Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

OPACITY METER (MODEL AT-07-01)

Oleh :
Nadia Agustina
P17333119047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANDUNG
2021
I. Judul : Pengoperasian Alat Penyehatan Udara Opacity Meter
II. Tujuan : Untuk mengetahui cara penggunaan dan hasil pemeriksaan udara
menggunakan Opacity Meter
III. Metode :
Pemeriksaan alat Opacity meter menggunakan metode Ringleman yaitu dengan
membandingkan asap yang dikeluarkan dengan skala Ringleman, semakin pekat asap
semakin tinggi skala.
IV. Prinsip :
Ditentukan dengan cara membandingkan warna asap yang paling sesuai dengan
warna skala ringelmann.
V. Teknik Sampling :
Mengukur kepekatan cerobong asap industri menggunakan alat seperti teropong.
Jika asap konstan maka data diambil setiap 5 detik, jika asap tidak konstan maka data
diambil setiap 15 detik dan diperoleh 24 data bandinkan kepekatan asap yang keluar dari
cerobong dengan skala Ringlemann yaitu semakin pekat asap maka semakin tinggi skala
pada ringlemann.
VI. Kajian Teori :
Penurunan kualitas udara merupakan salah satu contoh nyata degradasi lingkungan
yang terjadi di Indonesia. Berbagai upaya pemerintah dan masyarakat dalam
mengembalikan kualitas udara yang sehat antara lain adalah kewajiban pemantauan
kualitas udara emisi (gas buang) industri (KLH 1995; 1999; 2003) menggunakan Opacity
Meter. Semakin pekat gas buang maka semakin kotor udara emisi karena mengandung
semakin banyak partikulat (Yuwono 2009).
Pencemaran udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup.
Industri dianggap sebagai sumber pencemar karena aktivitas industri merupakan kegiatan
yang sangat tampak dalam pelepasan berbagai senyawa ke udara sebagai polutan. Polutan
primer dikelompokkan menjadi dua, yaitu gas dan partikel. Bahan partikel ini dapat berasal
dari proses kondensasi, proses dispersi maupun proses erosi bahan tertentu. Asap (smoke)
sering kali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat (Mukono 2000).
Sumber primer tidak bergerak umumnya melepaskan emisi baik yang terlihat
maupun tidak ke atmosfer. Emisi dapat dilepaskan dari satu atau beberapa cerobong asap
yang tinggi sebagai sebuah utilitas atau dari sejumlah cerobong kecil seperti pada fasilitas
manufaktur. Sebuah contoh yang cukup dikenal adalah plume pada pembangkit listik
tenaga batu baru, dimana proporsi emisi yang terlihat dari pembangkit listrik tersebut
diakibatkan oleh partikulat yang merupakan hasil dari proses pembakaran yang tidak
sempurna. Proses pembakaran yang kurang efisien dan ataupun kurang efektifnya kontrol
pada emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut menyebabkan semakin
tebalnya plume yang muncul dari cerobong asap. Ketidakefisiensinya proses pembakaran
dan kontrol emisi berkorelasi secara langsung terhadap emisi yang tidak tampak, seperti
nitrogen oksida (NO x ) dan sulfur dioksida (SO 2 ).
VII. Alat dan Bahan :
1. Opacity meter
2. Stopwatch
3. Kamera
4. ATK
5. Tripod

VIII. Cara Kerja :


A. Persyaratan Pembacaan
1. Posisi matahari di belakang pengamat (dalam daerah 140°)
2. Latar belakang langit biru
3. Arah kecepatan angin pada sudut 90° terhadap pengamat
4. Jarak pengamat tiga kali ketinggian cerobong
5. Tidak ada halangan yang mempengaruhi pengamatan
6. Cuaca cerah tidak mendung atau berawan penuh

B. Lokasi Pengamatan
1. Posisi matahari dibelakang pengamat (dalam daerah 140°)
2. Latar Belakang
a. Langit untuk asap hitam
b. Hijau (bukit, pohon, dll) untuk asap putih
c. Arah kecepatan angin pada sudut 90° terhadap pengamat
3. Jarak
a. Tiga kali ketinggian cerobong terhadap tanah
b. Tidak ada halangan
c. Mendung/cuaca berawan mempengaruhi pengamatan
d. Sketsa dibuat mencakup posisi matahari arah angin dan jarak terhadap cerobong
C. Pembacaan
1. Ukur tinggi cerobong
Jarak tripod dan cerobong 45°. Bila cerobong 24 meter maka tripod berjarak
24 meter ke cerobong. Bila terhalang bangunan maka menjadi 48 meter.
2. Catat Kepekatan Asap
Bila Konstan maka 5 detik : 24 data
Bila tidak Konstan 15 detik : 24 data
Ketentuan tinggi tripod yaitu 1,5 – 1,75 meter
D. Cara Kerja seluruhnya :
Skala ringlemann membentuk skala dalam bentuk lingkaran dengan gradasi tingkat
opasitas 20% - 100% atau skala 1 sampai 5.
1. Siapkan alat dan bahan
2. Posisi matahari dibelakang pengamat, dalam daerah 140°
3. Latar belakang langit biru, bila tidak berikan keterangan pada catatan
4. Arah kecepatan angin pada sudut 90° terhadap pengamat
5. Tidak boleh mengukur dari jam 11.00 – 13.00 WIB
6. Jarak pengamat 3x ketinggian cerobong
7. Tidak ada halangan yang menghalangi pengamat
8. Tripod kurang lebih 1,5 meter atau setinggi hidung orang dewasa, pasang opacity
meter pada tripod
9. Kemudian pasang dan hidupkan kamera, lakukan pengamatan, dan catat hasilnya
10. Apabila asap konstan data diambil per 5 detik sebanyak 24 data, apabila asap tidak
konstan maka data diambil per 15 detik sebanyak 24 data
11. Lakukan perhitungan dan perbandingan baku mutu
IX. Simulasi Hasil :
Berdasarkan jurnal “Pengukuran Tingkat Opasitas Udara Emisi Menggunakan
Skala Ringleman Pada Karet, Kertas, Daun, Plastik, dan Kain” hasil pengamatan diperoleh
data sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengamatan nilai opasitas udara emisi maka diperoleh nilai
opasitas bahan kertas yaitu 17.50%
X. Perhitungan :
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
➢ Detik ke 15 :
20 + 20 + 10 + 20 + 20 + 20 + 20 + 10 + 20 + 20 = 180
➢ Detik ke 30 :
20 + 20 + 20 + 20 + 20 + 30 + 20 + 10 + 20 + 20 = 200
➢ Detik ke 45 :
20 + 20 + 20 + 20 + 30 + 20 + 10 + 10 + 10 + 10 = 170
➢ Detik ke 60 :
20 + 20 + 20 + 10 + 20 + 20 + 10 + 10 + 10 + 10 = 150
Seluruh data : 40

180 + 200 + 170 + 150


40
700
= 40 = 17,50
XI. Rekomendasi :
Tingkat opasitas yang baik harus memenuhi standar baku mutu yang tercantum
dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 13 Tahun 1995 baku mutu
emisi untuk industri pulp dan kertas tingkat opasitas memiliki batas maksimum 35%.

XII. Simpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan nilai opasitas udara emisi maka diperoleh nilai
opasitas bahan kertas yaitu 17.50% Jika dibandingkan dengan baku mutu pemerintah untuk
jenis kegiatan lain sebesar 35 % maka dapat disimpulkan bahwa kepekatan tersebut tidak
melebihi batas yang telah ditetapkan. Apabila melebihi batas yang telah ditetapkan
diperlukan suatu solusi dan teknologi dalam menghilangkan sumber polutan tersebut
secara keseluruhan. Teknologi pengendalian yang dapat dilakukan di antaranya adalah
pengendap listrik elektroforesis, scrubber basah, dan alat pemisah Brown.

XIII. Pustaka :
Suryanto, Eko dkk. Pengukuran Tingkat Opasitas Udara Emisi Menggunakan Skala
Ringelmann Pada Karet, Kertas, Daun, Plastik, Dan Kain. Jurnal. Bogor. Pdf.
https://www.academia.edu/3673703/THE_DETERMINE_OF_THE_OPACITY_
LEVEL_ON_AIR_EMISSIONS_USING_THE_RINGELMANN_SCALE_TO_R
UBBER_PAPER_LEAVES_PLASTIC_AND_CLOTH . Diakses pada 13 Januari
2021.

Anda mungkin juga menyukai