Anda di halaman 1dari 9

I.

Bagian awal

 Judul : PENGUKURAN DEBU TOTAL

 Daftar isi :

Bagian isi

Judul Praktikum .......................................................................................... 2

Tujuan Praktikum ....................................................................................... 2

Landasan Teoritis........................................................................................ 2

Deskripsi Alat.............................................................................................. 4

Metode Pengukuran .................................................................................... 4

Hasil Pengukuran......................................................................................... 5

Pembahasan Hasil Pengukuran ................................................................... 6

Bagian Akhir

Kesimpulan.................................................................................................. 8

Daftar Pustaka.............................................................................................. 9

 Daftar Gambar :

Gambar 1. Filter holder................................................................................. 4

Gambar 2. Rocker ....................................................................................... 4

Gambar 3. Flowmeter ................................................................................. 5

1
Gambar 4. Timbangan desikator................................................................. 5

Gambar 5. Desikator ................................................................................... 5

Gambar 6. Tempat penyimpanan desikator ............................................... 5

II. Bagian isi

1. Judul Praktikum K3 : Pengukuran Debu Total

2. Tujuan Praktikum :

- Untuk mengetahui gambaran alat yang digunakan untuk mengukur debu total di

tempat kerja

- Untuk mengetahui gambaran pemeriksaan debu total di tempat kerja

- Untuk mengetahui gambaran interpretasi debu total di tempat kerja

3. Landasan Teoritis :

Debu sering dijadikan indikator pencemaran yang digunakan untuk menunjukkan

tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan

kerja. Debu adalah salah satu bahan yang sering disebut partikel yang melayang di

udara (Suspended Particulate Matter / SPM) dengan ukuran 1-500 mikron. Dalam kasus

pencemaran udara, baik dalam maupun di luar gedung (Indoor and Out Door Pollution), 

Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan

melayang – layang di udara kemudain masuk ke dalam tubuh manusia melalui

pernapasan. Selain berbahaya bagi kesehatan, debu juga dapat membahayakan mata

2
hingga sulit tembus pandang dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga

komposisi debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran

dari berbagai bahan dengan ukuran dan bahan yang relatif berbeda-beda.

Dampak debu bagi tenaga kerja yaitu :

o Pneumokoniosis disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut

(Silikosis,antrakosilikosis, asbestosis) Gejala penyakit ini berupa sakit paru paru,

namun berbeda dengan penyakit TBC paru.

o Silikosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan

penyakit Pneumokonioses. Penyebabnya adalah silika bebas (SiO2) yang terdapat

dalam debu yang dihirup waktu bernafas dan ditimbun dalam paru paru dengan

masa inkubasi 2-4 tahun.

o Anthrakosilikosis ialah pneumokomiosis yang disebabkan oleh silika bebas

bersama debu arang batu.

o Asbestosis adalah jenis pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu asbes dengan

masa latennya 10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagai silikat.

o Berryliosis, Penyebabnya adalah debu yang mengandung Berrylium.

o Byssinosis disebabkan oleh debu kapas atau sejenisnya dikenal dengan : Monday

Morning Syndroma”atau”Monday Fightnesí” .

o Stannosis Penyebab debu bijih timah putih (SnO)

o Siderosis disebabkan oleh debu yang mengandung (Fe202)

3
4. Deskripsi Alat yang Digunakan :

- Dust Sampler dilengkapi pompa pengisap udara kapasitas 5 – 10 l/menit, selang

silikon / teflon.

- Rocker

- Timbangan analitik, sensitivitas 0,01 mg.

- Desikator

- Pinset

- Flowmeter

- Filter holder

- Tripod

- Thermometer

Gambar 1. Filter holder Gambar 2. Rocker

4
Gambar 3. Flowmeter Gambar 4. Timbangan desikator

Gambar 5. Desikator Gambar 6. Tempat penyimpanan desikator

5
5. Metode Pengukuran :

- Simpan filter hidrofobik di dalam desikator selama beberapa hari.

