Anda di halaman 1dari 115

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA


MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SDN 4 SROBYONG TAHUN
AKADEMIK 2021/2022

Disusun untuk memenuhi Syarat Sebagai Sarjana dari Pendidikan


Guru Sekolah Dasar (S.Pd)

SKRIPSI

Oleh:
Anna Khoirunnisa
171330000159

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2022

i
HALAMAN PERNYATAAN
ORISINALITAS DAN BEBAS
PLAGIASI

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini merupakan hasil karya
sendiri dan disusun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.

Jika di kemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, saya akan
bertanggungjawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkanoleh
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara kepada saya

Jepara, 5 Juli 2022

Anna Khoirunnisa
NIM.171330000159

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Saya dengan ini memberikan Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara hak utuk
mempublikasikan atau menggandakan beberapa bagian dari skripsi, dalam segala
bentuk media untuk referensi dan tujuan pendidikan yang sah. Beberapa produksi
ulang atau penggunaan apapun dilarang tanpa adanya persetujuan tertulis dari
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara.

Jepara , 5 Juli 2022

Anna Khoirunnisa
NIM.171330000159

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai aktivitas akademik Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara,


Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Anna Khoirunnisa
NIM : 171330000159
Progam Studi : PGSD
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk
memberikan kepada Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara Hak Bebas
Royalti Non ekslusif atas karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
(CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI
PECAHAN SISWA KELAS IV SDN 4 SROBYONG TAHUN
AKADEMIK 2021/2022”. Beserta perangkat yang ada (Jika diperlukan).
Dengan Hak Bebas Royalti Non ekslusif ini Universitas Islam Nahdlatul
Ulama Jepara berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengolah
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan
tugas akhir saya selam tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jepara
Pada Tanggal : 8 Juli 2022
Yang menyatakan

(Anna Khoirunnisa)

iv
PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul “ Pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and


Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Siswa Kelas
IV SDN 4 Srobyong Tahun Akademik 2021/2022. Karya Anna Khoirunnisa NIM
171330000159 telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk melaksanakan ujian
Skripsi.

Jepara, 8 Juli 2022


Dosen Pembimbing

Aan Widiyono, M.Pd


NIDN. 060 109002

v
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi :

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA
MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SDN 4 SROBYONG TAHUN
AKADEMIK 2021/2022”.

Nama : Anna Khoirunnisa

NIM : 171330000159

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


Progam Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Sripsi ini telah disetujui dewan penguji dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
pada: ………………. Dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari program studi Pendidikan Sekolah
Dasar.
Jepara,…………………………
Dewan Penguji,
Ketua Sekretaris

(………………) (…………………)

Penguji 1 Penguji 2

(………………) (…………………)
Pembimbing

Aan Widiyono, M.Pd


NIDN.060310900

vi
MOTTO

“ Siapa yang menempuh jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga”.
(HR Muslim, no.2699).

“Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-
gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu”
(HR Thabrani).

vii
PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan hati, kupersembahkan skripsi ini kepada :


1. Kedua orangtuaku (Bapak Sutrisno dan Ibu Rumiyati) dan juga adikku
yang selalu memberi dukungan, semangat, motivasi, nasehat serta selalu
mendoakanku agar dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan baik.
2. Suami saya Anton Sugiharto dan anak saya M. Revan Nusabakti yang
selalu mendampingi dan menjadi penyemangat dalam pengerjaan tugas
skripsi ini.
3. Semua dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progran Studi PGSD
khususnya Bapak Aan Widiyono, M.Pd. yang selalu sabar membimbing,
dan seslalu memberi semangat dalam penulisan skripsi dari awal sampai
akhir.
4. Sahabat Uhhuy dan teman-temanku seperjuangan PGSD Awolu yang
selalu memberi semangat dan memberi dukungan dalam penyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari, bahwa apa yang dituangkan dan disajikan penulis masih
banyak kekurangan kekhilafan, akan tetapi penulis berharap mudah-mudahan
skripsi ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat terutman bagi penulis sendiri
dan kepada para pembaca yang sudi berkenan melihat dan membacanya.

Jepara, 8 Juli 2022


Penulis

Anna Khoirunnisa

viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dengan baik. Pada kesempatan kali ini penulis merasa
bahagia serta menghaturkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara Bapak Dr. H.
Sa’dullah Assa’idi, M.Ag. yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan dan
dapat menambah semangat penulis dalam studi.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul
Ulama (UNISNU) Jepara (Bapak Drs. Abdul Rozaq, M.Ag) yang memberi
fasilitas kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan
dan skripsi dengan baik.
3. Ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU)
Jepara (Ibu Erna Zumrotun, M.Pd) yang telah memeberi arahan dan
kemudahan serta memeberi semangat kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan perkuliahan dan skripsi dengan baik.
4. Dosen pembimbing skripsi Bapak Aan Widiyono, M.Pd. yang segala kesabaran
memberi arahan motivasi, penyemangat kepada penulis sehingga menjadi lebih
sempurna dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Semua dosen program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU)
Jepara yang tidak bisa menyebutkan satu persatu yang banyak memberi ilmu
pengetahuan yang tak ternilai harganya selama perkuliahan.
Penulis menyadari, bahwa apa yang dituangkan dan disajikan penulis masih
banyak kekurangan kekhilafan, untuk itu penulis berharap mudah-mudahan
skripsi ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat terutma bagi penulis dan para
pembaca.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAN BEBAS PLAGIASI......ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................................iv
PENGESAHAN PEMBIMBING ...........................................................................v
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................vi
MOTTO....................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ....................................................................................................viii
KATA PENGANTAR..............................................................................................ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xiii
ABSTRAK ...............................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................5
C. Pembatasan Masalah .....................................................................................5
D. Rumusan Masalah..........................................................................................6
E. Tujuan Masalah .............................................................................................6
F. Manfaat Penelitian.........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
A. Kajian Teoritis................................................................................................7
1. Hakikat Belajar .........................................................................................7
2. Model Pembelajaran..................................................................................12
3. Matematika................................................................................................21
4. Pecahan......................................................................................................25
B. Penelitian Relevan..........................................................................................27

x
C. Kerangka Berpikir..........................................................................................29
D. Hipotesis Penelitian........................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................32
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................32
B. Rancangan Penelitian.....................................................................................32
C. Populasi dan Sampel......................................................................................33
D. Variabel Penelitian.........................................................................................34
E. Definisi Operasional Variabel........................................................................34
F. Teknik dan Instrumen Penelitian...................................................................35
G. Teknik Analisis Data......................................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................41
A. Deskripsi dan Pembahasan Hasil Analisis Data.............................................41
1. Deskripsi Data..........................................................................................41
2. Pembahasan Hasil Analisis data Penelitian..............................................43
B. Pengujian Hipotesis........................................................................................48
C. Pembahasan Hasil Penelitian.........................................................................49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................53
A. Kesimpulan....................................................................................................53
B. Saran...............................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................54
LAMPIRAN..............................................................................................................59

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Pretest.........................................................................42


Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Posttest........................................................................43
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas......................................................................................44
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas..................................................................................45
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas..................................................................................46
Tabel 4.2 Hasil Uji Linieritas.....................................................................................47
Tabel 4.1 Hasil Uji Homogenitas...............................................................................48
Tabel 4.2 Hasil Uji T..................................................................................................49

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pecahan...................................................................................................26
Gambar 2.2 Ilustrasi Pecahan.....................................................................................26
Gambar 2.3 Pecahan Senilai......................................................................................27
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir..................................................................................30
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian.............................................................................32

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 Rencana Perangkat Pembelajaran.........................................................58


Lampiran 02 Kisi-kisi Soal........................................................................................74
Lampiran 03 Soal Matematika Pretest dan Posttest..................................................75
Lampiran 04 Kunci Jawaban......................................................................................79
Lampiran 05 Data Hasil Penelitian............................................................................80
Lampiran 06 Uji Validitas..........................................................................................82
Lampiran 07 Uji Reliabilitas......................................................................................92
Lampiran 08 Data Hasil Pengujian Prasyarat Analisis..............................................93
Lampiran 09 Uji Hipotesis.........................................................................................95
Lampiran 10 Foto kegiatan Penelitian.......................................................................96
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian di SDN 4 Srobyong.................................97

xiv
ABSTRAK

Khoirunnisa, Anna 2022. Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and


Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Siswa
Kelas IV SDN 4 Srobyong Tahun Akademik 2021/2022.Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Jepara. Dosen Pembimbing: Aan Widiyono, M. Pd.

Kata Kunci: Model pemebelajaran CTL, Matematika, Hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika yang masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah >70.
Hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik
sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pembelajaran. Fokus
penelitian ini pada hasil belajar kognitif siswa dengan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL). Tujuan penelitian ini adalah pengaruh
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil
belajar matematika pada materi pecahan siswa kelas IV SDN 4 Srobyong Tahun
Akademik 2021/2022.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
metode penelitian eksperimen tipe Pre-eksperimen design. Penelitian ini
dilakukan di kelas IV SDN 4 Srobyong dengan subjek populasi dengan penelitian
berjumlah 36 siswa diantaranya 20 laki-laki 16 siswa perempuan. Penelitian ini
dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Jenis variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel dependen dan independen. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah hasil peserta didik, sedangkan variabel independen adalah
model pembelajaran CTL. Adapun teknik pengumpulan data yaitu menggunakan
tes pilihan ganda. Instrumen yang digunakan peneliti yaitu soal pretest dan
posttest dengan jumlah 25 butir.Teknik analisis data menggunakan IBM SPSS
versi 23 yang diantaranya uji Validitas dan reliabilitas, uji prasyarat dan uji
hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada saat pretest
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 60,56 sedangkan nilai post test menunjukkan
nilai rata-rata sebesar 81,72. Kenaikan hasil pretest dan posttest menunjukkan
sebesar 21,16. Perbedaan ini diperkuat dengan uji-t diperoleh nilai signifikan (2-
tailed) < 0,05 atau 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran contextual
teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika pada materi
pecahan siswa kelas IV SDN 4 Srobyong tahun akademik 2021/2022.

xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu posisi yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Melalui pendidikan pemerintahan suatu negara dan
bangsa memiliki generasi-generasi penerus yang cerdas, berkarakter,
tangguh, dan berkualitas. Sehingga negara indonesia dapat menjadi negara
yang sangat maju untuk di masa depan. Pendidikan merupakan sebuah
proses yang akan melahirkan banyak manfaat dan hikmah yang sangat besar
bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu pendidikan merupakan
modal utama dalam menghadapi masa depan (Awaliyah, 2017). Pendidikan
yang diperoleh di sekolah dasar menjadi bekal awal untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mewujudkan tujuan
pendidikan melibatkan beberapa pihak yang saling mendukung diantaranya
adalah guru, siswa, bahan ajar, orang tua, masyarakat sekitar. Dari pihak-
pihak yang terlibat, guru, siswa, dan bahan ajar merupakan pihak yang
paling penting dalam proses pembelajaran. Ketiga pihak tersebut saling
berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Komponen yang dianggap paling mempengaruhi proses pendidikan
dan paling menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan adalah
komponen guru. Guru merupakan titik tumpu yang berhubungan langsung
dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Menurut Fadilah dkk (2017)
guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas
maupun kuantitas pembelajaran. Maka seorang guru dapat membuat dan
memikirkan pembelajaran supaya berjalan secara optimal.Dalam
pembelajaran dikelas guru menjadi fasilitator berlangsungnya proses belajar
supaya siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahamanya, serta
perilaku dan ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasainya. Pembelajaran
merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling

1
2

bertukar informasi. Dengan kata lain definisi pembelajaran merupakan


proses untuk membantu siswa agar belajar dengan baik atau mudahnya
usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar dengan baik (Zakky,
2018).
Proses pelaksanaan pembelajaran guru harus memberikan pengajaran
secara menarik supaya siswa lebih semangat belajar dan tidak merasa bosan.
Sebelum guru menyampaikan pembelajaran guru membuat perangkat
pembelajaran terlebih dahulu diantaranya silabus, RPP, model, metode,
media dan buku ajar. Melalui perangkat yang sudah disiapkan guru harus
memilih model pembelajaran yang tepat supaya pembelajaran yang
disampaikan guru kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik. Oleh
karena itu, peran guru dalam menggunakan model pembelajaran memberi
pengaruh yang sangat penting, sehingga dengan adanya model pembelajaran
yang variatif dan sesuai kebutuhan sangat berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Menurut Gagne & Briggs dalam Suprihatiningrum (2017:37) hasil
belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai
akibat perbuatan belajar dan adapat diamati melalui siswa (Learner’s
Perfomance). Hasil belajar dalam pembelajaranmatematika kelas IV di SDN
4 Srobyong pada materi pecahan sangat rendah dan kurang optimal.
Persepsi siswa kelas IV SDN 4 Srobyong bahwa matematika
merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit dibanding mata pelajaran
lainnya. Menurut Nursyamsiyah (2020:98) dengan adanya pembelajaran
matematika siswa akan bernalar secara kritis dan meningkatkan kesiapan
dalam belajar. Menurut (Ismail, 2018) matematika merupakan ilmu yang
membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah
numerik, mengenai kuantitas dan beut saran, mempelajari hitungan pola,
bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat.
Dalam pembelajaran matematika, kemampuan yang harus dimiliki tidak
hanya kemampuan berhitung melainkan kemampuan pemecahan masalah
dan penalaran.
3

Namun kenyataan yang ada sekarang penguasaan mata pelajaran


matematika di SDN 4 Srobyong khususnya kelas 4 menjadi permasalahan
yang sangat besar. Hal ini terbukti pada penilaian harian dan penilaian
tengah semester di SDN 4 Srobyong pada materi pecahan dari 36 siswa
80% belum memahami dan belum mencapai KKM. Dari hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan dengan wali kelas IV Bpk Fahrizal Husni,S.Pd
bahwa hasil belajar matematika masih belum optimal. Masih banyak siswa
yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) . Pada umumnya
dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya siswa sulit memahami
konsep yang benar bagaimana menyelesaikan masalah operasi hitung
bilangan pecahan. Pada proses pembelajaran siswa kurang berantusias
dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan guru kurang
berinovatif dalam memilih model pembelajaran yang variatif pada proses
pembelajaran materi pecahan di kelas IV SDN 4 Srobyong.
Melalui uraian diatas salah satu upaya untuk meningkatkan
pemahaman konsep matematika materi pecahan untuk mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dengan menerapkan model pembelajaran
konstektual (contextual teaching and larning). Model pembelajaran CTL ini
dapat mendorong aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut
Elaine B. Johnson dalam Dewi (2019) Pembelajaran konstektual adalah
sebuah model untuk membuat siswa aktif dalam menambah kemampuan diri
tanpa merugi dari segi manfaat karena siswa mempelajari konsep serta
menerapkan dan mengaitkan dengan dunia nyata. Pembelajaran yang
menggunakan model CTL, guru diharapkan dapat mengaitkan materi belajar
yang diajarkan dengan situasi nyata untuk mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
pengetahuan yang telah mereka peroleh tidak hanya sebatas mengingat
konsep melainkan dari hasil menemukan sendiri, sehingga pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa (Fanani,2018).
4

Kelebihan dari model pembelajaran kontekstual adalah siswa tidak


diharuskan untuk menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang
mendorong mengkontruksikan pengetahuan di benak sendiri. Melalui
pembelajaran kontekstual siswa diharapkan belajar melalui “mengalami”
bukan “menghapal. Melalui penerapan model pembelajaran Contextual
teaching learning (CTL) pada mata pelajaran matematika sekolah dasar
siswa dapat mengerjakan dan memahami pelajaran matematika materi
pecahan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Memecahkan suatu masalah
dalam memproses pengetahuan dan berfikir kritis dan terampil dalam
pelajaran matematika materi pecahan. Dalam pembelajaran dikelas siswa
bisa lebih produktif mengaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan
sehari-hari.
Hasil penelitian tentang model pembelajaran konstektual pernah
dilakukan oleh Nurul Fadilah dengan judul efektifitas model pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) berbantuan media piece paper
terhadap hasil belajar siswa pada materi pecahan kelas IV SDN 3 Pladen
Kudus. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa terdapat efektivitas
strategi pembelajaran konstektual dengan berbantuan media dalam
meningkatkan hasil belajar. Penulis mencoba meneliti dengan peneliti yang
sebelumnya. Namun yang membedakan adalah peneliti ingin melihat
kemampuan siswa memahami konsep operasi bilangan pecahan dengan
menggunakan model pembelajaran konstektual.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas peneliti bermaksud
mengadakan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap
Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Siswa Kelas IV SDN 4
Srobyong Tahun Akademik 2021/2022”.
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di kelas IV SDN 4
Srobyong penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang ada dikelas
dalam proses pembelajaran berlangsung yaitu:
1. Proses belajar mengajar yang diterapkan guru belum menggunakan
model pembelajaran yang inovatif. Hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 4 Srobyong tergolong rendah.
Hal ini ditemukan dari 36 siswa 23 siswa kurang memahami materi
pecahan. Banyak yang tidak suka dengan mata pelajaran matematika
sehingga banyak siswa yang hasil belajarnya dibawah nilai 70 sesuai
dengan standart KKM.
2. Mata pelajaran matematika dianggap mata pelajaran yang paling sulit
oleh siswa. Oleh karena itu dapat menghambat pemahaman materi yang
diberikan apabila guru tidak mengubah model, metode maupun strategi
dalam proses belajar mengajar yang tidak melibatkan siswa belajar
secara aktif.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan di atas maka penulis
membuat batasan masalah yang akan digunakan saat penelitian berlangsung
sebagai berikut :
1. Mata pelajaran yang diteliti yaitu mata pelajaran matematika materi
pecahan Semester Gasal kelas IV SD Negeri 4 Srobyong tahun
2021/2022.
2. Hasil belajar siswa pada materi pecahan dengan menggunakan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas IV
SD Negeri 4 Srobyong tahun 2021/2022.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah diatas maka peneliti
merumuskan masalah yaitu bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran
6

Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar


Matematika pada Materi Pecahan Siswa Kelas IV SDN 4 Srobyong Tahun
Akademik 2021/2022?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Pecahan
Siswa Kelas IV SDN 4 Srobyong Tahun Akademik 2021/2022.

F. Manfaat Penelitian
Penulis berharap setelah penelitian ini akan memperoleh manfaat.
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya di kalangan
masyarakat luas mengenai pengaruh model pembelajaran konstektual
terhadap hasil belajar siswa dan sebagi rujukan bagi penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi tolak ukur
dan bahan pertimbangan mengenai pengembangan profesional dalam
mengemban tugas profesinya.
b. Bagi SD Negeri 4 Srobyong Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara
Subjek penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar, efektifitas dan efisiensi sehingga tercapai pembelajaran yang
optimal.
c. Bagi Penulis. Penelitian ini dapat menjadi pengalaman dalammenulis
karya ilmiahserta menambah wawasan dan pengalaman dalam mata
pelajaran matematika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah kata yang sering kita temui dan
sudah akrab dalam lapisan masyarakat. Pengertian belajar
dikemukakan oleh beberapa pakar pendidikan dan ahli psikologi yang
sesuai bidang keahliannya masing-masing. Menurut James
O.Whittaker dalam Parnawi (2019) merumuskan belajar sebagai
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman. Pengalaman ini didapat dari aktivitas seseorang
dalam keadaan sadar baik jasmani maupun rohani yang dapat merubah
tingkah laku seseorang dari tingkah laku sebelumnya.
Menurut Ainurrahman dalam Pane dkk (2017) belajar
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang yang dilakukan
secara sadar atau disengaja. Aktivitas keaktifan seseorang ini
ditunjukkan dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan
terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila tingkat keaktifan
jasmani maupun rohani seseorang semakin tinggi. Belajar adalah
suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak
mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu,
atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil (Sungkono
2018: 1-3).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan aktivitas mental untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan

7
8

sadar melalui latihan atau pengalaman dan menyangkut aspek


kepribadian.

b. Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat
dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Munurut Bloom
dalam Thabroni (2017:21) Hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1. Domain kognitif mencakup : a)
Knowledge (pengetahuan, ingatan) b) Comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas) c)Application (menerapkan) d) Symthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru) e)
Evaluating (menilai). 2. Domain Afektif mencakup: a) Receiving
(sikap menerima) b) Responding (memberikan respons) c)Valuing
(nilai) d) Organization (organisasi) e)Characterization (karakterisasi).
3. Domain Psikomotor mencakup: a) Initiatory Pre-routine
Rountinized (Ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,
dan intelektual).
Hasil belajar juga bisa diartikan sebagai akibat dari proses
belajar yang dilakukan oleh seseorang. Hasil belajar sangat erat
kaitannya dengan perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan
yang dimaksud sebagai hasil belajar bukanlah perubahan yang
disebabkan oleh pertumbuhan. Namun, perubahan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, sikap dan
tingkah laku (Lestari, 2019). Menurut Mayyar (2017) pengertian hasil
belajar adalah prestasi belajar yang diperoleh siswa secara
keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi yang dialami oleh
siswa setelah proses belajar berlangsung. Kompetensi yang dicapai
oleh siswa harus dinyatakan secara lugas sebelum proses belajar
dimulai agar penilaian yang dilakukan diakhir proses belajar tepat
sasaran. Hal ini diperkuat oleh Dimyati dan Mudjiono dalam
9

purwanti, dkk. (2019:24) menggarisbawahi hasil belajar sebagai suatu


interaksi antara pembelajar dan tindakan mengajar. Hasil belajar dapat
diartikan sebagai sebuah proses perubahan dari apa yang dimengerti
dan dipahami oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dapat
diukur dengan nilai atau angka setelah mengikuti proses pembelajaran
Septiana,(2018:10).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran, dimana perubahan itu berupa kemampuan
berfikir, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, sikap
dan tingkahlaku yang dapat di ukur melalui proses penilaian. Hasil
belajar sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Hal
tersebut dikarenakan penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru mengenai kemajuan siswa setelah
melakukan proses belajar, apakah tujuan pembelajaran yang
ditetapkan di awal pembelajaran sudah tercapai atau belum.
Selanjutnya, melalui hasil belajar tersebut guru dapat menyusun dan
menentukan program untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.

c. Unsur- Unsur Belajar


Belajar merupakan suatu kegiatan yang terencana dan
terstruktur. Oleh karena itu tentunya memiliki beberapa unsur sebagai
dasar belajar. Banyak teori belajar mempunyai pandangan yang
berbeda mengenai unsur- unsur dalam belajar. Cronbach ialah salah
satu penganut aliran behaviorisme (1954). Menurut Setiawan (2017)
ada tujuh unsur dalam proses belajar meliputi:
1. Tujuan.
Belajar dapat tercipta dan terlaksana karena ada suatu tujuan
yang ingin dicapai dari hasil proses belajar yang terlaksana.
Tanpa suatu tujuan maka belajar tidak dapat terukur dan apa
10

yang diharapkan dari belajar tersebut. Tujuan belajar juga


memiliki kebutuhan masing-masing siswa yang berbeda-beda.
2. Kesiapan.
Belajar dapat terlaksana dengan lancar apabila siswa memiliki
kesiapan dalam belajar sehingga dapat terwujud belajar yang
efektif. Hail ini perlu kesiapan belajar yang mencakup kesiapan
fisik dan psikis.
3. Situasi.
Situasi yang di maksud dalam belajar yaitu mengenai
lingkungan, tempat, alat, dan bahan ajar, guru, kepala sekolah
dan siswa selaku pelajar.
4. Interpretasi.
Siswa melakukan interpretasi ( melihat hubungan situasi belajar,
melihat makna dari hubungan belajar, serta menghubungkan
kemungkinan pencapaian tujuan).
5. Respon.
Hasil Interpretasi yang dilakukan maka siswa dapat menentukan
respon yang sesuai dengan apa yang didapatkan dalam kegiatan
pembelajaran.
6. Konsekuensi.
Pendekatan behavior memiliki pandangan bahwa konsekuensi
tercipta karena adanya stimulus dan respon. Konsekuensi ini
dapat memiliki makna yang positif dan makna yang negatif. Hal
ini tergantung respon siswa selaku pembelajar.
7. Reaksi terhadap Kegagalan.
Kegagalan yang dialami seseorang mempunyai dua makna.
Ketika seseorang memiliki keyakinan yang kuat maka kegagalan
yang di alami menjadi dorongan dan motivasi untuk menjadi
lebih baik lagi. Sebaliknya apabila seseorang memiliki
keyakinan yang rendah maka akan memicu motivasi yang
semakin menurun.
11

Menurut Rifa’i (2019: 68) mengatakan bahwa unsur-unsur


dalam belajar yaitu: 1) Pembelajar, meliputi peserta didik,
pembelajar dan warga belajar; 2) Rangsangan (stimulus), sesuatu
yang merangsang pengindaraan pembelajar agar mampu belajar
optimal; 3) Memori, berisi berbagai kemampuan yang berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari
aktivitas belajar sebelumnya; 4) Respon, tindakan yang dihasilkan
dari aktualisasi memori yang diamati pada akhir proses belajar
sehingga dapat menghasilkan perubahan prilaku.
Dari kedua pendapat diatas mengenai unsur-unsur belajar
dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur dalam belajar meliputi:
siswa, guru, bahan belajar, alat bantu serta suasana dan kondisi
yang mendukung. Unsur utama dalam belajar meliputi: tujuan,
kesiapan, stimulus, proses belajar, respon, dan hasil belajar.

d. Faktor – faktor Mempengaruhi Hasil Belajar


Belajar dapat menimbulkan banyak perubahan pada diri
sesorang setelah mengalami beberapa proses belajar. Melalui
perubahan tersebut dapat mengubah tingkah laku ataupun
kecakapan baru. Menurut Syah dalam Septiana (2018:14)
menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1) Fktor Internal (Faktor dari dalam siswa) yakni keadaaan atau
kondisi jasmani atau rohani siswa.
2) Faktor Eksternal (Faktor dari luar siswa) yakni kondisi
lingkungan siswa
3) Faktor Pendekatan Belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan materi-materi pembelajaran.
Menurut Sugihartono dalam Prasetyo (2016:18),
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
12

sebagai berikut: 1) Faktor Internal ialah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, faktor internal meliputi, faktor
jasmaniah dan faktor psikologis; 2) Faktor eksternal ialah faktor
yang ada diluar individu, faktor eksternal meliputi faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi tinggi
rendahnya pencapaian hasil belajar siswa. Tujuan pembelajaran
bisa tercapai dan proses pembelajaran bisa dikatakan berhasil
apabila tingkat hasil belajar siswa tinggi. Oleh karena itu, secara
tidak langsung faktor-faktor tersebut adalah penentu
keberhasilan proses pembelajaran. Dilihat dari kedua pendapat
mengenai faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar
terdiri dari dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

2. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL)
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto,
2013). Sedangkan menurut Soekamto, dkk ( 2016) berpendapat bahwa
model pembelajaran merupakan “kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam meremcanakan aktivitas belajar mengajar.
Pembelajaran CTL pada awalnya dikembangkan oleh John
Dewey dari pengalaman pembelajaran tradisionalnya. Pada tahun
1918 Dewey merumuskan kurikulum dan metodologi pembelajaran
yang berkaitan dengan pengalaman dan minat siswa. Siswa akan
13

belajar dengan baik jika yang dipelajarinya terkait dengan


pengetahuan dan kegiatan yang telah diketahuinya dan terjadi di
sekelilingnya. Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context
yang berarti ”hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks) ”
Adapun pengertian CTL menurut Tim Penulis Depdiknas adalah
sebagai berikut: Pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen
utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism),
bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection)
dan penelitian sebenarnya (authentic assessment).
Selaras dengan hal tersebut Zulaiha (2016) berpendapat bahwa
CTL merupakan salah satu model pembelajaran yang berasosiasi
dengan kurikulum berbasis kompetensi dan cukup relevan untuk
diterapkan disekolah. Materi pembelajaan dengan model CTL
disampaikan dengan mengaitkan dengan kehidupan siswa
dilingkungan sehari-hari.Model pembelajaran CTL dapat dikatakan
sebagai suatu model yang mengakui kondisi alamiah dari
pengetahuan. Model CTL merupakan suatu model pembelajaran
yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka,
negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily
life modelling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang
disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi
konkret, dan suasana menjadi kondusif (nyaman) dan menyenangkan
(Ngalimun, 2014).
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulakan bahwa
model pembelajaran adalah kerangka kerja konseptual dalam
merancang dan merencanakan aktivitas belajar dalam mecapai tujuan
14

pendidikan. Melalui konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih


bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa, strategi pembelajaran
lebih dipentingkan daripada hasil. Siswa di dorong untuk mengerti
apa makna belajar, apa manfaatnya, dan bagaimana mencapainya.
Dengan demikian mereka akan memposisikan dirinya sebagai pihak
yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti.

b. Prinsip – Prinsip Model Pembelajaran CTL


Model pembelajaran Contextual Teaching Learning mengacu
pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran. Menurut Hasibun (2014)
menyebutkan bahwa kurikulum dan pembelajaran CTL perlu
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Keterkaitan, relevansi (relation).
Proses belajar hendaknya ada keterkaitan dengan bekal
pengetahuan (prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri
siswa.
2. Pengalaman langsung (experiencing).
Pengalaman langsung dapat diperoleh melalui kegiatan
eksplorasi, penemuan (discovery), inventory, investigasi,
penelitian dan sebagainya.Proses pembelajaran akan berlangsung
cepat jika siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi
peralatan, memanfaatkan sumber belajar, dan melakukan bentuk-
bentuk kegiatan penelitian yang lain secara aktif.
3. Aplikasi (applying).
Menerapkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari
dalam kelas dengan guru, antara siswa dengan narasumber,
memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama
merupakan strategi pembelajaran pokok dalam pembelajaran
kontekstual.
15

4. Alih pengetahuan (transferring).


Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa
untuk mentransfer situasi dan konteks yang lain merupakan
pembelajaran tingkat tinggi, lebih dari pada sekedar hafal.
5. Kerja sama (cooperating).
Kerjasama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan
menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa,
antara siswa.
6. Pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang telah dimiliki
pada situasi lain.

Menurut Johnson (2014:68) model pembelajaran CTL memiliki


tiga prinsip ilmiah yaitu: prinsip saling ketergantungan, diferensiasi
dan pengaturan diri. Prinsip ketergantungan ini adalah suatu sistem
lingkungan belajar yang mengedepankan berbagai komponen
pembelajaran dan komponen tersebut saling mempengaruhi secara
fungsional. prinsip yang kedua yaitu diferensiasi prinsip ini merujuk
pada entitas- entitas yang beraneka ragam dari realitas kehidupan
siswa dilingkungan sehari-hari. keanekaragam yang ada dilingkungan
mendorong untuk berfikir kritis agar menemukan entitas- entitas
beraneka ragam itu. Prinsip yang ketiga yaitu pengaturan diri prinsip
ini mendorong pentingnya siswa menggali potensi yang dimiliki.
Ketika siswa menghubungkan materi akademik dengan konteks
keadaan pribadi mereka, siswa akan terlibat dalam prinsip pengaturan
diri.

Berdasarkan uraian diatas, prinsip-prinsip tersebut merupakan


bahan acuan untuk menerapkan model CTL dalam pembelajaran.
Implementasi model pembelajaran CTL lebih mengutamakan strategi
pembelajaran dari pada hasil belajar, yakni proses pembelajaran
berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Model
16

pembelajaran CTL ini juga mengembangkan level kognitif tingkat


tinggi yaitu berfikir kritis dan kreatif mengumpulkan data, memahami
suatu isu dan memecahkan masalah.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL


Untuk menciptakan pembelajaran yang mengembangkan hasil
belajar matematika siswa dapat dilakukan dengan pembelajaran yang
berdasarkan pada filsafat konstruktivisme. Menurut Sunendar (2016)
Salah satu model pembelajaran yang berdasarkan filsafat
konstruktivisme adalah model pembelajaran CTL. Dalam model
pembelajaran CTL terdapat langkah- langkah penting yang dapat
digunakan untuk mengembangkan hasil belajar matematika siswa
antara lain:
1. Relating (menghubungkan)
Relating merupakan belajar yang dikaitkan dengan pengalaman
hidup atau pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Dalam
suatu proses pembelajaran proses tersebut dapat dilakukan guru
dengan menyediakan dan menghubungkan permasalahan atau
kejadian- kejadian yang dekat dengan diri siswa. Dalam
mengembangkan minat dan rasa ingin tahu siswa, guru
hendaknya memberikan contoh-contoh kebergunaan dan
keterkaitan matematika dalam kehidupan sehari-hari melalui
peristiwa yang ada hubungannya dengan materi matematika.
2. Experiencing (mengalami).
Siswa hendaknya membangun pengetahunnya sendiri ketika
proses pembelajaranPeran guru disini yaitu menyediakan
kegiatan pembelajaran yang menuntun siswa untuk menemukan
konsep, prinsip fakta dan prosedur matematika yang sedang
dipelajari melalui kegiatan eksplorasi dan inquiri. Selain itu
guru bertugas membimbing dan mengarahkan untuk melakukan
proses ini agar penemuan konsep matematika menjadi
serangkaian kegiatan yang jelas dan terarah.
17

3. Applying (menerapkan).
Dalam proses mengalami siswa telah memperoleh tentang
fakta, konsep, prinsip dan prosedur matematika. Dalam proses
menerapkan, fakta, konsep, prinsip dan prosedur matematika
yang diperoleh siswa digunakan untuk menyelesaikan suatu
masalah. Proses ini dapat mengembangkan kegigihan dan
ketekunan siswa karena siswa dihadapkan pada masalah
kontekstual dan dituntut untuk menyelesaikanya menggunakan
fakta,konsep, prinsif dan prosedur yang telah diperoleh
sebelumnya.
4. Cooperating (bekerjasama).
Dalam proses cooperating siswa melakukan kerja sama dalam
bentuk diskusi dan tukar pendapat dalam upaya menemukan
konsep ataupun penyelesaian masalah. Guru dapat membagi
siswa kedalam beberapa kelompok kecil untuk mempermudah
siswa dalam menyelesaiakan masalah dengan cara berdiskusi
kelompok.
5. Transfering (mentransfer)
Dalam proses transferring, siswa menggunakan pengetahuan
yang telah diperoleh dalam konteks baru. Pada proses ini
melatih siswa untuk memonitor proses berpikir dan kinerja
sendiri (reflektif) apakah pengetahuan yang telah diperoleh
dapat diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah yang baru.
Langkah-langkah yang dikemukakan oleh beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CTL terdapat
langkah- langkah penting yang dapat digunakan untuk
mengembangkan hasil belajar matematika siswa. pertama dengan
menghubungkan pengetahuan dengan pengalamnan yang didapat
dalam pembelajaran. Kemudian langkah yang kedua siswa akan
mengalami apa yang di lakukan sesuai pengetahuannya. Langkah
yang ketiga yaitu siswa tersebut akan menerapkan apa yang dialami
18

serta dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki. Langkah


keempat yaitu selanjutnya bekerja sama dengan siswa lain yaitu
bertukar pendapat antara siswa lainnya. Langkah yang terakhir yaitu
menstrafer atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh
dalam konteks terbaru.

d. Sintaks Model CTL


Model Pembelajaran CTL merupakan proses pembelajaran yang
holistik yang bertujuan membantu siswa untuk memahami makna
materi ajar dengan mengaitkan konteks dikehidupan sehari-hari,
Dengan hal itu siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi pemahaman siswa secara
aktif. Menurut Wisudawati dan Eka (2014: 50) secara garis besar
langkah langkah model pembelajaran CTL adalah sebagai berikut:
1. Guru mengembangkan pemikiran siswa bahwa siswa belajar
dengan cara membangun pengetahuan dan ketrampilan sendiri
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua
topik matematika materi pecahan secara eksperimen.
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4. Menciptakan siswa bekerja sama dalam proses pembelajar
matematika.
5. Menghadirkan model pembelajaran CTL pada pembelajaran
matematika.
6. Melaksanakan refleksi pada akhir pertemuan.
7. Melakukan penilaian autentik.
Sedangkan menurut Adim (2020) mengemukakan bahwa
sintaks model pembelajarn CTL yaitu: 1) Mengembangkan
pemikiran siswa uuntuk mengembangkan pembelajaran yang lebih
bermaka. 2) Melakukan kegiatan inkuiri dengan semua topik yang
telah diajarkan. 3) Mengembangkan sikap ingin tahu dengan melalui
19

menanya. 4) Melakukan kerja kelompok dengan berdiskusi dengan


siswa lain. 5) Menggunakan alat peraga atau media yang nyata serta
mengilustrasikannya. 6) Membiasakan anak untuk melakukan
refleksi setiap akhir kegiatan. 7) Melakukan penilaian objektif sesuai
dengan kemampuan siswa masing- masing.
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa sintaks model pembelajaran CTL harus melalui beberapa
langkah agar dapat mencapai hasil belajar yang baik. Kedua
pendapat tersebut memiliki langkah dan tujuan yang sama. Dan
pendapat diatas sama- sama memiliki tujuh langkah yaitu
mengembangkan pemikiran siswa, melakukan kegiatan inkuiri/
penemuan, mengembangkan sikap ingin tahu dengan cara menanya,
melakukan kerja kelompok dan bertukar pendapat, penggunaan
media yang riil. Melakukan refleksi diakhir kegiatan serta
melakukan penilaian secar objektif.

e. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Contextual


Teaching Learning.

Kelebihan dan kelemahan selalu terdapat dalam setiap model,


strategi, atau metode pembelajaran. Namun, kelebihan dan kelemahan
tersebut hendaknya menjadi referensi untuk penekanan-penekanan
terhadap hal yang positif dan meminimalisir kelemahan-
kelemahannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sanjaya dan
Nirmayani (2021) kelebihan pendekatan CTL adalah sebagai berikut:

1. Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa


berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Dalam pembelajaran kontekstual siswa belajar dalam kelompok,
kerjasama, diskusi, saling menerima dan memberi.
3. Berkaitan secara riil dengan dunia nyata.
4. Kemampuan berdasarkan pengalaman.
20

5. Dalam pembelajaran CTL perilaku dibangun atas kesadaran


sendiri.
6. Pengetahuan siswa selalu berkembang sesuai dengan pengalaman
yang dialaminya.
7. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja sesuai dengan
kebutuhan.
Kelemahan model pembelajaran Contextual Teaching Learning
adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran CTL menggunakan waktu yang cukup
lama.
2. Apabila guru tidak bisa menguasai keadaan kelas maka proses
belajar akan menjadi terhambat dan tidak kondusif.
3. Guru harus lebih ekstra dalam membimbing karena model CTL
ini siswa yang melakukan dan mengelola penemuan dengan
alami.
4. Pengetahuan yang didapat oleh siswa akan berbeda-beda.
5. Tidak setiap siswa dapat mudah menyesuaikan diri dengan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan model CTL.
Menurut Nurhidayah dkk (2016) beberapa kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran contextual teaching learning
adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang terjadi dikelas lebih bermakna dan
nyata.artinya siswa yang melakukan dan mengolah
pengetahuan yang didapat.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa, karena metode CTL ini
menganut aliran kontruktivisme.
3. CTL merupakan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
siswa secara penuh.
21

4. Kelas yang menggunakan model pembelajaran CTL ini bukan


lagi sebagai tempat informasi akan tetapi tempat hasil menguji
temuan yang dilakukan dilapangan.
5. Materi pelajaran dapat ditemukan oleh siswa sendiri, bukan
dari guru.

Sedangkan kelemahan dari Model Contextual Teaching


Learning adalah sebagai berikut :

1. Memerlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran


CTL berlangsung
2. Jika guru tidak bisa mengendalikan kondisi kelas maka akan
tercipta pembelajaran yang tidak kondusif.
3. Guru lebih intensif dalam membimbing, guru tidak lagi
berperan sebagai teacher center melainkan tugas guru hanya
mengelola kelas.

Kelebihan dan kekurangan dari kedua pendapat diatas bahwa


dapat disimpulkan pemebelajaran menggunakan model CTL akan
menjadi bermakna dan nyata. Pembelajaran yang dihasilkan akan
lebih produktif. Pembelajaran CTL akan memperoleh informasi
yang telah didapat di lapangan. Pembelajaran dapat dilakukan
dimana saja dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dari kelebihan
tersebutjuga memiliki kelemahan sendiri yaitu proses pembelajaran
yang memerluka waktu yang lama dan berjalan dengan cara alam.

3. Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang
dipelajari pada setiap jenjang pendidikan dan dituntut dapat
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, khususnya kemampuan
berpikir kreatif. Hal ini tertuang dalam Kurikulum 2013 bahwa mata
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari
22

sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir


logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama.
Istilah matematika berasal dari bahasa Latin yaitu mathematika
yang mulanya berasal dari bahasa Yunani mathematike yang artinya
mempelajari. Kata tersebut berasal dari kata mathema berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata matematika diduga
erat hubungannya dengan kata Sansekerta, medha atau widya yang
artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia. Matematika adalah
suatu bidang studi yang terdapat di semua jenjang pendidikan di
Indonesia, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Matematika lebih menekankan dalam kegiatan dunia rasio (penalaran)
tidak menekankan dari hasil observasi atau eksperimen. Matematika
terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan
ide .Purwanti, (2019:57).
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting
dalam kehidupan. Rahmawati dan Hanifah (2021:256) menjelaskan
bahwa pembelajaran matematika merupakan proses kegiatan belajar
matematika untuk mengembangkan pengetahuan dan kreativitas siswa
melalui interaksi antara siswa satu dengan siswa lainnya. Hal ini
sejalan dengan pendapat De Lange dalam Rizkiyyah (2018:12) bahwa
hal yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran matematika dikelas
sebagai berikut:1) Berfikir dan bernalar secara matematis. 2)
Beragumentasi secara matematis yakni memahami pembuktian,
mengetahui bagaimana membuktikan, mengikuti dan menilai
rangkaian, memiliki kemampuan argumentasi dan menyusun
argumentasi. 3) Berkomunikasi secara sistematis. 4) Pemodelan yakni
menyusun model matematika dari suatu keadaan atau situasi serta
menilai model matematika yang sudah disusun. 5) Penyusunan dan
pemecahan masalah yakni menyusun,menginformasi mendefinisikan
dan memecahakan permasalahan dengan berbagai cara. 6)
23

Representasi yakni mengiterprentasi representasi dan bentuk


matematika lain serta memahami hubungan antar bentuk representasi
tersebut. 7) Simbol yakni menggunakan bahasa dan operasi yang
menggunakan simbol baik formal maupun teknis. 8) Alat dan
teknologi yakni menggunakan dan mengaplikasikan teknologi jika
diperlukan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan suatu ilmu pasti yang berkaitan dengan
operasi bilangan yang bersifat deduktif dan tidak menerima
pembuktian secara induktif yang memiliki manfaat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat, memberi bekal
dalam penyelesaian masalah sehari-hari serta sebagai landasan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Pembelajaran Matematika
Menurut Dimyati dalam Parman (2017: 23) pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Pembelajaran matematika adalah suatu
proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi
matematika. Menurut Rahmawati dan Hanifah (2021:256)
memaparkan bahwa pembelajaran matematika merupakan proses
kegiatan belajar matematika untuk mengembangkan pengetahuan dan
kreativitas siswa melalui interaksi antara guru dan siswa.
Pembelajaran matematika menuntut interaksi aktif antara guru dan
siswa agar hasil pembelajaran sesuai dengan harapan. Oleh karena itu,
guru harus menguasai materi yang akan diajarkan dan menguasai
strategi dan metode yang digunakan untuk menyampaikan materi.
24

Pemilihan metode dan strategi dalam pembelajaran harus


disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. menurut teori
perkembangan Piaget tahap perkembangan siswa usia SD yang berada
pada usia 7-12 tahun ada pada tingkat operasional konkret Tahap
operasional konkret ini anak-anak mengembangkan konsep
pengetahuannya melalui benda-benda nyata di sekitar. Oleh karena
itu, pembelajaran matematika di sekolah dasar harus menggunakan
media-media nyata guna memaksimalkan hasil belajar yang diperoleh
siswa. Selvianiresa (2017) menyatakan bahwa pembelajaran
matematika di sekolah dasar sangat memerlukan keterampilan dan
kemampuan guru dalam memahami karakteristik siswa-nya.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika bukan termasuk konsep pembelajaran yang
bukan langsung jadi, melainkan butuh adanya proses dalam mencapai
konsep tersebut bukan dengan cara menghafal, namun perlu adanya
pemahaman yang melalui proses atau aktivitas belajar.

c. Tujuan Pembelajaran Matematika


Pembelajaran matematika sejatinya memiliki tujuan untuk
membekali siswa mengenai kemampuan dasar agar mampu
menyelesaikan masalah, menggunakan penalaran abstrak, mencari
serta mengembangkan cara baru untuk menggambarkan situasi dan
permasalahan sistematis (Handayani, 2015). Dalam penalaran abstrak
siswa dapat mengkonstruksi konsep serta mengembangkan kognitif
yang potensial untuk mengembangkan intelektual siswa. Dengan hal
ini siswa dapat memperoleh informasi yang didapat dengan cara
berfikir kritis dalam memecahkan suatu masalah.
Menurut Kemendikbud (2013) Pembelajaran matematika juga
dapat membiasakan siswa berpikir kritis, logis dan dapat
meningkatkan daya kreativitasnya. Adapun tujuan pembelajaran
25

matematika yang tercantum di dalamnya adalah agar siswa memiliki


beberapa kemampuan sebagai berikut:
1) Meningkatkan kemampuan intelektual siswa.
2) Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
secara sistematik.
3) Memperoleh hasil belajar yang tinggi.
4) Melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide.
5) Mengembangkan karakter siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan
pembelajaran matematika yang sesuai tingkat SD/MI yaitu agar siswa
mengenal angka-angka sederhana, operasi hitung sederhana, operasi
hitung sederhana, dan bidang. Dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran di sekolah-sekolah di indonesia menerapakan kurikulum
2013. Penerapan kurikulum ini menggunakan pendekatan saintifik.
Menurut kemendikbud 2013 saintifik memiliki bebrpa karakter antara
lain: berpusat pada siswa, melibatkan ketrampilan proses sains dan
mengkonstruksi konsep, melibatkan proses kognitif yang berpotensi
pada perkembangan intelektual khususnya berfikir tingkat tinggi.
Kegiatan yang digunakan di dalam kelas yang sesuai dengan
pendekatakan saintifik yaitu mengamati, menanya dam memperoleh
informasi.

4. Pecahan.
Menurut Kristanto (2016) pecahan dalam bahasa latin yaitu Fractio
( kata benda dari frangere) kata frangere ini artinya memecah. Sehingga
istilah bilangan pecah sering digunakan sebagai sinonim dari pecahan.
a
Istilah pecahan dapat merujuk suatu bilangan yang ditulis dalam dan
b
a
angka dimana b ≠ 0 perlu diperhatikan simbol tersebut dalam
b
penggunaan angka.Pecahan bisa diartikan sebagai bagian dari sesuatu
yang utuh. Jika diilustrasikan dalam bentuk gambar, bagian yang
26

dimaksud adalah bagian yang diperhatikan dan ditandai dengan arsiran.


Bagian yang diarsir itulah yang dinamakan pembilang, sedangkan bagian
yang utuh dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut (Heruman,
2014). Dalam kajian materi pecahan di kelas IV Sekolah Dasar.
Pengertian pecahan secara umum adalah angka yang mewakili bagian
dari keseluruhan. Sedangkan dalam matematika, Pecahan merupakan
cara penulisan angka yang bukan angka utuh, percahan tersebut terdiri
atas pembilang dan bawah disebut penyebut.
a 1
Contoh apabila disimbolkan .
b 2

Gambar 2.1 Pecahan

Pecahan merupakan bagian dari yang utuh. Jika sebuah benda


dibagi dua bagian sama besar, maka nilai setiap bagian adalah
setengah dari utuh. Pecahan biasa adalah bilangan yang dinyatakan
dalam bentuk dimana disebut pembilang dan disebut penyebut,
bilangan penyebut tidak boleh bernilai 0 (nol). Pembilang terdiri dari
bilangan bulat (0,1,2,3...) dan penyebut terdiri dari bilangan asli
(1,2,3...).
Contoh:

a
ket: a disebut pembilang b disebut penyebut
b

Gambar 2.2 Ilustrasi Pecahan.


27

Pecahan senilai adalah pecahan yang dituliskan dalam bentuk


berbeda, tetapi mempunyai nilai yang sama. Gambar pertama sama
besar atau senilai dengan gambar kedua.Pecahan senilai juga dapat
ditentukan dengan menggunakan gambar seperti diagram bilangan
dibawah ini.Pecahan senilai bisa ditentukan dengan cara mengalikan
dan membagi bilangan yang sama pada pembilang dan penyebutnya.
Pembilang dan penyebut dikalikan dengan bilangan yang sama.

1 2
(i)= (ii)=
2 4

Gambar 2.3 Pecahan Senilai

B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan ini bertujuan untuk membandingkan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian sebelumnya yang relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis antara lain:
Ahmad Nasirudin (2019) dalam artikel yang berjudul “ Keefektifan
Model Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Pecahan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh respon
siswa dalam pembelajaran kurang antusias. Siswa hanya diam jika diberi
kesempatan bertanya. Kendala pada pembelajaran yang ada siswa kurang
antusias ketika pembelajaran matematika berlangsung. Alternatif yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan model pembelajaran CTL.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model Contextual
Teaching and Learning terhadap hasil belajar matematika materi pecahan
siswa kelas V SD N 01 Rowosari Kendal. Jenis penelitian ini adalah
28

penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre-Eksperimental Design


berupa one group pretest-postest design. Sampel yang diambil adalah 25
siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pre
test dan post test. Nilai tersebut di ananlisis menggunakan uji normalitas
awal. Dari kedua nilai pretest dan postest dihitung Berdasarkan hasil
perhitungan data akhir nilai posttest diperoleh Lhitung = 0,164 dengan n =
22 dan taraf nyata α = 0,05 dari daftar nilai kritis L didapat Ltabel = 0,190,
karena Lhitung < Ltabel yaitu 0,082 < 0,173 maka Ho diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal. Berdasarkan uji-t diperoleh t hitung > t tabel yaitu 10 > 2,047.
Berdasarkan Hasil Penenlitian dari Ahmad Nasirudin yang berjudul
“Keefektifan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap
Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan”.
Terdapat peningkatan terhadap hasil belajar matematika pada materi
pecahan. Perbedaan dalam penelitian ini adalah pencapaian hasil belajar
matematika secara umum. Persamaan penelitian ini sama-sama meneliti
matematika menggunakan model pembelajaran CTL. Penelitian relevan
juga dilakukan oleh Nurul Fadilah (2017) dalam artikel yang berjudul “
Keefektifan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning
(CTL) Berbantuan Media Piece Paper Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pecahan Kelas IV SDN 3 Pladen Kudus.” Desain penelitian ini
menggunakan Pre Experimental Design dengan desain One Group
Pretest-Posttest Design. Perhitungan nilai hasil belajar pretest dan posttest
terdapat berbedaan, pada nilai rata-rata posttest lebih besar dari pada
pretest yaitu 81>58,6. Selisih nilai rata-rata pretest dan posttest adalah
22,4. Hal ini terbukti pada analisis akhir dengan ℎlebih besar dari yaitu
5,544>2,039 pada taraf signifikan 5%. Kesimpulannya bahwa model
pembelajaran CTL berbantu media piece paper efektif meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi pecahan SD Negeri 3 Pladen Kudus. Perbedaan
dalam penelitian ini adalah keefektifan dalam penggunaan media piece
paper terhadap hasil belajar mata pelajaran matematika. Persamaan yang
29

digunakan dalampenelitian ini adalah sama-sama menggunakan model


pembelajaran CTL terhadap hasil belajar siswa materi pecahan .

C. Kerangka Berpikir
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor luar dan
faktor dalam individu itu sendiri. Adapun faktor dari luar meliputi: faktor
lingkungan sosial dan faktor non sosial. Sedangkan faktor dari dalam
individu sendiri meliputi: faktor jasmani dan faktor psikologis siswa itu
sendiri. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran sangat diperlukan untuk
dapat mendukung dalam proses belajar mengajar sehingga mendapatkan
hasil belajar yang maksimal. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar
atau ilmu murni yang kini telah berkembang pesat baik materi maupun
kegunaannya. Dengan mempelajari matematika diharapkan siswa dapat
mengembangkan pola pikir yang logis, rasional, sistematis dan kritis.
Tujuannya adalah agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai
konsep matematika di kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari
ilmu pengetahuan.
Dalam mewujudkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dalam materi pecahan maka didalam pembelajaran disekolah
haruslah dapat membuat siswa aktif dan kreatif dalam mengikuti
pembelajaran, dan dapat meningkatkan hasil belajar secar maksimal salah
satunya dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching
Learning. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
khususnya materi pecahan di SDN 4 Srobyong ini disebabkan oleh
penggunaaan model pembelajaran guru kurang efektif dan efisien.
Sehingga nilai matematika masih banyak yang belum sesuai dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk mengatasi masalah tersebut
peneliti mencari solusi yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Contextual Teaching Learning. Dalam hal ini peneliti menggunakan satu
kelas sebagai eksperimen. Sebelum kelas melakukan eksperimen maka
dilakukan pre-test terlebih dahulu. Setelah dilakukan pre-test maka akan
30

diperlakukan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual


Teaching Learning. Selanjutnya setelah kelas diperlakukan maka akan
dibuat posttest untuk melihat hasil apakah terdapat perbedaan sebelum dan
sesudah menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching
Learning. Setelah diketahui hasil posttest maka peneliti akan membuat
kesimpulan mengenai hasil penelitian. Berikut bagan kerangka berfikir
dalam penelitian ini:

Identifikasi Masalah
1. Hasil belajar matematika materi pecahan kelas IV masih
dibawah KKM
2. Pembelajaran yang digunakan guru tidak melibatkan
siswa

Guru hanya menggunakan pendekatan pembelajaran


konvensional (ceramah) dan media seadaanya dalam
penyampaian materi di kelas

Penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and


Learning terhadap hasil belajar matematika materi pecahan
siswa kelas IV SDN 4 Srobyong

Kelas eksperimen
(menggunakan model
Contextual Teaching Post-test Hasil Akhir
and Learning)

Kesimpulan

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian
31

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap


permasalahan peneliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dikatakan sementara , karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data
Sugiyono (2016: 64). Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika pada materi
pecahan.
Ho : Tidak adanya pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika pada
materi pecahan.
32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SDN 4 Srobyong yang beralamat di Desa
Srobyong Rt 05 Rw 04 Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
59452. Adapun waktu penelitian ini dimulai awal tahun pelajaran 2021/2022,
bulan Juli 2021 sampai Desember 2021 mulai dari tahap observasi awal
sampai pengolahan data.

B. Rancangan Penenlitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Desain/rancangan penelitian
yang digunakan adalah Pre Eksperimental Design (nondesigns) karena desain
ini belum merupakan sungguh-sungguh, karena masih terdapat belajar variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap bentuknya variabel dependen. Bentuk Pre
Eksperimental Design yang digunakan adalah bentuk One Group Pretest-
Posttest Design pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan .
(Sugiyono, 2018). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O₁X O₂

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian


Keterangan:
O₁ = Nilai Pretest ( Sebelum di beri model CTL)
O₂ = Nilai Posttest ( Setelah diberi model CTL )
X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan model
pembelajara CTL

33
34

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila seseorang
ingin meneliti seluruh elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto
dalam Rusmiyasih, 2020). Sementara itu menurut (Sugiyono, 2018:80)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi, populasi
bukan sekedar jumlah yang ada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik dan sifat yang dimiliki dan juga populasi
tidak hanya terdiri dari benda hidup atau manusia saja. Dalam usulan
penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV di SDN
4 Srobyong Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara yang berjumlah 36
siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari suatu populasi yang sedang
diteliti. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (Nadiro, 2014).
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu Non Probability
Sampling. Menurut Sugiyono (2017) Non Probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
yaitu sampel jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel dimana semua anggota populasi digunakan menjadi sampel. Jadi
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 36 siswa yang
terdiri 16 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki.
35

D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sa‟idah, 2017). Sesuai dengan permasalahan
yang sudah dirumuskan maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2018).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL (variabel X).
2. Variabel terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Matematika (variabel Y).

E. Definisi Operasional Variabel

Menurut Ulfa (2019: 350 ) Definisi operasional variabel merupaka


batasan serta cara pengukuran variabel yang akan di teliti. Adapun definisi
operasional variabel dari variabel-variabel penelitian ini sebagai berikut :

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran CTL.
Model pembelajaran yang digunakan guru pada saat kegiatan belajar dikelas
sebagai motivasi siswa agar belajar secara aktif dan dapat mencapai hasil
belajar yang maksimal. Melalui model CTL Siswa juga dapat memahami dan
menelaah materi yang mencakup dalam suatu pelajaran sehingga, mampu
meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa dengan cara: 1) mampu
mengembangkan pemikiran siswa. 2) siswa melakukan kegiatan inkuiri secara
eksperiment. 3) Menerapkan sikap ingin tahu. 4) Terciptanya kerja sama dalam
proses pembelajaran berlangsung 5) Pengaplikasian pengetahuan yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
36

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini model pembelajaran CTL sangat
berpengaruh pada hasil belajar matematika berkaitan dengan aktivitas belajar.
Melalui model ini siswa belajar dengan cara melakukan. Pembelajaran dengan
cara melakukan maka siswa akan memperoleh informasi dengan menggunakan
pengetahuan yang telah dimiliki kemudian menerapkan sikap ingin tahu serta
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam


penelitian, karena tujuan dalam penelitian ini adalah memperoleh data (Danuari
dan Maisaroh, 2019:106). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengmpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes multiple choice.
Metode tes yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa tentang
mata pelajaran matematika pada materi pecahan dikaitkan dengan
menggunakan model CTL untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dalam metode
tes ini adalah tes objektif. Penelitian ini menggunakan bentuk tes pada soal pre
test dan post test berupa pilihan ganda yang berjumlah 25 soal. Tes tersebut
untuk mengukur hasil belajar mata pelajaran matematika materi pecahan kelas
IV SDN 4 Srobyong.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam pengumpulan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah (Arikunto dalam Kurniawan 2016). Instrumen penelitian adalah
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau
instrumen ini mencerminkan juga cara pelaksanaannya. Pada penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah tes soal pilihan ganda.
37

Analisis instrumen penelitian yang digunakan anatara lain:


a. Uji Validitas Soal
Untuk mengetahui validitas atau alat ukur yang digunakan dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar sebagai
berikut:

n . Σxy−( Σx)(Σ y)
rxy = 2 2
√ {(n . Σ x 2−( Σx ) )(n . Σ y ²− ( Σ y ) ) }
(Arikunto,2013:87)

Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y
Σ𝑥 : Jumlah masing-masing butir
Σy : Jumlah skor seluruh item
Σxy : Jumlah Skor antara X dan Y
n : Jumlah obyek
Harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan r tabel product
moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga xy r >¿tabel 𝑟 maka
korelasi signifikandan instrumen soal dinyatakan valid. Kemudian jika
harga xy r ¿tabel 𝑟 maka korelasi tidak signifikan atau instrumen soal
dinyatakan tidak valid.
Pada soal bentuk objektif skor untuk butir soal biasa diberikan 1
(bagi soal yang dijawab benar) dan 0 (bagi soal yang dijawab salah),
sedangkan skor total selanjutnya didapat dari jumlah keseluruhan skor
untuk semua butir soalnya. Butir soal yang valid kemudian digunakan
untuk prestest maupun posttest. Dalam butir soal prestest maupun posttest
semua butir soalnya mencakup butir soal yang ada pada uji instrumen.
b. Uji Reliabilitas Soal
Uji reliabilitas adalah mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil
pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi
sebagai alat ukur suatu objek atau responden (Shaulina, 2020). Hasil uji
38

reliabilitas dapat mencerminkan bisa dipercaya atau tidaknya suatu


instrumen penelitian berdasarkan tingkat pemantapan dan ketepatan suatu
alat ukur dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan
merupakan ukuran yang benar dari suatu yang diukur.
Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan
menggunakan rumus Cronbach Alpha yang digunakan dalam
menentukan reliabel, dengan rumus seperti yang dijelaskan Arikunto
dalam Azzahra (2015) sebagai berikut :
2
−Σ σ
b
r 11=¿ )(1 )
2
σ
t
Keterangan :
r 11 : Reliabilitas Instrumen
K : Banyaknya butir pertanyaan atau soal
2
Σσ : Jumlah varians butir
b
2
σ : Varians total
t
Instrumen dapat dikatakan reliabel jika memiliki koefisien
reliabilitas sebesar 0,05 atau lebih, dengan menggunakan IBM SPSS 23
untuk mengolah data.

G. Teknik Analisis Data


Setelah mendapatkan data yang dikumpulkan dan untuk mendukung
hipotesis yang diajukan maka peneliti melakukan beberapa tahap untuk
menghitung dan mengolah data-data tersebut. Data yang diperoleh dari subjek
penelitian melalui instrumen yang dipilih akan digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Oleh karena itu, data perlu
diolah dan dianalisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalah
tersebut. Pengolahan data hasil belajar dalam penelitian ini digunakan teknik
analisis statistik deskriptif . Setelah menganalisis regresi langkah selanjutnya
39

yaitu menganalisis hasil regresi atau uji hipotesis dengan melakukan uji
statistik t ( uji t).

1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018:161) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Pengujian yang digunakan dalam
uji normalitas ini metode chi kuadrat atau metode Kolmogorov-
Smirnov. Dengan membandingkan chi kuadrat hitung dan chi kuadrat
tabel, jika chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel maka
distribusi dinyatakan normal dan apabila chi kuadrat hitung lebih besar
dari chi kuadrat tabel maka distribusi dinyatakan tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar dua
variabel dengan menggunakan program SPSS Statistic 23. Tabel yang
dibaca untuk pengambilan keputusan adalah ANOVA Table. Menurut
Priyatno (2014) pengambilan keputusan dengan cara membaca nilai
signifikansi (sig.) pada baris Linearity. Jika nilai signifikansi kurang
dari 0,05 (sig. < 0,05) maka terdapat hubungan linier.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengatasi apakah variasi antara
kelompok yang diuji berbeda atau tidak. Dalam penelitian ini data di
uji homogenitas menggunakan One–Way ANOVA dengan SPSS
Statistic 23. Dasar penelitian keputusan yakni jika nilai signifikan >
0,05 maka dikatakan bahwa varian dari data atau lebih kelompok
populasi data adalah sama. Sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05
maka dikatakan bahwa varian dari data atau lebih kelompok populasi
data adalah tidak sama (Sofiaturrohmah, 2019).
d. Uji Multikolinieritas
40

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model


regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,
2018:107). Model regresi yang baik sebenarnya tidak terjadi korelasi
antara variabel independen.Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor
(VIF) dan tolerance. Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas
adalah yang mempunyai nilai VIF<10 dan angka tolerance>0,1.Jika
nilai VIF>10 dan nilai tolerance<0,1, maka terjadi gejala
multikolinearitas.

2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesis yang diajukan peneliti. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi sederhana dan uji-t. adapun rinciannya
sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana merupakan analisis yang hanya
melibatkan dua variabel, yaitu variabel yang mempengaruhi
(independent variable) dan variabel yang dipengaruhi (dependent
variable). Analisis regresi digunakan untuk mengetahui adanya
hubungan antara dua variabel yang dianalisis yang menunjukkan
hubungan linear. Analisis regresi sederhana dilakukan dengan
menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 23. Bentuk dari
analisis regresi sederhana sebagai berikut:
Y^ =a+bX

Yang menyatakan bahwa:


Y^ : subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
a : harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b : angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang di
41

dasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka terjadi


kenaikan, bila b (-) maka terjadi penurunan.
X : subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.

b. Uji Statistik T (Uji t)


Menurut Ghozali (2016:171) menyatakan bahwa uji t atau t-
test digunakan untukmengetahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabeldependen. Pengujian ini dilakukan
dengan uji t, yaitu membandingkan antara t hitung dengan t table.
Pengujian ini dilakukan dengan syarat sebagai berikut :
1. Jika t hitung < dari t tebel maha H0 diterima yang artinya adanya
pengaruhmodel pembelajaran ContextualTeaching and
Learningterhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV.
2. Jika t hitung > dari t tebel maha H0 ditolak yang artinya Tidak
ada pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV.
Selain itu pengujian ini juga dapat dilakukan dengan melakukan
pengamatannilai signifikan t pada tingkat α (0,05). Analisis didasarkan
pada perbandingan antara signifikan t dengan signifikan 0,05. Dasar
keputusan yang diambil dalam ujit yaitu :
a. Jika signifikan t < 0,05, maka hipotesis H0 ditolak. Artinya bahwa
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika signifikan t > 0,05, maka hipotesis H0 diterima. Artinya bahwa
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskrispsi dan Pembahasan Hasil Analisis Data


1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Srobyong Tahun Akademik
2021/2022 pada siswa kelas IV. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen.
Data penelitian terdiri dari tes awal dan tes akhir tentang materi yang telah
disampaikan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) pada materi pecahan. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 22 Februari 2022. Pemberian perlakuan dilaksanakan pada hari senin
sampai rabu jam 1-2 untuk kelas IV. Penelitian ini mengangkat variabel
penelitian yaitu variabel bebas pengaruh model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) serta variabel terikat yaitu hasil belajar pada
materi pecahan. Data hasil belajar siswa diperoleh dengan tes berbentuk
pilihan ganda.
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari hasil pre-test dan
post-test yang dilakukan pada kelas eksperimen. Pre-test merupakan tes
kemampuan yang diberikan kepada siswa sebelum diberi perlakuan,
sedangkan post-test dilakukan setelah siswa mendapatkan perlakuan. Kedua
tes ini berfungsi untuk mengukur sampai mana pengaruh program
pembelajaran. Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti melakukan uji
coba terhadap instrumen soal yang akan digunakan sebagai soal pre-test dan
pos-test. Uji coba dilakukan di SDN 4 Srobyong.
Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan realibilitas
instrumen. Setelah uji coba dilakukan dan telah diketahui hasilnya, maka
dilanjutkan dengan mengambil data hasil awal dengan menggunakan pretest
pada kelas eksperimen. Kemudian diberi perlakuan, dimana kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
pada materi pecahan. Setelah kelas tersebut diberi perlakuan, selanjutnya

43
44

diberikan post-test kepada kelas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan akhir siswa setelah perlakuan.

a. Data Hasil Belajar Pretest


Hasil Belajar pre test digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
sebelum diberikan treatmean atau perlakuan dalam pembelajaran yang akan
disampaikan. Adapun hasil tes yang sebelum diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pemebelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Pre-Test

Nilai Frekuensi
48 5
52 6
56 3
60 3
64 8
68 7
72 2
76 2
Jumlah 36
Mean 60,56

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar


nilai pre test nilai terendah adalah 48 dan nilai tertinggi adalah 76, nilai
mean atau rata-rata hasil belajar tanpa menggunakan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning adalah 60,56 KKM yang ditetapkan
oleh sekolah adalah 70. Dari tabel diatas dapat dilihat dari seluruh siswa
yang berjumlah 36 siswa hanya empat orang siswa yang mampu mencapai
KKM yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat menjadi permasalahan
pada hasil belajar siswa, sehingga perlu adanya perlakuan untuk
meningkatakan hasil belajar. Terkait hal tersebut peneliti menggunakan
model pembelajaran Teaching and Learning CTL untuk meningkatkan
hasil belajar siswa saat pembelajaran berlangsung. Setelah siswa diberi
model pembelajaran CTL tersebut yang nantinya siswa akan diberi soal
45

post test untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa
setelah menggunakan model pembelajaran Teaching and Learning CTL
tersebut.
b. Data Hasil Belajar Post-Test
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Post-Test
Nilai Frekuensi
68 2
72 3
76 5
80 9
84 8
88 4
92 5
Jumlah 36
Mean 81,72

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa pada hasil belajar
post test diperoleh nilai terendah adalah 68 sebanyak 2 orang siswa,
sedangkan nilai yang tertinggi adalah 92 sebanyak 5 orang siswa. Nilai
Mean atau rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning CTL adalah 81,72. KKM yang
ditetapkan dari sekolah adalah ≥70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari
seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 36 siswa hanya 2 siswa yang tidak
bisa memenuhi KKM. Maka dapat dikatakan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning CTL yang digunakan dikatakan berhasil
dan mengalami peningkatan pada hasil belajar matematika kelas 4 materi
pecahan.

2. Pembahasan Hasil Analisis Data Penelitian


Instrumen yang dipakai dalam penelitian ialah tes dalam bentuk
multiple choice/ pilihan ganda yang berjumlah 25 soal yang ditujukan kepada
36 responden dengan berbantuan aplikasi IBM SPSS Statstics versi 23. Uji
instrumen penelitian yang digunakan diantaranya yaitu: uji validitas, uji
46

reliabilitas dan uji prasyarat meliputi uji normalitas, uji lineritas, dan uji
homogenitas. Adapun pembahasannya sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas instrumen tes materi jujur dengan soal
25 butir. Tes diberikan kepada responden sebanyak 36 siswa. Untuk
menghitung kevalidan instrument dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus korelasi product moment dengan taraf signifikan 5%
atau 0,05, Apabila rhitung > rtabel.maka dinyatakan “Valid”. Uji ini dilakukan
dengan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistic versi 23. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas

Item rhitung rtabel Keterangan


B 01 0,444 0,334 Valid
B 02 0,425 0,334 Valid
B 03 0,464 0,334 Valid
B 04 0,421 0,334 Valid
B 05 0,460 0,334 Valid
B 06 0,397 0,334 Valid
B 07 0,433 0,334 Valid
B 08 0,374 0,334 Valid
B 09 0,444 0,334 Valid
B 10 0,514 0,334 Valid
B 11 0,476 0,334 Valid
B 12 0,410 0,334 Valid
B 13 0,389 0,334 Valid
B 14 0,388 0,334 Valid
B 15 0,432 0,334 Valid
B 16 0,546 0,334 Valid
B 17 0,542 0,334 Valid
B 18 0,546 0,334 Valid
B 19 0,376 0,334 Valid
B 20 0,639 0,334 Valid
B 21 0,564 0,334 Valid
B 22 0,406 0,334 Valid
B 23 0,436 0,334 Valid
B 24 0,449 0,334 Valid
B 25 0,420 0,334 Valid
47

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil uji validitas


instrumen tes butir pertanyaan 1-25 adalah valid, karena rhitung lebih besar
dari rtabel. rtabel yang ditetapkan diatas adalah 0,334 jadi bisa dinyatakan
valid. Hal ini menunjukkan bahwa tes tersebut dapat mengukur
kemampuan siswa dengan tepat.

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kestabilan alat
ukur. Penelitian ini menggunakan Alphacronbach’s. Nilai r yang diperoleh
dengan product moment pada tabel dengan taraf signifikan 5% atau sama
dengan 0,05. Jika rhitung > rtabel. Maka item yang diujicobakan dikatakan “
reliabel”. Uji ini menggunakan aplikasi IBM Statistic versi 23.

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,737
N of Items 13a
Part 2 Value ,772
N of Items 12b
Total N of Items 25
Correlation Between Forms ,601
Spearman-Brown Equal Length ,751
Coefficient Unequal Length ,751
Guttman Split-Half Coefficient ,749

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui nilai rhitung sebesar


0,749 sedangkan rtabel. sebesar 0,334 bahwa instrumen tes yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini reliabel, karena rhitung >rtabel. Dan memenuhi
persyaratan.
48

c. Uji Prasyarat Analisis


1) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai prasyarat untuk
melakukan analisis data. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi ke
normalan data dalam satu variabel yang akan digunakan dalam penelitian.
Data yang baik dan layak atau data berdistribusi normal adalah ketika
memiliki sig lebih besar dari 0,05. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji kolmogorov-smirnov karena jumlah sempel yang
digunakan diatas 30.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 36
Mean 0E-7
Normal Parameters a,b
Std.
6.64145369
Deviation
Absolute .142
Most Extreme
Positive .140
Differences
Negative -.142
Kolmogorov-Smirnov Z .854
Asymp. Sig. (2-tailed) .459

Berdasarkan output dari SPSS 23 pada tabel di atas diketahui bahwa,


nilai signifikansi pada table kolmogorov-smirnov sebesar 0,459 sedangkan
nilai 𝛂 sebesar 0,05 Dengan itu, nilai signifikansi dari data lebih besar dari
0,05 yang artinya semua data berditribusi dengan normal. Dengan
berdistribusi normalnya data, maka dapat dilakukan untuk uji selanjutnya.

2) Uji Linieritas Data


Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel
dependen (hasil belajar) dan variabel independent ( Model CTL) bersifat
linier. Pengujian ini dengan berbantuan aplikasi IBM Statistic versi 23. Uji
49

tersebut dapat dilihat pada tabel ANOVA dengan kriteria signifikansi


Deviation from linearity > 0,05. Adapun hasil uji data ada dibawah ini.

Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas Data


ANOVA Table
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
2.27
(Combined) 594.898 7 84.985 .058
4
Hasil Between 2.60
Linearity 97.410 1 97.410 .118
Belajar Groups 7
* Model Deviation 2.21
497.488 6 82.915 .071
CTL from Linearity 9
Within Groups 1046.324 28 37.369
Total 1641.222 35

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi


Deviation from Linearity adalah sebesar 0,071 sedangkan nilai 𝛂 sebesar 0,05
yang artinya nilai signifikansi > 𝛂 atau 0,071 > 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang linier antara variabel dependen ( hasil
belajar) dan variabel independen ( model CTL) yang digunakan dalam
penelitian ini.

3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua variabel tersebut
mempunyai varian yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen.
Data dikatakan homogen, jika nilai signifikan > 0,05. Untuk mempermudah
dalam analisa data, maka peneliti menggunakan program IBM SPSS versi
23.
50

Tabel 1.7 Uji Homogenitas


Test of Homogeneity of variance
score

Levene Statistic df1 df2 Sig.


,093 1 51 ,761

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui dari baris based on mean
nilai Sig sebesar 0.761 > 0, 05 (α = 5% = 0,05). Ini berarti bahwa H0 diterima
atau dengan kata lain kelompok bersifat homogen atau memiliki varian yang
sama dalam kemampuan siswa.

B. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian menggambarkan interpretasi temuan
penelitian untuk dapat mengambil keputusan menerima atau menolak hipotesis
yang diajukan.. Penelitian tersebut untuk menjawab rumusan masalah apakah
penggunaan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) efektif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN 4 Srobyong atau tidak.
Untuk mengetahui hipotesis, data yang diperoleh di kelas eksperimen dihitung
dengan menggunakan rumus uji-t dengan asumsi sebagai berikut:
a. Jika Sig. (2-tailed) < 0,05 maka (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternative (Ha)
diterima. Hal itu menunjukkan bahwa model pembelajaran contextual
teaching and learning (CTL) efektif untuk meningkatkan hasil belajar
materi pecahan.
b. Jika Sig. (2-tailed) > 0,05, maka (Ho) diterima dan Hipotesis Alternative
(Ha) ditolak. Hal itu menunjukkan bahwa model pembelajaran contextual
teaching and learning (CTL) tidak efektif untuk meningkatkan hasil belajar
materi pecahan.
51

Tabel 4.8 Hasil Uji –t


Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% Confidence (2-
Pre Test Dev Error Interval of the tailed)
- Post Mean Difference
Test Lower Upper

Pair 1 -21.167 5.091 .848 -22.889 -19.444 -24.948 35 .000

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat dari perolehan nilai signifikansi
(2-tailed) sebesar 0,000 dan nilai 𝛂 sebesar 0,05 yang artinya nilai signifikansi <
0,05 atau 0,000 > 0,05. Melihat pengambilan keputusan pada asumsi uji-t, maka
dapat diperoleh keputusan yaitu H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika
materi pecahan siswa kelas IV SDN 4 Srobyong. Hal ini dikarenakan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) mempunyai kelebihan
diantaranya :1) siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. 2) Dalam
pembelajaran siswa dapat berkelompok, bekerjasama dan saling menerima dan
memberi saran. 3) Pembelajaran yang selalu mengaitkan dengan kehidupan nyata.
4) Kemampuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman. 5)mengembangkan
pemikiran siswa dengan pengalaman yang diperoleh 6) Pembelajaran dapat
dilakukan dimana saja sesuai dengan kebutuhan.( Nirmayani, 2022)

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 4 Srobyong Mlonggo Jepara
tahun ajaran 2021/2022 dengan populasi sebanyak 36 siswa. Model yang
digunakan dalam memahami materi pecahan yaitu dengan menggunakan soal tes
hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran contextual teaching
and learning (CTL) pada materi pecahan di kelas IV SDN 4 Srobyong. Pada
52

pertemuan pertama siswa diberikan soal pretest berupa pilihan ganda untuk
mengukur kemampuan awal siswa. Pada pertemuan kedua pembelajaran
dilakukan seperti biasa hanya saja menggunakan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pertemuan
ketiga pembelajaran dilakukan seperti biasa dengan menggunakan model
pemebelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan diakhiri
pembelajaran siswa diberikan soal post test untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa selama pembelajaran mengggunakan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai siswa lebih tinggi setelah
diajar menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning
(CTL). Siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar mereka, sebagian besar dari
mereka mendapat nilai yang baik. Penggunaan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) dalam materi pecahan terbukti meningkatkan hasil
belajar siswa. Nilai KKM yang ditetapkan sekolah adalah > 70. Pada tahap pre
test nilai yang didapatkan siswa > 70 4 orang siswa yang artinya tingkat
keberhasilan siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) masih dikatakan rendah. Sedangkan setelah adanya
perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) nilai yang diperoleh siswa ketika diberikan posttest mendapatkan
>70 adalah sebanyak 34 siswa. Hasil pretest menunjukkan hasil terendah 48 dan
hasil post tesr terendah adalah 68. Nilai rerata pre test sebesar60,56 sedangkan
nilai rerata post test sebesar 81,72. Kenaikan nilai pretest dan posttest hasil belajar
matematika sebesar 21,67.
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terbukti
berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang diperkuat oleh Alpian,
dkk. (2019) penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh kelas
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas kontrol
sebesar 75% dan dikelas eksperimen sebesar 85%. partisipasi siswa dalam
semangat belajar model pembelajaran ini membuat siswa sangat aktif dalam
53

berkelompok. Berdiskusi tentang pengalamannya masing-masing dan


memberikan ide-ide tentang materi yang diberikan. Sehingga, penggunaan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
Sejalan dengan itu, penelitian oleh Dewi, (2019) yang menyatakan
penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil nilai post
test yang didapatkan bahwa penilaian nilai rata-rata siswa kelas eksperimen
sebesar 79 dan kelas kontrol sebesar 67,3. Selain itu, berdasarkan hasil analisis
uji hipotesis menggunakan uji t, diperoleh harga thitung sebesar 3,13 dan ttabel
sebesar 2,01. Karena thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima atau
dinyatakan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti diperkuat penelitian dari Sholihah,
dkk (2021) memaparkan bahwa hasil belajar siswa sangat mengalami peningkatan
hasil belajar siswa secara signifikan. Hasil rata-rata dari homogenitas pretest
80,67 sedangkan hasil rata-rata dari homogenitas posttest 80,2 adapun f hitung
kelas eksperimen 1,75 f hitung kelas kontrol 1,92 kemudian bisa diambil garis
besar yang menjadi pembeda penyelesaian masalah penerapan dengan
menerapkan apa yang ada model Contextual Teaching and Learning (CTL).
Hasil penelitian Novitasari (2020) pada hasil belajar siswa dalam
penggunaan model pembelajaran terdapat pengaruh yang signifikan hal ini dapat
diketahui dari hasil sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05. Maka hasil belajar
siswa mengalami peningkatan hasil belajar.Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan (2020) memaparkan bahwa hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
mengalami perubahan. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata hasil pretest sebesar
65 dan hasil nilai rat-rata hasil nilai post test sebesar 80. Maka dapat disimpulkan
penggunaan model pembelajaran CTL sangat berpengaruh.
Penelitian yang dilakukan Naibaho (2021) pada meta analisis model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sangat berpengaruh
terhadap hasi belajar matematika. Hal ini terbukti nilai rata-rata nilai terendah
54

34.15% sampai yang tertinggi 78.74% dengan presentasi rata-rata mencapai


53.12% dengan menghasilkan nilai pengaruh sebesar 2.033 dan dikategorikan
dalam pengaruh yang sangat besar. Penelitian tersebut juga diperkuat oleh
Amalia dan Rasiman (2019) hasil penelitian yang dilakukan pada hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) sangat mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui oleh nilai
hasil rata-rata pre test 55,57 sedangkan nilai rata-rata hasil post test 79,34. Hal ini
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dikatakan berhasil dan
sangat berpengaruh pada hasil belajar.
Penelitian yang dilakukan Chityadewi (2019) pada hasil belajar matematika
operasi hitung dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) sangat berpengaruh tinggi. Hal ini terbukti pada hasil belajar nilai rat-rata
pre test yaitu 63,57 dan hasil nilai belajar post test rata-rata 81,50. Hal tersebut
sangat mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan.
Kelebihan pada model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dapat membuat siswa lebih senang dan aktif dalam pembelajaran
berlangsung. Siswa dapat belajar dengan cara melakukan dan memahami secara
langsung serta mampu berpikir kritis. Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor ekstern adalah dimana sekolah
dipengaruhi oleh pembelajaran yang diciptakan oleh guru. Apabila model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) digunakan dalam
pembelajaran maka dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga
dapat meningkatkan keaktifan bahkan pastisipasi siswa terhadap pembelajaran
matematika pada siswa kelas IV SDN 4 Srobyong Mlonggo Jepara.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menjawab rumusan
masalah maka dapat diambil simpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan
menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) untuk
meningkatkan hasil belajar matematika. materi pecahan di kelas IV SDN 4
Srobyong Mlonggo Jepara. Partisipasi aktif siswa dalam kelas sangat baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada saat pretest sebesar 60,56 sedangkan
saat posttest (menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) sebesar 81,72 kenaikan hasil pretest dan posttest sebesar 21,16.
Perbedaan ini diperkuat hasil uji-t sampel paired, nilai signifikansi (2-tailed)<
0,05 atau 0,000 <0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran contextual
teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika pada materi
pecahan siswa kelas IV SDN 4 Srobyong Mlonggo Jepara.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan di SDN 4 Srobyong
Mlonggo Jepara, peneliti memberi saran kepada guru untuk meningkatakan
kualitas mengajar dalam menggunakan model pembelajaran contextual teaching
and learning (CTL) ketika mengajar, sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat
lebih maksimal. Peneliti juga berharap kepada siswa dengan adanya model
pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dapat memberi pengaruh
yang baik dan menambah tingkat pemahaman siswa serta semangat belajar
sehingga hasil belajar dapat meningkat. Bagi sekolah peneliti berharap sarana
prasarana yang mendukung dan meningkatkan fasilitas belajar yang baik sehingga
dapat terciptanya proses belajar mengajar disekolah dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan.

55
56

DAFTAR PUSTAKA

Adim, M., Herawati, E. S. B., & Nuraya, N. (2020). Pengaruh Model


Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Menggunakan
Media Kartu Terhadap Minat Belajar IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Sains (JPFS), 3(1), 6-12.
Afi Parnawi. (2019). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Budi Utama.
Alpian,Y. (2019). Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia. Jurnal Buana
Pengabdian, 1(1).
Amalia, Y., & Rasiman, R. (2019). Pengaruh Model CTL (Contextual Teaching
Learning) dengan Media Pohon Hitung terhadap Hasil Belajar Materi
Operasi Hitung. International Journal of Elementary Education, 3(2), 186-
193.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Asih Widi Wisudawati, dan Eka Sulistyowati. (2014). Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
A.Tabrani Rusyan, dkk,2017. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Remaja Karya.
Aulia, M. A. (2020). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan
Memecahkan Masalah Matematika Pada Siswa SMP. Jurnal pendidikan
Religious.2.(1)
Aziz, I. N., & Dewi, Y. A. S. (2019). The Implementation of Contextual Teaching
and Learning on English Grammar Competence. Alsuna: Journal of Arabic
and English Language, 2(2), 67-95.
Chityadewi, K. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi
Operasi Hitung Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan CTL (Contextual
Teaching and Learning). Journal of Education Technology, 3(3), 196-202.

Dewi, S. R., & Sungkono, J. (2019). Penerapan Srategi Pembelajaran Advisor


Group untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Polanhari. Absis: Mathematics Education
Journal, 1(1), 7-12.
Fadlilah, N., Nugroho, A. S., & Fajriyah, K. (2017). Keefektifan Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbantu Media
Piece paper Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pecahan kelas IV
SDN Pladen Kudus. Dinamika Pendidikan, 22(2), 142-149.
57

Fakhilbi, L., & Septiana, V. W. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Ilmu


Pengetahuan Alam Menggunakan Media Audio Visual pada Peserta Didik
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 19 Lubuk Alung. Jurnal Kajian dan
Pengembangan Umat, 1(1).
Fanani, R. D., & Fauziah, A. N. M. (2018). Keefektifan LKS Berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Siswa pada Materi Pesawat Sederhana. PENSA: E-JURNAL
PENDIDIKAN SAINS, 6(02).
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM
SPSS 23 (Edisi 8). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handayani, Nor. (2015). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Rineka Cipta.

Hanifah, H. N., Chamdani, M., & Susiani, T. S. The Analisis Of Student


Mathematical Communication In solving Solid Figures Problems Reviewed
From Student’s Learning Styles In Fifth Grade Of SD Negeri 4 Kutosari In
Academik Year Of 2020/2021. Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 9(2).
Harmoko, T. J., Karmanto, K., & Suprihatiningrum, J. (2017). Pengembangan
Media Pembelajaran Kimia Berbasis Web Untuk SMA/MA. Jurnal
Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang, 5(2), 113-119.
Hasibuan, M. I. (2014). Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning). Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains, 2(01).
Heruman. (2014). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Ismail, H. (2018). Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Inpres Palupi.
Jurnal Kreatif Online, 4(4).
Johnson, B. Elaine. (2014). Contextual Teaching dan Learning. Bandung : Mizan
Media Utama.
Kemendikbud. (2020). Permendikbud NO. 66 tentang Standart Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurniawan, F. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) Untuk Meningkatakan Kemampuan Koneksi dan
Pemecahan Masalah Matematis Serta Self Regulated Siswa (Doctoral
dissertation, UNPAS).
Kristanto, Y. E., & Susilo, H. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA
58

Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), 22(2),


197-208.
Lestari, Indah. (2019). Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar terhadap Hasil
Belajar Matematika: Jurnal Formatif. 3 (2): 115-125.
Maisaroh, S., Gusmira, E., & Rosmalinda, D. (2019). Penerapan Model
Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Terpadu di Madrasah Stanawiyah Swasta
Ittikhadul Khoiriyah Muaro Jambi (Doctoral dissertation, UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi).
Mayyar, Nelvia. (2017). Pengaruh Pemberian Reward terhadap Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Peserta Didik MI As-Sholihin Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa. Skripsi. Makassar: UIN Alauddin Makassar.
Nadiro, Hurin. (2014). Pengaruh Etos Kerja Islam Terhadap Kualitas Kerja
Karyawan Melalui Kinerja: Studi Pada Kantor Badan Narkotika Nasional
Kota Malang”. Tesis. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
Nasirudin, A., Rahmawati, I., & Suyitno, S. (2019). Keefektifan Model
Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Pecahan.Journal for Lesson and Learning Studies, 2(2),
150-159.
Naibaho, Meri Natalia (2021) Meta Analisis Model Pembelajaran Teaching and
Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
SMP. Undergraduate thesis, UNIMED.
Ngalimun. (2014). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo
Nurhidayah, N., Yani, A., & Nurlina, N. (2016). Penerapan Model Contextual
Teaching Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas
XI SMA Handayani Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal Pendidikan
Fisika, 4(2), 161-174.
Nursyamsiah, N., Muslimin, M., & Hatibe, A. (2020). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe SFAE Berbantuan Komik Edukatif Terhadap
Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Palu. Media
Eksakta, 16(1), 11-15.
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333-352.
Parman, Hamdani, I. R. dan Angga, P. (2017). Faktor Resiko Hygiene
Perseorangan Santri Terhadap Kejadian Penyakit Kulit Skabies di Pesantren
Al-Baqiyahtushshalihat Tanjung Jabung Barat Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi 17(1). hal. 42–58.
Prasetyo, R. R., & Ngadiyono, Y. (2016). Penerapan Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Pembelajaran CAD Untuk
59

Meningkatkan Kompetensi Siswa di SMK N 2 Pengasih. Jurnal Pendidikan


Vokasional Teknik Mesin, 4(3), 191-198.
Rifa'i, M. (2019). Penerapan Media Pembelajaran Kalkulus Berbasis Website
Moodle untuk Menilai Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa STKIP
Qomaruddin Gresik. Zeta-Math Journal, 4(2), 50-54
Rizqiyyah, Nurul Fajriati. (2018). Analisis Kesulitan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Pada Kompetensi Dasar Menyelesaikan
Masalah Yang Berkaitan Dengan Volume Kubus dan Balok Kelas V
MI Nashrul Fajar Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi.
Semarang: UIN Walisongo.
Rusmiyasih. (2020). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi
Profesional Terhadap Kinerja Guru Pai Tersertifikasi Di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Se-Kecamatan Nogosari Tahun 2020. Tesis.
Surakarta: IAIN Surakarta.
Sari, P. M. N., Parmiti, D. P., & Sukmana, A. I. W. I. Y. (2020). Hasil Belajar
Matematika Melalui Model CTL Berbasis Masalah Terbuka Di SD. Jurnal
Ilmiah Sekolah Dasar, 4(2), 248-256.
Sa’idah, U. N. I. P., Somakim, S., & Araiku, J. (2020). Respon Siswa Terhadap
Pembelajaran Matematika Dengan Konteks Museum Balaputera Dewa
Palembang Pada Materi Bangun Datar Di Kelas VII (Doctoral dissertation,
Sriwijaya University).
Setiawan, H. R. (2020). Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Rahmat Islamiyah
Medan. Jurnal Ilmiah Al-Hadi, 4(2), 942-955.
Setiawan, Andi.M. (2017) Belajar dan Pembelajaran. Surabaya : Uwais Inspirasi
Indonesia.
Sholihah,C.A.& Handayani, S, L. (2021). Pengaruh Model Contextual Teaching
Learning (CTL) Berbantuan Google Meeting terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar. Jounal Research & Learning in
Elementary Education.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Sunendar, A. (2016). Mengembangkan disposisi matematik melalui model
pembelajaran kontekstual. Jurnal Theorems, 1(1), 301780.
Sungkono. (2018). Pengembangan Bahan Ajar , Yogyakarta: FIY UNY.
60

Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, Dan


Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta : Bumi Aksara

Ulandari, A. S., Sanjaya, P., & Nirmayani, L. H. (2021). Penerapan Pendekatan


Contextual Teaching and Learning CTL) Berbantuan Media Information
dan Comunication Thecnology (ICT) Untuk Meningkatkan Aktivitas Hasil
Belajar IPA. Widyajaya: Jurnal Mahasiswa Prodi PGSD, 1(1).
Ulfah, M. (2019). Pengaruh Penggunaan Metode Outdoor Study dengan
Memanfaatkan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar IPA. Global Science
Education Journal, 1(2), 20-25.
Waskitoningtyas, R. S. (2016). Analisis kesulitan belajar matematika siswa kelas
v sekolah dasar kota balikpapan pada materi satuan waktu tahun ajaran
2015/2016. JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 5(1), 24-32.
Zakky. (2018). Pengertian Observasi Menurut Para Ahli dan Secara Umum. Zona
Referensi Ilmu Pengetahuan Umum.
Zulaiha, S. (2016). Pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dan
implementasinya dalam rencana pembelajaran PAI MI. Belajar: Jurnal
Pendidikan Islam, 1(1).
61

Lampiran 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN 4 SROBYONG
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pecahan
Kelas/Semester : IV/1
Hari/Tanggal : Hari 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menerima, menghargai dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
Tetangganya
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah
dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar
3.1 Memahami konsep pecahan menggunakan benda konkret atau gambar.
4.1 Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret

C. Indikator
62

3.1.1 Memahami konsep pecahan dengan menggunakan benda konkret,


gambar dan simbol.
4.1.1 Menentukan pecahan senilai dengan cara mengalikan pembilang dan
penyebut dengan angka yang sama
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Melalui bereksplorasi dengan benda konkret, siswa mampu menemukan
konsep pecahan dengan benar.
2. Melalui gambar dan simbol siswa mampu membedakan pembilang dan
penyebut dalam nilai pecahan.
E. Materi Ajar:
1. Definisi Pecahan Senilai
2. Contoh Pecahan Senilai
F. Pendekatan dan metode
- Pendekatan : Saintifik
- Metode : Diskusi, demonstrasi, dan penugasan.
- Model : Contextual Teaching Learning (CTL)
G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu
Pendahlu 1. Guru mengucapkan salam. 15 Menit
an
2. Perwakilan peserta didik diminta untuk
memimpin do’a bersama
3. Peserta didik diajak bersama-sama menyanyikan
lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan salam dan
tepuk PPK,(Religius, disiplin, Nasionalisme)
4. Peserta didik dicek kehadirannya oleh guru
5. Guru memperlihatkan benda konkret dan
menunjukkan gambar pecahan.
6. Guru bertanya jawab dan siswa mengemukakan
pendapatnya
(Kontruktivisme, Apersepsi, menanya)
63

7. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait


pembelajaran yang akan dicapai.(Comunication)
Kegiatan 1. Melalui media roti tawar guru menjelaskan 45 Menit
inti
mengenai pecahan dan siswa diminta untuk
mengamati roti tersebut. (Mengamati).
2. Guru meminta salah satu siswa maju kedepan
untuk memotong roti tawar tersebut menjadi
beberapa bagian.
3. Siswa diarahkan untuk mengemukakan pendapat
atau bertanya mengenai penjelasan guru, jika ada
hal yang belum dipahami.(Menanya)
4. Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan
dibagikan LKPD
5. Setiap kelompok diarahkan dan didiskusikan
tentang pertanyaan yang harus di selesaikan
bersama kelompoknya. Di lembar LKPD.
(Communication, creativity and collaboration)
6. Siswa diarahkan bahwa nanti perwakilan
kelompok akan mempresentasikan tugas hasil
diskusi kelompok.
7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
secara bergiliran dan kelompok yang
lain memberikan
komentar dan mencatat hal-hal yang penting.
(Mengomunisasikan, Creativity and Innovation,
collaboration).
8. Guru sebagai fasilitator membimbing siswa yang
mengalami kesulitan saat presentasi.
9. Setelah semua kelompok menyelesaikan
presentasi serta saling memberi apresiasi siswa
10. menyimpulkan hasil kerja kelompok bersama.
64

11. Siswa diberi penghargaan serta masukan dan


penguatan terhadap tugas semua kelompok.(
memotivasi)
Penutup 1. Peserta didik bersama guru merefleksikan 10 Menit
pembelajaran hari ini.
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi).
3. Melakukan penilaian hasil belajar dengan tes
evaluasi tertulis.
4. Peserta didik diberikan rencana tindak lanjut
(RTL) dengan berupa informasi materi
selanjutnya dan tugas di rumah.
5. Peserta didik mendapatkan pesan moral yang
bisa diambil dari pembelajaran ini, yaitu untuk
senantiasa memahami makna pecahan senilai
sehingga mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari hari.

G. Alat, Media dan Sumber Pembelajaran


1. Alat
a. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Media Pembelajaran
a. Media gambar pecahan
b. Media benda konret roti tawar dan kertas lipat
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku teks pelajaran Senang Belajar Matematika SD/MI Kelas IV tahun
2018
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
65

b. Penilaian Pengetahuan: Tes


c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

Srobyong 21 Februari 2022


Peneliti

Anna Khoirunnisa
NIM 171330000159

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


66

(RPP)
Nama Sekolah : SDN 4 SROBYONG
Kelas/ Semester : IV/ 1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pecahan Senilai
Hari/Tanggal : Hari ke 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

1. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis, dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
2. Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
4.1 Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret
C. Indikator
3.1.1 Menunjukan pecahan senilai
3.1.2 Menuliskan contoh pecahan senilai
4.1.1 Menentukan pecahan senilai dengan cara mengalikan pembilang dan
penyebut dengan angka yang sama.
67

4.1.2 Menentukan pecahan senilai dengan cara membagi pembilang dan


penyebut dengan angka yang sama
D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui pengamatan gambar donat, pizza, kue tart, dan semangka siswa
dapat menunjukan pecahan senilai dengan tepat.
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menentukan pecahan senilai
dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan angka yang sama
dengan tepat.
3. Melalui latihan soal, siswa dapat menentukan pecahan senilai dengan
membagi pembilang dan penyebut dengan angka yang sama dengan tepat.
E. Materi Pembelajaran
1. Definisi Pecahan Senilai
2. Contoh Pecahan Senilai
3. Mencari Pecahan Senilai dengan cara :
a. Mengalikan pembilang dan penyebut dengan angka yang sama.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab dan Latihan Soal.
Model : Contextual Teaching and Learning (CTL)
G. Media Belajar
1. Gambar donat, pizza, kue tart, dan semangka
2. Gunting
H. Langkah- langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahluan 1. Salam pembuka 15 Menit
2. Perwakilan peserta didik diminta untuk memimpin
do’a bersama
3. Peserta didik diajak bersama-sama menyanyikan
lagu Garuda Pancasila yang dilanjutkan salam dan
tepuk PPK,(Religius, disiplin, Nasionalisme)
68

4. Siswa dicek kehadirannya oleh guru


5. Guru meyiapkan kesiapan psikis dan fisik siswa,
dengan bertanya “apakah anak-anak sudah
sarapan?” “sekarang periksa sekeliling kalian
apakah sudah bersih?”
6. Siswa melakukan literasi selama 10 menit.
(Literasi)
7. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan untuk mengingatkan kembali siswa
mengenai pecahan. (Kontruktivisme)
8. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan
jawaban yang beragam (Apersepsi, )
9. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait
pembelajaran yang akandicapai.(Comunication)
Kegiatan 1. Melalui gambar pecahan guru menjelaskan materi 45 Menit
inti
pecahan dan siswa diminta untuk mengamati
gambar tersebut. (Mengamati).
2. Guru meminta salah satu siswa maju kedepan
untuk memotong menjadi beberapa bagian.
3. Siswa diarahkan untuk mengemukakan pendapat
atau bertanya mengenai penjelasan guru, jika ada
hal yang belum dipahami.(Menanya)
4. Guru menjelaskan materi pecahan yaitu mana
yang disebut pembilang dan penyebut.
5. Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan
dibagikan LKPD
6. Setiap kelompok diarahkan dan didiskusikan
tentang pertanyaan yang harus di selesaikan
bersama kelompoknya. Di lembar LKPD.
(Communication, creativity and collaboration)
7. Siswa diarahkan bahwa nanti perwakilan
69

kelompok akan mempresentasikan tugas hasil


diskusi kelompok.
8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
secara bergiliran dan kelompok yang
lain memberikan komentar dan mencatat
hal-hal yang penting. (Mengomunisasikan,
Creativity and Innovation, collaboration).
9. Guru sebagai fasilitator membimbing siswa yang
mengalami kesulitan saat presentasi.
10. Setelah semua kelompok menyelesaikan
presentasi serta saling memberi apresiasi siswa
11. menyimpulkan hasil kerja kelompok bersama.
12. Siswa diberi penghargaan serta masukan dan
penguatan terhadap tugas semua kelompok.(
memotivasi)
Penutup 1. Peserta didik bersama guru merefleksikan 10 Menit
pembelajaran hari ini.
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi).
3. Melakukan penilaian hasil belajar dengan tes
evaluasi tertulis.
4. Peserta didik diberikan rencana tindak
lanjutdengan berupa informasi materi
selanjutnya dan tugas di rumah.
5. Peserta didik mendapatkan pesan moral yang
bisa diambil dari pembelajaran ini, yaitu
untuk senantiasa memahami makna pecahan
senilai sehingga mampu menerapkannya
dalam kehidupan sehari hari.
70

I. Penilaian
a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
b. Penilaian Pengetahuan: Tes
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

Srobyong 22 Februari 2022


Peneliti

Anna Khoirunnisa
NIM 171330000159
71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SDN 4 SROBYONG


Kelas/ Semester : IV/ 1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pecahan Senilai
Hari/ Tanggal : Hari ke 3
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis, dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
4.1 Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret
C. Indikator
3.1.1 Menunjukan pecahan senilai.
3.1.2 Menuliskan contoh pecahan senilai
72

4.1.1 Menentukan pecahan senilai dengan cara mengalikan pembilang dan


penyebut dengan angka yang sama
4.1.2 Menentukan pecahan senilai dengan cara membagi pembilang dan
penyebut dengan angka yang sama
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan gambar pizza siswa dapat menunjukkan pecahan
biasa dengan tepat.
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menentukan pecahan senilai
dengan cara mengalikan dan membagi pembilang dan penyebut dengan
tepat.
3. Melalui pengamatan gambar pizza siswa dapat mengerjakan soal pecahan
dengan cara mengalikan pembilang dengan tepat.
E. Materi Pembelajaran
1. Pecahan Biasa
2. Operasi Penjumlahan Pecahan Biasa
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, Diskusi, Peragaan, Latihan Soal.
Model : Contextual Teaching Learning (CTL)
G. Media Belajar
1. Gambar pizza
2. Gunting dan lem
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi


Waktu
Pendahluan 1. Salam pembuka 15 Menit
2. Perwakilan peserta didik diminta untuk
memimpin do’a bersama sesuai dengan agama
dan keyakinan masing-masing.
3. Peserta didik diajak bersama-sama
menyanyikan lagu Garuda Pancasila yang
73

dilanjutkan salam dan tepuk PPK,(Religius,


disiplin, Nasionalisme)
4. Siswa dicek kehadirannya oleh guru
5. Guru meyiapkan kesiapan psikis dan fisik
siswa, dengan bertanya “apakah anak-anak
sudah sarapan?” “sekarang periksa sekeliling
kalian apakah sudah bersih?”
6. Siswa melakukan literasi selama 10 menit.
(Literasi)
7. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan untuk mengingatkan kembali siswa
mengenai pecahan. (Kontruktivisme)
8. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan
jawaban yang beragam (Apersepsi, )
9. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait
pembelajaran yang akan dicapai.
(Comunication)
Kegiatan 10. Melalui gambar pecahan pizza guru 45 Menit
inti
menjelaskan mengenai pecahan dan siswa
diminta untuk mengamati gambar tersebut.
(Mengamati).
11.Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-
masing beranggotakan 6 orang.
12.Siswa diarahkan untuk mengemukakan pendapat
atau bertanya mengenai penjelasan guru, jika ada
hal yang belum dipahami.(Menanya)
13.Guru membagika lembar kegiatan 1 dan 3
media belajar (gambar pizza) kepada masing-
masing kelompok.
14.Setiap kelompok memotong pizza yang berbeda
sesuai perintah dari guru.
74

15. Guru bertanya pada siswa apakah ada kesulitan


dengan tugas yang diberikan.(bertanya)
16. Guru memberi kesempatan kepada semua
siswa untuk menjawab dan mengajukan
pertanyaan dari siswa lain.
(Konstruktivisme)
17. Guru membimbing proses kerja setiap
kelompok. ( fasilitator)
18. Siswa diarahkan bahwa nanti perwakilan
kelompok akan mempresentasikan tugas hasil
diskusi kelompok.
19. Guru memberi apresiasi kepada kelompok
yang berani maju.
20. Siswa bersama kelompok mengerjakan LKPD
yang sudah diberikan oleh guru .
(Communication, creativity and collaboration)
21. Guru memberi penguatan konsep kepada siswa
mengenai cara menjumlahakan pecahan biasa.

Penutup 22. Peserta didik bersama guru merefleksikan 10


menit
pembelajaran hari ini.
23. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi).
24. Melakukan penilaian hasil belajar dengan tes
evaluasi tertulis.
25. Peserta didik diberikan rencana tindak lanjut
dengan berupa informasi materi selanjutnya dan
tugas di rumah.
26. Peserta didik mendapatkan pesan moral yang
bisa diambil dari pembelajaran ini, yaitu untuk
75

senantiasa memahami makna pecahan senilai


sehingga mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari hari.

I. Penilaian
a. Penilaian Sikap: Lembar Observasi
b. Penilaian Pengetahuan: Tes
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

Srobyong 23 Februari 2022


Peneliti

Anna Khoirunnisa
NIM 171330000159
76

Lampiran 02
Kisi-kisi Soal Matematika kelas IV

Kompetensi Dasar Indikator Level No Bentuk


Kognitif Soal Soal

Menjelaskan arti Menyatakan Pecahan LK 1 1,2,3, PG


pecahan secara visual 17,18,3
Menyederhanakan Menentukan pecahan LK 1 4,5,6, PG
berbagai bentuk senilai dan tidak 21
pecahan senilai.
Menjumlahkan Menjumlahkan dua LK 2 7,8,9, PG
pecahan pecahan yang 10,23
penyebut tidak sama
Mengurangkan Mengurangkan dua LK 2 11,12, PG
pecahan pecahan yang 13,
penyebutnya tidak
sama
Menyelesaikan Menjumlahkan dan LK 3 14,15, PG
yang berkaitan mengurangkan dua 16,19,
dengan bilangan pecahan yang 20,24
pecahan penyebut tidak sama
Membandingkan LK 3 25 PG
pecahan senilai dan
tidak senilai
77

Lampiran 03
SOAL MATEMATIKA KELAS IV
Nama :
No Absen :
Silanglah (×) huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat!

1.
Nilai pecahan pada gambar diatas adalah…
4 7
a. c.
9 9
6 8
b. d.
9 9

2. Gambar disamping menunjukkan pecahan…

a. Desimal c. Persen
b. Campuran d. Senilai
6
3. Manakah pecahan berikut yang senilai dengan …
9
2 1
a. c.
3 3
3 3
b. d.
1 2
9 3 5 7
4. , , , . Dari Pecahan tersebut, yang merupakan pecahan terbesar
4 4 4 4
adalah ...
9 3
a. c.
4 4
5 7
b. d.
4 4
78

8 8 ×7
5. = =¿ …
9 9 ×7
Jumlah pembilang dan penyebut pada pecahan senilai diatas adalah…
64 56
c. c.
63 63
48 42
d. d.
63 63
5 2
6. Pak Ali memiliki 7 kebun buah. kemudian ibu Dian memberikan 1
9 7
Kebun buah miliknya kepada Pak Ali. Hasil taksiran kebun buah yang
dimiliki Pak Ali semua adalah…
a. 7 c. 9
b. 8 d. 10
7. Kayu yang dimiliki paman dipotong menjadi 10 potong, jika ayah meminta
3 potong berapa kayu yang diminta ayah adalah….
3 5
a. c.
10 10
10 7
b. d.
3 10
2
8. Pembilang pecahan disamping adalah….
9
b. 9 c. 2
c. 8 d 3
3
9. Penyebut dari pecahan disamping adalah…
14
a. 3 c. 12
b. 14 d. 11
10. Pak Manto membeli kertas karton berbentuk persegi panjang. Kertas
tersebut akan dipotong menjadi 10 bagian. kertas tersebut akan digunakan
pak manto dan anaknya dengan bagian yang sama. Nilai pecahan yang
didapat masing-masing adalah…
3 5
a. c.
2 10
79

1 8
b. d.
4 9
5 2
11. …. Tanda perbandingan yang tepat untuk mengisi titik-titik
8 9
disamping adalah…
a. ¿ c. ¿
b. ¿ d. ≤

12. Bentuk Pecahan sederhana dari gambar diatas adalah….


5 5
a. c.
4 8
1 4
b. d.
2 5
24
13. Bentuk pecahan sederhana dari adalah….
56
6 3
a. c.
9 7
7 5
b. d.
8 7
14. Vina membuat roti bolu. Vina membagi roti bolu menjadi 8 potong. Vino
mengambil 3 potong roti. bagian roti yang diambil roti vino adalah…
8 1
a. . c. .
3 8
3 2
b. . d.
8 8
8
15. Kalimat pecahan yang benar untuk pecahan . adalah…
10
a. 8 sebagai penyebut 10 sebagai pembilang
b. 8 sebagai pembilang 10 sebagai penyebut
c. 10 sebagai pembilang dan 8 sebagai pembagi
d. Sama-sama sebagai pembilang
80

3 1 4
16. . . Pecahan- pecahan disamping yang disebut pembilang adalah..
9 2 9
a. 3, 1 , 4 c. 9, 2, 9
b. 2,9, 9 d. 9, 9,2.
3 1 4
17. . . Pecahan- pecahan disamping yang disebut penyebut adalah..
9 2 9
a. 9, 2, 9 c. 4, 1, 3
b. 3, 2, 5 d. 1, 5, 7
10 12
18. . …. Tanda yang tepat untuk membandingkan pecahan disamping
15 15
adalah…
a. ¿ c. ¿
b. ¿ d. ≤
2
19. Pecahan yang senilai dengan pecahan adalah…
5
4 9
a. c.
10 7
1 9
b. d.
8 9
n 3
20. Jika = maka nilai N di samping adalah….
16 4
a. 4 c. 8
b. 6 d. 12
21. Bibi memiliki 1 buah melon, kemudian dipotong bibi menjadi 4 bagian. Nilai
pecahan dari melon tersebut adalah….
1 1
a. c.
6 2
1 1
b. d.
4 8
24
22. Bentuk pecahan yang tidak senilai dengan adalah…
64
1 12
a. c.
3 32
3 6
b. d.
8 16
81

6 7 8 10
23. , , ... Pecahan yang tepat untuk mengisi titik-titik disamping
9 9 9 9
adalah..
9 12
a. c.
9 9
11 13
b. d.
9 9
24. Ibu memotong pizza menjadi 8 bagian sama besar. Adik memakan 2 bagian.
Ayah memakan 3 bagia. Sisanya dimakan oleh citra. Bagian yang dimakan
citra apabila ditulis dalam bentuk pecahan adalah….
2 3
a. c.
8 8
2 5
b. d.
3 8
12
25. Pecahan dibaca…
19
a. Seperdua belas persembilan belas
b. Dua belas per sepersembilan belas
c. Seperdua belas per sepersembilan belas
d. Dua belas per sembilan belas

Lampiran 04

KUNCI JAWABAN SOAL KELAS IV

N JAWABA
O N
1 A
2 D
3 A
4 A
5 C
6 B
7 A
8 C
9 B
10 C
11 A
82

12 B
13 B
14 B
15 B
16 A
17 A
18 A
19 A
20 D
21 B
22 A
23 A
24 C
25 D

Lampiran 05 Data Hasil Penelitian

NO NILAI NILAI
. NAMA Pretest Posttest
1 ABDUL HAFIZ SALAM 48 68
2 AFANDA ARDHA W 60 84
3 AHMAD ZAKI AL ASYRAF 52 84
4 AKBAR DWI SAPUTRA 60 84
5 AKBAR MAULANA AZIZ 64 84
6 ANDIKA DWI SYAHPUTRA 48 72
7 ANUGRAH RAHMAD H 48 76
8 AULIA UZ ZAHRA 60 80
9 AZAM MAULANA 52 68
10 BINTANG AYU PUSPITA 64 84
11 CIPTO KUSUMO ADI 52 72
12 DAVID NABIL FIKRI 52 72
13 FIRSTY ANGELINA 56 80
83

14 IKHSANUL MUSTOFA 52 76
15 JENITA RAHMA SARI 52 84
16 KARUNIA KHUSNA 68 90
17 LULUK MUHIMATUL IFADA 64 80
18 MEILANI CAHAYA PUTRI 64 84
19 MIFTAKHUL ALVIANSYAH 48 76
20 MUHAMMAD AFIF S 68 92
21 MUHAMMAD FATKHUR R 48 76
22 MUHAMMAD REVAN N 68 92
23 MUHAMMAD YAHYA A 64 80
24 NAILA DWI LESTARI 64 80
25 NAYLA NASWA NATASHA 72 80
26 PUTRI NABILA OKTAVIA 68 80
27 PUTRI OKTABELA 64 88
28 RAFKA PUTRA DINATA 56 76
29 RAMANDHAN SAPUTRA 68 88
30 RENO ALVARO PUTRA 64 80
31 SILVI LALILATUL ASIFA 56 80
32 SLAMET RIDHO PRIHATIN 74 92
33 SONIA MITA NOVILIANI 72 88
34 ZAHRA MEISYA PUTRI 68 88
35 ZAHWA ANINDIYA 68 92
36 ZOLANDA AULIA MUTISA 74 92

Statistics
Pre Test Post Tes
Valid 36 36
N
Missing 0 0
Mean 60.56 81.72
Median 64.00 80.00
Mode 64 80
Std. Deviation 8.275 6.848
Variance 68.483 46.892
Skewness -.153 -.173
Std. Error of
.393 .393
Skewness
Kurtosis -1.251 -.652
Std. Error of Kurtosis .768 .768
84

Range 26 24
Minimum 48 68
Maximum 74 92
Sum 2180 2942

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa rat-rat hasil nilai pretest
sebesar 60,56. Nilai terendah dari hasi soal pretest yang diberikan sebesar 48
sebanyak lima orang siswa dan nilai tertinggi saat pretest sebesar 76. Sedangkan
Nilai rata- rata posttes sebesar 81,72. Nilai terendah pada saat posttest diberikan
sebesar 68 yang diperoleh dua siswa dan nilai tertinggi sebesar 92 yang diperoleh
lima orang siswa.
Uji Validitas

SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO SO

SOA SOA AL AL OA AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL AL SCORE

SOAL1 L2 L3 4 5 L6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 TOTAL

SOAL1 Pearson 1 ,674 **


,08 -,05 ,00 ,02 ,27 ,31 -,12 ,13 ,00 ,10 ,29 ,02 ,08 ,40 ,07 -,03 -,13 ,37 ,08 ,03 ,22 ,05 -,23 -,06 ,28 ,05 -,15 -,07 -,06 -,08 ,21 ,15 ,299 ,310

Correlation 6 1 0 5 4 6 4 5 0 2 9 7 6 0 *
6 1 5 8 *
6 6 2 5 9 0 4 5 8 6 0 6 7 7

Sig. (2-tailed) ,000 ,61 ,76 1,0 ,88 ,10 ,06 ,47 ,43 1,0 ,55 ,07 ,87 ,61 ,01 ,66 ,85 ,43 ,02 ,61 ,83 ,19 ,74 ,16 ,72 ,09 ,74 ,35 ,66 ,72 ,61 ,20 ,36 ,077 ,065

8 8 00 5 6 0 0 3 00 4 7 6 8 6 1 6 3 3 8 5 3 8 0 9 3 8 7 1 9 8 4 1

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL2 Pearson ,674** 1 ,29 -,03 ,00 ,31 ,28 ,42 -,08 ,27 ,13 ,17 ,08 ,23 ,05 ,40 ,15 ,10 -,09 ,56 ,29 ,17 ,26 ,03 -,16 ,08 ,19 ,03 -,10 -,05 -,16 ,05 ,36 -,14 ,322 ,445**

Correlation 0 4 0 9 5 6** 4 3 5 2 1 6 8 5* 3 6 1 1** 0 0 2 7 1 1 2 7 7 1 1 8 6* 8

Sig. (2-tailed) ,000 ,08 ,84 1,0 ,05 ,09 ,01 ,62 ,10 ,43 ,31 ,64 ,16 ,73 ,01 ,37 ,53 ,59 ,00 ,08 ,32 ,12 ,82 ,34 ,64 ,26 ,82 ,53 ,76 ,34 ,73 ,02 ,38 ,055 ,007

6 2 00 8 2 0 7 8 3 6 0 5 7 4 3 9 8 0 6 3 3 9 8 0 2 9 6 8 8 7 8 9

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL3 Pearson ,086 ,290 1 ,32 ,54 ,35 ,16 ,27 ,35 ,05 ,25 ,06 ,15 ,03 ,11 ,08 -,09 ,20 ,05 ,29 ,25 ,13 ,21 ,07 ,00 ,15 ,36 -,21 ,00 -,09 ,15 -,18 -,14 -,28 ,000 ,426**

Correlation 9 4** 3* 1 2 3* 8 8 6 4 5 1 6 8 3 8 3 9 9 5 2 0 4 7* 5 0 8 4 5 0 4

Sig. (2-tailed) ,618 ,086 ,05 ,00 ,03 ,34 ,10 ,03 ,73 ,12 ,70 ,36 ,84 ,51 ,61 ,57 ,23 ,73 ,08 ,12 ,41 ,20 ,67 1,0 ,36 ,02 ,20 1,0 ,57 ,36 ,28 ,41 ,09 1,000 ,010

0 1 5 9 8 5 7 8 3 9 0 9 8 1 6 7 3 7 8 8 8 00 9 8 8 00 1 9 0 5 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL4 Pearson -,051 -,034 ,32 1 ,52 ,15 ,29 ,16 ,50 ,17 ,25 ,18 ,25 -,15 ,46 -,05 ,01 ,18 ,17 ,21 -,06 ,33 ,14 ,01 ,39 ,12 ,23 ,01 ,26 -,13 -,15 -,06 -,19 ,04 -,152 ,465**

Correlation 9 4** 9 8 1 1** 2 5 2 9 8 1** 1 9 4 2 2 6 9* 1 4 6* 2 1 4 2 5 2 6 3 0

Sig. (2-tailed) ,768 ,842 ,05 ,00 ,35 ,07 ,34 ,00 ,31 ,13 ,28 ,12 ,35 ,00 ,76 ,91 ,28 ,31 ,21 ,70 ,04 ,41 ,93 ,01 ,47 ,17 ,93 ,12 ,43 ,37 ,70 ,25 ,81 ,375 ,004

0 1 6 7 8 2 6 4 9 7 7 5 8 1 3 6 5 3 3 1 5 7 9 6 5 3 3 5 3 8 7

85
86

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL5 Pearson ,000 ,000 ,54 ,52 1 ,03 ,31 ,12 ,63 ,21 ,15 ,04 ,47 -,08 ,13 -,15 ,00 -,05 ,21 ,23 ,13 ,05 ,21 -,17 ,04 ,18 ,32 -,17 ,31 -,12 ,04 ,00 -,17 -,05 -,094 ,422*

Correlation 4** 4** 9 5 5 0** 3 8 0 2** 5 6 8 0 0 3 9 6 7 9 5 7 9 7 5 3 0 7 0 1 0

Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 ,00 ,00 ,82 ,06 ,46 ,00 ,21 ,35 ,81 ,00 ,62 ,42 ,35 1,0 ,77 ,21 ,16 ,42 ,74 ,19 ,30 ,78 ,27 ,05 ,30 ,06 ,48 ,78 1,0 ,31 ,77 ,584 ,010

1 1 0 2 8 0 2 7 6 4 1 9 7 00 4 2 0 9 2 9 6 4 0 1 6 4 7 4 00 7 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL6 Pearson ,025 ,319 ,35 ,15 ,03 1 ,11 ,27 ,10 -,08 ,32 ,04 ,16 ,33 ,22 ,02 -,00 ,37 ,11 ,17 ,09 ,42 ,03 ,15 ,29 ,03 ,10 ,15 -,15 -,16 ,03 ,35 ,25 -,18 ,030 ,461**

Correlation 3* 9 9 5 5 8 4 3 4 4 9* 5 5 9 9* 7 9 6 5** 5 9 7 0 0 9 7 0 0 3* 6 4

Sig. (2-tailed) ,885 ,058 ,03 ,35 ,82 ,50 ,10 ,52 ,62 ,05 ,79 ,34 ,04 ,18 ,88 ,95 ,02 ,49 ,29 ,57 ,01 ,84 ,35 ,07 ,86 ,56 ,35 ,35 ,35 ,86 ,03 ,13 ,28 ,863 ,005

5 6 0 6 4 9 7 4 7 0 3 7 5 7 3 5 7 6 0 2 5 8 3 3 5 9 2 3 5 1 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL7 Pearson ,274 ,285 ,16 ,29 ,31 ,11 1 ,07 ,33 ,08 -,17 ,29 ,23 -,09 ,16 ,12 ,00 -,09 ,08 ,16 -,09 ,05 ,21 ,09 ,23 ,10 ,13 ,09 ,15 -,17 ,10 ,03 -,01 -,09 ,104 ,397*

Correlation 1 8 5 5 9 7* 4 4 8 8 7 1 4 9 8 4 0 6 8 4 0 8 4 2 0 7 9 4 2 3 8

Sig. (2-tailed) ,106 ,092 ,34 ,07 ,06 ,50 ,64 ,04 ,62 ,31 ,07 ,16 ,57 ,34 ,47 ,95 ,57 ,62 ,35 ,57 ,73 ,21 ,60 ,16 ,54 ,44 ,60 ,35 ,29 ,54 ,85 ,93 ,57 ,546 ,017

9 7 2 6 8 4 7 0 7 2 2 9 0 7 1 7 2 6 6 0 3 2 6 3 3 9 7 6 2 8 1

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL8 Pearson ,316 ,426**


,27 ,16 ,12 ,27 ,07 1 -,07 ,21 ,47 ,16 ,18 ,17 ,27 ,31 ,00 ,09 ,21 ,23 ,13 ,05 ,08 ,08 ,18 ,04 ,08 ,08 -,06 ,23 -,09 ,00 ,08 -,05 -,094 ,433**

Correlation 2 1 5 5 9 9 3 4** 1 9 1 2 6 0 9 3 9 6 7 8 8 9 7 2 8 3 9 4 0 6 0

Sig. (2-tailed) ,060 ,010 ,10 ,34 ,46 ,10 ,64 ,64 ,21 ,00 ,34 ,27 ,32 ,10 ,06 1,0 ,56 ,21 ,16 ,42 ,74 ,61 ,61 ,27 ,78 ,63 ,61 ,71 ,16 ,58 1,0 ,61 ,77 ,584 ,008

8 8 8 4 8 8 2 3 8 0 0 8 0 00 5 2 0 9 2 1 1 0 4 5 1 7 0 4 00 9 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL9 Pearson -,124 -,084 ,35 ,50 ,63 ,10 ,33 -,07 1 ,11 ,02 ,15 ,29 -,02 -,03 ,02 ,21 -,04 ,11 ,17 ,09 ,10 ,15 ,03 ,03 ,16 ,21 ,03 ,19 -,16 -,10 ,22 -,22 -,18 -,238 ,374*

Correlation 3* 1** 0** 8 7* 9 7 5 9 7 3 2 5 6 3 7 9 6 3 9 5 0 4 6 5 7 0 4 5 9 4


87

Sig. (2-tailed) ,470 ,627 ,03 ,00 ,00 ,52 ,04 ,64 ,49 ,88 ,35 ,07 ,89 ,85 ,88 ,20 ,80 ,49 ,29 ,57 ,55 ,35 ,84 ,86 ,34 ,20 ,84 ,25 ,35 ,54 ,18 ,17 ,28 ,162 ,025

5 2 0 9 4 8 5 5 6 8 2 2 5 5 4 5 7 6 1 5 2 3 0 7 2 0 2 6 7 8 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL10 Pearson ,135 ,273 ,05 ,17 ,21 -,08 ,08 ,21 ,11 1 ,13 ,17 ,08 ,23 ,29 ,13 ,35 ,10 ,27 ,56 ,29 ,17 ,48 ,26 ,08 ,32 ,19 ,03 ,53 -,05 -,16 -,17 -,07 -,14 -,161 ,445**

Correlation 8 2 3 4 4 3 7 5 2 1 6 0 5 7* 6 3 1** 0 0 6** 2 1 2 2 7 3** 1 1 4 3 8

Sig. (2-tailed) ,433 ,108 ,73 ,31 ,21 ,62 ,62 ,21 ,49 ,43 ,31 ,64 ,16 ,08 ,43 ,03 ,53 ,10 ,00 ,08 ,32 ,00 ,12 ,64 ,05 ,26 ,82 ,00 ,76 ,34 ,31 ,67 ,38 ,348 ,007

7 6 2 7 7 2 5 3 6 0 5 6 3 3 9 8 0 6 3 3 3 0 5 2 9 1 8 8 0 2 9

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL11 Pearson ,000 ,135 ,25 ,25 ,15 ,32 -,17 ,47 ,02 ,13 1 ,10 ,12 ,35 ,25 ,00 ,22 ,53 ,40 ,37 ,43 ,46 ,05 ,22 ,29 ,29 ,12 ,05 -,15 -,07 -,23 ,25 ,21 -,03 -,239 ,514**

Correlation 8 5 8 3 4 4** 5 5 2 0 1* 8 0 7 4** 5* 8* 0** 7** 5 2 9 9 9 5 8 6 9 8 7 1

Sig. (2-tailed) 1,000 ,433 ,12 ,13 ,35 ,05 ,31 ,00 ,88 ,43 ,55 ,48 ,03 ,12 1,0 ,18 ,00 ,01 ,02 ,00 ,00 ,74 ,19 ,07 ,07 ,45 ,74 ,35 ,66 ,16 ,12 ,20 ,85 ,160 ,001

8 4 7 4 0 3 5 3 4 7 6 8 00 3 1 4 3 9 4 8 3 7 7 2 8 7 1 0 8 4 6

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL12 Pearson ,102 ,172 ,06 ,18 ,04 ,04 ,29 ,16 ,15 ,17 ,10 1 ,12 -,03 ,19 ,40 ,36 ,18 ,37 ,21 ,06 ,33 ,14 ,26 ,25 ,25 ,11 ,26 -,10 ,21 ,12 -,06 ,05 -,10 -,152 ,476**

Correlation 6 2 0 4 8 1 9 2 2 2 4 7 8* 6* 4 8* 2 6 9* 1 9 9 9 2 9 1 2 2 6 5 4

Sig. (2-tailed) ,554 ,316 ,70 ,28 ,81 ,79 ,07 ,34 ,35 ,31 ,55 ,47 ,84 ,24 ,01 ,02 ,28 ,02 ,21 ,70 ,04 ,41 ,11 ,12 ,12 ,51 ,11 ,55 ,21 ,47 ,70 ,74 ,54 ,375 ,003

3 9 6 7 7 8 6 6 4 9 2 9 4 8 3 3 5 3 3 1 3 7 7 5 3 9 5 9 3 9 6

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL13 Pearson ,299 ,081 ,15 ,25 ,47 ,16 ,23 ,18 ,29 ,08 ,12 ,12 1 ,08 ,30 -,06 ,09 ,07 ,08 ,31 ,15 ,17 ,26 -,03 ,03 ,03 ,43 -,33 ,02 -,09 -,12 ,15 -,13 ,07 -,125 ,410*

Correlation 4 9 2** 4 8 9 7 1 0 2 1 9 0 0 5 1 6 4 2 5 3 6 6 3** 1* 4 0 5 4 0 5

Sig. (2-tailed) ,077 ,640 ,36 ,12 ,00 ,34 ,16 ,27 ,07 ,64 ,48 ,47 ,64 ,06 ,72 ,60 ,66 ,64 ,06 ,36 ,31 ,11 ,84 ,83 ,83 ,00 ,04 ,89 ,60 ,46 ,36 ,45 ,66 ,468 ,013

9 7 4 0 2 0 8 0 7 9 0 7 9 0 4 0 0 9 7 8 8 6 6 8 8 1 0 8 9 1 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
88

SOAL14 Pearson ,027 ,236 ,03 -,15 -,08 ,33 -,09 ,17 -,02 ,23 ,35 -,03 ,08 1 ,17 -,13 ,17 ,43 ,23 ,25 ,31 ,25 ,26 ,12 ,22 ,37 ,00 -,00 -,04 -,11 -,06 ,31 ,36 -,17 ,081 ,390*

Correlation 5 8 5 9* 7 1 3 6 1* 4 1 4 5 3 6** 6 5 3 7 2 7 6 1* 3 7 3 2 4 3 6* 4

Sig. (2-tailed) ,876 ,165 ,84 ,35 ,62 ,04 ,57 ,32 ,89 ,16 ,03 ,84 ,64 ,31 ,43 ,31 ,00 ,16 ,13 ,06 ,13 ,12 ,46 ,18 ,02 ,98 ,96 ,80 ,51 ,70 ,06 ,02 ,31 ,640 ,019

0 7 1 3 2 0 2 5 6 2 0 0 3 2 8 5 4 3 1 3 0 6 6 4 5 5 5 9 3 8 1

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL15 Pearson ,086 ,058 ,11 ,46 ,13 ,22 ,16 ,27 -,03 ,29 ,25 ,19 ,30 ,17 1 -,08 ,03 ,36 ,29 ,29 -,03 ,32 ,07 ,07 ,46 ,15 ,10 -,21 ,00 -,09 ,00 -,18 -,14 -,12 -,154 ,388*

Correlation 1 1** 6 5 1 2 2 0 8 7 9 4 6 3 5* 0 3 7 5 2 2 3** 4 0 5 0 8 0 5 0 2

Sig. (2-tailed) ,618 ,737 ,51 ,00 ,42 ,18 ,34 ,10 ,85 ,08 ,12 ,24 ,06 ,31 ,61 ,85 ,02 ,08 ,08 ,83 ,05 ,67 ,67 ,00 ,36 ,56 ,20 1,0 ,57 1,0 ,28 ,41 ,48 ,369 ,019

9 5 9 7 9 8 2 6 8 9 7 0 8 1 9 6 3 0 3 8 8 4 9 1 8 00 1 00 0 5 0

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL16 Pearson ,400 ,405 ,08 -,05 -,15 ,02 ,12 ,31 ,02 ,13 ,00 ,40 -,06 -,13 -,08
* *
1 ,07 -,03 -,13 ,37 ,08 ,03 ,05 ,38 -,23 -,06 -,02 ,05 -,15 ,37 -,06 -,08 -,10 -,03 -,060 ,194

Correlation 6 1 8 5 4 6 5 5 0 8 *
0 5 6 6 1 5 8 *
6 6 5 8 *
9 0 6 5 8 8 *
0 6 8 1

Sig. (2-tailed) ,016 ,014 ,61 ,76 ,35 ,88 ,47 ,06 ,88 ,43 1,0 ,01 ,72 ,43 ,61 ,66 ,85 ,43 ,02 ,61 ,83 ,74 ,01 ,16 ,72 ,88 ,74 ,35 ,02 ,72 ,61 ,52 ,85 ,729 ,257

8 8 7 5 0 0 5 3 00 4 9 3 8 1 6 3 3 8 5 8 9 0 9 1 8 7 3 9 8 9 6

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL17 Pearson ,076 ,153 -,09 ,01 ,00 -,00 ,00 ,00 ,21 ,35 ,22 ,36 ,09 ,17 ,03 ,07 1 ,15 ,35 ,20 ,29 ,31 ,35 ,10 ,09 ,36 ,18 ,23 ,23 -,14 -,18 ,29 ,04 ,01 -,181 ,433**

Correlation 8 9 0 9 9 0 6 7* 7 6* 0 3 3 6 4 7* 0 3 2 6* 5 0 1* 6 1 9 3 1 3 1 2

Sig. (2-tailed) ,661 ,373 ,57 ,91 1,0 ,95 ,95 1,0 ,20 ,03 ,18 ,02 ,60 ,31 ,85 ,66 ,36 ,03 ,24 ,08 ,06 ,03 ,54 ,60 ,03 ,27 ,17 ,16 ,40 ,29 ,08 ,81 ,94 ,292 ,008

1 1 00 7 7 00 5 3 3 8 0 2 1 1 9 3 2 3 4 3 3 0 0 8 6 0 6 2 3 2 5

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL18 Pearson -,031 ,106 ,20 ,18 -,05 ,37 -,09 ,09 -,04 ,10 ,53 ,18 ,07 ,43 ,36 -,03 ,15 1 ,36 ,34 ,20 ,61 ,32 ,47 ,41 ,41 ,06 ,00 -,17 -,08 ,07 ,04 ,18 ,11 ,075 ,546**

Correlation 3 4 0 9* 8 9 3 6 4** 4 5 6** 5* 1 4 0* 4* 3 4** 2 9** 3* 3* 9 9 4 3 5 1 7 3

Sig. (2-tailed) ,856 ,539 ,23 ,28 ,77 ,02 ,57 ,56 ,80 ,53 ,00 ,28 ,66 ,00 ,02 ,85 ,36 ,03 ,04 ,23 ,00 ,05 ,00 ,01 ,01 ,68 ,96 ,31 ,63 ,66 ,81 ,27 ,51 ,664 ,001

6 3 4 3 1 5 4 9 1 3 4 8 9 6 9 1 0 6 0 5 3 2 2 9 0 1 0 4 4 4 1
89

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL19 Pearson -,135 -,091 ,05 ,17 ,21 ,11 ,08 ,21 ,11 ,27 ,40 ,37 ,08 ,23 ,29 -,13 ,35 ,36 1 -,05 ,29 ,46 ,26 ,26 ,56 ,56 -,01 ,26 ,21 -,05 -,16 ,29 ,36 -,14 -,161 ,543**

Correlation 8 2 3 7 4 3 7 3 5* 8* 1 6 0 5 7* 0* 1 0 0** 2 2 4** 4** 7 2 3 1 1 0 6* 8

Sig. (2-tailed) ,433 ,598 ,73 ,31 ,21 ,49 ,62 ,21 ,49 ,10 ,01 ,02 ,64 ,16 ,08 ,43 ,03 ,03 ,76 ,08 ,00 ,12 ,12 ,00 ,00 ,92 ,12 ,21 ,76 ,34 ,08 ,02 ,38 ,348 ,001

7 6 2 5 7 2 5 8 4 3 0 5 6 3 3 1 8 6 5 3 3 0 0 0 3 2 8 8 6 8 9

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL20 Pearson ,378 ,561


* **
,29 ,21 ,23 ,17 ,16 ,23 ,17 ,56 ,37 ,21 ,31 ,25 ,29 ,37 ,20 ,34 -,05 1 ,29 ,42 ,27 ,27 -,09 ,31 ,22 -,10 -,06 -,02 -,09 -,09 -,04 -,08 -,090 ,546**

Correlation 3 2 9 9 0 9 9 1** 8* 2 6 5 3 8* 0 4* 1 3 1* 3 3 0 6 5 5 0 9 0 8 1 3

Sig. (2-tailed) ,023 ,000 ,08 ,21 ,16 ,29 ,35 ,16 ,29 ,00 ,02 ,21 ,06 ,13 ,08 ,02 ,24 ,04 ,76 ,08 ,01 ,10 ,10 ,60 ,06 ,18 ,54 ,72 ,86 ,60 ,57 ,81 ,63 ,600 ,001

3 5 0 7 2 0 7 0 3 5 0 4 3 3 2 0 8 3 1 8 8 0 0 7 3 9 9 0 1 2 0

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL21 Pearson ,086 ,290 ,25 -,06 ,13 ,09 -,09 ,13 ,09 ,29 ,43 ,06 ,15 ,31 -,03 ,08 ,29 ,20 ,29 ,29 1 ,32 ,21 ,21 ,00 ,15 ,36 -,21 ,00 -,09 -,30 ,25 ,14 -,28 -,154 ,376*

Correlation 9 6 6 6 6 6 6 0 0** 6 4 3 7 6 3 3 0 3 5 5 5 0 4 7* 5 0 8 9 9 0 4

Sig. (2-tailed) ,618 ,086 ,12 ,70 ,42 ,57 ,57 ,42 ,57 ,08 ,00 ,70 ,36 ,06 ,83 ,61 ,08 ,23 ,08 ,08 ,05 ,20 ,20 1,0 ,36 ,02 ,20 1,0 ,57 ,06 ,12 ,41 ,09 ,369 ,024

7 3 9 6 6 9 6 6 9 3 9 3 0 8 3 6 6 3 3 8 8 00 9 8 8 00 1 7 7 5 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL22 Pearson ,036 ,170 ,13 ,33 ,05 ,42 ,05 ,05 ,10 ,17 ,46 ,33 ,17 ,25 ,32 ,03 ,31 ,61 ,46 ,42 ,32 1 ,28 ,46 ,36 ,36 ,20 ,11 -,14 -,06 -,02 ,13 ,25 ,00 -,021 ,639**

Correlation 9 9* 7 5** 8 7 3 0 7** 9* 2 7 5 6 2 4** 0** 1* 5 9 8** 5* 5* 0 0 2 8 1 9 3 6

Sig. (2-tailed) ,835 ,323 ,41 ,04 ,74 ,01 ,73 ,74 ,55 ,32 ,00 ,04 ,31 ,13 ,05 ,83 ,06 ,00 ,00 ,01 ,05 ,08 ,00 ,02 ,02 ,24 ,52 ,40 ,69 ,90 ,41 ,13 ,97 ,901 ,000

8 3 2 0 6 2 1 3 4 3 7 1 3 5 4 0 5 1 3 7 4 9 9 3 5 9 4 1 8 6 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL23 Pearson ,222 ,262 ,21 ,14 ,21 ,03 ,21 ,08 ,15 ,48 ,05 ,14 ,26 ,26 ,07 ,05 ,35 ,32 ,26 ,27 ,21 ,28 1 ,16 ,11 ,26 ,43 -,10 ,37 -,10 -,03 -,07 -,15 ,16 ,414*
,564**

Correlation 5 1 9 5 4 8 9 6** 5 1 5 2 2 5 6* 2 2 3 5 9 9 6 5 8** 8 3* 5 3 2 0 5


90

Sig. (2-tailed) ,193 ,123 ,20 ,41 ,19 ,84 ,21 ,61 ,35 ,00 ,74 ,41 ,11 ,12 ,67 ,74 ,03 ,05 ,12 ,10 ,20 ,08 ,32 ,50 ,11 ,00 ,53 ,02 ,54 ,84 ,67 ,38 ,33 ,012 ,000

8 1 9 2 0 1 5 3 8 1 8 3 8 8 3 5 3 8 8 7 4 0 8 8 2 5 3 8 8 1 5

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL24 Pearson ,055 ,037 ,07 ,01 -,17 ,15 ,09 ,08 ,03 ,26 ,22 ,26 -,03 ,12 ,07 ,38 ,10 ,47 ,26 ,27 ,21 ,46 ,16 1 ,11 ,11 ,05 ,16 -,02 ,27 ,11 ,07 ,12 ,00 -,182 ,406*

Correlation 2 4 5 9 0 8 5 2 2 9 3 7 2 8* 5 9** 2 3 5 8** 9 6 6 0 9 2 3 6 2 0 9

Sig. (2-tailed) ,748 ,829 ,67 ,93 ,30 ,35 ,60 ,61 ,84 ,12 ,19 ,11 ,84 ,46 ,67 ,01 ,54 ,00 ,12 ,10 ,20 ,00 ,32 ,50 ,50 ,77 ,32 ,89 ,10 ,50 ,67 ,48 ,96 ,287 ,014

8 5 6 5 3 1 2 3 3 3 8 0 8 9 3 3 3 8 8 4 4 0 0 1 4 9 8 0 8 5 0

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL25 Pearson -,239 -,161 ,00 ,39 ,04 ,29 ,23 ,18 ,03 ,08 ,29 ,25 ,03 ,22 ,46 -,23 ,09 ,41 ,56 -,09 ,00 ,36 ,11 ,11 1 ,19 ,01 ,11 ,23 -,09 ,03 ,00 ,16 ,07 ,036 ,436**

Correlation 0 6* 7 7 8 9 0 1 9 9 6 6 3** 9 0 3* 4** 0 0 5* 6 6 6 5 6 6 0 6 0 2 5

Sig. (2-tailed) ,160 ,348 1,0 ,01 ,78 ,07 ,16 ,27 ,86 ,64 ,07 ,12 ,83 ,18 ,00 ,16 ,60 ,01 ,00 ,60 1,0 ,02 ,50 ,50 ,25 ,92 ,50 ,16 ,60 ,83 1,0 ,34 ,66 ,836 ,008

00 7 4 8 2 0 3 0 7 7 6 6 4 0 0 2 0 0 00 9 0 0 1 9 0 5 0 6 00 5 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL26 Pearson -,060 ,081 ,15 ,12 ,18 ,03 ,10 ,04 ,16 ,32 ,29 ,25 ,03 ,37 ,15 -,06 ,36 ,41 ,56 ,31 ,15 ,36 ,26 ,11 ,19 1 -,12 ,26 ,02 -,09 -,12 ,15 ,16 -,26 -,125 ,449**

Correlation 4 2 9 0 4 7 4 2 9 9 6 1* 4 0 1* 3* 4** 6 4 5* 5 6 6 4 5 4 0 5 4 2 3

Sig. (2-tailed) ,729 ,640 ,36 ,47 ,27 ,86 ,54 ,78 ,34 ,05 ,07 ,12 ,83 ,02 ,36 ,72 ,03 ,01 ,00 ,06 ,36 ,02 ,11 ,50 ,25 ,47 ,11 ,89 ,60 ,46 ,36 ,34 ,12 ,468 ,006

9 9 0 3 6 4 0 5 7 7 6 6 9 9 0 2 0 0 9 9 8 0 1 2 8 1 0 8 9 5 2

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL27 Pearson ,284 ,192 ,36 ,23 ,32 ,10 ,13 ,08 ,21 ,19 ,12 ,11 ,43 ,00 ,10 -,02 ,18 ,06 -,01 ,22 ,36 ,20 ,43 ,05 ,01 -,12 1 -,20 -,08 -,12 ,01 -,16 -,18 ,06 ,294 ,420*

Correlation 7* 1 7 0 2 2 6 2 9 2 3** 3 0 6 6 9 7 5 7* 0 8** 0 5 4 8 2 7 5 7 2 9

Sig. (2-tailed) ,093 ,262 ,02 ,17 ,05 ,56 ,44 ,63 ,20 ,26 ,45 ,51 ,00 ,98 ,56 ,88 ,27 ,68 ,92 ,18 ,02 ,24 ,00 ,77 ,92 ,47 ,22 ,63 ,46 ,92 ,33 ,28 ,68 ,082 ,011

8 6 1 3 3 5 7 2 2 5 8 4 1 1 8 9 0 7 8 3 8 1 9 2 3 5 0 9 0 7 9

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
91

SOAL28 Pearson ,055 ,037 -,21 ,01 -,17 ,15 ,09 ,08 ,03 ,03 ,05 ,26 -,33 -,00 -,21 ,05 ,23 ,00 ,26 -,10 -,21 ,11 -,10 ,16 ,11 ,26 -,20 1 -,02 -,10 ,26 ,35 ,39 ,16 -,033 ,200

Correlation 5 4 5 9 0 8 5 7 5 9 1* 7 5 5 1 9 2 5 5 0 8 9 6 5 8 2 5 5 8* 1* 5

Sig. (2-tailed) ,748 ,829 ,20 ,93 ,30 ,35 ,60 ,61 ,84 ,82 ,74 ,11 ,04 ,96 ,20 ,74 ,17 ,96 ,12 ,54 ,20 ,52 ,53 ,32 ,50 ,11 ,22 ,89 ,54 ,11 ,03 ,01 ,33 ,848 ,241

8 5 6 5 3 1 2 9 8 3 8 5 8 8 6 0 3 3 8 5 2 4 0 8 3 9 3 8 2 8 5

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL29 Pearson -,158 -,107 ,00 ,26 ,31 -,15 ,15 -,06 ,19 ,53 -,15 -,10 ,02 -,04 ,00 -,15 ,23 -,17 ,21 -,06 ,00 -,14 ,37 -,02 ,23 ,02 -,08 -,02 1 -,06 -,18 ,00 -,08 ,05 -,189 ,125

Correlation 0 2 3 7 7 3 7 3 **
8 1 4 3 0 8 9 4 3 0 0 2 3 *
2 6 4 2 2 0 9 0 6 0

Sig. (2-tailed) ,357 ,536 1,0 ,12 ,06 ,35 ,35 ,71 ,25 ,00 ,35 ,55 ,89 ,80 1,0 ,35 ,16 ,31 ,21 ,72 1,0 ,40 ,02 ,89 ,16 ,89 ,63 ,89 ,72 ,27 1,0 ,61 ,77 ,270 ,469

00 3 4 9 9 7 0 1 7 9 1 5 00 7 0 1 2 9 00 9 5 9 5 1 5 9 9 0 00 9 4

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL30 Pearson -,076 -,051 -,09 -,13 -,12 -,16 -,17 ,23 -,16 -,05 -,07 ,21 -,09 -,11 -,09 ,37 -,14 -,08 -,05 -,02 -,09 -,06 -,10 ,27 -,09 -,09 -,12 -,10 -,06 1 -,09 -,09 -,04 -,08 -,090 -,114

Correlation 8 5 0 0 9 9 0 1 6 2 0 2 8 8 *
3 3 1 9 8 8 5 3 0 0 7 5 0 0 8 1 3

Sig. (2-tailed) ,661 ,768 ,57 ,43 ,48 ,35 ,29 ,16 ,35 ,76 ,66 ,21 ,60 ,51 ,57 ,02 ,40 ,63 ,76 ,86 ,57 ,69 ,54 ,10 ,60 ,60 ,46 ,54 ,72 ,60 ,57 ,81 ,63 ,600 ,509

1 3 7 2 7 0 2 8 1 5 0 5 1 3 6 0 8 9 1 4 3 8 0 0 0 3 9 0 1 2 0

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL31 Pearson -,060 -,161 ,15 -,15 ,04 ,03 ,10 -,09 -,10 -,16 -,23 ,12 -,12 -,06 ,00 -,06 -,18 ,07 -,16 -,09 -,30 -,02 -,03 ,11 ,03 -,12 ,01 ,26 -,18 -,09 1 -,30 -,13 ,41 ,196 ,006

Correlation 4 2 7 0 4 4 4 1 9 2 5 4 0 0 1 5 1 0 9 1 3 6 6 5 5 5 9 0 9 0 3 *

Sig. (2-tailed) ,729 ,348 ,36 ,37 ,78 ,86 ,54 ,58 ,54 ,34 ,16 ,47 ,46 ,70 1,0 ,72 ,29 ,66 ,34 ,60 ,06 ,90 ,84 ,50 ,83 ,46 ,92 ,11 ,27 ,60 ,06 ,45 ,01 ,251 ,973

9 5 4 3 6 4 6 8 0 9 8 9 00 9 2 4 8 0 7 1 8 0 6 8 9 8 0 0 7 1 2

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL32 Pearson -,086 ,058 -,18 -,06 ,00 ,35 ,03 ,00 ,22 -,17 ,25 -,06 ,15 ,31 -,18 -,08 ,29 ,04 ,29 -,09 ,25 ,13 -,07 ,07 ,00 ,15 -,16 ,35 ,00 -,09 -,30 1 ,42 -,12 -,154 ,213

Correlation 5 6 0 3 *
2 0 5 4 8 6 4 3 5 6 3 1 0 8 9 9 2 2 0 4 7 8 *
0 8 9 0*
2

Sig. (2-tailed) ,618 ,737 ,28 ,70 1,0 ,03 ,85 1,0 ,18 ,31 ,12 ,70 ,36 ,06 ,28 ,61 ,08 ,81 ,08 ,57 ,12 ,41 ,67 ,67 1,0 ,36 ,33 ,03 1,0 ,57 ,06 ,01 ,48 ,369 ,213

0 3 00 5 2 00 7 0 8 3 9 3 0 8 3 4 6 1 7 8 8 8 00 9 0 2 00 1 7 1 0
92

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL33 Pearson ,217 ,366* -,14 -,19 -,17 ,25 -,01 ,08 -,22 -,07 ,21 ,05 -,13 ,36 -,14 -,10 ,04 ,18 ,36 -,04 ,14 ,25 -,15 ,12 ,16 ,16 -,18 ,39 -,08 -,04 -,13 ,42 1 -,11 ,162 ,192

Correlation 0 3 1 6 3 6 9 3 7 5 0 6 *
0 8 1 7 6 *
1 0 3 0 0 2 2 2 1 *
6 1 0 0 *
9

Sig. (2-tailed) ,204 ,028 ,41 ,25 ,31 ,13 ,93 ,61 ,17 ,67 ,20 ,74 ,45 ,02 ,41 ,52 ,81 ,27 ,02 ,81 ,41 ,13 ,38 ,48 ,34 ,34 ,28 ,01 ,61 ,81 ,45 ,01 ,48 ,345 ,262

5 8 7 1 8 9 8 2 4 9 1 8 5 9 2 4 8 2 5 6 1 5 5 5 7 8 9 2 1 1 9

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL34 Pearson ,157 -,148 -,28 ,04 -,05 -,18 -,09 -,05 -,18 -,14 -,03 -,10 ,07 -,17 -,12 -,03 ,01 ,11 -,14 -,08 -,28 ,00 ,16 ,00 ,07 -,26 ,06 ,16 ,05 -,08 ,41 -,12 -,11 1 ,244 -,002

Correlation 4 0 0 4 8 0 4 8 1 4 5 4 2 1 2 3 8 3 4 6 5 9 5 3 9 5 0 3 3 *
2 9

Sig. (2-tailed) ,361 ,389 ,09 ,81 ,77 ,28 ,57 ,77 ,28 ,38 ,85 ,54 ,66 ,31 ,48 ,85 ,94 ,51 ,38 ,63 ,09 ,97 ,33 ,96 ,66 ,12 ,68 ,33 ,77 ,63 ,01 ,48 ,48 ,152 ,993

4 7 4 4 1 4 4 9 6 6 4 1 0 6 5 1 9 0 4 4 5 0 4 2 9 5 4 0 2 0 9

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SOAL35 Pearson ,299 ,322 ,00 -,15 -,09 ,03 ,10 -,09 -,23 -,16 -,23 -,15 -,12 ,08 -,15 -,06 -,18 ,07 -,16 -,09 -,15 -,02 ,41 -,18 ,03 -,12 ,29 -,03 -,18 -,09 ,19 -,15 ,16 ,24 1 ,032

Correlation 0 2 4 0 4 4 8 1 9 2 5 1 4 0 1 5 1 0 4 1 4* 2 6 5 4 3 9 0 6 4 2 4

Sig. (2-tailed) ,077 ,055 1,0 ,37 ,58 ,86 ,54 ,58 ,16 ,34 ,16 ,37 ,46 ,64 ,36 ,72 ,29 ,66 ,34 ,60 ,36 ,90 ,01 ,28 ,83 ,46 ,08 ,84 ,27 ,60 ,25 ,36 ,34 ,15 ,854

00 5 4 3 6 4 2 8 0 5 8 0 9 9 2 4 8 0 9 1 2 7 6 8 2 8 0 0 1 9 5 2

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

SCORETOTA Pearson ,310 ,445**


,42 ,46 ,42 ,46 ,39 ,43 ,37 ,44 ,51 ,47 ,41 ,39 ,38 ,19 ,43 ,54 ,54 ,54 ,37 ,63 ,56 ,40 ,43 ,44 ,42 ,20 ,12 -,11 ,00 ,21 ,19 -,00 ,032 1

L Correlation 6**
5**
2 1
* **
7 3
* **
4 5
* **
4**
6**
0*
0*
8*
4 3 **
6**
3**
6**
6 9
* **
4**
6 6
* **
9**
0*
0 5 4 6 3 2 2

Sig. (2-tailed) ,065 ,007 ,01 ,00 ,01 ,00 ,01 ,00 ,02 ,00 ,00 ,00 ,01 ,01 ,01 ,25 ,00 ,00 ,00 ,00 ,02 ,00 ,00 ,01 ,00 ,00 ,01 ,24 ,46 ,50 ,97 ,21 ,26 ,99 ,854

0 4 0 5 7 8 5 7 1 3 3 9 9 7 8 1 1 1 4 0 0 4 8 6 1 1 9 9 3 3 2 3

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
93

**. Correlation

is significant at

the 0.01 level

(2-tailed).

*. Correlation

is significant at

the 0.05 level

(2-tailed).
Lampiran 07 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,737
N of Items 13a
Part 2 Value ,772
N of Items 12b
Total N of Items 25
Correlation Between Forms ,601
Spearman-Brown Equal Length ,751
Coefficient Unequal Length ,751
Guttman Split-Half Coefficient ,749
a. The items are: SOAL2, SOAL3, SOAL4, SOAL5,
SOAL6, SOAL7, SOAL8, SOAL9, SOAL10, SOAL11,
SOAL12, SOAL13, SOAL14.
b. The items are: SOAL14, SOAL15, SOAL17,
SOAL18, SOAL19, SOAL20, SOAL21, SOAL22,
SOAL23, SOAL24, SOAL25, SOAL26, SOAL27.

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui nilai rhitung sebesar


0,749 sedangkan rtabel. sebesar 0,334 bahwa instrumen tes yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini reliabel, karena rhitung >rtabel. Dan memenuhi
persyaratan.

94
Lampiran 08 Data Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 36
Mean 0E-7
Normal Parameters a,b
Std.
6.64145369
Deviation
Absolute .142
Most Extreme
Positive .140
Differences
Negative -.142
Kolmogorov-Smirnov Z .854
Asymp. Sig. (2-tailed) .459

Berdasarkan output dari SPSS 23 pada tabel di atas diketahui bahwa,


nilai signifikansi pada table kolmogorov-smirnov sebesar 0,459 sedangkan
nilai 𝛂 sebesar 0,05 Dengan itu, nilai signifikansi dari data lebih besar dari
0,05 yang artinya semua data berditribusi dengan normal.

2. Uji Linieritas

D. ANOVA Table
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
2.27
(Combined) 594.898 7 84.985 .058
4
Hasil Between 2.60
Linearity 97.410 1 97.410 .118
Belajar Groups 7
* Model Deviation 2.21
497.488 6 82.915 .071
CTL from Linearity 9
Within Groups 1046.324 28 37.369
Total 1641.222 35

95
96

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi


Deviation from Linearity adalah sebesar 0,071 sedangkan nilai 𝛂 sebesar 0,05
yang artinya nilai signifikansi > 𝛂 atau 0,071 > 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang linier antara variabel dependen ( hasil
belajar) dan variabel independen ( model CTL) yang digunakan dalam
penelitian ini.

3. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of variance


score

Levene Statistic df1 df2 Sig.


,093 1 51 ,761

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari baris based on mean nilai Sig
sebesar 0.761 > 0, 05 (α = 5% = 0,05). Ini berarti bahwa H 0 diterima atau dengan
kata lain kelompok bersifat homogen atau memiliki varian yang sama dalam
kemampuan siswa.
97

Lampiran 9 Uji Hipotesis

Hasil Uji T

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% Confidence (2-
Pre Test Dev Error Interval of the tailed)
- Post Mean Difference
Test Lower Upper

Pair 1 -21.167 5.091 .848 -22.889 -19.444 -24.948 35 .000

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat dari perolehan nilai signifikansi
(2-tailed) sebesar 0,000 dan nilai 𝛂 sebesar 0,05 yang artinya nilai signifikansi <
0,05 atau 0,000 > 0,05. Melihat pengambilan keputusan pada asumsi uji-t, maka
dapat diperoleh keputusan yaitu H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika
materi pecahan siswa kelas IV SDN 4 Srobyong.
98

Lampiran 10 Foto Kegiatan Penelitian

Foto Pemberian Soal Pretest

Foto Pemberian Perlakuan Model CTL

Foto Pemberian Soal Posttest


99

Lampiran 11

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SDN 4 Srobyong

Anda mungkin juga menyukai