SKRIPSI
Oleh:
ST. HARDIANTI. T
10541 0792 14
i
ABSTRAK
Rupa Tiga Dimensi di Kota Makassar. Program Studi Pendidikan Seni Rupa S1.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Terima Kasih juga kepada Sahabat- sahabatku Ayu, Sinar, Ego, Fatul, Ardi,
Kak Rep,Kak Amin, Kak Mail , dan teman-teman seperjuangan Pterodactyl
2014, maaf semuanya yang tidak sempat disebutkan namanya. Terima
kasih telah ikhlas menemani, memotivasi dan mendoakan serta memberi
dukungan moralnya. Tak lupa pula kepada para dosen dan terkuhus kepada
dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi arahan sehingga
dapat mewujudkan harapan dalam menggapai gelar sarjana.
v
PRAKATA
Kota Makassar” Shalawat dan salam tidak lupa dikirimkan kepada Nabi Besar
Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperolah gelar sarjana
pada program Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan berbagai pihak, skipsi ini
tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada kedua orangtua Ayahhanda Muh.Tahir Tampa, Ibunda Yuliana Tefu, dan
membiayai penulis selama pencarian ilmu. Serta seluruh keluarga yang senantiasa
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan uluran tangan
berbagai pihak. Untuk itu penulis yaitu bersyukur dan mengucapkan terima kasih
kepada:
Makassar.
vi
2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., P.hd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan
dapat memberi sepercik kenangan yang berarti, dan bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah SWT memberikan pettunjuk kepada kita semua sebagai hamba-
Nya.
Makassar 2020
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ................................................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................................. iv
MOTO ..................................................................................................................... v
PRAKATA .............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI........................................................................................................... ix
C. Tujuan Penelitian..............................................................................5
D. Manfaat Penelitian............................................................................5
E. Estimasi Penulisan............................................................................6
viii
C. Defenisi Operasional Variabel .........................................................34
B. Pembahasa .......................................................................................... 57
A. Kesimpulan ........................................................................................ 74
B. Saran ................................................................................................... 75
LAMPIRAN ............................................................................................... 78
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
2. Format Wawancara……..…….…….…….…….…….…….…. 80
3. Dokumentasi……..…….…….…….…….…….…….…………. 82
4. Persuratan 51
x
Daftar Gambar
Gambar Halaman
11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia, serta antara
Sejarah yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari unsur seni rupa
yang mendukung proses dalam kehidupan manusia, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan seni rupa mulai sejak zaman purbakala hingga era modern, seni
rupa dapat dikatakan sebagai sejarah yang tua dalam batas-batas tertentu,
karena itu seni rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Dapat
dilihat dari karya-karya yang ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti yang
terlihat dihampir semua gua yang ada di Indonesia, memiliki ornamen, atau
bahwa seni rupa ada sejak dulu hingga sekarang. Inilah yang harus di jaga dan
dipertahankan di era modern seperti sekarang ini. Saat ini seni rupa telah
Disamping itu, seni rupa juga telah menjadi indikator kebugaran intelektual
seseorang dalam hal ini banyak yang menganggap bahwa kualitas seni
budaya di daerahnya, hal ini kurang lebih disebabkan oleh pengaruh budaya
asing terutama budaya Barat yang tanpa kita sadari didukung dengan
Indonesia lebih tertarik pada budaya luar karena rasa penasarannya yang
cukup tinggi, pengaruh ini dapat kita lihat pada perilaku dan gaya hidup
Pendidikan Nasional: 2008: 1561). Hal ini sangatlah berdampak negatif pada
Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia patut mengapresiasi
nenek moyang kita yang sampai sekarang ini masih dilestarikan dan patut kita
dikenal merupakan salah satu negara yang memiliki monuman yang memiliki
yang paling terkenal di Indonesia yaitu monumen Nasional atau biasa dikenal
dengan sebutan Monas (Monumen Nasional) yang terletak di Kota Jakarta dan
tepatnya di Jl. Jendral Sudirman. Keaslian suatu bangunan yang masih kental
dengan nuansa seni rupa, patut kita ketahui lebih mendalam, dijaga dan
tiga dan segi enam memiliki bentuk dan fungsi. Bentuk dan fungsi tersebut
merupakan suatu yang dapat mewakili atau menyatakan sesuatu yang dapat
merangsang cara pandang dan pola fikir yang lebih luas dalam diri
Monumen Mandala, inilah yang menarik untuk diteiliti. Karena sangat penting
4
B. Rumusan Masalah
merumuskan masalah yang akan diteliti dengan jelas dan sistematis agar
tujuan dapat tercapai sesuai yang diharapkan, maka dapat dirumuskan dengan
2. Bagaimana bentuk dan fungsi Monumen Mandala sebagai karya seni rupa
C. Tujuan Penulisan
memperoleh data dan informasi yang aktual dan benar diantaranya sebagai
berikut:
D. Manfaat penulisan
apresiasi kita terhadap eksistensi Monumen Mandala sebagai karya seni rupa
Monumen Mandala di masa depan dapat lebih baik dan lebih berkembang.
program studi pendidikan seni rupa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
E. Sistemata Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
A. Kajian Pustaka
B. Kerangka Pikir
D. Subjek
G. Instrumen
H. Jadwal Penulisan
A. Hasil Penulisan
B. Pembahasan
7
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
A. Kajian Pustaka
penulisan secara teoritis,dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoritis
yang dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai
literature yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.
masyarakat Gowa.
leluhur tempo dulu. Jenis penulisan ini bersifat kualitatif. Oleh karena
Eropa. Mulai dibangun pada tahun 1927 yang dirancang oleh seorang
asli Bima dan Belanda tersebut diselesaikan dengan tempo tiga tahun,
dari anggaran belanja kesultanan dan uang pribadi sultan. Asi Mbojo
bahwa orang yang baik itu adalah yang berasal dari keturunan yang
baik, harus mempunyai istri yang berbudi mulia, rumah kuat dan
indah, senjata pusaka yang sakti dan kuda tunggang yang lincah.
Perbedaan antara kedua penulisan yang di atas dengan penulisan kali ini
perbedaan yakni terletak pada objek yang diteliti dan ada beberapa perbedaan
11
pada tujuan yang ingin dicapai yaitu objek berupa tugu perbatasan Gowa-
terletak pada objek dan sedikit perbedaan pada tujuan penelitian. Objek yang
diteliti yakni Istana Bima (Asi Mbojo) di Jabupaten Bima Nusa Tenggara
Mbojo serta mendeskripsikan struktur Rumah Asi Mbojo menurut filosofi para
Adapun yang akan dilakukani oleh penulis yaitu pada objek Monumen
terkait dengan bentuk dan fungsi Monumen Mandala sebagai karya seni rupa
terletak pada fungsi bangunan, jenis dan pendekatan yang digunakan yaitu
pada objek secara utuh, dengan melibatkan manusia sebagai alat pengumpul
data secara induktif. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
2. Eksistensi
suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai
dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya
keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksitensi tidak bersifat
kaku dan berhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau sebaliknya kemunduran tergantung pada
kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya (Abidin
2007:16).
adalah “suatu keputusan yang berani diambil oleh manusia untuk menentukan
hidupnya, dan menerima konsekuensi yang telah manusia ambil. Jika manusia
sebenarnya”.
dari segala yang ada. Karena memang sudah ada. Tak pernah ada persoalan.
13
Tetapi bagaimana sesuatu ada berada dan untuk apa berada, Maksum (2008:
364). Konsep ada dalam dunia juga diperkenalkan oleh Heidegger untuk
(2019:364).
dalam artian; jika persoalan ini dihubungkan dengan manusia dan dicari
hanya berlaku bagi benda-benda, yang bukan manusia, jika di pandang pada
dirinya sendiri, terpisah dari yang lain, hanya berdiri sendiri, Hadiwijiono
(1980:150).
konsekuensi yang telah manusia ambil. Jika manusia tidak berani untuk
a. Fungsi eksistensi
dua yaitu:
3. Pengertian Bentuk
2016:44) adalah
dalam mendukung karya seni ada dua macam, yang pertama adalah bentuk
Bentuk Visual ( Visual form) yaitu bentuk fisik dari sebuah karya
seni atau kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni tersebut.
Selanjutnya adalah bentuk khusus (special form), yaitu bentuk
yang tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara nilai-
nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisik terhadap
tanggapan kesadaran emosionalnya.
Ada tiga jenis bentuk menurut buku dwimatra dalam ( Faisal dan Andi
sebagainya.
seperti balok, tabung, piramid, kerucut dan bola. Jika melihat bentuk karya
abstrak kita belum tentu bisa mengenali bentuk dari benda atau makhluk
apa yang dimaksud oleh perupa. Karya abstrak merupakan hasil eksplorasi
lebih lanjut dari bentuk yang biasa kita lihat, sehingga nilai idenya lebih
tinggi. Adapununsur bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang
terdapat didalam.
bidang lurus atau datar antara lain: balok, kubus, dan limas
oleh bidang lengkung atau bengkok antara lain: bola dan parabola.
c. Yang bersisi bidang lurus dan bidang lengkung adalah silinder dan
kerucut.
17
Kata “seni” umum digunakan sebagai pedananan kata inggris yaitu art.
Akan tetapi penggunaan kata tersebut secara pasti belum ada keterangan yang
melayu, yang berarti “kecil”. Saat itu untuk membedakan bahasa melayu
tinggi dan bahasa melayu rendah pada zaman kolonial. Menurut Jacob
Sumardjo (dalam Ashari 2016: 29) dalam sebuah majalah “pujangga biru”
tertanggal 10 april 1935, dalam sebuah esai tulisan R.D, yakin “pergerakan 80,
telah dipakai kata seni dalam pengertian yang seperti yang sekarang kita
yang kita kenal sebelumnya, dan kini kita kenal lewat karya seorang seniman.
Seni dan ilmu seni adalah dua konstruk yang harus diebedakan
Tidak ada yang dapat memastikan kapan seni mulai dikenal manusia.
bahwa:
Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena karena
keindahan bentuknya orang senang melihat atau mendengarnya.
Namun tidak semua keindahan (estetika) itu selalu bernilai seni
(artistik), karena kenyataannya tidak semua yang indah itu bernilai
seni. Banyak keindahan-keindahan yang tidak termasuk dalam
karya seni.
Dalam buku Mari belajar seni rupa (Margono dan Abdul Aziz,
2010:4) menguraikan seni rupa yang ditinjau dari segi fungsi dibagi
Hal yang sama juga ditegaskan dalam buku kritik seni, Ashari (2016:40)
bahwa sebuah karya seni, khususnya seni rupa membutuhkan nilai, baik dari
sisi intensi maupun konteksnya. Untuk itu secara teoritis dibagi menjadi dua
yaitu:
5. Tiga Dimensi
dasar tiga dimensi seperti kubus dapat dipandang dari tiga arah atau terkenal
dengan nama The There Basic Views yaitu Pandangan atas (a plane views),
Ada beberapa penyususnan tiga dimensi dalam bidang menurut Faisal dan
1. Penjajaran = spatialtension
4. Tumpukan = overlapping
5. Kait = interlocking
6. Bertusukan = interpenetration
“Yang dimaksud bidang dalam hal ini adalah ia memiliki panjang dan
Ia mempertegas batas luar sebuah isi atau volume” (Faisal dan Andi Baetal
Mukaddas, 2013:59).
(trimatra), merupakan bentuk seni rupa yang dapat dilihat dari segala arah dan
kubus (balok). Misalnya, meja, kursi, lemari, bak sampah, kotak pensil,
6. Pengertian Karya
hasil perbuatan, ciptaan (terutama hasil karangan). Hasil ciptaan yang bukan
Karya seni adalah sarana kehidupan estetik, maka dengan karya seni,
kemampuan dan pengalaman estetik menjadi bertambah kental dan
menjadi milik bersama sebagian dari nafas dan jiwa masyarakat.
Demikian juga tiap karya seni menjadi pangkal eksperimen baru yang
menyebabkan ungkapan seni dari kehidupan ketaraf semakin tinggi.
Jelas bahwa suatu konsep yang lengkap tentang kesenian yang harus
meliputi keawetan dan komunikasi ungkapan.
fisik. Makna „karya seni‟ dapat dipakai secara berbeda, namun berujuk pada
a. karya seni sebagai objek seperti batu, patung, lukisan, sastra, musik dan
sebagainya.
Untuk karya seni rupa, pada khususnya adalah sebuah artefak, teks dan
membenda, maka karya seni rupa yang diciptakan mulai dari masa lampau
hingga saaat ini jumlahnya sangat banyak dan masih dapat kita nikmati.
karya seni rupa lahir dari seorang seniman yang kreatif dan cerdas. Seniman
23
7. Pengertian Fungsi
Adapun menurut para ahli, definisi fungsi yaitu menurut The Liang Gien
Nining Haslinda Zainal (2008:22), yaitu fungsi adalah sebagai suatu aspek
seni dan beberapa pemikiran seni Feldmand, dituangkan dalam bentuk karya
tulisnya seperti: Varieties of visual experience, thingking about art, the artist,
dan compotition art yang banyak di ikuti oleh pemikir seni untuk menjabarkan
bukunya yang berjudul Art as Image and Media. Konsepsi yang menjadi
24
pokok permasalahan dalam buku tersebut adalah menyangkut tiga fungsi seni,
yaitu: (1) Fungsi personal (Personal Function of art), (2) Fungsi social (The
Social Function of Art) dan (3) fungsi Fisik (the physical Function of art).
Secara teorotis ketiga konsep fungsi seni tersebut dapat menjadi acuan untuk
seni tentu akan membicarakan tentang penilaian, untuk itu perlu adanya
9. Pengertian Monumen
merupakan tempat atau bangunan yang mempunyai nilai sejarah yang penting
memiliki banyak bentuk dan cirinya tersendiri, sesuai dengan dasar filsafat
dan tujuan pendiriannya yang berfungsi sebagai tanda suatu tempat, peristiwa
b. Tujuan Monumen
c. Fungsi monumen
suatu tempat, peristiwa sejarah, atau orang yang terkait dengan tempat
monumen berada.
d. Contoh monumen
berikut:
berikut:
3). Monumen panca benua atau groundzero bali memiiki tujuan dan fungsi
sebagai berikut:
B. Kerangka Pikir
Bagian antara satu dengan yang lain dan dapat digambarkan sebagai
berikut:
31
Monumen Mandala
Sejarah Eksistensi
Hasil Penulisan
BAB III
METODE PENULISAN
1. Jenis Penulisan
yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
2. Lokasi Penulisan
1. Variabel Penulisan
Variabel (Setyosari, 2010 : 108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek
tentang bagaimana eksistensi dalam hal ini terkait bentuk dan fungsi
Kota Makassar.
2. Desain Penulisan
berikut:
Kesimpul
an
sebagai berikut:
1. Eksistensi bentuk Monumen Mandala sebagai karya seni rupa tiga dimensi
2. bentuk dan fungsi Monumen Mandala Kota Makassar dalam penulisan ini
Monemen Mandala itu sendiri, dimana bentuk yang mendukung karya seni
ada dua, yaitu bentuk visual dan bentuk khusus. Sedangkan fungsi dari
diteliti, adapun objek dari penulisan ini adalah eksistensi dalam hal ini terkait
bentuk dan fungsi yang terdapat pada Monumen Mandala Kota Makassar.
36
penulisan mengenai eksistensi Monumen Mandala sebagai karya seni rupa tiga
berikut:
1. Observasi
tingkah laku, benda atau karya yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan.
akan sangat bermanfaat untuk memperoleh data tepat, akurat, dan dapat
dipertanggung jawabkan.
lingkungan, atau situasi secara tajam dan mencatatnya secara akurat dalam
memperoleh data tentang karya seni dalam suatu kegiatan dan situasi yang
37
tingkah laku (kreasi dan apresiasi) dan berbagai perangkatnya (medium dan
teknik) pada tempat penulisan (studio galeri, ruang pamer, komunitas) dan
2. Wawancara
tentang kejadian yang oleh penulis tidak dapat diamati secara langsung, baik
karena tindakan atau peristiwa yang terjadi dimasa lampau atau karena
wawancara hanya akan berhasil jika orang atau tokoh yang diwawancarai
bersedia dan dapat menuturkan dengan kata-kata tentang cara berlaku yang
3. Dokumentasi
yaitu :
4. Teknik analisis data adalah non statistik atau analisis kualitatif karena
BAB IV
A. Hasil Penulisan
Seni Rupa Tiga Dimensi di Kota Makassar” yang diuraikan dengan analisis
deskriptif.
akan menguraikan hasil penulisan yang didapatkan dari berbagai sumber data.
dengan metode penulisan melalui riset dan analisis. di bab ini disajikan
pembahasan penulisan, mulai dari proses awal penulisan hingga proses akhir
segala daya dan upaya seluruh rakyat Indonesia bangkit melawan penjajahan. Dan
sebagai tanda bakti kepada mereka yang telah berjuang untuk Indonesia, maka
Makassar.
40
Bangunan yang megah dan menjulang tinggi ini melekat sejumlah makna
kemerdekaan bangsanya. Hal ini yang merupakan suatu pembeda antara bangunan
Monumen Mandala dengan bangunan atau monumen lainnya yang ada di Kota
Makassar.
Makassar, bahwa :
khususnya, selain itu monumen ini juga merupakan salah satu bukti perjuagan
seluas kurang lebih 1 Ha, pembangunan dimulai pada tahun 1994 yang diprakarsai
peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 11 januari 1994 oleh Soesilo
Politik dan Keamanan (Menkopolkam)) saat itu yang kemudian diresmikan oleh
Monumen Mandala menggunakan dana APBD Sulsel tahun 1994 senilai Rp75
miliar.
personal, sejarah situasi individu, kebebasan, sebagai alat atau sarana untuk
membahas tema-tema khusus dalam kehidupan manusia hal ini dijelaskan dalam
a. Pengalaman personal
dari segi struktur bentuk bangunan mulai dari eksterior hingga interior
berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 1 Ha, memiliki tinggi 75 Meter
yang terdiri dari empat lantai. Bila diperhatikan dari luar, Monumen
Mandala terdiri dari elemen bentuk yang memiliki makna dan fungsi di
merebut kembali Irian Barat. Adapun pada area interior terdapat kesatuan
dinding, tangga, lift dan yang menjadi pusat perhatian ialah banyaknya
objek penulisan yang diteliti. Yang dimaksud dalam hal ini ialah sejarah
dibawah ini.
c. Kebebasan
kehidupan manusia
eksistensi Monumen Mandala telah memenuhi aspek ini yaitu sebagai Alat
manusia yang telah kita ketahui bahwa Monumen Mandala dibuat untuk
sebuah sejarah yang menjadi sarana edukasi, rekreatif, ekonomi, social dan
budaya.
2. Bentuk dan fungsi Monumen Mandala sebagai Karya Seni Rupa Tiga
Dimensi di Kota Makassar.
kategori bentuk dalam mendukung karya seni yaitu bentuk visual (visual
47
form), dan bentuk khusus (special form). Adapun yang dimaksud dalam
1) Bentuk Visual (visual form) yaitu bentuk fisik dari sebuh karya seni
Mandala memiliki bentuk segitiga sama sisi, dan jika diperhatikan dari
perpaduan bentuk segitiga dan segi enam dan dikelilingi oleh kolam
atas, akan terlihat harde atau penangkal petir yang dibuat seakan-akan
mencapai langit.
Gambar 4.7 Monumen Mandala berbentuk segi enam jika dilihat dari
sisi atas bangunan
Sumaber: https//www.google/makassar.tribunnews.com/2019/02/17
/tribunwiki-ini-sejarah-monumen-mandala-doi-kota-makassar
48
a) Puncak
c) Badan Monumen
d) Pelataran bawah.
2) Bentuk Khusus (special form), yaitu bentuk yang tercipta karena adanya
dimaksud disini ialah karakteristik dan nilai-nilai yang sarat akan makna
yaitu hubungan antara karya dengan manusia. Contoh yang terdapat pada
a) Tiang puncak
Gambar 4.15 Bentuk Lidah Api pada bagian puncak Monumen Mandala
Sumber: https://www.flickr.com/photos
menggunakan tiga aspek yang dimiliki dalam teori fungsi dalam seni rupa,
yaitu fungsi personal, fungsi social dan fungsi fisik. Ketiga fungsi Yang
dimaksud ialah:
2) Fungsi sosial (social function) ialah seni melakukan fungsi sosial jika:
dapat dilihat dan dan digunakan dalam situasi umum, (3) ini
penghayat.
56
3) Fungsi Fisik (Physical function) yaitu Seni dalam ikatan “fungsi fisik”
lebih ditekankan pada elemen estetik atau unsur hias pada suatu objek
B. Pembahasan
lahan seluas kurang lebih 1 Ha, pembangunan dimulai pada tahun 1994 yang
Selatan, dan peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 11 januari 1994
Desember 1995 guna mengenang sejarah pembebasan Irian Barat pada tahun
Kota Makassar
a. Pengalaman personal
kebutuhan masyarakat baik dari segi fisik bangunan (interior dan eksterior)
sehingga membuat jalur apresiasi menjadi sempit dan juga hal tersebut
lantai dua serta cahaya buatan yang minim karena titik jatuh cahaya
suasana ruangan yang gelap, sesak, dan terkesan mistis. Hal tersebut
dilihat di sekitar tangga dan sekat antara diorama yang satu dan yang
kerusakan lain seperti retak dan bocor juga serangan rayap yang
dulu dan sekarang, dimana dulu Monumen Mandala merupakan land mark
kota Makassar yang sering dijadikan tempat wisata serta museum sejarah
yang mengedukasi baik itu pendidikan dalam sejarah maupun seni. Namun
sangat di akui dikota Makassar. Salah satu yang sangat terlihat ialah
c. Kebebasan
tema sejarah perjuangan dalam merebut kembali Irian Barat. Akan tetapi
yang telah dilembagakan dalam tatanan social budaya. Maka dari itu
61
kehidupan manusia.
daerah Sulawesi Selatan dalam merebut kembali Irian Barat. Hal tersebut
2. Bentuk dan fungsi Monumen Mandala sebagai Karya Seni Rupa Tiga
Dimensi di Kota Makassar.
Pada bentuk Visual atau bentuk fisik yang dapat dilihat pada skema
enam.
terdapat banyak elemen seperti tiga (3) buah pintu, dua belas
(12) Diorama, tiga (3) buah relief dan tiga (3) buah reflika
ketiga relief.
- Lantai dua terdapat dua belas (12) diorama, tiga (3) relief yang
Irian Barat.
tiga.
- Tidak jauh dari relief, terdapat beberapa anak tangga dan kolam
Rakyat),
4.15).
januari 1962).
Indonesia,
komando mandala
67
yang pastinya unsur makna yang melekat pada bentuk dan simbol yang
Mandala.
manusia, atau psikologis, keadaan tertentu. Seni adalah lebih dari simbol
seniman dan penikmat. Yang dimaksud dalam fungsi Personal ini adalah
Mempengaruhi kelompok manusia, (2) Hal yang dibuat untuk dapat dilihat
sosial dan sebagai mahluk yang mempunyai tanggung jawab atas dirinya,
berfungsi sosial, karena karya seni diciptakan untuk penghayat. Jadi dalam
hal ini yang dimaksud fungsi sosial ialah melihat dari interaksi yang
lainnya.
Funsgi fisik yaitu Seni dalam ikatan “fungsi fisik” merujuk pada
elemen estetik atau unsur hias pada suatu objek yang menjadi wadah.
Seperti halnya pada Monumen Mandala selain memiliki unsur hias pada
penulis menggunaan tiga jenis fungsi berdasarkan seni yaitu Fungsi personal
(personal function), fungsi social (social function) dan fungsi fisik (physical
Fungsi
Struktur
Elemen
Bentuk
Personal Sosial Fisik
Tiang puncak
Badan Dinding
Monumen Monumen(eksterior)
Relief bambu
runcing
Kolam
Tangga (eksterior)
Relief (eksterior)
Pelataran Pintu
bawah Diorama
Relief (interior)
Tangga (interior)
Lift
Mandala yaitu:
70
a) Fungsi personal
- Cinein
- Kolam
- Relief (interior).
karena seperti kita ketahui pada tiang puncak, cinein, relief lidah api dan
relief bambu runcing serta kolam memiliki simbol yang melekat makna
b) Fungsi sosial
- tiang puncak
- ruang pandang
- kolam
- tangga
- diorama
- lift.
tersebut dapat dilihat dan digunakan dalam situasi umum serta menjadikan
c) Fungsi Fisik
- Ruang pandang
- Kolam
- Tangga
- Pintu
- Diorama
tersebut tidak hanya menjadi wadah namun juga menekankan unsur hias
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan hasil penulisan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Mandala tidak mengalami prubahan atau tidak mengubah bentuknya pada tiap
masyarakat baik dari segi fisik serta non fisik hal tersebut dibuktikan dari
2. Monumen Mandala memiliki bentuk visual atau bentuk fisik yang hampir
mirip seperti Monumen Nasional yang berada dikota Jakarta. Namun jika
citra Monumen Mandala dan ada juga makna budaya yang merupakan ciri
khas kebudayaan disulawesi selatan khusunya dikota Makassar. Hal ini dapat
dilihat pada bentuk khusus, yakni simbol-simbol yang dapat kita saksikan dari
B. Saran
4. Kepada penulis selanjutnya agar dapat mengkaji lebih dalam dan lebih
luas lagi tentang makna yang terkandung pada betuk Monumen Mandala.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2007. Ananlisis eksistensi. Jakarta: PT. Raja Grafino Persad.
Cipta.
Bajang. 2013. Makna Kata Dan Jenis Jenis Makna Kata, (Online),
(:http://Ruangbacabajang.Blogspot.co.id, diakses Tanggal 12 Maret 2017)
.
Yrama Widya.
Margono, Tri, Edy dan Abdul Aziz. 2010. Mari Belajar Seni Rupa untuk SMP-
MTS. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasioanl.
Zainal, Nining, Haslinda. 2008. Analisis Kesesuaian Tugas Pokok Dan Fungsi
Dengan Kompetensi. Skripsi tidak diterbitkan.
http//scholar.google.com/paham.ketuhanan.modern.LoekisnoChoirilWarsito.
Surabaya:Elkaf,2002
77
78
Informan 1
Pendidikan :
Informan 2
Pendidikan : SI Psikologi
Pekerjaan : PNS
Informan 3
Pendidikan : S1
Informan 3
Pendidikan : S1
B. ITEM WAWANCARA
hingga sekarang?
Makassar pada tahun 2005, pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di
SMPN 2 Sinjai dan tamat pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan
kembali di Kota Sinjai, yaitu di SMAN 2 Sinjai Utara dan tamat pada tahun 2014.
studi pendidikan seni rupa dan tercatat sebagai angkatan 2014. Penulis juga aktif
pada periode 2015/2016 tercatat sebagai anggota Sumber Daya Mahasiswa dan
pada periode 2016/2017 resmi tercatat sebagai sekertaris Bidang Bakat dan Minat.
Berkat Rahmat, hidayah dan lindungan Allah SWT, serta iringan Do’a kedua
orang tua serta saudara juga berkat bimbingan para dosen dan dukungan dari
Kota Makassar”.