Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK


SMPN SE-KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
PADA MATERI SUHU, KALOR
DAN PEMUAIAN

SKRIPSI

OLEH

BOB WIDODI

NIM A1C319096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
MEI 2023
PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK
SMPN SE-KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
PADA MATERI SUHU, KALOR
DAN PEMUAIAN

Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Jambi
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Fisika

oleh
Bob Widodi
NIM A1C319096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
MEI 2023
MOTTO

ً ْ ‫س ُي‬ ْ َ َ ً ْ ‫س ُي‬ ْ َ َ َ
‫سا‬ َّ‫ع ال ُع ْ ر‬
َّ ‫ ِإنَّ م‬, ‫سَّا‬ َّ‫ع ال ُع ْ ر‬
َّ ‫ف ِإنَّ م‬
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan”


(QS. Al-Insyirah: 5-6)

“Kemudahan yang dimunculkan Allah melalui senyuman orang tua saya tercinta.

Kemudahan yang dimunculkan oleh Allah melalui keringat orang tua saya yang

telah susah payah membiayai kuliah saya. Skripsi ini merupakan perwujudan dari

senyuman dan jerih payah mereka yang menjadi alasan saya untuk tetap berjuang”
ABSTRAK

Widodi, Bob. 2023. Pengaruh Keterampilan Proses Sains terhadap Kemampuan


Berpikir Kreatif Peserta Didik SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada
Materi Suhu, Kalor dan Pemuaian: Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP
Universitas Jambi, Pembimbing : (I) Drs, Darmaji, M.Si., (II) Dra. Astalini,
M.Si.

Kata Kunci : pembelajaran IPA, kemampuan berpikir kreatif, keterampilan proses


sains, suhu, kalor dan pemuaian

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu belum dilakukannya analisis pengaruh


keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik di SMPN
Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian. Hal ini
diperlukan untuk memenuhi elemen capaian pada kurikulum merdeka yang
menuntut peserta didik memiliki beberapa keterampilan seperti keterampilan proses
sains dan kemampuan berpikir kreatif yang dapat diketahui melalui penilaian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan proses sains
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMPN Se-Kecamatan Jambi
Luar Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode non


eksperimen yaitu metode survei. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain
causal assosiatif untuk mengukur hubungan sebab-akibat antara dua variabel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu cluster
random sampling. Pengambilan data keterampilan proses sains dilakukan melalui
kegiatan praktikum yang dinilai oleh observer menggunakan instrumen lembar
observasi. Kemudian data kemampuan berpikir kreatif diperoleh melalui pengisian
instrumen tes soal esai yang diberikan ke setiap peserta didik. Teknik analisis data
menggunakan uji regresi linear sederhana. Selanjutnya data diolah dengan bantuan
software SPSS dalam melakukan uji prasyarat dan uji hipotesis.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh keterampilan proses sains
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik Se-Kecamatan Jambi Luar Kota
pada materi suhu, kalor dan pemuaian dengan persentase kontribusi pengaruh
variabel keterampilan proses sains mempengaruhi variabel kemampuan berpikir
kreatif sebesar 48.5 %. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui
dan tidak diteliti dalam penelitian. Persamaan regresi yang diperoleh yaitu Y = -
10.610 + 1.075X yang berarti setiap peningkatan 1 satuan variabel X atau
keterampilan proses sains maka variabel Y atau kemampuan berpikir kreatif peserta
didik juga akan meningkat sebesar 1.075.

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh keterampilan proses sains
terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMPN se-Kecamatan Jambi
Luar Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian.
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Keterampilan Proses Sains terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Peserta Didik SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada Materi Suhu, Kalor
dan Pemuaian”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
Penulisan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Penulis tentunya mengucapkan terima kasih kepada
bapak dan ibu kandung saya tercinta yaitu Bapak Nasrul Hadi dan Ibu Fitri Yenti,
S.Sos. yang selalu memberi dukungan (uang jajan) dan nasihat serta selalu
mendoakan penulis hingga penulis sampai di titik ini. Kemudian saudara penulis
yaitu abang Ode Handika,S.Pd. dan adik Celsa Angelia yang menjadi tempat curhat
penulis dan selalu memberikan semangat penulis untuk menyelesaikan perkuliahan,
serta seluruh keluarga penulis yang tentunya selalu dalam lindungan Allah SWT.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
skripsi penulis yaitu bapak Drs. Darmaji, M.Si. dan ibu Dra. Astalini, M.Si., yang
telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini. Yang selalu bersabar dalam membimbing penulis dan selalu
memberikan arahan yang baik untuk penulis. Dan juga tidak lupa ucapan
terimakasih kepada bapak Dwi Agus Kurniawan, S.Pd., M.Pd, atas ilmu yang telah
beliau berikan kepada penulis yang sangat bermanfaat terutama dalam penyusunan
skripsi ini. Semoga kebaikan bapak ibu dibalas dengan setimpal oleh Allah SWT.
Kemudian ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada bapak penguji
skripsi yaitu Bapak Drs. Menza Hendri, M.Pd., Bapak Haerul Pathoni, S.Pd.,
M.PFis. dan Bapak Alrizal, S.Pd., M.Si. yang telah mempermudah ujian skripsi
penulis serta membantu mengoreksi skripsi yang telah dibuat penulis. Semoga
Allah SWT. memberi kelancaran dan kemudahan di segala urusan bapak penguji.
Ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis ucapkan kepada bapak-bapak
dan ibu-ibu dosen pendidikan fisika atas ilmu yang telah diberikan. Dan
mempermudah urusan penulis semasa dibangku perkuliahan. Semoga ilmu yang
telah diberikan oleh bapak ibu dosen pendidikan fisika dapat bermanfaat bagi
penulis dapat menjadi amal jariyah bapak ibu di akhirat kelak.
Selanjutnya ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis ucapkan kepada tim
Pengaruh KPS yaitu Elza Triani. Serta teman teman yang berada di tim Attitude
science process skills yaitu Ahmad Mansur Nawahdani, Adriyan Ardi Rahman,
Rido Ilham Widodo, Miftahul Zannah Azzahra, Sabila Eka Septi, Nirmala
ii
Prameswari, Minarsih, Sri Muslimatul Husna, Fhadira Insani Putri, Siti Rohana,
Putri Ayu Rifani, dan Yulita Dwi Citra yang selalu memberi dukungan, semangat
dan membantu penulis. Semoga atas kebaikan kalian kebaikan yang sama juga
dibalas oleh Allah SWT.
Kemudian kepada teman sekelas yaitu kelas reguler C 2019 yang telah
bersama-sama mengarungi derasnya ombak di lautan perkuliahan. Yang selalu
memberi semangat dan dukungan kepada penulis selama proses perkuliahan.
Semoga kalian diberi kemudahan dalam menggapai cita-cita kalian. Dan yang
terakhir ucapan terima kasih untuk orang orang yang pernah berjasa dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Sebagai
ucapan terima kasih yang mendalam penulis berdoa semoga segala kebaikan, doa,
dan bantuan yang diberikan mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, untuk itu penulis sadar bahwa
dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Adanya kekurangan
tersebut penulis berharap adanya kritik dan saran yang dapat membantu penulis
dalam menyempurnakan skripsi ini demi kemajuan ilmu pengetahuan umumnya
dan kepada saya sebagai penulis khususnya. Demikianlah yang dapat penulis
sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Jambi, Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 5
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................ 5
1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORETIK
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ...................... 7
2.1.1 Kurikulum Merdeka ................................................... 7
2.1.2 Pembelajaran IPA ....................................................... 9
2.1.3 Keterampilan Proses Sains (KPS) ............................ 10
2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif ................................... 16
2.1.5 Kegiatan Praktikum .................................................. 17
2.1.6 Suhu, Kalor dan Pemuaian ....................................... 18
2.1.7 Penelitian yang Relevan ........................................... 24
2.2 Kerangka Berpikir .................................................................. 25
2.3 Hipotesis ................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 29
3.2 Desain Penelitian .................................................................... 29
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................. 30
3.3.1 Populasi Penelitian ................................................... 30
3.3.2 Sampel Penelitian ..................................................... 30

iv
3.4 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32
3.6 Validasi Instrumen Penelitian ................................................ 34
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................. 36
3.7.1 Uji Prasyarat ............................................................. 36
3.7.2 Uji Hipotesis ............................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 43
4.2 Pengujian Hipotesis ................................................................ 44
4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................ 45
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Simpulan................................................................................. 50
5.2 Implikasi ................................................................................. 50
5.3 Saran ....................................................................................... 50
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ...................................................... 15

2.2 Kalor Jenis Beberapa Bahan ....................................................................... 21

3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 29

3.2 Populasi Penelitian di SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota ................. 30

3.3 Jumlah Sampel Penelitian ........................................................................... 30

3.4 Indikator Keterampilan proses sains peserta didik ..................................... 33

3.5 Rubrik Penilaian instrumen kemampuan Berpikir Kreatif ......................... 33

4.1 Hasil uji Normalitas .................................................................................... 43

4.2 Hasil uji Linearitas ...................................................................................... 43

4.3 Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana; Coefficient ..................... 44

4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana: ANOVA ................................... 44

4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana : Model Summary ...................... 45

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Indikator-Indikator Keterampilan Proses Sains ........................................... 12

2.2 Gambar skala pada termometer ..................................................................... 20

2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 27

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Surat Telah Melaksanakan Penelitian .............................................................. 60

2. Alur Tujuan Pembelajaran Kelas VII............................................................... 62

3. Pedoman Wawancara Observasi Awal ............................................................ 64

4. Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ................................. 66

5. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains dan Rubrik Lembar Observasi

Keterampilan Proses sains Pada Praktikum Suhu, Kalor, dan Pemuaian ..... 67

6. Kisi-Kisi Soal Essay Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Suhu, Kalor, Dan

Pemuaian Dan Rubrik Penilaian .................................................................... 76

7. Hasil Validasi Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ........................ 80

8. Hasil Validasi Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif ................ 84

9. Hasil Penguasan Keterampilan Proses Sains .................................................. 88

10. Hasil Penguasaan soal esai Kemampuan Berpikir Kreatif ............................. 91

11. Perolehan Data Penelitian .............................................................................. 95

12. Hasil Output uji hipotesis menggunakan SPSS ........................................... 102

13. Dokumentasi Observasi Awal ...................................................................... 103

14. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 105

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan elemen yang penting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan adalah sebuah upaya untuk mewujudkan peserta didik yang aktif serta

memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual baik secara terencana

maupun tidak (Alpian et al., 2019). Melalui pendidikan juga dapat membentuk

karakter serta kemampuan-kemampuan yang diperlukan peserta didik dalam

kehidupan (Ansori & Sari, 2020). Tujuan-tujuan pendidikan tersebut tidak akan

berhasil jika tidak disandingkan dengan pembelajaran yang berkelanjutan. Salah

satu cabang pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama yaitu pembelajaran IPA.

Pembelajaran IPA dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk mengenal

lingkungan sekitar. IPA disebut juga sebagai seperangkat ilmu yang membahas

fenomena ilmiah secara sistematis (Hisbullah & Firman, 2019). Pembelajaran IPA

menekankan peserta didik pada pengalaman langsung agar peserta didik lebih

mudah menjelajahi dan memahami fenomena di alam sekitar secara ilmiah

(Setyowati, 2021). Pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran IPA tentu

membutuhkan peran sekolah dalam mengatur sistem pembelajaran, menyediakan

tenaga pendidik yang berkualitas serta menyiapkan fasilitas bagi peserta didik.

Sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan keterampilan peserta

didik. Sekolah adalah suatu lembaga yang bertanggung jawab serta memfasilitasi

berbagai sarana bagi peserta didik dalam meningkatkan keterampilan peserta didik

termasuk keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik

1
2

(Rokmana et al., 2023). Fasilitas untuk setiap sekolah tentu berbeda-beda sesuai

akreditasi sekolah. Akreditasi sekolah merupakan suatu alat penilaian sekolah yang

digunakan agar mengetahui kelayakan suatu sekolah baik dalam sarana prasarana

sekolah, kegiatan pembelajaran yang baik, tenaga pendidik yang berkualitas dan

manajemen administrasi persekolahan (Tanggur et al., 2023). Semakin baik

akreditasi sekolah semakin baik pula kelayakan fasilitas yang terdapat di sekolah

tersebut. Sehingga sekolah dengan akreditasi yang baik dapat membentuk

keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik menjadi

lebih baik.

Keterampilan proses sains sangat penting untuk dilatih. Keterampilan proses

sains dapat membuat peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran, menciptakan

pembelajaran jangka panjang, serta membentuk kebiasaan yang baik dalam suatu

kegiatan ilmiah (Mahmudah et al., 2019). Keterampilan proses sains dapat

meningkatkan kemampuan akademik peserta didik untuk menunjang pembelajaran

di kelas (Waskito & Martini, 2020).

Keterampilan proses sains merupakan sebuah keterampilan yang dapat

digunakan dalam menyusun sebuah konsep, mengidentifikasi dan mendefinisikan

variabel, membuat prediksi yang valid, membuat penyelidikan, hipotesis, serta

kesimpulan dari sebuah permasalahan (Sulistiany & Darmawan, 2020). Peserta

didik yang sudah terlatih dengan KPS akan memiliki keterampilan dalam

memecahkan suatu masalah, menganalisis, melihat, dan membuat suatu rencana

serta memiliki bekal untuk menggunakan metode ilmiah (Evriani et al., 2017).

Keterampilan proses sains dapat membantu peserta didik mencapai kemampuan

berpikir kreatif.
3

Kemampuan berpikir kreatif peserta didik diharapkan dapat dikembangkan

melalui keterampilan proses sains. Kemampuan berpikir kreatif adalah

keterampilan kognitif untuk memunculkan dan mengembangkan gagasan baru, ide

baru sebagai pengembangan dari ide sebelumnya serta keterampilan dalam

memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang (Liliawati, 2011). Faktanya

proses menstimulus kemampuan berpikir kreatif peserta didik masih belum

terjalankan secara optimal (Safahi et al., 2020). Hal ini dapat membuat kemampuan

berpikir kreatif peserta didik di Indonesia menurun.

Kemampuan berpikir kreatif sangat penting karena Indonesia sangat

membutuhkan tenaga kerja yang kreatif yang dapat membantu dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesejahteraan bangsa

(Noviyana, 2017). Dengan kemampuan berpikir kreatif yang baik dapat

mengembangkan potensi peserta didik sehingga peserta didik memiliki

kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk

meningkatkan kualitas diri agar dapat bersaing di masa sekarang maupun masa

mendatang (Sari & Yunarti, 2015). Salah satu cara untuk merangsang kemampuan

berpikir peserta didik yaitu melalui kegiatan praktikum (Sukarso & Muslihatun,

2021).

Kegiatan praktikum juga dapat mengembangkan keterampilan proses sains

(Suryaningsih, 2017). Kegiatan praktikum yang seharusnya dilakukan pada materi

tertentu seringkali hanya sekedar didemonstrasikan, bahkan tak jarang tidak

dilakukan praktikum sama sekali. Melalui kegiatan praktikum dengan

memanfaatkan fasilitas laboratorium dapat meningkatkan keterampilan proses

sains peserta didik (Fadlilah et al., 2019). Materi suhu, kalor dan pemuaian
4

menuntut peserta didik untuk menguasai kemampuan berpikir kreatif dan

keterampilan proses sains. Oleh karena itu diperlukan adanya praktikum untuk

peserta didik pada materi suhu, kalor dan pemuaian.

Keterampilan proses sains memberi peserta didik pengalaman belajar yang

bermakna karena dapat membantu peserta didik untuk mencapai kemampuan

berpikir tingkat tinggi (Darmaji et al., 2019). Untuk dapat menyelesaikan masalah

ilmiah diperlukan keterampilan proses sains yang dapat merangsang peserta didik

untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif (Nurjanah et al., 2021).

Keterampilan proses sains dapat memunculkan kreativitas peserta didik dimana jika

peserta didik memiliki kemampuan berpikir kreatif yang baik maka dapat

memunculkan ide-ide baru yang inovatif (Mawarsari et al., 2016).

Berdasarkan studi awal yang telah dilakukan, diketahui bahwa keterampilan

proses sains dan kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan oleh peserta didik

karena harus memenuhi elemen capaian Kurikulum Merdeka yaitu menuntut

adanya keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif yang baik.

Keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik masih

tergolong rendah berdasarkan pengamatan tenaga pendidik. Tenaga pendidik belum

melakukan pengukuran keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif

serta mengukur pengaruh keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir

kreatif peserta didik. Sehingga hal tersebut menjadikan proses evaluasi

keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik tidak

berjalan secara optimal. Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan Ratnasari et

al., (2017) menyatakan bahwa keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir

kreatif peserta didik tanpa disertai dengan penilaian akan menyebabkan proses
5

pembelajaran yang dilakukan akan sia-sia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keterampilan Proses Sains

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMPN Se-Kecamatan

Jambi Luar Kota pada Materi Suhu, Kalor dan Pemuaian”.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan yang ditemukan adalah belum adanya penelitian terkait

analisis pengaruh keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kreatif

peserta didik SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan

pemuaian. Hal ini diperlukan untuk memenuhi elemen capaian pada kurikulum

merdeka yang menuntut peserta didik memiliki beberapa keterampilan seperti

keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif yang dapat diketahui

melalui penilaian keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun agar permasalahan ini tidak meluas dan lebih terarah, Peneliti

melakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi pada peserta didik di SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar

Kota khususnya mata pelajaran IPA pada materi suhu, kalor dan pemuaian.

2. Penelitian ini membahas tentang pengaruh keterampilan proses sains terhadap

kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar

Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh

keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik

SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian?”.
6

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan proses

sains terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik SMPN Se-Kecamatan

Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Sekolah

Sekolah tersadarkan akan pentingnya keterampilan proses sains dan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Dengan harapan kedepannya sekolah

bisa memberikan fasilitas yang memadai untuk tenaga pendidik dan peserta didik

dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif.

2. Bagi Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik terbantu dalam menemukan informasi tentang pentingnya

keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif. Harapannya tenaga

pendidik bisa merancang proses pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif.

3. Bagi Peserta Didik

Peserta didik terbantu dalam mengetahui keterampilan proses sains dan

kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki peserta didik.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan peneliti dan pengetahuan mengenai keterampilan

proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.


BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

2.1.1 Kurikulum Merdeka

Kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang berperan dalam

menentukan tujuan pendidikan serta sebagai indikator keberhasilan peserta didik

dalam menguasai pembelajaran (Fianingrum & Nindiasari, 2023). Kurikulum

merupakan alat dan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dalam mencapai

keberhasilan proses pembelajaran sehingga kurikulum dalam sebuah pendidikan

perlu diperhatikan (Mawati & Arifudin, 2023). Kurikulum juga memiliki peran

penting dalam membentuk peserta didik yang memiliki sifat tanggung jawab,

kreatif, inovatif dan ahli dalam segala bidang sehingga dapat berguna bagi bangsa

dan negara (Julaeha, 2019). Kurikulum memiliki perkembangan yang pesat

sehingga muncul kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah seperangkat desain pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan bakat melalui

pembelajaran yang tenang, menyenangkan, bebas dari tekanan dan berfokus pada

kebebasan dan kreativitas peserta didik (Rahayu et al., 2022). Kurikulum Merdeka

difokuskan kepada minat dan kebutuhan peserta didik yang bertujuan menciptakan

generasi masa depan yang unggul serta menerapkan nilai dari pancasila (M. M.

Jannah & Harun, 2023). Kurikulum Merdeka merupakan program yang dibuat

untuk pemulihan proses pembelajaran yang berbasis 3 karakteristik seperti

pembelajaran berbasis proyek, pengembangan soft skill dan karakter yang

berasaskan nilai pancasila (Jojor & Sihotang, 2022).

7
8

Keunggulan Kurikulum Merdeka menurut Priantini et al. (2022) yaitu

kurikulum yang lebih sederhana dan mendalam yang berfokus pada pengembangan

kemampuan peserta didik, pembelajaran yang lebih santai serta adanya kebebasan

bagi peserta didik melakukan kegiatan yang diminati. Tercantum dalam dokumen

Kurikulum Merdeka Belajar yaitu terdapat dalam elemen capaian Kurikulum

Merdeka yang menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan proses sains

dan kemampuan berpikir kreatif (Kemendikbud ristek, 2022). Keunggulan lain dari

Kurikulum Merdeka yaitu mampu menciptakan pendidikan yang berkualitas

karena peserta didik memiliki hak untuk bebas berekspresi serta adanya kebebasan

bagi sekolah dan juga tenaga pendidik berinovasi secara mandiri dan kreatif

(Muharrom et al., 2023). Kurikulum Merdeka juga dapat memenuhi kemampuan

yang dibutuhkan peserta didik seperti kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan

masalah, kemampuan literasi digital dan teknologi, serta kompetensi dalam

pengontrolan diri, memiliki pemahaman global, inisiatif dan bertanggung jawab

(Anas et al., 2023).

