Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Berdasarkan fakta di sekolah, penanaman konsep materi penjumlahan dan perkalian bilangan bulat
masih belum tersampaikan dengan baik kepada siswa, sehingga perlu adanya upaya penanaman konsep
yang benar supaya tidak berdampak pada pendidikan siswa di jenjang selanjutnya. Operasi
pertambahan dan perkalian bilangan bulat sudah dipelajari siswa sejak jenjang Sekolah Dasar (SD).
Namun demikian sampai saat ini pun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam operasi
pertambahan dan perkalian bilangan bulat. Hal ini sangat mungkin terjadi, dikarenakan pembelajaran
pertambahan dan perkalian bilangan bulat di Sekolah Dasar belum menggunakan bantuan media
pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Sejak SD anak dipaksa untuk berfikir
secara abstrak. Dalam pembelajaran pertambahan dan perkalian cenderung lebih mengedepankan
menghafal dari pada pemahaman. Melihat fakta yang terjadi pada peserta didik tersebut, perlu
dilakukan tindakan agar peserta didik memahami konsep bilangan bulat serta mampu menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan problem solving anak
didik dapat belajar dengan baik terbukti dengan meningkatnya hasil belajar tentang operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dengan adanya peningkatan dalam hasil belajar yang
optimal, dalam pembelajaran melalui problem solving aktivitas anak didik meningkat terbukti dengan
nilai rata-rata yang diperoleh naik. Saran dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
anak didik hendaknya guru kreatif, memahami karakteristik anak didik, dan memperhatikan sarana dan
prasarana. Sebagai alternatif salah satu pembeajaran yang mendukung akan kreativitas anak maupun
guru adalah pendekatan problem solving.

FOKUS KAJIAN

Fokus kajia yaitu: Bruner, Muhsetyo, dkk (2008:3.10-3.11) mengenalkan konsep operasi hitung pada
sistem bilangan bulat yang dilakukan melalui tiga tahap. Pada tahap pertama terdapat 2 model peragaan
yang dapat dikembangkan, yaitu yang menggunakan pendekatan himpunan (menggunakan alat peraga
manik-manik), sedangkan model yang ke dua menggunakan pendekatan hukum kekekalan panjang
(menggunakan alat peraga balok garis bilangan atau pita garis bilangan atau tangga garis bilangan). Pada
tahap ke dua, proses pengerjaan operasi hitungnya diarahkan menggunakan garis bilangan dan pada
tahap ke tiga kepada siswa baru diperkenalkan dengan konsep-konsep operasi hitung yang bersifat
abstrak. Penelitian ini memfokuskan pada materi operasi penjumlahan bilangan bulat. Hal ini dilakukan
karena materi operasi penjumlahan bilangan bulat merupakanmateri prasyarat untuk melakukan
operasi pengurangan bilangan bulat. Materi operasi penjumlahan bilangan bulat pada penelitian ini
dikenalkan kepada siswa dimulai pada tahap konkret. Pada penelitian ini penulis menggunakan garis
bilangan yang digambar pada lantai kelas.

REKOMENDASI

Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan sebagai berikut:
1. Bagi guru, penerapan model direct instruction dapat dijadikan cara dalam mengajarkan materi
pelajaran di sekolah. Dengan menerapkan model direct isntruction dapat meningkatkan
pemahaman matematis siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Namun sebelum guru menerapkan model direct instruction ini, guru perlu mempelajari terlebih
dahulu teorinya. Selain itu, guru harus menyertakan media tambahan apabila menerapkan
model ini.
2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan model direct instruction dalam penelitiannya.
Namun peneliti harus menambahkan media yang dapat menujang pembelajaran apabila ingin
menerapkan model pembelajaran ini.

Anda mungkin juga menyukai