Anda di halaman 1dari 8

Andrian Rivanda IPengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea

Judul : Pengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi


Trakea

Title : The Effect Of Carbon Monoxide Exposures OnTracheal Conduction


Capacity

Jenis Artikel : Artikel Review

Penulis : Andrian Rivanda

Affiliasi : Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Korespondensi Penulis :
Nama : Andrian Rivanda
Alamat Lengkap : Jalan Alam Damai No 18 Wayhalim Permai Bandar Lampung
Telepon : 085384548855
E-mail : Rivandaandrian@yahoo.com

Majority | Volume 1 | Nomor 1| April 2015| 1


Andrian Rivanda IPengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea

[ARTIKEL REVIEW]

PENGARUH PAPARAN KARBON MONOKSIDA TERHADAP


DAYA KONDUKSI TRAKEA

Andrian Rivanda
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Pencemaran udara yang berasa ldari bahan toksik menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia. Karbon monoksida (CO)
merupakan salah satu bahan toksik yang sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia. Afinitas hemoglobin untuk mengikat
karbon monoksida 200-250 kali besarnya daripada afinitas hemoglobin untuk mengikat oksigen.Karbon monoksida (CO)
mudah bereaksi dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin (COHb). Hal ini jelas akan mengganggu pengangkutan
oksigen dari paru ke jaringan. Akibatnya, jaringan tubuh akan mati karena tidak mendapat oksigen untuk melakukan proses
bio-oksidasi. Efek yang ditimbulkan dari paparan CO dengan konsentrasi dan durasi paparan yang melebihi konsentrasi
normal dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan yaitu gangguan pada sistem kardiologi, hematologi, neurologi dan
respirologi. Pada sistem respirasi, cedera inhalasi menggambarkan kerusakan yang disebabkan oleh terinhalasinya bahan
iritan berupa iritan termal ataupun kimia. Trakea atau batang tenggorok merupakan tabung yang terdiri dari cincin tulang
rawan, terletak di daerah leher, yang menghubungkan phaynx dengan bronkus. Mukosa dalamnya dilapisi lendir yang sel-
selnya berambut getar. Sel goblet dan silia merupakan salah satu barier pertahanan di traktus respiratorius dari berbagai
macam stimulus seperti alergen, bakteri, termasuk bahan iritan seperti CO. Paparan gas CO mengakibatkan
ketidakseimbangan antara jumlah oksidan atau radikal bebas dengan jumlah antibodi yang tersedia di dalam tubuh.
Keadaan ketidakseimbangan ini dinamakan stres oksidatif yang memproduksi 8-isoprostane sebagai sinyal untuk
pengeluaran mediator sel radang yaitu interleukin 8 (IL–8) sehingga terjadi proses inflamasi yang menyebabkan perubahan
pada histologi trakea. Perubahan ini ditandai dengan infiltrasi sel radang pada mukosa dan submukosa trakea, hilangnya silia
pada epitel trakea, terdapat kerusakan deskuamasi pada epitel trakea dan peningkatan jumlah sel goblet. Simpulan: Paparan
gas karbon monoksida dapat menurunkan daya konduksi trakea.

Kata kunci : histopatologi, karbon monoksida, konduksi , trakea.

THE EFFECT OF CARBON MONOXIDE EXPOSURES ON


TRACHEAL CONDUCTION CAPACITY
Abstract
Air polution from the toxic materials become the health problems over the world. Carbon monoxide (CO) is one of the toxic
material which is very dangerous if inhaled by human. Hemoglobin affinity with carbon monoxide is 200-250 times higher
than hemoglobin affinity to bond with the oxygen. Carbon monoxide is simple to react with hemoglobin to form
carboxyhemoglobin. This reaction clearly intrudes oxygen transportation from lung to the tissue. Thus, body tissue will be
dead due to oxygen depletion for the process of bio-oxydation. The effect comes from CO exposures with excess
concentration and duration from the normal baseline make any health disturbances on the cardiology, hematology,
neurology and respiratory system. In respiratory system, inhalation injury describes as damage resulted by irritants
inhalation such as thermal or chemical irritants. Trachea (throat stem) is a tube consists cartilaginous rings located in around
neck that connects pharynx with bronchus. Mucose is by mucus ciliated cells. Goblet and ciliated cells are the defense
barrier mechanisms in respiratory tractus toward any kinds of stimulus such as allergen, bacteria, including irritant agents
like carbon monoxide. Carbon monoxide exposures cause imbalance between the amounts of oxidant or free radicals with
antibody available in the body system.This imbalance condition called oxidative stress will produces 8-isoprostane as signal
for releasing interleukin8 (IL-8) as mediator for inflammatory cells. Thus, inflammatory process that occured causes changes
in trachea histology structure, infiltration of inflammatory cells on mucous and submucous layers of trachea, depletion of
trachea ciliated cells, desquamation damage on trachea epithelial cells and increasing the amount of goblet cell .
Conclusions: Exposure to carbon monoxide can decrease tracheal conduction capacity.

Key words : carbon monoxide,conductivity, histopathology, trachea .

Korespondensi : Andrian Rivanda, Alamat Jalan Alam Damai No 18 Wayhalim Permai Bandar Lampung, HP
085384548855 I Rivandaandrian@yahoo.com

Majority | Volume 1 | Nomor 1| April 2015| 2


Andrian Rivanda IPengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea

Pendahuluan dalam paru-paru dan kemudian akan


Pencemaran udara yang berasal dari menempel pada haemoglobin darah
bahan toksik merupakan salah satu masalah membentuk karboksihemoglobin (COHb).9,10
kesehatan di dunia. Berdasarkan data World Semakin tinggi konsentrasi CO yang terhirup
Health Organization (WHO) pada tahun 2004, oleh manusia maka semakin fatal resiko yang
lebih dari 700 kematian terjadi pada anak diterima olehmanusia tersebut, bahkan dapat
hingga remaja yang diakibatkan pajanan menyebabkan kematian.11,12
bahan toksik.1 Di Amerika Serikat kasus Beberapa penelitian sebelumnya
keracunan akibat pencemaran udara mencapai melaporkan CO dapat menyebabkan
5000-6000 kasus pertahun yang terjadinya kerusakan pada system pernapasan
mengakibatkan kematian.2 Indonesia menjadi atas dan juga bawah. Penelitian yang
salah satu negara dengan tingkat pencemaran dilakukan oleh Lasamana (2010)13 menyatakan
udara yang tinggi, kurang lebih 70% terjadi bahwa Polisi lalu lintas yang terpapar karbon
gangguan kesehatan di daerah dengan monoksida memiliki nilai arus puncak ekspirasi
pencemaran udara yang tinggi seperti Jakarta, (APE) lebih rendah dan beresiko tinggi
Medan, Batam dan Solo.3 terhadap penyakit obstruksi saluran napas
Asap kendaraan bermotor memiliki bagian bawah dibanding polisi yang tidak
peranan penting sebagai sumber polusi udara terpapar karbon monoksida. Pada penelitian
terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan Setiawan (2011)14 membuktikan bahwa
industri yang hanya berkisar antara 10-15%. 4 terdapat pengaruh antara lama paparan CO
Sedangkan sisanya berasal dari rumah tangga, terhadap kapasitas vital paru (KVP) pada
pembakaran sampah, kebakaran hutan atau pekerja operator Stasiun Pengisian Bahan
ladang dan lain-lain. Hal ini diakibatkan oleh Bakar Umum (SPBU).
peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor Adapun penelitian yang diujikan
yang bertambah banyak tiap tahunnya. terhadap hewan coba. Menurut Widodo
Sebagian besar kendaraan bermotor tersebut (2007)15 terjadi hipertrofi dan hiperplasia sel
menghasilkan emisi gas buang yang buruk, epitel di sinus, bronkus dan bronkiolus dari
dikarenakan perawatan mesin yang kurang tikus putih galur Sprague dawley setelah
memadai ataupun dari penggunaan bahan terpapar asap rokok kretek yang memiliki
bakar dengan kualitas kurang baik. 5 kadar tar, nikotin dan CO yang tinggi selama
Beberapa macam polutan yang enam minggu. Pada penelitian Anindyajati
dihasilkan dari emisi gas buang yang buruk (2007)16, disebutkan bahwa adanya
antara lain gas Karbon Monoksida (CO), peningkatan jumlah dari sel goblet pada trakea
Hidrokarbon (HC), Nitrogen Oksida (NOx), mencit yang diberi paparan asap pelelehan
Sulfur Oksida (SO2) dan Timbal (Pb) yang lilin batik.
sering disebut sebagai polutan primer. Salah Penelitian lain yang dilakukan oleh Al-
satu polutan udara yang berbahaya dan yang Saggaf (2009)17, membuktikan bahwa hewan
sangat dominan jumlahnya adalah gas CO marmot yang dipapari CO dapat merubah
yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan gambaran histologi trakea. PenelitianShraideh
bakar dan udara motor bensin yang tidak ZA (2011)18, juga mengungkapkan bahwa CO
sempurna.6, 7 berdampak negatif terhadap silia trakea
Karbon monoksida (CO) merupakan dengan mengurangi frekuensi gerakan silia.
salah satu bahan toksik yang sangat berbahaya Kerusakan yang timbul akibat
jika terhirup oleh manusia. Gas CO ini tidak intoksikasi CO berhubungan erat dengan
hanya dihasilkan oleh kendaran bermotor saja waktu lamanya paparan. Hipoksia jaringan dan
tetapi juga dihasilkan dari asap rokok, asap seluler dapat bersifat ringan sampai berat. 19,20
pabrik, alat pemanas, dan peralatan yang Pada beberapa kasus, kadar COHb dalam
menggunakan bahan api berasaskan karbon. 4, darah tidak mempunyai korelasi dengan gejala
8, 9
dan tanda yang timbul. Lamanya waktu
Gas CO yang keluar dari knalpot akan paparan menjadi faktor yang sangat penting,
berada di udara ambient, jika terhirup oleh lamanya paparan terhadap gas CO selama satu
manusia maka molekul tersebut akan masuk jam dapat meningkatkanmorbiditas dan
kedalam saluran pernapasan terus masuk ke mortalitas beberapa kali lipat. 21

Majority | Volume 1 | Nomor 1| April 2015| 3


Andrian Rivanda IPengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea

Isi CO (ppm) COHb (%) Tanda dan gejala


Karbon Monoksida 10 2 Tidak ada gejala
Karbon monoksida (CO) adalah suatu 70 10 Tidak ada efek yang
gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berarti, kecuali sesak
berasa, mudah terbakar, tidak mengiritasi napas saat aktivitas
kuat, tidak nyaman di
namun sangat beracun. Dari sifat-sifat tersebut
dahi, pelebaran
karbon monoksida dikenal sebagai “silent pembuluh darah kulit
killer”.4,8,9 Untuk mengukur kadar CO tersebut, 120 20 Sesak napas saat
digunakan Gas Analyzer dengan satuan persen aktivitas sedang sakit
volume. Satuan konsentrasi CO di udara kepala sesekali
adalah ppmatau parts per million. Dimana 1 dengan denyutan di
ppm setara dengan 10-4 %.19 pelipis
Menurut WHO, paparan CO dengan 220 30 Sakit kepala, mudah
konsentrasi 100 mg/m3 (87,3 ppm), 60 mg/m3 marah, mudah lelah,
(52,38 ppm), 30 mg/m3 (26,19 ppm), 10 keremangan
penglihatan
mg/m3 (8,73 ppm) memiliki durasi batas
350–520 40–50 Sakit kepala,
normal paparan secara berturut-turut hanya
kebingungan, kolaps,
selama 15 menit, 10 menit, 1 jam dan 8 jam. 20 pingsan
Efek yang ditimbulkan dari paparan CO dengan 800–1220 60–70 Tidak sadar, kejang
konsentrasi dan durasi paparan yang melebihi intermiten, gagal
konsentrasi normal dapat menyebabkan napas, kematian jika
gangguan pada kesehatan yaitu gangguan paparan terus
pada sistem kardiologi, hematologi, neurologi menerus
dan respirologi.4,19 1950 80 Fatal
Dalam tubuh manusia, afinitas
hemoglobin untuk mengikat CO 200-250 kali Namun jika orang yang telah
besarnya daripada afinitas hemoglobin untuk menghirup CO dipindahkan ke udara yang
mengikat oksigen.9,22 CO mudah bereaksi bersih dan berada dalam keadaan istirahat,
dengan hemoglobin membentuk maka kadar COHb semula akan berkurang 50%
karboksihemoglobin (COHb).10,11 Selebihnya CO dalam waktu 4,5 jam dan selanjutnya sisa
akan mengikatkan diri dengan mioglobin dan COHb akan berkurang 8–10% setiap jamnya.
beberapa protein heme ekstravaskular lain, Sehingga dalam 6–8 jam darah tidak lagi
seperti cytochrome c oxidase, cytochrome P– mengandung COHb. Selain itu eritrosit tidak
450, oxygenase triptofan dan dopamin mengalami kerusakan setelah Hb dilepaskan
hydroxylase.11 Akibatnya, pengangkutan dari ikatan COHb.23
oksigen dari paru-paru ke jaringan terganggu Trakea
sehingga jaringan tubuh mengalami hipoksia Trakea merupakan saluran pernapasan
karena tidak mendapatkan oksigen untuk bagian bawah.26 Trakea terletak mulai dari
melakukan oksidasi.10,23 Konsentrasi CO yang ujung bawah laring setinggi vertebra servikalis
tinggi di dalam darah dalam waktu hitungan VI dan berakhir pada angulus sterni setinggi
menit dapat menyebabkan distres pernapasan vertebra torakalis V–VI dan disini bercabang
dan kematian.24 menjadi dua menjadi bronchus principalis
Batas pemaparan CO yang dexter.27 Disebelah lateral trakea terdapat
diperbolehkan oleh OSHA (Occupational arteria carotis communis dan lobus-lobus
Safety and Health Administration) adalah 35 glandulae thyroidea. Inferior dari isthmus
ppm untuk waktu 8 jam/hari kerja. Kadar yang glandulae thyroidea terdapat arcus venosus
dianggap langsung berbahaya jugularis dan vena thyroidea inferior. Truncus
terhadapkehidupan atau kesehatan adalah brachiocephalicus berhubungan dengan sisi
1500 ppm (0,15%). Paparan dari 1000 ppm kanan trakea di laring.28
(0,1%) selama beberapa menit dapat
menyebabkan 50% kejenuhan dari
karboksihemoglobin (COHb) dan dapat
berakibat fatal.8
Tabel 1. Efek Pajanan Gas CO25

Majority | Volume 1 | Nomor 1| April 2015| 4


Andrian Rivanda IPengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea

kurang 300 silia pada permukaan apikalnya,


kedua sel goblet yaitu sel yang juga banyak
dijumpai yang terisi dibagian apikalnya dengan
glandula glikoprotein musin, ketiga sel sikat
tipe sel silindris yang lebih jarang tersebar dan
lebih sulit ditemukan dengan permukaan
apikal kecil yang memiliki banyak mikrovili
pendek dan tumpul, keempat adalah sel
granul berukuran kecil yang sulit ditemukan
pada sediaan rutin, tetapi memiliki banyak
granul padat berdiameter 100–
300nmdankelima sel basal, yaitu sel bulat kecil
Gambar 1. Anatomi trakea27 pada membran basal tetapi tidak meluas
Secara fungsional trakea termasuk sampai permukaan lumen epitel. 28
system pernapasan bagian konduksi atau
penghantar gas.29 Akan tetapi fungsi trakea Pengaruh Karbon Monoksida Terhadap Daya
tidak hanya tempat penghantaran gas saja Konduksi Trakea
tetapi memiliki fungsi lainnya, seperti proteksi Jalur masuk utama karbon monoksida
terhadap alergen, bakteri, dan bahan iritan.30,31 kedalam tubuh melalui saluran pernafasan.
Dinding trakea terdiri dari mukosa, Dari rongga hidung hingga ke laring dilapisi
submukosa, adventisia dan tulang rawan oleh epitel berlapis gepeng yang memberikan
hialin. Trakea dijaga tetap terbuka oleh cincin lebih banyak perlindungan terhadap erosi dan
tulang rawan hialin berbentuk-C. Tulang rawan abrasi. Sedangkan untuk trakea dan bronkus
hialin dikelilingi oleh jaringan ikat padat primer dilapisi oleh epitel silindris bersilia
perikondrium, yang menyatu dengan untuk mengkondisikan udara yang masuk dan
submukosa disatu sisi dan adventisia di sisi keluar.28 Trakea merupakan bagian dari sistem
yang lain.27,32 Banyak saraf, pembuluh darah, konduksi pernapasan yang berfungsi
dan jaringan adiposa terletak di adventisia. menghantarkan gas. 30,31
Celah diantara ujung posterior tulang rawan Cedera inhalasi yang menggambarkan
hialin terisi oleh otot polos trakealis. Otot trauma pada sistem pernapasan dapat di
trakealis terletak di jaringan ikat jauh di dalam akibatkan oleh panas atau terhirupnya
membran elastika mukosa. Sebagian besar bahankimia iritan. Secara anatomi, cedera
serat otot trakealis berinsersi di perikondrium inhalasi diklasifikasikan berdasarkan penyebab
yang melapisi tulang rawan hialin. Lamina dan saluran napas yang mengalami kerusakan
propia di bawahnya mengandung serat yaitu cedera termal yang terjadi pada saluran
jaringan ikat halus, jaringan limfoid difus, dan napas bagian atas, iritasi bahan kimia lokal
longitudinalis yang dibentuk oleh serat elastic. yang terjadi di saluran napas bawah, dan
Membran elastika memisahkan dari keracunan sistemik yang di akibatkan inhalasi
submukosa, yang mengandung jaringan ikat zat toksik yaitu CO. 12,33
longgar mirip dengan yang terdapat di lamina Sel goblet dan silia merupakan salah
propia. Di sub mukosa ditemukan kelenjar satu barier pertahanan di traktus respiratorius.
trakealis seromukosa tubuleasinar yang duktus Berbagai macam stimulus seperti alergen,
eksekretoriusnya berjalan menembus lamina bakteri, termasuk bahan iritan seperti karbon
propia ke dalam lumen trakea dan dapat monoksida menyebabkan perubahan epitel
terlihat di adventisia.18,27 saluran nafas.34 Mukosa trakea sampai bronkus
Lapisan mukosa saluran trakea dilapisi akan mengalami kerusakan dan penurunan
lendir yang sel-selnya berambut getar. 18,27 fungsi silia akibat paparan CO.
Sebagian besar system pernapasan bagian Ketidakseimbangan antara jumlah radikal
konduksi dilapisi epitel bertingkat silindris bebas dengan jumlah antibodi inilah yang
bersilia yang dikenal sebagai epitel menyebabkan kerusakan tersebut. Keadaan ini
respiratorik. Epitel ini sedikitnya memiliki lima biasa dikenal dengan stres oksidatif yang dapat
jenis sel, yang semuanya menyentuh membran memicu pengeluaran 8-isoprostane. Adanya 8-
basal yang tebal yaitu Sel silindris bersilia yaitu isoprostane akan menimbulkan sinyal yang
sel terbanyak dan setiap sel memiliki lebih mengakibatkan pengeluaran mediator sel

Majority | Volume 1 | Nomor 1| April 2015| 5


Andrian Rivanda IPengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea

radang yaitu interleukin 8 (IL-8), sehingga Gambar 2. A.Silia Trakea Normal, B.SiliaTrakea
terjadi proses inflamasi.35,36,37 Akibat Terpapar CO44
Interleukin 8 (IL-8) merupakan Ringkasan
neutrophil chemotactic factor yang Karbon monoksida (CO) adalah suatu
menginduksi kemotaksis pada sel target gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
terutama neutrofil. Selain pengeluaran dari IL- berasa, mudah terbakar, tidak mengiritasi
8, stres oksidatif juga memicu dari pengaktifan namun sangat beracun. Dari sifat-sifat tersebut
nuclear factor kappa-light-chain-enhancer of CO dikenal sebagai “silent killer”. 4,8,9 CO akan
activated B cells (NF-κB).38 NF-κB yang menjadi sangat berbahaya jika terhirup oleh
mengontrol sejumlah gen penting dalam manusia. Dalam tubuh manusia, afinitas
proses imunitas dan inflamasi diantaranya hemoglobin untuk mengikat CO 200-250 kali
adalah Granulocyte-macrophage colony- besarnya daripada afinitas hemoglobin untuk
stimulating factor (GM-CSF), interleukin 6 (IL- mengikat oksigen.9,22 CO mudah bereaksi
6), interleukin 2 (IL-2) dan tumor necrosis dengan hemoglobin membentuk
factor alpha (TNF-α). TNF-α merupakan sitokin karboksihemoglobin (COHb).10,11 Menurut
proinflamasi yang mempunyai efek yaitu WHO, paparan CO dengan konsentrasi 100
agregasi dan aktivasi neutrofil. Selain itu TNF-α mg/m3 (87,3 ppm), 60 mg/m3 (52,38 ppm),
juga dapat mengaktivasi endotel dengan cara 30 mg/m3 (26,19 ppm), 10 mg/m3 (8,73 ppm)
meningkatkan pengeluaran molekul adhesi memiliki durasi batas normal paparan secara
yang berguna pada saat sekuestrasi sel radang berturut-turut hanya selama 15 menit, 10
pada sel target.39 Kemudian neutrofil akan menit, 1 jam dan 8 jam.20 Konsentrasi CO yang
mengalami migrasi dari kapiler menuju tinggi di dalam darah dalam waktu hitungan
jaringan sehingga neutrofil tersebut akan menit dapat menyebabkan distres pernapasan
membentuk Transforming GrowthFactor-α dan kematian.24 Cedera inhalasi
(TGF-α) lalu akan mengaktivasi Epidermal menggambarkan kerusakan yang disebabkan
Growth Factor Receptor (EGFR).38 Aktivasi oleh terinhalasinya bahan iritan berupa iritan
EGFR akan mencegah apoptosis sel bersilia termal ataupun kimia.12,23 Trakea merupakan
dan mengirim sinyal pada interleukin 13 (IL-13) bagian dari sistem konduksi pernapasan yang
untuk mendiferensiasi sel-sel bersilia menjadi berfungsi menghantarkan gas.30,31 trakea
sel goblet.40 terletak di daerah leher, yang menghubungkan
Selain bertambahnya jumlah sel faring dengan bronkus. Dinding dalamnya
goblet, kandungan radikal bebas dapat (mukosa) dilapisi lendir yang sel-selnya
mempengaruhi tinggi dari silia pada epitel berambut getar.18,27 Sel goblet dan silia
pernapasan.41 Proses inflamasi tersebut merupakan salah satu barier pertahanan di
memicu pengeluaran faktor proinflamasi yaitu traktus respiratorius. Berbagai macam
ciliogenesis yang berperan dalam proses stimulus seperti alergen, bakteri, termasuk
pembentukan dan regenerasi dari silia.42 bahan iritan seperti karbon monoksida
Kerusakan pada epitel yang terus-menerus menyebabkan perubahan epitel saluran
diduga akan menonaktifkan 6 cilia-related nafas.34 Perubahan epitel tersebut akibat
genes. Gen tersebut adalah dynein, ezrin, proses inflamasi sehingga terjadi peningkatan
dancenexin. Dynein berguna untuk pergerakan sel goblet dan berkurangnya jumlah silia. 35,40,43
silia sedangkan ezrin dan cenexin berguna
pada pertumbuhan badan basal dari silia yang Simpulan
pada akhirnya terjadi kehilangan silia pada Terdapat pengaruh paparan CO
lapisan mukosa trakea.41,42,43 terhadap perubahan histologi trakea, terjadi
infiltrasi sel radang pada mukosa dan
submukosa trakea, hilangnya silia pada epitel
trakea, terdapat kerusakan deskuamasi pada
epitel trakea dan peningkatan jumlah sel
goblet.

A B DaftarPustaka
1. World Health Organization. Carbon
monoxide environmental health

Majority | Volume 1 | Nomor 1| April 2015| 6


Andrian Rivanda IPengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea

criteria 213. Edisi ke–2. Geneva: Satlantas Dengan Polisi Bagian


World Health Organization; 2004. AdministrasI [skripsi]. Surakarta:
2. Peter FC, Scott MMD, Holly P.Scott. Fakultas Kedokteran Universitas
Carbon monoxide poisoning. wolters Sebelas Maret; 2010.
kluwer [internet]. 2014 [Diakses pada 14. Setiawan I, Hariyono W. Hubungan
tanggal 14 juni 2015]. Tersedia dari : Masa Kerja Dengan Kapasitas Vital
http://www.uptodate.com/contents/c Paru Operator Empat Stasiun
arbon-monoxide-poisoning Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
3. Kementerian Lingkungan Hidup. Kota Yogyakarta. Kesehatan
Evaluasi kualitas udara perkotaan Masyarakat. 2011;5(3): 162-232
[internet]. Jakarta : langit biru; 2013 15. Widodo E. Priosoeryanto BP,
[Diakses pada tanggal 14 Juni 2015]. Estuningsih S, Agungpriyono DR, Utji
Tersedia dari : R. Effect of clove cigarette exposure on
http://www.menlh.go.id/program- white rat: special emphasis on the
langit-biru-hasilkan-evaluasi-kualitas- histopathology of respiratory tract.
udara-perkotaan-tahun-2013/ Medical Jurnal Indonesia. 2007;
4. Sentra Informasi Keracunan Nasional. 16(4):212–8.
Carbon Monoxide. Jakarta: Badan 16. Anindyajati EA. Pengaruh asap
Pengawasan Obat dan Makanan; 2010 pelelehan lilin batik (malam) terhadap
5. Faisal F, Yunus F, Harahap F. Dampak struktur histologis trakea dan alveoli
asap kebakaran hutan pada pulmo, jumlah eritrosit serta kadar
pernafasan. Cermin Dunia Kedokteran. hemoglobin mencit (mus musculus l.)
2012; 38(1):31–5. [skripsi]. Surakarta: Universitas
6. Akbar F. Analisis Penurunan Emisi Gas Sebelas Maret; 2007.
Karbon Monoksida (CO) dan Efisiensi 17. Al-Saggaf M. Effect of Car Fuel
BBM Pada Kendaraan Roda Empat (Gasoline) Inhalation on Trachea of
Yang Menggunakan Alat Penghemat Guinea pig: Light and Scanning
dan Pencampuran Bioetanol [tesis]. Microscopic Study under Laboratory
Semarang: Universitas Diponegoro; Conditions. J Animal and Veterinanry
2013. Advances. 2009;8(11): 2118–2124.
7. Kementerian Lingkungan Hidup. 18. Shraideh ZA, Najjar HN. Histological
Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan. changes in tissues of trachea and lung
Jakarta: Kementerian Lingkungan alveoli of albino rats exposed to the
Hidup; 2012. smoke of two types of narghile
8. Badan Pengawasan Obat dan tobacco products. Jordan J Biol
Makanan. Keracunan Yang Disebabkan Sci.2011; 4(4):219–24.
Gas Karbon Monoksida. Jakarta: 2004. 19. Anggraeni NIS. Pengaruh lama
9. Armin EMD, Joseph D, Zibrak MD. paparan asap knalpot dengan kadar
Carbon Monoxide Poisoning. Engl J CO 1800 ppmterhadap gambaran
Med. 2000;340:1290. histopatologis jantung pada tikus
10. Li An, Chang-Ting Liu, Min-Jun Yu. wistar. Semarang: Universitas
Oxygenase-1 System, Inflammation Diponegoro; 2009.
And Ventilator-Induced Lung Injury. 20. World Health Organization. Carbon
European Journal of Pharmacology. Monoxide Environmental Health
2011; 677 (2012) 1–4. Criteria, Geneva: World Health
11. World Health Organization. Air quality Organization; 2004.
guidelines. Edisi ke–2. Copenhagen: 21. Bruce EN. A multicompanement
World Health Organization; 2000. model of cartoxyhemoglobin and
12. Dries DJ. Inhalation Injury: carboxymyoglobin responses to
Epidemiology, Pathology, Treatment inhalation of carbon monoxide. 2005;
Strategies. Scandinavian Journal. 2013, 5(6): 1235–1247.
12(3): 1–15. 22. Sumardjo DD. Pengantar Kimia: Buku
13. Lasmana PD.Perbedaan Nilai Arus Panduan Mahasiswa Kedokteran.Edisi
Puncak Ekspirasi Antara Polisi ke-1. Jakarta: EGC; 2009.

Majority | Volume 1 | Nomor 1| April 2015| 7


Andrian Rivanda IPengaruh Paparan Karbon Monoksida Terhadap Daya Konduksi Trakea

23. Agency for Toxic Substances and Extract (Zingiber Oficinale Roxb Var
Disease Registry. Toxicological Profile Rubrum) To Airway Goblet Cells Count
for Carbon Monoxide. Georgia: And Siliary Lenght On Cigarete Smoke-
Agency for Toxic Substances and Induced White Male Rats Sprague
Disease Registry. 2012; 14(10): 284- Dawley Strains. Juke Unila. 2004;
312. 3(2):181–9.
24. Selvia, Rahmawati I & Mulyanto J. 37. Scholz H, Yndestad A, Damas JK. 8-
Hubungan Kadar HbCO Dengan IsoprostanIncreases Expression Of
Kapasitas Vital Paru Pedagang di Interleukin-8 In Human Macrophages
Terminal Bus Purwokerto. Mandala of Through Activation Of Mitogen-
Health. 2011; 5(2), 304–308. Activated Protein Kinases.
25. Fierro MA, O'Rourke MK, Burgess JL. Cardiovascular. 2003; 59: 945–954.
Adverse health effects of exposure to 38. Macnee W, Rahman I. Is Oxidative
ambient carbon monoxide. Arizona: Stress Central To The Pathogenesis Of
University of Arizona; 2001. Chronic ObstructivePulmonary
26. Moore KL& Agur AMR. Anatomi Klinis Disease. Trends Mol Med. 2003; 7: 55–
Dasar. Jakarta: EGC; 2007. hlm. 438 62.
27. Beate EM, Brand S, Schafer T. Trachea: 39. Kumar V, Cotran RS & Robbins SL.
anatomy and physiology. Department Buku Ajar Patologi. Edisi ke-7. Jakarta:
of Anatomy and Molecular EGC; 2007.
Embryology, Institute of Anatomy, 40. Tyner JW, KimEY, Ide K. Blocking
Ruhr University Bochum. [internet]. Airway Mucous Cell Metaplasia by
2014 [Diakses pada tanggal 14 juni Inhibiting EGFR Antiapoptosis and IL-
2015] 24 (1):1-5. Tersedia dari : 13 Transdifferentiation Signals. The
http://www.sciencedirect.com/scienc Journal of Clinical
e/article/pii/S1547412713001199 Investigation.2006;116(2) pp: 309-321.
28. Mescher AL. Histologi Dasar 41. Leopold PL, Michael J, Lian XJ, Tilley
Junquiera. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; AE, Harvey B, Crystal RG. Smoking
2012. hlm. 245-246. IsAssociated with Shortened Airway
29. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Cilia.Plos one.2013; 4:12.
Ke Sistem.Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 42. Grzela K, Wioletta Z, Eva J, Tomasz
2012. hlm. 214. G.Chronic Inflammation In The
30. Guyton AC & Hall JE. Buku Ajar Respiratory Tract AndCiliary
Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Dyskinesia.Central European Journal
Jakarta: EGC; 2008. hlm. 314-315. Of Immunology. 2013; 38(1) :122-128.
31. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk 43. Wong JY, Rutman A, O'Callaghan C.
Pemula. Jakarta: EGC; 2004.hlm. 291. Recovery Of The Ciliated Epithelium
32. Eroschenko, victor p. Atlas Histologi Following AcuteBronchiolitis In
diFiore dengan Korelasi Infancy. 2005; 60: 582-587.
Fungsional.edisi ke-2. Jakarta: EGC; 44. Ajie RB. Pengaruh Perbedaan Waktu
2007. hlm. 154 Paparan Asap Pembakaran Bahan
33. McCall JE, Cahill TJ: Respiratory care of Organik Terhadap Gambaran
the burn patient. J Burn CareRehabil. Histopatologi Trakea Tikus Putih
2005; 26:200–206. (Rattus Novergicus) Jantan Galur
34. Arkeman H, David. Efek Vitamin C Dan Sprague Dawley [skripsi]. Lampung:
E Terhadap Sel Goblet Saluran Nafas Universitas Lampung; 2015.
Pada Tikus Akibat Pajanan Asap Rokok.
Universa Medicina. 2006. 25(2):61–6.
35. Danusantoso H. Peran Radikal Bebas
Terhadap Beberapa Penyakit Paru.
Fakultas Kedokteran Trisakti.2003;
22(1):31–6.
36. Sutyarso, Susantiningsih T, Suharto
YAP. The Effect Of Red Ginger Ethanol

Majority | Volume 1 | Nomor 1| April 2015| 8

Anda mungkin juga menyukai