Anda di halaman 1dari 80

PERANAN DINAS SOSIAL KOTA MAKASSAR DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA


MANUSIA (SDM) ANAK JALANAN
DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :
JUMRIANI
10538 01887 10

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
ABSTRAK

JUMRIANI, 10538 01887 10. Peranan Dinas social Kota Makasar dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anak Jalanan di Kota
Makassar.Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, di bawah bimbingan bapak
Dr. H. Abd. Rahman Rahim, M.M., sebagai dosen pembimbing I dan Dr. Hj.
Budi Setiawati, M.Si., sebagai dosen pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanaPeranan Dinas social


Kota Makasar dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anak
Jalanan di Kota Makassar.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Fokus penelitian ini adalah kepala seksi Rehabilitasi social, staf
rehabiltasi social 1 orang dan pemantau dalam pembinaan anak jalanan.
Pengumpulan data di lakukan dengan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang di kumpulkan Adalah berupa kata-
kata/informasi dan gambar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peranan Dinas
Sosial dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Anak Jalanan
di Kota Makassar yang di laksanakan oleh Dinas Sosial yang terdiri dari: (1)
Penerbitan Pembinaan dan bimbingan anak jalanan, gelandangan, pengemis dan
pengamen, (2) Kampanye kemudian di lanjutkan dengan sosialisasi,(3)
Pembinaan Rehabilitasi.

Kata kunci : Peranan Dinas, Meningkatkan Kualitas SDM anak jalanan.

vii
MOTTO

Jangan takut dengan sebuah masalah dan kesulitan, meski kesulitan adalah hal

yang membebankan, tetapi di balik kesulitan itu tersimpan sebuah kejutan yang

memudahkan untuk meraih sebuah cita-cita. Tiada keberhasilan tanpa adanya

masalah dan kesulitan yang di lewati.

PERSEMBAHANKU

Kupersembahkan karya ini buat kedua orang tua dan suamiku tercinta, ayahanda

Baharuddin, Ibunda Rohani dan suami Muhammad Ardi, yang selalu menyayangi

dan memperhatikan sertaselalu

Mendoakanku( kuuntai satu pengharapan kelak….tetaplah menjadi

mentari dan terangilah setiap perjalanan hidupku ).

Buat saudara – saudariku hanya karya ini yang dapat kupersembahkan untuk

kalian – kalian yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku dan telah

menorehkan sejuta cerita, kenangan yang tak pernah terlupakan.

TERIMA KASIH ATAS SEMUANYA

vi
KATA PENGANTAR

Bissmillahi Rahmani Rahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdullah, sembah sujud yang tak terhingga sebagai rasa syukur

kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat

menyusun proposal ini. Tak lupa juga salawat dan salam atas junjungan nabi besar

Muhammad saw dan keluarga beserta sahabat.

Dalam penulisan proposal ini penulis mengalami berbagai hambatan dan

kesulitan, namun hal itu dapat teratasi dengan baik berkat kerja keras dan tekad

yang bulat serta bantuan dan dukungan dari semua pihak .

Setiap orang berkarya pasti mencari kesempurnaan, begitu juga dengan

tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tapi kapasitas penulis

dalam keterbatasan. Namun dibalik semua itu, kesempurnaan tiada milik manusia

kecuali milik yang Maha sempurna, penulis hanya mampu mengerahkan segala

daya dan upaya agar tulisan ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan,

khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian tulisan

ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya Rohani dan

Baharudin serta suami saya tercinta Muhammad Ardi yang telah berjuang, berdoa,

viii
mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses

pencarian ilmu.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada: Dr. H. Irwan

Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. A. Syukri

Syamsuri, M. Hum., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Drs. H. Nursalam M. Si, selaku Ketua

Jurusan Pendidikan Sosiologi, dan Muh. Akhir S. Pd., M. Pd, selaku Sekertaris

Jurusan Pendidikan Sosiologi serta seluruh dosen dalam lingkungan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin seseorang akan menjadi

dewasa ketika telah dihadapkan oleh berbagai macam persoalan begiti pula

dengan tulisan ini, tidak akan menjadi tulisan yang berarti tanpa adanya kritikan,

mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi pembaca terutama bagi penulis

sendiri. Amin.

Makassar, Agustus 2014

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................iv

SURAT PERJANJIAN .........................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................vi

ABSTRAK ............................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................x

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................7

C. Tujuan Penelitian ...............................................................................7

D. Manfaat Penelitian .............................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ..............................9

A. Kajian Teori ........................................................................................9

1. Hakikat masyaraka dan Sumber Daya Manusia………………....9

2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia………………... ....11

3. Peranan Dinas Sosial……………………………………….........12

4. Fenomena Anak Jalanan……………….…………………...… ...20

x
5. Keberadaan Anak Jalanan…………………………………..… ...29

6. Faktor penyebab Munculnya anak jalanan di Kota Makassar ......30

B. Kerangka Pikir ……………………………………………………. ..32

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................35

A. Jenis Penelitian ...................................................................................35

B. Lokasi Penelitian.................................................................................36

C. Deskripsi Fokus...................................................................................36

D. Teknik Pengambilan Sampel...............................................................37

E. Instrumen Penelitian............................................................................38

F. Teknik pengumpulan Data ..................................................................38

G. Teknik Analisis Data...........................................................................39

H. Sumber Data........................................................................................39

I. Validitas Data.......................................................................................40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................41

B. Peranan Dinas Sosial Kota Makassar Dalam Meningkatkan Kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) Anak Jalanan di Kota Makassar ........45

C. Capaian Program.................................................................................53

D. Penanggulangan Anak Jalanan ...........................................................55

E. Model Pendakatan Berbasis Rumah Semi Panti Sosial ......................58

F. fungsi dan Peran Pekerja Sosial ..........................................................59

G. Kendala Yang diHadapi Dalam Meningkatkan SDM anak Jalanan

diKota Makassar..................................................................................65

xi
BAB V PENUTUP...............................................................................................67

A. Kesimpulan .........................................................................................67

B. Saran....................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

1. Tabel 1. Jumlah Anak jalanan, Gelandangan dan Pengemis…………………….53

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar. 1 Skema Kerangka piker………………………………………….……34

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makassar adalah ibu kota dari Provinsi Sulawesi Selatan dimana

merupakan salah satu kota besar di Indonesia, Makassar memiliki wilayah seluas

175,77 km² dan penduduk sebesar kurang lebih 1,25 juta jiwa. Dalam

perkembangan Kota Makassar masih meninggalkan beberapa masalah

kesejahteraan sosial, salah satunya permasalahan anak jalanan. Sementara jumlah

anak jalanan di Makassar menjelang akhir 2010, sempat meningkat menjadi pada

akhir tahun 2009-2013 padahal pada awal Tahun 2008 hingga akhir tahun

2009mengalami penurunan jumlah anak jalanan ketika Perda nomor 2 Tahun

2008 tentang pembinaan anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen

mulai diterapkan., dari pendataan yang dilakukan Dinas Sosial Kota Makassar

umumnya anak jalanan berasal dari luar daerah. Kehadiran anak jalanan di kota

Makassar merupakan sesuatu yang sangat dilematis.

Disatu sisi mereka dapat mencari nafkah dan mendapatkan pendapatan

(income) yang dapat membuatnya bertahan hidup dan menopang

kehidupan keluarganya. Namun di sisi lain kadang mereka juga berbuat hal-hal

yang merugikan orang lain, misalnya berkata kotor, mengganggu ketertiban

jalan, merusak body mobil dengan goresan dan lain-lain. Selain itu permasalahan

anak jalan juga adalah sebagai objek kekerasan. Mereka merupakan kelompok

1
2

sosial yang sangat rentan dari berbagai tindakan kekerasan baik fisik, emosi,

seksual maupun kekerasan sosial. Kecenderungan semakin meningkatnya jumlah

anak jalanan merupakan fenomena yang perlu segera ditingkatkan

penanganannya secara lebih baik, sebab jika permasalahan tidak segera ditangani

maka dikhawatirkan menimbulkan permasalahan sosial baru. Situasi dan kondisi

jalanan sangat keras dan membahayakan bagi kehidupan anak-anak, seperti

ancaman kecelakaan, eksploitasi, penyakit, kekerasan, perdagangan anak, dan

pelecehan seksual.

Salah satu masalah sosial yang terkait dengan kebijakan publik bidang

kesejahteraan sosial adalah masalah anak jalanan yang menjadi sorotan publik

dan perlu mendapat perhatian pemerintah pusat dan daerah untuk

menanggulanginya. Permasalahan social tersebut merupakan masalah publik

yang mendesak untuk ditangani melalui suatu pendekatan pelayanan yang

transparan dan akuntabel. Saat ini anak jalanan menjadi masalah serius terutama

di ibu kota provinsi dan kota- kota besar termasuk Kota Makassar. Keberadaan

mereka kerap kali menimbulkan berbagai masalah lalu lintas, ketertiban dan

keamanan perkotaan. Saat ini Kota Makassar berkembang pesat, bangunan fisik,

pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi. Terjadi penggusuran pemukiman liar dan

pasar tradisional. Urbanisasi pencari kerja sector infor mal, buruh dan tukang

becak dari kabupaten lain makin meningkat. Kondisi ini memberi indikasi makin

meningkatnya keluarga miskin dan anak yang turun ke jalanan untuk mencari

.............. .
3

nafkah. Kemiskinan masih merupakan masalah besar, kurang lebih 71,624

kk/368.124 jiwa atau 28,1% penduduk miskin Kota Makassar menjadi sumber

penyebab utama dari permasalahan anak jalanan, disamping itu ment alitas

karakter masya rakat untuk memanfaatkan charity (belas kasihan) yang

menciptakan perilaku anak jalanan. Kebiasaan perilaku masyarakat pengguna

jalan yang memiliki solidaritas tinggi terhadap permasalahan kemiskinan

menjadi peluang penghasilan bagi anak jalanan dan keluarga/ orang tuanya.

Hasil penelitian Balai Besar Pendidikan dan Pengembangan Pelayanan

Kesejahteraan Sosial Yogyakarta tahun 2006, isu anak jalanan di Kota Makassar

bukan saja dipengaruhi oleh faktor ekonomi, melainkan juga faktor budaya.

Mereka (anak jalanan) mulai melanggar nilai- nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat, hal ini nampak pada perilaku anak jalanan yang berusaha

mendapatkan uang untuk digunakan bermain judi,minum minuman keras dan

merokok, anak jalanan ini mulai terkontaminasi perilaku orang dewasa (preman

jalanan). Disamping itu anak-anak yang terjun sebagai pekerja informal tersebut,

bukan karena miskin semata, akan tetapi lebih pada persoalan mentalitas, mereka

tidak memiliki semangat atau motivasi memikirkan masa depannya, mereka

mudah terpengaruh ajakan orang dewasa untuk dieksploitasi menjadi pengemis.

Bahkan dalam usia yang masih belia mereka tidak memiliki keterampilan yang

sesuai dengan dunia kerja dewasa ini. Selain itu orang tua mereka belum

berperan penting dalam berkembangnya mentalitas anak jalanan sehingga

.............. .
4

kehidupannya menjadi semakin terpuruk. Suatu isu yang menarik tentang

permasalahan anak jalanan diKota Makassar adalah adanya oknum yang

mengkoordinir mereka (anak jalanan). Oknum ini di lingkungan anak jalanan

disebut ‘BOS’ atau ‘KOMANDAN”. Oknum inilah yang merekrut anak-anak

dan orang tuanya untuk menjadi pengemis.

Pembangunan sosial pada dasarnya adalah pembangunan untuk

meningkatkan taraf hidup manusia yang berdasarkan tujuan bahwa penekanan

dari pembangunan sosial berpusat pada manusi itu sendiri sehingga terlihat

kesamaan pola gerak dari pembangunan sosial dan pembangunan yang berpusat

pada manusia yaitu pada upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan

memfokuskan pada pemberdayaan dan pembangunan manusia.

Pembardayaan masyarakat merupakan memperoleh daya untuk mengambil

keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang tarkait dengan

diri mereka, termasuk mengurangi hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan

tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kesmampuan dan rasa percaya

diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, anara lain melalui transfer daya dari

lingkungannya.

Menurut Life (2002 : 231), Keterampilan melakukan animasi sosial

menggambarkan kemampuan pelaku perubahan ataupun pemberdaya masyarakat

untuk membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme masyarakat termasuk

didalamnya mengaktifkan, menstimulasi dan mengembangkan motivasi warga

.............. .
5

untuk bertindak. Peran pelaku perubahan ataupun peberdaya masyarakat disini,

bukanlah seseorang yang akan melaksanakan seluruh kegiatan oleh didinya

sendiri,tetapi lebih ke arah memampukan (enable) warga unttuk mau terlibat

aktif dalam proses perubahan dikomunitas tersebut.

Bertolak dari spektrum Wawasan inilah, gagasan-gagasan Prof. Soedjito

Sosrodihardjo, guru besar Sosiologi UGM, yang khusus menyoroti masalah-

masalah pedesaan, diterbitkan dengan harapan dapat memberikan kontribusi

untuk memperluas cakrawala pmahaman kita ke arah sana. Pilihan ini sungguh

memiliki derajat kelayakan yang tinggi manakala diingat, selain penulisannya

telah dikenak sebagai sosiolog senior, terutama juga karna pengenalan

empirisnya terhadap topik yang kini kita tengahkan.

Perhatian yang lebih besar terhadap pembangunan pedesaan diIndonesia

timbul ketika pembangunan yang menekankan industralisasi diPerkotaan telah

menimbulkan Urbanisasi Desa-Kota. Pembangunan yang selama ini urban-bias

menyebabkan terjadinya ketimpangan Desa –Kota dan ketimpangan antara

jumlah tenaga kerja dengan jumlah lapangan kerja baru.

Upaya menyinergikan dalam kadangkala menjadi permasalahan tesendiri.

Menyinergikan suatu program merupakan merupakan suatu kata yang mudah

yang dituliskan dan diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan. Meskipun

demikian, dalam segala keterbatasan yang ada, upaya-upaya tersebut sebenarnya

sudah dicoba untuk dilaksanakan. Salah satu contoh upaya pemberdayaan yang

.............. .
6

mencoba menyinergikan pemberdayaan ekologi, ekonomi, sosial dan spiritual

adalah seperti apa yang dilakukan oleh salah satu komunitas di India dalam

mengelola sampah dengan proses pembuatan kompas.

Salah satu yang dikembangkan adalah memanfaatkan sampah khususnya

warga Makassar guna proses pembuatan pupuk yang dikumpulkan dua sampai

tiga kali seminggu dengan kendaraan tiga roda (seperti becak).

Upaya yang dilakukan ini bukan saja bernilai dalam pemberdayan ekologi

dimana mencoba menciptakan lingkungan yang lebih asri, tetapi juga dapat

memberikan penghasilan bagi warga. Disamping itu juga membantu mereka agar

tidak melakukan tindak kejahatan dan mau berbuat baik untuk sesama

(mempunyai nilai sosial dan spiritual).

Sumber daya manusia (SDM) merupakan satu-satunya sumber daya yang

memilki akal, perasaa, keingina, keterampila, pengetahuan, dorongan, daya dan

karya (rasio,rasa dan karsa). Semua potensi SDM tersebut berpengaruh terhadap

upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Bagaimanapun majunya teknologi,

prkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan jika tanpa

SDM, sulit bagi organisasi itu untuk mencapai tujuannya.

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya yang mampu

menciptakan bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-

inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti: inteligence,

.............. .
7

creativitydanimagination; tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar,

seperti bahan mentah, lahan, air dan tenaga.

Pengembangan sumber daya manusia sebenarnya dapat dilihat dari dua

aspek yaitu kuantitas dan kualitas.Pengertian kuantitas menyangkut jumlah

sumber daya manusia. Kuantitas sumber daya manusia tanpa disrtai dengan

kualitas sumbar daya manusia yang baik, akan mejadi beban dalam suatu usaha

organisasi.

Dalam Konteks SDM, pengembangan dipandang sebagai peningkatan

kualitas SDM melalui program-program pelatihan dan pendidikan. Sedangkan

pendidikan adalah suatu kegiatan utuk meningkatkan penguasaan keterampilan

terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan.

Pengembangan SDM tujuannya untuk meningkatkan kualitas ketermpilan

baik karyawan, peserta didik maupun anak jalanan daam melaksanakan tugas dan

fungsinya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan Dinas Sosial Kota Makassar dalam meningkatkan kualitas

SDM anak jalanan di Kota Makassar?

2. Apa kendala Dinas Sosial Kota Makassar dalam meningkatkan kualitas SDM

anak jalanan diKota Makassar?

.............. .
8

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peranan Dinas Sosial Kota makassar dalam meningkatkan

kualitas SDM anak jalanan diKota Makassar.

2. Untuk mengetahui kendala Dinas Sosial Kota Makassar dalam meningkatkan

kualitas SDM anak jalanan diKota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi

perpustakaan sosiologi pada khususnya dan UNISMUH pada umumnya

untuk di jadikan sumber rujukan dalam penulisan karya ilmiah yang relevan.

Serta mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan

dengan Peranan dinas sosial Kota Makassar dalam meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia anak jalanan di Kota Makassar.

2. Manfaat praktis

Sebagai bahan informasi dalam rangka menambah khasanah

pengetahuan serta pemahaman masyarakat mengenai anak jalanan yang

tidak hanya sebagai manusia yang rendah tetapi manusia yang seharusnya

diperhatikan dan saling menghargai antar sesama. Menanamkan nilai

persaudaraan yang bahwasannya hidup rukun dan damai itu lebih

indah,sebagai bahan acuan bagi pemerintah untuk menciptakan Sumber

Daya Manusia (SDM) atau masyarakat yang berkualitas.

.............. .
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

1. Hakikat Masyarakat dan Sumber Daya Manusia

Pengertian masyarakat yang di rumuskan oleh beberapa ahli (Dalam

Soyomukti, 62-63).

a. Maciver dan Page mengemukakan masyarakat adalah suatu sistem dari

kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai

antara kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta

kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah inilah yang

di sebut dengan masyarakat. Masyarakat merupakan pilihan hubungan dan

masyarakat selalu berubah.

b. Ralfph Linton mengemukakan masyarakat merupakan setiap kelompok

manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka

dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu

kesatuan sosial dengan batas yang di rumuskan dengan jelas.

c. Selo Soemardjan mengemukakan masyarakat adalah orang-orang yang

hidup bersama kemudian menghasilkan kebudayaan.

d. Aguste Comte mengemukakan masyarakat di lihat sebagai keseluruhan

organik. Keseluruhan pada dasarnya selalu terdiri dari bagian-bagian yang

9
10

saling tergantung. Namun, menurut comte, masyarakat lebih dari sekedar

terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung. Masyarakat juga menurut

Comte bersifat dinamis dan selalu berkembang.

Menurut soerjono soekanto (Dalam Soyomukti, 2010: 63) ciri-

cirimasyarakat antara lain:

a. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama. Tingkatan

hidup bersama ini bisa dimulai dari kelompok dua.

b. Hidup bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini,

akan terjadi interaksi. Interaksi yang berklangsung terus-menerus akan

melahirkan sistem interaksi yang akan tampak dalam peraturan-peraturan

yang mengatur hubungan antarmanusia.

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan.

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota keluompok

merasa dirinya terkait atau dengan yang lainnya.

Pengertian Sumber Daya Mausia, sampai saat ini hampir semua ahli

telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang sumber daya

manusia (SDM). Sering kali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama

lain. Berikut ini beberapa perumusan tentang SDM:

a. Menurut Werther dan Devis (Edi Sutrisno,1996:4), menyatakan bahwa

sumber daya manusia adalah “pegawai yang siap, mampu dan siaga dalam

.............. .
11

encapai tujuan-tujuan organisasi. Sebagaimana dikemukakan bahwa dimensi

pokok sisi sumber daya adalah kontribusinya terhadap organisasi, sedangkan

dimensi pokok manusia adalah perlakuan kontrubusi terhadapnya yang pada

gilirannya akan menemukan kualitas dan kapabilitas hidupnya.

b. Menurut Ruki (2003:5) adalah:

1) Financial resource, yaitu sumber daya berbentuk dana/modal financial

yang dimiliki.

2) Human resourco, yaitu sumber daya yang berbentuk dan berasal dari

manusia yang secara cepat disebut sebagai modal insani.

3) Informational resource, yaitu sumber daya yang berasal dari berbagai

informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan strategis ataupun

taktis.

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

Peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek yaitu

kuanitas dan kualitas.Pengertian kuantitas menyangkut jumlah sumber daya

manusia. Sedangkan kuantitas sumber daya manusia tanpa disertai dengan kualitas

yang sumber daya manusia yang baik akan menjadi buban bagi perusahaan atau

organisasi.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan melalui program-

program pelatihan dan pendidikan. Adapun beberapa pakar mangenai

pengembanagn/ peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagai berikut:

.............. .
12

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan usaha-usaha untuk

meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi manusia agar

prlaksanaan pencapaian tujuan jauh lebih efesien.(Husnan, 1990:62).

2. Husnan (1990:63), mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya

manusia adalah proses pendidikan jangka panjang yang menggunakan

prosedur sistematis dan terorganisasi,sehingga tenaga kerja manejerial

mempelajari pengetahuan konseptual dan teoret.

3. Menurut Ndraha (1999:4) adalah sumber daya manusia yang mampu

menciptakan bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-

inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti: intelligence, creativity,

imagination; tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar , seperti bahan

mentah, lahan, iar dan tenaga/otot.

3. Peranan Dinas Sosial

Peranan (Role) adalah suatu perilaku yang diharapkan oleh seseorang yang

menduduki status tertentu. Peranan merupakan aspek yang diharapkan dinamis

kedudukana (status). Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

kedudukannya, maka itulah yang di namakan seseorang menjalankan peranan.

Kedudukan dan peran tidak dapat dipisahkan, keduanya saling tergantung artinya

tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran.

Syarbaini (2009 : 204) peranan yang melekat pada seseorang yang harus di

bedakan dengan posisi dalan pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat

.............. .
13

seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat

individu dalam organisasi sosial. Sementara peran lebih banyak menunjuk pada

fungsi, artinya seseorang menduduki suatu posisi tertentu dalam masyarakat dan

menjalankan suatu peran.

Menurutl Levinson dalam syahbaini (2009 ; 204) peranan mncakup tiga hal

yaitu;

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat.

b. Peran adalah sustu konsep tentang ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat.

c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur bagi masyarakat.

Soekamto (1990 ; 22), mengemukakan bahwa peranan merupakan aspek

dinamis kedudukan ( status ). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban

sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.

Mayor Polak dalam Gunawan (2000 : 198), berpendapat bahwa:

a. Peranan menunjuk pada aspek dinamis dari status.

b. Peranan memiliki dua arti:

1) Dari sudut individu berarti sejumlah peranan yang timbul dari berbagai

pola yang didalamnya individu tersabut ikutaktif.

.............. .
14

2) Peranan umum menunjuk pada keseuruhan peranan itu dan menentukan

apa yang dikerjakan seseorang untuk masyarakatnya serta apa yang dapat

diharapkan dari masyarakat itu.

Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur dalam sistem lapisandan

mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Sistem sosial adalah pola-pola

yang hubungan timbal balik antar individu dalam masyarakat dan antara individu

dengan masyarakatnya dan tingkah laku individu-individu tersebut.dalam

hubungan-hubungan timbal balik tersebut,kedudukan dan peranan individu

mempunyai arti yang penting karna langgengnya masyarakat tergantung pada

keseimbangan kepentingan-kepentingan individu-individu yang dimaksud.

Pada dasarnya peranan Dinas Sosial dalam meningkatkan kualitas SDM

anak jalanan telah dilakukan sejak duhulu. Walaupun itu merupakan hal-hal yang

dianggap masih kecil seperti membuat keterampilan atau kerajinan yang telah

diprogramkan oleh Dinas Sosial dan pegawai/pekerja Sosial akan tetapi dapat

membantu anak jalanan dalam meningatktkan kualitasnya.

Peran dan fungsi pekerja sosial sebagai pendamping anak adalah sebagai

berikut :

a) Sebagai Fasilitator

1) Membantu meningkatkan kemampuan anak supaya mampu hidup

mandiri di masyarakat.

.............. .
15

2) Mempertinggi peran kelompok anak untuk bisa keluar dari

permasalahannya, dengan membentuk peer group (kelompok sebaya).

3) Membantu anak untuk merespon interest masyarakat sehingga mereka

dapat hidup bermasyarakat secara wajar.

b) Sebagai Trainner/pelatih

1) Memperkirakan kebutuhan pelatihan bagi anak yang selanjutnya dibuat

suatu program pelatihan yang cocok bagi mereka.

2) Membantu merencakan dan menyelenggarakan program pendidikan

untuk meningkatkan kapabilitas anak.

3) Membantu peer educator dalam melatih teman-teman lainnya.

4) Membantu dalam pengembangan peer educator dalam hal keterampilan

dan sikap untuk hidup bermasyarakat dan berorganisasi.

c) Sebagai Advocat

Pekerja sosial dalam menangani anak, perlu melakukan kolaborasi

dengan profesi seperti pengacara. Pengacara adalah bagian dari pihak yang

memberikan perlindungan hukum kepada anak. Advokasi kepada aparat

penegak hukum harus dilakukan oleh pekerja sosial, terutama menekankan

kepada perlunya pemenuhan perlindungan sosial terhadap anak yang berada

dijalanan. Fokus lain dari advokasi yaitu pekerja sosial mempengaruhi pihak-

pihak yang berhubungan dengan anak jalanan agar mendapatkan perhatian

dan perlindungan.

.............. .
16

1) Membantu menganalisis dan mengartikulasikan isu kritis yang berkaitan

dengan anak maupun permasalahan-permasalahan yang terkait.

2) Membantu anak untuk memahami dan melakukan refleksi atas isu

tersebut untuk selanjutnya dijadikan leason learn untuk melangkah

dalam kehidupan selanjutnya.

3) Membangkitkan dan merangsang diskusi dan aksi kegiatan yang berarti

dalam rangka memperoleh dukungan dari berbagai pihak dalam

penyelesaian masalah anak jalanan.

d) Sebagai Peneliti

1) Menyelenggarakan analisis sosial yang berkaitan dengan isu anak

jalanan untuk membangun opini masyarakat yang positif karena

masyarakat selama ini berpandangan negative terhadap anak jalanan.

2) Terlibat dalam penelitian parsisipatory di mana peer educator belajar

keterampilan untuk terlibat dalam pengumpulan data.

3) Mempermudah konsep-konsep dan keterampilan penelitian yang tepat

dengan tujuan agar konsep dan keterampilan tersebut berfungsi sebagai

daya tarik bagi masyarakat umum dalam memahami konsep tersebut.

4) Terlibat dalam integrasi sosial untuk memahami fenomena sosial dari

sudut pandang dan pendirian anak jalanan.

e) Sebagai Perencana

.............. .
17

1) Menyelenggarakan analisis tentang sumber dan potensi anak untuk

dijadikan bahan dalam membuat program agar supaya program tersebut

dapat dijalankan.

2) Membantu peer educator dalam mengadakan perencanaan diantara

mereka, yang meliputi strategi dan kegiatan aksi alternatif yang tepat.

3) Membantu menyusun kegiatan peer educator untuk mencapai tujuan

yang diharapkan.

f) Sebagai Katalisator

1) Memprakarsai pembahasan-pembahasan yang berkenaan dengan

masalah-masalah yang dihadapi.

2) Memonitor dan memelihara perkembangan individu dan kelompok

untuk memfasilitasi transformasi struktural jangka panjang untuk

kesejahteraan sosial.

g) Sebagai Pemberi Informasi

Peran informatif merupakan seangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk memberikan penjelasan tentang kelembagaan, personel, kebijakan,

program dan sumber pembangunan kesejahteraan sosial yang berekaitan

dengan perubahan. Informasi yang disampaikan secara berkesinambungan

dengan pesan dan media yang sesuai dengan karakteristik khalayak sasaran

diharapkan mampu :

.............. .
18

a) Meredam berbagai bentuk keresahan yang diakibatkan oleh ketidak

pastian sehubungan dengan aneka ragam persepsi.

b) Meningkatkan pengertian, perhatian, kepedulian komitmen dan

partisipasi pemilik sumber untuk mendukung pembangunan

kesejahteraan sosial.

h) Sebagai Partisipator

Peran partisipatif merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk meningkatkan partisipasi dalam pembangunan kesejahteraan sosial.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :

1) Penyelenggaran pertemuan-pertemuan berkala guna peningkatan

kualitas personel, antara lain berupa diklat, seminar, lokakarya dan lain-

lain.

2) Penentuan bentuk-bentuk pelayanan sosial yang perlu dilaksanakan

secara terkoordinasi.

3) Peningkatan rujukan antar lembaga pelayanan yang dikelola, baik

rujukan pelayanan maupun rujukan kelayakan.

i) Sebagai Mobilisator

Sebagai mobilisator, pendamping berusaha untuk menghimpun,

pendayagunaan, mengembangkan dan mempertanggungjawabkan seluruh

sumber-sumber yang ada guna mencapai kualitas pelayanan yang optimal.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

.............. .
19

1) Mendata dan menghimpun seluruh sumber yang ada.

2) Menseleksi dan menentukan sumber-sumber yang memungkinkan untuk

didayagunakan.

3) Mendayagunakan sumber terpilih.Mempertanggungjawabkan hasil

pendayagunaan sumber terpilih.

j) Sebagai Konsultatif

Peran konsultatif merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk mencegah dan mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan tugasnya serta memanfaatkan faktor-faktor pendukung atau

peluang yang tersedia di dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut

antara lain berupa :

1) Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan konsultatif berkala dengan

menghadirkan nara sumber/pakar terkait.

2) Penyediaan konsultan yang ditugaskan untuk membantu dalam kaitan

dengan tugasnya.

k) Sebagai Pemberdaya

Peran sebagai pemberdaya merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motifasi dalam pelaksanaan

tugas-tugasnya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain berupa :

.............. .
20

1) Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan berkala guna peningkatan

kualitas SDM antara lain berupa diklat, seminar, lokakarya baik di di

dalam maupun di luar negeri.

2) Penyelenggaraan kunjungan studi banding ke daerah lain sesuai

kebutuhan.Pendekatan persuasif untuk menggabungkan diri.

3) Penyelenggaraan kampanye sosial kepada anak jalanan secara berkala

dan berkesinambungan melalui berbagai media masa.

l) Sebagai Negosiator

Pendamping perlu menjalin hubungan dengan semua pihak yang

terkait dengan kedudukan dan peranan jaringan kerja guna memperoleh

dukungan kerja yang diperlukan. Kegiatan yang diperlukan antara lain :

1) Mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait dalam jaringan kerja.

2) Mengadakan pendekatan dengan memberikan informasi tentang jaringan

kerja yang perlu dibangun.

3) Mengupayakan persetujuan dan dukungan untuk kelancaran proses

jaringan kerja.

4. Fenomena anak jalanan

Pengertian Anak jalanan atau sering juga disebut dengan gelandangan

menurut beberapa tokoh yang diantaranya adalah:

a. Artidjo mengartikan anak jalanan atau gelandangan sebagai orang yang tidak

mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian yang tetap dan layak atau

.............. .
21

mereka sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain,

berkeliaran di dalam kota dan makan minum disembarang tempat.

b. Sudarsono mengartikan anak jalanan atau gelandangan adalah mereka yang

tidak memiliki tempat tinggal yang tetap,yang secara yuridis tidak berdomisili

yang otentik, disamping itu mereka merupakan kelompok yang tidak memiliki

pekerjaan tetap dan layak menurut ukuran masyarakat pada umumnya dan

mereka sebagian besar tidak mengenal nilai-nilai keluhuran.

c. Sandyawanmemberikan pengertian bahwa anak jalanan adalah anak-anak

yang berusia maksimal 16 tahun, telah bekerja dan menghabiskan waktunya di

jalanan.

d. Peter Davies memberikan pemahaman bahwa fenomena anak-anak jalanan

sekarang ini merupakan suatu gejalaglobal. Pertumbuhan urbanisasi dan

membengkaknya daerah kumuh di kota-kota yang paling parah keadaannya

adalah di negara berkembang, telah memaksa sejumlah anak yang semakin

besar untuk pergi ke jalanan ikut mencari makan demi kelangsungan hidup

keluarga dan bagi dirinya sendiri.

e. Menurut PBB adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya

dijalan untuk bekerja, bermain dan beraktivitas lain.

f. Menurut Soedijar (1989) anak jalanan adalah anak usia antara 7 sampi 15

tahun yang bekerja di jalanan yang dapat mengganggu keselamatan dan

ketentraman dirinya dan orang lain.

.............. .
22

g. Departemen Sosial dalam buku “ Intervensi Psiko Sosial” (Depsos 2001:20),

Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya berada dijalanan atau

ditempat-tempat umum.

h. Departemen Sosial RI (1999) memberikan pengertian tentang anak jalanan

adalah “anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena berbagai faktor, seperti

ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang membuat mereka turun

ke jalan.

Anak sebagai bagian dari generasi muda yang merupakan penerus cita-cita

perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Dalam

rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu

memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam wadah Negara

Kesatuan Repoblik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undang

Dasar 1945, diperlukan pembinaan secara terus-menerus demi kelangsungan

hidup, pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan

dari segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa dimasa

depan.(UU Peradilan Anak:29)

Dalam UU RI No.3 Tahun 1997 menjelaskan bahwa ank adalah bagian dari

generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi

dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan

mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam

rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial.

.............. .
23

Undang-undang RI No.4 Tahun 1979,juga menjelaskan bahwa anak adalah

potensi serta penerus cita-cita bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakkan oleh

generasi sebelumnya.

Perkembangan anak adalah suatu perubahan, perubahan kearah yang lebih

maju. Secara teknis, perubahan biasanya disebut proses. Jadi, pada garis besarnya

perkembanagan itu adalah suatu proses.

Perkembangan kemampuan anak, Allah SWT telah menganugerahkan

setiap manusia bakat dan kemampuan untuk dapat dimaksimalkan bagi kebaikan

didunia dan diakhirat. Oleh sebab itu, orang tua harus memperhatikan bakat dan

kecenderungan anak. Diaini ada beberapa tawaran untuk mengembangkan bakat

anak, antara lain:

a. Sedapat mungkin para pendamping menerapkan seni pendamping anak yang

aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan.

b. Menambah tawaran keterampilan lain seperti keterampilan komputer dengan

beragam programnya dan memperluas anak.

c. Keterampilan mekanik atau belajar menjadi montir dan keterampilan

berkomunikasi aktif.

Hal tersebut tergantung kecenderungan dan bakat yang dimiliki oleh anak.

Olehnya itu, orang tua harus mengetahui bakat anaknya daan kemudian

mengembangkannya.

.............. .
24

Anak-anak kita selama masih masa perkembangannya itu mempunyai

kehidupan yang tidak statis melainkan dinamis dan pendidikan yang diberikan

kepada mereka haruslah disesuaikan denga keadaan kejiwaan anak-anak didik kita

pada masa tertentu dalam perkembangan mereka. Adapun perkembangan menurut

para ahli yaitu:

a. Menurut Aritoteles, menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai

dewasa itu dalam tiga periode, lamanya masing-masing tujuh tahun yakni:

Fase I, dari 0-7 masa anak kecil, ke masa bermain. Fase II,7-14 masa anak

balajar, ke masa sekolah rendah. Fase III,14-21 masa remaja atau puberitas,

masa peraliham dari anak menjadi orang dewasa.

b. Menurut Kretschmer, mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasam anak

melewati empat fase yaitu: Fase I, 0-3 disebut fiillungs-periode I, pada masa

ini kelihatan pendek gemuk. Fase II, 3-7 disebet sterckungs-periode II, pada

masa ini kelihatan langsing. Fase III, 7-13 disebut fullungs-periode II, pada

masa ini kembali kelihatan pendk gemuk. Fase IV, 13-20 disebut sterckungs-

periode II, pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.

c. Menurut Sigmund Freud,berpendapat bahwa anak sampai umur 5, melewati

fase-fase yang terdiferensiasikan secara dinamis, kemudian umur 12 atau 13

mengalami fase laten atau lebih stabil sampai datangnya masa puberitas,

masasampai 20 menentukan pembentukan kepribadian seseorang.

.............. .
25

d. Menurut Montessori, tiap Fase perkembangan itu mempunyai arti biologis.

Kodrat alam mempunyai rencana tertentu berdasarkan dua asas pokok yaitu:

1) Asas kebutuhan vital yaitu apa yang terkenal dengan masa peke,

2) Asas kesibukan sendiri.

e. Menurut Ch. Buhler, mengemukakan lima fase dalam perkembangan anak

yaitu: 0-1 fase laku ke dunia luar, 1-4 fase makin luasnya hubungan, 4-8 fase

hubungan pribadi dengan lingkungan sosial serta kesadaran akan kerja tugas

dan prestasi.

Fenomena anak jalanan merupakan ekses lingkaran setan kemiskinan

bangsa Indonesia. Kendala yang dihadapi mobilitas anak-anak itu cukup tinggi.

Anak-anak yang dibimbing di rumah singgah, setelah keluar, “kadang” kembali

menjadi anak-anak jalanan. Sebab, kebutuhan ekonomi tidak terelakkan.

Sayangnya, perhatian kepada anak-anak terkesan digelar pada momen-momen

tertentu saja.

Mereka yang hidup di jalanan sebagai, pengamen, pedagang asongan dan

pengemis. Paru-paru mereka tidak hanya menghirup kerasnya udara yang

mengandung timbal dan karbon monoksida tapi juga menghisap asap kekerasan

purba langsung dari akarnya.

Anak jalanan adalah anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktu

kehidupannya dijalanan. Mereka hidup menggelendang ditempat-tempat kumuh,

menjadi gembel dan hidup ditempat-tempat yang dirasa aman oleh mereka yaitu

.............. .
26

pasar emperan, toko, stasiun, terminal dan melakukan kegiatan hidup sehari-hari

dijalanan baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran dijalan dan tempat-tempat

umum lainnya. (Depsos R.I.,1995)

Anak jalanan dapat dipahami sebagai anak yang karena sebab-sebab

tertentu masuk ke dalam kehidupan jalanan untuk tujuan mencari nafkah dan

memperoleh penghasilan.

Anak jalanan merupakan bagian dari komunitas kota, mereka menyatu

dengan kehidupan jalanan kota, dimana jalanan menjadi lapangan hidup, tempat

memperoleh pengalaman hidup, dan sarana untuk mencari penyelesaian masalah

ekonomi maupun sosial. Keberadaan mereka menjadi salah satu ciri kehidupan

perkotaan terutama kota-kota besar, sehingga hampir tidak ada kota yang tanpa

anak jalanan.

Dalam undang-undang pasal1 menjelaskan bahwa anak terlantar/anak

jalanan adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan

kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik

secara rohani, jasmani maupun sosialnya.(UU Peradilan Anak:42)

Arti anak jalanan menurut peserta Lokakarya Nasional Anak Jalanan

dengan Departemen Sosial sebagai penyelenggara ditahun 1995 adalah sebagai

berikut : “anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya

untuk mencari nafkah atau berkeliaran dijalanan atau tempat-tempat umum

lainnya.

.............. .
27

Anak jalanan juga sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang

mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun

masih memiliki hubungan dengan keluarganya.

Dalam pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya

pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada

mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu children on the street dan children of

the street. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaituchildren

in the street atau sering disebut juga children from families of the street. Dengan

lebih jelasnya maka dipaparkan sbb:

a. Children on the street adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi

di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Dalam kategori

ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang

ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan

tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga.

b. Children of the street adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau

sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia

memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.

c. Children in the street atau children from the families of the street adalah

anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari

keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.

.............. .
28

Dalam kondisi seperti inilah peringatan hari anak nasional kemudian

menjadi sangat penting. Indonesia sebagai salah satu Negara yang telah

meratifikasi Konvensi Hak Anak, maka Negara berkewajiban untuk mengakui dan

memenuhi hak dan kebutuhan anak Indonesia, ketika orang tua tidak sanggup lagi

melakukannya. Atau ketika anak-anak berada dalam kondisi yang sangat rentan

bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Melalui Hari Anak Nasional, kita

diingatkan pada kewajiban Negara untuk melakukan tugasnya. Lebih mendasar

lagi, Negara diingatkan kembali untuk terus menerus melihat kondisi anak

Indonesia yang semakin terpuruk. Tidak hanya itu, melalui peringatan hari anak

nasional ini masyarakat diajak untuk ikut mengambil peran dalam meminimalkan

kondisi-kondisi yang dapat memperburuk kehidupan anak-anak Indonesia. Seluruh

masyarakat, termasuk kita.

Penetapan pemerintah tentang Hari Anak Nasional yang diperingati setiap

23 Juli menunjukkan betapa besarnya perhatian dan kepedulian pemerintah

terhadap kesejahteraan anak sebagai aset pembangunan dan generasi penerus

bangsa. Selain itu, hari anak juga merupakan salah satu upaya untuk menumbuh

kembangkan kesadaran, motivasi tekad dan semangat segenap lapisan masyarakat,

khususnya para orang tua dan keluarga terhadap pentingnya hak-hak perlindungan,

pertumbuhan dan pendidikananak-anak.

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak pada 1990

dengan Keppres No.39/1990. Keberhasilan yang sangat siginifikan dalam

.............. .
29

perundang-undangan nasional adalah ditetapkannya UU No 23 tahun 2002

tentangPerlindungan Anak.

5. Keberadaan Anak Jalanan

Di Kota Makassar, keberadaan anak jalanan dapat terlihat di tempat-tempat

umum seperti:

a. Di Persimpangan jalan tol reformasi,

b. Jl.A. Pangerang Petta Rani dan Jl. Sultan Awaluddin,

c. Persimpangan jalan mesjid raya dan Jl. G. Latimojong,

d. Persimpangan Jl. S.Saddang dan Jl. Veteran,

e. Persimpangan Jl. Monginsidi dan Jl. Veteran, P

f. ersimpangan Jl. Landak baru dan Jl. Veteran.

g. Di terminal, tempat pembuangan sampah dan berkeliaran di kantor- kantor

pemerintah dan swasta.

Sebagian besar anak jalanan di Kota Makassar merupakan pendatang dari

beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan antara lain Kabupaten Jeneponto, Maros,

Pangkep, Gowa dan Takalar bahkan ada yang dari luar Sulawesi yakni dari Jawa,

Lombok dan Kalimantan. Anak jalanan ini adalah anak-anak dari para pendatang

yang mencoba mencari penghidupan lebih baik di Kota Makassar.

Anak jalanan pada umumnya memiliki ciri fisik dan psikis. Adapun ciri-

ciri anak jalanan yakni:

a. Bersifat pisik

.............. .
30

1) Warna kulitk kusam

2) Rambut Kusam

3) Pakaian Tidak terurus

4) Kondisi badan tidak terurus

b. Bersifat psikis

1) Mobilitas tinggi

2) Acuh tak acuh

3) Berani mengambil resiko

4) Berwatak keras

5) Sensitif

6) Semangat hidup tinggi

7) Kreatif

5. Penyebab Munculnya Anak Jalanan diKota Makassar

Secara umum beberapa penyebab anak-anak hidup di jalanan dapat terbagi

ke dalam 3 tingkatan, yaitu :

a. Tingkat Mikro,

yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarganya. Pada tingkat ini,

biasanya anak menjadi anak jalanan disebabkan faktor internal dalam keluarga.

Misalnya keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi atau orang tua yang

mengalami perceraian.

b. Tingkat Mezo.

.............. .
31

Pada tingkat ini faktor penyebab dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1) masyarakat atau komunitas miskin mempunyai pola hidup dan budaya

miskinnya sendiri. Pola hidup ini memandang bahwa anak sebagai aset

untuk menunjang hidup keluarga.

2) Ada pola urbanisasi ke kota-kota besar tanpa perbekalan yang memadai.

3) Ada penolakan masyarakat terhadap anak jalanan sebagai calon kriminal.

c. Tingkat Makro

Pada tingkat ini, faktor penyebab dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1) Kebijakan pembangunan yang kurang menyentuh azas pemerataan antara

pusat dengan daerah, sehingga kondisi masyarakat yang tidak stabil.

2) Tidak semua keluarga miskin dapat atau memperoleh akses pelayanan

sosial (gratis) yang menjadi haknya.

3) Kebijakan penanganan anak jalanan kurang bersifat sinergi, koordinatif dan

berkelanjutan. Sehingga dalam pelaksanaannya, program penanganan anak

jalanan kurang menyentuh faktor pembinaan mental sumber daya manusia

anak jalanan dan keluarganya.

Adapun Permasalahan-permasalahan anak jalanan yang sering dihadapi

serta kebutuhan anak jalanan yakni :

a. Permasalahan yang sering dihadapi anak jalanan

1) Korban eksploitasi sex

2) Dikejar-kejar aparat

.............. .
32

3) Terlibat criminal

4) Konflik dengan kelompok lain atau teman dalam kelompok

5) Potensi kecelakaan lalu lintas

6) Ditolak masyarakat

b. Kebutuhan anak jalanan :

1) Haus kasih sayang

2) Rasa aman

3) Kebutuhan sandang, pangan (gizi) dan kesehatan

4) Kebutuhan pendidikan

5) Bimbingan keterampilan

6) Bantuan usaha

7) Harmonisasi hubungan sosial dan keluarga, orang tua dan masyarakat.

B. KERANGKA PIKIR

Keterlibatan Dinas Sosial dalam meningkatkan kualitas SDM anak jalanan

merupakan suatu hal untuk membantu pembangunan SDM Nasional terarah pada

proses pembentukan pribadi dan peningkatan keterampilan belajar.

Seiring dengan perkembangan masyarakat Kota Makassar, dengan

banyaknya pengamen dan pengemis (anak jalanan), begitu meresahkan masyarakat

Kota, namun Dinas Sosial terkait pegawai sosial memberikan alternatif dala

rangka peningkatan Kualitas SDM anak jalanan.

.............. .
33

Masuknya masyarakat Desa ke Kota sebagai pekerja salah satun peran

mereka sebagai anak jalanan. Ini brarti tanggung jawab orang tua tidak sesuai

cdengan aturan sewajarnya karna tanggung jawab orang tua yakni mencari nafkah

untuk istri dan anak dan menyekolahkan anak-anaknya, bukan sebaliknya bahwa

anaklah yang menjadi tulang punggung keluarga. Salah satu penyebab terjadinya

anak sebagai pekarja karna adanya tingkat mikro, mezo dan makro. Hal inilah,

Dinas Sosial berperan dalam peningkatan kualitas SDM anak jalanan.

Untuk lebih memudahkan dalam memahami dan menjelaskan hal-hal

mengenai peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) anak jalanan oleh

Dinas Sosial Kota Makassar maka terlebih dahulu membuatkan kerangka fikir

guna melakukan penelitian yang baik.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

digambarkan dalam skema kerangka pikir sebagai berikut:

.............. .
34

SKEMA KERANGKA PIKIR

Peranan Dinas Sosial Kota


Makassar

Mengkordinasi

Merumuskan Perencanaan
kebijakan Program
Pembinaan

Penanggulangan
anak jalanan

Penerbitan Pembinaan dan Kampanye dan Pembinaan Rehabilitasi


Bimbingan Anak jalanan Sosialisasi

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya


ManusiaSDM Anak Jalanan

.............. .
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dimana hasil

kajiannya merupakan sebuah deskripsi mengenai peranan Dinas Sosial dalam

meningkatkan kualitas SDM anak jalanan diKota Makassar.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk dapat mengungkap secara mendalam

dan deskriptif terhadap, hal ini sebagaimana dikemukakan Peranan Dinas Sosial

Kota Makassar dalam Meningkatkan Kualitas SDM Anak Jalanan diKota

Makassar yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor dalam Lexy J.Moleong

(2001 : 3), bahwa : “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

atau perilaku yang dapat diamati “

Menurut Sugiyono (2005:1), metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, dimana

peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat indukif, dan hasil penelitian kulaitatif

lebih menekankan makna daripada generalisasi.

35
36

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif atas dasar

bahwa informasi yang akan digali adalah berkaitan dengan penghayatan,

pengalaman, pemahaman dan pemberian arti dari informan tentang peranan Dinas

Sosial Kota Makassar dalam Meningkatkan Kualitas SDM Anak Jalanan diKota

Makassar.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar, dengan pertimbangan Kota

Makassar merupakan tujuan utama dari para keluarga urban untuk mencari nafkah

yang sebagian besar anaknya menjadi anak jalanan. Kota Makassar telah

menetapkan Perda No.2 tahun 2008 tentang penanggulangan anak alanan,

gelandangan, pengemis dan pengamen.

C. Deskripsi Fokus

Untuk memberi pemahaman yang jelas dalam melakukan penelitian, maka

peneliti mencoba mendeskripsikan konsep-konsep yang di maksud yaitu:

1. Peranan adalah suatu perilaku yang diharapkan oleh seseorang yang

menduduki status tertentu. Peranan merupakan aspek yang diharapkan

dinamis kedudukana (status). Jika seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai kedudukannya,maka menjalankan peranan. Kedudukan

dan peran tidak dapat dipisahkan, keduanya saling tergantung artinya tidak

ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran.

.............. .
37

2. Peranan Dinas Sosial dalam meningkatkan kualitas SDM anak jalanan yakni

dengan mengeluarkan kebijakan penanggulangan anak jalanan melalui

pembinaan dengan kegiatan olahraga dan perlindungan psikis melalui

pembinaan mental, serta pelayanan pendidikan dan keterampilan menjahit,

keterampilan tata rias rambut bagi anak jalanan perempuan, keterampilan

perbengkelan, keterampilan service HP dan keterampilan elektronik bagi

orang anak jalanan laki-laki.

3. Kendala dalam meningkatkan kualitas SDM anak jalanan yakni Kurangnya

koordinasi antara instansi terkait yang menangani anak jalanan dan masih

kurangnya kesadaran masyarakat dalam menghilangkan budaya char ity

dalam menanggulangi anak jalanan di Kota Makassar.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive

sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu dengan maksud menemukan apa yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Disini peneliti mengambil sampel dengan memilih orang-orang yang dianggap

paling tahu tentang apa yang diharapkan sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajah objek atau situasi sosial yang diteliti. (Sugiono, 2013: 218-219).

Maka dalam penelitian ini peneliti memberikan kriteria informan, yaitu

Dinas Sosial Kota Makassar, anak jalanan beserta orang tuanya, pemerintah, dan

.............. .
38

tokoh masyarakat sekitar yang turut serta dalam upaya peningkatan kualitas SDM

anak jalanan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah

peneliti itu sendiri ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan

data, analisis, penafsir data dan akhirnya sebagai pelapor hasil pnelitiannya. Dalam

penelitian ini, ada tiga yang dibahas yakni mencakp cici-ciri umum, kuslitas yang

diharapkan dan kemungkinan peingkatan manusia sebagai instrumen. (Guba dan

Luncoln,1981:168).

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipakai adalah:

1. Observasi, yaitu melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku

untuk mengetahui gambaran umun objek penelitian. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik observasi partisipasi pasif, yaitu, peneliti hanya

mengamati fenomena anak jalanan dan cara peningkatan kualitasnya tanpa

terlibat langsung dalam cara meningkatkannya.

2. Wawancara mendalam merupakan percakapan, yaitu percakapan yang di

lakukan dengan tujuan mendapatkan data dari semua informan terkait

peningkatan kualitas SDM anak jalanan di Kota Makassar.

3. Dokumentasi, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan atau gambar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

.............. .
39

teknik dokumentasi untuk memperoleh data yang bersifat sekunder terkait

masalah penelitian.

G. STeknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data bersifat deskriptif kualitatif. Data yang

dikumpulkan adalah berupa kata-kata/informasi, gambar dan bukan angka. Hal ini

di sebabkan oleh adanya penerapan metode kualiatif. Analisis data kualitatif,

menurut (Bogdan dan Biglen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

yang penting dan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

H. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari pemerintah Kota Makassar instansi terkait

pelaksana program peningkatan kualitas SDM anak jalanan oleh dinas sosial dan

pegawai sosial. Data-data yang ingin dikumpulkan berasal dari beberapa sumber-

sumber data yang dipilih dalam penelitian ini adalah, sebgai aberikut:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh peneliti

dilapangan yaitu dari Kantor Dinas Sosial dan anak jalanan diKota Makassar

yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

2. Sumber Data Skunder

.............. .
40

Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan untuk melengkapi data

primer yang diperoleh dari pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan

penelitian dalam hal ini peningkatan kualitas SDM anak jalanan diKota

Makassar.

I. Validitas Data

Triangulasi adalah teknik pemeiksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuat yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atas sebagai

pembanding terhadap data itu. Teknik tringulasin yang paling banyak digunakan

ialah pemeriksaan melalui sumber. Densin (1979) membedakan empat macam

tringulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyidik dan teori.

.............. .
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat kantor Dinas Sosial Kota Makassar

Dinas Sosial Kota Makassar yang sebelumnya adalah Kantor Departemen

Sosial Kota Makassar didirikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 Tahun

1974 Tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen dan Keputusan Presiden No.

45 tahun 1974 tentang Susunan Organisasi.Departemen beserta lampiran-

lampirannya sebagaimana beberapa kali dirubah, terakhir dengan Keputusan

Presiden No. 49 Tahun 1983.

Khusus di Indonesia Timur didirikan Departemen Sosial Daerah Sulawesi

Selatan yang kemudian berubah menjadi Jawatan Sosial lalu dirubah lagi menjadi

Kantor Departemen Sosial berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI No. 16

Tahun 1984 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Departemen Sosial di

Propinsi maupun di Kabupaten/Kotamadya. Dan akhirnya menjadi Dinas Sosial

Kota Makassar pada tanggal 10 April 2000 yang ditandai dengan Pengangkatan

dan Pelantikan Kepala Dinas Sosial Kota Makassar berdasarkan Keputusan

Walikota Makassar Nomor : 821.22.24.2000 tanggal 8 Maret 2000.

41
42

Dinas Sosial Kota Makassar terletak di Jl. A.R Hakim No. 50 Makassar,

Kelurahan Ujung Pandang Baru , Kecamatan Tallo Kota Makassar, berada pada

tanah seluas 499 m² dengan bangunan fisik gedung berlantai 2:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kantor Kecamatan Tallo

b. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan rakyat

c. Sebelah barat berbatasan dengan Jl. Ujung Pandang Baru

d. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan rakyat.

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. visi Dinas Sosial Kota Makassar sebagai berikut:

“ Pengendalian permasalahan sosial berbasis masyarakat tahun 2014”

Maknanya adalah manusia membutuhkan kepercayaan diri yang dilandasi

oleh nilai – nilai kultur lokal yang diarahkan kepada aspek tatanan kehidupan

dan penghidupan untuk menciptakan kemandirian lokal sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan dasar,peningkatan keterampilan kerja, ketentraman,

kedamaian, dan keadilan sosial yang mengarah kepada peningkatan

kesejahteraan sosial bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan sosial

masyarakatnya, serta mendorong tingkat partisipasi sosial masyarakat dalam

ikut melaksanakan proses layanan kesejahteraan sosial masyarakat.

b. Misi Dinas Sosial diterapkan sebagai berikut :

.............. .
43

1) Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat melalui pendekatan kemitraan

dan pemberdayaan sosial masyarakat dengan semangat kesetiakawanan

sosial masyarakat.

2) Memperkuat ketahanan sosial dalam mewujudkan keadilan sosial melalui

upaya memperkecil kesenjangansosial dengan memberikan perhatian

kepada warga masyarakat yang rentan dan tidak beruntung.

3) Mengembangkan sistem perlindungan sosial

4) Melakukan jaminan sosial

5) Pelayanan rehabilitasi sosial secara optimal

6) Mengembangkan pemberdayaan social

c. Adapun tujuannya sebagai berikut :

1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang bermartabat

sehingga tercipta kemandirian lokal penyandang masalah kesejateraan

sosial ( PMKS)

2) Meningkatkan pendayagunaan sumber daya dan potensi aparatur

(structural dan fungsional) dengan dukungan sarana dan prasarana yang

memadai untuk mampu memberikan pelayanan dibidang kesejahteraan

sosial yang cepat, berkualitas dan memuaskan.

3) Meningkatkan koordinasi dan partisipasi sosial masyrakat / stakehoders

khususnya Lembaga Sosial masyarakat dan Orsos serta pemerhati di

bidang kesejahteraan sosial masyarakat

.............. .
44

3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Walikota Makassar Nomor 3 Tahun 2009 Tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Kota makassar

terdiri dari :

1) Kepala Dinas

2) Sekretariat, terdiri dari :

a) Sub Bagian Keuangan

b) Sub Bagian Perlengkapan

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3) Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial

a) Seksi Penyuluhan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial

b) Seksi Pembinaan Keluarga Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

c) Seksi Bimbingan Karang taruna dan Potensi Sumber kesejateraan Sosial

4) Bidang Rehabilitasi Sosial

a) Seksi Rehabilitasi Penyandang Cacat

b) Seksi Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan Pengemis, Pengamen dan

Pemulung

5) Bidang Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial

a) Seksi Jaminan Kesejahteraan Sosial

b) Seksi Penanganan Korban Bencana

6) Bidang Bimbingan Organisasi

.............. .
45

a) Seksi Bimbingan Sumbangan Sosial

b) Seksi Bimbingan OrganisasiSosial Anak Terlantar

c) Seksi Pelestrian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan

7) Unit Pelaksana Teknis Dinas

Unit Pelaksana Teknis Dinas ini sebagai unsur pelaksana operasional

Dinas pada Dinas Sosial Kota Makassar.

A. Peranan Dinas Dalam Meningkatkan Kualitas SDM Anak Jalanan diKota

Makassar

1. Mengkordinasi

a. Merumuskan Kebijakan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan kepala seksi, di dapatkan

informasi bahwa Dinas sosial Kota Makassarmengeluarkan kebijakan

implementasi penanggulangan anak jalanan dalam meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) anak jalanan ,untuk mendapat perlindungan

social dan jaminan social. Kebijakan ini di keluarkan pada tahun 2008-

2013.

Upaya pemerintah kota dalam mengatasi anak jalanan di Kota

Makassar harus berhadapan dengan lingkungan masyarakat dengan

berbagai unsur penopangnya. Dukungan peraturan perundang-undangan

serta kebijakan penanggulangan maupun pemberdayaan yang dilaksanakan

oleh pemerintah kota masih harus disinergikan dengan kondisi sosial

.............. .
46

kemasyarakatan di daerah ini. Berbagai faktor yang selama ini dianggap

sebagai persoalan klasik yang memunculkan anak jalanan memerlukan

perhatian serius sehingga efektifitas dari kegiatan yang dilaksanakan oleh

pemerintah kota dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Pemberdayaan kepada anak-anak jalanan seyogyanya terus

digalakkan melalui berbagai penyelenggaraan program pendidikan luar

sekolah (misalnya : Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Usaha, bimbingan

belajar dan ujian persamaan, pendidikan watak dan agama, pelatihan

olahraga dan bermain, sinauwisata, pelatihan seni dan kreativitas,

kampanye, forum berbagi rasa, dan pelatihan taruna mandiri).

Oleh karena itu, pertolongan terhadap anak jalanan bukan sekadar

menghapus anak-anak dari jalanan. Melainkan harus bisa meningkatkan

kualitas hidup mereka atau sekurang-kurangnya melindungi mereka dari

situasi-situasi yang eksploitatif dan membahayakan.

Kebijakan dan program perlindungan sosial mencakup Penerbitan

Pembinaan dan bimbingan anak jalanan, kampanye kemudian di lanjutkan

dengan sosialisasi dan bimbingan rehabilitasi dan bimbingan rehabilitasi.

Dalam garis besar, alternatif model penanganan anak jalanan mengarah

kepada 4 jenis model, yaitu:

1) Penanganan anak jalanan yang dipusatkan di “jalan.

.............. .
47

2) Penanganan anak jalanan yang difokuskan pada pemberian bantuan

sosial sehingga dapat mencegah anak-anak agar tidak menjadi anak

jalanan.

3) Penanganan anak jalanan yang dipusatkan di lembaga (panti), baik

secara sementara maupun permanen (terutama jika anak jalanan sudah

tidak memiliki orang tua atau kerabat)..

4) Penanganan anak jalanan yang dipusatkan di sebuah komunitas.

Melibatkan program-program community development untuk

memberdayakan masyarakat.

Faktor pendukung implementasi model-model kebijakan penanggulangan

dalam aspek peningkatan kualitas SDM anak jalanan oleh Dinas Sosial Kota

Makassar, yang di dapatkan informasi dari kepala seksi melalui wawancara

babwa:.

1) Faktor pendukung utama implementasi model-model kebijakan

penanggulangan dan Peningkatan kualitas SDM anak jalanan adalah adanya

political will dari pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Walikota

Makassar sebagai kota yang bebas dari anak jalanan yang aman dan nyaman

bagi masyarakat, merupakan faktor yang sangat mendukung implementasi

model-model kebijakan penanggulangan anak jalanan di Kota Makassar.

2) Selain itu dukungan masyarakat melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial

memandang bahwa aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

.............. .
48

memandang bahwa penanganan anak jalanan harus dilakukan dengan

melibatkan institusi sekolah, rumah singgah, dan pemberdayaan keluarga

dengan memberikan modal usaha keluarga.

3) Dengan demikian disadari bahwa berbagai pihak perlu terlibat baik untuk

anak itu sendiri maupun untuk keluarganya. Terdapat beberapa yayasan

pendidikan yang berkenan untuk memberikan layanan bagi anak jalanan

untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya. Demikian juga terdapat pihak

yang berkenan membantu memberdayakan keluarga anak jalanan.

b. Perencanaan Program Pembinaan

1) Penerbitan pembinaandan bimbingan Anak Jalanan,Gelandangan,

Pengemis dan Pengamen

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala seksi dan

pendamping dalam pembinaan dan bimbingan anak jalanan, di

dapatkan informasi bahwa Dinas Sosial membina anak jalanan di

sesuaikan dengan peraturan daerah No.2 Tahun 2008 tentang

pembinaan anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen.

Kegiatan tersebut di adakan sebanyak 8(delapan) kali dalam setahun,

setiap kali kegiatan di laksanakan selama 9 (Sembilan) hari.

Menurut Peraturan Daerah No.2 Tahun 2008 pasal 1

menyebutkan bahwa pembinaan yang di lakukan adalah kegiatan yang

di laksanakan secara terencana dan terorgnisir untuk mencegah

.............. .
49

timbulnya anak jalanan, gelandangan, pengemis dan pengamen di

jalanan melalui pemantauan, pendataan, yang di lakukan untuk

meningkatkan taraf hidup anak jalanan.

Sesuai dengan pernyataan dari Kepala Seksi dan staf Seksi

Rehabilitasi Sosial bahwasanya Dinas Sosial Kota Makassar

melaksanakan pembinaan berdasarkan perda No.2 tahun 2008 dan hal

tersebut juga mendasari bagaimana nantinya program-program

pembinaan anak jalanan di laksanakan untuk meningkatkan kualitas

SDM anak jalanan.

Implementasi model pendekatan ini diarahkan pada tujuan

pembinaan anak tentang hak-hak anak sebagaimana dinyatakan dalam

Undang-Undang No.4 Tahun 1979 Tentang Kesejahtreraan Anak

bab.2 pasal 2 poin 1 yaitu “hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan

dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarga maupun

di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar

sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM anak jalanan”.

Sesuai dengan tujuan dari pembinaan anak jalanan yang telah

di jelaskan Perda pada No.2 Tahun 2008 bahwasanya anak jalanan

yang ada di Kota Makassar Harus di berikan pembinaan yang

terencana dan terorganisir agar jumlah mereka dari Tahun ke Tahun

semakin surut.

.............. .
50

2) Kampanye yang di lanjutkan dengan kegiatan sosialisasi

Dinas Sosial Kota Makassar menggelar kegiatan kampanye dan

sosialisasi tentang keberadaan peraturan Derah No.2 tahun 2008,

sebagai pemberi informasi tentang larangan kepada masyarakat pada

umumnya untuk tidak membiasakan member uang di jalan. Kegiatan

kampanye ini di lakukan dengan cara membagikan brosur kepada

pengguna jalan.

Selanjutnya kegiatan sosialisasi ini di laksanakan dengan cara

mendatangi rumah orang tua anak yang turun di jalan. Pernyataan

tersebut di perkuat dari hasil wawancara yang di diperoleh dari

pernyataan orang tua anak jalanan yang ada di depan kantor Dinas

Sosial yang sedang mengantar anak mereka untuk mengikuti

bimbingan dan pembinaan.

Berdasarkan dari hasil wawancara kepala seksi Rehabilitasi

beliau mengatakan “tujuan di adakannya sosialisasi kepada orang tua

anak jalanan, agar mereka tidak menyuruh anaknya untuk turun di

jalan.

3) Pembinaan Rehabilitas

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan staf Rehabilitasi

Sosial, di peroleh informasi bahwa “tujuan dari pembinaan rehabilitasi

adalah agar anak jalanan ini tidak lagi turun di jalan karna telah di bina

.............. .
51

dip anti rehabilitasi, di sana mereka akan mendapatkan bimbingan dan

pelatihan keterampilan”. Panti pembinaan rehabilitasi social berada di

maros, dengan pembinaan keterampilan yang ada yakni:

a) Perlindungan fisik melalui kegiatan olahraga

b) Perlindungan psikis melalui pembinaan mental, spiritual,

bimbingan hokum dan permainan adaptasi sosial

c) Pelayanan pendidikan

d) Keterampilan menjahit, keterampilan tata rias rambut bagi anak

jalanan perempuan

e) Keterampilan perbengkelan, keterampilan service HP dan

keterampilan elektronik bagi orang anak jalanan laki-laki.

Kegiatan ini mulai di laksanakan pada akhir tahun 2007,

pelaksanaan kegiataan ini dilakukan dua kali dalam setahun.

Dari hasil wawancara Anak jalanan, di dapatkan informasi bahwa,

dengan adanya pembinaan bimbingan dan keterampilan, maka anak jalanan

tidak akan turun di jalan lagi tetapi di sisi lain orang tua yang masih

membudayakan bahwa anak adalah pencari nafkah, akan tetap turun di jalan

untuk menjadi anak jalanan.

Hasil wawancara yang di peroleh dari orang tua anak jalanan

mengenai adanya bimbingan pembinaan keterampilan, di dapatkan informasi

bahwa ada komentar orang tua yang mengatakan bahwa ketika anak kami di

.............. .
52

beri keterampilan maka anak mereka tidak akan turun di jalan lagi. Dan yang

di butuhkan orang tua anak jalanan adalah bantuan fasilitas, untuk usaha jual-

jualan maka dan sembako, dinas social memberikan sumbangsi terhadap

orang tua dengan harapan anak mereka tidak turun di jalan lagi, dan semoga

akhir tahun 2014 hingga tahun berikutnya jumlah anak jalanan akan surut dan

semakin berkurang.

.............. .
53

C. Capaian Program

Tabel 1. Jumlah anak Jalanan Menurut Kecamatan di Kota Makassar

Tahun 2013:

GELANDANGAN ANAK
KODE WIL KECAMATAN
, PENGEMIS JALANAN
(1) (2) (3) (4)

010 MARISO 27 162


020 MAMAJANG 13 126
030 TAMALATE 23 55
031 RAPPOCINI 17 74
040 MAKASSAR 32 147
050 UJUNG PANDANG 12 32
060 WAJO 11 45
070 BONTOALA 19 77
080 UJUNG TANAH 13 71
090 TALLO 26 32
100 PANAKKUKANG 42 133
101 MANGGALA 14 28
110 BIRINGKANAYA 13 27
111 TAMALANREA 43 34

JUMLAH 305 1.043

TAHUN 2013 305 1.043


2012 269 990
2011 204 918
2010 186 901
2009 144 870
2008 340 869
2007 280 1.407

Sumber: Dinas Soaial Kota Makassar

.............. .
54

Berdasarkan Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa jumlah anak

jalanan dari tahun ke tahun mengalami pasang surut. Mulai dari data Tahun

2007 berjumlah 1.407 ,anak mengalami penurunan pada Tahun 2008, dan

mengalami kenaikan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

Perbedaan jumlah pada setiap Kecamatan mebunjukkan bahwa daerah

yang banyak anak jalanan adalah daerah yang ramai atau berada di tengah-

tengah Kota Makassar, sehingga anak jalanan lebih leluasa beroperasi di

daerah/jalan tersebut.

Dari hasil wawancara pendamping bimbingan dan pembinaan anak

jalanan di dapatkan informasi bahwa pada awal penerapan bimbingan

pembinaan dan keterampilan di laksanakan, anak jalanan berkurang dan

berhasil di bimbing dan di beri keterampilan dan dapat meningkatkan

kualitas SDM atau mutu mereka. Pernyataan tersebut di perkuat oleh

kepala seksi rehabilitas dan orang tua anak jalanan, orang tua anak jalanan

menginginkan anaknya dapat memperoleh keterampilan seperti anak

jalanan yang telah berhasil di bimbing dalam pembinaan dan ketrampilan.

Dan setelah kurang lebih satu tahun program pembinaan keterampilan

berjalan,di dapatkan data banyaknya pendatang baru untuk menjadi anak

jalanan.

.............. .
55

D. Penanggulangan anak jalanan

Dari hasil wawancara kepala seksi dan staf seksi rehabilitasi, dapat di

peroleh informasi bahwa, disamping itu model institutional (lembaga) ini

melindungi anak jalanan dari kekerasan dan eksploitasi baik yang dilakukan oleh

orang tua/keluarganya sendiri maupun oleh preman jalanan.

1. Pendekatan berbasis keluarga

Di Kota Makassar model pendekatan ini dilakukan oleh Dinas sosial

Kota Makassar pada keluarga/orang tua anak jalanan. Undang-Undang No. 4

tahun l979 pasal 20 diamanatkan “orang tua adalah yang pertama-tama

berpengaruh atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara jasmani maupun

rohani”.

Untuk mewujudkan amanat undang-undang tersebut Dinas Sosial Kota

Makassar melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada keluarga/

orang tua anak jalanan, kegiatan ini dinamakan “penguatan fungsi keluarga”,

Dari hasil wawancara dari anak jalanan di dapatkan informasi bahwa mereka

turun di jalan dengan penyebab utama atas dorongan keluarga/orang tuanya.

Kalau dilihat dari nilai-nilai budaya yang ada pada mereka para anak

jalanan ini adalah anak-anak yang taat dan patuh pada orang tunya atau orang

yang lebih tua dari mereka, apapun yang diperintahkan dipatuhi termasuk

perintah untuk mencari nafkah di jalanan dengan cara mengemis, mengamen

dan menjual koran.

.............. .
56

Penekanan pada model pendekatan berbasis keluarga ini adalah

merubah pola pikir para orang tua anak jalanan, bagaimana aspirasi orang tua

terhadap anaknya, apa yang diinginkan dari anaknya.

Kegiatan pelayanan yang diberikan oleh para pekerja sosial adalah

memberikan bimbingan mental kepada orang tua anak jalanan berupa

pengajian dan ceramah agama yang berkaitan dengan peran dan tanggung

jawab orang tua terhadap anak sebagai tujuan utama model pendekatan ini.

Disamping itu diberikan bantun sembako dan modal untuk usaha ekonomi

produktif dalam rangka penguatan fungsi keluarga/orang tua agar anak

mereke tidak turun di jalan untuk mencari nafkah.

2. Pendekatan berbasis masyarakat.

Model pendekatan ini menggunakan masyarakat sebagai basis

pelayanan, sasaran pelayanan model pendekatan ini adalah anak jalanan usia

balita 0-5 tahun, anak jalanan usia sekolah 6- 15 tahun,anak jalan usia

produktif 15-20 tahun.

Dalam memberikan pelayanan kepada anak secara holistik –

komprehensif setidaknya terdapat tujuh strategi pelayanan yaitu :

a. Strategi ini menempatkan anak sebagai basis penerima pelayanan.

b. Anak yang mengalami masalah ditempatkan dalam lembaga/panti.

c. Keluarga dijadikan sasaran dan medium utama pelayanan.

.............. .
57

d. Strategi yang menggunakan masyarakat sebagai pusat penanganan,

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat

agar ikut aktif dalam penanganan masalah anak

e. Pelayanan yang diberikan di lokasi anak mengalami masalah. Strategi ini

biasanya diterapkan pada anak jalanan, anak yang bekerja di jalan dan

pekerja anak.

f. Strategi ini disebut juga strategi semi panti yang lebih terbuka dan tidak

kaku. Strategi ini berbentuk rumah singgah, rumah terbuka untuk berbagai

aktifitas, rumah belajar, rumah persinggahan anak dengan keluarganya,

rumah keluarga pengganti, atau tempat anak yang mengembangkan sub

kultur tertentu.

g. Palayanan dalam strategi ini bersifat makro dan tidak langsung Pekerja

sosial merupakan salah satu profesi dibidang kemanusiaan, yang bertugas

untuk menolong manusia yang mengalami permasalahan dalam dirinya

sehingga tidak dapat berfungsi sosial/social disfungtion pada lingkungan

dimana manusia itu tinggal. dalam melakukan pertolongan kepada

manusia. Pekerja sosial anak yaitu, pekerja sosial yang bekerja dengan

anak dalam hal membantu mengatasi permasalahan yang ada dalam

lingkungan anak.

.............. .
58

3. Pendekatan berbasis rumah semi panti sosial

Model pendekatan ini digunakan oleh Rumah Perlindungan Sosial Anak

Baruga Sayang Anak II Makassar milik Yayasan Anak Mandiri Makassar

yang membina 500 anak usia sekolah melalui program “ back to school ”

yaitu:

a. Menyekolahkan 200 anak yang belum bersekolah dan putus sekolah pada

beberapa SD maupun SMP di Kota Makassar.

b. Membina 100 anak usia produktif melalui program “ live skill” yaitu

memberikan pelatihan keterampilan menjahit, tata rias, perbengkelan dan

service HP pada lembaga-lembaga kursus.

c. Untuk 600 keluarga/orang tua anak jalanan melalui program

“pemberdayaan keluarga” yaitu diberikan bantuan sembako dan modal

usaha produktif.

Rumah Perlindungan Sosial Anak Kota Makassar adalah rumah

persinggahan anak jalanan dan kelurga/orang tuanya untuk berkonsultasi

dengan para pekerja social mengenai perkembangan pendidikan di sekolah

maupun lembaga kursus dan para keluarga/orang tuanya mengemukakan

permasalahannya baik tentang anaknya maupun usahanya. Rumah semi panti

in juga dijadikan tempat bertemunya anak-anak jalanan sekaligus mencegah

mereka untuk tidak turun ke jalan lagi.

.............. .
59

B. Fungsi dan Peran Pekerja Sosial Anak

Fungsi-fungsi dasar pekerjaan sosial erat kaitannya dengan keberfungsian

sosial dari orang yang ditolong, dalam hal ini adalah keberfungsian anak yang

berusia belum 18 tahun termasuk anak yang masih ada dalam kandungan sesuai

dengan batasan pengertiannya. Keberfungsian sosial anak menyangkut aktivitas

mereka sehari-hari, khususnya aktivitas dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan,

aktivitas dalam menjalankan peranan dan aktivitas dalam berusaha mengatasi

permasalahan yang mereka alami dalam kehidupan. Pertolongan yang diberikan

kepada anak jalanan ditujukan untuk membantu terhadap permasalahan yang

dialami anak tersebut serta meningkatkan kemampuan anak dan keluarganya

untuk memenuhi kebutuhan baik jasmani, rohani maupun sosial yang dapat

mempengaruhi anak dalam melaksanakan peranan sosialnya.

Pekerja sosial dalam program kesejahteraan sosial anak di bagi menjadi 5

(lima) kluster (www.pksa-kemensos.com, Rabu 23/02/11 ), yaitu :

1. Pekerja sosial pendamping Anak yang Berhadapan Dengan Hukum (ABH)

Pekerja sosial pendamping ABH membantu klien menangani tekanan

situasional dan transisional, Strategi-strategi khusus untuk mencapai tujuan

tersebut meliputi: pemberian harapan, dan pengaturan perasaan-perasaan,

pengidentifikasian dan pendorongan kekuatan-kekuatan personal, pemilahan

masalah menjadi beberapa bagian sehingga lebih mudah dipecahkan.

.............. .
60

2. Pekerja sosial pendamping Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus

(AMPK)

Pekerja sosial pendamping AMPK bertugas memberikan pelayanan

dan dukungan terhadap akses rehabilitatif dan reintegrasi bagi anak yang

membutuhkannya, melindungi anak dalam melaksanakan tugas-tugasnya

kembali sebagai anak baik di rumah, sekolah maupun situasi kehidupan

sosialnya. Memulihkan kondisi fisik, mental akibat tekanan yang dialami

anak, mengembangkan relasi sosial untuk anak dengan orang-orang yang ada

disekitarnya dan mewujudkan situasi lingkungan yang mendukung

keberfungsian sosial anak serta mencegah terulangnya tindak kekerasan,

perlakuan salah dan eksploitasi anak.

3. Pekerja sosial pendamping Anak yang Mengalami Kecacatan (AMK)

Yaitu menolong klien dengan cara menyediakan atau memberikan

kesempatan dan fasilitas yang diperlukan untuk mengatasi kebutuhan-

kebutuhannya dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya

4. Pekerja sosial pendamping anak Jalanan dan Terlantar (AT-AJ)

Pekerja sosial pendamping AT-AJ berperan dalam melindungi dan

memberdayakan anak jalanan dan anak terlantar. Melindungi anak jalanan dan

anak terlantar dengan cara berpartisipasi aktif dalam meningkatkan peran

lembaga-lembaga sosial dan lembaga-lembaga pemerintah untuk memberikan

perlindungan terhadap anak jalanan dan anak terlantar. Sedangkan dalam hal

.............. .
61

memberdayakan ialah meningkatkan kemampuan skill anak jalanan dalam

bidang tertentu, dengan tujuan para anak jalanan tersebut dapat mandiri secara

ekonomi.

5. Pekerja sosial pendamping Anak Balita (AB)

Peran Pekerja sosial sebagai pendamping AB adalah memberikan

pelayanan yang diperlukan untuk mengatasi berbagai permasalahan balita.

Misalnya memfasilitasi adanya yayasan TPA (Tempat Penitipan Anak), serta

arena belajar dan bermain anak terhadap masyarakat miskin agar anak-anak

mendapatkan haknya sebagaimana anak-anak yang lain.

Pekerja sosial harus memiliki tiga pilar dalam melakukan intervensi

sosial. adapun ketiga pilar tersebut diantarannya adalah:

a. Knowladge merupakan salah satu kerangka utama dalam kegiatan

intervensi sosial. landasan ilmu pengetahuan menjadi salah satu syarat

seorang pekerja sosial dalam menolong manusia, agar jenis pertolongan

yang digunakan tepat dengan sasaran. kajian teori-teori tentang perilaku

manusia (behaviour), Psikologi, Sosilogi terapan adalah salah satu syarat

knowladge pekerja sosial. pemahaman pekerja sosial terhadap metode dan

konsep-konsep pendekatan di teori harus dapat di mengerti. knowladge

adalah pembeda antara profesi dibidang kemanusiaan seperti

relawan/volunter dan lainnya, sedangkan pekerja sosial dalam melakukan

.............. .
62

sistem pertolongan kepada manusia harus dilandasi oleh ilmu penetahuan

sebagai basis ilmiah dan profesionalitas sebuah profesi.

b. Skill merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pekerja

sosial dalam melakukan sistem pertolongan kepada manusia. kemampuan

yang harus dimiliki diatarannya adalah bagaimana cara pekerja sosial

dalam menerapkan metode intervensi pada berbagai jenis permasalahan

manusia, seperti cara menerapkan intervensi pada anak-anak yang

mengalami keterlantaran (child abuse), metode yang digunakan pun

berbeda dalam menangani anak penngguna narkoba meskipun obyeknya

sama-sama anak. biasannya pada anak-anak yang menagalami

keterlantaran dilakukan melalui pendekatan play therapy dalam

membangun mental dan psikologisnya karena tekanan sedangkan pada

anak pengguna narkoba biasannya dilakukan dengan terapeutic

community .Hal ini yang perlu di perhatikan bagaimana kemampuan

pekerja sosial menerapkan metode pada permasalahan manusia yang

mengalai perbedaan karakter, watak, dan latar belakang.

c. Values merupakan nilai dan etika seorang pekerja sosial dalam melakukan

intervensi pada manusia. nilai-nilai tersebut muncul berdasarkan kode etik

pekerja sosial seperti halnya; humanis, demokrasi, dan menghargai HAM.

nilai itu akan membatasi bagaimana seorang pekerja sosial melakukan

intervensi sosial pada klien sehingga seorang pekerja sosial tidak

.............. .
63

mengangap dirinya seperti superhero yang sok tahu dan berkuasa atas

keselamatan hidup klien. kade etik inilah yang menjadi batasan intervensi

tersebut.

Tingkat dan bentuk intervensi Pendamping berhubungan dengan kapasitas

organisasional dari kelompok anak yang dikembangkan.

Dari hasil wawancara staf seksi rehabilitasi, Peranan pekerja sosial dalam

mengembangkan program penanganan anak jalanan dapat dilihat dari berbagai

segi. Kunci untuk mencapai efektifitas terletak pada kemampuan pendamping

masyarakat untuk menganalisis dan menetapkan prioritas kebutuhan serta

mencapai beberapa keseimbangan dalam melakukan tugas secara simultan.

Fungsi utama yang mencerminkan kegiatan pokok dalam rangka mencapai

tujuan pendampingan masyarakat adalah :

1. Pengumpulan fakta: mengupayakan diperolehnya landasan kenyataan (fakta)

yang memadahi untuk perencanaan dan kegiatan yang baik.

2. Pengembangan Program: yaitu merintis, mengembangkan, menyempurnakan

dan mengakhiri program-program dan pelayanan-pelayanan.

3. Standar (pembakuan) : yaitu menentukan, memelihara dan meningkatkan

standar serta meningkatkan keefektifan, efisiensi dan keharmonisan

pelaksanaan kegiatan kelompok-kelompok, organisasi-organisasi

masyarakat, bagian-bagian dari masyarakat dan satuan-satuan penduduk

lainnya.

.............. .
64

4. Kooperasi dan koordinasi: yaitu meningkatkan dan memperlancar saling

hubungan dan meningkatkan kerjasama dan koordinasi upaya-upaya antar

perseorangan-perseorangan, kelompok-kelompok serta organisasi-organisasi.

5. Pendidikan : yaitu melaksanakan pendidikan (pendidikan orang dewasa,

pendidikan tentang kesejahteraan keluarga, pelatihan ketrampilan, pelatihan

administrasi praktis dan sebagainya) untuk kepentingan pencapaian tujuan

bimbingan sosial, dan untuk tujuan meningkatkan serta mengembangkan

potensi anak jalanan dalam hal kualitas (mutu) kesadaran pada diri sendiri,

kemampuan mengatasi masalah, kemampuan mengatur dan mengendalikan

diri sendiri, kemampuan bekerjasama dan kepemimpinan.

6. Hubungan masyarakat: yaitu mengembangkan pemahaman yang lebih baik

dari anak jalanan secara keseluruhan tentang kebutuhan-kebutuhan, sumber-

sumber, tujuan-tujuan yang akan dicapai, pelayanan-pelayanan, metode-

metode yang digunakan dan standar (ukuran-ukuran) yang seharusnya.

7. Peningkatan: yaitu meningkatkan dan mengupayakan agar tujuan-tujuan

khusus yang akan dicapai atau usulan-usulan program pemecahan masalah

disepakati secara resmi atau diinginkan/disenangi oleh anak jalanan.

8. Partisipasi: mengerahkan dan memelihara keikutsertaan secara aktif dari

perseorangan-perseorangan atau kelompok-kelompok dalam berbagai

kegiatan dan organisasi-organisasi yang berkaitan dengan anak.

.............. .
65

9. Pemberian dukungan: yaitu mengembangkan dan mengupayakan

kelangsungan dukungan keuangan secara memasahi dari organisasi-

organisasi dan orang-orang yang terlibat terkait dengan upaya-upaya

kesejahteraan sosial.

10. Organisasi massa : yaitu mengembangkan dan mengupayakan kelangsungan

kerja organisasi massa agar bertindak secara efektif dalam kaitannya dengan

usaha-usaha menumbuhkan kemandirian, usaha-usaha untuk mencapai

tujuan-tujuan kegiatan sosial dan usaha-usaha untuk meningkatkan atau

menyempurnakan saling hubungan antar organisasi atau kelompok.

Tujuan akhir dari program pendampingan Pembinaan terhadap anak

adalah untuk membantu mereka agar mampu membuat keputusan sendiri. Kunci

agar pelayanan berjalan efektif terletak pada kemampuan Pekerja Sosial untuk

menganalisis dan menetapkan prioritas kebutuhan serta mencapai beberapa

keseimbangan dalam melakukan tugas secara berkesinambungan. Dan membantu

dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anak jalanan.

C. Kendala Yang diHadapi Dalam Meningkatkan SDM anak Jalanan diKota

Makassar

Adapun faktor penghambat atau kendala-kendala yang dihadapi Dinas

Sosial dalam meningkatkan kualitas SDM anak jalanan doKota Makassar yaitu:

a. Kurangnya tenaga sosial

b. Kurangnya koordinasi antara instansi terkait yang menangani anak jalanan

.............. .
66

c. masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menghilangkan budaya char

ity dalam menanggulangi anak jalanan di Kota Makassar.

d. Selain itu, dirasakan belum didapatkan model dan pendekatan yang tepat dan

efektif, sehingga terkesan penanganan anak jalanan masih bersifat charitatif

saja.

e. Arah pengentasan berbasis hak hidup, hak tumbuh kembang, hak

mendapatkan perlindungan dan hak berpartisipasi belum tampak.

f. Demikian juga, gagasan untuk menetapkan Kota Makassar sebagai Kota

Layak Anak masih dalam wacana.

Namun endala tersebut dapat di minimalisir melalui program-program

yang telah diprogramkan oleh Dinas Sosial Kota Makassar, dalam meningkatkan

Kualitas SDM anak jalanan.

.............. .
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa:

1. Peranan Dinas Sosial dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia

(SDM) anak jalanan sangat tinggi dan itu di lihat dari capaian program yang

di bina menjadi anak yang terampil dan mampu mengurangi jumlah anak

jalanan di Kota Makassar.

2. Kendala Dinas Sosial dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) anak jalanan yakni banyaknya pendatang baru dari luar Makassar

menjadi anak jalanan di Kota Mnakassar.

B. SARAN

1. Diharapkan Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Dinas Sosial Kota

Makassar lebih memperhatikan perencanaan program serta penajaman

program sehingga ketika di berikan program pmbinaan maka akan sesuai

dengan kebutuhan mereka.

2. Diharapkan Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Sosial Kota Makassar dapat

meminimalisir kendala yang ada dan lebih mengkaji secara khusus mengenai

anak jalanan walaupun hal tersebut membutuhkan jangka waktu yang lama.

67
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Anisatun. 2007. Peningkatan Kesjahteraan Sosial Anak Jalanan.


Jakarta: Skripsi Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga
Hasmaniati. 2014. Model Pembinaan Anak Jalanan di Kota Makassar. Makassar:
Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan UNM Makassar
Kementerian Sosial RI, 2011. Panduan Praktis Pendampingan dalam Rehabilitasi
Sosial Gelandangan dan Pengemis. Jakarta

MA. SH. Soedjito S, Prof. 1987. Aspek Sosial Budaya dalam Pembangunan
Pedesaan. Yogyakarta: PT. Tirta Wacana

Moleong, J.Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya
Muhammad, Abdussalam Subhi. 2009. Langkah Mudah Gali Potensi si Buah
Hati. Solo: Pustaka Iltizam
Rukminto, Isbandi Adi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sayogyo, Pudjawati. 1985. Peranan dalam perkembangan Masyarakat. Jakarta:
CV. Rajawali
Soerjono, soekamto.1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi ke-2. Jakarta:
Rajawali Pers
Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Sosiologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sumantri, Iwan. 2004. Kepingan Mezaik Sejarah Budaya Sulawesi Selatan.
Penerbit: Ininnawa

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta


Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikoligi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Tukijan, Eddy. 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

UU RI No.3. 1997. Peradilan Anak. Jakarta: Sinar Grafika


http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/224/jiptummpp-gdl-s1-2007-ariffriant-11164
1.+PENDA-N.pdf
RIWAYAT HIDUP

Jumriani, dilahirkan di Bontorappo pada tanggal 19 Juli 1992,

dari pasangan suami – istri Baharuddin dan Rohani. Penulis

merupakan anak pertama dari Enam bersaudara. Agama yang

dianut adalah agama islam.

Penulis memasuki jenjang pendidikan pada SD Negeri

No.8 Bontorappo tahun 1998 dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun yang sama

yakni 2004 penulis melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di MTS

Sarappo Kemudian Pindah ke SLTP Negeri 1 Arungkeke dan tamat pada tahun 2007.

Dan pada tahun 2007 melanjutkan ke Sekolah Madrasyah MAN Binamu Jeneponto

(Aliyah Romanga) di Kec.Binamu, Kab. Jeneponto dan tamat pada tahun 2010. Dan

pada tahun yang sama 2010 penulis mendaftarkan diri disalah satu Perguruan Tinggi

Swasta ( PTS ) yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar dan diterima pada

Jurusan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Pada tahun 2014 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan pada program

Strata Satu pada program Studi Sosiologi dengan skripsi yang berjudul “ Peranan

Dinas Sosial Kota Makassar dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) Anak Jalanan di Kota Makassar”.

Anda mungkin juga menyukai