PENDAHULUAN
A. Judul
Pengembangan Modul Ajar Materi SPL, Eliminasi Gauss-Jordan, dan SPLH Terkait
Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Islam
Nusantara
B. Latar Belakang
Berdasarkan masalah yang ditemukan di lapangan mengenai modul ajar, bahwa dengan adanya
kurikulum merdeka maka pendidik dan calon pendidik harus mengalami membuat rencana
pembelajaran dan berfokus untuk pengembangan hasil belajar peserta didik secara holistik dengan
mewujudkan profil pelajar Pancasila yaitu salah satunya dengan mengembangkan modul ajar
sebagai sumber belajar peserta didik. Hasil yang ditemukan di lapangan melalui wawancara, studi
dokumen, dan tes diagnostik yang dilakukan peneliti di program studi pendidikan matematika
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas Islam nusantara ditemukan bahwa dalam
pembelajaran mata kuliah aljabar matriks dan vektor dosen pengajar belum memiliki modul ajar
pada materi matriks, pembelajaran jarak jauh yang dilakukan melalui WhatsApp Group belum
menggunakan media aja sehingga kurang efektif dalam pembelajaran, dan pemerolehan nilai
materi-materi cenderung rendah. Oleh karena itu, sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
mahasiswa pada mata kuliah aljabar matriks dan vektor.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan mengembangkan modul ajar
matematika. Menurut Kemendikbudristek (2021:39), “Modul ajar adalah sejumlah Alat atau
sarana media, metode, petunjuk dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik.
modul ajar merupakan implementasi dari alur tujuan pembelajaran yang dikembangkan dari
capaian pembelajaran dengan profil pelajar Pancasila sebagai sasaran”. Tujuan utama dari modul
adalah untuk meningkatkan efisien dan efektivitas pembelajaran, baik waktu dan fasilitas, maupun
tenaga guna mencapai tujuan secara optimal (Mulyasa 2010:43).
Fakta Empiris terkait kemampuan mahasiswa belum dapat dicantumkan karena peneliti
masih melaksanakan tes diagnostik afektif dan kognitif.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pengembangan modul ajar materi SPL, Eliminasi Gauss Jordan, dan SPLH terkait
kemampuan Pemecahan Masalah mahasiswa pendidikan matematika Semester 1”
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana validitas pengembangan modul ajar materi SPL, Metode Gauss Jordan, SPL
Homogen terkait Kemampuan Pemecahan Masalah
2. Bagaimana tingkat kepraktisan modul ajar materi SPL, Metode Gauss Jordan, SPL
Homogen terkait Kemampuan Pemecahan Masalah
3. Bagaimana keefektifan modul ajar materi SPL, Metode Gauss Jordan, SPL Homogen
terkait Kemampuan Pemecahan Masalah
Agar pembahansan dalam penelitian ini tidak meluas, maka terdapat pembatasan masalah
dalam penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini peneliti membatasi beberapa masalah yang
akan diteliti yakni:
1. Mengetahui validitas pengembangan modul ajar materi SPL, eliminasi Gauss-Jordan, dan
SPLH terkait Kemampuan Pemecahan Masalah
2. Mengetahui tingkat kepraktisan modul ajar materi SPL, eliminasi Gauss-Jordan, dan SPLH
terkait Kemampuan Pemecahan Masalah
3. Mengetahui keefektifan modul ajar materi SPL, eliminasi Gauss-Jordan, dan SPLH terkait
Kemampuan Pemecahan Masalah
Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap judul dari penelitian yang akan dilakukan, maka
dianggap perlu untuk diuraikan Beberapa definisi operasional sebagai berikut:
1. Modul Ajar
Menurut Kemendikbudristek (2021:39), “Modul ajar adalah sejumlah Alat atau sarana
media, metode, petunjuk dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik.
modul ajar merupakan implementasi dari alur tujuan pembelajaran yang dikembangkan
dari capaian pembelajaran dengan profil pelajar Pancasila sebagai sasaran”.
2. Sistem Persamaan Linier
Secara umum, sistem persamaan linier dari m persamaan dengan variabel yang
diketahui dapat ditulis sebagai:
Solusi dari sistem persamaan linear dalam variabel tak diketahui 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah
barisan dari n bilangan 𝑠1 , 𝑠2 , … , 𝑠𝑛 yang membuat masing-masing persamaan menjadi
pernyataan yang benar. Solusi umum dari sistem persamaan linear adalah:
𝑥1 = 𝑠1 , 𝑥2 = 𝑠2 , … , 𝑥𝑛 = 𝑠𝑛
3. Eliminasi Gauss-Jordan
Eliminasi Gauss Jordan adalah prosedur mereduksi matriks dalam bentuk eselon baris
tereduksi titik prosedur ini terdiri dari dua bagian, pertama tahap maju di mana nol muncul
di bawah satu utama, dan kedua tahap mundur di mana nol muncul di atas satu utama.
