Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

TEORI PEMBELAJARAN FISIKA


(RISALAH DAN RESUME)

OLEH :
SUFIANTY
210008301016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
RISALAH

Peran Fisika Dalam Menumbuhkan Perilaku Berkarakter Pada Peserta Didik

Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang obyek pengamatannya
adalah alam dan segala isinya. Sains adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
melakukan sebuah observasi tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya
penguasaan kumpulan yang berupa fakta, konsep ataupun prinsip melainkan juga merupakan
suatu proses untuk menemukan sesuatu. Mempelajari dan memahami fisika secara mendapat
dapat menumbuhkan sikap berkarakter seperti religius, disiplin, tertip, berpikir cermat, cepat,
tepat, peduli terhadap sesama, dll. Berikut ini adalah contoh peran fisika dalam menumbuhkan
perilaku berkarakter seperti nilai kepeduliat sosial.

Kepedulian sosial adalah salah satu dari 18 pendidikan karakter yang diatur oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan harus ditumbuhkan dalam
diri peserta didik. Kepedulian sosial memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Akhir-akhir ini telah banyak terjadi fenomena yaitu kurangnya kepedulian
sosial di sekitar lingkungan masyarakat baik antara sesama pelajar, sesama guru, bahkan
pelajar terhadap guru. Contoh kasus yang paling banyak terjadi seperti ketika ada teman atau
orng (tertimpa musibah), hal pertama yang dilakukan bukanlah menolongnya. Namun, justru
sebaliknya beberapa individu lebih sibuk mengabadikan momen tersebut dengan memvideo,
memotret, atau menyebarkan pada jejaring media sosial. Materi fisika yang dapat kita kaji
dalam menumbuhkan perilaku berkarakter seperti pada kasus kurangnya kepedulian sosial ini
yaitu dalam hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa “energi itu tidak dapat
diciptakan ataupun dihilangkan melainkan hanya dapat diubah menjadi bentuk energi lain”.
Hukum kekekalan energi ini apabali di representasikan dalam kepedulian sosial (sifat
menolong orang lain) yakni “energi” yang kita keluarkan untuk menolong orang lain, maka
“energi” tersebut tidak akan hilang ataupun habis tetapi bentuknya menjadi “energi” lain
seperti “energi” kebahagiaan orang yang dibantu, dan “energi” pahala bagi yang membantu.
Penghayatan peserta didik tentang nilai-nilai karakter yang tersirat dalam hukum kekekalan
energi tersebut akan membuat timbulnya rasa kebersamaan dalam lingkungan sekitar dan nilai
religius.
RESUME

Pemikiran Ki Hajar Dewantara Dan 4 Tokoh Pendukung Lainnya

Tentang Belajar Dan Pembelajaran

1. Pemikiran Ki Hajar Dewantara


Pendidikan yang diinginkan oleh Ki Hajar Dewantara ialah pendikan yang
bertujuan untuk membangun peserta didik menjadi manusia yang beriman dnan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya,
cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohani. Terdapat 5 asas pendidikan
yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu: Asas kemerdekaan, asas kodrat
alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan dan asas kemanusiaan.
Selain asas pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga mengemukakan 3 prinsip guru dalam
pembelajaran, yakni:
- Ing Ngarsa Sung Tulada
Dalam prinsip kerja ini guru berfungsi sebagai pemimpin (pendidik) yang berdiri di
depan dan harus mampu memberi telaan kepada peserta didik.
- Ing Madya Mangun Karsa
Yang berarti bahwa guru sebagai pemimpin (pendidik) harus mampu
membangkitkan semangat dan memberikan motivasi kepada peserta didik.
- Tut Wuri Handayani
Yang berarti bahwa seorang pemimpin (pendidik) berada di belakang, maupun
memberikan dorongan dan mengarahkan peserta didik.

Konsep Tri N dalam pembelajaran:

- Niteni yang berarti mengamati dan melihat proses pembelajaran


- Nirakke yang berarti meniru
- Nambahi yang berarti menambahkan sesuai kreativitas masing-masing

Tri Pusat dalam pembelajaran

- Keluarga, berperan sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik karena
waktu yang paling banyak berada di lingkungan keluarga.
- Sekolah berperan dalam mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
- Masyarakat juga sangat berperan dalam membentuk karakter peserta didik

2. Pemikiran Al Ghazali
Tujuan pendidikan menurut Al Ghazali yakni menanamkan akhlak mulia
terhadap anak didik melalui pendidik dengan landasan ajaran agama islam. Hal ini
sejalan dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yakni memanusiakan
manusia (memprioritaskan pendidikan karakter).
Saat ini, kurikulum sudah menekankan pada pengembangan karakter. Begitupun
dengan budaya-budaya yang ada di indonesia yang sangat menjungjung tinggi nilai
akhak. Salah satu contohnya yakn budaya orang bugis yaitu sebegai berikut:
- Mali’ Siparppe Talllang Sipahua
- Tradisi angkat rumah
- Pinisi

Menurut Al Ghazali terdapat 3 tempat transfer ilmu yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Ketiga tempat transfer ilmu ini sangat mempengaruhi dalam pembentukan
akhlak. Hal ini juga sepaham dengan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara
terkait Tri sentra yaitu keluarga,, sekolah dan masyarakat. Konsep pendidikan menurut
Al Ghazali yaitu metode praktek, cara berpikir sistematik dan metodik, metode dialog,
dan memberi contoh/teladan.

3. Pemikiran Carl Ransom Rogers


Carl ransom rogers mengatakan bahwa pengembangan potensi yang melibatkan
aspek kognitif dan eksperimental (Pengalaman). Seorang siswa diharapkan dapat
mengeksplor ilmu/pengalaman yang mereka peroleh.
a. Prinsip-prinspin pembelajaran
- Hasrat untuk belajar yakni belajar apa yang ingin mereka ketahui
- Belajar yang berarti
- Belajar tanpa ancaman
- Belajar atas inisiatif sendiri
- Belajar dan perubahan yakni dapat beradaptasi dengan lingkungan dan
perubahan.
b. Peran guru dalam proses pendidikan
- Membatu mencptakan iklm kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif
terhadap belajar.
- Membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan
kebebasan kepada siswa untuk belajar
- Membatu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai
kekuatan pendorong belajar
- Menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa
- Menerima pertanyaan dan pendapat
c. Aplikasi teri roger terhadap pembelajaran
- Empati
- Penghargaan
- Umpan balik positif
d. Relevansi dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara
- Asas kemerdekaan
- Asas kemanusiaan
- Asas kodrat alam
- Pendidikan sistem among

4. Pemikiran Vigotsky
Vigotsky mengatakan bahwa terdapat 3 elemen penting dalam pembelajaran
yaitu siswa, guru dan proses kontinu. Dalam pandangan vigotsky siswa atau peserta
didik membentk suatu pengetahuan yang bermakna dan menjadi titik berat atau acuan
dalam suatu proses belajar dan mengajar, sedangkat guru bertugas sebagai vasilitator
dan menjadi contoh ataupun teladan bagi para peserta didik. Hal ini dikarenakan suatu
proses pembelajaran akan lebih optimal apabila pembelajaran itu berpusat pada siswa.
Peran keluarga sangat penting dalam pembelajaran. Keluarga sebagai agen utama
dalam pembentukkan karakter peserta ddik. Jika dikaitkan dengan budaya mandar
contohnya seperti kata malaqbi, Malaqbi yang kemudian terbagi lagi menjadi tiga jenis
yaitu malaqbi pau’ artinya bagus dalam perkataan, malaqbi gau’ yang artinya bagus
dalam perbuatam, dan malaqbi kedzo yang artinya bagus dalam perbuatan dan
perkataan. Vigotsky menekankan bahwa pentingnya akhlak dan peran keluarga, siswa
dan guru itu sendiri.
5. Pemikiran Maria Montessori

Terdapat persamaan dan perbandingan pemikiran antara Ki Hajar dewantara


dan maria montessori yaitu sebagai berikut :

- Perbandingan
a) Nama dan filosofi sekolah
Pada Ki hajar dewantara nama sekolah yaitu taman indria, sedangkan maria
Casa Dei Bambini. Filosofi sekolah menurut ki hajar dewantara yakni agar anak
tidak lepas dari unsur alamiahnya saat belajar, dan dapat mengembangkan
kecakapan panca indra secara lengkap. Sedangkan maria memberi lingkungan
yang hangat dan nyaman dengan prinsip kebebasan yang mengajarkan
keterampilan sehari-hari.
b) Setting Lingkungan
Ki hajar dewantara berorientasi pada 3 tempat yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Sedangkan maria melakukan setting sekolah yang mudah diakses,
memberi kebebasan bergerak, dan melatih tanggungjawab personal.
c) Dasar pemikiran PAUD
Ki hajar dewantara : menggabungkan konsep froebel dan montessori,
menghindarkan dari memerintah anak , paud diberikan untuk anak usia 0-7
tahun, mendidik anak harus sesuai jenjang umur, dan penekanan pada budaya
sendiri.
Maria montessori : membutuhkan interaksi langsung antara anak dan
lingkungan dalam belajar, tangan merupakan instrumen langsung dalam belajar,
paud untuk anak usia 0-6 tahun, mendidik harus sesuai tahap perkembangan
anak, bakat, dan potensi masing-masing anak, anak merupakan makhluk yang
konstruktif dalam membangun pengetahuan tetapi masih membutuhkan
bantuan orang dewasa
d) Metode Pembelajaran
ki hajar dewantara : metode sari-swara, metode pemberian kebebasan
beraktivitas dan metode pemberian ruang gerak (lahiriah), metode sistem
among, metode pembiasaan dan pemberian contoh.
maria montessori : metode eksperimen, metode demonstrasi, metode pemberian
tugas, metode mendekatkan anak dengan tuhan.
e) Tugas pendidik
ki hajar dewantara : mengembangkan cipta, rasa, dan karsa, menjadi teladan,
memotivasi, bersikap tegas
mari montessori : memberi kebebasan anak memiliki aktivitas dan media
pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran dan perkembangan anak, memberi
pembelajaran yang sederhana dan singkat, memberi kepercayaan, rasa hormat,
dan bersikap obyektif kepada anak
- Persamaan pemikiran maria montossori
Penggunaan media pembelajaran yang alami dan nyata, mendidik harus sesuai
jenjang usia, memberi kekebasan anak memilih aktivitas tanpa sering memerintah,
penggunaan pancaindra peraba (tangan) sesuai instrumen utama dan menggunakan
metode pembelajaran lahiriah dan batiniah. Kedua pandangan ini saling melengkapi
satu sama lain antara kedua teori tersebut.

Anda mungkin juga menyukai