DISUSUN OLEH :
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh dua sumber, yaitu sumber alami
maupun antropogenik (aktivitas manusia). Sumber alami umumnya berasal dari
aktivitas gunung berapi. Sementara itu, pencemaran udara yang disebabkan oleh
aktivitas manusia antara lain berasal dari sektor industri, permukiman, transportasi,
dan agrikultur (Popescu & Ionel, 2010).
Salah satu jenis partikulat debu yang diemisikan dari aktivitas transportasi
adalah PM10. PM10 merupakan partikulat yang berukuran lebih kecil daripada 10 m.
PM10 terdiri dari partikel halus berukuran kecil dari 2,5 m dan sebagian partikel kasar
yang berukuran 2,5 m sampai 10 m. Partikel-partikel ini terdiri dari berbagai ukuran,
bentuk, dan ratusan bahan kimia yang berbeda. PM10 berasal dari debu jalan, debu
konstruksi, pengangkutan material, buangan kendaraan, dan cerobong asap industri,
serta aktivitas crushing dan grinding (USEPA, 2013). PM10 diketahui dapat
meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernafasan
(Zeng, et al. 2017). Pada konsentrasi 140 μg/m3 dapat menurunkan fungsi paru-paru
pada anak-anak, sementara pada konsentrasi 350 μg/m3 dapat memperparah kondisi
penderita bronchitis (Huboyo dan Sustrisno, 2009). PM10 merupakan salah satu
bahan pencemar udara yang digolongkan ke dalam kelompok pencemar primer
(primary polutant), yaitu bahan pencemar yang diemisikan langsung ke udara dari
sumber cemaran, seperti kendaraan bermotor (Wijayanti, 2010). Nilai angka baku
mutu ambien konsentrasi PM10 sesuai dengan PP No. 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara adalah 150 µg/m3 untuk pengukuran selama 24 jam.
Prinsip kerja alat HVAS adalah dengan menarik udara lingkungan sekitar
melalui inlet dengan ukuran-selektif dan melalui filter berukuran 20,3 x 25,4 cm (8” x
10”) dengan menggunakan pompa vacum yang memiliki laju alir 1.132 L/min (40ft /
menit). Visi-float rotameter telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengukur
laju aliran udara melalui HVAS. Metode ini adalah prinsip dasar untuk digunakan
dalam HVAS, perangkat lain yang sama akuratnya diijinkan. (Hardial S. Chalal dan
Donald C.Hunter, 1976) . Prinsip kerja dari HVAS adalah menghisap udara dengan
pompa vakum sehingga udara akan melalui filter dan partikulat akan terkumpul di
permukaan filter. Laju alir udara dijaga 1200L/ menit selama 24 jam periode
pengukuran. Partikulat di permukaan filter kemudian ditimbang dengan timbangan (4
digit dibelakang koma) dalam ruangan bersuhu 15-27o C dan kelembaban 0-50%.
BAHAN
1. Udara
2. Filter
ALAT
1. Alat HVAS yang dilengkapi dengan inlet selektif PM 10
3. Barometer
4. Manometer
5. Pencatat waktu
6. Thermometer
7. Desikator
8. Pinset
1. Persiapan Filter
CATATAN 2 Aerosol cair, seperti minyak dan partikel sisa pembakaran yang
tertinggal di filter dapat menyebabkan filter yang digunakan menjadi basah
dan rusak serta filtrasi tidak terjadi dengan baik. Jika hal tersebut terjadi,
segera ganti filter, filter lama tetap diperlakukan sebagai contoh uji.
e) pindahkan filter secara hati-hati, jaga agar tidak ada partikel yang terlepas,
lipat filter dengan posisi contoh uji berada di bagian dalam lipatan. Simpan
filter tersebut ke dalam wadah penyimpan filter dan beri identitas.
VI. PERHITUNGAN
3. Koreksi laju alir pada kondisi standar laju alir (V =1,5 m3, Q0 =
1115 L/min)
�����
Qs = ��( ��� �� )1/2
1
298�� 1012,77ℎ��
Qs = 1115 m3/menit ( 300,23 �� 760 ���� )2
C = -324,3243 µg /Nm3
�2−�1 1000000
b. C = � ��������
1,7294−1,7294 1000000
C= 22,2 ��3
(−0,0016)1000000
C=
22,2��3
C = -72,072 µg /Nm3
�2−�1 1000000
c. C = � ��������
1,7280−17294 1000000
C= 27,75��3
(−0,0014)1000000
C= 27,75 ��3
C = -50,45 µg /Nm3
2. Konsentrasi PM 10 dalam udara ambien dengan variasi V= 0 m3;
laju alir 1110 L/menit
�2−�1 1000000
a. C = � ��������
1,7310−1,7305 1000000
C= 16,65 ��3
(0,0005)1000000
C= 16,65 ��3
C = 30,03 µg /Nm3
�2−�1 1000000
b. C = � ��������
1,7280−1,7280 1000000
C= 22,2 ��3
(0)1000000
C= 22,2��3
C = 0 µg /Nm3
�2−�1 1000000
c. C = � ��������
1,7266−1,7280 1000000
C= 27,75��3
(−0,0014)1000000
C= 27,75 ��3
C = -50,45 µg /Nm3
3. Konsentrasi PM 10 dalam udara ambien dengan variasi V= 1,5 m3;
laju alir 1115 L/menit
�2−�1 1000000
a. C = � ��������
1,7386−1,7396 1000000
C= 16,725 ��3
(−0,001)1000000
C= 16,725 ��3
C = -59,791 µg /Nm3
�2−�1 1000000
b. C = � ��������
1,7378−1,7386 1000000
C= 22,3 ��3
(−0,0008)1000000
C= 22,3��3
C = -35,874 µg /Nm3
�2−�1 1000000
c. C = � ��������
1,7245−1,7378 1000000
C= 27,875��3
(−0,0033)1000000
C= 27,875 ��3
C = -118,92 µg /Nm3
4. Konsentrasi PM 10 dalam udara ambien dengan variasi V= 0 m3;
laju alir 1115 L/menit
�2−�1 1000000
a. C = � ��������
1,7352−1,7388 1000000
C= 16,725 ��3
(−0,0036)1000000
C= 16,725 ��3
C = -215,25 µg /Nm3
�2−�1 1000000
b. C = � ��������
1,7351−1,7352 1000000
C= 22,3 ��3
(−0,0001)1000000
C= 22,3��3
C = -4,48 µg /Nm3
�2−�1 1000000
c. C = � ��������
1,7372−1,7351 1000000
C= 27,875��3
(0,0021)1000000
C= 27,875 ��3
C = 75,34 µg /Nm3
VIII. PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Dikarenakan pada praktek kali ini tidak melakukan pengukuran secara langsung
maka ada beberapa prosedur dan data yang kurang bisa dipahami. Maka dari itu
sebaiknya diberikan video pengoperasian alat dan dokumentasi dari hasil praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Hardial S. Chalal dan Donald C.Hunter, 1976, High Volume Air Sampler: An
Orifice Meter as a Substitute for the Rotameter, Journal of the Air Pollution Control
Association, 6:12, 1171-1172 .
Miller, G.T. & Spoolman, S.E. (2009). Living in the Environment (16th
Edition). California: Brooks/Cole, Cengage Learning.
Zeng, X-W, et al. 2017. Positive association between short-term ambient air
pollution exposure and children blood pressure in China–Result from the Seven
Northeast Cities (SNEC) study, Environmental Pollution. 224:698-705.
LAMPIRAN
5. Pemasangan Filter PM
4. Filter PM 10
10