Anda di halaman 1dari 13

“Pengaruh Penerapan Metode Gasing Dalam Penjumlahan 2 Digit Dan 2 Digit Dengan

Menukar Pada Siswa Kelas 4 SD Inpres Warsansan”

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penulisan
F. Manfaat Penulisan
G. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Populasi dan Sampel
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
2. Pengujian Hipotesis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Dekripsi Hasil Penelitian
B. Analisis Data

BAB VI PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran matematika, konsep bilangan menjadi dasar utama bagi
peserta didik. Konsep dasar bilangan, meskipun terkesan sangat sederhana, tetapi
mempunyai pengaruh penting untuk fase selanjutnya. Pada konsep bilangan, secara urut
dimulai dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Konsep penjumlahan
mejadi sasaran utama pada dasar dalam konsep bilangan. Penjumlahan bilangan dimulai
dengan pengenalan angka yang dimulai dari satuan, puluhan, ratusa, ribuan dan
seterusnya. Setelah pengenalan angka, dilanjutkan dengan konsep penjumlahan,
perkalian, pengurangan dan pembagian. Jika seseorang sudah begitu lancar dalam operasi
bilangan, penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian maka untuk mengerjakan
elemen lain pada bidang studi matematika akan sangat mudah karena anak-anak sudah
mahir pada konsep dasar bilangan.
Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, khususnya Pendidikan dasar anak-
anak sangat merasa kesulitan dalam mengerjakan operasi hitung bilangan. Bahkan pada
konsep dasar awal untuk penjumlahan, masih ada peserta didik yang belum tuntas pada
penjumlahan dua digit dengan satu digit atau penjumlahan dua digit dengan dua digit
yang satuannya sama dengan atau lebih dari sepuluh. Hal ini terlihat dari nilai siswa yang
belum tuntas. Peserta didik merasa kesulitan dan kebingungan dalam menjawab
penjumlahan puluhan yang satuannya sama dengan atau lebih dari sepuluh.
Salah satu metode yang sedang digunakan saat ini, berkaitan dengan
pembelajaran abad 21 yaitu metode Gasing. Dalam pembelajaran dengan metode Gasing,
anak diajak bermain sambil belajar, dengan bereksplorasi menggunakan alat peraga mulai
dari Konkrit, Abstrak dan Mencongak. Dengan metode gasing, anak tidak merasa
kesulitan karena anak diajak bermain sehingga Pelajaran menjadi gampang, asyik dan
menyenangkan.
Selama ini di sekolah guru-guru menggunakan metode yang monoton dan lebih
banyak menggunakan metode ceramah serta pemberian tugas dalam mengajar
matematika sehingga peserta didik tidak mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan.
Selain menggunakan metode yang membosankan, ditemukan juga masalah lain. Masalah
yang muncul yaitu, Ketika peserta didik sudah merasa bosan, peserta didik tidak
konsentrasi pada materi dan tidak menjawab pertanyaan dari guru membuat guru
kehilangan fokus dan harus mengontrol emosi agar pembelajaran dapat tetap
berlangsung.
Berdasarkan kenyataan yang ada, peneliti menduga bahwa ada hubungan antara
metode pembelajaran yang digunakan guru dengan suasana belajar yang kurang
menyenangkan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari
ketidaktertarikan peserta didik dalam memahami materi sehingga materi mempengaruhi
hasil belajar peserta didik. Jika dikaitkan dengan kutipan dari pencetus metode gasing,
Profesor Yohanes Surya mengatakan “sejatinya, tidak ada anak yang bodoh, semua anak
sama pintar. Yang membedakan adalah Sebagian dari mereka belum memiliki
kesempatan belajar dengan guru yang baik dan metode yang benar.
Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penjumlahan puluhan
dengan jumlah satuan sama dengan atau lebih dari sepuluh, maka peneliti memilih
menggunakan metode Gasing. Pemilihan metode gasing karena metode Gasing memiliki
keunggulan yaitu membuat matematika menjadi lebih gampang, asyik dan
menyenangkan karena dalam mengerjakan soal-soal matematika tidak harus
menggunakan rumus matematika.
Penerapan metode Gasing untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan
berhitung siswa pada penjumlahan puluhan dengan satuan dan puluhan yang jumlah
satuannya sama dengan atau lebih dari sepuluh yang akan dikaji pada penelitian ini.
Adapun judul yang penulis buat Yaitu “Pengaruh Penerapan Metode Gasing Tehadap
Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Berhitung Penjumlahan Dua Digit Siswa Kelas 4 SD
Inpres Warsansan”

B. Identifikasi Masalah
1. Minimnya guru kelas yang menggunakan metode Gasing dalam pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar;
2. Kurangnya alat-alat pendukung dalam pembelajaran;
3. Kurangnya minat peserta didik dalam belajar matematika;
4. Kurangnya pemahaman guru tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode gasing;
5. Masih ditemukan kesulitan dari peserta didik dalam membedakan nilai tempat;

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah ini tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi penelitian ini yaitu
tentang “Pengaruh Penerapan Metode Gasing Tehadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Berhitung Penjumlahan Dua Digit Siswa Kelas 4 SD Inpres Warsansan”

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka Rumusan Masalah
yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1. Apakah metode gasing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata Pelajaran
matematika materi konsep berhitung penjumlahan dua digit?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada konsep berhitung penjumlahan dua
digit antara metode Gasing dengan Model Konvensional?

E. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah yang dirumuskan diatas, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
gasing dalam penjumlahan puluhan dengan satuan atau puluhan dengan puluhan dengan
jumlah satuan sama dengan atau lebih dari sepuuh pada siswa kelas 4 SD Inpres
Warsansan”

F. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk
mengembangkan metode pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki mutu
pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, terutama dalam
berhitung cepat, khususnya penjumlahan dengan menggunakan metode gasing.
Dengan adanya penggunaan metode Gasing, pembelajaran menjadi gampang,
asyik dan menyenangkan dan peserta didik lebih cepat memahami karena
menggunakan konsep belajar dari Konkret, Abstrak dan Mencongak.

2. Manfaat Praktis
Bagi peserta didik, temuan dari penelitian ini dapat mempermudah
peserta didik dalam belajar matematika untuk mengerjakan hal-hal yang berkaitan
dengan perhitungan tanpa menggunakan rumus dengan cepat. Sedangkan bagi guru,
temuan ini dapat menambah bahan masukan untuk pembelajaran matematika, secara
khusus penjumlahan puluhan dengan satuan atau puluhan yang satuannya sama
dengan atau lebih dari sepuluh dengan metode gasing.

G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti membaginya ke dalam lima bab yang
sistematika penulisannya sebagai berikut:
Bab pertama Pendahuluan, yang merupakan pengantar umum kepada penulisan
penelitian. Dalam bab ini hal yang dikemukakan yaitu meliputi latar belakang,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab kedua membahas tentang kajian teori, namun pada penulisan ini tidak
dibahas karena lebih mengacu pada bab lainnya.
Bab ketiga membahas tentang Metodologi Penelitian, yang terdiri dari tempat
dan waktu penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Populasi dan
Sampel, dan Teknik Analisis Data
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, membahas tentang Dekripsi Hasil
Penelitian dan Analisis Data
Bab V Penutup, yang berisikan tentang Simpulan dan Saran

BAB II
KAJIAN TEORI

C. Kerangka Berpikir
Peneliti akan membandingkan kemampuan berpikir kritis antar kelas ekperimen dan
kelas kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan metode gasing di kelas
ekperimen dan pembelajaran konvensional seperti biasa dikelas kontrol. Maka kemampuan
berpikir kritis kedua kelompok dilakukan uji beda yaitu dengan melihat rata-rata hasil post
test apakah ada pengaruh dari penerapan metode Gasing.
Berdasarkan uraian diatas,maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Proses Pembelajaran Matematika

Tanpa Penerapan Metode Gasing Dengan Penerapan Metode Gasing

Pemahaman Konsep Berhitung Penjumlahan

D. Hipotesis Alternatif (Ha)


Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.
Berdasarkan paparan teoritik diatas, rumusan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Warsansan pada siswa kelas IV.
Sekolah ini terletak di Jalan Raya Biak Pantura, Desa Kobe Oser Distrik Biak Utara
Kabupaten Biak Numfor. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran
2022/2023.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Menurut Menurut Kasiram
(2008:210) penelitian eksperimen bermaksud untuk mengetahui seberapa besar kadar
kemurnian (kebenaran) pengaruh X terhadap Y. Penelitian eksperimen merupakan suatu
model penelitian yang memberikan suatu stimulus, kemudian mengobservasi pengaruh
atau akibat dari perubahan dari stimulasi obyek yang dikenai stimulasi.
Metode Penelitian menggunakan Eksperimen dengan metode Quasi
Eksperimental Design Pemilihan penggunaan Quasi Eksperimental Design ini karena
sulitnya mengontrol semua variabel-variabel luar yang ikut mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Penelitian Quasi Eksperimental Design terdiri dari dua bentuk yaitu Series
Design dan Nonequivalent Control Group Design.
Dari kedua jenis penelitian eksperimen di atas, maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design), desain
penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Dimana
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kelompok
eksperimen dan kontrol dilakukan tes awal. Kedua kelompok mendapatkan perlakuan
berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan metode Gasing dalam
pembelajaran dan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dan
diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelompok. Pada penelitian ini dilakukan
secara langsung dengan melibatkan satu kelas, yaitu siswa kelas 4 pada SD Inpres
Warsansan Biak Utara, sekolah yang peneliti lakukan penelitian saja. Peneliti melibatkan
30 orang anak untuk peneliti teliti dalam penelitian ini yang dipilih secara random.
Menurut Sugiono (2016:16) bahwa Nonequivalent Control Group Design digambarkan
sebagai berikut :
Tabel
Desain Penelitian
Eksperimen A1 X1 A2
Kontrol A3 X2 A4

Keterangan :
Eksperimen : Kelompok yang diberi perlakuan
Kontrol : Kelompok tanpa diberi perlakuan
A1 : Tes Awal / Pretest (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
A2 : Tes Akhir / Pretest (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
A3 : Tes Awal / Posttest (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
A4 : Tes Akhir / Posttest (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
X1 : Penerapan pembelajaran dengan Metode Gasing
X2 : Penerapan pembelajaran dengan Metode Konvensional

Untuk melakukan metode eksperimen kuasi, maka peneliti melakukan langkah-langkah


sebagaimana terdapat pada kerangka eksperimen dibawah ini:

Gambar 3.1
Kerangka Eksperimen
Quasi Experiment
Nonequivalent Control Group Design

Experiment Group Control Group

Pre Test Pre Test

Uji Beda

Uji Beda Treatment Gain Treatment Uji Beda

Uji Beda
Post Test Post Test

Uji Beda

Langkah - langkah metode kuasi eksperimen :


1) Mengujikan soal pre test kepada peserta didik pada kelas treatment dan juga kelas
kontrol.
2) Hasil dari pre test kelas treatment dan kelas control diujikan dengan uji beda yaitu uji-
t. untuk mengetahui tidak adanya perbedaan yang signifikan.
3) Setelah teruji kelas treatment dan kelas control tidak memiliki perbedaan maka kedua
kelas tersebut dapat dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan metode
pembelajaran masing-masing kelompok. Bila hasil tes uji beda menyatakan adanya
perbedaan maka eksperimen tidak bisa dilanjutkan.
4) Setelah kelas treatment dan kelas control diberikan perlakuan metode pembelajaran.
Langkah selanjutnya melakukan mengujikan post test.
5) Hasil dari post test kelas treatment dan kelas kontrol diujikan kembali dengan uji beda
(uji-t) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan secara signifikan.
6) Langkah yang terakhir adalah mengujikan proses pembelajaran dengan menghitung
skor gain dan uji beda pre test dan post test untuk mengetahui bahwa proses
bermakna secara signifikan dapat tidaknya meningkatkan hasil belajar.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis variabel, yaitu :


3.2.1 Variabel Bebas (Independen)
Menurut Sugiyono, Variabel bebas (Independen) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah “Metode Gasing”

3.2.2 Variabel Terikat (Dependen)


Menurut Sugiyono, Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang
dipengaruhi variabel lain atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah “Pemahaman Konsep Berhitung
Penjumlahan”

3.3 Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber
informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Dalam penelitian
kuantitatif penentuan subjek penelitian dilakukan saat peneliti mulai membuat rancangan
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas 4 SD Inpres Warsansan. Adapun yang
menjadi subjek penelitiannya adalah kelas 4 SD Inpres Warsansan yang saya bagi
menjadi dua kelompok sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemilihan subjek
penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan homogenitas rata-rata hasil belajar kelas
4 pada mata pelajaran Matematika.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki kemampuan yang setara pada ranah kognitif dimana kedua kelas memiliki rata-
rata nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu dilakukan dalam
penelitian agar dapat memperoleh data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara kombinasi secara langsung atau tidak langsung. Dalam penelitian ini , data
diperoleh melalui teknik tes. “Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan
(tes tindakan)” (Sudjana, 2006: 35).
Dalam penelitian ini bentuk soal tes yang digunakan adalah tes Isian, pemilihan
soal dengan bentuk isian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik
dapat memahami konsep berhitung . Secara umum tes uraian ini menuntut peserta didik
untuk dapat meguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Instrumen tes ini digunakan pada saat pretest dan posttest dengan karakteristik
soal pada masing-masing tes adalah identik. Tes pertama (pretest) diberikan sebelum
kedua kelompok dikenai perlakuan (treatment) yang dalam hal ini adalah Metode Gasiing
untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvenional untuk kelas kontrol.
Adapun tes kedua (posttest) diberikan setelah perlakuan (trearment) diterapkan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil pretest dan posttest untuk
masing-masing kelas, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan Metode
Gasing pada kelas eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta
didik.
3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen tes dibuat dengan mempelajari dahulu Capaian Pembelajaran tentang
Matematika Berhitung Penjumlahan. Kemudian instrumen tersebut di uji coba kepada
peserta didik kelas IV SD Inpres Warsansan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengukur seberapa layak instrumen tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data.
Instrumen tes yang diberikan kepada peserta didik adalah tes kemampuan pemahaman
konsep peserta didik berupa soal isian yang akan dijadikan soal pretest dan posttest.
Soal pretest diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik dari tiap kelas. Kemudian
soal postest diberikan kembali kepada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah diberikan perlakuan (treatment).
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut:
1. Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen atau eksperimen semu.
2. Pengumpulan data menggunakan tes atau soal untuk mengumpulkan data pretest dan
postes pada kelas eksperimen dan kelas control
3. Kelas eksperimen menerapkan metode gasing sedangkan kelas Kontrol menerapkan
model konvensional

3.5 Teknik Analisis Data


3.5.1 Analisis deskriptif
Analisis statistik deskriptif berguna untuk memaparkan dan menggambarkan data
penelitian, mencakup jumlah data, nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan lain
sebagainya
3.5.2 Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal
atau tidak. Data normal merupakan syarat mutlak yang harus terpenuhi sebelum
melakukan analisis parametrik (dalam hal ini uji paired sampel t tes dan uji independent
sampel t-test).
Dalam statistik parametrik ada 2 macam uji normalitas yang sering dipakai yaitu
normalitas kormoglof smirnoov dan stateronge

3.5.3 Uji paired sampel t-tes (jika data penelitian berdistribusi normal)
Uji paired sampel t-test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata
dua sampel yang berpasangan. Artinya tujuan uji paired sampel t-test Untuk mengetahui
sampel yang berpasangan atau terikat.
Persyaratan dalam uji paired sampel t-test adalah data berdistribusi normal, maka
dilakukan uji paired sampel t-test.
Untuk varian data homogen bukanlah merupakan persyaratan dalam uji paired sampel t
test.
Uji paired sampel t-test dalam penelitian ini dipakai untuk menjawab rumusan masalah
“Apakah metode gasing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep berhitung
penjumlahan?
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, uji paired sampel t-test dilakukan terhadap
data pretest kelas eksperimen dengan post test kelas ekperimen,dimana pada kelas
eksperimen penelitian ini menggunakan metode gasing. Kita akan membandingkan
apakah ada perbedaan antara ssebelum diberikan perlakuan dengan setelah diberikan
perlakuan kemudian data pre test kelas control dengan data post test kelas control dimana
pada kelas control menggunakan model atau pendekatan konvensional.
3.5.4 Uji homogenitas
3.5.5 Uji independent sampel t ts (jika data berdistribusi normal)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Dekripsi Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dilakukan
pengumpulan data tentang untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode Gasing
untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan anak di SD Inpres Warsansan
Biak Utara. Pengumpulan data ini dilakukan dua kali sebelum treatment dan juga sesudah
treatment pada kelompok eksperimen yang terdiri dari 30 orang anak yang dibagi dalam
dua kelompok. Data penelitian yang diperoleh tersebut berasal dari pretest dan posttest.
Pre test dan post test menggunakan 10 soal test tertulis.
1. Analisis deskriptif
N Kelas Kelas Kontrol
o Eksperimen
A1 A2 A3 A4
1 60 70 40 60
2 60 70 60 60
4 60 80 60 70
8 60 80 60 70
9 60 80 70 70
12 60 80 70 80
3 70 90 70 70
5 70 90 70 60
6 70 90 70 60
7 70 90 70 60
10 70 90 70 70
11 70 100 70 70
13 70 100 70 80
14 80 100 70 90
15 80 100 80 90

