Korespondensi Penulis :
Nama : Andrian Rivanda
Alamat Lengkap : Jalan Alam Damai No 18 Wayhalim Permai Bandar Lampung
Telepon : 085384548855
E-mail : Rivandaandrian@yahoo.com
[ARTIKEL REVIEW]
Andrian Rivanda
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Pencemaran udara yang berasa ldari bahan toksik menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia. Karbon monoksida (CO)
merupakan salah satu bahan toksik yang sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia. Afinitas hemoglobin untuk mengikat
karbon monoksida 200-250 kali besarnya daripada afinitas hemoglobin untuk mengikat oksigen.Karbon monoksida (CO)
mudah bereaksi dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin (COHb). Hal ini jelas akan mengganggu pengangkutan
oksigen dari paru ke jaringan. Akibatnya, jaringan tubuh akan mati karena tidak mendapat oksigen untuk melakukan proses
bio-oksidasi. Efek yang ditimbulkan dari paparan CO dengan konsentrasi dan durasi paparan yang melebihi konsentrasi
normal dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan yaitu gangguan pada sistem kardiologi, hematologi, neurologi dan
respirologi. Pada sistem respirasi, cedera inhalasi menggambarkan kerusakan yang disebabkan oleh terinhalasinya bahan
iritan berupa iritan termal ataupun kimia. Trakea atau batang tenggorok merupakan tabung yang terdiri dari cincin tulang
rawan, terletak di daerah leher, yang menghubungkan phaynx dengan bronkus. Mukosa dalamnya dilapisi lendir yang sel-
selnya berambut getar. Sel goblet dan silia merupakan salah satu barier pertahanan di traktus respiratorius dari berbagai
macam stimulus seperti alergen, bakteri, termasuk bahan iritan seperti CO. Paparan gas CO mengakibatkan
ketidakseimbangan antara jumlah oksidan atau radikal bebas dengan jumlah antibodi yang tersedia di dalam tubuh.
Keadaan ketidakseimbangan ini dinamakan stres oksidatif yang memproduksi 8-isoprostane sebagai sinyal untuk
pengeluaran mediator sel radang yaitu interleukin 8 (IL–8) sehingga terjadi proses inflamasi yang menyebabkan perubahan
pada histologi trakea. Perubahan ini ditandai dengan infiltrasi sel radang pada mukosa dan submukosa trakea, hilangnya silia
pada epitel trakea, terdapat kerusakan deskuamasi pada epitel trakea dan peningkatan jumlah sel goblet. Simpulan: Paparan
gas karbon monoksida dapat menurunkan daya konduksi trakea.
Korespondensi : Andrian Rivanda, Alamat Jalan Alam Damai No 18 Wayhalim Permai Bandar Lampung, HP
085384548855 I Rivandaandrian@yahoo.com
radang yaitu interleukin 8 (IL-8), sehingga Gambar 2. A.Silia Trakea Normal, B.SiliaTrakea
terjadi proses inflamasi.35,36,37 Akibat Terpapar CO44
Interleukin 8 (IL-8) merupakan Ringkasan
neutrophil chemotactic factor yang Karbon monoksida (CO) adalah suatu
menginduksi kemotaksis pada sel target gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
terutama neutrofil. Selain pengeluaran dari IL- berasa, mudah terbakar, tidak mengiritasi
8, stres oksidatif juga memicu dari pengaktifan namun sangat beracun. Dari sifat-sifat tersebut
nuclear factor kappa-light-chain-enhancer of CO dikenal sebagai “silent killer”. 4,8,9 CO akan
activated B cells (NF-κB).38 NF-κB yang menjadi sangat berbahaya jika terhirup oleh
mengontrol sejumlah gen penting dalam manusia. Dalam tubuh manusia, afinitas
proses imunitas dan inflamasi diantaranya hemoglobin untuk mengikat CO 200-250 kali
adalah Granulocyte-macrophage colony- besarnya daripada afinitas hemoglobin untuk
stimulating factor (GM-CSF), interleukin 6 (IL- mengikat oksigen.9,22 CO mudah bereaksi
6), interleukin 2 (IL-2) dan tumor necrosis dengan hemoglobin membentuk
factor alpha (TNF-α). TNF-α merupakan sitokin karboksihemoglobin (COHb).10,11 Menurut
proinflamasi yang mempunyai efek yaitu WHO, paparan CO dengan konsentrasi 100
agregasi dan aktivasi neutrofil. Selain itu TNF-α mg/m3 (87,3 ppm), 60 mg/m3 (52,38 ppm),
juga dapat mengaktivasi endotel dengan cara 30 mg/m3 (26,19 ppm), 10 mg/m3 (8,73 ppm)
meningkatkan pengeluaran molekul adhesi memiliki durasi batas normal paparan secara
yang berguna pada saat sekuestrasi sel radang berturut-turut hanya selama 15 menit, 10
pada sel target.39 Kemudian neutrofil akan menit, 1 jam dan 8 jam.20 Konsentrasi CO yang
mengalami migrasi dari kapiler menuju tinggi di dalam darah dalam waktu hitungan
jaringan sehingga neutrofil tersebut akan menit dapat menyebabkan distres pernapasan
membentuk Transforming GrowthFactor-α dan kematian.24 Cedera inhalasi
(TGF-α) lalu akan mengaktivasi Epidermal menggambarkan kerusakan yang disebabkan
Growth Factor Receptor (EGFR).38 Aktivasi oleh terinhalasinya bahan iritan berupa iritan
EGFR akan mencegah apoptosis sel bersilia termal ataupun kimia.12,23 Trakea merupakan
dan mengirim sinyal pada interleukin 13 (IL-13) bagian dari sistem konduksi pernapasan yang
untuk mendiferensiasi sel-sel bersilia menjadi berfungsi menghantarkan gas.30,31 trakea
sel goblet.40 terletak di daerah leher, yang menghubungkan
Selain bertambahnya jumlah sel faring dengan bronkus. Dinding dalamnya
goblet, kandungan radikal bebas dapat (mukosa) dilapisi lendir yang sel-selnya
mempengaruhi tinggi dari silia pada epitel berambut getar.18,27 Sel goblet dan silia
pernapasan.41 Proses inflamasi tersebut merupakan salah satu barier pertahanan di
memicu pengeluaran faktor proinflamasi yaitu traktus respiratorius. Berbagai macam
ciliogenesis yang berperan dalam proses stimulus seperti alergen, bakteri, termasuk
pembentukan dan regenerasi dari silia.42 bahan iritan seperti karbon monoksida
Kerusakan pada epitel yang terus-menerus menyebabkan perubahan epitel saluran
diduga akan menonaktifkan 6 cilia-related nafas.34 Perubahan epitel tersebut akibat
genes. Gen tersebut adalah dynein, ezrin, proses inflamasi sehingga terjadi peningkatan
dancenexin. Dynein berguna untuk pergerakan sel goblet dan berkurangnya jumlah silia. 35,40,43
silia sedangkan ezrin dan cenexin berguna
pada pertumbuhan badan basal dari silia yang Simpulan
pada akhirnya terjadi kehilangan silia pada Terdapat pengaruh paparan CO
lapisan mukosa trakea.41,42,43 terhadap perubahan histologi trakea, terjadi
infiltrasi sel radang pada mukosa dan
submukosa trakea, hilangnya silia pada epitel
trakea, terdapat kerusakan deskuamasi pada
epitel trakea dan peningkatan jumlah sel
goblet.
A B DaftarPustaka
1. World Health Organization. Carbon
monoxide environmental health
23. Agency for Toxic Substances and Extract (Zingiber Oficinale Roxb Var
Disease Registry. Toxicological Profile Rubrum) To Airway Goblet Cells Count
for Carbon Monoxide. Georgia: And Siliary Lenght On Cigarete Smoke-
Agency for Toxic Substances and Induced White Male Rats Sprague
Disease Registry. 2012; 14(10): 284- Dawley Strains. Juke Unila. 2004;
312. 3(2):181–9.
24. Selvia, Rahmawati I & Mulyanto J. 37. Scholz H, Yndestad A, Damas JK. 8-
Hubungan Kadar HbCO Dengan IsoprostanIncreases Expression Of
Kapasitas Vital Paru Pedagang di Interleukin-8 In Human Macrophages
Terminal Bus Purwokerto. Mandala of Through Activation Of Mitogen-
Health. 2011; 5(2), 304–308. Activated Protein Kinases.
25. Fierro MA, O'Rourke MK, Burgess JL. Cardiovascular. 2003; 59: 945–954.
Adverse health effects of exposure to 38. Macnee W, Rahman I. Is Oxidative
ambient carbon monoxide. Arizona: Stress Central To The Pathogenesis Of
University of Arizona; 2001. Chronic ObstructivePulmonary
26. Moore KL& Agur AMR. Anatomi Klinis Disease. Trends Mol Med. 2003; 7: 55–
Dasar. Jakarta: EGC; 2007. hlm. 438 62.
27. Beate EM, Brand S, Schafer T. Trachea: 39. Kumar V, Cotran RS & Robbins SL.
anatomy and physiology. Department Buku Ajar Patologi. Edisi ke-7. Jakarta:
of Anatomy and Molecular EGC; 2007.
Embryology, Institute of Anatomy, 40. Tyner JW, KimEY, Ide K. Blocking
Ruhr University Bochum. [internet]. Airway Mucous Cell Metaplasia by
2014 [Diakses pada tanggal 14 juni Inhibiting EGFR Antiapoptosis and IL-
2015] 24 (1):1-5. Tersedia dari : 13 Transdifferentiation Signals. The
http://www.sciencedirect.com/scienc Journal of Clinical
e/article/pii/S1547412713001199 Investigation.2006;116(2) pp: 309-321.
28. Mescher AL. Histologi Dasar 41. Leopold PL, Michael J, Lian XJ, Tilley
Junquiera. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; AE, Harvey B, Crystal RG. Smoking
2012. hlm. 245-246. IsAssociated with Shortened Airway
29. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Cilia.Plos one.2013; 4:12.
Ke Sistem.Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 42. Grzela K, Wioletta Z, Eva J, Tomasz
2012. hlm. 214. G.Chronic Inflammation In The
30. Guyton AC & Hall JE. Buku Ajar Respiratory Tract AndCiliary
Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Dyskinesia.Central European Journal
Jakarta: EGC; 2008. hlm. 314-315. Of Immunology. 2013; 38(1) :122-128.
31. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk 43. Wong JY, Rutman A, O'Callaghan C.
Pemula. Jakarta: EGC; 2004.hlm. 291. Recovery Of The Ciliated Epithelium
32. Eroschenko, victor p. Atlas Histologi Following AcuteBronchiolitis In
diFiore dengan Korelasi Infancy. 2005; 60: 582-587.
Fungsional.edisi ke-2. Jakarta: EGC; 44. Ajie RB. Pengaruh Perbedaan Waktu
2007. hlm. 154 Paparan Asap Pembakaran Bahan
33. McCall JE, Cahill TJ: Respiratory care of Organik Terhadap Gambaran
the burn patient. J Burn CareRehabil. Histopatologi Trakea Tikus Putih
2005; 26:200–206. (Rattus Novergicus) Jantan Galur
34. Arkeman H, David. Efek Vitamin C Dan Sprague Dawley [skripsi]. Lampung:
E Terhadap Sel Goblet Saluran Nafas Universitas Lampung; 2015.
Pada Tikus Akibat Pajanan Asap Rokok.
Universa Medicina. 2006. 25(2):61–6.
35. Danusantoso H. Peran Radikal Bebas
Terhadap Beberapa Penyakit Paru.
Fakultas Kedokteran Trisakti.2003;
22(1):31–6.
36. Sutyarso, Susantiningsih T, Suharto
YAP. The Effect Of Red Ginger Ethanol