Berdasarkan pemaparan diatas Kurikulum Merdeka dapat menjawab

kebutuhan peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang fleksibel,

menyenangkan serta memberi kesempatan peserta didik untuk bebas memilih

kegiatan yang diminati dan tenaga pendidik juga diberikan kebebasan berinovasi

terhadap alur pembelajaran secara mandiri dan kreatif asalkan dapat memenuhi

tujuan pembelajaran. Kurikulum Merdeka menuntut peserta didik menguasai

beberapa keterampilan dan kemampuan berpikir. Melalui elemen capaian

Kurikulum Merdeka peserta didik dituntut untuk menguasai keterampilan proses

sains dan kemampuan berpikir kreatif.


9

2.1.2 Pembelajaran IPA

Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi dan

pengetahuan dalam interaksi yang dilakukan antara tenaga pendidik dengan peserta

didik (Sobron et al., 2019). Pembelajaran akan lebih bermakna ketika tenaga

pendidik membimbing peserta didik untuk terlibat secara aktif dan diberi

kesempatan untuk menemukan konsep dari fenomena di lingkungan (Siahaan et al.,

2020). Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau

hubungan timbal balik antara tenaga pendidik dan peserta didik dalam sebuah

pembelajaran (Handayani, 2020).

Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran yang harus

dipelajari oleh peserta didik baik dari jenjang sekolah dasar hingga jenjang sekolah

menengah ke atas karena IPA berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari

(Rahmah et al., 2017). IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan kehidupan

manusia secara langsung serta mempelajari segala sesuatu yang terdapat di alam

semesta (Safira et al., 2020). IPA dibagi menjadi tiga cabang yaitu biologi (aspek

fisik kehidupan), kimia (komposisi, struktur dan sifat zat), dan fisika yang

merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas (Gusti et al.,

2020).

Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar peserta didik bisa menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah (Listyawati, 2012). Pembelajaran IPA terdiri dari

kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep dan prinsip serta proses penemuan

(Handayani & Jumadi, 2021). Pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya (Prananda, 2019).
10

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada proses

ilmiah melalui langkah mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi

dan mengkomunikasikan hasil (Alfarizi, 2022). Pembelajaran IPA dapat melatih

kemampuan berpikir peserta didik terutama dalam berpikir kritis, logis, kreatif serta

tanggap dalam menghadapi suatu permasalahan (Sarumaha et al., 2022).

Pembelajaran IPA akan memberi arahan kepada peserta didik akan pentingnya alam

sekitar serta mengenal alam sekitar sehingga peserta didik dapat menjaga alam di

sekitar (Santika et al., 2022).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas pembelajaran IPA adalah sebuah

pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk memahami fakta, konsep dan

proses ilmiah yang terjadi di alam semesta serta mampu memahami dan mengamati

fenomena ilmiah yang terdapat di lingkungan sekitar. Pembelajaran IPA dilakukan

untuk memperoleh informasi dan pengetahuan ilmiah yang dapat berguna bagi

peserta didik.

2.1.3 Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan proses sains adalah keterampilan ilmiah yang dimiliki

seseorang yang mengutamakan pengalaman belajar secara langsung sehingga

mempermudah seseorang untuk memperoleh informasi dan menambah wawasan

ilmiah seperti teori, fakta dan prinsip ilmiah (Yuliati & Susianna, 2023).

Keterampilan proses sains merupakan kemampuan yang digunakan untuk

memperoleh serta mengembangkan suatu konsep sains melalui kegiatan-kegiatan

ilmiah sehingga dapat mempermudah seseorang memecahkan masalah (Sinurat &

Sriyati, 2023). Keterampilan proses sains ini dapat dipelajari melalui kegiatan

ilmiah seperti pembelajaran secara langsung dan melakukan percobaan tentang


11

materi yang sedang dipelajari (Nurfahzuni & Budiyanto, 2023).

Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai kemampuan peserta didik

dalam melakukan suatu tindakan pada pembelajaran IPA sehingga dapat

menghasilkan konsep, teori, prinsip, bukti, hukum dan fakta ilmiah (Simamora et

al., 2020). Keterampilan proses sains juga dapat diartikan sebagai pendekatan

proses dalam pembelajaran IPA yang didasarkan atas pengamatan terhadap apa

yang dilakukan secara langsung (Rusmiyati & Yulianto, 2009). Keterampilan

proses sains sangat penting bagi peserta didik sebagai bekal dalam menggunakan

metode ilmiah untuk memperoleh pengetahuan baru serta mengembangkan

pengetahuan yang dimiliki peserta didik (Lestari & Diana, 2018).

Keterampilan proses sains dapat memudahkan peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Indri et al., 2020). Pada

dasarnya peserta didik sudah memiliki keterampilan proses sains seperti

kemampuan untuk bertanya, membuat hipotesis, menginvestigasi, melakukan

observasi, mengklasifikasi, membuat prediksi serta interpretasi dan komunikasi

(Manu & Nomleni, 2018). Keterampilan proses sains dapat dikembangkan melalui

kegiatan di laboratorium karena dapat memberikan makna serta memberikan

pengalaman belajar yang nyata kepada peserta didik (Bili et al., 2019).

Keterampilan proses sains terdiri atas dua yaitu keterampilan proses sains dasar dan

keterampilan proses sains terintegrasi.

Keterampilan proses sains dasar terdiri dari enam indikator, yakni:

mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan (Sembiring, 2021). Indikator keterampilan proses sains dasar

yaitu meliputi melakukan observasi, mengklasifikasi, mengkomunikasikan,


12

mengukur, menyimpulkan dan memprediksi (Fitriani et al., 2021). Keterampilan

proses sains dasar dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan keterampilan

proses sains terintegrasi (Ningsi & Nasih, 2020).

Keterampilan proses sains terintegrasi terdiri dari identifikasi variabel hingga

hal yang paling kompleks, yaitu eksperimen (Ermawati et al., 2019). Keterampilan

proses sains terintegrasi meliputi identifikasi variabel, menyusun tabel data,

membuat grafik, memperoleh dan memproses data, mendeskripsikan hubungan

antar variabel, mengidentifikasi variabel secara operasional, membuat hipotesis,

analisis percobaan, merancang investigasi dan melakukan eksperimen (Dari &

Nasih,2020). Keterampilan proses sains terintegrasi mencakup beberapa aspek

yaitu mengenali variabel, membuat tabel data, membuat grafik, menggambar

hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis data

penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel, merancang penelitian

serta bereksperimen (Agustina & Saputra, 2016). Menurut Rezba et al. (2007)

menyatakan terdapat 2 keterampilan proses sains yaitu keterampilan proses dasar

dan terintegrasi yang jumlah indikatornya disajikan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Indikator-Indikator Keterampilan Proses Sains (Rezba et al., 2007)


13

Menurut Chiappetta et al (1998) menyatakan bahwa pada tingkat Sekolah

Menengah Pertama (SMP) hanya membutuhkan 11 indikator keterampilan proses

sains antara lain yaitu observasi, klasifikasi, komunikasi, mengukur, merancang

percobaan, menganalisis percobaan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan

mengolah data, prediksi, membuat tabel data dan kesimpulan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

keterampilan proses sains merupakan sebuah pendekatan di dalam pembelajaran

IPA yang bermanfaat sebagai bekal bagi peserta didik agar mudah memahami

konsep ilmiah serta mengembangkan pengetahuan ilmiah peserta didik.

Keterampilan proses sains dapat dikembangkan melalui kegiatan laboratorium

salah satunya melalui kegiatan praktikum. Keterampilan proses sains terdiri dari

keterampilan proses sains dasar dan terintegrasi. Namun pada tingkat sekolah

menengah pertama cukup hanya menggunakan 11 indikator keterampilan proses

sains yaitu observasi, klasifikasi, komunikasi, mengukur, merancang percobaan,

menganalisis percobaan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan mengolah

data, prediksi, membuat tabel data dan kesimpulan.

2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir adalah sebuah aktivitas yang dimana pikiran dalam keadaan tanya

jawab ketika menjumpai sebuah masalah dengan menghubungkan pengetahuan

yang satu dengan pengetahuan yang lain (Yanti & Syazali, 2016). Proses berpikir

adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang untuk mengingat kembali

pengetahuan yang ada dalam memori untuk menerima, mengolah dan

menyimpulkan informasi (Widyastuti, 2015). Kemampuan berpikir dapat

membantu peserta didik dalam menguasai konsep-konsep ilmiah (Ngilawajan,


14

2013).

Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk membayangkan, menciptakan

dan membangun gagasan baru dengan cara menggabungkan, menerapkan, serta

merubah gagasan-gagasan yang sudah ada (Supardi, 2015). Kreativitas bukan

hanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu gagasan atau ide

yang baru saja tetapi juga dapat mengebangkan atau memodifikasi gagasan atau ide

yang sudah ada (Pentury, 2017). Kreativitas ini berawal dari seseorang menemukan

masalah hingga menemukan solusi dari permasalahan tersebut (Fardah, 2012).

Kemampuan berpikir kreatif peserta didik secara umum dipahami sebagai

kreativitas peserta didik (Moma, 2015). Kemampuan berpikir kreatif adalah

kemampuan yang dapat memunculkan dan mengembangkan ide baru sebagai

bentuk modifikasi dari ide yang sudah ada sebelumnya serta kemampuan untuk

memecahkan suatu masalah dengan berbagai macam solusi (Liliawati, 2011).

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan peserta didik dalam memahami

suatu masalah dan menemukan penyelesaian dengan cara yang bervariasi

(Siswono, 2005).

Berpikir kreatif adalah proses membangun sebuah ide yang menekankan

pada aspek kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian (Dalilan & Sofyan,

2022).. Kemampuan berpikir kreatif disebut juga sebagai kemampuan berpikir

divergen yang memiliki karakteristik kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility),

keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration) (Trianggono, 2017).

Menurut Harisudin (2019) menyatakan bahwa terdapat 4 indikator

Kemampuan berpikir kreatif seperti yang terlihat pada tabel berikut :


15

Tabel 2. 1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif


No Indikator Aspek penilaian
kemampuan
berpikir kreatif
1 Kelancaran a) Kemampuan mengajukan banyak pertanyaan, jika diberikan
suatu situasi masalah
b) Kemampuan menjawab dengan sejumlah jawaban jika diajukan
sebuah pertanyaan
c) Kemampuan mempunyai banyak gagasan mengenai cara
menyelesaikan suatu masalah
d) Kemampuan mengungkapkan gagasan-gagasan dengan lancar
e) Kemampuan bekerja dengan cepat dan melakukan lebih banyak
dari siswa lain, dapat dengan cepat melihat kesalahan atau
kekurangan pada suatu objek atau situasi
2 Keluwesan a) Kemampuan memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak
lazim terhadap suatu objek
b) Kemampuan memberikan macam-macam penafsiran
(interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah
c) Kemampuan menerapkan suatu konsep atau azas dengan cara
yang berbeda-beda
d) Kemampuan memberi pertimbangan terhadap situasi yang
berbeda dari yang diberikan orang lain
e) Dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu
mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari
mayoritas kelompok
f) Kemampuan memikirkan macam-macam cara berbeda-beda
untuk menyelesaikan suatu masalah
g) Kemampuan menggolongkan hal-hal menurut pembagian
(kategori) yang berbeda-beda
h) Kemampuan mengubah arah berfikir secara spontan
3 Kebaruan a) Kemampuan memikirkan masalah atau hal-hal yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain
b) Kemampuan mempertanyakan cara-cara yang lama
c) dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru Memilih
asimetris dalam menggambarkan atau membuat desain
d) Kemampuan memiliki cara berfikir yang lain dari yang lain
e) Kemampuan mencari pendekatan baru
f) Kemampuan untuk menemukan penyelesaian baru.
g) setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan Lebih
senang mensintesis daripada menganalisis situasi
4 Elaborasi a) Kemampuan melakukan langkah-langkah terperinci untuk
mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau
pemecahan masalah
b) Kemampuan mengembangkan atau memperkaya gagasan orang
lain
c) Kemampuan mencoba atau menguji secara detail untuk melihat
arah yang akan ditempuh mempunyai rasa keindahan yang kuat
sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau
sederhana
d) Kemampuan menambahkan garis-garis, warna- warna dan
detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau
gambar orang lain.

Kemampuan berpikir kreatif akan berdampak pada kepribadian peserta didik

yang lebih teratur serta memiliki rencana inovatif yang dapat mempertimbangkan
16

masalah-masalah yang akan dihadapi (Marliani, 2015). Keterampilan berpikir

kreatif akan meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik salah satunya yaitu

mampu memecahkan masalah yang mereka hadapi (Tumurun et al., 2016).

Kemampuan berpikir kreatif sangat membantu untuk menciptakan suatu ide atau

mencari solusi alternatif untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari (Dewi et al., 2019).

Berdasarkan pemaparan ahli di atas kemampuan berpikir kreatif adalah

kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah dengan berbagai

macam solusi atau memberikan gagasan-gagasan baru serta mengembangkan

gagasan yang sudah ada untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Kemampuan

berpikir kreatif dapat diukur dengan berpedoman kepada empat aspek yaitu

kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian.

2.1.5 Kegiatan Praktikum

Praktikum adalah salah satu kegiatan ilmiah yang menunjang proses

pembelajaran terutama dalam bidang IPA. Praktikum dapat membantu peserta

didik untuk memahami teori ilmiah melalui kegiatan kontak langsung dengan alat,

bahan dan fenomena ilmiah (Wayan et al., 2023). Kegiatan praktikum dapat

digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses sains peserta didik yang

mencakup kegiatan perumusan hipotesis atau pengumpulan data, mengamati,

menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan serta melibatkan

keterampilan proses sains dalam membangun konsep, hukum atau prinsip ilmiah

(Darmayanti et al., 2020). Kegiatan praktikum dapat mengukur kemampuan peserta

didik terutama keterampilan proses sains peserta didik karena peserta didik terlibat

secara langsung dan dapat membuktikan sesuatu yang sedang dipelajari dan
17

praktikum juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik

(Abulais et al., 2023).

Kegiatan praktikum merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting

dalam pembelajaran IPA. Praktikum yang terlaksana secara maksimal dapat

membentuk peserta didik yang kreatif serta memiliki keterampilan proses sains

yang baik (R. Jannah et al., 2023). Kegiatan praktikum juga dapat meningkatkan

pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran karena praktikum mengaitkan

teori dengan fenomena sehari-hari (Demulawa et al., 2022). Selain dapat

meningkatkan proses ilmiah peserta didik, kegiatan praktikum juga dapat

meningkatkan minat belajar, mengembangkan keterampilan dasar eksperimen serta

menjadi sarana penunjang dalam proses pembelajaran (Astro et al., 2021).

Kegiatan praktikum merupakan cara yang paling efektif digunakan untuk

mengukur keterampilan proses sains peserta didik karena di dalam praktikum telah

mencakup indikator-indikator keterampilan proses sains seperti kegiatan

mengamati, mengelompokkan, memprediksi, menafsirkan, komunikasi, mengukur,

membuat hipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan indikator-

indikator keterampilan proses sains yang lain (Fajrina et al., 2021). Pada

hakikatnya, kegiatan praktikum sebagai implementasi dari pilar-pilar pembelajaran

yaitu learning to do yang berarti belajar untuk menguasai keterampilan proses sains

(Khaldun et al., 2022). Pelaksanaan praktikum mendukung proses pembelajaran

serta memberikan penekanan pada aspek proses atau psikomotorik peserta didik

(Dari et al., 2021).

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

praktikum merupakan kegiatan ilmiah yang melibatkan peserta didik secara


18

langsung dengan fenomena ilmiah sehingga peserta didik dapat lebih mudah

memahami konsep dan prinsip ilmiah serta dapat meningkatkan kreativitas dan

keterampilan proses sains peserta didik. Kegiatan praktikum adalah metode yang

paling efektif digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains peserta didik

karena didalam kegiatan praktikum sudah mencakup semua indikator keterampilan

proses sains mulai dari mengamati hingga membuat kesimpulan.

2.1.6 Suhu, Kalor dan Pemuaian

2.1.6.1 Suhu

Suhu pada dasarnya adalah besaran fisika yang hanya dapat dirasakan oleh

indra. Tubuh manusia dapat merasakan suhu dalam bentuk rasa panas atau dingin.

Saat kalian menempelkan telapak tangan ke pipi atau saat bermain di tengah terik

Matahari, kulit terpapar sinar Matahari yang menyengat dan kemudian otak

memberikan informasi rasa panas. Ketika minum air es, otak kita memberikan

respon informasi pengalaman rasa dingin. Suhu adalah ukuran derajat atau tingkat

panas suatu benda (Inabuy et al., 2021).

Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dinamakan termometer. Prinsip

kerja dari termometer adalah keseimbangan derajat suhu. Termometer akan

menerima suhu dari lingkungan sekitar/ benda yang akan diuji. Secara alamiah,

suhu akan mengalir dari derajat yang lebih tinggi ke derajat yang lebih rendah.

Konsep ini dikenal juga sebagai Azas Black atau juga Hukum 1 Termodinamika.

Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh hanya memiliki

skala di sekitar 30 °C – 50 °C. Penyebabnya adalah karena tidak ada manusia yang

memiliki suhu tubuh di bawah 30 0C dan di atas 50 °C. Berbeda jika kita ingin

mengukur suhu tungku peleburan pada pabrik besi yang bisa mencapai 1.000 °C.
19

Berbeda pula termometer yang dapat mengukur suhu lemari es yang dapat

mencapai suhu rendah -10 °C. Karena pada suhu rendah tersebut memungkinkan

bakteri tidak tumbuh di dalam makanan.

Skala suhu menunjukkan seberapa besar nilai suhu benda yang sedang

diukur. Kemudian, agar semua orang di seluruh dunia menyimpulkan nilai suhu

yang sama maka perlu ditetapkan skala suhu secara internasional. Skala suhu yang

disepakati oleh ilmuwan dan diakui dunia. Banyak skala suhu yang telah diusulkan

para ahli. Dua peristiwa yang sering digunakan sebagai acuan penetapan adalah

peleburan es pada tekanan normal dan air mendidih pada tekanan normal (satu

atmosfer)..

Skala rendah suhu Celcius dan Reamur ditetapkan sama yaitu sebagai suhu

es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer sebesar suhu 0 derajat.

Sedangkan skala tertinggi yaitu suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan

satu atmosfer diterapkan sebagai suhu 80 derajat untuk Reamur dan 100 derajat

untuk Celcius. Skala suhu terendah Fahrenheit ditetapkan dari suhu es murni yang

sedang melebur pada tekanan satu atmosfer sebagai suhu 32 derajat. Suhu tertinggi

pada air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer diterapkan

sebagai suhu 212 derajat. Jadi, ketika kalian memanaskan es yang sedang melebur

sehingga menjadi air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer maka kita

menaikkan suhu sebesar (212 – 32) = 180 derajat skala Fahrenheit, atau 180 oF.
20

Perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.2 gambar skala pada termometer

Secara matematis dapat dihitung sebagai berikut :


5 5
𝐶= 𝑅=
4 9
(𝐹 − 32) = 𝐾 − 273 (2.1)

2.1.6.2 Kalor

Energi yang mengalir dari benda bersuhu tinggi (api unggun) ke benda

bersuhu rendah (kulit). Energi tersebut dikenal sebagai kalor. Kalor secara alamiah

mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi (panas) ke benda yang bersuhu lebih

rendah (dingin). Kalor tidak sama dengan suhu. Suhu adalah sifat suatu benda yang

muncul setelah diberikan energi kalor (Inabuy et al., 2021). Kalor diukur dalam

satuan kalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk

menaikkan suhu 1 0C dari 1 gram air. Satuan kalor dalam SI adalah Joule. Satu

kalori sama dengan 4,184 Joule, dan sering dibulatkan menjadi 4,2 Joule.

Air termasuk zat yang memiliki kalor jenis tinggi yang dapat menyerap

banyak energi kalor dengan hanya sedikit perubahan suhu. Apa itu kalor jenis?

Kalor jenis adalah jumlah energi panas yang diperlukan oleh 1 kg bahan tertentu

untuk menaikkan suhunya sebesar 1 Kelvin.

Setiap bahan atau zat memiliki kalor jenis yang berbeda. Satuan kalor jenis

adalah Joule per kilogram per Kelvin [J/ (kg. K)], atau dalam Joule per kilogram
21

per derajat Celcius [J/ (kgºC)]. Hal ini dikarenakan bahwa perubahan suhu 1 Kelvin

sama dengan 1 derajat Celcius. Berikut merupakan kalor jenis beberapa bahan :

Tabel 2.2 Kalor Jenis Beberapa Bahan

Bahan Kalor Jenis (J/Kg.K)


Air 4.184
Alkohol 2.450
Alumunium 920
Karbon 710
Pasir 664
Besi 450
Tembaga 380
Perak 235

Jumlah Kalor dapat dihitung dengan persamaan berikut :

𝑄 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇 (2.2)

∆𝑇 = 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (2.3)

Dimana : Q adalah jumlah kalor (J), m adalah massa benda (Kg), c adalah

kalor jenis benda (J/Kg.K), ∆𝑇adalah perubahan suhu (K).

Pada dasarnya kalor berpindah melalui tiga cara yang disebut sebagai

konduksi, konveksi dan radiasi.

a. Konduksi

Saat seseorang menyetrika baju, bagian bawah setrika yang panas

bersentuhan langsung dengan kain. Kalor berpindah dari bagian bawah setrika yang

terbuat dari logam ke kain. Perpindahan kalor seperti ini disebut konduksi.

Konduksi merupakan perpindahan panas melalui suatu bahan tanpa disertai dengan

perpindahan partikel-partikel pada bahan tersebut. Benda yang jenisnya berbeda

memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas) yang

berbeda pula. Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut

konduktor. Bahan yang menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator.


22

Seperti pada bagian bawah setrika, bahan logam termasuk konduktor. Kayu dan

plastik termasuk isolator.

b. Konveksi

Ketika memasak air, setelah bagian bawah panci dipanaskan beberapa saat,

ternyata permukaan air juga ikut panas bahkan mendidih. Hal tersebut

menunjukkan bahwa air dapat menjadi konduktor panas ketika diberikan kalor yang

cukup. Berarti, ada cara perpindahan panas yang berbeda dari yang sebelumnya

atau konduksi. Perpindahan kalor yang seperti itu dikenal sebagai konveksi. Saat

air bagian bawah mendapatkan kalor dari pemanas, kumpulan partikel air memuai

sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik, digantikan dengan partikel air

dingin (yang lebih berat) dari bagian atas. Dengan cara ini, panas dari air bagian

bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian atas. Proses perambatan energi

panas pada air tersebut ini disebut konveksi. Pola aliran partikel air tersebut

membentuk arus konveksi.

Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu bagian ke bagian yang lain

bersama dengan gerak fisik dari partikel-partikel bendanya. Konveksi juga dapat

terjadi pada aliran udara panas atau asap yang dihasilkan oleh nyala api.

c. Radiasi

Dalam ruang hampa tidak ada materi yang dapat memindahkan kalor secara

konduksi dan konveksi. Jadi, perpindahan kalor dari Matahari sampai ke Bumi

dengan cara lain. Cara tersebut dinamakan radiasi. Radiasi adalah perpindahan

kalor tanpa membutuhkan zat perantara atau medium. Radiasi adalah perpindahan

kalor tanpa membutuhkan zat perantara atau medium.


23

2.1.6.3 Pemuaian

Contoh peristiwa pemuaian adalah perubahan naik turunnya air raksa pada

termometer ruang, pemasangan kaca dan keramik yang agak longgar, gelas yang

pecah karena ditaruh air yang sangat panas, dan balon udara yang bisa

terbangPemuaian terjadi di kehidupan kita sehari-hari, baik disadari maupun tanpa

kita sadari. Pemuaian adalah peristiwa memuai, di mana suatu benda ukurannya

membesar, baik panjang, lebar, tinggi, luas, maupun volume yang dipengaruhi

kalor. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair dan gas (Inabuy et al., 2021). Ada

benda yang sangat mudah memuai sehingga kenaikan suhu sedikit saja sudah cukup

membuat ukuran benda yang dapat diamati mata. Sebaliknya ada benda yang sulit

memuai sehingga meskipun suhu bertambah cukup besar, ukuran benda hampir

tidak mengalami perubahan.

Secara alamiah jika suatu benda dipanaskan maka akan terjadi pemuaian.

Sebaliknya, jika benda didinginkan, atau suhu panas menurun maka akan terjadi

penyusutan. Pada suhu yang tinggi atom-atom dan molekul-molekul penyusun

logam tersebut akan bergetar lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan

logam tersebut akan memuai ke segala arah. Pemuaian ini menyebabkan volume

logam bertambah besar dan kerapatannya menjadi berkurang.

Pemuaian panjang adalah yang terjadi pada satu bagian sisi pada benda,

misalnya pemuaian yang terjadi pada panjang suatu logam. Pemuaian luas adalah

pemuaian yang terjadi pada kedua arah sisi-sisi benda. Pemasangan pelat-pelat

logam selalu memperhatikan terjadinya pemuaian luas. Pemuaian luas memiliki

koefisien muai sebesar dua kali koefisien muai panjang.

Zat cair juga mengalami pemuaian ketika dipanaskan. Zat cair relatif lebih
24

mudah teramati dibanding zat padat. Salah satu contohnya adalah pembuatan

termometer yang memanfaatkan sifat pemuaian zat cair di dalamnya. Seperti

halnya zat cair, gas juga akan mengalami pemuaian jika diberikan kalor dalam

jumlah tertentu. Sifat pemuaian gas dapat kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-

hari, misalnya untuk menerbangkan balon udara, memompa ban sepeda tidak perlu

terlalu kencang dan jangan meletakkan balon di tempat yang panas.

2.1.7 Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Awal & Pardede (2017). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran berbasis masalah melalui keterampilan proses sains

terhadap berpikir kreatif peserta didik pada materi sistem gerak di kelas XI IPA

2 SMP Nurul Falah Pekanbaru tahun ajaran 2015/2016. Desain penelitian yang

digunakan adalah weak experiment one group pretest-posttest design.

Pengumpulan data dilakukan melalui pretest, post test dan lembar observasi

aktivitas tenaga pendidik dan peserta didik.

2. Penelitian Ware & Rohaeti (2018) penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh penerapan model problem based learning terhadap kemampuan

berpikir analitis dan keterampilan proses sains peserta didik SMP Negeri 1

Sleman pada materi larutan penyangga. Kemampuan berpikir analitis dan

keterampilan proses sains diukur dengan integrated assessment.

3. Penelitian Nurqolbi et al (2019) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir logis anak.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan

menggunakan jenis kuasi eksperimen dan menggunakan desain penelitian

kelompok kontrol non-ekuivalen.


25

4. Penelitian Ischak et al (2020) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh keterampilan proses sains melalui model inkuiri terbimbing terhadap

hasil belajar siswa pada materi larutan asam basa. Sampel dipilih menurut

teknik purposive sampling dan dikelompokkan menjadi kelas eksperimen dan

kelas kontrol menurut posttest-only control design.

5. Penelitian Karim et al (2021) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

deskripsi keterampilan proses sains dengan penerapan metode pembelajaran

inkuiri serta pengaruh penerapan metode pembelajaran inkuiri dipadu

keterampilan proses sains terhadap hasil belajar biologi pada materi struktur

dan fungsi jaringan tumbuhan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu

yang melibatkan dua kelompok. Satu kelompok sebagai kelompok eksperimen

dan kelompok lain sebagai kelompok kontrol.

2.2 Kerangka Berpikir

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh keterampilan proses sains terhadap

kemampuan berpikir kreatif di jenjang SMPN kelas VII Se-Kecamatan Jambi Luar

Kota pada materi suhu, kalor dan pemuaian. Sebelum melakukan penelitian,

peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu ke sekolah yang menjadi sampel

penelitian untuk melihat keadaan sekolah. Selanjutnya, peneliti menyiapkan

instrumen penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu. Instrumen penelitian

yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk mengukur

keterampilan proses sains peserta didik dan instrumen tes soal esai yang digunakan

untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Instrumen penelitian

diadaptasi dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Setelah instrumen

penelitian siap, dilakukan validasi terlebih dahulu oleh validator sebelum


26

digunakan untuk mengambil data. Jika instrumen sudah valid secara teori kemudian

dilakukan uji coba instrumen pada kelompok kecil. Setelah itu, data yang diperoleh

diolah dan diuji validitas serta reliabilitas. Selanjutnya jika data dinyatakan valid

dan reliabel maka pengambilan data dapat dilaksanakan dengan menggunakan

instrumen penelitian tersebut. Penelitian dilakukan mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan mulai dari menyiapkan surat izin penelitian sampai ke tahap

pengambilan surat telah melaksanakan penelitian dari sekolah yang dijadikan

sebagai sampel.

Pengumpulan data dimulai dari observasi awal di sekolah. Setelah itu

dilaksanakan praktikum untuk mengukur keterampilan proses sains peserta didik

dengan menggunakan instrumen lembar observasi. Setelah itu, peserta didik

diberikan soal esai tentang materi suhu, kalor dan pemuaian untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Kemudian data dikumpulkan dari

kegiatan penelitian yang sudah digunakan. Penginputan data ke dalam excel lalu

data dapat diolah dengan bantuan SPSS. Sebelum dilakukan uji hipotesis, data yang

diperoleh harus berdistribusi normal dan linear terlebih dahulu oleh karena itu

dilakukan uji prasyarat. Setelah semua data memenuhi syarat pada uji prasyarat

maka uji hipotesis bisa dilakukan. Adapun uji hipotesis yang digunakan yaitu

statistik parametrik dengan uji regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh

antara kedua variabel, seberapa besar kontribusi variabel keterampilan proses sains

mempengaruhi variabel kemampuan berpikir kreatif, dan untuk melihat persamaan

regresi dari data yang diperoleh. Setelah data diolah maka penarikan kesimpulan

dapat dilakukan apakah terdapat pengaruh antara kedua variabel atau tidak, berapa

persentase pengaruh keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir


27

kreatif serta bagaimana persamaan regresi yang didapat.

Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan melalui gambar

berikut :

Pembelajaran IPA dengan materi suhu, kalor dan pemuaian

Keterampilan Proses Sains (X) Kemampuan Berpikir Kreatif (Y)

Lembar Observasi Soal Essai

Validasi Instrumen

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Penarikan Kesimpulan

Pengaruh Keterampilan Proses Sains terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif


pada materi Suhu,Kalor dan Pemuaian

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan

yang sedang dihadapi (Uswatiyah et al., 2021). Dalam penelitian ini hipotesis yang

menjadi pemikiran awal peneliti adalah sebagai berikut:


28

H0 = Tidak terdapat pengaruh kemampuan berpikir kreatif terhadap

keterampilan proses sains peserta didik SMPN Se-Kecamatan Jambi

Luar Kota pada materi suhu, kalor, dan pemuaian.

H1 = Terdapat pengaruh kemampuan berpikir kreatif terhadap keterampilan

proses sains peserta didik Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi

suhu, kalor, dan pemuaian.

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

H0 : ρ = 0

H1 : ρ ≠ 0
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Se-Kecamatan Jambi Luar Kota.

Adapun penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023

dengan waktu penelitian adalah September 2022 – Februari 2023. Kemudian,

rincian jadwal penelitian pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Waktu Penelitian
No. Kegiatan Sep 2022 Des 2022 Jan 2023 Feb 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi Awal
2. Validasi Instrumen
3. Pengambilan Data
4. Pengolahan Data

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode non eksperimen yaitu metode survei. Metode survei dapat digunakan untuk

mengukur pengaruh tanpa harus memberi perlakuan karena data kedua variabel

diperoleh dari hasil survei peneliti terhadap subjek penelitian (Sugeng, 2022).

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain

causal assosiatif. Metode causal asosiatif digunakan untuk mengukur hubungan

sebab-akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2016).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel X

(independent variable) dan variabel Y (dependent variable):

a. Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah keterampilan proses sains.

b. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif.

29
30

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan unit (objek) dengan karakteristik dan variasi

tertentu, kemudian populasi tersebut dikumpulkan, dianalisis dan diambil

kesimpulan (Riyanto & Hatmawan, 2020). Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh kelas VII di SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar kota. Secara terperinci

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Populasi Penelitian di SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota

No. Nama Sekolah Akreditasi Jumlah Kelas


1 SMP Negeri 1 Muaro Jambi B 6
2 SMP Negeri 7 Muaro Jambi A 8
3 SMP Negeri 15 Muaro Jambi B 2
4 SMP Negeri 17 Muaro Jambi B 3
5 SMP Negeri 30 Muaro Jambi B 3
6 SMP Negeri Satu Atap Pematang Jering C 1
7 SMP Satu Atap Danau Sarang Elang C 1
8 SMPN 1 Atap Sungai Bertam C 1
Total 25
Sumber: Data referensi Dapodik Kemendikbud

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan kelompok kecil dari populasi yang dipilih dengan cara

dan karakteristik tertentu untuk mewakili populasi (Nurdin & Hartati, 2019).

Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A dan VII C SMPN 1

Muaro Jambi dan kelas VII A dan VII C SMPN 30 Muaro Jambi. Dari 4 kelas

tersebut diperoleh 112 peserta didik yang masing masing kelas berjumlah rata-rata

28 peserta didik. Pada penelitian ini secara terperinci dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Peserta didik


1 VII A SMP Negeri 1 Muaro Jambi 29
2 VII C SMP Negeri 1 Muaro Jambi 28
3 VII A SMP Negeri 30 Muaro Jambi 27
4 VII C SMP Negeri 30 Muaro Jambi 28
Total 112
31

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random

sampling. Cluster random sampling disebut teknik sampling daerah yang

digunakan untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti sangat luas dan

penarikan sampel diambil dari kelompok (Carsel, 2018; Winarni, 2018). Menurut

Gay et al., (2012) menyatakan ada beberapa tahap-tahap menentukan sampel

menggunakan cluster random sampling yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan dan mendefinisikan populasi. Peneliti menentukan populasi

yaitu 25 kelas VII di SMP Se-Kecamatan Jambi Luar Kota.

2. Menentukan jumlah sampel yang dikehendaki. Sampel yang dibutuhkan yaitu

10% dari populasi yang ada sehingga 10% x 25 = 2,5 kelas ~ 3 kelas

3. Menentukan serta mendefinisikan cluster yang logis (lingkungan,sekolah,

kota). Cluster yang digunakan adalah sekolah.

4. Mendapatkan dan membuat daftar kelas di SMP Negeri se-Kecamatan Jambi

Luar Kota. Daftar kelas SMP Negeri yang ada di kecamatan Jambi Luar Kota

dari 8 sekolah yaitu 25 kelas.

5. Menaksir rata-rata anggota populasi setiap cluster

∑𝑥 25
Rata-rata = = =3.125 Kelas/sekolah.
𝑛 8

6. Menentukan cluster yang akan dipilih.

𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 3 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠


= = 0.96 ~ 1 sekolah
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 3.125 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ

Berdasarkan perhitungan diatas sehingga diperoleh 1 sekolah untuk mewakili

populasi. Namun, jika hanya 1 sekolah itu belum bisa dikatakan mewakili

populasi. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk mengambil 2 sekolah

sebagai sampel yang dianggap dapat mewakili populasi.


32

7. Memilih 2 dari 8 SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota yang akan dipilih

secara acak dari ke-8 sekolah dipilih sekolah SMPN 1 Muaro Jambi dan

SMPN 30 Muaro Jambi.

8. Sampel yang dibutuhkan 3 kelas. Sekolah yang diperoleh ada 2 sekolah.

Sehingga masing-masing sekolah diambil minimal 2 kelas. Pemilihan kelas

dilakukan dengan cara yang sama yaitu memilih secara acak 2 kelas di masing

masing sekolah.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data

primer diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar observasi dan soal esai .

Dalam proses pengambilan data primer, dilakukan dua tahap. Pertama, untuk

pengambilan data primer pada variabel bebas (keterampilan proses sains) peserta

didik melakukan kegiatan praktikum mengenai suhu, kalor dan pemuaian kemudian

observer menilai keterampilan proses sains peserta didik melalui instrumen lembar

observasi. kedua pada variabel terikat (kemampuan berpikir kreatif) melalui

instrumen tes soal esai mengenai materi suhu, kalor dan pemuaian yang diberikan

kepada setiap peserta didik.

Lembar observasi keterampilan proses sains menggunakan skala likert.

Data skala likert dapat dianalisis pada pengukuran skala interval yang mana akan

mencakup prosedur uji regresi (Boone & Boone, 2012). Skala likert yang digunakan

pada penelitian ini yaitu skala likert 4 yaitu sangat tidak baik = 1, tidak baik = 2,

baik = 3, sangat baik = 4. Instrumen lembar observasi keterampilan proses sains

peserta didik telah divalidasi oleh 2 validator yaitu bapak Haerul Pathoni,

S.Pd.,M.Pfis. dan bapak Alrizal, S.Pd., M.Si. dengan nilai rata-rata 35.00 berada

pada kategori sangat baik dan layak digunakan tanpa revisi. Setelah instrumen diuji
33

coba diketahui bahwa instrumen valid dan reliabel dengan nilai cronbach alpha

sebesar 0.960. Adapun indikator keterampilan proses sains yang digunakan adalah

Tabel 3.4 Indikator Keterampilan proses sains peserta didik sebagai berikut :
Keterampilan proses sains Indikator Keterampilan Proses Sains
Observasi
Klasifikasi
Komunikasi
Dasar
Mengukur
Prediksi
Kesimpulan
Melakukan Percobaan
Mengumpulkan dan Mengolah Data
Terintegrasi Menganalisis Percobaan
Membuat Tabel Data
Merancang Percobaan
Chiappetta et al (1998)

Instrumen tes soal esai untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta

didik ini menggunakan penilaian berupa rubrik penilaian dengan menyesuaikan

jawaban peserta didik dengan kunci jawaban yang sudah ada. Instrumen tes soal

esai kemampuan berpikir kreatif peserta didik juga telah divalidasi oleh 2 validator

yaitu bapak Haerul Pathoni, S.Pd.,M.Pfis. dan bapak Alrizal, S.Pd., M.Si. dengan

nilai rata-rata 33.00 berada pada kategori sangat baik dan layak digunakan tanpa

revisi. Setelah instrumen diuji coba diketahui bahwa instrumen valid dan reliabel

dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.730. Adapun rubrik penilaian instrumen

kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diadaptasi dari buku Siswono et al.

(2022) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian instrumen kemampuan Berpikir Kreatif

Kriteria Skor
Tidak menjawab 0
Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami 1
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, mudah dipahami tetapi belum selesai 2
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, selesai, tapi kurang tepat 3
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, selesai dan jawaban tepat 4
Siswono et al. (2022)
34

3.6 Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen

lembar observasi keterampilan proses sains dan instrumen tes soal esai

kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi suhu, kalor dan pemuaian.

Sebelum digunakan instrumen tersebut perlu divalidasi oleh validator dan diuji

coba untuk melihat nilai validitas dan reliabilitasnya.

Dalam uji validitas, setiap pertanyaan/pernyataan diukur dengan

menghubungkan jumlah/total dari masing-masing pertanyaan/pernyataan dengan

total/jumlah keseluruhan tanggapan pertanyaan/pernyataan yang digunakan dalam

setiap variabel. Kriteria uji validitas adalah dengan membandingkan Nilai rhitung

(Pearson Correlation) dengan nilai rtabel. Nilai rhitung (Pearson Correlation) ini

nantinya yang akan digunakan sebagai tolak ukur yang menyatakan valid atau

tidaknya item pertanyaan/pernyataan yang digunakan untuk mendukung penelitian,

maka akan dicari dengan membandingkan rhitung (Pearson Correlation) terhadap

nilai rtabel nya. R tabel adalah tabel dengan model angka yang berfungsi untuk

menguji berbagai kemungkinan hasil uji validitas instrumen penelitian (Munandar,

2022) .

Adapun rumus manual uji validitas menurut Purwoto (2007) Menggunakan

korelasi product moment yaitu sebagai berikut:

𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

𝑛 = jumlah responden

𝑋 = skor butir pada nomor butir ke -i


35

𝑌 = skor total responden

Reliabilitas adalah konsistensi sebuah instrumen dalam mengukur sesuatu

yang diukur dari waktu ke waktu. Secara manual pengukuran reliabilitas instrumen

dapat menggunakan beberapa persamaan yaitu koefisien cronbach alpha. Secara

manual uji reliabilitas alpha cronbach dapat dilakukan dengan rumus berikut:

𝑘 ∑ 𝑆𝑏2
𝛼= 〈1 − 2 〉
𝑘−1 𝑆𝑡

α = koefisien reliabilitas yang dicari

k = jumlah butir pertanyaan

Sb2 = varian butir pertanyaan

St2 = varian skor total

Sebelum dilakukannya uji coba instrumen untuk mengukur nilai validitas

instrumen dilakukan uji ahli (Expert Judgment) terlebih dahulu. Expert judgment

adalah teknik penilaian yang dirancang berdasarkan kriteria tertentu yang dilakukan

oleh ahli di bidang tersebut untuk mengukur kevalidan instrumen yang telah

dirancang (Bernadus et al., 2020). Pakar atau ahli melakukan validitas isi yang

disusun sejajar dengan isi produk atau materi yang diberikan sehingga instrumen

yang disusun tepat dan dinyatakan valid. Pengujian validitas isi ini untuk

mengoreksi instrumen yang akan divalidasi kemudian mempertimbangkan layak

atau tidaknya instrumen tersebut.

Selanjutnya untuk melihat ketepatan instrumen yang digunakan dalam

penelitian, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu dengan jumlah sampel

responden. Menurut para ahli, minimal jumlah sampel responden sebanyak 30. Jika

menggunakan lebih banyak dari 30 responden, hasil uji coba akan semakin baik dan

tepat.
36

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilanjutkan dengan menganalisis data

menggunakan ilmu statistik. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik

inferensial dengan analisis data statistika parametrik pada uji regresi linear

sederhana. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis, data harus berdistribusi normal

dan linear terlebih dahulu. Langkah awal yang harus dilakukan setelah memperoleh

data primer dengan skala interval adalah uji normalitas dan uji linearitas.

3.7.1 Uji Prasyarat

Uji prasyarat digunakan untuk mengetahui apakah pengujian hipotesis dapat

dilanjutkan atau tidak. Jika data tidak memenuhi uji prasyarat maka uji hipotesis

tidak dapat dilakukan (Luwihono & Palpialy, 2021; Noor, 2016). Adapun uji

prasyarat yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji normalitas dan uji linearitas.

3.7.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan peneliti ialah uji Kolmogorov-Smirnov dengan

taraf signifikansi 5%. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan karena sederhana dan

cocok digunakan pada sampel yang berjumlah besar (Sahab, 2019). Adapun

langkah-langkah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov secara manual adalah sebagai

berikut (Kadir, 2017):

1. Perumusan hipotesis

H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2. Mengurutkan data dari yang terkecil hingga yang terbesar

3. Menentukan kumulatif proporsi (kp)

𝑋𝑖− 𝑋̅
4. Data ditransformasi ke skor baku: 𝑧𝑖 𝑆𝐷
37

5. Menentukan luas kurva zi (z-tabel)

6. Menentukan a1 dan a2:

a2: selisih Z-tabel dan kp pada batas atas (a2 = Absolut (kp-Ztab))

a1: selisih Z-tabel dan kp pada batas bawah (a1 = Absolut (a2-fi/n))

7. Nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan D.

8. Menentukan harga D-tabel. Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi


1,36
α = 0,05. Rumus D-tabel =
√𝑛

9. Kriteria pengujian

Jika Do ≤ D-tabel maka H0 diterima.

Jika Do > D-tabel maka H0 ditolak.

10. Kesimpulan

Do ≤ D-tabel: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Do > D-tabel: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan IBM

SPSS 25. Menurut (Suhartono, & Indramawan, 2021) dasar pengambilan keputusan

dalam uji normalitas ini yaitu jika signifikan yang diperoleh > 0,05 maka data

sampel dari populasi tersebut berdistribusi normal, sebaliknya jika signifikan yang

diperoleh < 0,05 maka data sampel dari populasi tersebut tidak berdistribusi normal.

3.7.1.2 Uji Linearitas

Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara

linear antara variabel dependent terhadap variabel independent yang hendak diuji

(Djazari et al., 2013). Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji linearitas adalah

5%.
38

Adapun cara perhitungan uji linearitas secara manual menurut Kadir (2017),

sebagai berikut:

1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) beberapa sumber varians

JK (T) = ∑ 𝑌 2

(∑ 𝑌 2 )
JK (a) = 𝑛

JK (b/a) = 𝑏 ∑ 𝑥𝑦

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)


2
(∑ 𝑌𝑖 )
JK (G) = ∑ {∑ 𝑌𝑖2 − }
𝑛𝑖

Untuk itu data terlebih dahulu diurutkan menurut variabel X, kemudian

dihitung jumlah kuadrat galat untuk data variabel Y khusus untuk variabel X

yang sama (kelompok sama) saja, karena variabel X yang tidak sama akan

bernilai nol.

JK (Tc) = JK (S) – JK (G)

2. Menentukan derajat bebas (db) beberapa sumber varians

db (T) =n

db (a) =1

db (b/a) =1

db (S) =n–2

db (G) =n–k (kelompok: k)

db (Tc) =k–2

3. Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)

𝐽𝐾(𝑎)
RJK(a) = 𝑑𝑏(𝑎)

𝐽𝐾(𝑏/𝑎)
RJK(b/a) = 𝑑𝑏(𝑏/𝑎)
39

𝐽𝐾(𝑆)
RJK(S) = 𝑑𝑏(𝑆)

𝐽𝐾(𝐺)
RJK(G) = 𝑑𝑏(𝐺)

𝐽𝐾(𝑇𝑐)
RJK(Tc) = 𝑑𝑏(𝑇𝑐)

4. Menentukan Fhitung berkaitan dengan linearitas

Uji linearitas regresi Y atas X

H0: Y = 𝛼 + 𝛽𝑋 (regresi linear)

H1: Y ≠ 𝛼 + 𝛽𝑋 (regresi tak linear)

𝑅𝐽𝐾(𝑇𝑐)
Fhit (Tc) = 𝑅𝐽𝐾(𝐺)

Bandingkan dengan Ftab untuk 𝛼 = 0,05, 𝑑𝑏(𝑇𝑐) dan db(G) jika diperoleh Fhit

(Tc) < Ftab’ hal ini berarti H0 diterima. Dengan demikian, persamaan regresi Y

atas X berbentuk garis linear.

Perhitungan uji linearitas pada penelitian ini menggunakan IBM SPSS 25.

Dasar pengambilan keputusan uji linearitas menurut (Rahmatih et al., 2020) yaitu

sebagai berikut :

• Jika nilai signifikansi deviation from linearity > 0,05 maka terdapat hubungan

yang linear secara signifikan antara variabel independent dengan variabel

dependent,

• Jika nilai signifikansi deviation from linearity < 0,05 maka tidak terdapat

hubungan yang linear antara variabel independent dengan variabel dependent.

Setelah uji prasyarat untuk uji hipotesis regresi linear sederhana terpenuhi

maka dapat dilanjutkan ke uji hipotesis.


40

3.7.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis analisis pengaruh pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji

analisis regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana terdiri dari satu variabel

dependent dan satu variabel independent (Sujarweni & Utami, 2019). Setelah data

diuji prasyarat dan memenuhi kriteria yaitu data berdistribusi normal dan linear

maka dapat dilanjutkan ke uji regresi linear sederhana. Menurut Kadir (2017),

langkah-langkah dalam perhitungan regresi linear sederhana yaitu sebagai berikut:

1. Uji signifikansi koefisien persamaan regresi

Langkah-langkah perhitungan secara manual adalah sebagai berikut:

1. Menghitung galat baku taksiran

𝑠𝑒2 = RJK (S)

2. Menghitung penduga untuk 𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝛽

∑ 𝑋2
𝑠𝑎2 =
𝑛 ∑ 𝑋2

∑ 𝑆𝑒 2
𝑠𝑏2 = ∑ 𝑋2

3. Menghitung statistik Uji-t

H0 : β ≤ 0

H1 : β > 0
𝑎
𝑡𝑎 = 𝑠𝑎

𝑏
𝑡𝑏 = 𝑠𝑎

Kemudian membandingkan nilai ttab dan db (S) untuk signifikansi 0,05.

Apabila ta < ttab maka H0 diterima, hal ini berarti konstanta persamaan regresi tidak

signifikan. Sedangkan apabila tb > ttab maka H0 ditolak, hal ini berarti koefisien

regresi bersifat signifikansi..


41

4. Koefisien korelasi dan uji signifikansi koefisien korelasi X dan Y

Guna mengetahui keeratan hubungan variabel X dan variabel Y dapat

menggunakan rumus berikut:

∑ 𝑋𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 2

Kemudian uji signifikansi koefisien korelasi X dan Y sebagai berikut:

H0 : 𝜌 = 0

H1 : 𝜌 ≠ 0

𝑟𝑥𝑦 √𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2
√1 − 𝑟𝑥𝑦

Pengujian dilakukan dengan taraf signifikansi 5% dengan kriteria uji thitung >

ttab maka H0 ditolak, hal ini berarti koefisien korelasi antara X dengan Y

signifikansi. Sedangkan apabila thitung < ttab maka H0 diterima, hal ini berarti

koefisien korelasi X dengan Y tidak signifikansi.

Selanjutnya adalah menentukan koefisien determinasi, koefisien

determinasi berguna untuk dapat mengetahui besarnya variasi yang ditimbulkan

variabel bebas. Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi

dikali 100% atau dapat dituliskan seperti 𝑟𝑥𝑦 2 x 100%.

Pada penelitian ini menggunakan bantuan IBM SPSS Statistic 25 dalam

menganalisis data. Dasar pengambilan keputusan uji regresi linear sederhana

menurut Zakariah & Afriani (2021) dapat mengacu pada 2 hal yakni

membandingkan nilai thitung dengan ttabel atau membandingkan nilai signifikansi

dimana dalam Software SPSS ditulis sig. dengan nilai probabilitas a = 0,05 sebagai

berikut:

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel


42

• Jika nilai thitung lebih dari nilai ttabel artinya variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat

• Jika nilai thitung kurang dari nilai ttabel artinya variabel bebas tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat

Membandingkan nilai signifikansi dengan probabilitas 0,05

• Jika nilai signifikansi kurang dari nilai probabilitas 0,05 dapat disimpulkan

variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y)

• Jika nilai signifikansi lebih dari nilai probabilitas 0,05 dapat disimpulkan

variabel bebas (X) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikat.

Kemudian untuk mengetahui koefisien determinasi dari output SPSS dapat

dilihat pada tabel Model Summary pada kolom R square dan untuk persamaan

regresi dapat dilihat pada tabel coefficients (Santoso, 2015).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Prasyarat Analisis

4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah syarat sampel

yang digunakan telah mewakili populasi atau tidak (Qurnia Sari et al., 2017).

Adapun hasil uji normalitas kolmogorov smirnov yang telah disederhanakan

disajikan pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Hasil uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov
Variabel Normalitas
Keterampilan proses sains 0.200
Kemampuan berpikir kreatif 0.200

Berdasarkan tabel 4.1 pada variabel keterampilan proses sains diperoleh nilai

signifikan sebesar 0.200 yang artinya data berdistribusi normal karena nilai sig. >

0.05. Kemudian untuk variabel kemampuan berpikir kreatif diperoleh nilai

diperoleh nilai signifikan sebesar 0.200 yang artinya data berdistribusi normal

karena nilai sig. > 0.05.

4.1.2 Hasil Uji Linearitas

Uji prasyarat berikutnya yaitu uji linearitas. Adapun hasil pengolahan data

untuk uji linearitas yang telah disederhanakan disajikan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Linearitas

Variabel Linearitas
Keterampilan proses sains x Kemampuan berpikir kreatif 0.577

Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji linearitas antara variabel keterampilan proses sains

dengan kemampuan berpikir kreatif diperoleh nilai sig. deviation from linearity

43
44

sebesar 0.577 > 0.05 yang berarti data yang telah diperoleh dinyatakan sudah

linear.

4.2 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji regresi linear sederhana untuk

melihat pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Adapun hasil uji regresi linear

sederhana pada variabel keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir

kreatif peserta didik di SMP Negeri Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi

suhu, kalor dan pemuaian disajikan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana; Coefficient

Coefficient
Unstandardized Coefficients
Model t Sig.
B
(Constant) -10,610 -1,476 0,143
1 Keterampilan
1,075 10,172 0,000
proses sains
a. Dependent Variable: Kemampuan berpikir kreatif

Tabel 4.3 koefisien pada uji regresi linear sederhana digunakan untuk

membuat persamaan regresi yaitu Y= a+ bX. Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan

persamaan regresinya adalah Y= -10.610 + 1.075X. Dari persamaan tersebut dapat

diartikan bahwa setiap ada penambahan nilai X sebesar 1 maka nilai Y juga

bertambah sebesar 1.075.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana: ANOVA

ANOVA
Model df Sig.
Regression 1 0,000
1 Residual 110
Total 111
a. Dependent Variable: Kemampuan berpikir kreatif
b. Predictors: (Constant), Keterampilan proses sains

Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji regresi linear sederhana pada tabel ANOVA

yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh keterampilan proses

sains terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik diperoleh nilai signifikansi
45

sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kreatif.

Adapun hasil uji regresi linear sederhana pada tabel model summary disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana : Model Summary

Model Summary
R R Square
0,696 0,485
a. Predictors: (Constant), Keterampilan Proses Sains
b. Dependent Variable : Kemampuan berpikir kreatif

Berdasarkan tabel 4.5 model summary dipergunakan untuk mengetahui

persentase kontribusi variabel keterampilan proses sains terhadap variabel

kemampuan berpikir kreatif peserta didik diperoleh nilai R Square sebesar 0.485

yang berarti bahwa variabel keterampilan proses sains mempengaruhi variabel

kemampuan berpikir kreatif sebesar 48.5%.

Adapun hasil analisis regresi linear sederhana pada tabel koefisien disajikan

pada tabel 4.4 berikut:

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data

Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri Se-Kecamatan Jambi Luar Kota

yaitu SMP Negeri 1 Muaro Jambi dan SMP Negeri 30 Muaro Jambi pada bulan

Januari 2023-Maret 2023. Data diperoleh langsung dari kegiatan praktikum pada

materi suhu, kalor dan pemuaian di masing-masing sekolah tersebut dan soal esai

yang dijawab oleh peserta didik. Pelaksanaan praktikum peserta didik dilakukan

untuk menilai keterampilan proses sains peserta didik yang dinilai oleh observer

dengan menggunakan lembar observasi. Setelah peserta didik melakukan kegiatan

praktikum dilanjutkan dengan peneliti memberikan lembar tes soal esai

kemampuan berpikir kreatif kepada peserta didik. Kemudian data tersebut


46

dikumpulkan dan akan dianalisis dengan uji hipotesis regresi linear sederhana

dengan bantuan IBM SPSS versi 25.

Adapun uji prasyarat yang perlu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis

regresi linear sederhana yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Berdasarkan tabel

4.1 pada variabel keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif

diperoleh nilai signifikan sebesar 0.200 yang artinya data berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji linearitas Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji linearitas antara

variabel keterampilan proses sains dengan kemampuan berpikir kreatif diperoleh

nilai sig. deviation from linearity sebesar 0.577 data yang telah diperoleh

dinyatakan sudah linear.

Selanjutnya uji hipotesis dilakukan setelah data memenuhi semua uji

prasyarat. Pada penelitian ini peneliti melakukan uji hipotesis regresi linear

sederhana keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta

didik SMP Negeri Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan

pemuaian. Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji regresi linear sederhana pada tabel

ANOVA yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh

yang signifikan variabel keterampilan proses sains terhadap variabel kemampuan

berpikir kreatif.

Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji regresi linear sederhana; coefficient diperoleh

persamaan regresi tingkat kemampuan berpikir kreatif oleh keterampilan proses

sains adalah Y= -10.610 + 1.075X. Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa

setiap ada penambahan nilai X sebesar 1 maka nilai Y juga bertambah sebesar
47

1.075. Sehingga bertambahnya variabel keterampilan proses sains maka nilai pada

variabel kemampuan berpikir kreatif juga bertambah yang berarti terdapat pengaruh

positif antara keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta

didik. Kemudian Tabel 4.5 yang merupakan hasil uji regresi linear sederhana;

model summary dipergunakan untuk mengetahui persentase kontribusi variabel

keterampilan proses sains terhadap variabel kemampuan berpikir kreatif peserta

didik diperoleh koefisien determinasi yaitu nilai R square sebesar 0.485 yang

berarti bahwa kontribusi variabel keterampilan proses sains mempengaruhi variabel

kemampuan berpikir kreatif sebesar 48.5%. Hampir setengah kemampuan berpikir

kreatif peserta didik di SMPN se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu,

kalor dan pemuaian dipengaruhi oleh keterampilan proses sains peserta didik itu

sendiri selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak

diteliti.

Keterampilan proses sains berpengaruh signifikan terhadap kemampuan

berpikir kreatif. Seperti yang dikatakan oleh Awal & Pardede (2017) yang

diperoleh dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan dari pembelajaran PBL melalui keterampilan proses sains terhadap

kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh

ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif variabel keterampilan proses sains

terhadap kemampuan berpikir kreatif artinya peserta didik yang memiliki

keterampilan proses yang baik akan memiliki kemampuan berpikir kreatif yang

baik pula. Hal ini dibuktikan melalui persamaan regresi yang diperoleh dari hasil

penelitian diatas. Setiap adanya peningkatan terhadap nilai keterampilan proses

sains peserta didik maka kemampuan berpikir kreatif juga akan meningkat.
48

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh diketahui bahwa kontribusi

pengaruh keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kreatif sangat

besar. Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan Astutik (2023) yang

menyatakan bahwa keterampilan proses sains berperan penting dalam

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik terutama

kemampuan berpikir kreatif. Otomatis jika keterampilan proses sains peserta didik

tinggi maka akan memiliki dampak yang besar pula bagi kemampuan berpikir

kreatif peserta didik.

Dampak dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai sumber informasi

bagi tenaga pendidik akan pentingnya keterampilan proses sains dan juga

kemampuan berpikir kreatif. Pentingnya keterampilan proses sains menurut

(Mahmudah et al., 2019) menyatakan bahwa keterampilan proses sains sangat

penting karena dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran,

membantu memecahkan permasalahan, serta membantu peserta didik

mengaplikasikan sains di dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian menurut

Noviyana (2017) menyatakan bahwa pentingnya kemampuan berpikir kreatif

peserta didik yaitu menciptakan jiwa kreatif dari peserta didik, dengan kemampuan

berpikir kreatif yang baik peserta didik tentunya akan kreatif di berbagai hal lainnya

seperti kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan dan mampu beradaptasi

dalam menghadapi persaingan global.

Kemudian sebagai sumber informasi bagi sekolah agar lebih

memperhatikan perkembangan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir

kreatif peserta didik serta memfasilitasi tenaga pendidik dan peserta didik dalam

rangka untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir


49

kreatif peserta didik. Lalu dampak bagi peneliti selanjutnya yaitu dapat dijadikan

sebagai bahan bacaan dan referensi untuk penelitian yang sejenis.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada

penelitian ini hanya mengukur pengaruh keterampilan proses sains terhadap

kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi suhu, kalor dan pemuaian di

SMP negeri se-Kecamatan Jambi Luar Kota. Pengukuran tingkat keterampilan

proses sains hanya ditinjau dari pengamatan melalui kegiatan praktikum peserta

didik saja tanpa meneliti pengaruh variabel lain terhadap kemampuan berpikir

kreatif peserta didik.


BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pemaparan di atas maka penelitian ini berkesimpulan bahwa

terdapat pengaruh keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kreatif

peserta didik SMPN se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada materi suhu, kalor dan

pemuaian dengan persentase kontribusi pengaruh keterampilan proses sains

terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik sebesar 48.5 % selebihnya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak diteliti.

5.2 Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber informasi bagi

tenaga pendidik akan pentingnya keterampilan proses sains dan kemampuan

berpikir kreatif peserta didik terutama dalam menunjang keberhasilan proses

pembelajaran. Sehingga tenaga pendidik dapat menyusun metode pembelajaran

yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan

berpikir kreatif peserta didik. Dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi

oleh peneliti selanjutnya untuk penelitian yang serupa.

5.3 Saran

Saran yang dapat diberikan penulis untuk sekolah yaitu diharapkan sekolah

agar lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas di dalam laboratorium yang merupakan

faktor penunjang keberhasilan kegiatan praktikum peserta didik yang berfungsi

untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kreatif

peserta didik. Kemudian saran penulis untuk tenaga pendidik yaitu diharapkan

tenaga pendidik dapat memberikan perhatian penuh terhadap perkembangan KPS

50
51

dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik serta mempersiapkan proses

pembelajaran yang optimal sebagai sarana pengembangan keterampilan proses

sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Kemudian penulis

menyarankan kepada penelitian selanjutnya yang serupa untuk meneliti secara

mendetail tidak hanya pengaruh keterampilan proses sains terhadap kemampuan

berpikir kreatif melainkan juga pengaruh variabel lain yang dapat mempengaruhi

kemampuan berpikir kreatif peserta didik.