Hasil Data Deskriptif dengan Excell


Maximu Standar
N Minimum m Mean Deviasi
1 67,3333
Pre Test Eksperimen 5 60 80 3 7,037315505
1 87,3333
Post Test Eksperimen 5 70 100 3 10,32795559
1 66,6666
Pre Test Kontrol 5 40 80 7 8,997354108
1 70,6666
Post Test Kontrol 5 60 90 7 10,32795559
2. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal
atau tidak. Data normal merupakan syarat mutlak yang harus terpenuhi sebelum
melakukan analisis parametrik (dalam hal ini uji paired sampel t tes dan uji independent
sampel t-test).
Dalam statistik parametrik ada 2 macam uji normalitas yang sering dipakai yaitu
normalitas Kormogorov – Smirnov. dan stateronge. Uji normalitas yang peneliti gunakan
yaitu Uji Normalitas Kormogorov – Smirnov.

3. Uji paired sampel t-tes


Uji paired sampel t-test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata dua sampel yang berpasangan. Artinya tujuan uji paired sampel t-test
Untuk mengetahui rata-rata sampel yang berpasangan atau terikat. Persyaratan dalam uji
paired sampel t-test adalah data berdistribusi norma berdasarkan uji normalitas,
menyatakan bahwa data berdistribusi normal, maka dilakukan uji paired sampel t-test.
Untuk varian data homogen bukanlah merupakan persyaratan dalam uji paired sampel t
test. Uji paired sampel t-test dalam penelitian ini dipakai untuk menjawab rumusan
masalah “Apakah metode gasing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
berhitung penjumlahan?
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, uji paired sampel t-test dilakukan
terhadap data pretest kelas eksperimen dengan post test kelas ekperimen,dimana pada
kelas eksperimen penelitian ini menggunakan metode gasing. Kita akan membandingkan
apakah ada perbedaan hasil belajar iswa antara sebelum diberikan perlakuan dengan
setelah diberikan perlakuan kemudian data pre test kelas kontrol dengan data post test
kelas kontrol dimana pada kelas Kontrol menggunakan model atau pendekatan
konvensional.
Berdasarkan data penelitian, Jika Nilai DHitung < nilai tabel Kolmogorov-
Smirnov maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tabel berdistribusi normal kalau H a
diterima, H0 ditolak maka datanya berdistribusi tidak normal. Dengan kata lain, jika Hasil
D<K maka H0 diterima, tabel berdistribusi normal.
Berikut tabel data uji paired sampel t-tes.
N Minimu Maximu Mean Simpangan D Hitung K
m m Baku Tabe
l
Pre Test Eksperimen 15 60 80 67,3333 7,037316 0,251309 0,33
3 8
Post Test Eksperimen 15 70 100 87,3333 10,3279555 0,16116248 0,33
3 9 8 8
Pre Test Kontrol 15 40 80 66,6666 8,99735410 0,28884603 0,33
7 8 7 8
Post Test Kontrol 15 60 90 70,6666 10,3279555 0,25906707 0,33
7 9 5 8

Valid

Jika Nilai DHitung < nilai tabel Kolmogorov-Smirnov maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tabel berdistribusi normal. Kalau Ha diterima H0 ditolak maka datanya berdistribusi tidak
normal. Berdasarkan data p ada tabel, dapat diketahui Hasil D<K maka H0 diterima, tabel
berdistribusi normal. Karena data penelitian berdistribusi normal, maka kita dapat menggunakan
statistik parametrik yakni uji paired sampel t-tes dan uji independent sampel t-test untuk
melakukan analisis data penelitian.
Interpretasi uji paired sampel t-test
1. Berdasarkan uji paired 1, diperoleh nilai sgi atau

4. Uji homogenitas

5. Uji independent sampel t tes (jika data berdistribusi normal)

B. Analisis Data

BAB VI PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai