Anda di halaman 1dari 19

“PENGARUH PENERAPAN METODE GASING TEHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP BERHITUNG


PENJUMLAHAN DUA DIGIT SISWA KELAS 4
SD INPRES WARSANSAN”

PROPOSAL
(Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitan)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Prof. Dr. Benidiktus Tanujaya,M.Si

ADELINA DEBORA YULIANA MENUFANDU


NIM : 2023015045004
Program Studi : S2 Manajemen Pendidikan

PROGRAM STUDI MANAJAMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………


DAFTAR ISI …………………………………………………………………
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………………………… 4
1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………………………………… 4
1.4 Perumusan Masalah………………………………………………………………….. 5
1.5 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………….. 5
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis ………………………………………………………………… 5
1.6.2 Manfaat Praktis ………………………………………………………………… 5
1.7 Sistematika Penulisan………………………………………………………………… 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis………………………………………………………………………… 6
2.2 Kerangka Pemikiran …………………………………………………………………… 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN6
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………………………… 7
3.2 Jenis Penelitian ………………………………………………………………………… 7
3.3 Subjek Penelitian ………..………………………………………………………………. 8
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……………………………………………………… 8
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Deskriptif………………………………………………………………. 10
3.5.2 Uji Normalitas……………………………………………………………………. 10
3.5.3 Uji Paired Sampel T-Tes………………………………………………………… 10
3.5.4 Uji Homogenitas………………………………………………………………… 10
3.5.5 Uji Independent Sampel Tes…………………………………………………….. 10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Dekripsi Hasil Penelitian …………………………………………………………………..11
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian……………………………………………………………... 13
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan……………………………………………………………………………….18
B. Saran ……………………………………………………………………………………18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembelajaran matematika, konsep bilangan menjadi dasar utama bagi
peserta didik. Konsep dasar bilangan, meskipun terkesan sangat sederhana, tetapi
mempunyai pengaruh penting untuk fase selanjutnya. Pada konsep bilangan, secara urut
dimulai dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Konsep penjumlahan
mejadi sasaran utama pada dasar dalam konsep bilangan. Penjumlahan bilangan dimulai
dengan pengenalan angka yang dimulai dari satuan, puluhan, ratusa, ribuan dan
seterusnya. Setelah pengenalan angka, dilanjutkan dengan konsep penjumlahan,
perkalian, pengurangan dan pembagian. Jika seseorang sudah begitu lancar dalam operasi
bilangan, penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian maka untuk mengerjakan
elemen lain pada bidang studi matematika akan sangat mudah karena anak-anak sudah
mahir pada konsep dasar bilangan.
Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, khususnya Pendidikan dasar anak-
anak sangat merasa kesulitan dalam mengerjakan operasi hitung bilangan. Bahkan pada
konsep dasar awal untuk penjumlahan, masih ada peserta didik yang belum tuntas pada
penjumlahan dua digit dengan satu digit atau penjumlahan dua digit dengan dua digit
yang satuannya sama dengan atau lebih dari sepuluh. Hal ini terlihat dari nilai siswa yang
belum tuntas. Peserta didik merasa kesulitan dan kebingungan dalam menjawab
penjumlahan puluhan yang satuannya sama dengan atau lebih dari sepuluh.
Salah satu metode yang sedang digunakan saat ini, berkaitan dengan
pembelajaran abad 21 yaitu metode Gasing. Dalam pembelajaran dengan metode Gasing,
anak diajak bermain sambil belajar, dengan bereksplorasi menggunakan alat peraga mulai
dari Konkrit, Abstrak dan Mencongak. Dengan metode gasing, anak tidak merasa
kesulitan karena anak diajak bermain sehingga Pelajaran menjadi gampang, asyik dan
menyenangkan.
Selama ini di sekolah guru-guru menggunakan metode yang monoton dan lebih
banyak menggunakan metode ceramah serta pemberian tugas dalam mengajar
matematika sehingga peserta didik tidak mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan.
Selain menggunakan metode yang membosankan, ditemukan juga masalah lain. Masalah
yang muncul yaitu, Ketika peserta didik sudah merasa bosan, peserta didik tidak
konsentrasi pada materi dan tidak menjawab pertanyaan dari guru membuat guru
kehilangan fokus dan harus mengontrol emosi agar pembelajaran dapat tetap
berlangsung.
Berdasarkan kenyataan yang ada, peneliti menduga bahwa ada hubungan antara
metode pembelajaran yang digunakan guru dengan suasana belajar yang kurang
menyenangkan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari
ketidaktertarikan peserta didik dalam memahami materi sehingga materi mempengaruhi
hasil belajar peserta didik. Jika dikaitkan dengan kutipan dari pencetus metode gasing,
Profesor Yohanes Surya mengatakan “sejatinya, tidak ada anak yang bodoh, semua anak
sama pintar. Yang membedakan adalah Sebagian dari mereka belum memiliki
kesempatan belajar dengan guru yang baik dan metode yang benar.
Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penjumlahan puluhan
dengan jumlah satuan sama dengan atau lebih dari sepuluh, maka peneliti memilih
menggunakan metode Gasing. Pemilihan metode gasing karena metode Gasing memiliki
keunggulan yaitu membuat matematika menjadi lebih gampang, asyik dan
menyenangkan karena dalam mengerjakan soal-soal matematika tidak harus
menggunakan rumus matematika.
Penerapan metode Gasing untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan
berhitung siswa pada penjumlahan puluhan dengan satuan dan puluhan yang jumlah
satuannya sama dengan atau lebih dari sepuluh yang akan dikaji pada penelitian ini.
Adapun judul yang penulis buat Yaitu “Pengaruh Penerapan Metode Gasing Tehadap
Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Berhitung Penjumlahan Dua Digit Siswa Kelas 4 SD
Inpres Warsansan”

1.2 Identifikasi Masalah


1.2.1 Minimnya guru kelas yang menggunakan metode Gasing dalam pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar;
1.2.2 Kurangnya alat-alat pendukung dalam pembelajaran;
1.2.3 Kurangnya minat peserta didik dalam belajar matematika;
1.2.4 Kurangnya pemahaman guru tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode gasing;
1.2. 5 Masih ditemukan kesulitan dari peserta didik dalam membedakan nilai tempat;

1.3 Pembatasan Masalah


Agar masalah ini tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi penelitian ini yaitu
tentang “Pengaruh Penerapan Metode Gasing Tehadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Berhitung Penjumlahan Dua Digit Siswa Kelas 4 SD Inpres Warsansan”

1.4 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka Rumusan Masalah
yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1.4.1 Apakah metode gasing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata Pelajaran
matematika materi konsep berhitung penjumlahan dua digit?
1.4.2 Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada konsep berhitung penjumlahan dua
digit antara metode Gasing dengan Model Konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan perumusan masalah yang dirumuskan diatas, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
gasing dalam penjumlahan puluhan dengan satuan atau puluhan dengan puluhan dengan
jumlah satuan sama dengan atau lebih dari sepuuh pada siswa kelas 4 SD Inpres
Warsansan”

1.6 Manfaat Penulisan


1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk
mengembangkan metode pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki mutu
pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, terutama dalam
berhitung cepat, khususnya penjumlahan dengan menggunakan metode gasing.
Dengan adanya penggunaan metode Gasing, pembelajaran menjadi gampang,
asyik dan menyenangkan dan peserta didik lebih cepat memahami karena
menggunakan konsep belajar dari Konkret, Abstrak dan Mencongak.

1.6.2 Manfaat Praktis


Bagi peserta didik, temuan dari penelitian ini dapat mempermudah
peserta didik dalam belajar matematika untuk mengerjakan hal-hal yang
berkaitan dengan perhitungan tanpa menggunakan rumus dengan cepat.
Sedangkan bagi guru, temuan ini dapat menambah bahan masukan untuk
pembelajaran matematika, secara khusus penjumlahan puluhan dengan satuan
atau puluhan yang satuannya sama dengan atau lebih dari sepuluh dengan
metode gasing.

1.7 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti membaginya ke dalam lima bab yang
sistematika penulisannya sebagai berikut:
Bab pertama Pendahuluan, yang merupakan pengantar umum kepada penulisan
penelitian. Dalam bab ini hal yang dikemukakan yaitu meliputi latar belakang,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab kedua membahas tentang kajian teori, namun pada penulisan ini tidak
dibahas karena lebih mengacu pada bab lainnya.
Bab ketiga membahas tentang Metodologi Penelitian, yang terdiri dari tempat
dan waktu penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Populasi dan
Sampel, dan Teknik Analisis Data
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, membahas tentang Dekripsi Hasil
Penelitian dan Analisis Data
Bab V Penutup, yang berisikan tentang Simpulan dan Saran
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teoritis


2.2 Kerangka Pemikiran
Peneliti akan membandingkan kemampuan berpikir kritis antar kelas ekperimen dan
kelas kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan metode gasing di kelas
ekperimen dan pembelajaran konvensional seperti biasa dikelas kontrol. Maka kemampuan
berpikir kritis kedua kelompok dilakukan uji beda yaitu dengan melihat rata-rata hasil post
test apakah ada pengaruh dari penerapan metode Gasing.
Berdasarkan uraian diatas,maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Proses Pembelajaran Matematika

Pembelajaran Konvensional Dengan Penerapan Metode Gasing

Pemahaman Konsep Berhitung Penjumlahan 2 digit

2.1.1 Hipotesis Alternatif (Ha)


Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.
Berdasarkan paparan teoritik diatas, rumusan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Rumusan masalah 1
H0 = Tidak ada pengaruh antara penerapan metode gasing dengan pembelajaran
konvensional
H1 = Terdapat pengaruh antara penerapan metode gasing dengan pembelajaran konvensional

Rumusan masalah 2
H0 = Tidak ada perbedaan antara penerapan metode gasing dengan pembelajaran
konvensional
H1 = terdapat perbedaan antara penerapan metode gasing dengan pembelajaran konvensional
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Warsansan pada siswa kelas IV.
Sekolah ini terletak di Jalan Raya Biak Pantura, Desa Kobe Oser Distrik Biak Utara
Kabupaten Biak Numfor. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran
2022/2023.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Menurut Menurut Kasiram
(2008:210) penelitian eksperimen bermaksud untuk mengetahui seberapa besar kadar
kemurnian (kebenaran) pengaruh X terhadap Y. Penelitian eksperimen merupakan suatu
model penelitian yang memberikan suatu stimulus, kemudian mengobservasi pengaruh
atau akibat dari perubahan dari stimulasi obyek yang dikenai stimulasi.
Metode Penelitian menggunakan Eksperimen dengan metode Quasi
Eksperimental Design Pemilihan penggunaan Quasi Eksperimental Design ini karena
sulitnya mengontrol semua variabel-variabel luar yang ikut mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Penelitian Quasi Eksperimental Design terdiri dari dua bentuk yaitu Series
Design dan Nonequivalent Control Group Design.
Dari kedua jenis penelitian eksperimen di atas, maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design), desain
penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Dimana
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kelompok
eksperimen dan kontrol dilakukan tes awal. Kedua kelompok mendapatkan perlakuan
berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan metode Gasing dalam
pembelajaran dan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dan
diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelompok. Pada penelitian ini dilakukan
secara langsung dengan melibatkan satu kelas, yaitu siswa kelas 4 pada SD Inpres
Warsansan Biak Utara, sekolah yang peneliti lakukan penelitian saja. Peneliti melibatkan
30 orang anak untuk peneliti teliti dalam penelitian ini yang dipilih secara random.
Menurut Sugiono (2016:16) bahwa Nonequivalent Control Group Design digambarkan
sebagai berikut :
Tabel
Desain Penelitian
Eksperimen A1 X1 A2
Kontrol A3 X2 A4
Keterangan :
Eksperimen : Kelompok yang diberi perlakuan
Kontrol : Kelompok tanpa diberi perlakuan
A1 : Tes Awal / Pretest (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
A2 : Tes Akhir / Pretest (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
A3 : Tes Awal / Posttest (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
A4 : Tes Akhir / Posttest (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
X1 : Penerapan pembelajaran dengan Metode Gasing
X2 : Penerapan pembelajaran dengan Metode Konvensional

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis variabel, yaitu :


3.2.1 Variabel Bebas (Independen)
Menurut Sugiyono, Variabel bebas (Independen) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah “Metode Gasing”

3.2.2 Variabel Terikat (Dependen)


Menurut Sugiyono, Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang
dipengaruhi variabel lain atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah “Pemahaman Konsep Berhitung
Penjumlahan”

3.3 Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber
informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Dalam penelitian
kuantitatif penentuan subjek penelitian dilakukan saat peneliti mulai membuat rancangan
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas 4 SD Inpres Warsansan. Adapun yang
menjadi subjek penelitiannya adalah kelas 4 SD Inpres Warsansan yang saya bagi
menjadi dua kelompok sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemilihan subjek
penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan homogenitas rata-rata hasil belajar kelas
4 pada mata pelajaran Matematika.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki kemampuan yang setara pada ranah kognitif dimana kedua kelas memiliki rata-
rata nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu dilakukan dalam
penelitian agar dapat memperoleh data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara kombinasi secara langsung atau tidak langsung. Dalam penelitian ini , data
diperoleh melalui teknik tes. “Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan
(tes tindakan)” (Sudjana, 2006: 35).
Dalam penelitian ini bentuk soal tes yang digunakan adalah tes Isian, pemilihan
soal dengan bentuk isian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik
dapat memahami konsep berhitung . Secara umum tes uraian ini menuntut peserta didik
untuk dapat meguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Instrumen tes ini digunakan pada saat pretest dan posttest dengan karakteristik
soal pada masing-masing tes adalah identik. Tes pertama (pretest) diberikan sebelum
kedua kelompok dikenai perlakuan (treatment) yang dalam hal ini adalah Metode Gasiing
untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvenional untuk kelas kontrol.
Adapun tes kedua (posttest) diberikan setelah perlakuan (trearment) diterapkan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil pretest dan posttest untuk
masing-masing kelas, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan Metode
Gasing pada kelas eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta
didik.
3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen tes dibuat dengan mempelajari dahulu Capaian Pembelajaran tentang
Matematika Berhitung Penjumlahan. Kemudian instrumen tersebut di uji coba kepada
peserta didik kelas IV SD Inpres Warsansan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengukur seberapa layak instrumen tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data.
Instrumen tes yang diberikan kepada peserta didik adalah tes kemampuan pemahaman
konsep peserta didik berupa soal isian yang akan dijadikan soal pretest dan posttest.
Soal pretest diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik dari tiap kelas. Kemudian
soal postest diberikan kembali kepada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah diberikan perlakuan (treatment).
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut:
1. Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen atau eksperimen semu.
2. Pengumpulan data menggunakan tes atau soal untuk mengumpulkan data pretest dan
postes pada kelas eksperimen dan kelas control
3. Kelas eksperimen menerapkan metode gasing sedangkan kelas Kontrol menerapkan
model konvensional
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis deskriptif
Analisis statistik deskriptif berguna untuk memaparkan dan menggambarkan data
penelitian, mencakup jumlah data, nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan lain
sebagainya sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk ditampilkan pada hasil penelitian.

3.5.2 Uji normalitas


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal
atau tidak. Data normal merupakan syarat mutlak yang harus terpenuhi sebelum
melakukan analisis parametrik (dalam hal ini uji paired sampel t tes dan uji independent
sampel t-test).
Dalam statistik parametrik ada 2 macam uji normalitas yang sering dipakai yaitu
normalitas kormoglof smirnoov dan stateronge

3.5.3 Uji paired sampel T-Tes


Uji paired sampel t-test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata
dua sampel yang berpasangan. Artinya tujuan uji paired sampel t-test Untuk mengetahui
sampel yang berpasangan atau terikat.
Persyaratan dalam uji paired sampel t-test adalah data berdistribusi normal, maka
dilakukan uji paired sampel t-test.
Untuk varian data homogen bukanlah merupakan persyaratan dalam uji paired sampel t
test.
Uji paired sampel t-test dalam penelitian ini dipakai untuk menjawab rumusan masalah
“Apakah metode gasing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep berhitung
penjumlahan?
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, uji paired sampel t-test dilakukan terhadap
data pretest kelas eksperimen dengan post test kelas ekperimen,dimana pada kelas
eksperimen penelitian ini menggunakan metode gasing. Kita akan membandingkan
apakah ada perbedaan antara ssebelum diberikan perlakuan dengan setelah diberikan
perlakuan kemudian data pre test kelas control dengan data post test kelas control dimana
pada kelas control menggunakan model atau pendekatan konvensional.

3.5.4 Uji homogenitas


Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu varians atau
keberagaman data dari dua atau lebih kelompok bersifat homogen sama atau heterogen
tidak sama.

3.5.5 Uji independent sampel T-Tes


Dalam uji Independen Sampel T Tes, poin yang pertama Uji digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang beda berpasangan. Ini
adalah tujuan dilaksanakan uji.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Dekripsi Hasil Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh metode Gasing
terhadap hasil belajar matematika konsep berhitung penjumlahan dua digit pada siswa
kelas 4 SD Inpres Warsansan.
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian eksperimen. Berdasarkan banyak
desain dalam penelitian eksperimen maka peneliti ingin menggunakan penelitian quasi
eksperimen yang bertujuan untuk melihat pengaruh terhadap pembelajaran dikelas
dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelas eksperimen sedangkan
pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan atau dengan metode konvensional.
Penelitian ini dilakukan di MTs Assyafi’iyah dengan mengambil populasi
seluruh siswa kelas 4. Di sini peneliti mengambil sampel sebanyak 30 siswa. Dalam
penelitian ini peneliti memberikan perlakuan yang berupa metode Gasing pada kelas
Eksperimen sebanyak 15 siswa dan motode konvensional pada kelas kontrol sebanyak 15
siswa.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa metode, yaitu metode
dokumentasi dan metode tes. Metode yang pertama kali dilakukan adalah metode
dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa, dan
nilai mid semester untuk kelas 4 selama 1 semester digunakan untuk mengetahui apakah
kelas tersebut homogen atau tidak. Metode yang kedua adalah metode tes. Metode ini
digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa terkait materi yang telah
diberikan. Post-test merupakan tes yang diberikan kepada siswa baik siswa pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol setelah diberi perlakuan yang berbeda. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui hasil kemampuan akhir siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol setelah mendapat perlakuan yang berbeda. Data post-test ini diperoleh dari tes
tertulis berbentuk soal isian sebanyak 10 butir soal. Tes yang digunakan peneliti di sini
adalah tes hasil belajar matematika siswa kelas 4 materi berhitung penjumlahan.
Pelaksanaan penelitian, peneliti menerapkan proses pembelajaran sesuai dengan
Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan dikonsultasikan
kepada guru mata pelajaran matematika. Peneliti melakukan pembelajaran tiga kali
pertemuan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Soal post test diberikan pada
pertemuan ketiga.Pertemuan pertama peneliti memulai langkah pembelajaran dengan
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan inti dimulai dengan
peneliti melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya lalu menghubungkannya
dengan materi baru, peneliti memberikan rangsangan berupa pemberian materi oleh
peneliti. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih
kurang jelas dengan materi. Setelah tidak ada pertanyaan yang diajukan oleh siswa
peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa
dengan cara berhitung sesuai tempat duduk.
Dalam penelitian ini, banyak siswa yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah
30 siswa. Jumlah tersebut terdiri atas kelas 4 yang terbagi sebanyak 15 siswa sebagai
kelas eksperimen dan sebanyak 15 siswa sebagai kelas kontrol. Adapun hasil belajar
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Tabel Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
N Kelas Kelas Kontrol
o Eksperimen
A1 A2 A3 A4
1 60 70 40 60
2 60 70 60 60
4 60 80 60 70
8 60 80 60 70
9 60 80 70 70
12 60 80 70 80
3 70 90 70 70
5 70 90 70 60
6 70 90 70 60
7 70 90 70 60
10 70 90 70 70
11 70 100 70 70
13 70 100 70 80
14 80 100 70 80
15 80 100 80 90

Tabel 4.1
Data Deskriptif Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Standar
N Minimum Maximum Mean Deviasi
1
Pre Test Eksperimen 5 60 80 67,33333 7,037315505
1
Post Test Eksperimen 5 70 100 87,33333 10,32795559
1
Pre Test Kontrol 5 40 80 66,66667 8,997354108
1
Post Test Kontrol 5 60 90 70,66667 9,258200998

Diperoleh hasil data berupa output yang dikerjakan pada pengolahan dengan
Ms.Excel dimana sampel pada Pre-Test Kelas Eksperimen jumlah Sampel 15 kemudian
nilai minimal dari hasil belajar siswa adalah 60, nilai maksimal 80, kemudian nilai rata-
rata untuk pretest adalah 67,33 kemudian nilai standar deviasi 7,037315505. Selanjutnya
setelah diberi perlakuan pada sampel siswa yang sama di kelas eksperimen, maka
dilaksanakan postest. Pada Post-Test Eksperimen jumlah Sampel 15 kemudian nilai
minimal dari hasil belajar siswa adalah 70, nilai maksimal 100, kemudian nilai rata-rata
untuk pretest adalah 87,33 kemudian nilai standar deviasi 10,32795559. Pada Pre-Test
Kelas Kontrol jumlah Sampel 15 kemudian nilai minimal dari hasil belajar siswa adalah
40, nilai maksimal 80, kemudian nilai rata-rata untuk pretest adalah 66,67 kemudian nilai
standar deviasi 8,997354108. Selanjutnya setelah diberi perlakuan pada sampel siswa
yang sama di kelas eksperimen, maka dilaksanakan postest. Pada Post-Test Eksperimen
jumlah Sampel 15 kemudian nilai minimal dari hasil belajar siswa adalah 60, nilai
maksimal 90, kemudian nilai rata-rata untuk pretest adalah 70,67 kemudian nilai standar
deviasi 9,258200998.

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian


4.2.1 Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi
normal atau tidak. Data normal merupakan syarat mutlak yang harus terpenuhi sebelum
melakukan analisis statistik parametrik, dalam hal ini uji paired sampel t tes dan uji
independent sampel t-test. Dalam statistik parametrik ada 2 macam uji normalitas yang
sering dipakai yaitu normalitas Kolmogorov – Smirnov dan uji nomalitas shapiro wilk.
Uji normalitas yang peneliti gunakan yaitu Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov.

Tabel 4.2
Data Deskriptif Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan Excel
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

N Mean Simpangan Baku D K

Pre Test Eksperimen 15 67,33333 7,037316 0,251309 0,338

Post Test Eksperimen 15 87,33333 10,32795559 0,161162488 0,338

Pre Test Kontrol 15 66,66667 8,997354108 0,288846037 0,338

Post Test Kontrol 15 70,66667 9,258201 0,233333 0,338

Dari tabel uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada tabel, ada empat data
penelitian, yakni data Pre-Test Eksperimen menggunakan Metode Gasing kemudian Post
Test Eksperimen menggunakan Metode Gasing, dan Pre Test serta Post Test Kelas
Kontrol menggunakan Model Konvensional. Interpretasi atau pemaknaan hasil dari uji
normalitas yakni berdasarkan data pada tabel, diketahui nilai signifikasi untuk semua
data, lebih besar dari nilai probalitias yakni 0,05, maka dapat disimpulkan data
berdistribusi normal.
Hal ini dapat di lihat dari data Pre Test Kelas Eksperimen diperoleh nilai
signifikasi sebesar 0,251309 > 0,05. Post Test Kelas Eksperimen diperoleh nilai
signifikasi sebesar 161162488 > dari 0,05, Pre Test Kelas Kontrol diperoleh nilai
signifikasi sebesar 0,288846037 > 0,05 dan Prost Test Kelas Kontrol diperoleh nilai
signifikasi sebesar 0,233333 > 0,05. Artinya nilai signigfikasi semua data, baik Pre Test
dan Post Test pada kelas Eksperimen maupun Pre Test dan Post Test Kontrol lebih besar
dari 0,05. Jadi berdasarkan hasil analisis data Excel maka data berdisribusi normal dan
menggunakan uji parametrik untuk melakukan analisis data penelitian.

