Anda di halaman 1dari 2

PENTINGNYA MEMBANGUN KARAKTER PEMUDA INDONESIA

NAMA MAHASISWA
NIM

Judul Buku : Buku Ajar MPKT A


Nama Pengarang : Tim Revisi
Data Publikasi : PPKPT Universitas Indonesia Tahun 2017 Hlm.1-9

Keinginan menjadi bangsa yang demokratis, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN), menghormati dan taat hukum merupakan sebagian ciri bangsa yang diinginkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, kenyataan menunjukkan
fenomena sebaliknya. Konflik horizontal dan vertikal yang ditandai dengan kekerasan dan
huru-hara muncul dimana-mana, kebiasaan menyontek saat ujian atau persidangan masih
berlangsung, tindakan sembrono mencederai diri bahkan bunuh diri. Seperti halnya
plagiarisme atau plagiarisme karya ilmiah di kalangan mahasiswa yang masih masif. Bahkan
ada yang menjadikan mahasiswa program doktor. Semua ini menunjukkan kerapuhan
karakter antara mahasiswa dan mahasiswa. Hal inilah yang mendorong tim penulis Buku
Pelajaran MPKT A menjelaskan pembentukan karakter.
Pembangunan karakter merupakan salah satu bentuk pembangunan bangsa. Hal tersebut
terlihat dari pendapat beberapa tokoh Indonesia. Ki Hadjar Dewantara mengatakan tujuan
pendidikan adalah untuk memerdekakan manusia. Manusia bebas adalah orang yang
berkarakter kuat. Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, karakter
didefinisikan sebagai nilai-nilai yang khas terinternalisasi dalam dirinya sendiri dan
ditampilkan dalam tingkah laku. Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(2011) mengidentifikasi 18 nilai karakter yang harus ditanamkan pada peserta meliputi (1)
religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8)
demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12)
menghargai prestasi, (13) ramah / komunikatif, (14) cinta damai, (15) suka membaca, (16)
menjaga lingkungan, (17) perlindungan sosial dan (18) tanggung jawab. Peterson dan
Seligman (2004) mengemukakan kriteria karakter, yaitu: Karakter yang kuat berkontribusi
pada tatanan kehidupan yang baik untuk diri sendiri dan orang lain; Kekuatan karakter
muncul dalam perilaku individu yang meliputi pikiran, perasaan, dan tindakan, serta dapat
dikenali, dinilai, dan dibandingkan dengan derajat kekuatan dan kelemahannya; Kekuatan
karakter memiliki akar psikososial; potensi itu ada pada dirinya sendiri dan aktualisasinya
dapat dilihat dari lingkungan sosialnya.
Membentuk Keutamaan dan Membentuk Karakter yaitu:
- Kekuatan Koginisi:Kebijaksanaan dan Pengetahuan, yaitu (a) kreativitas, orisinalitas dan
kecerdasan praktis, (b) rasa ingin tahu atau minat pada dunia, (c) suka belajar, (d) pikiran
kritis dan terbuka, dan (e) ) atau kemampuan untuk memahami berbagai perspektif yang
berbeda dan mengintegrasikannya secara sinergis untuk menerima kehidupan yang baik.
- Kekuatan Interpersonal:Kemanusiaan terdiri dari kekuatan kebaikan dan kemurahan hati,
selalu memiliki waktu dan energi untuk membantu orang lain, untuk mencintai dan
membiarkan diri Anda dicintai, serta kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional.
- Kekuatan Emosional: kesatriaan, yaitu kekuatan untuk mengungkapkan kebenaran dan
mengakui kesalahan, keberanian atau ketekunan, ketegasan dan keras kepala, integritas,
kejujuran dan penampilan yang benar, serta vitalitas, semangat dan semangat.
- Kekuatan kewarganegaraan. Ada tiga kekuatan yang terlibat di sini. Pertama,
kewarganegaraan atau kemampuan untuk melakukan tugas, dedikasi dan loyalitas untuk
kesuksesan bersama. Kedua, persamaan (fairness and justice) dalam perlakuan terhadap
orang lain atau tidak membedakan antara perlakuan yang diberikan kepada satu orang
dan yang diberikan kepada orang lain. Ketiga, kepemimpinan. Keadilan adalah kekuatan
yang mendasari kehidupan masyarakat yang sehat.
- menghadapi dan mengatasi hal-hal yang tak menyenangkan: pengelolaan diri. Ini
termasuk kekuatan (a) pengampunan dan pengampunan, (b) pengendalian diri, (c)
kerendahan hati dan (d) kehati-hatian. Kebajikan ini melindungi seseorang dari
kemungkinan mengalami kelebihan atau kekurangan, dan menjaga orang dalam situasi
yang benar.
- Kekuatan spiritual: Transendensi .Transendensi. Kebajikan ini meliputi kekuatan berikut:
(a) menghormati keindahan dan kesempurnaan, (b) rasa syukur untuk semua yang baik,
(c) harapan, optimisme dan masa depan, antusiasme dan semangat yang besar untuk
bertemu satu sama lain hari demi hari, ( d) spiritualitas: memiliki tujuan menuju
persatuan dengan alam semesta, (e) menikmati hidup dan memiliki selera humor yang
tepat.

Oleh karena itu, melalui pembahasan diatas mahasiswa diharapkan agar tidak hanya
pintar, berpengetahuan, dan unggul, tetapi juga bertanggung jawab dan beretika.

Anda mungkin juga menyukai