Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL KELOMPOK 8

Disusun Oleh:

1. Alfian Adhi Chandra (P07133117003)


2. Fauziyah Ramadanti (P07133117014)
3. Intan Indiastuti (P07133117021)
4. Oryza Sativa (P07133117029)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2017
LAPORAN PRAKTIKUM V

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Hari, tanggal : Selasa, 19 Desember 2017


2. Mata Kuliah : TPS
3. Acara : Teknik Pengambilan Sampel Kimia Udara
4. Tempat : Laboratorium Terpadu
5. Tujuan : Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel kimia udara
6. Dasar Teori :
Udara kering dalam keadaan bersih mempunyai komposisi 78,08 % Nitrogen
(N2), 20.95% Oksigen (O2) dan kurang lebih 1% lainnya terdiri atas Argon, CO 2,
Neon, Helium, Methane, Kripton,Hidrogen, Nitrous oxide, dan Xenon. Namun
mengingat udara merupakan media yang strategis untuk menampung buangan gas –
gas yang dibebaskan sebagai produk sampingan dari proses alami/sintetis seperti
aktivitas vulkanik, proses pembusukkan organic, kebakaran hutan, kegiatan industry
dan lain – lain, maka udara di alam tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih
tanpa polutan sama sekali. Beberapa gas sulfur dioxide (SO2), Hidrogen sulfida (H2S),
dan karbo monokside (CO) selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan
dari proses – proses/kegiatan tersebut di atas. Selain itu, partikel – partikel padatan
atau cairan berukuran kecil dan beberapa polutan lainnya dapat tersebar di udara oleh
angin. Untuk tujuan pemantauan kualitas udara perlu dilakukan analisa terhadap kadar
polutan – polutan yang ada.
Dalam pengambilan sampel udara yang akan dianalisa pada tahap awalnya
perlu ditentukan lokasi pengambilan contoh yang dapat mewakili kondisi udara
lingkungan yang akan diukur. Untuk itu, sedapat mungkin dilakukan pemetaan daerah
untuk menentukan titik lokasi pengambilan sampel udara. Dalam melakukan
pemetaan daerah ini perlu diperhatikan mengenai arah dan kecepatan angin. Secara
umum apabila arah angin sulit ditentukan lokasi pengambilan sampel udara pararel
dengan bentuk sumber pencemaran. Misalnya bila sumber pencemar berbentuk
lingkaran, maka titik pengambilan sampel juga berbentuk lingkaran dengan jarak
tertentu dari sumber pencemar tadi. Bila sumber pencemar berbentuk garis, maka
lokasi pengambilan contoh juga berbentuk garis pararel dengan sumber pencemar.
Akan tetapi apabila arah angin sangat berpengaruh, maka lokasi pengambilan contoh
hendaknya terletak di daerah yang searah dengan angin bertiup. Kecepatan angin juga
perlu diperhatikan untuk memperkirakan sejauh mana angin membawa polutan dari
umber pencemar.
Dalam melakukan pengambilan contoh, di samping diperhatikan mengenai hal
– hal tersebut di atas, juga perlu diperhatikan mengenai kecepatan dan lama waktu
sampling. Hal ini berkaitan dengan kemampuan larutan penyerap untuk menyerap gas
– gas yang diperiksa. Seringkali beberapa polutan tidak dapat terdeteksi dalam udara
yang dianalisa oleh karena lama waktu sampling yang terlalu singkat. Misalnya dalam
pengukuran partikel debu udara. Partikel debu udara yang tertahan pada glass fiber
filter beratnya harus melebihi/ lebih besar daripada kemampuan Neraca Analitik yang
dipakai untuk penimbangan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap ketelitian
penimbangan, karena penimbangan dengan berat benda yang lebih kecil, maka
ketelitian penimbangan akan semakin berkurang atau kesalahan semakin besar.
Sehingga dalam pengukuran partikel debu dan polutan lain idealnya untuk
menentukan kecepatan dan lama waktu sampling perlu diperhitungkan jumlah partikel
atau gas analat yang tertahan, kemampuan filter atau larutan penyerap untuk menahan
partikel atau gas analat, daya tahan pompa sampling udara yang dipakai,dll.
Pada umunya beberapa pompa sampling udara yang dapat diatur/ditentukan
kecepatan aliran udaranya dapat dipakai untuk pengambilan sampel udara. Untuk
penentuan kadar partikel debu termasuk beberapa logam berat, pengambilan sampel
udara dengan termasuk beberapa logam berat. Pengambilan sampel udara dengan cara
melewatkan udara pada suatu glass fiber filter. Pompa sampling udaranya dapat
menggunakan HVAS, LVAS, RTRDS atau PDS.
Untuk keperluan penentuan kadar pollutan yang berupa gas – gas,
pengambilan sampel udara dengan cara melewatkan udara pada suatu larutan
penyerap/penangkap senyawa kimia udara tertentu, dengan kecepatan aliran udara
serta periode waktu yang digunakan sudah ditentukan sebelum dilakukan
pengambilan sampel. Dengan demikian gas yang dianalisakan tertahan pada zat
penangkap tersebut. Oleh sebab itu reagensia/penyerap tersebut bersifat khusus yang
artinya reagen – reagen tersebut berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan gas yang
akan ditangkap. Selanjutnya dilakukan analisa pada reagen penangkap tersebut,
mengenai gas – gas yang diharapkan terdeteksi.
7. Alat dan Bahan
Alat :
- Glass Fiber Filter
- Filter clip
- Oven atau almari pengering
- Eksikator
- Filter holder
- Neraca analitik
- Midget impinger
- Sendok
- Pipet
- Tabung kecil
- Tabung besar
- Komporator
- Pinset

Bahan :

- Udara
- Larutan penyerap
- Reagen NO2
- Reagen SO2
- Larutan NaOH
- Indikator SO2
8. Langkah Kerja
a. Partikel debu
1) Glass fiber filter bersama – sama dengan filter clip dikeringkan dalam almari
pengering pada suhu 105oC selama 30 menit, didinginkan dalam eksikator
selama 30 menit dan selanjutnya ditimbang ( 4 gram ).
2) Filter dipasang pada filter holder
3) Dilakukan sampling selama 4 – 24 jam pada kecepatan aliran udara 2 lpm
(liter per menit).
4) Setelah sampling selesai, glass fiber filter bersama – sama dengan filter clip
diambil dan dkeringkan kembali dalam almari pengering pada suhu 105oC
selama 30 menit, didinginkan dalam eksikator selama 30 menit, selanjutnya
ditimbang dengan neraca analitik (B gram).
5) Kadar partikel debu = (B – A) x 1000 = mg/liter
Volume sampel udara
b. NOx
1) Masukkan ke dalam tabung 10 ml larutan penyerap.
2) Lakukan sampling selama 15 menit x 6,2 rpm.
3) Pindahkan larutan ke dalam tabung
4) Tetesi tabung dengan 1 tetes reagen NO2 #2 dan 6,05 gr reagen NO2 #3
kemudian gojok dan tunggu 15 menit.
5) Cocokkan dengan komperator warna
c. SOx
1) Masukkan larutan penyerap sebanyak 10 ml ke dalam tabung midget impinger
kemudian diamkan selama 10 menit.
2) Lakukan sampling 1 lpm x 10menit.
3) Tuang larutan setelah sampling dalam tabung kecil.
4) Tambahkan 1 sendok reagen SO2 #1 kocok hingga bubuknya larut.
5) Tambahkan 1 ml NaOH, kemudian dikocok.
6) Siapkan tabung besar, isi dengan indicator SO2 sebanyak 2 ml.
7) Tuang si tabung kecil ke dalam tabung besar (No.4) tersebut, dan tunggu
selama 15 menit.
8) Kemudian cocokkan dengan komperator.
d. CO2
1) Midget impinger diisi larutan penyerap CO2 sebanyak 15 ml.
2) Lakukan sampling selama 30 menit, 2 Lpm.
3) Saring larutan dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya (A gr).
4) Kemudian kertas dikeringkan di dalam oven dengan suhu 105 oC selama 3 jam
kemudian masukkan dalam eksikator.
5) Kemudian timbang kertas saring (B gr).
6) Kadar CO2 = (B – A) x 103 mg/gr x 103 l/m3 x 0,22 g
Lpm x waktu
9. Hasil
- Untuk pengujian Sox tidak berubah warna dan tidak ada kandungan SOx di udara.
- Untuk pengujian NOx hasilnya 0 dan tidak ada perubahan warna.
- Untuk partikel debu hasilnya 10 mg/m3.
10. Kesimpulan

- Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, Mahasiswa dapat
mengenal dan melakukan cara pengambilan sampel udara baik itu dengan uji
partikel debu, gas, NOx, SOx, dan CO2.

- Dari data tersebut diketahui bahwa untuk SOx tidak berubah warna dan tidak ada
kandungan SOx di udara, untuk pengujian NOx hasilnya 0 dan tidak ditemukan
adanya perubahan warna
LAPORAN PRAKTIKUM VI

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Hari, tanggal : Rabu, 20 Desember 2017


2. Mata kuliah : TPS
3. Acara : Teknik Pengambilan Sampel Usap Dubur
4. Tempat : Laboratorium Mikrobiologi
5. Tujuan : Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel usap dubur
6. Dasar Teori
Usap dubur adalah salah satu cara pengambilan specimen untuk salauran
cerna. Usap dubur merupakan anusan yang dilakukan pada daerah rectrum +2 – 3 cm
di atas lubang anus. Kuman – kuman patoghen penyebab gastroenteritis dapat
diisolasi dari usap dubur. Kuman – kuman yang dapat ditemukan dari usap dubur juga
terdapat pada saluran pencernaan. Pengambilan usap dubur adalah dengan cara
emasukkan lidi kapas steril sepanjang 2 – 3 cm ke dalam anus. Secara hati – hati,
putar lidi kapas pada priote anus searah jarum jam dan putar balik lidi kapas pada
ayam dengan cara koestipasi. Bila tidak langsung ditanam, masukkan ke dalam media
carry and blair.
7. Alat dan Bahan :
Alat :

- Lidi kapas steril


- Gunting
- Sarung tangan steril
- Media carry &blair 1,35 %
Bahan :
- Dubur ayam
8. Langkah Kerja :
1) Gunakan sarung tangan yang steril
2) Renggangkan anus ayam
3) Masukkan lidi kapas steril sedalam kurang lebih 2 – 3 cm
4) Putar searah jarum jam
5) Masukkan lidi kapas ke botol media Carry & Blair
6) Beri kode pada sampel.
9. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, Mahasiswa dapat
mengenal dan melakukan cara pengambilan sampel usap dubur pada ayam.
LAMPIRAN

1) Gambar uji Fe,Mn dan Clor

2) Gambar pengambilan sampel usap


dubur ayam

Anda mungkin juga menyukai