Proposal
Oleh:
2023
ANALISIS DESKRIPTIF EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
PPKn DALAM PEMBENTUKAN MORAL DAN KARAKTER
SISWA TINGKAT SMA DI SEKOLAH SMA NEGERI 8
MEDAN
Skripsi
Sarjana Pendidikan
Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Proposal Skiripsi ini. Shalawat serta salam
tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan
jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Penelitian ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar PPKn dan
juga agar dapat dibaca sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi
yang semoga bermanfaat.
i
NIM. 3202411016
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................................................
1.3 Pembatasan Masalah.............................................................................................................
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................................................
1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................................................
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................................................
1.6.1 Manfaat Secara Teoritis..............................................................................................
1.6.2 Manfaat Secara Praktis...............................................................................................
1.6.3 Manfaat Bagi Dunia Pendidikan.................................................................................
1.6.4 Manfaat Bagi Penulis..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dalam membangun sebuah sistem yang nantinya membantu dan menunjang aspek
pendidikan itu sendiri. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan yang
kualitas hidupnya (Pane & Dasopang, 2017; Sujana, 2019). Melalui pendidikan
seseorang akan dapat diterima dengan baik di masyarakat, karena pendidikan akan
menunjukkan kualitas sumber daya seseorang (Utamy et al., 2020). Hal ini sejalan
daya manusia, maka semakin baik pula kualitas suatu negara (Iswatiningsih,
2019).
negara (Prasetya et al., 2018; Santika, 2020; Wibowo, 2020). Hal ini
keterampilan
Peserta didik (Abdul, 2019; Nisa’ & Anshori, 2021). Proses pendidikan
sosial dan keterampilan didasarkan pada kurikulum 2013 (Fernandes, 2019; Pane
& Dasopang, 2017). Pada kurikulum 2013 ditekankan bahwa kualitas hidup
ditunjukkan melalui sikap yang ditunjukkan (Handayani & Hasrul, 2021). Dalam
kurikulum 2013, pada siswa mulai ditanamkan 18 nilai-nilai nilai karakter yang
terdiri dari religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
sosial, dan tanggung jawab (Afrilia, 2020; Kusumastuti, 2020; Mariatun, 2018;
Massie & Nababan, 2021). Salah satu karakter yang paling banyak ditanamkan
Namun di era pendidikan 4.0 pada abad 21 terjadi beberapa perubahan dan
umum atau masyarakat dalam kehidupan manusia, yang dimana mereka bisa
dari yang mulanya teknologi dan komunikasi yang berkembang memiliki manfaat,
manusia” (Herlambang, 2018:129). Berkenaan dengan hal itu, maka akibat dari
sosial akan menimbulkan problematika baru yang tertuju pada pendidikan nilai
moral dan karakter, seperti ekonomi, sosial budaya, dan psikologinya. Sebagai
contoh kasus seorang remaja broken home di Surabaya terpaksa mencuri sebuah
smartphone dan uang tunai dengan alasan ingin memiliki handphone baru
(Patimah & Herlambang, 2021). Pelaku berinisial IKN berusia 17 tahun ini sudah
Pelaku di laporkan kepada polsek tambak dan dijerat dengan pasal 362 KUPH
radarsurabaya.jawapos.com 2020).
Sementara itu, problematika dari aspek sosial budaya yang dilihat akibat
kurang cakap dalam berinteraksi secara nyata dan menjadi pribadi yang memiliki
secara langsung. Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan adalah etika
antar masyarakat.
salah satu mata pelajaran yang menjadi leading sector dalam pengembangan
saat ini.
masa kini.
dalam Pembentukan Moral dan Karakter Siswa Tingkat SMA di Sekolah SMA
1. Apa yang menyebabkan tegerusnya moral dan karakter remaja pada saat
ini?
remaja tersebut?
Negeri 8 Medan.
Secara praktis diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan semua orang yang
Penulis berharap hasil dari penulisan ini berguna bagi dunia pendidikan
khususnya bagi setiap orang yang ingin mendalami ilmu pengetahuan tentang
menerapkan kegiatan. Pembahasan ini juga dapat menambah daya analisis penulis
KAJIAN PUSTAKA
mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga
diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah positif dan lebih baik sesuai
dengan potensi.
mencapai tujuan yang telah 12 ditetapkan dengan tepat dan baik serta
perilaku, (2) Kecepatan melakukan unjuk kerja, (3) Kesesuaian dengan prosedur,
(4) Kuantitas unjuk kerja, (5) Kualitas hasil akhir, (6) Tingkat alih belajar, dan (7)
pembelajaran adalah penghargaan dan keinginan lebih (lebih banyak atau lebih
lama) yang diperlihatkan oleh peserta didik. Kedua indikator ini dapat dikaitkan,
baik pada bidang studi, maupun pada pembelajaran. Ada empat kriteria yang
menyelesaikan soal tertentu. Dalam hal ini unjuk kerja dapat digunakan
yang telah dikuasai kemudian beralih ke hal lain yang serupa atau sejenis.
9
langkah– langkah, (4) kuantitas unjuk kerja, (5) kualitas hasil akhir, (6)
sumber belajar.
Indonesia, menjadi pribadi yang arif, toleran dan cinta damai, menjadi
pribadi yang berilmu dan berpartisipasi dalam kehidupan politik lokal, nasional,
dan internasional.
Hal ini sejalan dengan esensi tujuan akademik Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, yaitu menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang baik
yang bangga dengan Indonesia, cinta tanah air, jujur, hukum, bertanggung
jawab, santun, dermawan dan percaya diri dalam berinteraksi di sekolah dan di
10
jawab mereka, dan untuk bekerja sama dan toleran terhadap orang lain.
untuk peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, terutama sebagai
(Fierna et al., 2022).
warga negara
kewarganegaraan, diantaranya:
tetapi pembelajaran yang baik dengan perencanaan yang baik juga dapat
a. Pembentukan Moral
adalah identik dengan masalah tujuan pembinaan yang diinginkan dalam Islam.
Karena ada beberapa para ahli pembinaan yang mengatakan bahwa tujuan
pembinaan secara bertahap. Dalam hal ini pembinaan budi pekerti dan moral
adalah jiwa dan tujuan pembinaan Islam (Al-Abrosyi, 1974 : 15). Atau tujuan
utama pembinaan Islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu
untuk menjadi hamba Allah yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya
pembinaan dan tujuan hidup setiap muslim, ada sebagian ahli yang berpendapat
bahwa moral tidak perlu dibentuk atau dibina, karena merupakan “gharizah” yang
12
dibawa oleh manusia sejak lahir. Sementara pandangan yang lain mengatakan
bahwa moral adalah hasil dari pembinaan, latihan, pembinaan dan perjuangan
namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral tidaklah
remaja dewasa ini. Sebelum remaja dapat berfikir secara logis dan memahami hal-
hal yang abstrak serta belum sanggup menentukan mana yang baik dan buruk,
mana yang benar dan salah, contoh-contoh latihan dan pembiasaan dalam pribadi
segala sesuatu yang baik di berikan pembinaan kearah itu pasti ia akan tumbuh
diatas kebaikan dan akibat positif ia akan selamat dunia dan akhirat. (Hamdani
dari orang-orang yang lengah, yang tidak dapat membedakan kebenaran dengan
yang palsu, atau antara yang baik dengan yang buruk. Nafsu jasmani kelompok ini
bertambah kuat, karena tidak memperturutkannya. Kedua, terdiri dari orang yang
tahu betul tentang keburukan dari tingkah laku yang buruk, tetapi tidak
menjauhkan diri dari perbuatan itu. Mereka tidak dapat meninggalkan perbuatan
itu disebabkan adanya kenikmatan yang dirasakan dari perbuatana itu. Ketiga,
sebagai perbuatan yang benar dan baik. Pembenaran yang demikian dapat berasal
dari adanya kesepakatan kolektif yang berupa adat kebiasaan suatu masyarakat.
dan tanpa merasa berdosa. Keempat, orang-orang yang dengan sengaja melakukan
perbuatan buruk atas dasar keyakinannya. (M. Abul Quasem, 1988: 92).
mengubah perangai atau tingkah laku manusia sehingga melahirkan moral yang
baik. Pertama, metode mujahadah (menahan diri) dan riyadhah (melatih diri).
bersumberkan pada moral yang baik, sehingga hal itu menjadi kebiasaan dan
pembiasaan (i’tiyad) ini dipandang sebagai cara yang paling efektif untuk
mencapai sifat jiwa yang baik. Kedua, metode pertemanan atau pergaulan. Metode
ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki tabiat meniru. Jika seseorang
bergaul dengan orang-orang yang saleh dan baik, dengan tidak sadar akan
tersebut. Begitu sebaliknya yang akan terjadi apabila seseorang bergaul dengan
orang-orang yang memiliki tingkah laku yang buruk (M. Abul Quasem, 1988: 92).
b. Pembentukan Karakter
dilihat dari cara pergaulan mereka, gaya hidup, penurunan semangat belajar,
seakan sudah menjadi hal yang biasa belakangan ini. Melihat dari situasi
kebanyakan generasi muda saat ini dan dengan adanya wacana pembentukan
karakter pada pribadi bangsa, maka muncullah berbagai variasi dari pendidikan
dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (inderect
teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi
besar pada karakter di sekolah dasar sebelum anak memasuki jenjang pendidikan
kemendiknas ada delapan belas karakter antara lain : karakter religius, jujur,
disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, dan bertanggung jawab.
15
Dalam Mansur Muslich dijelaskan bahwa karakter merupakan kualitas moral dan
pula yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, langkah pertama yaitu dengan
Pembelajaran PPKn dalam Pembentukan Moral dan Karakter pada siswa. Data
yang didapat dari studi literatur ini akan digunakan sebagai acuan untuk membuat
Pancasila Bagi Siswa Sebagai Nilai Etika di Mts Ulumul Qur’an”, yang
Mts. Ulumul Qur'an dan untuk mengetahui peran sekolah dalam upaya
sesama teman maupun orang yang lebih tua tidak pandai menunjukkan
16
sikap yang sesuai dengan pelaksanaan nilai dan moral yang terkandung
Mts. Ulumul Qur’an sudah dilakukan baik itu oleh guru maupun siswa.
Hal tersebut dapat dilihat dari peran guru yang dimana setiap per materi
kaitannya terhadap nilai dan moral bangsa Indonesia. Dalam hal edukasi
ini tidak hanya dilakukan oleh guru bidang studi PPKn saja namun
terutama dalam hal bagaimana cara berkomunikasi dengan sopan dan baik
menyerap budaya asing. Yang dimana hal ini dapat berpengaruh pada
moral siswa. Untuk itu maka diperlukan edukasi lebih gencar lagi
Era Teknologi Generasi Milenial”, yang ditulis oleh Elza Amalia Salsya
mereka melakukan hal yang menurut kepercayaan mereka, hal itu tidak
salah. Padahal, bisa saja hal yang mereka lakukan merupakan kesalahan
keberlangsungan bangsa. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu
milenial merupakan generasi yang saat ini sedang sangat rentan bila
muda saat ini sangat rawan dalam mempercayai informasi yang belum
jelas keabsahannya, atau yang biasa dikenal dengan nama hoax, bila
anak tersebut tidak mampu untuk membedakan antara berita yang asli
dengan yang palsu. Jika seperti ini terus menerus, maka Indonesia di
masa depan akan rawan untuk terpecah belah, karena penerusnya mudah
untuk diadu domba bila tidak dapat membedakan yang benar dan yang
tidak.
