Anda di halaman 1dari 25

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERCERITA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA


INDONESIA PADA SISWA KELAS III MI AL MI‘RAJ KECAMATAN
BUANA PEMACA KABUPATEN OKU SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

OLEH :
DIAN EPRIYADI
NIM : 5420030047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-HIKMAH
BUMI AGUNG - WAY KANAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul “Penggunaan Media Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita
Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas III Mi Al
Mi‘raj”.Shalawat serta Salam disampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, semoga mendapatkan syafa’at-Nya di hari akhir nanti.
Penyelesaian proposal skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan,
dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu
persatu. Penulis hanya dapat memohon dan berdoa atas segala bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do’a yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya Ridho dan Kasih Sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Aamiin
ya Rabbal alamiin.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi yang penulis sajikan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis butuhkan dan harapkan untuk menyempurnakan proposal skripsi ini
dimasa yang akan datang. Atas perhatian serta masukan yang diberikan, penulis
mengucapkan terimakasih.

Bumi Agung, November 2023


Penulis

DIAN EPRIYADI
NIM: 5420030047
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v

JUDUL SKRIPSI .............................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................3
D. Kegunaan Penelitian.........................................................................4
E. Kajian Pustaka .................................................................................4
F. Definisi Operasional Variabel ........................................................7
1. Penggunaan Media Visual..............................................................7
2. Hasil Belajar Siswa........................................................................7
G. Metodologi Penelitian ......................................................................8
1. Bentuk Penelitian...........................................................................8
2. Rancangan Penelitian.....................................................................11
3. Kerangka Berpikir..........................................................................12
4. Teknik Pengumpulan Data.............................................................13
5. Teknik Analisis Data......................................................................14
H. Instrumen Penelitian.......................................................................14
1. Pedoman Wawancara.....................................................................14
2. Lembar Pengamatan ......................................................................15
3. Angket............................................................................................15
4. Lembar Penilaian Bercerita............................................................16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................18


DAFTAR TABEL

Tabel
1.1. Lembar Pengamatan .............................................................................
1.2. Angket ..................................................................................................
1.3. Lembar Penilaian Bercerita ..................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Surat Izin Penelitian .................................................................................. 1
2. Surat Balasan Izin Penelitian .................................................................... 2
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERCERITA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA PADA SISWA KELAS III MI AL MI‘RAJ KECAMATAN
BUANA PEMACA KABUPATEN OKU SELATAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan di Indonesia terus bertransformasi sejalan dengan
perkembangan teknologi dan perubahan paradigma pembelajaran. Mata
pelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu komponen penting dalam
kurikulum menuntut kemampuan komunikasi yang efektif, terutama dalam
kemampuan bercerita bagi siswa kelas III MI Al Mi’raj. Bahasa dikatakan
penting karena dapat dibuktikan dari pemakaian bahasa di kehidupan
sehari-hari, menurut Tarigan keterampilan berbahasa (language arts,
language skills) mencakup empat komponen, yaitu keterampilan
menyimak (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill),
keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing
skill). 1
Keterampilan berbahasa Indonesia mencakup empat komponen,
yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
menulis dan keterampilan membaca. Keempat keterampilan tersebut
saling berhubungan satu sama lain. Salah satu keterampilan berbahasa
yang utama bagi manusia untuk berkomunikasi adalah keterampilan
berbicara .2
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa pem-
belajaran Bahasa Indonesia di MI Al Mi‘raj, terdapat tantangan dalam
meningkatkan kemampuan bercerita siswa Banyak dari mereka mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan ide, merangkai kata-kata, dan

1
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Percetakan
Angkasa, 2008), h. 1

2
Aliem Bahri & Abdan Syakur. (Eds). Keterampilan Berbahasa Indonesia dan Apresiasi Sastra
Indonesia di SD. (Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
2017), h. 1

1
membangun alur cerita yang menarik. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kurangnya daya tarik dalam pembelajaran yang cenderung statis dan
kurang merangsang kreativitas siswa.
Seperti yang sudah di jelaskan oleh Wilkinson dalam (MacDougall
et al.), bahwa dalam melakukan proses pemilihan media pembelajaran,
harus di sesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan
dalam rencana pembelajaran. Selain itu juga dibutuhkan ketepatgunaan
dan kesesuaian dalam memilih media pembelajaran dengan materi yang
akan disajikan. Karena, tidak semua materi sesuai dengan penggunaan
media visual dalam proses pembelajaran. 3 jika materi yang akan dipelajari
berhubungan dengan aspek bergerak media film maupun video menjadi
media yang tepat digunakan. Tetapi bila materi berhubungan langsung
dengan bagian penting dari suatu benda, maka media visual jauh lebih
baik dan tepat untuk di gunakan.
Lokasi penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MI Al
Mi‘raj Desa Gemiung Kecamatan Buana Pemaca Kabupaten Oku Selatan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al Mi‘raj
Kecamatan Buana Pemaca Kabupaten Oku Selatan.
Terdapat beberapa permasalahan yang dibuat peserta didik kurang
mampu dalam berbicara, diantaranya: 1) peserta didik kurang memahami
keterampilan berbicara, 2) guru belum menggunakan media pembelajaran,
3) peserta didik kurang tertib pada saat pembelajaran sedang berlangsung.
Setelah memperhatikan permasalahan yang dialami peserta didik saat
belajar bahasa Indonesia, sebagai peniliti saya tertarik untuk membahas
permasalahan yang ditemui dikelas dan memperbaiki pola pembelajaran
interaksi guru-peserta didik, dan pembelajaran yang tepat agar peserta
didik lebih memahami apa yang telah diajarkan.
Penggunaan media visual, seperti gambar, video, dan presentasi
multimedia, menawarkan potensi untuk meningkatkan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan
bercerita. Media visual dapat memberikan stimuli tambahan, merangsang

3
MacDougall et al, Strategi Pembelajaran Bahasa ( Remaja Rosdakarya 2008) hlm. 60.

2
imajinasi, dan membantu siswa dalam memvisualisasikan dan
merumuskan cerita dengan lebih baik.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi,
menganalisis, dan mengevaluasi dampak penggunaan media visual
terhadap kemampuan bercerita siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang
lebih mendalam serta memberikan rekomendasi bagi pendekatan
pembelajaran yang lebih inovatif dan efektif dalam meningkatkan
kemampuan bercerita siswa.
Berdasarkan pengertian dan masalah-masalah yang telah diuraikan
diatas, saya sebagai peliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Penggunaan Media Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan
Bercerita Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas III
Mi Al Mi‘raj”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan media visual dalam proses pembelajaran
bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan bercerita di MI Al
Mi‘raj?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan bercerita dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia di MI Al Mi‘raj?

C. Tujuan Penelitian
1. Penggunaan media visual dalam pembelajaran dapat membantu anak
dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.
Penggunaan Media visual pembelajaran dapat mempermudah siswa
memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.
2. Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan bercerita para pembelajar
harus sering mengikuti aktifitas berbahasa lisan dan sering berlatih
bercerita dalam berbagai macam situasi.

3
D. Kegunaan Penelitian
Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau konstribusi
sebagai berikut :

1. Secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan
pendidikan, khususnya tentang penggunaan media visual terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia bagi peneliti dan
orang yang membacanya.

2. Secara Praktis
a. Bagi guru, Sebagai umpan balik tentang sistem pelaksanaan
pembelajaran yang diterapkan selama ini sehingga dapat melakukan
pembenahan yang dianggap efektif guna pemanfaatan media visual
demi optimalisasi kegiatan pembelajaran.
b. Bagi Sekolah, Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada
MI Al Mi‘raj untuk melaksanakan peningkatan mutu pendidikan
melalui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media
visual.
c. Bagi peneliti, Menambah masukan bagi peneliti tentang penerapan
media visual yang baik dalam peningkatan mutu pendidikan. Bagi
STIT AL-HIKMAH, Penelitian ini dapat digunakan untuk
menambah referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih
mendalam pada masa yang akan datang.

E. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
a. Kemampuan Bercerita

b. Kegiatan bercerita di MI berperan penting dalam pembelajaran


bahasa disamping dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa anak.

4
Selain tujuan tersebut Kusumo Priyono (2001:15) juga
menambahkan bahwa ketrampilan mendongeng dalam hal ini
termasuk juga bercerita, bertujuan untuk :
1) Merangsang dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi
murid.
2) Mengembangkan daya penalaran sikap kritis serta kreatif.
3) Mempunyai sikap kepedulian terhadap nilai-nilai luhur budaya
bangsa.
4) Dapat membedakan perbuatan yang baik dan perlu ditiru dengan
yang buruk dan tidak perlu dicontoh.
5) Menumbuhkan rasa hormat dan mendorong terciptanya
kepercayaan diri dan sikap terpuji pada murid. 4

Untuk meningkatkan kemampuan bercerita para pembelajar


harus sering mengikuti aktivitas berbahasa lisan dan sering berlatih
bercerita dalam berbagai macam situasi. Disamping itu, mereka juga
harus terlibat dalam proses bercerita berusaha untuk memahami apa
yang mereka ceritakan.
a. Pengertian Media Pembelajaran.
Media merupakan bagian dari salah satu kmponen dari proses
belajar mengajar, untuk itu guru harus memiliki pengetahuan
dalam pemahaman yang luas tentang media pembelajaran. Kata
media berasal dari bahasa latin Medius yang berarti tengah,
peraturan atau pengantar. Menurut Suwana, dkk, (2005),
mengemukakan bahwa media adalah kata jamak dari medium,
yang artinya perantara. 5Sedangkan pendapat dari Sri Anitah
(2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu yang mengentarkan pesan pembelajaran
antara pemberi pesan kepada penerima pesan tersebut6.
4
Kusumo Priyono , Ais, Terampil Mendongeng, Grasindo 2001:15

5
Suwana, dkk. Macam-macam Media Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud 2005 : 127

6
Sri Anitah. Media Pembelajaran, Surakarta: mitra Sertifikasi Guru Surakarta (2008)

5
2. Penelitian yang Relevan (Penelitian Terdahulu)
Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan
sebagai rujukan yang relevan terhadap penelitian ini.
1. Penelitian oleh Wiwin Fachrudin Yusuf dan Imatuzzahiro, dengan
judul penggunaan media visual untuk meningkatkan kemampuan
bercerita dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa nilai siswa lebih meningkat setelah
menggunakan media visual. Dengan menggunakan media visual
siswa lebih mudah dan lebih memahami dalam bercerita, lebih
semangat dan senang untuk belajar bahasa Indonesia
(Imatuzzahiro, 2017,p 195).7
2. Penelitian oleh Khoirotun Ni‘mah, dengan judul penggunaan
media visual untuk meningkatkan kemampuan bercerita dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia pada anak usia dini . Penelitian
ini menunjukkan hasil bahwa anak usia dini senang belajar bahasa
Indonesia dengan menggunakan media visual/gambar dan lebih
mudah dan lebih senang dalam bercerita.
3. Penelitian oleh Ridwan dan A. Fajar Awaludin, dengan judul
penerapan media visual untuk meningkatkan kemampuan bercerita
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan media visual sangat membantu anak usia dini untuk
meningkatkan kemampuan bercerita. Dan penelitian ini
menggunakan jenis pendekatan kualitatif

F. Definisi Operasional Variabel


1. Penggunaan Media Visual
Media visual dapat meningkatkan kemampuan bercerita pada
siswaMedia visual akan mengakibatkan perubahan efektif ,kognitif dan

7
Imatuzzahiro, penggunaan media visual untuk meningkatkan kemampuan bercerita dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. (Imatuzzahiro, 2017,p 195)

6
psikomotorik Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Dengan
demikian media visual sangatlah berperan penting dalam proses belajar
mengajar. Karena media visual memiliki peran yaitu memudahkan dalam
penyampaian materi kepada peserta didik .peserta didik akan terbantu
dalam memahami materi yang komplek. Pemanfaatan media visual juga
berperan bagi peserta didik. Media visual sangat banyak manfaat serta
fungsi apalagi media berbasis visual. Kita harus ingat bahwa manusia,
khususnya siswa dapat menyerap suatu materi apabila materi yang
diberikan dikemas dalam bentuk yang menarik dan mengesankan,
sehingga materi yang mereka simak akan terus teringat-ingat di benak
mereka. Media visual dalam jenjang pendidikan tertentu, contohnya
sekolah dasar, dengan maksud supaya pembelajaran menjadi lebih
bermakana dan menarik serta tetap menguat system PAKEM
(pembelajaran masa aktif kreatif , efektif ,dan, menyenangkan).
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir
yang diperoleh setelah menjawab soal - soal tes hasil belajar siswa yang
meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi, setelah diberikan pengajaran dengan menggunakan media visual
dalam jangka waktu tertentu pada siswa kelas III Mi Al Mi‘raj.
Manfaat media visual dalam pembelajaran sebagai berikut: Media
visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari
factor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak,seperti
ketersediaan buku, kesempatan melancong,dan sebagainya.media
pembelajaran dapat mengatasi hal tersebut. Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari.maka obyeknyalah
yang di bawa ke peserta didik. Obyek yang di maksut dalam bentuk nyata,
miniature,model,maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan
secara visual. Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung
antara peserta didik dengan lingkungannya. Mediavisual dapat
menanamkan konsep dasar, yang benar, konkrit dan realistiskan.

7
G. Metodologi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR) yang bertujuan untuk memecahkan
masalah yang timbul dalam kelas dan meningkatkan kualitas proses dan
hasilpembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
proses dan praktis pembelajaran ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 16). 8
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang
terbagi atas siklus-siklus. Setiap siklus meliputi (1) perencanaan; (2)
pelaksanaan tindakan; (3) observasi; (4) refleksi (Arikunto, 2006: 16).
Adapun model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dalam siklus ini adalah merencanakan apa
saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di
sekolah berdasarkan hasil pengamatan tahap awal. Perencanaan

8
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas ( jakarta : Bumi aksara,2006 : 16).

8
penelitian ini disusun bersama dengan guru Bahasa Indonesia sebagai
kolaborator. Adapun rencana yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
1) Menyamakan persepsi dan berdiskusi mengenai penelitian
yang akan dilakukan pada siklus I dengan guru Bahasa
Indonesia.
2) Pengajuan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan
media Visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan bercerita.
3) Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
siklus I dan instrumen penelitian yang berupa lembar
pengamatan, lembar penilaian keterampilan bercerita, catatan
lapangan, pedoman wawancara dan alat dokumentasi.
4) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan yaitu 3 kali
pertemuan dalam setiap siklusnya.

b. Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan realisasi dari rencana yang
sudah dirancang sebelumnya. Tahap ini, siswa dibimbing untuk
menggunakanmedia visual untuk meningkatkan kemampuan bercerita
dengan sungguh-sungguh dan menghindari gangguan yang dapat
mengganggu konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Tindakan
yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut. Guru membuka
pelajaran.
1) Siswa memperhatikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran keterampilan bercerita yang disampaikan oleh guru.
2) Siswa dan guru melakukan evaluasi keterampilan bercerita pada
tahap sebelumnya.
3) Guru melakukan apersepsi untuk mengajak siswa masuk kemateri
dengan menyesuaikan keadaan siswa pada pembelajaran yang akan
disampaikan.
4) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi bercerita
dan cara bercerita yang baik.

9
5) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai maksud
pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan media
kartu bergambar serta contoh pembuatan dan penggunaan media
kartu bergambar.
6) Siswa mendengarkan tugas yang diberikan oleh guru.
7) Siswa secara berkelompok mempersiapkan cerita tokoh idola dan
membuat media kartu bergambar sesuai dengan idola masing-
masing.
8) Siswa maju bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar.
9) Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan
pengamatan terhadap siswa.
10) Pelajaran diakhiri dengan doa dan salam.

c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan selama proses tindakan di kelas
berlangsung. Pengamatan dilakukan ketika guru sedang menyampaikan
materi dengan menggunakan lembar pengamatan, catatan lapangan,
dokumentasi, dan lembar penilaian bercerita. Kegiatan pengamatan
digunakan untuk mengetahui apakah media visual untuk meningkatkan
kemampuan bercerita ini telah dilaksanakan dengan baik dan dapat
mengatasi masalah yang dialami. Keberhasilan proses dapat dilihat dari
perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran keterampilan bercerita
setelah mendapatkan tindakan melalui media visual yang meliputi
keaktifan siswa, perhatian dan konsentrasi siswa, minat dan antusias siswa,
serta keberanian siswa saat bercerita di depan kelas. Keberhasilan produk
dapat dilihat dari hasil tes bercerita siswa.

d. Refleksi
Diskusi dilakukan bersama guru untuk menganalisis hasil
pengamatan pada siklus I yaitu mengambil kesimpulan tentang
kemampuan siswa. Setelah dikenai tindakan, menilai keterampilan
masing-masing siswa dalam praktik bercerita dengan menggunakan media

10
visual. Kegiatan refleksi ini digunakan untuk merencanakan kegiatan
siklus II. Kegiatan pada siklus II dan selanjutnya mengikuti prosedur pada
siklus I, meliputi perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, pengamatan dan
refleksi. Diharapkan siklus II lebih baik karena adanya perencanaan revisi,
agar kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki. Jika pada siklus II belum
berhasil pencapaiannya maka akan dilanjutkan dengan siklus selanjutnya.
Dari kegiatan tersebut dapat diketahui gambaran peningkatan kemampuan
bercerita menggunakan media visual.

2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas .Menurut Sumadi Subrata, penelitian tindakan kelas merupakan salah
satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata
dalam bentuk proses pengembangan kemampuan yang inovatif dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah9.
Dalam prakteknya, penelitian tindakan kelas menghubungkan
tindakan bermakna dengan prosedur penelitian. Penelitian ini dilakukan
oleh seorang peneliti yang mengkalaborasikan dengan guru mata pelajaran
yang bersangkutan. Mencoba dengan merumuskan masalah untuk
memperbaiki situasi, kemudian secara cermat mengamati pelaksanaan
untuk memahami tingkat keberhasilannya.
Penelitian tindakan kelas meliputi beberapa tahapan
yangpelaksanaannyaterdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri
dariperancanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Tahapan-tahapan penelitian dalam setiap tindakan terjadi secara berulang-
ulang hingga akhirnya menghasilkan suatu ketuntasan nilai yang telah
ditetapkan menurut kritria penilaiannya.

3. Kerangka Berfikir
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa melepaskan diri
dari bahasa. Bahasa menjadi sarana untuk berkomunikasi dan menjalin
hubungan dengan orang lain. Komunikasi merupakan pertukaran pikiran
9
Sumadi Subrata, Metode Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Nursada, 1995)

11
dan perasaan yang dilakukan dengan setiap bentuk bahasa baik lisan
maupun tulisan. Salah satu bentuk komunikasi itu adalah berbicara.
Berbicara diartikan sebagai proses berkomunikasi dengan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi untuk menyampaikan maksud sehingga maksud
tersebut dapat dipahami oleh orang lain.
Setiap siswa dituntut untuk menyampaikan dan mengungkapkan
pikirannya dengan bahasa yang jelas dan dimengerti orang lain. Berbicara
juga sebagai sarana untuk menyampaikan keinginan, pengetahuan, dan
perasaan orang lain. Mengembangkan keterampilan berbicara siswa
diperlukan pembelajaran keterampilan yang tepat. Salah satu kegiatan
pembelajaran yang dapat digunakan yaitu kegiatan bercerita. Hal tersebut
dikarenakan belajar adalah sebuah proses aktif yang berarti siswa harus
secara berpartisipasi dalam proses, belajar tidak terjadi saat siswa pasif
menerima informasi Keterampilan bercerita merupakan keterampilan yang
sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan keterampilan bercerita, siswa
dapat lebih bersemangat untuk belajar karena pada dasarnya siswa senang
mendengarkan cerita. Selain itu, untuk dapat bercerita siswa membutuhkan
bahan dan keberanian untuk berbicara. Keterampilan bercerita memberi
kesempatan anak untuk mempunyai banyak bahan sebagai bekal siswa
untuk berbicara. Setelah anak mempunyai bahan berupa cerita, siswa
diminta untuk menceritakan kembali isi cerita. Hal itu dapat melatih siswa
dalam menyusun kata-kata menjadi kalimat dan menyampaikannya dengan
segenap kemampuan.

4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah
pengumpulan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Untuk itu penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan

12
data. Adapun teknik pengumpulan data dalam peneltian adalah sebagai
berikut:
1) Observasi
Observasi adalah pengamatan dan peninjauan langsung ke
lokasi penelitian untuk mendapatkan informasi kegiatan belajar
mengajar yang diperlukan, peneliti menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa. Untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa, dan
lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran.
Untuk mengetahui kemampuan guru mengelola pembelajaran
selama proses pembelajaran di dalam kelas.Aktivitas siswa akan
diobservasi oleh teman sejawat peneliti, sedangkan kemampuan
guru mengelola pembelajaran akan diobservasi oleh observer guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia. 10
2) Tes
Tes adalah pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.11 Dalam
penelitian ini digunakan dua tes yaitu: tes awal (Pre test) dan tes
akhir (Post test). Pre test yaitu tes yang diberikan kepada siswa
sebelum dimulai kegiatan belajar mengajar. Tes awal ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Post test
yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah berlangsungnya
proses pembelajaran. Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan
Media Visual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
kualitatif. Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa hasil angket,
catatan lapangan, skrip wawancara, hasil tes, dan dokumentasi
pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hal tersebut bertujuan

10
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan R&D(Bandung: V Alfabeta, 2006) hal. 76

13
untuk mendeskripsikan perubahan-perubahan yang terlihat selama
tindakan.
Teknik analisis data dibagi menjadi dua, yaitu analisis proses
tindakan dan hasil tindakan. Analisis data ini mencakup keduanya, dan
dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung.
Analisis data proses diambil pada waktu pelaksanaan pembelajaran
keterampilan bercerita dengan menggunakan media visual. Analisis secara
produk diambil dari hasil keterampilan bercerita pada waktu melakukan
praktik bercerita. 11

H. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu penelitian yang menggunakan metode
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
pedoman wawancara, lembar pengamatan, angket, catatan lapangan, dan
lembar penilaian bercerita.12Validasi instrumen dilakukan oleh guru
Bahasa Indonesia MI AL- MI’RAJ Kec Buana Pemaca Kab OKU Selatan.
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk menggali data tentang
tanggapan siswa terhadap pembelajaran bercerita menggunakan Media
kartu bergambar.Wawancara dilakukan pada guru dan beberapa orang
siswa yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Isi dari daftar
wawancara adalah poin-poin pertanyaan yang akan diajukan untuk
mewancarai nara sumber penelitian, agar pertanyaan tersebut tidak
terlalu luas.

2. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati tingkah laku
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas. Adapun
aspek-aspek yang diamati saat proses pembelajaran keterampilan
bercerita yang telah dimodifikasi menurut Dipodjojo (1984: 64) dan

11
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Reneka Cipta, 2001), hal. 35

12
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), hal. 43

14
Tarigan (2008: 50) yaitu (1) keaktifan parasiswa; (2) perhatian dan
konsentrasi siwa terhadap penjelasan guru; (3) minat siswa saat
pembelajaran; (4) keberanian siswa bercerita di depan kelas.13

Tabel 5 : Pedoman Pengamatan Proses Pembelajaran Bercerita

No. Aspek yang diamati Skor


1 2 3 4 5
1. Keaktifan siswa
2. Perhatian dan konsentra sisiswa
saat pelajaran
3. Minat siswa saat pembelajaran
4. Keberanian siswa saat bercerita
Jumlah Skor:

3. Angket
Angket terdiri dari beberapa pertanyaan yang ditujukan untuk siswa.
Adapun tujuannya untuk mendapatkan data tentang proses pembelajaran
keterampilan bercerita yang berlangsung di kelas. Berikut kisi-kisi angket
yang akan digunakan.

Tabel 6: Kisi- Kisi Angket Siswa Pratindakan

No. Indikator Nomor


Pertanyaan
1. Kawasan kognitif siswa (berkaitan dengan
pengetahuan awal tentang pembelajaran 2
Keterampilan bercerita)
2. Kawasan afektif (berkaitan dengan kesukaan,

13
Henry Guntur Tarigan (2008), Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Percetakan Angkasa

15
minat, sikap, perasaan siswa tentang 1, 5, 4, 8, 10
pembelajaran Keterampilan bercerita)
3. Kawasan psikomotorik (berkaitan dengan
3, 6, 7, 9
proses Mengikuti pembelajaran keterampilan
bercerita)

Tabel 7: Kisi- Kisi Angket Siswa Pasca tindakan

No. Indikator Nomor


Pertanyaan
Kawasan kognitif siswa (berkaitan dengan
1. pengetahuan awal tentang pembelajaran 1, 2, 8
keterampilan bercerita)
Kawasan afektif (berkaitan dengan kesukaan,
2. minat,sikap,perasaan siswa tentang 3, 6, 10
pembelajaran keterampilan bercerita)
Kawasan psikomotorik (berkaitan dengan proses
3. 4, 5, 7, 9
Mengikuti pembelajaran keterampilan
bercerita)

4. Lembar Penilaian Bercerita


Lembar penilaian bercerita digunakan untuk menilai keterampilan
bercerita siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek
yang dinilai dalam penilaian bercerita meliputi aspek-aspek
kebahasaan
Tabel 8: Rubrik Penilaian Keterampilan Bercerita (Asli)
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian dengan gambar
2. Ketepatan logika urutan cerita
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata

16
5. Ketepatan kalimat
6. Kelancaran
Jumlah Skor:

Penelitian ini menggunakan model penilaian yang dikembangkan oleh


Nurgiyantoro (2013:406) yang telah dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Adapun gambaran penilaian keterampilan bercerita
yang telah dimodifikasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 9: Rubrik Penilaian Keterampilan Bercerita (Modifikasi)

Tingkat Capaian Kinerja


No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Isi Cerita
2. Pilihan Kata
3. Ketepatan LogikaCerita
4. Ekspresidan Tingkah Laku
5. Volume Suara
6. Kelancaran
Jumlah Skor

DAFTAR PUSTAKA

Aliem Bahri & Abdan Syakur. (2017). Keterampilan Berbahasa Indonesia dan
Apresiasi Sastra Indonesia di SD. Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Anitah, Sri. (2008). Media Pembelajaran, Surakarta: mitra Sertifikasi Guru


Surakarta

17
Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara

Arsyad, Azhar . (2005 ) Media Pebelajaran, Jakarta: Grafindo Persada.

BSNP ( 2006 ) Badan Standar Nasional Pendidikan , Jakarta : BSNP

Daryanto. (2001) Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Reneka Cipta, hal. 35

Departemen Pendidikan Nasional ( 2006), Panduan Kurikulum Satuan Tingkat


Pendidikan ( KTSP) SD/MI. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. ( 1999). Kurikulum dan pembelajaran, jakarta: Bumi Aksara

Henry Guntur Tarigan (2008), Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


Bandung: Percetakan Angkasa

Iskandarwassid, dkk, (2008) Strategi Pembelajaran Bahasa. Remaja Rosdakarya

Kusumo Priyono , Ais, ( 2001 ). Terampil Mendongeng, Grasindo :15

Miarso. Hadi, Yusuf . (2004) Menyemai Benih TeknologiPendidikan. Jakarta;


Kencana

Rahayu , Minto ( 2007 ). Bahasa Indonesia di perguruan tinggi, Jakarta: Grasindo

Subrata, Sumadi. (1995). Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Nursada.

Sudjono, Anas. ( 2008 ) Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo,


hal. 43

Sugiono, (2006) Metodologi Penelitian Kuantitatif dan R&D, Bandung: V


Alfabeta.

Suryani dkk. (2018) Media Pembelajaran Inovatif Dan pengembangannya.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suwana, dkk. ( 2005)Macam-macam Media Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

Suyadi, (2010) Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Jogjakarta: DIVA Press.

18
19
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Izin Pra Penelitian
Lampiran 2: Surat Balasan Izin Pra Penelitian

20

Anda mungkin juga menyukai