DI SUSUN OLEH:
Kelompok 7
Amaliah Ramadhani 220404501052
Iftah Lutfiyah 220404502008
Nabila Putri Alexanria Rapa 220404501026
Sitti Rahma 220404500024
Makassar
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Pengertian Antropologi ................................................................................................. 2
B. Pengertian Antropologi Pendidikan ............................................................................. 3
C. Ruang Lingkup Antropologi Pendidikan .................................................................... 3
D. Sejarah Antropologi Pendidikan .................................................................................. 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 7
B. SARAN ........................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Antropologi pendidikan muncul karena adanya perkembangan ilmu pendidikan yang
direspon oleh masyarakat dengan menggunakan pendekatan budaya. Hal tesebut diawali dengan
memahami bahwa ilmu pendidikan tidakmurni hanya berjalan dalam rel pendidikan, akan tetapi
ilmu yang berinteraksi dengan budaya dan perkembangan budaya masyarakatnya. Hal itu
diperkuat olehRealitas bahwa pendidikan salah satu bagian dari ruh budaya. Dengan
ilmuantropologi pendidikan menjadi bekal peserta didik dalam berbudaya di tengahkomunitas
budayanya.Antropologi pendidikan dihasilkan melalui kasus dan percobaan yangTerpisah
dengan kajian yang sistematis mengenai praktek pendidikan dalamprespektif budaya, sehingga
antropologi menyimpulkan bahwa sekolahmerupakan sebuah benda budaya yang menjadi skema
nilai-nilai dalampembimbing. Namun, ada kalanya sejumlah metodemengajar kurang efektif dari
media pendidikan sehingga sangat berlawanandengan data yang didapat di lapangan oleh para
antropolog. Tugas para pendidikbukan hanya mengekploitasi nilai budaya namun menatanya
danmenghubungkannya dengan pemikiran dan praktik pendidikan sebagai satu
kesatuankeseluruhan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Antropologi?
2. Apa pengertian Antropologi Pendidikan?
3. Apa Ruang Lingkup Antropologi Pendidikan?
4. Apa Sejarah Antropologi Pendidikan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Antropologi
2. Mengetahui Pengertian Antropologi Pendidikan
3. Mengetahui Ruang Lingkup Antropologi Pendidikan
4. Untuk Mengetahui Sejarah Antropologi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Antropologi adalah kajian tentang manusia dan cara-cara hidup mereka. Antropologi
mempunyai dua cabang utama, yaitu antropologi yang mengkaji evolusi fisik manusia
danadaptasinya terhadap lingkungan yang berbeda-beda, dan antropologi budaya yang dikaji
baik kebudayaan-kebudayaanyang masih adamaupun kebudayaanyang sudahpunah.
Secaraantropologi umum budaya mencakup bahasa antropologi yang mengkaji bentuk-bentuk
bahasa,arkeologi yang sayangkaji kebudayaan-kebudayaan yang masih punah,etnologi yang
mengkaji kebudayaan yang masih ada atau kebudayaan yang hidup yang masih dapat diamati
secara langsung. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang belajar tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Lahir atau muncul berawal dari ketertarikanorang-orang
Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apayang dikenal di
Eropa. Antropologi lebih memusingkan pada penduduk yang merupakanmasyarakat tunggal,
tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yangsama, antropologi mirip
seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya. Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusiasecara
lebih banyak. Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris untuk penyebaran
agama Nasrani dan sama dengan itu berlangsung sistem penjajahan atas Negara-Negara di luar
Eropa, dewasa ini dibutuhkan untuk kepentingan kemanusiaanlebih luas. Studi antropologi selain
untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di Negara-Negara yang telah dibangun sangat
diperlukan untuk pembuatan pembuatankebijakan dalam rangka pembangunan dan
pembangunan masyarakat. Sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat luas cakupannya, maka tidak
ada seorang ahliantropologi yang mampu menelaah dan menguasai antropologi secara sempurna.
Demikianlah maka antropologi dipecah-pecah menjadi beberapa bagian dan para ahliantropologi
masing-masing mengkhususkan diri pada spesialisasi sesuai dengan minat dankemampuan untuk
studi mendalami secara mendalam pada bagian-bagian tertentudalam antropologi. Dengan
demikian, spesialisasi kajian antropologi menjadi banyak, sesuai dengan ahli perkembangan ahli
antropologi dalam mengarahkan kajiannya untuk lebihmamahami sifat-sifat dan hajat hidup
manusia secara lebih banyak.
B. PENGERTIAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
peran, dan fungsi pendidikan dalam kacamata mereka sesuai dengan tingkatan nalarnya.
Selain itu, ruang lingkup (cakupan) antropologi pendidikan menyangkut pula praktik pendidikan
masyarakat tertentu dengan karakteristik khas, seperti masyarakat adat, masyarakat petani,
masyarakat industri, dan lainnya. (Mahmud dan Ija, 2011).
Ralph linton dalam Shomad (2009.3) menganggap kebudayaan adalah warisan sosial.
Warisan sosial tersebut mempunyai dua fungsi Pertama, fungsi bagi penyesuaian diri dengan
masyarakat. Kedua, fungsi bagi penyesuaian diri dengan lingkungan, Lebih lanjut, Shomad
(2009:3-4), menjelaskan implementasi pendidikan sebagai penyesuaian diri dengan masyarakat,
lingkungan dan kebudayaan sebagai bentuk ruang lingkup antroplogi pendidikan
berlangsung dalam proses:
a. Proses Sosialisasi
Proses ini dimulai sejak bayi baru lahir. Bayi berinteraksi dengan orang-orang
disekitarnya, hingga terjadi komunikasi timbal balik dan seterusnya hingga ia tumbuh dan
berkembang. Adapun yang menjadi sorotan dalam proses sosialisasi yaitu: (1) adanya konflik
oleh ketidakharmonisan antara keinginan pribadi, anak dengan tuntutan norma dan aturan yang
berlaku; (2) perbedaan status ekonomi dan letak geografis.
b. Proses Enkulturasi
(Koentjaraningrat, 1980:164). Adapun yang biasa menjadi kajian dalam proses ini, yaitu:
1. Perbedaan jenis kelamin;
2. Perbedaan umur;
Proses internalisasi yaitu proses penerimaan dan menjadikan warisan sosial (pengetahuan
budaya) sebagai isi kepribadian yang dinyatakan dalam perilaku sehari-hari selama hayat masih
dikandung badan.
Dalam proses ini kita mendapatkan adanya perbedaan pada masing-masing individu berupa
perbedaan kepribadian dan pengalaman.
Sejarah tentang antroplogi pendidikan tidak bisa kita pisahkan dari perkembangan ilmu
antropologi itu sendiri, karena antropologi pendidikan merupakan bagian dari antroplogi.
Antroplogi sebagai sebuah ilmu mengalami tahapan-tahapan dalam dalam perkembangannya.
Koentjaraningrat (1986:1-5), membaginya ke dalam 4 (empat) tahap.
Tahap pertama, ditandai dengan tulisan tangan bangsa Eropa yang melakukan penjajahan
di benua Afrika, Asia, dan Amerika pada akhir abad ke-15. Tulisan itu merupakan deskripsi
keadaan bangsa-bangsa yang mereka singgahi. Deskripsi yang dituliskan mencakup adat istiadat,
suku, susunan masyarakat, bahasa, dan ciri-ciri fisik. Deskripsi tersebut sangat menarik bagi
masyarakat Eropa karena berbeda dengan keadaan di Eropa pada umumnya. Bahan deskripsi itu
disebut juga Etnografi (Etnos berarti bangsa).
Tahap kedua, mereka menginginkan tulisan-tulisan atau deskripsi yang tersebar itu
dikumpulkan jadi satu dan diterbitkan. Isinya disusun berdasarkan cara berpikir evolusi
masyarakat, yaitu masyarakat dan kebudayaan manusia berevolusi dengan sangat lambat, dari
tingkat rendah sampai tingkat tertinggi. Dari sinilah bangsa-bangsa digolongkan menurut tingkat
evolusinya. Sekitar tahun 1860, terbit karangan yang mengaklasifikasikan berbagai kebudayaan
tingkat evolusinya. Saat itu lahirlah antropologi. Dengan demikian pada tahap kedua ini,
antroplogi telah bersifat akademis. Pada tahap ini, antropologi mempelajari masyarakat dan
kebudayaan primitip untuk memperoleh pengertian mengenai tingkat- tingkat perkembangan
dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran manusia di dunia.
Tahap ke tiga, antropologi menjadi ilmu yang praktis. Pada tahap ini, antropologi
mempalajari masyarakat jajahan demi kepentingan kolonial. Hal ini berlangsung sekitar awal
abad ke-20. Pada abad ini, antropologi semakin penting untuk mengukuhkan dominasi bangsa-
bangsa Eropa Barat di daerah jajahannya. Dengan antropologi, bangsa Eropa mempelajari dan
tahu bagaimana menghadapi masyarakat daerah jajahannya. Selain itu, bangsa-bangsa terjajah
pada umumnya belum sekompleks bangsa Eropa Barat. Oleh karena itu, mempelajari bangsa-
bangsa terjajah bagi bangsa Eropa dapat menambah pengertian mereka tentang masyarakat
mereka sendiri (Bangsa Eropa Barat) yang kompleks.
Tahap ke empat, antropologi berkembang sangat luas, baik dalam akurasi bahan
pengetahuanya maupun ketajaman metode-metode ilmiahnya. Hal ini berlangsung sekitar
pertengahan abad ke-20. Sasaran penelitian antropologi di masa ini bukan lagi suku bangsa
primitiv dan bangsa Eropa Barat, tapi beralih pada penduduk pedesaan, baik mengenai
keanekaragaman fisik, masyarakat, maupun kebudayaannya termasuk suku bangsa di daerah
pedesaan di Amerika dan Eropa Barat itu sendiri, peralihan sasaran penelitian itu terutama
disebabkan oleh munculnya ketidaksenangan terhadap penjajahan dan makin berkurangnya
masyarakat yang dianggap primitip. Seperti halnya antropologi pada umumnya, antropologi
pendidikan berusaha menyusun genaralisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya
dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya
dalam dunia pendidikan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kami sebagai penulis makalah sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak sekali kekurangan serta kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami
selaku penyusun makalah ini akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber
yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami selaku penyusun
makalah sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah di atas agar dapat
kami perbaiki supaya dapat menjadi bahan belajar yang baik bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Simbolon, E., Onibala, R. S., & SastroAtmodjo, S. (2021). Antropologi dan Sosiologi
Pendidikan. Media Sains Indonesia