Anda di halaman 1dari 142

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINTIFIK

BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR PADA MATERI KUBUS DAN BALOK
KELAS VII MTs DARUL MUKHLASIN

SKRIPSI

Oleh :
USWATUN HASANAH
NIM. 1803407029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2022
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINTIFIK
BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PADA MATERI KUBUS DAN BALOK
KELAS VII MTs DARUL MUKHLASIN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada
Program Studi Matematika Pada Jurusan Ilmu Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Jember

Oleh :
USWATUN HASANAH
NIM. 1803407029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2022

ii
SURAT PERNYATAAN

Bismillahirrohmaanirrahiem,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Uswatun Hasanah
NIM : 1803407029
Program Studi : Pendidikan Matematika
Alamat : Ranuyoso, Ranuyoso, Lumajang.

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :


1. Skripsi ini merupakan asli karya saya sendiri bukan hasil menjiplak
(plagiat);
2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka;
3. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik di
instansi manapun ;
4. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai
dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa
paksaan dan jika dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran
dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang saya peroleh serta sanksi lainnya yang sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Jember, 09 Februari 2023
Yang membuat pernyataan

Uswatun Hasanah
NIM. 1803407029

iii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada yang terhormat :


1. Bapak Drs. Abdul Hadi, S.H., M.M selaku Rektor Universitas Islam Jember
2. Bapak Arifin Nur Budiono S.Pd.,M.Si Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Islam Jember, yang telah memberikan ijin
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Tri Novita Irawati M.Pd selaku Kepala Program Studi yang telah
memberikan ijin dalam rangka penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Sholahuddin Al Ayubi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Tri
Novita Irawati M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
5. Kedua orang tuaku tercinta, atas ketulusannya dalam mendidik, membesarkan
serta membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta keikhlasan di
dalam iringan do’a hingga menghantarkan penulis menyelesaikan pendidikan
di Universitas Islam Jember

iv
MOTTO

"Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut


untuk kebaikan dirinya sendiri"

Qs. Al-Ankabut: 6

v
HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN


ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
MATERI KUBUS DAN BALOK KELAS VII A MTs DARUL MUKHLASIN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada
Program Studi Pendidikan Matematika Pada Jurusan Ilmu Pendidikan
FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Jember

Oleh :
Nama Mahasiwa : Uswatun Hasanah
NIM :1803407029
Angkatan Tahun :2018
Tempat Tanggal Lahir : Lumajang, 30 Desember 1999
Program Studi : Pendidikan Matematika

Di Setujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Sholahuddin Al Ayubi M.Pd Tri Novita Irawati M.Pd


NIDN. 0718067901 NIDN.0704099002

vi
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Saintifik Berbantuan Alat


Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Kubus Dan Balok Kelas
VII MTs Darul Mukhlasin, telah diuji dan disahkan di depan Tim penguji, serta
diterima oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Jember
pada :

Hari :
Tanggal :
Tempat : FKIP Universitas Islam Jember

Tim Penguji

1. (Ketua) ……………………....
2. Tri Novita Irawati M.Pd (Sekertaris) …………………........
3. Sholahuddin Al Ayubi M.Pd (Anggota) ……………………....

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Jember

Arifin Nur Budiono


S.Pd.,M.Si NIDN.
0712127204

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik, dan
hidayah serta inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan baik dan lancar. Dengan terselesaikannya skripsi ini, peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi dorongan bagi peneliti
dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih tersebut terutama peneliti sampaikan kepada :
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya tak terhingga
2. Bapak Drs. Abdul Hadi, S.H., M.M selaku Rektor Universitas Islam
3. Dekan Arifin Nur Budiono S.Pd.,M.Si Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Jember
4. Bapak Sholahuddin Al Ayubi, M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Tri Novita
Irawati selaku Pembimbing II yang tak bosan-bosannya memberikan arahan
dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.
5. Bapak/Ibu Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademik di lingkungan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Jember yang telah
memberikan dan membekali ilmu pengetahuan.
6. Kepala sekolah MTs Darul Mukhlasin Bapak Umar Fathur Rozy, M.Pd serta
guru bidang studi matematika dan staff MTs Darul Mukhlasin.
7. Ayahanda dan Ibunda atas ketulusannya dalam mendidik, membesarkan serta
membimbing dengan penuh kasih sayang serta keikhlasan di dalam iringan
do’a.
8. Teman seperjuangan Pendidikan Matematika 2018, yang selalu menjadi
penyemangat dan tempat bertukar pikiran selama menjadi mahasiswa di
Universitas Islam Jember.
9. Siswa siswa MTs Darul Mukhlasin, khususnya kelas VII yang senantiasa
mendukung proses penelitian penulis.
10. Seluruh pihak yang membantu penulis selama menjadi mahasiswa di
Universitas Islam Jember sampai penelitian ini terselesaikan.

viii
11. Almamaterku tercinta Universitas Islam Jember.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terkira kepada semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga amal baik dan jasa-jasa
yang telah diberikan, dibalas oleh Allah subhanallahuwata’ala dengan balasan
yang sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
untuk karya yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk berbagai
pihak. Aamiin.
Akhirnya hanya ridho Allah SWT yang dapat membalas atas semuanya,
kritik dan saran yang membangun penulis harapkan, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca, Aamiin.

Jember, 21 Maret 2023


Peneliti

ix
RINGKASAN

USWATUN HASANAH, NIM : 1803407029 , Th 2023. Penerapan Model


Pembelajaran Saintifik Berbantuan Alat Peraga Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Materi Kubus Dan Balok Kelas VII MTs Darul
Mukhlasin

Penelitian tentang Penerapan Saintifik Berbantuan Alat Peraga Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kubus Dan Balok dengan
responden yang diteliti sebanyak 28 siswa di MTs Darul Mukhlasin. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan
pada penelitian ini terdapat dua siklus yaitu siklus satu dan siklus dua. Matode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,𝑛
dokumentasi, wawancara. Anasila data dengan menggunakan rumus 𝑝 = ×
𝑁
100% untuk mencari tes hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil tes belajar siswa pada
siklus I rata-rata nilai siswa yaitu 78,5% termasuk kriteria baik. Sebanyak 20
siswa yang tuntas KKM dan 8 siswa yang tidak tuntas KKM. Kemudian untuk
siklus II didapatkan hasil rata-rata siswa yaitu 81% yang termasuk dalam kriteria
baik. Sebanyak 26 siswa tuntas KKM dan 2 siswa yang tidak tuntas KKM.

Dengan demikian diperoleh kesimpulan : Berdasarkan dari hasil Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) yang telah terlaksana, maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran saintifik
membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dikarenakan siswa akan lebih
tertarik untuk belajar dan siswa akan menjadi lebih aktif. Model pembelajaran
saintifik sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dapat
menimbulkan semangat siswa dalam belajar yang mengalami peningkatan setiap
pertemuan. Pembelajaran dengan model pembelajarn saintifik, hal ini dapat
dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan dari siklus I dan siklus II yang
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang didapat setiap siklusnya,
pada saat prasiklus atau sebelum dilakukannya tindakan nilai ratar-ata siswa yaitu
70,6% dengan banyak siswa yang tuntas 13 siswa (42,8% dalam persentase
persen), dan setelah dilakukannya tindakan siklus I nilai rata-rata siswa
mengalami kenaikan menjadi 78,5% dengan jumlah siswa yang tuntas kkm 20
siswa (71,4% dalam persentase persen), dan selanjutnya mengalami peningkatan
yang signifikan pada siklus II dengan rata-rata nilai 81% dengan jumlah siswa
yang berhasil 26 siswa dari 28 siswa (92,8% dalam persentase persen).

Kata Kunci: Saintifik, PTK, KKM

x
DAFTAR ISI

hal
HALAMAN JUDUL DEPAN................................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM..............................................................................ii
PERNYATAAN.....................................................................................................iii
PERSEMBAHAN..................................................................................................iv
MOTTO..................................................................................................................v
PERSETUJUAN....................................................................................................vi
PENGESAHAN....................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
RINGKASAN.........................................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
Latar Belakang 1
Penegasan Judul 4
Batasan Masalah 5
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Kegunaan Penelitian5
BAB II KAJIAN PUSTAKA..............................................................................7
Model Pembelajaran Saintifik............................................................................................7
Alat Peraga 13
Hasil Belajar 20
Balok dan Kubus 23
Kerangka Pemikiran 31
Hipotesis 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................33
Rancangan Penelitian.......................................................................................................33
Indikator Keberhasilan dan Siklus.........................................................34
Prosedur Penelitian 34
Variabel Penelitian 37
Definisi Operasional38
Subjek Penelitian 39
Metode Pengumpulan Data..............................................................................................39
Metode Analisis Data.......................................................................................................40
xi
DAFTAR ISI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................42


Gambaran tempat penelitian............................................................................................42
Hasil Penelitian 42
Pembahasan 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................56
Simpulan 56
Saran 56
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
DAFTAR ISI

xii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Hal


Tabel 3.2 Kriteria Hasil Belajar Siswa 41
Tabel 4.1 Nilai Siswa Kelas 7A Sebelum Penerapan Model Pembelajaran 44
Tabel 4.2 Nilai Siswa Kelas 7A Siklus I 47
Tabel 4.3 Nilai Siswa Kelas 7A Siklus II 51

xiii
DAFTAR GAMBAR

hal
Gambar 2.1 Alat Peraga dari Karton Kubus dan Balok ..................................... 19
Gambar 2.2 Sisi-sisi Balok................................................................................. 23
Gambar 2.3 Unsur-unsur Balok ........................................................................ 24
Gambar 2.4 Diagonal Kubus.............................................................................. 26
Gambar 2.5 Diagonal Kubus.............................................................................. 27
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 32
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian......................................................................... 34
Gambar 4.1 Hasil Alat Peraga yang Digunakan dalam Model Pembelajaran ... 54
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa ............................................................ 54

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matrik Penelitian.............................................................................59


Lampiran 2 Pedoman Wawancara.......................................................................60
Lampiran 3 Instrumen Tes..................................................................................61
Lampiran 4 RPP Pertemuan 1.............................................................................79
Lampiran 5 RPP Pertemuan 2.............................................................................87
Lampiran 6 RPP Pertemuan 3.............................................................................93
Lampiran 7 RPP Pertemuan 4.............................................................................98
Lampiran 8 RPP Pertemuan 5...........................................................................103
Lampiran 9 RPP Pertemuan 6...........................................................................108
Lampiran 10 Siabus Pembelajaran......................................................................113
Lampiran 11 Hasil Wawancara...........................................................................119
Lampiran 12 Foto Kegiatan................................................................................121
Lampiran 10 Riwayat Hidup...............................................................................124

xv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan hak semua warga negara yang tercantum dalam
UUD 1945 pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur oleh Undang-Undang”. Selain itu UndangUndang tentang sistem
pendidikan nasional No.20 tahun 2003 pasal 37, ayat 1 menyatakan bahwa
“kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan
matematika”.
Kurikulum pendidikan terbaru saat ini yaitu kurikulum 2013. Kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang sudah diterapkan dibeberapa sekolah unggulan
di seluruh Indonesia. Kurikulum ini mengisyaratkan pentingnya sistem penilaian
diri. Sistem penilaian mengacu pada tiga aspek penting yakni, knowledge, skill
and attitude. Oleh sebab itu setiap sekolah harus siap dalam menghadapi dan
menyiapkan segala sesuatunya dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang
terdapat di kurikulum 2013. Berdasarkan Permendikbud N0. 65 Tahun 2013
tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah telah mengisyaratkan
tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah model
pembelajaran saintifik atau ilmiah.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Ditambah lagi dengan kondisi saat
ini menunjukan fakta yang sangat memprihatinkan dimana minat siswa terhadap
matematika sangat rendah. Kurangnya minat siswa dapat dilihat dari kurangnya
kreativitas siswa, cepat bosan, tegang dalam mengikuti pembelajaran dan sikap
siswa yang cenderung pasif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini
juga diikuti dengan penggunaan strategi atau model pembelajaran yang monoton
serta penggunaan media yang dianggap kurang memotivasi siswa untuk belajar

1
2

matematika. Implikasi dari kondisi ini tentunya akan mengakibatkan rendahnya


prestasi belajar matematika siswa disekolah. Dalam mengatasi permasalahan
diatas, guru hendaknya melakukan usaha dimulai dengan pembenahan proses
pembelajaran yang dilakukan guru yaitu dengan menawarkan suatu pendekatan
atau strategi yang dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa. Salah
satu strateginya yaitu dengan model pembelajaran Saintifik. model pembelajaran
saintifik adalah suatu model yang ditekankan dalam pembelajaran pada kurikulum
2013. Dalam pendekatan ini meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar dan mengomunikasikan.
Penelitian terdahulu berjudul “Pendekatan Saintifk dengan media gambar
visual dapat mempengaruhi Kemampuan siswa dalam mendeskripsikan kondisi
lingkungan yang bepengaruh terhadap kesehatan tema lingkungan siswa kelas III
SDN Sumberejo 2”. Pendekatan Saintifk dengan media gambar, kemampuan
siswa masih cenderung rendah dengan rata-rata nilai 67 yang berarti masih
dibawah KKM. (2) Setelah diterapkannya model pembelajaran saintifik dengan
media gambar, kemampuan siswa meningkat dengan raa-rata 83,46 atau sudah
mencapai KKM. (3) Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran saintifik
dengan media gambar visual terhadap kemampuan mendeskripsikan kondisi
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Adapula penelitian oleh Yoga Prasetya (2016) yang berjudul Penerapan
Model pembelajaran saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Geometri Kelas X SMA Negeri 2 Kota Bengkulu dapat disimpulkan
bahwa Hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus dengan melakukan
tindakan memberikan LKS berbasis saintifik, memberikan bimbingan lebih
kepada siswa yang belum tuntas serta memberikan latihan soal. Hal ini ditandai
dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I hingga III yaitu :
73,45; 75,06; 81,76; dengan ketuntasan belajar klasikal dari siklus I hingga siklus
III yaitu : 57,58%; 72,73%; 87,88%
Matematika dipandang sebagai salah satu pelajaran yang sulit dan sangat
menakutkan, hal ini di ungkapkan di MTs.Darul Mukhlashin sehingga berakibat
hasil belajar matematika siswa masih rendah dan rata-rata siswa nilainya 60 masih
3

kurang dari KKM. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa
dalam belajar adalah aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan
dalam waktu yang singkat dapat membuat mereka berfikir tentang materi
pelajaran terutama matematika, pada saat siswa belajar.
Siswa dengan metode belajar yang tidak tepat dapat mengakibatkan
ketidak aktifan serta demotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
sehingga hal terebut menjadi sebab dari rendahnya rata-rata hasil belajar. Siswa
lebih banyak mengobrol sendiri saat guru menjelaskan pelajaran. Pendekatan yang
dilakukan oleh guru dirasa belum mampu untuk membuat siswa tertarik,
sedangkan siswa memerlukan cara belajar dengan metode pendekatan seperti
halnya model pembelajaran saintifik. Guru lebih sering menggunakan metode
ceramah dan siswa mencatat, sehingga siswa tidak dilibatkan terlalu banyak
(hanya menjadi objek) dalam proses pembelajaran. Metode ceramah membuat
siswa kurang berperan aktif dan bersemangat. Model pembelajaran yang sedikit
juga menjadi faktor penghambat lain yang membuat siswa menjadi kurang tertarik
belajar dan hanya mengobrol dengan kawan sebangku.
Saat pembelajaran berlangsung, siswa jarang bertanya ataupun memberi
tanggapan tentang materi yang disampaikan oleh guru. Siswa belum terdorong
untuk memperdalam pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang,
mengingat materi bangun ruang memiliki rumus yang tergolong banyak, bahkan
siswa pun merasa malas untuk menghafal rumus secara keseluruhan. Proses
pembelajaran yang kurang bervariasi dapat berakibat tujuan pembelajaran tidak
tercapai sempurna. Diskusi kelompok merupakan strategi belajar mengajar yang
tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antar siswa. Diskusi dapat mendorong
partisipasi peserta, mereka yang aktif secara fisik dan mental dalam diskusi,
belajar lebih banyak daripada mereka yang hanya duduk dan mendengarkan.
Selain itu diskusi mendorong seseorang untuk mendengarkan dengan baik,
mendengarkan secara aktif membantu menghilangkan rasa jenuh, karena dengan
adanya diskusi maka ruang interaksi akan berjalan dengan baik.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka peneliti akan
mengangkat penelitian dengan judul “Penerapan model pembelajaran saintifik
4

berbantuan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus
dan balok kelas VII A MTs. Darul Mukhlashin”

1.2. Penegasan Judul


Dalam kesempatan ini, peneliti memberi beberapa definisi hubungan
dengan judul:
a. Model pembelajaran Saintifik
Model pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif membangun kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.
b. Alat Peraga
Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Ali dalam Sundayana, 2014,
h. 7). Ruseffendi (dalam Sundayana, 2014, h. 7) menyatakan, “Alat peraga
adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika”
c. Hasil Belajar
Menurut Anugraheni (2017:249) ) “hasil belajar siswa dapat diukur
dengan menggunakan tes hasil belajar atau tes prestasi belajar ataupun
achievement test.”
d. Ruang Balok dan kubus.
Bangun ruang adalah salah satu bagian dari bidang geometris. Bangun
ruang adalah suatu bangunan tiga dimensi yang memiliki ruang atau volume
dan juga sisi yang membatasinya. Bangun ruang dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu bangun ruang sisi lengkung dan bangun ruang sisi datar. Bangun
ruang sisi lengkung contohnya seperti kerucut, bola dan tabung, sedangkan
bangun ruang sisi datar contohnya kubus, balok, limas dan prisma.
Bangun ruang kubus merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi
oleh 6 (enam) sisi yang serupa, 12 (dua belas) rusuk sama panjang dan 8
(delapan) titik sudut. Kubus memiliki wujud bujur sangkar dan memiliki kata
5

lain yaitu bidang enam yang beraturan. Contoh kubus seperti kotak kardus
yang sama ukuran, dadu, dll.
e. Siswa Kelas VII
Pelajar kelas 7 atau Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Batasan Masalah
Untuk mengatasi agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
terarah dan tidak menimbulkan penafsiran yang kurang jelas, maka peneliti perlu
memberikan batasan-batasan permasalahan. Perbatasan ini bertujuan agar
penelitian yang akan dilakukan mencapai sasaran dan tujuan dengan baik. Adapun
perbatsan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
a) Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan model pembelajaran saintifik.
b) Kategori adanya peningkatan hasil belajar siswa dikategorikan berdasarkan
nilai siswa
c) Penelitian ini dilakukan pada kelas VII A MTs Darul Mukhlashin dengan
materi bangun ruang kubus dan balok.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran saintifik berbantuan alat
peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok kelas
VII A MTs. Darul Mukhlashin?

Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran saintifik berbantuan
alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok
kelas VII A MTs. Darul Mukhlashin

Kegunaan Penelitian
a. Bagi siswa, Penelitian ini dapat membantu siswa lebih mengaktifkan dirinya
dalam proses belajar mengajar sehingga keinginan siswa untuk belajar
6

meningkat. Selain itu, dengan menggunakan model saintifik dapat


menunjukan cara berpikir siswa, serta saling tukar menukar
pengalaman informasi.
b. Bagi guru, Menjadi bahan masukan untuk para praktisi pendidikan dalam
penggunaan model pembelajaran saintifik agar mengarah
kepada keaktifan siswa sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan
maksimal.
c. Bagi peneliti, sebagai alternatif metode mengajar dan pengalaman yang
dapat digunakan sebagai bekal terjun di dunia pendidikan.
d. Bagi peneliti lain, sebagai masukan dan pertimbangan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut. Sudah mengetahui tindakan dari peneliti sebelum
nya dengan penerapan model pembelajaran saintifik berbantuan media
pembelajaran alat peraga.
7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Model Pembelajaran Saintifik


a. Pengertian model pembelajaran Saintifik
Model pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif membangun kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan (Diani, 2016).
Pembelajaran dengan model pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran
yang menggunakan pendekatan ilmiah, dimana siswa berperan secara langsung
dan mandiri untuk menggali konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Sedangkan tugas guru adalah mengarahkan proses belajar yang
dilakukan siswa dan memberikan koreksi terhadap konsep dan prinsip yang
didapatkan siswa (Marjan et al., 2014). Dengan demikian, proses transfer
pengetahuan dari guru ke siswa tidak melalui metode ceramah, tetapi melalui
fasilitasi yang dapat mengantar siswa menemukan pengetahuan (Yani, 2014:121).
model pembelajaran saintifik pada dasarnya memberi pengalaman kepada siswa
untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan metode ilmiah secara mandiri.
Dalam model pembelajaran saintifik, siswa dilatih untuk melakukan
kegiatan layaknya sebagai ilmuan (scientist) dalam melakukan penyelidikan
ilmiah (Yani, 2014:121). Siswa menjadi subjek utama pada model pembelajaran
saintifik, yang dapat aktif dalam belajar, serta memberikan kesempatan untuk
membangun konsep dengan membiasakan siswa dalam merumuskan,
menghadapi, dan menyelesaikan permasalahan yang ditemukan (Diani, 2016).
Model pembelajaran saintifik bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak
bergantung pada informasi searah dari guru (Majid et al., 2015:70). Karena itu,
proses pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong siswa dalam mencari tahu

7
8

informasi dari berbagai sumber dan observasi, bukan hanya informasi yang diberi
tahu langsung oleh guru.
Kondisi pembelajaran pada saat ini diharapkan diarahkan agar siswa
mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya
menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran diharapkan
diarahkan untuk melatih berpikir analitis (siswa diajarkan bagaimana mengambil
keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan
menghafal semata) (Majid et al., 2015:70).
Dari penjelasan menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran saintifik seperti kemampuan observasi, menanya, eksperimen,
mengolah informasi atau data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
hasilnya. Serangkaian hal tersebut nantinya diharapkan mampu mendorong
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan sistematis siswa.
b. Hakikat Model pembelajaran saintifik Pendekatan
Pendekatan pembelajaran ilmiah menekankan pada pentingnya kolaborasi
dan kerja sama diantara siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin menciptakan pembelajaran
selain dengan tetap mengacu pada standar proses di mana pembelajarannya
diciptakan dengan suasana yang memuat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi,
juga dengan mengedepankan kondisi siswa yang berperilaku ilmiah dengan
bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan (Majid et al., 2015:71). Dengan
demikian, siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya secara mandiri dan dapat
berkerja sama dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran saintifik artinya pembelajaran itu dilakukan
secara ilmiah. Oleh karena itu, model pembelajaran saintifik disebut juga sebagai
pendekatan ilmiah. Kegiatan pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses
ilmiah. Oleh karena itu, kurikulum 2013 mengamanatkan esensi model
pembelajaran saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagian
9

titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan


pengetahuan siswa. (Musfiqon, 2015 : 53).
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dari pada
penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena
umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran
induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menepatkan bukti-
bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya
menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian
merumuskan simpulan umum (Majid et al., 2015:72).
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas sesuatu atau
beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang
dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkai aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengelolah informasi atau
data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis (Musfiqon,
2015 : 53).
Berdasarkan yang telah dijabarkan di atas, peneliti mengambil kesimpulan
hakikat paling menonjol dalam saintifik yaitu berbasis masalah
yangdisingkronkan dengan permasalahan pada dunia nyata dimana masalah ini
merupakan masalah umum yang sering dirasakan langsung oleh siswa maupun
masalah yang tidak secara langsung dirasakan oleh siswa.
c. Langkah-langkah dalam Model pembelajaran saintifik
Menurut (Yani, 2014 : 125) model pembelajaran saintifik dalam
pembelajaran meliputi tahap mengamati (observing), menanya (questoning),
mengumpulkan informasi (experimenting), menalar (associationing), dan
mengkomunikasikan (communicating).
a. Mengamati (Observing)
10

Kegiatan mengamati memberikan kesempatan kepada siswa untuk


mengoptimalkan kelima panca indera yang dimilikinya untuk menangkap dan
memahami masalah. Siswa melihat, mengamati, dan menemukan masalah dari
berbagai data dan informasi yang disajikan oleh guru, baik dari buku, pemutaran
video (film), data sekunder, dan dari sumber belajar lainnya. Kegiatan ini akan
efektif jika guru merancangnya dengan seksama, fokus, dan mengarahkan pola
pikir siswa untuk menemukan masalah. Jika dilaksanakan tanpa arahan, maka
siswa tidak akan berhasil menangkap masalah dari kegiatan mengamatinya.
Proses mengamati sejatinya tidak dapat dipaksakan oleh guru. Oleh karena itu,
guru harus mampu membimbing siswa untuk mampu mengamati objek
pengamatannya secara cermat, objektif, dan jujur (Yani, et al., 2018 : 99).
b. Menanya (Questioning)
Menanya adalah kegiatan siswa menyatakan secara ekplisit dan rasional
apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa,
atau suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru, narasumber, atau kepada siswa lainnya. Bentuk
pertanyaan dapat berupa meminta informasi, konfirmasi, menyamakan pendapat,
atau bersifat hipotetif. (Yani, 2014 : 125). Guru harus mampu menginspirasi siswa
untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu siswanya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan
siswanya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik (Majid et al., 2015 : 78).
c. Mengumpulkan / mengeksperimen (experimenting)
Mengeksperimen adalah kegiatan berupa mengumpulkan data melalui
kegiatan observasi, wawancara atau uji coba di laboratorium. Kegiatan
mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data
sekunder, observasi lapangan , uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan
kuesioner, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh memiliki sifat yang dapat
dianalisis dan disimpulkan (Yani, 2014 : 125)
d. Mengasosiasi / Menalar (Associating)
11

Mengasosiasi adalah kegiatan siswa untuk mengkritisi, menilai,


membandingkan, interpretasi data, atau mengajukan pendapatnya berdasarkan
data hasil penelitian. Secara khusus, arti mengasosiasi dapat diartikan dengan
proses membandingkan antara data yang telah diperolehnya dengan teori yang
telah diketahuinya, sehingga dapat menarik kesimpulan atau ditemukannya
prinsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa membuat
kategori, menemukan hubungan antar data/kategori, dan menyimpulkan dari hasil
analisis data. Penemuan prinsip dan konsep penting diharapkan dapat menambah
skema kognitif siswa, memperluas pengalaman, dan wawasan pengetahuannya
(Yani, 2014 :126).
e. Mengkomunikasikan (Communicating)
Mengkomunikasikan adalah kegiatan siswa untuk menyampaikan hasil
temuannya dihadapan orang lain. Kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan
secara lisan maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat teknologi
informasi dan komunikasi. Artinya, siswa dapat menyampaikan dalam forum
diskusi kelas atau diunggah (upload) di internet (Yani, 2014 :126).
Setelahnya, guru dapat memberikan masukan, menekankan, dan
meluruskan agar siswa bisa memahami kejadian secara mendalam dan luas. Guru
juga bisa membimbing murid untuk memutuskan poin penting yang bisa
disimpulkan sebelum presentasi kelas dimulai. Berdasarkan apa yang telah
dijabarkan, saintifik menurut peneliti dilakukan
dengan cara-cara atau tahapan-tahapan yang sudah terstruktur sedemikian
sehingga dalam proses pembelajarannya dapat dilakukan evaluasi dan penilaian di
setiap tahapnya.
d. Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran saintifik
1. Kelebihan Model pembelajaran saintifik
Kelebihan model pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut:
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan
keterampilan dan proses-proses kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
12

3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki


dan berhasil.
4. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
5. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerjasama dengan yang lainnya.
6. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan.
7. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
8. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
9. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
10. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
11. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya.
12. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
13. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar.
14. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
Secara umum model pembelajaran saintifik mempunyai banyak kelebihan yang
sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa dalam hal pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor), sebagai bekal siswa untuk
diterapkan dalam kehidupan nyata di lingkungan.
2. Kekurangan Model pembelajaran saintifik
Adapun kekurangan dari model pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut:
1. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa
yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi. Maka perlu adanya modifikasi model
pembelajaran yang variatif yang nantinya tidak akan menimbulkan
miskonsepsi materi pada siswa.
13

2. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena


membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori
atau pemecahan masalah lainnya. Dengan terbentuknya model belajar secara
berkelompok menjadikan waktu mengajar lebih efisien, dengan begitu akan
terbentuk ruang diskusi yang interaktif.
3. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara- cara belajar yang
lama. Maka dari itu perlu adanya modifikasi dari model pembelajaran,
media pembelajaran, sumber belajar, model soal yang sesuai dengan
perubahan zaman atau di era digitalisasi ini.
4. Pengajaran saintifik lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan
kurang mendapat perhatian.
5. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan
ditemukan. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
Dengan adanya kekurangan model pembelajaran saintifik ini, peneliti ingin
memberikan model pembelajaran baru yang bisa diterapkan untuk materi bangun
ruang balok dan kubus, dimana materi tersebut memakan waktu yang cukup lama
sehingga dengan adanya model pembelajaran saintifik dapat mempersingkat
pembelajaran dan menjadikan lebih efektif . Selain itu model pembelajaran
saintifik dapat menjadi solusi dari kesulitan siswa dalam hal memahami konsep
materi dengan begitu dapat tercipta cara belajar baru.

Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar (Ali dalam Sundayana, 2014, h. 7).
Ruseffendi (dalam Sundayana, 2014, h. 7) menyatakan, “Alat peraga adalah alat
yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika”, sedangkan menurut
Pramudjono (dalam Sundayana, 2014, h. 7), “Alat peraga adalah benda konkret
14

yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu
menanamkan atau mengembangkan konsep matematika. Alat peraga merupakan
media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang
dipelajari (Estiningsih, 1994, h. 7).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah
media pengajaran yang diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara
untuk membantu menanamkan dan memperjelas konsep dalam proses
pembelajaran seuai dengan tujuan yang diharapkan.
b. Fungsi Alat
Peraga Alat peraga merupakan media pengajaran yang diartikan sebagai
semua benda yang menjadi perantara untuk membantu menanamkan dan
memperjelas Konsep. Menurut Ruseffendi (dalam Ramlan, 2012, h. 40) ada
beberapa fungsi penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika,
diantaranya sebagai berikut:
1. Proses belajar mengajar termotivasi
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam
sekitar akan lebih dapat dipahami
4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam
bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian
maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru.
Ruseffendi (1984, h. 384) menyatakan, alat peraga matematika itu berguna
untuk 1) Supaya anak-anak lebih besar minatnya, 2) Supaya anak-anak dapat
dibantu daya tiliknya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya, 3)
Supaya anak-anak dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan
alam sekitar. Secara umum, Sadiman (dalam Sundayana, 2014, h, 7) menyatakan,
1. Alat peraga mempunyai fungsi.
2. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalisme.
3. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.
4. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan
sumber belajar.
15

5. Pembelajaran dapat lebih menarik.


6. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran dapat ditingkatkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga
berfungsi untuk memperjelas konsep yang dipelajari karena konsep-konsep
abstrak tersajikan dalam bentuk konkret, sehingga siswa dapat lebih mudah
memahami konsep yang dipelajari.
c. Prinsip Penggunaan
Alat Peraga Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran akan
membantu kelancaran, efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Alat peraga
dapat meningkatkan proses belajar siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Menyadari pentingnya alat peraga dalam
meningkatkan mutu keberhasilan proses pembelajaran, guru dituntut untuk
menguasai keterampilan pengembangan dan kegunaan alat peraga serta
keterampilan memilih alat peraga yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan.
Pada penggunaan alat peraga terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar
penggunaan alat peraga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip
penggunaan alat peraga menurut Hermawan (2007, h. 88) diantaranya:
1. Tidak satupun sarana alat peraga dan alat praktik yang dapat sesuai dengan
segala macam kegiatan belajara mengajar
2. Sarana atau alat tertentu cenderung untuk lebih tepat menyajikan suatu
pelajaran tertentu daripada sarana lainnya
3. Penggunaan sarana atau alat yang terlalu banyak secara bersamaan belum
tentu akan memperjelas konsep. Bahkan sebaliknya dapat mengalihkan
perhatian siswa
4. Sarana atau alat pelajaran yang akan digunakan harus bagian-bagian integral
dari pelajaran yang akan disampaikan
5. Sarana atau alat pelajaran yang canggih belum tentu akan dapat
mengaktifkan siswa. Oleh karena itu, siswa diperlukan sebagai peserta yang
aktif
6. Penggunaan sarana alat pelajaran bukan hanya sekedar selingan atau pengisi
waktu tapi untuk memperjelas konsep
16

7. Alat peraga meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir


8. Alat peraga bisa meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada
umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga akan
bertahan lama pada ingatan siswa sehingga pembelajaran memiliki kualitas
yang tinggi.
Sudjana (dalam Sundayana, 2014, h. 16) menyatakan, penggunaan alat
peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan
alat peraga mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:
1. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat
2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, apakah sesuai
dengan tingkat kematangan/kemampuan siswa
3. Menyajikan alat peraga dengan tepat, yaitu disesuaikan dengan tujuan,
bahan, metode, waktu dan sarana yang ada. Menempatkan atau
memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan
alat peraga terdapat prinsip yang harus diperhatikan agar penggunaan alat peraga
dapat secara optimal sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
d. Langkah Pembuatan
Alat Peraga Pembuatan dan penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar
mengajar perlu dilandasi oleh jalan pikiran yang sistematis agar alat peraga itu
berperan dalam kegiatan belajar mengajar, terpadu dengan proses belajar
mengajar lainnya. Menurut Hermawan (2007, h. 90) langkah-langkah yang
dilakukan dalam pembuatan alat peraga yaitu:
1. Mempelajari silabus yang akan dipelajari;
2. Mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran;
3. Menentukan kedalaman dan keluasan materi pokok yang akan diajarkan;
4. Menetapkan strategi belajar mengajar yang efektif;
5. Menentukan jumlah dan jelis alat dalam kegiatan belajar mengajar;
17

6. Pembuatan alat peraga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan barang


bekas atau bahan lain yang ada di lingkungan sekolah yang mudah
didapat dan dibuat sendiri oleh guru;
7. Mencoba alat peraga yang dibuat;
8. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan alat peraga yang dibuat
Merancang sebuah alat peraga tidaklah mudah, terdapat langkah-langkah
yang yang dilalui termasuk dibutuhkan pula beberapa persiapan agar alat peraga
yang dihasilkan dapat berfungsi secara optimal. Sebagaimana yang dikemukakan
Sudjana (2002, h. 105) menyatakan, ada empat langkah dalam menyiapkan alat
peraga diantaranya:
1. Menetapkan tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Pada
langkah ini hendaknya guru merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2. Persiapan guru. Pada tahap ini guru merancang alat peraga yang akan
dipakai dalam pembelajaran.
3. Membuat alat peraga yang akan dipakai
4. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang telah
dibuat.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan
alat peraga terdapat langkah – langkah pembuatan yang harus dilaksanakan, hal
ini dimaksudkan agar alat peraga yang dirancang dapat bermanfaat sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Langkah – langkah tersebut diantaranya, mempelajari
silabus dan menentukan tujuan pembelajaran, menentukan strategi dan alat peraga
yang akan digunakan, membuat dan mencoba alat peraga, serta melakukan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang telah dibuat.
e. Alat Peraga Kertas karton berwarna Berwarna
Alat peraga merupakan alat bantu dalam pembelajaran, dimana
pengklasifikasian alat peraga sangat bervariasi. Dengan bervariatifnya alat peraga
maka pemilihan jenis alat peraga yang akan digunakan hendaknya disesuaikan
dengan kondisi dan situasi dimana pembelajaran tersebut akan dilaksanakan.
Pemilihan media yang sederhana belum tentu memiliki tingkat keberhasilan yang
rendah, demikian pula dengan alat peraga yang kompleks belum tentu hasil yang
18

dicapai menjadi maksimal. Hal tersebut dipengaruhi oleh bagaimana pengelolaan


media tersebut.
Kertas merupakan benda yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari dimana sangat mungkin untuk dijadikan sebagai alat peraga. Kertas yang
digunakan sebagai alat peraga ini tergolong sebagai alat peraga yang sederhana
dilihat dari bahan pembuatannya. Selain murah dan mudah didapat, kertas juga
lebih mudah untuk dibuat dan mudah juga dalam penggunaannya.
Dilihat dari macamnya, kertas mempunyai jenis yang bervariasi diantaranya :
1. Dilihat dari ketebalan kertas
a. Kertas cetak Kertas ini biasanya lebih tipis dan berwarna putih. Kertas ini
biasa digunakan untuk proses copy dan printing dokumen berupa tulisan.
Kertas ini biasa disebut dengan kertas HVS.
b. Kertas karton Kertas karton merupakan kertas yang memiliki ketebalan yang
lebih dibanding jenis kertas lainnya. Karena kertas katon lebih tebal
sehingga terkesan lebih kaku. Kertas karton memiliki ketebalan yang
bervariasi. Kertas karton memiliki berbagai jenis warna, kertas karton ini
disebut dengan kertas manila.
2. Dilihat dari fungsinya
a. Kertas copy dan printing Digunakan untuk kegiatan copy dan printing,
dikarenakan jenis kertas ini sudah mempunyai ukuran yang sedemikian rupa
sehingga mudah disimpan sebagai dokumen.
b. Kertas hias Kertas ini biasanya memiliki warna yang bermacam-macam
sehingga lebih menarik, kertas ini biasa memiliki ukuran yang lebih besar.
c. Kertas tisu Kertas yang sangat tipis dan berserat dan biasa digunakan untuk
membersihkan sesuatu.
Berdasarkan jenis-jenis kertas tersebut, jenis kertas yang paling
memungkinkan untuk dijadikan alat peraga dalam pembelajaran pecahan adalah
kertas karton yang berwarna. Hal ini dikarenakan kertas karton berwarna lebih
tebal daripada kertas biasa sehingga tidak mudah sobek. Selain itu, bahan kertas
yang berwarna akan membuat siswa menjadi tertarik dan tidak terkesan monoton
sekaligus digunakan sebagai pembanding agar konsep menjadi lebih jelas.
19

Di dalam penelitian ini, alat peraga kertas karton berwarna akan diberi
pola yakni berupa lingkaran yang dipotong-potong dengan besaran yang sama
dalam satu lingkaran namun dengan nilai yang berbeda dibandingkan lingkaran
yang lain. Sebagai contoh: membuat pecahan dengan nilai seperempatan maka
pola lingkaran yang sudah digambarkan kemudian diberi pola lagi sehingga
membagi lingkaran tersebut tepat menjadi empat bagian sama besar.
f. Implementasi Alat Peraga Kertas Karton Berwarna dalam Pembelajaran
Matematika
Penerapan pembelajaran matematika menggunakan alat peraga kertas
karton berwarna diimplementasikan pada materi balok dan kubus. Balok dan
kubus merupakan materi yang cukup mudah akan tetapi susah bagi siswa untuk
memahami materi tersebut sehingga memerlukan media berupa alat peraga kertas
karton berwarna.
Pembelajaran menggunakan alat peraga kertas karton berwarna merupakan
metode yang dipandang tepat dalam pembelajaran materi balok dan kubus.
Penekanan pembelajaran menggunakan alat peraga kertas karton berwarna ini
lebih pada proses aktifitas memahamkan siswa terhadap konsep bangun ruang.
Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif.
Kertas karton berwarna yang berbentuk bangun ruang kubus dan balok
terbuat dari potongan karton yang berukuran 15 x 15 cm pada kubus dan 30 cm
(panjang), 15 cm (lebar), dan 10 cm (tinggi) pada balok. Setiap sisi-sisi nya
mempunyai warna yang berbeda, yaitu: putih, hijau, coklat, biru, kuning, dan
merah. Beberapa karton tersebut berwujud seperti berikut.

