Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS DESKRIPTIF EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

PPKn DALAM PEMBENTUKAN MORAL DAN KARAKTER


SISWA TINGKAT SMA DI SEKOLAH SMA NEGERI 8
MEDAN

Proposal

Diajukan Untuk Memenuhi

Persyaratan Seminar Proposal

Oleh:

Wan Annisa Zul Husna


NIM. 3202411016

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
ANALISIS DESKRIPTIF EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
PPKn DALAM PEMBENTUKAN MORAL DAN KARAKTER
SISWA TINGKAT SMA DI SEKOLAH SMA NEGERI 8
MEDAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Wan Annisa Zul Husna


NIM. 3202411016

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Proposal Skiripsi ini. Shalawat serta salam
tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan
jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Dan penulis juga berterima kasih kapada:

 Terutama kedua orang tua penulis yang senantiasa selalu memberi


dukungan terhadap penulis dalam belajar.
 kepada dosen pengampu mata kuliah Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si.
yang telah membimbing penulis.
 Dan kepada teman-teman yang selalu memberi support kepada penulis.

Penelitian ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar PPKn dan
juga agar dapat dibaca sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi
yang semoga bermanfaat.

Penelitian ini penulis susun dengan segala kemampuan penulis dan


semaksimal mungkin. Namun, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan proposal skripsi penelitian ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu penulis sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama
kepada Dosen Seminar PPKn yang penulis harapkan sebagai bahan koreksi untuk
penulis.

Medan, 25 Mei 2023


Kelas/Prodi V/E /PPKn
Penulis,

Wan Annisa Zul Husna

i
NIM. 3202411016

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................................................
1.3 Pembatasan Masalah.............................................................................................................
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................................................
1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................................................
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................................................
1.6.1 Manfaat Secara Teoritis..............................................................................................
1.6.2 Manfaat Secara Praktis...............................................................................................
1.6.3 Manfaat Bagi Dunia Pendidikan.................................................................................
1.6.4 Manfaat Bagi Penulis..................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................


2.1 Kerangka Teori..................................................................................................................
2.1.1 Pengertian dan Indikator Efektivitas Pembelajaran....................................................
2.1.2 Pengertian dan Konsep Pendidikan Kewarganegaraan..............................................
2.1.3 Pembentukan Moral dan Karakter Siswa..................................................................
2.2 Penelitian Relevan...........................................................................................................
3.3 Kerangka Berfikir............................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................


3.1 Desain Penelitian.............................................................................................................
3.1.1 Jenis Penelitian.........................................................................................................
3.1.2 Metode Penelitian.....................................................................................................
3.1.3 Lokasi Penelitian......................................................................................................
3.2 Fokus Penelitian..............................................................................................................
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian......................................................................................
3.3.1 Populasi.................................................................................................................
3.3.2 Sampel...................................................................................................................
3.4 Konseptualisasi Penelitian..............................................................................................
3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data.....................................................................
3.5.1 Jenis Data.............................................................................................................
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data..............................................................................
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling ampuh dalam

menciptakan generasi bangsa yang cerdas memiliki intelektual, sikap dan

keterampilan. Melalui pendidikan setiap negara-negara memiliki caranya sendiri

dalam membangun sebuah sistem yang nantinya membantu dan menunjang aspek

pendidikan itu sendiri. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan yang

penting bagi manusia, karena melalui pendidikanlah manusia dapat meningkatkan

kualitas hidupnya (Pane & Dasopang, 2017; Sujana, 2019). Melalui pendidikan

seseorang akan dapat diterima dengan baik di masyarakat, karena pendidikan akan

menunjukkan kualitas sumber daya seseorang (Utamy et al., 2020). Hal ini sejalan

dengan pernyataan yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi kualitas sumber

daya manusia, maka semakin baik pula kualitas suatu negara (Iswatiningsih,

2019).

Pendidikan dilaksanakan dengan mewujudkan suasana belajar serta proses

belajar yang dapat mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

kekuatan spiritual kegamaan dan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan

akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara (Prasetya et al., 2018; Santika, 2020; Wibowo, 2020). Hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan tidak semata-mata hanya mengembangkan


2

kemampuan kognitif siswa, melainkan juga mengembangkan sikap sosial serta

keterampilan

Peserta didik (Abdul, 2019; Nisa’ & Anshori, 2021). Proses pendidikan

dan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan pengetahuan, sikap

sosial dan keterampilan didasarkan pada kurikulum 2013 (Fernandes, 2019; Pane

& Dasopang, 2017). Pada kurikulum 2013 ditekankan bahwa kualitas hidup

seseorang tidak hanya ditunjukkan melalui kemampuan kognitif melainkan juga

ditunjukkan melalui sikap yang ditunjukkan (Handayani & Hasrul, 2021). Dalam

kurikulum 2013, pada siswa mulai ditanamkan 18 nilai-nilai nilai karakter yang

terdiri dari religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli

sosial, dan tanggung jawab (Afrilia, 2020; Kusumastuti, 2020; Mariatun, 2018;

Massie & Nababan, 2021). Salah satu karakter yang paling banyak ditanamkan

kepada peserta didik yakni karakter peduli sosial.

Namun di era pendidikan 4.0 pada abad 21 terjadi beberapa perubahan dan

perkembangan yang melampaui tradisi dalam pelaksanaan pendidikan, misalnya

praktik pembinaan kepada masyarakat yang diharapkan dapat mengubah sikap,

mentalitis dan perilaku dalam bersosial media. Secara pragmatis, kemajuan

teknologi dan komunikasi telah memberikan kebermanfaatan bagi khalayak

umum atau masyarakat dalam kehidupan manusia, yang dimana mereka bisa

berinteraksi dan berkomunikasi dengan jarak jauh melalui gadgetnya. Seiring

berjalannya waktu, hadirnya kemajuan teknologi telah mengharuskan generasi


3

muda mempunyai perangkat digital seperti smartphone, laptop, dan computer

untuk memenuhi aktivitasnya di media sosial. Atas dasar perkembangan tersebut,

setiap manusia mengharuskan seorang remaja memiliki smartphone agar diakui

eksistensinya di lingkungan masyarakat. Namun dalam perspektif global berbeda,

dari yang mulanya teknologi dan komunikasi yang berkembang memiliki manfaat,

ternyata teknologi telah dianggap sebagai penyebab bagi kehancuran kehidupan

manusia” (Herlambang, 2018:129). Berkenaan dengan hal itu, maka akibat dari

ketergantungan penggunaan dan ketidak bijakan masyarakat dalam bermedia

sosial akan menimbulkan problematika baru yang tertuju pada pendidikan nilai

moral dan karakter, seperti ekonomi, sosial budaya, dan psikologinya. Sebagai

contoh kasus seorang remaja broken home di Surabaya terpaksa mencuri sebuah

smartphone dan uang tunai dengan alasan ingin memiliki handphone baru

(Patimah & Herlambang, 2021). Pelaku berinisial IKN berusia 17 tahun ini sudah

melakukan hal tersebut kedua kalinya dengan membobol rumah tetangganya.

Pelaku di laporkan kepada polsek tambak dan dijerat dengan pasal 362 KUPH

dengan ancaman hukukamn diatas 5 tahun penjara (Wijayanto, dalam

radarsurabaya.jawapos.com 2020).

Sementara itu, problematika dari aspek sosial budaya yang dilihat akibat

terlalu lama menghabiskan waktunya bermain gadjet, kalangan remaja menjadi

kurang cakap dalam berinteraksi secara nyata dan menjadi pribadi yang memiliki

sikap hedonisme individualis. Walaupun pada kenyataannya media sosial yang

dibangun untuk mendapatkan informasi dan komunikasi dengan jarak jauh

melalui gadgetnya akan tetapi aktivitas tersebut dilakukan tanpa berhadapan


4

secara langsung. Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan adalah etika

berkomentar terhadap orang lain di media sosial. Berlimpahnya kata-kata kotor,

ujaran kebencian, dan rasis yang mencemohkan orang lain mengakibatkan

penyimpangan sosial yang terjadi di media sosial yang menimbulkan perpecahan

antar masyarakat.

Akibat dari perbuatan tersebut kerap menjadi perhatian khusus dalam

pendidikan. Terkhusus pendidikan pancasila dan kewarganegaraan merupakan

salah satu mata pelajaran yang menjadi leading sector dalam pengembangan

karakter siswa. Dengan demikian, dari rangkaian peristiwa yang dijelaskan

sebelumnya diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

analisis deskriptif Efektivitas Pembelajaran PPKn dalam Pembentukan Moral dan

Karakter Siswa Tingkat SMA di Sekolah SMA Negeri 8 Medan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas dapat diidentifikasi masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Banyaknya fenomena yang menggerus moral dan karakter remaja pada

saat ini.

2. Peran guru dalam menanggulangi rusaknya moral dan karakter remaja

masa kini.

3. Efektivitas pembelajaran PPKn dalam pembentukan moral dan

karakter siswa tingkat SMA di sekolah SMA Negeri 8 Medan

1.3 Pembatasan Masalah


5

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas terdapat permasalahan-

permasalahan. Permasalahan tersebut dibatasi agar tidak membuat kesan

mengambang dalam penjelasan dan pemaparan materi pada makalah ini.

Permasalahan yang akan dibahas yaitu bagaimana Efektivitas Pembelajaran PPKn

dalam Pembentukan Moral dan Karakter Siswa Tingkat SMA di Sekolah SMA

Negeri 8 Medan dalam analisis deskriptif.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan tegerusnya moral dan karakter remaja pada saat

ini?

2. Bagaimana peran guru dalam menanggulangi rusaknya moral dan karakter

remaja tersebut?

3. Bagaimana efektivitas pembelajaran PPKn dalam pembentukan moral dan

karakter siswa tingkat SMA di sekolah SMA Negeri 8 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan penyebab tergerusnya moral dan karakter remaja

pada saat ini.

2. Untuk mendeskripsikan peran guru dalam menanggulangi rusaknya moral

dan karakter remaja tersebut.

3. Untuk mendeskripsikan seberapa efektifkah pembelajaran PPKn dalam

pembentukan moral dan karakter siswa tingkat SMA di sekolah SMA

Negeri 8 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:


6

1.6.1 Manfaat Secara Teoritis

Pembahasan ini diharapkan akan menambah wawasan bagi pembaca dan

memperkaya khasana ilmu pengetahuan, menambah, dan melengkapi koleksi

karya ilmiah serta memberikan kontribusi pemikiran yang menyoroti pembahasan

tentang pendidikan moral dan karakter.

1.6.2 Manfaat Secara Praktis

Secara praktis diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan semua orang yang

berminat mempelajari dan mendalami tentang pendidikan moral dan karakter.

1.6.3 Manfaat Bagi Dunia Pendidikan

Penulis berharap hasil dari penulisan ini berguna bagi dunia pendidikan

khususnya bagi setiap orang yang ingin mendalami ilmu pengetahuan tentang

pendidikan moral dan karakter.

1.6.4 Manfaat Bagi Penulis

Pembahasan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bentuk survei

lapangan kepada penulis yang akan menambah pengalaman penulis dalam

menerapkan kegiatan. Pembahasan ini juga dapat menambah daya analisis penulis

terhadap hasil data yang nantinya akan di analisis.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian dan Indikator Efektivitas Pembelajaran

a. Pengertian Efektivitas Pembelajaran

Menurut Miarso (2004) efektivitas pembelajaran adalah salah satu standar

mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga

diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi. Sedangkan Supardi

(2003) menjelaskan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan kombinasi yang

tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah positif dan lebih baik sesuai

dengan potensi.

Hamalik (2001) menjelaskan bahwa efektivitas pembelajaran adalah

pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan

aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran

diperlukan perencanaan yang matang, pembuatan perangkat pembelajaran,

pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran, hingga evaluasi

pembelajaran yang semua itu saling berkesinambungan. Dari beberapa istilah di

atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah kemampuan untuk

mencapai tujuan yang telah 12 ditetapkan dengan tepat dan baik serta

menggunakan media yang juga efektif.

b. Indikator Efektivitas Pembelajaran


8

Pengukuran efektivitas pembelajaran harus selalu dikaitkan dengan

pencapaian tujuan pembelajaran. Indikator yang dapat digunakan untuk

menentukan keefektifan pembelajaran, yaitu: (1) Kecermatan penguasaan

perilaku, (2) Kecepatan melakukan unjuk kerja, (3) Kesesuaian dengan prosedur,

(4) Kuantitas unjuk kerja, (5) Kualitas hasil akhir, (6) Tingkat alih belajar, dan (7)

Tingkat retensi. Kualitas pembelajaran selalu terkait dengan penggunaan metode

pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran, di bawah

kondisi pembelajaran tertentu.

Variabel penting yang dapat digunakan sebagai indikator daya tarik

pembelajaran adalah penghargaan dan keinginan lebih (lebih banyak atau lebih

lama) yang diperlihatkan oleh peserta didik. Kedua indikator ini dapat dikaitkan,

baik pada bidang studi, maupun pada pembelajaran. Ada empat kriteria yang

digunakan dalam menetapkan efektivitas pembelajaran, yaitu:

1) Kecermatan Penguasaan Semakin cermat siswa semakin menguasai

perilaku yang dipelajari, semakin efektif pembelajaran yang telah

dijalankan. 13 Tingkat kecermatan dapat ditunjukkan oleh jumlah

kesalahan dalam menyelesaikan soal.

2) Kecepatan unjuk kerja Jumlah waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan soal tertentu. Dalam hal ini unjuk kerja dapat digunakan

sebagai indikator untuk menetapkan keefektifan pembelajaran.

3) Tingkat Alih Belajar Kemampuan siswa meningkatkan belajar dari apa

yang telah dikuasai kemudian beralih ke hal lain yang serupa atau sejenis.
9

4) Tingkat Retensi Tingkat kemampuan dalam menyelesaikan soal yang

masih mampu ditampilkan setelah selang periode waktu tertentu.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan

bahwa yang menjadi indikator efektivitas pembelajaran adalah (1)

kecermatan penguasaan perilaku, (2) kecepatan melakukan unjuk kerja

atau waktu yang dibutuhkan, (3) kesesuaian dengan prosedur atau

langkah– langkah, (4) kuantitas unjuk kerja, (5) kualitas hasil akhir, (6)

tingkat kemampuan dalam menyelesaikan soal, (7) personalia dan (8)

sumber belajar.

2.1.2 Pengertian dan Konsep Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bentuk pendidikan

yang bertujuan untuk membantu generasi penerus memahami hak dan

kewajibannya sebagai warga masyarakat dan negara. Pendidikan

Kewarganegaraan penting bagi peserta didik untuk berkembang menjadi

pribadi yang memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara

Indonesia, menjadi pribadi yang arif, toleran dan cinta damai, menjadi

pribadi yang berilmu dan berpartisipasi dalam kehidupan politik lokal, nasional,

dan internasional.

Hal ini sejalan dengan esensi tujuan akademik Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, yaitu menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang baik

yang bangga dengan Indonesia, cinta tanah air, jujur, hukum, bertanggung

jawab, santun, dermawan dan percaya diri dalam berinteraksi di sekolah dan di
10

rumah. Di lingkungan mereka, serta dalam berbangsa dan bernegara, kelompok

minoritas mengalami diskriminasi(Supriyanto, 2018:116). Pendidikan

Kewarganegaraan membantu warga negara untuk menyadari hak dan tanggung

jawab mereka, dan untuk bekerja sama dan toleran terhadap orang lain.

Pendidikan kewarganegaraan secara luas mencakup penyiapan generasi muda

untuk peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, terutama sebagai
(Fierna et al., 2022).
warga negara

Dalam memahami pendidikan kewarganegaraan ini, dapat diketahui

berdasarkan indikator yang ada di dalam pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan, diantaranya:

1. Perencanaan adalah proses mempersiapkan kebutuhan suatu kegiatan

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan untuk pengembangan langkah-

langkah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yang dapat didasarkan

pada keinginan perancang dan kebutuhan untuk periode waktu tertentu.

Tjokroamidjojo (Agustrian, 2017:8) mempertegas bahwa, “Perencanaan

adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematik yang

akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu”.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan; Tentu saja

semuanya, termasuk belajar, pandai merencanakan saja tidak cukup,

tetapi pembelajaran yang baik dengan perencanaan yang baik juga dapat

dilakukan dalam pembelajaran yang baik. George R. Terry (1986;

Agustrian, 2017:8) menjelaskan bahwa “implementasi adalah upaya

menggerakkan anggota tim dengan cara yang mereka inginkan dan


11

upayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama perusahaan,

sehingga mereka juga ingin mencapai tujuan tersebut. Dan

3. Penilaian adalah proses pengumpulan informasi untuk mengevaluasi

seberapa baik individu atau kelompok telah melakukan. Ini adalah

bagian penting dari setiap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan ketiga

konsep diatas, maka pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya

merupakan sebuah pemhaman atau pembelajaran yang diajarkan kepada

seluruh peserta pendidik dari setiap jenjang pendidikan di Indonesia


(Fierna dkk., 2022)
.

2.1.3 Pembentukan Moral dan Karakter Siswa

a. Pembentukan Moral

Berbicara masalah pembentukan atau pembinaan moral pada diri remaja

adalah identik dengan masalah tujuan pembinaan yang diinginkan dalam Islam.

Karena ada beberapa para ahli pembinaan yang mengatakan bahwa tujuan

pembinaan adalah pembentukan moral, yang dilakukan melalui berbagai proses

pembinaan secara bertahap. Dalam hal ini pembinaan budi pekerti dan moral

adalah jiwa dan tujuan pembinaan Islam (Al-Abrosyi, 1974 : 15). Atau tujuan

utama pembinaan Islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu

untuk menjadi hamba Allah yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya

(Marimba, 1980 : 48-49).

Meskipun pembentukan dan pembinaan moral adalah sama dengan tujuan

pembinaan dan tujuan hidup setiap muslim, ada sebagian ahli yang berpendapat

bahwa moral tidak perlu dibentuk atau dibina, karena merupakan “gharizah” yang
12

dibawa oleh manusia sejak lahir. Sementara pandangan yang lain mengatakan

bahwa moral adalah hasil dari pembinaan, latihan, pembinaan dan perjuangan

yang sungguh-sungguh, sehingga harus dibentuk. Moral adalah realitas dari

kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan pribadi semata,

namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral tidaklah

bisa dipisahkan dari kehidupan beragama.

Pembinaan moral merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

remaja dewasa ini. Sebelum remaja dapat berfikir secara logis dan memahami hal-

hal yang abstrak serta belum sanggup menentukan mana yang baik dan buruk,

mana yang benar dan salah, contoh-contoh latihan dan pembiasaan dalam pribadi

remaja. Al.Ghazali mengatakan remaja yang dibiasakan untuk mengamalkan

segala sesuatu yang baik di berikan pembinaan kearah itu pasti ia akan tumbuh

diatas kebaikan dan akibat positif ia akan selamat dunia dan akhirat. (Hamdani

Ihsan, Fuad Ihsan,2001:240).

Terkait dengan moralitas atau moral manusia, al-Ghazali membuat

pembedaan dengan menempatkan manusia pada empat tingkatan. Pertama, terdiri

dari orang-orang yang lengah, yang tidak dapat membedakan kebenaran dengan

yang palsu, atau antara yang baik dengan yang buruk. Nafsu jasmani kelompok ini

bertambah kuat, karena tidak memperturutkannya. Kedua, terdiri dari orang yang

tahu betul tentang keburukan dari tingkah laku yang buruk, tetapi tidak

menjauhkan diri dari perbuatan itu. Mereka tidak dapat meninggalkan perbuatan

itu disebabkan adanya kenikmatan yang dirasakan dari perbuatana itu. Ketiga,

orang-orang yang merasa bahwa perbuatan buruk yang dilakukannya adalah


13

sebagai perbuatan yang benar dan baik. Pembenaran yang demikian dapat berasal

dari adanya kesepakatan kolektif yang berupa adat kebiasaan suatu masyarakat.

Dengan demikian orang-orang ini melakukan perbuatan tercelanya dengan leluasa

dan tanpa merasa berdosa. Keempat, orang-orang yang dengan sengaja melakukan

perbuatan buruk atas dasar keyakinannya. (M. Abul Quasem, 1988: 92).

Al-Ghazali menawarkan dua metode yang dapat digunakan untuk

mengubah perangai atau tingkah laku manusia sehingga melahirkan moral yang

baik. Pertama, metode mujahadah (menahan diri) dan riyadhah (melatih diri).

Seseorang harus berusaha tuak untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang

bersumberkan pada moral yang baik, sehingga hal itu menjadi kebiasaan dan

sebagai sesuatu yang menyenangkan. Sesuatu perbuatan dikatakan menjadi adat

dan kebiasaan jika seseorang merasa senang ketika melakukannya. Metode

pembiasaan (i’tiyad) ini dipandang sebagai cara yang paling efektif untuk

mencapai sifat jiwa yang baik. Kedua, metode pertemanan atau pergaulan. Metode

ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki tabiat meniru. Jika seseorang

bergaul dengan orang-orang yang saleh dan baik, dengan tidak sadar akan

menumbuhkan dalam dirinya sendiri kebaikan-kebaikan dari orang yang saleh

tersebut. Begitu sebaliknya yang akan terjadi apabila seseorang bergaul dengan

orang-orang yang memiliki tingkah laku yang buruk (M. Abul Quasem, 1988: 92).

b. Pembentukan Karakter

Pembentukan karakter melalui pendidikan karakter pada dasarnya

berangkat dari berbagai macam permasalahan yang menyangkut generasi muda di


14

era globalisasi sekarang ini. Kondisi putra-putri bangsa semakin memprihatinkan

dilihat dari cara pergaulan mereka, gaya hidup, penurunan semangat belajar,

masalah narkoba, bahkan kriminalitas yang menjerat anakanak di bawah umur

seakan sudah menjadi hal yang biasa belakangan ini. Melihat dari situasi

kebanyakan generasi muda saat ini dan dengan adanya wacana pembentukan

karakter pada pribadi bangsa, maka muncullah berbagai variasi dari pendidikan

karakter. Dirumuskannya pendidikan karakter adalah guna membentuk bangsa

yang kuat dan berkarakter, bermartabat,serta disegani di dunia internasional.

Untuk mendapatkan bangsa dan negara semacam itu perlu penerapan

pendidikan karakter yang benar. Di Indonesia sendiri pendidikan karakter menjadi

persoalan yang sangat serius dibahas.Pemerintah telah menyisipkan pendidikan

karakter dalam kurikulum (2013:5).Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013

dimasukan dalam komptensi inti bagian 1 dan 2. Komptensi yang berkenaan

dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (inderect

teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi

Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi 4).

Sesuai dengan rancangan kurikulum 2013 yakni memusatkan perhatian

besar pada karakter di sekolah dasar sebelum anak memasuki jenjang pendidikan

SMP dan seterusnya. Nilai –nilai karakter yang dikembangkan dalam

kemendiknas ada delapan belas karakter antara lain : karakter religius, jujur,

disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta

damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, dan bertanggung jawab.
15

Dalam Mansur Muslich dijelaskan bahwa karakter merupakan kualitas moral dan

mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah,

nature) dan lingkungan (sosialisasi pendidikan, nurture). Potensi karakter yang

baik dimiliki manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi-potensi tersebut harus

dibina melalui sosialisasi dan pendidikan sejak usia dini.

2.2 Penelitian Relevan

Dalam melakukan penelitian ilmiah harus dilakukan teknik penyusunan

yang sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan diambil. Begitu

pula yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, langkah pertama yaitu dengan

melakukan studi literatur pada buku-buku yang membahas tentang efektivitas

Pembelajaran PPKn dalam Pembentukan Moral dan Karakter pada siswa. Data

yang didapat dari studi literatur ini akan digunakan sebagai acuan untuk membuat

observasi dan pertanyaan wawanccara dalam penelitian.

1. Berdasarkan artikel jurnal yang berjudul “Implementasi Pendidikan Moral

Pancasila Bagi Siswa Sebagai Nilai Etika di Mts Ulumul Qur’an”, yang

ditulis oleh Nazlah Aulia, dkk, menguraikan masalah tentang bagaimana

penerapan nilai dan moral Pancasila pada siswa Mts.Ulumul Qur'an.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penerapan nilai moral di

Mts. Ulumul Qur'an dan untuk mengetahui peran sekolah dalam upaya

menanamkan nilai-nilai moral bagi siswa di Mts. Ulumul Qur'an. Dimana

dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa berinteraksi baik

sesama teman maupun orang yang lebih tua tidak pandai menunjukkan
16

sikap yang sesuai dengan pelaksanaan nilai dan moral yang terkandung

dalam Pancasila. Dimana di dalam pancasila terdapat nilai-nilai yang

menjadi dasar perilaku dalam kehidupan. Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui pemahaman akan nilai dan moral Pancasila pada siswa

Mts.Ulumul Qur'an. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dengan desain etnografi realis, yaitu penelitian yang menggali fenomena

yang diteliti, dengan mempelajari dokumen, atau wawancara, untuk

mencari makna tersembunyi, cerita yang tidak jelas, sesuatu yang

multitafsir, konotasi tersirat, dan suara-suara yang tidak disuarakan.

Penelitian ini diungkapkan dengan pengamatan untuk menguji atau

mengkonfirmasi teori dan asumsi. Instrumen pengumpulan data meliputi

observasi, wawancara, penyebaran kuesioner, studi literatur, dan

dokumentasi. Adapun hasil dalam penelitian ini bahwa untuk penerapan

Pendidikan Moral Pancasila kepada Siswa sebagai Nilai Budi Pekerti di

Mts. Ulumul Qur’an sudah dilakukan baik itu oleh guru maupun siswa.

Hal tersebut dapat dilihat dari peran guru yang dimana setiap per materi

selalu memberikan edukasi realitas di kehidupan nyata kepada siswa dan

kaitannya terhadap nilai dan moral bangsa Indonesia. Dalam hal edukasi

ini tidak hanya dilakukan oleh guru bidang studi PPKn saja namun

dilakukan oleh semua guru mata pelajaran. Karena tujuan utama

dalam pembelajaran adalah menciptakan siswa yang tidak hanya cerdas

tapi juga bermoral yang sesuai dengan Pancasila. Namun untuk

penerapannya dalam hal ini ialah siswa terdapat beberapa kendala


17

terutama dalam hal bagaimana cara berkomunikasi dengan sopan dan baik

terutama bagi sesama teman sebaya. Hal tersebut dikarenakan pengaruh

dari globalisasi yang dimana setiap orang dapat dengan mudah

menyerap budaya asing. Yang dimana hal ini dapat berpengaruh pada

moral siswa. Untuk itu maka diperlukan edukasi lebih gencar lagi

terhadap siswa supaya nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila tetap

terlakudi masyarakat dan tidak tergantikan oleh paham ideologi lain

yang dapat mengikis moral siswa di Indonesia.

2. Berdasarkan artikel jurnal yang berjudul “Pentingnya Pendidikan

Kewarganegaraan Juga Penerapan Dan Relevansi Dalam Kehidupan Di

Era Teknologi Generasi Milenial”, yang ditulis oleh Elza Amalia Salsya

Banidan Dinie Anggraeni Dewi. Artikel ini menguraikan masalah tentang

urgensi terhadap moral dari generasi muda, karena terlalu cepatnya

perkembangan zaman dan teknologi, sehingga terlalu sulit untuk

mengatur moral dan perbuatan generasimasa kini. Seperti yang sudah

dijabarkan, generasi milenial dapat terpengaruh oleh media sosial dimana

mereka melakukan hal yang menurut kepercayaan mereka, hal itu tidak

salah. Padahal, bisa saja hal yang mereka lakukan merupakan kesalahan

yang melanggar norma yang ada di masyarakat. Hanya saja, karena

telah terjadi pergeseran nilai yang signifikan di masyarakat karena

perkembangan teknologi dan informasi yang melesat dengan cepat. Jika

hal ini tidak dikendalikan, maka ke depannya negara Indonesia akan

memiliki penerus yang tidak baik, yang kemungkinan terburuknya dapat


18

membuat Indonesia menjadi terbelakang dan mengancam

keberlangsungan bangsa. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu

agar mendapatkan gambaran berkaitan dengan penerapan relevansi

dalam kehidupan di era teknologi generasi milenial. Latar belakang

dari penelitian ini adalah agar Pendidikan kewarganegaraan tidak terjadi

ketertinggalan zaman dalam penerapan pengajarannya sudah

seharusnya menggunakan sarana dan fasilitas. Metode kualitatif dengan

penelitian deskriptif digunakan saat penulis melakukan penelitian

ini. Instrument penelitian yang digunakan menggunakan pedoman

wawancara, catatan di lapangan. Teknik yang digunakan saat

menganalisis sebuah data pertama data tersebut dikumpulkan,

kemudian melakukan reduksi data, hingga dapat diambil kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini adalah penulis menyatakan bahwa generasi

milenial merupakan generasi yang saat ini sedang sangat rentan bila

tidak mendapatkan pendidikan moral dan juga agama, bahkan

kewarganegaraan yang baik dan kuat. Hal ini disebabkan generasi

muda saat ini sangat rawan dalam mempercayai informasi yang belum

jelas keabsahannya, atau yang biasa dikenal dengan nama hoax, bila

anak tersebut tidak mampu untuk membedakan antara berita yang asli

dengan yang palsu. Jika seperti ini terus menerus, maka Indonesia di

masa depan akan rawan untuk terpecah belah, karena penerusnya mudah

untuk diadu domba bila tidak dapat membedakan yang benar dan yang

tidak.
19

3. Berdasarkan artikel jurnal yang berjudul “Pendidikan Pancasila sebagai

Upaya Membentuk Karakter Religius”, yang ditulis oleh T Heru

Nurgiansah. Artikel ini menguraikan masalah tentang terjadinya perubahan

jaman semakin mengikis perilaku peserta didik menjadi arogan,

amoral, dan intoleran. Perilaku mereka semakin menjauh dari nilai-nilai

agama. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, seperti pengaruh

lingkungan dan penggunaan teknologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

membentuk karakter religius melalui Pendidikan Pancasila di kalangan

peserta didik SMA PGRI 1 Kasihan Bantul. Metode penelitian

menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa

observasi, wawancara, dokumentasi, dan literasi. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa Pendidikan Pancasila berhasil membentuk karakter

religius peserta didik. Pendidikan Pancasila memiliki peranan

penting dalam menyelesaikan segala persoalan khususnya dalam

pendidikan karakter. Peneliti berharap agar penelitian berikutnya bisa

mendeskripsikan karakter religius sebagai formula untuk menyatukan

masyarakat Indonesia yang multikultural. Dikarenakan Pendidikan

Pancasila merupakan mata pelajaran yang cocok dalam upaya membentuk

karakter religius siswa kelas X SMA PGRI 1 Kasihan Kabupaten

Bantul Yogyakarta. Salah satu muatan materi dalam mata pelajaran

tersebut tentang nilai-nilai pancasila yang terdiri dari nilai ketuhanan,

nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan

yang mengharuskan peserta didik untuk berperilaku religius, dengan


20

indikatornya antara lain; memulai dan mengakhiri kegiatan belajar

dengan membaca do’a sesuai dengan ajaran kepercayaan masing-

masing, membaca ayat suci al-qur’an sebelum pembelajaran,

melaksanakan shalat sunah dhuha dan shalat fardu dzuhur secara

berjamaah, dan bersikap toleransi. Dengan Pendidikan Pancasila

diharapkan peserta didik tidak hanya berkarakter religius, akan tetapi

memiliki nilai karakter lainnya seperti karakter jujur, gemar membaca, dan

peduli lingkungan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan menjadi

tonggak awal bagi peneliti lainnya untuk mengembangkan lebih lanjut

terkait nilai karakter melalui Pendidikan Pancasila.

2.3 Kerangka Berpikir

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PPKn DALAM


PEMBENTUKAN MORAL DAN KARAKTER
SISWA

Efektivitas Pembentukan
Pembelajaran Moral dan
PPKn Karakter Siswa

Analisis Deskriptif Efektivitas Pembelajaran


PPKn Dalam Pembentukan Moral dan
Karakter Siswa Tingkat SMA di Sekolah SMA
Negeri 8 Medan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

3.1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif

kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya

adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik

pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan instrumen

wawancara. Pada penelitian ini, para peneliti mengumpulkan narasumber yang

akan diwawancarai tentang pemilih cerdas dan cermat dalam pemilihan umum

21
22

oleh pemilih pemula. Menurut Darmadi (2013: 153), metode penelitian adalah

suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.

Langkah-langkah penelitian kepustakaan diantaranya.

 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti diminta untuk mengidentifikasi permasalahan yang

menentukan tujuan penelitian, membuat prediksi, mengumpulkan data yang

relevan serta menganalisis dan menginterpretasi data untuk melihat data yang

diperoleh mendukung prediksi yang telah dibuat.

 Identifikasi Masalah

Menetapkan Tujuan dan Kegunaan Penelitian

 Analisis Data

Pada tahap ini, analisis data dilakukan saat pengumpulan data berlangsung

dan setelah selesai pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman (1984), ada

tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian

data, dan verifikasi data.

 Menguji Keabsahan Data

Membuat Kesimpulan dan Saran

3.1.3 Lokasi Penelitian


23

Lokasi yang akan dilakukan untuk observasi penelitian ini adalah di SMA

Negeri 8 Medan JL. Sampali No. 23, Pandau Hulu Ii, Kec. Medan Area, Kota

Medan, Prov. Sumatera Utara.

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan salah satu instrumen pemusatan yang sangat

penting dalam penelitian. Hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar

kedepannya dapat meringankan peneliti sebelum melakukan pengamatan. Fokus

penelitian merupakan salah satu instrumen pemusatan yang sangat penting dalam

penelitian. Hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar kedepannya

dapat meringankan peneliti.

Dalam hal ini Peneliti menentukan fokus penelitian melalui beberapa

tahapan observasi yang dilakukan untuk menarik masalah yang ditemukan secara

rasional dan fleksibilitas, sehingga tercapai fokus penelitian yang akan dilalui oleh

peneliti dalam rancangan penelitiannya. Dengan begitu peneliti dapat

memfokuskan masalah terlebih dahulu agar tidak terjadi perluasan permasalahan

yang nantinya tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti

memfokuskan untuk meneliti tentang Kefektivitasan Pembelajaran PPKn Dalam

Pembentukan Moral Dan Karakter Siswa Tingkat SMA Di Sekolah SMA Negeri

8 Medan.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2017:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang


24

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA dan guru bidang studi di SMA

Negeri 8 Medan (JL. Sampali No. 23, Pandau Hulu Ii, Kec. Medan Area, Kota

Medan, Prov. Sumatera Utara).

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

purposive sampling. Dengan sampel adalah siswa sebanyak satu kelas dan tenaga

pendidik/guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, di SMA

Negeri 8 Medan (JL. Sampali No. 23, Pandau Hulu Ii, Kec. Medan Area, Kota

Medan, Prov. Sumatera Utara).

3.4 Konseptualisasi Penelitian

Secara umum dapat dikatakan bahwa Konseptualisasi adalah proses

pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan. Proses

ini berjalan secara induktif, dengan mengamati sejumlah gejala secara individual,

kemudian merumuskannya dalam bentuk konsep yang bersifat abstrak. Konsep

berada dalam bidang logika (teoritis), sedangkan gejala berada dalam dunia

empiris (faktual). Memberikan konsep pada gejala itulah yang disebut dengan

konseptualisasi. Konsep bersifat abstrak dan dibentuk dengan menggene-

realisasikan hal-hal yang khusus. Proses ini diawali dengan mengungkapkan


25

permasalahan penelitian, latar belakangnya, perumusannya, dan signifikansinya.

Masalah sebagai kesenjangan yang ada di antara kenyataan dan harapan perlu

dirumuskan secara eksplisit. Masalah tersebut dapat ditangkap dari keluhan-

keluhan yang ada dalam lingkungan sosial yang bersangkutan. Gejala-gejala

khusus dari masalah ini diungkapkan secara jelas, untuk kemudian konsepnya

dirumuskan secara operasional. Akhirnya, perlu juga diungkapkan mengapa

masalah itu penting untuk diteliti, baik dari segi akademis maupun dari segi

praktis. Dari segi kepentingan akademis, suatu penelitian bisa mengukuhkan teori

yang ada, atau menyangkalnya, atau merevisinya. Sedangkan kepentingan praktis

berhubungan dengan pentingnya penelitian itu dalam pengembangan program

atau pekerjaan tertentu.

Pada penelitian kali ini, penulis mengkonsep penelitian menggunakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik Observasi, wawancara, dan

dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Jadi pada penelitian ini, penulis

mengumpulkan beberapa narasumber untuk di observasi dan wawancara dengan

pertanyaan yang sudah dirancang. Adapun narasumber diperkirakan siswa (satu

kelas) dan beberapa guru bidang studi pendidikan pancasila dan kerwaganegaraan.

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

bersumber dari narasumber yaitu siswa dan guru SMA Negeri 8 Medan orang
26

untuk diobservasi dan diwawancarai, kemudian data sekunder yang bersumber

dari e-book, artikel jurnal dan situs web.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam hal ini, untuk dapat memperoleh informasi atau data yang akurat demi

berjalannya proposal skiripsi yang akan di lakukan, kami mengambil beberapa

instrumennya, yaitu wawancara dengan narasumber, kemudian untuk data

sekunder diperoleh melalui buku, artikel - artikel yang dapat dijadikan sebagai

sumber rujukan dalam menyusun penelitian ini, Dalam penelitian ini bahwa

instrumen pengumpulan datanya ada 3 yaitu:

1. Lembar Observasi

2. Lembar Wawancara

3. Lembar Dokumentasi

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun, teknik pengumpulan data yang kami lakukan untuk dapat

menyelesaikan Proposal Skripsi, yaitu teknik observasi dan wawancara dengan

narasumber.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Hasan (2006:35) teknik analisis data adalah memperkirakan atau

dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa)

kejadian terhadap suatu beberapa kejadian lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik analisis data kualitatif. Miles dan Huberman mengemukakan


27

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas analisis data yaitu:

 Reduksi data, merupakkan tahapan melakukan penyederhanaan,

penggolongan dan membuang yang tidak perlu data sedemikian rupa,

sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi yang bermakna dan

memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

 Display data, penyajian data yang dilakukan merupakan saat sekumpulan

data disusun secara sistematis dan mudah dipahami, sehingga memberikan

kemungkinan menghasilkan kesimpulan. Bentuk penyajian data ini bisa

berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan). Melalui penyajian data

tersebut maka nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola

hubungan, sehingga data akan semakin mudah dipahami.

 Kesimpulan dan Verifikasi data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data

merupakan tahapan akhir dalam teknik menganalisis data. Tahap ini

bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari

hubungan, persamaan, perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai

jawaban dari persoalan yang ada. Verifikasi yang dimaksudkan ialah agar

penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang terkandung dalam

konsep dasar analisis tersebut lebih tepat dan objektif.


DAFTAR PUSTAKA
Anatasya, E., & Dewi, D. A. (2021). MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA
DIDIK SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha,
9(2), 291–304. https://doi.org/10.23887/JPKU.V9I2.34133
Aulia, N., Ramadhani, K. N., Sinaga, R. S., & Yunita, S. (2023). IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN MORAL PANCASILA KEPADA SISWA SEBAGAI NILAI
BUDI PEKERTI DI MTS. ULUMUL QUR’AN MEDAN. Inspiratif Pendidikan,
12(1), 109–119. https://doi.org/10.24252/IP.V12I1.37581
Bani, E. A. S., & Dewi, D. A. (2021). Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Juga
Penerapan dan Relevansi dalam Kehidupan Di Era Teknologi Generasi Milenial.
Syntax Idea, 3(4), 749–762. https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-
idea/article/view/1167/682
Fierna, M., Putri, J. L., Saskia Herlambang, A., Rahma, A., Anjani, P., & Savietri, S.
A. (2022). KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DALAM KURIKULUM MERDEK BELAJAR
BERBASIS LITERASI. Jurnal Mahasiswa Karakter Bangsa, 2(2), 156–165.
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JMKB/article/view/24742
Fitri, S. F. N., & Dewi, D. A. (2021). PENTINGNYA PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI ERA GLOBALISASI DALAM MENCEGAH
DEGRADASI MORAL. Ensiklopedia of Journal, 3(3), 96–102.
https://doi.org/10.33559/EOJ.V3I3.724
Giwangsa, S. F. (2018). PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL DALAM
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. MADROSATUNA : Jurnal
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1(1), 26–40.
https://doi.org/10.47971/MJPGMI.V1I1.16
Jenis, A., & Penelitian, P. (t.t.). BAB III METODE PENELITIAN.
Juliardi, B., Yuherman, Y., & Wulandari, T. (2020). Pendidikan Berbasis Karakter:
Solusi Untuk Meningkatkan Perilaku Sopan dan Santun Siswa. Bakaba : Jurnal
Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan, 7(2), 1–12.
https://doi.org/10.22202/BAKABA.2018.V7I2.4283
Moh Wahyu, K., & Adi Slamet, K. (2020). STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI BUDAYA SEKOLAH DI SMA NEGERI 7 MALANG.
Narimo, S., Sutama, S., & Novitasari, M. (2019). Pembentukan Karakter Peserta Didik
dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Berbasis Budaya
Lokal. Jurnal VARIDIKA, 31(1), 39–44.
https://doi.org/10.23917/VARIDIKA.V1I1.8902

28
29

Pancasila, P., Membentuk, U., Religius, K., & Nurgiansah, H. (2022). Pendidikan
Pancasila sebagai Upaya Membentuk Karakter Religius. Jurnal Basicedu, 6(4),
7310–7316. https://doi.org/10.31004/BASICEDU.V6I4.3481
Rachman, F., Nurgiansyah, T. H., & Kabatiah, M. (2021). Profilisasi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia. EDUKATIF :
JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(5), 2970–2984.
https://doi.org/10.31004/EDUKATIF.V3I5.1052

Anda mungkin juga menyukai