Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPS DI KELAS RENDAH


“Pembelajaran Tematik IPS Kelas Rendah”

Disusun Oleh:

1. Tasa Amanda Nasution


2. Gina Sonia
3. Munawarrah

Dosen Pengampu :
MUHAMMAD DWI KURNIADI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MUARA BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melinpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari
Allah SWT sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan .Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada bapak MUHAMMAD DWI KURNIADI, M.Pd
selaku dosen pengampu dan teman teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bungo, 03 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................1

B. Masalah Rumusan.............................................................................2

C. Tujuan Penlulisan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Landasan Filosofis, Psikologis, Yuridis Pembelajaran Tematik......3

B. Ruang Lingkup, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran


Tematik...........................................................................................4

C. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik.......................10

BAB III PENUTUP......................................................................................12

A. Kesimpulan .....................................................................................12

B. Saran ...............................................................................................12

Daftar Pustaka..............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang
pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema
atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan
dasar untuk menentukan dasar sub‐sub tema dari bidang studi lain yang terkait
1
(Fogarty, 1991 : 54). Depdiknas (2007a: 5) menyatakan bahwa pembelajaan
tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat  memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Sejalan dengan pendapat di atas, 2Sa’ud (2006:5)
menyatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan dalam
pembelajaran sebagai suatu proses untuk mengaitkan dan memadukan materi
ajar dalam satu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek
perkembangan siswa, kebutuhan dan minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan
lingkunga sosial. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan
tema akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:   (1) dengan menggabungkan
beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi
penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan; (2) siswa mampu melihat hubungan‐hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan   
tujuan akhir;(3)    pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah‐pecah; dan
(4)  dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep
akan semakin baik dan meningkat (Depdiknas 2007a: 6)3.
Berdasarkan pengertian di atas, pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema‐tema tertentu. Dalam
pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh,

1
Fogarty, (1991). How to Integrated The Curricula. Palatine: IRI
2
Sa’ud, U.S. (2006).  Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press
3
Depdiknas,  (2007a). Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal SD. Jakarta: Depdiknas.

1
2

tema “jenis pekerjaan” dapat ditinjau dari mata pelajaran IPS,


matematika, IPA, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan
keleluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan
yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam
pendidikan. Unit tematik adalah epitome dari seluruh bahasan pembelajaran
yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang
dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan
secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.   Pendekatan pembelajaran
tematik dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model
pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip‐prinsip secara
holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan tersebut adalah :
1. Bagaimana landasan filosofis, psikologis, yuridis pembelajaran tematik?
2. Bagaimana ruang lingkup, karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran
tematik?
3. Bagaimana keunggulan dan kelemahan pembelajaran tematik?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Landasan Filosofis, Psikologis, Yuridis Pembelajaran
Tematik
2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Tematik
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran tematik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Filosofis, Psikologis, Yuridis Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang mengaitkan
beberapa mata pelajaran menggunakan tema sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik (Poerwadarminta dalam
Majid, 2014:80). Pada dasarnya pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran menjadi satu dalam
bentuk tema yang dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik (Depdiknas dalam Trianto, 2011:147) Pembelajaran Tematik merupakan
pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang disatu
padukan dalam satu tema. Konsep pembelajarannya peserta didik diharapkan
memiliki pengalaman yang bermakna dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari karena sebagai dasar memahami hal-hal yang abstrak peserta didik
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit). Peserta didik akan lebih mudah
memahami materi secara mendalam dan berkesan kepada peserta didik.
Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran
terpadu menggunakan tema, untuk mengkaitkan beberapa tema, mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa,
pembelajaran tematik telah dikenal sejak diterapkannya kurikulum satuan dan
sudah diterapkan di sekolah dasar. Landasan pembelajaran tematik mencakup:
1. Landasan filosofis, pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat Bloom (1971)4, yaitu: (1) Progresivisme; (2) Konstruktivisme, dan;
(3) Humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran
perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah ( natural), dan memperhatikan pengalaman
siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini,
pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
4
Bloom, et al. 1971. Taxonomy of Educational objectives The Classification of Educational Goal
Handbook I Cognitive Domain. New York: David Mc.’lay Company

3
4

mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,


pengalaman dan lingkungan nya. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah
jadi, me lainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan sis
wa yang diwujud kan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan da lam per
kembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi
keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan psikologis (Carey, S: 1985)5, bahwa pembelajaran tematik ter
utama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam
menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa
agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kon tri busi dalam hal
bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada
siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
3. Landasan yuridis (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006) 6, dalam
pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan
yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,dan kemampuannya.
B. Ruang Lingkup, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik
1. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran
terpadu (intregated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran
terpadu yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok
5
Carey, S. 1985. Conceptual Change in Childhood. Cambridge: A Bradford Book.
6
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI . Jakarta: BP. Cipta Jaya.
5

aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan


secara holistik, bermakna, dan otentik (Majid, 2014: 80)7. Sedangkan
menurut Trianto (2011: 147)8 pembelajaran tematik dimaknai sebagai
pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam
pembahasannya, tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran.
Permendikbud No. 57 Tahun 2014 menyebutkan tujuan dari
pembelajaran tematik (Kemendikud: 2014) adalah:
a. Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpang tindih materi.
b. Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan- hubungan yang
bermakna.
c. Memudahkan peserta didik untuk memahami materi atau konsep secara
utuh sehingga pengasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Sedangkan ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD
dari semua mata pelajaran, kecuali agama. Mata pelajaran yang dimaksud
adalah Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes, dan
Seni Budaya Prakarya.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di SD/MI, menurut Poedjiadi, A.
(1999)9, pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada Siswa (student centered), yaitu pendekatan belajar modern
yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Posisi
guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan ke
mudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa ( direct experiences).
Dengan pengalaman ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata
(konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

7
Abdul Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
8
Trianto.(2011). Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
9
Poedjiadi, A. 1999. Pengantar Filsafat Ilmu bagi Pendidik. Bandung: Yayasan Cendrawasih.
Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
6

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran


diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami
konsepkonsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel, di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di
mana sekolah dan siswa berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa
diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Sedangkan Pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut (Majid, 2014: 89-90)10 :
a. Berpusat pada siswa, Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student
centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih
banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih
banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-
kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar,
b. Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat
memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences).
Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yanglebih
abstrak,
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, Dalam pembelajaran
tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.

10
Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.hal (89-90)
7

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang


paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa,
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, Pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari,
e. Bersifat fleksibel, Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel)
dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa
berada,
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, Siswa
diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya,
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik sebagaimana pendekatan lainnya juga
mempunyai prinsip-prinsip yang dianut sehingga terlihat perbedaan yang
mendasar dengan pendekatan pembelajaran lainnya. Dalam menerapkan dan
melaksanakan pembelajaran tematik, ada empat prinsip dasar yang perlu
diperhatikan yaitu:
a. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.
b. Bentuk belajar dirancang agar murid menemukan tema.
c. Efisiensi.
d. Evaluasi.
e. Prinsip reaksi11

11
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. Tematik Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2005). hlm. 11
8

Prinsip-prinsip pembelajaran tematik diatas merupakan kerangka


dasar yang harus diperhatikan dalam pendekatan tematik. Agar diperoleh
gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diuraikan kelima prinsip dasar
tersebut.
a. Pembelajaran tematik harus memiliki tema sebagai alat pemersatu
beberapa mata pelajaran atau bahan kajian. Dalam terminologi kurikulum
lintas bidang studi, tema yang demikian sering disebut sebagai pusat
acuan dalam proses pembaharuan atau pengintegrasian sejumlah mata
pelajaran. Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama fokus dalam
pembelajaran tematik. Artinya, tema-tema yang saling tumpang tindih
dan keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran.
b. Prinsip Terintegrasi dengan Lingkungan Pembelajaran yang dilakukan
perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan
suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi murid atau ketika
murid menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran Integrited
Curriculum, pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu.
Sajian dalam pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kehidupan
anak. Disamping itu pembelajaran dapat memotivasi belajar. Dengan
menggunakan tema tersebut dapat memberikan kemudahan pada anak
dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
Sehingga dapat menyelesaikan permasalahan anak di luar sekolah.12
c. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Bentuk belajar harus dirancang agar
murid bekerja secara sunggu-sungguh untuk menemukan tema
pembelajaran yang nyata sekaligus mengaplikasikannya. Dalam
melakukan pembelajaran tematik murid didorong untuk mampu.
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu
menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses, artinya, guru harus

12
Depdiknas, Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar, (Jakarta: Depdiknas,
1999). hlm. 32
9

mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses


pembelajaran.
d. Prinsip Reaksi Reaksi murid atas aktivitas-aktivitas pembelajaran
(Principle of Reaction). selama fase murid memberi contoh cara
menyusun konsep, dan memberanikan murid untuk membandingkan
konsep-konsep mereka. Tetapi dalam beberapa model mungkin murid
terlibat langsung bersama murid lain untuk menyeleksi konsep-konsep
itu serta membantu mereka dalam kegiatan-kegiatannya. Prinsip reaksi
itu akan membantu memilih reaksi-reaksi apa yang efektif dilakukan
murid. Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku
secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Karena itu guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran.
Guru harus bereaksi terhadap aksi murid dalam semua peristiwa serta
tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan kesuatu satuan yang
utuh dan bermakna. pembelajaran tematik memungkinkan hal ini dan
guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan
hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring
e. Prinsip Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan informasi
mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan
apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh manakah
perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. Evaluasi
pembelajaran hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan secara garis
besar melibatkan tiga unsur yaitu input, proses, dan out put. Apabila
prosedur yang dilakukan tidak bercermin pada tiga unsur tersebut, maka
dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu
menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses
pembelajaran.13

13
M. sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). hlm.
2
10

C. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik terpadu dalam penerapannya memiliki beberapa
kelebihan. Adapun kelebihan pembelajaran tematik terpadu menurut Trianto
(2010:88) antara lain sebagai berikut:14
a. Pengalaman dan kegiatan belajar siswa relevan dengan tingkat
perkembangannya.
b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
c. Kegiatan belajar bermakna bagi siswa, sehingga hasilnya dapatbertahan
lama.
d. Keterampilan berpikir siswa berkembang dalam proses pembelajaran
terpadu.
e. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan siswa.
f. Keterampilan sosial siswa berkembang dalam proses pembelajaran terpadu,
keterampilan sosial ini antara lain: kerja sama,komunikasi, dan mau
mendengarkan pendapat orang lain.
Kekurangan yang menyolok dalam pembelajaran tematik antara lain:15
a. Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut guru untuk
mempersiapkan diri sedemikian rupa supaya ia dapat melaksanakannya
dengan baik.
b. Persiapan yang harus dilakukan oleh guru pun lebih lama. Guru harus
merancang pembelajaran tematik dengan memperhatikan keterkaitan antara
berbagai pokok materi tersebar di beberapa mata pelajaran.
c. Menuntut penyediaan alat, bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai
mata pelajaran yang dipadukan secara serentak. Pembelajaran tematik
berlangsung dalam atu atau beberapa session. Pada tiap session dibahas
beberapa pokok dari beberapa mata pelajaran, sehingga alat, bahan, sarana
dan prasarana harus tersedia sesuai dengan pokok-pokok mata pelajaran
yang disajikan. Terlepas dari berbagai kelebihan dan kekurangan yang

14
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), p 88.

15
Abd. kadir dkk, Pembelajaran Tematik, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014), pp. 26-27.
11

terdapat pada pembelajaran tematik, dalam pembelajarannya tematik


mengharapkan agar anak didik mendapatkan hasil belajar yang optimal dan
maksimal dan menghindari kegagalan pembelajaran yang masih banyak
terjadi dengan model pembelajaran lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema‐tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai
mata pelajaran sebagai contoh tema “jenis pekerjaan” dapat ditinjau dari mata
pelajaran IPS, matematika, IPA, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik
menyediakan keleluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,
menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan
dinamika dalam pendidikan
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang mengaitkan
beberapa mata pelajaran menggunakan tema sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
Berdasarkan berbagai keunggulan pembelajaran tematik, pembelajaran
tematik diterapkan di sekolah dasar khususnya kelas rendah. Khusus untuk
mata pelajaran IPS, pembelajaran IPS dapat pula dilakukan dengan
pendekatan terpadu baik secara internal maupun eksternal.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.

12
DAFTAR PUSTAKA
Abd. kadir dkk, Pembelajaran Tematik, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
2014), pp. 26-27.
Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja
Rosdakarya.hal (89-90)
Abdul Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bloom, et al. 1971. Taxonomy of Educational objectives The Classification of
Educational Goal Handbook I Cognitive Domain. New York: David
Mc.’lay Company
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI . Jakarta: BP.
Cipta Jaya.
Carey, S. 1985. Conceptual Change in Childhood. Cambridge: A Bradford Book.
Depdiknas,  (2007a). Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal SD. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas, Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar,
(Jakarta: Depdiknas, 1999). hlm. 32
Fogarty, (1991). How to Integrated The Curricula. Palatine: IRI
M. sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011). hlm. 2
Poedjiadi, A. 1999. Pengantar Filsafat Ilmu bagi Pendidik. Bandung: Yayasan
Cendrawasih. Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar Kepada Membantu Guru
Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk
Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. Tematik Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum
2004, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005). hlm. 11
Sa’ud, U.S. (2006).  Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. (Jakarta: Prenada
Media Group, 2009), p 88.

13

Anda mungkin juga menyukai