Anda di halaman 1dari 13

PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

1. Jawaban tentang proses pembentukan minyak bumi

Sumber www.kimia.upi.edu dan www.kaskus.com

Minyak bumi terbentuk di lapisan bumi yaitu kerak bumi.awalnya minyak bumi berasal dari jasad renik lautan,tumbuhan dan hewan yang mati dan mengendap selama kurang lebih 150 juta tahun.sisa organisme yang telah mengendap didasar laut tersebut kemudian tertutupi oleh lapisan diatsnya yang berupa lumpur.Lapisan lumpur tersebut kemudian berubah menjadi batuan berpori akibat tekanan lapisan diatasnya lagi.Selanjutnya bakteri anaerob mengurai jasad renik tersebut menjadi minyak bumi dan gas.

Terdapat dua teori pembentukan minyak bumi yang kita kenal yaitu :

1.) Teori Anorganik (Abiogenesis) Ada beberapa pendapat yang berkembang tentang teori anorganik, Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena, Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi.

Berikut proses kimia pada pembentukan minyak bumi berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Barthelot dan Mandeleyev :

a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot) Reaksi yang terjadi: alkali metal + CO2 karbida

karbida + H2o C2H2 C6H6

ocetylena komponen-komponen lain

Dalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi. b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef) Mendeleyev mengasumsikan yang dipakai adalah karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.

2.) Teori Organik (Biogenesis) Secara alami minyak bumi dibuat oleh alam ini bahan dasarnya dari ganggang. selain ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang merupakan biota terpenting dalam menghasilkan minyak.tetapi dalam studi perminyakan diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.

Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentusaja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya mengandung unsur karbon. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak bumi atau gasbumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.

Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, akan bertambah suhunya. Gambar dibawah ini menjelaskan tentang proses pematangan.

Reservoir ( batuan sarang ) Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentu saja banyak jenis batuan yang menimbunnya. Salah satu batuan yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan yang dapat menjadi batuan sarang adalah batuan yang berpori bagus didalamnya. Batuan ini dapat berupa batu pasir, batu gamping maupun batuan Vulkanik.

Proses migrasi dan pemerangkapan Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentu saja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyakbumi ini lebih kecil. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).

Proses pematangan batuan induk Seperti disebutkan diatas proses pematangan batuan induk ini karena adanya proses pemanasan.Semakin dalam batuan induk semakin panas dan akhirnya akan menghasilkan minyak bumi. Tentunya ada hubungan antara kedalaman dengan kematangan. Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu ini

tergantung dari besarnya gradien geothermal maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya. Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi

. Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak bumi terbentuk pada suhu antara 50oC180oC. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai 100oC. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.

2. Jawaban soal mengenai proses pengolahan minyak bumi sampai menjadi fraksi-fraksi Sumber www.aufklarungblog.co.cc Kita harus mengetahui mengapa minyak bumi yang dieksplorasi dari bawah tanah tidak bisa langsung digunakan dan harus diproses terlebih dahulu. Karena minyak bumi mentah mudah terbakar jadi sangat berbahaya kalau langsung digunakan. Mesin-mesin yang ada sekarang menggunakan bahan bakar yang mempunyai sifat-sifat khusus, dan sifat-sifat khusus ini bisa dimunculkan setelah melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Proses pengolahan minyak bumi yang kita kenal sekarang dibagi menjadi dua yaitu pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Pengolahan primer adalah pengolahan fisika dimana dalam proses primer ini komponen atau fraksi-fraksi dipisahkan berdasarkan sifat fisikanya yaitu titik didih, sedangkan proses sekunder adalah proses kimia dimana terjadi proses pemecahan atau konversi energi. 1) Proses primer Kita mengetahui bahwa panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin besar titik didih dan densitasnya, terutama parafinik dan aromatik Hal inilah yang menjadi dasar dalam pengolahan minyak bumi yang disebut proses primer.Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu 350C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam maka dibantu pemanasan dengan steam. karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponenkomponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing. Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus

ditambahkan aditif agar dapat memenuhi spesifikasi atau persyaratan atau baku mutu yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-masing produk tersebut. 2). Proses Sekunder Minyak bumi yang ditemukan biasanya menghasilkan densitas yang berbeda beda, ada yang berat dan ada yang ringan, meskipun dalam sumur minyak yang berdekatan sekalipun. Pada pemompaan minyak dari dalam sumur (reservoir) biasanya yang akan terpompakan pada awal-awal produksi adalah bagian yang ringannya. Sehingga pada usia akhir sumur yang dipompakan adalah minyak beratnya. Yang dimaksud dengan minyak bumi jenis berat maka produk yang dihasilkan akan lebih banyak pada fraksi solar atau residunya yang merupakan fraksi berat dibanding gas.Jadi, jika yang dimasak dalam proses primer adalah minyak bumi jenis minyak berat maka hasilnya akan lebih banyak fraksi beratnya (solar, minyak berat dan residu) daripada fraksi ringannya. Sementara tuntutan pasar lebih banyak produk dari fraksi ringan dibandingkan fraksi beratnya. Maka untuk mengatasinya adalah dengan melakukan perubahan struktur kimia dari produk fraksi berat. Teknologi yang banyak digunakan adalah dengan cara melakukan cracking (perengkahan atau pemutusan) terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek, sehingga bisa menjadi fraksi ringan juga. Misalnya, dengan cara merengkah sebuah molekul hidrokarbon C30 yang merupakan produk dari fraksi solar atau minyak berat menjadi dua buah molekul hidrokarbon C15 yang merupakan produk dari fraksi minyak tanah atau kerosin, atau menjadi sebuah molekul hidrokarbon C10 yang merupakan produk dari fraksi bensin dan sebuah molekul hidrokarbon C20 yang merupakan produk dari fraksi solar. Proses perengkahan ini sendiri bias melalui dua cara, yaitu dengan cara menggunakan katalis (catalytic cracking) dan cara tanpa menggunakan katalis atau dengan cara pemanasan tinggi menggunakan suhu diatas 350C (thermal cracking). Perbedaan dari kedua jenis perengkahan tersebut adalah pada kemudahan mengarahkan produk yang diinginkan. Pada cara thermal cracking sangat sulit untuk mengatur atau mengarahkan produk fraksi ringan mana yang diinginkan. Contohnya, jika kita menginginkan membuat bensin yang lebih banyak dibandingkan minyak tanah akan sulit dilakukan, padahal keduanya masih termasuk fraksi ringan. Sementara jika menggunakan catalytic cracking kita akan lebih mudah mengatur operasinya. Misalnya jika hanya ingin memperbanyak produk bensin dibandingkan minyak tanahnya, atau sebaliknya. Ilustrasinya kira-kira seperti jika kita akan memecah skeeping kaca lebar. Minyak hasil rengkahan tersebut kemudian dipisahkan kembali berdasarkan fraksi yang lebih sempit dalam kolom fraksinasi dengan proses seperti halnya proses primer, untuk selanjutnya didinginkan dan ditampung dalam tanki produk setengah

jadi dan selanjutnya ditambahkan aditif sesuai spesifikasi produk akhir yang diinginkan. Fraksi atau tingkatan hasil pengolahan minyak bumi : 1. Gas Rentang karbon : C1 sampai C5 Trayek didih : 0o sampai 500 C Peruntukan : Gas tabung,BBG, umpan proses petrokimia 2. Gasoline ( bensin ) Rentang karbon : C6 sampai C11 Trayek didih : 50o sampai 850 C Peruntukan : Bahan bakar motor,bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokimia 3. Kerosin ( minyak tanah ) Rentang karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85o sampai 1050 C Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet,bahan bakar rumah tangga,bahan bakar industri,umpan proses petrokimia 4. Solar Rentang karbon : C21 sampai C30 Trayek didih : 105o sampai 1350 C Peruntukan : Bahan bakar motor,bahan bakar industri 5. Minyak berat Rentang karbon : C31 sampai C40 Trayek didih : 130o sampai 3000 C Peruntukan : Minyak pelumas,lilin,umpan proses petrokimia 6. Long Residu Rentang karbon : diatsa C40 Trayek didih : diatas 3000 C Peruntukan : Bahan bakar Boiler,Aspal, bahan pelapis anti bocor 3). Proses Lanjutan ( Blending dan treating ) Proses ini disebut blending dan treating karena dalam pengolahannya fraksi-fraksi yang telah didapat tadi dicampur atau ditambah bahan tertentu untuk menambah kualitasnya dan treating untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan. 1. Fraksi Gas Untuk fraksi gas yang telah didapatkan selanjutnya disalurkan ke tempat penyimpanan melalui saluran yang telah diberi kondensator lalu diolah lagi di unit destilasi bertekanan untuk menaikan titik didihnya agar pemisahan dapat berlangsung dan menghasilkan : LPG Solvent Mogas

2. Fraksi Gasolin Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih rendah, sekitar 40-59 akan diproses lagi di unit reforming yang hasilnya berupa bensin dan residu. Untuk nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin ini bisa diblending lagi dengan TEL ( tetra ethyl lead ),sehingga nilai oktannya mencapai 95 contohnya adalah pertamax. 3. Fraksi kerosin dan solar Khusus untuk fraksi ini langsung digunakan. Untuk fraksi kerosin hasilnya berupa minyak tanah dan avtur dan untuk fraksi solar hasilnya adalah solar. 4. Fraksi Minyak berat dan residu Fraksi ini diolah lagi di unit destilasi vacuum untuk menurunkan titik didihnya sehingga menghasilkan fraksi light vacumm gasoil (LVG), medium vacuum gasoil (MVG), heavy vacuum gasoil (HVG) dan fraksi residu. Fraksi MVG dan HVG akan diolah agi di unit Polypropilin sehingga menghasilkan biji plastik. Sedangkan LVG akan dicampur dengan solar untuk menaikan angka cetane. Untuk fraksi short residu sendiri nantinya akan diolah menjadi aspal.

3. Jawaban soal mengenai kegunaandari fraksi-fraksi minyak bumi

Kegunaan darri tiap-tiap fraksi minyak bumi akan ditampilkan dalam tabel berikut ini Jumlah atom C C1-C4 C5-C10 C6-C10 Titik didih (0C) < 20 C 40 - 180 70 - 180
0

Fraksi Gas Bensin (Gasolin) Nafta

Kegunaan Sebagai bahan bakar elpiji (LPG-Liquefied Petroleum Gas) dan bahan baku untuk sintesis senyawa organik. Bahan bakar kendaraan bermotor. Fraksi nafta diperoleh dari fraksi bensin. Nafta digunakan untuk sintesis senyawa organik lainnya yang digunakan untuk pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat, cat, bahan pakaian, dan kosmetik. Digunakan sebagai bahan bakar pesawat udara dan bahan bakar kompor parafin. Digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel; minyak solar untuk kendaraan mesin diesel dengan rotasi tinggi, sedangkan minyak diesel untuk rotasi sedang/rendah, disamping sebagai bahan bakar tungku di industri. Digunakan sebagai minyak pelumas. Hal ini terkait dengan kekentalan (viskositas) yang cukup besar. Sebagai lilin parafin untuk membuat lilin, kertas pembungkus berlapis lilin, lilin batik, korek api, dan bahan pengkilap, serta semir sepatu. Bahan bakar di kapal, industri pemanas, dan pembangkit listrik. Materi aspal jalan dan atap bangunan. Aspal juga digunakan sebagai lapisan anti korosi, isolasi listrik dan pengedap suara pada lantai.

Kerosin Minyak solar dan diesel

C11-C14 180 - 250 C15-C17 250 - 300

Minyak pelumas Lilin

C18-C20 300 - 350

> C20

> 350

Minyak bakar Bitumen

> C20

> 350

> C40

> 350

sumber www.chem-is-try.org

4. Jawaban soal mengenai kualitas bahan bakar yang ada di pasaran

indonesia Sumber : www.community.um.ac.id Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari panjang rantai hidrokarbon yang selanjutnya menentukan kualitas bensin. Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan nnonana sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum.
Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana

tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan Bilangan Oktan Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan: =(30/100 x 0 ) + (70/100 x 100 ) = 70 Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut

kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji. Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan 70. Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon

rantai bercabang melalui proses reforming. Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.bensin, hidrokarbon, minyak bumi, nilai oktan- Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.
Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat

pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

Jenis bensin Ada tiga jenis bensin produksi Pertamina, yakni Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus. Nilai bilangan oktan ketiga jenis bensin ini diberikan pada tabel terlampir. Beberapa keunggulan dari Pertamax dan Pertamax Plus dibandingkan Premium adalah:
Mempunyai bilangan oktan yang tinggi.

Produsen mobil cenderung memproduksi kendaraan yang menggunakan perbandingan kompresi mesin yang tinggi. (Perbandingan kompresi mesin adalah perbandingan volume silinder sebelum dan sesudah kompresi). Hal ini dimaksudkan agar tenaga mesin menjadi besar dan kendaraan dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Mesin demikian membutuhkan bensin dengan bilangan oktan yang tinggi.
Meningkatkan kinerja mesin agar mesin makin bertenaga

Pertamax dan Pertamax Plus memiliki stabilitas oksidasi yang tinggi dan juga mengandung aditif generasi terakhir. Pembakaran bensin menjadi semakin sempurna sehingga kinerja mesin bertambah baik.

Bersifat ramah lingkungan

Pertamax dan Pertamax Plus tidak mengandung Pb yang bersifat racun. Pembakaran yang semakin sempurna juga dapat mengurangi kadar emisi gas polutan seperti CO dan NOx.
Lebih ekonomis dari segi harga bahan bakar dan biaya perawatan

Pertamax dan Pertamax Plus sudah mengandung aditif sehingga praktis dan tepat takarannya. Aditif juga dapat melindungi mesin sehingga dapat menekan biaya perawatan.

Anda mungkin juga menyukai