Disusun oleh :
Shabira (204102020045)
Fakultas Syariah
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta rahmatNya
kepada kita, sehingga kita dapat menikmati kehidupan sekarang. Sholawat serta salam tetap
tercurah limpahkan kepada nabi kita Muhammad SAW, berkat beliau kita dapat menikmati
indahnya islam. Puji syukur kepada tuhan yang telah memberikan kita kesempatan dalam
menyusun makalah sebagai tugas kelompok mata kuliah Hukum lingkungan yang berjudul
“Pengelola limbah bahan berbahaya dan beracun.”
Dalam penyusunan makalah ini, kami kelompok 8 mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Hukum lingkungan Dan tak lupa juga kepada teman teman sekalian yang
sudah membaca dan memberikan saran kepada kita.
Kami sadar dalam menyusun makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari
itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan kepada pembaca makalah ini. Sekian dari
kami.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pencemaran laut merupakan suatu masalah yang sering terjadi, dan sering abaikan
ketika masalah perekonomian lebih penting untuk di kedepankan. Masalah pencemaran
laut di perairan nusantara sudah sering terjadi, seperti pembuangan limbah, pengambilan
ikan secara besar besaran dll.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Pengelola limbah bahan berbahaya dan
beracun ?..........................................................................
2. Bagaimana Kebijakan Pemerintah mengenai Pengelola limbah bahan berbahaya dan
beracun ?......................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Secara
umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari
karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang
disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di
mana kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu
menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-
reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya.
Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar
dan tidak mengalami penguraian atau dekomposisi saat berhubungan dengan limbah. Jumlah
yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang
memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan.
3. Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku
acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor:
Kep-01l/Bapedal/09/1995.
Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus
disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah.
Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan.
Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang
tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air,
tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal
1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air
hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang
bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi
dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan
konstruksi yang tahan api dan korosi.
6. Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang (recycle), perolehan
kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) limbah B3 yang dlihasilkan ataupun
bentuk pemanfaatan lainnya.
7. Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi, solidifikasi
secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan.
8. Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999.
Pasal 59, UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
mendefiniskan bahwa Bahan Berbahaya dan Beracun disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Pasal 258
menyebutkan bahwa Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3910)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 oleh Presiden Doktor Haji Susilo
Bambang Yudhoyono. PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 oleh Menkumham
Amir Syamsudin.
Agar setiap orang mengetahuinya PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 333. Penjelasan Atas PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5617.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup
penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3
termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan pelaku pengelolaan limbah B3 antara lain :
• Penghasil Limbah B3
• Pengumpul Limbah B3
• Pengangkut Limbah B3
• Pemanfaat Limbah B3
• Pengolah Limbah B3
• Penimbun Limbah B3
Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam
kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa adanya
proses pengolahan.Secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus
memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan
yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya.
Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan
bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan
kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan.
Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan tidak mengalami penguraian atau dekomposisi saat berhubungan dengan
limbah.
Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang
memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat
dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi.
Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan
dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan
dalam jumlah yang berarti.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jogloabang.com/lingkungan/pp-101-2014-pengelolaan-limbah-bahan-
berbahaya-beracun
https://bogorkab.go.id/post/detail/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-dan-beracun-b3