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman adalah kegiatan membaca dengan memahami
apa isi bacaan dengan baik dan benar sesuai dengan isi teks bacaan serta mampu
menyampaikan kembali makna isi teks bacaan secara langsung maupun tertulis.

b. Indikator Kemampuan Membaca Pemahaman


Dalam mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa diperlukan
beberapa indikator. Adapun beberapa indikator kemampuan membaca pemahaman
yang dikemukakan oleh Somadayo dalam (Gunarsa et al., 2018, hal.11) indikator
kemampuan membaca pemahaman, yaitu : (1) siswa mampu dalam menangkap arti
kata dan ungkapan baik dalam bentuk teks bacaan maupun cerita, (2) siswa mampu
menangkap makna tersurat dan tersirat suatu bacaan baik berupa teks maupun
cerita, (3) siswa mampu membuat simpulan tentang apa yang telah mereka baca.
Djiwandono dalam (Mu’azatin, 2016, hal.36) mengatakan dalam memahami
bacaan pada dasarnya terdiri atas kemampuan yaitu: (1) memahami arti kata-kata
sesuai penggunaaannya dalam wacana; (2) mengenali susunan organisasi wacana
dan antar hubungan bagian-bagiannya; (3) mengenali pokok-pokok pikiran yang
terungkap; (4) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat di
wacana; (5) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam
wacana meskipun diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda; (6) memahami
maksud dan pesan penulis sebagai bagian dari pemahaman penulis. Berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan indikator dari kemampuan membaca
pemahaman adalah sebagai berikut :
1. Siswa mampu memahami makna dalam sebuah wacana atau teks bacaan
2. Siswa mampu menentukan ide pokok paragraf dalam sebuah wacana
3. Siswa mampu membuat dan menjawab pertanyaan dari sebuah wacana atau
teks bacaan
4. Siswa mampu menyimpulkan isi dari teks bacaan
5. Siswa mampu menyampaikan kembali isi teks bacaan dengan lisan maupun
tulisan
10

2. Model SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE,


REVIEW)
a. Pengertian Model SQ4R
SQ4R adalah model yang diterapkan dalam keterampilan membaca
pemahaman yang diawali pelaksanaan langkah-langkah yang menekankan pada
keterampilan pada keterampilan membaca pemahaman. Model SQ4R merupakan
suatu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan pada setiap anak, metode ini
menekankan pada keterampilan anak dalam membaca pemahaman (Safaruddin et
al., 2018, hal.1). Menurut Shoimin dalam (Safaruddin et al., 2018, hal.1), model
SQ4R merupakan pengembangan dari model SQ3R dengan menambahkan unsur
reflect,yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan yang relevan , Selain
itu, menurut Ermanto (2008:89) metode SQ4R adalah suatu keterampilan dengan
langkah membaca yang digunakan untuk memperoleh informasi secara
menyeluruh dari suatubacaan.
Menurut Ngalimun dalam (Komalasari et al., 2020, hal.13) Model SQ4R
merupakan suatu model dengan cara membaca yang dapat mengembangkan
metakognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar
secara seksama, cermat, melalui; survey dengan mencermati teks bacaan, melihat
pertanyaan di ujung bab, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar,
grafik, dan peta. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana dan
darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks
dan mencari jawabannya. Reflect yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan
bacaan dan membayangkan konteks actual yang relevan, Recite merupakan
mempertimbangkan jawabanyang diberikan (catat-bahas bersama) dan Review
yaitu cara meninjau ulang menyeluruh. Menurut Shoimun dalam (Fatma Dewi et
al., 2019, hal.235) menjelaskan maksud dari model SQ4R adalah (1) mencermati
teks bacaan dan mencatat kata kunci, (2) membuat pertanyaan mengenai bacaan,
(3) membaca teks dan mencari jawaban atas pertanyaan, (4) mempertimbangkan
jawaban, (5) meninjau ulang secara menyeluruh, (6) member contoh berdasarkan
teks bacaan.
11

Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa model SQ4R merupakan


model pembelajaran melalui tahap-tahap yang sistematis dengan langkah-langkah
membaca yang digunakan untuk memperoleh informasi secara menyeluruh dari
suatu bacaan. Enam langkah tersebut yaitu survey, question, read, reflect, recite,
review. Tahap-tahap tersebut dapat membantu mengaktifkan pemikiran dan
pemahaman siswa terhadap bacaan.
b. Langkah-langkah Model SQ4R
Menurut Suyatno dalam (Suardani et al., 2013, hal.4) menyatakan langkah-langkah
dari model pembelajaran SQ4R yaitu sebagai berikut:
1) Survey, dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai ide pokok
setiap paragraf;

2) Question, dengan membuat pertanyaan tentang bahan bacaan (materibahan


ajar)
3) Read, dengan membaca teks dan mencari jawabannya
4) Reflect, merupakan aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan
membayangkan konteks aktual yang relevan
5) Recite, merupakan mempertimbangkan jawaban yang ditemukan (catat-
bahas bersama)
6) Review merupakan cara meninjau ulang menyeluruh.

Langkah-langkah pembelajaran model SQ4R menurut teori Shoimin dalam


(Gunarsa et al., 2018) yaitu :

1. Survey (mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci)


2. Question (membuat pertanyaan mengapa-bagaimana, darimana tentang
bahan bacaan)
3. Read (membaca teks dan mencari jawabannya)
4. Recite mempertimbangkan jawaban yang diberikan)
5. Reflect (memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks
aktual yang relevan)
6. Review (meninjau ulang menyeluruh bacaan yang ada)

Adapun menurut (Ru n iatu n et a l ., 2 0 1 6 , hal.2 ) mengemukakan langkah-


langkah dari model pembelajaran SQ4R, yaitu :
12

1) Pertama, Guru menyediakan teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Teks
bacaan yang digunakan memiliki judul yang berbeda dalam tiap
pertemuannya.
2) Kedua, guru membuka pelajaran dengan apersepsi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3) Ketiga, siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Kelompok
yang terbentuk akan diberi tugas untuk mendiskusikan lembar kerja yang
diberikan.
4) Keempat, setelah setiap kelompok menerima teks bacaan, gurumemberikan
tugas untuk melihat secara sekilas (survey) bacaan tersebut, meliputi judul,
panjang teks bacaan, banyak paragraf, dan istilah-istilah yang mungkin ada.

5) Kelima, setiap anggota kelompok membuat pertanyaan (question) mengenai


bacaan.
6) Keenam, perwakilan kelompok untuk membaca setiap paragraf secara
bergantian (read), sementara anggota kelompok lain mendengarkan dengan
seksama sembari mencari jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya
7) Ketujuh, anggota kelompok menuliskan jawaban pertanyaan tersebut dan
kemudian secara bergiliran membacakannya di depan kelompoknya tersebut.
Anggota kelompok yang tidak mendapat giliran membacakan jawaban
bertugas mengklarisi benar-salahnya jawaban yang telah dibacakan
(reflect).
8) Kedelapan, siswa menuliskan pokok-pokok isi cerita tersebut dan
menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri (recite).
9) Kesembilan, kelompok membaca ulang bacaan (review) untuk menyelesaikan
tugas baru secara bersama-sama (diskusi), yaitu dengan membuat kesimpulan
atau intisari. Kemudian guru merefleksikan materi di akhir pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan langkah-langkah dari
model SQ4R adalah sebagai berikut :
1) Guru memberikan materi atau teks bacaan kepada siswa.
2) Tahap Survey, siswa diminta untuk memeriksa sekilas teks bacaan meliputi
judul, panjang teks bacaan, banyak paragraf, dan istilah- istilah yang
mungkin ada.
13

3) Tahap Question, siswa membuat beberapa pertanyaan mengenai teks bacaan


tersebut.
4) Tahap Read, Siswa kemudian membaca secara rinci teks bacaan yang
dipelajariya sambil mencari jawaban atas pertanyaan yang telat dibuatnya.
5) Tahap Reflect, Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau
menghafal tetapi guru membantu menghubungkan informasi dengan hal-hal
yang telah diketahui yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
6) Tahap Recite, guru meminta siswa menyebutkan lagi jawaban ataspertanyaan
yang telah disusun, guru melatih siswa dalam pertanyaan-pertanyaan untuk
tidak membuka buku atau catatanyang telah dibuat.

7) Tahap Review, siswa diminta untuk membaca catatan singkat intisari yang
telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan bilaperlu meninjau ulang
seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat
c. Kelebihan dan Kekurangan Model SQ4R
Menurut Shoimin dalam (Komalasari et al., 2020, hal.14) menyatakan kelebihan
dan kekurangan model SQ4R adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan Model SQ4R
Kelebihan model pembelajaran ini terletak pada langkah yang diterapkan,
yaitu sebagai berikut:
1) Pada tahap awal pembelajaran yaitu tahap survey, akan mendorong rasa
ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari serta dapat
meningkatkan motivasi belajar
2) Dengan tahap question, siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban daripertanyaannya sendiri
dengan melakukan kegiatan membaca, sehingga dapat mendorong siswa
berpikir kritis, aktif dalam belajar dan pembelajaran menjadi bermakna.
3) Materi yang dipelajari siswa melekat untuk waktu yang lebih lama karena
dengan pembelajaran yang menghubungkan dalam kehidupan siswa.
2. Kekurangan Model SQ4R
Kekurangan dalam penggunaaan model SQ4R apabila siswa tidak terlibat aktif
dalam setiap langkah pembelajaran maka siswa akan mengalami kesulitan
dalam menerima pelajaran dan tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Sementara menurut Shoimin (2014) menyebutkan bahwa :
14

1) Tidak dapat diterapkan pada semua pokok bahasan seperti fisika karena
materi fisika tidak mudah dipahami dengan membaca saja, akan tetapi
harus adanya praktikum.
2) Guru akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan buku bacaan untuk
setiap siswa, jika tidak semua siswa memiliki buku bacaan.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari


model SQ4R yaitu : (1) Dengan adanya tahapan dalam model ini dapatmembuat
siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta dapat meningkatkan motivasi
belajarnya, (2) Dapat meningkatkan kemampuan bepikir kritis siswa dan aktif
dalam pembelajaran. Sedangkankelemahannya yaitu : (1) Tidak cocok diterapkan
pada semua pokok bahasan contohnya seperti materi fisika tidak mudah dipahami
dengan membaca saja, akan tetapi harus adanya praktikum, (2) Guru harus selalu
mempersiapkan teks bacaan untuk setiap siswa, jika tidak semua siswa memiliki
buku bacaan.
15

B. Kerangka Berpikir

Kemampuan Membaca
Pemahaman
Indikator Kemampuan Membaca Pemahaman

1. Siswa mampu memahami makna dalam sebuah


wacana atau teks bacaan
2. Siswa mampu menentukan ide pokok paragraf
Indikator Kemampuan
dalam sebuah wacana
Membaca Pemahaman
3. Siswa mampu membuat dan menjawab
pertanyaan dari sebuah wacana atau teks bacaan
4. Siswa mampu menyimpulkan isi dari teks bacaan
5. Siswa mampu menyampaikan kembali isi teks
bacaan dengan lisan maupun tulisan

Model SQ4R
(SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)

Langkah-Langkah Model SQ4R

Kelebihan dan Kelemahan


Model SQ4R

Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir


16

C. Kerangka Konsep

Penerapan Model SQ4R


Peningkatan
(SURVEY, QUESTION,
READ, REFLECT, RECITE, Kemampuan Membaca Pemahaman
REVIEW)

Kemampuan Membaca Pemahaman


yang ingin dicapai :
1. Siswa mampu memahami makna
Faktor permasalahan yang berhubungan : dalam sebuah wacana atau teks
a) Proses penyampaiannya masih
bacaan
berpusat pada guru
2. Siswa mampu menentukan ide
b) Model pembelajaran yang pokok paragraf dalam sebuah
digunakan oleh guru kurang
wacana
bervariasi yang menyebabkan 3. Siswa mampu membuat dan
siswa bosan dan kurang berminat. menjawab pertanyaan dari sebuah
wacana atau teks bacaan
4. Siswa mampu menyimpulkan isi
dari teks bacaan
5. Siswa mampu menyampaikan
kembali isi teks bacaan dengan
lisan maupun tulisan

Bagan 2. 2 Kerangka Konsep


17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan Systematic Literature Reviews (SLR), yakni
sebuah sintesis dari studi literatur yang bersifat sitematik, jelas, menyeluruh,dengan
mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi melaluipengumpulan data-datayang
sudah ada dengan metode PRISMA (Preferrend Reporting Items for Systematic
Reviews and Meta-analyses). Tujuan dari metode ini adalah untuk membantu
peneliti lebih memahami latar belakang daripenelitian yang menjadi subyek topik
yang dicariserta memahami kenapa dan bagaimana hasil dari penelitian tersebut
sehingga dapatmenjadi acuan untuk penelitian baru

B. Kriteria Inklusi
Adapun kriteria inklusi sampel dalam artikel penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jurnal diakses/terindeks dari database Google Scholar, DOAJ, ResearchGate
dan Z-library.
2. Artikel penelitian dipublikasikan pada tahun 7 tahun terakhir (2015-2022).
3. Subjek penelitiannya yaitu siswa sekolah dasar.
4. Sumber data artikel ilmiah yang berada dalam jurnal.
5. Jurnal dapat diakses secara penuh/ dapat diunduh.
6. Penelitian membahas mengenai Model Pembelajaran SQ4R (survey, question,
read, reflect, recite, review.) terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman pada
Siswa Sekolah Dasar.
C. Alat dan Bahan Dalam Penelitian

Alat untuk menjalankan penelitian berupa alat elektronik yaitu laptop dan
handphone. Alat dan bahan penelitian tersebut digunakan untuk mencari bahan
penelitian yaitu jurnal dan artikel yang terkait dengan judul penelitian.

17
18

D. Penelusuran Literatur
Penelusuran literatur online bersumber dari Google Scholar, Researchgate,
DOAJ, dan Z- library. Kata kunci menggunakan MeSH word “SQ4R (survey,
question, read, reflect, recite, review.)” AND “Kemampuan Membaca
Pemahaman” AND “Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar”.

E. Tahapan Systematic Reviews

Literatur Database (n= 2.341)


Google Scholar (2.330)
DOAJ (1)
Researchgate (9)
Z-Library (1)

Data penerbitan 7 tahun terakhir (2015-2022)


(n = 1.081)

Data literatur di eklusikan (n = 1.061)


Berdasarkan :
Dikurangi Isi artikel tidak sesuai dengan
pembahasan, artikel diluar jenjang
SD dan mata pelajaran lain
Subjek penelitian siswa kelas rendah
Sumber data tidak berasal dari
artikel ilmiah dalam jurnal

Data literatur sesuai keyword yang telah di Screening


(n = 25)

Dikurangi
Artikel yang tidak dapat diakses (n = 5)
Artikel duplikasi (n = 4)

Jumlah data literatur setelah eliminasi


(n = 11)
Terdiri dari :
4 jurnal terakreditasi SINTA
7 jurnal belum terakreditasi

Bagan 3. 1 Tahapan Systematic Review


19

F. Telaah Krisis Kualitas Jurnal


Dalam melakukan telaah kritis prosedur yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan alat The Critical Appraisal Skills Programme Checklist
yang disesuaikan dengan jenis-jenis metode penelitian dari artikel ilmiah yang
sudah didapat dan digunakan. The Critical Appraisal Skills Programme Checklist
tidak menggunakan sistem penilaian numerik dalam melakukan telaah kritis jurnal,
akan tetapi pada setiap artikel ilmiah yang telah di dapat di nilai validitas,
pentingnya artikel ilmiah itu digunakan, dan hasil dari isi artikel ilmiah. Data yang
ditemukan akan di evaluasi berdasarkan pertanyaan kriteria penilaian kualitas
sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Kriteria Penilaian Kualitas Jurnal

No. Kriteria Ya Tidak


1. Apakah Jurnal diakses/terindeks dari database

Google Scholar, DOAJ, ResearchGate dan Z-
library ?
2. Apakah jurnal diterbitkan dalam rentang waktu
7tahun terakhir (2015-2022) ? 

3. Apakah jurnal sesuai dengan jenjang


pendidikan yang diambil, yaitu siswa sekolah 

dasar ?
4. Apakah subjek penelitian siswa kelas atas ? 
5. Apakah sumber data hanya dari artikel ilmiah
yang berada dalam jurnal ? 
6. Apakah jurnal dapat diakses secara penuh/
dapat diunduh 
7. Apakah penelitian membahas mengenai model
pembelajaran SQ4R (survey, question, read, 
reflect,recite, review) terhadap kemampuan
membaca pemahaman di sekolah dasar?
20

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Identifikasi masalah, adalah proses pengenalan atau inventarisasi masalah.


Dalam penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan melalui jurnal-jurnal
penelitian dan dari permasalahan yang peneliti lihat di lapangan selama proses
magang dan kampus mengajar.

2. Pencarian Data, Dalam penelitian ini peneliti melakukan pencarian data


melalui database yang dapat diakses seperti Google Schoolar, Researchgate,
DOAJ, Z-library. Berdasarkan judul penelitian “Gambaran Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Model SQ4R Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar", maka peneliti melakukan
pencarian data jurnal menggunakan kata kunci “Kemampuan Membaca
Pemahaman, SQ4R, Bahasa Indonesia, Sekolah Dasar”.
3. Screening, adalah penyaringan atau pemilihan data yang bertujuan untuk
memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik yang diteliti.
4. Ekstrasi dan review data, Proses mengekstrak dan mereview data dari artikel-
artikel yang sudah dipilih sebelumnya. Hasil review di tuliskan sesuai dengan
pedoman yang telah ditentukan.

H. Definisi Opersional

1. Model SQ4R (survey, question, read, reflect, recite, review).

Model pembelajaran melalui tahap-tahap yang sistematis dengan langkah-


langkah membaca yang digunakan untuk memperoleh informasi secara
menyeluruh dari suatu bacaan. Enam langkah tersebut yaitu survey (membaca
sekilas teks bacaan), question (membuat pertanyaan), read (membaca isi teks
dan menjawab pertanyaan), reflect (aktivitas memberikan contoh dari bahan
bacaan), recite (memeriksa catat bahas), review (meninjau ulang menyeluruh).
Langkah-langkah dari model SQ4R : (1) Guru memberikan materi atau teks
bacaan kepada siswa. (2) Tahap Survey, siswa diminta untuk memeriksa sekilas
teks bacaan meliputi judul, panjang teks bacaan, banyak paragraf, dan istilah-
istilah yang mungkin ada.
21

(3) Tahap Question, siswa membuat beberapa pertanyaan mengenai teks


bacaan tersebut. (4) Tahap Read, Siswa kemudian membaca secara rinci teks
bacaan yang dipelajariya sambil mencari jawaban atas pertanyaan yang telat
dibuatnya. (5) Tahap Reflect, Selama membaca siswa tidak hanya cukup
mengingat atau menghafal tetapi guru membantu menghubungkan informasi
dengan hal-halyang telah diketahui yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. (6) Tahap Recite, guru meminta siswa menyebutkan lagi jawaban atas
pertanyaan yang telah disusun, guru melatih siswa dalam pertanyaan-
pertanyaan untuk tidak membuka buku atau catatanyang telah dibuat. (7)
Tahap Review, siswa diminta untuk membaca catatan singkat intisari yang
telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan bilaperlu meninjau ulang
seluruh pertanyaan dan jawaban secara singkat.

2. Kemampuan Membaca Pemahaman


Kemampuan membaca pemahaman adalah kegiatan membaca dengan
memahami apa isi bacaan dengan baik dan benar sesuai dengan isi teksbacaan
serta mampu menyampaikan kembali makna isi teks bacaan secara langsung
maupun tertulis. Indikator dari kemampuan membaca pemahaman diantarana
(1) Siswa mampu memahami makna dalam sebuah wacana atau teksbacaan,
(2) Siswa mampu menentukan ide pokok paragraf dalam sebuah wacana, (3)
Siswa mampu membuat dan menjawab pertanyaan dari sebuah wacanaatau
teks bacaan, (4) Siswa mampu menyimpulkan isi dari teks bacaan, (5) Siswa
mampu menyampaikan kembali isi teks bacaan dengan lisan maupun tulisan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Adapun penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif
Systematic literature review, pada tahap awal pengumpulan data berupa
artikel berdasarkan variabel-variabel yang sesuai pada judul yaitu, Gambaran
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Model
SQ4R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Untuk
melihat hasil kajian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. 1 Analisis Jurnal
No Peneliti dan Masalah Metode Hasil
Judul Penelitian Penelitian
1. Ni Putu Venny Sebab : Eksperimen Berdasarkan hasil
Fatma Dewi, Ni Penggunaan penelitian dan
Nyoman model pembahasan pada
Ganing, dan I pembelajaran penelitian dapat
Gusti Agung dan media disimpulkan
Oka Negara, pembelajaran bahwa terdapat
2019. Pengaruh kurang pengaruh model
Model bervariasi dan pembelajaran
Pembelajaran interaksi siswa SQ4R berbantuan
Survey, dengan sumber media teks cerita
Question, Read, belajar masih rakyat terhadap
Recite, Review, kurang. kompetensi
Reflect Akibat : membaca
Berbantuan Pembelajaran pemahaman mata
Media Teks menjadi pelajaran bahasa
Cerita Rakyat membosankan Indonesia siswa
terhadap dan kurang kelas V SD Gugus

22
23

Kompetensi menarik serta Pattimura


Membaca kompetensi Denpasar Selatan
Pemahaman membaca 2017/2018. Itu
Mata Pelajaran pemahaman terbukti dari hasil
Bahasa pada mata post-test yang
Indonesia. pelajaran telah diberikan
bahasa kepada kedua
Indonesia yang kelompok sampel
dimiliki siswa penelitian,
masih belum diperoleh hasil
optimal. perhitungan
analisis data yang
menunjukkan
bahwa nilai rata-
rata dari
kelompok siswa
yang mengikuti
pembelajaran
melalui model
pembelajaran
SQ4R berbantuan
media teks cerita
rakyat
memperoleh nilai
rata-rata sebesar =
73,18, sedangkan
kelompok siswa
yang mengikuti
pembelajaran
konvensional
memperoleh nilai
24

rata-rata sebesar =
65. Sehingga
dapat disimpulkan
bahwa model
pembelajaran
Survey, Question,
Read, Recite,
Review, Reflect
berbantuan media
teks cerita rakyat
berpengaruh
terhadap
kompetensi
membaca
pemahaman mata
pelajaran bahasa
Indonesia siswa
kelas V SD Gugus
Pattimura
Denpasar Selatan
Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. I Made Deni Sebab : Eksperimen Berdasarkan hasil
Gunarsa , I Pada proses pengujian
Komang pembelajaran hipotesis dan
Sudarma, dan I guru masih pembahasan,
Ketut Dibia, menggunakan maka dapat
2018. Pengaruh metode disimpulkan
Strategi SQ4R ceramah, bahan bahwa terdapat
Berbantuan bacaan kurang perbedaan yang
Satua Bali menarik, media signifikan
25

Terhadap yang kemampuan


Kemampuan digunakan guru membaca
Membaca masih kurang pemahaman siswa
Pemahaman menarik, waktu antara kelompok
Siswa Kelas V yang diberikan yang dibelajarkan
guru saat dengan
membaca pembelajaran
masih kurang. pembelajaran
Akibat : SQ4R berbantuan
Kondisi kelas Satua Bali dan
menjadi ribut kelompok siswa
tidak kondusif, yang dibelajarkan
konsentrasi tidak dengan
siswa dalam pembelajaran
membaca SQ4R berbantuan
pemahaman Satua Bali pada
menjadi siswa kelas V SD
berkurang di Gugus V
kemampuan Kintamani Tahun
membaca Pelajaran
siswa menjadi 2017/2018. Hal
tidak maksimal ini terbukti dari
hasil pengujian
menunjukkan
bahwa thitung
(6,009) lebih
besar dari pada
ttabel (2,006)
pada taraf
signifikansi 5%
dengan db = 53
26

sehingga dapat
disimpulkan
bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima.
3. Didit Yulian Sebab : PTK Berdasarkan hasil
Kasdriyanto, Rendahnya penelitian dan
2018. minat pembahasan pada
Peningkatan membaca penelitian dapat
Kemampuan siswa terhadap disimpulkan
Membaca pembelajaran bahwa strategi
Pemahaman membaca. SQ4R dapat
Melalui Akibat : meningkatkan
Penggunaan Siswa masih kemampuan
Strategi Survey, kurang tepat membaca
Question, Read, menjawab pemahaman siswa
Reflect, Recite, sebagian kelas V SDN
Review (SQ4R) pertanyaan Klenang Lor I.
Siswa Kelas V yang Hal ini dibuktikan
SDN Klenang berhubungan oleh Hasil
Lor 1 dengan isi evaluasi akhir
Kecamatan bacaan, dan menunjukkan
Banyuanyar siswa kesulitan ketuntasan belajar
Kabupaten menyimpulkan siswa tercapai dan
Probolinggo isi bacaan. sekaligus
membuktikan
bahwa strategi
SQ4R dapat
meningkatkan
kemampuan
membaca
pemahaman siswa
27

kelas V SDN
Klenang Lor I.
Pada siklus I,
tingkat
pemahaman siswa
terhadap teks
bacaan secara
klasikal
menunjukkan
prosentase 63,3
%. Sedangkan
siklus II tingkat
pemahaman siswa
mampu mencapai
79,7 %.
4. Ai komalasari, Sebab : PTK Berdasarkan hasil
Tatang Penggunaan penelitian yang
Syarifudin, dan model telah dilakukan
Dwi Heryanto, pembelajaran dapat disimpulkan
2020. yang kurang bahwa model
Penerapan bervariasi atau SQ4R dapat
Model SQ4R masih meningkatkan
Untuk menggunakan kemampuan
Meningkatkan pembelajaran membaca
Keterampilan konvensional. pemahaman
Membaca Akibat : siswa.
Pemahaman Ketertarikan Peningkatan
Pada Siswa dan tersebut dapat
Kelas IV SD. keterampilan dilihat dari hasil
membaca tes yang memuat
terhadap suatu indikator
28

bacaan masih keterampilan


terbilang membaca
rendah. Siswa pemahaman
mengalami dalam penelitian
kesulitan ini, yaitu
dalam menentukan ide
membuat pokok, membuat
pertanyaan, pertanyaan,
Kesulitan menjawab
dalam pertanyaan dan
menjawab menceritakan
pertanyaan dari kembali. Adapun
isi bacaan, persentase
Siswa kesulitan ketuntasan hasil
untuk belajar tes
menentukkan tersebut pada
ide pokok dari siklus I diperoleh
suatu sebesar 55,2%,
paragraph, kemudian
Siswa masih meningkat pada
belum bisa siklus II menjadi
menceritakan 93,1 %. Maka
kembali isi peneliti
bacaan yang mengambil
telah kesimpulan
dibacanya. bahwa penerapan
model SQ4R
dapat
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
29

keterampilan
membaca
pemahaman siswa
pada siswa kelas
IV Sekolah dasar.
5. Suci Rahayu, Sebab : PTK Berdasarkan hasil
Sugit Zulianto Proses belajar penelitian yang
dan Yunidar membaca telah dipaparkan,
Nur, 2017. cerita masih maka dapat
Penerapan menggunakan disimpulkan
Strategi SQ4R metode bahwa hasil
Dalam konvensional. rekapitulasi nilai
Meningkatkan Akibat : pada siklus I di
Kemampuan Seperti, atas, diketahui
Membaca kurangnya bahwa
Pemahaman minat kemampuan siswa
Siswa Kelas IV membaca pada membaca
SDN I Bolano anak, anak pemahaman pada
Kabupaten kurang mampu cerita “Kisah
Parigi Motong memaknai Pemulung yang
bacaan yang Jujur” bobot nilai
mereka baca, yang diperoleh
anak tidak yaitu 1562
maksimal dengan rata-rata
dalam 6,8 masih berada
menambah pada kategori
pembendahara cukup. Pada
an kata, anak siklus I jumlah
kurang mampu siswa yang tuntas
menguasai baru mencapai 7
kosa kata pada orang atau
30

cerita yang 30,43%.


mereka baca, Kemudian hasil
kurang mampu rekapitulasi nilai
menceritakan pada siklus II
kembali serta diketahui bahwa
rendahnya kemampuan
hasil tes yang membaca
diperoleh pemahaman siswa
siswa pada cerita
“Waspada
Demam
Berdarah” bobot
nilai yang
diperoleh yaitu
1912 dengan rata-
rata 8,3 sudah
berada pada
kategori baik.
Berdasarkan hasil
evaluasi yang
dilakukan dengan
menggunakan
metode SQ4R
maka kemampuan
membaca
pemahaman siswa
SDN 1 Bolano
sudah baik.
6. Herlina, 2015. Sebab : PTK Berdasarkan
Meningkatkan Guru lebih deskripsi dan
Keterampilan sering analisis data
31

Membaca menggunakan peneliti maka


Pemahaman pendekatan dapat disimpulkan
Bahasa Melalui belajar bahwa
Metode SQ4R konvensioanal, keterampilan
pendekatan membaca
yang berpusat pemahaman siswa
pada guru kelas III
bukan Labschool
pendekatan Kec.Setiabudi
yang berpusat Jakarta Selatan
pada siswa. dengan
Akibat : menggunakan
Siswa kurang metode SQ4R
mendapat menunjukan
kesempatan peningkatan
mempraktekan kemampuan
ilmu yang membaca
didapat, pemahaman
sehingga siswa siswa, dengan
mengalami nilai rata-rata
kesulitan pada siklus I
mempraktekan 68,33 menjadi
a dengan 83,61 pada siklus
benar. Guru II. Penggunaan
lebih sering metode SQ4R
mempraktekan dalam
secara klasikal pembelajaran
daripada Bahasa khusunya
individual. pada aspek
membaca
memudahkan
32

siswa memahami
isi bacaan. Secara
keseluruhan
pembelajaran
membaca
pemahaman
melalui metode
SQ4R dapat
memberi dampak
yang lebih besar
terhadap hasil
pembelajaran
membaca
pemahaman, oleh
karena itu
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode SQ4R
layak digunakan
di Sekolah Dasar.
7. Sulikhah, Sebab : Eksperimen Berdasarkan hasil
Slamet Utomo, Proses penelitian dan
dan Santoso, pembelajaran pembahasan pada
2020. Pengaruh dengan metode penelitian dapat
Teknik Survey ceramah, siswa disimpulkan
Question Read kurang bahwa adanya
Reflect Recite merespon pengaruh Teknik
Review (SQ4R) terhadap Survey Question
Dan Teknik pertanyaan Read Reflect
Skema guru sehingga Recite Review
33

Terhadap siswa kurang (SQ4R) terhadap


Kemampuan memahami peningkatan
Membaca materi. kemampuan
Pemahaman Akibat : membaca
Mata Pelajaran Pemahaman pemahaman mata
Bahasa siswa terhadap pelajaran Bahasa
Indonesia Pada mata pelajaran Indonesia pada
Siswa SD bahasa siswa kelas III SD
Negeri Kelas III Indonesia Negeri di
Di Kecamatan belum Kecamatan
Karanganyar mencapai hasil Karanganyar
Demak. yang Demak. Hal ini
memuaskan. terbukti dari hasil
Hasil ulangan postest dengan
harian dan bacaan “Kisah
ulangan umum Semut dan
terlihat masih Merpati” Hasil
banyak siswa skor rata-rata
dengan nilai responden 67.5%
sebatas setelah tindakan
(KKM), siswa teknik SQ4R
kurang mampu didapatkan
untuk mencari kategori tuntas
dan rata-rata skor
menentukan 87,92%.
tema bacaan,
kalimat utama,
kemampuan
membaca
grafik, alur
34

bacaan dan lain


sebagainya.
8. N. K. A.D. Sebab : Eksperimen Berdasarkan hasil
Putri, I Kt. Pemahaman analisis hasil
Adnyana Putra, siswa terhadap post-test yang
DB. Kt. Ngr. suatu bacaan telah diberikan
Semara Putra, dan minat kepada kedua
2018. Pengaruh siswa dalam kelompok sampel
Model Survey, membaca penelitian,
Question, masih perlu diperoleh hasil
Reading, dikembangkan perhitungan
Reflect, Recite, dan analisis data yang
Review dioptimalkan. menunjukkan
Terhadap Selain itu, bahwa nilai rata-
Keterampilan dengan adanya rata dari
Membaca kemajuan kelompok siswa
teknologi yang mengikuti
siswa merasa pembelajaran
dimudahkan melalui model
dalam pembelajaran
memperoleh SQ4R
informasi dan memperoleh nilai
mengesamping rata-rata sebesar =
kan kegiatan 79,64, sedangkan
membaca. kelompok siswa
Akibat : yang mengikuti
Siswa pembelajaran
menganggap konvensional
kegiatan memperoleh nilai
membaca rata-rata sebesar =
merupakan 72,05. Jadi nilai
35

kegiatan yang rata-rata dari


membosankan kedua kelompok
apalagi dengan memiliki
bacaan yang perbedaan sebesar
panjang, 7,59. Berdasarkan
keterampilan hasil temuan
siswa dalam tersebut, Jadi,
memahami isi dapat disimpulkan
bacaan bahwa terdapat
menjadi pengaruh yang
berkurang. signifikan model
Survey, Question,
Reading, Reflect,
Recite, Review
terhadap
keterampilan
membaca pada
siswa kelas V SD
Gugus Kompyang
Sujana
Kecamatan
Denpasar Barat
Tahun Ajaran
2017/2018.
9. Simbolon, N. Sebab : PTK Berdasarkan hasil
Marbun, I. dan guru hanya analisis data tes
Simanjuntak, fokus pada dalam penelitian
Eb, 2020. konten yang mengungkapkan
Mengevaluasi ada di buku bahwa ada sedikit
Kemampuan teks dan peningkatan
Pemahaman menggunakan kemampuan
36

Membaca metode pemahaman


Melalui Model pengajaran membaca siswa,
SQ4R konvensional, hal ini terbukti
keterampilan dari data
kognitif dan menunjukkan
hambatan siswa yang dapat
Bahasa. membaca
Akibat : pemahaman pada
siswa dapat tes awal sebanyak
membaca 8 siswa dengan
materi dengan persentase
lancar tetapi ketuntasan
gagal 26,66% . Pada
memahami siklus I jumlah
makna teks dan siswa sebanyak
konteks 20 siswa dengan
penggunaanny persentase
a, siswa ketuntasan
menjadi 69,66%. Pada
kurang aktif di siklus II jumlah
kelas, siswa siswa sebanyak
tidak dapat 26 siswa dengan
mengembangk persentase
an ketuntasan
keterampilan 86,66%. Dari data
pemahaman tersebut terlihat
yang benar dan bahwa
tampil optimal penggunaan
dalam kegiatan model SQ4R
sekolah dalam proses
membaca teks
37

bacaan dapat
meningkatkan
pemahaman
membaca siswa
kelas V SD.
10. D P Utami, St Y Sebab : Eksperimen Berdasarkan hasil
Slamet, dan H Pembelajaran penelitian dan
Mulyono, 2019. membaca pembahasan pada
Studi perbedaan masih penelitian dapat
antara strategi dilakukan disimpulkan
pembelajaran dengan teknik bahwa strategi
survey, bersuara dan SQ4R dapat
question, read, dilakukan meningkatkan
reflect, recite secara kemampuan
and review bergiliran. membaca siswa,
(SQ4R) dan Akibat : hal ini dibuktikan
strategi Ketidakoptimal dengan rataan
pembelajaran an marginal baris
ekspositori pembelajaran (A1) dan (A2)
terhadap yang masing-masing
kemampuan menyebabkan sebesar 70,25 dan
membaca peserta didik 63,72. Hipotesis
pemahaman kesulitan pertama
ditinjau dari menjawab menunjukkan
minat membaca pertanyaan- adanya perbedaan
pada peserta pertanyaan signifikan
didik kelas IV berdasarkan kemampuan
sekolah dasar teks yang peserta didik
dibaca. dalam membaca
pemahaman
antara yang diajar
38

dengan strategi
SQ4R dan yang
diajar dengan
strategi
Ekspositori.
Rataan marginal
baris A1 lebih
tinggi dari rataan
marginal A2 yang
artinya
kemampuan
peserta didik
dalam membaca
pemahaman yang
diajar dengan
strategi SQ4R
lebih baik
daripada yang
diajar dengan
strategi
Ekspositori.
11. Runiatun, Siti Sebab : PTK Berdasarkan hasil
Istiyati, Matsuri Guru masih penelitian
dan, M. Ismail sulit untuk tindakan kelas
Sriyanto, 2016. menerapkan yang
Penggunaan pembelajaran dilaksanakan
Strategi SQ4R yang dalam dua siklus
(Survey, bervariasi. dengan
Question, Read, Guru masih menggunakan
Reflect, Recite, cenderung strategi SQ4R
Review) Untuk menggunakan dalam
39

Meningkatkan strategi keterampilan


Keterampilan konvensional membaca
Membaca dimana peran pemahaman pada
Pemahaman. aktif siswa siswa kelas V
kurang tampak. SDN Soropadan
Akibat : Surakarta tahun
siswa memiliki 2015/2016
kecepatan diperoleh hasil
membaca yang pratindakan
rendah bahkan sebesar 52,33
diikuti pula dengan persentase
oleh tingkat ketuntasan
pemahaman 33,33% atau
yang rendah terdapat 11 siswa
pula. yang tuntas. Pada
siklus I nilai rata-
rata keterampilan
membaca
pemahaman siswa
sebesar 65,42
dengan persentase
ketuntasan
60,60% atau
terdapat 20 siswa
yang mencapai
KKM sebesar
>70. Pada siklus
II nilai rata-rata
keterampilan
membaca
pemahaman siswa
40

sebesar 73,96
dengan persentase
ke-tuntasan
87,87% atau
terdapat 29 siswa
yang mencapai
KKM sebesar
>70. Berdasarkan
hasil penelitian di
atas dapat
disimpulkan
bahwa
penggunaan
strategi SQ4R
dapat
meningkatkan
keterampilan
membaca
pemahaman kelas
V SDN
Soropadan
Surakarta tahun
2015/ 2016

Berdasarkan 11 artikel pada tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa


penggunaan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan
membaca pemahaman siswa terlihat lebih tinggi setelah diterapkannya model
SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dan dapat dikatakan
efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada
41

mata pelajaran Bahasa Indonesia.


B. Wilayah Jurnal
Berdasarkan hasil dari analisis jurnal diatas dapat diklasifikasikan
wilayah jurnal dan beberapa karakter masing-masing jurnal yaitu :
Tabel 4. 2 Wilayah Jurnal
Tahun Jurnal N Akreditasi Provinsi
2015 1 - DKI Jakarta
2016 1 - Jawa Tengah
2017 1 - Sulawesi Tengah
2018 3 SINTA 3 Bali, Jawa Timur, Bali
2019 2 SINTA 5 Bali, Jawa Tengah
2020 3 SINTA 3 Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi
Utara

Hasil dari kajian analisis jurnal diatas maka dapat diklasifikasikan


dalam karakter masing-masing jurnal yaitu tahun jurnal, jumlah jurnal
berdasarkan tahun, akreditasi jurnal, dan wilayah provinsi dari artikel jurnal.
Tahun terbitan jurnal 7 tahun terakhir yaitu 2015-2022 dan jumlah artikel
sudah di urutkan berdasarkan tahun, kemudian ada 4 jurnal yang sudah
terakreditasi SINTA. Wilayah jurnal terdapat di beberapa provinsi yaitu
DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi, dan Bali.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji/melihat efektivitas


penggunaan Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) terhadap kemampuan membaca pemahaman pada pelajaran
bahasa Indonesia di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan
adalah Systematic Literature Review (SLR) dilakukan dari beberapa jurnal
hasil penggunaan Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read,
Reflect, Recite, Review) terhadap kemampuan membaca pemahaman pada
pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dari tahun 2015-2022.
42

Berdasarkan kajian pada 11 jurnal di atas, terdapat 9 jurnal hasil


penelitian di kelas atas dan 2 jurnal hasil penelitian di kelas bawah. Dari
hasil penelitian tersebut dinyatakan model SQ4R berhasil meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa baik dikelas atas maupun dikelas
rendah.
Metode penelitian jurnal yang digunakan pada penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan eksperimen. Terdapat 6 jurnal
menggunakan penelitian PTK dan 5 jurnal lainnya menggunakan penelitian
eksperimen. Hasil penelitian baik PTK maupun eksperimen ini berhasil dan
dapat meningkatkan serta berpengaruh terhadap kemampuan membaca
pemahaman siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada siswa
sekolah dasar.
SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) adalah
model yang diterapkan dalam keterampilan membaca pemahaman yang
diawali pelaksanaan langkah-langkah yang menekankan pada keterampilan
pada keterampilan membaca pemahaman. Menurut Ngalimun dalam
(Komalasari et al., 2020: 13) Model SQ4R merupakan suatu model dengan
cara membaca yang dapat mengembangkan metakognitif siswa, yaitu
dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama,
cermat, melalui; survey dengan mencermati teks bacaan, melihat pertanyaan
di ujung bab, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar, grafik,
dan peta. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana dan
darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca
teks dan mencari jawabannya. Reflect yaitu aktivitas memberikan contoh
dari bahan bacaan dan membayangkan konteks actual yang relevan, Recite
merupakan mempertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas
bersama) dan Review yaitu cara meninjau ulang menyeluruh. Keenam tahap
ini mempunyai manfaat yang saling mendukung untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman.
Berikut ini adalah hasil analisis pada kajian model SQ4R terhadap
kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar :
43

1. Analisis Berdasarkan Metode Penelitian

a. Penelitian Eksperimen
Pada kajian jurnal penelitian ini terdapat 5 artikel jurnal yang
menggunakan penelitian eksperimen. Pada jurnal penelitan (Fatma
Dewi et al., 2019) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Survey, Question, Read, Recite, Review, Reflect Berbantuan Media
Teks Cerita Rakyat terhadap Kompetensi Membaca Pemahaman
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.” dalam penelitiannya
menggunakan eksperimen semu dengan desain Non-ekuivalen
control group design. Desain eksperimen kuasi/semu adalah desain
eksperimen yang melakukan kontrol terhadap beberapa variabel non
eksperimental dan ada kelompok kontrol sebagai kelompok
komparatif untuk memahami efek perlakuan. Metode penelitian
eksperimen semu adalah penelitian yang sifatnya mendekati
penelitian eksperimen, tidak dapat dikatakan benar-benar
eksperimen, karena subjek penelitiannya adalah manusia yang
berarti subjek tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif.
Pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik rand om sampling
yaitu pengambilan sampel secara acak di mana setiap orang di
seluruh populasi target memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA SDN 7 Sesetan
sebagai kelompok eksperimen sebanyak 39 siswa, dan kelas V SDN
18 Sesetan sebagai kelompok kontrol sebanyak 37 siswa. Adapun
hasil post-test kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
melalui model pembelajaran SQ4R berbantuan media teks cerita
rakyat memperoleh nilai rata-rata sebesar = 73,18, sedangkan
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional
memperoleh nilai rata-rata sebesar = 65.
Kedua, pada jurnal penelitian (Gunarsa et al., 2018) yang
berjudul “Pengaruh Strategi SQ4R Berbantuan Satua Bali Terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V.” dalam
44

penelitiannya menggunakan eksperimen semu dengan desain Non-


ekuivalen control group design dan pengambilan sampel yang
digunakan yaitu teknik random sampling. Sampel penelitian adalah
kelas V SDN 3 Belantih sebagai kelompok eksperimen dan kelas V
SDN Catur sebagai kelompok kontrol yang diperoleh dengan teknik
random sampling melalui cara undian kelas. Adapun hasil penelitian
menunjukan bahwa, rata-rata skor kemampuan membaca
pemahaman siswa pada kelompok eksperimen (41,80) lebih besar
dari kelompok kontrol (34,27).
Ketiga, pada jurnal penelitian (Sulikhah et al., 2020) yang
berjudul “Pengaruh Teknik Survey Question Read Reflect Recite
Review (SQ4R) Dan Teknik Skema Terhadap Kemampuan
Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa
SD Negeri Kelas III Di Kecamatan Karanganyar Demak.” dalam
penelitiannya menggunakan Quasy Experiment dengan desain Non
Equivalent Control Group Design. Teknik sampling dengan
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas III SD Negeri di Karanganyar Demak. Besar sampel sebanyak
40 responden di SDN Undaan Kidul I dan 40 responden di SDN
Cangkring B. Hasil skor rata-rata responden 67.5% setelah tindakan
teknik SQ4R didapatkan kategori tuntas rata-rata skor 87,92%.
Keempat, pada jurnal penelitian (Putri et al., 2018) yang
berjudul “Pengaruh Model Survey, Question, Reading, Reflect,
Recite, Review Terhadap Keterampilan Membaca.” dalam
penelitiannya menggunakan eksperimen semu dengan desain Non-
ekuivalen control group design dan pengambilan sampel yang
digunakan yaitu teknik random sampling. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VA SDN 12 Padangsambian sebanyak 42
orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VA SDN 9
Padangsambian sebanyak 44 orang sebagai kelompok kontrol.
45

Adapun hasil yang diperoleh nilai rata-rata dari kelompok siswa


yang mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran SQ4R
sebesar = 79,64, sedangkan kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional sebesar = 72,05. Jadi nilai rata-rata dari
kedua kelompok memiliki perbedaan sebesar 7,59.
Kelima, pada jurnal penelitian (D P Utami, St Y Slamet,
2019) yang berjudul “Studi perbedaan antara strategi pembelajaran
survey, question, read, reflect, recite and review (SQ4R) dan strategi
pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan membaca
pemahaman ditinjau dari minat membaca pada peserta didik kelas
IV sekolah dasar” dalam penelitian ini menggunakan metode
eksperimen semu. Subyek penelitian ini dikhususkan pada peserta
didik kelas IV tahun ajaran 2018/2019. Terdapat 2 sekolah yang
bertindak sebagai sampel penelitian, yaitu SD N Bumi 1 No. 67 dan
SD N Tunggulsari 1 No. 72. Penelitian diambil secara acak dengan
menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Adapaun hasil
rataan marginal baris (A1) dan (A2) masing-masing sebesar 70,25
dan 63,72. Rataan marginal baris A1 lebih tinggi dari rataan
marginal A2 yang artinya kemampuan peserta didik dalam membaca
pemahaman yang diajar dengan strategi SQ4R lebih baik daripada
yang diajar dengan strategi Ekspositori.
Berdasarkan 5 jurnal yang menggunakan metode eksperimen
dalam penggunaan model SQ4R dapat berpengaruh terhadap
kemampuan membaca pemahaman siswa. Dilihat dari nilai rata-rata
posttest pada kelas eksperimen sebesar 70,55, sedangkan nilai rata-
rata posttest pada kelas control sebesar 60,50. Hal ini terbukti bahwa
kelas yang menggunakan model SQ4R lebih tinggi dibandingkan
kelas yang menggunakan konvensional/ekspositori.
b. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pada kajian jurnal penelitian ini terdapat 6 artikel jurnal yang
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada jurnal
46

penelitian (Kasdriyanto et al., 2018) yang berjudul “Peningkatan


Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Penggunaan Strategi
Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) Siswa Kelas
V Sdn Klenang Lor 1 Kecamatan Banyuanyar Kabupaten
Probolinggo.” Dalam Penelitian tindakan kelas ini cenderung
menggunakan metodelogi penelitian kualitatif-interaktif. Adapun
hasil penelitian pada siklus I, tingkat pemahaman siswa terhadap
teks bacaan secara klasikal menunjukkan prosentase 63,3 %.
Sedangkan siklus II tingkat pemahaman siswa mampu mencapai
79,7 %.
Kedua, pada jurnal penelitian (Komalasari et al., 2020) yang
berjudul “Penerapan Model SQ4R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas IV SD.”
Pada penelitian ini dilaksanakan satu tindakan pada setiap siklusnya
yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Partisipan dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas 1V
dengan jumlah siswa 29 orang, yang berlokasi di salah satu
Kecamatan Bandung Wetan. Adapun hasil persentase ketuntasan
hasil belajar tes tersebut pada siklus I diperoleh sebesar 55,2%,
kemudian meningkat pada siklus II menjadi 93,1 %.
Ketiga, pada jurnal penelitian (Rahayu et al., 2017) yang
berjudul “Penerapan Strategi SQ4R Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN I Bolano
Kabupaten Parigi Motong” dalam penelitian ini dilaksanakan secara
bersiklus. Setiap siklus, penelitian ini terdiri atas empat tahapan
yaitu, 1) tahapan perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan, dan 4)
refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Bolano
dengan jumlah siswa yaitu, dari 23 orang terdiri atas 11 siswa laki-
laki dan 12 siswa perempuan. Adapun hasil penelitian pada siklus I
tercatat persentase ketuntasan rata-rata 6,8 dan pada siklus II terjadi
peningkatan dan persentase rata-rata ketuntasan menjadi 8,3.
47

Keempat, pada jurnal penelitian (Runiatun et al., 2016) yang


berjudul “Penggunaan Strategi SQ4R (Survey, Question, Read,
Reflect, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Keterampilan
Membaca Pemahaman.” Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Soropadan
No.108 Surakarta tahun 2015/2016 yang berjumlah 33 siswa.
Adapun hasil penelitian pada siklus I nilai rata-rata keterampilan
membaca pemahaman siswa sebesar 65,42 dengan persentase
ketuntasan 60,60% pada siklus II nilai rata-rata keterampilan
membaca pemahaman siswa sebesar 73,96 dengan persentase ke-
tuntasan 87,87%.
Kelima, pada jurnal penelitian (Simbolon, N. Marbun, I. dan
Simanjuntak, 2020) yang berjudul “Mengevaluasi Kemampuan
Pemahaman Membaca Melalui Model SQ4R” dalam penelitian ini
menggunakan desain Kemnis dan Mc Model. Pendekatan terdiri dari
tiga tahap utama penelitian, yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi dalam setiap tahap. Populasi
sampel adalah siswa kelas V SDN Medan Johor. Adapun hasil pada
siklus I jumlah siswa sebanyak 20 siswa dengan persentase
ketuntasan 69,66%. Pada siklus II jumlah siswa sebanyak 26 siswa
dengan persentase ketuntasan 86,66%.
Keenam, pada jurnal penelitian (Herlina, 2016) yang
berjudul “Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman
Bahasa Melalui Metode SQ4R” penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart yang dilaksanakan
dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas III pada semester II tahun
ajaran 2014/2015. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dengan
nilai rata-rata pada siklus I 68,33 menjadi 83,61 pada siklus II.
48

Berdasarkan dari 5 jurnal yang menggunakan metode


penelitian eksperimen penerapan model SQ4R dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar. Pada
kemampuan membaca pemahaman terdapat peningkatan rata-rata
yang diperoleh sebesar 19,23%, yang dimana siklus I memperoleh
rata-rata sebesar 53,98%, sedangkan siklus II memperoleh rata-rata
sebesar 73,21%. Adapun peningkatan rata-rata tertinggi sebesar
27,22% dan peningkatan rata-rata terendah sebesar 15,2%.

2. Analisis Berdasarkan Penerapan Pada Kelas Rendah dan Kelas


Tinggi.
a. Kelas Rendah
Pada hasil analisis jurnal penelitian diatas terdapat 2 artikel
jurnal yang penerapannya dilakukan pada siswa kelas rendah yaitu
jurnal penelitian (Sulikhah et al., 2020) yang berjudul “Pengaruh
Teknik Survey Question Read Reflect Recite Review (SQ4R) Dan
Teknik Skema Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa SD Negeri Kelas III Di
Kecamatan Karanganyar Demak.” dan jurnal penelitian (Herlina,
2016) yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Membaca
Pemahaman Bahasa Melalui Metode SQ4R”.
Dari kedua artikel jurnal tersebut berdasarkan hasil
penelitian menyatakan bahwa model SQ4R berpengaruh terhadap
peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah
dasar, hal ini dibuktikan dalam jurnal penelitain (Sulikhah et al.,
2020) yaitu hasil skor rata-rata responden 67.5% setelah tindakan
teknik SQ4R didapatkan kategori tuntas rata-rata skor 87,92%..
Kemudian dalam jurnal penelitian (Herlina, 2016) menunjukkan
bahwa hasil nilai rata-rata pada siklus I 68,33 meningkat menjadi
83,61 pada siklus II.
Pada penerapan model SQ4R di kelas rendah peneliti
49

menggunakan teori dari Shoimin. langkah-langkah pembelajaran


model SQ4R menurut teori Shoimin (2014) yaitu :
1. Survey (mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata
kunci)
2. Question (membuat pertanyaan mengapa-bagaimana, darimana
tentang bahan bacaan)
3. Read (membaca teks dan mencari jawabannya)
4. Recite (mempertimbangkan jawaban yang diberikan)
5. Reflect (memberikan contoh dari bahan bacaan dan
membayangkan konteks aktual yang relevan)
6. Review (meninjau ulang menyeluruh bacaan yang ada)
Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan (Herlina,
2016) pelaksanaan tindakan atau langkah-langkah penggunaan
model pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan membaca
pemahaman di kelas rendah, yaitu :
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan materi
2. Menentukan kompetensi yang berhubungan dengan materi yang
akan dipelajari.
3. Mengembangkan skenario pembelajaran.
4. Melaksanakan tugas rutin guru (mengkondisikan kelas).
5. Melalui tahap Survey, guru membimbing siswa dalam
mengamati teks/bahan bacaan bergambar dan membahas
kosakata yang baru terdapat dalam teks yang diamati.
6. Melalui tahap Question, guru membimbing siswa untuk
memperhatikan pertanyaan-pertanyaan tentang teks yang dibuat
oleh siswa yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya sebagai
prediksi pemahaman membaca mereka.
7. Melalui tahap Read, guru membimbing siswa dalam melakukan
tahap membaca.
8. Melalui tahap Recite, guru membimbing siswa dalam menjawab
50

pertanyaan-pertanyaan.
9. Melalui tahap Reflect, guru membimbing siswa dalam menandai
atau menggaris bawahi jawaban dalam teks/bahan bacaan.
10. Melalui tahap Review, guru membimbing siswa
menyampaikan/membacakan jawaban-jawaban mereka.
11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkonfirmasi kemampuan mereka dalam menggunakan
teknik SQ4R untuk membaca pemahaman yang sudah dipelajari
dengan mengerjakan tugas/LKS secara mandiri.
12. Memberikan tindak lanjut (pengayaan, penugasan atau
pekerjaan rumah).
Pada saat melakukan penerapan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran SQ4R terdapat beberapa kendala
pada saat pelaksanaan tindakan (penelitian). Kendala tersebut
diantaranya :
a. Masih ada siswa yang tidak kondusif/mengobrol pada saat
diskusi, untuk mengatasinya maka peneliti membuat
aturan/kontrak belajar yang disepakati guru dan siswa sebelum
pembelajaran dimulai. Dimana ada reward bagi siswa atau
kelompok yang fokus
b. Masih ada kelompok yang belum selesai mengerjakan tugas saat
waktunya habis, untuk mengatasinya maka peneliti lebih
mempertegas waktu dalam pelaksanaan tindakan
c. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru saat
menjelaskan, maka solusi peneliti yaitu melakukan
pengembangan pada penjelasan, dengan lebih detail dan lebih
menarik lagi dalam menjelaskan materi
b. Kelas Tinggi
Pada kajian jurnal penelitian diatas terdapat 9 artikel jurnal
yang penerapannya dilakukan di kelas tinggi yaitu kelas IV dan V.
Jurnal tersebut yaitu jurnal penelitian (Fatma Dewi et al., 2019) yang
51

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Survey, Question, Read,


Recite, Review, Reflect Berbantuan Media Teks Cerita Rakyat
terhadap Kompetensi Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia.” Kedua, jurnal penelitian (Kasdriyanto et al., 2018)
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman
Melalui Penggunaan Strategi Survey, Question, Read, Reflect,
Recite, Review (SQ4R) Siswa Kelas V SDN Klenang Lor 1
Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo”. Ketiga, jurnal
penelitian (Gunarsa et al., 2018) yang berjudul “Pengaruh Strategi
SQ4R Berbantuan Satua Bali Terhadap Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas V”.
Keempat, jurnal penelitian (Komalasari et al., 2020) yang
berjudul “Penerapan Model SQ4R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas IV SD.”
Kelima, jurnal penelitian (Rahayu et al., 2017) yang berjudul
“Penerapan Strategi SQ4R Dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN I Bolano Kabupaten
Parigi Motong.” Keenam, jurnal penelitian (Runiatun et al., 2016)
yang berjudul “Penggunaan Strategi SQ4R (Survey, Question, Read,
Reflect, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Keterampilan
Membaca Pemahaman.”
Ketujuh, jurnal penelitian (Putri et al., 2018) dengan judul
”Pengaruh Model Survey, Question, Reading, Reflect, Recite,
Review Terhadap Keterampilan Membaca.” Kedelapan, jurnal
penelitian (Simbolon, N. Marbun, I. dan Simanjuntak, 2020) yang
berjudul ”Mengevaluasi Kemampuan Pemahaman Membaca
Melalui Model SQ4R.” dan Kesembilan, jurnal penelitian (D P
Utami, St Y Slamet, 2019) yang berjudul “Studi perbedaan antara
strategi pembelajaran survey, question, read, reflect, recite and
review (SQ4R) dan strategi pembelajaran ekspositori terhadap
kemampuan membaca pemahaman ditinjau dari minat membaca
52

pada peserta didik kelas IV sekolah dasar”.


Dari 9 artikel jurnal yang diterapkan pada siswa kelas tinggi
tersebut hasil perolehan nilai pada penelitian menggunakan model
SQ4R terhadap kemampuan membaca pemhaman siswa yaitu,
pertama pada jurnal penlitian (Fatma Dewi et al., 2019) memperoleh
nilai rata-rata sebesar = 73,18, sedangkan kelompok siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional memperoleh nilai rata-rata
sebesar = 65. Kedua, pada jurnal penelitian (Gunarsa et al., 2018)
rata-rata skor kemampuan membaca pemahaman siswa pada
kelompok eksperimen (41,80) lebih besar dari kelompok kontrol
(34,27).
Ketiga, (Putri et al., 2018) hasil yang diperoleh nilai rata-rata
dari kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model
pembelajaran SQ4R sebesar = 79,64, sedangkan kelompok
pembelajaran konvensional sebesar = 72,05. Keempat, (D P Utami,
St Y Slamet, 2019) hasil rataan marginal baris (A1) dan (A2)
masing-masing sebesar 70,25 dan 63,72.
Kelima, (Kasdriyanto et al., 2018) hasil penelitian pada
siklus I, tingkat pemahaman siswa terhadap teks bacaan secara
klasikal menunjukkan prosentase 63,3 %. Sedangkan siklus II
tingkat pemahaman siswa mampu mencapai 79,7 %. Keenam,
(Komalasari et al., 2020) hasil persentase ketuntasan hasil belajar tes
tersebut pada siklus I diperoleh sebesar 55,2%, kemudian meningkat
pada siklus II menjadi 93,1 %.
Ketujuh, (Rahayu et al., 2017) hasil penelitian pada siklus I
tercatat persentase ketuntasan rata-rata 6,8 dan pada siklus II terjadi
peningkatan dan persentase rata-rata ketuntasan menjadi 8,3.
Kedelapan, (Runiatun et al., 2016) hasil penelitian pada siklus I nilai
rata-rata siswa sebesar 65,42 dengan persentase ketuntasan 60,60%
pada siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 73,96 dengan persentase
ke-tuntasan 87,87%. Terakhir, (Simbolon, N. Marbun, I. dan
53

Simanjuntak, 2020) hasil pada siklus I jumlah siswa sebanyak 20


siswa dengan persentase ketuntasan 69,66%. Pada siklus II jumlah
siswa sebanyak 26 siswa dengan persentase ketuntasan 86,66%.
Dari perolehan nilai yang sudah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa nilai akhir pada kelas yang menerapkan model
SQ4R lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menerapkan
SQ4R. Hal ini membuktikan bahwa model ini berpengaruh positif
pada kemampuan membaca pemahaman siswa khususnya di sekolah
dasar.
Pada penerapan model SQ4R di kelas tinggi peneliti
(Komalasari et al., 2020) menggunakan teori dari Ngalimun. Dalam
(Komalasari et al., 2020) model SQ4R merupakan suatu model
dengan cara membaca yang dapat mengembangkan metakognitif
siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan
belajar secara seksama, cermat, melalui langkah-langkah berikut ;
1. Survey dengan mencermati teks bacaan, melihat pertanyaan di
ujung bab, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar,
grafik, dan peta.
2. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana
dan darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar),
3. Read dengan membaca teks dan mencari jawabannya.
4. Reflect yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan
membayangkan konteks actual yang relevan, guru mengaitkan
dengan bahan bacaan ke dalam pembelajaran yang kontekstual
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Recite merupakan mempertimbangkan jawaban yang diberikan
(catat-bahas bersama).
6. Review yaitu cara meninjau ulang menyeluruh
Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan (Komalasari et
al., 2020) pelaksanaan tindakan atau langkah-langkah penggunaan
model pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan membaca
54

pemahaman di kelas tinggi, yaitu :


1. Tahap Survey
Pada tahap ini siswa mengisi identitas kelompok dan duduk
bersama teman sebangkunya. Siswa melakukan kegiatan tahap
survey yaitu mencermati teks bacaan, melihat pertanyaan di
ujung bab, baca ringkasan.
2. Tahap Question
Tahap ini siswa membuat pertanyaan berdasarkan teks, siswa
berdiskusi membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan
wawancara dengan teman sebangkunya.
3. Tahap Read
Pada tahap ini siswa membaca teks, menjawab pertanyaaan dan
menuliskan ide pokok pada setiap paragraph.
4. Tahap Reflect
Pada tahap ini siswa menjawab pertanyaan dengan antusias dan
tertib, siswa memberikan contoh perilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Tahap Recite
Pada tahap ini siswa menyebutkan jawaban dengan benar.
6. Tahap Review
Pada tahap ini siswa memeriksa LK (Lembar Kerja) masing-
masing salah satu siswa diminta untuk maju ke depan kelas
untuk menceritakan kembali, kemudian siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Pada jurnal penelitian (Komalasari et al., 2020) saat melakukan
penerapan pembelajaran dengan menggunakan model SQ4R terdapat
beberapa kendala pada saat pelaksanaan tindakan (penelitian). Kendala
tersebut diantaranya :
a. Saat siswa duduk berkelompok, kebanyakan siswa antusias dalam
kegiatan berkelompok hanya saja suasana kelas menjadi kurang
kondusif, untuk mengatasinya guru membuat kelompok secara
55

berpasangan dengan teman sebangku sehingga pembelajaran lebih


kondusif dan siswa tidak banyak mengobrol dengan teman lainnya.
b. Pada tahap diskusi untuk membuat pertanyaan di setiap kelompok
ada beberapa yang siswa terlihat tidak aktif dan cenderung diam saja.

Berdasarkan uraian diatas maka ditemukan sebuah perbedaan


penerapan model pembelajaran SQ4R antara kelas rendah dan kelas
tinggi. Pada kelas rendah langkah-langkah penerapan model SQ4R lebih
tertuntun, aspek membaca pemahaman yang digunakan tidak terlalu
banyak, peran guru masih sangat penting karena siswa kelas rendah
masih perlu banyak dibimbing. Sedangkan pada penerapan model SQ4R
di kelas atas, penerapan model SQ4R lebih spesifik dan lebih detail,
aspek/indikator kemampuan membaca yang digunakan sangat lengkap.
Sehingga hasil yang diperoleh pada penelitian yang menerapkan model
pembelajaran SQ4R di kelas rendah dan kelas atas ini keduanya
menunjukan peningkatan yang signifikan
Berdasarkan hasil analisis bahwa penerapan model pembelajaran
SQ4R terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa pada
pembelajaran bahasa Indonesia dapat digunakan dikelas atas maupun
rendah, namun model SQ4R ini lebih disarankan dan lebih berpengaruh
pada kelas atas sekolah dasar. Karena kemampuan siswa kelas atas
sudah mencapai untuk membaca lanjutan. Berdasarkan hasil kajian
penelitian pun lebih banyak yang menggunakan subyek siswa kelas atas
hal ini membuktikan bahwa model SQ4R ini lebih berpengaruh untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas atas.

c. Gambaran Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan


Menggunakan Model Pembelajaran SQ4R
Berdasarkan kajian terhadap artikel-artikel jurnal ditemukan
permasalahan pada kemampuan membaca pemahaman siswa seperti siswa
masih kesulitan dalam memahami isi bacaan, siswa mengalami kesulitan
56

dalam membuat pertanyaan, kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari isi


bacaan, siswa kesulitan untuk menentukkan ide pokok dari suatu paragraph,
siswa masih belum bisa menceritakan kembali isi bacaan yang telah
dibacanya, siswa belum mampu menentukan kesimpulan teks, dan nilai rata-
rata siswa yang masih rendah. Faktor penyebab rendahnya keterampilan
membaca pemahaman ini yaitu penggunaan model pembelajaran yang
kurang bervariasi atau masih menggunakan pembelajaran konvensional,
sehingga ketertarikan dan keterampilan membaca terhadap suatu bacaan
masih terbilang rendah. Permasalahan tersebut dapat diatasi, salah satunya
dengan menerapkan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read,
Reflect, Recite, Review).
Dari analisis jurnal yang sudah direview, penggunaan model SQ4R
efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dapat
dilihat saat pengimplementasian langkah-langkah dari model pembelajaran
SQ4R secara garis besar, adapun langkah-langkah model SQ4R menurut
jurnal penelitian (Komalasari et al., 2020) yaitu :
1. Tahap Survey
Pada tahap ini siswa mengisi identitas kelompok dan duduk bersama
teman sebangkunya. Siswa melakukan kegiatan tahap survey yaitu
mencermati teks bacaan, melihat pertanyaan di ujung bab, baca
ringkasan.
2. Tahap Question
Tahap ini siswa membuat pertanyaan berdasarkan teks, siswa berdiskusi
membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan wawancara dengan
teman sebangkunya.
3. Tahap Read
Pada tahap ini siswa membaca teks, menjawab pertanyaaan dan
menuliskan ide pokok pada setiap paragraph.
4. Tahap Reflect
Pada tahap ini siswa menjawab pertanyaan dengan antusias dan tertib
Siswa memberikan contoh perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
57

5. Tahap Recite
Pada tahap ini siswa menyebutkan jawaban dengan benar.
6. Tahap Review
Pada tahap ini siswa memeriksa LK (Lembar Kerja) masing-masing
salah satu siswa diminta untuk maju ke depan kelas untuk menceritakan
kembali, kemudian siswa memperhatikan penjelasan guru.

Dengan langkah-langkah diatas, maka siswa dituntun/dilatih untuk


dapat memahami isi bacaan atau cerita yang dibaca dengan menentukan
struktur teks/poin-poin penting yang ada dalam teks, sehingga indikator
kemampuan membaca pemahaman dapat meningkat/tercapai. Hal ini
terbukti dari hasil perolehan rata-rata pencapain indikator kemampuan
membaca pemahaman dalam jurnal penelitian (Komalasari et al., 2020)
Pada tindakan prasiklus hanya 9 dari 29 orang yang lulus dalam ketuntasan
belajar siswa, kemudian diberikan tindakan menggunakan model SQ4R
melalui siklus I. Berdasarkan perolehan persentase setiap indikator pada
siklus I masih kurang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pada
indikator pertama yaitu menentukan ide pokok memiliki ketercapaian
sebesar 53,4%, masih kurang maksimal karena dibawah ketuntasan 75%.
Pada indikator kedua memiliki ketercapaian 74,1%. Indikator menjawab
pertanyaan mencapai 76,7%. Indikator keempat yaitu menceritakan kembali
mencapai 81%. Kemudian setelah dilaksanakan siklus II siswa yang tuntas
dalam indikator menentukan ide pokok mengalami peningkatan dari siklus
1 yang hanya mencapai 53,4% menjadi 81,9 %. Pada indikator kedua
mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I yang hanya mencapai
74,1% menjadi 95,7%. dari siklus I yaitu 76,7% menjadi 94,8%. Pada
indikator keempat ini mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 81 %
menjadi 82,8%. Pencapaian indikator pada siklus II ini telah mencapai batas
ketuntasan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes yang memuat
indikator keterampilan membaca pemahaman dalam penelitian ini, yaitu
58

menentukan ide pokok, membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan dan


menceritakan kembali. persentase ketuntasan hasil belajar tes tersebut pada
siklus I diperoleh sebesar 55,2%, kemudian meningkat pada siklus II
menjadi 93,1 %. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca
pemahaman siswa dapat meeningkat melalui penggunaan model
pembelajaran SQ4R khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar.
Kelebihan dalam proses pembelajaran model SQ4R ini siswa dapat
belajar secara secara aktif, kritis, dan sistematis sehingga siswa dapat
mengingat dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah di peroleh melalui
tahapan survey (penelitian pendahuluan), question (bertanya), reading
(membaca), reflect (memberikan contoh), recite (mempertimbangkan
jawaban), dan review (meninjau ulang). Dengan adanya tahap survei pada
awal pembelajaran, hal ini membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang
materi yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar. Siswa juga diberi kesempatan mengajukan pertanyaan dan
mencoba menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri dengan
melakukan kegiatan membaca. Dengan demikian, dapat mendorong siswa
berpikir kritis, aktif dalam belajar dan pembelajaran yang bermakna. Selain
itu, dengan penerapan model SQ4R materi yang dipelajari siswa melekat
untuk periode waktu yang lebih lama.
Penggunaan model SQ4R merupakan salah satu alternatif model
pembelajaran yang efektif yang digunakan oleh guru dan juga sangat
membantu dalam proses pembelajaran karena berdampak positif bagi siswa
dan guru.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari 11 jurnal artikel yang ditemukan sebagai


bahan kajian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan membaca
pemahaman siswa sekolah dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
meningkat dengan menggunakan model pembelajaran SQ4R (Survey, Question,
Read, Reflect, Recite, Review). Setelah diaplikasikannya model SQ4R pada
kemampuan membaca pemahaman ini terjadi peningkatan yang signifikan jika
dibandingkan dengan sebelum menggunakan model pembelajaran SQ4R. Hal
ini terbukti dari hasil perolehan nilai rata-rata yang meningkat serta pencapain
indikator kemampuan membaca pemahaman yang tuntas.
Penerapan model pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan membaca
pemahaman siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia dapat digunakan di
kelas tinggi maupun rendah, namun model SQ4R ini lebih disarankan dan lebih
berpengaruh pada kelas atas sekolah dasar. Karena kemampuan siswa kelas atas
sudah mencapai untuk membaca lanjutan. Berdasarkan hasil kajian penelitian
pun lebih banyak yang menggunakan subyek siswa kelas atas hal ini
membuktikan bahwa model SQ4R ini lebih berpengaruh untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas atas.
Penggunaan model SQ4R merupakan salah satu alternatif model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa selain itu model ini efektif digunakan oleh guru dan juga
sangat membantu dalam proses pembelajaran karena berdampak positif bagi
siswa dan guru.

B. Saran
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, adapun saran yang perlu
penulis sampaikan sebagai berikut :
a. Bagi Guru

59
60

1. Pembelajaran dengan menggunakan model SQ4R (Survey, Question,


Read, Reflect, Recite, Review) disarankan untuk guru sebagai
solusi/alternative model pembelajaran yang mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Disarankan untuk menerapkan model SQ4R (Survey, Question, Read,
Reflect, Recite, Review) pada kelas tinggi daripada kelas rendah. Hal ini
disebabkan karena kemampuan siswa kelas atas sudah mencapai untuk
membaca lanjutan.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi perbandingan atau pertimbangan
untuk dijadikan perbaikan pada penelitian berikutnya agar lebih sempurna,
serta dapat mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik lagi

C. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang ingin disampaikan penulis kepada guru dalam
menerapkan model SQ4R yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran :
1. Model SQ4R sebagai alternatif dalam membantu meningkatkan
kemampuan membaca pemhaman siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, namun dalam hal ini guru harus memperhatikan tingkatan kelas.
2. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru diharapkan dapat
mengkondisikan kelas agar selalu kondusif yaitu dengan kegiatan
berpasangan karena jika secara berkelompok akan kurang kondusif.
3. Pada pelaksanaan model SQ4R guru diharapkan dapat membimbing siswa
dengan baik agar siswa mampu menerima pembelajaran dengan baik pula.
DAFTAR PUSTAKA

D P Utami, St Y Slamet, and H.M. 2019. Studi perbedaan antara strategi


pembelajaran survey , question , read , reflect , recite and review ( SQ4R ) dan
strategi pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan membaca pemahaman
ditinjau dari minat membaca pada peserta didik kelas IV sekolah dasar.
Fatma Dewi, N.P.V., Ganing, N.N. & Oka Negara, I.G.A. 2019. Pengaruh Model
Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review, Reflect Berbantuan
Media Teks Cerita Rakyat terhadap Kompetensi Membaca Pemahaman Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. International Journal of Elementary Education,
3(3): 233.
Gunarsa, I.M.D., Sudarma, I.K. & Dibia, I.K. 2018. Pengaruh strategi SQ4R
berbantuan satua bali terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas
V. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Mimbar PGSD, 6(1):
10–19. Tersedia di
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/12920/8178.
Herlina, H. 2016. Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa
Indonesia Melalui Metode SQ4R. JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 11(1): 29–35.
Kasdriyanto, D.Y., Melalui, P., Strategi, P. & Pemahaman, M. 2018. Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Penggunaan Strategi Survey,
Question, Read, Reflect, Recite, Review (Sq4R) Siswa Kelas V Sdn Klenang
Lor 1 Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo. 6948: 100–104.
Komalasari, A., Syarifudin, T. & Heryanto, D. 2020. Penerapan Model Sq4R Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas Iv Sd.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(3): 12–20.
Mu’azatin, L. 2016. Keefektifan Model Sq4R Berbantuan Media Storytelling
Organizers Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas
V Sd Gugus Nusa Mayong Jepara.
Putri, N.K.A.D., Putra, I.K.A. & Semara Putra, D.K.N. 2018. Pengaruh Model
Survey, Question, Reading, Reflect, Recite, Review Terhadap Keterampilan
Membaca. International Journal of Elementary Education, 2(3): 255.

61
Rahayu, S., Zulianto, S. & Nur, Y. 2017. Penerapan strategi SQ4R dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN
Bolano Kabupaten Parigi Motong. Bahasantodea, 5(4): 77–87.
Runiatun, Istiyati, S., Matsuri & Sriyanto, M.I. 2016. Penggunaan strategi SQ4R
(survey, question, read, reflect, recite, review) untuk meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman. Pgsdsolo, 1–6. Tersedia di
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/8865/6687.
Safaruddin, S., Nurhastuti, N., Fatmawati, F., Silitonga, E.C. & Z, M. 2018.
Efektivitas Metode Survey, Question, Read, Recite, Reflect, Review (SQ4R)
dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman untuk Anak
Berkesulitan Belajar. Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus, 2(2): 1.
Simbolon, N. Marbun, I. dan Simanjuntak, E. 2020. Mengevaluasi Kemampuan
Pemahaman Membaca Melalui Model SQ4R. 25.
Suardani, A., Ardana, K. & Putra, A. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
SQ4Rterhadap Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas V Sd Gugus I Denpasar Selatan. Mimbar PGSD, 1(1): 1–10.
Tersedia di
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/968/838.
Sulikhah, S., Utomo, S. & Santoso, S. 2020. Pengaruh Teknik Survey Question
Read Reflect Recite Review (Sq4R) Dan Teknik Skema Terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada
Siswa Sd Negeri Kelas Iii Di Kecamatan Karanganyar Demak. KREDO :
Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 3(2): 365–385.

62

Anda mungkin juga menyukai