- Timbang filter sampai beratnya konstan (blanko dan contoh), catat beratnya (B1, W1),

beri kode dengan kertas label.

- Masukan filter ke dalam dust sampler holder dengan pinset.

- Hubungkan dust sampler holder dengan pompa pengisap udara (kapasitas 5 – 10

l/menit) menggunakan selang silikon / teflon.

- Hidupkan pompa pengisap udara, lakukan kalibrasi, catat data kallibrasinya.

6. Hasil Pengukuran :

- Setelah kalibrasi, letakan alat pada titik pengukuran (di dekat pekerja terpapar debu)

dengan tripod setinggi zona pernapasan

- Pompa pengisap udara dihidupkan dengan flowrate 5 - 10 L/menit.

- Lakukan pengambilan sampel selama beberapa menit hingga satu jam (tergantung

kebutuhan, tujuan dan kondisi di lokasi pengukuran)

- Pengambilan contoh dilakukan 8 kali, bila durasi pengambilan contoh selama satu

jam dan 16 kali bila durasi pengambilan contoh selama 30 menit.

- Setelah selesai pengambilan contoh, matikan alat, debu pada bagian luar dibersihkan

- Filter dipindahkan dengan menggunakan pinset ke kaset filter.

- Simpan filter di dalam desikator (laboratorium), min. 24 jam sebelum dianalisis.

6
Tahap Analisis

- Filter blanko dan filter contoh di timbang dengan timbangan analitik sampai

diperoleh berat konstan (B2, W2).

- Catat hasil penimbangan berat filter.

7. Pembahasan Hasil Pengukuran :

Terdapat dua rumus yang digunakan dalam perhitungan konsentrasi debu

menggunakan Dust Sampler, antara lain :

a. Kadar total partikulat

C = ( W2 – W1 ) – (B2 – B1) x 103 Dengan satuan mg/m3

Keterangan :

C : kadar total partikulat(debu total) di udara (mg/m3)

W2 : berat filter contoh setelah pengambilan contoh (mg)

W1 : berat filter contoh sebelum pengambilan contoh (mg)

B2 : berat filter blanko setelah pengamilan contoh (mg)

B1 : berat filter blanko sebelum pengambilan contoh (mg)

V : volume udara pada waktu pengambilan contoh (liter)

7
b. Kadar total partikulat selama 8 jam kerja

8 hr TWA = ( C1 .T1 ) + (C2. T2) + . . (Cn. Tn)


8 hr Dengan satuan mg/m3

Keterangan : TWA Time Weighted Average

C1 : Total partikulat di udara pada contoh-1 pd pengukuran ke-1 (mg/m3)

C2 : Total partikulat di udara pada contoh-2 pd pengukuran ke-2 (mg/m3)

Cn : Total partikulat di udara pada contoh ke-n pd pengukuranke-n (mg/m3)

T1 : Waktu pengukuran jam ke-1 (hour)

T2 : Waktu pengukuran jam ke-2(hour)

Tn : Waktu pengukuran jam ke-n (hour)

III. Bagian Akhir

Kesimpulan :

Hasil pengukuran yang dihasilkan alat ini hanya menunjukkan besaran total partikulat

debu yang ada di sekitar titik pengukuran, namun tidak dapat memberikan informasi secara

spesifik mengenai jenis debu apa saja yang tertangkap pada filter.

8
Namun jika kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kandungan debu pada filter,

maka dapat dilakukan ekstrasi filter yang terbuat dari “cellulose” dengan menambahkan

larutan asam nitrat atau absorben selama proses ekstrasi.

Hasil pengukuran kadar debu pada lingkungn kerja dapat dijadikan dasar dalam

upaya pengendalian serta pencegahan bagi pihak manajemen maupun bagi si pekerja agar

keselamatan dan kesehatan kerja mereka dapat terjamin selama bekerja.

Daftar Pustaka : Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).

Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai