Anda di halaman 1dari 156

DESKRIPSI KEAKTIFAN SISWA MENGGUNAKAN TRANSCRIPT

BASED LESSON ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN


LESSON STUDY MATERI TEKANAN
HIDROSTATIS DAN HUKUM
PASCAL

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

DEBORAH MASNIARI. S

A1C318081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

JULI 2023
DESKRIPSI KEAKTIFAN SISWA MENGGUNAKAN TRANSCRIPT
BASED LESSON ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN
LESSON STUDY MATERI TEKANAN
HIDROSTATIS DAN HUKUM
PASCAL

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Jambi


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Fisika

DISUSUN OLEH:

DEBORAH MASNIARI. S

A1C318081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

JULI 2023
ii
iii
iv
MOTTO

“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan.”

‭Amsal‬‭1‬:‭7‬‭TB‭

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.”

‭Matius‬‭21‬:‭22‬‭TB‭

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah Marali H Silaban tercinta dan Ibu Maria
T Manullang terkasih, karena berkat doa dan usaha kalian telah menghantarkan
Saya berhasil mencapai gelar sarjana ini. Terimakasih untuk kerja keras serta
perjuangan kalian selama ini sehingga Saya sampai pada titik ini. Semoga apa
yang telah Saya capai ini dapat membanggakan kalian berdua. Saya doakan
semoga Bapak dan Ibu sehat selalu agar kelak tetap menjadi saksi atas banyaknya
pencapaian yang Saya dapatkan dikemudian hari

v
vi
ABSTRAK

Masniari. S, Deborah, 2023. Deskripsi keaktifan siswa menggunakan


Transcript Based Lesson Analysis pada Pembelajaran Lesson study materi
Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal. Skripsi, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP, Universitas Jambi,
Pembimbing (I) Dr. Nova Susanti, S.Pd., M.Si, (II) Neneng Lestari, S.Pd.,
M.Pd.

Kata Kunci: Keaktifan Siswa, Transcript Based Lesson Analysis, Lesson Study,
Pendidikan, Fisika.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya aktivitas belajar peserta didik dalam
pembelajaran fisika kurangnya dalam berinteraksi dalam belajar sehingga
kurangnya suasana yang aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan keaktifan siswa menggunakan Transcript Based Lesson
Analysis pada pembelajaran Lesson study materi Tekanan Hidrostatis dan Hukum
Pascal.

Penelitian ini dilakukan di SMA N 11 Muaro Jambi dengan subjek penelitian


peserta didik kelas XI IPA 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method,
peneliti mengumpulkan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh berupa dokumentasi seperti video/rekaman dengan proses pembelajaran
lesson study menggunakan TBLA. Data kuantitatif yang diperoleh dalam
penelitian ini berupa instrumen keaktifan belajar yang digunakan para observer
untuk mengamati semua kegiatan peserta didik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keaktifan siswa menggunakan Transcript


Based Lesson Analysis pada pembelajaran Lesson study materi Tekanan
Hidrostatis dan Hukum Pascal yang dilakukan dua siklus dengan tahapan plan,
do, see. Pada siklus 1 respon siswa masih terlihat kurang aktif saat belajar. Pada
siklus 2 sudah meningkatnya interaksi siswa dalam belajar ditunjukkan dengan
sikap siswa dalam bekerjasama dan memberikan argumen atau solusi dalam
pembelajaran yang artinya siswa mulai aktif belajar dibandingkan siklus 1.
Penelitian ini sudah dikatakan berjalan dengan baik, yang ditandai dengan
tercapainya indikator keaktifan siswa yang meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan pada penelitian ini hanya membahas
bagaimana mendeskripsikan keaktifan siswa menggunakan TBLA pada
pembelajaran lesson study materi Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal. Oleh
karena itu penelitian sejenis mengenai implementasi lesson study dapat meneliti
proses pembelajaran lainnya.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Mendeskripsikan Keaktifan Siswa Menggunakan

Transcript Based Lesson Analysis pada Pembelajaran Lesson Study Materi

Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal” yang dapat digunakan oleh pendidik

maupun peneliti lainnya untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada

siswa tingkat SMA. Penulis menyadari selesainya penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari dukungan, bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh

sebab itu penulis menyampaikan terimakasih secara khusus kepada: Ibu Dr. Nova

Susanti, S.Pd., M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Neneng Lestari, S.Pd., M.Pd

selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan telah

membimbing, menasehati dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan

pendidikan dan penulisan skripsi ini. Semua itu akan penulis jadikan sebagai

bekal di masa mendatang.

Ibu Dra. Jufrida, M.Si., Bapak Dwi Agus Kurniawan, S.Pd., M.Pd., dan

Bapak Alrizal, S.Pd., M.Si., terimakasih atas kritik dan saran yang diberikan

dalam seminar proposal dan ujian skripsi ini. Semoga saran dan kritikan yang

diberikan oleh Ibu dan Bapak membuat skripsi penulis lebih baik dan sempurna.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Sri Purwaningsih, S.Si.,

M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang dengan gurauannya, kebaikan

hatinya, nasehat serta motivasi yang mengantarkan penulis menyelesaikan

pendidikan. Begitu juga untuk Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Universitas Jambi, terimakasih penulis ucapkan atas ilmu yang telah diberikan

viii
selama perkuliahan. Semoga ilmu tersebut dapat penulis gunakan dalam pekerjaan

masa mendatang.
Secara khusus penulis ucapkan terimakasih banyak yang sangat mendalam

kepada kedua orangtua tercinta Ayah Marali Silaban, SH, dan Ibu Maria

Manullang, SH, serta kedua saudara saya Abang Putra Marianto Rodison. S, S.Pt

dan adik saya Hanna Erika Marintan. S untuk doa, motivasi, didikan dan

kebaikannya yang mengantarkan penulis untuk menikmati dan menyelesaikan

pendidikan hingga perguruan tinggi. Semoga semua kebaikan yang telah

diberikan menjadi berkat bagi penulis.

Rasa terimakasih penulis sampaikan juga kepada teman-teman mahasiswa

Program Studi Pendidikan Fisika terkhusus kelas Reguler C Angkatan 2018,

Alvin Permanda, Eva Asnita, Jesicca Maria, Sakahuni selaku tim observer

penelitian yang telah membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan

skripsi ini. Terkhusus penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada

sahabat-sahabat terdekat yaitu Agnes Aktapianti Br. Ginting, Nini Afrianty, Rika

Selviani, Arin Rohmahtika, Indra Gito Sinaga, dan Nanda Hasbullah Sehab yang

telah memberikan dukungan dan motivasi selama ini.

Rasa terimakasih yang sangat dalam juga penulis sampaikan kepada Agnes

Monica Rahayu, dan Safania Carla Samudri selaku sahabat yang selalu medengar

keluh kesah penulis, selalu bersama penulis dari masa SMA, selalu membantu

penulis dalam hal apapun serta memberi semangat dan dukungan sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Demikian penulis sampaikan, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan peneliti yang lain. Namun, tentunya skripsi ini jauh

dari kesempurnaan dan masih terdapat kesalahan. Oleh sebab itu, penulis

x
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai perbaikan bagi penulis

agar lebih baik kedepannya.

Jambi, Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.4 Manfaat penelitian ................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORITIK


2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ................................. 9
2.1.1 Pembelajaran Fisika ....................................................................... 9
2.2 Lesson Study ........................................................................................ 12
2.2.1 Pengertian Lesson Study ................................................................ 12
2.2.2 Manfaat Lesson Study .................................................................... 14
2.2.3 Tahap Pelaksanaan Lesson Study .................................................. 15
2.3 Transcript Based Lesson Analysis (TBLA) ......................................... 19
2.3.1 Pengertian Transcript Based Lesson Analysis (TBLA) ................. 19
2.3.2 Tahap Pelaksanaan Transcript Based Lesson Analysis (TBLA) ... 20
2.4 Pendekatan Pembelajaran..................................................................... 21
2.4.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran ............................................ 21
2.5 Materi Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal ................................... 24
2.6 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 29
2.7 Kerangka Berfikir................................................................................. 30

xii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 33
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................... 33
3.3 Data dan Sumber Data ......................................................................... 34
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34
3.5 Teknik Analisis .................................................................................... 38
3.6 Prosedur Penelitian............................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4. 1 Deskripsi lokasi/Objek Penelitian ....................................................... 42
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian ............................................................... 42
4.3 Pembahasan .......................................................................................... 65

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


5.1 Simpulan .............................................................................................. 71
5.2 Implikasi ............................................................................................... 71
5.3 Saran ..................................................................................................... 71

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 72


LAMPIRAN .................................................................................................... 76

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Keunggulan TCL dan SCL.............................................................................. 23
3.1 Rubrik Penilaian PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) ............................... 35
3.2 Rubrik Penilaian Keaktifan Observasi ............................................................ 36
4.1 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 1
untuk siklus 1 .................................................................................................. 56
4.2 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas kelompok 1
untuk siklus 1 .................................................................................................. 57
4.3 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 1
untuk siklus 2 .................................................................................................. 58
4.4 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas kelompok 1
untuk siklus 2 .................................................................................................. 58
4.5 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 2
untuk siklus 1 .................................................................................................. 59
4.6 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas kelompok 2
untuk siklus 1 .................................................................................................. 59
4.7 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 2
untuk siklus 2 .................................................................................................. 60
4.8 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas kelompok 2
untuk siklus 2 .................................................................................................. 61
4.9 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 3
untuk siklus 1 .................................................................................................. 61
4.10 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas kelompok 3
untuk siklus 1 ................................................................................................ 62

xiv
4.11 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 3
untuk siklus 2 ................................................................................................ 63
4.12 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas kelompok 3
untuk siklus 2 ................................................................................................ 63
4.13 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 4
untuk siklus 1 ................................................................................................ 64
4.14 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas kelompok 4
untuk siklus 1 ................................................................................................ 64

xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tahap Lesson Study ................................................................................... 18
2.2 Dongkrak Hidrolik ..................................................................................... 27
2.3 Pompa Hidrolik .......................................................................................... 28
2.4 Rem Hidrolik Pada Sepeda ........................................................................ 28
2.5 Kempa Hidrolik .......................................................................................... 29
2.6 Kerangka Berfikir IPA dengan TBLA ....................................................... 32
3.1 Contoh format transkrip penelitian ............................................................ 38
3.2 Grafik Jumlah Kata Siklus 1 ...................................................................... 39
3.3 Grafik Jumlah Kata Siklus 2 ...................................................................... 40
3.4 Skema Prosedur Penelitian Lesson Study .................................................. 41
4.1 Tahap Plan Siklus 1.................................................................................... 43
4.2 Tahap Do Siklus 1 ...................................................................................... 44
4.3 Tahap See Siklus 1 ..................................................................................... 48
4.4 Tahap Plan Siklus 2.................................................................................... 49
4.5 Tahap Do Siklus 2 ...................................................................................... 50
4.6 Tahap See Siklus 2 ..................................................................................... 51
4.7 Grafik Number of Word Siklus 1 ............................................................... 51
4.8 Grafik Number of Word siklus 2 ............................................................... 52
4.9 Diagram Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa Kelompok 1 Siklus 1 .......... 52
4.10 Diagram Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa Kelompok 1 Siklus 2 ........ 53
4.11 Diagram Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa Kelompok 2 Siklus 1 ........ 53
4.12 Diagram Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa Kelompok 2 Siklus 2 ........ 54
4.13 Diagram Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa Kelompok 3 Siklus 1 ........ 54
4.14 Diagram Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa Kelompok 3 Siklus 2 ........ 55
4.15 Diagram Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa Kelompok 4 Siklus 1 ........ 56

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi

peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha

sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia terutama

peserta didik yang dilakukan dengan cara membimbing dan memfasilitasi

kegiatan belajar mereka(Astalini et al., 2018). Pendidikan juga merupakan sebuah

aktifitas yang memiliki maksud atau tujuan tertentu yang diarahkan untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki manusia baik sebagai manusia ataupun

sebagai masyarakat dengan sepenuhnya (Nurkholis, 2013). Fungsi pendidikan

sebenarnya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas

pendidikan dapat berjalan lancar, baik secara struktural, maupun secara

institusional (Saat, 2015).

Ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan ilmu yang mempelajari

gejala-gejala alam yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hidup atau sains

tentang kehidupan dan sains tentang dunia fisik (Rahayu et al., 2012).

Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

perkembangan teknologi. Pembelajaran IPA diharapkan bisa menjadi Wahana

bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan

lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Surahman et al.,

2014). Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di tingkat SMP/MTs meliputi

1
2

tiga mata pelajaran yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi. Perangkat pembelajaran IPA

terpadu perlu adanya pengkajian kembali tentang identifikasi kebutuhan, kondisi

sekolah (sarana dan prasarana sekolah), karakteristik siswa, dan waktu

pembelajaran. Agar nilai kognitif, afektif dan psikomotor dalam perangkat

pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik, sebaiknya penilaian dapat

dilakukan sekaligus melalui aktivitas pembelajaran, dengan dibantu oleh observer

dalam mengamati aktivitas siswa atau dikenal dengan team teaching (Utami et al.,

2020).

Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari

tentang gejala alam yang memerlukan banyak pemahaman. Ilmu fisika menjadi

salah satu ilmu pengetahuan yang mendasar, karena fisika ada hubungannya

dengan perilaku serta struktur suatu benda, khususnya benda-benda mati. Ilmu-

ilmu fisika banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata Fisika berasal

dari bahasa Yunani "Physic" yang berarti "alam" atau "hal ikhwal alam"

sedangkan fisika (dalam bahasa inggris "Physic") ialah ilmu yang mempelajari

aspek-aspek alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap

prinsip-prinsip dan hukum-hukum elementemya. Selanjutnya fisika dapat

didefenisikan dalam berbagai pengertian, satu diantaranya mengatakan bahwa

fisika adalah ilmu yang mempelajari suatu zat dan energi atau zat dan gerakan

(Mulia, 2019). Tujuan pembelajaran fisika adalah terbentuknya kemampuan

bernalar pada siswa yang tercermin melalui kemampuan berfikir logis, sistematis

dan mempunyai sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu

permasalahan. Namun kenyataan di lapangan belumlah sesuai yang diharapkan

(Neizhela & Mosik, 2015).


3

Keaktifan merupakan kegiatan yang dapat bersifat fisik maupun mental.

Belajar harus melalui berbagai macam aktifitas. Keaktifan siswa dalam kegiatan

belajar adalah untuk menekankan pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu

yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa merupakan

unsur dasar yang penting dalam keberhasilan dalam belajar pembelajaran (Kanza

et al., 2020). Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan

interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri.

Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana

masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya

pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator

adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar (Zaeni et al., 2017).

Lesson Study adalah metode berbasis praktik untuk mengembangkan

profesionalisme guru dan sikap saling belajar dengan metode praktik sebenarnya

di dalam kelas dan dilakukan oleh para guru itu sendiri. Lesson Study telah

dikembangkan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA)

bekerjasama dengan pemerintah Indonesia sejak tahun1998 di mana pada saat itu

juga dikembangkan model Pengembangan Sekolah Berbasis Masyarakat (PSBM)

di tingkat kabupaten (Tedjawati, 2011). Pembelajaran bermakna dengan lesson

study menjadi alternatif yang dapat dipilih oleh guru untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Pembelajaran bermakna dengan lesson study adalah suatu model

pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif


4

dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning

untuk membangun komunitas belajar (Sutadji et al., 2013).

Langkah-langkah yang diterapkan dalam lesson study yaitu merancang

pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu, melaksanakan pembelajaran,

mengamati pelaksanaan pembelajaran, dan melakukan refleksi untuk

mendiskusikan pembelajaran yang telah dilakukan sebagai bahan penyempurnaan

dalam rencana pembelajaran berikutnya. Dalam kegiatan ini yang menjadi fokus

utama pelaksanaan lesson study adalah aktivitas siswa di dalam kelas. Aktivitas

siswa tersebut terkait dengan aktivitas guru selama mengajar menggunakan media

real (Sucilestari & Arizona, 2019).

Menurut Mulyani dalam kutipan (Sucilestari & Arizona, 2019), ada dua

tipe lesson study yaitu lesson study berbasis sekolah dan lesson study berbasis

MGMP (Musyawarah Guru mata Pelajaran). Lesson study berbasis sekolah

dilaksanakan oleh guru dari bidang studi yang bersangkutan. Tujuan lesson study

berbasis sekolah ini adalah agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua

mata pelajaran di suatu sekolah dapat lebih ditingkatkan. Sedangkan lesson study

berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh kelompok guru pada suatu mata pelajaran tertentu, dengan

pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

Lesson study berbasis MGMP dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah tertentu

seperti kabupaten/kota atau bisa lebih diperluas lagi. Oleh karena itu, penelitian

lesson study memiliki 3 tujuan pokok, yakni: (1) merencanakan pembelajaran

dengan penggalian akademis pada topik dan alat-alat pembelajaran yang

digunakan, yang selanjutnya disebut tahap Plan, (2) melaksanakan pembelajaran


5

yang mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta

mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati. Kegiatan ini disebut tahap

Do, (3) melaksanakan refleksi melalui berbagai pendapat/tanggapan dan diskusi

bersama pengamat/observer. Kegiatan ini disebut tahap See (Ratnawati, 2019).

TBLA adalah metode analisis hasil belajar dengan menggunakan transkrip

hasil percakapan siswa-siswa, siswa guru dalam aktivitas pembelajaran, yang

diketahui dengan melakukan indepth observation atau pengamatan yang

mendalam. Dalam pengabdian ini TBLA dihasilkan dari proses pengamatan atau

perekaman dari proses pembelajaran. Guna menunjukkan kepedulian yang lebih

pada siswa, guru haruslah mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif

untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang diraih. Salah satu caranya adalah

melakukan pendeteksian terhadap kesulitan belajar yang terjadi pada siswa. Hal

ini dapat dilakukan dengan metoda analisis terhadap transkrip pembelajaran itu

dikenal dengan metode Transcript Base Lesson Analysis (TBLA). TBLA ini

berguna untuk merefleksikan dan meningkatkan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru yaitu dengan menganalisis pertanyaan guru, umpan baik, dan respon

siswa di kelas (Sudarsana & Suarni, 2020).

Pelaksanaan Lesson Study telah dilakukan di provinsi Jambi, salah satunya

di MTS Laboratorium Kota Jambi. Seperti yang dikemukakan oleh (Pathoni &

Susanti, 2017), pelaksanaan Lesson Study di MTS laboratorium Kota Jambi Kelas

IX E merupakan pertama kali dilakukan. Oleh karena itu, ketua peneliti terjun

langsung sebagai guru model untuk memberikan contoh pelaksanaan Lesson

Study di sekolah tersebut. Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh (Maison

et al., 2015), mengemukakan bahwa kegiatan Lesson study yang dilakukan di


6

SMP 17 Kota Jambi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta

mampu meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang

ditandai dengan adanya akibat-akibat yang sudah dapat dilihat pada pembelajaran

IPA khususnya Fisika di kelas yang dijadikan target binaan kegiatan Lesson study.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA N 11 Muaro

Jambi, didapat dalam proses pembelajarannya guru masih menggunakan metode

ceramah. Dengan demikian proses belajar siswa hanya mengandalkan penjelasan

dari guru untuk memperoleh pengetahuan, sehingga kurangnya keaktifan belajar

siswa sehingga bersifat TCL (Teacher Centered Learning). Sementara

pembelajaran pada masa sekarang atau pembelajaran abad ke-21 berfokus pada

SCL (Student Centered Learning) dimana siswa harus berfikir kritis, dapat

memecahkan sebuah permasalahan, berkolaborasi, inovasi dan kreatif. Dengan

demikian permasalahan tersebut mendapatkan perhatian lebih supaya dapat

diperbaiki kedepannya.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka

peneliti melakukan penelitian dengan judul “Mendeskripsikan Keaktifan Siswa

Menggunakan Transcript Based Lesson Analysis Pada Pembelajaran Lesson

Study Dengan Materi Tekanan Hidrostatis Dan Hukum Pascal”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan oleh peneliti di atas maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Lesson study berbasis Transcript Based Lesson

Analysis pada pembelajaran Lesson Study pada materi Tekanan


7

Hidrostatis Dan Hukum Pascal pada kelas XI SMA Negeri 11 Muaro

Jambi?