4.2.2 Uji paired sampel T-Test


Uji paired sampel T-Test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata dua sampel yang berpasangan. Artinya tujuan uji paired sampel T-
Test adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata sampel yang berpasangan atau terikat.
Persyaratan dalam uji paired sampel t-test adalah data berdistribusi normal. Berdasarkan
uji normalitas pada data penelitian, menyatakan bahwa data berdistribusi normal, maka
dilakukan uji paired sampel T-Test. Untuk varian data homogen bukanlah merupakan
persyaratan dalam uji paired sampel T-Test. Uji paired sampel T-Test dalam penelitian ini
dipakai untuk menjawab rumusan masalah “Apakah metode gasing berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada konsep berhitung penjumlahan?
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, uji paired sampel T-Test dilakukan
terhadap data pretest kelas eksperimen dengan post test kelas ekperimen,dimana pada
kelas eksperimen penelitian ini menggunakan metode gasing. Kita akan membandingkan
apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara sebelum diberikan perlakuan dengan
setelah diberikan perlakuan dengan metode gasing. Kemudian kita juga akan
membandingkan data pre test kelas kontrol dengan data post test kelas kontrol dimana
pada kelas Kontrol menggunakan model atau pendekatan konvensional.
Berdasarkan hasil analisis peneliti, dengan menggunakan Ms.Excell maka
diperoleh output uji Paired T-Tes sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 4.3
Data Deskriptif Hasil Uji Paired Sampel T-Test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
N Mean P(T<=t) two-tail
Pre Test Eksperimen 15 67,33333
0,00000000080
Post Test Eksperimen 15 87,33333
Pre Test Kontrol 15 66,66667
0,082417878
Post Test Kontrol 15 70,66667
Data pada tabel dapat diinterpretasikan yaitu berdasarkan output paired 1
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,00000000080, lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan hasil belajar siswa untuk pretest kelas eksperimen dan post
test kelas ekperimen untuk metode Gasing sebesar 0,00000000080.
Berdasarkan output paired 2 diperoleh nilai sig sebesar 0,082417878 lebih
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa untuk
pretest kelas Kontrol dan post test kelas kontrol untuk pendekatan konvensional sebesar
0,082417878
Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan hasil output paired 1
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode gasing dengan hasil belajar siswa. Karena
merujuk pada output dari paired 1 ada perbedaan rata-rata, berarti ada perbedaan hasil
belajar sebelum metode gasing dengan setelah metode gasing. Karena ada perbedaan,
maka ada pegaruh diterapkannya metode gasing pada hasil belajar siswa.
Untuk melihat seberapa besar pengaruhnya, maka kita dapat melihat
berdasarkan outpun hasil data deskriptif, dimana kita lihat nilai rata-ratanya pada tabel
berikut. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar, maka dapat dismpulkan bahwa
penerapan metode gasing mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil data, peneliti membandingkan nilai signifikasi dengan 0,05,
menggunakan two tail atau dua arah. Setelah dibandingkan, nilai signifikasi
0,00000000080 < 0,05 artinya terdapat perbedaan antara sebelum perlakuan dan setelah
perlakuan.

4.2.3 Uji homogenitas


Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu varians atau
keberagaman data dari dua atau lebih kelompok bersifat homogen sama atau heterogen
tidak sama. Data yang homogen merupakan salah satu syarat bukan syarat mutlak dalam
uji independen sampel pre tes, tetapi tetap dilakukan karena nanti dalam uji independent
sampel pretest itu ada dua output, yaitu output untuk data yang homogen maupun output
untuk data yang tidak homogen. Jadi mana yang akan dimaknai itu tergantung data
penelitian bersifat homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji untuk mengetahui apakah
varian data post tes kelas eksperimen dan data post tes kelas kontrol bersifat homogen
atau tidak. Jadi yang diuji homogenitas adalah data post tes kelas eksperimen dan post
test kelas kontrol. Data hasil uji homogenitas disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Dengan Ms Exel
F-Test Two-Sample for Variances
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Post Test Post Test
Mean 87,33333 70,66667
Variance 106,6667 106,6667
Observations 15 15
Df 14 14
F 1
P(F<=f) one-tail 0,5
F Critical one- 0,402621
tail
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat diinterpretasikan bahwa diketahui nilai
signifikasi F Hitung = 1 dan F Tabel = 0,402621 sehingga dapat disimpulkan nilai F
Hitung dibandingkan denga F Tabel, apabila F hitung > F tabel maka datanya tidak
homogen. Tetapi apabila FHitung < Tabel, maka datanya homogen. Berdasarkan data,
nilai F Hitung = 1 > Nilai F Tabel = 0,402621 maka data ini tidak homogen karena F
hitung > F tabel.
Nilai F Hitung=1 dan F Tabel=0,402621, artinya F Hitung > F Tabel, maka
kesimpulannya H0 ditolak. Atinya kedua kelompok data memiliki varians yang tidak
sama atau data tidak homogen.
Berdasarkan hipotesis awal
H0 = Tidak ada perbedaan antara penerapan metode gasing dengan pembelajaran
konvensional
H1 = terdapat perbedaan antara penerapan metode gasing dengan pembelajaran konvensional
Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data FHitung>FTabel, maka H0
ditolak, artinya H1 diterima. Sehingga terbukti bahwa berdasarkan data penelitian telah
diuji dan hasilnya terdapat perbedaan antara penerapan metode gasing dengan
pembelajaran konvensional.
4.2.4 Uji independent sampel T Tes
Dalam uji Independen Sampel T Tes, poin yang pertama Uji digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang beda berpasangan. Ini
adalah tujuan dilaksanakan uji. Persyaratan pokok daalm uji adalah data berdistribusi
normal dan homogen, tetapi homogen bukan syarat mutlak. Dari hasil analisis maka
kesimpulan data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, tetapi bisa dilakukan uji uji
dalam prenucleation ini dipakai untuk menajwab rumusan masalah apakah ada perbedaan
hasil belaajr sis wa dengan metode Gasing dengan model pembelajaran konvensional.
Artinya ini adalah uji perbandingan setelah metode Gasing dankonvensional diterapkan.
Tabel 4.6
Hasil Uji Independen Sampel T Tes
t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances Untuk

KELAS EKSPERIMEN KELAS


KONTROL
Mean 87,33 70,67
Variance 106,67 106,67
Observations 15 15
Hypothesized Mean Difference 0
df 28
t Stat 4,42
P(T<=t) one-tail 0,000068
t Critical one-tail 1,70
P(T<=t) two-tail 0,00014
t Critical two-tail 2,05
menjawap rumusan maslah tersebut dilakukan uji Sampel T-Test data post tes metode gasing
dengan data post tes kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Tujuannya untuk
membandingkan rata-rata data post test kelas ekperimen dengan data post tes kelas control.
Apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar.
Berdasarkan hasil data pada tabel, disini dihasilkan nilai T hitung diperoleh 4,42
sedangkan t tabelnya ditunjukan oleh t kritik uji dua pihak yaitu 2,05 untuk T Critical Two
tail dan 1,70 untuk uji satu pihak atau T Critical One Tail = 1,70.
Kriterianya lebih mudah menggunakan propabilitas. Propabilitasnya jika nilai
propabilitas yang dihasilkan itu lebih kecil dari alpa, alfa 5 %, baik itu yang uji satu pihak
maupun dua pihak, maka H0 ditolak. Karena nilai propabilitas lebih kecil dari alfa maka
H0 ditolak, H1 diterima. Maka disimpulkan kedua kelas ini memiliki rata-rata nilai yang
berbeda, kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh positif Penerapan Metode Gasing Tehadap Hasil
Belajar Siswa Pada Konsep Berhitung Penjumlahan Dua Digit Siswa Kelas 4 SD Inpres
Warsansan.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok eksperimen dengan Metode Gasing
yaitu membuat pembelajaran Matematika menjadi Gampang, Asyk dan Menyenangkan,
sehingga matematika bukan lagi sesuatu yang menakutkan bagi siswa.

B. Saran
Keberhasilan dalam pembelajaran Matematika dengan Penerapan Metode
Gasing merupakan salah satu cara untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran
dalam mencapai hasil belajar siswa secara langsung.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi para peneliti sejenis, disarankan agar dalam melakukan penelitian lebih
memperhatikan variabel non eksperimen, misalnya: pergaulan siswa, latar belakang
siswa, jenis kelamin, ruang kelas dan usia siswa.
2. Penelitian quasi exsperiment hendaknya dapat dilakukan di dua sekolah dasar yang
berbeda tentunya dengan asumsi, bahwa kedua sekolah tersebut mempunyai karakteristik
yang tidak jauh berbeda.

Anda mungkin juga menyukai