Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam


1. Pengertian Minyak Bumi dan Gas Alam
Sebelum kita mengetahui lebih lanjut tentang Proses pembentukan Minyak
Bumi dan Gas Alam, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui
Pengertian dari Minyak Bumi dan Gas alam.
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon.
Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang
beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan
karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi
minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi
produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal,
lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan,
tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat
yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan
Gas Bumi.
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki
juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.
Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan
di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya
dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-

bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat
ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan
kotoran manusia dan hewan
Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan minyak
dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12
juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1,8% per tahun.
Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020), permintaan naik menjadi 106 juta
bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.

2. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul
terjadinya minyak bumi, antara lain:
A. Teori Anorganik (Abiogenesis)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali,
yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2
membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak
bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam
bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut
berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor
dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti dibawah ini:
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses
kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:
alkali metal + CO2 karbida
karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan
bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi
maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena

suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak
bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian
bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak
karbida di alam.
B. Teori Organik (Biogenesis)
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya
kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara
atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah
yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada
arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari
atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2
dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan
dan mikroorganisme).

Proses pembentukan minyak bumi berdasar teori organik


Mungkin
menyangka

tidak

ada

sebelumnya

yang
bahwa

secara alami minyak bumi yang ada


secara alami ini dibuat oleh alam ini
bahan dasarnya dari ganggang. Ya,
selain ganggang, biota-biota lain
yang berupa daun-daunan juga dapat
menjadi sumber minyak bumi. Tetapi
ganggang merupakan biota terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun dalam
studi perminyakan diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih
banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan
karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.
Setelah

ganggang-ganggang

ini mati, maka akan teredapkan di


dasar cekungan sedimen. Keberadaan

ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja
ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentu saja batuan yang mengandung
karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut.
Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan
Induk) yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).
Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak
atau gas bumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan
menjadi rantai carbon yang tidak mungkin dimasak.
Proses pengendapan batuan ini
berlangsung terus menerus. Kalau saja
daerah ini terus tenggelam dan terus
ditumpuki oleh batuan-batuan lain
diatasnya,
mengandung

maka

batuan

karbon

ini

yang
akan

terpanaskan. Tentu saja kita tahu


bahwa semakin kedalam atau masuk
amblas ke bumi, akan bertambah suhunya. Ingat ada gradien geothermal ? (lihat
penjelasan tentang pematangan dibawah).

Reservoir (batuan Sarang)


Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentusaja banyak jenis batuan yang
menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau
batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang,
yang penting ada ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batu
pasir, batu gamping bahkan batuan vulkanik.
Proses migrasi dan pemerangkapan

Minyak yang dihasilkan oleh


batuan induk yang termatangkan ini

tentu saja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyakbumi yang mentah
ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu beratjenis dan kekentalan. Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat
jenis minyak bumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimedes..
Demikianlah juga dengan minyak yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air ini
akhirnya akan cenderung bermigrasi keatas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah
bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap
atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).
Proses pematangan batuan induk (Source rock)
Seperti

disebutkan

diatas

bahwa

pematangan source rock (batuan induk) ini


karena adanya proses pemanasan. Juga diketahui
semakin dalam batuan induk akan semakin panas
dan akhirnya menghasilkan minyak. Proses
pemasakan ini tergantung suhunya dan karena
suhu ini tergantung dari besarnya gradien
geothermalnya maka setiap daerah tidak sama
tingkat kematangannya.
Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan
daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi.
Dalam gambar di samping ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada suhu antara 50180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila
suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan
itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu
tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas!
P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak
bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk
membuktikan

bahwa

minyak

bumi

berasal

dari

zat

organik

yaitu:

- Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh
adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat organik
tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon

dengan

unsur

vanadium,

nikel,

dsb.

- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat
organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen
dan

nitrogen

cukup

besar.

- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral


sedimentasi.
- Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.
- Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di
laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi
serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh
Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya adalah:
Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen
marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar
pantai.
Minyak

bumi

memeng

merupakan

campuran

kompleks

hidrokarbon.

Temperatur reservior rata-rata 107C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai
200C.

Diatas

temperatur

ini

forfirin

sudah

tidak

bertahan.

Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan
belerang.
Minyak

bumi

dapat

tahan

pada

perubahan

tekanan

dari

8-10000

psi.

Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.


Ada

beberapa

hal

yang

mempengaruhi

1.

peristiwa

diatas,

diantaranya:

Degradasi

thermal

Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan
tekanan

dan

suhu.

Perubahan

2.
Adanya

suhu

adalah

faktor

yang

sangat

Reaksi
katalis

dapat

mempercepat

3.

penting.
katalis

proses

kimia.
Radioaktivasi

Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk


hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4.

Aktifitas

bakteri.

Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak

bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu
diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.
Zat

organik

sebagai

bahan

sumber

Jenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dap[at
disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak
bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita
ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak
dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita
sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau
menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam
digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan
bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa
organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.

Anda mungkin juga menyukai