Gambar 2.1 Alat Peraga dari Karton Kubus dan Balok


20

Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan alat peraga kertas


karton berwarna adalah sebagai berikut :
Pertama, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dimana setiap
kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa dimana salah satu dari anggota
kelompok tersebut merupakan ketua kelompok.
Kedua, guru memberikan pengarahan mengenai langkah kerja yang harus
dilakukan. Sebelum siswa melakukan kegiatan, guru membagikan lembar kerja
dan alat peraga berupa kertas karton berwarna yang sebelumnya telah diberi pola.
Ketua kelompok diminta untuk mengambil lembar kerja dan kertas karton
berwarna tersebut.
Ketiga, siswa melakukan kegiatan sesuai pertunjuk yang ada pada lembar
kerja siswa. Petunjuk pada lembar kerja siswa sebagai berikut:
1) Siapkan gunting dan lem kertas
2) Potonglah kertas karton berwarna sesuai dengan polanya.
3) Tempelkanlah potongan kertas menjadi bentuk yang diinginkan
4) Laporkanlah hasil kerja kelompokmu di depan kelas
Keempat, masing-masing ketua kelompok melaporkan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas
Kelima, guru bersama dengan siswa membahas hasil kerja para siswa dan
memberikan koreksi pada hasil yang kurang tepat.
Keenam, siswa diberikan evaluasi berupa soal yang harus dikerjakan, dan
hasil evaluasi tersebut dikumpulkan.

Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari penerapan model
pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Tujuannya untuk melihat
pengaruh dari model pembelajaran yang digunakan apakah berhasil atau tidak.
Sehinggal banyak peneliti mencoba menerapkan berbagai model pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar.
21

Menurut Nurhsanah dan Subandi (2016) dalam bukunya menjelaskan


bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa yang terjadi melalui
pengalaman dalam pembelajaran. Hasil belajar ini dipengaruh oleh dua faktor
yaitu internal dan eksternal.
Sedangkan menurut Winkel (2015:16) menjelasakan dalam bukunya
bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada siswa,
perubahan itu dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan serta sikap.
Perubahan disini dapat berupa perubahan pada pengetahuan, pemahaman, sikap
dan lain sebagainya. Perubahan tersebut dapat dilihat salah satunya dari
perubahan hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Suprijono (2016:5)
menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai,
pengertian, sikap, apresiasii dan keterampilan.
Menurut Sudijarto dalam Khodijah (2014:189) menjelaskan bahwa hasil
belajar merupakan tingkat pencapaian yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Gagne & Briggs mengemukakan dalam Suprihatiningrum (2016:37)
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat
perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa dan dapat diamati melalui
penampilan siswa.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan tujuan utama dilaksanakan pembelajaran yang berdasarkan
pola pembelajaran menggunakan cara tertentu oleh tenaga pendidik. Hasil belajar
yang inginkan oleh tenaga pendidik memiliki perbedaan tersendiri sesuai dengan
tujuan awal pembelajaran. Sehingga dalam pelaksanaannya hasil belajar
terpengaruh oleh model pembelajaran tenaga pendidik.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Banyak yang mempengaruhi dalam hasil belajar diantaranya yaitu tenaga
pendidik, model pembelajaran, dan lain sebagainya. Hal ini tidak terlepas dengan
faktor-faktor penentu keberhasilan dalam belajar. Bahkan dalam penerapannya
tergantung dengan faktor yang mempengaruhinya.
22

Menurut Djamarah dan Zain (2014:109) menjelaskan bahwa faktor yang


mempengaruhi terdiri dari.
1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan dasar sekaligus sebagai keinginan yang
akan dicapai kegiatan belajar mengajar. Terwujudnya tujuan sama halnya dengan
keberhasilan pembelajaran. Karena tujuan merupakan keinginan yang akan
dicapai pada setiap kali kegiatan pembelajaran sehingga guru diwajibkan
meerumuskan tujuan pembelajarannya.
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan kepada
siswa di sekolah. Ilmu yang diberikan oleh guru mampu merubah siswa menjadi
anak yang cerdas. Keberhasilan belajar mengajar berpengaruh pada tingkat
keberhasilan siswa dalam menguasi bahan pelajaran yang diberikan oleh guru
dalam setiap kali pembelajaran berlangsung.
3. Siswa
Siswa merupakan orang yang menerima pembelajaran di sekolah. Daya
serap siswa bermacam-macam untuk mampu menguasai setiap pembelajaran yang
diberikan oleh guru. Siswa adalah aspek utama yang mempengaruhi kegiatan
belajar mengajar berikut hasil kegiatan.
4. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran terjadi antara guru dengan siswa dengan materi
pembelajaran sebagai perantaranya. Pendekatan yang guru ambil pada setiap
pembelajaran akan menghasilkan hasil belajar siswa yang bermacan-macam.
5. Bahan Evaluasi
Bahan evaluasi dimana hasil belajar merupakan tujuan akhir untuk
dilakukan evaluasi penerapan pendidikan dengan model pembelajaran tertentu
yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan penjabaran tersebut peneliti menyimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi terdiri dari lingkungan sekitar dari siswa. Bahkan peneliti
sebagai guru juga bisa dikatakan merupakan faktor penentu keberhasilan belajar
23

siswa. Berkaitan dengan hal tersebut penggunaan media pembelajaran yang baik
akan menghasilkan hasil belajar siswa yang baik pula.

c. Indikator hasil belajar


Berdasarkan Taksonomi Bloom dalam Magdalena dkk (2020) menjelaskan
ada 3 kategori dalam mencapai hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
1. Ranah kognitif, yang terdiri dari ingatan atau pengenalan terhadap fakta,
pola prosedural, dan konsep yang mengakibatkan berkembangnya
kemampuan dan skill intelektual. Ranah kognitif untuk melatih kemampuan
intelektual.
2. Ranah afektif, ranah yang berkaitan perkembangan perasaan, sikap, nilai
dan emosi.
Sedangkan menurut Howard Kigsley dalam Sudjana (2018) menjelaskan
bahwa hasil belajar dibagi menjadi 3 kriteria yaitu keterampilan dan kebiasaan,
pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita.

Balok dan Kubus


a. Pengertian Balok
Coba kamu perhatikan gambar di atas, kamu tentu pernah melihat gambar
tersebut. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana bentuk kotak pensil tersebut?
Bentuk kotak pensil berbentuk balok, Balok adalah bangun ruang sisi datar
yang memiliki 3 pasang bidang persegi panjang yang kongruen. Dimaksud
kongruen karena memiliki pasangan yang ukurannya sama.

Bidang ABCD = EFGH


Bidang BCGF = ADHE
Bidang ABFE = DCGH

Gambar 2.2. Sisi-sisi Balok


24

b. Sifat-sifat Balok
1. Sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang.
2. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang.
3. Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama
panjang.
4. Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang.
5. Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi panjang.
c. Unsur-unsur Balok

Gambar 2.3. Unsur-unsur Balok


1. Sisi atau Bidang
Sisi balok adalah bidang yang membatasi balok. Balok memiliki 6 sisi.
Perhatikan gambar diatas yang merupakan sisi adalah: sisi bawah (ABCD); sisi
atas (EFGH); sisi depan (ABFE); sisi belakang (DCGH); sisi samping kiri
(BCGF); dan sisi samping kanan(ADHE).

Balok memiliki 3 pasang sisi yang sama bentuk dan ukurannya.

Pasangan tersebut adalah:


Sisi ABFE = sisi DCGH
Sisi ABCD = sisi EFGH
Sisi BCGF = sisi ADHE.
2. Rusuk
Rusuk adalah garis potongan antar dua sisi bidang balok dan terlihat seperti
kerangka yang menyusun balok. Sama seperti kubus, balok memiliki 12 rusuk .
Perhatikan gambar kubus diatas yang merupakan rusuk adalah AB, BC, CD,
DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan HD.
3. Titik Sudut
25

Titik Sudut adalah titik potongan antara dua atau 3 rusuk. Balok memiliki 8
titik sudut. Perhatikan gambar diatas, yang merupakan titik sudut yaitu A, B, C,
D, E, F, G, dan H.
4. Diagonal Bidang atau Diagonal Sisi
Diagonal Bidang atau Diagonal Sisi adalah ruas garis yang menghubungkan
dua titik sudut yang berhadapan pada setiap bidang atau sisi balok. Sama
halnya dengan kubus, balok memiliki 12 Diagonal bidang. Perhatikan gambar
diatas, yang merupakan diagonal bidang yaitu AF, BE, BG, CF, CH, DG, DE,
AH, AC, BD, EG, dan HF.
5. Diagonal Ruang
Diagonal Ruang adalah garis yang menghubungkan 2 titik sudut yang saling
berhadapkan dalam satu ruang. Sama halnya dengan kubus, balok memiliki 4
diagonal ruang. Perhatikan gambar diatas, yang merupakan diagonal ruang
yaitu AG , BH , CE , dan DF.
6. Bidang Diagonal
Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal
bidang. Sama halnya dengan kubus, balok memiliki 6 bidang diagonal.
Perhatikan gambar diatas, yang merupakan bidang diagonal yaitu ACGE,
AFGD, CDEF, BFHD, dan BEHC.

7. Luas Permukaan dan Volume Balok

Lpermukaan= 2× (𝑝 × 𝑙 + 𝑝 × 𝑡 + 𝑙 × 𝑡)
V= 𝑝 × 𝑙 × 𝑡

a. Panjang Diagonal dan Luas Bidang Diagonal

Panjang diagonal ruang

Dr = √𝑝2 + 𝑙2 + 𝑡2
Panjang Diagonal Bidang

Db1 = √𝑠2 + 𝑠2
26

Db2 = √𝑠2 + 𝑠2

Db3 = √𝑠2 + 𝑠2
Luas Bidang Diagonal
Lb1 = Db1×t
Lb2 = Db2×l
Lb3 = Db3×p

b. Pengertian Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang semua
sisinya berbentuk persegi dan semua rusuknya
sama panjang. Contoh benda berbentuk bangun
ini antara lain rubik, dadu, dan kotak hadiah.
1. Rusuk Kubus
Perhatikan kembali kubus pada gambar 1 di atas.
Berapa banyak rusuk pada kubus ABCD.EFGH?
a. Pada kubus tersebut terdapat 12 rusuk.
b. Rusuk-rusuk pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang.
c. Rusuk AB sejejar dengan rusuk CD, EF, dan GH.
d. Rusuk BC sejajar dengan rusuk AD, EH, dan FG.
e. Rusuk AE sejajar dengan rusuk BF, CG, dan DH.
2. Diagonal Ruang Kubus
Perhatikan gambar berikut.

Gambar 2.4. Diagonal Kubus


27

Kubus memiliki empat diagonal ruang yang menghubungkan dua titik sudut
yang berhadapan.Terdapat ruang tersebut antara lain AG, BH, CE, dah DF.
Misalkan panjang rusuk pada kubus tersebut adalah r, maka panjang diagonal
ruang kubus yaitu
AC = √(AB2 + BC2) = √(r2 + r2) = √(2r2) = r √2
AG = √(AC2 + CG2) = √((r √2)2 + r2) = √(3r2) = r √3
Jadi, panjang diagonal ruang kubus dengan rusuk r adalah r √3.
3. Bidang Diagonal Kubus
Perhatikan salah satu bidang diagonal kubus berikut.

Gambar 2.5. Diagonal Kubus


Gambar tersebut merupakan salah satu bidang diagonal kubus, yaitu bidang
diagonal ABGH.
Dapatkah kalian menyebutkan bidang diagonal yang lainnya?
Bidang diagonal kubus yang lainnya yaitu bidang diagonal CDEF, ADGF,
BCHE, ACGE, dan BFHD. Sehingga terdapat 6 bidang diagonal pada kubus.
Bidang diagonal kubus memiliki luas yang sama. Misalkan ukuran panjang
rusuk kubus adalah r, maka luas bidang diagonalnya (misal bidang diagonal
ABGH):
4. Rumus bidang diagonal
BG = √(BC2 + CG2) = √(r2 + r2) = √(2r2) = r √2
Luas bidang diagonal = AB x BG
Luas bidang diagonal = r x r √2 = r2 √2
Keterangan:
28

r : ukuran panjang rusuk kubus


5. Rumus Kubus
Luas I = Luas II = Luas III = Luas IV = Luas V = Luas VI = Luas persegi
Luas persegi = r x r
Luas permukaan kubus = Luas I + Luas II + Luas III + Luas IV + Luas V +
Luas VI
Lp = (r x r) + (r x r) + (r x r) + (r x r) + (r x r) +(r x r)
Lp = 6 x r x r = 6r2
Keterangan:
Lp : luas permukaan kubus
r : ukuran panjang rusuk kubus
6. Rumus Volume Kubus
Volume kubus = Luas alas x tinggi
Volume kubus = Luas persegi x tinggi
V = r2 x r
V = r3
Keterangan:
V : volume kubus
r : ukuran panjang rusuk kubus
7. Contoh :
1. Diketahui sebuah balok berukuran sebagai berikut!
a) Tentukan luas permukaan balok
b) Tentukan volume balok

2. Perhatikan gambar balok di bawah ini!

Diketahui panjang AB = 12 cm, BC = 8 cm, dan AE = 5 cm. Hitunglah:


a) Panjang AF
b) Panjang AC
29

c) Panjang AH

3. Sebuah balok memiliki panjang 12 cm, lebar 8 cm dan tinggi 4 cm. Hitunglah
berapa panjang diagonal ruang balok?
4. Diketahui suatu kubus dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan volume kubus?
5. Diketahui suatu kubus dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan luas permukaan
kubus?
Penyelesaian :
1. Diketahui : p = 5 cm, l = 3 cm, t = 4 cm
Ditanya:
a) Luas permukaan (L)?
b) Volume (V)?
Jawab:
a) Luas Permukaan Balok
L= 2× (𝑝 × 𝑙 + 𝑝 × 𝑡 + 𝑙 × 𝑡)
L= 2× (5 × 3 + 5 × 4 + 3 × 4)
L= 2× (15 + 20 + 12)
L= 2× (47)
L = 94
Jadi luas permukaan balok adalah 94 cm2.

b) Volume
Balok V= 𝑝
×𝑙×𝑡
V= 5 × 3 × 4= 60
Jadi Volume balok tersebut adalah 60 cm3.

2.
30

a) Panjang AF dapat dihitung dengan teorema phytagoras.


Perhatikan segitiga ABF siku-siku di B, maka:

AF = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐹2
AF = √122 + 52
AF = √144 + 25
AF = √169
AF = 13 cm

b) Perhatikan segitiga ABC siku-siku di B, maka:


AC = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2
AF = √122 + 82
AF = √144 + 64
AF = √208
AF = 4√13
c) Perhatikan segitiga AEH siku-siku di E, maka:
AC = √𝐴𝐸2 + 𝐸𝐻2
AF = √52 + 82

AF = √25 + 64
AF = √89 cm
3. Diketahui :p = 12 cm,l = 8 cm, t = 4 cm
Ditanya : Diagonal ruang (Dr)?

Jawab :Dr = √𝑝2 + 𝑙2 + 𝑡2


Dr = √122 + 82 + 42
Dr = √224
Dr : 4√14
4. Diketahui : r = 8
Ditanya : v ?

Jawab : V = r3 = 83 = 512 cm3


5. Diketahui : r = 8
31

Ditanya : Lp ?
Jawab : Lp = 6 x r2 = 6 x 82 = 6 x 64 cm2 = 384 cm2

Kerangka Pemikiran
Pelajaran matematika dilakukan dengan metode ceramah, Tanya jawab, dan
penugasan baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran matematika
tersebut bersifat membosankan, dan menyebabkan siswa ngantuk, tidak berminat
siswa aktif dalam proses pembelajaran, siswa malas berfikir, mengerjakan tugas,
dan malas mendengarkan penjelasan guru, penugasan dirumah banyak yang tidak
diselesaikan sendiri, selama proses pembelajaran siswa banyak yang pasif.
Kondisi tersebut menandakan siswa kurang berminat belajar matematika.
Guru menyediakan suatu permasalahan materi kemudian siswa yang
mencari solusinya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Proses penyelidikan dalam saintifik tentang
bagaimana mengeksplorasi, menemukan, dan pemahaman. Guru sebagai
fasilitator dan motivator bagi siswa dalam melangsungkan proses pembelajaran
dan diharapkan siswa dapat memahami konsep materi yang telah diajarkan
sehingga menimbulkan rasa senang dan termotivasi terhadap pembelajaran
sehingga akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Peran guru dalam model
pembelajaran saintifik adalah menciptakan pembelajaran yang menantang
sehingga melahirkan interaksi antara gagasan yang sebelumnya diyakini siswa
dengan bukti baru untuk mencapai pemahaman baru yang lebih melalui pengujian
gagasan baru. Guru diharapkan dapat menggunakan berbagai alat bantu atau cara
dalam membangkitkan semangat siswa, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan dan cocok
Tahapan model pembelajaran saintifik yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, yaitu (1) Mengamati siswa pada masalah. Tahap ini dilakukan
untuk memfokuskan siswa mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran
(2) Menanya (3) Mengumpulkan (4) Mengasosiasi (5) Mengkomunikasikan
proses pemecahan masalah.
32

Kerangka berpikir dalam penelitian ini disajikan pada Bagan 2.1 sebagai berikut.

Gambar 2.6 Kerangka pemikiran

Hipotesis
Penerapan model pembelajaran saintifik berbantuan alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok kelas VII A MTs.
Darul Mukhlashin
33

BAB III
METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan melakukan tindakan terencana serta
menganalisanya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suyanto (dalam
Masnur 2019:9) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan / atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
Menurut Zaenal (2019:12) dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat
tiga unsur atau konsep , yaitu
a. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui
metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk
menyelesaikan suatu masalah.
b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang terbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki
suatu masalah dalam proses belajar mengajar.
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Jenis penelitian ini ditujukan bagi guru untuk memecahkan permasalahan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar, dan guru dapat menemukan
tindakan yang dianggap efektif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pelaksanaan pada penelitian ini terdapat dua siklus yaitu siklus satu dan siklus
dua. Yang dimulai dari tahap perencanaan kemudia tahap pelaksanaan dan yang
terakhir refleksi. Pada tahap perencanaan peneliti membuat perangkat
pembelajaran dan membuat instrument penelitian . kemudian tahap pelaksanaan
peneliti menerapkan rencana yang telah dibuat. Dan pada tahap refleksi peneliti
mengamati kembali tindakan yang sudah dilakukan dan bagaimana hasilnya,
peneliti menganalisis serta mendeskripsikan kelemahan apa yang telah ditemui.

33
34

Begitu juga pada tahapan siklus dua. Setelah siklus satu dan dua dilakukan
kemudia peneliti menganalisis data hasil penelitiannya apakah ada peningkatan
atau tidak hasil belajar siswa yang telah ditelitinya.

Indikator Keberhasilan dan Siklus


a. Hasil Belajar Siswa
1. pada siklus I
Pada siklus I siswa siswi kelas VII A MTs Darul Mukhlashin jika
hasil belajar mencapai ≥ KKM (70) maka siswa siswi itu sudah dikatakan
tuntas
2. pada siklus II
Pada siklus II siswa siswi kelas VII A MTs Darul Mukhlashin jika
hasil belajar mencapai ≥ KKM (70) maka siswa siswi itu sudah dikatakan
tuntas

Prosedur Penelitian
Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk siklus I dan
siklus II dijabarkan sebagai berikut:

Sumber: Kurt Lewin


Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
35

Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum


melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama.
Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan.
Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses
pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Ke empat,
berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas
tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya
dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu
disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar
mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai
masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
Prosedur dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan:
1. Penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan dalam penelitian ini yang dimaksud adalah berupa
informasi awal yang di dapat untuk menguatkan asumsi-asumsi seperti kurangnya
minat siswa kelas VII A MTs Darul Mukhlashin dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran terutama pada mata pelajaran Bangun Ruang balok dan kubus, hal
ini dikarenakan pembelajaran bersifat monoton seperti pendidik masih
mendominasi dan kurang melibatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran sehingga hasil belajar yang didapat siswa relatif rendah dan masih
belum mencapai KKM 70 dengan 12 siswa yang belum mencapai KKM dari
jumlah 28 siswa. Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan guna meningkatkan
hasil belajar siswa dan meningkatkan minat siswa dalam belajar khususnya mata
pelajaran Matematika.
Dalam pelaksaan siklus I terdapat empat tahapan yaitu:
2. Perencanaan (planning)
Langkah perencanaan diawali dengan menyiapkan keperluan dalam
pelaksanaan pembelajaran seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) membuat lembar observasi pembelajaran dan menyiapkan alat peraga
seperti kertas karton berwarna yang berbentuk kubus dan balok.
36

Guru menggunakan kertas karton berwarna yang berbentuk bangun ruang


kubus dan balok terbuat dari potongan karton yang berukuran 15 x 15 cm pada
kubus dan 30 cm (panjang), 15 cm (lebar), dan 10 cm (tinggi) pada balok. Setiap
sisi-sisi nya mempunyai warna yang berbeda, yaitu: putih, hijau, coklat, biru,
kuning, dan merah
3. Tindakan (acting).
Pelaksanaan selanjutnya pendidik mengarahkan dan menjadi fasilitator
dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada saat mengikuti
pembelajaran dengan instrument tes
4. Pengamatan (observing)
Setiap tindakan pembelajaran dilakukan observasi, dalam penelitian ini
observasi dibantu oleh wali kelas VII sebagai observer untuk mengamati
pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan
berupa lembar observasi pembelajaran yang meliputi pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
5. Refleksi (reflecting)
Refleksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu melakukan perbaikan
yang ditemukan dalam kegiatan observasi untuk dicariakan solusi sehingga
pembelajaran lebih efektif dan sesuai dengan harapan seperti, melakukan
pemeriksaan terhadap hasil evaluasi belajar siswa dan mengganti soal-soal yang
dianggap sulit oleh siswa, mengganti media pembelajaran lampu leb dan lampu
kelas agar pembelajaran berjalan lebih baik serta tidak monoton dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam pelaksaan siklus II terdapat empat tahapan yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Langkah perencanaan diawali dengan menyiapkan keperluan dalam
pelaksanaan pembelajaran seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), membuat lembar evaluasi hasil belajar siswa, membuat lembar observasi
pembelajaran dan menyiapkan alat peraga.
Guru menggunakan kertas karton berwarna yang berbentuk bangun ruang
kubus dan balok terbuat dari potongan karton yang berukuran 15 x 15 cm pada
37

kubus dan 30 cm (panjang), 15 cm (lebar), dan 10 cm (tinggi) pada balok. Setiap


sisi-sisi nya mempunyai warna yang berbeda, yaitu: putih, hijau, coklat, biru,
kuning, dan merah
2. Tindakan (acting)
Langkah selanjutnya dilakukan pendidik untuk mengarahkan dan menjadi
fasilitator dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada saat
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan tes
3. Pengamatan (observing)
Pembelajaran yang dilakukan harus melalui tahapan observasi, dalam
penelitian ini dibantu oleh wali kelas VII sebagai observer dan mengamati
pembelajaran yang dilakukan dalam penleitian ini. Instrumen yang digunakan
berupa lembar observasi guru yang meliputi pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat.
4. Refleksi (reflecting)
Melakukan pemeriksaan terhadap hasil evaluasi belajar akhir siswa untuk
dilihat hasil akhir dari pra siklus, siklus I dan siklus II apakah mengalami
peningkatan keberhasilan pembelajaran atau belum, serta menyimpulkanya untuk
menjawab rumusan masalah.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan objek penelitian atau sumber asal
penelitian suatu penelitian. Menurut Sugiono (2017) variabel penelitian
merupakan atribut, sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai pola tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Pada penelitian ini variabel penelitian terdiri dari:
1. Variabel X dalam penelitian ini adalah saintifik
2. Variabel Y dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII pada materi operasi bangun ruang balok dan kubus.
38

Definisi Operasional
Definisi operasional untuk membatalkan kesalahpahaman dan perbedaan
yang berkaitan dengan interpretasi istilah-istilah ini dalam skripsi. Sesuai dengan
judul penelitian yaitu " tentang “Penerapan model pembelajaran saintifik
berbantuan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus
dan balok kelas VII A MTs. Darul Mukhlashin”. Definisi operasional perlu
dijelaskan, yaitu:
Model pembelajaran saintifik pada dasarnya memberi pengalaman kepada siswa
untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan metode ilmiah secara mandiri.
1. Model pembelajaran saintifik
Siswa menjadi subjek utama pada model pembelajaran saintifik, yang
dapat aktif dalam belajar, serta memberikan kesempatan untuk membangun
konsep dengan membiasakan siswa dalam merumuskan, menghadapi, dan
menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Model pembelajaran saintifik
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah.
2. Alat Peraga
Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar, peneliti menggunakan alat peraga
seperti kertas karton berwarna yang berbentuk kubus dan balok
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan utama dilaksanakan pembelajaran yang
berdasarkan pola pembelajaran menggunakan cara tertentu oleh tenaga pendidik.
Hasil belajar yang inginkan oleh tenaga pendidik memiliki perbedaan tersendiri
sesuai dengan tujuan awal pembelajaran. Sehingga dalam pelaksanaannya hasil
belajar terpengaruh oleh model pembelajaran tenaga pendidik.
4. Bangun ruang
Bangun ruang yang sisinya berbentuk datar (tidak lengkung). Jika sebuah
bangun ruang memiliki satu saja sisi lengkung maka ia tidak dapat
dikelompokkan menjadi bangun ruang sisi datar. Sebuah bangun ruang sebanyak
39

apapun sisinya jika semuanya berbentuk datar maka ia disebut dengan bangun
ruang sisi datar. Ada banyak sekali bangun ruang sisi datar mulai yang paling
sederhana seperti kubus, balok, limas sampai yang sangat kompleks seperti limas
segi banyak atau bangun yang menyerupai kristal. Namun yang akan dibahas
peneliti disini yaitu : kubus dan balok.

Subyek Penelitian
Penelitian akan dilakukan di MTs Darul Mukhlashin yang bertempat di
Desa Tegalsiwalan Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo. Subjek
penelitiannya adalah siswa kelas VII A MTs Darul Mukhlashin Tahun pelajaran
2021/2022 dengan jumlah siswa 28 anak, terdiri dari 19 siswa perempuan dan
siswa 9 siswa laki-laki.

Metode Pengumpulan Data


1. Dokumentasi
Digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang akan menjadi sampel
penelitian dan data nilai ulangan harian siswa kelas VII A MTs Darul Mukhlashin
2. Tes
Tes diberikan untuk memperoleh data nilai hasil belajar siswa.
a. Materi dan Bentuk
Tes Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi bangun
ruang balok dan kubus.
b. Metode Penyusunan Perangkat Tes
Langkah-langkah dalam penyusunan perangkat tes adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
b. Menentukan batasan waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal
tersebut.
c. Menentukan tipe tes.
d. Menentukan jumlah butir tes.
40

3. Observasi
Menurut pendapat Sugiyono (2018:229) menjelaskan dalam bukunya
bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas
pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Melalui kegiatan observasi
peneliti dapat belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Peneliti
melakukan pengamatan langsung untuk menemukan fakta-fakta di lapangan.
Melakukan observasi dilakukan untuk mendapatkan hasil penunjang data yang
diberikan dari hasil sumber data lain.

Metode Analisis Data


Analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah analisis data yang di
peroleh dari hasil observasi yang di mulai dari kegiatan pendahuluan sampai
siklus berakhir yang meliputi aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung, sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui
ketuntasan hasil belajar siswa dari lembar hasil tes belajar siswa.
a. Analisis Data Tes Hasil Belajar Siswa
Metode analisis data menggunakan analisis hasil belajar. Analisis tes hasil
belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa yang
diperoleh dari tiap pembelajaran. Penguasaan materi pelajaran dapat dilihat dari
nilai yang diperoleh siswa. Penentuan tingkat ketuntasan hasil belajar peserta
didik secara individu diukur berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada
mata pelajaran Matematika.
Data prestasi belajar siswa dihitung berdasarkan ketuntansan kelas
keseluruhan dengan kkm ≥ 70
𝑝 = 𝑛/N × 100% (Purwanto, 2010)
Dengan keterangan:
P = Persentase ketuntasan
n = jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
N = jumlah total siswa yang diteliti
41

Tabel 3.2 Kriteria Hasil Belajar Siswa


Persentase Kategori
𝑝 ≥ 90% Sangat baik
70% ≤ 𝑝 < 90% Baik
60% ≤ 𝑝 < 70% Cukup baik
50% ≤ 𝑝 < 60% Kurang baik
𝑝 < 50% Kurang
Target yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan
hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Hasil belajar siswa dikatakan berhasil
apabila persentase meningkat dari siklus I ke siklus II pada kelas VII A MTs
Darul Mukhlashin.
42

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Mukhlasin tahun pelajaran
2022/2023 kelas VII A. penelitian ini dimulai pada tanggal 25 Januari 2023. MTs
Darul Mukhlasin terletak di kecamatan Tegalsiwalan. Pada tanggal 14 Mei 2000
KH. Mahfud Basya mendirikan pondok pesantren Darul Mukhlashin ,seiring
jalannya waktu agar pendidikan pondok pesantren lebih sempurna pada tanggal 1
Juli 2002 kemudian Ketua Yayasan membuka Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul
Mukhlashin yang kurikulumnya berbasis Diniyah, namun dalam hitungan hari
para wali santri dan wali murid minta agar Madrasah Tsanawiyah Darul
Mukhlashin merubah kurikulum tersebut menjadi sekolah Tsanawiyah yang
berfalidasi Departemen Agama atau Kementrian Agama dengan memasukkan
beberapa pelajaran umum sesuai petunjuk Departemen Agama atau Kementrian
Agama.
Namun sejak berdiri Madrasah Tsanawiyah Darul Mukhlashin tempat
kegiatan belajar mengajar masih bergantian dengan SD Islam Darul Mukhlashin.
MTs Darul Mukhlashin sendiri masih berupaya mengatasi melunjak siswa pada
saat itu,sehingga para dewan guru berupaya untuk menyiasati kekurangan ruang
kelas, Sehingga ada sebagian kelas yang harus masuk setelahnya SD Islam Darul
Mukhlashin pulang. Proses itu berjalan kurang lebih tahun lamanya, dan
Alhamdulillah sekarang MTs Darul Mukhlashin telah melalui proses panjang
tersebut ,dan akhirnya sampai sekarang proses belajar mengajar di MTs Darul
Mukhlashin telah berjalan lancar, dan terfasilitasi dengan baik yang dipimpin oleh
kepala sekolah yakni Umar Fathur Rozy, M.Pd beserta dewan guru yang lain di
MTs Darul Mukhlashin.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini meliputi deskripsi proses pelaksanaan penelitian yang
secara umum terdiri dari deskripsi tindakan pra siklus, deskripsi proses

42
43

pembelajaran masing-masing siklus dan pelaksanaan tes akhir siklus terhadap


penerapan model pembelajaran saintifik berbantuan alat peraga untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan bangun ruang materi kubus dan
balok.
Penelian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII A MTs Darul
Mukhlashin. tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah subjek sebanyak 28 siswa.
Materi pelajaran yang dipelajari siswa dikemas menjadi dua siklus, pada siklus
pertama yaitu materi kubus , siklus kedua yaitu materi balok. penelitian ini
dilakukan dalam 14 hari dengan siklus 1 dilkukan selama 7 hari dengan rincian 1
rencana pelaksanaan pembelajaran dan 1 tes akhir siklus begitu juga terhadap
siklus 2. setiap kali pertemuan 2 jam mata pelajaran, 1 jam mata pelajaran 40
menit.
Pada awal kegiatan penelitian, peneliti yang bertindak sebagai guru
menjelaskan tujuan peneliti melakukan penelitian dan materi apa yang akan
dipelajari
,setiap materi akan diberikan sebuah LKPD dan akan diujikan pada akhir siklus .
Penerapan saintifik dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang diukur
dengan tes akhir siklus.
Selama pembelajaran dengan menerapkan saintifik, siswa dibagi menjadi
7 kelompok (1 kelompok beranggotakan 4 orang). Di dalam kegiatan
pembelajaran, siswa belajar mengerjakan LKPD yang berisi permasalahan dan
petunjuk yang membimbing siswa dalam melakukan praktikum. Petunjuk tersebut
diharapkan siswa mampu untuk membuat hal-hal sebagai berikut: 1) memahami
permasalahan pada soal yang diberikan (2) mendeskripsikan permasalah yang ada
pada soal,(3) menyelesaikan permasalahan (4) menyimpulkan permasalahan .

Tindakan Pra Siklus


Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui permasalahan yang terdapat selama proses belajar mengajar di dalam
kelas. Dari wawancara yang dilakukan pada guru matematika di MTs Darul
Mukhlashin. mengatakan bahwa waktu pembelajaran yang terbatas
44

mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif karena materi pada


mata pembelajaran matematika cukup banyak sehingga tidak semua materi
pelajaran bisa dijelaskan secara optimal. Berdasarkan data hasil belajar mata
pelajaran sebelumnya pada siswa kelas VII A terdapat 15 siswa yang tidak tuntas
dari jumlah keseluruhan 28 siswa dengan KKM 75. Dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.1: Nilai Siswa Kelas 7A Sebelum Penerapan Model Pembelajaran
No Nama Nilai
1. AR 78
2. AFS 78
3. AH 80
4. AM 65
5. AW 76
6. ADM 68
7. BR 60
8. DNLY 58
9. DFA 64
10. EMP 52
11. EF 52
12. H 78
13. IK 68
14. IR 74
15. IL 82
16. KDU 64
17. MRAMTK 66
18. MA 58
19. MA 80
20. MF 74
21. NDNA 80
22. NLK 58
23. QA 76
24. SED 78
25. SA 82
26. SH 78
27. UJH 68
28. UF 84
45

Jumlah 1979

1. Nilai rata-rata siswa


j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠i𝑠𝑤𝑎
= 197
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 × 100% = 9 = 70,6%
2. Siswa yang tuntas kkm 28
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀 1
=
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 3 = 42,8%
× 100% =
2
8
3. Siswa yang tidak tuntas kkm 75
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡i𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀
= 15
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 × 100% = = 53,5%
28

Berdasarkan pada tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa masih
rendah karena siswa yang tuntas belajar hanya terdapat 13 orang siswa atau hanya
42,8% , sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar terdapat 15 siswa atau
53,5% , dapat dilihat rata-rata siswa adalah 70,6%. Sedangkan KKM yang telah
ditentukan oleh guru yaitu 75, artinya tingkat ketuntasan dalam belajar siswa
masih rendah dari yang seharusnya yaitu 75. Rendahnya hasil belajar matematika
siswa MTs Darul Mukhlashin. perlu ditingkatkan. Model pembelajaran Saintifik
merupakan solusi yang bisa dilakukan guna meningkatkan hasil belajar.

Deskripsi Proses dan Hasil Belajar Siklus 1


a. Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan 2x30 menit pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 25 Januari 2023 dengan pembahasan
materi volume dan luas permukaan kubus menggunakan model pembelajaran
saintifik dan diakhiri dengan pemberian LKPD . Pada pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari jum‟at tanggal 27 Januari 2023 dengan pemberian test
untuk siklus 1 .
Pada perencanaan pembelajaran dibuat agar proses pembelajaran
berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan yang telah dibuat
peneliti dengan bantuan guru, yang mana guru matematika bertindak sebagai
observer dan peneliti melakukan pengajaran di ruang kelas. Adapun perencanaan
46

dari siklus I yaitu sebagai berikut :


1. Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian adalah kelas VII A
MTs Darul Mukhlashin.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Saintifik.
3. Membuat LKPD yang akan diberikan kepada siswa
4. Membuat alat peraga sesuai dengan materi yang akan diajarkan
atau diberikan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tindakan awal saat dilakukan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini dilakukan dengan melaksanakan siklus I. Pelaksanaan siklus I tersusun 2 kali
pertemuan. Satu kali pertemuan 2 jam pelajaran satu pelajaran itu sendiri sama
dengan 30 menit. RPP yang disusun oleh peneliti dilakukan untuk menyamakan
tiap materi saat pertemuan. Materi pada saat pertemuan pertama membahas
tentang materi luas permukaan dan volume kubus dengan menerapkan model
saintifik yang diakhiri dengan pemberian LKPD selanjutnya pertemuan kedua
yaitu pemberian soal test akhir untuk siklus 1.
Pada siklus I ini pertemuan pertama penerapannya disamakan dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model saintifik.
Setiap pembelajaran awal guru memberikan motivasi / apersepsi siswa dengan
bertanya sesuatu yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan. Pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model saintifik ini pada awalnya guru
menjelaskan tujuan dari adanya pelaksanaan ini agar siswa yang berada di dalam
kelas dapat berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran dan akan
meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya guru menyiapkan alat peraga yang
akan ditampilkan . kemudian siswa diminta untuk memperhatikan alat peraga
yang sedang diaplikasikan. Setelah selesai siswa diberi kesempatan untuk
bertanya mungkin masih ada yang belum dipahami. Kemudian siswa dibagi
menjadi 7 kelompok . siswa diberi LKPD untuk mengetahui sejauh mana
penguasa siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diajarkan dan untuk
mengetahui keaktivan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang sedang
47
berlangsung
Untuk pertemuan ke 2 siswa diberi Tes individu untuk mendapatkan data
hasil belajar siswa . Tes yang diberikan kepada siswa pada siklus I berupa soal
pilihan ganda yang berjumlah 15 soal. Butir soal sesuai dengan materi yang telah
diajarkan.
c. Pengamatan/observasi
1. Pada Pertemuan Pertama
Hasil dari observasi belum maksimal terlihat dari hasil observasi guru
masih belum biasa membimbing peserta didik dengan baik, maka dipertemuan
selanjutnya guru dituntut agar lebih bisa membimbing peserta didik sehingga
semua langkah-langkah pembelajaran dapat terlaksanakan.
2. Pada Pertemuan Kedua
Saat melaksanakan kegiatan tes masih terlihat banyak siswa yang masih
menunggu jawaban dari teman-temannya. Sebab siswa sudah terbiasa dalam hal
ini. Maka guru pada tes siklus berikutnya agar bisa memberi penjelasan mengenai
soal yang akan diberikan agar siswa mengerti cara mengerjakan sehingga siswa
dapat menyelesaikan soal dengan usaha mereka sendiri. Tetapi juga banyak siswa
yang serius mengerjakan semua soal dengan usaha mereka sendiri.
d. Evaluasi Hasil Belajar Siklus I
Adapun pengambilan hasil belajar siswa diambil dari siklus 1 setelah
berlangsungnya proses belajar menggunakan model saintifik berdasarkan evaluasi
yang dilakukan saat pertemuan ke 2 diakhir pembelajaran didapatkan data sebagai
berikut :
Tabel 4.2. Nilai Siswa Kelas 7A Pada Siklus I
No. Nama Nilai
1. AR 96
2. AFS 80
3. AH 86
4. AM 40
5. AW 86
6. ADM 76
7. BR 78
8. DNLY 30
48

9. DFA 70
10. EMP 72
11. EF 70
12. H 80
13. IK 76
14. IR 80
15. IL 100
16. KDU 70
17. MRAMTK 70
18. MA 80
19. MA 100
20. MF 80
21. NDNA 90
22. NLK 76
23. QA 80
24. SED 92
25. SA 100
26. SH 80
27. UJH 70
28. UF 90
Jumlah 2198
1. Nilai rata-rata siswa
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠i𝑠𝑤𝑎 219
= × 100% = 8 = 78,5%
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎
28

2. Siswa yang tuntas kkm


j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀 2
=
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 0 = 71,4%
× 100% =
2
8

3. Siswa yang tidak tuntas kkm 75


j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡i𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀 8
= = 28,5%
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 × 100% =
28

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa pada pelaksanaan pembelajaran


matematika Siklus 1 terbilang meningkat dari pada materi sebelumnya, yaitu rata-
rata siswa 78,5% sudah memenuhi KKM ≥ 75. Siswa yang tuntas kkm 71,4% dan
yang tidak tuntas 28,5%. Berdasarkan data yang didapat bahwa pengetahuan
49

siswa mengalami peningkatan pada siklus I tetapi masih belum dikatakan berhasil
karena tidak mencapai ketuntasan klasikal yang di inginkan peneliti.
e. Refleksi Siklus I
Berdasarkan data hasil belajar dan lembar hasil observasi pada siklus I
terungkap beberapa kendala dan hambatan yang dijadikan sebagai refleksi untuk
siklus II terkait dengan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
saintifik terbimbing yang diterapkan di kelas VII A MTs Darul Mukhlashin. tahun
pelajaran 2022/2023, yaitu sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran pada siklus I belum berjalan dengan optimal, hal ini
dikarenakan siswa masih terbiasa dengan pola pembelajaran sebelumnya,
dimana dalam pola pembelajaran tersebut siswa hanya menerima informasi
langsung dari
2. guru dan ketika peneliti menerapkan model pembelajaran baru, siswa belum
mampu menyesuaikan diri dengan model pembelajaran tersebut.
3. Pada saat diskusi kelompok, terlihat ada beberapa siswa yang hanya diam
tanpa ikut serta dalam menjawab permasalahan yang terdapat pada LKPD dan
hanya menyerahkan tugas tersebut kepada teman sekelompoknya
4. Masih sedikit siswa yang bertanya saat diskusi
5. Kurangnya ketelitian siswa dalam mengerjakan soal yang telah diberikan
Dalam upaya untuk memperbaiki atas kekurangan siklus I agar hasil
belajar siswa dapat meningkat maka perlu dilanjutkan ke siklus II dengan
melakukan perbaikan- perbaikan sebagai berikut :
1. Siswa dibimbing untuk dapat mengidentifikasi masalah yang diberikan pada
soal yang telah disajikan.
2. Peneliti memberikan pengertian kepada siswa bersangkutan agar saling
menghargai sesama teman serta peneliti memberikan motivasi kepada siswa
untuk membangkitkan antusiasme siswa dalam belajar.
3. Guru membimbing dan membantu siswa dalam menyimpulkan konsep belajar.
4. Guru mengikatkan siswa agar lebih teliti dan tidak tergesa-gesa dalam
mengerjakan soal yang diberikan
50

Deskripsi Proses dan Hasil Belajar Siklus II


a. Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan 2x30 menit pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 30 Januari 2023 dengam
pembahasan materi luas permukaan dan volume balok dengan menggunakan
model pembelajaran saintifik dan diakhiri dengan pemberian LKPD . Pada
pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 6 Februari 2023 dengan
pemberian test akhir untuk siklus II .
Pada perencanaan pembelajaran dibuat agar proses pembelajaran berlangsung
sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan yang telah dibuat peneliti dengan
bantuan guru, yang mana guru matematika bertindak sebagai observer dan peneliti
melakukan pengajaran di ruang kelas. Adapun perencanaan dari siklus II yaitu
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siklus I yang akan menjadi arahan
agar pada siklus II tidak terulang.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model pembelajaran Saintifik.
3. membuat LKPD yang akan diberikan kepada siswa
4. membuat alat peraga sesuai dengan materi yang akan diajarkan atau diberikan.
5. menyiapkan soal test akhir untuk siklus II
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II merupakan tindak lanjut yang dilakukan pada penelitian tindakan
kelas. Pada pelaksanaan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
berlangsung dua jam dan satu jam pembelajaran itu sendiri 30 menit. Untuk
materi setiap pertemuan disamakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Materi pada pertemuan pertama
menjelaskan tentang materi luas permukaan dan volume balok. Pada siklus II ini
penerapannya disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajar dengan
menggunakan model pembelajaran saintifik. Setiap pembelajaran awal guru
memberikan motivasi / apersepsi siswa dengan bertanya sesuatu yang berkaitan
dengan materi yang akan diterangkan. Pelaksanaan pembelajaran dengan
51

menggunakan model saintifik ini pada awalnya guru mengaplikasikan alat peraga
yang telah di siapkan kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dan memberikan bahan untuk melakukan tugas diskusi berupa LKPD .
Tujuan dari adanya pelaksanaan ini agar siswa yang berada di dalam kelas dapat
berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran dan akan meningkatkan hasil
belajar siswa. Selanjutnya pertemuan terakhir untuk siklus II, siswa diberi test
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
yang telah diajarkan. Test yang diberikan kepada siswa pada siklus II berbentuk
objektif (pilihan ganda) yang berjumlah 15 soal. Butir soal sesuai dengan materi
yang telah diajarkan.
c. Pengamatan / observasi
1. Pertemuan Pertama
Hasil observasi pada pertemuan ini sudah meningkat dari pada pertemuan
sebelumnya, terlihat dari hasil observasi pembelajaran dengan menerapkan model
saintifik sudah berjalan dengan baik dan kondusif terutama dengan menggunakan
diskusi kelompok.
2. Pertemuan Kedua
Saat melaksanakan kegiatan tes siswa sudah tertib. Hampir semua siswa sudah
mengerjakan soal dengan usahanya sendiri meskipun masih ada sedikit siswa
yang masih menunggu jawaban dari teman-temannya. Pada tes kedua ini sudah
lebih baik dari pelaksanaan tes pertama
d. Evaluasi Hasil Belajar Siklus II
Adapun pengambilan hasil belajar siswa diambil dari siklus 1 setelah
berlangsungnya proses belajar menggunakan model saintifikberdasarkan evaluasi
yang dilakukan saat pertemuan ke 2 diakhir pembelajaran didapatkan data sebagai
berikut :
Tabel 4.3. Nilai Siswa Kelas 7A Pada Siklus II
No. Nama Nilai
1. AR 70
2. AFS 80
3. AH 80
4. AM 80
52

5. AW 80
6. ADM 80
7. BR 60
8. DNLY 80
9. DFA 80
10. EMP 80
11. EF 80
12. H 80
13. IK 80
14. IR 80
15. IL 90
16. KDU 80
17. MRAMTK 80
18. MA 90
19. MA 90
20. MF 80
21. NDNA 90
22. NLK 80
23. QA 80
24. SED 90
25. SA 80
26. SH 80
27. UJH 80
28. UF 90
Jumlah 2270

1. Nilai rata-rata siswa


j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠i𝑠𝑤𝑎
= 2270
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 × 100% = = 81%
28

2. Siswa yang tuntas kkm


j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀 2
=
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 6 = 92,8%
× 100% =
2
8

3. Siswa yang tidak tuntas kkm 75


j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡i𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀 2
= = 7,14%
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎 × 100% =
28
53

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa pada pelaksanaan pembelajaran


matematika Siklus II sangat meningkat dari pada materi sebelumnya, yaitu rata-
rata siswa 81% sudah memenuhi KKM ≥ 75. Siswa yang tuntas kkm 92,8% dan
yang tidak tuntas 7,14%. Berdasarkan data yang didapat bahwa pengetahuan
siswa mengalami peningkatan pada siklus II dan dikatakan berhasil karna
mencapai ketuntasan klasikal yang di inginkan peneliti.
f. Refleksi Siklus II
Pada tahapan refleksi ini dilakukan setelah melewati tahapan pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi ini bermaksud untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan disiklus ini telah mengalami peningkatan dari
siklus
I. Hal ini akan terlihat dari keaktivan siswa apakah sudah memenuhi indikator
yang telah ditetapkan, setelah itu peneliti berdiskusi menggunakan data-data yang
sudah diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, maka hasil test
rata-rata belajar siswa pada siklus II telah tercapai dalam kategori sangat tinggi
yaitu 81 berdasarkan hasil test akhir siklus II. Maka tindakan pada penelitian
diakhiri pada siklus II

Pembahasan
Pada penelitian ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus menggunakan
model pembelajaran saintifik. Pembahasan hasil penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan pada hasil belajar dalam pembelajaran luas permukaan dan
volume pada bangun kubus dan balok melalui model saintifik. Data tersebut dapat
diketahui dari hasil observasi dan refleksi untuk aktivitas siswa dan tes evaluasi
untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa pada hasil belajarnya. Dari data yang
diperoleh indikator dan persenatse ketuntasannya mengalami peningkatan pada
tiap siklusnya. Berikut ini adalah pembahasan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran luas permukaan dan volume pada bangun kubus dan balok melalui
model saintifik. Berikut beberapa gambar hasil alat peraga yang peneliti gunakan
pada waktu pembelajaran berlangsung
54

Sumber: Data Diolah


Gambar 4.1 Hasil alat peraga yang digunakan dalam media pembelajaran

Berikut grafik hasil penelitian yang telah dilakukan :


1. Nilai hasil belajar siswa

Sumber: Data Diolah


Gambar 4.2 Grafik hasil belajar
siswa

Hasil Belajar Siswa


Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar siswa pada pembelajaran materi
55

menafsirkan data dalam bentuk tabel dan menafsirkan data dalam bentuk diagram
melalui model saintifik siklus I dan II mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-
rata hasil belajar siswa secara klasikal diperoleh setelah dilakukan penelitian yaitu
sebesar 78,5 . Dari 28 siswa sebanyak 20 siswa berhasil mendapatkan nilai di atas
KKM dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 8 siswa.
Persentase ketuntasan klasikal yang didapat pada siklus I adalah sebesar 71,4%.
Pada siklus II, rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh adalah 81 Dari 28
siswa, sebanyak 26 siswa mendapatkan nilai yang di atas KKM dan siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM adalah 2 siswa. persentase klasikal hasil belajar
siswa sebesar 92,8% atau mengalami peningkatan sebesar 21,4% dari siklus I.
Berdasarkan peningkatan hasil belajar tersebut membuktikan proses
pembelajaran model Saintifik memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi siswa. Melalui proses pemecahan masalah siswa akan mengetahui situasi
dimana konsep materi diterapkan., serta meningkatkan pemahaman konsep materi
ajar yang nantinya akan berimbas pada hasil belajar yang lebih optimal. Hal ini
seperti yang dikatakan Moffit (dalam Rusman, 2012: 241), bahwa Saintifik
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensi dari materi pelajaran. Hal ini sesuai yang dikemukakan Rifa‟I
dan Anni (2011:85), “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami kegiatan belajar”.
56

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah
terlaksana, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran saintifik membantu dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Dikarenakan siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan siswa akan
menjadi lebih aktif. Model pembelajaran saintifik sangat berperan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang
peneliti lakukan dari siklus I dan siklus II yang menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar yang didapat setiap siklusnya. Hasil observasi pada hasil belajar pada
saat prasiklus atau sebelum dilakukannya tindakan nilai ratar- rata siswa yaitu
70,6% dengan banyak siswa yang tuntas 13 siswa (42,8% dalam persentase
persen), dan setelah dilakukannya tindakan siklus I nilai rata-rata siswa
mengalami kenaikan menjadi 78,5% dengan jumlah siswa yang tuntas kkm 20
siswa (71,4% dalam persentase persen), dan selanjutnya mengalami peningkatan
yang signifikan pada siklus II dengan rata-rata nilai 81% dengan jumlah siswa
yang berhasil 26 siswa dari 28 siswa (92,8% dalam persentase persen) .

Saran
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan kesimpulan yang dikemukakan
diatas, saran yang dapat ditemukan bagi pihak-pihak terkait yang antara lain :
1. Sekolah : disarankan pada guru mata pelajaran matematika di MTs Darul
Mukhlashin untuk menerapkan model pembelajaran saintifik agar mengikuti
dalam proses pembelajaran dan juga untuk meningkatkan hasil belajar.
2. Kepada guru : disarankan menggunakan model pembelajaran saintifik untuk
senantiasa memperhatikan siswa pada kegiatan pembelajaran yang
berlangsung sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat tercapai hasil
yang maksimal.
3. Bagi peneliti yang lain diharapkan melakukan penelitian sejenis pada mata

56
57

pelajaran lainnya di sekolah.


4. Disarankan untuk seluruh siswa kelas VII A MTs Darul Mukhlashin. untuk
senantiasa mempersiapkan diri dengan baik dengan cara mempelajari materi
pembelajaran Matematika sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini bertujuan
untuk memberikan hasil belajar yang baik kepada siswa.
5. Disarankan kepada peneliti untuk melakukan penelitian yang sama pada
materi yang berbeda sebagai bahan perbandingan dengan penelitian ini.
58

DAFTAR PUSTAKA

Ernawati Khumaedi Ani Rusilawati, D. N. S. P. (2016). Dimensi Rasa Ingin Tahu


Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Berbantuan Alat Perga Penjernihan Air.
Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA, 6(2), 10–17.
Mtsn, D. I., Jambi, K., & Ayu, M. G. (2020). Terhadap Hasil Belajar Siswa
Universitas Islam Negeri.
Noor, T. (2018). Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2013 Melalui Pendekatan Nilai-
Nilai Yang Terkandung Dalam Ayat 30 Surah Ar-Ruum dan Ayat 172 Surah
Al-„Araaf. Universitas Singaperbangsa Karawang, 20, 123–144.
Purnamasari, M., Isman, J., Damayanti, A., & Ismah. (2017). Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Terhadap Konsep Bangun Ruang
materi luas dan volume balok dan kubus menggunakan metode drill sekolah
smp islam al-ghazali kelas viii. FIBONACI : Jurnal Pendidikan Matematika
& Matematika, 3(1), 45–52.
Masnur Muslich.2019. Melaksanakan PTK ItuMudah. Classroom Action
Research, Jakarta: BumiAksara.
ZainalAqib. 2009. PenelitianTindakanKelas.Bandung : CV. YramaWidya.
Kahar, M, S. (2018) Analisis Minat Belajar Siswa Terhadap Alat Peraga Neraca
Cavendish. SEJ (science Education Journal), 1(2), 73..
Huriawati, F., Yusro, A. C., & fisika, P. (n.d.).Pengembangan Odd "Osilator
Digital Detector " SEBAGAI. 1-9.
Hapsoro, C. A., & Susanto, H. (2011). Penerapan Pembelajaran Problem Based
Instruction Berbantuan Alat Peraga Pada Mentari Cahaya Di Smp. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 7(1), 28-32.
Suyanto & Jihad,Asep.2010.Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Erlangga
Group.
Sumiharsono, Rudi,& Hasanah, Hisbiyatul. 2018. Media Pembelajaran. Jawa
Timur: CV Pustaka Abadi.
59

Lampiran 1. Matrik penelitian

MATRIK PENELITIAN

JUDUL PERMASALAHAN VARIABEL INDIKATOR METODE PENELITIAN


Penerapan model Bagaimanakah 1. Model Hasil Belajar Siswa 1. Metode analisis data
pembelajaran saintifik penerapan model Pembelajaran 1. pada siklus I menggunakan analisis hasil
berbantuan alat peraga pembelajaran saintifik Saintifik Pada siklus I siswa siswi belajar. Analisis tes hasil
untuk meningkatkan berbantuan alat peraga 2. Alat Peraga kelas VIII MTs Darul belajar siswa bertujuan untuk
untuk meningkatkan 3. Hasil Belajar Mukhlashin jika hasil mengetahui tingkat
hasil belajar siswa pada
hasil belajar siswa pada 4. Balok dan belajar mencapai ≥ ketuntasan belajar siswa
materi kubus dan balok Kubus KKM (70) maka siswa
materi kubus dan balok yang diperoleh dari tiap
kelas VII MTs. Darul kelas VII MTs. Darul siswi itu sudah dikatakan pembelajaran. Penguasaan
Mukhlashin Mukhlashin? tuntas materi pelajaran dapat dilihat
2. pada siklus II dari nilai yang diperoleh
Pada siklus II siswa siswa. Penentuan tingkat
siswi kelas VIII MTs ketuntasan hasil belajar
Darul Mukhlashin jika peserta didik secara individu
hasil belajar mencapai ≥ diukur berdasarkan kriteria
KKM (70) maka siswa ketuntasan minimal (KKM)
siswi itu sudah dikatakan pada mata pelajaran
tuntas Matematika.
2. Metode Pengumpulan data:
a). Dokumentasi
b). Tes
c). Observasi

59
60

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

1. Pedoman wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika kelas VII A


MTs Darul mukhlashin

1. Model pembelajaran apa yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran


matematika?
2. Kendala-kendala apa saja yang sering ibu hadapi selama menggunakan model
tersebut?
3. Bagaimana menurut ibu jika model pembelajaran yang biasa bapak gunakan
menggantinya dengan model pembelajaran yang lain? Seperti model
pembelajaran Saintifik?
4. Media apa yang biasa ibu gunakan dalam proses pembelajaran dikelas?
5. Kendala-kendala apa saja yang ditemui ibu selama proses pembelajaran
menggunakan media tersebut?
6. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas?
7. Bagaimana untuk hasil belajar siswa (ulangan) selama ini ,ibu?
8. Bagaimana menurut ibu jika dalam proses pembelajran di kelas
menggunakan media pembelajaran?

2. Pedoman wawancara terhadap wakil kepala sarana dan prasarana MTs Darul
mukhlashin

a. Bagaimana ketersediaan fasilitas disekolah MTs Darul mukhlashin menurut


bapak?
b. Berdasarkan ketersediaan fasilitas pada MTs Darul mukhlashin, apakah bapak
mengenankan jika saya menerapkan model pembelajaran Saintifik di MTs
Darul mukhlashin ?
61

Lampiran 3. Instrumen Tes

INSTRUMENT TEST

1. Balok adalah bangun ruang yang dibentuk oleh bangun datar ....
a. persegi
b. persegi dan persegi panjang
c. persegi panjang dan lingkaran
d. persegi panjang dan segitiga

2. Perhatikan gambar di bawah ini !

Yang bukan merupakan jaring-jaring balok adalah gambar ....


a. A
b. B
c. C
d. D

3. Rumus volume dan luas permukaan balok adalah ....


a. V = p x l x t, L = p x l + p x t + l x t
b. V = p x l x t, L = 2 (p x l + p x t + l x t)
c. V = p x l x t , L = 4 (p x l + p x t)
62

d. V = p x l x t , L = 6 (p x l)

4. Sebuah balok memiliki panjang 28 cm, lebar 14 cm, dan tingginya 12 cm.
Volume balok tersebut adalah.....cm³
a. 4.700
b. 4.702
c. 4.704
d. 4.706

5. Volume suatu balok dengan panjang 17 cm, lebar 11 cm, dan tinggi 8 adalah ....
cm³
a. 1.496
b. 1.498
c. 1.502
d. 1.516

6. Volume sebuah balok adalah 3.600 cm³. Jika panjang dan tinggi balok tersebut
berturut-turut 24 cm dan 10 cm, maka lebarnya adalah.....cm.
a. 12
b. 14
c. 15
d. 18

7. Sebuah balok memiliki panjang 23 cm, dan lebarnya 14 cm. Jika volume
balok tersebut 5.152 cm³, maka tingginya cm.
a. 12
b. 13
c. 14
d. 1
63

8. Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab soal nomor 8 sampai 10 !

Volume gambar A.....cm³


a. 6.048
b. 6.050
c. 6.052
d. 6.056

9. Tinggi sisi gambar B......cm


a. 15
b. 16
c. 17
d. 18

10. Lebar sisi gambar C.....cm


a. 9
b. 11
c. 12
d. 14
64

11.

Volume dan luas permukaan bangun seperti pada gambar di atas adalah ....
a. V = 2.100 cm³ dan L = 1.164 cm²
b. V = 2.100 cm³ dan L = 1.166 cm²

c. V = 2.100 cm³ dan L = 1.168 cm²


d. V = 2.100 cm³ dan L = 1.170 cm²

12. Diketahui sebuah balok panjang sisinya 16 cm, lebarnya 8 cm, dan
tingginya 12 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah cm²
a. 830
b. 832
c. 834
d. 836

13. Sebuah balok berukuran panjang 14 cm, lebar 9 cm, dan tinggi 11 cm.
Volume dan luas permukaan balok tersebut adalah ....
a. V = 1.386 cm³ dan Luas = 756 cm²
b. V = 1.386 cm³ dan Luas = 758 cm²
c. V = 1.386 cm³ dan Luas = 760 cm²
d. V = 1.386 cm³ dan Luas = 762 cm²
65

14. Sebuah kolam renang berbentuk balok memiliki luas alas 250 m². Jika
volume kolam renang tersebut 1.000.000 liter, maka kedalaman kolam renang
tersebut adalah m
a. 1,4
b. 1,5
c. 2,5
d. 4

15. Sebuah balok mempunyai luas permukaan 696 cm². Jika panjang balok 18 cm
dan lebar balok 6 cm. maka tinggi balok tersebut adalah.....cm
a. 10
b. 12
c. 14
d. 16

16. Bak mandi berbentuk balok luas alasnya 1,2 m². Jika air yang dimasukkan
1.080 liter agar bak terisi sampai penuh, maka kedalaman bak mandi tersebut
adalah.....m.
a. 0,75
b. 0,85
c. 0,9
d. 1,18

17. Suatu tandon air memiliki luas permukaan 14,4 m². Jika lebar dan tinggi
tandon air masing-masing 1,2 m dan 1,5 m, maka panjang tandon air tersebut
adalah.....m
a. 1
b. 1,5
c. 1,75
66

d. 2

18. Bak mandi di rumah Arman berbentuk balok memiliki kedalaman 90 cm,
panjang sisinya 160 cm dan lebarnya 80 cm. Bak tersebut telah berisi 2/3 nya.
Untuk memenuhi bak tersebut, Arman harus mengisinya sebanyak.....liter
a. 382
b. 384
c. 386
d. 388

19.19.

Paman memiliki kandang kelinci berbentuk balok dengan kerangka terbuat dari
besi dan permukaannya dari bahan kawat. Jika panjang sisi kandang 150 cm,
lebarnya 75 cm, dan tingginya 85 cm, maka keliling dan luas permukaan kandang
adalah ....
a. K = 1.200 cm dan L = 30.375 cm²
b. K = 1.220 cm dan L = 50.250 cm²
c. K = 1.230 cm dan L = 60.160 cm²
d. K = 1.240 cm dan L = 60.750 cm²

20. Sebuah penampungan air berbentuk balok volumenya 9.000 liter. Jika luas
alas penampungan air tersebut 6 m², maka tinggi penampungan air tersebut.....m.
a. 1,15
67

b. 1,25
c. 1,5
d. 1,75

21. Diketahui luas alas balok 396 cm². Hitunglah volume balok tersebut jika
tingginya 12 cm…

a. 4572 cm³
b. 4275 cm³
c. 4475 cm³
d.4752 cm³

22. Sebuah balok memiliki panjang 32 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 12 cm.
Berapa volumenya….
a. 7680 cm³
b. 7860 cm³
c. 8670 cm³
d.8760 cm³

23. Volume sebuah balok adalah 12.600 cm³. Jika panjang dan tinggi balok
tersebut berturut-turut 35 cm dan 24 cm, berapakah lebarnya…..

a. 45 cm
b. 15 cm
c. 14 cm
d.25 cm

24. Sebuah kardus berbentuk balok berukuran panjang 75 cm, lebar 50 cm, dan
tinggi 40 cm akan di isi dengan kotak kue berukuran panjang 20 cm, lebar 15 cm,
dan tinggi 10 cm. Tentukan banyaknya kotak kue yang dapat dimasukkan pada
kardus …..
a. 45 buah
b. 42 buah
68

c. 50 buah
d.60 buah

25. Diketahui sebuah balok panjangnya 23 cm, lebar 17 cm, dan tingginya 15
cm. Tentukan volume dan luas permukaan balok tersebut …..

a. 1982 cm²
b. 1892 cm²
c. 1298 cm²
d.1289 cm²

26. Sebuah bak mandi berbentuk balok dengan panjang 1,5 m, lebarnya 1 m,
dan tingginya 1,2 m . Bak tersebut telah berisi 4/5 nya. Berapa liter lagi untuk
memenuhi bak mandi tersebut ....
a. 350 liter
b. 360 liter
c. 370 liter
d.380 liter

27. Sebuah kolam ikan berbentuk balok mula-mula berisi air sebanyak 2000 liter.
Kolam dikuras hingga volume air tersisa 2/5 dari sebelumnya. Berapa cm
kedalaman air yang tersisa di dalam kolam jika luas alas kolam 10 m² ….
a. 7 cm
b. 5 cm
c. 8 cm
d. 9 cm

28. Sebuah aquarium berbentuk balok berukuran 85 cm x 65 cm x 40 cm. Berapa


luas permukaan aquarium tersebut …..
a. 29.182 cm²
b. 28.492 cm²
c. 12.098 cm²
69

d.23.050 cm²

29. Pak dalang memiliki kotak wayang berbentuk balok. Panjang kotak
wayang 1,4 meter, lebarnya 0,5 dan tingginya 0,75 meter. Kotak wayang
tersebut akan dicat. Tiap m² menghabiskan biaya sebesar Rp 22.500,00. Berapa
biaya yang harus dikeluarkan pak dalang untuk mengecat kotak wayang
tersebut …..
a. 95.625,00
b. 96.725,00
c. 97.525,00
d.98.25,00

30. Adik memiliki kotak pensil berbentuk balok dengan ukuran 20 cm, 10 cm, dan
6 cm. Tentukan volume dan luas permukaan kotak pensil tersebut …..
a. 780 cm²
b. 760 cm²
c. 770 cm²
d.750 cm²
70

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan Soal Nomor 1


Balok adalah bangun ruang yang dibatasi 6 sisi bidang datar yaitu persegi dan
persegi panjang di mana 3 pasang bidang sisi berhadapan yang kongruen.
Jawaban : b
Pembahasan Soal Nomor 2
Jaring-jaring balok merupakan rangkaian bidang datar persegi dan persegi panjang
yang apabila sisi-sisinya dirangkai akan membentuk sebuah balok. Ada beberapa
variasi jaring-jaring balok. Yang bukan merupakan jaring-jaring balok adalah
gambar A
Jawaban : b
Pembahasan Soal Nomor 3
Rumus volume balok = p x l x t
Rumus luas permukaan balok = 2 (p x l + p x t + l x t)
Jawaban : b
Pembahasan Soal Nomor 4
Diketahui p = 28 cm, l = 14 cm, t = 12 cm
Ditanyakan volume?
V=pxlxt
V = 28 x 14 x 12 = 4.704 cm³
Jawaban : c
Pembahasan Soal Nomor 5
Diketahui p = 17 cm, l = 9 cm, dan t = 8 cm
Ditanyakan volume ?
V=pxlxt
V = 17 x 9 x 8 = 1.496 cm³
Jawaban : a
Pembahasan Soal Nomor 6
Diketahui V = 3.600 cm³, p = 24 cm, t = 10 cm
Ditanyakan lebar ?
71

V=pxlxt
3.600 = 24 x l x 10
3.600 = 240 l
l = 3.600 : 240 = 15 cm
Jawaban : c
Pembahasan Soal Nomor 7
Diketahui p = 23 cm, l = 14 cm, V = 5.152 cm³
Ditanyakan tinggi ?
V=pxlxt
5.152 = 23 x 14 x t
5.152 = 322 t
t = 5.152 : 322 = 16 cm
Jawaban : d
Pembahasan Soal Nomor 8
Diketahui p = 28 cm, l = 12 cm, t = 18 cm
Ditanyakan volume?
V=pxlxt
V = 28 x 12 x 18 = 6.048 cm³
Jawaban : a
Pembahasan Soal Nomor 9
Diketahui V = 21 cm, l = 11 cm, V = 3.927 cm³
Ditanyakan tinggi ?
V=pxlxt
3.927 = 21 x 11 x t
3.927 = 231 t
t = 3.927 : 231 = 17 cm
Jawaban : c
Pembahasan Soal Nomor 10
Diketahui V = 4.032 cm³, p = 32 cm, t = 14 cm
Ditanyakan lebar ?
V=pxlxt
72

4.032 = 32 x l x 14
4.032 = 448 l
l = 4.032 : 448 = 17 cm
Jawaban : a
Pembahasan Soal Nomor 11
Diketahui p = 25 cm, l = 6 cm, t = 14 cm
Ditanyakan volume dan luas
permukaan? V = p x l x t
V = 25 x 6 x 14 = 2.100 cm³
L = 2 (p x l + p x t + l x t)
L = 2 (25 x 6 + 25 x 14 + 6 x 14)
L = 1.168 cm²
Jawaban : c
Pembahasan Soal Nomor 12
Diketahui p = 16 cm, l = 8 cm, t = 12 cm
Ditanyakan luas permukaan?
L = 2 (p x l + p x t + l x t)
L = 2 (16 x 8 + 16 x 12 + 8 x 12)
L = 832 cm²
Jawaban : b
Pembahasan Soal Nomor 13
Diketahui p = 14 cm, l = 9 cm, t = 11 cm
Ditanyakan volume dan luas permukaan?
V=pxlxt
V = 14 x 9 x 11 = 1.386 cm³
L = 2 (p x l + p x t + l x t)
L = 2 (14 x 9 + 14 x 11 + 9 x 11)
L = 758 cm²
Jawaban : b
Pembahasan Soal Nomor 14
Diketahui luas alas = 250 m², V = 1.000.000 liter = 1.000 m³
73

Ditanyakan tinggi ?
V = luas alas x t
1.000 = 250 x t
1.000 = 250 t
t = 1.000 : 250 = 4 m
Jawaban : d
Pembahasan Soal Nomor 15
Diketahui L = 696 cm², p = 18 cm, l = 6 cm
Ditanyakan tinggi?
L = 2 (p x l + p x t + l x t)
696 = 2 (18 x 6 + 18 x t + 6 x t)
696 = 2 (108 + 24 t)
696 = 216 + 48 t
696 – 216 = 48 t
480 = 48 t
t = 480 : 48 = 10 cm
Jawaban : a
Pembahasan Soal Nomor 16
Diketahui luas alas = 1,2 m², V = 1.080 liter = 1,08 m³
Ditanyakan kedalaman (tinggi)?
V = luas alas x t
1,08 = 1,2 t
t = 1,08 : 1,2
t = 0,9 m
Jawaban : c
Pembahasan Soal Nomor 17
Diketahui L = 14,4 m², l = 1,2 m, t = 1,5 m
Ditanyakan panjang tandon air ?
L = 2 (p x l + p x t + l x t)
14,4 = 2 (p x 1,2 + p x 1,5 + 1,2 x 1,5)
14,4 = 2,4p + 3p + 1,8
74

14,4 = 5,4p + 1,8


14,4 = 7,2p
p = 14,4 : 7,2
p=2m
Jawaban : d
Pembahasan Soal Nomor 18
Diketahui kedalaman (tinggi) = 90 cm, p = 160 cm, dan l = 80 cm
Volume = 2/3 bagian
Ditanyakan banyaknya air untuk memenuhi bak mandi?
Volume bak mandi jika terisi penuh = p x l x t
Volume bak mandi jika terisi penuh = 160 x 80 x 90
Volume bak mandi jika terisi penuh = 1.152.000 cm³ = 1.152 liter
Volume bak mandi hanya 2/3 bagian berarti :
V = 2/3 x 1.152
V = 768 liter
Air yang harus dimasukkan lagi = 1.152 liter - 768 liter = 384 liter
Jadi, Arman harus mengisinya lagi sebanyak 384 liter agar bak mandi terisi
penuh.
Jawaban : b
Pembahasan Soal Nomor 19
Diketahui panjang sisi = 150 cm, lebar = 75 cm, dan tinggi = 85 cm
Ditanyakan keliling dan luas permukaan?
K = 4 x (p + l + t)
K = 4 x (150 + 75 + 85)
K = 1.240 cm
Luas permukaan = 2 (p x l + p x t + l x t)
Luas permukaan = 2 (150 x 75 + 150 x 85 + 75 x 85)
Luas permukaan = 60.750 cm²
Jawaban : d
Pembahasan Soal Nomor 20
75

Diketahui V = 9.000 liter = 9 m³, luas alas = 6 m²


76

Ditanyakan tinggi ?
V = luas alas x t
9= 6 x t
9=6t
t = 9 : 6 = 1,5 m
Jawaban : c

Pembahasan Soal Nomor 21


Diketahui luas alas = 396 cm², t = 12 cm
Ditanyakan volume?
V = luas alas x t
V = 396 x 12
V = 4.752 cm³
Jadi, volume balok tersebut 4.752 cm³
Jawaban : d
Pembahasan Soal Nomor 22
Diketahui p = 32, l = 20 cm, t = 12 cm
Ditanyakan volume?
V=pxlxt
V = 32 x 20 x 12 = 7.680 cm³
Jadi, volume balok tersebut 7.680 cm³

Jawaban : a

Pembahasan Soal Nomor 23


Diketahui V = 12.600 cm³, p = 35 cm, t = 24 cm
Ditanyakan lebar ?
V=pxlxt
12.600 = 35 x l x 24
12.600 = 840 l
l = 12.600: 840 = 15 cm
77

Jadi, lebar balok tersebut 15 cm


Jawaban : b

Pembahasan Soal Nomor 24


Diketahui ukuran kardus = 75 cm, 50 cm, 40 cm
Ukuran kotak kue = 20 cm, 15 cm, 10 cm
Ditanyakan banyaknya kotak kue?
V. Kardus = p x l x t
V. Kardus = 75 x 50 x 40 = 150.000 cm³
V. Kotak kue = 20 x 15 x 10 = 3.000 cm³
Jumlah kotak kue = V. Kardus : V. Kotak kue
Jumlah kotak kue = 150.000 : 3.000 = 50
Jadi, banyaknya kotak kue yang dapat dimasukkan kardus sebanyak 50 buah
Jawaban : c

Pembahasan Soal Nomor 25


Diketahui p = 23 cm, l = 17 cm, t = 15 cm
Ditanyakan volume dan luas permukaan?
V=pxlxt
V = 23 x 17 x 15 = 5.865 cm³
L = 2 (p x l + p x t + l x t)
L = 2 (23 x 17 + 23 x 15 + 17 x 15)
L = 1.982 cm²
Jawaban : a

Pembahasan Soal Nomor 26


Diketahui p = 1,5 m, l = 1 m, dan t = 1,2 m
Volume = 4/5 bagian
Ditanyakan banyaknya air untuk memenuhi bak mandi?
Volume bak mandi jika terisi penuh = p x l x t
Volume bak mandi jika terisi penuh = 1,5 x 1 x 1,2
Volume bak mandi jika terisi penuh = 1,8 m³ = 1.800 liter
78

Volume bak mandi hanya 2/3 bagian berarti :


V = 4/5 x 1.800
V = 1.440 liter
Air yang harus dimasukkan lagi = 1.800 liter - 1.440 liter = 360 liter
Jadi, bak mandi tersebut harus diisi lagi sebanyak 360 liter agar terisi penuh.
Jawaban : b
Pembahasan Soal Nomor 27
Diketahui volume mula-mula = 2.000 liter
Sisa air setelah dikuras = 2/5 x 2.000 = 800 liter = 0,8 m³
Luas alas kolam = 20 m²
Diatanyakan kedalaman air yang tersisa?
Volume = luas alas x tinggi
0,8 = 20 x tinggi
tinggi = 0,8/10 = 0,08 m = 8 cm
Jadi, kedalaman air yang tersisa dalam kolam 8 cm.
Jawaban : c
Pembahasan Soal Nomor 28
Diketahui ukuran aquarium = 85 cm x 65 cm x 40 cm
Ditanyakan luas permukaan?
L = 2 (pxl + px t + l x t)
L = 2 (85 x 65 + 85 x 40 + 65 x 40)
L = 23.050 cm²
Jadi, luas permukaan aquarium tersebut 23.050 cm²
Jawaban : d

Pembahasan Soal Nomor 29


Diketahui ukuran kotak wayang = 1,4 m, 0,5 m, dan x 0.75 m
Biaya per m² = Rp 22.500,00
Ditanyakan biaya pengecatan?
L = 2 (pxl + px t + l x t)
L = 2 (1,4 x 0,5 + 1,4 x 0,75 + 0,5 x 0,75)
79

L = 4,25 m²
Biaya pengecatan = L. kotak wayang x biaya per m²
Biaya pengecatan = 4,25 m² x Rp 22.500,00/m2 = Rp 95.625,00
Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk mengecat kotak wayang sebesar Rp 95.625,00
Jawaban : a
Pembahasan Soal Nomor 30
Diketahui p = 20 cm, l = 10 cm, t = 6 cm
Ditanyakan volume dan luas
permukaan? V = p x l x t
V = 20 x 10 x 6 = 1.200 cm³
L = 2 (p x l + p x t + l x t)
L = 2 (20 x 10 + 20 x 6 + 10 x 6)
L = 760 cm²
Jadi, volume kotak pensil adik 1.200 cm³, dan luas permukaannya 760 cm²

Jawaban : b
80

Lampiran 4. RPP pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MTs Darul Mukhlashin


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus dan balok.
Indikator
1. Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda nyata yang
berhubungan dengan sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok ke dalam
bahasa, simbol, ide atau model matematik.
2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika yang berhubungan dengan
sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok secara lisan dan tulisan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan benda–benda yang berbentuk kubus.
2. Siswa dapat mendiskusikan unsur-unsur kubus.
3. Siswa dapat menyebutkan titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal
bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, tinggi, kubus dan balok.
81

4. Siswa dapat menentukan ukuran salah satu atau beberapa unsur kubus dan
balok.
D. Materi
(Terlampir)
E. Pendekatan /Model /Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : M-APOS (Modification – Action, Proccess,
Object, Schema)
Metode : Diskusi
Pendekatan Pembelajaran : Model pembelajaran saintifik
F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

1. Guru memberi salam, mengabsen siswa.


2. Siswa diingatkan kembali mengenai materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
3. Guru menyampaikan indikator yang hendak
dicapai dalam proses pembelajaran beserta 10 menit
Pendahuluan
tujuan pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan
pentingnya materi tersebut untuk dipelajari.
5. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari
empat atau lima per kelompok
Mengamati

6. Guru meminta siswa untuk membuka LKT


(Lembar Kerja Tugas) yang sebelumnya sudah
dikerjakan sebagai tugas di luar kelas.
a. Siswa membaca materi mengenai unsur-
unsur kubus dan balok di berbagai sumber.
b. Siswa dapat mengumpulkan informasi untuk
LKT yang dikerjakannya. (aksi)

Kegiatan Inti Menanya 60 menit

7. Bersama dengan teman kelompoknya siswa


membahas/mendiskusikan LKT yang telah
dikerjakan
a. Guru memberikan stimulus kepada peserta
didik untuk memunculkan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang telah
dikerjakan

Menganalisis
82

8. Guru memberikan LKD (Lembar Kerja Diskusi)


kepada seluruh kelompok
9. Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan dalam LKD dengan teman
kelompoknya. (proses)

Mengkomunikasikan

10. Setelah selesai menyelesaikan LKD, guru


meminta perwakilan siswa dari salah satu
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi di
depan kelas.
a. Siswa mampu menjelaskan cara-cara
menyelesaikan permasalahan dalam LKD.
(objek)
b. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan
oleh guru untuk menanggapi hasil jawaban
dari yang disampaikan oleh penyaji.
c. Guru memberi koreksi tambahan atau
penguatan untuk meluruskan pemahaman
peserta didik.
11. Guru memberikan beberapa latihan soal pada
tiap individu untuk mengetahui pemahaman
siswa. (skema)

Mengasosiasi 10 menit

12. Guru membimbing peserta didik membuat


kesimpulan hasil pembelajaran.
13. Guru dan peserta didik melakukan refleksi,
peserta didik dipersilahkan untuk menanyakan
mengenai hal-hal yang belum dipahami
14. Guru meminta kepada seluruh kelompok untuk
Penutup mengumpulkan LKT dan LKD masing-masing.
15. Guru membagikan LKT yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
16. Peserta didik ditugaskan untuk mengidentifikasi
dan mengerjakan beberapa soal dalam LKT di
luar waktu pembelajaran di kelas.
17. Guru menutup pelajaran dengan doa bersama
dan mengucapkan salam.

G. Media Pembelajaran, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media/Alat
Kertas karton yang berbentuk kubus dan balok
2. Bahan
LKT dan LKD
3. Sumber Pembelajaran
83

 BSE (Buku Sekolah Elektronik) Rahaju, E.B., Sulaiman, R., Eko S,


T.Y., Budiarto, M.T. & Kusrini. (2008). Contextual Teaching and
Learning Matematika SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas

 Buku PR Matematika untuk SM/MTS Kelas VIII Semester 2, Intan


Pariwara.
H. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran yaitu penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan.

Penilaian Sikap
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Sikap Pengamatan Selama kegiatan
Indikator Penilaian: pembelajaran
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran berlangsung
b. Bekerja sama dalam kegiatan
kelompok
c. Toleran dalam perbedaan pendapat
berpikir dalam memilih dan
menerapkan pendapat dalam
menyelesaikan masalah.
d. Jujur dan disiplin dalam
mengerjakan tugas belajar
matematika

Penilaian Pengetahuan
Indikator pencapaian kompetensi Teknik Penilaian Instrumen

3.9 Menentukan luas permukaan dan volume Tes tertulis LKT


kubus, balok, prisma, dan limas. Bentuk uraian LKD

Penilaian Keterampilan
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Keterampilan Pengamatan Menyelesaikan
penskoran tugas kelompok
Indikator : Terampil dalam menjelaskan saat diskusi.
ide, situasi, dan relasi matematika yang
berhubungan dengan sifat-sifat dan
unsur-unsur kubus dan balok secara
lisan dan tulisan.
84

UNSUR-UNSUR KUBUS
a. Mengenal Kubus

Gambar 1 Gambar 2
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang persegi yang
kongruen.
b. Unsur-unsur kubus

Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

Bidang/Sisi
Kubus terdiri atas enam daerah persegi yang kongruen. Keenam daerah
persegi itu dinamakan bidang atau sisi kubus. Pada Gambar 3 bidang (sisi)
ABCD dinamakan bidang alas atau dasar. Bidang (sisi) ini berpasangan dan
kongruen dengan bidang (sisi) EFGH. Bidang (sisi) EFGH dinamakan
bidang atas atau tutup kubus. Bidang (sisi) yang lainnya dinamakan bidang
(sisi) tegak yaitu bidang (sisi) BCEH, ABHG, ADFG, dan CDFE.
Rusuk Kubus
Pertemuan dua bidang (sisi) berupa ruas garis dalam suatu kubus dinamakan
rusuk kubus. Sebagai contoh pada Gambar 3, pertemuan antara sisi ABCD
dan sisi ABHG adalah rusuk AB, pertemuan antara sisi BCEH dan sisi
EFGH adalah rusuk HE, dan sebagainya. Sebuah kubus memiliki 12 rusuk.
Titik Sudut
85

Pertemuan tiga rusuk dalam suatu kubus dinamakan titik sudut. Sebagai
contoh pada Gambar 3, pertemuan antara rusuk AB, AD, dan AG adalah
titik sudut A, pertemuan antara rusuk AD, DF, dan DC adalah titik sudut D,
dan sebagainya. Sebuah kubus memiliki 8 titik sudut.
Diagonal Bidang/ Diagonal Sisi
Pada sisi kubus, garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
berhadapan dinamakan diagonal bidang (diagonal sisi). Perhatikan sisi
BCEH pada Gambar 3, garis-garis CH dan BE dinamakan diagonal bidang
BCEH. Sebuah kubus memiliki 12 diagonal bidang (diagonal sisi).
Diagonal Ruang
Dalam kubus, garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan
dinamakan diagonal ruang kubus. Diagonal ruang kubus pada Gambar 5
adalah AE, BF, GC, dan FB. Sebuah kubus memiliki 4 diagonal ruang
kubus.
Bidang Diagonal
Bidang diagonal suatu kubus adalah bidang yang melalui dua buah rusuk
yang berhadapan dalam kubus. Pada gambar 6, perhatikan rusuk AF dan BE.
Dalam kubus ABCD.EFGH kedua rusuk ini saling berhadapan. Apabila
melalui kedua rusuk tersebut dibuat sebuah bidang, maka akan terbentuk
bidang ABEF. Bidang diagonal kubus lainnya adalah bidang GDCH, bidang
EHAD, dan bidang FGBC. Bidang-bidang diagonal kubus merupakan
persegi panjang yang kongruen.
86

UNSUR-UNSUR BALOK

a. Mengenal Balok

Gambar 11 Gambar 12
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang persegi panjang,
dimana setiap pasangan bidangnya sejajar dan kongruen (sama dan sebangun).
b. Unsur-unsur balok

Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16


Bidang (sisi)
Balok terdiri atas tiga pasang persegi panjang yang kongruen. Ketiga
pasang persegi panjang itu dinamakan bidang (sisi) balok. Pada Gambar
11 bidang (sisi) ABCD dinamakan bidang alas atau dasar. Bidang (sisi) ini
berpasangan dan kongruen dengan bidang (sisi) EFGH. Bidang EFGH
dinamakan bidang atas atau tutup. Dua pasang bidang (sisi) yang lainnya
adalah:
1) Bidang (sisi) ABHG berpasangan dengan bidang (sisi) CDFE
2) Bidang (sisi) ADFG berpasangan dengan bidang (sisi)
CBHE Rusuk balok
Pertemuan dua bidang (sisi) balok dinamakan rusuk balok. Rusuk tersebut
berupa ruas garis. Balok memiliki 12 rusuk, yaitu rusuk AB, BC, CD, DA,
AG, HB, EC, FD, GH, EH, EF, FG.
Titik sudut
87

Pertemuan tiga rusuk balok dinamakan titik sudut. Balok memiliki 8 titik
sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H.
Diagonal bidang/ Diagonal sisi
Pada sisi balok, garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
berhadapan dinamakan diagonal bidang atau diagonal sisi. Contohnya
pada sisi ABCD, garis AC dan BD dinamakan diagonal bidang ABCD.
Diagonal ruang
Garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam balok
dinamakan diagonal ruang balok. Banyaknya diagonal ruang yang dimiliki
sebuah balok ada 4 buah. Keempat diagonal ruang itu adalah GC, HD, FB,
EA.
Bidang diagonal
Bidang diagonal suatu balok adalah bidang yang melalui dua buah rusuk
yang berhadapan dalam kubus. Pada Gambar 14 pada balok ABCD.EFGH
rusuk BC dan EH saling berhadapan dan membentuk bidang diagonal
ABEF.
88

Lampiran 5. RPP pertemuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MTs Darul Mukhlashin


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Kompetensi Dasar
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus dan balok
Indikator
1. Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda nyata yang
berhubungan dengan jaring-jaring kubus dan balok ke dalam bahasa,
simbol, ide atau model matematik.
2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika yang berhubungan dengan
jaring-jaring kubus dan balok secara lisan dan tulisan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok.
2. Siswa dapat menentukan cara yang harus dilakukan untuk megubah posisi
bidang/sisi kubus dan balok yang ditentukan.
89

D. Materi
JARING-JARING KUBUS

Untuk mengetahui jaring-jaring kubus lakukan kegiatan berikut:


a) Siapkan tiga buah dus yang berbentuk kubus, gunting dan spidol.
b) Ambil salah satu dus. Beri nama setiap sudutnya, misalnya ABCD.EFGH.
kemudian irislah beberapa rusuknya mengikuti alur berikut.

c) Rebahkan dus yang telah diiris tadi. Bagaimana bentuknya?


d) Lakukan hal yang sama pada dua dus yang tersisa. Kali ini buatlah alur yang
berbeda, kemudian rebahkan. Bagaimana bentuknya?

Jika kamu melakukan kegiatan 8.1 dengan benar, pada dus pertama akan
diperoleh bentuk berikut.

hasil rebahan dus makanan pada gambar 8.8 disebut jaring-jaring kubus,
jaring-jaring kunus adalah rangkaian sisi-sisi suatu kubus yang jika
dipadukan akan membentuk suatu kubus. Terdapat berbagai bentuk jaring-
jaring kubus . diantaranya:
90

JARING-JARING BALOK

Gambar 15 Gambar 16
Untuk mengetahui jaring-jaring balok pada Gambar 15, lakukanlah langkah-
langkah berikut ini.
Irislah pada Gambar 15 balok ABCD.EFGH sepanjang rusuk-rusuk GC,
FB, FG, GH, DH, EA, EF.
Rebahkan di atas bidang datar, sehingga diperoleh bangun datar seperti
Gambar 16. Bangun datar itulah yang merupakan jaring-jaring balok
ABCD.EFGH.

Untuk memperoleh jaring-jaring balok yang lainnya, irislah balok itu sepanjang
rusuk-rusuk yang berbeda dengan rusuk-rusuk yang telah diiris sebelumnya.

E. Pendekatan /Model /Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : M-APOS (Modification – Action, Proccess,
Object, Schema)
Metode : Diskusi
91

Model pembelajaran : Model pembelajaran saintifik

F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

1. Guru memberi salam, mengabsen siswa.


2. Siswa diingatkan kembali mengenai materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
3. Guru menyampaikan indikator yang hendak
dicapai dalam proses pembelajaran beserta 10 menit
Pendahuluan
tujuan pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan
pentingnya materi tersebut untuk dipelajari.
5. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari
empat atau lima per kelompok
Mengamati

6. Guru meminta siswa untuk membuka LKT


(Lembar Kerja Tugas) yang sebelumnya sudah
dikerjakan sebagai tugas di luar kelas.
a. Siswa membaca materi mengenai jaring-
jaring kubus dan balok di berbagai sumber.
b. Siswa dapat mengumpulkan informasi untuk
LKT yang dikerjakannya. (aksi)

Menanya

7. Bersama dengan teman kelompoknya siswa


membahas/mendiskusikan LKT yang telah
dikerjakan
a. Guru memberikan stimulus kepada peserta
Kegiatan Inti didik untuk memunculkan pertanyaan yang 60 menit
berhubungan dengan materi yang telah
dikerjakan

Menganalisis

8. Guru memberikan LKD (Lembar Kerja Diskusi)


kepada seluruh kelompok
9. Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan dalam LKD dengan teman
kelompoknya. (proses)

Mengkomunikasikan

10. Setelah selesai menyelesaikan LKD, guru


meminta perwakilan siswa dari salah satu
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi di
depan kelas.
92

a. Siswa mampu menjelaskan cara-cara


menyelesaikan permasalahan dalam LKD.
(objek)
b. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan
oleh guru untuk menanggapi hasil jawaban
dari yang disampaikan oleh penyaji.
c. Guru memberi koreksi tambahan atau
penguatan untuk meluruskan pemahaman
peserta didik.
11. Guru memberikan beberapa latihan soal pada
tiap individu untuk mengetahui pemahaman
siswa. (skema)

Mengasosiasi 10 menit

12. Guru membimbing peserta didik membuat


kesimpulan hasil pembelajaran.
13. Guru dan peserta didik melakukan refleksi,
peserta didik dipersilahkan untuk menanyakan
mengenai hal-hal yang belum dipahami
14. Guru meminta kepada seluruh kelompok untuk
Penutup mengumpulkan LKT dan LKD masing-masing.
15. Guru membagikan LKT yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
16. Peserta didik ditugaskan untuk mengidentifikasi
dan mengerjakan beberapa soal dalam LKT di
luar waktu pembelajaran di kelas.
17. Guru menutup pelajaran dengan doa bersama
dan mengucapkan salam.

G. Media Pembelajaran, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media/Alat
Kertas karton yang berbentuk kubus dan balok
2. Bahan
LKT dan LKD
3. Sumber Pembelajaran
 BSE (Buku Sekolah Elektronik) Rahaju, E.B., Sulaiman, R., Eko S,
T.Y., Budiarto, M.T. & Kusrini. (2008). Contextual Teaching and
Learning Matematika SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas
 Buku PR Matematika untuk SM/MTS Kelas VIII Semester 2, Intan
Pariwara.
93

H. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran yaitu penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan.

Penilaian Sikap
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Sikap Pengamatan Selama kegiatan
Indikator Penilaian: pembelajaran
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran berlangsung
b. Bekerja sama dalam kegiatan
kelompok
c. Toleran dalam perbedaan pendapat
berpikir dalam memilih dan
menerapkan pendapat dalam
menyelesaikan masalah.
d. Jujur dan disiplin dalam
mengerjakan tugas belajar
matematika

Penilaian Pengetahuan
Indikator pencapaian kompetensi Teknik Penilaian Instrumen

3.9 Menentukan luas permukaan dan volume Tes tertulis LKT


kubus, balok, prisma, dan limas. Bentuk uraian LKD

Penilaian Keterampilan
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Keterampilan Pengamatan Menyelesaikan
penskoran tugas kelompok
Indikator : Terampil dalam menjelaskan saat diskusi.
ide, situasi, dan relasi matematika yang
berhubungan dengan jaring-jaring
kubus dan balok ke dalam bahasa,
simbol, ide atau model matematika.
94

Lampiran 6. RPP pertemuan 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MTs Darul Mukhlashin


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Kompetensi Dasar
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus dan balok
Indikator
1. Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda nyata yang
berhubungan dengan luas permukaan kubus ke dalam bahasa, simbol, ide
atau model matematik.
2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika yang berhubungan dengan
luas permukaan kubus secara lisan dan tulisan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus.
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus jika ukuran unsur-
unsurnya diketahui.
3. Siswa dapat menentukan ukuran salah satu pada kubus jika luas
95

permukaan dan ukuran unsur-unsur lainnya diketahui.


4. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan untuk menyelesaikan
permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan kubus.
D. Materi
Luas permukaan kubus

Pada Gambar jaring-jaring kubus ABCD.EFGH diatas memiliki rusuk


sebesar s cm. Luas permukaan kubus tersebut sebagai berikut.
Luas jaring-jaring kubus = 6 × luas persegi
= 6 × (𝑠 × 𝑠)
= 6𝑠2
Luas permukaan kubus sama dengan luas jaring-jaringnya, yaitu 6𝑠2
E. Pendekatan /Model /Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : M-APOS (Modification – Action, Proccess,
Object, Schema)
Metode : Diskusi
Model pembelajaran : Model pembelajaran saintifik
F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

1. Guru memberi salam, mengabsen siswa.


2. Siswa diingatkan kembali mengenai materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
Pendahuluan
3. Guru menyampaikan indikator yang hendak 10 menit
dicapai dalam proses pembelajaran beserta
tujuan pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan
pentingnya materi tersebut untuk dipelajari.
96

5. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari


empat atau lima per kelompok
Mengamati

6. Guru meminta siswa untuk membuka LKT


(Lembar Kerja Tugas) yang sebelumnya sudah
dikerjakan sebagai tugas di luar kelas.
a. Siswa membaca materi mengenai luas
permukaan kubus di berbagai sumber.
b. Siswa dapat mengumpulkan informasi untuk
LKT yang dikerjakannya. (aksi)

Menanya

7. Bersama dengan teman kelompoknya siswa


membahas/mendiskusikan LKT yang telah
dikerjakan
a. Guru memberikan stimulus kepada peserta
didik untuk memunculkan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang telah
dikerjakan

Menganalisis

8. Guru memberikan LKD (Lembar Kerja Diskusi)


Kegiatan Inti kepada seluruh kelompok 60 menit
9. Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan dalam LKD dengan teman
kelompoknya. (proses)

Mengkomunikasikan

10. Setelah selesai menyelesaikan LKD, guru


meminta perwakilan siswa dari salah satu
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi di
depan kelas.
a. Siswa mampu menjelaskan cara-cara
menyelesaikan permasalahan dalam LKD.
(objek)
b. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan
oleh guru untuk menanggapi hasil jawaban
dari yang disampaikan oleh penyaji.
c. Guru memberi koreksi tambahan atau
penguatan untuk meluruskan pemahaman
peserta didik.
11. Guru memberikan beberapa latihan soal pada
tiap individu untuk mengetahui pemahaman
siswa. (skema)

Mengasosiasi 10 menit
Penutup
12. Guru membimbing peserta didik membuat
97

kesimpulan hasil pembelajaran.


13. Guru dan peserta didik melakukan refleksi,
peserta didik dipersilahkan untuk menanyakan
mengenai hal-hal yang belum dipahami
14. Guru meminta kepada seluruh kelompok untuk
mengumpulkan LKT dan LKD masing-masing.
15. Guru membagikan LKT yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
16. Peserta didik ditugaskan untuk mengidentifikasi
dan mengerjakan beberapa soal dalam LKT di
luar waktu pembelajaran di kelas.
17. Guru menutup pelajaran dengan doa bersama
dan mengucapkan salam.

G. Media Pembelajaran, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media/Alat
Kertas karton yang berbentuk kubus dan balok
2. Bahan
LKT dan LKD
3. Sumber Pembelajaran
 BSE (Buku Sekolah Elektronik) Rahaju, E.B., Sulaiman, R., Eko S,
T.Y., Budiarto, M.T. & Kusrini. (2008). Contextual Teaching and
Learning Matematika SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas
 Buku PR Matematika untuk SM/MTS Kelas VIII Semester 2, Intan
Pariwara.
H. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran yaitu penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
98

Penilaian Sikap
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Sikap Pengamatan Selama kegiatan
Indikator Penilaian: pembelajaran
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran berlangsung
b. Bekerja sama dalam kegiatan
kelompok
c. Toleran dalam perbedaan pendapat
berpikir dalam memilih dan
menerapkan pendapat dalam
menyelesaikan masalah.
d. Jujur dan disiplin dalam
mengerjakan tugas belajar
matematika

Penilaian Pengetahuan
Indikator pencapaian kompetensi Teknik Penilaian Instrumen

3.9 Menentukan luas permukaan dan volume Tes tertulis LKT


kubus, balok, prisma, dan limas. Bentuk uraian LKD

Penilaian Keterampilan
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Keterampilan Pengamatan Menyelesaikan tugas
penskoran kelompok saat diskusi.
Indikator : Terampil dalam menjelaskan
ide, situasi, dan relasi matematika yang
berhubungan dengan luas permukaan
kubus secara lisan dan tulisan.
99

Lampiran 7. RPP pertemuan 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MTs Darul Mukhlashin


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Kompetensi Dasar
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus dan prisma
Indikator
1. Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda nyata yang
berhubungan dengan luas permukaan balok ke dalam bahasa, simbol, ide
atau model matematik.
2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika yang berhubungan dengan
luas permukaan balok secara lisan dan tulisan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan balok.
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan balok jika ukuran unsur-
unsurnya diketahui.
3. Siswa dapat menentukan ukuran salah satu pada balok jika luas permukaan
100

dan ukuran unsur-unsur lainnya diketahui.


4. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan untuk menyelesaikan
permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan balok.
D. Materi
Luas permukaan balok

Perhatikan gambar di atas.


Luas bidang alas dan atas = 2 × (p × l) = 2pl
Luas bidang depan dan belakang = 2 × (p × t) = 2pt
Luas bidang kiri dan kanan = 2 × (l × t) = 2lt
Luas jaring-jaring balok = Jumlah luas seluruh permukaan (bidang) balok
= 2pl + 2pt + 2lt
= 2(pl + pt + lt)
Luas permukaan balok sama dengan luas jaring-jaringnya, yaitu L = 2(pl + pt
+ lt)
E. Pendekatan /Model /Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : M-APOS (Modification – Action, Proccess,
Object, Schema)
Metode : Diskusi
Model pembelajaran : Model pembelajaran saintifik
F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

1. Guru memberi salam, mengabsen siswa.


2. Siswa diingatkan kembali mengenai materi yang
telah dipelajari sebelumnya. 10 menit
Pendahuluan
3. Guru menyampaikan indikator yang hendak
dicapai dalam proses pembelajaran beserta
tujuan pembelajaran.
101

4. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan


pentingnya materi tersebut untuk dipelajari.
5. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari
empat atau lima per kelompok
Mengamati

6. Guru meminta siswa untuk membuka LKT


(Lembar Kerja Tugas) yang sebelumnya sudah
dikerjakan sebagai tugas di luar kelas.
a. Siswa membaca materi mengenai luas
permukaan balok di berbagai sumber.
b. Siswa dapat mengumpulkan informasi untuk
LKT yang dikerjakannya. (aksi)

Menanya

7. Bersama dengan teman kelompoknya siswa


membahas/mendiskusikan LKT yang telah
dikerjakan
a. Guru memberikan stimulus kepada peserta
didik untuk memunculkan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang telah
dikerjakan

Menganalisis

8. Guru memberikan LKD (Lembar Kerja Diskusi)


Kegiatan Inti kepada seluruh kelompok 60 menit
9. Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan dalam LKD dengan teman
kelompoknya. (proses)

Mengkomunikasikan

10. Setelah selesai menyelesaikan LKD, guru


meminta perwakilan siswa dari salah satu
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi di
depan kelas.
a. Siswa mampu menjelaskan cara-cara
menyelesaikan permasalahan dalam LKD.
(objek)
b. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan
oleh guru untuk menanggapi hasil jawaban
dari yang disampaikan oleh penyaji.
c. Guru memberi koreksi tambahan atau
penguatan untuk meluruskan pemahaman
peserta didik.
11. Guru memberikan beberapa latihan soal pada
tiap individu untuk mengetahui pemahaman
siswa. (skema)
102

Mengasosiasi 10 menit

12. Guru membimbing peserta didik membuat


kesimpulan hasil pembelajaran.
13. Guru dan peserta didik melakukan refleksi,
peserta didik dipersilahkan untuk menanyakan
mengenai hal-hal yang belum dipahami
14. Guru meminta kepada seluruh kelompok untuk
Penutup mengumpulkan LKT dan LKD masing-masing.
15. Guru membagikan LKT yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
16. Peserta didik ditugaskan untuk mengidentifikasi
dan mengerjakan beberapa soal dalam LKT di
luar waktu pembelajaran di kelas.
17. Guru menutup pelajaran dengan doa bersama
dan mengucapkan salam.

