Anda di halaman 1dari 10

1.a. Lexy J.,Moleong.

Metodologi Penelitian Kualitatif (2010: 6)penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek peneltian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif
ini menuntut untuk peneliti terjun secara langsung dalam ruang lingkup penelitian, agar
mendapati data-data yang digunakan untuk penelitian secara lengkap dan akurat.
Penelitian ini menitikberatkan pada proses ketercapaian data untuk dikembangkan dan
nantinya dijadikan sebuah kesimpulan teoritis. Penelitian kualitatif digunakan agar
pemikiran peneliti dapat berkembang dan bisa mengkaji serta menginterpretasikan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati .
b. Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Hal. 56 Rumusan masalah itu
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data
bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat
eksplanasi.
Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak bersifat kausal dan sangat spesifik,
dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan teori,
hipotesis, insrumen, dan teknik analisis data. Oleh karena itu, rumusan masalah yang
merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertentu. Pertanyaan penelitian kualitatif di
rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks atau gejala yang
bersifat holistik ( menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) dalam kaitannya dengan
aspek-aspek lain (in context) sehingga peneliti kualitatif harus menetapkan penelitiannya
berdasarkan keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat, pelaku,
dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Peneliti yang meggunakan pendekatan
kualitatif, pada tahap awal penelitiannya, ia akan mengembangkan fokus penelitian
sambil mengumpulkan data Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud
untuk memahami gejala yang kompleks, intiraksi social yang terjadi, dan kemungkinan
di temukan hipotesis atau teori baru.
c. Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah strategi untuk memperoleh data yang
dipergunakan untuk menguji hipotesa( Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto.
2006.PanduanPenelitian.:105)
Perancangan dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk menemukan solusi

dari sebuah masalah-masalah yang terjadi di sosial masyarakat. Peneliti diharuskan untuk

men-setting cara pengumpulan data yang dikemudian dianalisis untuk penilaian data
yang diperoleh. Rancangan penelitian berfungsi sebagai gambaran umum atau sebagai
pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Dengan adanya rancangan penelitian
membuat, penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan tidak menyimpang dari apa
yang sudah direncanakan dalam rancangan tersebut.
d. Sugiyono MetodePenelitianKunatitatifKualitatifdanR&D (2008: 63) ada empat macam
tehnik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan
/triangulasi
Prosedur pengumpulan data mengacu pada tujuan utama penelitian dilakukan. Peneliti
memiliki banyak cara untuk melakukan pengumpulan data, yakni: wawancara, observasi
secara langsung, dan dokumentasi maupun focus group discussion. Pengumpulan data
diperlukan untuk menunjang keberhasilan penelitian yang dilakukan karena data yang
dikumpulkan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk menarik
sebuah kesimpulan teoritis.
e. AnalisisdatakualitatifmenurutBognan&Biklen(1982)sebagaimanadikutipMoleong
MetodologiPenelitianKualitatif(2010:248),adalahupayayangdilakukandenganjalan
bekerjadengandata,mengorganisasikandata,memilahmilahnyamenjadisatuanyang
dapatdikelola,mensintesiskannya,mencaridanmenemukanpola,menemukanapayang
pentingdanapayangdipelajari,danmemutuskanapayangdapatdiceriterakankepada
oranglain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data
lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat
dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima,
maka hipotesis tersebut berkembang menjadi suatu teori. Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah
selesai di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses
di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis dan interpretasi data diperlukan
untuk merengkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis
kenyataan, teliti, dan benar. Analisis dan interpretasi data juga diperlukan untuk memberi
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan interpretasi data
akhirnya digfunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan baik bagi kegiatan

peneliti sendiri maupun teman satu tim. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil analisis dan
interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.

2. H.B. Sutopo.2006.Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian


(2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dikelompokkan
ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode
interaktif meliputi interview dan observasi berperan serta, sedangkan metode noninteraktif
meliputi observasi tak berperan serta, tehnik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi
tidak berperan.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan
dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung
terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Metode pengumpulan data sangat bergantung pada masalah yang menjadi fokus penelitian
dan kebutuhan data peneliti. Banyak masalah yang telah dirumuskan tidak dapat
terpecahkan karena metode yang digunakan tidak sesuai, karena pada dasarnya setiap
masalah memiliki metode yang berbeda dalam pengumpulan data. Dan banyak dari
masalah tersebut yang memerlukan beberapa metode pengumpulan data (tidak hanya
menggunakan satu metode saja). Tujuan dari adanya berbagai cara pengumpulan data ialah
untuk memilih cara yang paling sesuai dan tepat unuk memperoleh data yang dibutuhkan
oleh peneliti. Oleh karena itu, ada banyak metode pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan data yang paling cocok dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Beberapa metode pengumpulan data menghasilkan suatu data yang dapat berhubungan
satu sama lain, dan bersifat saling melengkapi serta tingkat validitas data yang didapatkan
dapat dipertanggungjawabkan.

3. Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan


secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak
langsung dengan tatap muka (face to face relation ship) antara si pencari informasi
(interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi (interviewee) (HB.Sutopo,
Metode Penelitian Kualitatif, 2006: 74).
Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh pewawancara
dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang diberikan (Sandjaja,B
danAlbertusHeriyanto.2006.PanduanPenelitian.: 145)

Jadi, wawancara merupakan kegiatan menggali informasi dari informan mengenai suatu
masalah yang dilakukan dengan pertemuan kedua belah pihak yaitu pewawancara dengan
nforman secara langsung. Diharapkan dari wawancara yang dilakukan peneliti agar
mendapatkan data yang benar-benar akurat dan valid sehingga memiliki persamaan persepsi
dengan apa yang ditafsirkan peneliti. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk
memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam
penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya. Karena merupakan proses pembuktian,
maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh
sebelumnya.

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode
wawancara :
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang
diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan
memberikan penjelasan.
b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak
dapat dilakukan.
Metode Interview (Wawancara) Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini
untuk mengetahui sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota
Bengkulu. Sesuai dengan subjek penelitian bahwa wawancara dilakukan kepada 2 subjek
yaitu guru dan siswa. Untuk memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara
dengan spontan atau tidak terpimpin namun masih memperhatikan fokus penelitian yang
diteliti. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa, tentang bagaimana
pemanfaatan media pembelajaran? Apakah media yang ada mendukung? Dan pertanyaanpertanyaan yang lain. Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi
tentang topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin
tidak terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara bahwa
metode wawancara dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu, wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti mengambil
metode wawancara yang terstruktur dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti apa
informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis.
4. Waktu yang tepat untuk melakukan wawancara dengan informan yang tepat dengan
petelitian kita adalah memilih waktu yang sesuai dengan kesepakatan antara pewawancara
dengan informan atau waktu luang informan disela istirahat makan siang. Dengan memilih
waktu yang tepat akan tercipta suasana wawancara yang nyaman dan membuat kegiatan
wawancara seperti kegiatan berbincang-bincang yang santai.

5. Teknik Analisis Data


Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen (1982) sebagaimana dikutip Moleong
(2010:248), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya,mencaridanmenemukanpola,menemukanapayangpentingdanapa
yangdipelajari,danmemutuskanapayangdapatdiceriterakankepadaoranglain.
Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis
data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapantahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :
1.
Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam
(indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis
lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk
rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulangulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2.
Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang
penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali.
Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka
awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini,
peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan
pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan
penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat.
Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti
menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh
responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami
secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat
menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
3.

Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data


Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut
terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah
didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan
dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan
hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari

landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan
factor-faktor yang ada.
4.
Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk
ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya
tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternative penjelasan lain tetnag kesimpulan
yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternative
penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang
dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative
lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian
pembahasan, kesimpulan dan saran.
5.
Menulis Hasil Penelitian
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang
membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah
selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat
yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi
dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek
dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya,
kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari
subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya
mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
Teknik Interpretasi data dapat dilakukan sebagai berikut: (1) perluaslah hasil analisis dengan
mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil analisis,
penyebab, implikasi dari hasil analisis sebelumnya, (2) hubungkan temuan dengan
pengelaman pribadi, (3) berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan, (4)
hubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya, (5) hubungkan atau
tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi

Penafsiran atau interpretasi tidak lain dari pencarian pengertian yang lebih
luas tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis,
sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek tertentu dari analisis, dan bukan
merupakan bagian dari analisis.
Berikut ini beberapa pengertian penafsiran data, menurut M. Nazir. 2005. Metodologi
penelitian:
1) Penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya
dari materi yang dipaparkan.

Data yang telah dalam bentuk tabel, misalnya, perlu diberikan penjelasan ytang
terperinci dengan cara :
untuk

menegakkan

keseimbangan

suatu

penelitian,

dalam

pengertian

menghubungkan hasil suatu penelitan dengan penemuan penelitian lainnya.


untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menerangkan atau
menjelaskan.
Misalnya, suatu penelitian tentang efektivitas beberapa jenis pupuk di suatu lapangan
percobaan telah dilakukan di Aceh. Penafsiran diberikan terhaddap data percobaan
tersebut dengan cara membandingkannya dengan performance dari jenis pupuk di
tempat lain. Bagaimana pengaruh pupuk tersebut djika perlakuan diadakan di dataran
tinggi di luar Aceh? Bagaimana penemuan tentang pupuk tersebut di daerah tropis
lainnya? Mengapa berbeda denagn hasil penelitian di Filipina misalnya, dengan
penelitian di Jawa Timur dan sebagainya.
2) Penafsiran dapat menghubungkan suatu penemuan studi exsploratif menjadi suatu
hipotesis untuk suatu percobaan yang lebih teliti lainnya.
Misalnya, seorang peneliti sesang mempelajari sikap dari para transmigran yang
berasal dari Jawa Timur, Bali terhadap penduduk setempat di Aceh, maka dari data
penelitian di Aceh perlu dibuat penafsiran untuk menyajikan kesinambungan
penemuan tentang pengaruh pergaulan pribadi antara anggota transmigran dari
kelompok sosial yang berbeda tersebut di daerah lain, misalnya di Sulawesi dengan
penemuan di Aceh.
3) Penafsiran berkehendak untuk membangun
menjelaskan (exsplanatory concept)

suatu

konsep

yang

bersifat

Misalnya, dalam penelitian mengenai transmigran di Aceh seperti tersebut di atas,


peneliti ingin mengadakan deduksi tentang proses dimana hubungan pribadi
mempengaruhi sikap transmigran di Aceh. Data memperlihatkan bahwa para
transmigran yang berintegrasi lebih erat dengan orang-orang Aceh memperlihatkan
sikap yang lebih baik, atau memperlihatkan sikap yang besar. Peneliti harus membuat
penafsiran dari hubungan di atas dengan mengadakan deduksi terhadap proses yang
menyebabkan terjadinya hubungan pribadi telah mempengaruhi sikap transmigran.
Jika analisis, misalnya memperlihatkan bahwa perbedaan sikap terhadap para
tranmigran yang telah lebih dahulu mempunyai pengalaman dengan orang Aceh atau

yang pernah membaca buku-buku tentang Aceh peneliti dapat menafsirkan bahwa
pergaulan mengubah sikap dengan menghilangkan atau menghapuskan stereotipe.
Untuk itu, penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data
penelitian karena kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas
penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data.

STRATEGI ANALISIS DATA


a. Identifikasi Tema.
Cara lain untuk menganalisis data adalah dengan
mempertimbangkan tentang gambaran umum, lalu mulai membuat daftar tema-tema yang
pernah dilihat serta muncul dalam tinjauan pustaka dan pengumpulan data..
b.

Pengkodean Data Kualitatif.

Salah satu kegiatan analisis data yang paling sering

dilakukan oleh peneliti kualitatif adalah pengkodean, yaitu proses kategorisasi atau unit-unit
referensi teks (seperti kata, kalimat, paragraf dan kutipan) dengan kode dan label sebagai cara
untuk menunjukkan pola dan makna..
c.

Menanyakan Pertanyaan Kunci.

Menurut Stringer, kerja melalui

serangkaian pertanyaan dapat mengaktifkan para peneliti kualitatif untuk memperluas


pemahaman mereka terhadap permasalahan dan keadaan yang sudah diinvestigasi.
d. Melakukan Kaji Ulang Pengorganisasian.
Dalam studi kualitatif dimana penekanannya
adalah pada kisah pribadi individu atau kerjasama dalam kelompok kecil, kadang-kadang
membantu untuk melihat ke belakang dan memperhatikan keadaan yang lebih luas. Stringer
menyarankan para peneliti untuk mempertimbangkan tentang pelaksanaan peninjauan ulang
pengorganisasian yang menitikberatkan pada fitur-fitur organisasi sebagai berikut : visi dan
misi, tujuan dan sasaran, struktur organisasi, operasi, serta masalah-masalah dan isu-isu yang
dihadapi.
e.

Pemetaan Konsep.

Para peneliti kualitatif harus melakukan kolaburasi

dengan partisipan dalam penelitian, dan kolaburasi itu dapat memperluas proses analisis data.
Untuk lebih memvisualisasikan pengaruh utama yang telah mempengaruhi penelitian, Stringer
menyarankan agar peneliti memiliki partisipan yang dapat membuat pemetaan konsep.
Pemetaan konsep memberi para partisipan sebuah kesempatan untuk menampilkan analisis
mereka terhadap masalah penelitian, dan membantu peneliti dalam menentukan konsistensi
dan inkonsistensi yang mungkin ada diantara kelompok-kelompok yang berbeda.
f.
Analisis Sebab Akibat.
Proses pemetaan sebab akibat adalah strategi lain untuk
membantu para peneliti kualitatif mengidentifikasi elemen-elemen utama dari analisis
mereka. Penggunaan kerangka kerja ini memberikan representasi visual tentang hubungan
kausal yang sekarang dipercaya keberadaannya oleh para peneliti. Kerangka kerja ini juga

sangat membantu untuk meninjau kembali hubungan kausal yang tidak muncul dalam tinjauan
literatur peneliti guna menentukan tantangan dan dukungan terhadap analisis dan interpretasi.
g.

Menampilkan Temuan.

Ini penting untuk mencoba merangkum informasi yang

terkumpul dalam format yang sesuai, dimana peneliti dapat berbagi dengan kolega-koleganya
yang tertarik. Untuk melakukan hal tersebut, strategi ini sangat membantu untuk
menampilkan pemikiran sebagai pertimbangan peneliti dalam menyampaikan temuan peneliti
kepada para koleganya.
h. Menyatakan Apa yang Hilang. Akhirnya, bagian dari laporan lengkap peneliti, peneliti
harus melambaikan tangan bagi para konsumen riset peneliti, sebaga bagian dari teka-teki
yang masih hilang, dan mengidentifikasi pertanyaan yang masih belum bisa terjawab. Strategi
analisis data ini membolehkan peneliti membayangkan apa yang harus dilakukan selanjutnya
dalam penyelidikan untuk menemukan pemahaman yang lebih baik dari penelitiannya.

Adapun teknik-teknik untuk interpretasi data adalah sebagai berikut :


1) Mengembangkan analisis.
Ini adalah sebuah teknik interpretasi data, dimana peneliti
hanya mengembangkan analisis data sejalan dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan
tentang penelitian tersebut.
2)

Menghubungkan temuan-temuan dengan pengalaman personal. Ini merupakan sebuah

teknik yang mendorong peneliti untuk mempersonalisasikan interpretasi berdasarkan


pengetahuan yang mendalam dan pemahaman tentang tata cara penelitian.
3) Mencari saran dari kritikan teman. Ini adalah sebuah teknik yang melibatkan rekanan yang
terpercaya untuk menawarkan wawasan tentang penelitian yang mungkin telah terlewatkan
oleh peneliti.
4)

Kontesktualisasi temuan dalam sebuah literatur. Adalah sebuah teknik yang

menggunakan tinjauan literatur terkait untuk memberikan dukungan bagi temuan penelitian
dan mendorong peneliti untuk menghubungkan ke otoritas eksternal. Hubungan ini juga
memberikan jalan bagi peneliti kualitatif untuk saling berbagi dengan kolega-koleganya
berdasarkan pengetahuan yang ada pada masalah penelitian, dan untuk mengakui kontribusi
yang unik peneliti kualitatif agar topik yang dipelajari dapat dipahami dengan baik dan benar.
5)

Beralih ke teori. Teori melayani sejumlah peran penting bagi peneliti kualitatif,

diantaranya :
a)

Teori menyediakan jalan bagi peneliti kualitatif untuk menghubungkan pekerjaannya ke

isu-isu yang lebih luas pada hari itu.

b)

Teori membolehkan peneliti untuk mengembangkan tingkat abstraksi, dan untuk bergerak

melampaui laporan dekspriptif murni. Tingkatan-tingkatan abstraksi membolehkan kita untuk


mengkomunikasikan esensi pekerjaan deskriptif kepada para kolega di pertemuan penelitian
c) Teori dapat memberikan pemikiran atau rasa yang bermakna atas pekerjaan yang
dilakukan.
6) Mengetahui kapan untuk mengatakan kapan. Teknik ini mendorong para peneliti untuk
menahan diri dari penawaran interpretasi. Jika seorang peneliti merasa tidak nyaman dengan
penawaran interpretasi, maka seharusnya peneliti tersebut tidak melakukannya.

McDrury (Collaborative Group Analysis of Data, 1999 )seperti yang dikutip Moleong
(2007:248)tahapananalisisdatakualitatifadalahsebagaiberikut:
a. Membaca/mempelajaridata,menandaikatakatakuncidangagasanyangadadalam
data,
b. Mempelajarikatakatakunciitu,berupayamenemukantematemayangberasaldari
data.
c. Menuliskanmodelyangditemukan
d. Kodingyangtelahdilakukan
.

Anda mungkin juga menyukai