Abstrak
Metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) sebagai gas dengan konsentrasi paling
besar di TPA dan hidrogen sulfida (H2S) sebagai penyumbang bau yang sangat menyengat
dari proses bakteri atau kimia, akan berdampak langsung pada pemulung yang bekerja
setiap hari di TPA. Apabila konsentrasi gas CH4, CO2 dan H2S di TPA melebihi baku mutu
dan terhirup oleh pemulung, maka akan menimbulkan keluhan gangguan pernapasan sep-
erti batuk, nyeri dada, dan sesak napas. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh
paparan gas CH4, CO2 dan H2S terhadap keluhan gangguan pernapasan pemulung di TPA
Klotok Kota Kediri.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi yaitu 32 pemulung dengan menggunakan total sam-
pling. Uji pengaruh paparan gas CH4, CO2 dan H2S terhadap keluhan gangguan perna-
pasan menggunakan uji Fisher. Ukuran kekuatan hubungan antara variabel dependen dan
independen menggunakan Rasio Odds (RO).
Konsentrasi gas CH4 di zona aktif dan pasif pada pagi dan sore hari melebihi
baku mutu dengan konsentrasi 0,11 %. Konsentrasi gas CO2 pada semua zona dan waktu
pengukuran tidak melebihi baku mutu dengan konsentrasi rata-rata 0,05 %. Konsentrasi
gas H2S di zona aktif (0,024 ppm) dan pasif (0,022 ppm) melebihi baku mutu yang te-
lah ditentukan. Hasil uji Fisher menunjukkan ada pengaruh paparan gas CH4 dan H2S
terhadap keluhan gangguan pernapasan dengan nilai p value masing-masing 0,015 dan
0,038 (p < 0,05), sedangkan paparan gas CO2 tidak berpengaruh terhadap keluhan gang-
guan pernapasan. Nilai RO untuk CH4 yaitu 0,101 dengan probabilitas menderita keluhan
gangguan pernapasan sebesar 9,2 %. Sedangkan nilai RO untuk H2S yaitu 0,137 dengan
probabilitas menderita keluhan gangguan pernapasan sebesar 12%.
Kata kunci : CH4, CO2, H2S, keluhan gangguan pernapasan, pemulung, TPA
dan hidrogen sulfida di atas berdampak data hasil observasi melalui pengukuran
langsung pada pemulung (khususnya pada langsung gas CH4, CO2, dan H2S di TPA
sistem pernapasan) yang setiap hari berada Klotok dan data hasil wawancara mela-
di TPA dan pekerjaan seorang pemulung lui kuesioner meliputi biodata (karakter-
memiliki risiko yang sangat tinggi untuk istik responden), riwayat kesehatan, dan
tertularnya penyakit karena pemulung keluhan gangguan pernapasan serta data
bekerja di lingkungan yang tidak kondusif sekunder meliputi data tentang pemulung
(Herlinda, 2010). Keluhan utama yang dan TPA Klotok dari Dinas Kebersihan dan
muncul pada gangguan sistem pernapasan Pertamanan Kota Kediri.
adalah batuk, sesak napas dan nyeri dada. Pengukuran parameter pencemar
Batuk merupakan gejala utama pada pe- udara terdiri dari pengambilan sampel gas
nyakit sistem pernapasan. Sesak napas CH4 dan CO2 dilakukan oleh peneliti dan
(dispnea) merupakan suatu persepsi terh- dianalisis oleh BALINGTAN Pati yang
adap kesulitan untuk bernapas atau napas ahli dalam bidangnya. Analisis sampel gas
pendek. Nyeri dada adalah salah satu ke- CH4 menggunakan Gas Chromatography
luhan rasa tidak nyaman yang merupakan dengan detektor Flame Ionization Detector
gejala suatu penyakit yang berhubungan (FID). Analisis sampel gas CO2 mengguna-
dengan jantung dan paru-paru (Somantri, kan Gas Chromatography dengan detektor
2009). Thermal Conductivity Detector (TCD).
Selanjutnya dilakukan pengukuran H2S
Metode Penelitian (SNI 19-7117.7-2005) dengan metode biru
Penelitian ini dilakukan di TPA metilen menggunakan spektrofotometer.
Klotok Kota Kediri pada bulan Mei Juni Pengukuran keluhan gangguan pernapasan
2014 dengan menggunakan jenis peneli- dilakukan dengan wawancara langsung
tian observasional analitik dan rancangan menggunakan kuesioner.
penelitian cross sectional. Analisis data dilakukan dengan menggu-
Populasi dalam penelitian ini ter- nakan program SPSS versi 16.0 meliputi
diri dari populasi subjek yaitu 32 orang analisis univariat dan bivariat (mengguna-
pemulung yang bekerja di TPA Klotok kan uji Fisher dan Rasio Odds (RO)).
Kota Kediri dengan menggunakan total
sampling (sampel yang digunakan adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan
total populasi) dan populasi objek yaitu TPA Klotok dibangun pada tahun
udara ambien yang ada di tempat pem- 1992, terletak di Kelurahan Pojok, Keca-
buangan akhir sampah dan di luar tempat matan Mojoroto, Kota Kediri tepatnya
pembuangan akhir sampah yang dijadikan di daerah Gunung Klotok. Pengolahan
sebagai titik kontrol dengan jarak 300 m sampah di Kota Kediri dikelola oleh Dinas
dari TPA. Sampel udara yang akan diam- Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota
bil terdiri dari zona A (zona aktif), zona Kediri. Luas TPA Klotok yaitu 2,5 ha den-
B (zona pasif), zona C (tempat istirahat gan kapasitas untuk menampung sampah
pemulung dengan jarak 15 m dari tim- sebesar 576,35 m3. TPA Klotok sekarang
bunan sampah), dan zona D (jauh dari TPA berusia 22 tahun dan telah menampung
dengan jarak 300 m dari TPA (pemuki- 1,38 juta m3 sampah (melebihi kapasitas
man penduduk)). Masing-masing zona ter- daya tampung) sehingga kondisinya sudah
diri dari 3 titik pengukuran yang mewakili overload. Di beberapa zona, ketinggian
zona pengukuran. timbunan sampah sudah cukup tinggi seki-
Pengumpulan data dalam peneli- tar 20 meter dan juga rawan longsor. Pagar
tian ini diperoleh dari data primer meliputi pembatas TPA sudah tidak mampu menam-
pung timbunan sampah tersebut. Air lindi raspal dan tidak banyak belokan.
atau air rembesan sampah langsung dia- 3. Sudah tercakup dalam perencanaan tata
lirkan ke sungai yang ada di sebelah barat ruang kota dan daerah
daya TPA menggunakan pipa berukuran TPA Klotok sudah tercakup da-
besar tanpa melalui proses pengolahan. lam rencana tata ruang wilayah kota Kediri
Berdasarkan SNI 19-3964-1994, yaitu pada peraturan daerah Kota Kediri
Kota Kediri masuk dalam kota sedang den- No. 1 Tahun 2012.
gan rata-rata timbulan sampah adalah 0,75 4. Aman terhadap lingkungan sekitarnya
kg/orang/hari. Apabila dilakukan proyeksi Lingkungan sekitar TPA Klotok
timbulan sampah pada tahun 2014 adalah yaitu krematorium dan pemukiman pen-
sebagai berikut : duduk. Walaupun jarak antara TPA Klotok
= Jumlah penduduk x timbulan sampah dengan pemukiman penduduk agak jauh
= 323.193 jiwa x 0,75 kg/orang/hari sekitar 100 m lebih namun banyak dampak
= 242394,75 kg/hari yang diakibatkan oleh TPA Klotok yang
= 242,4 ton/hari dapat mengganggu kesehatan penduduk
Berdasarkan perhitungan di atas, perkiraan sekitar.
timbulan sampah di TPA Klotok Kota 5. Lokasi/jenis tanah kedap air
Kediri tahun 2012 2016 yaitu : TPA Klotok mempunyai jenis ta-
Tabel 1. Perkiraan timbulan sampah
Timbulan sampah
No. Tahun
kg/hari ton/hari
1. 2012 234.639,75 234,6
2. 2013 238.485,75 238,5
3. 2014 242.394,75 242,4
4. 2015 246.367,50 246,4
5. 2016 250.405,50 250,4
Berdasarkan SK SNI T-11-1991-03 tentang nah alluvial cokelat kelabu yang mempu-
persyaratan umum tempat pembuangan nyai sifat adsorbsi tinggi sehingga tidak
sampah yaitu : kedap air. Jika hujan, air akan merembes
1. Ekonomis dan dapat menampung dan mengalir ke sungai di sebelah barat
sampah yang ditargetkan daya TPA.
TPA Klotok memang termasuk 6. Daerah yang tidak produktif untuk per-
ekonomis karena bermanfaat bagi pemu- tanian
lung, namun TPA Klotok tidak dapat me- Wilayah di sekitar TPA Klotok
nampung sampah yang ditargetkan seh- adalah daerah krematorium sehingga tidak
ingga memerlukan tempat baru agar produktif sebagai lahan pertanian.
sampah di Kota Kediri dapat tertampung 7. Dapat dipakai minimal 5 10 tahun
keseluruhan. Usia TPA Klotok sampai tahun
2. Mudah dicapai oleh kendaraan-kend- 2014 yaitu 22 tahun.
araan pengangkut sampah 8. Tidak membahayakan atau mencemar-
Jalan menuju TPA Klotok da- kan sumber air
pat dicapai oleh kendaraan pengangkut Air lindi atau air rembesan sampah
sampah dengan mudah karena walaupun langsung dialirkan ke sungai yang ada di
jalan tidak terlalu lebar namun sudah be- sebelah barat daya TPA menggunakan pipa
108 Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015
Pengaruh Paparan Gas Metana (Ch4), Ratih Andhika A.R, Yulia Lanti R.D
Karbon Dioksida (Co2) Dan Hidrogen Sulfida (H2s) dan Prabang Setyono
berukuran besar tanpa melalui proses pen- Jarak TPA Klotok dan DKP Kota
golahan. Hal ini menimbulkan pencemaran Kediri sekitar 8 km sehingga masih me-
air sungai dan berpotensi mencemari air menuhi syarat.
sumur warga karena TPA Klotok terletak 10. Daerah bebas banjir
dekat dengan pemukiman. TPA Klotok terletak di daerah Gu-
9. Jarak dari daerah pusat pelayanan mak- nung Klotok yang merupakan perbukitan
simal 10 km sehingga bebas dari banjir.
Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi karakteristik pemulung
Variabel n %
Umur < 45 th 24 75
> 45 th 8 25
Jenis kelamin L 23 71,9
P 9 28,1
Masa kerja 1-10 th 22 68,7
>10 th 10 31,2
Lama paparan 8 jam/hr 22 68,7
9 jam/hr 10 31,2
Status gizi Normal 25 78,1
Gemuk 7 21,9
Kebiasaan merokok Tidak 13 40,6
Ya 19 59,4
Kebiasaan memakai Alat Pelindung Ya 19 59,4
Diri (APD) Tidak 13 40,6
Sumber : Data primer, 2014
Tabel 3. Hasil pengukuran gas CH4
CH4 B a k u
Zona Titik
Pagi Sore mutu (%)
% Rata-rata % Rata-rata
Aktif 1 0,12 1228,4
2 0,09 0,11 953,86 0,11 0,1
3 0,11 1072,6
Pasif 1 0,09 1031,9
2 0,12 0,11 1165,1 0,11 0,1
3 0,11 1115,9
Istirahat pe- 1 0,1 989,75
mulung 2 0,1 0,09 859,14 0,09 0,1
3 0,07 855,44
Kontrol 1 0,04 686,72
2 0,06 0,05 600,51 0,06 0,1
3 0,05 456,58
Sumber : Data primer, 2014
pemulung yang tidak merasakan keluhan terpapar kontaminan pencemar udara un-
gangguan pernapasan sama sekali tersebut tuk terjadinya gangguan fungsi paru yaitu
menyatakan bahwa pada awal bekerja se- kurang lebih 10 tahun. Hal ini sesuai den-
bagai pemulung, mereka memang menga- gan hasil yang diperoleh yang menyebut-
lami keluhan gangguan pernapasan (batuk, kan bahwa pemulung dengan masa kerja >
nyeri dada, sesak nafas) dengan keluhan 10 tahun sebagian besar mengalami kelu-
paling sering yaitu batuk dengan rasa mual han gangguan pernapasan.
yang sangat. Bau yang berasal dari proses 4. Tidak ada hubungan antara lama paparan
dekomposisi sampah di TPA Klotok meru- dan keluhan gangguan pernapasan. Menu-
pakan penyebab rasa mual yang dialami rut Horrington dan Gill (2005), lama bek-
pemulung. erja adalah durasi waktu untuk melakukan
Analisis Bivariat suatu kegiatan/pekerjaan setiap harinya
Tabel 7. Hasil uji Fisher berbagai parameter terhadap keluhan gangguan
pernapasan
Variabel p Keterangan
Umur 0,101 Tidak ada hubungan
Jenis kelamin 0,004 Ada hubungan
Masa kerja 0,024 Ada hubungan
Lama paparan 0,699 Tidak ada hubungan
Status gizi 0,195 Tidak ada hubungan
Kebiasaan merokok 1,000 Tidak ada hubungan
Kebiasaan memakai Alat Pelindung
0,071 Tidak ada hubungan
Diri (APD)
Sumber : Hasil Uji SPSS, 2014
Berdasarkan tabel 7, diperoleh hasil seba- yang dinyatakan dalam satuan jam. La-
gai berikut : manya seseorang bekerja dengan baik da-
1. Tidak ada hubungan yang signifikan lam sehari pada umumnya 8 jam.
antara umur dan keluhan gangguan perna- 5. Tidak ada hubungan antara status gizi
pasan. dan keluhan gangguan pernapasan. Sta-
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dan tus gizi mempengaruhi kapasitas paru,
keluhan gangguan pernapasan. Jenis ke- orang kurus tinggi biasanya kapasitas vi-
lamin akan mempengaruhi kapasitas paru- tal paksanya lebih besar dari orang gemuk
nya, karena secara anatomi sudah berbeda. pendek. Salah satu akibat kekurangan zat
Volume dan kapasitas seluruh paru pada gizi dapat menurunkan sistem imunitas dan
wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih antibodi sehingga orang mudah terserang
kecil dibandingkan pria (Guyton dan Hall, infeksi seperti pilek, batuk, diare dan juga
2008). Hal ini sesuai dengan hasil yang berkurangnya kemampuan tubuh untuk
diperoleh bahwa semua pemulung wanita melakukan detoksifikasi terhadap benda as-
mengalami keluhan gangguan pernapasan, ing seperti debu organik ataupun gas yang
berbeda dengan laki-laki, hanya beberapa masuk dalam tubuh (Almaitser, 2002).
diantara mereka yang mengalami keluhan 6. Tidak ada hubungan antara kebiasaan
gangguan pernapasan. merokok dan keluhan gangguan perna-
3. Ada hubungan antara masa kerja dan pasan. Merokok dapat menyebabkan pe-
keluhan gangguan pernapasan. Menurut rubahan struktur, fungsi saluran napas
Morgan dan Parkes dalam Budiono (2007), dan jaringan paru-paru. Akibat perubahan
waktu yang dibutuhkan seseorang yang anatomi saluran napas pada perokok akan
Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015 111
Pengaruh Paparan Gas Metana (Ch4), Ratih Andhika A.R, Yulia Lanti R.D
Karbon Dioksida (Co2) Dan Hidrogen Sulfida (H2s) dan Prabang Setyono
timbul perubahan pada fungsi paru dengan paparan gas H2S yang melebihi NAB untuk
segala macam gejala klinisnya (Fontham, menderita keluhan gangguan pernapasan
et al., 1994 dalam Yulaekah, 2007). adalah sebesar 12 %. Hasil tersebut sesuai
7. Tidak ada hubungan antara kebiasaan dengan hasil penelitian Listautin (2012)
memakai APD dan keluhan gangguan per- yang menyebutkan bahwa ada hubungan
napasan. APD dalam hal ini adalah mask- zat kimia hidrogen sulfida dengan kelu-
er sebagai pelindung saluran pernapasan, han kesehatan dengan nilai p = 0,014 (p <
selain itu APD yang biasa digunakan pe- 0,05). Hasil penelitian Sianipar (2009) juga
mulung saat bekerja adalah sepatu boot, menyebutkan bahwa rata-rata konsentrasi
sarung tangan, dan topi. Namun, ada juga gas H2S di TPA Terjun melebihi baku mutu
beberapa pemulung yang tidak menggu- yaitu 0,029 mg/m3 dan responden yang
nakan APD secara lengkap dengan alasan terpapar udara mengandung gas H2S me-
APD tersebut tidak nyaman saat dipakai. lebihi kadar maksimal mempunyai peluang
Tabel 8. Hasil uji Fisher gas CH4, CO2 dan H2S terhadap keluhan gangguan
pernapasan
Variabel p Keterangan RO Probabilitas
CH4 0,015 Ada pengaruh 0,101 9,2 %
CO2 - - - -
HS 0,038 Ada pengaruh 0,137 12 %
2
tidak dilengkapi dengan fasilitas pengelo- Gas H2S dengan konsentrasi 500 ppm,
laan gas. Hal ini disebabkan konsentrasi dapat menimbulkan kematian, edema pul-
minimal gas metana sebesar 5-15 % da- monary, dan asphyxiant. H2S digolongkan
pat mengakibatkan bahaya ledakan dan asphyxiant karena efek utamanya adalah
kebakaran bila bercampur dengan udara melumpuhkan pusat pernapasan, sehingga
atau peledakan saat terkena sambaran pe- kematian disebabkan oleh terhentinya per-
tir (US-EPA, 2010a). Menurut Firman L. napasan (Soemirat, 2009).
S., seorang pakar persampahan dari Ba- Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
dan Pengkajian dan Penerapan Teknologi seharusnya merupakan tempat dimana
(BPPT) menjelaskan bahwa ledakan di sampah mencapai tahap akhir dalam pen-
TPA terjadi karena gas metana yang di- gelolaan dan dilakukan proses isolasi
hasilkan sampah bereaksi dengan udara. sampah secara aman agar tidak menimbul-
Tumpukan berton-ton sampah tersebut kan gangguan terhadap lingkungan sekitar,
tidak memiliki saluran ventilasi sehingga sehingga diperlukan penyediaan fasilitas
terjebak dan volumenya terus meningkat dan pengelolaan yang benar agar keamanan
seiring dengan bertambahnya sampah. Ke- tersebut dapat dicapai. Namun, selama ini
tika timbunan gas dalam volume besar ini masih banyak persepsi keliru tentang TPA
bersentuhan dengan udara, terjadilah pijar yang sering dianggap hanya sebagai tempat
api yang disertai ledakan (Salman, 2010). pembuangan sampah. Hal ini menyebab-
Selain itu, kemungkinan terjadinya long- kan banyak pemerintah daerah merasa
sor sangat besar karena timbunan sampah sayang untuk mengalokasikan pendanaan
yang tinggi. Kejadian longsornya sampah bagi penyediaan fasilitas di TPA yang dira-
di TPA pernah terjadi di TPA Leuwiga- sakan kurang diprioritaskan dibandingkan
jah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari dengan penggunaan sektor lainnya.
2005. Sebanyak 143 orang tewas seketika, Pengelolaan dan fasilitas di TPA Klotok
137 rumah serta 8,4 hektar kebun dan la- juga kurang maksimal sehingga dapat
han pertanian warga tertimbun longsoran menimbulkan berbagai dampak baik bagi
sampah. Survei yang dilakukan sebelum lingkungan hidup maupun kesehatan
terjadi longsor oleh Enri Damanhuri, pakar masyarakat, diantaranya yaitu :
lingkungan dari Institut Teknologi Band- 1. TPA Klotok kurang aman untuk lingkun-
ung (ITB) menunjukkan konsentrasi gas gan sekitarnya karena lokasi TPA Klotok
metana di TPA Leuwigajah sangat kritis dekat dengan pemukiman sehingga ke-
yaitu mencapai 10 hingga 12 persen. Ter- mungkinan untuk menimbulkan gangguan
jadinya ledakan yang sangat keras tersebut kesehatan pada masyarakat cukup besar.
yang membuat tumpukan sampah longsor 2. TPA Klotok mempunyai jenis tanah
(Salman, 2010). tidak kedap air sehingga jika hujan, air
Akibat lain dari tumpukan sampah akan merembes dan mengalir ke sungai
di TPA yaitu menimbulkan bau yang sangat dekat dengan TPA, begitu pula dengan air
menyengat (bau telur busuk) yang berasal lindi (air rembesan sampah).
dari gas hidrogen sulfida (H2S). Manusia 3. TPA Klotok berpotensi mencemari sun-
sangat sensitif terhadap bau hidrogen sul- gai dan sumur warga karena air lindi dia-
fida dan bisa mencium bau tersebut pada lirkan ke sungai melalui pipa tanpa proses
konsentrasi serendah 0,5 sampai 1 ppm. pengolahan.
Menurut informasi yang dikumpulkan oleh 4. Dalam praktiknya TPA Klotok menerap-
Connecticut Departement of Public Health, kan sistem open dumping yang mengaki-
konsentrasi hidrogen sulfida di udara ambi- batkan potensi pencemaran lingkungan
en sekitar TPA 15 ppm (CTDPH, 1997). akan semakin besar seperti perkembangan
vektor penyakit, polusi udara oleh bau dan gen sulfida (H2S) di TPA Klotok Kediri
gas yang dihasilkan, polusi air akibat ban- melebihi baku mutu, sedangkan konsen-
yaknya lindi yang timbul dan estetika ling- trasi karbon dioksida (CO2) di TPA Klotok
kungan yang buruk karena pemandangan tidak melebihi baku mutu.
yang kotor. 2. a. Ada pengaruh paparan gas metana
Untuk mengatasi berbagai per- (CH4) terhadap keluhan gangguan per-
masalahan tersebut, sudah saatnya pemer- napasan pemulung di TPA Klotok Kota
intah Kota Kediri mau merubah pola pikir Kediri dengan nilai p value = 0,015 dan
yang lebih ramah lingkungan. Konsep pen- probabilitas pemulung pada paparan gas
gelolaan sampah yang terpadu sudah wak- CH4 yang melebihi NAB untuk menderita
tunya diterapkan, yaitu dengan meminima- keluhan gangguan pernapasan adalah sebe-
si sampah serta maksimalkan kegiatan daur sar 9,2 %.
ulang dan pengomposan disertai dengan b.Ada pengaruh paparan gas hidrogen
TPA yang ramah lingkungan. Prinsip-prin- sulfida (H2S) terhadap keluhan gangguan
sip pengelolaan sampah (paradigma baru) pernapasan pemulung di TPA Klotok Kota
menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun Kediri dengan nilai p value = 0,038 dan
2008 adalah menerapkan strategi Reduce probabilitas pemulung pada paparan gas
Reuse Recycle (3R). H2S yang melebihi NAB untuk menderita