Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

“HAKIKAT DAN LATAR BELAKANG LAHIRNYA PT, KONSEP-


KONSEP PT, KARAKTERISTIK DAN TUJUAN PELAKSANAAN
PT DI SD”
Dosen pengampu :
Masniladevi, S.pd., M.pd

Kelompok 1 :
Afrilio Fathur Risqi 22354029
Defnita Yarliza 22354007
Diva Riska Wijaya 22354032
Sainul Abidin 22354021

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSDKU KOTA SAWAHLUNTO
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Dan Latar
Belakang Lahirnya Pt, Konsep-Konsep Pt, Karakteristik Dan Tujuan Pelaksanaan Pt Di Sd” tepat
pada waktunya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen Ibu Masniladevi, S.pd., M.pd
pada mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia, yang telah membimbing kami hingga dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan serta bantuan mereka
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan. Maka dari
itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan demi
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan
informasi dan penunjang bagi kita semua.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
A. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran Tematik Terpadu ........................................................... 6
B. Latar Belakang Lahirnya Pembelajaran Tematik Terpadu ....................................................... 7
C. Rasional Dan Konsep-Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu ............................................... 9
D. Karakteristik Dan Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Di Sd................... 13
E. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu. ..................................................................... 16
F. Penting Pembelajaran Terpadu ................................................................................................... 18
BAB III....................................................................................................................................................... 20
PENUTUP .................................................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 20
B. Saran .............................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Saat ini, kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran di SD kelas I–III
dilakukan secara terpisah. Misalnya, IPA membutuhkan dua jam pelajaran, IPS
membutuhkan dua jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia membutuhkan dua jam pelajaran.
Dalam kegiatannya, dia hanya mempelajari mata pelajaran, yaitu hanya mempelajari hal-
hal yang berkaitan dengannya. Ini sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih
melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (berpikir holistik). Jika pelajaran tentang mata
pelajaran diberikan secara terpisah, perkembangan pemikiran holistik anak akan menjadi
lebih buruk dan siswa akan menghadapi kesulitan.
Dengan kombinasi ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang lengkap, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi mereka. Ini berarti bahwa
dalam pembelajaran terpadu, siswa dapat memahami konsep melalui pengalaman langsung
yang menghubungkan konsep dalam dan di luar mata pelajaran.
Selain itu, masalah yang muncul di kelas rendah (I-III) dengan pelaksanaan
pembelajaran terpisah adalah tingginya tingkat mengulang kelas dan putus sekolah. Angka
ini jauh lebih tinggi di kelas I SD dibandingkan dengan kelas lain, menunjukkan bahwa
kesiapan sekolah sebagian besar siswa kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah.
Untuk mencapai hal ini, guru harus memiliki kemampuan untuk merencanakan dan
menerapkan program pengalaman belajar dengan cara yang tepat. Pembelajaran terpadu
menguntungkan karena banyak topik di setiap mata pelajaran memiliki hubungan dengan
konsep yang dipelajari siswa. Sebagai guru, mereka harus bijak dalam memilih topik yang
sesuai untuk mengajar siswa mereka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini yaitu:

1. Apa hakikat pembelajaran tematik terpadu?

4
2. Bagaimana latar belakang lahirnya pembelajaran tematik terpadu?

3. Bagaimana rasional dalam pembelajaran tematik terpadu ?

4. Apa saja konsep-konsep pembelajaran tematik terpadu?

5. Apa saja karakteristik pembelajaran tematik terpadu?

6. Bagaimana tujuan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu?

C. Tujuan Penulisan
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui:

1. Hakikat pembelajaran tematik terpadu

2. Latar belakang lahirnya pembelajaran tematik terpadu

3. Rasional dalam pembelajaran tematik terpadu

4. Konsep-konsep pembelajaran tematik terpadu

5. Karakteristik pembelajaran tematik terpadu

6. Tujuan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran Tematik Terpadu


Pada dasarnya pembelajaran terpadu dikembangkan untuk menciptakan
pembelajaran yang di dalamnya siswa sendiri aktif secara mental membangun
pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Pendidik
lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran.

Berikut beberapa pengertian pembelajaran tematik terpadu menurut para ahli yaitu :

1. Menurut Poerwadarminta (dalam Abdul Majid, 2014:80) pembelajaran tematik


adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

2. Menurut Hadisubroto (dalam Trianto, 2010:57) pembelajaran terpadu adalah


pembelajarana yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep
lain, yang dilakukan secara spontan atau direncangakan, baik dalam satu bidang
studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran
menjadi lebih bermakna.