DAFTAR RUJUKAN

Abulais, D. M., Krimadi, L. N., & Bokin, J. A. (2023). Peningkatan Kreativitas


Siswa Kelas X Dalam Pembelajaran Kimia Melalui Praktikum Sederhana Di
Sma Pgri Jayapura. 3(2), 427–432.
Agustina, P., & Saputra, A. (2016). Analisis Keterampilan Proses Sains ( Kps )
Dasar Mahasiswa Calon Guru Biologi Pada Mata kuliah Anatomi Tumbuhan
( Studi Kasus Mahasiswa Prodi P . Biologi FKIP UMS Tahun. Seminar
Nasional Pendidikan Sains, 71–78.
Alfarizi, A. (2022). Literature Review: Implementasi Model Pembelajaran
Discovery-Learning Berbasis Sains Pada Pembelajaran Ipa. Jurnal Sains
Edukatika Indonesia (Jsei), 4(2), 49–54.
Alpian, Y., Anggraeni, S. W., Wiharti, U., & Soleha, N. M. (2019). Pentingnya
Pendidikan Bagi Manusia. Jurnal Buana Pengabdian, 1(1), 66–72.
Anas, Ibad, A. Z., Anam, N. K., & Hariwahyuni, F. (2023). Implementasi
Kurikulum Merdeka Madrasah Ibtidaiyah ( Mi ). Journal Of Creative Student
Research (Jcsr), 1(1), 99–116.
Ansori, A., & Sari, A. F. (2020). Inovasi Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara, 1(2), 133–148.
Arifin, J. (2008). Statistik Bisnis Terapan Excel 2007+Cd. Elex Media
Komputindo.
Astro, R. B., Doa, H., & Meke, K. D. P. (2021). Pengembangan Petunjuk Praktikum
Gaya Gesek Di Bidang Miring Berbasis Video Tracking Untuk Meningkatkan
Minat Mahasiswa. Orbita: Jurnal Kajian, Inovasi Dan Aplikasi Pendidikan
Fisika, 7(2), 335–342.
Astutik, F. I. (2023). Analisis Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program Studi
Pgmi Fakultas Tarbiyah Iai Al-Khairat Pamekasan Pada Mata Kuliah Kajian
Ipa Mi / Sd. Jemari: Jurnal Edukasi Madrasah Ibtidaiyah, 5(1), 1–7.
Awal, R., & Pardede, I. S. (2017). Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui
Keterampilan Proses Sains Terhadap Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi
Sistem gerak Kelas Xi Ipa 2 T.A 2015/ 2016 SMA Nurul Falah Pekanbaru.
Lectura: Jurnal Pendidikan, 8(1), 66–74.
Bernadus, D., Murwani, F. D., Aji, I. D. K., & Padmawidjaja, L. (2020). Prosedur
Uji Coba Pakar Dan Model Pembelajaran Enterpreneurship 1.0 Berbasis
Experiantal Learning. Universitas Ciputra.
Bili, E. M., Yuwono, C. S. M., & Setiawati, G. A. D. (2019). Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Kegiatan Laboratorium Terhadap
Keterampilan Proses Sains Peserta Didik. Jurnal Biologi Kontekstual, 1(1),
78–86.
Boone, H. N. J., & Boone, D. A. (2012). Analyzing Likert Data. Journal Of
Extension, 50(2), 1–5.
Carsel, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan Dan Pendidikan. Penebar
Media Pustaka.
Chiappetta, E. L., Kobal, T. R., & Collette, A. T. (1998). Science Instruction In The
Middle And Secondary Schools. Merrill.
Dalilan, R., & Sofyan, D. (2022). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Smp Ditinjau Dari Self Confidence. Plusminus: Jurnal Pendidikan
Matematika, 2(1), 141–150.

52
53

Dari, R. W., Purwaningsih, S., & Darmaji, D. (2021). Pengembangan Penuntun


Praktikum Fisika Sma/Ma Berbasis Kps Menggunakan 3d Pageflip
Professional Pada Materi Pengukuran. Jurnal Pembelajaran Inovatif, 4(2),
09–20.
Darmaji, D., Kurniawan, D. A., & Irdianti, I. (2019). Physics Education Students’
Science Process Skills. International Journal Of Evaluation And Research In
Education (Ijere), 8(2), 293–298.
Darmayanti, N. W. S., Wijaya, K. W. B., & Haifaturrahmah. (2020). Buku Panduan
Praktikum Ipa Terpadu Berpendekatan Saintifik Dengan Berorientasi Pada
Lingkungan Sekitar (Untuk Smp/Mts). Nilacakra.
Demulawa, M., Mardin, H., Kobi, W., Uno, A. H., Lakutu, D. N., & Despianti, S.
R. (2022). Peningkatan Pemahaman Konsep Perpindahan Kalor Dengan
Metode Praktikum Di Kelas V Sd It Qurratu ’Ayun Kota Gorontalo. Jurnal
Pendidikan …, 5(3), 252–258.
Dewi, S., Mariam, S., & Kelana, J. B. (2019). Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Ipa Siswa Sekolah Dasar Menggunakan Model Contextual Teaching
And Learning. Journal Of Elementary Education Volume, 02(06), 235–239.
Djazari, M., Rahmawati, D., & Nugraha, M. A. (2013). Pengaruh Sikap
Menghindari Risiko Sharing Dan Knowledge Self-Efficacy Terhadap
Informal Knowledge Sharing Pada Mahasiswa Fise Uny. Nominal, Barometer
Riset Akuntansi Dan Manajemen, 2(2), 181–209.
Ermawati, I. R., Anomeisa, A. B., & Seputra, H. (2019). Pengaruh Keterampilan
Proses Sains Terintegrasi Karakter Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika, 7(1), 106–115.
Evriani, Kurniawan, Y., & Mulyani, R. (2017). Peningkatan Keterampilan Proses
Sains (Kps) Terpadu Melalui Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry
Dengan Strategi Student Generated Respresentation (Sgrs). Jurnal Pendidikan
Fisika, 5(2), 119–125.
Fadlilah, N., Kusrinah, & Hariz, A. R. (2019). Pengaruh Persepsi Siswa Tentang
Ketersediaan Dan Pemanfaatan Fasilitas Laboratorium Ipa Terhadap Motivasi
Belajar Ipa-Biologi Siswa Kelas Viii. Bioeduca: Journal Of Biology
Education, 1(1), 38–45.
Fajrina, S., Nulhakim, L., & Taufik, A. N. (2021). Pengembangan Instrumen
Performance Assessment Praktikum Untuk Mengukur Keterampilan Proses
Sains (Kps) Siswa Smp Kelas Viii Pada Tema Makananku Kesehatanku.
Pendipa Journal Of Science Education, 6(1), 105–112.
Fardah, D. K. (2012). Analisis Proses Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Dalam Matematika Melalui Tugas Open-Ended. Jurnal Kreano, 3(2), 1–9.
Fianingrum, F., & Nindiasari, H. (2023). Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran
Matematika. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan Volume, 5(1), 132–137.
Fitriani, R., Maryani, S., Chen, D., Aldila, F. T., Br.Ginting, A. A., Sehab, N. H.,
& Wulandari, M. (2021). Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains Siswa
Melalui Kegiatan Praktikum Viskositas Di Sman 1 Muaro Jambi. Pendipa
Journal Of Science Education, 5(2), 173–179.
Gay, L. R., Mills, G. E., & Airasian, P. (2012). Educational Research Competencies
For Analysis And Applications. In Pearson Education, Inc. Pearson
Education, Inc.
Gusti, A. R., Afriansari, Y., Sari, D. V., & Walid, A. (2020). Penilaian Afektif
54

Pembelajaran Daring Ipa Terpadu Dengan Menggunakan Media Whatsapp.


Diffraction, 2(2), 65–73.
Handayani*, N. A., & Jumadi, J. (2021). Analisis Pembelajaran Ipa Secara Daring
Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 9(2), 217–
233.
Handayani, L. (2020). Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Model
Pembelajaran Project Based Learning Pada Masa Pandemi Covid-19 Bagi
Siswa Smp Negeri 4 Gunungsari. Jurnal Paedagogy, 7(3), 168–174.
Harisudin, M. I. (2019). Secuil Esensi Berpikir Kreatif & Motivasi Belajar Siswa.
Pt. Panca Terra Firma.
Hisbullah, & Firman. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah
Dasar. Cjpe: Cokroaminoto Journal Of Primary Education , 2(2), 100–113.
Inabuy, V., Sutia, C., Maryana, O. F. T., Hardanie, B. D., & Lestari, S. H. (2021).
Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Smp Kelas Vii Penulis (1st Ed.). Pusat
Kurikulum Dan Perbukuan.
Indri, O. W., Sarwanto, & Nurosyid, F. (2020). Analysis Of High School Students’
Science Process Skills. Journal Of Physics: Conference Series, 1567(3), 1–4.
Ischak, N. I., Odja, E. A., La Kilo, J., & La Kilo, A. (2020). Pengaruh Keterampilan
Proses Sains Melalui Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Larutan Asam Basa. Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia, 8(2),
58–66.
Ismail Nurdin, & Hartati, S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Media Sahabat
Cendekia.
Jannah, M. M., & Harun. (2023). Kurikulum Merdeka: Persepsi Guru Pendidikan
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 197–
210.
Jannah, R., Yolanda, S. D., & Ulfa, S. W. (2023). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik Berkarakter Islami Pada Praktikum Pembelajaran Ipa Di Mts
Raudhatul Akmal. Journal On Education, 5(2), 2123–2136.
Jojor, A., & Sihotang, H. (2022). Analisis Kurikulum Merdeka Dalam Mengatasi
Learning Loss Di Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan
Pendidikan). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5150–5161.
Julaeha, S. (2019). Problematika Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan
Karakter. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 7(2), 157–182.
Kadir. (2017). Statistika Terapan: Konsep, Contoh Dan Analisis Data Dengan
Program Spss/Lisler Dalam Penelitian. Rajawali Pers.
Karim, H., Azis, A. A., A, N., & Saparuddin. (2021). Biogenerasi. Jurnal
Pendidikan Biologi, 6(2), 124–138.
Kemendikbud ristek. (2022). Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan
Assessmen Pendidikan, Kemendikbudristek Nomor 033/H/Kr/2022.
Khaldun, I., Nasir, M., & Maulida, Z. (2022). Pengembangan Media Praktikum
Virtual Analisis Logam Besi Secara Spektrofotometri Uv-Vis Berbasis
Microsoft Excel Sebagai Media Alternatif Pada Praktikum Analisa Instrumen
Dan Pemisahan. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 10(3), 468–478.
Lestari, M. Y., & Diana, N. (2018). Keterampilan Proses Sains ( Kps ) Pada
Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar 1. Indonesian Journal Of Science And
Mathematics Education, 01(1), 49–54.
55

Liliawati, M. W. (2011). Pembekalan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sma


Melalui Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah. Jurnal Pengajaran
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 16(2), 93–98.
Listyawati, M. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ipa Terpadu Di
Smp. Journal Of Innovative Science Education, 1(1), 152–162.
Luwihono, A., & Palpialy, J. V. (2021). Buku Ajar Instrumentasi Dan Pengukuran.
Yayasan Kita Menulis.
Mahmudah, I. R., Makiyah, Y. S., & Sulistyaningsih, D. (2019). Profil
Keterampilan Proses Sains (Kps) Siswa Sma Di Kota Bandung. Diffraction,
1(1), 39–43.
Manu, T. S. N., & Nomleni, F. T. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Karya
Kelompok Terhadap Keterampilan Proses Sains Dengan Kovariabel
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi. Scholaria:
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 8(2), 167–179.
Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp). Formatif:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Mipa, 5(1), 14–25.
Mawarsari, O., Subali, B., & Wibowo, Y. (2016). Kreativitas Keterampilan Proses
Sains Aspek Kehidupan Siswa Sd Berdasarkan Aspek Gender. Jurnal
Pendidikan Biologi, 5(3), 44–55.
Mawati, A. T., & Arifudin, O. (2023). Dampak Pergantian Kurikulum Pendidikan
Terhadap Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Primary Edu (Jpe), 1(1), 69–
82.
Moma, L. (2015). Pengembangan Instrumen Berpikir Kreatif Matematis Untuk
Siswa Smp. Delta-Pi:Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 4(1),
27–41.
Muharrom, Aslan, & Jaelani. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smk Pusat Keunggulan Smk
Muhammadiyah Sintang. Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Kearifan Lokal (Jipkl),
3(1), 1–13.
Munandar, A. (2022). Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Media
Sains Indonesia.
Ngilawajan, D. A. (2013). Proses Berpikir Siswa Smk Dalam Memecahkan
Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent Dan
Field Dependent. Pedagogia, 2(1), 71–83.
Ningsi, A. P., & Nasih, N. R. (2020). Mendeskripsikan Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Jambi Pada Materi Pembiasan Pada
Lensa Cembung Dengan Menggunakan E- Modul. Eksakta :Jurnal penelitian
Dan Pembelajaran Mipa, 5(1), 35–43.
Noor, J. (2016). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah.
Pranada Media.
Noviyana, H. (2017). Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa. Jurnal Edumath, 3(2), 110–
117.
Nurfahzuni, D., & Budiyanto, M. (2023). Implementasi Guided Inquiry Learning
Berbantuan Simulasi Interaktif Phet Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains. Pensa E-Jurnal : Pendidikan Sains, 11(1), 53–60.
Nurjanah, N., Cahyana, U., & Nurjanah, N. (2021). Pengaruh Penerapan Online
56

Project Based Learning Dan Berpikir Kreatif Terhadap Keterampilan Proses


Sains Siswa Kelas Iv Pada Pelajaran Ipa. Buana Pendidikan, 17(1), 51–58.
Nurqolbi, R. I., Riyanto, A. A., & Lestari, R. H. (2019). Pengaruh Keterampilan
Proses Sains Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Pada Anak Usia Dini.
Ceria (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), 2(5), 189–196.
Pentury, H. J. (2017). Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran Bahasa Inggris. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(3), 265–
272.
Prananda, G. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam
Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V Sd. Jurnal Pedagogik, 6(2), 122–130.
Https://Ejournal.Unmuha.Ac.Id/Index.Php/Pedagogik/Article/Download/648/
127
Priantini, D. A. M. M. O., Suarni, N. K., & Adnyana, I. K. S. (2022). Analisis
Kurikulum Merdeka Dan Platform Merdeka Belajar Untuk Mewujudkan
Pendidikan Yang Berkualitas. Jurnal Penjaminan Mutu, 8(02), 243–250.
Purwoto, A. (2007). Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Qurnia Sari, A., Sukestiyarno, Y., & Agoestanto, A. (2017). Batasan Prasyarat Uji
Normalitas Dan Uji Homogenitas Pada Model Regresi Linear. Unnes Journal
Of Mathematics, 6(2), 168–177.
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini.
(2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Penggerak
Restu. Jurnal Basicedu, 6(4), 6313–6319.
Rahmah, S., Yuliati, L., & Irawan, E. B. (2017). Penguasaan Konsep Ipa Pada
Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Ps2dmp Ulm, 3(1), 35–40.
Rahmatih, A. N., Fauzi, A., & Ermiana, I. (2020). Hubungan Motivasi Dan
Kemandirian Belajar Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar. Wahana Sekolah
Dasar, 28(2), 76–83.
Ratnasari, D., Sukarmin, S., & Suparmi, S. (2017). Analisis Implementasi
Instrumen Two-Tier Multiple Choice Untuk Mengukur Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 2(2), 166–179.
Rezba, R. J., Sprague, C., Mcdonnough, J. T., & Matkins, J. J. (2007). Learning
And Assessing Science Process Skills Fifth Edition. Hunt Publishing
Company.
Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif
Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan Dan Eksperimen.
Deepublish.
Rokmana, Fitri, E. N., Andini, D. F., Misnawati, Nurachmana, A., Ramadhan, I. Y.,
& Veniaty, S. (2023). Peran Budaya Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca
Peserta Didik Di Sekolah Dasar. Journal Of Student Research (Jsr), 1(1), 129–
140.
Rusmiyati, A., & Yulianto, A. (2009). Peningkatan Keterampilan Proses Sains
Dengan Menerapkan Model Problem Based-Instruction. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia, 5(2), 75–78.
Safahi, L., Pusporini, A., Susilo, S., & Akbar, B. (2020). Analisis Keterampilan
Proses Sains Calon Guru Biologi Terhadap Hots. Biodik : Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi, 6(1), 35–45.
Safira, C. A., Setyawan, A., & Citrawati, T. (2020). Identifikasi Permasalahan
57

Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas Iii Sdn Buluh 3 Socah. Prosiding Nasional
Pendidikan: Lppm Ikip Pgri Bojonegoro, 1(1), 388–395.
Sahab, A. (2019). Buku Ajar Analisis Kuantitatif Ilmu Politik Dengan Spss.
Airlangga University Press.
Santika, I. G. N., Suastra, I. W., & Arnyana, I. B. P. (2022). Membentuk Karakter
Peduli Lingkungan Pada Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Ipa.
Jurnal Education And Development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan,
10(1), 207–212.
Santoso, S. (2015). Munguasai Spss 22. Pt Elex Media Komputindo.
Sari, I. P., & Yunarti, T. (2015). Open-Ended Problems Untuk Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Seminar Nasional Matematika Dan
Pendidikan Matematika Uny, 315–320.
Sarumaha, M., Harefa, D., Ziraluo, Y. P. B., Fau, A., Venty Fau, Y. T., Bago, A.
S., Telambanua, T., Hulu, F., Telaumbanua, K., Lase, I. P. S., Laia, B., Ndraha,
L. D. M., & Novialdi, A. (2022). Penggunaan Model Pembelajaran Artikulasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Terpadu. Aksara:
Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(3), 2045.
Sembiring, R. E. (2021). Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil
Belajar Siswa Berbasis Sumber Belajar Lingkungan Untuk Siswa Kelas
Xi.Mipa.1 Sman 3 Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2017-2018. Science : Jurnal
Inovasi Pendidikan Matematika Dan Ipa, 1(2), 177–184.
Setyowati, S. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Menggunakan Metode Eksperimen Di Smp
Negeri 16 Kota Bogor. Jurnal Edukha, 2(1), 44–57.
Siahaan, K. W. A., Lumbangaol, S. T. P., Marbun, J., Nainggolan, A. D., Ritonga,
J. M., & Barus, D. P. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Dengan Multi Representasi Terhadap Keterampilan Proses Sains
Dan Penguasaan Konsep Ipa. Jurnal Basicedu, 5(1), 195–205.
Simamora, R., Sunaryo, & Susila, A. B. (2020). Development Of Electronic
Modules By Scientific Approach To Train Science Process Skills. Journal Of
Physics: Conference Series, 1567(3), 1–5.
Sinurat, L., & Sriyati, S. (2023). Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan
Proses Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan Realitas Lokal Danau Toba. Lectura: Jurnal Pendidikan, 14(1),
1–14.
Siswono, T. Y. E. (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Melalui Pengajuan Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains,
10(1), 1–9.
Siswono, T. Y. E., Rosyidi, A. H., Kohar, A. W., Hartono, S., Nisa, K., & Uripno,
G. (2022). Integrasi Teknologi Dalam Pembelajaran Matematika Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Cv. Literasi
Nusantara Abadi.
Sobron, A. ., Bayu, Rani, & S, M. (2019). Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh
Daring Learning Terhadap Minat Belajar Ipa. Scaffolding: Jurnal Pendidikan
Islam Dan Multikulturalisme, 1(2), 30–38.
Sugeng, B. (2022). Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif (Eksplanatif).
Deepublish.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Cetakan Kelima Belas. Alfabeta.
58

Suhartono, & Indramawan, A. (2021). Group Investigation; Konsep Dan


Implementasi Dalam Pembelajaran. Academia Publication.
Sujarweni, V. W., & Utami, L. R. (2019). The Master Book Of Spss Anak Hebat
Indonesia. Anak Hebat Indonesia.
Sukarso, A. A., & Muslihatun. (2021). Mengembangkan Keterampilan Berpikir
Kreatif, Sikap Dan Kemampuan Bekerja Ilmiah Melalui Pembelajaran
Praktikum Proyek Riset Otentik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6(3), 467–
475.
Sulistiany, H., & Darmawan, H. (2020). Pengembangan Modul Praktikum
Biokimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa
Pendidikan Biologi. Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi, 9(2), 172–188.
Sumargo, B. (2020). Teknik Sampling. Unj Press.
Supardi, U. S. (2015). Peran Kemampuan Berpikir Dalam Proses Pembelajaran
Matematika. Jurnal Formatif, 2(3), 248–262.
Suryaningsih, Y. (2017). Pembelajaran Berbasis Praktikum Sebagai Sarana Siswa
Untuk Berlatih Menerapkan Keterampilan Proses Sains Dalam Materi Biologi.
Jurnal Bio Educatio, 2(2), 49–57.
Tanggur, F. S., Bulu, V. R., Nahak, R. L., Enstein, J., Benufinit, Y. A.,
T.M.N.Lawa, S., Veka, V. P., & Ate, C. (2023). Bimbingan Akreditasi
Sekolah Dasar Kristen Citra Bangsa. Jurnal Pemimpin - Pengabdian
Masyarakat Ilmu, 3(1), 72–77.
Trianggono, M. M. (2017). Analisis Kausalitas Pemahaman Konsep Dengan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pemecahan Masalah Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (Jpfk), 3(1), 1–12.
Tumurun, S. W., Gusrayani, D., & Jayadinata, A. K. (2016). Pengaruh Model
Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 101–110.
Uswatiyah, W., Aminah, S., Sauri, S., & Fatkhulah, F. K. (2021). Analisis Logika,
Riset, Kebenaran Dalam Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Dirosah Islamiyah,
3(1), 41–62. Https://Doi.Org/10.47467/Jdi.V3i1.300
Ware, K., & Rohaeti, E. (2018). Penerapan Model Problem Based Learning Dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analitis Dan Keterampilan Proses Sains
Peserta Didik Sma. Jtk (Jurnal Tadris Kimiya), 3(1), 42–51.
Https://Doi.Org/10.15575/Jtk.V3i1.2219
Waskito, B. P., & Martini. (2020). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa
Mts Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry Pada Materi Tekanan.
Pensa E-Jurnal : Pendidikan Sains, 8(2), 132–137.
Wayan, N., Darmayanti, S., & Triwahyuni, I. G. A. (2023). Analisis Pelaksanaan
Praktikum Siswa Kelas V Sdn 1 Cempaga. 6(1), 25–29.
Widyastuti, R. (2015). Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Berdasarkan Teori Polya Ditinjau Dari Adversity Quotient Tipe
Climber. Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 183–194.
Winarni, E. W. (2018). Teori Dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Ptk, R
& D. Bumi Aksara.
Yanti, A. P., & Syazali, M. (2016). Analisis Proses Berpikir Siswa Dalam
Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-Langkah Bransford
Dan Stein Ditinjau Dari Adversity Quotient. Al-Jabar : Jurnal Pendidikan
Matematika, 7(1), 63–74.
59

Yuliati, C. L., & Susianna, N. (2023). Penerapan Model Pembelajaran Discovery


Learning Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Berpikir Kritis,
Dan Percaya Diri Siswa. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,
13(1), 48–58.
Zakariah, M. A., & Afriani, V. (2021). Analisis Statistik Dengan Spss Untuk
Penelitian Kuantitatif. Yayasan Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah
Kolaka.
60

LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Telah Melaksanakan Penelitian
Surat keterangan di SMPN 30 Muaro Jambi dan SMPN 1 Muaro Jambi
61
62

Lampiran 2: Alur Tujuan Pembelajaran Kelas VII


Alur Tujuan Pembelajaran
Jenjang Sekolah : Sekolah Menengah Pertama
Kelas : VII
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Suhu, Kalor dan Pemuaian
Kurikulum : Merdeka Belajar
FASE D
Pada akhir kegiatan pembelajaran di kelas 7 peserta didik dapat menerapkan konsep
metode Ilmiah dan pengukuran sebagai bekal dalam mengikuti pembelajaran di kelas
CAPAI
7 dan di jenjang berikutnya di kelas 8 dan 9. Metode ilmiah juga akan selalu berkaitan
AN
dengan pengukuran, karena dalam metode ilmiah pengukuran merupakan bagian dari
PEMB
metode ilmiah dan pada akhirnya siswa dapat: memahami berbagai materi lain
ELAJA
seperti; klasifikasi, tingkatan organisasi kehidupan, sifat dan karakteristik zat, suhu,
RAN
kalor dan pemuaian partikel zat dan perubahan zat (fisika dan kimia) sebagai dasar
pengetahuannya dan panca indera
Elemen Pemahaman IPA
ELEME Pemahaman adalah salah satu elemen yang harus dicapai oleh siswa dalam
N pembelajaran IPA. Pemahaman atau paham adalah suatu bentuk keyakinan diri
CAPAI terhadap suatu masalah yang sedang dipelajari dan dikuasai. Peserta didik akan
AN memiliki kompetensi berpikir ilmiah jika peserta didik memiliki pemahaman sains
PEMBE yang utuh. Pemahaman IPA selalu dapat dikaitkan dengan kemampuan berpikir
LAJAR tingkat tinggi (HOTS), seperti kemampuan bernalar, mensintesis, mengevaluasi dan
AN mengomunikasikan.
Elemen Keterampilan Proses (Process Skills)
Keterampilan Proses merupakan keterampilan atau kemampuan yang dipelajari oleh
peserta didik ketika mereka melakukan kerja ilmiah, seperti mengajukan pertanyaan.,
melakukan pengamatan (observasi), mengajukan hipotesis (dugaan), menganalisis
(mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan), dan mengomunikasikan. Penting
bagi guru dalam setiap pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya. Mengapa ini penting, karena bertanya adalah syarat agar peserta didik
memahami tujuan pembelajaran.
KELAS KELAS VII
ALUR Pada akhir kelas 7, peserta didik menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan
CAPAI pengukuran dan pengamatan serta memerhatikan detail yang relevan dari objek yang
AN diamati. Pada akhir kelas 7 ini juga, peserta didik mampu melakukan klasifikasi
PEMBE makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik dan sifat asam-basa yang
LAJAR diamati. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, memahami
AN suhu, kalor dan pemuaian membedakan perubahan fisika dan kimia serta memisahkan
PER campuran sederhana. Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai
TAHUN unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup.
Peserta didik diharapkan mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang
mereka temui dan memanfaatkan ragam suhu dan kalor (termasuk isolator dan
konduktor) gerak dan gaya (force). Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya
tentang sistem tata surya untuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi. Peserta
didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya
untuk mengelompokkan materi (asam-basa) berdasarkan pHnya).
63

ALUR Menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor, menentukan perpindahan / pelepasan


TUJUA kalor, dan menerapkan azas Black, membuat termometer sederhana yang dapat
N dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
PEMBE 5 JP
LAJAR
AN
(JUML
AH
JAM
PER
ATP)
JUMLA
H JAM
PELAJ
140 JP
ARAN
PER
TAHUN
Kata Perubahan sifat, fisik, kimia, atom, partikel, suhu, kalor, pemuaian ciri makhluk
Kunci hidup, metode ilmiah, pengukuran
Profil Dengan mempelajari IPA secara terpadu, pelajar mengembangkan dirinya sesuai
Pelajar dengan profil pelajar Pancasila yang terbagi ke dalam dimensi profil berikut: beriman,
Pancasil bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global;
a bergotong-royong; kreatif; mandiri; dan bernalar kritis.
Kalor Merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki kelebihan
kalor menuju benda yang kekurangan kalor.
Glosari Suhu adalah derajat atau tingkatan ukuran dingin atau panas pada suatu benda
um Kelvin adalah skala suhu di mana nol absolut didefinisikan sebagai angka 0 (nol) K.
Selisih titik beku dan titik beku adalah 100 derajat
Kalor jenis adalah jumlah energi panas yang diperlukan oleh 1 kg bahan untuk
menaikkan suhunya sebesar 1 kelvin
Memuai adalah pertambahan ukuran suatu benda ketika suhunya mengalami
kenaikan
Koefisien muai luas adalah tetapan/konstanta yang menunjukkan pertam-bahan luas
bila suhunya bertambah 1 derajat, besarnya dua kali koefisien muai panjang
Koefisien muai panjang adalah tetapan/konstanta yang menunjukkan pertambahan
panjang bila suhunya bertambah 1 derajat
Koefisien muai volume adalah tetapan/konstanta yang menunjukkan pertambahan
volume bila suhunya bertambah 1 derajat, besarnya tiga kali koefisien muai panjang
64

Lampiran 3: Pedoman Wawancara Observasi Awal

LAMPIRAN LEMBAR WAWANCARA

Pedoman Wawancara Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir

Kreatif Untuk Guru Mata Pelajaran IPA

A. Tujuan

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains dan

kemampuan berpikirkreatif siswa terhadap mata pelajaran IPA di Sekolah

Menengah Pertama.

B. Identitas Responden

Nama Guru IPA :

Hari / Tanggal :

C. Daftar Pertanyaan

1) Bagaimana Bapak/Ibu membuat siswa tertarik untuk belajar IPA?


2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana jika kegiatan diskusi diterapkan dalam
sebuah pembelajaran IPA?
3) Sebelum proses pembelajaran dimulai bagaimana bapak/Ibu menuntun
siswa untuk menindaklanjuti materi sebelumnya atau materi yang akan
dibahas?
4) Dalam pembelajaran yang bapak/ibu lakukan sumber pelajaran apa saja
yang digunakan?
5) Pada sesi terakhir proses pembelajaran tahap refleksi yang seperti apa yang
bapak/ibu lakukan?
6) Berapa kali Bapak/Ibu melakukan Praktikum dalam satu bulan?
7) Menurut Bapak/Ibu Seberapa efektif kegiatan praktikum dalam
meningkatkan Keterampilan proses sains siswa?
8) Setelah kegiatan praktikum dilakukan, bagaimana siswa melaporkan kegiatan
praktikum? Secara tertulis atau tidak tertulis?
9) Menurut bapak/ibu faktor apa saja yang menghambat berkembangnya
65

keterampilan proses sains siswa?


10) Menurut bapak/ibuk Apakah keterampilan proses sains dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa?
11) Bagaimana bapak/ibu mengukur dan menilai keterampilan proses sains
siswa?
66

Lampiran 4: Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

Kisi-kisi keterampilan proses sains siswa pada praktikum suhu, kalor dan
pemuaian

No Indikator Keterampilan Proses No Item Pertanyaan Jumlah Item


Sains Pernyataan
1 Observasi 1,2,3 3
2 Klasifikasi 4,5 2
3 Komunikasi 6,7,8,9 4
4 Mengukur 10,11,12,13,14 5
5 Merancang Percobaan 15,16 2
6 Menganalisis Percobaan 17,18 2
7 Melakukan Percobaan 19,20 2
8 Mengumpulkan dan Mengolah Data 21,22 2
9 Prediksi 23,24,25,26 4
10 Membuat Tabel Data 27,28 2
11 Kesimpulan 29,30,31,32,33 5
Total 33
67

Lampiran 5 : Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains dan Rubrik


Lembar Observasi Keterampilan Proses sains Pada Praktikum Suhu, Kalor
dan Pemuaian

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI


SUHU, KALOR DAN PEMUAIAN
A. Tujuan
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa pada
praktikum IPA Materi Suhu, kalor dan pemuaian di Sekolah Menengah
Pertama.
B. Petunjuk
Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam tabel berikut dengan cara
memberi ceklis (✓) pada kolom skor yang dianggap paling sesuai.
C. Keterangan skor:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Tidak baik
1 = Sangat tidak baik
D. Identitas siswa :
Nama :
Kelas :
Sekolah :

Skor
No. Pernyataan
1 2 3 4
Observasi
1 Siswa mengamati dan meraba termometer yang akan
digunakan untuk mengukur suhu.
2 Siswa memeriksa kelayakan alat dan bahan yang digunakan
pada percobaan seperti wadah air, bunsen, tabung reaksi,
kaki tiga dan kawat kasa.
3 Siswa mengamati apa saja yang terjadi pada setiap
percobaan.
Klasifikasi
4 Siswa mengklasifikasi wadah yang sejenis yang masing-
masing berisikan air biasa, air hangat, dan air dingin.
5 Siswa mengklasifikasi gelas beker dengan air panas dan air
dingin pada percobaan pemuaian.
Komunikasi
6 Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok tentang
percobaan yang akan dilakukan.
68

7 Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok tentang hasil


percobaan.
8 Siswa bertanya serta saling bertukar informasi dengan
kelompok lain.
9 Siswa dapat menyampaikan hasil percobaan di depan kelas
secara ringkas.
Mengukur
10 Siswa mengukur suhu air dengan menggunakan tangan.
11 Siswa mengukur suhu air dengan menggunakan termometer.
12 Siswa melakukan pengukuran berulang untuk memperoleh
hasil yang akurat.
13 Siswa membaca skala pada termometer dengan tepat.
14 Siswa menuangkan air ke dalam gelas beker sesuai volume
yang tertulis.
Merancang percobaan
15 Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
serta mengkalibrasi alat jika diperlukan.
16 Siswa menentukan tindakan yang akan dilakukan setelah
mengamati alat dan bahan yang digunakan saat percobaan.
Menganalisis Percobaan
17 Siswa dapat menyesuaikan rancangan percobaan dengan
hipotesis.
18 Siswa dapat menentukan rancangan percobaan telah sesuai
dengan hipotesis.
Melakukan Percobaan
19 Siswa melakukan percobaan sesuai prosedur dengan baik
dan sistematis.
20 Siswa melakukan tahapan-tahapan praktikum dengan teliti.
Mengumpulkan dan Mengolah Data
21 Siswa mengumpulkan hasil pengukuran dan pengamatan
yang diperoleh.
22 Siswa mengolah hasil pengukuran dan pengamatan yang
diperoleh.
Prediksi
23 Siswa membuat prediksi tentang perbedaan mengukur
menggunakan tangan dan termometer.
24 Siswa memprediksi keakuratan mengukur dengan
menggunakan tangan.
25 Siswa memprediksi keakuratan mengukur dengan
menggunakan termometer.
26 Siswa memprediksi tentang kondisi balon setelah dicelupkan
ke air panas dan air dingin.
Membuat Tabel Data
27 Siswa membuat tabel data hasil pengukuran dan pengamatan
dengan rapi.
28 Siswa menulis hasil percobaan ke dalam tabel pengamatan
yang telah dibuat.
69

Kesimpulan
29 Siswa dapat menyimpulkan perbedaan pengukuran suhu
dengan menggunakan tangan dan termometer.
30 Siswa dapat menyimpulkan jumlah kalor yang berpindah
dari T1 ke T2.
31 Siswa dapat menyimpulkan apa yang terjadi pada balon saat
dicelupkan ke air panas dan air dingin.
32 Siswa dapat menyimpulkan kebenaran dari hipotesis.
33 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang tertera di LKPD.

Jambi, 2023
Observer,

( )
NIM.
70

Rubrik Lembar Observasi Keterampilan Proses sains Pada Praktikum Suhu, Kalor
dan Pemuaian
No Aspek yang Skor
dinilai 1 2 3 4
Observasi
1 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
mengamati mengamati mengamati mengamati mengamati dan
dan meraba termometer termometer termometer meraba
termometer yang akan namun tidak termometer
yang akan digunakan. meraba yang akan
digunakan digunakan
untuk
mengukur
suhu.
2 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
memeriksa mengecek mengecek mengecek mengecek
kelayakan alat kelayakan alat kelayakan alat kelayakan alat kelayakan alat
dan bahan dan bahan dan bahan yang dan bahan yang dan bahan yang
yang yang akan akan digunakan akan digunakan digunakan
digunakan digunakan namun tidak secara
pada secara menyeluruh
percobaan keseluruhan
seperti wadah
air, bunsen,
tabung reaksi,
kaki tiga dan
kawat kasa.
3 Siswa Siswa tidak Siswa hanya Siswa tidak Siswa
mengamati mengamati mengamati mengamati mengamati
apa saja yang kejadian di salah satu semua percobaan dari
terjadi pada setiap percobaan saja percobaan awal hingga
setiap percobaan akhir
percobaan.
Klasifikasi
4 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
mengklasifika mengelompok mengelompokk mengelompokk mengelompokk
si wadah yang kan wadah an wadah air an wadah air an wadah air
sejenis yang yang akan namun masih sesuai prosedur
masing- digunakan kurang sesuai percobaan
masing
berisikan air
biasa, air
hangat, dan air
dingin.
5 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
mengklasifika mengelompok mengelompokk mengelompokk mengelompokk
si gelas beker kan wadah an wadah air an namun an wadah air
dengan air yang digunakan masih kurang sesuai prosedur
panas dan air sesuai percobaan
dingin pada
percobaan
pemuaian.
71

Komunikasi
6 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
berdiskusi melakukan berdiskusi berdiskusi berdiskusi
dengan teman diskusi dengan teman dengan dengan
sekelompok dengan teman sekelompok kelompok kelompok
tentang sekelompok namun tentang
percobaan pembahasan percobaan yang
yang akan kurang relevan dilakukan
dilakukan.
7 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
berdiskusi melakukan berdiskusi berdiskusi berdiskusi
dengan teman diskusi dengan teman dengan dengan
sekelompok dengan teman sekelompok kelompok kelompok
tentang hasil sekelompok namun tentang
percobaan. pembahasan percobaan yang
kurang relevan dilakukan
8 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa hanya Siswa bertanya
bertanya serta bertanya dan berdiskusi bertanya dan saling
saling bertukar bertukar dengan dengan bertukar
informasi informasi kelompok lain kelompok lain informasi
dengan dengan namun namun tidak terkait
kelompok lain. kelompok lain pembahasan bertukar percobaan yang
kurang relevan informasi yang dilakukan
dengan
kelompok lain
9 Siswa dapat Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
menyampaika mempresentas presentasi presentasi menyampaikan
n hasil ikan hasil namun namun hasil percobaan
percobaan di percobaan penyampaian penyampaian secara detail
depan kelas tidak jelas kurang jelas dan mudah
secara ringkas. dipahami
Mengukur
10 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
mengukur mengukur mengukur suhu mengukur suhu mengukur suhu
suhu air suhu air air namun tidak air sesuai sesuai prosedur
dengan sesuai prosedur prosedur namun dan telah
menggunakan tidak semua melakukan
tangan. wadah pengukuran
pada semua
wadah
11 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
mengukur mengukur mengukur suhu mengukur suhu mengukur suhu
suhu air suhu air air namun tidak air sesuai sesuai prosedur
dengan sesuai prosedur prosedur namun dan telah
menggunakan tidak semua melakukan
termometer. wadah pengukuran
pada semua
wadah
12 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
melakukan melakukan melakukan mengukur 2 mengukur 3
pengukuran pengukuran pengukuran kali berulang kali berulang
berulang namun tidak
untuk berulang
72

memperoleh
hasil yang
akurat.
13 Siswa Siswa tidak Siswa tidak Siswa kurang Siswa dapat
membaca membaca bisa membaca bisa membaca membaca skala
skala pada skala skala pada skala pada pada
termometer termometer termometer termometer termometer
dengan tepat. dengan tepat
14 Siswa Siswa Siswa menuang Siswa menuang Siswa
menuangkan menuang air air dengan hati- air ke dalam menuangkan air
air ke dalam tanpa hati namun gelas dengan ke dalam gelas
gelas beker memperhatika kurang pas hati hati namun sesuai volume
sesuai volume n skala pada hampir pas yang telah
yang tertulis. gelas beker ditentukan
Merancang percobaan
15 Siswa Siswa tidak Siswa tidak Siswa telah Siswa
mempersiapka mempersiapka mempersiapkan mempersiapkan mempersiapkan
n alat dan n alat dan alat dan bahan alat dan bahan alat dan bahan
bahan yang bahan dengan lengkap namun masih dengan lengkap
akan kurang lengkap
digunakan
serta
mengkalibrasi
alat jika
diperlukan.
16 Siswa Siswa bingung Siswa Siswa Siswa
menentukan menentukan menentukan menentukan menentukan
tindakan yang tindakan tindakan namun tindakan namun tindakan
akan selanjutnya tidak terkonsep kurang selanjutnya
dilakukan terkonsep secara
setelah terkonsep
mengamati
alat dan bahan
yang
digunakan saat
percobaan.
Menganalisis Percobaan
17 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
menyesuaikan bisa bisa menyesuaikan menyesuaikan
rancangan menyesuaikan menyesuaikan rancangan rancangan
percobaan rancangan rancangan percobaan percobaan
dengan percobaan percobaan namun belum sesuai hipotesis
hipotesis. sesuai hipotesis
18 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
menentukan bisa bisa menentukan menentukan
rancangan menentukan menentukan rancangan rancangan
percobaan rancangan rancangan percobaan percobaan
telah sesuai percobaan percobaan namun belum sesuai hipotesis
dengan sesuai hipotesis
hipotesis.
Melakukan percobaan
73

19 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa


melakukan melakukan melakukan melakukan melakukan
percobaan percobaan percobaan percobaan percobaan
sesuai namun tidak namun kurang dengan
prosedur sesuai dengan sesuai dengan prosedur yang
dengan baik prosedur prosedur baik dan
dan sistematis. sistematis
20 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa teliti Siswa
melakukan teliti dalam teliti dalam dalam melakukan
tahapan- melakukan melakukan melakukan percobaan
tahapan percobaan percobaan percobaan dengan teliti
praktikum namun masih sesuai prosedur
dengan teliti. ada prosedur percobaan
yang kurang
sesuai
Mengumpulkan dan Mengolah data
21 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
mengumpulka mengumpulka mengumpulkan mengumpulkan mengumpulkan
n hasil n hasil hasil hasil pengukuran
pengukuran pengukuran pengukuran pengukuran dengan lengkap
dan namun tidak namun kurang
pengamatan lengkap lengkap
yang
diperoleh.
22 Siswa Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa
mengolah bisa mengolah bisa mengolah mengolah hasil mengolah hasil
hasil hasil hasil pengukuran pengukuran
pengukuran pengukuran pengukuran namun dengan baik
dan berantakan
pengamatan
yang
diperoleh.
Prediksi
23 Siswa Siswa tidak Siswa membuat Siswa membuat Siswa membuat
membuat membuat prediksi yang prediksi yang prediksi yang
prediksi prediksi tidak relevan kurang relevan relevan
tentang
perbedaan
mengukur
menggunakan
tangan dan
termometer.
24 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
memprediksi melakukan memprediksi memprediksi memprediksi
keakuratan prediksi yang tidak prediksi yang prediksi yang
mengukur relevan kurang relevan relevan
dengan
menggunakan
tangan.
25 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
memprediksi melakukan memprediksi memprediksi memprediksi
keakuratan prediksi yang tidak prediksi yang prediksi yang
mengukur relevan kurang relevan
74

dengan relevan dengan


menggunakan percobaan
termometer.
26 Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa
memprediksi melakukan memprediksi memprediksi memprediksi
tentang prediksi yang tidak prediksi yang prediksi yang
kondisi balon relevan kurang relevan relevan dengan
setelah percobaan
dicelupkan ke
air panas dan
air dingin.
Membuat tabel data
27 Siswa Siswa tidak Siswa membuat Siswa membuat Siswa membuat
membuat tabel membuat tabel tabel tabel hasil tabel hasil
data hasil hasil pengamatan pengamatan pengamatan
pengukuran pengamatan namun tidak namun sesuai sesuai LKPD
dan sesuai LKPD LKPD namun dan rapi
pengamatan tidak rapi
dengan rapi.
28 Siswa menulis Siswa tidak Siswa menulis Siswa menulis Siswa menulis
hasil menulis hasil hasil percobaan hasil percobaan hasil percobaan
percobaan ke percobaan ke dalam tabel ke dalam tabel ke dalam tabel
dalam tabel namun tabel namun tidak dengan rapi
pengamatan salah rapi
yang telah
dibuat.
Kesimpulan
29 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa dapat Siswa dapat
menyimpulkan dapat bisa menyimpulkan menyimpulkan
perbedaan menyimpulka menyimpulkan perbedaan perbedaan
pengukuran n perbedaan pengukuran pengukuran
suhu dengan pengukuran suhu namun suhu dan
menggunakan suhu sulit dipahami mudah
tangan dan dipahami
termometer.
30 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa dapat Siswa dapat
menyimpulkan dapat bisa menyimpulkan menyimpulkan
jumlah kalor menyimpulka menyimpulkan tetapi masih dengan tepat
yang n jumlah kalor kurang tepat
berpindah dari yang berpindah
T1 ke T2.
31 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa dapat Siswa dapat
menyimpulkan dapat bisa menyimpulkan menyimpulkan
apa yang menyimpulka menyimpulkan tetapi masih dengan tepat
terjadi pada n apa yang terjadi kurang tepat
balon saat pada balon
dicelupkan ke
air panas dan
air dingin.
32 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa dapat Siswa dapat
menyimpulkan dapat bisa menyimpulkan menyimpulkan
kebenaran dari menyimpulka menyimpulkan namun sulit dan mudah
hipotesis. n dipahami dipahami
75

33 Siswa dapat Siswa tidak Siswa kurang Siswa Siswa


menjawab bisa bisa menjawab menjawab menjawab
pertanyaan menjawab pertanyaan pertanyaan pertanyaan
yang tertera di pertanyaan namun salah dengan benar
LKPD.
76

Lampiran 6 : Kisi-Kisi Soal Essay Kemampuan Berpikir Kreatif Materi Suhu, Kalor dan Pemuaian Dan Rubrik Penilaian
KISI-KISI TES SOAL ESAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI SUHU,
KALOR DAN PEMUAIAN
No Indikator Kriteria No soal
1 Kelancaran Peserta didik memiliki banyak gagasan untuk menyelesaikan suatu masalah serta lancar dalam mengungkapkan 1,2,3
gagasan
2 Keluwesan Peserta didik dapat menghasilkan gagasan/jawaban pertanyaan yang bervariasi 4,5,6
3 Kebaruan Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda atau baru yang jarang terpikirkan kebanyakan 7,8
orang
4 Elaborasi/Keterincian Peserta didik dapat menjelaskan gagasan secara terperinci dalam menyelesaikan suatu permasalahan 9,10

No Indikator Soal Jawaban


Kemampuan Berpikir
Kreatif
1 Kelancaran 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? Energi panas yang mengalir dari benda yang
bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih
rendah
2. Ketika air dipanasi, ternyata semakin lama waktu yang digunakan, semakin Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
banyak kalor yang diberikan oleh api kepada air sehingga menyebabkan memanaskan suatu benda sebanding dengan
suhu semakin tinggi. Berdasarkan pernyataan di atas, bagaimanakah suhunya.
hubungan antara kalor dengan kenaikkan suhu?
3. Alumunium dengan massa 0,1 kg suhunya mula-mula 25°C. Jika diketahui Diketahui :
kalor jenis aluminium 900 J/ kg°C, maka berapakah suhunya jika diberi m = 0,1 kg
kalor sebesar 2,7 kJ? c = 900 J/ kg°C
Q = 2,7 kJ = 2700 J
Tawal = 25 °C
Ditanya :
t =…….? Jawab :
Q = m c Δt
77

Δt = Q/(m c)
Δt = 2250/(0,1x 900)
Δt = 2700/90
Δt = 30 oC
t akhir = Δt + Tawal
t akhir = 30 oC + 25 oC
t akhir = 55 oC
2 Keluwesan 4. Ketika tangan kita terluka, kemudian kita obati dengan alkohol. Selain karena zat cair membutuhkan kalor untuk menguap
terasa perih, alkohol itu juga terasa dingin. Mengapa alkohol itu terasa sehingga saat alkohol menguap, alkohol menyerap
dingin di tangan kita? kalor dari kulit tangan kita, itulah sebabnya kulit
tangan terasa dingin.
5. Santi membutuhkan air panas untuk membuat secangkir susu hangat, Hal yang dapat dilakukan Santi agar dapat segera
sehingga ia harus merebus air terlebih dahulu. Apa yang harus dilakukan membuat susu hangat antara lain:
Santi agar ia tidak menunggu lama untuk membuat susu hangatnya? 1. Merebus air sedikit saja agar air cepat mendidih
2. Memperbanyak kalor yang diberikan dengan cara
memperbesar api kompor
3. Menggunakan panci pemanas yang terbuat dari
bahan yang mudah menghantarkan kalor
6. Ayu sedang belajar memasak sayur sup. Ia memasukkan bumbu ke dalam Agar air kuah sup yang dimasak Ayu cepat
air kemudian merebusnya. Ternyata dengan melakukan hal tersebut, ia mendidih, Ayu harus mendidihkan airnya terlebih
harus menunggu lama agar air kuahnya mendidih. Berdasarkan hal di atas, dulu baru bumbunya dimasukkan. Penjelasan:
apa yang dapat kamu sarankan kepada Ayu agar air kuah sup cepat a. Hal tersebut dikarenakan Penambahan zat lain
mendidih? Jelaskan mengapa demikian? akan menyebabkan kenaikan titik didih,
b. Sehingga kalor yang diperlukan untuk
mendidihkan air lebih banyak yang berakibat
semakin lama waktu yang diperlukan untuk
mendidihkan air tersebut.
3 Kebaruan 7. Indra dan Reni memanaskan zat cair di dalam sebuah wadah. Suhu awal Untuk kenaikan suhu yang sama, Indra
kedua zat cair sama. Keduanya menunggu sampai zat cair yang mereka membutuhkan waktu yang lebih singkat
panaskan mencapai suhu 60 oC. Ternyata zat cair yang dipanaskan Indra dibandingkan Reni. Beberapa alternatif
membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai suhu 60 oC kemungkinan penyebabnya yaitu:
dibanding zat cair yang direbus Reni. Menurut kamu, hal apa saja yang 1. Zat cair yang dipanaskan berbeda.
mungkin menyebabkannya?
78

2. Nyala api yang digunakan Indra lebih besar


daripada Reni.
3. Zat cair yang dipanaskan sama, tetapi massa zat
cair yang dipanaskan Reni lebih banyak daripada
Indra.
4. Bahan panci pemanas yang digunakan berbeda
8. Bagaimanakah prinsip kerja magic com? Bagaimana peran kalor pada Prinsip kerja : Di dalam magic com, terdapat
magic com? lempengan logam yang dapat menginduksikan kalor
tersebut ke beras dan air. ketika memasak nasi
saklar dinyalakan ke mode Cook sehingga magnet
pada thermostat menempel pada lempengan logam.
Kemudian kalor yang diperoleh untuk memasak
nasi berasal dari energi listrik yang diubah menjadi
energi kalor. Akibat dialiri energi kalor secara terus
menerus maka suhu di dalam magic com akan
semakin meningkat sehingga daya magnet semakin
berkurang karena panas. Lalu ketika daya magnet
melemah dia akan menggerakkan saklar ke mode
pemanas dan thermostat mulai berfungsi menjaga
suhu tetap stabil.

Peran kalor : untuk mengubah wujud beras menjadi


nasi dan menghangatkan nasi
4 Elaborasi/Keterincian Proses-proses yang terjadi pada grafik adalah:
1. AB : menaikkan suhu es dari -10oC - 0oC
(menyerap kalor)
2. BC : melebur (menyerap kalor), es berubah
menjadi air (suhunya tetap)
3. CD : menaikkan suhu air dari 0oC – 100oC
(menyerap kalor)
4. DE : menguap (menyerap kalor), air berubah
9. Jelaskan proses-proses yang terjadi pada mula mula es di titik A ke B, titik
menjadi uap (suhunya tetap)
B ke C, titik C ke D, dan titik D ke E?
79

1. Proses melebur = proses B-C


Q=mL
Q = 0,1 kg x 336000 J/kg
Q = 33.600 J
2. Proses menguap = proses D-E
Q=mU
Q = 0,1 kg x 2,26 x 106 J/kg
10. 100 gram es dengan suhu awal -10oC dipanaskan hingga menguap seperti
Q = 226.000 J
digambarkan pada grafik proses A-E. Apakah kalor yang dibutuhkan pada
3. Kalor yang dibutuhkan dalam proses melebur dan
proses melebur sama dengan kalor yang dibutuhkan pada proses menguap?
menguap tidak sama
(kalor jenis air 4200J/kgoC, kalor lebur es 336000 J/kg, dan kalor uap air
2,26 x 106 J/kg)

Rubrik penilaian Tes Esai Kemampuan Berpikir kreatif


Kriteria Skor
Tidak menjawab 0
Memberi jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami 1
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, mudah dipahami tetapi belum selesai 2
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, selesai, tapi kurang tepat 3
Memberi jawaban dengan caranya sendiri, selesai dan jawaban tepat 4
80

Lampiran 7 : Hasil Validasi Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains


81
82
83
84

Lampiran 8 :Hasil Validasi Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir


Kreatif
85
86
87
88

Lampiran 9 :Hasil Penguasan Keterampilan Proses Sains


89
90
91

Lampiran 10 :Hasil Penguasaan Soal Esai Kemampuan Berpikir Kreatif


92
93
94
95

Lampiran 11 : Perolehan Data Penelitian


Data Perolehan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik
NOMOR PERNYATAAN
NO ASAL / SEKOLAH NAMA TOTAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 VII C SMPN 30 Ahmad Nairul 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 1 4 4 3 3 2 4 3 4 4 2 2 2 2 1 3 3 4 3 3 98 74,24242424
2 VII C SMPN 30 Aisyah Fitriastuti Haryanto 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 101 76,51515152
3 VII C SMPN 30 Alvino Pratama 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 1 3 3 1 3 4 4 3 3 2 103 78,03030303
4 VII C SMPN 30 Celsi Oktavia 2 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 1 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 2 4 2 2 3 3 3 4 97 73,48484848
5 VII C SMPN 30 Dea Putri Ningsih 1 1 1 1 3 2 2 3 4 3 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 3 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 81 61,36363636
6 VII C SMPN 30 Galang Arya Harfani 1 1 1 1 2 2 4 2 2 3 1 1 2 1 3 3 3 1 2 4 3 2 1 4 1 1 4 1 2 4 3 2 3 71 53,78787879
7 VII C SMPN 30 Habibullah Raihan Firdaus 3 3 3 2 2 2 3 3 1 1 1 2 2 3 4 4 2 2 2 3 2 1 3 1 1 3 1 1 4 3 3 2 3 76 57,57575758
8 VII C SMPN 30 Helfianim Ndruru 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3 2 2 2 4 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 4 4 3 97 73,48484848
9 VII C SMPN 30 Jihan Nur Afifah 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 79 59,84848485
10 VII C SMPN 30 Julio Ardi Yunanda 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 80 60,60606061
11 VII C SMPN 30 Leonel Saputra 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 87 65,90909091
12 VII C SMPN 30 Mila Arnayanti 3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 73 55,3030303
13 VII C SMPN 30 Muhammad Ardi Dwitama 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 3 2 2 2 2 74 56,06060606
14 VII C SMPN 30 Muhammad Fadlan Alfarizi 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 79 59,84848485
15 VII C SMPN 30 Muhammad Guntur 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 1 2 3 2 2 2 1 4 3 2 4 2 85 64,39393939
16 VII C SMPN 30 Muhammad Miftahul Ramadahan Kurniadi 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 3 2 2 2 2 74 56,06060606
17 VII C SMPN 30 Nabila Kumalasari 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 109 82,57575758
18 VII C SMPN 30 Putri Pujangga 3 4 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 1 3 3 3 4 2 4 2 4 4 1 4 3 2 1 2 3 3 3 3 93 70,45454545
19 VII C SMPN 30 Quena Fredesika Celenym 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4 4 1 3 3 4 4 3 93 70,45454545
20 VII C SMPN 30 Rahayu Oktaviani 1 4 2 2 3 1 1 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 1 3 94 71,21212121
21 VII C SMPN 30 Revina Amalia Istiqomah 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 95 71,96969697
22 VII C SMPN 30 Reza Fadilatul Imam 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 89 67,42424242
23 VII C SMPN 30 Silvi 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1 2 4 3 2 1 4 1 2 4 2 2 2 3 4 1 3 85 64,39393939
24 VII C SMPN 30 Sindy Wulandari 4 3 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 4 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 89 67,42424242
25 VII C SMPN 30 Syasya Nabil Sabrina 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 96 72,72727273
26 VII C SMPN 30 Tia Willyana 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 84 63,63636364
27 VII C SMPN 30 Tiara Santika 2 3 2 3 4 2 4 2 4 3 2 3 3 2 3 4 1 4 1 1 4 1 1 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 91 68,93939394
28 VII C SMPN 30 Wulandari 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 4 2 4 4 97 73,48484848
29 VII A SMPN 30 Abdul Azis 3 4 3 3 4 3 4 3 4 1 2 2 2 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 70 53,03030303
30 VII A SMPN 30 Aisyah Wulandari 3 4 3 3 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 2 1 2 3 66 50
31 VII A SMPN 30 Andreas Osyaldohutahulu 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 1 1 2 3 72 54,54545455
32 VII A SMPN 30 Dini Fitria Almadani 4 4 4 1 2 4 3 2 1 3 2 1 2 1 2 3 2 2 2 3 4 4 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 2 82 62,12121212
33 VII A SMPN 30 Falen Tria Azka 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 3 4 3 67 50,75757576
34 VII A SMPN 30 Hizia Ririn Mahardika 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 93 70,45454545
35 VII A SMPN 30 Ismawati 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 70 53,03030303
36 VII A SMPN 30 Julian Clarry 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 2 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 85 64,39393939
37 VII A SMPN 30 Keysa Ananda Putri 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 2 1 3 4 3 2 3 3 2 103 78,03030303
38 VII A SMPN 30 Khairani Alkhafili 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 72 54,54545455
39 VII A SMPN 30 M. fajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 2 4 3 2 4 2 3 100 75,75757576
40 VII A SMPN 30 M. Rido Rafidhal Al;Farizzi 3 2 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 85 64,39393939
41 VII A SMPN 30 Marfel Michael Situmorang 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 1 3 3 1 1 3 3 3 3 1 100 75,75757576
42 VII A SMPN 30 Maulana Hakim 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 1 2 3 1 4 2 1 2 3 4 1 2 1 3 3 89 67,42424242
43 VII A SMPN 30 Mikhael Moses Panjaitan 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 4 4 1 4 4 3 3 2 4 3 4 1 2 2 2 2 1 3 3 4 3 3 96 72,72727273
44 VII A SMPN 30 Muhammad Zaical 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 3 1 1 1 3 3 3 1 4 2 4 2 3 4 4 85 64,39393939
96

45 VII A SMPN 30 Nabila Ramadani 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 90 68,18181818


46 VII A SMPN 30 Raisha Sasqia Irawan 4 2 2 1 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 1 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 1 1 2 3 3 84 63,63636364
47 VII A SMPN 30 Resti Destiani 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 91 68,93939394
48 VII A SMPN 30 Rio Triyadi 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 1 3 4 2 3 2 1 2 3 3 2 3 1 86 65,15151515
49 VII A SMPN 30 Ripaldi Ramadhan 3 2 4 4 4 4 3 4 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 1 1 2 3 4 3 4 4 95 71,96969697
50 VII A SMPN 30 Syamsa Masil Sadrina 3 1 3 3 1 1 3 3 3 2 3 3 3 1 4 2 2 3 2 1 2 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 77 58,33333333
51 VII A SMPN 30 Syaxwan Muayat 4 2 1 2 3 4 1 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 1 3 3 1 4 3 3 3 3 4 96 72,72727273
52 VII A SMPN 30 Weni Rosmauli Simbolon 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 75 56,81818182
53 VII A SMPN 30 Yuliana Siahaan 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 90 68,18181818
54 VII A SMPN 30 Zevri Maulana Sidiq 4 4 4 4 4 3 2 1 3 4 3 2 3 4 1 3 1 2 4 2 3 2 2 2 4 1 3 4 1 3 4 2 2 91 68,93939394
55 VII A SMPN 30 Zuita Margaret Simatupang 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 3 82 62,12121212
56 VII A SMPN 1 Abidah Ardelia 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 105 79,54545455
57 VII A SMPN 1 Afira Serliyanti 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 1 1 3 4 3 2 2 4 2 4 3 2 2 103 78,03030303
58 VII A SMPN 1 Ahmad Aryadi 3 3 4 3 2 3 2 2 2 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3 2 2 2 3 1 1 4 97 73,48484848
59 VII A SMPN 1 Anita Mey Putri 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 3 1 1 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 82 62,12121212
60 VII A SMPN 1 Anjelina Silalahi 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 4 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 103 78,03030303
61 VII A SMPN 1 Arum 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 3 2 4 3 3 1 3 1 1 3 2 2 1 1 4 3 2 3 3 82 62,12121212
62 VII A SMPN 1 Azka Fata 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 83 62,87878788
63 VII A SMPN 1 Bella Aulia Putri 3 3 3 2 3 3 1 2 2 2 3 1 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 1 3 3 2 2 2 80 60,60606061
64 VII A SMPN 1 Farassiah 3 4 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 4 2 1 3 1 2 4 2 3 4 2 4 2 2 3 2 3 4 3 2 3 90 68,18181818
65 VII A SMPN 1 Gilang Febriansyah 2 3 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 2 2 2 2 3 1 1 4 2 3 2 3 4 93 70,45454545
66 VII A SMPN 1 Lola Rahayu Fitri 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 4 2 2 106 80,3030303
67 VII A SMPN 1 Marsya Chandraningtyas 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 1 1 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 1 2 4 4 1 3 3 90 68,18181818
68 VII A SMPN 1 Maulana Muhammad Zein 2 2 2 2 2 1 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 1 2 2 3 1 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 95 71,96969697
69 VII A SMPN 1 Meisaroh Sariroh 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 4 104 78,78787879
70 VII A SMPN 1 Muhammad Rido Rafa Pratama 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 1 1 2 3 3 3 2 4 3 4 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 99 75
71 VII A SMPN 1 Nikolas Manuel Simaimata 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 105 79,54545455
72 VII A SMPN 1 Nober Azriel Pardosi 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 2 100 75,75757576
73 VII A SMPN 1 Radho Brawijaya 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 2 3 3 4 2 4 4 100 75,75757576
74 VII A SMPN 1 Ranasya Agusdiani 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 4 2 4 4 104 78,78787879
75 VII A SMPN 1 Ridha Kurnia Andika 3 3 3 3 2 3 2 1 2 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 2 4 2 3 1 4 2 2 3 2 3 2 3 2 88 66,66666667
76 VII A SMPN 1 Rizka Paramita 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 86 65,15151515
77 VII A SMPN 1 Sahara Keylani 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 1 2 3 3 3 4 3 2 2 1 2 3 2 2 4 3 4 1 2 1 2 1 90 68,18181818
78 VII A SMPN 1 Sella Aurelia 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 1 3 2 2 4 4 2 3 3 3 3 3 101 76,51515152
79 VII A SMPN 1 Syaila Salsabila 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 1 1 3 4 3 2 2 4 2 4 3 2 2 101 76,51515152
80 VII A SMPN 1 Syarif Hidayatullah 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 2 1 3 3 2 3 3 81 61,36363636
81 VII A SMPN 1 Takbiratul Ananda 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 3 2 3 2 97 73,48484848
82 VII A SMPN 1 Teio Febrian 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 2 1 3 4 3 2 3 3 2 103 78,03030303
83 VII A SMPN 1 Viona Eka Ramadhani 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 3 2 3 2 105 79,54545455
84 VII A SMPN 1 Zaniya Aniya Melani Putri 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 103 78,03030303
85 VII C SMPN 1 Aidila Putri Karnain 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 3 2 3 2 97 73,48484848
86 VII C SMPN 1 Alya Jazila 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 4 4 1 4 3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 90 68,18181818
87 VII C SMPN 1 Amanda Lutfita Putri 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 90 68,18181818
88 VII C SMPN 1 Amar Fafian Arjuna 3 3 4 2 3 1 2 1 4 3 3 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 1 2 1 4 3 2 3 4 4 3 4 3 84 63,63636364
89 VII C SMPN 1 Aurel Rhamadhani 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 3 1 2 3 3 3 4 3 2 2 1 2 3 2 2 4 4 4 1 2 1 2 1 86 65,15151515
90 VII C SMPN 1 Brayen Andian Linwa 3 3 4 2 3 1 2 1 4 3 3 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 1 2 1 4 3 2 3 4 4 3 4 3 84 63,63636364
91 VII C SMPN 1 Danu Oktarianto 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 4 3 4 1 4 4 3 4 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 1 4 2 3 81 61,36363636
92 VII C SMPN 1 Deca Arianti 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 85 64,39393939
93 VII C SMPN 1 Gilang Dwi Putra 4 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 1 92 69,6969697
97

94 VII C SMPN 1 Hafiz Huda Al Syari 1 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 88 66,66666667


95 VII C SMPN 1 Henia Pramatasya 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 91 68,93939394
96 VII C SMPN 1 Julia Aurelia 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 1 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 1 3 95 71,96969697
97 VII C SMPN 1 Julianus 2 2 3 3 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 1 2 3 3 3 3 4 1 2 2 2 1 3 3 3 4 2 89 67,42424242
98 VII C SMPN 1 Keisha Alfa Tinanda 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 1 3 4 3 2 4 4 3 2 3 1 3 3 1 2 2 2 1 3 3 2 3 3 91 68,93939394
99 VII C SMPN 1 Keysha Putri 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 95 71,96969697
100 VII C SMPN 1 Lamro Maulidia 4 4 4 4 3 4 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 1 3 2 1 2 1 2 3 3 3 3 78 59,09090909
101 VII C SMPN 1 Muhammad Agung Wijaya Putra 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 1 1 2 2 2 2 2 1 1 3 3 4 98 74,24242424
102 VII C SMPN 1 Muhammad Hafiz Zakir 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 88 66,66666667
103 VII C SMPN 1 Muhammad Naufal Manaf 2 3 2 3 3 3 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 87 65,90909091
104 VII C SMPN 1 Putri Cahaya 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 1 3 2 2 4 3 3 1 3 2 3 4 3 3 99 75
105 VII C SMPN 1 Queena Nayla Andara 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 87 65,90909091
106 VII C SMPN 1 Ramadhan Saputra 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 85 64,39393939
107 VII C SMPN 1 Rasya Dwi Patra 3 3 3 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 87 65,90909091
108 VII C SMPN 1 Rayhan Perdamayan T 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 80 60,60606061
109 VII C SMPN 1 Revalina Azzahra Ramadany 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 72 54,54545455
110 VII C SMPN 1 Rezkia Dinata Anugra 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 1 3 3 90 68,18181818
111 VII C SMPN 1 Silvi Widia S. 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 84 63,63636364
112 VII C SMPN 1 Zaskia Julianti 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 4 4 3 3 4 82 62,12121212
98

Data Perolehan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik :


NOMOR SOAL
NO ASAL SEKOLAH NAMA TOTAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 VII C SMPN 30 Ahmad Nairul 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 33 82,5
2 VII C SMPN 30 Aisyah Fitriastuti Haryanto 2 3 3 0 2 0 2 2 2 2 18 45
3 VII C SMPN 30 Alvino Pratama 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 29 72,5
4 VII C SMPN 30 Celsi Oktavia 2 0 4 4 3 3 4 2 3 4 29 72,5
5 VII C SMPN 30 Dea Putri Ningsih 2 0 0 4 4 2 1 2 2 1 18 45
6 VII C SMPN 30 Galang Arya Harfani 2 1 0 3 3 3 3 2 3 0 20 50
7 VII C SMPN 30 Habibullah Raihan Firdaus 2 0 3 3 3 3 3 2 0 0 19 47,5
8 VII C SMPN 30 Helfianim Ndruru 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 29 72,5
9 VII C SMPN 30 Jihan Nur Afifah 1 1 0 3 3 3 3 2 2 1 19 47,5
10 VII C SMPN 30 Julio Ardi Yunanda 2 0 3 2 3 2 0 2 4 2 20 50
11 VII C SMPN 30 Leonel Saputra 1 3 3 2 1 3 3 2 4 2 24 60
12 VII C SMPN 30 Mila Arnayanti 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 29 72,5
13 VII C SMPN 30 Muhammad Ardi Dwitama 2 2 3 3 3 4 2 2 2 3 26 65
14 VII C SMPN 30 Muhammad Fadlan Alfarizi 2 1 3 3 3 3 3 0 1 0 19 47,5
15 VII C SMPN 30 Muhammad Guntur 2 0 4 1 2 3 4 4 3 0 23 57,5
16 VII C SMPN 30 Muhammad Miftahul Ramadahan Kurniadi 2 1 2 4 3 1 3 2 0 0 18 45
17 VII C SMPN 30 Nabila Kumalasari 4 4 4 3 4 0 4 3 4 4 34 85
18 VII C SMPN 30 Putri Pujangga 3 0 1 4 4 4 0 4 3 4 27 67,5
19 VII C SMPN 30 Quena Fredesika Celenym 1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 27 67,5
20 VII C SMPN 30 Rahayu Oktaviani 2 3 3 2 1 3 3 3 3 4 27 67,5
21 VII C SMPN 30 Revina Amalia Istiqomah 2 4 4 2 4 3 2 2 3 2 28 70
22 VII C SMPN 30 Reza Fadilatul Imam 4 4 3 3 4 2 2 0 0 3 25 62,5
23 VII C SMPN 30 Silvi 2 4 2 3 3 3 2 0 2 2 23 57,5
24 VII C SMPN 30 Sindy Wulandari 1 4 2 2 3 2 3 3 3 2 25 62,5
25 VII C SMPN 30 Syasya Nabil Sabrina 3 1 2 4 3 3 3 3 3 3 28 70
26 VII C SMPN 30 Tia Willyana 0 0 4 4 0 3 3 2 3 3 22 55
27 VII C SMPN 30 Tiara Santika 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 25 62,5
28 VII C SMPN 30 Wulandari 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 32 80
29 VII A SMPN 30 Abdul Azis 1 1 0 3 3 3 0 0 2 2 15 37,5
99

30 VII A SMPN 30 Aisyah Wulandari 1 0 0 3 3 3 1 2 2 1 16 40


31 VII A SMPN 30 Andreas Osyaldohutahulu 3 0 0 2 3 2 2 1 2 1 16 40
32 VII A SMPN 30 Dini Fitria Almadani 3 0 2 4 3 2 3 3 2 3 25 62,5
33 VII A SMPN 30 Falen Tria Azka 2 3 3 0 1 3 0 1 3 0 16 40
34 VII A SMPN 30 Hizia Ririn Mahardika 2 2 1 3 3 1 4 2 4 4 26 65
35 VII A SMPN 30 Ismawati 2 1 4 1 2 0 3 2 1 0 16 40
36 VII A SMPN 30 Julian Clarry 3 0 4 0 1 3 2 3 3 3 22 55
37 VII A SMPN 30 Keysa Ananda Putri 3 1 3 3 3 3 4 3 4 4 31 77,5
38 VII A SMPN 30 Khairani Alkhafili 3 3 3 3 2 0 3 0 0 0 17 42,5
39 VII A SMPN 30 M. fajar 3 3 2 2 2 3 4 4 2 4 29 72,5
40 VII A SMPN 30 M. Rido Rafidhal Al;Farizzi 3 2 1 3 2 4 0 3 2 2 22 55
41 VII A SMPN 30 Marfel Michael Situmorang 3 3 3 1 2 3 3 4 3 4 29 72,5
42 VII A SMPN 30 Maulana Hakim 2 4 4 3 3 3 2 3 1 0 25 62,5
43 VII A SMPN 30 Mikhael Moses Panjaitan 3 3 2 2 2 4 3 2 4 3 28 70
44 VII A SMPN 30 Muhammad Zaical 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 70
45 VII A SMPN 30 Nabila Ramadani 3 3 0 3 3 3 1 2 3 4 25 62,5
46 VII A SMPN 30 Raisha Sasqia Irawan 3 1 3 3 2 4 0 3 4 3 26 65
47 VII A SMPN 30 Resti Destiani 2 2 1 2 2 4 3 3 2 4 25 62,5
48 VII A SMPN 30 Rio Triyadi 2 3 1 3 2 1 3 2 2 3 22 55
49 VII A SMPN 30 Ripaldi Ramadhan 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 25 62,5
50 VII A SMPN 30 Syamsa Masil Sadrina 2 3 3 3 3 1 2 3 2 2 24 60
51 VII A SMPN 30 Syaxwan Muayat 2 4 3 2 1 3 2 4 1 1 23 57,5
52 VII A SMPN 30 Weni Rosmauli Simbolon 1 3 2 1 0 3 2 2 4 0 18 45
53 VII A SMPN 30 Yuliana Siahaan 1 4 4 3 0 3 3 3 1 3 25 62,5
54 VII A SMPN 30 Zevri Maulana Sidiq 4 0 1 4 4 3 3 1 3 3 26 65
55 VII A SMPN 30 Zuita Margaret Simatupang 3 2 2 4 0 3 2 2 2 1 21 52,5
56 VII A SMPN 1 Abidah Ardelia 3 4 1 4 3 3 4 3 3 3 31 77,5
57 VII A SMPN 1 Afira Serliyanti 3 1 0 1 4 3 3 2 3 1 21 52,5
58 VII A SMPN 1 Ahmad Aryadi 3 3 3 4 4 3 3 2 3 0 28 70
59 VII A SMPN 1 Anita Mey Putri 3 0 0 3 3 3 3 2 3 1 21 52,5
60 VII A SMPN 1 Anjelina Silalahi 4 4 0 3 4 3 3 3 4 4 32 80
61 VII A SMPN 1 Arum 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 31 77,5
62 VII A SMPN 1 Azka Fata 3 0 0 4 3 3 3 0 3 2 21 52,5
100

63 VII A SMPN 1 Bella Aulia Putri 3 0 1 3 3 2 3 2 3 0 20 50


64 VII A SMPN 1 Farassiah 3 0 0 4 4 3 4 2 3 2 25 62,5
65 VII A SMPN 1 Gilang Febriansyah 3 0 2 3 3 3 2 3 4 3 26 65
66 VII A SMPN 1 Lola Rahayu Fitri 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 33 82,5
67 VII A SMPN 1 Marsya Chandraningtyas 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 26 65
68 VII A SMPN 1 Maulana Muhammad Zein 3 3 3 0 3 3 0 4 4 4 27 67,5
69 VII A SMPN 1 Meisaroh Sariroh 4 4 2 3 4 3 2 2 4 4 32 80
70 VII A SMPN 1 Muhammad Rido Rafa Pratama 3 3 3 1 3 2 2 3 3 4 27 67,5
71 VII A SMPN 1 Nikolas Manuel Simaimata 3 1 4 1 2 4 4 4 4 4 31 77,5
72 VII A SMPN 1 Nober Azriel Pardosi 4 3 4 0 3 3 2 3 3 4 29 72,5
73 VII A SMPN 1 Radho Brawijaya 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 31 77,5
74 VII A SMPN 1 Ranasya Agusdiani 3 0 3 4 3 3 4 4 3 4 31 77,5
75 VII A SMPN 1 Ridha Kurnia Andika 2 1 2 0 1 4 4 2 4 4 24 60
76 VII A SMPN 1 Rizka Paramita 2 1 2 3 3 3 4 2 1 2 23 57,5
77 VII A SMPN 1 Sahara Keylani 2 3 3 3 1 2 2 2 4 3 25 62,5
78 VII A SMPN 1 Sella Aurelia 2 2 2 3 4 2 4 4 3 3 29 72,5
79 VII A SMPN 1 Syaila Salsabila 3 3 2 3 4 2 4 2 3 3 29 72,5
80 VII A SMPN 1 Syarif Hidayatullah 2 1 2 3 4 2 4 2 0 0 20 50
81 VII A SMPN 1 Takbiratul Ananda 0 3 2 3 3 4 4 3 2 4 28 70
82 VII A SMPN 1 Teio Febrian 4 2 1 4 3 2 4 3 2 4 29 72,5
83 VII A SMPN 1 Viona Eka Ramadhani 4 4 0 4 4 3 4 3 3 3 32 80
84 VII A SMPN 1 Zaniya Aniya Melani Putri 0 3 2 4 2 4 3 3 4 4 29 72,5
85 VII C SMPN 1 Aidila Putri Karnain 3 1 4 3 3 2 3 3 4 2 28 70
86 VII C SMPN 1 Alya Jazila 2 2 4 3 0 2 2 3 4 3 25 62,5
87 VII C SMPN 1 Amanda Lutfita Putri 3 0 2 2 2 3 4 3 4 2 25 62,5
88 VII C SMPN 1 Amar Fafian Arjuna 3 2 2 0 3 2 4 2 3 0 21 52,5
89 VII C SMPN 1 Aurel Rhamadhani 3 0 3 3 1 2 4 2 3 2 23 57,5
90 VII C SMPN 1 Brayen Andian Linwa 3 1 2 2 3 1 3 3 3 0 21 52,5
91 VII C SMPN 1 Danu Oktarianto 3 2 1 2 2 1 3 3 3 0 20 50
92 VII C SMPN 1 Deca Arianti 3 3 0 2 2 2 4 2 3 3 24 60
93 VII C SMPN 1 Gilang Dwi Putra 2 2 1 1 2 3 2 4 2 4 23 57,5
94 VII C SMPN 1 Hafiz Huda Al Syari 1 1 2 3 2 3 2 3 4 3 24 60
95 VII C SMPN 1 Henia Pramatasya 2 2 1 1 1 3 2 4 3 4 23 57,5
101

96 VII C SMPN 1 Julia Aurelia 3 0 1 4 3 3 3 3 3 1 24 60


97 VII C SMPN 1 Julianus 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 27 67,5
98 VII C SMPN 1 Keisha Alfa Tinanda 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 27 67,5
99 VII C SMPN 1 Keysha Putri 2 4 4 4 2 3 3 3 3 0 28 70
100 VII C SMPN 1 Lamro Maulidia 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 23 57,5
101 VII C SMPN 1 Muhammad Agung Wijaya Putra 1 2 3 3 2 0 3 0 2 0 16 40
102 VII C SMPN 1 Muhammad Hafiz Zakir 2 4 3 2 0 2 2 4 2 4 25 62,5
103 VII C SMPN 1 Muhammad Naufal Manaf 2 3 2 3 0 3 2 2 3 3 23 57,5
104 VII C SMPN 1 Putri Cahaya 1 2 3 4 4 3 3 2 3 3 28 70
105 VII C SMPN 1 Queena Nayla Andara 1 1 3 3 3 3 3 2 0 1 20 50
106 VII C SMPN 1 Ramadhan Saputra 4 4 4 2 3 2 4 3 4 3 33 82,5
107 VII C SMPN 1 Rasya Dwi Patra 1 1 3 3 3 3 0 1 4 4 23 57,5
108 VII C SMPN 1 Rayhan Perdamayan T 1 0 3 3 2 3 3 2 1 1 19 47,5
109 VII C SMPN 1 Revalina Azzahra Ramadany 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 34 85
110 VII C SMPN 1 Rezkia Dinata Anugra 3 3 3 3 3 3 3 2 0 1 24 60
111 VII C SMPN 1 Silvi Widia S. 2 1 1 0 3 3 3 2 3 3 21 52,5
112 VII C SMPN 1 Zaskia Julianti 1 1 1 3 3 3 2 2 1 3 20 50
102

Lampiran 12 : Hasil Output Uji Hipotesis menggunakan SPSS

ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7065,878 1 7065,878 103,470 ,000b
Residual 7511,800 110 68,289
Total 14577,679 111
a. Dependent Variable: KBK
b. Predictors: (Constant), KPS

Model Summary
Std. Error Change Statistics
R Adjusted of the R Square F Sig. F
Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 ,696a ,485 ,480 8,26372 ,485 103,470 1 110 ,000
a. Predictors: (Constant), KPS

Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -10,610 7,186 -1,476 ,143
KPS 1,075 ,106 ,696 10,172 ,000
a. Dependent Variable: KBK
103

Lampiran 13 :Dokumentasi Observasi Awal

Observasi awal di SMPN 1 Muaro Jambi


Narasumber : Bapak Idriyardi
104

Observasi Awal di SMPN 30 Muaro Jambi


Narasumber : Ibu Elvia
105

Lampiran 14 :Dokumentasi Penelitian

Peserta didik sedang melakukan percobaan suhu, kalor dan pemuaian

Peserta didik sedang menjawab soal esai tes kemampuan berpikir kreatif
106

Mengawas peserta didik yang sedang mengisi soal esai tes kemampuan
berpikir kreatif
RIWAYAT HIDUP

Bob Widodi yang sering dipanggil Bob atau Bobi lahir pada
tanggal 8 November 2001 di desa Tanjung Pauh Mudik,
Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang
merupakan anak dari pasangan bapak Nasrul Hadi dan Ibu Fitri
Yenti, S.Sos.
Penulis memulai pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 95/III
Tanjung Pauh Mudik selama 6 tahun dari tahun 2007 sampai 2013. Kemudian
melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah pertama di SMP Negeri 8
Kerinci selama 3 tahun dari tahun 2013-2016. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Kota Sungai penuh
selama 3 tahun dari tahun 2016-2019. Setelah menyelesaikan tiga tingkat satuan
pendidikan, penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri pada
tahun 2019 di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Jambi melalui seleksi jalur SBMPTN.
Atas berkah, rahmat dan pertolongan Allah SWT. usaha yang diiringi dengan doa
dari orang tua, keluarga dan teman-teman untuk menjalani kehidupan akademik di
Perguruan Tinggi Negeri Universitas Jambi. Syukur Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir berupa karya tulis skripsi yang berjudul “Pengaruh
Keterampilan Proses Sains terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik
SMPN Se-Kecamatan Jambi Luar Kota pada Materi Suhu, Kalor dan Pemuaian”.

Anda mungkin juga menyukai