Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MENGAPA DAN BAGAIMANA PAI DI AJARAKAN

PERGURUAN TINGGI

DOSEN PENGAMPU : SUKMAWATI, S.Ag,M.Pd.I

KELOMPOK 1:

ALIFKAH (220404501009)

MAGFIRATUL RAMADANI (220404501065)

MUHAMMAD ADNAN (220404502043)

IKHSANUL ALIM (220404501036)

AL ISWAN (22040450107)

FAKULTAS ILMU PENDIDIDIKAN

BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAR NEGERI MAKASSAR

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan agama islam di perguruan tinggi memberikan landasan pengembangan
kepribadian, karakter pada mahasiswa, dalam pembuatan makalah ini bertujuan bagi setiap
mahasiswa mengetahui bahwa bagaimana penting mempelajari agama.
Setinggi-tingginya pengetahuan yang kira dapatkan tapi tanpa pengetahuan agama semua itu
akan sia-sia, jadi kita sebagai seorang mahasiswa harus mendapatkan ilmu dunia dan akhirat
dan mempelajari lebih dalam agama akan nebjadi salah satu tujuan hidup masing-masing orang
menuju kesuksesan.
Mempelajari agama bagi mahasiswa juga akan mengajarkan tentang toleransi beragama
karena dalam lingkungan mahasiswa ada berbagai macam agama, suku, dan adat. Jadi sengan
adanya kepercaya agama kita bisa menilai apa yang benar dan apa yang salah di lingkungan kita.
Niat dan tekat menuntut ilmu agama dan pengetahuan, mempelajari ilmu agama juga
merupakan salah satu pondasi bagi mahasiswa sehingga setiap keputusan yang mereka ambil
berguna bagi mereka dan juga orang di sekitar, jadi itu mengapa pendidikan agama itu penting
bagi setiap mahasiswa.

“menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim,” (HR Ibnu Majah)
B. RUMUSAN MASALAH
a. Konsep dan cara pembelajaran PAI di perguruan tinggi
b. Alasan mengapa dan bagaimana PAI diajarkan di PT
c. Sumber psikologis, sosial budaya, historis dan yuridis tentang perlunya pembelajaran PAI
dan model pendekatan/metode pembelajaran PAI di PT
C. TUJUAN
a. Menambah wawasan mengenai peranan PAI di perguruan tinggi.
b. Mengkaji mengenai kedudukan PAI di perguruan tinggi.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Konsep dan cara pembelajaran PAI di perguruan tinggi


Dari hasil analisis sejarah dapat dikatakan bahwa kehadiran pendidikan agama tidak hanya
untuk mendidik ilmu agama bagi peserta didiknya. Namun lebih daripada itu adanya pendidikan
agama adalah sebagai upaya pengokohan ‘ideologi’ agama yang ditanamkan pada peserta didik
di lembaga pendidikan secara formal. Lebih detail karena di PT terdapat banyak sekali
mahasiswa yang beragama Islam maka dipandang perlu adanya perhatian khusus.
Ada beberapa macam cara dalam pembelajaran PAI Secara garis besar metode yang sering di
gunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain: ceramah, tanya jawab,
diskusi, pemberian tugas, eksperimen, demonstrasi, tutorial/bimbingan dan problem solving
(pemecahan masalah). mata kuliah PAI menjadi mata kuliah kunci dan terintegrasi secara
fungsional dengan mata kuliah lain. Setidaknya mata kuliah umum tersebut dipelajari sarat
dengan muatan moral agama, disesuaikan dengan tingkat dan jenis lembaga pendidikannya.
Orang abangan lebih berorientasi kepada kaum priyayi dan kaum priyanyi lebih adaptif dengan
kaum kolonial. Namun dalam seiringnya waktu berjalan kaum priyanyi dan abangan pun banyak
yang berubah menjadi masyarakat santri. Di sinilah kita harus menelusuri konsep-konsep sosial
budaya kaum priyayi dan kaum abangan yang lebih memilih jalan hidup beragama sebagaimana
jarang hidup beragama yang dijalankan kaum santri.
Nabi kita memerintahkan kita jikan ingin jika kita selamat dunia dan akhirat maka pelajarilah
ilmu, baik ilmu dunia maupun agama. Keduanya sama-sama memiliki manfaat baik. Oleh itu
mahasiswa juga harus mendalami agama dan mencari ilmu pengetahuan.

Artinya : “ Musa berkata kepada Khidhr : ‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkanku kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarakan
kepadamu?;,”(QS Al-kahfi: 66).
B. Alasan Mengapa dan Bagaimana PAI Diajarkan di PT
Di dalam perguruan tinggi kita sebagai seorang mahasiswa harus mempelajari mata kuliah
agama mata kuliah PAI di perguruan tinggi wajib di pelajari Sebelum memutuskan pendekatan
yang lebih baik terhadap dahulu perlu disadari bahwa sumber utama pembelajaran PAI adalah
Alquran dan hadis. Kitab Alquran sangat tebal, yaitu terdiri dari 6136 ayat. Kitab-kitab hadis
lebih tebal lagi, Shahih Bukhari dan Shahih muslim saja 2 kitab hadis yang dipercayai terdiri dari
substansi, maka mahasiswa akan menerima ajaran Islam sebagai intan dan relatif lebih aman
karena diajarkan oleh ahlinya tetapi mahasiswa tidak akan terbiasa menelan ajaran Islam secara
mandiri sebaliknya jika PAI menekankan kepada proses pembelajaran mahasiswa akan terbiasa
menggali atau mencari sendiri ajaran islam dalam hal itu juga dapat memahami ajaran Islam
secara benar akan lebih sulit oleh karena itu memerlukan pendamping seperti dosen dalam
pembelajaran PAI di perguruan tinggi.

a. Mengapa PAI di ajarkan di PT


Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia, yakni meningkatka martabat
manusia ke arah manusia ideal yang dikehendaki Terkait dengan Pendidikan Agama Islam
(PAI) sebagai mata kuliah pada jenjang Pendidikan Tinggi, bahwa berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasionai NomorTerkait dengan Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai
mata kuliah pada jenjang
Pendidikan Tinggi, bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasionai Nomor
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusuaan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa serta Nomor 045/U/2002 tentang, Kurikulum Inti Pendidikan
Tinggi telah ditetapkan bahwa Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa pada seluruh jurusan (Kemdiknas, 2000).
Pendidikan Agama Islam berorientasi pada pembentukan pribadi yang berakhlak
mulia, tidak hanya memberikan pengetahuan semata, namun juga merealisasikan dalam
bentuk kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah peserta didik
mengamalkan nilai-nilai yang Islami dalam kesehariannya ataukah tidak, setelah
memperoleh pengetahuan agama dan mengikuti kegiatan keagamaan di Perguruan Tinggi.
Apabila melihat beberapa pendapat di atas mengenai pengembangan PAI, betapa
pentingnya adanya pengembangan PAI yang tidak hanya dilakukan pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah saja, melainkan pada tingkat pendidikan tinggi-pun
semestinya dilakukan pengembanganpengembangan yang megacu pada pola perubahan
masyarakat dan kebutuhan peserta didik atau mahasiswa. Sehingga diharapkan
Pendidikan Agama Islam dapat menjadi dasar atau pijakan dalam kehidupan mahasiswa
baik selama proses pendidikannya dan terlebih dalam kehidupan setelah masa
pendidikannya selesai.
b. Bagaimana PAI diajarkan di Perguruan Tinggi

Sepanjang tahun 1966-1983 pendidikan agama diajarkan secara beragam di berbagai


perguruan tinggi negeri (PTN). Sebagian PIN menyelenggarakan pendidikan ayama, dalam
hal ini PAI hingga 6 semester: PAI 1 (untuk mahasiswa baru semester pertama). PAI 2, PAI 3.
dan seterusnya hingga PAI 6. Menjelang dan sekitar awal tahun 19K0-an pcibagai wacana
untuk menghilangkan pendidikan ayama dari kurikulum PT mencuat kembali.
Mengantisipasi dimenangkannya wacara ini para aktifitas Islam kampus kemudian
membuka program tutonal apama Islam di masjid masjid kampus. Program ini di satu sisi
dimaksudkan untuk menyalurkan minat para mahasiswa yang haus dan ingin memperdalam
ajaran agama.
Namun, ketika selesai kuliah PAI mahasiswa tidak bisa autodidak untuk mendalami agama.
Oleh karena itu bagaimana caranya agar mahasiswa memiliki keterampilan untuk belajar
secara autodidak dan dengan cara yang mudah untuk mendalami pengetahuan mereka
dalam agama.
Ust. Das’ad megatakan bahwa sebagai mahasiswa haruslah mempelajari ilmu pengetahuan
dan yang terbaik adalah mengimbangi anatar belajar untuk kulia dengan belajar untuk
agama. Dalam menuntut ilmu harus selalu dengan niat yang baik dan bertujuan untuk
mendaoatkan ridha Allah SWT. Ust. Das’ad Latif, seorang pemuka agama islam dan dosen di
makassar talkshow mengangkat tema peran mahasiswa dalam mewujutkan islam rahmatan
‘Alamin’
C. Sumber psikologis, sosial budaya, historis dan yuridis tentang perlunya pembelajaran PAI dan
model pendekatan/metode pembelajaran PAI di PT
a. Menggali sumber psikologis tentang perlunya pembelajaran PAI di PT
Secara psikologis pula , pada dasarnya manusia suka bertaubat . Hal seperti ini dikenal
dengan istilah konversi agama . Terjadinya konversi agamamenunjukkan bahwa manusia
selalukembali kepada Tuhan dan selalu mencari agama , Mazhab dan ajaran yang benar .
Konversi agama terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor , salah satunya pendidikan
agama . Dengan adanya Pai di PT berperan menyadarkan mahasiswa agar selalu butuh
dengan Tuhan dan menyajikan informasi yang jelas dan benar tentang agama . Tanpa
pembelajaran pai di PT akan mengakibatkan kesadaran rohani dan semangat keagamaan
mahasiswa menjadi kering serta Mambawa mahasiswa masuk dalam kehidupan tanpa
motivasi agama.
Secara psikologi manusia itu makhluk teogenetis atau teis (makhluk bertuhan), ataukah ateis
(tidak bertuhan) menunjukkan bahwa masing masing kelompok saling mencoba
mempengaruhi kelompok yang lain . Kelompok teis berusaha mengadakan penyelenggaraan
Pendidikan agama , sedangkan kelompok ateis menolak bahkan menghalang - halangi
penyelenggaraan Pendidikan agama . Adapun kelompok teis - ateis yang bersikap tidak
peduli dengan agama atau mengikuti secara pasif kelompok pemenang . Adapun kelompok
stengah tesis ateis lebih bersikap tidak peduli dengan agama atau mengikiti secara pasif
kelompok pemenang .
Dalam kasus konversi agama ( yang sungguh - sungguh ) sering terjadi munculnya
kegelisahan pada orang yang mengalaminya . Terdapat lima tahapan konversi agama seperti
berikut
1. Tahap pertama masa tenang I. Pada masa ini seseorang merasa tenang dengan
ketidaktaatannya terhadap agama yang dianutnya tenang dengan agama yang
dipeluknya , dan tenang dengan mazhab / keyakinannya ;
2. Tahap kedua masa gelisah I. Mungkin karena faktor internal pencarian terhadap
kebenaran , atau karena dakwah pemuka agama ( termasuk dosen agama ) dan ajakan
orang - orang dekat saudara atau kawan ) , atau karena faktor gabungan dari kedua -
duanya , seseorang mulai memikirkan keyakinan baru , agama baru , atau mazhab baru .
Dia mulai mempelajari keyakinan , agama atau mazhab baru itu . Dia pun menjadi
gelisah antara menerima atau menolak keyakinan , agama , atau mazhab baru itu ;
3. Tahap ketiga masa konversi . Jika motivasi ke arah keyakinan , agama , atau mazhab
baru itu lebih kuat , maka orang itu akan melakukan konversi ;
4. Tahap keempat masa gelisah II . Setelah terjadi konversi , orang akan gelisah lagi . Dia
menguji terus proses konversinya . Dia pun memikirkan hubungan dirinya dengan orang
- orang lama yang dicintainya . Dia pun berpikir , jika orang - orang yang dicintainya
mengetahui bahwa dirinya telah berubah keyakinan , agama , atau mazhab , maka
mungkin orang - orang yang dicintainya itu akan meninggalkannya . Tidak menutup
kemungkinan bahkan dia akan dimusuhinya ;
5. Tahap kelima masa tenang II . Seseorang yang melakukan konversi agama itu akhirnya
memutuskan bahwa keyakinan , agama , atau mazhab baru inilah yang benar dan lebih
baik .
b. Menggali sumber Sosial-Budaya tentang perlunya pembelajaran PAI di PT
Masyarakat muslim umumnya menghendaki PT - PT di Indonesia sejalan dengan budaya
bangsa yang religius Masyarakat tidak mengharapkan PT sebagai " menara gading yang jauh
dari kehidupan masyarakat . Budaya beragama dalam masyarakat harus merembes juga ke
dalam lingkungan PT , yang berarti pendidikan agama juga menjadi kajian di lingkungan PT .
Adapun masyarakat muslim biasa ( bukan santri ) adalah masyarakat muslim yang kurang
taat menjalankan ajaran Islam . Mereka tidak mengerjakan salat lima waktu , tidak berpuasa
pada bulan Ramadan , dan tidak membayar zakat . Namun , rukun Islam pertama dan
terakhir dikerjakan . Mereka mengucapkan dua kalimat syahadat sekurang - kurangnya
ketika ijab - kabul dan menjalankan ibadah haji bagi yang mampu . Kemudian ketika ada
keluarganya yang meninggal dunia , biasanya mereka mengadakan selamatan dengan
pengajian . Artinya , serendah - rendahnya tingkat keberagamaan masyarakat Indonesia ,
mereka tetap mementingkan agama dan pengamalan ajaran agama . Hal ini semakin tampak
antara lain pada perubahan beragama generasi sekarang dibanding generasi sebelumnya .
Sejak tahun 1990 - an terjadi perubahan drastis dalam keberagamaan . Banyak pelajar dan
mahasiswa yang berlatar belakang keluarga muslim biasa , akhirnya menjadi muslim santri .
Perubahan ini bermula dari ' fevolusi " pembelajaran agama melalui tutorial agama di
kampus , pesantren kilat , berdirinya masjid - masjid , Taman Pendidikan Al - Quran ( TPA ) ,
pembudayaan jilbab , berdirinya sekolah - sekolah Islam berkelas , serta mem - bludak - nya
jamaah haji . Dampak dari perubahan beragama ini adalah tuntutan penyelenggaraan PAI di
PT yang lebih baik

c. Menggali sumber Historis tentang perlunya pembelajaran PAI di PT


Secara historis bangsa Indonesia memiliki dua sistem dan sekolah . pendidikan , yakni
pesantren Pesantren merupakan model pendidikan asli bangsa Indonesia , sedangkan
sekolah merupakan model pendidikan yang diadopsi dari penjajah Belanda . Masing -
masing model pendidikan ini memiliki keunggulan dan kelemahan . Keunggulan model
pesantren adalah kaya dalam pengembangan keberagamaan dan moralitas , tetapi lemah
dalam pengembangan ilmu dan teknologi . Sebaliknya , model sekolah unggul dalam
pengembangan ilmu dan teknologi , tetapi lemah dalam pengembangan keberagamaan dan
moralitas.
Jika kita menengok lebih jauh sejarah pendidikan pada bangsa - bangsa muslim , kaum
muslimin pernah menjadi bangsa yang paling maju di dunia . Para pendidik dan pelajar
muslim pada masa keemasan Islam tidak pernah memisahkan pendidikan agama dari
pendidikan sains dan teknologi . Para ilmuwan dan teknolog muslim pada masa kejayaan
Islam adalah para ilmuwan dan teknolog yang memahami ajaran Islam secara luas dan
mendalam . Sebut saja Ibnu Sina ( Avicena ) . Dia seorang dokter , psikolog , dan psikiater
sekaligus ahli agama.
MPRS tahun 1966 menetapkan , bahwa pendidikan agama wajib diajarkan sekolah -
sekolah pemerintah mulai jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi . Sepanjang
tahun 1966-1983 perguruan tinggi pendidikan agama diajarkan secara beragam di pelbagai
negeri ( PTN ) . Sebagian PTN menyelenggarakan pendidikan agama , dalam hal ini PAI
hingga 6 semester : PAI 1 ( untuk mahasiswa baru semester pertama ) , PAI 2 , PAI 3 , dan
seterusnya hingga PAI 6.
d. Menggali sumber yuridis tentang perlunya pembelajaran PAI di PT
Sumber yuridis penyelenggaraan PAI di PT sebagai berikut .
1. Pancasila ;
2. UUD 1945 ( hasil amandemen ) ;
3. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas ) ;
4. UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-
2025 ;
5. PP No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana. Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 ;
6. PP No. 19 Tahun 2005 , sebagaimana diubah dengan PP No. 032 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan ;
7. UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi .
e. Menggali model pendekatan / metode pembelajaran PAI di PT
substansi materi yang mana mahsiswa perlu dibekali dengan materi Pendidikan agama islam
yang luas dan mendalam oleh dosen pengajar , pendekatan substansi materi sebagai ajaran
yang diberikan.
a. Pendekatan kajian Al’Quran dan sejarah islam
umumnya Syari'ati menyadari bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman terhadap
kedua metode itu , Al - Quran dan Sejarah Islam , di kalangan orang muslim pada sangat
rendah . Implikasi dari yang dikatakannya itu adalah bahwa untuk memahami Islam
secara tepat kedua sumber asli tersebut harus dikaji secara komprehensif . Mukti Ali
menyebutkan bahwa kedua metode yang diajukan Syari'ati adalah fundamental untuk
memahami Islam secara tepat . Tentang kedua metode tersebut Mukti Ali
mengungkapkan , " Inilah kedua metode yang harus kita gunakan untuk mempelajari
Islam . Namun , sayang sekali bahwa studi Al Quran dan studi Sejarah Islam adalah
sangat lemah di negeri kita , juga di dunia Islam . Kenyataannya , kedua studi itu hanya
berada di pinggiran saja dari kelompok studi Islam . " ( Mukti Ali , 1990 : 49 )
b. Pendekatan displin ilmu dan kajian isi/ajaran
Di Indonesia dikenal luas bahwa ajaran Islam terdiri atas tiga disiplin , yaitu : akidah ,
syariat , dan akhlak . Akidah merupakan dimensi Islam yang berhubungan dengan
keimanan . Syariat merupakan dimensi Islam yang berhubungan dengan ketentuan
hubungan manusia dengan Allah , saudara seagama , saudara sesama 14 manusia , serta
hubungan dengan alam besar dan kehidupan . Adapun akhlak membicarakan baik -
buruknya suatu perbuatan , baik secara parsial ( masing - masing perbuatan ) maupun
komparatif ( memilih satu dari dua atau beberapa perbuatan yang baik - baik ) .
c. Pendekatan tentang tujuan didatangkanya syariat islam
Tujuan didatangkannya syariat Islam ( maqashid asy - syariyah ) ada lima , yaitu : ( 1 )
menjaga agama , ( 2 ) menjaga jiwa , ( 3 ) menjaga akal , ( 4 ) menjaga keturunan , dan (
5 ) menjaga harta ( Mukhtar Yahya & Fatchurrahman , 1986 ) .
Metode tipologi agama pada PAI di PT
Metode " tipologi " dikembangkan oleh Ali Syari ati untuk memahami tipe , profil , watak , dan
misi agama Islam . Metode ini memiliki dua ciri penting , yaitu : pertama . mengidentifikasi lima (
bisa juga empat atau enam ciri , dst ) aspek agama ; dan kedua , membandingkan kelima aspek
agama tersebut dengan aspek yang sama dalam agama lain .
Kita bisa mengimplementasikan metode tipologi agama ini untuk memahami mazhab - mazhab
dalam Islam . Adapun aspek atau ciri mazhab yang dapat kita kembangkan , misalnya :
a ) Tokoh referensi . Siapakah tokoh yang dijadikan referensi utama oleh mazhab - mazhab Islam
selain Nabi Muhammad saw . sebagai rujukan utama ?
b ) Imam pada zaman sekarang . Adakah pada zaman sekarang ini imam ( dalam arti ulama yang
mewarisi ilmu nabi ) ? Contoh , Islam Suni mengatakan tidak ada imam , sedangkan Islam Syiah
mengatakan ada .
c ) Al - Quran . Adakah pada zaman sekarang ulama yang dapat benar - benar memahami Al -
Quran sebagaimana pemahaman Nabi Muhammad saw . terhadap Al Quran ?
d ) Dan seterusnya
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mahasiswa harus dibekali dengan sebanyak - banyaknya materi PAL Dosen PAI harus
menyuguhkan materi pembelajaran agama secara luas dan mendalam . Pendapat kedua
menyatakan , pembelajaran PAI di PT perlu kaya dengan proses . Dosen PAI cukup menyuguhkan
substansi materi yang paling dasar dan inti saja . Adapun pengembangannya diserahkan untuk
digali oleh mahasiswa . Olen karena itu , yang terpenting bagi dosen PAI adalah memberikan
keterampilan kepada mahasiswa tentang cara - cara atau pendekatan yang paling tepat untuk
memahami dan mengimplementasikan ajaran agama , sedangkan mahasiswa secara aktif
menggali dan membangun kemungkinan metodologik yang dapat mereka gunakan agar
pemahaman dan pengamalan keislaman mereka semakin baik .
B. SARAN
Menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentu nya dapat di pertanggung jawabkan.
Dalam penyusunan makalah kami juga merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, oleh karena itu saya mohon kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai