Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Bakrie


Gasal 2016/2017
KELOMPOK 2
1. Aulia Ramandha (1142005003)
2. Dessy Fadiilah

(1142005008)

Asisten : Muhammad Deby Irawan

KARBON MONOKSIDA

I.
1.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada saat ini karbon monoksida merupakan gas beracun yang paling
banyak menimbulkan intoksikasi akut serta paling banyak menyebabkan
kematian dibandingkan dengan kematian akibat intoksikasi gas-gas lain.
Kematian akibat intoksikasi gas CO yang sering terjadi pada sekelompok orang
sekaligus, seperti kematian enam orang di dalam sel tahanan akibat gas CO dari
generator, kematian beberapa mahasiswa di dalam bis karena gas dari knalpot
masuk kebagian belakang bis, kematian beberapa anggota keluarga di dalam
kamar tertutup dan lain-lain, memberikan efek yang dramatis bila diberitakan di
surat-surat kabar.
Mula-mula disangka bahwa ekpos terhadap CO dengan kadar
rendah/sedang yang berlangsung berulang-ulang tidak punya efek terhadap
fisiologi tubuh; tetapi ternyata penyelidikan-penyelidikan terakhir menunjukkan
bahwa intoksikasi kronik dapat terjadi dari dapat menimbulkan efek patologik

yang cukup gawat. Okh karena itu perhatian terhadap efek CO kadar rendah
menjadi semakin besar, lebih-lebih setelah diketahui bahwa : Merokok dapat
menaikkan kadar COHb darah (Russell et al). Kadar-kadar COHb dapat
mencapai 6-9,6 % pada perokok-perokok yang berada dalam ruangan yang
mengandung CO 38 ppm sedang pada bukan perokok kenaikannya hanya sebesar
1,6-2,6%.
1.2

Tujuan Percobaan
Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar konsentrasi
karbon monoksida pada udara di depan kantin lantai 5 yaitu lokasi Kampus A
Universitas Trisakti dengan metode Carbon Monoxide Detector Tube (CMDT)
dan membandingkan hasilnya dengan baku mutu yang ada.
II.

TINJAUAN PUSTAKA

Karbon monoksida (CO) adalah gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak mengiritasi. Gas Karbon monoksida merupakan bahan yang
umum ditemui di industri. Gas ini merupakan hasil pembakaran tidak sempurna
dari kendaraan bermotor, alat pemanas, peralatan yang menggunakan bahan api
berasaskan karbon dan nyala api (seperti tungku kayu), asap dari kereta api,
pembakaran gas, asap tembakau. Namun sumber yang paling umum berupa
residu pembakaran mesin.
Banyak pembakaran yang menggunakan bahan bakar seperti alat pemanas
dengan menggunakan minyak tanah, gas, kayu dan arang yaitu kompor, pemanas
air, alat pembuangan hasil pembakaran dan lain-lain yang dapat menghasilkan
karbon monoksida.

Pembuangan asap mobil mengandung 9% karbon

monoksida. Pada daerah yang macet tingkat bahayanya cukup tinggi terhadap
kasus keracunan. Asap rokok juga mengandung gas CO, pada orang dewasa yang
tidak merokok biasanya terbentuk karboksi haemoglobin tidak lebih dari 1 %

tetapi pada perokok yang berat biasanya lebih tinggi yaitu 5 10 %. Pada wanita
hamil yang merokok, kemungkinan dapat membahayakan janinnya. Asap rokok
juga mengandung gas CO, pada orang dewasa yang tidak merokok biasanya
terbentuk karboksi haemoglobin tidak lebih dari 1 % tetapi pada perokok yang
berat biasanya lebih tinggi yaitu 5 10 %. Pada wanita hamil yang merokok,
kemungkinan dapat membahayakan janinnya.
III.

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
Gambar Alat

Keterangan

Gas Sampling Pump and gastec


Detector Tube Syestem

Peralatan yang digunakan untuk mengukur

(Model Gv-100 Gas Sampling kadar karbon monoksida yang ada di atmosfer
Pump)

terutama di lokasi

lantai lima gedung K

kemudian kadar karbon monoksida tersebut di


ubah konversikan dalam ppm

3.2 Bahan
Gambar Bahan
Tube Deterctor 1LS

Keterangan
Bahan yang digunakan untuk mengkur kadar
karbon monoksida yang ada di atmosfer
terutama di lokasi lantai lima gedung K
adalalah bahan jenis stik kaca dengan skala
yang tertulis di kaca.

IV.

CARA KERJA

Mematahkan
kedua ujung
detector
tube ,
kemudian
keluarkan
pecahanhnya
dengan tip

Menyiapkan
Gas
Sampling
Pump model
GV-100

V.

Masukan detector
tube ke rubber inlet
sampai benar-benar
menancap dan tidak
lepas
Setelah
4 menit
Putar
tarikan
lepaskan
detector
pompa
hingga
100
lalusampai
baca
mltube
ditarik
hasilnya
full
dan sampai
bunyi klik lalu
tunggu hingga 4
menit

HASIL PENGAMATAN

Lokasi

: Di kantin lantai 5 Kampus A


Universitas Trisakti

Waktu

: 15.36-15.50 (10 menit)

GPS

: 60706.9 LS dan 10604723.3 BJ

Arah angin

: Ke arah timur

Waktu penarikan tube : 4 menit


Tube detector

: Model Gv-100 Gas Sampling Pump

Gambar Bahan

Keterangan
Hasil pengamatan :
Jika diamati secara fisik kondisi tube
detector tidak menunjukkan warna merah
muda di dalam tubenya. Ini menandakan
tidak adanya CO yang terhisap kedalam tube
detector, untuk menentukan berapa besar
kadar dari CO ini maka akan dibahas pada

bab selanjutnya.

VI.

RUMUS DAN PERGITUNGAN

6.1 Rumus
a. Konversi satuan dari ppm ke g/m3
C2 = C 1 x
Dimana :
C2
: Konsentrasi CO dalam udara ambien (g/Nm3)
C1
: Konsentrasi CO dalam udara ambien (ppm)
28
: Berat molekul CO
24,45 : Volume gas dalam kondisi normal 25oC, 760 mmHg (L)
b. Konversi konsentrasi CO dari 4 menit ke konsentrasi CO 1 jam
60
4

C1jam = C4/60 x

0.185

6.2

Perhitungan
a. Konversi Kadar CO dalam g/m3di beberapa titik sampel Universitas Trisakti
Kampus A

C2 = C 1 x

1 ppm = 1 x

0 ppm = 0 x

5 ppm = 5 x

28
x 1000
24,45

28
x 1000 = 1145,19 g/m3
24,45
28
x 1000 = 0 g/m3
24,45
28
x 1000 = 5725,971 g/m3
24,45

b. Konversi konsentrasi CO dari 4 menit ke konsentrasi CO 1 jam


60
4

C1jam = C4/60 x

0.185

60
4

C1jam= 1145,19 x
= 76,372 g/m3

0.185

60
4

C1jam= 0 x
= 0 g/m3

0.185

60
4

C1jam= 5725,971 x
= 381.861 g/m3

0.185

No

Kelompok

Lokasi

CO
(g/m3)

C 1 jam

1
2

1
2

VII.

Kantin L
Kantin lantai 5
Pos satpam S.

1145,19
0
5725,97

Parman

76,372
0
381,861

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan uji kadar karbon monoksida pada lokasi
kantin lantai 5 Kampus A Universitas Trisakti dengan metode Carbon Monoxide
Detector Tube (CMDT). Selain lokasi kantin juga diamati kondisi karbon
monoksida yang berada disekitar titik sampling. Sumber yang dituju oleh
kelompok 2 ialah CO yang dihasilkan oleh mahasiswa.
Hasil pengamatan karbon monoksida yang didapat selama 4 menit ialah
1145,19

g
3 , 0
m

g
3
m

g
3 . Ke tiga hasil tersebut bersumber dari
m

, 5725,971

kegiatan yang sedang hidup di kantin L, kantin lantai 5, dan pos satpam
S.Parman. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara baku mutu untuk parameter karbon monoksida
selama 1 jam ialah sebesar 30.000

g
. Sedangkan menurut Keputusan
N m3

Gubernur No.551 tahun 2001 tentang Penetapan Baku mutu Udara Ambien dan
baku mutu kebisingan di propinsi DKI Jakarta besar kadar karbonmonoksida yang
diperbolehkan sebesar 26.000

g
. Jika dibandingkan dengan hasil
N m3

perhitungan serta hasil pengamatan yang ada maka besar karbonmonoksida yang
didapat pada sumber 1,2, dan 3, tidak melebihi batas baku mutu yang telah
ditetapkan pada peraturan yang ada.
Tingginya kadar karbon monoksida yang didapat bisa dipengaruhi karena
tingginya pembakaran yang terjadi pada kendaraan bermotor yang ada. Peletakan

CO meter yang sangat dekat dengan sumber pembakaran dapat membuat kadar
CO juga semakin tinggi. Untuk jumlah kadar karbon monoksida yang di dapat di
sekitar lokasi titik sampling sebesar 0

g
atau tidak terdeteksi sama sekali
N m3

karena tidak adanya pembakaran yang terjadi disekitar lokasi titik sampling yaitu
di area kantin lantai 5.
Suhu dapat mempengaruhi kadar polutan di suatu lokasi. Pada suhu yang
dingin keadaan udara semakin padat sehingga konsentrasi pencemar di
udara makin tinggi. Sebaliknya, suhu udara yang tinggi menyebabkan udara
semakin renggang sehingga konsentrasi bahan pencemar menjadi semakin
rendah. Hal tersebut juga mempengaruhi tidak adanya CO yang terbaca pada tube
detector di kantin lantai 5.
VIII. SIMPULAN

Konsentrasi CO pada kantin lantai L, kantin lantai 5, dan pos satpam


S.Parman kampus A Universitas Trisakti adalah 1145,19

5725,971

g
, 0
m3

g
m3

g
3 . Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
m

Pencemaran Udara dan menurut KepGub DKI Jakarta No.551 tahun 2011
tentang Penetapan Baku mutu Udara Ambien dan baku mutu kebisingan di
propinsi DKI Jakarta kadar CO. yang diperbolehkan ialah 30.000

26.000

g
N m3

g
N m3

dan

untuk pengukuran selama 1 jam.

Sumber yang berasal dari ketiga titik sampling tersebut tidak melebihi batas
baku mutu yang telah ditetapkan oleh kedua peraturan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Astri Rinanti. 2005. Bioindikator Kualitas Udara. Cetakan I. Jakarta:
Universitas Trisakti.
Sastrawijaya, A. Tresna. 2009. Pencemaran Udara dalam Pencemaran
Lingkungan, Bab 6. Cetakan 3. Jakarta: Rineka Cipta.
http://www.academia.edu/9791018/200083469-Intoksikasi-Karbon-Monoksida
diakses tanggal 09/10/2016
https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=qFb8V_yDNcv2vgSP97y4Ag#q=karbon+monoksida+
academia+laporan diakses tanggal 11/10/2016

LAMPIRAN
Lampiran 1 :

Lokasi
Sampling

Lampiran 2 :

Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai