Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makassar merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang berada

di Provinsi Sulawesi Selatan dengan pertumbuhan penduduknya yang

semkain bertambah setiap tahunnya. Luas wilayah 199,3 km2 dengan

jumlah penduduk yang cukup banyak 1,339 juta (2010). Banyaknya

penduduk mengalami peningkatan pada kendaraan baik kendaraan roda

dua maupun roda empat. Keadaan itu akan memengaruhi kualitas udara.

Kuailtas udara yag baik merupakan salah satu faktor yang penting dalam

menjaga kesehatan.Namun, kualitas udara terutama di kota akibat

berbagai aktivitas manusia makin lama makin menurun dan menghasilkan

popilasi udara . Populasi udara yang melebihi baku mutu akan mengarah

pada penurunan kualitas kesehatan lingkungan menyebabkan berbagai

penyakit.

Salah satu zat polutan yang paling banyak di lingkungan adalah

karbon monoksida(CO).Karbon monoksida dapat berasal dari asap rokok

dan juga emisi yang berasal dari transportasi (kendaraan bermotor) yang

menggunakan bahan bakar minyak (BBM) meghasilkan 60% gas karbon

monoksida (CO) dan 15% hidrokarbon.

Pola penggunaan BBM menunjukkan kontribusi pencemaran udara

yang berasal dari sektor transportasi mencapai 60%, selebihnya sektor


2

industri 25%, rumah tangga10% dan sampah 5%[Asmawi,2010].Sugiarti

(2009) menambahkan bahwa perkiraan persentase komponen tercemar

udara utama di indonesia khususnya transportasi dan industri yaitu

Karbon Monoksida (CO) 70,50%, Sulfur Oksida (SOx) 0,9%, Nitrogen

Oksida (NOx) 8,9%, Hidrokarbon (HC) 18,34%.

Peningkatan populasi udara dari sektor transportasi sangat signifikan

dan berdampak pada kehidupan saat ini. Salah satu polutan udara yang

berbahaya dan jumlahnya sangat dominan adalah gas Karbon Monoksida

(CO) yang di hasilkan dari proses pembakaran udara motor bensin yang

tidak sempurna (Sugiarti, 2009).

Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna ,

tidak berbau, tidak terasa, tidak megiritasi, mudan terbakar dan sangat

beracun, serta tidak larut dalam air. Gas ini merupakan hasil pembakran

tidak semprna dari kendaraan bermotor, alat pemanas dan perlatan yang

menggunakan. Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang

berbahaya terhadap manusia, karena mampu membentuk ikatan yang

kuat dengan pigmen dara yaitu haemogloboin (Dharmawan dan susanti,

2012). Paparan udara dengan dengan gas CO dapat mengakibatkan

keracunan system syaraf pusat dan jantung. Keracunan ini terjadi jika

paparan gas CO melampaui batas dari yang bisa di toleransi tubuh, yaitu

lebih dari 250ppm (Rezki, 2012).


3

Gejala keracunan CO dapat berupa sakit kepala, pusing, lemah, dan

mual. Denyut jantung dan nafas bisa menjadi lebih cepat , tekanan darah

dapat menurun. Kebingungan, penurunan kesadaran, linglung dan

kehilangan memori dapat terjadi. Pada penglihatan, gejala keracunan CO

dapat berupa perdarahan pada retina hingga kebutaan. Ginjal juga dapat

terpengaruh oleh keracunan CO ini. Orang yang mengalami keracunan

CO dapat kehilangan kemampuan koordinasi atas gerakan otot dan juga

dapat kehilangan kemampuan untuk menggerakkan otot.

Karbon monoksida yang keluar dari kenalpot akan berada di udara

ambient, jika terhirup oleh manusia maka molekul tersebut akan masuk

kedalam saluran pernafasan terus masuk ke dalam paru-paru dan

kemudian akan menempel pada haemoglobin dara membentuk carboxy

Haemoglobin (COHb). Semakin tinggi konsentrasi CO yang terhirup oleh

manusia maka semakin fatal resiko yang di terima oleh manusi tersebut,

bahkan dapat menyebabkan kematian. Daya ikat gas CO terhadap Hb

adalah 240 kali dari daya ikat CO terhadap O2. Apabila gas CO darah

(HbCO) cukup tinggi, makan akan mulai terjadi gejala antara lain pusing

kepala (HbCO 10%), mual dan sesak nafas (HbCO 20%), gangguan

penglihatan dan konsentrasi menurun (HbCO 30%), tidak sadar, koma


4

(HbCO 40-50%) dan apabila berlanjut akan menyebabkan kematian.

Pada paparan menahun akan menunjukkan gejala gangguan syaraf

,gangguan otak, jantung dan kematian bayi dalam kandungan. Gas CO

yang tinggi di dalam darah dapat berasal dari rokok dan asap kendaraan

bermotor (Maryanto dkk, 2009).

Terjadinya pencemaran udara dapat diterangkan dengan 3 (tiga)

proses, yaitu atrisi (attrition), penguapan (vaporization), dan pembakaran

(combustion). Dari ketiga proses diatas, pembakaran merupakan proses

yang sangat dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan

(Mukono, 2010).

Banyak pekerjaan yang sering terpapar dengan asap polusi udara.

Dalam lingkungan perdagangan, seorang pedagangan makanan bakar

berpotensi untuk terpapar pleh karbon moksida. Contohnya pedadang

sate, sate merupakan hidangan yang sangat populer di Indonesia ,dengan

berbagai suku bangsa dan tradisi seni memasak telah menghasilkan

berbagai jenis sate. Di Indonesia, sate dapat di peroleh dari pedagang

sate keliling ,pedangang kaki lima di tepi jalan, Pedangang sate memiliki

peluang lebih besar terkontamnasi CO yang di dapatkan dari hasil bakar

sate tersebut yang mengandung partikulat dan zat radikal bebas dapat

menggagnggu ikatan hemoglobin dengan oksigen sekaligus juga bersifat

iritatif terhadap saluran pernapasan, karna pada saat pematangan,

pembakaran yang terjadi relative pembakaran yang tidak tidak sempurna.


5

Dalam ligkungan perdagangan, seorang pedagang makanan bakar

berpotensi untuk terpapar oleh karbon monoksida (CO) yang dihasilkan

dari asap hasil bakaran. Bercampurnya gas karbonmonoksida (CO)

dengan hemoglobin (Hb)dalam darah menjadi karboksihemoglobin

(COHb).

Pekerjaan atau profesi yang memiliki resiko gas CO dalam waktu yang

cukup lama salah satunya adalah pedagangang sate di sekitaran

makassar. Dalam melakukan pekerjaanya, pedagang sate tersebut bisa

terkena asap dari pembakaran sate kurang dari 5 jam setiap harinya.

Belum lagi, terkena asap dari kendaraan bermotor yang lewat disekitar

tempat berjualan sate yang lalu lintasnya selalu ramai. Keadaan ini

meyebabkan darah lebih mudah menangkap gas CO dan meyebabkan

fungsi vital dara sebagai pengangkut oksigen tergangg. Perlu dilakukan

pengukuran kadar CO. Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam

darah berkisar antara 0,2% sampai 1,0% dan rata rata sekitar 0,5%.

Disamping itu kadar gas CO dalam darah dapat seimbang selama kadar

gas CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap

konstan . masukan sumbernya

Penelitian sebelumnya

Berdasarkan penjelasan di atas penelti melakukan penelitian pada

pedagang sate untuk mengetahui kadar karboksihemoglobin (COHb)

dalam darah pedagang sate, dipilih sebagai sampel karena bekerja pada
6

bagian yang merupakan sumber langsung asap karbonmonoksida (CO).

