Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
210008301014
PENDIDIKAN FISIKA - S2
2022
TUGAS I
1. Asas kemerdekaan
2. Asas kodrat alam
3. Asas kebudayaan
4. Asas kebangsaan
5. Asas kemanusiaan
1. Peran Keluarga
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa lingkungan rumah dan keluarga memiliki
andil yang sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. Untuk itu pastilah ada
usaha yang harus dilakukan terutama oleh pihak-pihak yang terkait didalamnya
sehingga mereka akan memiliki tanggung jawab dalam hal ini.
2. Peran Sekolah
3. Peran Masyarakat
Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam upaya
pembentukan karakter anak bangsa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang “tidak dekat “, “tidak dikenal
“, “tidak memiliki ikatan famili“ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang
anak atau melihat tingkah laku si anak. Orang-orang inilah yang dapat memberikan
contoh, mengajak, atau melarang anak dalam melakukan suatau perbuatan.
B. Tokoh-Tokoh Teori Pembelajaran Yang Relevan Dengan Pemikiran Ki
Hajar Dewantara: Al Ghazali
1. Ki Hajar Dewantara:
Nama dan Filosofi Sekolah; Taman Indria, Agar anak tidak lepas dari
unsur alamiahnya saat belajar, dan Mengembangkan kecakapan panca
indra secara lengkap.
Setting Lingkungan: Beroientasi pada 3 tempat pusat berlangsungnya
pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat).
2. Maria Montessori:
Nama dan Filosofi Sekolah: Casa Dei Bambini, Memberi lingkungan
yang hangat dan nyaman dengan prinsip kebebasan yang mengajarkan
keterampilan sehari-hari.
Setting Lingkungan: Mudah diakses, Memberi kebebasan bergerak,
Melatih tanggungjawab personal.
Dari hasil kajian teori, terdapat persamaan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan
Maria Montessori tentang PAUD, dimana keduanya saling melengkapi satu sama
lain:
Kecerdasan intelektual tanpa diikuti dengan karakter dan akhlak yang mulia
maka tidak akan memiliki nilai lebih. Maka dari itu, karakter dan akhlak adalah
sesuatu yang sangat mendasar dan saling melengkapi. Masyarakat yang tidak
berkarakter atau berakhlak mulia maka disebut sebagai manusia tidak beradab dan
tidak memiliki harga diri atau nilai sama sekali.
1. Religius, yakni sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
4. Disiplin, yakni tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras, yakni tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada
berbegai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif, yakni berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis, yakni cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,
dan di dengar.
12. Menghargai prestasi, yakni sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta damai, yakni sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
16. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
18. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa.
1. Prediction
3. Explanation
4. Elaboration
Pada tahap ini siswa atau peserta didik dapat menghubungkan teori dari materi
yang sedang dipelajari dengan keidupan sehari-hari. Seorang guru dapat
memberikan dorongan kepada siswanya untuk menemukan konsep baru dalam
kehidupan, sehingga para siswa dapat lebih mudah memahami konsep materi
yang dipelajari. Selain itu, guru juga dapat memberikan gambaran bagaimana
pentingnya akhlak bagi kehidupan, dan juga bagaimana akhlak dapat berpengaruh
terhadap setiap permasalahan.
5. Write
6. Evaluation
Referensi: