Anda di halaman 1dari 4

1. Uraikan secara sistematis, mengapa media harus diatur?

Jelaskanlah dari segi


kepentingan umum dan.
Jawab:
Media harus diatur karena media memiliki kekuatan dan potensi yang besar di
masyarakat dan dapat menimbulkan persinggungan dengan kelompok yang berbeda
seperti kepentingan antara kepentingan publik dan kepentingan privat perusahaan
media. Dari sisi kepentingan publik, negara harus mengatur hak asasi manusia terkait
kebebasan berekspresi termasuk berpendapat di media. Dalam kaitannya dengan
kepentingan privat perusahaan media, pengelolaan media dilakukan oleh organisasi
yang biasanya mencari sistem ekonomi kapitalis. Oleh karena itu, semangat
“kepentingan publik” terhadap media dapat dinodai oleh kepentingan pribadi
perusahaan. Dari sudut pandang ini, media harus diawasi agar tidak merugikan publik.

2. Sebebas apa pun pemberitaan pers, tetap harus memperhatikan tanggung jawab sosial.
Jelaskan.
Jawab:
Pemberitaan media harus tetap memperhatikan tanggung jawab sosial, artinya
kebebasan pers dibatasi atas dasar moral dan etika. Kebebasan pers harus dibarengi
dengan kewajiban, khususnya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kepada
masyarakat dan masyarakat harus dapat mengakui tanggung jawab sosial tersebut
dalam prakteknya dan pers harus menghormati hak asasi manusia setiap warga
negara.Ciri-ciri sistem pers yang bertanggung jawab secara sosial adalah:
a. Melayani sistem politik dengan menginformasikan, berdiskusi dan
memperdebatkan masalah sosial yang saat ini dihadapi.
b. Menginformasikan masyarakat dengan cara yang dapat mengatur dirinya sendiri.
c. Menjadi pembela hak pribadi dengan bertindak sebagai pengawas yang
mengawasi kegiatan pemerintah.
d. Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dan penjual barang
atau jasa melalui media periklanan.
e. Berikan hiburan
f. Pertahankan biaya operasional Anda sendiri sehingga Anda tidak akan berada di
bawah tekanan kepentingan Anda
3. Uraikan sembilan perbedaan prinsip mengenai kehidupan media di Indonesia sebelum
dan sesudah berlakunya UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Jawab:

PERBEDAAN SEBELUM SETELAH

Perundang-undangan - Dengan SIUPP -tidak ada SIUPP, siapapun


boleh posting di media massa
- Dewan redaksi harus
-Penampilan uu no. 40 tahun
mendapat persetujuan
1999 terkait pers yang
dari ketua dewan pers
menjamin kebebasan prs
yaitu menteri joint
- Presiden panel pers
venture.
masyarakat sipil
- Jika konten tersebut
bertentangan dengan
otoritas, maka akan
dilarang.

Idealisme pers - Kaki belenggu, Kebebasan berekspresi


penjara, ancaman cenderung "melangkah terlalu
- Harus konsisten jauh"
dengan agenda
pemerintah

Organisasi profesi Hanya PWI dan Dewan Bisa berapapun


Pers

Polisi terhadap negara Lemah, menjadi alat Kut, menjadi produsen bagi
propaganda pemerintah keputusan politik

Sebagai media informasi Informasi dibatasi, Perwujudan; dapat


terancam, dan harus melaporkan semua peristiwa,
konsisten dengan politik, ekonomi, sosial,
advokasi / agenda hukum, dll; cenderung
pemerintah beroperasi tanpa sensor
(hanya sensor permukaan)

Sebagai media Diborgol, tidak mungkin Perwujudan; dapat mendidik


pendidikan mendidik orang tentang masyarakat dalam segala
hak dan kewajibannya aspek, namun cenderung
mempertahankan / melebihi
latar belakang pendidikan
karena mengarah pada
kekerasan, keegoisan, maksiat
dan perpecahan.

Sebagai media hibura Membatasi; Tidak bisa Perwujudan substansial; dapat


menyentak memikirkan mengeksploitasi kehidupan
fungsinya pribadi siapapun sesuka hati,
cenderung memberikan
hiburan yang mendidik,
sekedar merasa senang dan
tersenyum

Sebagai kontrol sosial Mandul; Itu adalah pers Perwujudan substansial;


yang dikendalikan oleh mampu mengendalikan
pemerintah / negara perilaku tercela masyarakat
bagian pada umumnya dan birokrat
pada khususnya, mampu
menjadi penghasil keputusan
politik.

Sebagai pelaku ekonomi Membatasi; hanya Perwujudan substansial; Pihak


mereka yang dekat tersebut dapat menerbitkan
dengan para penguasa perusahaan selama memiliki
modal

4. Menurut Saudara, wartawan yang profesional itu yang seperti apa?


Jawab:
Wartawan profesional adalah orang yang memahami tugasnya, memiliki
ketrampilan memberitakan dan menangani jurnalistik sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku, independen dari subjek pemberitaan dan kekuasaan, memiliki hati nurani dan
ketaatan Kepatuhan terhadap Kode Jurnalistik oleh profesional organisasi tempat dia
berpartisipasi.

5. Uraikan mekanisme penyelesaian sengketa pemberitaan yang diatur di dalam UU


Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Jawab:
Mekanisme penyelesaian perselisihan pemberitaan diatur dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, khususnya jika para pihak merasa
dirugikan oleh perusahaan pers yang diberitakan oleh media, mereka diperbolehkan
oleh undang-undang untuk memulihkan kerugiannya melalui hak atas menanggapi.
dan hak untuk meralat agar pihak yang dirugikan dapat menanggapi atau menyangkal
informasi berupa berita dan fakta, dan kemudian lembaga yang berwenang
menyelesaikan perselisihan pers berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers, di Khususnya dewan pers karena dewan pers merupakan organisasi
independen yang memiliki fungsi pembinaan dan perlindungan kebebasan pers di
Indonesia dengan tetap mengikuti kaidah hukum atau kaidah etika pers yang berlaku
saat ini.

Anda mungkin juga menyukai