Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

DISUSUN OLEH:

NAMA MAHASISWA : Nisa Alfayana (1203111097)


KELAS : PGSD E 20
DOSEN PENGAMPU : Suyit Prayetno, S.Pd, M.Pd.
MATA KULIAH : Strategi Belajar Mengajar

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan

REKAYASA IDE
ABSTRAK

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi, Oleh karena itu, pembelajaran bahasa
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun
tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca,
berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut
Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi.
Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan
mengekspresikan diri dengan berbahasa.

ABSTRAK

learning language is essentially learning communication, therefore, language learning is


directed to improve the ability of learners in communicate, both orally and in writing
(Depdikbud, 1995). This is relevant to Education Unit Level Curriculum (KTSP) that the
competence of learners language is directed into four sub-aspects, namely reading, speaking,
listening, and listen. While the learning objectives language, according to Basiran (1999) is
communication skills in various communication context. The ability that developed is the
comprehension of meaning, role, interpretive power, assessing, and express themselves with
language.

ii | S t r a t e g i B e l a j a r M e n g a j a r
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Rekayasa Ide Tentang Upaya
Peningkatan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Bermain Game.

Dalam mempersiapkan Tugas Rekayasa Ide ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Tugas
Rekayasa Ide ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan Rekayasa Ide ini. Terkhusus kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Suyit Ratno, S.Pd, M.Pd selaku dosen yang telah memberikan tugas
ini dan memberikan bimbingan hingga makalah ini dapat kami selesaikan .

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Tugas
Rekayasa Ide yang selanjutnya akan kami susun.

Akhir kata kami berharap semoga Rekayasa Ide ini dapat memberikan manfaat maupun
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Upaya Peningkatan Strategi
Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Bermain Game.

Medan, November 2021

Nisa Alfayana

iii | S t r a t e g i B e l a j a r M e n g a j a r
DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iv

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5

1.2 Tujuan.................................................................................................................................5

1.3 Manfaat...............................................................................................................................5

BAB II............................................................................................................................................6

2.1 Permasalahan Umum........................................................................................................6

2.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................................6

2. Permasalahan II....................................................................................................................7

3. Permasalahan III..................................................................................................................7

4. Permasalahan IV...................................................................................................................7

BAB III..........................................................................................................................................8

B. Pembahasan dan Solusi Permasalahan II...........................................................................9

C. Pembahasan dan Solusi Permasalahan III.........................................................................9

D. Pembahasan dan Solusi Permasalahan IV.......................................................................10

BAB IV.........................................................................................................................................11

PENUTUP...................................................................................................................................11

1.2 Saran.................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................12

iv | S t r a t e g i B e l a j a r M e n g a j a r
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak dapat kita pungkiri bahwa realitas yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan saat ini
masih banyak guru khususnya guru Bahasa Indonesia yang melakukan kegiatan pembelajaran
secara konvensional. Mereka secara sadar atau tidak sadar tetap dikungkung oleh paradigma
“belajar mengajar”, dimana guru merasa dirinya sebagai sumber belajar satu-satunya sehingga
secara otoriter memaksa peserta didik untuk menerima seluruh ilmu pengetahuan yang
diberikannya. Memang hal ini secara kasat mata tidaklah seluruhnya salah tetapi harus juga
diingat bahwa penciptaan suasana kondusif dan menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran
sangat menentukan pencapaian hasil belajar yang maksimal. Apalagi saat ini perkembangan
ilmu pengatahuan dan teknologi begitu pesatnya sehingga memungkinkan peserta didik
mendapatkan informasi-informasi secara lebih mudah. Jika hal ini tidak segera disadari oleh
para guru maka tidak mustahil mereka akan tertinggal selangkah dibelakang peserta didiknya
sendiri.

1.2 Tujuan
 Untuk memenuhi tugas KKNI mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
 Melatih untuk menganalisi suatu permasalahan yang nyata
 Untuk dapat mengetahui cara meningkatakan strategi pembelajaran bahasa Indonesia
melalui metode bermain game.

1.3 Manfaat
 Meningkatkan pemikiran kritis penulis
 Dalam TRI ini terkhusus untuk memberi ide dan saran untuk pembaca agar tau cara
meningkatkan perkembangan bahasa pada peserta didik.
 Agar dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari
 Untuk mengasah kemampuan mahasiswa agar dapat berfikir kreatif dan inovatif.

5|Strategi Belajar Mengajar


BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

2.1 Permasalahan Umum


Pembelajaran bahasa Indonesia sampai saat ini masih mengalami kendala. Kendala ini
disebabkan karena guru belum menggunakan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.
Hal ini sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di mana siswa akan kesulitan dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Strategi dalam KBBI berarti ilmu dan seni
dalam menggunakan segala sumber daya dalam rangka melaksanakan kebijakan pada masa
perang. Apabila dihubungkan dengan pembelajaran bahasa, strategi berarti cara, taktik, atau
pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar bahasa. Brown (2007: 141)
menjelaskan bahwa strategi bisa disebut sebagai serangan yang ditujukan pada masalah tertentu
dan sangat bervariasi pada setiap individu. Artinya, strategi tertentu digunakan untuk
pembelajaran tertentu dan faktor individu mampu memengaruhi penggunaan strategi dalam
suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan satu dari sekian aspek pembelajaran yang
turut berperan dalam keberhasilan tujuan pendidikan. Dalam prosesnya, untuk mencapai
keberhasilan tersebut dibutuhkan sinergi yang seimbang dari masing-masing komponen proses
pembelajaran. Komponen-komponen tersebut meliputi (1) tujuan pengajaran, (2) pengajar, (3)
siswa, (4) materi pelajaran, (5) media pengajaran, dan (6) faktor administrasi finansial. Dari
masing-masing komponen tersebut terkadang muncul kendala yang mampu menghambat proses
berlangsungnya pembelajaran. Kendala-kendala tersebut muncul sebagai problematik yang
kerap dialami oleh guru maupun siswa, sehingga baik guru maupun siswa perlu melakukan
koreksi untuk mengatasi masalah-maslaah yang muncul terkait strategi pembelajaran yang
digunakan.

2.2 Identifikasi Masalah


1. Permasalahan I
Problematik strategi pembelajaran Bahasa Indonesia yang pertama berkaitan dengan karakter
siswa. Masing-masing siswa atau siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam suatu
kelas, sangat mungkin terdapat heterogenitas karakter siswa. Hal itu disebabkan adanya
perbedaan latar belakang dari masing- masing siswa, seperti lingkungan sosial, budaya, gaya
belajar, keadaan ekonomi, tingkat kecerdasan, dan sebagainya. Berdasarkan perbedaan latar
belakang

6|Strategi Belajar Mengajar


tersebut sering kali ditemukan siswa yang sangat pandai tetapi pendiam, siswa yang
sosialisasinya tinggi tetapi pemalas, siswa yang kurang bersemangat dalam kegiatan di kelas dan
lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan ini tentu menjadi pertimbangan guru untuk menerapkan
strategi pembelajaran di kelas. Guru menjadi serba salah dalam menggunakan strategi
pembelajaran yang pada kenyataannya tidak semua siswa mampu mengikuti pembelajaran
dengan baik. Di lain sisi, guru tidak boleh menyamaratakan kecerdasan maupun psikologis
antara siswa yang satu dengan yang lain, karena kemampuan pemahaman serta kondisi
psikologi mereka tidaklah sama.

2. Permasalahan II
Problematik strategi pembelajaran Bahasa Indonesia yang kedua berkaitan dengan kompetensi
dasar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat dua kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh siswa, yakni kompetensi bahasa dan kompetensi sastra.

3. Permasalahan III
Problematika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia salah satunya adalah kosentrasi belajar
yang rendah. Mengingat pentingnya konsentrasi dan dampak dari rendahnya konsentrasi
terhadap pembelajaran. Setelah 15 menit belajar, peserta didik seringkali tidak memperhatikan
penejelasan guru dan mereka lebih suka bermain dan melakukan kegiatan yang tidak relevan
dengan pembelajaran, juga ketika guru meminta peserta didik untuk memperhatikan, sebagian
dari peserta didik malah asyik bermain dan ‘ngobrol’ dengan temannya. Contoh lain adalah saat
guru membacakan sebuah teks bacaan, peserta didik masih tidak memperhatikan, sehingga
kegiatan belajar menjadi kurang efektif.

4. Permasalahan IV
Manusia yang diharapkan terwujud dalam proses pendidikan adalah manusia yang kreatif,
mandiri, bertanggung jawab, terbuka, dan mampu belajar sendiri. Namun, suatu kenyataan
bahwa masih banyak guru yang sekedar memberikan informasi secara satu arah dalam bentuk
ceramah dan instruksi-instruksi untuk mengerjakan sesuatu kepada siswa. Dengan strategi ini
siswa menjadi ku

7|Strategi Belajar Mengajar


BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan dan Solusi Permasalahan I

Dalam satu kelas, Anda pasti akan menemukan keberagaman. Bagaimana sebaiknya sikap guru
menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda ini?

Setiap anak terlahir unik. Saat berada di dalam kelas, Anda mungkin akan menyadari bahwa
setiap anak yang meskipun berasal dari kelompok usia yang sama, memiliki banyak perbedaan.
Baik dari segi penampilan, minat, tingkat kecerdasan, sikap hingga temperamen mereka.
Perbedaan ini adalah sesuatu yang alami dan wajar. Lantas, bagaimana sebaiknya sikap guru
menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda ini?

Sebagai seorang tenaga pendidik, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan antara lain:

1. Memilih Metode Pembelajaran yang Tepat

Metode pembelajaran yang hanya membaca saja mungkin tidak cocok untuk anak yang
mengandalkan kemampuan audio. Sebaliknya, tidak semua anak bisa menangkap materi hanya
dengan penjelasan. Dengan mengetahui karakter seperti apa saja yang ada di kelas, Anda bisa
memadukan beragam metode pembelajaran untuk satu materi agar bisa dipahami oleh semua
anak.

2. Memperlakukan Peserta Didik Secara Adil

Tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama dalam satu mata pelajaran. Salah satu sikap
guru menghadapi perbedaan karakter ini adalah tetap memperlakukan semua siswa dengan sama
rata. terlepas dari seberapa besar kemampuan mereka dalam menerima materi yang diajarkan.

3. Memberikan Motivasi yang Tepat

Anda mungkin akan menemukan siswa yang tidak punya kemampuan berbahasa sehebat teman-
temannya yang lain. Di sinilah Anda sebagai guru berperan memberikan motivasi yang tepat.
Alih-alih menganggap kemampuannya yang minim sebagai kekurangan, coba temukan
kelebihannya yang lain. Setelah itu dorong dia untuk mengembangkan potensi yang dia miliki.
Dengan begitu, anak didik tidak akan merasa kurang berharga dibanding teman- temannya yang
lain.

8|Strategi Belajar Mengajar


4. Berinteraksi Secara Tepat
Pemahaman yang baik terhadap perbedaan individual anak adalah kunci untuk menjalin
komunikasi yang baik dengan peserta didik. Murid A mungkin akan lebih semangat jika dikritik
tapi B menjadikan kritikan sebagai cambuk untuk membuatnya lebih baik. Salah satu sikap guru
menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda adalah dengan menyampaikan apa yang Anda
pikirkan dengan cara interaksi yang baik dan tidak melukai hati anak-anak.

Selain keempat poin di atas, salah satu sikap guru menghadapi karakter siswa yang berbeda-
beda ini adalah dengan menciptakan iklim belajar yang kondusif. Untuk itu, Anda memerlukan
media pembelajaran yang menarik. Di Primaindisoft, Anda bisa mendapatkan semua kebutuhan
untuk mendukung proses pembelajaran yang menyenangkan dan bisa diterima semua anak
didik.

B. Pembahasan dan Solusi Permasalahan II

Pada masing-masing kompetensi tersebut, guru harus menentukan aspek-aspek yang akan
dinilai, sehingga hal tersebut dijadikan dasar untuk memilih strategi pembelajaran yang akan
digunakan. Pada kenyataannya, kompetensi bahasa dan sastra di campuradukkan dan tidak jelas
pemilahannya. Banyak ditemukan pembelajaran membaca sastra seperti puisi dan cerpen
menggunakan strategi yang sama dengan pembelajaran membaca kritis. Begitu pula dengan
pembelajaran bahasa dan sastra yang lainnya. Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang
tepat menyebabkan siswa tidak mampu mencapai kompetensi yang telah ditentukan sebelumya.

C. Pembahasan dan Solusi Permasalahan III

Menghadapi murid yang sulit fokus dalam belajar tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru.
Perlu dilakukan pendekatan khusus dan perhatian yang diberikan untuk membantu sang anak.
Saat murid kurang fokus saat belajar di kelas ataupun di rumah, ia akan kesulitan dalam
memerhatikan instruksi yang diberikan oleh guru dan kurang komitmen dalam mengerjakan
tugasnya. Nah, hal pertama yang dapat guru lakukan untuk mengatasinya adalah dengan
mencari cara melatih konsentrasi pada siswa serta mengidentifikasi dan memahami penyebab
anak kurang fokus saat belajar.

Pada dasarnya, perhatian dapat timbul dari ketertarikan akan sesuatu dan adanya stimulasi.
Biasanya anak-anak akan betah bermain games atau menonton video selama berjam-jam tetapi
cepat bosan saat belajar. Kenapa bisa begitu? Menurut para ahli, games
memberikan stimulasi yang terus menerus, menyuplai dopamine, kimiawi otak yang berfungsi

9|Strategi Belajar Mengajar


untuk mengatur fokus.

D. Pembahasan dan Solusi Permasalahan IV

Kemandirian dalam belajar menjadi bekal penting bagi siswa untuk menjalani hidup dan
kehidupan setelah mereka terjun ke tengah masyarakat kelak di kemudian hari. Mereka akan
menjadi pribadi yang mandiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Ada
dua hal penting yang perlu dikemukakan dalam pembahasan ini berkaitan dengan kemandirian
siswa, yaitu peranan guru dalam pembelajaran dan strategi melatih sikap mandiri dalam
pembelajaran. Siswa termotivasi untuk belajar secara mandiri. Memang, ini termasuk langkah
yang cukup rumit. Namun demikian strategi yang dipertimbangkan adalah, bagaimana siswa
memiliki kemauan untuk melakukan eksplorasi terhadap materi pelajaran seluas-luasnya atas
kemauan sendiri. Untuk itu perlu arahan dan dorongan semangat pada diri siswa. Tidak ada
materi pelajaran yang sulit kalau siswa betul-betul mau mempelajarinya. Kemudian mengetahui
bagaimana cara mempelajarinya. Betapa pun sulitnya materi pelajaran, pasti bisa dikuasai jika
ada kemauan dan mengetahui cara belajarnya. Kalau begitu, siswa tak perlu kalang kabut ketika
menghadapi ujian.

10 | S t r a t e g i B e l a j a r M e n g a j a r
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Penerapan strategi yang sesuai dengan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai merupakan
hal yang menjadi harapan dalam pendidikan. Strategi yang sesuai seluruh syarat pembelajaran,
berupa standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran akan
berdampak pada keberhasilan guru terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Selain
sesuai seluruh syarat pembelajaran, strategi yang diterapkan juga harus bisa menekan
permasalahan yang muncul baik yang berkaitan dengan karakter siswa dan kompetensi.
Karakter siswa yang berbeda-beda mengharuskan guru untuk mengenal lebih baik dan berlaku
adil kepada siswa. Dengan mengenal siswa dan lingkungan, guru dapat menentukan strategi
dengan tepat.

1.2 Saran
Membuat strategi pembelajaran suatu kelas tidaklah mudah, banyak
permasalahan yang ditemukan seperti kurang mengetahui karakteristik siswa, kosentrasi belajar
yang rendah, dan guru kurang kompeten. Dalam membuat strategi pembelajaran guru harus
lebih mengenal karakter siswa, lingkungan, dan mengidentifikasi permasalahan apa yang ada
didalam dan luar kelas.

11 | S t r a t e g i B e l a j a r M e n g a j a r
DAFTAR PUSTAKA

Basiran, M. (1999). Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994?.
Yogyakarta: Depdikbud

Darjowidjojo, S. (1994). Butir-butir Renungan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa


Asing. Makalah disajikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Asing. Salatiga: Univeristas Kristen Satya Wacana

Degeng, I.N.S. (1997). Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model


Elaborasi. Malang: IKIP dan IPTDI

213-Article Text-771-4-10-20191002.pdf

12 | S t r a t e g i B e l a j a r M e n g a j a r

Anda mungkin juga menyukai