SKRIPSI
OLEH
BOB WIDODI
NIM A1C319096
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Jambi
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Fisika
oleh
Bob Widodi
NIM A1C319096
ً ْ س ُي ْ َ َ ً ْ س ُي ْ َ َ َ
سا َّع ال ُع ْ ر
َّ ِإنَّ م, سَّا َّع ال ُع ْ ر
َّ ف ِإنَّ م
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya
“Kemudahan yang dimunculkan Allah melalui senyuman orang tua saya tercinta.
Kemudahan yang dimunculkan oleh Allah melalui keringat orang tua saya yang
telah susah payah membiayai kuliah saya. Skripsi ini merupakan perwujudan dari
senyuman dan jerih payah mereka yang menjadi alasan saya untuk tetap berjuang”
ABSTRAK
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh keterampilan proses sains
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik Se-Kecamatan Jambi Luar Kota
pada materi suhu, kalor dan pemuaian dengan persentase kontribusi pengaruh
variabel keterampilan proses sains mempengaruhi variabel kemampuan berpikir
kreatif sebesar 48.5 %. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui
dan tidak diteliti dalam penelitian. Persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y = -
10.610 + 1.075X yang berarti setiap peningkatan 1 satuan variabel X atau
keterampilan proses sains maka variabel Y atau kemampuan berpikir kreatif peserta
didik juga akan meningkat sebesar 1.075.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh keterampilan proses sains
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMPN se-Kecamatan Jambi
Luar Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Keterampilan Proses Sains terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Peserta Didik SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada Materi Suhu, Kalor
dan Pemuaian”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
Penulisan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Penulis tentunya mengucapkan terima kasih kepada
bapak dan ibu kandung saya tercinta yaitu Bapak Nasrul Hadi dan Ibu Fitri Yenti,
S.Sos. yang selalu memberi dukungan (uang jajan) dan nasihat serta selalu
mendoakan penulis hingga penulis sampai di titik ini. Kemudian saudara penulis
yaitu abang Ode Handika,S.Pd. dan adik Celsa Angelia yang menjadi tempat curhat
penulis dan selalu memberikan semangat penulis untuk menyelesaikan perkuliahan,
serta seluruh keluarga penulis yang tentunya selalu dalam lindungan Allah SWT.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
skripsi penulis yaitu bapak Drs. Darmaji, M.Si. dan ibu Dra. Astalini, M.Si., yang
telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini. Yang selalu bersabar dalam membimbing penulis dan selalu
memberikan arahan yang baik untuk penulis. Dan juga tidak lupa ucapan
terimakasih kepada bapak Dwi Agus Kurniawan, S.Pd., M.Pd, atas ilmu yang telah
beliau berikan kepada penulis yang sangat bermanfaat terutama dalam penyusunan
skripsi ini. Semoga kebaikan bapak ibu dibalas dengan setimpal oleh Allah SWT.
Kemudian ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada bapak penguji
skripsi yaitu Bapak Drs. Menza Hendri, M.Pd., Bapak Haerul Pathoni, S.Pd.,
M.PFis. dan Bapak Alrizal, S.Pd., M.Si. yang telah mempermudah ujian skripsi
penulis serta membantu mengoreksi skripsi yang telah dibuat penulis. Semoga
Allah SWT. memberi kelancaran dan kemudahan di segala urusan bapak penguji.
Ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis ucapkan kepada bapak-bapak
dan ibu-ibu dosen pendidikan fisika atas ilmu yang telah diberikan. Dan
mempermudah urusan penulis semasa dibangku perkuliahan. Semoga ilmu yang
telah diberikan oleh bapak ibu dosen pendidikan fisika dapat bermanfaat bagi
penulis dapat menjadi amal jariyah bapak ibu di akhirat kelak.
Selanjutnya ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis ucapkan kepada tim
Pengaruh KPS yaitu Elza Triani. Serta teman teman yang berada di tim Attitude
science process skills yaitu Ahmad Mansur Nawahdani, Adriyan Ardi Rahman,
Rido Ilham Widodo, Miftahul Zannah Azzahra, Sabila Eka Septi, Nirmala
ii
Prameswari, Minarsih, Sri Muslimatul Husna, Fhadira Insani Putri, Siti Rohana,
Putri Ayu Rifani, dan Yulita Dwi Citra yang selalu memberi dukungan, semangat
dan membantu penulis. Semoga atas kebaikan kalian kebaikan yang sama juga
dibalas oleh Allah SWT.
Kemudian kepada teman sekelas yaitu kelas reguler C 2019 yang telah
bersama-sama mengarungi derasnya ombak di lautan perkuliahan. Yang selalu
memberi semangat dan dukungan kepada penulis selama proses perkuliahan.
Semoga kalian diberi kemudahan dalam menggapai cita-cita kalian. Dan yang
terakhir ucapan terima kasih untuk orang orang yang pernah berjasa dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Sebagai
ucapan terima kasih yang mendalam penulis berdoa semoga segala kebaikan, doa,
dan bantuan yang diberikan mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, untuk itu penulis sadar bahwa
dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Adanya kekurangan
tersebut penulis berharap adanya kritik dan saran yang dapat membantu penulis
dalam menyempurnakan skripsi ini demi kemajuan ilmu pengetahuan umumnya
dan kepada saya sebagai penulis khususnya. Demikianlah yang dapat penulis
sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 5
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................ 5
1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORETIK
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ...................... 7
2.1.1 Kurikulum Merdeka ................................................... 7
2.1.2 Pembelajaran IPA ....................................................... 9
2.1.3 Keterampilan Proses Sains (KPS) ............................ 10
2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif ................................... 16
2.1.5 Kegiatan Praktikum .................................................. 17
2.1.6 Suhu, Kalor dan Pemuaian ....................................... 18
2.1.7 Penelitian yang Relevan ........................................... 24
2.2 Kerangka Berpikir .................................................................. 25
2.3 Hipotesis ................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 29
3.2 Desain Penelitian .................................................................... 29
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................. 30
3.3.1 Populasi Penelitian ................................................... 30
3.3.2 Sampel Penelitian ..................................................... 30
iv
3.4 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32
3.6 Validasi Instrumen Penelitian ................................................ 34
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................. 36
3.7.1 Uji Prasyarat ............................................................. 36
3.7.2 Uji Hipotesis ............................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 43
4.2 Pengujian Hipotesis ................................................................ 44
4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................ 45
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Simpulan................................................................................. 50
5.2 Implikasi ................................................................................. 50
5.3 Saran ....................................................................................... 50
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ...................................................... 15
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Telah Melaksanakan Penelitian .............................................................. 60
Keterampilan Proses sains Pada Praktikum Suhu, Kalor, dan Pemuaian ..... 67
6. Kisi-Kisi Soal Essay Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Suhu, Kalor, Dan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sebuah upaya untuk mewujudkan peserta didik yang aktif serta
maupun tidak (Alpian et al., 2019). Melalui pendidikan juga dapat membentuk
kehidupan (Ansori & Sari, 2020). Tujuan-tujuan pendidikan tersebut tidak akan
Pembelajaran IPA dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk mengenal
lingkungan sekitar. IPA disebut juga sebagai seperangkat ilmu yang membahas
fenomena ilmiah secara sistematis (Hisbullah & Firman, 2019). Pembelajaran IPA
menekankan peserta didik pada pengalaman langsung agar peserta didik lebih
tenaga pendidik yang berkualitas serta menyiapkan fasilitas bagi peserta didik.
didik. Sekolah adalah suatu lembaga yang bertanggung jawab serta memfasilitasi
berbagai sarana bagi peserta didik dalam meningkatkan keterampilan peserta didik
termasuk keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik
1
2
(Rokmana et al., 2023). Fasilitas untuk setiap sekolah tentu berbeda-beda sesuai
akreditasi sekolah. Akreditasi sekolah merupakan suatu alat penilaian sekolah yang
digunakan agar mengetahui kelayakan suatu sekolah baik dalam sarana prasarana
sekolah, kegiatan pembelajaran yang baik, tenaga pendidik yang berkualitas dan
akreditasi sekolah semakin baik pula kelayakan fasilitas yang terdapat di sekolah
keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik menjadi
lebih baik.
sains dapat membuat peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran, menciptakan
pembelajaran jangka panjang, serta membentuk kebiasaan yang baik dalam suatu
didik yang sudah terlatih dengan KPS akan memiliki keterampilan dalam
serta memiliki bekal untuk menggunakan metode ilmiah (Evriani et al., 2017).
berpikir kreatif.
3
terjalankan secara optimal (Safahi et al., 2020). Hal ini dapat membuat kemampuan
meningkatkan kualitas diri agar dapat bersaing di masa sekarang maupun masa
mendatang (Sari & Yunarti, 2015). Salah satu cara untuk merangsang kemampuan
berpikir peserta didik yaitu melalui kegiatan praktikum (Sukarso & Muslihatun,
2021).
sains peserta didik (Fadlilah et al., 2019). Materi suhu, kalor dan pemuaian
4
keterampilan proses sains. Oleh karena itu diperlukan adanya praktikum untuk
berpikir tingkat tinggi (Darmaji et al., 2019). Untuk dapat menyelesaikan masalah
ilmiah diperlukan keterampilan proses sains yang dapat merangsang peserta didik
Keterampilan proses sains dapat memunculkan kreativitas peserta didik dimana jika
peserta didik memiliki kemampuan berpikir kreatif yang baik maka dapat
proses sains dan kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan oleh peserta didik
adanya keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif yang baik.
Keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik masih
keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik tidak
al., (2017) menyatakan bahwa keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik tanpa disertai dengan penilaian akan menyebabkan proses
5
pembelajaran yang dilakukan akan sia-sia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
peserta didik SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan
pemuaian. Hal ini diperlukan untuk memenuhi elemen capaian pada kurikulum
keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif yang dapat diketahui
Adapun agar permasalahan ini tidak meluas dan lebih terarah, Peneliti
1. Penelitian ini dibatasi pada peserta didik di SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar
Kota khususnya mata pelajaran IPA pada materi suhu, kalor dan pemuaian.
SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian?”.
6
1. Bagi Sekolah
bisa memberikan fasilitas yang memadai untuk tenaga pendidik dan peserta didik
4. Bagi Peneliti
KAJIAN TEORETIK
perlu diperhatikan (Mawati & Arifudin, 2023). Kurikulum juga memiliki peran
penting dalam membentuk peserta didik yang memiliki sifat tanggung jawab,
kreatif, inovatif dan ahli dalam segala bidang sehingga dapat berguna bagi bangsa
pembelajaran yang tenang, menyenangkan, bebas dari tekanan dan berfokus pada
kebebasan dan kreativitas peserta didik (Rahayu et al., 2022). Kurikulum Merdeka
difokuskan kepada minat dan kebutuhan peserta didik yang bertujuan menciptakan
generasi masa depan yang unggul serta menerapkan nilai dari pancasila (M. M.
Jannah & Harun, 2023). Kurikulum Merdeka merupakan program yang dibuat
7
8
kurikulum yang lebih sederhana dan mendalam yang berfokus pada pengembangan
kemampuan peserta didik, pembelajaran yang lebih santai serta adanya kebebasan
bagi peserta didik melakukan kegiatan yang diminati. Tercantum dalam dokumen
Merdeka yang menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan proses sains
dan kemampuan berpikir kreatif (Kemendikbud ristek, 2022). Keunggulan lain dari
karena peserta didik memiliki hak untuk bebas berekspresi serta adanya kebebasan
bagi sekolah dan juga tenaga pendidik berinovasi secara mandiri dan kreatif
yang dibutuhkan peserta didik seperti kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan
kegiatan yang diminati dan tenaga pendidik juga diberikan kebebasan berinovasi
terhadap alur pembelajaran secara mandiri dan kreatif asalkan dapat memenuhi
pengetahuan dalam interaksi yang dilakukan antara tenaga pendidik dengan peserta
didik (Sobron et al., 2019). Pembelajaran akan lebih bermakna ketika tenaga
pendidik membimbing peserta didik untuk terlibat secara aktif dan diberi
2020). Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara tenaga pendidik dan peserta didik dalam sebuah
Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh peserta didik baik dari jenjang sekolah dasar hingga jenjang sekolah
(Rahmah et al., 2017). IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan kehidupan
manusia secara langsung serta mempelajari segala sesuatu yang terdapat di alam
semesta (Safira et al., 2020). IPA dibagi menjadi tiga cabang yaitu biologi (aspek
fisik kehidupan), kimia (komposisi, struktur dan sifat zat), dan fisika yang
merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas (Gusti et al.,
2020).
alam sekitar secara ilmiah (Listyawati, 2012). Pembelajaran IPA terdiri dari
kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep dan prinsip serta proses penemuan
(Handayani & Jumadi, 2021). Pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya (Prananda, 2019).
10
kemampuan berpikir peserta didik terutama dalam berpikir kritis, logis, kreatif serta
Pembelajaran IPA akan memberi arahan kepada peserta didik akan pentingnya alam
sekitar serta mengenal alam sekitar sehingga peserta didik dapat menjaga alam di
pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk memahami fakta, konsep dan
proses ilmiah yang terjadi di alam semesta serta mampu memahami dan mengamati
untuk memperoleh informasi dan pengetahuan ilmiah yang dapat berguna bagi
peserta didik.
ilmiah seperti teori, fakta dan prinsip ilmiah (Yuliati & Susianna, 2023).
Sriyati, 2023). Keterampilan proses sains ini dapat dipelajari melalui kegiatan
menghasilkan konsep, teori, prinsip, bukti, hukum dan fakta ilmiah (Simamora et
al., 2020). Keterampilan proses sains juga dapat diartikan sebagai pendekatan
proses dalam pembelajaran IPA yang didasarkan atas pengamatan terhadap apa
proses sains sangat penting bagi peserta didik sebagai bekal dalam menggunakan
(Manu & Nomleni, 2018). Keterampilan proses sains dapat dikembangkan melalui
pengalaman belajar yang nyata kepada peserta didik (Bili et al., 2019).
Keterampilan proses sains terdiri atas dua yaitu keterampilan proses sains dasar dan
hal yang paling kompleks, yaitu eksperimen (Ermawati et al., 2019). Keterampilan
serta bereksperimen (Agustina & Saputra, 2016). Menurut Rezba et al. (2007)
IPA yang bermanfaat sebagai bekal bagi peserta didik agar mudah memahami
salah satunya melalui kegiatan praktikum. Keterampilan proses sains terdiri dari
keterampilan proses sains dasar dan terintegrasi. Namun pada tingkat sekolah
Berpikir adalah sebuah aktivitas yang dimana pikiran dalam keadaan tanya
yang satu dengan pengetahuan yang lain (Yanti & Syazali, 2016). Proses berpikir
2013).
hanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu gagasan atau ide
yang baru saja tetapi juga dapat mengebangkan atau memodifikasi gagasan atau ide
yang sudah ada (Pentury, 2017). Kreativitas ini berawal dari seseorang menemukan
bentuk modifikasi dari ide yang sudah ada sebelumnya serta kemampuan untuk
(Siswono, 2005).
pada aspek kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian (Dalilan & Sofyan,
yang lebih teratur serta memiliki rencana inovatif yang dapat mempertimbangkan
16
kreatif akan meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik salah satunya yaitu
Kemampuan berpikir kreatif sangat membantu untuk menciptakan suatu ide atau
mencari solusi alternatif untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam
berpikir kreatif dapat diukur dengan berpedoman kepada empat aspek yaitu
didik untuk memahami teori ilmiah melalui kegiatan kontak langsung dengan alat,
bahan dan fenomena ilmiah (Wayan et al., 2023). Kegiatan praktikum dapat
keterampilan proses sains dalam membangun konsep, hukum atau prinsip ilmiah
didik terutama keterampilan proses sains peserta didik karena peserta didik terlibat
secara langsung dan dapat membuktikan sesuatu yang sedang dipelajari dan
17
membentuk peserta didik yang kreatif serta memiliki keterampilan proses sains
yang baik (R. Jannah et al., 2023). Kegiatan praktikum juga dapat meningkatkan
mengukur keterampilan proses sains peserta didik karena di dalam praktikum telah
indikator keterampilan proses sains yang lain (Fajrina et al., 2021). Pada
yaitu learning to do yang berarti belajar untuk menguasai keterampilan proses sains
serta memberikan penekanan pada aspek proses atau psikomotorik peserta didik
langsung dengan fenomena ilmiah sehingga peserta didik dapat lebih mudah
memahami konsep dan prinsip ilmiah serta dapat meningkatkan kreativitas dan
keterampilan proses sains peserta didik. Kegiatan praktikum adalah metode yang
paling efektif digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains peserta didik
2.1.6.1 Suhu
Suhu pada dasarnya adalah besaran fisika yang hanya dapat dirasakan oleh
indra. Tubuh manusia dapat merasakan suhu dalam bentuk rasa panas atau dingin.
Saat kalian menempelkan telapak tangan ke pipi atau saat bermain di tengah terik
Matahari, kulit terpapar sinar Matahari yang menyengat dan kemudian otak
memberikan informasi rasa panas. Ketika minum air es, otak kita memberikan
respon informasi pengalaman rasa dingin. Suhu adalah ukuran derajat atau tingkat
menerima suhu dari lingkungan sekitar/ benda yang akan diuji. Secara alamiah,
suhu akan mengalir dari derajat yang lebih tinggi ke derajat yang lebih rendah.
Konsep ini dikenal juga sebagai Azas Black atau juga Hukum 1 Termodinamika.
skala di sekitar 30 °C – 50 °C. Penyebabnya adalah karena tidak ada manusia yang
memiliki suhu tubuh di bawah 30 0C dan di atas 50 °C. Berbeda jika kita ingin
mengukur suhu tungku peleburan pada pabrik besi yang bisa mencapai 1.000 °C.
19
Berbeda pula termometer yang dapat mengukur suhu lemari es yang dapat
mencapai suhu rendah -10 °C. Karena pada suhu rendah tersebut memungkinkan
Skala suhu menunjukkan seberapa besar nilai suhu benda yang sedang
diukur. Kemudian, agar semua orang di seluruh dunia menyimpulkan nilai suhu
yang sama maka perlu ditetapkan skala suhu secara internasional. Skala suhu yang
disepakati oleh ilmuwan dan diakui dunia. Banyak skala suhu yang telah diusulkan
para ahli. Dua peristiwa yang sering digunakan sebagai acuan penetapan adalah
peleburan es pada tekanan normal dan air mendidih pada tekanan normal (satu
atmosfer)..
Skala rendah suhu Celcius dan Reamur ditetapkan sama yaitu sebagai suhu
es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer sebesar suhu 0 derajat.
Sedangkan skala tertinggi yaitu suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan
satu atmosfer diterapkan sebagai suhu 80 derajat untuk Reamur dan 100 derajat
untuk Celcius. Skala suhu terendah Fahrenheit ditetapkan dari suhu es murni yang
sedang melebur pada tekanan satu atmosfer sebagai suhu 32 derajat. Suhu tertinggi
pada air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer diterapkan
sebagai suhu 212 derajat. Jadi, ketika kalian memanaskan es yang sedang melebur
sehingga menjadi air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer maka kita
menaikkan suhu sebesar (212 – 32) = 180 derajat skala Fahrenheit, atau 180 oF.
20
2.1.6.2 Kalor
Energi yang mengalir dari benda bersuhu tinggi (api unggun) ke benda
bersuhu rendah (kulit). Energi tersebut dikenal sebagai kalor. Kalor secara alamiah
mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi (panas) ke benda yang bersuhu lebih
rendah (dingin). Kalor tidak sama dengan suhu. Suhu adalah sifat suatu benda yang
muncul setelah diberikan energi kalor (Inabuy et al., 2021). Kalor diukur dalam
satuan kalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 0C dari 1 gram air. Satuan kalor dalam SI adalah Joule. Satu
kalori sama dengan 4,184 Joule, dan sering dibulatkan menjadi 4,2 Joule.
Air termasuk zat yang memiliki kalor jenis tinggi yang dapat menyerap
banyak energi kalor dengan hanya sedikit perubahan suhu. Apa itu kalor jenis?
Kalor jenis adalah jumlah energi panas yang diperlukan oleh 1 kg bahan tertentu
Setiap bahan atau zat memiliki kalor jenis yang berbeda. Satuan kalor jenis
adalah Joule per kilogram per Kelvin [J/ (kg. K)], atau dalam Joule per kilogram
21
per derajat Celcius [J/ (kgºC)]. Hal ini dikarenakan bahwa perubahan suhu 1 Kelvin
sama dengan 1 derajat Celcius. Berikut merupakan kalor jenis beberapa bahan :
𝑄 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇 (2.2)
Dimana : Q adalah jumlah kalor (J), m adalah massa benda (Kg), c adalah
Pada dasarnya kalor berpindah melalui tiga cara yang disebut sebagai
a. Konduksi
bersentuhan langsung dengan kain. Kalor berpindah dari bagian bawah setrika yang
terbuat dari logam ke kain. Perpindahan kalor seperti ini disebut konduksi.
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui suatu bahan tanpa disertai dengan
berbeda pula. Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut
Seperti pada bagian bawah setrika, bahan logam termasuk konduktor. Kayu dan
b. Konveksi
Ketika memasak air, setelah bagian bawah panci dipanaskan beberapa saat,
ternyata permukaan air juga ikut panas bahkan mendidih. Hal tersebut
menunjukkan bahwa air dapat menjadi konduktor panas ketika diberikan kalor yang
cukup. Berarti, ada cara perpindahan panas yang berbeda dari yang sebelumnya
atau konduksi. Perpindahan kalor yang seperti itu dikenal sebagai konveksi. Saat
air bagian bawah mendapatkan kalor dari pemanas, kumpulan partikel air memuai
sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik, digantikan dengan partikel air
dingin (yang lebih berat) dari bagian atas. Dengan cara ini, panas dari air bagian
bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian atas. Proses perambatan energi
panas pada air tersebut ini disebut konveksi. Pola aliran partikel air tersebut
Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu bagian ke bagian yang lain
bersama dengan gerak fisik dari partikel-partikel bendanya. Konveksi juga dapat
terjadi pada aliran udara panas atau asap yang dihasilkan oleh nyala api.
c. Radiasi
Dalam ruang hampa tidak ada materi yang dapat memindahkan kalor secara
konduksi dan konveksi. Jadi, perpindahan kalor dari Matahari sampai ke Bumi
dengan cara lain. Cara tersebut dinamakan radiasi. Radiasi adalah perpindahan
kalor tanpa membutuhkan zat perantara atau medium. Radiasi adalah perpindahan
2.1.6.3 Pemuaian
Contoh peristiwa pemuaian adalah perubahan naik turunnya air raksa pada
termometer ruang, pemasangan kaca dan keramik yang agak longgar, gelas yang
pecah karena ditaruh air yang sangat panas, dan balon udara yang bisa
kita sadari. Pemuaian adalah peristiwa memuai, di mana suatu benda ukurannya
membesar, baik panjang, lebar, tinggi, luas, maupun volume yang dipengaruhi
kalor. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair dan gas (Inabuy et al., 2021). Ada
benda yang sangat mudah memuai sehingga kenaikan suhu sedikit saja sudah cukup
membuat ukuran benda yang dapat diamati mata. Sebaliknya ada benda yang sulit
memuai sehingga meskipun suhu bertambah cukup besar, ukuran benda hampir
Secara alamiah jika suatu benda dipanaskan maka akan terjadi pemuaian.
Sebaliknya, jika benda didinginkan, atau suhu panas menurun maka akan terjadi
logam tersebut akan bergetar lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan
logam tersebut akan memuai ke segala arah. Pemuaian ini menyebabkan volume
Pemuaian panjang adalah yang terjadi pada satu bagian sisi pada benda,
misalnya pemuaian yang terjadi pada panjang suatu logam. Pemuaian luas adalah
pemuaian yang terjadi pada kedua arah sisi-sisi benda. Pemasangan pelat-pelat
Zat cair juga mengalami pemuaian ketika dipanaskan. Zat cair relatif lebih
24
mudah teramati dibanding zat padat. Salah satu contohnya adalah pembuatan
halnya zat cair, gas juga akan mengalami pemuaian jika diberikan kalor dalam
jumlah tertentu. Sifat pemuaian gas dapat kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya untuk menerbangkan balon udara, memompa ban sepeda tidak perlu
1. Penelitian Awal & Pardede (2017). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
terhadap berpikir kreatif peserta didik pada materi sistem gerak di kelas XI IPA
2 SMP Nurul Falah Pekanbaru tahun ajaran 2015/2016. Desain penelitian yang
Pengumpulan data dilakukan melalui pretest, post test dan lembar observasi
2. Penelitian Ware & Rohaeti (2018) penelitian ini bertujuan untuk menguji
berpikir analitis dan keterampilan proses sains peserta didik SMP Negeri 1
hasil belajar siswa pada materi larutan asam basa. Sampel dipilih menurut
keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi pada materi struktur
dan fungsi jaringan tumbuhan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu
kemampuan berpikir kreatif di jenjang SMPN kelas VII Se-Kecamatan Jambi Luar
Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian. Sebelum melakukan penelitian,
peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu ke sekolah yang menjadi sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk mengukur
keterampilan proses sains peserta didik dan instrumen tes soal esai yang digunakan
digunakan untuk mengambil data. Jika instrumen sudah valid secara teori kemudian
dilakukan uji coba instrumen pada kelompok kecil. Setelah itu, data yang diperoleh
diolah dan diuji validitas serta reliabilitas. Selanjutnya jika data dinyatakan valid
sebagai sampel.
diberikan soal esai tentang materi suhu, kalor dan pemuaian untuk mengukur
kegiatan penelitian yang sudah digunakan. Penginputan data ke dalam excel lalu
data dapat diolah dengan bantuan SPSS. Sebelum dilakukan uji hipotesis, data yang
diperoleh harus berdistribusi normal dan linear terlebih dahulu oleh karena itu
dilakukan uji prasyarat. Setelah semua data memenuhi syarat pada uji prasyarat
maka uji hipotesis bisa dilakukan. Adapun uji hipotesis yang digunakan yaitu
statistik parametrik dengan uji regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh
antara kedua variabel, seberapa besar kontribusi variabel keterampilan proses sains
regresi dari data yang diperoleh. Setelah data diolah maka penarikan kesimpulan
dapat dilakukan apakah terdapat pengaruh antara kedua variabel atau tidak, berapa
berikut :
Validasi Instrumen
Penarikan Kesimpulan
2.3 Hipotesis
yang sedang dihadapi (Uswatiyah et al., 2021). Dalam penelitian ini hipotesis yang
proses sains peserta didik Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi
H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023
Waktu Penelitian
No. Kegiatan Sep 2022 Des 2022 Jan 2023 Feb 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi Awal
2. Validasi Instrumen
3. Pengambilan Data
4. Pengolahan Data
metode non eksperimen yaitu metode survei. Metode survei dapat digunakan untuk
mengukur pengaruh tanpa harus memberi perlakuan karena data kedua variabel
diperoleh dari hasil survei peneliti terhadap subjek penelitian (Sugeng, 2022).
a. Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah keterampilan proses sains.
b. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif.
29
30
kesimpulan (Riyanto & Hatmawan, 2020). Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh kelas VII di SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar kota. Secara terperinci
Sampel merupakan kelompok kecil dari populasi yang dipilih dengan cara
dan karakteristik tertentu untuk mewakili populasi (Nurdin & Hartati, 2019).
Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A dan VII C SMPN 1
Muaro Jambi dan kelas VII A dan VII C SMPN 30 Muaro Jambi. Dari 4 kelas
tersebut diperoleh 112 peserta didik yang masing masing kelas berjumlah rata-rata
28 peserta didik. Pada penelitian ini secara terperinci dapat dilihat di tabel berikut:
digunakan untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti sangat luas dan
penarikan sampel diambil dari kelompok (Carsel, 2018; Winarni, 2018). Menurut
10% dari populasi yang ada sehingga 10% x 25 = 2,5 kelas ~ 3 kelas
Luar Kota. Daftar kelas SMP Negeri yang ada di kecamatan Jambi Luar Kota
∑𝑥 25
Rata-rata = = =3.125 Kelas/sekolah.
𝑛 8
populasi. Namun, jika hanya 1 sekolah itu belum bisa dikatakan mewakili
7. Memilih 2 dari 8 SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota yang akan dipilih
secara acak dari ke-8 sekolah dipilih sekolah SMPN 1 Muaro Jambi dan
dilakukan dengan cara yang sama yaitu memilih secara acak 2 kelas di masing
masing sekolah.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data
primer diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar observasi dan soal esai .
Dalam proses pengambilan data primer, dilakukan dua tahap. Pertama, untuk
pengambilan data primer pada variabel bebas (keterampilan proses sains) peserta
didik melakukan kegiatan praktikum mengenai suhu, kalor dan pemuaian kemudian
observer menilai keterampilan proses sains peserta didik melalui instrumen lembar
instrumen tes soal esai mengenai materi suhu, kalor dan pemuaian yang diberikan
Data skala likert dapat dianalisis pada pengukuran skala interval yang mana akan
mencakup prosedur uji regresi (Boone & Boone, 2012). Skala likert yang digunakan
pada penelitian ini yaitu skala likert 4 yaitu sangat tidak baik = 1, tidak baik = 2,
peserta didik telah divalidasi oleh 2 validator yaitu bapak Haerul Pathoni,
S.Pd.,M.Pfis. dan bapak Alrizal, S.Pd., M.Si. dengan nilai rata-rata 35.00 berada
pada kategori sangat baik dan layak digunakan tanpa revisi. Setelah instrumen diuji
33
coba diketahui bahwa instrumen valid dan reliabel dengan nilai cronbach alpha
sebesar 0.960. Adapun indikator keterampilan proses sains yang digunakan adalah
Tabel 3.4 Indikator Keterampilan proses sains peserta didik sebagai berikut :
Keterampilan proses sains Indikator Keterampilan Proses Sains
Observasi
Klasifikasi
Komunikasi
Dasar
Mengukur
Prediksi
Kesimpulan
Melakukan Percobaan
Mengumpulkan dan Mengolah Data
Terintegrasi Menganalisis Percobaan
Membuat Tabel Data
Merancang Percobaan
Chiappetta et al (1998)
Instrumen tes soal esai untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta
jawaban peserta didik dengan kunci jawaban yang sudah ada. Instrumen tes soal
esai kemampuan berpikir kreatif peserta didik juga telah divalidasi oleh 2 validator
yaitu bapak Haerul Pathoni, S.Pd.,M.Pfis. dan bapak Alrizal, S.Pd., M.Si. dengan
nilai rata-rata 33.00 berada pada kategori sangat baik dan layak digunakan tanpa
revisi. Setelah instrumen diuji coba diketahui bahwa instrumen valid dan reliabel
dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.730. Adapun rubrik penilaian instrumen
kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diadaptasi dari buku Siswono et al.
Kriteria Skor
Tidak menjawab 0
Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami 1
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, mudah dipahami tetapi belum selesai 2
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, selesai, tapi kurang tepat 3
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, selesai dan jawaban tepat 4
Siswono et al. (2022)
34
lembar observasi keterampilan proses sains dan instrumen tes soal esai
kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi suhu, kalor dan pemuaian.
Sebelum digunakan instrumen tersebut perlu divalidasi oleh validator dan diuji
setiap variabel. Kriteria uji validitas adalah dengan membandingkan Nilai rhitung
(Pearson Correlation) dengan nilai rtabel. Nilai rhitung (Pearson Correlation) ini
nantinya yang akan digunakan sebagai tolak ukur yang menyatakan valid atau
nilai rtabel nya. R tabel adalah tabel dengan model angka yang berfungsi untuk
2022) .
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]
Keterangan:
𝑛 = jumlah responden
yang diukur dari waktu ke waktu. Secara manual pengukuran reliabilitas instrumen
manual uji reliabilitas alpha cronbach dapat dilakukan dengan rumus berikut:
𝑘 ∑ 𝑆𝑏2
𝛼= 〈1 − 2 〉
𝑘−1 𝑆𝑡
instrumen dilakukan uji ahli (Expert Judgment) terlebih dahulu. Expert judgment
adalah teknik penilaian yang dirancang berdasarkan kriteria tertentu yang dilakukan
oleh ahli di bidang tersebut untuk mengukur kevalidan instrumen yang telah
dirancang (Bernadus et al., 2020). Pakar atau ahli melakukan validitas isi yang
disusun sejajar dengan isi produk atau materi yang diberikan sehingga instrumen
yang disusun tepat dan dinyatakan valid. Pengujian validitas isi ini untuk
penelitian, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu dengan jumlah sampel
responden. Menurut para ahli, minimal jumlah sampel responden sebanyak 30. Jika
menggunakan lebih banyak dari 30 responden, hasil uji coba akan semakin baik dan
tepat.
36
menggunakan ilmu statistik. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik
inferensial dengan analisis data statistika parametrik pada uji regresi linear
sederhana. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis, data harus berdistribusi normal
dan linear terlebih dahulu. Langkah awal yang harus dilakukan setelah memperoleh
data primer dengan skala interval adalah uji normalitas dan uji linearitas.
dilanjutkan atau tidak. Jika data tidak memenuhi uji prasyarat maka uji hipotesis
tidak dapat dilakukan (Luwihono & Palpialy, 2021; Noor, 2016). Adapun uji
prasyarat yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji linearitas.
cocok digunakan pada sampel yang berjumlah besar (Sahab, 2019). Adapun
1. Perumusan hipotesis
𝑋𝑖− 𝑋̅
4. Data ditransformasi ke skor baku: 𝑧𝑖 𝑆𝐷
37
a2: selisih Z-tabel dan kp pada batas atas (a2 = Absolut (kp-Ztab))
a1: selisih Z-tabel dan kp pada batas bawah (a1 = Absolut (a2-fi/n))
9. Kriteria pengujian
10. Kesimpulan
SPSS 25. Menurut (Suhartono, & Indramawan, 2021) dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas ini yaitu jika signifikan yang diperoleh > 0,05 maka data
sampel dari populasi tersebut berdistribusi normal, sebaliknya jika signifikan yang
diperoleh < 0,05 maka data sampel dari populasi tersebut tidak berdistribusi normal.
linear antara variabel dependent terhadap variabel independent yang hendak diuji
(Djazari et al., 2013). Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji linearitas adalah
5%.
38
Adapun cara perhitungan uji linearitas secara manual menurut Kadir (2017),
sebagai berikut:
JK (T) = ∑ 𝑌 2
(∑ 𝑌 2 )
JK (a) = 𝑛
JK (b/a) = 𝑏 ∑ 𝑥𝑦
dihitung jumlah kuadrat galat untuk data variabel Y khusus untuk variabel X
yang sama (kelompok sama) saja, karena variabel X yang tidak sama akan
bernilai nol.
db (T) =n
db (a) =1
db (b/a) =1
db (S) =n–2
db (Tc) =k–2
𝐽𝐾(𝑎)
RJK(a) = 𝑑𝑏(𝑎)
𝐽𝐾(𝑏/𝑎)
RJK(b/a) = 𝑑𝑏(𝑏/𝑎)
39
𝐽𝐾(𝑆)
RJK(S) = 𝑑𝑏(𝑆)
𝐽𝐾(𝐺)
RJK(G) = 𝑑𝑏(𝐺)
𝐽𝐾(𝑇𝑐)
RJK(Tc) = 𝑑𝑏(𝑇𝑐)
𝑅𝐽𝐾(𝑇𝑐)
Fhit (Tc) = 𝑅𝐽𝐾(𝐺)
Bandingkan dengan Ftab untuk 𝛼 = 0,05, 𝑑𝑏(𝑇𝑐) dan db(G) jika diperoleh Fhit
(Tc) < Ftab’ hal ini berarti H0 diterima. Dengan demikian, persamaan regresi Y
Perhitungan uji linearitas pada penelitian ini menggunakan IBM SPSS 25.
Dasar pengambilan keputusan uji linearitas menurut (Rahmatih et al., 2020) yaitu
sebagai berikut :
• Jika nilai signifikansi deviation from linearity > 0,05 maka terdapat hubungan
dependent,
• Jika nilai signifikansi deviation from linearity < 0,05 maka tidak terdapat
Setelah uji prasyarat untuk uji hipotesis regresi linear sederhana terpenuhi
Uji hipotesis analisis pengaruh pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji
analisis regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana terdiri dari satu variabel
dependent dan satu variabel independent (Sujarweni & Utami, 2019). Setelah data
diuji prasyarat dan memenuhi kriteria yaitu data berdistribusi normal dan linear
maka dapat dilanjutkan ke uji regresi linear sederhana. Menurut Kadir (2017),
∑ 𝑋2
𝑠𝑎2 =
𝑛 ∑ 𝑋2
∑ 𝑆𝑒 2
𝑠𝑏2 = ∑ 𝑋2
H0 : β ≤ 0
H1 : β > 0
𝑎
𝑡𝑎 = 𝑠𝑎
𝑏
𝑡𝑏 = 𝑠𝑎
Apabila ta < ttab maka H0 diterima, hal ini berarti konstanta persamaan regresi tidak
signifikan. Sedangkan apabila tb > ttab maka H0 ditolak, hal ini berarti koefisien
∑ 𝑋𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 2
H0 : 𝜌 = 0
H1 : 𝜌 ≠ 0
𝑟𝑥𝑦 √𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2
√1 − 𝑟𝑥𝑦
Pengujian dilakukan dengan taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji thitung >
ttab maka H0 ditolak, hal ini berarti koefisien korelasi antara X dengan Y
signifikansi. Sedangkan apabila thitung < ttab maka H0 diterima, hal ini berarti
menurut Zakariah & Afriani (2021) dapat mengacu pada 2 hal yakni
dimana dalam Software SPSS ditulis sig. dengan nilai probabilitas a = 0,05 sebagai
berikut:
• Jika nilai thitung lebih dari nilai ttabel artinya variabel bebas berpengaruh
• Jika nilai thitung kurang dari nilai ttabel artinya variabel bebas tidak
• Jika nilai signifikansi kurang dari nilai probabilitas 0,05 dapat disimpulkan
• Jika nilai signifikansi lebih dari nilai probabilitas 0,05 dapat disimpulkan
terikat.
dilihat pada tabel Model Summary pada kolom R square dan untuk persamaan
yang digunakan telah mewakili populasi atau tidak (Qurnia Sari et al., 2017).
Kolmogorov-Smirnov
Variabel Normalitas
Keterampilan proses sains 0.200
Kemampuan berpikir kreatif 0.200
Berdasarkan tabel 4.1 pada variabel keterampilan proses sains diperoleh nilai
signifikan sebesar 0.200 yang artinya data berdistribusi normal karena nilai sig. >
diperoleh nilai signifikan sebesar 0.200 yang artinya data berdistribusi normal
Uji prasyarat berikutnya yaitu uji linearitas. Adapun hasil pengolahan data
untuk uji linearitas yang telah disederhanakan disajikan pada tabel 4.2 berikut:
Variabel Linearitas
Keterampilan proses sains x Kemampuan berpikir kreatif 0.577
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji linearitas antara variabel keterampilan proses sains
dengan kemampuan berpikir kreatif diperoleh nilai sig. deviation from linearity
43
44
sebesar 0.577 > 0.05 yang berarti data yang telah diperoleh dinyatakan sudah
linear.
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji regresi linear sederhana untuk
melihat pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Adapun hasil uji regresi linear
kreatif peserta didik di SMP Negeri Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi
Coefficient
Unstandardized Coefficients
Model t Sig.
B
(Constant) -10,610 -1,476 0,143
1 Keterampilan
1,075 10,172 0,000
proses sains
a. Dependent Variable: Kemampuan berpikir kreatif
Tabel 4.3 koefisien pada uji regresi linear sederhana digunakan untuk
diartikan bahwa setiap ada penambahan nilai X sebesar 1 maka nilai Y juga
ANOVA
Model df Sig.
Regression 1 0,000
1 Residual 110
Total 111
a. Dependent Variable: Kemampuan berpikir kreatif
b. Predictors: (Constant), Keterampilan proses sains
Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji regresi linear sederhana pada tabel ANOVA
sains terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik diperoleh nilai signifikansi
45
sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
Adapun hasil uji regresi linear sederhana pada tabel model summary disajikan
Model Summary
R R Square
0,696 0,485
a. Predictors: (Constant), Keterampilan Proses Sains
b. Dependent Variable : Kemampuan berpikir kreatif
kemampuan berpikir kreatif peserta didik diperoleh nilai R Square sebesar 0.485
Adapun hasil analisis regresi linear sederhana pada tabel koefisien disajikan
yaitu SMP Negeri 1 Muaro Jambi dan SMP Negeri 30 Muaro Jambi pada bulan
Januari 2023-Maret 2023. Data diperoleh langsung dari kegiatan praktikum pada
materi suhu, kalor dan pemuaian di masing-masing sekolah tersebut dan soal esai
yang dijawab oleh peserta didik. Pelaksanaan praktikum peserta didik dilakukan
untuk menilai keterampilan proses sains peserta didik yang dinilai oleh observer
dikumpulkan dan akan dianalisis dengan uji hipotesis regresi linear sederhana
Adapun uji prasyarat yang perlu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis
regresi linear sederhana yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Berdasarkan tabel
4.1 pada variabel keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif
diperoleh nilai signifikan sebesar 0.200 yang artinya data berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji linearitas Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji linearitas antara
nilai sig. deviation from linearity sebesar 0.577 data yang telah diperoleh
prasyarat. Pada penelitian ini peneliti melakukan uji hipotesis regresi linear
didik SMP Negeri Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan
pemuaian. Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji regresi linear sederhana pada tabel
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh
berpikir kreatif.
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji regresi linear sederhana; coefficient diperoleh
sains adalah Y= -10.610 + 1.075X. Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa
setiap ada penambahan nilai X sebesar 1 maka nilai Y juga bertambah sebesar
47
1.075. Sehingga bertambahnya variabel keterampilan proses sains maka nilai pada
variabel kemampuan berpikir kreatif juga bertambah yang berarti terdapat pengaruh
positif antara keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta
didik. Kemudian Tabel 4.5 yang merupakan hasil uji regresi linear sederhana;
didik diperoleh koefisien determinasi yaitu nilai R square sebesar 0.485 yang
kreatif peserta didik di SMPN se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu,
kalor dan pemuaian dipengaruhi oleh keterampilan proses sains peserta didik itu
sendiri selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak
diteliti.
berpikir kreatif. Seperti yang dikatakan oleh Awal & Pardede (2017) yang
ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif variabel keterampilan proses sains
keterampilan proses yang baik akan memiliki kemampuan berpikir kreatif yang
baik pula. Hal ini dibuktikan melalui persamaan regresi yang diperoleh dari hasil
sains peserta didik maka kemampuan berpikir kreatif juga akan meningkat.
48
kemampuan berpikir kreatif. Otomatis jika keterampilan proses sains peserta didik
tinggi maka akan memiliki dampak yang besar pula bagi kemampuan berpikir
Dampak dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai sumber informasi
bagi tenaga pendidik akan pentingnya keterampilan proses sains dan juga
penting karena dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran,
peserta didik yaitu menciptakan jiwa kreatif dari peserta didik, dengan kemampuan
berpikir kreatif yang baik peserta didik tentunya akan kreatif di berbagai hal lainnya
kreatif peserta didik serta memfasilitasi tenaga pendidik dan peserta didik dalam
kreatif peserta didik. Lalu dampak bagi peneliti selanjutnya yaitu dapat dijadikan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi suhu, kalor dan pemuaian di
proses sains hanya ditinjau dari pengamatan melalui kegiatan praktikum peserta
didik saja tanpa meneliti pengaruh variabel lain terhadap kemampuan berpikir
5.1 Simpulan
peserta didik SMPN se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak diteliti.
5.2 Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber informasi bagi
berpikir kreatif peserta didik. Dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
5.3 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk sekolah yaitu diharapkan sekolah
peserta didik. Kemudian saran penulis untuk tenaga pendidik yaitu diharapkan
50
51
berpikir kreatif melainkan juga pengaruh variabel lain yang dapat mempengaruhi
52
53
Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas Iii Sdn Buluh 3 Socah. Prosiding Nasional
Pendidikan: Lppm Ikip Pgri Bojonegoro, 1(1), 388–395.
Sahab, A. (2019). Buku Ajar Analisis Kuantitatif Ilmu Politik Dengan Spss.
Airlangga University Press.
Santika, I. G. N., Suastra, I. W., & Arnyana, I. B. P. (2022). Membentuk Karakter
Peduli Lingkungan Pada Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Ipa.
Jurnal Education And Development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan,
10(1), 207–212.
Santoso, S. (2015). Munguasai Spss 22. Pt Elex Media Komputindo.
Sari, I. P., & Yunarti, T. (2015). Open-Ended Problems Untuk Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Seminar Nasional Matematika Dan
Pendidikan Matematika Uny, 315–320.
Sarumaha, M., Harefa, D., Ziraluo, Y. P. B., Fau, A., Venty Fau, Y. T., Bago, A.
S., Telambanua, T., Hulu, F., Telaumbanua, K., Lase, I. P. S., Laia, B., Ndraha,
L. D. M., & Novialdi, A. (2022). Penggunaan Model Pembelajaran Artikulasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Terpadu. Aksara:
Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(3), 2045.
Sembiring, R. E. (2021). Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil
Belajar Siswa Berbasis Sumber Belajar Lingkungan Untuk Siswa Kelas
Xi.Mipa.1 Sman 3 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2017-2018. Science : Jurnal
Inovasi Pendidikan Matematika Dan Ipa, 1(2), 177–184.
Setyowati, S. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Menggunakan Metode Eksperimen Di Smp
Negeri 16 Kota Bogor. Jurnal Edukha, 2(1), 44–57.
Siahaan, K. W. A., Lumbangaol, S. T. P., Marbun, J., Nainggolan, A. D., Ritonga,
J. M., & Barus, D. P. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Dengan Multi Representasi Terhadap Keterampilan Proses Sains
Dan Penguasaan Konsep Ipa. Jurnal Basicedu, 5(1), 195–205.
Simamora, R., Sunaryo, & Susila, A. B. (2020). Development Of Electronic
Modules By Scientific Approach To Train Science Process Skills. Journal Of
Physics: Conference Series, 1567(3), 1–5.
Sinurat, L., & Sriyati, S. (2023). Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan
Proses Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan Realitas Lokal Danau Toba. Lectura: Jurnal Pendidikan, 14(1),
1–14.
Siswono, T. Y. E. (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pengajuan Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains,
10(1), 1–9.
Siswono, T. Y. E., Rosyidi, A. H., Kohar, A. W., Hartono, S., Nisa, K., & Uripno,
G. (2022). Integrasi Teknologi Dalam Pembelajaran Matematika Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Cv. Literasi
Nusantara Abadi.
Sobron, A. ., Bayu, Rani, & S, M. (2019). Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh
Daring Learning Terhadap Minat Belajar Ipa. Scaffolding: Jurnal Pendidikan
Islam Dan Multikulturalisme, 1(2), 30–38.
Sugeng, B. (2022). Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif (Eksplanatif).
Deepublish.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Cetakan Kelima Belas. Alfabeta.
58
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Telah Melaksanakan Penelitian
Surat keterangan di SMPN 30 Muaro Jambi dan SMPN 1 Muaro Jambi
61
62
A. Tujuan
Menengah Pertama.
B. Identitas Responden
Hari / Tanggal :
C. Daftar Pertanyaan
Kisi-kisi keterampilan proses sains siswa pada praktikum suhu, kalor dan
pemuaian
Skor
No. Pernyataan
1 2 3 4
Observasi
1 Siswa mengamati dan meraba termometer yang akan
digunakan untuk mengukur suhu.
2 Siswa memeriksa kelayakan alat dan bahan yang digunakan
pada percobaan seperti wadah air, bunsen, tabung reaksi,
kaki tiga dan kawat kasa.
3 Siswa mengamati apa saja yang terjadi pada setiap
percobaan.
Klasifikasi
4 Siswa mengklasifikasi wadah yang sejenis yang masing-
masing berisikan air biasa, air hangat, dan air dingin.
5 Siswa mengklasifikasi gelas beker dengan air panas dan air
dingin pada percobaan pemuaian.
Komunikasi
6 Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok tentang
percobaan yang akan dilakukan.
68
Kesimpulan
29 Siswa dapat menyimpulkan perbedaan pengukuran suhu
dengan menggunakan tangan dan termometer.
30 Siswa dapat menyimpulkan jumlah kalor yang berpindah
dari T1 ke T2.
31 Siswa dapat menyimpulkan apa yang terjadi pada balon saat
dicelupkan ke air panas dan air dingin.
32 Siswa dapat menyimpulkan kebenaran dari hipotesis.
33 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang tertera di LKPD.
Jambi, 2023
Observer,
( )
NIM.
70
Rubrik Lembar Observasi Keterampilan Proses sains Pada Praktikum Suhu, Kalor
dan Pemuaian
No Aspek yang Skor
dinilai 1 2 3 4
Observasi
1 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
mengamati mengamati mengamati mengamati mengamati dan
dan meraba termometer termometer termometer meraba
termometer yang akan namun tidak termometer
yang akan digunakan. meraba yang akan
digunakan digunakan
untuk
mengukur
suhu.
2 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
memeriksa mengecek mengecek mengecek mengecek
kelayakan alat kelayakan alat kelayakan alat kelayakan alat kelayakan alat
dan bahan dan bahan dan bahan yang dan bahan yang dan bahan yang
yang yang akan akan digunakan akan digunakan digunakan
digunakan digunakan namun tidak secara
pada secara menyeluruh
percobaan keseluruhan
seperti wadah
air, bunsen,
tabung reaksi,
kaki tiga dan
kawat kasa.
3 Siswa Siswa tidak Siswa hanya Siswa tidak Siswa
mengamati mengamati mengamati mengamati mengamati
apa saja yang kejadian di salah satu semua percobaan dari
terjadi pada setiap percobaan saja percobaan awal hingga
setiap percobaan akhir
percobaan.
Klasifikasi
4 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
mengklasifika mengelompok mengelompokk mengelompokk mengelompokk
si wadah yang kan wadah an wadah air an wadah air an wadah air
sejenis yang yang akan namun masih sesuai prosedur
masing- digunakan kurang sesuai percobaan
masing
berisikan air
biasa, air
hangat, dan air
dingin.
5 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
mengklasifika mengelompok mengelompokk mengelompokk mengelompokk
si gelas beker kan wadah an wadah air an namun an wadah air
dengan air yang digunakan masih kurang sesuai prosedur
panas dan air sesuai percobaan
dingin pada
percobaan
pemuaian.
71
Komunikasi
6 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
berdiskusi melakukan berdiskusi berdiskusi berdiskusi
dengan teman diskusi dengan teman dengan dengan
sekelompok dengan teman sekelompok kelompok kelompok
tentang sekelompok namun tentang
percobaan pembahasan percobaan yang
yang akan kurang relevan dilakukan
dilakukan.
7 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
berdiskusi melakukan berdiskusi berdiskusi berdiskusi
dengan teman diskusi dengan teman dengan dengan
sekelompok dengan teman sekelompok kelompok kelompok
tentang hasil sekelompok namun tentang
percobaan. pembahasan percobaan yang
kurang relevan dilakukan
8 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa hanya Siswa bertanya
bertanya serta bertanya dan berdiskusi bertanya dan saling
saling bertukar bertukar dengan dengan bertukar
informasi informasi kelompok lain kelompok lain informasi
dengan dengan namun namun tidak terkait
kelompok lain. kelompok lain pembahasan bertukar percobaan yang
kurang relevan informasi yang dilakukan
dengan
kelompok lain
9 Siswa dapat Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
menyampaika mempresentas presentasi presentasi menyampaikan
n hasil ikan hasil namun namun hasil percobaan
percobaan di percobaan penyampaian penyampaian secara detail
depan kelas tidak jelas kurang jelas dan mudah
secara ringkas. dipahami
Mengukur
10 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
mengukur mengukur mengukur suhu mengukur suhu mengukur suhu
suhu air suhu air air namun tidak air sesuai sesuai prosedur
dengan sesuai prosedur prosedur namun dan telah
menggunakan tidak semua melakukan
tangan. wadah pengukuran
pada semua
wadah
11 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
mengukur mengukur mengukur suhu mengukur suhu mengukur suhu
suhu air suhu air air namun tidak air sesuai sesuai prosedur
dengan sesuai prosedur prosedur namun dan telah
menggunakan tidak semua melakukan
termometer. wadah pengukuran
pada semua
wadah
12 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
melakukan melakukan melakukan mengukur 2 mengukur 3
pengukuran pengukuran pengukuran kali berulang kali berulang
berulang namun tidak
untuk berulang
72
memperoleh
hasil yang
akurat.
13 Siswa Siswa tidak Siswa tidak Siswa kurang Siswa dapat
membaca membaca bisa membaca bisa membaca membaca skala
skala pada skala skala pada skala pada pada
termometer termometer termometer termometer termometer
dengan tepat. dengan tepat
14 Siswa Siswa Siswa menuang Siswa menuang Siswa
menuangkan menuang air air dengan hati- air ke dalam menuangkan air
air ke dalam tanpa hati namun gelas dengan ke dalam gelas
gelas beker memperhatika kurang pas hati hati namun sesuai volume
sesuai volume n skala pada hampir pas yang telah
yang tertulis. gelas beker ditentukan
Merancang percobaan
15 Siswa Siswa tidak Siswa tidak Siswa telah Siswa
mempersiapka mempersiapka mempersiapkan mempersiapkan mempersiapkan
n alat dan n alat dan alat dan bahan alat dan bahan alat dan bahan
bahan yang bahan dengan lengkap namun masih dengan lengkap
akan kurang lengkap
digunakan
serta
mengkalibrasi
alat jika
diperlukan.
16 Siswa Siswa bingung Siswa Siswa Siswa
menentukan menentukan menentukan menentukan menentukan
tindakan yang tindakan tindakan namun tindakan namun tindakan
akan selanjutnya tidak terkonsep kurang selanjutnya
dilakukan terkonsep secara
setelah terkonsep
mengamati
alat dan bahan
yang
digunakan saat
percobaan.
Menganalisis Percobaan
17 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
menyesuaikan bisa bisa menyesuaikan menyesuaikan
rancangan menyesuaikan menyesuaikan rancangan rancangan
percobaan rancangan rancangan percobaan percobaan
dengan percobaan percobaan namun belum sesuai hipotesis
hipotesis. sesuai hipotesis
18 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
menentukan bisa bisa menentukan menentukan
rancangan menentukan menentukan rancangan rancangan
percobaan rancangan rancangan percobaan percobaan
telah sesuai percobaan percobaan namun belum sesuai hipotesis
dengan sesuai hipotesis
hipotesis.
Melakukan percobaan
73
Lampiran 6 : Kisi-Kisi Soal Essay Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Suhu, Kalor dan Pemuaian Dan Rubrik Penilaian
KISI-KISI TES SOAL ESAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI SUHU,
KALOR DAN PEMUAIAN
No Indikator Kriteria No soal
1 Kelancaran Peserta didik memiliki banyak gagasan untuk menyelesaikan suatu masalah serta lancar dalam mengungkapkan 1,2,3
gagasan
2 Keluwesan Peserta didik dapat menghasilkan gagasan/jawaban pertanyaan yang bervariasi 4,5,6
3 Kebaruan Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda atau baru yang jarang terpikirkan kebanyakan 7,8
orang
4 Elaborasi/Keterincian Peserta didik dapat menjelaskan gagasan secara terperinci dalam menyelesaikan suatu permasalahan 9,10
Δt = Q/(m c)
Δt = 2250/(0,1x 900)
Δt = 2700/90
Δt = 30 oC
t akhir = Δt + Tawal
t akhir = 30 oC + 25 oC
t akhir = 55 oC
2 Keluwesan 4. Ketika tangan kita terluka, kemudian kita obati dengan alkohol. Selain karena zat cair membutuhkan kalor untuk menguap
terasa perih, alkohol itu juga terasa dingin. Mengapa alkohol itu terasa sehingga saat alkohol menguap, alkohol menyerap
dingin di tangan kita? kalor dari kulit tangan kita, itulah sebabnya kulit
tangan terasa dingin.
5. Santi membutuhkan air panas untuk membuat secangkir susu hangat, Hal yang dapat dilakukan Santi agar dapat segera
sehingga ia harus merebus air terlebih dahulu. Apa yang harus dilakukan membuat susu hangat antara lain:
Santi agar ia tidak menunggu lama untuk membuat susu hangatnya? 1. Merebus air sedikit saja agar air cepat mendidih
2. Memperbanyak kalor yang diberikan dengan cara
memperbesar api kompor
3. Menggunakan panci pemanas yang terbuat dari
bahan yang mudah menghantarkan kalor
6. Ayu sedang belajar memasak sayur sup. Ia memasukkan bumbu ke dalam Agar air kuah sup yang dimasak Ayu cepat
air kemudian merebusnya. Ternyata dengan melakukan hal tersebut, ia mendidih, Ayu harus mendidihkan airnya terlebih
harus menunggu lama agar air kuahnya mendidih. Berdasarkan hal di atas, dulu baru bumbunya dimasukkan. Penjelasan:
apa yang dapat kamu sarankan kepada Ayu agar air kuah sup cepat a. Hal tersebut dikarenakan Penambahan zat lain
mendidih? Jelaskan mengapa demikian? akan menyebabkan kenaikan titik didih,
b. Sehingga kalor yang diperlukan untuk
mendidihkan air lebih banyak yang berakibat
semakin lama waktu yang diperlukan untuk
mendidihkan air tersebut.
3 Kebaruan 7. Indra dan Reni memanaskan zat cair di dalam sebuah wadah. Suhu awal Untuk kenaikan suhu yang sama, Indra
kedua zat cair sama. Keduanya menunggu sampai zat cair yang mereka membutuhkan waktu yang lebih singkat
panaskan mencapai suhu 60 oC. Ternyata zat cair yang dipanaskan Indra dibandingkan Reni. Beberapa alternatif
membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai suhu 60 oC kemungkinan penyebabnya yaitu:
dibanding zat cair yang direbus Reni. Menurut kamu, hal apa saja yang 1. Zat cair yang dipanaskan berbeda.
mungkin menyebabkannya?
78
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7065,878 1 7065,878 103,470 ,000b
Residual 7511,800 110 68,289
Total 14577,679 111
a. Dependent Variable: KBK
b. Predictors: (Constant), KPS
Model Summary
Std. Error Change Statistics
R Adjusted of the R Square F Sig. F
Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 ,696a ,485 ,480 8,26372 ,485 103,470 1 110 ,000
a. Predictors: (Constant), KPS
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -10,610 7,186 -1,476 ,143
KPS 1,075 ,106 ,696 10,172 ,000
a. Dependent Variable: KBK
103
Peserta didik sedang menjawab soal esai tes kemampuan berpikir kreatif
106
Mengawas peserta didik yang sedang mengisi soal esai tes kemampuan
berpikir kreatif
RIWAYAT HIDUP
Bob Widodi yang sering dipanggil Bob atau Bobi lahir pada
tanggal 8 November 2001 di desa Tanjung Pauh Mudik,
Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang
merupakan anak dari pasangan bapak Nasrul Hadi dan Ibu Fitri
Yenti, S.Sos.
Penulis memulai pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 95/III
Tanjung Pauh Mudik selama 6 tahun dari tahun 2007 sampai 2013. Kemudian
melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah pertama di SMP Negeri 8
Kerinci selama 3 tahun dari tahun 2013-2016. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Kota Sungai penuh
selama 3 tahun dari tahun 2016-2019. Setelah menyelesaikan tiga tingkat satuan
pendidikan, penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri pada
tahun 2019 di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Jambi melalui seleksi jalur SBMPTN.
Atas berkah, rahmat dan pertolongan Allah SWT. usaha yang diiringi dengan doa
dari orang tua, keluarga dan teman-teman untuk menjalani kehidupan akademik di
Perguruan Tinggi Negeri Universitas Jambi. Syukur Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir berupa karya tulis skripsi yang berjudul “Pengaruh
Keterampilan Proses Sains terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik
SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada Materi Suhu, Kalor dan Pemuaian”.