3. Menurut Abdul Majid (2014:80) pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu system
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok
aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
holistic, bermakna, dan otentik.

4. Menurut Abdul Majid (2014:85) pembelajaran tematik merupakan pembelajaran


yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang digunakan untuk
memahami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi
yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.

6
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

B. Latar Belakang Lahirnya Pembelajaran Tematik Terpadu


Menurut Bell (dalam Abdul Majid (2014:84) pembelajaran terpadu berawal dari
pengembangan skema-skema pengetahuan yang ada di dalam diri siswa. Hal tersebut
merupakan salah satu pengembangan filsafat konstruktivisme. Salah satu pandangan
tentang proses kontruktivisme dalam pembelajaran adalah bahwa dalam proses belajar
(perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif ini hanya dapat diatasi
melalui pengetahuan diri (self-regulation). Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan
dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan
lingkungannya

Pada dasarnya pembelajaran terpadu dikembangkan untuk menciptakan


pembelajaran yang di dalamnya siswa sendiri aktif secara mental membangun
pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Pendidik
lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar
dan mengajar lebih berfokus pada suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka,
bukan ketepatan siswa dalam melakukan replikasi atas apa yang dilakukan pendidik.

Pendukung gaya belajar dengan pendekatan terintegrasi berakar dari tradisi


pendidikan progresif, inspirasi dari tokoh filsafat yaitu Friedrich Froebel, Yohanes Dewey,
Piaget Jean, dan Rudolf Steiner (Compton, 2000). Menurut aliran progresif, anak
merupakan satu kesatuan yang utuh, perkembangan emosi dan sosial sama pentingnya
dengan perkembangan intelektual. Dewey mengungkapkan bahwa Education is growth,
development, and life. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan itu tidak mempunyai tujuan
di luar dirinya, tetapi terdapat dalam pendidikan itu sendiri. Proses pendidikan juga bersifat
kontinu dan merupakan reorganisasi, rekonstruksi, dan pengetahuan pengalaman hidup.
(Sukmadinata, 2002)

7
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dilakukan sebagai pendekatan
belajar-mengajar yang melibatkan beberapa bidng studi untuk memberikan pengalaman
yang bermakna kepada anak. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu,
anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Kegiatan pembelajaran terpadu memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema. Dengan demikian, paling tidak pelaksanaan belajar mengajar dengan cara ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Pertama, materi beberapa mata pelajaran disajikan dalam tiap
pertemuan sedangkan cara yang kedua, tiap kali oertemuan hanya menyajikan satu jenis
mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya diikat dengan satu tema pemersatu.

Penetapan pendekatan tematik dalam pembelajaran di kelas rendah oleh Badan


Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tidak lepas dari perkembangan akan konsep dari
pendekatan terpadu itu sendiri. Menilik perkembangan konsep pendekatan terpadu di
Indonesia, pada saat ini model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah model
pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty (1990). Model pembelajaran
terpadu dikemukakan oleh Fogarty ini berawal dari konsep pendekatan interdisipliner yang
dikembangkan oleh Jacob (1989)

Sedangkan menurut Ahmadi dan Amri (2014:75-76) dalam rencana penerapan


Kurikulum 2013 disajikan model pembelajaran Tematik Integratif. Ini mungkin yang
berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dengan pola Tematik Integratif ini,
buku-buku siswa SD tidak lagi dibuat berdasarkan mata pelajaran. Namun, berdasarkan
tema yang merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran yang relevan dengan
kompetensi di SD. Kita ambil contoh, dalam pelajaran kelas I SD ada 8 tematik, yakni
diriku; kegemaranku; kegiatanku; keluargaku; pengalamanku; lingkungan bersih, sehat,
dan asri; benda, binatang, dan tanaman di sekitarku; serta peristiwa alam. Ditambah lagi
dengan pendidikan agama dan budi pekerti.

Dalam Kurikulum 2013 ini, siswa diarahkan untuk mampu mengeksplor dirinya
sendiri menuju arah perkembangan. Siswa tidak lagi belajar IPA, Bahasa Indonesia,
Matematika, atau mata pelajaran lainnya. Akan tetapi, siswa belajar tema yang didalam
tema itu sudah mencakup seluruh mata pelajaran dan kompetensinya. Dengan kata lain,

8
tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Eksplorasi pada pelajaran sistem tematik ini
bertujuan agar peserta didik/siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Lantas untuk
menjembatani hal tersebut, obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan
penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan
budaya.

Siswa diarahkan untuk memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan


jauh lebih baik. Tujuan lainnya, agar siswa/peserta didik tidak menjadi sosok yang asal
menerima atau belajar untuk hafal. Ia diaharapkan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif. Konsep menjadi diri sendiri dengan mengembangkan aspek kognitif, apektif,
dan psikomotorik pada diri mereka dapat lebih digali. Diharapkan nantinya siswa/peserta
didi mampu menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya. Tentunya hal ini
dengan acuan mampu berkancah pada tantangan global yang berakar pada lokaliras. Dalam
sistem tematik integratif ini, indikator mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial akan muncul di kelas IV, V, dan VI SD. Untuk mata pelajaran IPA dan
IPS di SD tidak diajarkan secara terpisah, tetapi indikatornya dibuat muncul atau diperjelas
sejak kelas IV SD.

C. Rasional Dan Konsep-Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu


a. Rasional Pembelajaran Tematik Terpadu

Kusnandar (dalam Abdul Majid (2014:79) menyatakan bahwa peningkatan


mutu pembelajaran di sekolah akan selalu mendapatkan perbaikan-perbaikan
secara berkelanjutan. Perbaikan dan penyempuranaan pembelajaran di sekolah itu
dilakukan melalui perubahan kurikulum sekolah oleh pemerintah. Kurikulum itu
memang bersifat dinamis, harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Di samping itu, melalui berbagai observasi dan evaluasi pendidikan,
masukan dari pakar pendidik serta masukan dari masyarakat yang peduli
pendidikan, pemerintah berusaha untuk memperbaiki kurikulum yang mereka
pandang perlu untuk diadakan perbaikan dan penyempurnaan. Meskipun masyrakat

9
banyak yang mengasumsikan bahwa setiap ganti menteri mesti ganti kurikulum,
sebagai seorang guru yang profesional sudah seharusnya cepat merespons
perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum yang terjadi merupakan hal yang biasa
dan merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mengikuti perkembangan
masyarakat yang begitu cepat.

Pemerintah (Kemdikbud) mulai tahun ajaran baru (2013) akan menerapkan


kurikulum baru di semua jenjang pendidikan sekolah. Dari jenjang sekolah tingkat
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK mulai tahun ajaran 2013-2014, akan
menerapkan kurikulum baru, terutama di sekolah jenjang SD/MI akan
mendapatkan porsi perubahan yang cukup banyak. Salah satu ciri kurikulum tahun
2013 adalah bersifat tematik integrative pada level pendidikan dasar (SD).
Abdul Majid (2014: 95) menyatakan bahwa pada dasarnya bagi siswa,
keterpaduan pemahaman selalu berlangsung baik secara vertical maupun secara
horizontal. Keterpaduan yang bersifat vertical berlangsung mulai materi pelajaran
kelas 1 sampai dengan materi kelas 6, dan bahkan keterpaduan pemahaman
berlangsung mulai TK sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti
sekolah lanjutan. Pemahaman pada topic/konsep kelas 2, dan begitu seharusnya.
Dengan demikian, pemahaman konsep selalu bersinergi melalui keterpaduan
pemahaman.
Keterpaduan pemahaman secara horizontal merupakan keterpaduan tentang
keluasan dan kedalaman materi pembelajaran dalam satu mata pelajaran. Ketika
mata pelajaran disajikan guru dan dipahami siswa secara terpisah., diharapkan
supaya dampak keterpaduan pemahaman kumulatif ini akan berkembang menjadi
dasar pemahaman topic/konsep yang terkait pada masa mendatang.
Dalam pelaksanaan kegiatannya hanya mempelajari materi yang
berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan
anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (berpikir holistik),
pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan
kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi
peserta didik.

10
Jadi, dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan
dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran.

b. Konsep-konsep Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Goys Keraf (2001:107) kata tema berasal dari kata


Yunani tithenai yang berarti ”menempatkan” atau ”meletakkan” dan kemudian
kata itu mengalami perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema.
Menurut arti katanya, tema berarti ”sesuatu yang telah diuraikan” atau ”sesuatu
yang telah ditempatkan”

Pengertian secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk


mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran,
tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan
yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat
pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu
mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik
merupakan suatu strategi pembelajaran yang meliibatkan beberpa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan
pembelajaran ini dapaat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan
aspek belajar-mengajar. Jadi pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran
sekaligus dalam satu kali pertemuan.
Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran
dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran
interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu.
Pembelajaran tematik merupan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar

11
mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna
bagi peserta didik.
Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran tematik peserta
didik akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman lansung dan nyata yang menghubungkan antar konsep-konsep dalam
intra maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan pendekatan
konvensional, maka pembelajaran tematik tampak lebih menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik aktif
terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan.
BNSP (2006:35) menyatakan bahwa pengalaman belajar peserta didik
menempati posisi penting dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk itu
pendidik dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan pengalaman belajar
dengan tepat. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan
agar dapat hidup dimasyarakat, dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui
pengalaman belajar disekolah. Oleh sebab itu pengalam belajar di sekolah sedapat
mungkin memberikan bekal bagi peserta didik dalam mencapai kecakapan untuk
berkarya. Kecakapan ini disebut dengan kecapan hidup yang cakupannya lebih luas
dibanding hanya sekedar keterampilan.

Menurut Abdul Majid (2014:85-87) pengertian pembelajaran tematik dapat


dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yang
berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi
lainnya.

2. uatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi


yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang kemampuan
dan perkembangan anak.

3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak


secara simultan.

12
4. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.

Menurut Depdikbud (dalam Abdul Majid (2014:85) menyatakan bahwa


pengembangan pembelajaran terpadu di sekolah dasar didasari beberapa hal, yaitu:

1. Sesuai dengan penghayatan dunia kehidupan anak yang bersifat holistik.

2. Sesuai dengan potensi pengaitan mata pelajaran di sekolah dasar sehingga


mampu membuahkan penguasaan isi pembelajaran secara utuh.

3. Idealisasi pelaksanaan kurikulum yang selayaknya dikembangkan secara


integratif.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik


adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu yang dalam
pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh,
tema “keluarga” dapat ditinjau dari mata pelajaran pkn, bahasa, matenatika. Lebih
luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain.
Jadi, pembelajara terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai
suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalaman bermakna pada anak didik. Dikatakan bermakna karena
dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkan dengan konseplain
yang mereka pahami.

D. Karakteristik Dan Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Di Sd


a. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu di SD

Abdul Majid (2014:89-91) menyatakan bahwa sebagai suatu model pembelajaran


di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut.

1. Berpusat pada siswa

13
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator,yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa
untukmelakukan aktifitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada


siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,siswa di
hadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai asar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak


begitu jelas. Fokus pembelajaran di arahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep –konsep dari berbagai mata


pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini di perlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi
dalam kehidupan sehari – hari .

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat


mengaitkan bahan ajar dari satumata pelajaran dengan mata pelajaran yang
laennya.

6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

14
Sedangkan menurut Depdikbud (dalam Trianto (2010:61-63)), pembelajaran
terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu
:holistic, bermakna, otentik, dan aktif.

1. Holistik

Suatu gejala taua fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam


pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak

Pembelajran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu


fenomena dari segal sisi. Pada gilirannya nanti hal ini kan membuat siswa
menjadi lebih baik dan bijak didalam menyikapi atau menghadapi kejadian
yang ada di depan mereka.

2. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang


dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan yang disebut schemata. Hal ini kan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang di pelajari.

Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitanya
dengan konsep-konsep lainya akan menambah kebermaknaan konsep yang
dipelajari. Selanjutnya ini akan mengakibatkan pembelajaran yang
fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupan.

3. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung


prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan secara
langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya
jadi lebih otentik. Misalnya hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa
melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator

15
dan katalisator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi
dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui
dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan
tersebut.

4. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran


baik secar fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapai hasil
belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan
kemampuan siswa sehingga mereka termotovasi untuk terus menerus
belajar. Dengan demikian pembelajaran terpadu bukan semata-mata
merangrang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang
saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema
yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa
dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.

E. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu.


Secara umum ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran terpadu yang
dikemukakan Trianto (2010:57-60), yaitu:

a. Prinsip Penggalian Tema

Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (focus) dalam pembelajaran


terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan tidak keterkaitan
menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian
tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan, yaitu :

1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat di gunakan
untuk memadukan banyak tema mata pelajaran

2) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji
harus memberikan bekal bagiu siswa untuk belajar selanjutnya

3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak

16
4) Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak

5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa


otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar

6) Tema yang di pilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku


serta harapan masyarakat (asas relevansi)

7) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan


sumber belajar.

b. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya


dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai
fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Menurut Prabowo mengatakan
bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya guru dapat berlaku sebagai
berikut:

1) Guru hendaknya jangan menjadi single aktor yang mendominasi


pembicaraan dalam proses belajar pengajar.

2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam


setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.

3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali


tidak terpikirkan dalam perencanaan.

c. Prinsip Evaluasi

Evaluasi dasarnya menjadi focus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu


kerja dapat diketahui hasilnya apabila dilakukan evaluasi. Dalam hal ini untuk
melaksanakan evalausi dalam pembelajran terpadu,maka diperlukan beberara
langkah-langkah positif antara lain:

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk meakukan evaluasi diri (self


evaluation or self assessment) di samping bentuk evaluasi lainya.

17
2) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar
yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan
yang akan di capai

d. Prinsip Reaksi

Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara


sadar belum tersentuh oleh guru alam KBM. Karean itu guru di tuntut agar mampu
merencanakan dan melaksankan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas
tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua
peristiwa serta tidak mengarhkan aspek yang sempit melainkan kesuatu kesatuan
yang utuh dan bermakna. Pembelajrana terpadu memungkinkan hal ini dan guru
hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal yang
dicapai melalui dampak pengiring.

F. Penting Pembelajaran Terpadu


Menurut Trianto (2010:60-61) pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain:

a. Dunia Anak adalah Dunia Nyata

Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata.
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri.
Mereka melihat objek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejmlah konsep
atau materi beberapa mat pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar,
mereka akan di hadapkan dengan suatu perhitungan (matematika), aneka ragam
makanan sehat (IPA), dialog tawar menawar (Bahasa Indonesia), harga yang naik
turun (IPS) dan beberapa materi pelajaran lain.

b. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa

Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek sangat
bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-
masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru.

18
c. Pembelajaran akan lebih bermakna

Pembelajaran akan lebih mermakna apabila pelajaran yang sudah dipelajari siswa
dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran terpadu
sangat berpeluang untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.

d. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri

Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah


sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi
sikap (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), ketrampilan
(memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja
sama, dan kepemimpinan) dan ranah kognitif (pengetahuan)

e. Memperkuat kemampuan yang diperoleh

Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat
kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.

f. Efesiensi Waktu

Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak
hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit
yang akan diajarkan.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata
yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran.

Pengajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang


berlaku, tetapi sebaliknya pengajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan
dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,
kebutuhan dan pengetahuan awal. Materi pelajaran yang dipadukan tidak perlu terlalu
dipaksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

Pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar


karena, dunia anak adalah dunia nyata, proses pemahaman anak terhadap suatu konsep
dalam suatu peristiwa, pembelajaran akan lebih bermakna, memberi peluang siswa untuk
mengembangkan kemampuan diri, memperkuat kemampuan yang diperoleh, guru dapat
lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar.

Jadi, pembelajarn terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang


memungkinkan siswa, baik secara invididual maupun kelompok, aktif mencari, menggali,
dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistic, bermakna dan otentik.
Pembelajaran tematik terpadu juga memiliki karakteristik; berpusat pada siswa,,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas,
menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, serta menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

20
B. Saran
Guru yang baik seharusnya selalu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan berbagai model-model pembelajaran sehingga pembelajaran tidak
membosankan dan pesan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik serta bermakna
bagi siswa.

Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program
pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-
topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari
oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam
membimbing pembelajaran.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ahmadi,Khoiru dan Sofan Amri. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik
Integratif. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya

Hendra Jati Puspita, edisi 9 tahun ke-5 tahun 2016 “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1
YOGYAKARTA, http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/downlo
ad/1344/1219

Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional.Jakarta:Esensi Erlangga Group

Trianto..2010. Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta: PT Bumi Aksara

22

Anda mungkin juga menyukai