Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTEK PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

(Instalasi Bebas Asap Sederhana)

SUFI AINUN NISA

190207043

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI D4

TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK NEGERI CILACAP

NOVEMBER 2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Udara merupakan komponen lingkungan yang sangat penting bagi
keberlangsungan hidup makhluk hidup. Tanpa udara kehidupan di bumi tidak akan
berlangsung seperti sekarang. Yang menyebabkan bumi dapat dihuni oleh makhluk
hidup yaitu karena komponen udara yang mengelilinginya. Komponen udara bersih
terdiri dari 77% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas-gas lain. Oksigen merupakan
komponen yang sangat penting bagi kehidupan manusia. tanpa oksigen selama 5 menit
manusia dapat mengalami kematian karena sistem pernafasan tidak akan berfungsi.
Udara yang sehat akan melahirkan kehidupan yang sehat. Namun akhir-akhir ini
pencemaran udara terus saja meningkat. Hal tersebut dipicu oleh faktor alami maupun
kegiatan manusia. Secara alami, alam akan menghasilkan gas buang namun dapat
dikendalikan secara langsung secara alami. Namun karena kondisi lingkungan yang
rusak menyebabkan daur kimia terhambat. Jumlah komponen pencemar pada udara
semakin meningkat sementara itu upaya penanggulangan yang dilakukan masih belum
optimal. Terlebih lagi aksi penggundulan hutan serta perubahan lahan untu pemukiman.
Perbuatan-perbuatan manusia tersebut akan memberikan dampak yang buruk bagi
dirinya sendiri.
Kebakaran hutan sering kali terjadi di Indonesia baik secara alami maupun
kesengajaan manusia. Asap pembakaran hutan akan memberikan polusi bagi
lingkungan sehingga tingkat pencemaran lingkungan akan meningkat. Asap yang
berkepul akan mengganggu pemandangan dan mempengaruhi kesehatan masyarakat di
sekitar. Hampir setiap tahunnya lahan gambut di Kalimantan mengalami kebakaran.
Untuk mengatasi kondisi lingkungan tersebut perlu dilakukannya penanggulangan
terhadap asap pembakaran. Oleh karena itu untuk mengatasi kondisi tersebut dibuatlah
alat Instalasi Bebas Asap Sederhana (IBAS).
1.2. Tujuan
1. Membuat alat Instalasi Bebas Asap Sederhana (IBAS) skala laboratorium.
2. Menguji efektifitas IBAS yang telah dibuat.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marzuarman dan M. Nur Faizi
mengenai prototype penetralisir asap rokok. Asap rokok merupakan pencemar di dalam
ruangan dan di luar ruangan yang dapat memberikan dampak buruk bagi para perokok pasif
karena adanya kandungan gas yang berbahaya dan beracun bagi tubuh. Untuk menangani
kondisi tersebut diciptakanlah alat yang mampu menetralisir asap rokok menggunakan power
supplay generator ozon yang dihasilkan oleh proses corona discharge. Ozon akan
mengionisasi gas-gas beracun tersebut yang telah dihisap oleh kipas penghisap menjadi
oksigen dan membersihkan udara dari proses tersebut. Kemudian kipas penghisap akan
mengeluarkan udara bersih dari dalam ruangan alat dan dikembalikan ke lingkungan. Waktu
yang dibutuhkan untuk menetralisir asap hingga benar-benar bersih berkisar 3 menit 19
detik pada pengujian ruang dengan dimensi 40cm x 30cm x 30cm. Kandungan gas beracun
dalam ruang uji mengalami penurunan konsentrasi secara signifikan dalam waktu 5 menit
yang diikuti dengan penurunan bau asap rokok (Marzuarman, 2018).

Penjernihan asap pembakaran dapat dilakukan dengan menyaring asap. Sensor asap dipasang
untuk mengaktifkan fan secara otomatis. Saat sensor mendeteksi kadar asap pada alat >140
ppm maka sinyal dikirimkan ke fan sehingga fan dapat menyala dan menghisap asap tersebut.
Asap yang terhisap akan memasuki ruang penyaringan asap yang berbentuk tabung. Dimana
tabung tersebut memiliki slang kecil di ujungnya, lalu asap tersebut dikeluarkan di ujung
selang, dimana ujung slang direndamke dalam wadah yang berisikan air, disanalah udara
akan disaring. Hasil dari penyaringan tersebut dihisap kembali oleh kipas atau fan di ruangan
yang lain. Jika kadar asap telah turun di bawah ambang batas yaitu 140 ppm, maka secara
otomatis fan akan mati (Roy and Yosef, 2019).
BAB III. METODE

3.1. Alat dan Bahan

1) Kapas filter 9) Sambungan pipa 1 buah


2) Kabel ties 20 buah 10) Kawat bendrat
3) Box container 50 L 1 buah 11) 1 set lem tembak
4) Box container 150 L 1 buah 12) Solder 1 buah
5) Exhause fan 1 buah 13) Mika
6) Aerator 1 buah 14) Kayu reng 12 buah
7) Selang aerator 1 meter 15) Paku
8) Pipa paralon 1 buah 16) Palu

3.2. Prosedur Pembuatan Alat


1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Buat kerangka box pengujian berbentuk kubus dengan menggunakan kayu reng
sepanjang 1 meter. Potong mika dengan ukuran 1x1 meter sebanyak 5 buah.
Tempelkan pada rangka kubus dan buarkan salah satu sisi kelambu tanpa mika.
3) Potong pipa paralon sepanjang 40 cm dan 50 cm. Tempelkan masing-masing ujung
pipa paralon 40cm denga sambungan pipa L. Tempelkan satu sisi sambungan pipa
dengan pipa paralon 50cm. kemudian letakkan di salah satu sisi ruang kontainer box
150 L sejajar dengan sisi lebar box container. Selanjutnya ukur diameter pipa
paralon pada tutup box container besar dan diberi tanda. Beri lubang pada tanda
menggunakan solder.
4) Ambil exhause fan dan ukur pada sisi lebar yang lain kemudian beri tanda dan
lubangi dengan solder. Pasangkan exhausefan pada lubang dan beri lem tembak
pada bagian yang berlubang.
5) Ambil box container 50L dan letakkan pada bagian tengah box container 150 L
dengan sisi lebar menempel pada sisi panjang container box besar.
6) Beri 4 lubang seukuran selang aerator pada container box besar setinggi 10 cm dari
container box kecil. Setiap lubang tepat di atas sudut container box kecil.
7) Masukkan kawat ke selang aerator.
8) Masukkan selang aerator yang sudah diberi kawat ke lubang pada container box
besar untuk menempelkan kapas filter. Beri lubang kecil pada setiap sisi selang
aerator yang berada di atas container box kecil. Beri lem tembak pada bagian yang
berlubang.
9) Tempelkan kapas filter pada setiap bagian selang aerator yang sudah dilubangi
menggunakan cable ties.
10) Tuangkan air pada container box kecil hingga terisi 1/2 volume container box kecil.
selanjutnya pasangkan aerator pada selang aerator.
11) Pasang tutup container box besar. Beri lem tembak pada lubang di sisi pipa paralon
yang mengarah ke atas hingga rapat. Tempelkan sambungan pipa L pada ujung pipa
50cm.
12) Hubungkan aerator dan exhausefan pada listrik.
13) Alat siap digunakan.
3.3. Prinsip Kerja Alat
Asap akan masuk melalui cerobong alat instalasi bebas asap sederhana karena gaya
hisap dari exshause fan. Asap yang masuk ke dalam ruang alat akan melalui kapas filter
yang basah. Proses pembasahan kapas filter dilakukan oleh aerator yang mendorong air
menuju selang aerator. Lubang pada selang akan membasahi setiap sisi kapas filter.
Asap yang kotor akan tersedot melewati kapas filter kemudian dikeluarkan oleh
exhause fan. Kapas filter basah akan menyaring polutan-polutan yang ada pada asap
sehingga asap yang dikeluarkan oleh exshause fan akan berwarna jernih. Kandungan
bahan kimia pada asap akan menyebabkan air mengalami penurunan pH. Pada mulanya
pH air dalam alat IBAS yaitu 4 kemudian setelah alat digunakan pH air turun menjadi
3,5. Hal tersebut dikarenakan pembakaran pada bahan organik akan menghasilkan
senyawa sulfur (S), CO2, CO dll. Senyawa sulfur (S) akan berikatan dengan H2O
menjadi H2S yang bersifat asam sehingga air pada kapas filter mengalami penurunan
pH. Dengan adanya alat IBAS maka pencemaran udara akibat asap dapat ditangani
serta kondisi kesehatan masyarakat dapat terjaga.
Dibutuhkan waktu selama 10 menit dalam proses penjernihan asap pembakaran
kecil dalam ruang uji 1m x 1m x 1m. Waktu pemrosesan akan dipengaruhi oleh ukuran
alat dan kemampuan menghisap exhause fan. Semakin kuat tenaga penghisap, maka
akan semakin cepat asap masuk ke dalam alat dan proses penjernihan asap dapat
berjalan dengan cepat.
BAB IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan jika alat
Instalasi bebas Asap Sederhana (IBAS) dapat digunakan sebagai pengendali
pencemaran pada lingkungan akibat asap yang dibuktikan dengan asap yang keluar dari
alat lebih jernih daripada asap pada inlet. Beberapa zat pencemar pada asap tertangkap
oleh kapas filter basah yang ditandai dengan adanya penurunan pH pada air. Ukuran
alat akan mempengaruhi waktu pemrosesan asap.
4.2. Saran
Ukuran alat akan mempengaruhi kecepatan pengolahan asap serta sistem penutupan
dengan alat uji menandakan jika alat dapat bekerja dengan optimal apabila asap telah
dihentikan penyebarannya. Sedangkan asap akan sangat mudah menyebar akibat angin
yang berhembus. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai alat
Instalasi bebas Asap Sederhana (IBAS) agar seluruh asap dapat benar-benar terolah
sebelum menyebar. Sehingga sistem IBAS dapat lebih efektif dan efisien.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pengesahan

Halaman Pengesahan

Sebagai bentuk persyaratan untuk memenuhi hasil Evaluasi Mata Kuliah Praktik
Pengendalian Pencemaran Udara Laporan Akhir Individu yang telah selesai dibuat
dan dilaksanakan ini disetujui dan disahkan oleh :

Cilacap, 26 November 2021


Dosen Pengampu

(Ayu Pramita, S. T, M. M., M. Eng)


NPAK : 08.17.8040
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pembuatan cerobong Gambar 2. Perangkaian cerobong

Gambar 3. Pelubangan tutup container Gambar 4. Pelubangan selang aerator

Gambar 5. Pemasangan kapas filter Gambar 6. Pemasangan kable ties


Gambar 7. Pembuatan ruang uji

Gambar 8. Pengujian alat Gambar 9. Pengukuran pH


air
DAFTAR PUSTAKA

Marzuarman, M. (2018) ‘Prototype Penetralisir Asap Rokok Pada Ruangan Menggunakan


Metode Corona Discharge’, Inovtek Polbeng, 8(1), p. 91. doi:
10.35314/ip.v8i1.322.

Roy, B. and Yosef, A. (2019) ‘Perakitan Sensor Asap Pada Alat Penyaring Asap Untuk
Mengontrol Fan Secara Otomatis’, Jurnal Teknik Mesin, 5(April), pp. 52–69.

Anda mungkin juga menyukai