Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas
PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Etnografi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran
Antropologi. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah Etnografi ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Etnografi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Etnografi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar dan Kedudukan Etnografi.................................................
B. Pengertian Etnografi................................................................................
C. Sejarah Perkembangan Etnografi.............................................................
D. Jenis-jenis Etnografi.................................................................................
E. Ciri Utama dan Kedudukan Etnografi dalam Antropologi......................
F. Kegunaan Etnografi.................................................................................
G. Perbedaan Etnografi dengan Pendekatan Studi Kasus.............................
H. Cara Membaca Etnografi.........................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etnografi menurut Koentjaraningrat sama halnya dengan ilmu-ilmu
bagian dari antropologi (Koentjaraningrat, 2009). Bagi Koentjaraningrat ada
lima ilmu-ilmu bagian antropologi yakni: paleoantropologi, antropologi fisik
atau ragawi, etnolinguistik, prehistori, dan etnologi. Di Amerika Serikat,
pendidikan ilmu antropologi mencakup empat bidang yaitu bioantropologi,
etnologi, arkeologi, dan antropologi budaya. Ilmu antropologi memiliki dua
cabang ilmu utama, yaitu antropologi ragawi dan antropologi budaya.
Antropologi ragawi berfokus mempelajari manusia dan primata sebagai
organisme biologis dengan penekanan pada evolusi manusia dan variasi-
variasi biologis dalam spesies manusia.
Sedangkan, antropologi budaya lebih memusatkan perhatian pada
upaya mempelajari bagaimana kebudayaan memengaruhi pengalaman
seseorang dan kelompok, serta cara orang-orang dalam memahami dunia
mereka. Termasuk di dalam antropologi kebudayaan yang dikaji yaitu
pengetahuan, adat istiadat, dan pranata masyarakat. Antropologi memiliki
ruang lingkup yang masing-masing dapat digunakan untuk mengkaji
keberagaman manusia dengan fokus kajian yang berbeda-beda, mulai dari
bentuk fisik, bahasa, hingga peninggalan hasil kebudayaan manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Antropologi ini adalah sebagai berikut:
1. Apa konsep dasar dan kedudukan etnografi?
2. Apa pengertian etnografi?
3. Bagaimana sejarah perkembangan etnografi?
4. Apa saja jenis-jenis etnografi?
5. Apa saja ciri utama dan kedudukan etnografi dalam antropologi?
6. Apa kegunaan etnografi?
1
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Antropologi ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dasar dan kedudukan etnografi.
2. Untuk mengetahui pengertian etnografi.
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan etnografi.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis etnografi.
5. Untuk mengetahui ciri utama dan kedudukan etnografi dalam antropologi.
6. Untuk mengetahui kegunaan etnografi.
7. Untuk mengetahui perbedaan etnografi dengan pendekatan studi kasus.
8. Untuk mengetahui cara membaca etnografi.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
menjadi aspek atau fokus dari penelitian antropologi atau etnografi sehingga
melahirkan sub disiplin dari antropologi seperti antropologi bahasa atau
linguistik, antropologi religi atau agama, antropologi seni, antropologi sosial,
dan antropologi ekonomi. Di samping unsur universal dalam kebudayaan,
Koentjaraningrat (1993) yang mengutip J.J. Honingman (1959) dalam The
World of Man, menunjukkan ada tiga gejala kebudayaan atau wujud ideal
kebudayaan yang dikaji dalam antropologi yaitu:
1. Ide atau gagasan yang bersifat abstrak, meliputi pikiran, pengetahuan,
nilai, keyakinan, dan norma masyarakat.
2. Aktivitas atau tindakan yang berpola, meliputi pola interaksi, pola
komunikasi, tarian adat, upacara adat.
3. Artefak atau benda hasil budaya manusia seperti peralatan hidup.
Dalam kehidupan masyarakat, ketiga wujud kebudayaan tersebut
terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Wujud kebudayaan yang
berbentuk ide memberikan arahan bagi tindakan dan karya manusia.
Sedangkan, aktivitas atau tindakan berpola yang menghasilkan benda- benda
hasil kebudayaan berwujud fisik, dan sebaliknya kebudayaan fisik dapat
mempengaruhi pola tindakan manusia dan bahkan cara berpikir manusia itu
sendiri.
B. Pengertian Etnografi
Secara etimologis etnografi berasal dari kata ethno yang berarti bangsa
dan graphien yang berarti tulisan, sehingga etnografi secara etimologi
diartikan sebagai tulisan mengenai suku bangsa. Etnografi secara singkat
dapat dipahami sebagai tulisan atau deskripsi tentang kebudayaan suatu
masyarakat. Etnografi bertujuan untuk memahami cara hidup suatu kelompok
masyarakat dari sudut pandang penduduk asli atau pelaku budaya itu sendiri.
Etnografi didasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan tentang semua budaya
itu berharga. Etnografi berusaha untuk membangun pemahaman yang
sistematis tentang semua budaya manusia dari perspektif masyarakat sebagai
pelaku dan mempelajari kebudayaan mereka sendiri.
5
atau suasana batin untuk menemukan makna dari suasana batin yang
ditampilkan oleh pelaku (seperti ketakutan, kecemasan, kemarahan, dan
perasaan lainnya). Dengan kata lain, untuk menggambarkan kebudayaan
masyarakat secara menyeluruh, etnografer berusaha menemukan makna
dari setiap perilaku, tindakan, keadaan emosional masyarakat, maupun
makna yang dilekatkan terhadap hasil kebudayaan dari masyarakat yang
dikajinya.
2. Pengertian Etnografi menurut John W. Creswell
Creswell (2009) mendefinisikan etnografi sebagai strategi
penelitian di mana peneliti mempelajari suatu kelompok budaya pada
setting alami selama periode waktu yang lama dengan mengumpulkan data
observasi dan wawancara. Etnografi adalah pekerjaan dalam
mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan dari penelitian etnografi
adalah untuk memperoleh gambaran dari subjek penelitian dengan
penekanan pada penggambaran pengalaman sehari-hari individu dengan
mengamati dan mewawancarai mereka dan orang lain yang relevan secara
menyeluruh atau holistik (Creswell, 2009). Studi etnografi mencakup
wawancara mendalam dan observasi partisipan yang terus-menerus dan
berkelanjutan dari suatu situasi dan dalam upaya menangkap gambaran
keseluruhan untuk mengungkapkan bagaimana masyarakat
menggambarkan dan menyusun dunia mereka (Creswell, 2009).
3. Pengertian Etnografi menurut John D. Brewer
Pengertian lain mengenai etnografi dari Brewer (2000), etnografi
adalah studi tentang orang-orang dalam setting alami melalui metode yang
menangkap makna sosial dan aktivitas biasa mereka. Oleh karena itu,
etnografi mensyaratkan pelibatan peneliti yang berpartisipasi secara
langsung dalam setting alamiah tersebut untuk mengumpulkan data secara
sistematis. Tidak hanya cara, seorang etnografer juga tidak melekatkan
makna yang dikenakan pada mereka secara eksternal (Brewer, 2000).
D. Jenis-jenis Etnografi
Secara umum jenis etnografi ada dua yaitu etnografi awam dan
etnografi akademik.
1. Etnografi Awam
11
F. Kegunaan Etnografi
Keberagaman manusia dalam hal kepercayaan, nilai yang dianut, pola
perkawinan, konsumsi makanan, dan cara mengasuh anak diciptakan oleh
kebudayaan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Etnografi sebagai
tulisan atau deskripsi mengenai kebudayaan manusia memiliki beberapa peran
penting, terutama untuk memahami rumpun manusia terkait dengan
keberagaman manusia. Beberapa penelitian etnografi juga memiliki relevansi
praktis yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam
masyarakat, membantu memperjuangkan masyarakat, maupun membantu
pemerintah dalam pemecahan masalah. Berikut ini kegunaan etnografi dalam
masyarakat:
1. Memahami Kompleksitas Permasalahan Masyarakat
Manusia memiliki budaya yang sangat beragam. Individu yang
hidup dalam masyarakat modern dan kompleks sebenarnya hidup dengan
banyak kode budaya yang berbeda (Spradley, 1979). Etnografi sebagai
metode penelitian memegang peranan penting dalam memahami
masyarakat dengan latar belakang, pola budaya, dan nilai-nilai budaya
yang beragam serta kehidupan yang kompleks. Melalui etnografi, kita
dapat melihat berbagai perbedaan budaya ini dan menunjukkan bagaimana
masyarakat dengan perspektif yang beragam dapat berinteraksi. Misalnya
dalam melihat masalah kemiskinan, seorang antropolog secara tidak
langsung dapat menyimpulkan akar permasalahan kemiskinan di
masyarakat atau komunitas, sebagaimana yang dilakukan oleh antropolog
Robert Chambers (1983). Setelah tinggal cukup lama di pedesaan dan
berinteraksi dengan masyarakat, Chambers menyimpulkan bahwa
kemiskinan di pedesaan bersifat multidimensi yang kemudian membentuk
15
masalah yang diajukan oleh penulis etnografer tersebut, kita bisa mengetahui
apa yang akan menjadi fokus penelitian etnografer. Penjelasan lebih detail
tentang fokus penelitian dapat kita baca melalui wawancara dan catatan
etnografis atau field note yang dibuat oleh penulis. Oleh karena itu, dengan
membaca etnografi, pembaca memperoleh pemahaman yang lebih besar
tentang sudut pandang dan argumen penulis. Hal itu akan mengarahkan kita
pada apresiasi yang lebih baik terhadap kehidupan orang-orang yang coba
digambarkan oleh seorang etnografer. Etnografi merupakan pedoman yang
memberi tahu kepada pembaca tentang “untuk siapa” tulisan itu ditujukan,
“untuk apa” teksnya ditulis, serta “ mengapa” pertanyaan dan argumennya
dibuat sedemikian rupa.
Dalam memahami etnografi, terdapat beberapa hal yang harus
ditemukan dalam tulisan etnografi di antaranya:
1. pertanyaan atau permasalahan penelitian,
2. jawaban, penjelasan atau penafsiran yang diberikan atau disajikan peneliti,
3. data yang diberikan untuk menunjukkan permasalahan penelitian dan
menunjang penafsiran yang dilakukan oleh peneliti, serta
4. pengorganisasian dari ketiga unsur tersebut, yaitu pertanyaan atau
permasalahan penelitian, penjelasan atau penafsiran, dan bukti atau data
penunjang.
Dalam proses membaca tersebut kita harus membayangkan ke dalam
diri penulis etnografer tentang suasana budaya yang terbentuk di sana.
Kemudian kita catat istilah-istilah asing yang tidak kita ketahui dan kita bisa
lihat dalam kamus atau bagian glosarium. Hasil penelitian tersebut kemudian
membentuk teori-teori kebudayaan yang bisa kita jadikan petunjuk penelitian
ataupun kritik terhadapnya. Selebihnya, dalam membaca etnografi, kuncinya
harus memperbanyak bacaan etnografi. Secara sederhana kita bisa
membacanya saat waktu luang dengan intensif. Di samping itu, membaca
etnografi dapat mengasah kita dalam menganalisis secara sederhana dengan
pertanyaan 5 W + 1H (What, Where, When, Who, Why, dan How). Dengan
banyak membaca etnografi, kemampuan literasi dan menganalisis fenomena
kita akan bertambah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etnografi dapat dipahami sebagai metode atau cara untuk memahami
dan mendeskripsikan suatu kebudayaan secara menyeluruh dari sudut pandang
pelaku kebudayaan itu sendiri. Etnografi sesungguhnya adalah suatu
kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Namun, tidak setiap orang
bisa mempelajari dan mendalami kebudayaan suku bangsa yang lain. Dalam
menjalankan aktivitas membuat etnografi, ada dua bahasa yang harus
dikuasai, yakni bahasa sendiri dan bahasa milik informan. Dengan menguasai
bahasa yang dipakai suku bangsa yang bersangkutan, akan lebih mudah bagi
peneliti untuk masuk dan berinteraksi dengan warga suku bangsa yang
menjadi informan atau narasumbernya.
Ada dua tugas utama di dalam etnografi, yaitu penemuan (discovery)
dan deskripsi. Hasil akhir dari suatu kegiatan pembuatan etnografi adalah
deskripsi verbal mengenai situasi budaya yang dipelajari. Suatu deskripsi
etnografi adalah suatu terjemahan. Terjemahan dari segala sesuatu yang
diamati dan informasi didapat dari informan. Deskripsi etnografi haruslah
menggunakan istilah-istilah asli (native) dan makna-maknanya juga harus
menggunakan istilah. Membaca etnografi merupakan aktivitas mengambil
pendekatan antropologis terhadap teks etnografi. Dengan membaca karya
etnografi, pembaca belajar bagaimana seorang penulis menemukan data
lapangan dan menguji teori-teori tentang kebudayaan.
B. Saran
Penulisan etnografi adalah sebuah aktivitas menerjemahkan simbol
dan makna milik informan. Oleh karena itu, etnografer sebagai penulis
etnografi harus dapat mengolah sistem makna budaya dengan baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Blasco, G.Y., & Wardle, H. (2007). How to Read Ethnography. In How to Read
Ethnography (Vol. 9780203390). https: //doi.org/10.4324/9780203390962.
Brata, N.T. (2008). PT. Freeport dan Tanah Adat Kamoro: Kajian Teori-teori
Antropologi. Semarang: UNNES Press.
Brewer, J.D. (2000). Ethnography (A. Bryman, ed.). Philadelphia: Open
University Press.
Chambers, R. (1983) Rural Development: Putting The Last First. Harlow:
Prentice Hall.
Creswell, J.W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dhofier, Z. (1984). Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.
Haviland, W.A. (1985). Antropologi (I). Jakarta: Erlangga.
Kaplan, D., & Menners, R.A. (2012). Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Moore, J.D. (1997). Visions of Culture: An Introduction to Anthropological
Theories and Theorists. London: Altamira Press.
Ranjabar, J. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar. Bandung:
Ghalia Indonesia.
Seymour-Smith, C. (1986). MacMillan Dictionary of Anthropology. London: The
Macmillan Press.
Spradley, J. P. (1979). The Ethnographic Interview. Florida: Harcourt Brace
Jovanich College Publishers.
Vidich, A. J., & Lyman, S. M. (1994). Qualitative Methods: Their History in
Sociology and Anthropology. In N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.),
Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks, C A: Sage
Publications.
Wiyata, A. L. (2002). Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura.
Yogyakarta: LKiS.