1794-Article Text-5646-1-10-20201115 PDF
1794-Article Text-5646-1-10-20201115 PDF
ABSTRAK
Formaldehida (HCHO) merupakan senyawa karbonil yang toksik dan berperan penting
dalam reaksi kimia atmosfer sebagai sumber radikal dan menjadi prekursor oksidan
(terutama ozon). HCHO berasal dari sumber primer (kendaraan bermotor) dan sumber
sekunder (reaksi fotokimia). Namun pemantauan dan penelitian tentang konsentrasi
senyawa karbonil dan perannya dalam reaksi kimia (pembentukan ozon) pada udara
perkotaan di Indonesia masih terbatas. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui
kontribusi dan hubungan antara hidrokarbon (formaldehida) dengan ozon di daerah
urban. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Pengukuran
formaldehida dilakukan selama dua minggu dengan prinsip absorbsi dan dianalisa
secara spektofotometri. Dua metode empiris yang digunakan untuk memprediksi
produksi ozon yaitu metode MIR (maximum incremental reactivity) dan metode propana
ekuivalen. MIR adalah metode untuk menghitung reaktivitas senyawa organik terhadap
pembentukan ozon. Sedangkan metode propana-ekuivalen bertujuan mengetahui ozon
berdasarkan laju oksidasi hidrokarbon (formaldehida dan propana). Berdasarkan variasi
diurnal ozon, metode MIR memberikan prediksi overestimate sedangkan metode
propana ekuivalen memberikan prediksi underestimate. Nilai rerata konsentrasi ozon
(µg/m3) yang dihitung yaitu 34,39 (acuan data), 83,93 (metode MIR) dan 9,92 (metode
propana ekuivalen). RMSE (Root Mean Squared Error) digunakan untuk menghitung
rentang kesalahan kedua metode sebesar 81,23 µg/m3 (MIR) dan 31,90 µg/m3 (propana
ekuivalen). Kedua metode ini sangat mudah diaplikasikan dan cukup baik untuk
digunakan dalam memprediksi konsentrasi ozon ketika data hidrokarbon yang dimiliki
sangat terbatas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan model prediksi,
dibutuhkan pengembangan alternatif metode prediksi ozon dengan menambah data
meteorologis dan konsentrasi hidrokarbon lainnya.
Kata kunci: Pencemar udara toksik, pencemar sekunder, prekursor ozon, reaktivitas
Hidrokarbon
ABSTRACT
Formaldehyde (HCHO) is a toxic compound and plays an important role in atmospheric
chemical reactions as a source of radicals and precursor of oxidants (mainly ozone).
HCHO generates from primary sources (motor vehicles) and secondary sources
(photochemical reactions). However, carbonyl compounds monitoring and research on
their roles in a chemical reaction (ozone production) in Indonesia is still limited. This
research investigated the contribution and relationship of hydrocarbons (formaldehyde)
and ozone in urban areas. Formaldehyde measurements were carried out for two weeks
using the absorption method, and samples were analyzed by spectrophotometric. Two
213
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
empirical methods were used to predict ozone production, namely MIR (maximum
incremental reactivity) method, and the propane equivalent method. MIR is a method to
calculate organic compounds reactivity in ozone formation. Meanwhile, the propane-
equivalent method aims to determine the ozone estimate using the rate of hydrocarbons
oxidation (formaldehyde and propane). The MIR method provided overestimation based
on diurnal ozone variation, while the propane equivalent method show underestimates
predictions. The mean value of ozone concentrations as the reference data in µg/m3)
was 34.39, while estimates resulted in 83.93 (MIR method) and 9.92 (propane equivalent
method), respectively. RMSE (Root Mean Squared Error) calculated the error range of
the two methods found the values of 81.23 µg/m3 (MIR) and 31.90 µg/ m3 (propane
equivalent). It is found that these methods did not predict ozone well. However, both
methods were easy to apply and could estimate ozone concentration, although the
information of hydrocarbons data was limited. It is suggested that alternative methods
were applied by adding meteorological data and other hydrocarbons concentrations to
produce a better prediction ozone model.
Keywords: Toxic air pollutant, a secondary pollutant, ozone precursor, Hydrocarbon
Reactivity
214
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
215
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
menunjukkan masih cukup banyak per jam. Data sekunder diperoleh dari
proporsi dari variasi konsentrasi yang BPLHD DKI Jakarta.
belum dapat dijelaskan dengan model Skenario ke-1 adalah model dengan
tersebut16. Oleh karena itu, dibutuhkan Metode MIR/ maximum incremental
variabel/metode lain untuk memperoleh reactivity untuk menghitung reaktivitas
hubungan ozon dan senyawa senyawa organik terhadap
prekursornya. Pada penelitian ini, data pembentukan ozon. MIR menentukan
pemantauan langsung digunakan untuk potensi jumlah ozon yang terbentuk
menganalisa keterkaitan hubungan akibat keberadaan senyawa organik.
antar prekusor (formaldehida) dan Nilai MIR HCHO adalah 7,2 (g O3/g
produk (Ozon) dengan menggunakan HCHO)19. Maka, konsentrasi ozon
metode reaktivitas yang spesifik untuk prediksi diestimasi sebagai perkalian
jenis hidrokarbon tertentu. antara konsentrasi HCHO dengan MIR
HCHO. Potensi konsentrasi ozon
tersebut dapat dihitung dengan MIR
METODE berdasarkan persamaan 119.
216
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
antara data terukur dengan hasil model (metode propana ekuivalen). Terdapat
metode MIR atau metode propana perbedaan yang cukup signifikan antara
ekuivalen. Metode RMSE (Root Mean nilai pengukuran dan estimasi model.
Squared Error) dapat digunakan untuk Nilai RMSE setiap metode dihitung
membandingkan antara hasil menggunakan persamaan 3 dan persen
konsentrasi ozon dari perhitungan kesalahan untuk setiap metode
kedua metode tersebut (Y1) dengan nilai ditunjukkan pada Tabel 1.
konsentrasi ozon yang terukur dari Variasi diurnal ozon mendeskripsikan
stasiun monitoring (Y2). Perhitungan perubahan rerata konsentrasi ozon
RMSE ditunjukkan oleh persamaan 3. setiap jam dari data dan kedua metode
selama periode pengukuran di wilayah
RMSE =( (Y2 - Y1)2 /Jumlah data ) (3) studi. Variasi diurnal ozon ditunjukkan
oleh Gambar 1. Tabel korelasi
HASIL spearman dari tiga metode di lokasi
studi ditunjukkan oleh Tabel 2.
Nilai rerata konsentrasi ozon Perbandingan antara hasil prediksi
berdasarkan data sekunder pengukuran konsentrasi ozon dibanding data
adalah 34,39 µg/m3. Hasil estimasi konsentrasi ozon ditunjukkan oleh
dengan kedua metode adalah 83,93 Gambar 2.
µg/m3 (metode MIR) dan 9,92 µg/m3
140
120
Konsentrasi (ug/m3)
100
80
60
40
20
0
7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00
Jam Pengukuran
O3 Metode 1-MIR (ug/m3) O3 Metode 2-Propana Ekuivalen ( ug/m3)
O3 terukur (ug/m3)
Gambar 1. Variasi Diurnal Ozon dari Metode Terukur, Metode 1-MIR dan Metode 2-Propana
Ekuivalen
217
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
Metode 2 propana
Korelasi Spearman Data Metode 1 MIR
ekuivalen
Data 1 0,397 0,497
Metode 1 MIR 1 0,059
140.00
konsnetrasi ozon (ug/m3)
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
218
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
219
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
220
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
221
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
222
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES BANDUNG
VoL 12 No 1 Tahun 2020
223
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v12i1.1794