2. Bagaimana mendeskripsikan keaktifan siswa menggunakan Transcript

Based Lesson Analysis pada pembelajaran Lesson Study pada materi

Tekanan Hidrostatis Dan Hukum Pascal pada kelas XI SMA Negeri 11

Muaro Jambi?

1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat menerapkan Lesson study berbasis Transcript Based Lesson

Analysis pada pembelajaran Lesson Study pada materi Tekanan

Hidrostatis Dan Hukum Pascal pada kelas XI SMA Negeri 11 Muaro

Jambi

2. Untuk mendeskripsikan keaktifan siswa menggunakan transcript

Based lesson analysis (TBLA) pada pembelajaran Lesson Study pada

materi Tekanan Hidrostatis Dan Hukum Pascal pada kelas XI SMA

Negeri 11 Muaro Jambi.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan

memotivasi siswa untuk belajar Fisika.

2. Bagi guru, dengan dilaksanakannya penelitian ini guru dapat

mengetahui penerapan Lesson study berbasis TBLA (Transcript Based

Lesson Analysis) dan meningkatkan kesadaran guru terhadap

permasalahan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.


8

3. Bagi Sekolah, memberikan informasi mengenai pentingnya penerapan

Lesson study berbasis TBLA (Transcript Based Lesson Analysis)

dalam keaktifan belajar mengajar pada siswa kelas XI

4. Bagi peneliti, sebagai informasi yang dapat dimanfaatkan untuk

pengembangan penelitian selanjutnya dan pengalaman langsung dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas.


BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitan yang Relevan

2.1.1 Pembelajaran Fisika

Fisika adalah bidang ilmu yang banyak membahas tentang alam dan

gejalanya, dari yang bersifat real (terlihat secara nyata) hingga yang bersifat

abstrak atau bahkan hanya berbentuk teori yang pembahasannya melibatkan

kemampuan imajinasi atau keterlibatan gambaran mental yang kuat (Sutarto,

2008). Fisika merupakan salah satu cabang dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

IPA/sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan metode-metode yang didasarkan pada observasi dan tersusun secara

sistematik dan di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

alam. Fisika merupakan bagian dari sains, maka hakikat fisika dapat dilihat dari

hakikat sains. Berikut beberapa definisi dari sains:

a. Cohen menyatakan sebagaimana dikutip dalam (Sund dan Trowbridge,

1973: 5) mengungkapkan bahwa Filosofi sains berkaitan dengan

bagaimana mempelajari kejadian alam yang diketahui, melakukan

pengkajian, dan menemukan kebenaran dari pengetahuan tersebut. Filosofi

tersebut disebabkan oleh sifat deterministik yang dimiliki sains, yaitu sifat

keteraturan alam yang terjadi bukan karena kebetulan, melainkan

mengikuti pola-pola tertentu yangbersifat tetap. Sifat deterministik

tersebut tidak mutlak, melainkan memberikan gambaran dan peluang yang

terjadi (Mundilarto, 2010: 4).

b. The National Academy of Sciences menjelaskan bahwa, sains merupakan

9
10

suatu cara untuk mengetahui alam. Penjelasannya didasarkan pada

pengamatan dan eksperimen yang kebenarannya dapat dibuktikan oleh

ilmuwan. Penjelasan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris tidak

dapat disebut sebagai bagian dari sains. Dalam National Research Council

juga menjelaskan bahwa, sains membedakan dirinya dari caranya untuk

mencari tahu dan dari bentuk pengetahuan lain dengan menggunakan

standar empiris, argumen logis, dan keragu-raguan, dimana ilmuwan

berusaha memberikan penjelasan yang terbaik tentang alam (Chiapetta &

Koballa, 2010: 102-104).

Berdasarkan pernyataan di atas, sains merupakan suatu cara untuk

mendapatkan pengetahuan yang terdiri dari produk (a body of knowladge), sikap

(a way of thingking), dan sebagai proses (a way of investigating) yang

mempelajari gejala-gejala alam dan disajikan dalam bentuk sederhana melalui

hasil penelitian, percobaan, dan pengukuran baik secara kuantitatif atau kualitatif

yang dapat bermanfaat bagi kehidupan. Sejalan dengan filosopi sains, Hurd et al.

(2008: 7) mengatakan:"always allow question to be asked and new scientific

explanations to be consider". Mempelajari sains dimulai oleh adanya keinginan

yang kuat untuk menjawab pertanyaan tentang kejadian alam yang dapat dijawab

secara ilmiah, dan jawaban tersebut kemudian memunculkan pertanyaan baru

yang membutuhkan jawaban secara ilmiah. Mempelajari sains berarti mempelajari

kerja ilmiah, karena jawaban sains tidak pernah berhenti pada satu kebenaran

jawaban.

Pembelajaran fisika adalah salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan

fisika di sekolah. Dalam pembelajaran fisika terdapat kegiatan penyadaran atau


11

penguasaan fisika pada peserta didik atau siswa melalui interaksi pengajaran atau

Proses Belajar Mengajar (Sutarto, 2005). Proses pembelajaran fisika menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas,

2003: 12).

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PermenDiknas Nomor 41,

2007). Oleh karena itu, pembelajaran fisika di sekolah menengah harus

menekankan pada aktivitas siswa.

Perlunya peserta didik diajarkan proses sains fisika karena konsep

pembelajaran fisika bukan hanya sekedar mempelajari tentang fakta, prinsip,

hukum, dan teori. Pembelajaran fisika lebih menekankan pada proses sains.

Peserta didik diajarkan memahami proses dan landasan teori dari fisika. Dalam

praktiknya, guru hendaknya melibatkan peserta didik dalam kegiatan eksperimen,

mengumpulkan data, melakukan analisis data, menarik kesimpulan, dan

mengkomunikasikan hasil pembelajaran (Wenning, 2009: 1-3).

Suparno (2013: 9) menyatakan bahwa untuk dapat membelajarkan mata

pelajaran fisika guru wajib memahami dan mengerti tujuan dari pembelajaran. Hal

ini karena hanya dengan mengerti dan memahami tujuan dari pembelajaran, guru

dapat mengarahkan siswa untuk dapat belajar secara efisien.

Suparno juga menjabarkan bahwa dalam pengajaran fisika terdapat lima


12

tujuan umum yaitu: (1) siswa harus mengetahui dan mengerti dalam

memanfaatkan metode ilmiah, (2) siswa harus menguasai materi dan konsep

fisika, (3) dalam menyelesaikan persoalan, siswa dapat senantiasa bersikap ilmiah,

(4) siswa mengetahui dan kesadaran akan manfaat mempelajari fisika baik secara

pribadi dan kelompok dan (5) siswa menyadari akan manfaat fisika dalam

kehidupan dan karir masa depan.

Belajar merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Melalui belajar,

seseorang dapat berkembang menjadi individu yang lebih baik dan bermanfaat

baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Pembelajaran fisika

membantu peserta didik untuk mengembangkan diri menjadi individu yang

memiliki sikap ilmiah, mampu memproses 13 fenomena dan pengetahuan yang

diperoleh serta mampu memahami bagaimana fenomena-fenomena yang ada di

sekitarnya bekerja.

2.2 Lesson Study


2.2.1. Pengertian Lesson Study
Dengan menerapkan lesson study maka pembelajaran yang dilakukan oleh

guru bisa terekam dengan baik dan dengan adanya pembinaan lesson study dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Lesson study merupakan suatu model

pembinaan pendidik yang mengkaji pembelajaran secara kolaboratis dan

berkelanjutan berlandaskan prinsip-prisnsip kolegalitas (Supranoto, 2015).

Lesson study sudah berkembang di Negara Jepang sejak l tahun 1960-an.

Dalam bahasa Jepang, Lesson study disebut jugyekenkyu, yang berasal dari kata

jugyo dan kenkyu. Dalam bahasa Indonesia jugyo berarti pembeljaran, dan kenkyu

berarti pengkajian. Lesson study secara sederhana dapat disebutkan sebagai


13

pengkajian terhadap pembelajaran. lesson study bukan metode pem-belajaran

atau strategi pembelajaran, tetapi dalam Lesson Study dapat dipilih dan diterapkan

berbagai metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi,

atau masalah pembelajaran yang dihadapi dosen dan mahasiswa calon guru

(Wiharto et al., 2018)

Pada abad 21 lesson study sangat dibutuhkan karena dimana lesson study

itu merupakan suatu pembinaan untuk meningkatkan suatu pembelajaran. melalui

lesson study memperoleh pemahaman yang baik tentang bagaimana peserta didik

belajar dan guru mengajar. Dalam kegiatan lesson study, guru secara kolaboratif

dan kolegial merancang pembelajaran secara bersama-sama. Untuk kemudian

mengamati pembelajaran yang telah dirancang bersama dan diakhiri dengan

kegiatan refleksi hasil pengamatan pembelajaran. adapun ciri-ciri lesson study

berbasis sekolah yang di kemukakan oleh Sato Masaki dalam jurnal (Fitriani &

Wahyuni, 2020) Ada dua bentuk lesson study yang dapat dilaksanakan di

Indonesia, yaitu:

1. Lesson Study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), yakni

lesson Study yang dilaksanakan pada setiap hari pertemuan MGMP yang

telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan meliputi Plan pada minggu

pertama, do pada minggu kedua, dan See pada minggu ketiga.

2. Lesson Study berbasis sekolah (LSBS), yakni lesson Study yang dilakukan

di suatu sekolah dengan kegiatan utama berupa open lesson atau open

class oleh setiap guru secara bergiliran pada hari tertentu.


14

2.2.2. Manfaat Lesson Study

Lesson Study yang merupakan upaya kolaboratif antar guru diharapkan

dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kualitas

Pendidikan, yaitu peningkatan kualitas professional guru. Sehingga keunggulan

pelaksanaan Lesson Study dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk

meningkatkan profesionalisme guru. Adapun manfaat Lesson Study bagi guru

dapat:

1. Mengurangi keterasingan guru dari komunitasnya dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannya.

2. Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi

pembelajarannya.

3. Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan

dan urutan kurikulum.

4. Membantu guru memfokuskan pada seluruh aktivitas belajar siswa.

5. Meningkatkan kolaborasi antar sesama guru dalam pembelajaran.

6. Meningkatkan mutu pengajar dan mutu pembelajaran yang pada

gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan.

7. Memungkinkan guru memiliki banyak kesempatan untuk membuat

bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik pembelajarannya

sehingga dapat mengubah perspektif tentang pembelajaran, dan

belajar praktik pembelajaran dari perspektif siswa.

8. Mempermudah siswa berkonsultas

9. Memperbaiki praktik pembelajaran di kelas.


15

10. Meningkatkan keterampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku

ajar.

Menurut (Amin & Putera, 2019) ada beberapa manfaat dari penerapan

Lesson Study yakni:

1. Memungkinkan guru belajar dari kegiatan mengajar mereka sehari-hari

karena lesson study merupakan salah satu objek penelitian.

2. Lesson study menyediakan sarana bagi guru untuk berkolaborasi dengan

guru lain.

3. Lesson study memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan

diri dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka melakukan tugas

sebagai pengajar dan pendidik di sekolah.

2.2.3. Tahap Pelaksanaan Lesson Study

Lesson study merupakan cara untuk meningkatkan proses pembelajaran

yang dilakukan oleh sekelompok guru/dosen secara kolaboratif dan

berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan dan mengobservasi dan

melaporkan hasil pembelajaran. lesson study memiliki tahapan dalam pelaksanaan

yaitu: tahapan plan sebagai tahap pertama, Do merupakan tahap kedua, dan See

sebagai tahap ketiga. Menurut (Nurmina, 2015) ada 6 tahapan dalan pelaksanaan

Lesson Study yaitu:

1. Form a team yaitu membentuk kelompok atau tim sebanyak 6 dimana di

tim tersebut terdiri dari guru yang bersangkutan yang memiliki

kepentingan dengan Lesson Study.


16

2. Develop Student Learning Goals yaitu anggota tim mendiskusikan bahan

ajar yg akan diajarkan kepada siswa sebagai hasil Lesson Study.

3. Plan the Research Lesson yaitu guru mendesain pembelajaran guna

mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan

merespons.

4. Gather Evidence of student learning yaitu salah satu guru mengajar dan

guru lainnya sebagai pengamat dan mengumpulkan bukti-bukti dari

pembelajaran siswa

5. Analysis evidence of learning yaitu tim yang berguna untuk

mendiskusikan hasil mengajar dan pengamatan untuk menilai kemajuan

dalam pencapaian tujuan belajar siswa

6. Repeat the process yaitu kelompok yang betujuan untuk merevisi

pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mualai dari 2 sampai ke 5 dan

tim melakukan shering atas temuan-temuan yang ada.

Menurut (Metha Rozhana & Harnanik, 2019) penerapan penilitan dirancang

sesuai dengan lesson study yang terdiri dari tiga tahap yaitu:

1. Perencanaan (plan)

Pada tahapan perencanaan ini berfokus kepada ranah kognitif atau

pengetahuan yang rendah saja. Contohnya mengetahui dan memahami. yang Pada

tahap ini memiliki rumusan yang tertuang dalam RPP yang berkiblat pada

pengalokasian waktu yang lebih banyak mengenal dan mempelajari hal-hal yang

bersifat kognitif faktual atau paling tinggi konseptual dan prosedural belum

sampai pada pengetahuan dan keterampilan metakognitif. Yang harus dirumuskan

dalam tahap perencanaan (plan) yaitu:


17

a. chapter design yang di dalamnya terdapat tujuan untuk memetakkan

pemahaman pada bab dan mengkongkritkan materi.

b. Analisis materi yaitu memilih materi esensial dan non esensial dan

merenungkan dan merefleksi kembali konsep-konsep utama, prosedur

dan keterampilan penting, serta pengalaman pembelajaran sebelumnya.

c. Lesson design, mengarahkan kemampuan berfikir kritis, analitis, kreatif

dan metokognitif, serta mengembangkan sikap dan keterampilan

Pada tahapan perencanaan (plan) dilakukan identifikasi masalah kelas dan

menentukan alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan

yang relevan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa, dan suasana

kelas, metode dan pendekatan pemeblajaran, media, alat peraga dan evaluasi

proses belajar.

2. Pelaksanaan dan observasi (Do)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap pelaksanaan atau

observasi yaitu pemahaman dan keberanian mengeksekusi setiap tahapan belajar

sesuai dengan kemampuan guru, menyediakan semua alat, bahan dan media yang

dibutuhkan.

Saat kita menjadi seorang observer ada beberapa hal penting yang harus

dilakukan yaitu masuk ke kelas tepat waktu, posisi guru yang tidak mengganggu

siswa saat belajar, membawa lembar kosong untuk mencatat, fokus mengamati

aktivitas belajar dan siswa dan catat hal-hal yang penting untuk dibahas pada

kegiatan refleksi.
18

3. Refleksi (See)

Pada tahap refleksi (see) terdiri dari 4 level yang harus diperhatikan oleh

tim lesson study yakni:

1. Level 1 yaitu komentar mengarah kepada aktivitas mengajar guru

secara parsial, tidak fokus siswa dalam belajar, tanpa saran dan

mengupas kesalahan guru

2. Level 2 yaitu komentar mengarah pada aktivitas siswa secara persial,

fokus pada aktivitas siswa, adanya lapora pandangan mata persial

dan saran

3. Level 3 yaitu berfokus pada aktivitas dan konsep siswa, solusi

masalah

4. Level 4 yaitu fokus pada cara konsep diajarkan untuk mencapai

tujuan belajar.

Plan Do
(Perencanaan) (Pelaksanaan dan
Observasi)

See
(Refleksi)

Gambar 2.1. Tahap Lesson Study

Sumber: (Metha Rozhana & Harnanik, 2019)


19

2.3 Transcript Based Lesson Analysis (TBLA)


2.3.1. Pengertian Transcript Based Lesson Analysis (TBLA)

Transcript based lesson analysis (TBLA) suatu metode yang digunakan

untuk memperbaiki kualitas pembelajaran secara mendalam melalui observasi dan

perekaman, membuat transkrip pembelajaran dan menganalisisnya. Menurut

Matsubara (2010) dalam jurnal (Ramayanti et al., 2015) tahap kegiatan dalam

melakukan analisis terhadap transkrip pembelajaran, yaitu melakukan perekaman

video dan audio selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui perekaman

video dan audio pembelajaran ditranskripkan untuk diterjemahkan ke dalam

tulisan sesuai dengan semua aktivitas selama pembelajaran. selanjutnya trasnkrip

pembelajaran tersebut dianalisis. Hasil dari analisis pembelajaran berdasarkan

TBLA merupakan data penting untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

Transcript Based Lesson Analysis (TBLA). TBLA adalah metode analisis

hasil belajar dengan menggunakan transkrip hasil percakapan siswa-siswa, siswa

guru dalam aktivitas pembelajaran, yang diketahui dengan melakukan indepth

observation atau pengamatan yang mendalam. (Sudarsana & Suarni, 2020).

Melalui lesson study guru dapat berkolaborasi untuk mempersiapkan rencana

pembelajaran, mengamati pembelajaran dan merefleksikan temuan di kelas untuk

meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Dimana analisis dilakukan dengan

melihat, mendengar, mendeskripsikan, berdiskusi dan memahami interaksi antara

guru dan siswa selama belajar. Menurut (Rahayu et al., 2012) menjelaskan dalam

penelitiannya analisis data transkrip pembelajaran dilakukan untuk memperoleh

pola kontruksi pengetahuan siswa yang terjadi pada saat pembelajaran

berlangsung. Transkrip yang diperoleh kemudian dianalisis secara konseptual pola


20

apa yang terjadi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan Transcript Based

lesson analysis (TBLA).

2.3.2. Tahap Pelaksanaan Transcript Based Lesson Analysis (TBLA)

Transcript based lesson analysis (TBLA) memberikan analisis untuk

masukan pembelajaran melalui transkrip dialog pembelajaran, dalam

pelaksanaannya memerlukan kamera yang berfungsi merekam segala aktivitas

guru dan siswa sehingga membantu pada saat transkrip dialog. Menurut

(Supriatna, 2018) yang menjelaskan lebih lanjut tentang proses pembelajaran

direkam melalui video pembelajaran maka ditranskrip untuk diterjemahkan ke

dalam tulisan sesuai dengan semua aktivitas guru dan siswa dalam proses

pembelajaran Transkip ini menggambarkan bagaimana kita melakukan Lesson

analysis dengan mencatat urutan pembicaraan, waktu dan isi dari pernyataan.

Setelah pernyataan pada data dianalisis maka perlu adanya artikulasi, adanya

hubungan antara satu tanskrip yang telah dianalisis dengan menggunakan

pendekatan analisis lainnya seperti.

1. Analisis kasus individual

2. Analisis pertanyaan guru

3. Analisis perbedaan cara berfikir siswa

4. Analisis kesenjangan antara rencana guru dan aktivitas siswa

5. Analisis suasana

6. Analisis tujuan

Perbaikan pembelajaran berikutnya sebagai hasil dari analisis pembelajaran

Transcript based lesson analysis (TBLA). Lesson analysis melibatkan diskusi

berbasis transkrip dan upaya untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dalam
21

pelajaran dengan menganalisis berbagai tahapan proses pengajaran dari berbagai

perspektif seperti struktur pelajaran, ciri-ciri pelajaran, interaksi siswa, dan aspek

pembelajaran siswa.

2.4 Pendekatan Pembelajaran

2.4.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Menurut sanjaya (2010) dalam jurnal (Fadilla Putri et al., 2014)

pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

kita tehadap proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sebagai penjelas

untuk mempermudah guru memberikan pelajaran agar siswa lebih mudah dalam

memahami materi ajar yang disampaikan guru dengan suasana pembelajaran yang

menyenangkan. Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan pendekatan

pembelajaran adalah aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran yang

efektif, efisien dan menyenangkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan, ada dua macam pola pembelajaran yang dikenal,

yakni pola pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL) dan Student Centered

Learning (SCL). TCL dan SCL adalah dua pola pembelajaran yang berbanding

terbalik. Saat di mana TCL lebih berpusat kepada pendidik, maka SCL lebih

menekankan pada keaktifan siswa dalam kelas. Di dalam setting TCL, motivasi

siswa dalam belajar lebih banyak ekstrinsik karena bertumpu pada reward dan

punishment yang diberikan oleh guru. Keadaan yang berbeda dijumpai pada kelas

SCL di mana siswa didorong untuk belajar secara mandiri, bekerja dan belajar

untuk menemukan banyak ide-ide, pengetahuan serta keterampilan baru

berdasarkan motivasi intrinsic (Salay, 2019).


22

Menurut (Ardian & Munadi, 2016) Sistem pembelajaran di perguruan

tinggi cenderung bersifat satu arah, yaitu pemberian materi oleh dosen atau lebih

dikenal dengan model Teacher Centered Learning (TCL). Pem-belajaran tersebut

membuat mahasiswa pasif karena hanya mendengarkan kuliah sehingga terpupuk.

Pada kreativitas mereka kurang sistem pembelajaran model TCL, dosen lebih

banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah. Dosen

menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan menjadi satu-

satunya sumber informasi.

2.4.2. Teacher Centered Learning (TCL) dan Student Centered Learning

(SCL)

Menurut (Bahrudin, 2019) terbagi atas dua tipe pendekatan pembelajaran

yaitu, pendekatan pembelajaranberbasis Teacher Centered Learning (TCL) dan

pendekatan pembelajaran berbasis Student Centered Learning (SCL). Pendekatan

pembelajaran berbasis Teacher Centered Learning (TCL) yaitu suatu kegiatan

pembelajaran dimana seorang dosen menjadi subjek utama dalam proses

pembelajaran dan dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan

Teacher Centered Learning (TCL) ini seorang dosen akan lebih aktif

dibandingkan mahasiswanya, dosen memiliki peran penting untuk penyampaian

materi dan biasanya dalam pendekatan pembelajaran Teacher Centered Learning

(TCL) ini mahasiswa cenderung lebih tidak begitu aktif dalam proses

pembelajaran, sedangkan, pendekatan pembelajaran berbasis Student Centered

Learning (SCL) yaitu suatu pendekatan yang memberikan mahasiswanya untuk

berperan aktif dalam proses pembelajaran atau mahasiswa dijadikan subjek utama

dalam poses pembelajaran. Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Student


23

Centered Learning (SCL) merupakan pembelajaran yang integratif yang

menekankan kreativitas dan biasanya dalam proses pembelajaran yang

menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL) ini menuntut untuk

mahasiswanya aktif dan mandiri dalam mencari materi.

2.4.3. Perbedaan Teacher Centered Learning (TCL) dan Student Centered

Learning (SCL)

Menurut (Salay, 2019) adapun perbedaan pembelajaran yang berpusat

pada pendidik (TCL) dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (SCL)

dapat dirincikan sebagai berikut.

Tabel 2.1. Keunggulan TCL dan SCL

TCL SCL

Pengetahuan ditransfer dari Peserta didik aktif mengembangkan pengetahuan dan


pendidik ke peserta didik keterampilan yang dipelajarainnya
Peserta didik menerima Peserta didik aktif terlibat dalam mengelola
pengetahuan secara pasif pengetahuan
Menekankan pada penguasaan Tidak hanya menekankan pada penguasaan materi,
materi tetapi juga mengembangkan karakter peserta didik
(Life-Long Learning)
Bisa memanfaatkan media Memanfaatkan banyak media (multimedia)
tunggal
Fungsi pendidik sebagai pemberi Fungsi pendidik sebagai fasilitator dan evaluasi
informasi utama dan evaluator dilakukan bersama dengan peserta didik

Proses pembelajaran dan Proses pembelajaran da asesmen dilakukan secara


penilaian dilakukan secara berkesinambungan dan terintegrasi
terpisah
Menekankan pada jawaban yang Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan.
benar Kesalahan dinilai dan dijadikan sumber
pembelajaran.
24

2.5 Materi Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal

2.5.1 Tekanan Hidrostatis

Menurut Pujianto (2013), Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam

suatu wadah selalu tertarik kebawah. Semakin tinggi zat caird alam wadah,

semakin berat zat cair tersebut sehingga semakin besar juga tekanan zat cair pada

dasar wadahnya. Zat dialam ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu zat

padat, zat cair dan gas. Zat cair dan gas memiliki kesamaan sifat, yaitu dapat

mengalir. Suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk mengalir dinamakan

fluida, sehingga zat cair dan gas termasuk fluida.

Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh

gravitasi bumi. Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan

yang bersinggungan dengannya. Besarnya tekanan bergantung pada besarnya gaya

dan luas bidang tempat gaya bekerja.

Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu

bidang tiap satuan luas bidang tersebut. berdasarkan definisi tersebut maka

tekanan dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐹
𝑃= (2.1)
𝐴

Dengan:

P = tekanan (N/m2) atau Pascal (Pa)

F = Gaya (N)

A = luas bidang tekan (m2)

Tekanan zat cair dalam keadaan diam disebut tekanan hidrostatis.

Misalnya, sebuah gelas dengan luas penampang A berisi air yang massanya m
25

dengan ketinggian h diukur dari dasar gelas. Apabila air tersebut berada dalam

keadaan diam, maka besarnya tekanan hidrostatis didasar gelas dapat dirumuskan

sebagai berikut.

𝐹
𝑝=𝐴 (2.2)

𝑚.𝑔
𝑝= (2.3)
𝐴

𝜌.𝑉.𝑔
𝑝= (2.4)
𝐴

𝜌.(𝑝.𝑙.ℎ).𝑔
𝑝= (2.5)
(𝑝.𝑙)

𝑝 = 𝜌. 𝑔. ℎ (2.6)

Dengan:
𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m3)

g =percepatan gravitasi bumi (m/s2)

h =kedalaman zat cair diukur dari permukaannya ke titik yang diberi tekanan (m)

p =tekanan hidrostatis (N/m2)

Berdasarkan rumus tekanan hidrostatis diatas, diketahui bahwa tekanan

hidrostatis bergantung pada massa jenis zat cair, kedalaman zat cair serta

percepatan gravitasi bumi.

2.5.2 Hukum Pascal

Hukum pascal adalah salah satu jenis hukum Fisika yang berlaku dalam

fluida statis. Contoh sederhana dari hukum pascal yang biasa kita lihat yaitu pada

saat mengganti ban mobil dibutuhkan alat bernama dongkrak. Dongkrak

merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat bagian mobil tertentu, salah

satunya bagian ban mobil. Saat ban mobil berhasil terangkat menggunakan
26

dongkrak, maka prinsip kerja dongkrak tersebut merupakan hasil pemanfaatan

dari hukum pascal.

Hukum pascal pertama kali dinyatakan oleh seorang ilmuwan Prancis

yaitu Blaise Pascal (1623-1662). Hukum ini diberi nama sesuai dengan

penemunya, hal ini untuk memberikan penghormatannya kepada Blaise Pascal

penemunya.

Bunyi hukum pascal: “Tekanan yang diberikan pada satu bagian zat cair dalam

satu ruang tertutup, maka selanjutnya akan diteruskan oleh zat cair kesegala

arah”.

Rumus Hukum Pascal:

Dalam sistem tertutup, rumus pascal dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pkeluar = Pmasuk atau P1 = P2 (2.7)

1. Penerapan Hukum Pascal

Penerapan hukum pascal juga sering kita temukan pada kegiatan-kegiatan

sehari-hari, seperti pada mesin hidrolik, Mesin hidrolik adalah mesin yang banyak

digunakan pada kegiatan industri, khususnya pada industri yang membutuhkan

tenaga besar untuk mengangkat benda. Beberapa contoh alat yang menggunakan

prinsip hukum pascal yaitu dongkrak hidrolik, rem piringan hidrolik, rem tangan

hidrolik, alat pres hidrolik dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini

beberapa contoh penerapan hukum pascal dalam kegiatan sehari-hari.

a) Dongkrak Hidrolik
27

Dongkrak hidrolik adalah alat yang memang didesain untuk memindahkan dan

meringankan pekerjaan yang dibuat dengan menerapkan hukum pascal. Dongkrak

hidrolik terdiri dari dua bagian tabung dengan ukuran berbeda, dan masing-

masing tabung diisi oleh air dan ditutup permukaannya dengan rapat. Salah satu

bagian dongkrak hidrolik yang paling penting adalah Piston. Piston merupakan

bagian yang mampu menghasilkan daya besar meskipun tenaga yang dibutuhkan

untuk mengoperasikan alatnya relatif kecil. Salah satu contoh yang penggunaan

dongkrak hidrolik yaitu bengkel mobil menggunakan dongkrak hidrolik untuk

mengangkat mobil ke atas. Dengan dongkrak hidrolik maka memudahkan

mekanik untuk melihat mesin bagian bawah atau memudahkan mengganti ban

mobil.

Gambar 2.2 Dongkrak Hidrolik


Sumber: Marthen Kanginan

b) Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik juga menggunakan prinsip hukum pascal. Pompa hidrolik

menciptakan kevakuman sebagian pada saluran masuk pompa. Vakum ini

memungkinkan tekanan atmospher untuk mendorong fluida dari tangki ke dalam

pompa. Gerakan mekanik pompa mengisap fluida ke dalam rongga pemompaan,


28

dan membawanya melalui pompa, kemudian mendorong dan menekannya ke

dalam sistem hidrolik.

Gambar 2.3 Pompa Hidrolik


Sumber: Marthen Kanginan

c) Rem Hidrolik

Rem hidrolik atau biasa disebut dengan rem cakram menggunakan media

cakram besi untuk mengerem. Rem hidrolik memiliki pipa hidrolik yang diisi

dengan minyak rem yang berguna untuk membantu proses pengereman. Disetiap

ujung rem hidrolik memiliki dua piston yaitu piston pedal dan piston cakram.

Piston pedal merupakan piston yang dekat dengan pedal rem, sedangkan piston

cakram merupakan piston yang digunakan untuk menghentikan laju cakram

sehingga dapat dilakukan pengereman.

Gambar 2.4 Rem Hidrolik pada sepeda


Sumber: Marthen Kanginan

d) Kempa Hidrolik
29

Kempa hidrolik merupakan alat yang digunakan untuk menumbuk biji-

bijian untuk diambil sarinya. Selain itu, kempa hidrolik juga biasanya digunakan

untuk mencetak plat logam menjadi peralatan masak seperti piring, panci, dan

sebagainya.

Gambar 2.5 Kempa Hidrolik


Sumber: Marthen Kanginan

2.6 Hasil Penelitian yang Relavan

Berdasarkan kajian kepustakaan yang telah peneliti lakukan, ada beberapa

hasil penelitian yang relevan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Almujab, S Marten Yogaswara,

Arief Maula Novendra, dan Leni Maryani (2018) dengan judul

Penerapan Lesson Study Melalui Metode Project Based Learning Untuk

Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Di

FKIP UNPAS. Hasil penelitian ini yaitu keaktifan mahasiswa dalam

pembelajaran termasuk pada kategori sedang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Amintarti, Atiek Winarti, Arif

Sholahuddin, Syahmani, dan Mustika Wati (2020), yang berjudul

Penerapan Transcript Based Lesson Analysis (TBLA) Sebagai Upaya


30

Peningkatan Pembelajaran Kimia. Hasil dari penelitian ini adalah dari

hasil TBLA siklus 1 dan 2 terlihat kecenderungan transkrip percakapan

secara klasikal masih didominasi oleh guru.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mutiani, Eris Warmansyah Abbas,

Syaharuddin, dan Heri Susanto (2020) dengan judul “Membangun

Komunitas Belajar Melalui Lesson Study Model Transcript Based

Lesson Analysis”. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya

peningkatan aktivitas siswa yang dapat dilihat dari kualitas percakapan

yang terjadi antara guru dan siswa. Yang mana peningkatan ini

dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memotivasi siswa dalam

belajar.

2.7 Kerangka Berfikir


Fisika merupakan salah satu bidang yang menduduki peranan penting

dalam pendidikan yang cukup menarik dipelajari. Namun, pada kenyataanya

banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan mata pelajaran

yang membutuhkan waktu, pemikiran dan keinginan belajar yang lebih

dibandingkan mata pelajaran yang lain karena materinya mengarah pada

perhitungan dan rumus-rumus. Untuk itu siswa ditekankan untuk berfikir analitis

dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran untuk menemukan suatu tujuan

ataupun pengetahuan.

Lesson study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk memperbaiki

proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan

berkesinambungan. Sedangkan TBLA (Transcript Based Lesson Analysis)

merupakan suatu teknik analisis dalam lesson study dimana TBLA memberikan

analisis untuk masukan pembelajaran melalui transkrip dialog (percakapan)


31

pembelajaran. Dalam TBLA untuk mendapatkan transkrip dialog diperlukan suatu

dokumentasi yang berupa rekaman video ataupun audio yang kemudian

ditranskrip dan dianalisis.

Lesson study merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara kolaboratif. Sedangkan TBLA

(Transcript Based Lesson Analysis) adalah teknik dari pembelajaran lesson study,

yakni analisis pembelajaran berbasis bukti. Bukti yang dimaksud berupa

dokumentasi yang diperoleh dari rekaman video dan audio yang kemudia di

transkrip dan dianalisis. Lesson study dimaksudkan untuk memperbaiki proses

belajar mengajar di dalam kelas yang ditunjukan untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran yang maksimal. Untuk mengetahui pembelajaran telah maksimal

atau tidak dapat dilakukan dengan analisis TBLA (Transcript Based Lesson

Analysis) yaitu mencatat semua dialog yang terjadi antara guru dan siswa selama

proses pembelajaran.

Penerapan Lesson study dalam pembelajaran fisika berbasis TBLA

(Transcript Based Lesson Analysis), siswa dituntut untuk dapat bekerjasama dan

dapat berperan aktif. Kegiatan ini dimulai dari guru mempersiapkan kelas

pembelajaran dan alat untuk merekam aktivitas pembelajaran seperti video atau

audio.

Pada tahap plan (perencanaan) peneliti melakukan kegiatan yang diawali

dengan menyusun desain pembelajaran. Selanjutnya tahap do (pelaksanaan), pada

tahap ini kegiatan dilaksanakan oleh seorang guru model yaitu peneliti sendiri

untuk mempraktikkan desain pembelajaran yang sudah disusun, kemudian guru

memberikan materi dan mempraktikkannya di kelas dengan cara membagi siswa


32

dalam kelompok. Didalam kelas guru menjelaskan materi dan tujuan

pembelajaran yang dilakukan, kemudian siswa melakukan diskusi bersama

kelompoknya tentang materi Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal serta

menyampaikan hasil diskusi serta siswa dan guru bersama- sama memberikan

kesimpulan dari pembelajaran. Selanjutnya tahap see (refleksi), tahap ini

diharapkan dapat memberi masukan yang produktif bagi observer kepada guru

model dengan cara menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan TBLA, dari

hasil analisis kemudian guru dapat mengetahui kekurangan dari pelaksanaan

pembelajaran yang kemudian dapat bermanfaat bagi perencanaan pembelajaran

berikutnya. Kerangka berfikir penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut

:
Kondisi

Lesson Study Siklus I

Perencanaan

Pelaksanaan
Dilakukan
menggunakan
Refleksi
Transcript Based Peserta didik
Learning
Analysis
Hasil Transcript Analysis
(TBLA)

Lesson Study Siklus II

Kondisi Akhir
33

Gambar 2.6 Kerangka berfikir IPA dengan Transcript based lesson analysis (TBLA)

Sumber: (Metha Rozhana & Harnanik, 2019


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA N 11 Muaro Jambi yang beralamat Jl.

Lintas Sumatra, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi,

Jambi. Waktu penelitian adalah semester Ganjil tahun Ajaran 2022/2023.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan mixed method (kualitatif dan kuantitatif) dan jenis penelitian yang

digunakan adalah jenis studi kasus. Pendekatan kombinasi ini lebih menerapkan

sebuah metode dan cara berpikir yang berupaya untuk menerapkan perseptif

pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam senuah penelitian. Menurut Masrizal

(2011) Mixed method adalah metode penelitian yang diaplikasikan bila peneliti

memiliki pertanyaan yang perlu diuji dari segi outcomes dan prosesnya, serta

menyangkut kombinasi antara metode kuantitatif dan metode kualitatif dalam satu

penelitian.

Menurut Hardani (2020) studi kasus (case study) merupakan metode untuk

menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus. Kasus

biasanya ada karena masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga

sesuatu yang dijadikan kasus bukan karena ada masalah, melainkan karena

keunggulan atau keberhasilannya. Data studi kasus diperoleh dari observasi dan

berbagai dokumen yang mendukung sesuai kepentingan dalam penelitian ini.

33
34

3.3 Data dan Sumber data

Data dalam penelitian ini berbentuk data penelitian kualitatif. Data

kualitatif merupakan data yang dijelaskan atau dideskripsikan dengan secara

naratif atau kalimat. Data diperoleh berupa dokumentasi, video atau rekaman

dengan proses pembelajaran dengan penerapan lesson study berbasis TBLA

(Transcript Based Lesson Analysis). Sedangkan untuk data penelitian kuantitatif

pada penelitian ini berupa data instrumen dan data yang berbentuk transkrip dapat

diperoleh berupa dialog dan tindakan siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA N

11 Muaro Jambi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data Kualitatif

Teknik pengumpulan data untuk kualitatif yaitu berupa dokumentasi.

Menurut (Prasetyo, 2015) dokumentasi merupakan pengumpulan data

menggunakan bantuan alat atau catatan peristiwa yang telah berlalu,

dokumentasi bisa berbentuk tulisan, grafis, rekaman audio, video dan lain

sebagainya. Pada penelitian ini adapun data dokumentasinya berupa foto dan

rekaman video/audio yang didokumentasikan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung agar diperoleh data yang lebih bervariasi dan lebih akurat. Hasil

video recorder pembelajaran dibuat dalam bentuk data transkrip yang berisi

pembicaraan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran.


35

3.4.2 Data Kuantitatif

Teknik pengumpulan data untuk kuantitatif yaitu berupa instrumen dan TBLA.

1. Instrumen

Intrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

atau mengukur objek dari suatu variable penelitian. Untuk mendapatkan

data yang benar demi kesimpulan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya,

maka harus menggunakan instrument yang valid dan konsisten serta tepat

dalam memberikan data hasil penelitian (Yusup., 2018). Instrument terbagi

menjadi dua yaitu instrument keaktifan belajar siswa dan isntrumen

evaluasi berupa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

Instrument keaktifan belajar siswa sudah disediakan oleh guru model,

sehingga guru model dibantu oleh tim lesson study dalam melakukan

pengamatan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Observer yang

sudah ditentukan oleh peneliti yang akan bertindak mengamati masing-

masing siswa. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi berupa

rubrik penilaian keaktifan belajar siswa. Rubrik keaktifan adalah teknik

yang digunakan untuk mengukur keaktifan belajar siswa di kelas. Rubrik

keaktifan siswa terdiri dari rubrik penilaian sikap PPK dan rubrik penilaian

keaktifan

Tabel 3.1 Rubrik penilaian PPK (Penguatan pendidikan karakter)

No Aspek Hasil
Pengamatan Kriteria Pengamatan
4 3 2 1
1 Religius 4 = siswa berdoa sebelum dan setelah belajar

3 = siswa berdoa sebelum belajar saja


36

2 = siswa berdoa setelah belajar saja

1 = siswa tidak berdoa sebelum dan setelah belajar


2 Mandiri 4 = siswa bekerja keras dalam penyelesaian tugas
proyek/kelompok dari awal hingga akhir
pembelajaran
3 = siswa bekerja keras dalam penyelesaian
proyek/ kelompok di awal pembelajaran saja
2 = siswa bekerja keras dalam penyelesaian tugas
proyek/kelompok di akhir pembelajaran saja
1 = siswa tidak bekerja keras dalam penyelesaian
tugas proyek/kelompok dari awal hingga akhir
pembelajaran
3 Kerjasama 4 = siswa melakukan kerjasama dalam
proyek/kelompok belajar dari awal hingga akhir
3 = siswa melakukan kerjasama dalam
proyek/kelompok belajar di awal saja
2 = siswa melakukan kerjasama dalam
proyek/kelompok belajar dipertengahan saja

1 = siswa tidak samasekali bekerjasama dalam


proyek/kelompok belajar

4 Integritas 4 = siswa bertanggung jawab terhadap tugas


proyek/kelompok dan individunya dari awal
hingga akhir pembelajaran
3 = siswa bertanggung jawab terhadap tugas
proyek/kelompok dan individunya di awal
pembelajaran saja
2 = siswa siswa bertanggung jawab terhadap tugas
proyek/kelompok dan individunya di akhir
pembelajaran saja
1 = siswa sama sekali tidak bertanggung jawab
tugas proyek/kelompok dan individunya dari
awal hingga akhir pembelajaran

Tabel 3.3 Rubrik penilaian keaktifan observasi

Skor
No Indikator Aktifitas Yang Diamati
4 3 2 1
1 Bertanya 4 = Siswa bertanya pada guru lebih dari tiga kali
3 = Siswa bertanya pada guru tiga kali
2 = Siswa bertanya pada guru dua kali
1 = Siswa bertanya kepada guru satu kali
2 Menjawab 4 = Siswa menjawab sangat benar pertanyaaan
37

guru
3 = Siswa menjawab benar pertanyaan guru
2 = Siswa menjawab kurang benar pertanyaan
guru
1 = Siswa menjawab salah pertanyaan guru
3 Berargumen/s 4 = Siswa berargumen/solusi sangat bisa diterima
olusi kebenarannya
3 = Siswa berargumen/solusi bisa diterima
kebenaranya
2 = Siswa berargumen/solusi kurang bisa diterima
kebenaranya
1 = Siswa berargumen/solusi tidak bisa diterima
kebenarannya
Sumber: (Yulianto et al., 2017)

2. TBLA (Transcript Based Lesson Analysis)

TBLA adalah transkrip yang diperoleh dari tim penelitian dan juga tim

observer yang telah merekam saat kegiatan pembelajaran. Transkrip adalah

berupa rekaman yang dirubah menjadi tulisan. Data transkip ini berisi

pembicaraan yang terjadi selama pelaksanaan aktiitas pembelajaran kemudian

transkip ini akan dilakukan analisis menggunakan excel.

Berdasarkan hasil TBLA menurut (Riana et al., 2021) selama proses

pembelajaran guru, dosen dan tim pengamat bertugas mencatat dan mengamati

semua kegiatan peserta didik yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian hasil

observasi. Gambar 3.1 merupakan proses analisis transkrip menurut format yang

telah ditentukan.
38

Gambar 3.1 contoh format transkrip penelitian


3.5 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif untuk menggambarkan keadaan pencapaian indikator setiap siklus

melalui proses pelaksanaan lesson study. Data yang dianalisis diperoleh dari hasil

dokumentasi berupa video/audio yang kemudian di transkrip menggunakan TBLA

dan dianalisis untuk dideskripsikan sebagai hasil data.

Menurut (Yunengsih & Syahrilfuddin, 2020), aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan

conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi. Denga

demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah penelti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.
39

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard,

pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian daa tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan sekamin

mudah di pahami.

c. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan dapat diperoleh dari data-data yang telah di sajikan yang

selanjutnya dilakukan verifikasi atau menguji kebenaran, keabsahan dan

kecocokan dari data-data yang diperoleh.

Berdasarkan analisis full transcript yang telah peneliti lakukan diperoleh

grafik numbwe of word selama pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, sebagaimana

gambar 3.3 dan 3.4 grafik percakapan antara guru dan peserta didik menunjukan

garis merah adalah sesi percakapan yang dilakukan oleh guru, sementara garis

berwarna biru menunjukan sesi percakapan siswa. Indek ini juga merupakan

swquens waktu (dalam menit) saat pembelajaran terjadi.

Jumlah kata percakapan antara guru dan siswa


100
Guru
Jumlah kata

50
0
Indeks
47

91
1
5
9
13
17
21
27
31
35
39
43

51
55
59
63
67
71
75
79
83
87

95
99
103
107
111

-50
Siswa
-100
-150
-200

Gambar 3.2 grafik jumlah kata siklus 1


40

Jumlah kata percakapan antara guru dan siswa


Jumlah kata 150
100
Guru
50
0
Indeks

103
108
1
6
11
16
21
28
33
38
43
48
53
58
63
68
73
78
83
88
93
98
-50
Siswa
-100
-150

Gambar 3.3 grafik jumlah kata siklus 2

Gambar 3.3 dan gambar 3.4 menunjukan bahwa jumlah kata dari

percakapan guru dan siswa berdasarkan indeksnya, dimana sumbu Y positif

menujukan jumlah kata dari percakapan oleh guru dan sumbu Y negative

menunjukan jumlah kata dari percakapan oleh siswa sedangkan sumbu X adalah

urutan percakapan antara guru dan siswa.

3.6 Prosedur Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam II tahapan kegiatan lesson study melalui

tahap plan (perencanaan), do (pelaksanaan), dan see (refleksi). Tetapi jika

belum mendapatkan hasil yang diinginkan kegiatan dapat ditambah sampai

mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun jika telah mendapatkan hasil yang

diinginkan sebelum kegiatan II dapat dihentikan sampai kegiatan II saja.

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fisika

yang Mengajar di SMA N 11 Muaro Jambi dan beserta tim observer. Adapun

skema pelaksanaan yang digambarkan seperti dihalaman selanjutnya.


41

Siklus 1

Plan 1
Mendiskusikan desain pembelajaran,
mempersiapkan kelas pembelajaran dan
alat perekam video/audio yang digunakan.

Kelas
Desain Pembelajaran Alat
pembelajaran Dokumentasi

Do 1
Pembelajaran dengan Dilakukan
menerapkan lesson study seperti
Plan 1

Observasi 1 See 1
Merekam semua kegiatan Mendiskusikan dan
yang terjadi selama menganalisis proses
pembelajaran dan pembelajaran menggunakan
membuat transkrip TBLA (Transcript Based
pembelajaran. learning Analysis)

Jika masalah
belum komplit

Observasi 2 Do 2 Plan 2 Siklus 2

See 2 Siklus
Selanjutnya

Gambar 3.4 Skema prosedur penelitian Lesson Study

Sumber : (Putri & Susanti, 2021)


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 11 Muaro

Jambi yang terletak di Jl. Lintas Timur Km 16 Mendalo Darat, Mendalo Darat,

Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi. Provinsi jambi. Penelitian ini

dilakukan di kelas XI IPA 2 berjumlah 35 orang.

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian

Bagian ini mendeskripsikan beberapa temuan dan pembahasan mengenai

keaktifan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran Fisika dalam dialog

percakapan pembelajaran yang terjadi selama dua siklus pelaksanaan

pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 mengenai materi Tekanan Hidrostatis dan

Hukum Pascal. Untuk siklus 1 submaterinya Tekanan Hidrostatis dan untuk siklus

2 submaterinya mengenai Hukum Pascal. Dalam Lesson Study setiap siklusnya

mempunyai tiga tahap pelaksanaannya yaitu perencanaan (plan), dilanjutkan

dengan pelaksanaan (do) serta di akhir pembelajaran akan dilaksanakan refleksi

(see).

A. Siklus 1

1) Plan

Tahapan plan dilaksanakan pada tanggal 28 September 2022 secara tatap

muka. Guru menggunakan model diskusi bersama dengan tim Lesson Study yaitu

dosen pembimbing dan observer. Dalam perencanaan ini membahas mengenai

pembelajaran yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan (do). Adapun hal yang

didiskusikan adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam

42
43

pengambilan data berupa RPP, LKPD, desain pembelajaran, media pembelajaran

dan alat dokumentasi yang akan dibutuhkan pada tahap do.

Pada tahapan plan dimulai ketika guru model mempresentasikan langkah-

langkah pembelajaran, desain pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan

digunakan pada saat do. Setelah guru model selesai mempresentasikan,

selanjutnya dipersilahkan observer dan dosen pembimbing untuk memberikan

komentar berupa saran maupun kritik apabila terdapat kekurangan yang

disampaikan oleh guru model.

Dosen pembimbing menyarankan untuk mengukur keaktifan peserta didik

setiap kelompok pada saat pembelajaran berlangsung. Dosen pembimbing juga

menyarankan kepada peneliti untuk menyiapkan video rekaman secara

keseluruhan aktivitas yang berlangsung di dalam kelas yang di bantu oleh tim

penelitian yang lain untuk mengamati setiap kelompok yang terdiri dari tiga

hingga empat kelompok.

Berikut merupakan foto pada saat diskusi plan bersama dosen pembimbing

dan para observer dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Tahap Plan Siklus 1


44

2) Do

Tahapan do dilaksankan pada hari Kamis, 29 September 2022 pukul 07.15-

08.40 WIB. Proses pembelajaran di SMA Negeri 11 Muaro Jambi sudah

dilaksanakan secara offline, namun tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu

dengan memakai masker. Pelaksanaan pembelajaran diikuti oleh 34 orang peserta

didik. Dari keseluruhan 35 orang peserta didik. Terdapat 1 orang peserta didik

tidak mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dikarenakan tidak hadir tanpa

keterangan. Tim lesson study hadir selama pembelajaran berlangsung, dosen

pembimbing mengamati secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, sedangkan

guru mata pelajaran fisika mengamati proses pembelajaran secara langsung di

kelas. Berikut merupakan dokumentasi pelaksanaan pembelajaran berlangsung di

kelas XI IPA 2:

Gambar 4.2 tahap do siklus 1


Dokumentasi berupa video untuk siklus 1 dapat dilihat pada youtube

https://youtu.be/YuzDS4b7jFU . Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di buat, kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL). Guru model mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

serta peneliti dibantu oleh observer. Observer membantu dalam mengamati


45

keaktifan belajar peserta didik dengan menggunakan lembar pengamatan

keaktifan peserta didik.

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi tiga yakni kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan oleh guru model untuk menciptakan suasana belajar

yang memungkinkan peserta didik siap mengikuti pembelajaran. Guru model

mengawali dengan doa, membuka salam, melakukan presensi peserta didik serta

menanyakan tentang materi sebelumnya.

b. Kegiatan Inti

Penyampaian materi pembelajaran merupakan inti dari suatu pelaksanaan

pembelajaran. Sebelum guru menyampaikan materi, guru membagi kelompok

menjadi empat kelompok dengan masing-masing 7-9 orang peserta didik. Pada

kegiatan ini guru model memberikan stimulasi dengan menampilkan gambar yang

berkaitan dengan materi Elastisitas, selanjutnya peserta didik merespon dengan

menjawab pertanyaan guru yang telah menampilkan gambar yang beraitan dengan

materi Elastisitas. Setelah itu guru model memberikan LKPD kepada setiap

kelompok. Guru model menjelaskan cara mengisi dan cara kerja yang terdapat

pada LKPD kepada semua peserta didik. Kemudian guru meminta peserta didik

untuk melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langah yang ada di LKPD

tersebut. Sebelum akhir pembelajaran, guru mempersilahkan masing-masing

perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

di depan kelas.
46

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan ini guru model memberikan apresiasi kepada peserta didik atas

partisipasi setiap perwakilan kelompok yang berani tampil. Guru serta peserta

didik bersama-sama menyampaikan kesimpulan terhadap materi yang diajarkan

dan mengingatkan peserta didik untuk mempersiapkan materi pada pertemuan

selanjutnya. Diakhiri guru mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama.

3) See

Pada tahap ini yang dilakukan hampir sama seperti tahap perencanaan (plan)

yaitu guru model, guru mata pelajaran Fisika, dosen pembimbing, dan para

observer melakukan diskusi setelah tahap pelaksanaan (do). Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 28 November 2022 yang dilakukan secara virtual

dikarenakan terkendala jarak dan waktu dosen pembimbing dan guru mata

pelajaran Fisika, sehingga pelaksanaan see dilakukan secara virtual menggunakan

zoom meeting. Diskusi diawali dengan tim observer yang menceritakan temuan

yang didapatkan saat guru model mengajar.

Observer pertama yang menceritakan temuannya pada kelompok satu terdiri

dari 9 orang peserta didik, dari seberapa peserta didik di kelompok satu terlihat

aktif dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Namun, telihat 2

orang peserta didik terlihat sibuk sendiri dengan memegang handphone pada saat

pembelajaran berlangsung, dan 1 orang peserta didik terlihat kurang aktif dari

awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran fisika dimana peserta didik

tersebut hanya diam saja.


47

Observer kedua yang menceritakan temuannya pada kelompok dua yang

terdiri dari 9 orang peserta didik. Terdapat temuan bahwa 1 orang peserta didik

tidak aktif dalam pembelajaran, dan 1 siswa yang di awal pembelajaran tidak aktif

tetapi pada pertengahan hingga akhir siswa tersebut aktif, dan untuk 7 siswa

lainnya aktif dalam pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran.

Observer ketiga yang menceritakan temuannya pada kelompok tiga yang

terdiri dari 9 orang peserta didik. Didapat temuan bahwa 2 orang peserta didik

aktif dalam menjawab pertanyaan guru dan aktif dalam proses percobaan dan

pengisian LKDP. Pada kelompok tiga mendominasi siswa kurang aktif dalam

proses pembelajaran, da nada beberapa siswa hanya diam dan bermain handphone

saja pada saat pembelajaran berlangsung, ada juga peserta didik yang aktif pada

saat percobaan saja.

Observer keempat yang menceritakan temuannya pada kelompok empat yang

terdiri dari 9 orang peserta didik. Didapat temuan bahwa pada saat pembelajaran 3

peserta didik terlihat tidak aktif pada saat pembelajaran ada 2 siswa yang sangat

aktif dan sisanya cukup aktif.

Kemudian, guru mata pelajaran memberi masukan agar pada siklus 2 guru

model lebih memberi perhatian pada peserta didik yang kurang aktif dan guru

pembelajaran memberitahu kepada guru model bahwa ada beberapa siswa yang

biasanya aktif namun pada saat guru model mengajar siswa tersebut tidak aktif

sehingga guru memberi masukan/saran agar guru model lebih memperhatikan

peserta didik tersebut. Guru pembelajarn fisika juga berpendapat bahwa saat

pembelajaran berlangsung siswa yang biasanya tidak aktif menjadi aktif setelah

guru model yang mengajar. Diakhir diskusi, dosen pembimbing memberikan


48

arahan serta masukan agar guru model untuk lebih mempersiapkan segala

keperluan dan kebutuhan seperti RPP, instrumen pengamatan, LKPD sebelum

pelaksanaan do pada siklus 2. Gambar 4.3 merupakan tangkapan layar saat

pelaksanaan see yang dilakukan secara online melalui aplikasi zoom metting.

Dihadiri dosen pembimbing dan tiga observer.

Gambar 4.3 Tahap See Siklus 1


B. Siklus 2

a) Plan

Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 28 November 2022 secara

virtual dikarenakan terkendala jarak dan waktu mengajar antara guru

pembelajaran Fisika dan dosen pembimbing sehingga kegiatan plan dilakukan

melalui aplikasi zoom metting. Pada tahap ini guru model melakukan diskusi

bersama dengan tim lesson study yaitu dosen pembimbing, guru mata pelajaran

Fisika dan observer. Dalam perencanaan ini membahas mengenai pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan (do). Materi yang diajarkan pada

siklus 2 ini yaitu Hukum Pascal. Selain itu, observer juga diharapkan

mempersiapkan segala perangkat yang diperlukan untuk merekam semua kegiatan

saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan plan kedua ini dapat dilihat pada

gambar 4.4 dibawah ini:


49

Gambar 4.4 Tahap Plan Siklus 2

b) Do

Kegiatan do dilaksanakan pada hari Kamis 01 Desember 2022 pukul 07.15

- 08.40 WIB. Proses pembelajaran di sekolah SMA N 11 Muaro Jambi sudah

kembali dilaksanakan secara offline dengan ketentuan dan prosedur protokol

kesehatan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh 30 orang

peserta didik dari keseluruhan peserta didik kelas XI IPA 2 yang berjumlah 36

orang. Terdapat 1 orang peserta didik yang tidak hadir tanpa keterangan.

Pelaksanaan lesson study menggunakan TBLA diperoleh dari hasil

transkrip percakapan selama proses pembelajaran dan di tentukan sesuai indikator

yang peneliti gunakan. Materi yang diajarkan ialah Hukum Pascal dengan

menerapkan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning). Pembelajaran

yang dilakukan secara berkelompok terdiri dari 7-9 orang untuk masing-masing

kelompok. Projek yang dikerjakan sesuai dengan LKPD yang dibagikan kepada

tiap perwakilan kelompok kemudian guru mempersilahkan untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.


50

Gambar 4.5 Tahap Do Siklus 2

Gambar diatas merupakan salah salah satu bentuk hasil diskusi kelompok

yang mempresentasikan di depan kelas. Pada kegiatan ini guru model dibantu oleh

observer yang bertugas merekam dan mengamati peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung. Dokumentasi berupa video untuk siklus 1 dapat dilihat

pada youtube https://youtu.be/qvoQ_kj_7rw .

c) See

Kegiatan see dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2023 dengan

menggunakan metode system by letter, dimulai ketika guru model membuka

diskusi menyampaikan bahwa telah melaksanakan open class kedua dengan

bantuan observer yang berjumlah tiga orang. Selanjutnya observer menyampaikan

pengamatan yang telah didapat selama mengamati peserta didik pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Guru mata pelajaran Fisika mengatakan bahwa pada

open class kedua ini proses pembelajaran dilaksanakan cukup baik dikarenakan

pada open class sebelumnya banyak peserta didik yang kurang aktif dalam proses

pembelajaran, namun pada open class kedua terllihat bahwa banyak peserta didik

yang aktif bertanya dan menjawab serta aktif dalam percobaan dan pengisian

LKPD. Tahap pelaksanaan refleksi (see) dapat dilihat dari gambar 4.5 berikut:
51

Gambar 4.6 tahap see siklus 2

Pembelajaran lesson study berbasis TBLA (Transcript Based Learning)

memerlukan dokumentasi dalam bentuk photo dan rekaman video dan audio yang

mana data dokumentasi ini akan di transkripkan dalam bentuk dialog

pembelajaran dengan memerlukan data tambahan yaitu data berupa catatan

lapangan yang diisi oleh para observer.

Berdasarkan analisis transkrip dialog pembelajaran keseluruhan diperoleh

grafik number of word yang ditunjukan pada gambar grafik 3.6 dan 3.7 sebagai

berikut:

Jumlah kata percakapan antara guru dan siswa


100
Guru
Jumlah kata

50
0
Indeks
47

91
1
5
9
13
17
21
27
31
35
39
43

51
55
59
63
67
71
75
79
83
87

95
99
103
107
111

-50
Siswa
-100
-150
-200

Gambar 4.7 grafik Number of word siklus 1


52

Jumlah kata percakapan antara guru dan siswa


Jumlah kata 150
100
Guru
50
0
Indeks

103
108
1
6
11
16
21
28
33
38
43
48
53
58
63
68
73
78
83
88
93
98
-50
Siswa
-100
-150

Gambar 4.8 grafik Number of word siklus 2

Pada gambar 4.7 dan 4.8 menunjukan grafik Number of words siklus 1 dan

siklus 2, gambar ini menunjukan grafik percakapan antara guru dan siswa yang

mana grafik bagian atas merupakan sesi percakapan oleh guru dan grafik bagian

bawah merupakan sesi percakapan oleh siswa.

Selanjutnya, didapatkan diagram jumlah dialog pembicaraan siswa untuk

masing-masing kelompok. Berikut gambar diagram yang menunjukkan diagram

jumlah dialog pembicaraan siswa perkelompok untuk siklus 1 dan siklus 2.

Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa


S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

2% 2%
6% 3%
2%
27%

18%

34%
6%

Gambar 4.9 Diagram Jumlah dialog pembicaraan siswa kelompok 1 siklus 1


53

Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa


S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
2% 2% 2% 3%

4% 3%
3% 21%
4%

19% 18%

19%

Gambar 4.10 Diagram Jumlah dialog pembicaraan siswa kelompok 1 siklus 2

Pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10, menunjukkan diagram jumlah dialog

pembicaraan siswa kelompok 1 untuk siklus 1 dan siklus 2. Siklus 2 berlebih tiga

siswa dikarenakan pada siklus 2 observer pada kelompok 4 tidak hadir maka

anggota kelompok 4 digabungkan ke kelompok 1 tiga siswa. Selanjutnya

diperoleh diagram jumlah dialog pembicaraan siswa kelompok 2 siklus 1 dan

siklus 2 yang ditunjukkan pada gambar 4.11 dan gambar 4.12.

Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa


S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7

6%
6%

31%
13%
1%

24%
19%

Gambar 4.11 Diagram Jumlah dialog pembicaraan siswa kelompok 2 siklus 1


54

Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa


S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
2% 1% 1% 5% 1%
1%
2%
2% 22%

19%
24%
20%

Gambar 4.12 Diagram Jumlah dialog pembicaraan siswa kelompok 2 siklus 2

Pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12, menunjukkan diagram jumlah dialog

pembicaraan siswa kelompok 2 untuk siklus 1 dan siklus 2. Siklus 2 berlebih lima

siswa dikarenakan pada siklus 2 observer kelompok 4 tidak dapat hadir maka

anggota kelompok 4 digabungkan ke kelompok 2 lima siswa. Selanjutnya

diperoleh gambar 4.13 dan gambar 4.14 yang menunjukkan diagram jumlah

dialog pembicaraan siswa kelompok 3 pada siklus 1 dan siklus 2.

Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa


S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

2% 2%
5%

21%
8%
7%

16% 20%

19%

Gambar 4.13 Diagram Jumlah dialog pembicaraan siswa kelompok 3 siklus 1


55

Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa


S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

4% 3%
2% 4%
1%
1% 19%
1%

22% 21%

22%

Gambar 4.14 Diagram Jumlah dialog pembicaraan siswa kelompok 3 siklus 2

Dilihat dari gambar 4.14 diagram jumlah dialog pembicaraan siswa siklus

2 pada diagram tersebut tampak bahwa bertambahnya dua siswa hal itu

dikarenakan pada siklus 2 kelompok 4 di bagi ke beberapa kelompok dikarenakan

observer kelompok 4 tidak dapat hadir. Maka pada kelompok 3 di siklus 2

terdapat tambahan siswa sejumlah 2 siswa.

Selanjutnya gambar 4.15 yang menunjukkan diagram jumlah dialog

pembicaraan siswa kelompok 4 pada siklus 1, dikarenakan siswa banyak yang di

bagi pada kelompok lain yaitu terdapat di kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok

3.
56

Jumlah Dialog Pembicaraan Siswa


S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

3%

14% 22%
8%
2%
1%
20% 28%

2%

Gambar 4.15 Diagram Jumlah dialog pembicaraan siswa kelompok 4 siklus 1

Dilihat dari gambar 4.15 diagram jumlah dialog pembicaraan siswa

kelompok 4 siklus 1 pada diagram tersebut tampak bahwa terdapat beberapa siswa

yang cukup aktif dalam mengikuti pelajaran dan ada juga beberapa siswa yang

tidak aktif dalam mengikuti pelajaran dikarenakan sibuk bermain handphone di

jam pelajaran.

Berdasarkan instrument observasi yaitu catatan lapangan yang diamati

oleh observer diperoleh tabel hasil pengamatan observer secara keseluruhan dan

perkelompok untuk siklus 1 dan siklus 2. Berikut tabel 4.1 yang menunjukkan

hasil pengamatan observer pada kelompok 1 siklus 1 dan juga 2 yang diamati oleh

Jesicca Maria selaku observer.

Tabel 4.1 Hasil pengamatan observer penilaian sikap observer kelompok 1 untuk siklus 1

SIKLUS 1

PENILAIAN SIKAP

N0 NAMA Religius Mandiri Kerjasama Integritas

1 S1 4 4 4 4

2 S2 4 4 4 4
57

3 S3 4 4 4 4

4 S4 4 4 4 4

5 S5 4 4 4 4

6 S6 4 4 4 4

7 S7 4 2 3 2

8 S8 4 1 1 1

9 S9 4 2 2 2

Tabel 4.2 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas observer kelompok 1 untuk siklus 1

PENILAIAN AKTIFITAS

NO NAMA Bertanya Menjawab Berargumen/solusi

1 S1 3 3 3

2 S2 3 3 3

3 S3 1 2 2

4 S4 1 2 3

5 S5 1 2 3

6 S6 3 1 1

7 S7 1 1 2

8 S8 1 1 1

9 S9 1 1 1

Pada kelompok 1 di siklus 1 ini dapat dilihat bahwa pada penilaian sikap

hamper seluruh siswa bersikap dengan baik hanya saja pada siswa 8 kurangnya

fokus dalam pembelajaran. Pada penilaian aktifitas masih terdapat banyak siswa

yang belum aktif dalam pembelajaran dikarenakan ada beberapa siswa yang sibuk

bermain dengan handphone dan juga keluar masuk kelas.


58

Tabel 4.3 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 1 untuk siklus 2

SIKLUS 2

PENILAIAN SIKAP

N0 NAMA Religius Mandiri Kerjasama Integritas

1 S1 4 4 4 4

2 S2 4 4 4 4

3 S3 4 4 4 4

4 S4 4 4 4 4

5 S5 4 4 4 4

6 S6 4 4 4 4

7 S7 4 2 3 2

8 S8 4 3 2 2

9 S9 4 2 2 2

10 S10 4 1 1 1

11 S11 4 3 2 2

12 S12 4 4 4 4

Tabel 4.4 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas observer kelompok 1 untuk siklus 2

PENILAIAN AKTIFITAS

NO NAMA Bertanya Menjawab Berargumen/solusi

1 S1 4 4 4

2 S2 4 4 3

3 S3 4 4 2

4 S4 4 4 4

5 S5 4 2 2

6 S6 2 2 3

7 S7 2 1 2

8 S8 1 1 2
59

9 S9 2 1 2

10 S10 2 1 1

11 S11 2 1 2

12 S12 2 1 2

Pada siklus 2 ini dapat dilihat bahwa kelompok 1 terdapat penambahan

siswa dimana siswa tersebut berasal dari kelompok 4 yang dipecah. Dikelompok 1

terdapat penambahan tiga siswa dari kelompok 4. Selanjutnya tabel 4.2 yang

menunjukkan hasil pengamatan observer pada kelompok 2 untuk siklus 1 dan juga

siklus 2 yang diamati oleh Alvin Pernanda selaku observer.

Tabel 4.5 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 2 untuk siklus 1

SIKLUS 1

PENILAIAN SIKAP

N0 NAMA Religius Mandiri Kerjasama Integritas

1 S1 4 3 4 4

2 S2 4 4 4 4

3 S3 4 4 4 4

4 S4 4 1 1 1

5 S5 4 2 2 2

6 S6 4 2 2 2

7 S7 4 2 2 2

Tabel 4.6 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas observer kelompok 2 untuk siklus 1

PENILAIAN AKTIFITAS

NO NAMA Bertanya Menjawab Berargumen/solusi

1 S1 2 3 3
60

2 S2 3 3 4

3 S3 2 2 1

4 S4 1 1 1

5 S5 1 2 1

6 S6 2 1 1

7 S7 2 1 1

pada kelompok 2 di siklus 1 terdapat 7 siswa dimana hampir seluruh siswa

dapat besikap dengan baik selama pembelajaran hanya saja pada penilaian

aktifitas untuk kelompok 2 di siklus 1 ini masih tidak terlalu aktif maka dilakukan

siklus 2.

Tabel 4.7 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 2 untuk siklus 2

SIKLUS 2

PENILAIAN SIKAP

N0 NAMA Religius Mandiri Kerjasama Integritas

1 S1 4 4 4 4

2 S2 4 4 4 4

3 S3 4 4 4 4

4 S4 4 4 4 4

5 S5 4 4 4 2

6 S6 4 2 2 2

7 S7 4 2 2 2

8 S8 4 4 4 2

9 S9 4 4 4 4

10 S10 4 4 4 4

11 S11 4 2 2 2

12 S12 4 2 2 2
61

Tabel 4.8 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas observer kelompok 2 untuk siklus 2

PENILAIAN AKTIFITAS

NO NAMA Bertanya Menjawab Berargumen/solusi

1 S1 3 3 3

2 S2 3 3 4

3 S3 2 2 2

4 S4 3 2 2

5 S5 2 1 2

6 S6 2 1 2

7 S7 2 1 2

8 S8 3 3 3

9 S9 3 3 3

10 S10 3 3 2

11 S11 2 2 2

12 S12 2 2 1

Pada siklus 2 ini terdapat penambahan siswa di kelompok 2 dimana siswa

tersebut berasal dari kelompok 4 yang dipecah. Dikelompok 2 terdapat

penambahan lima siswa dari kelompok 4. Selanjutnya diperoleh tabel 4.3 yang

menunjukan hasil pengamatan observer pada kelompok 3 untuk siklus 1 dan juga

siklus 2 yang diamati oleh Eva Asnita selaku observer.

Tabel 4.9 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 3 untuk siklus 1

SIKLUS 1

PENILAIAN SIKAP

N0 NAMA Religius Mandiri Kerjasama Integritas


62

1 S1 4 4 4 4

2 S2 4 4 4 4

3 S3 4 3 2 4

4 S4 4 4 4 4

5 S5 4 1 1 1

6 S6 4 4 4 4

7 S7 4 3 2 4

8 S8 4 1 1 2

9 S9 4 1 1 2

Tabel 4.10 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas observer kelompok 3 untuk siklus
1

PENILAIAN AKTIFITAS

NO NAMA Bertanya Menjawab Berargumen/solusi

1 S1 3 2 2

2 S2 3 3 3

3 S3 1 2 2

4 S4 3 2 2

5 S5 1 1 1

6 S6 3 1 1

7 S7 1 1 1

8 S8 1 1 1

9 S9 1 1 1

Pada kelompok 3 ini terdapat Sembilan siswa, untuk siklus 1 pada

penilaian sikap cukup baik hanya saja masih terdapat beberapa siswa yang belum

bisa bersikap dengan baik pada saat pembelajaran. Pada penilaian aktifitas masih

cukup kurang aktif dalam pembelajaran.


63

Tabel 4.11 Hasil pengamatan observer penilaian sikap kelompok 3 untuk siklus 2

SIKLUS 2

PENILAIAN SIKAP

N0 NAMA Religius Mandiri Kerjasama Integritas

1 S1 4 4 4 4

2 S2 4 4 4 4

3 S3 4 4 4 4

4 S4 4 2 2 1

5 S5 4 1 1 1

6 S6 4 4 4 4

7 S7 4 4 2 4

8 S8 4 1 1 1

9 S9 4 1 1 1

10 S10 4 4 4 2

11 S11 4 4 4 2

Tabel 4.12 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas observer kelompok 3 untuk siklus
2

PENILAIAN AKTIFITAS

NO NAMA Bertanya Menjawab Berargumen/solusi

1 S1 3 3 3

2 S2 3 2 2

3 S3 3 2 2

4 S4 2 1 2

5 S5 1 1 2
64

6 S6 2 2 2

7 S7 2 2 2

8 S8 1 1 1

9 S9 1 1 1

10 S10 3 3 3

11 S11 2 3 3

Pada siklus 2 kelompok 3 mendapatkan tambahan dua siswa dari kelompok

4. Terakhir yaitu kelompok 4 yang diamati oleh Sakahuni selaku observer pada

kelompok ini, diperoleh tabel 4.4 yang menunjukan hasil pengamatan observasi

pada kelompok 4 untuk siklus 1 dan juga siklus 2.

Tabel 4.13 Hasil pengamatan observerpenilaian sikap kelompok 4 untuk siklus 1

SIKLUS 1

PENILAIAN SIKAP

N0 NAMA Religius Mandiri Kerjasama Integritas

1 S1 4 4 4 4

2 S2 4 4 4 4

3 S3 4 3 4 4

4 S4 4 4 4 4

5 S5 4 4 2 2

6 S6 4 3 2 2

7 S7 4 4 2 2

8 S8 4 4 4 4

9 S9 4 4 4 4

Tabel 4.14 Hasil pengamatan observer penilaian aktifitas observer kelompok 4 untuk siklus
1

PENILAIAN AKTIFITAS
65

NO NAMA Bertanya Menjawab Berargumen/solusi

1 S1 2 2 2

2 S2 2 2 2

3 S3 1 2 2

4 S4 1 2 2

5 S5 1 1 1

6 S6 2 2 2

7 S7 2 3 3

8 S8 2 2 2

9 S9 3 3 3

Pada kelompok 4 di siklus 1 ini terdapat sembilan siswa, pada penilaian

sikap untuk kelompok 4 di siklus 1 cukup baik dalam mengikuti pembelajaran

hanya saja pada penilaian aktifitas di siklus 1 ini masih belum cukup aktif dalam

mengikuti pembelajaran.

4.3 Pembahasan

Pelaksanaan lesson study dilaksanakan sebanyak dua siklus yang

berlangsung di kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 11 Muaro Jambi dengan jumlah

siswa sebanyak 35 peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29

September 2022 sampai tanggal 01 Desember 2022. Pelaksanaan pengambilan

data dilakukan dengan tahapan-tahapan lesson study melalui 3 tahapan yaitu tahap

plan, do, dan see. Penelitian ini dilakukan 2 kali siklus. Dengan melalukan 2 kali

siklus maka guru model bisa mengevaluasi tentang keaktifan siswa dan siklus

kedua guru memperbaiki setiap persoalan yang ada pada siklus pertama. Siklus

pertama dilakukan dari tanggal 29 September 2022 dan siklus 2 dilakukan pada

tanggal 01 Desember 2022. Proses pembelajaran yang terjadi di kelas rekam


66

dengan rekaman video dan setiap kelompok juga direkam oleh observer masing-

masing yang mengamati. Hasil dari rekaman akan di transkripkan dalam bentuk

dialog pembicaraan dan hasil pengamatan oleh observer berupa catatan lapangan

yang akan dijelaskan berdasarkan tabel hasil pengamatan.

Pembelajaran lesson study berbasis TBLA (Transcript Based Learning

Analysis) dimulai dengan tahap perencanaan (plan), pada siklus 1 ini guru model

beserta tim lesson study yaitu para observer, dosen pembimbing dan guru mata

pelajaran fisika membahas semua perangkat pembelajaran yang sudah disiapkan

guru model yang akan dipakai pada tahap pelaksanaan (do). Perangkat

pembelajaran berupa RPP, desain pembelajaran, LKPD sesuai dengan materi yang

diajarkan. Pada siklus 1 ini materi yang akan diajarkan adalah tentang Tekanan

Hidrostatis. Selain itu guru model juga menyiapkan lembar observasi yaitu berupa

catatan lapangan yang akan diberikan kepada observer yang akan mengamati

respon siswa selama pembelajaran.

Setelah perencanaan (plan) dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan (do) yang

dilakukan di kelas. semua proses pembelajaran berlangsung akan direkam dengan

rekaman video baik secara keseluruhan maupun berkelompok, dalam pelaksanaan

pembelajaran pada siklus ini guru membentuk 3-4 kelompok yang beranggotakan

9 siswa di kelas. inti tahap ini adalah ketika guru model memberikan masalah

kepada siswa yaitu mengintruksi siswa untuk melakukan sebuah percobaan

sederhana yang berkaitan dengan materi yang diajarkan hari ini. Proses

pembelajaran berjalan sesuai langkah-langkah yang sudah disusun dalam disain

pembelajaran yang sudah dirancang sebelumnya.


67

Tahapan terakhir siklus 1 ini yaitu tahapan refleksi (see), pada tahap ini guru

model beserta tim lesson study membahas apa saja yang terjadi dikelas

berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer. guru mata pelajaran fisika

menyarankan agar guru model untuk memberi perlakuan lebih kepada siswa yang

kurang aktiif. Pada siklus 1 ini respon siswa masih terlihat kurang aktif saat

belajar, hal ini dapat dilihat dari data yang sudah dianalisi dari hasil rekaman

video perkelompok yaitu transkrip dialog pembelajaran dan data tambahan lain

berupa catatan lapangan dari para observer.

Berdasarkan hasil dari peneitian ini didapatkan transkrip dialog

pembelajaran yang ditunjukan dalam sebuah gambar grafik. Berdasarkan hasil

dari penelitian ini peroleh transkrip dialog pembelajaran yang ditunjukkan dalam

sebuah gambar Grafik number of words dan hasil pengamatan oleh observer

berupa catatan lapangan yang ditunjukkan dalam tabel hasil pengamatan observer.

Pada gambar 4.6 Grafik number of words siklus 1 menunjukkan transkrip dialog

pembelajaran keseluruhan pada siklus 1 pada grafik bagian atas merupakan sesi

percakapan oleh guru sedangkan grafik bagian bawah merupakan sesi percakapan

oleh siswa, begitu pula sebaliknya gambar 4.7 Grafik number of words siklus 2.

Pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa dialog pembelajaran antara siswa dan guru

lebih dominan pada siswa hal ini dapat dilihat dari grafik number of words Siklus

1 bagian sesi percakapan bagian bawah lebih banyak jumlah kata yang terdeteksi

dibandingkan grafik sesi percakapan guru.

Sedangkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa dialog pembelajaran juga

lebih dominan pada siswa yang dapat dilihat dari grafik bagian bawah sesi

percakapan siswa bahwa jumlah kata yang terdeteksi lebih banyak siswa, namun
68

beda halnya dengan grafik pada siklus 1, jika di siklus 1 siswa lebih banyak

merespon guru dengan respon yang umum di siklus 2 ini siswa sudah mulai aktif

bertanya, menjawab dan memberikan argumen kepada guru tetapi hanya beberapa

siswa saja selebihnya masih memberikan respon umum juga. Jika dibandingkan

antara siklus 1 dan siklus 2 sudah dapat dilihat dari grafik bahwa pembelajaran

yang lebih dominan pada siswa terjadi pada siklus 2 yang artinya pada siklus 2 ini

bisa dinyatakan pembelajaran bersifat student centered learning dan di siklus 1

meskipun terdeteksi jumlah kata lebih dominan ke siswa tetapi dalam praktiknya

siswa hanya memberi respon umum.

Selain dilihat dari transkrip dialog pembelajaran antara siswa dan guru

dapat dilihat interaksi siswa dikelas berdasarkan lembar observasi yang diamati

oleh observer yang ditunjukkan pada Tabel pengamatan observer berupa penilaian

sikap dan keaktifan siswa. Hasil dari pengamatan observer pada indikator ini

terjadi dalam kelompok yang artinya setiap kelompok pasti berbeda-beda respon

yang diberikan. Jika dilihat dari hasil pengamatan observer siswa.

Jika dilihat dari tabel 4.1, tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukkan

hasil dari observer kelompok 1 baik siklus 1 maupun siklus 2. Berdasarkan tabel

4.1 tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukaan bahwa indikator penilaian sikap

dan keaktifan siswa dilihat dari siklus 1 diperoleh perbaikan pada siklus 2

meskipun tidak semua siswa. Terlihat terjadi perbaikan dan begitupun yang

terdapat pada setiap indikator pada penilaian sikap dan keaktifan siswa.

Berdasarkan tabel kelompok 1 untuk siklus 1 dan siklus 2 ini dapat disimpulkan

bahwa beberapa siswa terlihat mengalami perbaikan yang artinya pada kelompok

1 sudah lumayan aktif meskipun masih belum sepenuhnya aktif saat belajar.
69

Selain itu hasil belajar siswa pada kelompok ini juga dapat dilihat dari LKPD

yang dikerjakan dapat dilihat pada lampiran.

Pada tabel 4.5, tabel 4.6, tabel 4.7 dan tabel 4.8 menunjukan hasil dari

pengamatan observer kelompok 2 baik di siklus 1 maupun di siklus 2.

Berdasarkan tabel 4.5, tabel 4.6, tabel 4.7 dan tabel 4.8 menunjukan bahwa pada

indikator yang terdapat pada penilaian keaktifan siswa, dilihat dari siklus 1

diperoleh perbaikan pada siklus 2 meskipun tidak semua siswa. Pada kelompok 2

ini siswa dengan kode S1, S4, dan S5 terlihat perbaikan di siklus 2 pada indikator

keaktifan, terlihat pada tabel pengamatan pada indikator argument terlihat

perubahan siswa dari siklus 1 dan siklus 2 yaitu pada siswa dengan kode S3, S4,

S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11 dan S12. Berdasarkan tabel kelompok 2 untuk siklus

1 dan siklus 2 ini dapat disimpulkan bahwa beberapa siswa terlihat perbaikannya

pada indikator keaktifan siswa, artinya pada kelompok 2 sudah lumayan aktif saat

belajar. Selain itu hasil belajar siswa pada kelompok ini juga dapat dilihat dari

LKPD yang dikerjakan dapat dilihat pada lampiran.

Pada tabel 4.9, tabel 4.10, tabel 4.11 dan tabel 4.12 menunjukan hasil dari

pengamatan observer 3 baik di siklus 1 maupun siklus 2. Berdasarkan tabel 4.9,

tabel 4.10, tabel 4.11 dan tabel 4.12 menunjukan bahwa pada indikator yang

terdapat pada penilaian sikap siswa dilihat dari siklus 1 dan diperoleh perbaikan

pada siklus 2 meskipun tidak semua siswa pada kelompok 3 ini siswa dengan

kode S3, S7, S10, S11 sudah terlihat perbaikan pada siklus 2 pada indikator

keaktifan siswa. Dapat disimpulkan bahwa siswa pada kelompok 3 terlihat

mengalami perbaikan pada masing-masing indikator, artinya siswa pada

kelompok 3 sudah mulai aktif saat belajar.


70

Selanjutnya pada tabel 4.13, tabel 4.14, menunjukkan hasil dari

pengamatan observer kelompok 4 baik di siklus 1. Berdasarkan Tabel 4.13, tabel

4.14, menunjukkan bahwa pada indikator penilaian sikap dan keaktifan dilihat

dari siklus 1 sudah lumayan baik meskipun siswa dengan kode S8 kurang

berpatisipasi dalam kelompoknya. Namun pada siklus 2 siswa kelompok 4 dibagi

ke kelompok 1, kelompok 2, dan juga kelompok 3 dikarenakan observer

kelompok 4 pada siklus 2 berhalangan hadir.

Berdasarkan hasil transkrip dialog pembelajaran dan tabel hasil

pengamatan observer dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus 2 sudah

mulai menampakkan perbaikan dalam pembelajaran dibandingkan dengan siklus

1. siswa sudah mulai ikut berpartisipasi dalam belajar yang artinya siswa sudah

mulai aktif dalam belajar hal ini dapat dilihat dari setiap indikator pada penilaian

sikap PPK dan kekatifan siswa yang diukur yang mana kita ketahui bahwa setiap

siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda.


BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab 4,


maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan lesson study berbasis Transcript Based Lesson Analysis pada
materi Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal di kelas XI IPA 2 SMA N
11 Muaro Jambi sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tahapan
lesson study.
2. Indentifikasi keaktifan belajar peserta didik dilakukan sesuai indikator
yang digunakan: kemampuan bertanya, kemampuan dalam menjawab
proses diskusi, dan kemampuan menyampaikan argumentasi. Dilihat dari
saat proses diskusi pembelajaran, dan pengamatan yang dilakukan oleh
observer untuk masing-masing kelompok.
5.2 Implikasi

Kesimpulan dapat memberikan implikasi terhadap penelitian ini bahwa


dengan menerapkan lesson study dapat mengidentifikasi keaktifan belajar
siswa dalam proses pembelajaran di kelas XI IPA 2 SMA N 11 Muaro Jambi.
5.3 Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian, maka peneliti


mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1) Penelitian ini hanya membahas bagimana impementasi lesson study
mengenai TBLA pada proses pembelajaran fisika. Oleh karena itu, pada
penelitian sejenis mengenai impementasi lesson study dapat meniliti
proses pembelajaran lainnya
2) Dalam mengidentifikasi keaktifan belajar siswa perlu adanya komunikasi
yang baik antara guru dan peserta didik.

71
DAFTAR RUJUKAN

Ali, L. U., Suastra, I. W., & Sudiatmika, A. A. I. A. R. (2013). Pengelolaan


Pembelajaran IPA Ditinjau Dari Hakikat Sains Pada SMP Di Kabupaten
Lombok Timur. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA, 3(1), 1–11. https://doi.org/10.33394/j-
ps.v6i2.1020

Amin, M., & Putera, L. J. (2019). Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui


Kegiatan Lesson Study di Pondok Pesantren Nurul Haramain Putra NW
Narmada : Manfaat dan Tantangannya. 7, 167–180.

Ardian, A., & Munadi, S. (2016). Pengaruh Strategi Pembelajaran Student-


Centered Learning dan Kemampuan Spasial terhadap Kreativitas Mahasiswa.
Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 22(4), 454.

Astalini, A., Kurniawan, D. A., & Sumaryanti, S. (2018). Sikap Siswa Terhadap
Pelajaran Fisika di SMAN Kabupaten Batanghari. JIPF (Jurnal Ilmu
Pendidikan Fisika), 3(2), 59.

Bahrudin, F. A. (2019). Implementasi Pendekatan Pembelajaran Berbasis Student


Centered Learning. Pro Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan,
Hukum, Sosial, Dan Politik, 2(1), 59–71.

Fadilla Putri, Dewi, K., & Djumadiono. (2014). Pengaruh Penerapan Pendekatan
Scaffolding Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Profit, Volum 1,
Nomor 01, 1(1), 63–77.

Fitriani, S., & Wahyuni, U. (2020). pelatihan lesson study dan penulisan laporan
penelitian tindakan kelas (PTK) bagi guru sekolah menengah kejuruan
kabupaten sarolangun. 3(1), 136–144.

Kanza, N. R. F., Lesmono, A. D., & Widodo, H. M. (2020). Analisis Keaktifan


Belajar Siswa Menggunakan Model Project Based Learning Dengan
Pendekatan Stem Pada Pembelajaran Fisika Materi Elastisitas Di Kelas Xi
Mipa 5 Sma Negeri 2 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, 9(2), 71–77.

72
73

Maison, Asrial, & Syaiful, M. (2015). Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada
materi Fisika melalui Kegiatan Lesson study di smp 17 kota jambi.
Pengapdian Pada Masyarakat, 30(September), 55–60.

Metha Rozhana, K., & Harnanik, H. (2019). Lesson Study dengan Metode
Discovery Learning dan Problem Based Instruction. Inteligensi : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 1(2), 39–45.

Mulia, S. A. (2019). PHYLAMENT (Physics Education and Experiment). Jurnal


Bina Desa, 1(1), 12–15.

Neizhela, A., & Mosik. (2015). Meningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan
Kontekstual Dengan Metode Think Pair Share Materi Kalor Pada Siswa
Smp. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 4(1), 36–42.

Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal


Kependidikan, 1(1), 24–44.

Nurmina, N. (2015). Lesson Study Dalam Pembelajaran Menulis Sebagai Upaya


Untuk Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Mahasiswa Calon Guru SD.
Jupendas, 2(2), 43–54.

Panggabean, F., Simanjuntak, mariati p, Florenza, M., Sinaga, L., & Rahmadani,
S. (2020). Analisis Peran Media Video Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Ipa Smp. Jurnal Pendidikan Pembelajaran Ipa Indonesia
(Jppipai), 2(2), 7–12.

Pathoni, H., & Susanti, N. (2017). Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Lesson


Study Menggunakan Model Guided Inquiry di MTS Laboratorium Kota
Jambi. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 2(4), 142–146.

Pertiwi, U. D., Atanti, R. D., & Ismawati, R. (2018). Pentingnya Literasi Sains
Pada Pembelajaran Ipa Smp Abad 21. Indonesian Journal of Natural Science
Education (IJNSE), 1(1), 24–29.

Rahayu, P., Mulyani, S., & Miswadi, S. S. (2012). Pengembangan Pembelajaran


Ipa Terpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base
74

Melalui Lesson Study. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1), 63–70.

Ramayanti, N., Tiur, H., Silitonga, M., & Oktavianty, E. (2015). Analisis Hasil
Belajar Peserta Didik Menggunakan Transcript Based Lesson Analysis (
TBLA ) Pada. 1–10.

Ratnawati, D. (2019). Esensi Lesson Study di Era 4.0. Jurnal Dinamika


Vokasional Teknik Mesin, 4(1), 24–30.

Rohmawati, A. N. (2014). Penerapan Pembelajaran Ipa Terpadu Dengan Model


Pembelajaran Inkuiri Pada Tema Mata Di Smp Negeri 1 Maduran
Lamongan. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 1(3),
76–91.

Saat, S. (2015). Faktor-Faktor Determinan Dalam Pendidikan (Studi Tentang


Makna dan Kedudukannya dalam Pendidikan). Jurnal Ta’dib, 8(2), 1–17.
ejournal.iainkendari.ac.id/al-tadib/article/view/407

Salay, R. (2019). Perbedaan Motivasi Belajar Siswa yang Mendapatkan Teacher


Centered Learning (TCL) Dengan Student Centered Learning (SCL).

Sucilestari, R., & Arizona, K. (2019). Kelas inspirasi berbasis media real melalui
pendekatan lesson study. Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
15(1), 23–34.

Sudarsana, G. N., & Suarni, N. K. (2020). Pendeteksian Kesulitan Belajar Siswa


Berdasarkan Transcript Based Lesson Analysis dalam Proses Pembelajaran
bagi Guru. 5(1), 1712–1719.

Supranoto, H. (2015). Penerapan Lesson Study Dalam Meningkatkan Kompetensi


Pedagogi Guru Sma Bina Mulya Gadingrejo Tahun Pelajaran 2015/2016.
PROMOSI (Jurnal Pendidikan Ekonomi), 3(2), 21–28.

Supriatna, A. (2018). Kegiatan Lesson Study sebagai Upaya Guru untuk


Menemukan Pembelajaran yang Memenuhi Keperluan Anak Hidup pada
Zamannya ( Era Revolusi Industri 4 . 0 ). Seminar Nasional Edusantek
FMIPA UNIMUS 2018, Bksti 2017, 1–5.
75

Surahman, S., Paudi, ritman ishak, & Tureni, D. (2014). meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan makhluk hidup dan
proses kehidupan melalui media gambar kontekstual pada siswa kelas II SD
Alkhairaat Towera. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 3(4), 91–107.

Sutadji, E., Sutama, I. wayan, & Askury, A. (2013). Pembelajaran Bermakna


Dengan Lesson Study Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 19(2), 142–148.

Tedjawati, J. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus


Di Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17(4), 480.

Utami, G. A. O., Sudria, I. B. N., & Ristiati, N. P. (2020). Analisis Kebutuhan


Pembelajaran Ipa Smp Pada Wilayah Kota Di Bali Dalam Rangka
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik.
Wahana Matematika Dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, Dan
Pembelajarannya, 14(2), 87–98.

Wiharto, M., Kesehatan, F. I., & Unggul, U. E. (2018). Kegiatan lesson study
dalam pembelajaran. 15(9).

Zaeni, Aulia, J., Hidayah, & Fatichatul, F. (2017). Analisis Keaktifan Siswa
Melalui Penerapan Model Teams Gamestournaments ( TGT ) Pada Materi
Termokimia Kelas Xi Ipa 5 Di Sma N 15 Semarang. Seminar Nasional
Pendidikan, Sains Dan Teknologi Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang, 4(1), 416–425.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran

SILABUS
Mata Pelajaran : Fisika
Satuan Pendidikan : SMA N 11Muaro Jambi
Kelas : XI (Sebelas)
Alokasi waktu : 2 x 35 Menit

Kompetensi Inti :
 KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


3.1 Menerapkan konsep Keseimbangan dan  Mengamati demonstrasi mendorong benda
torsi, momen inersia, dinamika rotasi: dengan posisi gaya yang berbeda-beda untuk
titik berat, dan  Momen gaya mendefinisikan momen gaya.
momentum sudut  Momen inersia  Mendiskusikan penerapan keseimbangan benda
pada benda tegar  Keseimbangan benda titik, benda tegar dengan menggunakan resultan
(statis dan dinamis) tegar gaya dan momen gaya, penerapan konsep momen
dalam kehidupan  Titik berat inersia, dinamika rotasi, dan penerapan hukum
sehari-hari misalnya  Hukum kekekalan kekekalan momentum pada gerak rotasi.
dalam olahraga momentum sudut pada  Mengolah data hasil percobaan ke dalam grafik,
4.1 Membuat karya yang gerak rotasi menentukan persamaan grafik, menginterpretasi
menerapkan konsep data dan grafik untuk menentukan karakteristik
titik berat dan keseimbangan benda tegar
kesetimbangan benda  Mempresentasikan hasil percobaan tentang titik
tegar berat
3.2 Menganalisis sifat Elastisitas dan Hukum  Mengamati dan menanya sifat elastisitas bahan
elastisitas bahan Hooke: dalam kehidupan sehari-hari
dalam kehidupan  Hukum Hooke  Mendiskusikan pengaruh gaya terhadap
sehari hari  Susunan pegas seri- perubahan panjang pegas/karet dan melakukan
4.2 Melakukan percobaan paralel percobaan hukum Hooke dengan menggunakan
tentang sifat elastisitas pegas/karet, mistar, beban gantung, dan statif
suatu bahan berikut secara berkelompok
presentasi hasil  Mengolah data dan menganalisis hasil percobaan
percobaan dan ke dalam grafik, menentukan persamaan,
pemanfaatannya membandingkan hasil percobaan dengan bahan
pegas/karet yang berbeda, perumusan tetapan
pegas susunan seri-paralel
 Membuat laporan hasil percobaan dan
mempresentasikannya

76
77

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


3.3 Menerapkan hukum- Fluida statik:  Mengamati tayangan video/animasi tentang
hukum fluida statik  Hukum utama penerapan fluida dalam kehidupan sehari-hari,
dalam kehidupan hidrostatis misal dongkrak hidrolik, rem hidrolik
sehari-hari  Tekanan Hidrostatis  Melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-
4.3 Merancang dan  Hukum Pascal sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.
melakukan percobaan  Hukum Archimedes  Menyimpulkan konsep tekanan hidrostatis,
yang memanfaatkan  Meniskus prinsip hukum Archimedes dan hukum Pascal
sifat-sifat fluida statik,  Gejala kapilaritas melalui percobaan
berikut presentasi  Viskositas dan  Membuat laporan hasil percobaan dan
hasil percobaan dan Hukum Stokes mempresentasikan penerapan hukum-hukum
pemanfaatannya fluida statik
3.4 Menerapkan prinsip Fluida Dinamik:  Mengamati informasi dari berbagai sumber
fluida dinamik dalam  Fluida ideal tentang persamaan kontinuitas dan hukum
teknologi  Azas kontinuitas Bernoulli melalui berbagai sumber, tayangan
4.4 Membuat dan menguji  Azas Bernoulli video/animasi, penerapan hukum Bernoulli misal
proyek sederhana  Penerapan Azas gaya angkat pesawat
yang menerapkan Kontinuitas dan  Mengeksplorasi kaitan antara kecepatan aliran
prinsip dinamika Bernouli dalam dengan luas penampang, hubungan antara
fluida Kehidupan kecepatan aliran dengan tekanan fluida,
penyelesaian masalah terkait penerapan azas
kontinuitas dan azas Bernoulli
 Membuat ilustrasi tiruan aplikasi Azas Bernoulli
(alat venturi, kebocoran air, atau sayap pesawat)
secara berkelompok
 Membuat laporan dan mempresentasikan hasil
produk tiruan aplikasi azas Bernoulli
3.5 Menganalisis Suhu, Kalor dan  Mengamati peragaan tentang simulasi pemuaian
pengaruh kalor dan Perpindahan Kalor: rel kereta api, pemanasan es menjadi air,
perpindahan kalor  Suhu dan pemuaian konduktivitas logam (almunium, besi, tembaga,
yang meliputi  Hubungan kalor dan timah), tayangan hasil studi pustaka tentang
karakteristik termal dengan suhu benda pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda,
suatu bahan, dan wujudnya pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran
kapasitas, dan  Azas Black benda (pemuaian), dan perpindahan kalor secara
konduktivitas kalor  Perpindahan kalor konduksi, konveksi dan radiasi
pada kehidupan secara konduksi,  Melakukan percobaan tentang pengaruh kalor
sehari-hari konveksi, dan radiasi terhadap suhu, wujud, dan ukuran benda,
4.5 Merancang dan menentukan kalor jenis atau kapasitas kalor
melakukan percobaan logam dan mengeksplorasi tentang azas Black
tentang karakteristik dan perpindahan kalor
termal suatu bahan,  Mengolah data dan menganalisis hasil percobaan
terutama terkait tentang kalor jenis atau kapasitas kalor logam
dengan kapasitas dan dengan menggunakan kalorimeter
konduktivitas kalor,  Membuat laporan hasil percobaan dan
beserta presentasi mempresentasikannya
hasil percobaan dan
pemanfatannya
3.6 Menjelaskan teori Teori Kinetik Gas:  Mengamati proses pemanasan air misalnya pada
kinetik gas dan  Persamaan keadaan ketel uap atau melalui tayangan video dan
karakteristik gas pada gas ideal animasi tentang perilaku gas
ruang tertutup  Hukum Boyle-Gay  Mendiskusikan dan menganalisis tentang
4.6 Menyajikan karya Lussac penerapan persamaan keadaan gas dan hukum
yang berkaitan dengan  Teori kinetik gas ideal Boyle-Gay Lussac dalam penyelesaian masalah
teori kinetik gas dan  Tinjauan impuls- gas di ruang tertutup, ilustrasi hubungan tekanan,
makna fisisnya tumbukan untuk teori suhu, volume, energi kinetik rata-rata gas,
kinetik gas kecepatan efektif gas, teori ekipartisi energi, dan
 Energi kinetik rata-rata energi dalam
78

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


gas  Presentasi kelompok hasil eksplorasi menerapkan
 Kecepatan efektif gas persamaan keadaan gas dan hukum Boyle dalam
 Teori ekipartisi energi penyelesaian masalah gas di ruang tertutup
dan Energi dalam
3.7 Menganalisis Hukum Termodinamika:  Mengamati proses pengukuran suhu suatu benda
perubahan keadaan  Hukum ke Nol dengan menggunakan termometer atau melihat
gas ideal dengan  Hukum I tayangan video pengukuran suhu badan dengan
menerapkan hukum Termodinamika termometer (Hukum ke-Nol), gerakan piston
Termodinamika  Hukum II pada motor bakar (Hukum I Termodinamika),
4.7 Membuat Termodinamika dan entropi
karya/model  Entropi  Mendiskusikan hasil pengamatan terkait Hukum
penerapan hukum I ke-Nol, Hukum I dan II Termodinamika dan
dan II Termodinamika memecahkan masalah tentang siklus mesin kalor,
berikut presentasi siklus Carnot sampai dengan teori Clausius
makna fisisnya Clayperon), entropi
 Menyimpulkan hubungan tekanan (P), volume
(V) dan suhu (T) dari mesin kalor dan siklus
Carnot dalam diagram P-V
 Mempresentasikan hasil penyelesaian masalah
tentang siklus mesin kalor, siklus Carnot sampai
dengan teori Clausius-Clayperon, grafik p-V dari
siklus mesin kalor dan mesin Carnot
3.8 Menganalisis Ciri-ciri gelombang  Mengamati peragaan gejala gelombang
karakterisitik mekanik: (pemantulan, pembiasan, difraksi dan
gelombang mekanik  Pemantulan interferensi, dan polarisasi) dengan menggunakan
4.8 Melakukan percobaan  Pembiasan tanki riak, tayangan berupa foto/video/animasi
tentang salah satu  Difraksi  Mendiskusikan gelombang transversal,
karakteristik  Interferensi gelombang, longitudinal, hukum pemantulan,
gelombang mekanik pembiasan, difraksi, interferensi dan
berikut presentasi mengeksplorasi penerapan gejala pemantulan,
hasilnya pembiasan, difraksi dan interferensi dalam
kehidupan sehari-hari
 Membuat kesimpulan hasil diskusi tentang
karakteristik gelombang
 Mempresentasikan hasil percobaan tentang
gelombang
3.9 Menganalisis besaran- Gelombang berjalan dan  Mengamati demonstrasi menggunakan slinki/
besaran fisis gelombang tayangan video/animasi tentang gelombang
gelombang berjalan Stasioner: berjalan
dan gelombang  Persamaan gelombang  Mendiskusikan persamaan- persamaan
stasioner pada  Besaran-besaran fisis gelombang berjalan, gelombang stasioner
berbagai kasus nyata  Mendemonstrasikan dan atau melakukan
4.9 Melakukan percobaan percobaan Melde untuk menemukan hubungan
gelombang berjalan cepat rambat gelombang dan tegangan tali secara
dan gelombang berkelompok
stasioner, beserta  Mengolah data dan menganalisis hasil percobaan
presentasi hasil Melde untuk menemukan hubungan cepat rambat
percobaan dan makna gelombang dan tegangan tali.
fisisnya  Membuat laporan tertulis hasil praktikum dan
mempresentasikannya
3.10 Menerapkan konsep Gelombang Bunyi:  Mengamati foto/video/animasi tentang
dan prinsip  Karakteristik pemeriksaan janin dengan USG, penggunaan
gelombang bunyi dan gelombang bunyi gelombang sonar di laut, bunyi dan
cahaya dalam  Cepat rambat permasalahannya, karakteristik cahaya, difraksi,
teknologi
79

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran


4.10 Melakukan percobaan gelombang bunyi dan interferensi.
tentang gelombang  Azas Doppler  Mendiskusikan tentang cepat rambat bunyi, azas
bunyi dan/atau  Fenomena dawai dan Doppler, intensitas bunyi, difraksi kisi,
cahaya, berikut pipa organa interferensi
presentasi hasil  Intensitas dan taraf  Melaksanakan percobaan untuk menyelidiki
percobaan dan makna intensitas fenomena dawai dan pipa organa, menyelidiki
fisisnya misalnya pola difraksi, dan interferensi
sonometer, dan kisi Gelombang Cahaya:  Presentasi hasil diskusi tentang cepat rambat
difraksi  Spektrum cahaya bunyi, azas Doppler, intensitas bunyi, dawai, pipa
 Difraksi organa, difraksi kisi dan interferensi
 Interferensi
 Polarisasi
 Teknologi LCD dan
LED
3.11 Menganalisis cara Alat-alat optik:  Mengamati gambar/video/animasi penggunaan
kerja alat optik  Mata dan kaca mata alat optik seperti kacamata/lup pada tukang
menggunakan sifat  Kaca pembesar (lup) reparasi arloji, teropong, melalui studi pustaka
pemantulan dan  Mikroskop untuk mencari informasi mengenai alat-alat optik
pembiasan cahaya  Teropong dalam kehidupan sehari-hari
oleh cermin dan lensa  Kamera  Menganalisis tentang prinsip pembentukan
4.11 Membuat karya yang bayangan dan perbesaran pada kaca mata, lup,
menerapkan prinsip mikroskop, teleskop dan kamera
pemantulan dan/atau  Membuat teropong sederhana secara
pembiasan pada berkelompok
cermin dan lensa  Presentasi kelompok tentang hasil merancang dan
membuat teropong sederhana
3.12 Menganalisis gejala Gejala pemanasan  Mengamati tayangan melalui artikel/foto/video
pemanasan global dan global: tentang dampak pemanasan global yang
dampaknya bagi  Efek rumah kaca didukung dengan informasi dari berbagai
kehidupan serta  Emisi karbon dan sumber, aktifitas manusia yang mengakibatkan
lingkungan perubahan iklim berbagai dampak pemanasan global, efek rumah
4.12 Mengajukan  Dampak pemanasan kaca, dan perubahan iklim
ide/gagasan global, antara lain  Mendiskusikan dan menganalisis fenomena
penyelesaian masalah (seperti mencairnya es pemanasan global, efek rumah kaca, perubahan
pemanasan global di kutub, perubahan iklim serta dampak yang diakibatkan bagi
sehubungan dengan iklim) manusia, hasil-hasil kesepakatan Global IPCC,
gejala dan dampaknya Protokol Kyoto, dan APPCDC
bagi kehidupan serta Alternatif solusi:  Membuat laporan dan presentasi hasil kerja
lingkungan  Efisiensi penggunaan kelompok.
energi
 Pencarian sumber-
sumber energi
alternatif seperti
energi nuklir

Hasil kesepakatan dunia


internasional:
 Intergovernmental
Panel on Climate
Change (IPCC)
 Protokol Kyoto
 Asia-Pacific
Partnership on Clean
Development and
Climate (APPCDC)
80

Jambi, 10 Oktober 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah,
Guru Mata pelajaran Fisika,

Jompi Sariandi, S. Sn., M.Pd Azfin Gusrita, S.Pd


NIP. 19800502008041001
81

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMAN 11 Muaro Jambi


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Fluida Statis (Tekanan Hidrostatis)
Alokasi Waktu : 2 JP (2X35 menit)

A. Kegiatan Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarkat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah


abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
82

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar Indikator pencapaian kompetensi


(IPK)
3.3 Melakukan percobaan tentang 3.3.1 Menganalisis factor-faktor yang
sifat elastisitas suatu bahan berikut mempengaruhi tekanan hidrostatis
presentasi hasil percobaan dan dengan tepat.
pemanfaatannya. 3.3.2 Memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan tekanan hidrostatis.
4.3 Menerapkan hukum hukum 4.3.1 Melakukan percobaan tentang
fluida statik dalam kehiudpan tekanan hidrostatis.
sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran tekanan hidrostatis menggunakan model


Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik diharapkan
bersikap religius, jujur, mandiri, teliti dan disiplin, serta:
1. Setelah melakukan percobaan tekanan hidrostatis peserta didik dapat
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis sesuai
dengan konsep tekanan.
2. Setelah melakukan percobaan tekanan hidrostatis peserta didik dapat
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep
tekanan hidrostatis.

D. Metode dan pendekatan pembelajaran

a. Model Pembelajaran : Problem Based Learning


b. Metode : Tanya jawab, Diskusi dan Praktikum
c. Pendekatan : Saintifik
83

E. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Kegiatan Guru
Waktu
Pendahuluan 1. Dimulai dengan mengucapkan salam,
kemudian meminta siswa untuk berdoa
terlebih dahulu.
2. Menanyakan kehadiran (absensi) siswa dan
menanyakan alasan jika ada siswa yang
tidak hadir .
3. Memberi apersepsi untuk memotivasi siswa
dengan,memberikan pertanyaan dan
menampilkan video yang berhubungan dengan
penerapan materi yang akan diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari 5 menit
4. Memberi motivasi belajar peserta didik secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, “Pada hari
ini kita akan belajar menyelidiki apa saja yang
mempengaruhi tekanan hidrostatis, dan apa
saja manfaat yang akan kalian dapat dalam
mempelajari materi ini”.
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan
dicapai
84

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-


kelompok
1. Guru mengelompokkan siswa menjadi
beberapa kelompok. 55 menit
2. Guru menyuruh siswa masing-masing
kelompok mengambil alat bahan yang
sudah disediakan untuk percobaan.
3. Guru menyuruh siswa membaca LKPD yang
telah dibagikan.
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
1. Guru membimbing siswa dalam langkah-
langkah melakukan percobaan.
2. Siswa melakukan percobaan serta berdiskusi
untuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang
ada dalam LKPD.
3. Guru menjadi fasilitator berkeliling dari satu
Inti kelompok ke kelompok lain untuk mengetahui
apakaah siswa mengalami kesulitan saat diskusi.
Evaluasi
1. Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
dengan menyuruh perwakilan salah satu
kelompok untuk maju mempresentasikan hasil
diskusi percobaan mereka.
2. Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi kelompok yang
maju.
Menyajikan Informasi
1. Guru membahas hasil diskusi.
2. Guru menyampaikan garis besar materi yang
berkaitan dengan apa yang didiskusikan siswa.
3. Siswa dipersilahkan untuk bertanya berkaitan
dengan apa yang mereka belum pahami.

Penutup 1. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang 10 menit


kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
pada hari ini.
2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari
materi selajutnya.
3. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap
salam.
85

F. Penilaian

Teknik penilaian
a. Penilaian tertulis
● Kerja kelompok
b. Penilaian non tes
● Penilaian sikap: rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras, komukatif
● Unjuk kerja: partisipasi aktif siswa dalam proses praktikum tekanan
hidrostatis.

Mengetahui, Jambi, 2022

Kepala SMAN 11 Muaro Jambi Fisika

Jompi Sariandi. S. Sn., M. Pd Deborah Masniari. S


NIP. 1980050200741001 Nim. A1C318081
86

Lampiran 3 Desain Pembelajaran Siklus 1

DESAIN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMAN 11 Muaro Jambi


Kelas : XI
Mata Pelajaran : Fisika
Materi : Fluida Statik (Tekanan Hidrostatis)
Waktu : 2 x 35 menit (2 jp)
Guru Model : Deborah Masniari. S

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran tekanan hidrostatis menggunakan model Problem
Based Learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik diharapkan bersikap
religius, jujur, mandiri, teliti dan disiplin, serta:

1. Setelah melakukan percobaan tekanan hidrostatis peserta didik dapat


menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis sesuai
dengan konsep tekanan.
2. Setelah melakukan percobaan tekanan hidrostatis peserta didik dapat
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep
tekanan hidrostatis.

II. Kegiatan Pembelajaran

Siswa Guru Waktu

Menjawab salam dan Guru membuka 3 menit


berdoa sebelum pembelajaran dengan
belajar. mengucapkan salam.
Meminta ketua kelas
untuk memimpin doa
87

dan melakukan absensi


siswa.

Siswa Guru memberikan 7 menit


merespon pertanyaan kepada
siswa.
pertanyaan
guru.

Siswa membuat proyek Guru meminta siswa 20 menit


untuk melakukan
percobaan praktikum

Siswa mengumpulkan Guru meminta siswa 10 menit


informasi mengenai untuk mengumpulkan
proyek gelombang informasi mengenai
transversal yang percobaan yang
dilakukan dilakukan Siswa

Siswa mengerjakan Guru memberikan 10 menit


LKPD yang diberikan LKPD yang sesuai
guru dengan percobaan yang
telah dilakukan siswa

Siswa Guru meminta 20 menit


mempresentasikan perwakilan setiap
hasil percobaan yang kelompok untuk
telah dilakukan dan mempresentasikan hasil
menyimpulkan percobaan yang telah
kegiatan pembelajaran dilakukan dan mengajak
hari ini. siswa menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Dan siswa
hari ini, dan mengakhiri
menjawab salam.
pembelajaran dengan

mengucapkan salam.
88

Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
FISIKA KELAS XI
SMA N 11 MUARO JAMBI

Guru Model :
Deborah Masniari. S
Anggota Lesson Study:
Alvin Permanda
Eva Asnita Silitonga
Jesicca Maria.M
Sakahuni
89

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Muaro Jambi

Kelas : XI

Mata Pelajaran : Fisika

Materi : Fluida Statis

Subab Materi : Tekanan Hidrostatis

Kelompok :

Nama Kelompok : 1…………………………………………………………

2…………………………………………………………

3…………………………………………………………

4…………………………………………………………

5…………………………………………………………

6…………………………………………………………

7…………………………………………………………

Petunjuk Belajar

1. Baca bahan ajar mengenai fluida statis khususnya mengenai tekanan


hidrostatis.
2. Baca LKPD dengan cermat sebelum anda melakukan percobaan.
3. Lakukan percobaan menurut langkah-langkah yang telah disajikan.
4. Diskusikan dalam kelompok dan bila telah selesai, perwakilan kelompok
untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi.
5. Bila ada kesulitan mintalah penjelasan guru.
90

Kompetensi Dasar

3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari


4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida
statik, berikut presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya

Pengantar Materi

Zat dialam ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu zat padat, zat cair dan gas. Zat
cair dan gas memiliki kesamaan sifat, yaitu dapat mengalir. Suatu zat yang mempunyai
kemampuan untuk mengalir dinamakan fluida, sehingga zat cair dan gas termasuk fluida.
Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh gravitasi bumi.
Berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan yang bersinggungan
dengannya. Besarnya tekanan bergantung pada besarnya gaya dan luas bidang tempat gaya
bekerja.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang tiap
satuan luas bidang tersebut. berdasarkan definisi tersebut maka tekanan dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Dengan:
𝐹 p : tekanan (N/m2) atau Pascal (Pa)
𝑃= F : Gaya (N)
𝐴
A : luas bidang tekan (m2)

Tekanan zat cair dalam keadaan diam disebut tekanan hidrostatis. Misalnya, sebuah
gelas dengan luas penampang A berisi air yang massanya m dengan ketinggian h diukur
dari dasar gelas. Apabila air tersebut berada dalam keadaan diam, maka besarnya tekanan
hidrostatis didasar gelas dapat dirumuskan sebagai berikut.
91

Dengan:
𝜌 : massa jenis zat cair (kg/m3)
g : percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h : kedalaman zat cair diukur dari
permukaannya ke titik yang diberi tekanan
(m)
p : tekanan hidrostatis (N/m2)

Berdasarkan rumus tekanan hidrostatis diatas, diketahui bahwa tekanan hidrostatis


bergantung pada massa jenis zat cair, kedalaman zat cair serta percepatan gravitasi bumi.

Tujuan:

1. Mengidentifikasi penerapan fluida dalam kehidupan sehari-hari.


2. Menemukan konsep tekanan hidrostatis dan menentukan hubungan tekanan hidrostatis
dengan kedalaman air.
3. Melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut presentasi
hasil percobaan dan pemanfaatannya.
4. Membuat laporan hasil percobaan.
5. Mempresentasikan hasil percobaan.

Alat dan Bahan:

a. Botol air mineral.


b. Air
c. Penggaris
d. Solder
e. Selotip

Langkah-langkah Percoban:

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Lubangi botol dengan ketinggian 5 cm dari dasar botol, dengan ketinggian 10 cm dari
dasar botol dan dengan ketinggian 15 cm dari dasar botol.
3. Tutup lubang yang telah dibuat dengan selotip.
4. Isi botol tersebut dengan air hingga penuh.
5. Setelah botol terisi penuh buka selotip pada masing-masing lubang.
6. Amati apa yang terjadi dan hitung jarak masing-masing pancaran air dari botol tersebut.
7. Isilah data pada tabel berikut.
92

Tabel Pengamatan
Jarak Lubang (cm) Jarak Pancaran (cm)

Pertanyaan:

1. Berdasarkan data yang diperoleh, pada ketinggian lubang berapa yang


memiliki jarak pancaran paling jauh? Berikan alasannya!
Jawab:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………
2. Apa yang terjadi pada percobaan yang kalian lakukan? Jelaskan!
Jawab:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Kesimpulan:
93

 Berdasarkan percobaan dan diskusi yang telah kamu lakukan, apa yang
dapat kamu simpulkan?
94
95
96
97
98

Lampiran 5 Catatan Lapangan Observer Siklus 1 dan 2

CATATAN LAPANGAN

Sekolah : SMAN 11 Muaro Jambi

Kelas : XI IPA 2

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pelajaran : Tekanan Hidrostatis

Pengamat/Observer :

Nama siswa :

Kelompok :

Petunjuk
Lembar ini diisi oleh observer. Beri tanda cek (√) pada kolom hasil (1,2,3,4)
sesuai
dengan kriteria yang tertera pada kolom yang tersedia.

No Aspek Hasil
Pengamatan Kriteria Pengamatan
4 3 2 1
1 Religius 4 : siswa berdoa sebelum dan setelah belajar
3 : siswa berdoa sebelum belajar saja
2 : siswa berdoa setelah belajar saja
1 : siswa tidak berdoa sebelum dan setelah
belajar
2 Mandiri 4 : siswa bekerja keras dalam penyelesaian
tugas
proyek/kelompok dari awal hingga akhir
pembelajaran
99

3 : siswa bekerja keras dalam penyelesaian


proyek/ kelompok di awal pembelajaran
saja
2 : siswa bekerja keras dalam penyelesaian
tugas
proyek/kelompok di akhir pembelajaran
saja
1 : siswa tidak bekerja keras dalam
penyelesaian
tugas proyek/kelompok dari awal hingga
akhir pembelajaran
3 Kerjasama 4 : siswa melakukan kerjasama dalam
proyek/kelompok belajar dari awal hingga
akhir
3 : siswa melakukan kerjasama dalam
proyek/kelompok belajar di awal saja
2 : siswa melakukan kerjasama dalam
proyek/kelompok belajar dipertengahan
saja
1 : siswa tidak samasekali bekerjasama dalam
proyek/kelompok belajar

4 Integritas 4 : siswa bertanggung jawab terhadap tugas


proyek/kelompok dan individunya dari
awal hingga akhir pembelajaran
3 : siswa bertanggung jawab terhadap tugas
proyek/kelompok dan individunya di awal
pembelajaran saja
2 : siswa siswa bertanggung jawab terhadap
tugas
proyek/kelompok dan individunya di akhir
pembelajaran saja
1 : siswa sama sekali tidak bertanggung jawab
tugas proyek/kelompok dan individunya
dari awal hingga akhir pembelajaran
5 Tahapan 4 : Siswa selalu bertanya kepada guru dan
Proyek melakukan tugas proyek dengan
sempurna
3 : Siswa terkadang bertanya kepada guru dan
melakukan tugas proyek dengan
100

sempurna

2 : Siswa tidak bertanya kepada guru


samasekali
dan melakukan tugas proyek dengan
kurang sempurna
1 : Siswa tidak bertanya kepada guru
samasekali
dan melakukan tugas proyek dengan tidak
sempurna

Skor Kriteria
3,33 < skor ≤ 4,00 Sangat baik (A)
2,33 < skor ≤ 3,33 Baik (B)
1,33 < skor ≤ 2,33 Cukup (C)
≤ 1,33 Kurang (D)

Jumlah skor peserta didik


Score = jumlah penilaian sikap

Penilaian keaktifan siswa

Skor
No Indikator Aktifitas Yang Diamati 4 3 2 1
1 Bertanya 4. Siswa bertanya pada guru lebih dari tiga kali
3. Siswa bertanya pada guru tiga kali
2. Siswa bertanya pada guru dua kali
1. Siswa bertanya kepada guru satu kali
2 Menjawab 4. Siswa menjawab sangat benar pertanyaaan
guru
3. Siswa menjawab benar pertanyaan guru
2. Siswa menjawab kurang benar pertanyaan
guru
1. Siswa menjawab salah pertanyaan guru
3 Berargum 4. Siswa berargumen/solusi sangat bisa diterima
en/solusi kebenarannya
101

3. Siswa berargumen/solusi bisa diterima


kebenaranya
2. Siswa berargumen/solusi kurang bisa diterima
kebenaranya
1. Siswa berargumen/solusi tidak bisa diterima
kebenarannya

Presentase Taraf Nilai Nilai


No keaktifan siswa keberhasilan Angka Huruf
1 76%-100% Sangat Baik A 4
2 51%-75% Baik B 3
3 26%-50% Cukup C 2
4 0%-25% Kurang D 1

Keterangan:
a. Bertanya: skor 1 bertanya 1 kali, skor 2 bertanya 2 kali. Skor 3 bertanya 3 kali dan
skor 4 bertanya lebih tiga kali.
b. Menjawab: skor 1 menjawab salah, skor 3 menjawab kurang benar, dan skor 3
menjawab benar dan skor 4 menjawab sangat benar.
c. Argumentasi/solusi: skor 1 argumentasi/ solusi tidak bisa diterima kebenarannya,
skor 2 argumentasi/ solusi kurang bisa diterima kebenaranya, skor 3
argumen/solusi bisa diterima kebenarannya dan skor 4 argumentasi/ solusi sangat
bisa diterima kebenarannya.
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMAN 11 Muaro Jambi


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Fluida Statis (Hukum Pascal)
Alokasi Waktu : 2 JP (2X35 menit)

G. Kegiatan Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarkat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah


abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
117

H. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar Indikator pencapaian kompetensi


(IPK)
3.3 Melakukan percobaan tentang 3.3.3 Menjelaskan bunyi hukum pascal.
sifat elastisitas suatu bahan berikut 3.3.4 Menerapkan hukum pascal dalam
presentasi hasil percobaan dan kehidupan sehari-hari.
pemanfaatannya.

4.3 Menerapkan hukum hukum 4.3.2 Merencanakan dan membuat


fluida statik dalam kehiudpan hidrolik sederhana dengan suntikan
sehari-hari. bekas.
4.3.3 Menyajikan hasil laporan hidrolik
sederhana.

I. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran hukum pascal dan menggunakan model Project


Based Learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik diharapkan bersikap
religius, jujur, mandiri, teliti dan disiplin, serta:
3. Setelah melakukan percobaan hukum pascal peserta didik dapat menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan pada hukum pascal sesuai dengan
konsep.
4. Setelah melakukan percobaan peserta didik dapat memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep hukum pascal

J. Metode dan pendekatan pembelajaran

a. Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL)


b. Metode : Diskusi dan pengerjaan proyek
c. Pendekatan : Saintifik
118

K. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Kegiatan Guru
Waktu
Pendahuluan 6. Dimulai dengan mengucapkan salam,
kemudian meminta siswa untuk berdoa
terlebih dahulu.
7. Menanyakan kehadiran (absensi) siswa dan
menanyakan alasan jika ada siswa yang
tidak hadir .
8. Memberi apersepsi untuk memotivasi siswa
dengan,memberikan pertanyaan dan
menampilkan video yang berhubungan dengan
penerapan materi yang akan diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari 5 menit
9. Memberi motivasi belajar peserta didik secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, “Pada hari
ini kita akan belajar menyelidiki apa saja yang
mempengaruhi hukum pascal, dan apa saja
manfaat yang akan kalian dapat dalam
mempelajari materi ini”.
10. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan
dicapai
119

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-


kelompok
4. Guru mengelompokkan siswa menjadi
beberapa kelompok. 55 menit
5. Guru menyuruh siswa masing-masing
kelompok mengambil alat bahan yang
sudah disediakan untuk percobaan.
6. Guru menyuruh siswa membaca LKPD yang
telah dibagikan.
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
4. Guru membimbing siswa dalam langkah-
langkah melakukan percobaan.
5. Siswa melakukan percobaan serta berdiskusi
untuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang
ada dalam LKPD.
6. Guru menjadi fasilitator berkeliling dari satu
Inti kelompok ke kelompok lain untuk mengetahui
apakaah siswa mengalami kesulitan saat diskusi.
Evaluasi
3. Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa
dengan menyuruh perwakilan salah satu
kelompok untuk maju mempresentasikan hasil
diskusi percobaan mereka.
4. Guru mempersilahkan kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi kelompok yang
maju.
Menyajikan Informasi
4. Guru membahas hasil diskusi.
5. Guru menyampaikan garis besar materi yang
berkaitan dengan apa yang didiskusikan siswa.
6. Siswa dipersilahkan untuk bertanya berkaitan
dengan apa yang mereka belum pahami.

Penutup 4. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang 10 menit


kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
pada hari ini.
5. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari
materi selajutnya.
6. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap
salam.
120

L. Penilaian

Teknik penilaian
c. Penilaian tertulis
● Kerja kelompok
d. Penilaian non tes
● Penilaian sikap: rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras, komukatif
● Unjuk kerja: partisipasi aktif siswa dalam proses praktikum hukum pascal.

Mengetahui, Jambi, 2022

Kepala SMAN 11 Muaro Jambi Fisika

Jompi Sariandi. S. Sn., M. Pd Deborah Masniari. S


NIP. 1980050200741001 Nim. A1C318081
121

Lampiran 7 Desain Pembelajaran Siklus 2

DESAIN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMAN 11 Muaro Jambi


Kelas : XI
Mata Pelajaran : Fisika
Materi : Fluida Statis (Hukum Archimedes)
Waktu : 70 Menit
Guru Model : Deborah Masniari. S
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menerapkan konsep hukum archimedes dan gejalanya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat memberikan contoh hukum archimedes dalam kehidupan sehari-
hari.

II. Kegiatan Pembelajaran

Siswa Guru Waktu

Menjawab salam dan Guru membuka 3 menit


berdoa sebelum belajar. pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Meminta ketua kelas
untuk memimpin doa
dan melakukan absensi
siswa.

Siswa merespon Guru memberikan 7 menit


pertanyaan guru. pertanyaan kepada
siswa.

Siswa membuat proyek Guru meminta siswa 20 menit


untuk membuat proyek
122

Siswa Guru meminta siswa 10 menit


mengumpulkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai informasi mengenai
proyek gelombang proyek yang dilakukan
transversal yang siswa
dilakukan

Siswa mengerjakan Guru memberikan 10 menit


LKPD yang diberikan LKPD yang sesuai
guru dengan percobaan yang
telah dilakukan siswa

Siswa Guru meminta 20 menit


mempresentasikan perwakilan setiap
hasil percobaan kelompok untuk
yangtelah dilakukan mempresentasikan hasil
dan menyimpulkan percobaan yang telah
kegiatan pembelajaran dilakukan dan
hari ini. mengajak siswa
menyimpulkan kegiatan
Dan siswa
pembelajaran hari ini,
menjawab salam.
dan mengakhiri
pembelajaran dengan

mengucapkan salam.
123

Lampiran 8 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
FISIKA KELAS XI
SMA N 11 MUARO JAMBI

Guru Model :
Deborah Masniari. S
Anggota Lesson Study:
Alvin Permanda
Eva Asnita Silitonga
Jesicca Maria.M
Sakahuni
124

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Muaro Jambi

Kelas : XI

Mata Pelajaran : Fisika

Materi : Fluida Statis

Subab Materi : Hukum Pascal

Kelompok :

Nama Kelompok : 1…………………………………………………………

2…………………………………………………………

3…………………………………………………………

4…………………………………………………………

5…………………………………………………………

6…………………………………………………………

7…………………………………………………………

Petunjuk Belajar

1. Baca bahan ajar mengenai fluida statis khususnya mengenai hukum


Pascal.
2. Baca LKPD dengan cermat sebelum anda melakukan percobaan.
3. Lakukan percobaan menurut langkah-langkah yang telah disajikan.
4. Diskusikan dalam kelompok dan bila telah selesai, perwakilan
kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi.
5. Bila ada kesulitan mintalah penjelasan guru.
125

Kompetensi Dasar

3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari


4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida
statik, berikut presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya

Pengantar Materi

Hukum pascal adalah salah satu jenis hukum Fisika yang berlaku dalam fluida statis. Contoh
sederhana dari hukum pascal yang biasa kita lihat yaitu pada saat mengganti ban mobil
dibutuhkan alat bernama dongkrak. Dongkrak merupakan alat yang digunakan untuk
mengangkat bagian mobil tertentu, salah satunya bagian ban mobil. Saat ban mobil berhasil
terangkat menggunakan dongkrak, maka prinsip kerja dongkrak tersebut merupakan hasil
pemanfaatan dari hukum pascal.

Hukum pascal pertama kali dinyatakan oleh seorang ilmuwan Prancis yaitu Blaise Pascal
(1623-1662). Hukum ini diberi nama sesuai dengan penemunya, hal ini untuk memberikan
penghormatannya kepada Blaise Pascal penemunya.

Bunyi hukum pascal : “Tekanan yang diberikan pada satu bagian zat cair dalam satu ruang
tertutup, maka selanjutnya akan diteruskan oleh zat cair kesegala arah”.

Rumus Hukum Pascal:


Dalam sistem tertutup, rumus pascal dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pkeluar = Pmasuk atau P1 = P2


Penerapan Hukum Pascal

Penerapa hukum pascal juga sering kita temukan pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti
pada mesin hidrolik, Mesin hidrolik adalah mesin yang banyak digunakan pada kegiatan
industri, khususnya pada industri yang membutuhkan tenaga besar untuk mengangkat benda.
Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip hukum pascal yaitu dongkrak hidrolik, rem
piringan hidrolik, rem tangan hidrolik, alat pres hidrolik dan lainnya. Untuk lebih
lengkapnya, berikut ini beberapa contoh penerapan hukum pascal dalam kegiatan sehari-hari.

e) Dongkrak Hidrolik

Dongkrak hidrolik adalah alat yang memang didesain untuk memindahkan dan meringankan
pekerjaan yang dibuat dengan menerapkan hukum pascal. Dongkrak hidrolik terdiri dari dua
bagian tabung dengan ukuran berbeda, dan masing-masing tabung diisi oleh air dan ditutup
permukaannya dengan rapat. Salah satu bagian dongkrak hidrolik yang paling penting adalah
Piston. Piston merupakan bagian yang mampu menghasilkan daya besar meskipun tenaga
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alatnya relatif kecil. Salah satu contoh yang
126

penggunaan dongkrak hidrolik yaitu bengkel mobil menggunakan dongkrak hidrolik untuk
mengangkat mobil ke atas. Dengan dongkrak hidrolik maka memudahkan mekanik untuk
melihat mesin bagian bawah atau memudahkan mengganti ban mobil.

2. Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik juga menggunakan prinsip hukum pascal. Pompa hidrolik digunakan untuk
memudahkan pengguna untuk mengangkat beban yang berat sehingga kita lebih
mengeluarkan tenaga yang ringan.

3. Rem Hidrolik

Rem hidrolik atau biasa disebut dengan rem cakram menggunakan media cakram besi untuk
mengerem. Rem hidrolik memiliki pipa hidrolik yang diisi dengan minyak rem yang berguna
untuk membantu proses pengereman. Disetiap ujung rem hidrolik memiliki dua piston yaitu
piston pedal dan piston cakram. Piston pedal merupakan piston yang dekat dengan pedal rem,
sedangkan piston cakram merupakan piston yang digunakan untuk menghentikan laju cakram
sehingga dapat dilakukan pengereman.

4. Kempa Hidrolik

Kempa hidrolik merupakan alat yang digunakan untuk menumbuk biji-bijian untuk diambil
sarinya. Selain itu, kempa hidrolik juga biasanya digunakan untuk mencetak plat logam
menjadi peralatan masak seperti piring, panci, dan sebagainya.

Tujuan:

6. Mengidentifikasi penerapan fluida dalam kehidupan sehari-hari.


7. Menemukan konsep hukum pascal.
8. Melakukan merancang dan membuat hidrolik sederhana dengan suntikan bekas.
9. Membuat laporan hasil percobaan.
10. Mempresentasikan hasil percobaan.

Alat dan Bahan:

f. Selang.
g. Suntikan 2 buah (3 ml dan 5 ml).
h. Air.
i. Gunting.
j. Aqua gelas.
127

Langkah-langkah Percoban:

8. Sambung suntikan 3 ml dan 5 ml dengan selang.


9. Letakkan suntikan itu berdiri seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

10. Masukkan air kedalam suntikan besar sekitaran 6 ml.


11. Setelah air dimasukkan tekan suntikan besar tersebut berikan tekanan kedua
penampang tersebut.
12. Sekarang amati apa yang terjadi.

Monitoring:

Berdasarkan proyek yang telah anda buat, tulislah apakah yang menjadi kendala bagi
kelompok anda dalam penyelesaian proyek!

hasil:
Bagaimanakah hasil proyek yang telah anda buat? Buatlah analisisnya!
128

Pertanyaan:

1. Dua buah alat suntik dengan luas penampang berbeda dirancang seperti
gambar dan diisi air hingga penuh

a. Jika kalian memberi tekanan pada suntikan 5 ml dan menahan


suntikan 3 ml dengan ibu jarimu, apa yang terjadi pada kedua
suntukan tersebut? Jelaskan!
b. Jika kamu memberi tekanan pada suntikan 3 ml dan menahan
pada suntikan 5 ml dengan ibu jarimu, apa yang terjadi pada
kedua suntikan tersebut? Jelaskan!
Jawab:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. Apa fungsi pengangkat hidrolik dalam kehidupan sehari-hari?
Jawab:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Jelaskan bunyi hukum pascal!
Jawab:
129

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

4. Tuliskan persamaan hukum pascal!


Jawab:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Kesimpulan:

 Berdasarkan percobaan dan diskusi yang telah kamu lakukan, apa yang
dapat kamu simpulkan?
130
131
132
133
134
135
136
137
138

RIWAYAT HIDUP

Deborah Masniari. S dilahirkan di Jambi pada tanggal 03 Januari


2000. Putri dari Bapak Marali H Silaban, SH dan ibu Maria T
Manullang, SH. Penulis merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada
tahun 2005-2011 di SD Negeri 219/ IV JAMBI. Kemudian
melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama pada
tahun 2011-2014 di SMP Negeri 17 Kota Jambi.
Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri
10 Kota Jambi pada jurusan IPA dan selesai pada tahun 2017. Penulis melanjutkan
pendidikan jenjang Strata-1 (S1) di Universitas Jambi dengan program Studi Pendidikan
Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan melalui jalur SMMPTN-BARAT pada tahun 2018. Penulis menyelesaikan
pendidikannya dengan menyusun tugas akhir skripsi dengan judul “Deskripsi Keaktifan
Siswa Menggunakan Transcript Based Lesson Analysis pada Pembelajaran Lesson Study
Materi Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal”

Anda mungkin juga menyukai