G. Media Pembelajaran, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media/Alat
Kertas karton yang berbentuk kubus dan balok
2. Bahan
LKT dan LKD
3. Sumber Pembelajaran
 BSE (Buku Sekolah Elektronik) Rahaju, E.B., Sulaiman, R., Eko S,
T.Y., Budiarto, M.T. & Kusrini. (2008). Contextual Teaching and
Learning Matematika SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas
 Buku PR Matematika untuk SM/MTS Kelas VIII Semester 2, Intan
Pariwara.
H. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran yaitu penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
103

Penilaian Sikap
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Sikap Pengamatan Selama kegiatan
Indikator Penilaian: pembelajaran
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran berlangsung
b. Bekerja sama dalam kegiatan
kelompok
c. Toleran dalam perbedaan pendapat
berpikir dalam memilih dan
menerapkan pendapat dalam
menyelesaikan masalah.
d. Jujur dan disiplin dalam
mengerjakan tugas belajar
matematika

Penilaian Pengetahuan
Indikator pencapaian kompetensi Teknik Penilaian Instrumen

3.9 Menentukan luas permukaan dan volume Tes tertulis LKT


kubus, balok, prisma, dan limas. Bentuk uraian LKD

Penilaian Keterampilan
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Keterampilan Pengamatan Menyelesaikan tugas
penskoran kelompok saat diskusi.
Indikator : Terampil dalam menjelaskan
ide, situasi, dan relasi matematika yang
berhubungan dengan luas permukaan
balok secara lisan dan tulisan.
104

Lampiran 8. RPP pertemuan 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MTs Darul Mukhlashin


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Kompetensi Dasar
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus dan balok
Indikator
1. Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda nyata yang
berhubungan volume kubus ke dalam bahasa, simbol, ide atau model
matematik.
2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika yang berhubungan dengan
volume kubus secara lisan dan tulisan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan dan menentukan rumus volume kubus.
2. Siswa dapat menghitung volume kubus jika unsur-unsurnya diketahui.
3. Siswa dapat menentukan ukuran salah satu unsur pada kubus jika volume
dan ukuran unsur-unsur lainnya diketahui.
105

4. Siswa dapat menerapkan rumus volume kubus untuk menyatakan


peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun
model matematika suatu peristiwa.
D. Materi
Volume kubus
Gambar (a) menunjukan bentuk-bentuk kubus
dengan ukuran berbeda. Kubus pada Gambar a
merupakan kubus satuan. Untuk membuat kubus
satuan pada Gambar b diperlukan 2 × 2 × 2 = 8 kubus satuan, sedangkan
pada Gambar c diperlukan 3 × 2 × 3.= 18 kubus satuan, maka volume kubus
= s × s × s = 𝑠3

E. Pendekatan /Model /Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : M-APOS (Modification – Action, Proccess,
Object, Schema)
Metode : Diskusi
Model pembelajaran : Model pembelajaran saintifik

F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

1. Guru memberi salam, mengabsen siswa.


2. Siswa diingatkan kembali mengenai materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
3. Guru menyampaikan indikator yang hendak
dicapai dalam proses pembelajaran beserta 10 menit
Pendahuluan
tujuan pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan
pentingnya materi tersebut untuk dipelajari.
5. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari
empat atau lima per kelompok
Mengamati

6. Guru meminta siswa untuk membuka LKT


Kegiatan Inti (Lembar Kerja Tugas) yang sebelumnya sudah 60 menit
dikerjakan sebagai tugas di luar kelas.
a. Siswa membaca materi mengenai volume
kubus di berbagai sumber.
106

b. Siswa dapat mengumpulkan informasi untuk


LKT yang dikerjakannya. (aksi)

Menanya

7. Bersama dengan teman kelompoknya siswa


membahas/mendiskusikan LKT yang telah
dikerjakan
a. Guru memberikan stimulus kepada peserta
didik untuk memunculkan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang telah
dikerjakan

Menganalisis

8. Guru memberikan LKD (Lembar Kerja Diskusi)


kepada seluruh kelompok
9. Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan dalam LKD dengan teman
kelompoknya. (proses)

Mengkomunikasikan

10. Setelah selesai menyelesaikan LKD, guru


meminta perwakilan siswa dari salah satu
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi di
depan kelas.
a. Siswa mampu menjelaskan cara-cara
menyelesaikan permasalahan dalam LKD.
(objek)
b. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan
oleh guru untuk menanggapi hasil jawaban
dari yang disampaikan oleh penyaji.
c. Guru memberi koreksi tambahan atau
penguatan untuk meluruskan pemahaman
peserta didik.
11. Guru memberikan beberapa latihan soal pada
tiap individu untuk mengetahui pemahaman
siswa. (skema)

Mengasosiasi 10 menit

12. Guru membimbing peserta didik membuat


kesimpulan hasil pembelajaran.
13. Guru dan peserta didik melakukan refleksi,
Penutup peserta didik dipersilahkan untuk menanyakan
mengenai hal-hal yang belum dipahami
14. Guru meminta kepada seluruh kelompok untuk
mengumpulkan LKT dan LKD masing-masing.
15. Guru membagikan LKT yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas pada pertemuan
107

selanjutnya.
16. Peserta didik ditugaskan untuk mengidentifikasi
dan mengerjakan beberapa soal dalam LKT di
luar waktu pembelajaran di kelas.
17. Guru menutup pelajaran dengan doa bersama
dan mengucapkan salam.

G. Media Pembelajaran, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media/Alat
Kertas karton yang berbentuk kubus dan balok
2. Bahan
LKT dan LKD
3. Sumber Pembelajaran
 BSE (Buku Sekolah Elektronik) Rahaju, E.B., Sulaiman, R., Eko S,
T.Y., Budiarto, M.T. & Kusrini. (2008). Contextual Teaching and
Learning Matematika SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas
 Buku PR Matematika untuk SM/MTS Kelas VIII Semester 2, Intan
Pariwara.
H. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran yaitu penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
Penilaian Sikap
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Sikap Pengamatan Selama kegiatan
Indikator Penilaian: pembelajaran
a. Terlibat aktif dalam berlangsung
pembelajaran
b. Bekerja sama dalam kegiatan
kelompok
c. Toleran dalam perbedaan
pendapat berpikir dalam
memilih dan menerapkan
pendapat dalam menyelesaikan
masalah.
d. Jujur dan disiplin dalam
108

mengerjakan tugas belajar


matematika

Penilaian Pengetahuan
Indikator pencapaian kompetensi Teknik Penilaian Instrumen

3.9 Menentukan luas permukaan dan volume Tes tertulis LKT


kubus, balok, prisma, dan limas. Bentuk uraian LKD

Penilaian Keterampilan
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Keterampilan Pengamatan Menyelesaikan tugas
penskoran kelompok saat diskusi.
Indikator : Terampil dalam menjelaskan
ide, situasi, dan relasi matematika yang
berhubungan dengan volume kubus
secara lisan dan tulisan.
109

Lampiran 9. RPP pertemuan 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MTs Darul Mukhlashin


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / 2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Kompetensi Dasar
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus dan balok
Indikator
1. Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda nyata yang
berhubungan volume kubus ke dalam bahasa, simbol, ide atau model
matematik.
2. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika yang berhubungan dengan
volume kubus secara lisan dan tulisan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan dan menentukan rumus volume balok.
2. Siswa dapat menghitung volume balok jika unsur-unsurnya diketahui.
3. Siswa dapat menentukan ukuran salah satu unsur pada balok jika volume
dan ukuran unsur-unsur lainnya diketahui.
110

4. Siswa dapat menerapkan rumus volume balok untuk menyatakan peristiwa


sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model
matematika suatu peristiwa.
D. Materi
Volume balok

Kubus pada Gambar a merupakan


balok satuan. Untuk membuat balok satuan pada Gambar b diperlukan 2 × 1
× 2 = 4 balok satuan, sedangkan pada Gambar c diperlukan 3 × 2 × 3 = 18
balok satuan. Volume balok = p × l × t= plt

E. Pendekatan /Model /Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : M-APOS (Modification – Action, Proccess,
Object, Schema)
Metode : Diskusi
Model pembelajaran : Model pembelajaran saintifik

F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

1. Guru memberi salam, mengabsen siswa.


2. Siswa diingatkan kembali mengenai materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
3. Guru menyampaikan indikator yang hendak
dicapai dalam proses pembelajaran beserta 10 menit
Pendahuluan
tujuan pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan
pentingnya materi tersebut untuk dipelajari.
5. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari
empat atau lima per kelompok
Mengamati
Kegiatan Inti 6. Guru meminta siswa untuk membuka LKT 60 menit
(Lembar Kerja Tugas) yang sebelumnya sudah
dikerjakan sebagai tugas di luar kelas.
111

a. Siswa membaca materi mengenai volume


balok di berbagai sumber.
b. Siswa dapat mengumpulkan informasi untuk
LKT yang dikerjakannya. (aksi)

Menanya

7. Bersama dengan teman kelompoknya siswa


membahas/mendiskusikan LKT yang telah
dikerjakan
a. Guru memberikan stimulus kepada peserta
didik untuk memunculkan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang telah
dikerjakan

Menganalisis

8. Guru memberikan LKD (Lembar Kerja Diskusi)


kepada seluruh kelompok
9. Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan dalam LKD dengan teman
kelompoknya. (proses)

Mengkomunikasikan

10. Setelah selesai menyelesaikan LKD, guru


meminta perwakilan siswa dari salah satu
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi di
depan kelas.
a. Siswa mampu menjelaskan cara-cara
menyelesaikan permasalahan dalam LKD.
(objek)
b. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan
oleh guru untuk menanggapi hasil jawaban
dari yang disampaikan oleh penyaji.
c. Guru memberi koreksi tambahan atau
penguatan untuk meluruskan pemahaman
peserta didik.
11. Guru memberikan beberapa latihan soal pada
tiap individu untuk mengetahui pemahaman
siswa. (skema)
Mengasosiasi 10 menit

12. Guru membimbing peserta didik membuat


kesimpulan hasil pembelajaran.
Penutup 13. Guru dan peserta didik melakukan refleksi,
peserta didik dipersilahkan untuk menanyakan
mengenai hal-hal yang belum dipahami
14. Guru meminta kepada seluruh kelompok untuk
mengumpulkan LKT dan LKD masing-masing.
15. Guru membagikan LKT yang berkaitan dengan
112

materi yang akan dibahas pada pertemuan


selanjutnya.
16. Peserta didik ditugaskan untuk mengidentifikasi
dan mengerjakan beberapa soal dalam LKT di
luar waktu pembelajaran di kelas.
17. Guru menutup pelajaran dengan doa bersama
dan mengucapkan salam.

G. Media Pembelajaran, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media/Alat
Kertas karton yang berbentuk kubus dan balok
2. Bahan
LKT dan LKD
3. Sumber Pembelajaran
 BSE (Buku Sekolah Elektronik) Rahaju, E.B., Sulaiman, R., Eko S,
T.Y., Budiarto, M.T. & Kusrini. (2008). Contextual Teaching and
Learning Matematika SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas
 Buku PR Matematika untuk SM/MTS Kelas VIII Semester 2, Intan
Pariwara.
H. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran yaitu penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan.

Penilaian Sikap
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Sikap Pengamatan Selama kegiatan
Indikator Penilaian: pembelajaran
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran berlangsung
b. Bekerja sama dalam kegiatan
kelompok
c. Toleran dalam perbedaan pendapat
berpikir dalam memilih dan
menerapkan pendapat dalam
menyelesaikan masalah.
d. Jujur dan disiplin dalam
mengerjakan tugas belajar
113

matematika

Penilaian Pengetahuan
Indikator pencapaian kompetensi Teknik Penilaian Instrumen

3.9 Menentukan luas permukaan dan volume Tes tertulis LKT


kubus, balok, prisma, dan limas. Bentuk uraian LKD

Penilaian Keterampilan
Aspek Teknik Waktu Penilaian
Penilaian
Keterampilan Pengamatan Menyelesaikan tugas
penskoran kelompok saat diskusi.
Indikator : Terampil dalam menjelaskan
ide, situasi, dan relasi matematika yang
berhubungan dengan volume balok
secara lisan dan tulisan.
113

Lampiran 10. Silabus Pembelajaran


SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP/MTs


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

113
113

3.9 Menentukan luas Bangun Ruang Mengamati Sikap 25 JP  Buku teks


permukaan dan volume Sisi Datar  Mencermati bangun ruang sisi Observasi matematika
kubus, balok, prisma, (kubus, balok, datar (kubus, balok, prisma, dan  Mengamati Kelas VIII
dan limas prisma, dan limas) yang ada kaitannya Kemdikbud,
3.11Menaksir dan ketelitian dan Buku
limas) dengan kehidupan nyata rasa ingin tahu
menghitung luas Pengayaan
 Mencermati permasalahan dalam
permukaan dan volume yang
sehari-hari yang berkaitan mengerjakan
bangun ruang yang berkaitan
dengan bangun ruang sisi tugas, menyimak
tidak beraturan dengan dengan
datar (kubus, balok, prisma, penjelasan, atau
menerapkan geometri bangun
dan limas) presentasi
dasarnya ruang sisi
 Mencermati kerangka dan peserta didik datar, alat
jaring-jaring bangun ruang sisi mengenai peraga,
datar (kubus, balok, prisma, dan bangun ruang benda di
limas) sisi datar lingkungan
Kubus, balok
Menanya Pengetahuan
 Menanya tentang bangun ruang Penugasan
sisi datar (kubus, balok, prisma,  Tugas
dan limas) yang ada dalam terstruktur:
kehidupan nyata mengerjakan
 Menanya tentang luas dan latihan soal-
volume berbagai benda di soal yang
sekitar melalui percobaan yang berkaitan
berbentuk kubus, balok, prisma, dengan bangun
dan limas ruang sisi datar

114
115

 Menanya tentang berbagai (kubus, balok,


aspek luas dan volume, misal: prisma, dan
apa kelebihan dan manfaat limas)
pengetahuan dan penggunaan  Tugas mandiri
masalah luas dan volume pada tidak terstruktur:
bangun ruang sisi datar (kubus, mencari
balok, prisma, dan limas) informasi
 Menanya tentang penerapan seputar bangun
luas dan volume untuk ruang sisi datar
bangun ruang yang tidak (kubus, balok,
beraturan prisma, dan
limas) dan
penggunaannya
Mengumpulkan Informasi
dalam
 Menggali informasi tentang kehidupan
bangun ruang sisi datar (kubus, sehari-hari
balok, prisma, dan limas) yang
 Tes tertulis:
ada dalam kehidupan nyata
mengerjakan
 Menggali informasi tentang soal-soal
model kerangka serta jaring- berkaitan dengan
jaring bangun ruang sisi datar bangun ruang
(kubus, balok, prisma, dan sisi datar (kubus,
limas) balok, prisma,
 Menggali informasi tentang dan limas)
unsur-unsur bangun ruang sisi
datar (kubus, balok, prisma, dan
Keterampilan
limas)
 Menggali informasi tentang Portofolio
luas permukaan serta volume
116

bangun ruang sisi datar (kubus,  Mengumpulkan

115
balok, prisma, dan limas) bahan dan
 Menggali informasi tentang literatur
luas, volume ataupun unsur berkaitan
lainnya yang berkaitan dengan dengan bangun
bangun ruang sisi datar (kubus, ruang sisi datar
balok, prisma, dan limas) dan (kubus, balok,
bangun datar tidak beraturan prisma, dan
 Menggali informasi tentang limas) dan
sketsa bangun ruang beraturan penerapannya
atau bangun geometri dasar dalam
yang memiliki kesamaan atau kehidupan
kemiripan ukuran dengan sehari-hari
bangun ruang tidak beraturan kemudian
disusun,
 Menggali informasi tentang didiskusikan
menaksir luas dan volume dan
bangun ruang tidak direfleksikan
beraturan

Projek
Menalar/Mengasosiasi
 Membuat
 Menganalisis masalah sehari- bangun ruang
hari yang berkaitan dengan luas sisi datar (kubus,
dan volume bangun ruang sisi balok, prisma,
datar (kubus, balok, prisma, dan dan limas) dari
limas) bahan kardus,
 Menganalisis konsep dan atau kartos, atau
rumus luas dan volume bangun bahan bekas
datar dan bangun ruang

116
sederhana
117

serta menaksir bangun-bangun lainnya


tidak beraturan melalui contoh
kejadian, peristiwa, situasi atau
fenomena alam dan aktifitas
sosial sehari-hari
 Menganalisis unsur-unsur
rumus luas dan volume
bangun ruang sisi datar
(kubus, balok, prisma, dan
limas) serta perilaku hubungan
fungsionalnya

Mengomunikasikan
 Menyajikan secara tertulis atau
lisan hasil pembelajaran, apa
yang telah dipelajari,
keterampilan atau materi yang
masih perlu ditingkatkan, atau
strategi atau konsep baru
yang ditemukan berdasarkan
apa yang dipelajari mengenai
luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma, dan
limas, serta menaksir luas
permukaan dan volume
bangun ruang sisi datar tidak
beraturan

117
117

 Memberikan tanggapan hasil


presentasi meliputi tanya jawab
untuk mengkonfirmasi,
sanggahan dan alasan,
memberikan tambahan
informasi, atau melengkapi
informasi ataupun tanggapan
lainnya
 Membuat rangkuman
materi dari kegiatan
pembelajaran yang telah
diilakukan

118
119

Lampiran 11. Hasil Wawancara

Wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika kelas VII MTs Darul
Mukhlashin

No Pertanyaan Jawaban
1 Model pembelajaran apa yang Sesekali memakai model PBL, tapi
sering bapak gunakan dalam lebih sering saya menerangklan di
pembelajaran matematika? depan dan anak-anak menyimak
2 Kendala-kendala apa saja yang Beberapa anak tidak memperhatikan
sering bapak hadapi selama dan mengobrol dengan teman
menggunakan model tersebut? sebelahnya
3 Bagaimana menurut bapak jika Ya bisa dicoba terlebih dahulu, kalau
model pembelajaran yang biasa dirasa lebih meningkatkan nilai, model
bapak gunakan menggantinya tersebut dapat digunakan
dengan model pembelajaran yang
lain? Seperti model pembelajaran
Saintifik?
4 Media apa yang biasa bapak Jarang bahkan tidak pernah, saya selalu
gunakan dalam proses berpedoman pada buku LKS dan buku
pembelajaran dikelas? paket
5 Kendala-kendala apa saja yang Seperti yang saya bilang tadi, beberapa
ditemui bapak selama proses anak tidak memperhatikan, mungkin
pembelajaran menggunakan bosan
media tersebut?
6 Bagaimana aktivitas siswa dalam Tidak terlalu aktif, terkadang diminta
proses pembelajaran di kelas? maju saja kedepan kelas mereka susah
7 Bagaimana untuk hasil belajar Ada banyak siswa medapat nilai
siswa (ulangan) selama ini bapak? dibawah KKM
8 Bagaimana menurut bapak jika Itu akan sangat membantu siswa
dalam proses pembelajaran di meningkatkan aktivitas dan agar tidak
kelas menggunakan media mudah bosan
pembelajaran?
120

Hasil wawancara terhadap wakil kepala sarana dan prasarana MTs Darul
Mukhlashin

No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana ketersediaan fasilitas Sekolah memang kurang
disekolah MTs Darul mukhlashin menyediakan fasilitas belajar seperti
menurut bapak? media pembelajaran. Biasanya hanya
berupa buku paket dan LKS
2 Berdasarkan ketersediaan fasilitas Sekolah membebaskan guru untuk
pada MTs Darul mukhlashin, menggunakan model apapun, yang
apakah bapak mengenankan jika terpenting nantinya ada peningkatan
saya menerapkan model nilai pada pembelajaran.
pembelajaran Saintifik di MTs
Darul mukhlashin ?
121

Lampiran 12. Foto Kegiatan


122
123
124
125

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Lumajang Jawa Timur pada tanggal 30


Desember 1999. Putri dari pasangan Bapak Asan Kuswoyo
dan Ibu Sugiwa
Pendidikan dasar ditempuh di SDN Ranuyoso 02 dan tamat
pada tahun 2012. Kemudian dilanjutkan pada Pendidikan
tingkat pertama yakni MTs. Darul Mukhlasin dan selesai pada
tahun 2015. Pendidikan Menengahnya dilanjutkan di MA
Darul Mukhlasin. Jenjang menengah ini diselesaikan pada
tahun 2018. Untuk meningkatkan pendidikannya, maka peneliti melanjutkan
pendidikan tingginya di Universitas Islam Jember pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai