SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
FITRIANA
10533 811 515
2019
i
ii
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
FITRIANA
NIM: 10533811515
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : FITRIANA
FITRIANA
NIM: 10533811515
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Allah Maha Penyanyang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,
Sang Khalik.
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejahuan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
serahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermamfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua saya. Sakka dan Warda dan suami saya Muhammad Ikbal yang telah
dalam proses pencarian ilmu. Demikain pula, penulis mengucapkan kepada para
keluarga serta sahabat yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu
menemaniku dengan candanya. Kepada Dr. Muhammad Ahkir, S.pd., M.Pd. Dr.
vii
H. Yuddin, M.Pd. Selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang telah
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan dan tidak lupa juga penulis
ucapkan ucapkan terimah kasih kepada Dr. H.Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M.
Makassar, dan Dr. Munirah, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Syekh Adi Wijaya, S.Pd., M.Pd. Sekertaris jurusan Pendidikan dan
Bahasa dan Sastra Indonesia Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
drama .............................................................................................. 13
ix
5. Pembelajaran drama ....................................................................... 24
B. Pembahasan .......................................................................................... 54
A. Simpulan .............................................................................................. 60
B. Saran.....................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki arti sifat-sifat kejiwaan atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lainya. “Kerakter juga dapat berarti” huruf. Kerakter bersal dari bahasa
Yunani yang berarti “to mark” yang artinya menandai. Istilah ini lebih fokus pada
tindakan tau tingkah laku. Ada dua pengertian tentang kerakter . Pertama,kerakter
tidak jujur kejam ataupun rakus tenulah orang tersebut di anggap berpilaku buruk.
tersebut dianggap memiliki kerakter yang mulia. Kedua istilah kerakter erat
kaitanya degan „personality‟. Seseorang baru bias disebut orang yang berkerakter
apabila tingkah lakunya sesuai dengan moral bahwa kerakter lebih dekat degan
ahklaq yaitu spontanitas manusia dalam bersikap atau melakukan perbuatan yang
komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun luar dirinya, dan
1
2
penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu sendiri yang akan
kebahasaan, seperti tata bahasa, kosa kata, gaya bahasa, ejaan, dan sebagainya.
dalam mengekspresikan pikiran atau gagasannya melalui bahasa yang baik dan
penonton, jika melihat drama berarti peneliti melihat kejadian yang terjadi
dalam masyarakat. Jadi drama merupak potret kehidupan manusia, potret suka
estitik, dimana penulisnya menyusun ide gagasan dan dikemas dalam bentuk
karya sastra.
menarik diharapkan dapat teratasi dengan kondisi kelas yang tenang. Tema
yang telah ditentukan sebelumnya oleh guru, ternyata menjadi masalah bagi
beberapa siswa. Siswa merasa tidak dapat secara bebas memilih tema dan
diatasi dengan cara guru sebagai si penentu tema menjelaskan lebih lanjut
adalah dalam hal pemilihan kata yang tepat. Alasannya adalah siswa kurang
membaca sehingga tidak memiliki referensi kosa kata yang cukup. Tentunya
hal ini dapat diatasi dengan cara menambah frekuensi membaca buku.
jika siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berahklak mulia,
sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
Karya sastra merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia. Karya sastra merupakan hasil dari proses olah rasa melalui
berupa tulisan. Luxemburg (via Wiyatmi, 2009: 27) menyebutkan ada dua jenis
sastra, yakni yang bersifat cerita dan bersifat drama. Masyarakat kemudian
lebih mengenal sastra yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu jenis puisi, naratif
dan drama. Setiap jenis sastra tentu memiliki karakteristik dan peminatnya
tersendiri.
dalam gerak dan dialog. Naskah drama merupakan curahan pikiran manusia
dari apa yang ada di sekitarnya yang diwujudkan melalui bentuk tulisan
karya sastra berupa naskah drama yang populer hingga saat ini. Hal ini tentu
5
naskah drama.
menulis dapat dimulai begitu seseorang telah mengenal huruf dan angka.
Menulis sendiri tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, terutama dalam
atas, meliputi menulis sastra dan non sastra. Khususnya dalam kompetensi
siswa untuk lebih kreatif dan menggali potensi diri dalam menggambarkan
naskah drama tidak kita temui permasalahan serta hal-hal lainnya. Pada setiap
khas tersebut dapat dilihat dari kelengkapan sarana dan prasarana yang
yang memiliki prestasi ataupun minat dalam bidang sastra akan diarahkan dan
sebagaimana mestinya.
sastra yang harus dimiliki siswa, salah satunya menulis naskah drama. Hal ini
tentu menarik untuk diteliti lebih lanjut mengenai nilai karakter dalam
B. Rumusan Masalah
Makassar?”.
7
C. Tujuan Penelitian
nilai karakter dalam pembelajaran menulis drama siswa pada kelas XI di SMA
Negeri 18 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat praktis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Deskripsi Teori
a. Pengertian Menulis
mencapai tujuan tertentu, segala yang ada dalam pikiranya akan secara
didapatkan.
bentuk kalimat yang tepat dan penyusunan dalam suatu paragraf. Hal ini
8
9
baru (Sagala, 2014: 61). Menurut Dimyati dan Mudjiono (via Sagala,
lainnya sehingga terbentuk suatu suasana dan lingkungan belajar. Hal ini
10
pembelajaran.
komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi
unsur-unsur tertentu.
pembelajaran menulis.
berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi
b. Siswa
perkembangan segala aspek yang ada di dalam anak atau siswa, baik itu
menulis.
aspek latar belakang atau pupil formative experience serta faktor sifat
yang dimiliki siswa atau pupil properties. Aspek latar belakang meliputi
di dalam kelas.
d. Faktor lingkungan
sulit membangun iklim belajar yang baik. Faktor iklim sosial psikologis
kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat terjadi secara internal dan eksternal.
lainnya.
Drama.
a.Tujuan Pembelajaran
b. Materi Ajar
dikuasai oleh guru dan kelak akan terjadi proses transfer materi ajar
tersebut kepada siswa. Namun, sering kita temui bahwa guru hanya
berkonsentrasi pada materi ajar yang terdapat dalam buku teks dan
Hal ini dalam konteks tertentu dapat dikatakan benar jika tujuan
lebih mengembangkan lagi materi tersebut agar tidak hanya guru yang
menjadi sumber belajar, sebab banyak sekali sumber belajar lain yang
yang diinginkan.
15
d. Evaluasi
tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik guru atas kinerjanya dalam
4. Hakikat Drama
jauh dari tindakan dan reaksi layaknya interaksi dalam kehidupan sehari-
hari. Terdapat lakuan dan dialog dalam drama yang merupakan proses aksi
diambil dari bahasa jawa “sandi” dan “warah”, yang berarti pelajaran yang
tersebut jika ditelaah lebih dalam dapat mengandung arti sebagai pelajaran
hidup atau lakuan manusia yang merupakan cerminan dari kehidupan dan
berdasarkan naskah; didukung tata panggung; tata lampu; tata musik; tata
pengertian drama mengacu pada dua dimensi. Pertama, drama dilihat dari
dimensi sastranya, berarti drama boleh dikatakan identik dengan karya fiksi
dan bisa dilihat dari penelusuran tentang bagaimana unsur cerita dapat
adanya lakuan atau gerak dan dialog yang menggambarkan suasana cerita.
dalam naskah drama adalah konflik manusia berupa lakuan yang tercermin
dalam dialog dan petunjuk lakuan. Konflik dan persoalan tersebut umumnya
makna dan pesan sehingga penonton dapat mengambil nilai-nilai dari setiap
pementasan drama.
18
dipandang sebagai suatu hal yang penting dan efisien bagi anak-anak untuk
merasakan dan memahami apa yang menjadi tujuan dari pementasan drama
tersebut.
yang menjadi ciri dari drama atau naskah drama. Waluyo (via Suroso, 2015:
11) mengungkapkan bahwa struktur drama terdiri dari (1) penokohan dan
perwatakan, (2) plot atau kerangka cerita, (3) dialog (percakapan), (4)
19
setting/landasan/tempat kejadian, (5) tema/ nada dasar cerita, (6) amanat, (7)
14). Tokoh merupakan unsur yang menjalankan cerita dalam naskah drama.
Tokoh pula yang mampu membuat konflik dan menjadi faktor penentu arah
cerita dalam suatu naskah drama. Watak tokoh juga mampu memperkuat
terdapat satu tokoh utama yang menentang cerita dan dibantu tokoh
penentu gerak dari suatu cerita atau lakon. Tokoh sentral ini dapat berupa
cerita.
dimensi meliputi keadaan fisik, psikis, dan sosial. Keadaan fisik dapat
dilihat dari bentuk fisik meliputi bentuk tubuh, wajah, dan warna suara.
Psikis atau ciri psikis berkaitan dengan watak, kegemaran, standar moral,
cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik
antara dua tokoh yang berlawanan. Kedua tokoh yang berlawanan tersebut
Dietrich (via Satoto, 2012: 47) membagi struktur alur lakon ke dalam
unsur yang membangun cerita seperti tokoh, latar, suasana, dan lain-lain.
masalah hingga terus naik pada tahap klimaks. Tahap resolusi atau
21
rangkaian cerita drama, yaitu alur sirkuler, alur linear, dan alur episodik.
Alur sirkuler adalah alur bundar atau alur lingkar yang jalan ceritanya
berbalik (dari A ke A lagi). Alur linear adalah alur lurus yang ceritanya
runtut dari awal hingga akhir. Alur episodik adalah rangkaian bagian-bagian
c. Dialog
dan motivasi tokoh ketika berdialog dengan tokoh lain. Bahasa teks drama
d. Setting
Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita
(Waluyo, 2001: 23). Setting merupakan unsur latar cerita yang berkaitan
dengan waktu dan ruang. Waktu kejadian cerita dan latar tempat
siang, sore, atau malam hari. Suasana juga berhubungan dengan waktu,
seperti malam hari yang tenang, atau siang hari yang terik. Hal ini tentu
atau pikiran utama di dalam karya sastra, baik terungkap secara tersurat
memahami tema dasar dari cerita tersebut. Penikmat drama akan lebih
penulis naskah tentu dituntut untuk dapat menghadirkan tema yang kuat
f. Amanat
umum (Waluyo, 2001: 28). Oleh karena itu, setiap penikmat tentu
memiliki pendapat dan gagasan tersendiri mengenai amanat. Hal ini juga
g. Petunjuk Teknis
petunjuk teknis dapat berupa kapan aktor harus diam, suasana hati tokoh,
atau pandangan hidup penulis drama itu (Waluyo, 2001: 30). Penulis
yang lengkap. Hal ini tentu berkaitan dengan konflik yang dibangun
dalam suatu cerita dipengaruhi oleh sikap dan pandangan hidup dari
penulisnya pula.
5. Pembelajaran Drama
suatu hal yang penting dan menunjang kemampuan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Drama merupakan salah satu gendre karya sastra yang secara
bersosialisasi, dan kemampuan motorik atau gerak. Hal ini yang menjadi dasar
drama Setiap naskah drama dari tahun tertentu pasti memiliki ciri khas
tersendiri, baik itu dari segi setting, alur cerita, dan lain-lain. Begitu pula
drama. Hal ini menunjang kemampuan siswa dalam penulisan naskah drama
dalam mengolah tubuh dan keluwesan serta kelenturan yang meliputi eskpresi
dalam naskah.
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, menulis
orang (Gie, 2002: 21). Oleh karena itu, menulis merupakan suatu hal yang
tak bisa lepas dari hukum sebab dan akibat (Riantiarno, 2011: 41). Naskah
dijadikan modal sebagai tema ataupun bahan untuk menulis naskah drama.
sifat baik dan buruk. Dan sebaiknya bersifat mendidik (didaktik) tapi tidak
menggurui naskah memuat dialog naskah bercerita tentang lakon dari tokoh-
tokohnya, dan bisa dibagi dalam lima bagian; pemaparan atau pendahuluan;
tentu sesuai dengan esensi pembelajaran karena memuat hal-hal baik yang
kreatif, dan mampu diterapkan dalam kehidupan. Hal ini pula mampu
karakter drama.
degan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesam manusia, lingkungan dan
atau teater mrupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan
agamanya
a. Jujur
pekerjaan.
b. Bertanggung jawab
d. Disiplin
dan peraturan.
e. Percaya diri
f. Cinta ilmu
d. Santun
e. Demokratis
drama ini adalah penilaian proses dan hasil. Hal ini diharapkan dapat
atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif. Dari
perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya atau sebagian besar. Lebih
dengan menilai naskah drama yang ditulis siswa yaitu menitikberatkan pada
aspek- aspek yang terdapat dalam unsur-unsur drama dan kaidah penulisan
naskah drama.
kemampuan menulis naskah drama. Hasil disini adalah berupa tulisan naskah
drama siswa dalam pembelajaran menulis teks drama. Dalam hal ini,
dengan kriteria yang ditentukan. Dengan lima indikator sebagai tolok ukurnya
308).
dengan Model Project Based Learning di SMA Negeri 2 Wonogiri yang ditulis
yaitu: guru yang kompeten dan perencanaan pentas yang matang di dalamnya,
Subjek penelitian ini adalah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia
dan siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta, objek penelitian ini adalah
36
deskriptif kualitatif. Selain itu, juga terdapat persamaan objek penelitian berupa
B. Kerangka Pikir
usaha yang dilakukan oleh siswa untuk mengadakan perubahan dalam dirinya
berupa pengalaman, ketrampilan, sikap, dan tingkah laku sebagai akibat dari
peserta didik yang melalui proses belajar mengajar akan ada pemberian
SMA
SMA NEGERI
Negeri 12I8Bulukumba
MAKASSAR
Faktor Internal
(sekolah)
Integrasi Nilai Karakter Dalam
Faktor Eksternal Pembelajaran Menulis Drama
Pengumpulan Data
1.Observasi
2. Wawancara
3.Proses Pembelajaran
4.Evaluasi
Pendekatan penelitian
kualitatif deskriptif
Hasil Penelitian
BAB IIII
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
penelitian adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswa kelas XI di
B. Sumber Data
Sumber data penelitian ini berupa sumber data tertulis dan sumber
data aktivitas proses belajar mengajar yang terjadi di lapangan. Sumber data
tertulis meliputi obsevasi dan hasil wawancara dari narasumber yaitu guru dan
siswa serta hasil tulisan siswa yang digunakan sebagai evaluasi pembelajaran.
38
39
1. Observasi
menulis naskah drama yang melibatkan guru dan siswa di dalam kelas.
2. Wawancara
terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara
18 Makassar.
guna menguatkan sumber data yang ada, peneliti juga mengambil beberapa
3. Analisis Dokumen
D. Intsrumen Penelitian
yaitu peneliti sendiri yang bertindak mencari dan menafsirkan data. Proses
alat validitas yang berkaitan dengan metode, media, dan evaluasi dalam
1. Ketekunan Pengamatan
2. Triangulasi
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
penyajian data, dan tahap kesimpulan/ verifikasi (Miles & Huberman via
1. Reduksi Data
42
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya sangat banyak untuk itu
2. Penyajian Data
menyajikan data. Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dalam bentuk uraian yang bersifat naratif. Teks naratif tersebut berisi uraian
BAB IV
A. Hasil Penelitian
2. Hasil Penelitian
drama. Nilai tersebut meliputi nilai tanggung jawab, disiplin, jujur, percaya
43
44
ini sejalan dengan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran bahasa
diantaranya:
Bentuk nilai tanggung jawab yaitu siswa harus bertanggung jawab atas
2) Nilai Disiplin
3) Nilai Jujur
tanpa mengenal lelah ataupun berhenti sebelum target tercapai dan selalu
5) Nilai Kerjasama
Sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk
melakukan tugas dan memilih pendekatan. Hal ini termasuk kepercayaan atas
berahklak mulia. Sopan santun bias dianggap sebagai norma yang tidak
Berarti cermat dan saksama dalam menjalankan sesuatu. Orang yang teliti
sesuatu agar tidak terjadi kesalahan orang yang bersipat teliti selalu bersabar.
Bahasa Indonesia.
Berikut wawancaranya:
peserta didik dituntut untuk menjadi seorang siswa yang harus bisa
bersikap percaya diri, tanggung jawab, jujur, dan disiplin, apalagi siswa
sehingga penanaman nilai karaktr pada siswa itu terbentuk dan dapat
47
lingkugan sekolah.
dituntut untuk bisa menjadi seorang seniman yaitu harus bisa bersikap
menulis drama yang dilakukan kepada peserta didik dalam mata pelajaran
pelajaran Bahasa Indonesia kepada siswa atas nama tegu sebagai ketua
didiknya agar memiliki rasa tanggung jawab, jujur, dan disiplin. Cara
Indonesia.
a) Perencanaan
pembelajaran.
saat mulai pembelajaran kelas harus bersih dan sisw harus tertib pada
karakter.
b) Pelaksanaan Pembelajaran
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh guru ketika masuk
2). Pengkondisian
Berikut wawancaranya:
ruang kelas dalam keadaan bersih meja dan kursi yang digunakan peserta
didik sudah tertata rapi), kemudian pengkondisian anak (pada tahap ini
bahwa:
Kegiatan ini dilakukan oleh guru ketika masuk kelas, setelah dilakukan
dan mengikuti pelajaran dengan baik. Kegiatan ini dilakukan supaya peserta
yang relevan dengan materi pokok mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada
tahap inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi,
dengan baik oleh siswa, guru mengajar dengan suasana yang tidak
materi yang disampaikan guru saja. Apabila ada peserta didik yang
materi.
pelajaran yang terdiri atas teori dan praktik. Pada kegiatan praktik
yang di pentaskan di kelas, sehingga siswa hanya bisa belajar ketika ada
kendala tersebut maka kegiatan belajar mengajar tidak sesuai dengan yang
lengkap seperti yang digunakan dalam pentas seni atau teater maupun
saja.Karena masalah tersebut, kami sarankan kepada anak jika ada waktu
karakter, serta dapat melatih rasa tanggung jawab, disiplin, dan jujur pada
diri siswa.
c) Penilaian
B. Pembahasan
menjadi cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun, sehingga
masyarakat.
merupakan sikap yang terpuji, yaitu sifat yang tidak bisa datang sendiri
56
tanpa dilatih setiap hari, sehingga penanaman nilai kejujuran pada anak
harus dilakukan.
secara akademis.
bimbingan akademik); (3) penilaian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
hasil belajar. Sebelum itu guru juga berkewajiban menyusun silabus yang
prestasi siswa.
1) Metode Pembelajaran
mendorong untuk menilai diri sendiri dalam proses dan hasil belajar.
2) Bimbingan Akademik
yang terdiri atas teori dan praktik. Pada kegiatan praktik, siswa hanya
3) Penilaian
teknik penilaian secara lisan. Karena dengan teknik tersebut guru bisa
BAB V
A. Simpulan
60
61
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Yuni dan Frida Siswiyanti. 2014. Teori Drama dan Pembelajarannya.
Yogyakarta: penerbit Ombak.
Sagala, Syaiful. 2014. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
62
63
N
64
1 NH NURHIDAYAT, S.Pd
2 TG TEGU
3 IK MUHAMMAD IKBAL
D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I
66
67
68
RIWAYAT HIDUP
SMP penulis mengikuti organisasi Pramuka dan Seni Olahraga di SMP Negeri 1
Burau, dan tamat SMP Negeri 1 Burau tahun 2011, semasa SMA penulis
berorganisasi di Pramuka, Seni Olahraga, UKS dan PMR di SMA Negeri 1 Wotu,
dan tamat tahun 2014. Pada tahun yang sama (2014) penulis melanjutkan
pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
judul “Integrasi Nilai Karakter dalam Pembelajaran menulis Drama Siswa Kelas
68