Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN B3

DI SUSUN OLEH:

Rayhan M Arrasyid
Feriy Yanto Manik
Fransisco Adifarma
Mayang Sari
Refina Oktora
Hamza haz

Dosen pengampu : Dr. Armenlusi Zeswita M.Si

Sekolah tinggi ilmu kesehatan Indonesia


2023 -2024
Kata pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr.Armen lusi
zeswita, M.Si pada mata kuliah manajemen b3. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuk Dr.Armen lusi zeswita,,M.Si selaku dosen
mata kuliah manajemen b3 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Padang, 16 Juni 2023

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………….…….………………………………………………….....

DAFTAR ISI…..……………………….……………………………………………………………...

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………..………..……………………………………..............................
B. Rumusan Masalah…...…………………………………………………………………………..
C. Tujuan Pembaasan…...…….……………………………………………………………………
D. Manfaat………………………………………………………………………………………….

BAB II. PEMBAHASAN


A. Landfill limbah B3................................................................................…………………
B. Jenis landfill......................................................................................................................
C. Sistem penimbunan landfill..............................................................................................

BAB III. PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini membuat banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah tangga, perusahaan, kantor-
kantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat bahkan berupa zat gas dan semuanya itu
berbahaya bagi kehidupan kita . Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang disebut
dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan
masalah kecil dan sepele ,karena apabila limbah (B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele
penanganannya, atau bahkan melakukan penanganan yang salah dalam pegangan limbah B3
tersebut, maka jalan dari Limbah B3 tersebut akan semakin meluas, bahkan jalurnya pun akan
sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja jalan tersebut akan menjurus pada
kehidupan makhluk hidup baik jalan yang akan dirasakan dalam jangka pendek atau pun jalan
yang akan dirasakan dalam jangka Panjang dimasa yang akan datang.

Standar Nasional Indonesia (SNI 3242:2008) tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman


mengatur pengelolaan sampah domestik kategori domestik non Bahan Berbahaya Beracun (B3)
dan B3 dengan menerapkan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Semakin tinggi populasi, maka akan
semakin banyak sampah yang dihasilkan, di mana pemindahan sampah dari pemukiman menuju
tempat pembuangan akhir memerlukan pengangkutan dan pengelolaan yang baik untuk
menghindari lingkungan yang kotor dan tercemar akibat timbunan sampah. (Modul
Prinsip-prinsip Pengelolaan Sampah).

Permasalahan tentang sampah sudah sangat sering terjadi di perkotaan.


Pengelolaan sampah yang kurang baik dan terbatasnya tempat pembuangan sampah
menjadi salah satu faktor penyebabnya. Semakin bertambahnya jumlah penduduk
yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah tempat pembuangan akan
menyebabkan masalah lingkungan. Dengan adanya penambahan jumlah sampah
menyebabkan tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada akan semakin penuh
sehingga membutuhkan lokasi baru. Tempat pembuangan akhir sampah merupakan fasilitas fisik
yang digunakan untuk pengelolaan akhir sampah. Pada TPA sanitary landfill sampah yang diolah
akan ditimbun merata berlapis. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah adalah
tempat yag digunakan untuk menyimpan dan memusnahkan seluruh sampah yang
dihasilkan oleh aktivitas manusia tersebut dengan cara tertentu sehingga masalah
Penentuan lokasi TPA di Indonesia dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) 03-3241-1994. Penentuan lokasi TPA yang tidak tepat terutama dengan sistem
pembuangan secara terbuka (open dumping) mengakibatkan luasnya pencemaran lingkungan.
TPA yang dioperasikan secara open dumping akan menghasilkan produk sampingan berupa gas
metana dan cairan lindi. Cairan lindi berpengaruh pada sifat-sifat air bawah tanah seperti
tingginya total padatan terlarut, klorida, COD, nitrat dan sulfat, serta mengandung logam berat,
dimana kandungannya cenderung menurun setelah musim hujan dan meningkat sebelum
musim hujan. Air lindi yang dihasilkan TPA sulit untuk dikendalikan agar tidak mencemari
lingkungan walaupun membuat proteksi kuat pada TPA. Hal ini menjadi alasan penting untuk
membuat permodelan rembesan air lindi dimana kesalahan penempatan TPA sangat berpengaruh
terhadap pergerakan air lindi ke sekitarnya. Merembesnya air lindi ke tanah dapat mencemari
badan air disekitarnya yang kemudian mempengaruhi makhluk hidup.

B. Rumusan masalah
1. apa yang dimaksud dengan landfill limbah b3
2. apa saja jenis-jenis landfill
3. bagaimana sistem penimbunan landfill

C.TUJUAN

Tujuan Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang landfill limbah B3 serta untuk
memenuhi salah satu tugas yang telah diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landfill Limbah B3
Landfill limbah B3 merupakan salah satu metode penanganan dan pembuangan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). Landfill adalah suatu area atau lokasi yang dirancang khusus untuk
membuang dan mengelola limbah secara permanen. Dalam konteks limbah B3, landfill limbah
B3 adalah area yang secara khusus diatur dan dioperasikan untuk menerima, mengolah, dan
menangani limbah B3 yang dihasilkan oleh industri, laboratorium, rumah sakit, atau sektor-
sektor lain yang menggunakan bahan kimia berbahaya.

Landfill limbah B3 umumnya memiliki fitur dan sistem perlindungan lingkungan yang lebih
kompleks daripada landfill limbah non-B3. Beberapa karakteristik dan persyaratan khusus
landfill limbah B3 meliputi:

Pemisahan dan perlindungan lapisan tanah: Landfill limbah B3 harus dirancang dengan lapisan
perlindungan yang kuat, seperti lapisan tanah yang tebal, membran geomembrane, atau sistem
pengelolaan air tanah yang mencegah kontaminasi limbah masuk ke tanah di sekitarnya.

Sistem pengumpulan dan pengolahan gas: Limbah B3 dapat menghasilkan gas berbahaya seperti
gas methan dan gas yang mudah terbakar. Oleh karena itu, landfill limbah B3 harus dilengkapi
dengan sistem pengumpulan dan pengolahan gas yang efektif untuk mencegah pelepasan gas-gas
tersebut ke atmosfer.

Pengendalian dan pengolahan air limbah: Limbah B3 juga dapat mencemari air tanah dan air
permukaan. Oleh karena itu, landfill limbah B3 harus memiliki sistem pengendalian air limbah
yang memadai, seperti sistem pengolahan air limbah atau sistem pengumpulan dan pemrosesan
air hujan yang terkontrol.

Pemantauan dan pemeliharaan: Landfill limbah B3 perlu dilengkapi dengan sistem pemantauan
yang canggih untuk memantau kualitas air tanah, udara, dan tanah di sekitarnya. Pemeliharaan
rutin dan pemantauan yang ketat diperlukan untuk memastikan landfill beroperasi sesuai dengan
standar lingkungan yang ditetapkan.

Penting untuk mencatat bahwa landfill limbah B3 seharusnya menjadi pilihan terakhir dalam
hierarki pengelolaan limbah, setelah upaya pengurangan, pengolahan, dan pemanfaatan kembali
limbah B3 telah dilakukan. Tujuannya adalah meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia serta memastikan limbah B3 dikelola dengan aman dan
bertanggung jawab.
B. Jenis-jenis Landfill
Landfill Tertutup (Sanitary Landfill): Landfill tertutup, juga dikenal sebagai sanitary landfill,
adalah jenis landfill yang paling umum digunakan saat ini. Landfill ini dirancang untuk
mencegah pencemaran lingkungan dengan menggunakan lapisan perlindungan yang kuat.
Limbah ditempatkan di dalam sel-sel terpisah dan kemudian ditutup dengan lapisan tanah dan
bahan impermeabel seperti geomembrane untuk mencegah kontaminasi air dan tanah di
sekitarnya. Selain itu, landfill ini dilengkapi dengan sistem pengumpulan dan pengolahan gas
serta pengendalian air limbah.

Landfill Terkendali (Engineered Landfill): Landfill terkendali adalah jenis landfill yang
memerlukan desain dan pengawasan yang ketat selama operasinya. Landfill ini memiliki sistem
pengelolaan gas dan air limbah yang canggih, serta dilengkapi dengan lapisan perlindungan dan
pemantauan yang lebih lengkap. Tujuannya adalah meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan mencegah kontaminasi limbah ke dalam tanah dan air.

Landfill Bersampah (Dump): Landfill bersampah, juga dikenal sebagai dump, adalah jenis
landfill yang kurang teratur dan kurang terorganisir. Limbah dibuang secara langsung di lokasi
landfill tanpa lapisan perlindungan atau pengolahan yang memadai. Landfill ini cenderung tidak
memiliki sistem pengelolaan gas dan air limbah yang memadai, sehingga dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan yang serius.

Landfill Diperkuat (Liner Landfill): Landfill diperkuat adalah jenis landfill yang menggunakan
bahan pelapis tambahan, seperti clay liner atau geomembrane, untuk mencegah kontaminasi
limbah ke dalam tanah di bawahnya. Lapisan tambahan ini membantu melindungi air tanah dari
kontaminasi dan meminimalkan risiko pencemaran.

Landfill Canggih (Advanced Landfill): Landfill canggih mengacu pada landfill yang
menggunakan teknologi dan inovasi terbaru dalam pengelolaan limbah. Landfill ini mungkin
dilengkapi dengan sistem pemantauan yang canggih, pengelolaan gas yang efisien, dan metode
pengolahan limbah yang lebih maju untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Perlu diingat bahwa jenis landfill yang digunakan tergantung pada regulasi dan standar
lingkungan yang berlaku di suatu wilayah, serta kompleksitas limbah yang akan dikelola. Setiap
jenis landfill memiliki tingkat keamanan dan efisiensi yang berbeda dalam mengelola limbah,
dan penting untuk memilih dan mengoperasikan landfill sesuai dengan persyaratan lingkungan
yang berlaku.
C. Sistem Penimbunan Landfill

Sistem penimbunan landfill mengacu pada cara limbah ditempatkan dan disusun di dalam
landfill. Tujuan dari sistem penimbunan landfill adalah untuk mengoptimalkan kapasitas
pengisian landfill, mencegah kontaminasi lingkungan, dan memastikan stabilitas struktur landfill.
Berikut ini adalah penjelasan tentang beberapa komponen utama dalam sistem penimbunan
landfill:

 Sel (Cell): Landfill dibagi menjadi sel-sel yang merupakan unit terkecil untuk
penimbunan limbah. Setiap sel biasanya memiliki ukuran dan kapasitas tertentu.
Penempatan limbah dalam sel-sel terpisah membantu mengatur dan mengelola limbah
dengan lebih efisien.
 Lapisan Dasar (Base Liner): Lapisan dasar adalah lapisan yang diletakkan di bagian
bawah landfill untuk mencegah kontaminasi limbah ke dalam tanah di bawahnya.
Lapisan dasar umumnya terdiri dari bahan impermeabel seperti clay liner atau
geomembrane yang mencegah perkolasi limbah ke dalam air tanah.
 Lapisan Penyimpanan (Waste Placement): Limbah ditempatkan dalam sel-sel landfill
dalam lapisan-lapisan tertentu. Biasanya, limbah ditempatkan dalam lapisan yang dikenal
sebagai lapisan aktif (active cell) yang memiliki ketebalan tertentu. Setelah lapisan aktif
terisi, limbah ditutup dengan lapisan tanah atau bahan impermeabel untuk mencegah
kontaminasi dan menjaga kestabilan.
 Lapisan Penutup (Final Cover): Setelah suatu sel landfill penuh dengan limbah, dilakukan
penutupan akhir dengan lapisan penutup. Lapisan penutup terdiri dari lapisan tanah,
geomembrane, dan material penutup lainnya yang bertujuan untuk melindungi limbah
dari paparan lingkungan, mengurangi air masuk ke dalam landfill, dan mencegah
pelepasan gas ke atmosfer.
 Sistem Drainase dan Pengumpulan Air (Drainage and Leachate Collection): Landfill
dilengkapi dengan sistem drainase dan pengumpulan air yang dirancang untuk
mengumpulkan air hujan dan leachate (cairan yang terbentuk dari proses perkolasi
limbah). Sistem ini membantu mengendalikan pergerakan air di dalam landfill dan
mencegah kontaminasi air tanah atau permukaan oleh leachate.
 Sistem Pengumpulan dan Pengolahan Gas (Gas Collection and Treatment): Limbah B3
dan limbah organik dalam landfill menghasilkan gas seperti metana. Sistem pengumpulan
dan pengolahan gas dirancang untuk mengumpulkan gas-gas tersebut dan mengolahnya
sehingga tidak menghasilkan emisi yang berbahaya bagi lingkungan. Gas yang terkumpul
dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

Pemantauan dan Pemeliharaan (Monitoring and Maintenance): Landfill harus secara rutin
dipantau dan dipelihara untuk memastikan bahwa sistem penimbunan berfungsi dengan baik dan
tidak ada kebocoran atau masalah lingkungan lainnya. Pemantauan meliputi pemantauan kualitas
air tanah, kualitas udara
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Dari materi diatas kita dapat mengetahui apa saja jenis landfill dan sistem
penimbunan landfill

B. Saran
 Karena kita telah mempelajari dan mengetahui.
DAFTAR PUSTAKA

http://lingkungan.itats.ac.id/mengenal-secure-landfill/#:~:text=Secure%20landfill
%20merupakan%20metode%20pembuangan,air%20tanah%20dan%20lingkungan
%20sekitar

https://www.geosinindo.co.id/post/landfill-definisi-jenis-material-dan-prosedur-
pembuatannya

https://mediacenter.palangkaraya.go.id/sistem-sanitary-landfill-pada-tpa-lebih-
efektip-dan-efisien/#:~:text=Dijelaskan%2C%20sistem%20atau%20metode
%20Sanitary,dan%20kemudian%20menimbunnya%20dengan%20tanah

Anda mungkin juga menyukai