Kelompok 1 :
Afrilio Fathur Risqi 22354029
Defnita Yarliza 22354007
Diva Riska Wijaya 22354032
Sainul Abidin 22354021
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Dan Latar
Belakang Lahirnya Pt, Konsep-Konsep Pt, Karakteristik Dan Tujuan Pelaksanaan Pt Di Sd” tepat
pada waktunya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen Ibu Masniladevi, S.pd., M.pd
pada mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia, yang telah membimbing kami hingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan serta bantuan mereka
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan. Maka dari
itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan demi
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan
informasi dan penunjang bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini, kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran di SD kelas I–III
dilakukan secara terpisah. Misalnya, IPA membutuhkan dua jam pelajaran, IPS
membutuhkan dua jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia membutuhkan dua jam pelajaran.
Dalam kegiatannya, dia hanya mempelajari mata pelajaran, yaitu hanya mempelajari hal-
hal yang berkaitan dengannya. Ini sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih
melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (berpikir holistik). Jika pelajaran tentang mata
pelajaran diberikan secara terpisah, perkembangan pemikiran holistik anak akan menjadi
lebih buruk dan siswa akan menghadapi kesulitan.
Dengan kombinasi ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang lengkap, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi mereka. Ini berarti bahwa
dalam pembelajaran terpadu, siswa dapat memahami konsep melalui pengalaman langsung
yang menghubungkan konsep dalam dan di luar mata pelajaran.
Selain itu, masalah yang muncul di kelas rendah (I-III) dengan pelaksanaan
pembelajaran terpisah adalah tingginya tingkat mengulang kelas dan putus sekolah. Angka
ini jauh lebih tinggi di kelas I SD dibandingkan dengan kelas lain, menunjukkan bahwa
kesiapan sekolah sebagian besar siswa kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah.
Untuk mencapai hal ini, guru harus memiliki kemampuan untuk merencanakan dan
menerapkan program pengalaman belajar dengan cara yang tepat. Pembelajaran terpadu
menguntungkan karena banyak topik di setiap mata pelajaran memiliki hubungan dengan
konsep yang dipelajari siswa. Sebagai guru, mereka harus bijak dalam memilih topik yang
sesuai untuk mengajar siswa mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini yaitu:
4
2. Bagaimana latar belakang lahirnya pembelajaran tematik terpadu?
C. Tujuan Penulisan
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut beberapa pengertian pembelajaran tematik terpadu menurut para ahli yaitu :
3. Menurut Abdul Majid (2014:80) pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu system
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok
aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
holistic, bermakna, dan otentik.
6
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
7
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dilakukan sebagai pendekatan
belajar-mengajar yang melibatkan beberapa bidng studi untuk memberikan pengalaman
yang bermakna kepada anak. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu,
anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Kegiatan pembelajaran terpadu memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema. Dengan demikian, paling tidak pelaksanaan belajar mengajar dengan cara ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Pertama, materi beberapa mata pelajaran disajikan dalam tiap
pertemuan sedangkan cara yang kedua, tiap kali oertemuan hanya menyajikan satu jenis
mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya diikat dengan satu tema pemersatu.
Dalam Kurikulum 2013 ini, siswa diarahkan untuk mampu mengeksplor dirinya
sendiri menuju arah perkembangan. Siswa tidak lagi belajar IPA, Bahasa Indonesia,
Matematika, atau mata pelajaran lainnya. Akan tetapi, siswa belajar tema yang didalam
tema itu sudah mencakup seluruh mata pelajaran dan kompetensinya. Dengan kata lain,
8
tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Eksplorasi pada pelajaran sistem tematik ini
bertujuan agar peserta didik/siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Lantas untuk
menjembatani hal tersebut, obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan
penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan
budaya.
9
banyak yang mengasumsikan bahwa setiap ganti menteri mesti ganti kurikulum,
sebagai seorang guru yang profesional sudah seharusnya cepat merespons
perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum yang terjadi merupakan hal yang biasa
dan merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mengikuti perkembangan
masyarakat yang begitu cepat.
10
Jadi, dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan
dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran.
11
mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna
bagi peserta didik.
Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran tematik peserta
didik akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman lansung dan nyata yang menghubungkan antar konsep-konsep dalam
intra maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dengan pendekatan
konvensional, maka pembelajaran tematik tampak lebih menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik aktif
terlibat dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan.
BNSP (2006:35) menyatakan bahwa pengalaman belajar peserta didik
menempati posisi penting dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk itu
pendidik dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan pengalaman belajar
dengan tepat. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan
agar dapat hidup dimasyarakat, dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui
pengalaman belajar disekolah. Oleh sebab itu pengalam belajar di sekolah sedapat
mungkin memberikan bekal bagi peserta didik dalam mencapai kecakapan untuk
berkarya. Kecakapan ini disebut dengan kecapan hidup yang cakupannya lebih luas
dibanding hanya sekedar keterampilan.
1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yang
berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi
lainnya.
12
4. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.
13
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator,yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa
untukmelakukan aktifitas belajar.
5. Bersifat fleksibel
14
Sedangkan menurut Depdikbud (dalam Trianto (2010:61-63)), pembelajaran
terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu
:holistic, bermakna, otentik, dan aktif.
1. Holistik
2. Bermakna
Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitanya
dengan konsep-konsep lainya akan menambah kebermaknaan konsep yang
dipelajari. Selanjutnya ini akan mengakibatkan pembelajaran yang
fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupan.
3. Otentik
15
dan katalisator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi
dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui
dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan
tersebut.
4. Aktif
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat di gunakan
untuk memadukan banyak tema mata pelajaran
2) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji
harus memberikan bekal bagiu siswa untuk belajar selanjutnya
16
4) Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
c. Prinsip Evaluasi
17
2) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar
yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan
yang akan di capai
d. Prinsip Reaksi
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata.
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri.
Mereka melihat objek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejmlah konsep
atau materi beberapa mat pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar,
mereka akan di hadapkan dengan suatu perhitungan (matematika), aneka ragam
makanan sehat (IPA), dialog tawar menawar (Bahasa Indonesia), harga yang naik
turun (IPS) dan beberapa materi pelajaran lain.
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek sangat
bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-
masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru.
18
c. Pembelajaran akan lebih bermakna
Pembelajaran akan lebih mermakna apabila pelajaran yang sudah dipelajari siswa
dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran terpadu
sangat berpeluang untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat
kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
f. Efesiensi Waktu
Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak
hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit
yang akan diajarkan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata
yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran.
20
B. Saran
Guru yang baik seharusnya selalu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan berbagai model-model pembelajaran sehingga pembelajaran tidak
membosankan dan pesan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik serta bermakna
bagi siswa.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program
pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-
topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari
oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam
membimbing pembelajaran.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,Khoiru dan Sofan Amri. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik
Integratif. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya
Hendra Jati Puspita, edisi 9 tahun ke-5 tahun 2016 “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU PADA KELAS VB SD NEGERI TEGALREJO 1
YOGYAKARTA, http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/downlo
ad/1344/1219
Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional.Jakarta:Esensi Erlangga Group
22