Hal ini mendasari peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan

paparan gas karbonmonoksida (CO) dalam darah pada pedagang sate

bakar yang ada di kota makassar , penelitian ini akan berfokus pada tigkat

keterpaparan karbon monoksida dalam darah karboksi hemoglobin

(COHb) pedagang yang tersebar di Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berapa kadar karboksi hemoglobin (COHb) dalam darah pada

pedadangang sate yang ada di kota Makassar.

C. Tujuan penelitian

Untuk menentukan kadar karboksihemoglobin (COHb) dalam darah pada

pedagangang sate sate yang ada di kota makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi bagi masyarakat untuk mengetahui pengaruh paparan

CO pada sistem pernafasan.

2. Untuk Institusi

Sebagai referensi untuk menambah wawasan maupun bahan bacaan di

Prodi Diploma III Analis kesehatan Poltekes Muhammadiyah Makassar.


7

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta memantapkan

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama

mengikuti perkuliahan.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Populasi Udara
1. Pengertian polusi udara

Polusi udara sendiri merupakan suatu kondisi dimana udara yang ada di

sekitar ini dicemari oleh bahan- bahan kimia, zat atau partikel yang

bersifat negatif, atau bahan biologis lainnya yang bersifat membahayakan

manusia maupun makhluk hidup lainnya. Polusi udara atau yang juga

disebut sebagai pencemaran udara ini seringkali mengakibatkan berbagai

macam dampak yang merugikan, tidak hanya bagi manusia saja, namun

juga bagi mankhluk hidup lainnya dan bahkan planet bumi.

Polusi udara ini merupkan suatu kondisi yang menggambarkan udara

yang tidak murni lagi karena tercemar oleh berbagai macam zat- zat

polutan. Terjadinya polusi udara ini tidak lain dan tidak bukan merupakan

dampak dari ulah manusia sendiri. Polutan yang mencemari udara ini

paling banyak berupa asap- asap yang di dalamnya mengandung banyak

sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya. Maka dari itulah disebut

sebagai polusi udara.

Asap- asap yang menyebabkan pencemaran udara ini akan semakin

banyak kita temui ketika zaman yang kita tempati ini semakin modern dan

semakin banyak aktivitas- aktivitas industri manusia. Selain aktivitas

industri dari pabrik- pabrik, aktivitas merokok di kalan manusia juga


9

menyumbang dampak yang cukup siginifikan terhadap tingkat polusi

udara dan juga asap- asap kendaraan bermotor pun demikian.

2. Penyebab Polusi Udara

a. Asap kendaraan

Asap kendaraan merupakan penyebab dari polusi yang paling mudah

untuk kita temui. Hal ini karena kendaraan merupakan alat transportasi

yang siapa saja mempunyainya, baik kendaraan roda empat ayau mobil

aupun kendaraan bermotor. Asap kendaraan merupakan salah satu faktor

penyumbang polusi udara yang sangat besar. Asap kendaraan yang

setap hari di produksi oleh milyaran kendaraan setiap detiknya akan

sangat menyebabkan polusi udara.

Oleh karena itulah kita sering mendapati bahwa daerah pedesaan

udaranya lebih bersih dan sehat daripada di perkotaan. Hal ini salah

satunya karena di pedesaaan jarang kita temui kendaraan bermotor atau

monil, sementara di kota sangat jarang yang mempunyai kendaraan

bermotor maupun mobil.

b. Asap pabrik

Selain asap kendaraan bermotor atau mobil. Asap pabrik juga

termasuk ke dalam pemicu dari adanya polusi udara. Asap pabrik ini

bahkan menyumbang besar sekali gas karbon di udara. Asap pabrik juga

bisa menimbulkan atau menjadi pemicu dari terjadinya hasam hujan.


10

Asap pabrik yang dihasilkan dan biasanya dibuang melalui cerobong

asap, apabila naik ke permukaan maka akan sangat membahayakan dan

juga merupakan penyumbang dari gas-gas yang berbahaya. Seperti yang

kita ketahui bersama bahwasannya asap yang dibuang tersebut merupakan

wujud dari limbah pabrik yang tidak mempunyai fungsi sama sekali. Oleh

karena itulah keberadaan limbah pabrik yang berupa gas dan di buang di

udara ini merupakan faktor pemicu polusi udara.

c. Asap rokok

Penyebab polusi udara yang selanjutnya merupakan asap rokok.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya rokok merupakan sesuatu

hal yang sangat disukai oleh masyarakat laki- laki di Indonesia. Banyak

sekali orang atau kaum pria di Indonesia ini yang merokok tanpa

memilikrkan resiko yang akan terjadi masa yang akan datang.

Meskipun pemerintah dan bahkan produsen rokok sendiri

menghimbau masyarakat untuk tidak merokok, namun tetap saja orang-

orang di Indonesia selalu mencintai budaya merokok. Asap rokok yang

disebabkan oleh karena rokok yang dihisap ini mengandung banyak

sekali gas beracun. Bayangkan saja jika jutaan orang setiap harinya

memproduksi asap rokok, maka hal ini tentu akan sangat mudah menjadi

penyebab terjadinya polusi udara.


11

3. Dampak dari Polusi Udara

Polusi udara yang merupakan proses pencemaran pada udara ini

tentu saja mempunyai berbagai dampak yang dapat kita rasakan.

Dampak yang ditimbulkan oleh polusi udara ini tentu saja merupakan

dampak yang bersifat negatif. Adapun dampak utama dari adanya polusi

udara adalah gangguan kesehatan. Ada banyak sekali rupa gangguan

kesehatan yang akan ditimbulkan dari adanya polusi udara ini seperti:

 Terjadinya gangguan pernafasan seperti misal gangguan paru- paru.

 Mengganggu kesehatan kulit, sehingga kulit akan nampak kusam,

elastisitas merosot, penuaan dini, keruput dini, flek hitam, hingga

penyakit kanker kulit.

 Menyebabkan kambuhnya penyakit asma.

 Menimbulkan penyakit batuk.

 Menimbulkan terjadinya pemanasan global.

 Mengganggu pertumbuhan tanaman.

B. Tinjaun Umum Karboksihemoglobin (COHb)


1. Pengertian Hemoglobin, Pembentukan Dan Fungsinya

Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi yang

memungkinkan sel darah merah untuk mengangkut oksigen dari paru-

paru ke seluru jaringan tubuh. Semua jaringan tubuh membutuhkan


12

oksigen, oksigen adalah sumber energi yang paling penting dalam tubuh.

Tanpa cukup hemoglobin, jaringan akan kekurangan pasokan oksigen,

Sehinggah jantung dan paru-paru harus bekerja lebih keras untuk

mengimbanginya. Kadar rendah hemoglobin mungkin menandakan

animea, pendarahan yang berlebihan, kekurangan gizi, kerusakan sel

karena reaksi transfusi atau katup jantung buatan, atau bentuk

hemoglobin yag tidak normal seperti yang ditemukan pada anemia sel

sabit (Oz, 2010).

Hemoglobin berfungsi untuk mengangkut O2 dan dari dalam

peredaran darah untuk dibawa ke jaringan. Ikatan hemoglobin dengan O2

disebut oksihemoklobin (HbO2). Disamping O2, hemohlobin juga

membawa karbon monoksida dan dengan karbon monoksida membentuk

ikatan karbon monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam

keseimbangan darah.

Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsum tulang melalui stadium

pematagan. Sel darah merah memasuki sirkulasi sebagai retikolosit dari

usmsum tulang. Sejumlah kecil hemoglobin masi dihasilkan selama 24-48

jam pematangan. Waktu sel darah merah menua, sel ini menjadi lebih

kaku dan rapuh, akhirnya pecah. Hemoglobin terutama di fagositosis

limfa, hati dan sumsum tulang kemudian direduksi menjadi heme dan

globin, globin masuk kembali kedalam sumber amino. Besi dibebaskan

dari heme dan sebagian besar diangkut oleh plasma transferin ke


13

sumsum tulang untuk untuk pembetukan sel darah merah baru (Yuliati

Dkk, 2015).

2. Peningkatan Dan Penurununan Hemoglobin

Peningkatan kadar hemoglobin tergantung oleh lama reaksi,

tergantung dari respon individu yang berbeda-beda. Kerja fisik yang berat

juga dapat menaikkan kadar hemoglobin, hal ini disebabkan masuknya

jumlah eritrosit yang disimpan di dalam kapile-kapiler ke peredaran darah

atau karena hilangnya plasma.

Kadar hemoglobin dapat di pengaruhi oleh beberpa faktor yaitu usia,

jenis kelamin, kehamilan, mensruasi, asupan makanan, kebiasaan minum

teh atau kopi(dapat penurunkan penyerapan besi), kebiasaan

merokokdan penyakit infeksi. Ad beberapa masalah klinis yang

menyebabkan penurunan kadar hemoglobin seperti anemia, kanker,

penyakit ginjal, pemberian cairan intravena berlebihan dan penyakit atau

infeksi kronis, juga pemberian obat-obatan dalam waktu yang lama seperti

antibotika, aspirin, sulfonamide, primaquin, kloroquin. (Yuliati Dkk, 2015)

3. Ikatan Hemoglobin Dengan Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk

karboksihemoglobin HbCo. Afinitas hemoglobin untuk O2 jauh lebih

rendah daripada afinitasnya terhadap karbon monoksida, sehingga (CO)

dapat menggantikan O2 pada hemoglobin dan menurunkan kapasitas


14

darah sebagai pengangkut O2 terhadap hemoglobin, akibatnya jika (CO)

dan O2 terdapat bersam-sama, maka akan membentuk HbCO dalam

jumlah jauh lebih banyak daripada HbO2.

Jika hal ini berkelanjutan, maka tubuh akan mengkonpensasi dengan cara

menigkatkan proses eritropoesis sebagai usaha untuk meningkatkan

kadar hemoglobin akan meningkat dan menjadi lebih tinggi dari nilai

normalnya. Salah satu penyebab meningkatnya kadar (CO) dalam darah

yaitu menghirup asap.

C. Tinjauan Umum Tentang Darah


1. Pengertian Darah

Sel darah merah (eritrosit) merupakan salah satu komponen darah

yang yang jumlahnya paling banyak dalam susunan komponen darah

manusia. Sel darah merah selalu berbentuk bikonkaf, tidak memiliki inti,

dan mengandung hemoglobin yang merupakan reprensentasi warna

merah dalam darah. Kelainan pada eritrosit biasanya adalah pada

keadaan dimana eritrosit atau masa hemoglobin yang beredar tidak dapat

memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.

jurnal

Adapun Fungsi utama sel darah merah adalah menyalurkan atau

menyebarkan darah yang banyak mengandung oksigen (O2) dari paru-

paru ke semua jaringan tubuh. Dalam melakukan fungsinya, eritrosit


15

mendapat bantuan dari hemoglobin (Hb), yakni substansi eritrosit yang

tersusun atas rantai heme dan globin.

2. Struktur Sel Darah Merah

Struktur sel darah merah (eritrosit) norma adalah tidak mempunyai inti

dan bentuknya lempeng bikonkaf dengan garis tengah sekitar 7-8

mikrometer dan tebalnya 2,5 mikrometer, sedangkan dibagian yang

sangat tebal dan sekitar 1 mikrometer di bagian tengahnya.

Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel melewati

kapiler, tetapi perubahan bentuk itu tidak akan membuat sel mengalami

ruptur. Hal tersebut dikarenakan dalam kondisi norma, sel darah merah

mempunyai kelebihan membran sel untuk menampung zat didalamnya

menjadikan tidak akan meregangkan membran secara hebat.

Dalam sel darah merah (eritrosit) ada hemogrobin (Hb), substansi

hemoglobin (Hb) tersebut yang membuat warna merah pada

darah. Jumlah rata-rata sel darah merah pada setiap orang adalah 90-95

mikrometer kubik, sedangkan jumlah sel darah merah sangat tergantung

dari jenis kelamin dan dataran tempat tingagl seseorang.

Pada pria normal, volume rata-rata sel darah merah per mikrometer

kubik adalah 5.200.000 (±300.000) dan di wanita normal 4.700.000

(±300.000). Orang yang tinggal pada dataran tinggi mempunyai jumlah sel
16

darah merah yang lebih besar daripada dengan orang yang tinggal pada

dataran rendah.(lik)

3. Proses Pembentukan Sel Darah Mearah

Proses terbentuknya sel darah merah atau eritrosit dinamakan juga

dengan eritropoiesis. Pembentukan eritrosit diregulasi oleh hormon

glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel yang pertama yang dikenali

sebagai rangkaian pembentukan eritrosit adalah proeritroblas, yang

terbentuk dari sel stem CFU-E. Sesudah sel proeritroblas terbentuk, sel

akan membelah dalam beberapa kali.

Sel baru hasil generasi pertama dalam pembelahan dinamakan basofil

eritroblas karena dapat di cat dengan warna basa. Sel tersebut terdiri dari

hemoglobin yang sedikit.Pada pembelahan selanjutnya, jumlah

hemoglobin yang terbentuk semakin banyak dari sebelumnya. Sel yang

sudah ada di tahap ini disebut polikromatofil eritroblas. Di tahap

berikutnya, jumlah hemoglobin yang terbentuk akan lebih banyak dan

telah menjadi warna merah pada sel.

D. Tinjauan Umum Tentang Dampak Karbon Monoksida (CO)


1. Dampak Karbon Monoksida (CO) Terhadap Manusia

Gas CO dalam konsetrasi tinggi dapat menyebabkan gangguan

kesehatan, bahkan juga dapat menyebabkan kematian. Gas (CO) apabila

terhisap ke dalam paru-paru akan mengikuti peredaran darah dan akan


17

menghalangi masuknya O2 yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat

terjadi karena gas (CO) bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara

metabolis dengan dara menjadi karboksihemoglobin (COHb).

Ikatan karboksihemoglobin jauh lebih stabil daripda ikatan O2 dengan

darah ( oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah lebih muda

menagkap (CO) dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut

O2 tenganggu komsentrasi CO2 di udara sekitar 88 ppm dan konsentrasi

COHb dalam darah sekitar 13% maka seseorang akan sulit bernafas, bila

konsentrasi semakin tinggi serta terjadi dalam waktu lama dapat berakibat

seseorang pingsan bahkan kematian. Keracunan kronis akan

mengakibatkan gangguan syaraf pusat dengan gejala fisik dan gangguan

mental.

2. Hubungan Paparan Asap Pembakaran Sate Terhadap Hemoglobin

Paru merupakan sumber pemaparan yang umum, tetapi tidak seperti

kulit, jaringan paru merupakan barier yang sangat protektif terhadap

paparan bahan kimia. Fungsi utama paru adalah pertukaran antara O2

dan udara ke dalam darah, dengan karbondioksida dari darah ke udara

yang mengakibatkan jaringan paru yang sangat tipis memungkinkan aliran

langsung bukan saja O2, tetapi berbagai juga berbagai jenis zat kimia lain

ke dalam darah.
18

Asap pembakaran daging misalnya asap sate, mengandung zat-zat

berbahaya di dalamya seperti hidrokarbon, karbondioksida,

karbonmonoksida, dan lain-lain nya yang dapat menyebabkan gangguan

kesehatan tubuh, seperti gangguan fungsi kerja darah. Salah satu

kandungan zat pencemar udara dalam pembakaran sate adalah (CO).

Yang merupakan zat paling berpengaruh terhadap darah dan komponen-

komponen darah dalam tubuh. (Lambot SF, 2012)

E. Kerangka konseptual
Polusi udara ini merupkan suatu kondisi yang menggambarkan udara

yang tidak murni lagi karena tercemar oleh berbagai macam zat- zat

polutan. Terjadinya polusi udara ini tidak lain dan tidak bukan merupakan

dampak dari ulah manusia sendiri. Polutan yang mencemari udara ini

paling banyak berupa asap- asap yang di dalamnya mengandung banyak

sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya. Maka dari itulah disebut

sebagai polusi udara.


19

Polusi udara yang merupakan proses pencemaran pada udara ini

tentu saja mempunyai berbagai dampak yang dapat kita rasakan.

Dampak yang ditimbulkan oleh polusi udara ini tentu saja merupakan

dampak yang bersifat negatif. Adapun dampak utama dari adanya polusi

udara adalah gangguan kesehatan seperti :

 Menimbulkan penyakit batuk.

 Menimbulkan terjadinya pemanasan global.

 Mengganggu pertumbuhan tanaman.

POLUSI UDARA

MANUSIA

DARAH

Karboksihemoglobin

(COHb)

Pengaruh Paparan

Gambar 2. Kerangka konseptual


20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat ini bersifat observasi laboratorium bertujuan

untuk menganalisa kadar karboksihemoglobin (COHb) dalam darah

pedagang sate yang ada di sekitaran makassar.

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian

Waktu penelitian direncanakan pada bulan maret 2020.

2. Lokasi penelitian

Lokasi Penelitian di Laboratorium Toksikologi Klinik Poltekkes

Muhammadiyah Makassar Prodi Teknologi Laboratorium Medis.

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pedagang sate yang ada ada

disekitaran kota makassar.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah darah dari pedagang sate sebanyak 5

sampel.

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Simple Random

Sampling.
21

E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas

Variabel bebas penelitian ini adalah Karboksihemoglobin (COHb).

2. Variabel terikat

Variabel terikat penelitian ini adalah darah.

F. Defenisi Oprasional
1. Polusi Udara merupkan suatu kondisi yang menggambarkan udara yang

tidak murni lagi karena tercemar oleh berbagai macam zat- zat polutan.

Terjadinya polusi udara ini tidak lain dan tidak bukan merupakan

dampak dari ulah manusia sendiri. Polutan yang mencemari udara ini

paling banyak berupa asap- asap yang di dalamnya mengandung

banyak sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya. Maka dari itulah

disebut sebagai polusi udara.

2. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua tingkat tinggi yang

berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh

jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan

juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

3. Karbosihemoglobin (COHb) adalah sebuah kompleks stabil yang terdiri

dari karbon monoksida (CO) dan Hemoglpbin (Hb). Karboksihemoglobin

terbentuk di sel dara merah setelah Hemoglobin berinteraksi dengan

dengan Karbonmoksida. Jika seseorang terpapar dengan karbon

monoksida dalam jumlah yang rendah, kemampuan hemoglobin untuk


22

mengangkut oksigen sudah terhambat karena karboksihemoglobin lebih

muda terbentuk daripda oksihemoglobin (HbO2).

4. Pedagang sate dalam melakukan pekerjaanya, pedagang sate tersebut

bisa terkena asap dari pembakaran sate kurang dari 5 jam setiap

harinya. Belum lagi, terkena asap dari kendaraan bermotor yang lewat

disekitar tempat berjualan sate yang lalu lintasnya selalu ramai.

Keadaan ini meyebabkan darah lebih mudah menangkap gas CO dan

meyebabkan fungsi vital dara sebagai pengangkut oksigen tergangg.

Perlu dilakukan pengukuran kadar CO.

5. Gejala keracunan karbon monoksida tidak tampak jelas karna mirip

dengan keracunan makan atau gejala flu seperti, sakit kepala, pusing,

mual dan muntah, rasa lelah, linglung, sakit maag.

6. Cara mencegah dengan memakai APD (alat pelimdung diri) seperti,

masker agar tidak terlalu meghirup udara dari pembakaran kendaraan

yang tidak sempurna atau pembakaran lainnya.

G. Prosedur Kerja
1. Alat Dan Bahan

Siapkan alat dan bahan seperti, tabung reaksi, labu semprot, NaOh,

Aquadest, dan juga formalin 40%.


23

2. Uji Alkali Dilusi/Resistensi alkali

Cara Pemeriksaan

Diambil 2 tabung reaksi kemudian masukkan 1-2 tetes darah karbon ke

dalam tabung pertama dan 1-2 darah normal kedalam abung ke dua

(sebagai kontrol negatif). DiTambahkan 10 ml Aquadest ke dalam masing-

masing tabung hingga warna merah dapat diamati dengan jelas. Darah

pada tabung yang mengandung CO akan tampak merah jernih sedangkan

darah kontrol akan berwana merah keruh. Ditambahkan 5 tetes larutan

NaOH 10-20% pada masing-masing tebung kemudian dikocok.

H. Uji Formalin
Cara Pemeriksaan

Ambil beberapa tetes darah yang akan diperiksa, masukkan dalam tabung

reaksi tambahkan beberapa tetes larutan formalin 40% sama banyaknya.

I. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk table dan

dinarasikan secara deskriptif.

J. Interpretasi Hasil
a. Pemeriksaan Uji alkali Delusi

Darah kontrol akan segera berubah warnanya menjadi merah hijau

kecoklatan kerena terbentuk hematin alkali. Sedangkan darah yang

mengandung COHb tidak berubah segera (tergantung konsentrasi


24

(COHb) karena lebih resisten terhadap alkali. COHb dengan kadar

saturasi 20% akan memberi warna merah muda selama beberapa detik

kemuadian menjadi coklat kehijauan setelah 1 menit. Sebagai kontrol

jangan digunakan darah fetus karena darah fetus juga resisten terhadap

alkali.

b. Uji Formalin

Bila darah mengandung COHb 25% saturasi maka akan terbentuk

koagulat berwarna merah yang mengendap pada dasar tabung reaksi.

Semakin tinggi kadar COHb, semakin merah warna koagulatnya.

Sedangkan pada darah normal akan terbentuk koagulat yang berwarna

coklat.
25

K. Kerangka Oprasional

Populasi Udara

Darah

Karboksihemoglobin (COHb)

Pedagang sate

Dampak

Cara Mencegah

Gambar.3 kerangka oprasional


26

DAFTAR PUSTAKA
Lamhot SF, 2012 Efek Asap Bakaran Sate terhadap Kesehatan Pernapasan
Penjual Sate yang Diukur dengan Peak Flow Meter di Kota Medan.

Maryanto dkk, (2009), Deteksi Kandungan Gas Krabon Monoksida (CO)


Hubungan Dengan Kepadatan Lalu Lintas, Jurnal Biosains Vol. 4 No.
1 (63)

Oz, Mehmet C dan Roizen, Michael F. (2010). Being Beautiful: Sehat Dan
Cantik Luar Dalam Ala Dr. Oz.Bandung: Qanita

Rezki, (2012), Deteksi Kandungan Gas Krabon Monoksida (CO) Hubungan


Dengan Kepadatan Lalu Lintas, Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1 (63)

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.


Hardiyanti, Yuli. 2013.”Khasiat Daun Binahong
(online),https://www.academia.edu/7414276/Khasiat_Daun_Binahong.

Sugiarti, (2009), Gas Pencemar udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan


Manusia,Jurnal Chemica10(1):50

Yuliati, Tutik Rahayu dan Kartika Ratna Pertiwi. (2015). Hubungan Konsumsi
Protein Dan Zat Besi Dengan Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).Jurnal Sains Dasar 2015 4 (1)
49 –54

Yulianti et al. 2013. Analisis Konsentrasi Gas Karbon Monoksida (CO) Pada
Ruas Jalan Gajah Mada Pontianak. Universitas Tanjungpura :
Pontianak.

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/polusi-udara-penyebab-dampak-
dan-upaya-menanggulanginya

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/03/pengertian-sel-darah-merah-
ciri-ciri-fungsi-struktur-proses-dampak.html
.

Anda mungkin juga menyukai