PERTEMUAN KE : I4
LANDASAN SILA SILA PANCASILA DALAM FILSAFAT
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN:
Setelah mempelajari pertemuan ini mahasiswa diharapkan akan mampu
memahami dan menjelaskan tentang Landasan Sila-Sila Pancasila dalam
Filsafat
B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Filsafat
Bila kita mengkaji Pancasila secara ilmiah, maka kedudukan dan
fungsinya memiliki pengertian yang luas baik itu sebagai dasar negara,
sebagai pandangan hidupa bangsa, sebagai ideologi bangsa dan negara,
sebagai kepribadian bangsa sehingga kita harus mampu mendeskripsikannya
secara objektif.
Bila kita melihat ke belakang, lahirnya pemikiran filsafat tidak selalu
benar, sedangkan ilmu pengetahuan selalu berkembang. Dalam mempelajari
pengetahuan ini, manusia selalu berusaha agar ilmu dan filsafat selalu saling
berhubungan sehingga akan ditemukan suatu kebenaran yang hakiki.
Tujuan manusia mempelajari filsafat yakni mencari kebenaran yang
sesungguhnya dengan cara membagi ilmu diibaratkan sebuah lukisan dan
filsafat adalah gambar alam semesta. Kebenaran dalam mempelajari ilmu
pengetahuan karena adanya pengalaman, sedangkan dalam mempelajari
filsafat kebenaran sebenarnya yang dialami. Sistematika filsafat tersususn
secara sistematis setelah ditemukan kebenaran yang sesungguhnya. Dalam
sistematika filsafat, terbagi dalam tiga cabang yakni teori pengetahuian, teori
hakikat, dan teori nilai. Untuk mencari kesempurnaan dalam menjalankan
kehidupannya, manusia selalu mengembangkan ilmu pengetahuan. Manusia
selalu befikir dan mencari cara bagaimana dia memecahkan suatu
permasalahan, dengan cara bertanya agar menemukan suatu kebenaran atas
pertanyaan yang muncul dibenaknya.
Manusia bergerak mencari ilmu untuk mencari jawaban atas
pertanyaan, karena hakikatnya yang menjadi pokok pertanyaannya adalah dia
ingin mengetahui sesuatu yang belum dia ketahui, lalu dia mencari ilmu agar
mendapatkan pengetahuan yang dapat memecahkan pertanyaan tersebut,
dan dia akan menilai pengtahuan yang didapatkannya tersebut. Walaupun
pertanyaan tersebut sederhana, namun keseluruhan dari pertanyaan tersebut
sangat mendasar, sehingga diperlukan jawaban yang diperoleh melalui
pemikiran yang keras, tersusun dan menyeluruh agar jawaban yang diperoleh
Filsafat Pancasila 1
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila 2
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
secara netral , etis dan filosofis sehingga ilmu itu bisa di manfaatkan
secara benar dan relevan”.
c) Menurut Lewis White “Filsafat ilmu atau philosophy of science adalah
ilmu yang mengkaji dan mengevaluasi metode – metode pemikiran
ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah
sebagai suatu keseluruhan.Lebih jauh Lewis menjelaskan Filsafat
ilmu adalah ilmu yang mempertanyakan dan menilai metode – metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya
usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Melalui filsafat ilmu ini kita
akan mampu memahami dan menetapkan akan arti pentingnya usaha
ilmiah, sebagai suatu keseluruhan”.
d) Menurut A. Cornelius Benyamin, mengatakan bahwa: “filsafat ilmu
adalah studi sistematis mengenai sifat dan hakikat ilmu, khususnya
yang berkenaan dengan metodenya, konsepnya, kedudukannya di
dalam skhema umum disiplin intelektual. Benyamin lebih melihat sifat
dan hakikat ilmu ditinjau dari aspek metode, konsep, dan
kedudukannya dalam disiplin keilmuan”.
e) Menurut Robert Ackermann filsafat mengatakan: “ilmu adalah sebuah
tinjauan kritis tentang pendapat – pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap pendapat – pendapat lampau yang telah
dibuktikan atau dalam rangka ukuran – ukuran yang dikembangkan
dari pendapat – pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian
jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik ilmiah
senyatanya”.
f) Menurut Peter Caw mengatakan bahwa: “filsafat ilmu adalah suatu
bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat
umumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat
melakukan dua macam hal di satu pihak, ini membangun teori – teori
tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya landasan
bagi keyakinan dan tindakan di pihak lain, filsafat memeriksa secara
kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi
tindakan termasuk teori – teori nya sendiri dengan harapan dan
penghapusan tidak ajegan dan kesalahan. Caw yakin bahwa melalui
filsat ilmu seseoang membangun dua hal, menyajikan teori sebagai
landasan bagi keyakinan tindakan dan memeriksa secara kritis
segala sesuatu sebagai landasan bagi sebuah keyakinan atau
tindakan”.
g) Menurut Alfred Cyril Ewing mengatakan bahwa: “Filsafat ilmu
menurutnya adalah salah satu bagian filsafat yang membahas
tentang logika, di mana di dalamnya membahas tentang cara yang di
khususkan metode – metode dari ilmu – ilmu yang berlainan . Lebih
lanjut menjelaskan tanfa penguasaan filsafat ilmu, maka akan sulitlah
Filsafat Pancasila 3
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila 4
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila 5
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila 6
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Setiap unsur memiliki fungsi
masing-masing namun saling berhubungan. Pancasila yang merupakan
penjelmaan hakikat manusia ‘monopluralis’ yang merupakan kesatuan
kesatuan organis aka sila-sila tersebut memiliki kesatuan yang bersifat
organis.
d. Susunan Kesatuan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk
Piramidal
Susunan Pancasila adalah hierarkis dan mempunyai bentuk piramidal.
Bentuk piramidal digunakan digunakan untuk menggambarkan hubungan
hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam urutan-urutan luas (kuantitas) dan
juga dalam hal sifatnya (kualitas). Dilihat dari intinya; urutan kelima sila
menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya,
merupakan pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya; sehingga setiap
sila memiliki hubungan yang mengikat satu sama lain.
Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuhanan yang Maha
Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan, dan
keadilan sosial. Ketuhanan yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan, yang membangun, memelihara, dan mengembangkan
persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial, sehingga
tiap-tiap sila didalamnya mengandung sila-sila lainnya. Rumusan Pancasila
yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
1) Sila pertama.
Ketuhanan yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Sila kedua.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh sila
Ketuhanan yang Maha Esa dan meliputi dan menjiwai sila-sila
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3) Sila ketiga.
Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan
yang Maha Esa dan meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang
adil dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4) Sila keempat.
Filsafat Pancasila 7
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
5) Sila Kelima.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai
oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa dan meliputi dan menjiwai sila-sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kesatuan sila-sila
Pancasila yang bersifat hierarkhis dan piramidal adalah: Tuhan ada karena
diri-Nya sendiri, Tuhan sebagai kausa prima (sebab utama), oleh karena itu
segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan
atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan (Sila 1).
Adapun manusia merupakan salah satu unsur pokok negara; karena
negara merupakan salah satu organisasi kemanusiaan, persekutuan hidup
bersama yang anggotanya adalah manusia (Sila 2). Maka negara
diakibatkan oleh manusia-manusia yang bersatu (Sila 3), maka
terbentuklah persekutuan hidup yang disebut rakyat. Rakyat adalah
totalitas individu-individu yang bersatu dalam harmonis dan merupakan
unsur pembentuk negara disamping wilayah dan pemerintah yang
berdaulat (Sila 4). Pada hakikatnya, kehidupan bernegara bertujuan untuk
memakmurkan dan menegakkan keadilan dalam kehidupan rakyatnya
bersama (Sila 5).
4. Hubungan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengisi
dan Saling Mengkualifikasi
Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat diirumuskan pula dalam
hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan
hierarkhis piramidal tadi. Menurut Koentjaraningrat (2004), ‘’Tiap-tiap sila
seperti telah disebutkan di atas mengandung empat sila lainnya,
dikualifikasikan oleh empat sila lainnya. Untuk memperjelas, berikut adalah
rumus umum hierarkhis Pancasila:
1) Sila pertama.
Ketuhanan yang Maha Esa adalah keTuhanan yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Sila kedua.
Filsafat Pancasila 8
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
3) Sila ketiga.
Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berkeTuhanan yang Maha
Esa, yang kemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan
Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
4) Sila keempat.
Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah kerakyatan yang berkeTuhanan yang
Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
5) Sila Kelima.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang yang
berke-Tuhan-an Yang Maha Esa, yang kemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berpersatuan Indonesia, dan berkerakyatan yang dipimpin
oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.’’
Filsafat Pancasila 9
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila 10
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila 11
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila 12
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
8. Nilai-nilai keagamaan.’’
Bila kita memhami isi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya dapat
dibedakan atas hakikat Pancasila yang umum universal yang merupakan
subtansi sila-sila pancasila, sebagai pedoman penyelenggaraan dan
pelaksanaan negara yaitu sebagai dasar negara yang bersifat umum kolektif
serta realisasi pengalaman pancasila yang bersifat umum dan konkrit.
Subtansi Pancasila dengan kelima silanya yang terdapat pada ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan merupakan suatu sistem
nilai. Prinsip dasar mengandung cita-cita bangsa Indonesia yang akan
diwujudkan menjadi kenyataan yang konkrit dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu telah menjelma dalam tertib sosial,
tertib masyarakat dan tertib kehidupan bangsa Indonesia yang dapat
ditemukan dalam adat istiadat bangsa indonesia dan keagamaannya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan lima
merupakan cita-cita harapan dan dambaan bangsa Indonesia yang akan
diwujudkan dalam kehidupan masyarakat gemah ripah loh jinawi, tata tentrem
karta raharja. Bangsa Indonesia dalam hal ini sebagai pendukung,
menghargai, mengakui, dan menerima pancasila sebagai dasar-dasar nilai.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu mempunyai tingkatan hal
kuantitas maupun kualitas, namun nilai-nilai itu merupakan satu kesatuan
saling berhubungan serta saling melengkapi. Sila-sila pancasila itu pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh atau merupakan
suatu kesatuan organik bertingkat dan berbentuk piramidal. Nila-nilai itu
berhubungan secara erat dan nilai-nilai yang satu tidak dapat dipisahkan dari
yang lainnya, sehingga nilai-nilai itu masing-masing merupakan integral dari
suatu sistem nilai sikap , tingkah laku bangsa Indonesia. Dalam pengertian
yang demikin ini pada hakikatnya pancasila merupakan suatu sistem nilai
dalam artian bahwa bagian-bagian atau sila-silanya saling berhubungan
secara erat dan membentuk struktur yang menyeluruh.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila termasuk nilai-nilai
kerokhaniasn yang tertinggi karena sifatnya yang mutlak. Berikutnya sila
kemanusiaan, adalah sebagai pengkhususnya karena manusia adalah
makhluk Tuhan. Ketiga sila lainnya yaitu sila persatuan, sila kerakyatan dan
sila keadilan bersifat kenegaraan karena berhubungan dengan itu. Suatu hal
yang perlu diperhatikan yaitu meskipun nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila berbeda-beda dan tingkatan yang berbeda-beda pula namun
keseluruhan nilai tersebut merupakan suatu kesatuan dan tidak bertentangan.
Namun perbedaan ini tidak dijadikan sebagai senjata untuk memecah belah
bangsa Indonesia
Filsafat Pancasila 13
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
C. LATIHAN SOAL
1. Menjelaskan Pancasila sebagai suatu filsafat
2. Menjelaskan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat
3.Menjelaskan Pancasila sebagai nilai dasar fundamental NKRI
4. Menjelaskan intisari tiap sila dalam Pancasila
5.Bagaimana cara anda memahami sepenuhnya Pancasila sebagai sistem
filsafat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
D. DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta : Penerbit Paradigma.
Filsafat Pancasila 14
UNIVERSITAS PAMULANG PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Filsafat Pancasila 15