2022
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat, rahmat, dan kasih sayang yang tidak dapat kita hitung
sendiri-sendiri. Salah satu kebahagiaan yang diberikan kepada saya adalah kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW.
Kali ini, penulis menyajikan sebuah makalah yang berjudul, “Objek dan Sumber
Filsafat Ilmu” Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pembaca, terutama bagi penulis sendiri. Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat
kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis memohon maaf, karena penulis
sendiri masih dalam proses belajar. Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan
terimakasih, kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga
benar-benar bermanfaat, Aamiin.
ii
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | iii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan..........................................................................................19
B. Saran ................................................................................................... 19
iii
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam |4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian tentang filsafat ilmu merupakan dasar bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, dan harus diketahui oleh semua kalangan akademisi dan
masyarakat ilmiah pada umumnya. Karena filsafat ilmu adalah untuk
mendalami perkembangan filsafat ilmu. Objek filsafat ilmu adalah ilmu.
Oleh karena itu, pengetahuan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan
perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama merupakan dasar
untuk mencari pengetahuan baru. Untuk memahami makna dan pentingnya
filsafat ilmu.
Usia filsafat dalam sejarah ilmu pengetahuan sudah cukup panjang.
Filsafat lebih tua usianya daripada semua ilmu dan kebanyakan agama.
Walaupun demikian, bagi kebanyakan orang awam, bahkan sebagian
ilmuwan beranggapan bahwa filsafat itu merupakan sesuatu yang kabur
atau sesuatu yang sepertinya tidak ada gunanya karena hasil “lamunan”
belaka, tanpa metode, tanpa kemajuan, dan penuh perbedaan serta
perselisihan pendapat (Hamersma, 2008: 5).
Filsafat ilmu membahas tentang pilar-pilar yang menopang
keberadaan ilmu. Ini adalah cabang filsafat ilmu. Pilar ilmu terdiri dari tiga
dimensi: ontologi, epistemologi, dan askiologis. Sisi ontologis sains
biasanya mempertanyakan apa yang sedang dipelajari dalam sains.
Dimensi epistemologis berusaha mengkaji ilmu dari segi sumber dan
metode yang digunakan untuk sampai pada kebenaran ilmiah. Aspek
aksiomatik ilmu bertanya untuk apa ilmu itu digunakan. Aksiologis dengan
demikian didefinisikan sebagai teori nilai tentang kegunaan ilmu
pengetahuan.
Mempelajari filsafat ilmu biasanya sama dengan menanyakan apa
substansi atau tujuan filosofis dan sumbernya. Filsafat adalah ilmu yang
komprehensif, sehingga para filosof berbeda dalam mendeskripsikan objek
4
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam |5
dan sumber penelitiannya. Tujuan dari karya ini adalah untuk mengkaji
tujuan dan sumber filsafat ilmu. Secara umum, penulis membahas subyek
dan sumber penelitian dalam filsafat ilmu dari tiga bidang filsafat:
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis
merumuskanmasalah sebagai berikut :
a. Apa pengertian objek dan sumber dalam filsafat ilmu ?
b. Bagaimana ruang lingkup dan pembahasan objek dan sumber
filsafatilmu ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis
merumuskan tujuan makalah ini sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian objek dan sumber filsafat ilmu.
b. Memahami ruang lingkup objek dan sumber filsafat ilmu.
c. Mengerti tentang pembahasan objek dan sumber filsafat ilmu.
5
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam |6
BAB II
PEMBAHASAN
[1]
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jajarta: Bumi Aksara, 2007), Hlm, 5.
[2]
Sumarto, Filsafat Ilmu, (Jambi, Pustaka Ma’arif Press, 2017), Hlm, 27.
6
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam |7
[3]
Dardiri, Humaniora-Filsafat dan Logika, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), Hlm,14.
7
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam |8
[4]
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar….Hlm, 7.
Sedangkan sumber pengetahuan dalam filsafat ilmu diartikan sebagai
berikut, menurut KBBI sumber/sum·ber/ n 1 tempat keluar (air atau zat
cair), 2 asal (dalam berbagai arti), Sumber dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan sebagai asal. Louis O. Kattsof mengatakan bahwa
sumber pengetahuan manusia itu ada lima macam, yaitu: (1) Empiris yang
melahirkan aliran empirisme; (2) Rasio yang melahirkan aliran
Rasionalisme; (3) Fenomena yang melahirkan aliran fenomenologi; (4)
Intuisi yang melahirkan aliran intusionisme; dan (5). Metode ilmiah yang
menggabungkan antara aliran rasionalisme dan empirisme.
Manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran, yang dapat
diperoleh dari beberapa sumber. Ada beberapa pendapat tentang sumber
pengetahuan antara lain sebagai berikut:[5]
a. Empirisme
Aliran pemikiran ini menganggap bahwa pengetahuan
didasarkan pada pengalaman. Dalam hal ini, harus ada tiga:
yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek), dan jenis
yang mengetahui (pengalaman). Empirisme adalah paham yang
menganggap bahwa pengetahuan manusia diperoleh hanya
melalui pengamatan konkret daripada melalui pemikiran abstrak
dan rasional, terutama melalui wahyu dan pengalaman
institusional di mana pembenaran faktual sulit dilakukan.Salah
satu empiris, David Hume, mengatakan bahwa manusia tidak
memiliki pengetahuan bawaan. Sumber pengetahuan adalah
observasi.
b. Rasionalisme
Aliran ini mengklaim bahwa akal adalah sumber kepastian
dan kebenaran, tetapi tidak didukung oleh fakta empiris.
Pengetahuan dicari dengan akal, dan pengetahuan diukur dengan
akal. Apa yang dituntut oleh akal adalah apa yang dituntut oleh
akal.
[5]
Soyomukti Nurani, Pengantar Filsafat Umum, (Yogyakarta, Ar Ruzz Media, 2011),
Hlm, 155-162.
8
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam |9
c. Intuisi
Banyak orang menyebut intuisi sebagai sumber
pengetahuan. Intuisi memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses berpikir
tertentu. Misalnya, Henry Bergson melihat intuisi sebagai
produk pemikiran evolusioner tertinggi, tetapi itu bersifat
pribadi.
d. Wahyu
Sumber pengetahuan yang disebut wahyu identik dengan
kepercayaan mistik. Ini adalah pengetahuan yang diberikan dan
diturunkan oleh Tuhan melalui hamba-hamba pilihan-Nya.
Wahyu mengajarkan manusia baik pengetahuan yang dapat
diakses maupun yang tidak dapat dicapai.Ruang Lingkup Objek
dan Sumber Filsafat Ilmu.
9
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 10
Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada (yang
ada)”. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki
alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Obyek telaah
ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu,
ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas
dalam semua bentuknya. Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri
pada kajian yang bersifat empiris. Objek penelaah ilmu mencakup seluruh
aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar
jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan
secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri
tersendiri yakni berorientasipada dunia empiris.[6]
Epistemologi memiliki banyak arti dan makna yang terkadang sulit
dipahami. Dalam hal memberi makna pada epistemologi, para ahli
memiliki perspektif yang berbeda dan karenanya memberikan makna yang
berbeda ketika mengungkapkannya.
Namun untuk lebih mudah memahami makna epistemologi, pertama-
tama kita perlu mengetahui makna dasarnya. Epistemologi didasarkan
pada akar episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu sistematis, teori).
Secara bahasa (etiologi), epistemologi ini berasal dari kata Yunani
``episteme'' dan ``logos''. Episteme berarti pengetahuan dan Logos berarti
teori, penjelasan atau alasan. Oleh karena itu, epistemologi dapat diartikan
sebagai teori tentang pengetahuan (teori of knowledge).
Secara istilah, epistemologi adalah teori atau ilmu tentang metode
dan landasan pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan batas-batas
pengetahuan dan validitas atau sah pengetahuan itu. Untuk memahami
pengertian dari epistemologi, beberapa ahli mencoba mengungkapkan
definisinya, yaitu :
[6]
Bahrum, ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI, (Jurnal Sulesana,
Volume 8 Nomor 2 Tahun 2013), Hlm, 37.
10
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 11
[7]
Warsito, Loekisno Choiril, dkk. Pengantar Filsafat (Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press, 2013),Hlm 92.
11
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 12
12
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 13
Pengalaman Otoritas
Intuisi Akal Wahyu
Empiris
Sumber
Filsafat Ilmu
Objek
Objek Objek
Formal Material
Ruang lingkup objek dan sumber filsafat ilmu dilihat dari tiga
cabang utama filsafat, yaitu ontologi, epistimologi, dan axiology
didapatkan pembahasan sebagai berikut. Objek material adalah sesuatu hal
yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu yang diselidiki, dan sesuatu
yang dipelajari. Objek material mencakup apa saja, baik hal yang
konkrit (misalnya, manusia, tumbuhan, batu) ataupun hal-hal yang abstrak
(misalnya, ide-ide, nilai, kerohanian). Sedangkan objek formal adalah cara
memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek
materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakan.[8]
Ontologi sains (filsafat ilmu) membahas tentang hakikat dan
struktur ilmu sebagai objek penyelidikan, dan menjawab apa itu ilmu dan
apa bidang ilmu itu. Karena kita telah menjelaskan di atas bahwa
pengetahuan adalah rasional dan empiris, masalah empiris dan rasional ini
dipelajari dalam ontologi sains. Sifat-sifat objek ilmiah (ontologi) terdiri
dari objek material, yang terdiri dari jenis dan sifat ilmu pengetahuan, dan
objek formal, yang terdiri dari sudut pandang objek.
[8]
Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan (Yogyakarta, Penerbit Liberty, 2012), hlm, 22.
13
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 14
[9]
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka
SinarHarapan, 1990), Hlm 105
[10]
Bahrum, ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI…, Hlm, 40.
14
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 15
[11]
Maksudin, Desain Pengembangan Berfikir Integratif Interkonektif Pendekatan
Dialektik,
(Yogyakarta, Pustaka Pelajar 2015), Hlm, 86.
[12]
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka
SinarHarapan, 1990), Hlm 66-67.
15
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 16
16
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 17
[13]
Maksudin, Desain Pengembangan Berfikir Integratif…., Hlm 86.
17
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 18
[14]
http://nurhayatielzahra.blogspot.com Akses pada 7 Oktober 2019.
18
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian
atau pembentukan pengetahuan itu. Objek formal yaitu sudut pandangan
yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu
disorot.Kemudian berbicara tentang sumber filsafat ilmu, empat macam
sumber pengetahuan, yaitu: emperisme, rasionalisme, intuisi dan wahyu.
Empiris menganggap bahwa indra-indra lahiriah manusia
merupakan alat dan sumber pengetahuan, dan manusia mengenal objek-
objek fisik dengan perantaraanya. Rasionalisme (Akal), Pengetahuan
rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal (rasio) adalah suatu
pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi
ilmiah, pengkajian buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Intuisi,
Sumber ini berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat
spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan
kedalaman pengalaman. Wahyu sebagai sumber pengetahuan juga
berkembang dikalangan agamawan. Wahyu adalah pengetahuan agama
disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara para nabi yang
memperoleh pegetahuan tanpa mengusahakannnya
B. Saran
Bagi peserta didik dan civitas akademik khususnya mahasisa
calon tenaga pendidik senantiasa membaca dan memahami objek dan
sumber kajian dalam filsafat ilmu, supaya dalam menuntut ilmu
mendapatkan kemudahan dan dapat tercapai apa tujuan dari
pembelajaran yang sedang berlangsung.
19
Mata Kuliah Filsafat Ilmu: Epistimologi Pendidikan Islam | 20
DAFTAR PUSTAKA
Aksara, 2007.
2012.
20