4. Sistem Persamaan Linier Homogen
Setiap sistem persamaan linear homogen adalah konsisten karena semua sistem
memiliki 𝑥1 = 0 , 𝑥2 = 0 , … , 𝑥𝑛 = 0 sebagai solusinya. Solusi tersebut dinamakan solusi
trivial, jika terdapat solusi lain dinamakan solusi nontrivial.
Garis dua dimensi dalam sistem koordinat 𝑥𝑦 dapat dipresentasikan dengan bentuk
persamaan:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 (𝑎, 𝑏 ≠ 0)
Dan sebuah bidang tiga dimensi dalam sistem koordinat 𝑥𝑦𝑧 tetap dipresentasikan dalam
bentuk persamaan:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 𝑑 (𝑎, 𝑏, 𝑐 ≠ 0)
Bentuk-bentuk di atas adalah contoh-contoh dari persamaan linier dimana yang pertama
dalam variabel 𝑥 dan 𝑦 sedangkan yang kedua dalam variabel 𝑥, 𝑦 dan 𝑧. Secara umum, sebuah
persamaan linear dalam variabel 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 dapat dipresentasikan dalam bentuk:
𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏
Di mana 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 dan 𝑏 adalah konstanta dan semua 𝑎 tidak nol. Dalam kasus di
mana 𝑛 = 2 atau 𝑛 = 3, akan sering digunakan variabel tanpa subscript dan persamaan linear
dalam bentuk:
𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑦 = 𝑏 (𝑎1 , 𝑎2 ≠ 0)
𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑦 + 𝑎3 𝑧 = 𝑏 (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ≠ 0)
𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥𝑛 = 0
Solusi dari sistem persamaan linear dalam variabel tak diketahui 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah
barisan dari n bilangan 𝑠1 , 𝑠2 , … , 𝑠𝑛 yang membuat masing-masing persamaan menjadi
pernyataan yang benar. Solusi umum dari sistem persamaan linear adalah:
𝑥1 = 𝑠1 , 𝑥2 = 𝑠2 , … , 𝑥𝑛 = 𝑠𝑛
solusi dari sistem persamaan linear dengan satu variabel tak diketahui dapat ditulis
sebagai:
(𝑠1 , 𝑠2 , … , 𝑠𝑛 )
Yang disebut sebagai pasangan ganda dan berurutan titik dengan notasi ini dapat dipahami
bahwa semua variabel muncul dalam urutan yang sama dalam setiap persamaan. Di mana
nama-nama variabel diabaikan titik notasi ini, membolehkan kita menginterpretasikan solusi
secara geometris sebagai titik-titik dalam ruang 2 dimensi dan 3 dimensi.
Sistem linear dalam dua variabel yang tak diketahui, muncul dalam hubungan dengan titik
potong dari garis garis tersebut sebagai contoh perhatikan sistem persamaan linear berikut:
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2
Solusi sistem persamaan linear tersebut dapat dipresentasikan dengan grafik. Grafik-grafik
dari persamaan adalah garis-garis dalam bidang 𝑥𝑦. Setiap solusi 𝑥 dari sistem,
berkorespondensi pada suatu titik dari irisan garis-garis tersebut sehingga terdapat tiga
kemungkinan solusi yaitu:
1. Garis-garis mungkin saja paralel atau sejajar. Dalam kasus ini berarti sistem persamaan
linear tidak memiliki solusi.
2. Garis-garis mungkin saja berpotongan di satu; dalam kasus ini sistem persamaan linear
memiliki tepat satu solusi.
3. Garis-garis mungkin saja berhimpit, dalam kasus ini berarti sistem persamaan linier
memiliki tak hingga solusi.
Secara umum, suatu sistem linear adalah konsisten jika memiliki paling sedikit satu solusi
dan inkonsisten jika tidak memiliki solusi titik Dengan demikian, suatu persamaan linear
konsisten dari dua persamaan dengan dua variabel yang tidak diketahui memiliki satu solusi
atau solusi tak hingga. Hal tersebut berlaku untuk sistem persamaan linear dengan 3 variabel
yang tidak diketahui.
Solusi sistem persamaan linear tersebut dapat dipresentasikan dengan grafik. Grafik grafik
dari persamaan digambarkan dalam bidang titik solusi dari sistem, jika memang ada
berkorespondensi kepada titik-titik di mana ketiga bidang berpotongan. Jadi hanya terdapat
tiga kemungkinan yaitu tidak ada solusi, satu solusi, dan solusi tak hingga. Setiap sistem
persamaan linear memiliki nol, satu, atau tak hingga solusi. Tidak ada kemungkinan lain.
3.4 Solusi Sistem Persamaan Linier Dengan Perluasan Matriks dan Operasi Baris Elementer
Semakin banyak persamaan dan variabel yang tidak diketahuinya, semakin Kompleks
aljabar yang terlibat dalam menentukan solusinya. Perhitungan yang dibutuhkan dapat lebih
dikelola dengan menyederhanakan notasi dan prosedur standar titik sebagai contoh, tanda +, 𝑥
dan − dalam sistem persamaan linear tidak dituliskan tetapi tetap dijaga secara mental.
Kita dapat meningkat sistem dengan hanya menuliskan angka-angka dalam matriks, yaitu:
Metode dasar untuk memecahkan sistem persamaan linear adalah melakukan operasi
aljabar yang sesuai pada sistem yang tidak mengubah himpunan solusi dan menghasilkan
sistem suksesi yang semakin sederhana, Sampai suatu titik tercapai di mana dapat dipastikan
apakah sistem tersebut konsisten, dan jika ia Apa solusinya. Biasanya, operasi aljabar adalah
sebagai berikut:
Operasi baris elementer pada matriks adalah pada baris matriks yang diperluas. Karena
baris (garis horizontal) dari matriks yang diperluas sesuai dengan persamaan dalam sistem
yang terkait, maka operasi baris elementer yaitu:
Bentuk eselon baris tereduksi adalah sebuah bentuk matriks eselon baris yang lebih
disederhanakan dengan tujuan agar lebih mudah dalam pencarian solusi dari suatu sistem
persamaan linear. Agar suatu materi dapat menjadi bentuk eselon baris tereduksi suatu matriks
harus memenuhi sifat-sifat berikut:
1. Jika suatu baris seluruhnya tidak mengandung 0, maka bagian pertama yang bukan nol
pada baris adalah 1 yang disebut 1 utama.
2. Jika terdapat suatu baris yang berisi semuanya nol, maka mereka akan berkelompok
bersama-sama di bagian bawah matriks.
3. Jika terdapat 2 baris berturut-turut yang semuanya tidak mengandung 0, maka 1 utama
pada baris bawah letaknya harus lebih jauh ke kanan daripada 1 utama pada baris atas.
4. Setiap kolom yang mengandung satu utama maka elemen-elemen lain selain satu utama
bernilai nol.
4.2 Metode Eliminasi Gauss-Jordan
Eliminasi Gauss Jordan adalah prosedur mereduksi matriks dalam bentuk eselon baris
tereduksi titik prosedur ini terdiri dari dua bagian, pertama tahap maju di mana nol muncul di
bawah satu utama, dan kedua tahap mundur di mana nol muncul di atas satu utama.
5. Materi Sistem Persamaan Linier Homogen
5.1 Sistem Persamaan Linier Homogen
Setiap sistem persamaan linear homogen adalah konsisten karena semua sistem memiliki
𝑥1 = 0 , 𝑥2 = 0 , … , 𝑥𝑛 = 0 sebagai solusinya. Solusi tersebut dinamakan solusi trivial, jika
terdapat solusi lain dinamakan solusi nontrivial.
Apabila suatu sistem linear homogen selalu memiliki solusi trivial, maka hanya ada dua
kemungkinan untuk solusinya yaitu:
Ada satu kasus di mana sistem persamaan linear homogen dipastikan memiliki solusi
nontrivial yaitu apabila variabel yang terlibat dalam sistem lebih banyak dari persamaannya.
Terdapat dua teorema variabel bebas dalam sistem persamaan linear homogen yaitu:
1. Jika suatu sistem persamaan linear homogen memiliki variabel yang tidak diketahui dan
jika bentuk eselon baris tereduksi dari materi perluasan memiliki R baris Bukan nol, maka
sistem memiliki n-r variabel bebas.
2. Suatu sistem persamaan linear homogen dengan variabel yang tidak diketahui lebih banyak
dari persamaannya memiliki solusi tak hingga.
Teorema pertama memiliki suatu dampak penting untuk sistem persamaan linear homogen
dengan lebih banyak variabel yang tidak diketahui dari pada banyaknya persamaan. Jika suatu
sistem linear homogen memiliki persamaan dengan variabel yang tidak diketahui dan jika 𝑚 <
𝑛 maka pasti benar berlaki pula 𝑟 < 𝑛. Sehingga teorema ini memberi dampak bahwa terdapat
paling sedikit satu variabel bebas, dan implikasi ini selanjutnya menetapkan bahwa sistem
memiliki solusi tak hingga. Sehingga kita memperoleh hasil pada teorema kedua.
Kemudian selanjutnya Menurut Wono Setya Budhi (Yohanes, 2019 : 29), kemampuan
peserta didik yang harus ditumbuh kembangkan agar peserta didik mampu dalam memecahkan
masalah adalah: