Oleh:
Dosen Pengampuh :
Dr.Khojir, M.Si.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan.............................................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diberbagai bidang, sebab dengan ilmu manusia dapat mengetahui apa-apa yang
benar dan yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk.
filsafat adalah ilmu yang agak berbahaya dikarenakan disiplin rasional dan
filsafat merupakan jalan. Cara dan solusi yang dipakai untuk mendapatkan
Asalkan kita tidak bertakid buta dan mengetahui dasar suatu pemikiran atau
pendapat tersebut, maka kita tidak perlu khawatir akan terporosok kedalam
kesesatan. Maka dalam kesempatan ini, kami akan membahas tentang filsafat
ilmu dalam perspektik islam, semoga makalah saya yang ringkas ini dapat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah
1
3. Bagaimana Filsafat Ilmu Dalam Pandangan Islam Islam ?
C. Tujuan Masalah
Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini ialah:
2
BAB II
PEMBAHASA
N
Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif
maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu. 1
dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu
pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari
pengetahuan baru. Hal ini senada dengan ungkapan dari Archie J.Bahm (1980) bahwa
strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampai pada
dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu,
tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan manusia (Koento Wibisono dkk., 1997).3
kajian lain seperti ilmu-ilmu kealaman. Dengan demikian setiap perenungan yang
mendasar, mau tidak mau mengantarkan kita untuk masuk ke dalam kawasan filsafat.
Menurut Koento Wibisono (1984), filsafat dari sesuatu segi dapat didefinisikan
1
The Liang Gie., 1999., Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. Ke-4, Penerbit 118 Liberty Yogyakarta,
p.29, 31, 37, 61, 68, 85, 93, 159, 161.
2
Bahm, Archie, J., 1980., “What Is Science”, Reprinted from my Axiology; The Science Of
Values; 44-49, World Books, Albuquerqe, New Mexico, p.1,11.
3
Koento Wibisono S. dkk., 1997., “Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu P
3
sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami hakekat dari sesuatu “ada” yang
dijadikan objek sasarannya, sehingga filsafat ilmu pengetahuan yang merupakan salah
satu cabang filsafat dengan sendirinya merupakan ilmu yang berusaha untuk
kepada kebenaran, dan kata sophos yang berarti ilmu dan hikmah (wisdom).
mempunyai aplikasi yang lebih luas daripada ‘wisdom’ dalam bahasa Inggris
kata sophia mengandung makna kemauan dan keinginan yang sangat kuat
mendalam atau cinta kepada kebijaksanaan. Selain itu, filsafat dapat pula
berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta
filsafat dari segi istilah adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal,
untuk mengetahui tentang hakikat segala sesuatu yang ada, seperti hakikat
dan seterusnya.
Dari definisi tersebut itu pula dapat diketahui bahwa filsafat pada
intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat atau hikmah mengenai sesuatu yang
4
Koento Wibisono S., 1984., “Filsafat Ilmu Pengetahuan Dan Aktualitasnya Dalam Upaya
Pencapaian Perdamaian Dunia Yang Kita Cita-Citakan”, Fakultas Pasca Sarjana UGM Yogyakarta
5
Mohammad Adib. 2010. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi dan Logika Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4
berada di balik objek formanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas
dan inti yang terdapat di balik yang bersifat lahiriyah. Sedangkan dalam Islam,
dan hikmah.6
tentunya kita akan bertanya aspek dan dimensi Islam yang mana yang akan kita
bicarakan. Dalam banyak kasus, kita harus menghindari kesalahan yang terlalu
sering dibuat oleh para sarjana barat selama beberapa abad yang lalu yang
Islam tersebut. Lebih dari itu, dalam rangka mendapatkan pemahaman peran
filsafat yang sesungguhnya dalam pendekatan studi Islam (baca: Islam), satu
hal yang harus kita lakukan adalah memahami Islam di seluruh amplitudonya
dan kedalamannya, terutama dimensi al-haqiqah, yang dengan ini kita akan
serta aspek perspektif Islam ke dalam pengetahuan yang mana seluruhnya telah
pendekatan studi Islam, satu hal yang tidak bisa dilepaskan adalah melihat
Dalam studi agama, termasuk Islam, paling tidak ada dua aspek yang
harus dipenuhi: pertama, faith (keyakinan) yaitu aspek internal, tak terkatakan,
6
Sayyed Hosen Nasser & Oliver Leaman (Editor). 2003. Ensiklopedi Tematik Filsafat Islam.
Bandung: Mizan.
7
http://marifatsyifa.blogspot.co.id/diakses pada tanggal 6 Februari 2018.
5
orientasi transenden, dan dimensi pribadi kehidupan beragama. Kedua;
tradition (tradisi): yaitu aspek eksternal keagamaan, aspek sosial, dan historis
agama yang dapat diobservasi dalam masyarakat. Kedua aspek tersebut oleh
kerangka teoritik dari Wilfred Cantwell Smith (1957) yang membedakan antara
tradition dan faith. Agama apapun, termasuk Islam, memiliki aspek tradition
yaitu aspek eksternal keagamaan, aspek sosial dan historis agama yang dapat
diobservasi dalam masyarakat, dan aspek faith yaitu aspek internal, orientasi
konseptual seperti ini, tujuan studi agama adalah untuk memahami dan
mengerti pengalaman pribadi dan perilaku nyata seseorang. Studi agama harus
dua aspek dalam keberagamaan ini; “tradition and faith, inward experience and
outward behavior, hidden and manifest aspect” (tradisi dan iman, pengalaman
bathin dan perilaku lahiriah, aspek tersembunyi dan nyata) tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Dalam upaya agar agama (Islam)
terpahami baik, upaya yang bersifat internal yakni upaya tradisi keagamaan
berada dalam tradisi, maka agama tidak dapat dipisahkan dari filsafat. Itu
8
M. Arfan Mu’ammar, dkk., 2012. Studi Islam: Perspektif Insider/Outsider, Cet. I, Yogyakarta:
IRCiSoD.
6
sekilas mengenai definisi agama dan filsafat di atas, kita dapat mengetahui
bahwa titik temu antara filsafat dan agama adalah pada bidang yang sama yaitu
apa yang disebut sebagai “the Ultimate Reality”, yakni Realitas (Dzat) yang
hakikat atau inti dari ajaran agama Islam dapat dimengerti dan dipahami secara
sebagainya.10
demikian ketika seseorang mengerjakan suatu amal ibadah tidak akan merasa
menggali makna filosofis dari ajaran agama Islam, maka semakin meningkat
9
Wilfred Cantwell Smith dalam Mircea Eliade and Joseph M. Kitagawa (Ed) 1973. The History of
Religions (Chicago and London: University of Chicago Press.).
10
Syarif Hidayatullah. t. th. Relasi Agama dan Filsafat dalam Perspektif Islam (artikel).
7
pengamalan agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama
dengan susah payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti.
misalnya sudah haji, sudah menunaikan rukun Islam kelima dan berhenti
sampai disitu saja. Tidak dapat merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung
memfokuskan segi lahiriah yang bersifat eksoterik. Islam sebagai agama yang
agamanya.
(mengapa kamu tidak mau ingat), "A fala ta'qilun" (mengapa kamu tidak
bahwa sejak kelahiran filsafat, maka Filsafat dalam Islam merupakan salah satu
tradisi intelektual besar di dalam dunia Islam, dan telah mempengaruhi serta
filsafat dalam Islam dalam satu sisi tidak diterima oleh semua orang. Mungkin
alasannya, karena ada anggapan bahwa filsafat Islam terasimilasi dari filsafat
Yahudi.13
Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang
ajaran Islam di antara nama-nama Allah juga terdapat kebenaran, maka tidak
terelakkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara filsafat dan agama.14
A. Simpulan
University Press)
13
Ibrahim Madkur, t.th. Fī al-Falsafat al-Islamiyah; Manhaj wa Thatbīquhu, juz I (Cet. III; Mesir:
Dar al-Ma’arif)
14
Asmoro Achmadi. 2014. Filsafat Umum. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
C.A Qadir, 2002/1989. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
9
B B III
A PENUTUP
1. Dari uraian sekilas mengenai definisi agama dan filsafat di atas, kita dapat
mengetahui bahwa titik temu antara filsafat dan agama adalah pada bidang yang
sama yaitu apa yang disebut sebagai “the Ultimate Reality”, yakni Realitas (Dzat)
2. Dalam kajian Islam, berpikir filosofis tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam
memahami agama Islam, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari
3. Filsafat Dalam Pandangan Islam disebutkan bahwa sejak kelahiran filsafat, maka
Filsafat dalam Islam merupakan salah satu tradisi intelektual besar di dalam dunia
intelektual lain, termasuk teologi skolastik (kalam) dan sufisme doktrinal (al-
ma’rifah al-irfan).
B. Saran
Kami menyadari dalam penyusunan dan penyulisan makalah ini terdapat
banyak sekali kekurangan dan kesalahan oleh karena itu kami siap menyerima
kritik dan saran dari pembaca dan pendengar.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bahm, Archie, J., 1980., “What Is Science”, Reprinted from my Axiology; The Science
Of Values; 44-49, World Books, Albuquerqe, New Mexico, p.1,11.
C.A Qadir, 2002/1989. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Ibrahim Madkur, t.th. Fī al-Falsafat al-Islamiyah; Manhaj wa Thatbīquhu, juz I (Cet. III;
Mesir: Dar al-Ma’arif)
Koento Wibisono S. dkk., 1997., “Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu P
Koento Wibisono S., 1984., “Filsafat Ilmu Pengetahuan Dan Aktualitasnya Dalam Upaya
Pencapaian Perdamaian Dunia Yang Kita Cita-Citakan”, Fakultas Pasca Sarjana
UGM Yogyakarta
Mohammad Adib. 2010. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi dan Logika
Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sayyed Hosen Nasser & Oliver Leaman (Editor). 2003. Ensiklopedi Tematik Filsafat
Islam. Bandung: Mizan.
Syarif Hidayatullah. t. th. Relasi Agama dan Filsafat dalam Perspektif Islam (artikel).
The Liang Gie., 1999., Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. Ke-4, Penerbit 118 Liberty
Yogyakarta, p.29, 31, 37, 61, 68, 85, 93, 159, 161.
The Oxford Encyclopedia of The Modern Islam World, 1995. vol. 3 (New York: Oxford
University Press)
Wilfred Cantwell Smith dalam Mircea Eliade and Joseph M. Kitagawa (Ed) 1973. The
History of Religions (Chicago and London: University of Chicago Press.).