19
memiliki nilai karakter lainnya seperti karakter jujur, gemar membaca, dan
Efektivitas Pembentukan
Pembelajaran Moral dan
PPKn Karakter Siswa
METODE PENELITIAN
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya
daripada generalisasi.
akan diwawancarai tentang pemilih cerdas dan cermat dalam pemilihan umum
21
22
oleh pemilih pemula. Menurut Darmadi (2013: 153), metode penelitian adalah
suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.
Tahap Perencanaan
relevan serta menganalisis dan menginterpretasi data untuk melihat data yang
Identifikasi Masalah
Analisis Data
Pada tahap ini, analisis data dilakukan saat pengumpulan data berlangsung
dan setelah selesai pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman (1984), ada
tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian
Lokasi yang akan dilakukan untuk observasi penelitian ini adalah di SMA
Negeri 8 Medan JL. Sampali No. 23, Pandau Hulu Ii, Kec. Medan Area, Kota
penting dalam penelitian. Hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar
penelitian merupakan salah satu instrumen pemusatan yang sangat penting dalam
penelitian. Hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar kedepannya
tahapan observasi yang dilakukan untuk menarik masalah yang ditemukan secara
rasional dan fleksibilitas, sehingga tercapai fokus penelitian yang akan dilalui oleh
yang nantinya tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti
Pembentukan Moral Dan Karakter Siswa Tingkat SMA Di Sekolah SMA Negeri
8 Medan.
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA dan guru bidang studi di SMA
Negeri 8 Medan (JL. Sampali No. 23, Pandau Hulu Ii, Kec. Medan Area, Kota
3.3.2 Sampel
purposive sampling. Dengan sampel adalah siswa sebanyak satu kelas dan tenaga
Negeri 8 Medan (JL. Sampali No. 23, Pandau Hulu Ii, Kec. Medan Area, Kota
ini berjalan secara induktif, dengan mengamati sejumlah gejala secara individual,
berada dalam bidang logika (teoritis), sedangkan gejala berada dalam dunia
empiris (faktual). Memberikan konsep pada gejala itulah yang disebut dengan
Masalah sebagai kesenjangan yang ada di antara kenyataan dan harapan perlu
khusus dari masalah ini diungkapkan secara jelas, untuk kemudian konsepnya
masalah itu penting untuk diteliti, baik dari segi akademis maupun dari segi
praktis. Dari segi kepentingan akademis, suatu penelitian bisa mengukuhkan teori
dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Jadi pada penelitian ini, penulis
kelas) dan beberapa guru bidang studi pendidikan pancasila dan kerwaganegaraan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
bersumber dari narasumber yaitu siswa dan guru SMA Negeri 8 Medan orang
26
Dalam hal ini, untuk dapat memperoleh informasi atau data yang akurat demi
sekunder diperoleh melalui buku, artikel - artikel yang dapat dijadikan sebagai
sumber rujukan dalam menyusun penelitian ini, Dalam penelitian ini bahwa
1. Lembar Observasi
2. Lembar Wawancara
3. Lembar Dokumentasi
narasumber.
kejadian terhadap suatu beberapa kejadian lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas analisis data yaitu:
tersebut maka nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola
jawaban dari persoalan yang ada. Verifikasi yang dimaksudkan ialah agar
28
29
Pancasila, P., Membentuk, U., Religius, K., & Nurgiansah, H. (2022). Pendidikan
Pancasila sebagai Upaya Membentuk Karakter Religius. Jurnal Basicedu, 6(4),
7310–7316. https://doi.org/10.31004/BASICEDU.V6I4.3481
Rachman, F., Nurgiansyah, T. H., & Kabatiah, M. (2021). Profilisasi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia. EDUKATIF :
JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(5), 2970–2984.
https://doi.org/10.31004/EDUKATIF.V3I5.1052