Anda di halaman 1dari 11

JURNAL RISET KESEHATAN

POLTEKKES DEPKES BANDUNG


VoL 12 No 1 Tahun 2020

Kinetika Formaldehida (HCHO) Dan Ozon (O3) Di Daerah


Urban (Studi Kasus: Jakarta)
Formaldehyde Kinetics (HCHO) And Ozone (O3)
In Urban Areas (Case Study: Jakarta)

Nadiyatur R. Wasi’ah 1*), Driejana 2


1*)Program Studi Magister Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut
Teknologi Bandung, Email: wasiah@tl.itb.ac.id, Tlp : +6222 2502647
2Kelompok Keahlian Pengelolaan Udara dan Limbah, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,

Institut Teknologi Bandung, Email: driejana@tl.itb.ac.id

ABSTRAK
Formaldehida (HCHO) merupakan senyawa karbonil yang toksik dan berperan penting
dalam reaksi kimia atmosfer sebagai sumber radikal dan menjadi prekursor oksidan
(terutama ozon). HCHO berasal dari sumber primer (kendaraan bermotor) dan sumber
sekunder (reaksi fotokimia). Namun pemantauan dan penelitian tentang konsentrasi
senyawa karbonil dan perannya dalam reaksi kimia (pembentukan ozon) pada udara
perkotaan di Indonesia masih terbatas. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui
kontribusi dan hubungan antara hidrokarbon (formaldehida) dengan ozon di daerah
urban. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Pengukuran
formaldehida dilakukan selama dua minggu dengan prinsip absorbsi dan dianalisa
secara spektofotometri. Dua metode empiris yang digunakan untuk memprediksi
produksi ozon yaitu metode MIR (maximum incremental reactivity) dan metode propana
ekuivalen. MIR adalah metode untuk menghitung reaktivitas senyawa organik terhadap
pembentukan ozon. Sedangkan metode propana-ekuivalen bertujuan mengetahui ozon
berdasarkan laju oksidasi hidrokarbon (formaldehida dan propana). Berdasarkan variasi
diurnal ozon, metode MIR memberikan prediksi overestimate sedangkan metode
propana ekuivalen memberikan prediksi underestimate. Nilai rerata konsentrasi ozon
(µg/m3) yang dihitung yaitu 34,39 (acuan data), 83,93 (metode MIR) dan 9,92 (metode
propana ekuivalen). RMSE (Root Mean Squared Error) digunakan untuk menghitung
rentang kesalahan kedua metode sebesar 81,23 µg/m3 (MIR) dan 31,90 µg/m3 (propana
ekuivalen). Kedua metode ini sangat mudah diaplikasikan dan cukup baik untuk
digunakan dalam memprediksi konsentrasi ozon ketika data hidrokarbon yang dimiliki
sangat terbatas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan model prediksi,
dibutuhkan pengembangan alternatif metode prediksi ozon dengan menambah data
meteorologis dan konsentrasi hidrokarbon lainnya.
Kata kunci: Pencemar udara toksik, pencemar sekunder, prekursor ozon, reaktivitas
Hidrokarbon
ABSTRACT
Formaldehyde (HCHO) is a toxic compound and plays an important role in atmospheric
chemical reactions as a source of radicals and precursor of oxidants (mainly ozone).
HCHO generates from primary sources (motor vehicles) and secondary sources
(photochemical reactions). However, carbonyl compounds monitoring and research on
their roles in a chemical reaction (ozone production) in Indonesia is still limited. This
research investigated the contribution and relationship of hydrocarbons (formaldehyde)
and ozone in urban areas. Formaldehyde measurements were carried out for two weeks
using the absorption method, and samples were analyzed by spectrophotometric. Two

213
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

empirical methods were used to predict ozone production, namely MIR (maximum
incremental reactivity) method, and the propane equivalent method. MIR is a method to
calculate organic compounds reactivity in ozone formation. Meanwhile, the propane-
equivalent method aims to determine the ozone estimate using the rate of hydrocarbons
oxidation (formaldehyde and propane). The MIR method provided overestimation based
on diurnal ozone variation, while the propane equivalent method show underestimates
predictions. The mean value of ozone concentrations as the reference data in µg/m3)
was 34.39, while estimates resulted in 83.93 (MIR method) and 9.92 (propane equivalent
method), respectively. RMSE (Root Mean Squared Error) calculated the error range of
the two methods found the values of 81.23 µg/m3 (MIR) and 31.90 µg/ m3 (propane
equivalent). It is found that these methods did not predict ozone well. However, both
methods were easy to apply and could estimate ozone concentration, although the
information of hydrocarbons data was limited. It is suggested that alternative methods
were applied by adding meteorological data and other hydrocarbons concentrations to
produce a better prediction ozone model.
Keywords: Toxic air pollutant, a secondary pollutant, ozone precursor, Hydrocarbon
Reactivity

PENDAHULUAN karakteristik pencemar. Menurut


penelitian di Amerika Serikat, kendaraan
Pencemaran udara merupakan salah bermotor merupakan sumber yang
satu permasalahan lingkungan yang mengemisikan lebih dari 50% CO dan
sering terjadi di daerah urban. Aktifitas 35% Hidrokarbon dan NOx3. Semua
antropogenik dan biogenik polutan primer yang diemisikan oleh
mengemisikan pencemar udara ke kendaraan bermotor dapat bereaksi
atmosfer. Sumber antropogenik meliputi secara kimiawi di atmosfer dan
kendaraan bermotor, aktifitas industri, berpotensi menghasilkan polutan
dan domestik. Sedangkan sumber sekunder. Perubahan kondisi
biogenik didominasi oleh aktivitas meteorologi dan topografi dapat
tumbuhan, dekomposisi senyawa mempengaruhi konsentrasi pencemar
organik oleh bakteri dsb. Di daerah udara primer dan sekunder secara
urban seperti Jakarta, mayoritas sumber spasial dan temporal4.
pencemar udara berasal dari sumber Di perkotaan, terutama Jakarta,
antropogenik (sektor transportasi atau senyawa karbonil dapat dihasilkan
kendaraan bermotor). Pada Tahun langsung melalui proses pembakaran
2014, tercatat lebih dari 13 juta unit pada kendaraan bermotor. Bensin dan
kendaraan bermotor di DKI Jakarta solar yang digunakan sebagai bahan
dengan pertambahan sepeda motor per bakar kendaraan bermotor terbukti
tahun sebesar 10,54%1. Dalam 40 tahun menghasilkan senyawa karbonil.
terakhir, laju pertumbuhan kendaraan Kontribusi tiga senyawa utama
bermotor di dunia diprediksi akan terus golongan karbonil/aldehida yaitu
meningkat di masa depan melebihi formaldehida sebesar 47,9%,
lajunya pertumbuhan populasi manusia acetaldehida sebesar 21,0% dan
2
. Hal ini akan berimplikasi langsung propanal sebesar 9,9% dari total emisi
pada konsentrasi pencemar dari emisi solar yang diukur5. Di kota
gas buang. Nanning,China urutan konsentrasi
Konsentrasi pencemar di daerah aldehida yang terukur di udara adalah
urban bervariasi dan dipengaruhi oleh asetaldehida > formaldehida > aseton >
kuantitas emisi dari sumber, benzaldehida > propionaldehida >
kemampuan dispersi di atmosfer dan

214
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

syklohexanon > butiraldehida > seperti oksidan kuat (ozon) yang


hexaldehida > valeraldehida6. berpotensi merusak tanaman and
Senyawa karbonil merupakan mengiritasi sistem pernafasan. Ozon
pencemar toksik yang mudah ditemukan merupakan masalah pencemaran
di udara perkotaan dan mendapat lingkungan di berbagai daerah. Paparan
perhatian khusus. Rute paparan ozon dalam jangka lama menyebabkan
formaldehida (HCHO) melalui penyakit asma11. Selain itu, terdapat
pernapasan (inhalasi) dalam fase gas, korelasi antara konsentrasi ozon
pencernaan akibat tertelan benda yang dengan kejadian penyakit
mengandung HCHO dan terpapar kardiovaskular di Iran12. Peningkatan
melalui kulit7.Senyawa karbonil dapat konsentrasi ozon di ambien memiliki
berdampak buruk jangka pendek hubungan yang erat dengan kejadian
terhadap kesehatan yaitudengan penyakit pernapasan13. Kematian dini
menyebabkan batuk, pusing dan mata sangat mungkin diakibatkan oleh
berair ketika terjadi proses inhalasi pencemar ozon dan tindakan untuk
formaldehida pada konsentrasi 0,1 ppmv meningkatkan kualitas udara mampu
di udara8. HCHO bersifat iritasi pada menurunkan kejadian kematian dini di
jaringan tubuh saat terjadi paparan. Amerika Serikat14.
Gejala paling umum akibat terpapar Ozon merupakan polutan sekunder
formaldehida di udara adalah iritasi yang berasal dari interaksi fotokimia
pada mata, hidung, dan tenggorokkan senyawa volatil organik dan nitrogen
pada konsentrasi formaldehida 0,4-3 oksida. Berbagai jenis senyawa organik
ppmv di udara ambien dan diemisikan ke atmosfer memiliki
membahayakan kesehatan atau kemampuan reaksi kimia dengan
kehidupan ketika konsentrasi mekanisme reaksi dan laju reaksi yang
formaldehida 20 ppmv9. Formaldehida berbeda. Perbedaan ini menyebabkan
berpotensi untuk menyebabkan senyawa organik memiliki kemampuan
kejadian asma pada anak10. yang berbeda terhadap pembentukan
Formaldehida bersifat karsinogenik ozon berdasarkan “reaktivitas”
pada sistem pernapasan manusia8. hidrokarbon.
Senyawa aldehida memiliki peran Hal ini menjadi faktor yang penting
penting dalam reaksi fotokimia di untuk diperhatikan dalam pemodelan
atmosfer, salah satunya adalah kualitas udara untuk memprediksi ozon.
senyawa formaldehida yang dapat Model yang menginvestigasi hubungan
berperan sebagai prekursor antara formaldehida dengan
pembentukan oksidan (ozon). Senyawa pembentukan ozon salah satunya
ozon merupakan oksidan terpenting adalah observation based model15.
yang dihasilkan dari reaksi fotokimia di Namun metode ini membutuhkan
troposfer ataupun sejumlah kecilnya banyak input dan/atau parameter yang
bersumber dari O3 di stratosfer. sulit dipastikan untuk menghitung
Pembentukan ozon berasal dari proses konsentrasi hidrokarbon dan NOx.
fotodisiasi senyawa hidrokarbon di Metode ini maka berpotensi memiliki
atmosfer serta dipengaruhi oleh kesalahan yang signifikan. Selain itu
senyawa radikal. Pembentukan ini model ini sangat bergantung pada
merupakan proses kompleks karena keakuratan inventarisasi untuk emisi
banyak VOCs yang berasal dari hidrokarbon15. Penelitian Wasi’ah dan
antropogenik dan biogenik diemisikan Driejana (2017) untuk kasus Jakarta
ke atmosfer sehingga VOCs akan menggunakan metode multivariat
bereaksi dengan OH pada siang hari dengan hidrokarbon sebagai salah satu
dan dengan NO3 pada malam hari10. parameter independen dapat
Reaksi fotokimia di atmosfer memprediksi konsentrasi ozon sebesar
menghasilkan berbagai macam molekul 46,32% di wilayah Thamrin. Hasil ini

215
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

menunjukkan masih cukup banyak per jam. Data sekunder diperoleh dari
proporsi dari variasi konsentrasi yang BPLHD DKI Jakarta.
belum dapat dijelaskan dengan model Skenario ke-1 adalah model dengan
tersebut16. Oleh karena itu, dibutuhkan Metode MIR/ maximum incremental
variabel/metode lain untuk memperoleh reactivity untuk menghitung reaktivitas
hubungan ozon dan senyawa senyawa organik terhadap
prekursornya. Pada penelitian ini, data pembentukan ozon. MIR menentukan
pemantauan langsung digunakan untuk potensi jumlah ozon yang terbentuk
menganalisa keterkaitan hubungan akibat keberadaan senyawa organik.
antar prekusor (formaldehida) dan Nilai MIR HCHO adalah 7,2 (g O3/g
produk (Ozon) dengan menggunakan HCHO)19. Maka, konsentrasi ozon
metode reaktivitas yang spesifik untuk prediksi diestimasi sebagai perkalian
jenis hidrokarbon tertentu. antara konsentrasi HCHO dengan MIR
HCHO. Potensi konsentrasi ozon
tersebut dapat dihitung dengan MIR
METODE berdasarkan persamaan 119.

Metode sampling udara yang [O3]=koefisien MIR x [senyawa


digunakan pada penelitian ini adalah
organik] (1)
metode sampling aktif. Metode sampling
ini bertujuan untuk mengumpulkan
sampel formaldehida di udara dilakukan Metode ke-2 untuk mengkuantifikasi
dengan memasukkan udara ke dalam reaktivitas senyawa organik volatil
impinger yang telah berisi larutan adalah metode propana-ekuivalen.
penyerap berupa aquades sebanyak 25 Metode ini mengukur konsentrasi
ml. Botol impinger dihubungkan dengan senyawa organik terhadap reaktivitas
rotameter dan pompa vakum dengan senyawa organik dengan radikal
menggunakan selang silikon. hidroksil (*OH) dan reaktivitas propana.
Kecepatan aliran udara yang masuk Reaksi oksidasi hidrokarbon biasanya
kedalam tabung impinger diatur pada diinisiasi oleh reaksi hidrokarbon
debit 1 L/menit. Metode ini merujuk pada dengan *OH. Laju oksidasi hidrokarbon
metode pengambilan sampel sebanding dengan laju produksi ozon di
formaldehida di udara berdasarkan lokasi dan waktu tersebut15. Metode ini
prinsip absorbsi gas17,18. membutuhkan nilai konstanta OH-
Daerah studi yang terpilih adalah DKI Formaldehida dan Konstanta OH-
Jakarta karena wilayah tersebut propana. Nilai KOH C3H6 pada 298 K
memiliki pertumbuhan jumlah kendaran adalah 26,3 x 1012 cm3/molekul.detik
bermotor yang tinggi dan padat aktivitas sedangkan KOH HCHO pada 298 K
manusia. Pengambilan sampel adalah sebesar 9,37 x 1012
3 20
dilakukan pada wilayah studi dengan cm /molekul.detik . Untuk menghitung
jam pengukuran selama 15 jam dari potensial ozon dengan menggunakan
pukul 07.00 - 22.00 WIB. Sampel akan metode propana-ekuivalen, maka
diganti setiap satu jam sekali. digunakan persamaan 2 sebagai
Pengambilan sampel dilakukan selama berikut:
dua minggu (22 Juli - 4 Agustus 2016).
Parameter yang diukur di lapangan propena-ekuivalen(j) =
(data primer) adalah senyawa [senyawa organik(j)] x (KOH(j)/KOHC3H6(j))
hidrokarbon yang diwakili oleh (2)
konsentrasi rata-rata per jam
formaldehida. Sedangkan data Koefisien spearman merupakan uji
sekunder yang digunakan pada statistik non parametrik untuk
penelitian ini adalah konsentrasi ozon mengkuantifikasi kekuatan hubungan

216
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

antara data terukur dengan hasil model (metode propana ekuivalen). Terdapat
metode MIR atau metode propana perbedaan yang cukup signifikan antara
ekuivalen. Metode RMSE (Root Mean nilai pengukuran dan estimasi model.
Squared Error) dapat digunakan untuk Nilai RMSE setiap metode dihitung
membandingkan antara hasil menggunakan persamaan 3 dan persen
konsentrasi ozon dari perhitungan kesalahan untuk setiap metode
kedua metode tersebut (Y1) dengan nilai ditunjukkan pada Tabel 1.
konsentrasi ozon yang terukur dari Variasi diurnal ozon mendeskripsikan
stasiun monitoring (Y2). Perhitungan perubahan rerata konsentrasi ozon
RMSE ditunjukkan oleh persamaan 3. setiap jam dari data dan kedua metode
selama periode pengukuran di wilayah
RMSE =( (Y2 - Y1)2 /Jumlah data ) (3) studi. Variasi diurnal ozon ditunjukkan
oleh Gambar 1. Tabel korelasi
HASIL spearman dari tiga metode di lokasi
studi ditunjukkan oleh Tabel 2.
Nilai rerata konsentrasi ozon Perbandingan antara hasil prediksi
berdasarkan data sekunder pengukuran konsentrasi ozon dibanding data
adalah 34,39 µg/m3. Hasil estimasi konsentrasi ozon ditunjukkan oleh
dengan kedua metode adalah 83,93 Gambar 2.
µg/m3 (metode MIR) dan 9,92 µg/m3

Tabel 1. Rerata Konsentrasi, RMSE, % Kesalahan dari 3 metode

Data Metode 2 propana


Kategori Metode 1 MIR
(jumlah data =192) ekuivalen
Rerata Konsentrasi Ozon (µg/m3) 34,39 83,93 9,92

RMSE 0 81,23 31,90

%kesalahan 0 236% 93%

140
120
Konsentrasi (ug/m3)

100
80
60
40
20
0
7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00
Jam Pengukuran
O3 Metode 1-MIR (ug/m3) O3 Metode 2-Propana Ekuivalen ( ug/m3)
O3 terukur (ug/m3)

Gambar 1. Variasi Diurnal Ozon dari Metode Terukur, Metode 1-MIR dan Metode 2-Propana
Ekuivalen

217
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

Tabel 2. Korelasi Spearman dari 3 metode

Metode 2 propana
Korelasi Spearman Data Metode 1 MIR
ekuivalen
Data 1 0,397 0,497
Metode 1 MIR 1 0,059

Metode 2 propana ekuivalen 1

140.00
konsnetrasi ozon (ug/m3)

120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

O3 Metode 1-MIR (ug/m3) O3 Metode 2-Propana Ekuivalen ( ug/m3)


O3 terukur (ug/m3) 1/2
1/0.5

Gambar 2. Hasil Prediksi Konsentrasi Ozon Terukur Terhadap Model

mengkatalis oksidasi senyawa VOC,


PEMBAHASAN lalu menghasilkan CO2 dan uap air.
Reaksi pembentukan ozon di Senyawa organik secara parsial akan
troposfer sangat dipengaruhi oleh teroksidasi menghasilkan produk
kehadiran senyawa hidrokarbon atau intermediat hasil oksidasi seperti
volatile organic compound (VOC). aldehida, keton dan karbon monoksida
Proses fisik deposisi basah dan kering serta O3 sebagai by-product21.
mampu menyisihkan senyawa organik. Formaldehida juga merupakan produk
VOC mengalami transformasi melalui dalam fotolisis di atmosfer. Aldehida dan
reaksi kimia fotolisis, reaksi dengan keton merupakan produk utama dari
radikal hidroksil, reaksi dengan radikal fotooksidasi dari senyawa hidrokarbon
nitrat dan reaksi dengan O320. di atmosfer22. Oleh karena itu, senyawa
Kehadiran VOCs, NOx, dan sinar aldehida memiliki peran ganda sebagai
matahari dapat menginisiasi prekursor ozon dan juga produk dari
pembentukan oksidan ozon. Sinar hasil fotokimia.
matahari akan menyediakan radiasi UV Laju pembentukan ozon dipengaruhi
yang memecah molekul stabil sehingga oleh jumlah senyawa organik volatil
menghasilkan radikal *OH. Dengan (VOCs) yang hadir di atmosfer,
kehadiran NOx, radikal *OH akan konstanta laju reaksi untuk masing-

218
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

masing VOC, jumlah *OH dan spesies mengetahui konsentrasi hidrokarbon


lainnya yang mungkin bereaksi dengan berdasarkan skala kereaktifan radikal
senyawa organik. Pembentukan ozon OH terhadap kereaktifan propena23.
akan terus berlangsung selama Metode ini mengestimasi kontribusi
prekursor utama NOx dan radikal utama relatif setiap jenis hidrokarbon terhadap
yaitu *OH dan radikal peroksi/alkil pembentukan ozon dalam satu massa
udara di wilayah dan waktu tertentu.
radikal (RO2) tersedia. Alkil radikal
Metode ini melibatkan dua faktor utama
merupakan produk reaksi *OH dengan dalam pembentukan ozon adalah
senyawa organik volatil. Reaksi ozon kereaktifan hidrokarbon terhadap OH
akan berhenti setelah konsentrasi dan konsentrasi senyawa hidrokarbon di
prekursor sangat kecil. ambien. Metode propena-ekuivalen
Metode MIR (Maximum Incremental lebih akurat untuk mengetahui kontribusi
Reactivity) dan propena-ekuivalen setiap hidrokarbon yang teroksidasi
merupakan metode untuk dibanding hanya mempertimbangkan
memperkirakan potensial konsentrasi konsentrasi saja. Laju produksi ozon
ozon yang terbentuk berdasarkan sebanding dengan laju karbon organik
kereaktifan satu senyawa hidrokarbon. yang teroksidasi dan tidak bergantung
Metode pendekatan pertama yang terhadap jenis hidrokarbon15,26. Metode
dapat digunakan adalah MIR. MIR tidak propena-ekuivalen sebanding dengan
ppb atau µg/m3 konsentrasi HCHO,
memiliki dimensi dan mendeskripsikan
konstanta laju reaksi HCHO tehadap OH
berapa gr ozon yang terbentuk tiap gram serta berbanding terbalik dengan
hidrokarbon. konstanta laju pertumbuhan OH dan
Metode MIR ini merujuk pada propena6,27,28.
pendekatan model EKMA (The Jika memiliki data spesies
Empirical Kinetic Modeling Approach). hidrokarbon yang lebih banyak maka
EKMA mengasumsikan jika model dapat diurutkan hidrokarbon yang paling
single-box mensimulasi perubahan potensial dalam penentuan ozon
konsentrasi prekursor (NOx dan dengan kedua metode ini, sehingga
senyawa organik), perubahan tinggi dapat dilakukan pengontrolan terhadap
inversi, temperatur dan laju fotilisa yang sumber yang menghasilkan hidrokarbon
bervariasi. Untuk skenario MIR maka tersebut.
konsentrasi NOx diatur supaya Hasil prediksi konsentrasi ozon
konsentrasi hidrokarbon menghasilkan dilakukan dengan dua metode (MIR dan
reaktivitas paling tinggi propana-ekuivalen) dapat ditunjukkan
Metode MIR ini telah dipakai di oleh Gambar 1. Hasil perhitungan
beberapa penelitian sebelumnya untuk konsentrasi ozon oleh metode MIR
menentukan senyawa organik yang ditunjukkan dengan ozon prediksi satu
paling potensial untuk pembentukan sedangkan hasil perhitungan ozon oleh
ozon. Senyawa paling potensial
metode propana ditunjukkan oleh ozon
menghasilkan ozon adalah senyawa
formadehida, xylenes, trimethyl- prediksi dua. Jika hasil keduanya
benzenes, asetaldehida dan propene di dibandingkan dengan ozon terukur
Beijing23 , senyawa xilene dan toluene maka metode MIR melebihi prediksi
di Roma24. Senyawa formaldehida ozon terukur (overestimate) sedangkan
ditemukan berkontribusi sebanyak 34% metode propana ekuivalen cenderung
konsentrasi ozon di Roma25. underestimate atau lebih kecil dibanding
Metode kedua adalah metode dengan ozon metode terukur. Variasi
propena-ekuivalen. Metode propana- diurnal ozon ini menunjukkan jika
ekuivalen merupakan metode untuk konsentrasi ozon bersifat fluktuatif

219
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

sepanjang waktu pengukuran. Ozon konsentrasi prekursor lainnya seperti


yang merupakan pencemar sekunder NO2 dan hidrokarbon jenis lainnya32.
yang terbentuk pada kondisi
meteorologis yang sesuai (sinar SIMPULAN
matahari yang cukup, temperatur tinggi Nilai rerata konsentrasi ozon (µg/m3)
dan kecepatan angin rendah)29. 34,39 yang diperoleh dari data
Sedangkan kedua metode hitung ini pengukuran, sedangkan metode MIR,
mengasumsikan tidak ada faktor dan propana ekuivalen menghasilkan
meteorologis yang mempengaruhi 83,93 µg/m3 dan 9,92. µg/m3. Rentang
kesalahan yang dihitung menggunakan
sehingga hasil prediksi kurang baik yang
RMSE (Root Mean Squared Error)
ditunjukkan oleh Gambar 2.
adalah 81,23 µg/m3 (MIR) dan 31,90
Nilai rangking spearman dihitung µg/m3 (propana ekuivalen). Kedua
untuk mengetahui korelasi antara metode belum menggambarkan prediksi
metode MIR dan propana ekuivalen ozon secara baik, karena hanya
terhadap metode terukur. Koefisien menggunakan data input hidrokarbon
korelasi yang dihasilkan adalah 0,397 yang sederhana. Spesies VOC dan
(metode MIR) dan 0,497 (metode metode pemodelan lainnya seperti
propana ekuivalen). Kedua nilai tersebut metode kinetika/statistik diperlukan
mendeskripsikan hubungan positif yang untuk menghasilkan estimasi
lemah antara metode terukur dan kedua konsentrasi ozon yang lebih baik.
metode yang digunakan30. Namun, hal
ini menunjukkan jika metode pertama UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini merupakan bagian dari
dan kedua mampu menghasilkan pola
riset “Dampak Emisi Transportasi Terhadap
data ozon cenderung sama dengan data
Konsentrasi Ambien Pencemar Udara
terukur. Ketika data ozon terukur Bersifat Toksik dan Karsinogen di
mengalami kenaikan maka hasil prediksi Perkotaan”, Riset Unggulan Perguruan
ozon juga mengalami kenaikan. Tinggi ITB, 2016.
Untuk membandingkan antara
metode tersebut dihitung nilai RMSE DAFTAR RUJUKAN
terhadap konsentrasi rata-rata ozon 1. BPS DKI Jakarta(2016). Statistik
hasil pengukuran stasiun otomatis. Transportasi: Jakarta
Rentang kesalahan metode MIR adalah 2. Coper,C.David And
sebesar 81,23 µg/m3, sedangkan F.C.Alley(1986). Air Poluution
rentang kesalahan propana ekuivalen Control: A Design Approach.
lebih kecil yaitu sebesar 31,90 µg/m3. Wiley: US
Metode propana ekuivalen 3. Never, Noel de (1995) Air Pollution
menunjukkan hasil yang relative lebih Control Engineering.Wiley: USYao,
baik dibandingkan dengan metode MIR. Z., Jiang, X., Shen, X., Ye, Y., Cao,
Namun, dibutuhkan pendekatan dengan X., Zhang, Y., dan He, K. (2015).
pemodelan lain untuk mengetahui lebih On-road emission characteristics of
rinci hubungan formaldehida (senyawa carbonyl compounds for heavy-duty
organik) dengan pembentukan ozon, diesel trucks. Aerosol and Air
misalnya pemodelan kinetika dan Quality Research, 15(3), 915–925.
pemodelan statistika/matematis yang http://doi.org/10.4209/aaqr.2014.
mempertimbangkan faktor 10.0261
meteorologis . 31
Selain itu juga 4. Lai, H., Cai, Q.-Y., Wen, S., Chi, Y.,
diperlukan penambahan data Guo, S., Sheng, G., dan Fu, J.
(2010). Seasonal and diurnal

220
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

variations of carbonyl compounds in state of the science. Environmental


the urban atmosphere of Pollution, 100, 19–42.
Guangzhou, China. The Science of 11. WHO, 2006. Air Quality Guidelines
the Total Environment, 408(17), – Global Update 2005. World Health
3523–3529. Organization, Regional Office for
http://doi.org/10.1016/j.scitotenv. Europe, Copenhagen, Denmark
2010.05.013 12. Goudarzi, G., Zallaghi, E., Neissi,
5. Yao, Z., Jiang, X., Shen, X., Ye, Y., A., Ahmadi, A. K., Saki, A., BABAEI,
Cao, X., Zhang, Y., dan He, K. A. A., ... & Mohammadi, M. J.
(2015). On-road emission (2013). Cardiopulmonary mortalities
characteristics of carbonyl and chronic obstructive pulmonary
compounds for heavy-duty diesel disease attributed to ozone air
trucks. Aerosol and Air Quality pollution.
Research, 15(3), 915–925. 13. Kalantzi, E. G., Makris, D.,
http://doi.org/10.4209/aaqr.2014. Duquenne, M. N., Kaklamani, S.,
10.0261 Stapountzis, H., & Gourgoulianis, K.
6. Guo, S., Chen, M., He, X., Yang, I. (2011). Air pollutants and
W., dan Tan, J. (2013). Seasonal morbidity of cardiopulmonary
and Diurnal Characteristics of diseases in a semi-urban Greek
Carbonyls in Urban Air in Qinzhou , peninsula. Atmospheric
China, 2, 1–12. environment, 45(39), 7121-7126.
http://doi.org/10.4209/aaqr.2013. https://doi.org/10.1016/j.atmosen
12.0351 v.2011.09.032
7. Kim, K. H., Jahan, S. A., & Lee, J. T. 14. Fann, N., & Risley, D. (2013). The
(2011). Exposure to formaldehyde public health context for PM 2.5 and
and its potential human health ozone air quality trends. Air Quality,
hazards. Journal of Environmental Atmosphere & Health, 6(1), 1-11.
Science and Health, Part C, 29(4), https://doi.org/10.1007/s11869-
277-299. 010-0125-0
https://doi.org/10.1080/10590501. 15. Chameides, W. L., Fehsenfeld., F.,
2011.629972 M. O. Rodgers., C. Cardelino., J.
8. National Toxicology Program (June Martinez, Parrish., D., W.
2011). Report on Carcinogens, Lonneman, A. R. Lawson, R. A.
Twelfth Edition. Department of Rasmussen, P. Zimmerman, J. G.,
Health and Human Services, Public Dan P. Middleton, A. T. W. (1992).
Health Service, National Toxicology Ozone Precursor Relationships in
Program. Retrieved June 10, 2011, the Ambient Atmosphere. Journal of
from: Geophysical Research, 97(91),
http://ntp.niehs.nih.gov/go/roc12. 6037–6055.
9. IARC (1982). IARC monographs on 16. Wasi’ah, N. R., & Driejana, D.
the evaluation of the carcinogenic (2017). Modelling of Tropospheric
risk of chemicals to humans. Vol. 29 Ozone Concentration in Urban
International Agency for Research Environment. IPTEK Journal of
on Cancer: France. 345-389. Proceedings Series, 3(6).
10. Kley, D., Kleinmann, M., http://dx.doi.org/10.12962/j23546
Sanderman, H., dan Krupa, S. 026.y2017i6.3279
(1999). Photochemical oxidants :

221
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

17. Lodge Jr, J. P. (1988). Methods of aromatic hydrocarbons in urban air


air sampling and analysis. CRC of Rome, 539–544.
Press: US http://hdl.handle.net/11695/73411
18. Wight, G. D. (1994). Fundamentals 25. Possanzini, M., Tagliacozzo, G.,
of air sampling. CRC press: US dan Cecinato, A. (2007). Ambient
19. Carter, W. P. L. (1994). Levels and Sources of Lower
Development of Ozone Reactivity Carbonyls at Montelibretti, Rome
Scales for Volatile Organic (Italy). Water, Air, and Soil Pollution,
Compounds. Air dan Waste, 44(7), 183(1–4), 447–454.
881–899. https://doi.org/10.1007/s11270-
https://doi.org/10.1080/1073161X. 007-9393-1
1994.10467290 26. Atkinson, R., dan Arey, J. (2003).
20. Atkinson, R. (2000). Atmospheric Atmospheric Degradation of Volatile
chemistry of VOCs and NO(x). Organic Compounds. Chemical
Atmospheric Environment, 34(V), Reviews, 103(3), 4605–4638.
2063–2101. https://doi.org/10.1016/j.envsoft.
https://doi.org/10.1016/S1352- 2004.09.001
2310(99)00460-4 27. So, K. L., dan Wang, T. (2004). C3-
21. Jenkin, M. E., dan Clemitshaw, K. C12 non-methane hydrocarbons in
C. (2002). Chapter 11 Ozone and subtropical Hong Kong: Spatial-
other secondary photochemical temporal variations, source-
pollutants: chemical processes receptor relationships and
governing their formation in the photochemical reactivity. Science of
planetary boundary layer. the Total Environment, 328(1–3),
Developments in Environmental 161–174.
Science, 1, 285–338. https://doi.org/10.1016/j.scitoten
22. Grosjean, D. (1991). Ambient v.2004.01.029
Levels of Formaldehyde , 28. Guo, S., Chen, M., dan Tan, J.
Acetaldehyde , and Formic Acid in (2016). Seasonal and diurnal
Southern California : Results of a characteristics of atmospheric
One-Year Base-Line Study. carbonyls in Nanning, China.
Environmental Science dan Atmospheric Research, 169(July
Technology, 25(4), 710–715. 2012), 46–53.
https://doi.org/10.1021/es00016a https://doi.org/10.1016/j.atmosre
016 s.2015.09.028
23. Duan, J., Tan, J., Yang, L., Wu, S., 29. Comrie, A. C. (1997). Comparing
dan Hao, J. (2008). Concentration, Neural Networks and Regression
sources and ozone formation Models for Ozone Forecasting,
potential of volatile organic 47(June), 653–663.
compounds (VOCs) during ozone 30. Sudarno. (2017). Data Analysis.
episode in Beijing. Atmospheric Departemen Statistika Fakultas
Research, 88(1), 25–35 Sains dan Matematika UNDIP:
https://doi.org/10.1016/j.atmosre Semarang
s.2007.09.004 31. Hosseinibalam, F., dan Hejazi, A.
24. Fanizza, C., Manigrasso, M., (2012). Influence of Meteorological
Incoronato, F., Schirò, R., dan Parameters on Air Pollution in
Avino, P. (2011). Temporal trend Isfahan, 3rd international
and ozone formation potential of

222
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020

conference on biology, Environment level ozone and factors affecting its


and chemistry.46. concentrations. Environmental
32. Abdul-Wahab, S. A., Bakheit, C. S., Modelling & Software, 20(10),
& Al-Alawi, S. M. (2005). Principal 1263-1271.
component and multiple regression https://doi.org/10.1016/j.envsoft.
analysis in modelling of ground- 2004.09.001

223
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794

Anda mungkin juga menyukai