Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 6

1. Dhimas Erwin Prahastyo (1181027)


2. Dinny Nofiyanti (1181028)
3. Efrita Cahyaningsih (1181029)
4. Eka Widya Ningrum Lobang (1181030)
5. Ekklesia Lioness Yuwandita (1181031)
6. Elha Misella (1181032)

PEMERIKSAAN COHb

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar COHb dalam sampel darah yang diperiksa.

II. METODE
Hinsberg-Lang

III. PRINSIP PEMERIKSAAN

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Erlenmeyer 6. Reagen C2H5OH 99,95%
2. Tabung reaksi 7. Reagen NH4OH 25%
3. Spektrotometer UV-Vis 8. Na2S2O4
4. Mikropipet+white tip
5. Sampel darah

V. CARA KERJA
1. Dua buah tabung reaksi diberi kode label R1 (reagen) dan SPL (reagen sampel).
2. Masukkan 20 mL larutan NH4OH 0,1% kedalam erlenmeyer dan tambahkan 10 µl
sampel darah lalu homogenkan.
3. Larutan yang berada di erlenmeyer dipipet 4 ml, kemudian masing – masing
dimasukkan ke tabung R1 dan SPL.
4. Masukkan 20 mg Na2S2O4 ke dalam tabung SPL dan homogenkan.
5. Campuran diinkubasi pada suhu 37°C selama 8 menit.
6. Ukur absorbansi R1 dan SPL dengan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 414,2 nm.
(Wimpy & Harningsih, 2019)

VI. HASIL

VII. KESIMPULAN

VIII. PEMBAHASAN
Pencemaran udara semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,
transportasi, perkantoran, kebakaran hutan, gas alam beracun, dll. Polutan yang dihasilkan
dari emisi gas buang kendaraan bermotor salah satunya adalah Karbon monoksida (CO).
CO merupakan senyawa yang sangat beracun, jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa dapat terbakar dan mudah meledak, dan gas ini lebih ringan di udara. Sumber
potensi gas karbon monoksida (CO) adalah apabila ada pembakaran tidak sempurna dari
bahan organic seperti mesin pembakar internal bertenaga minyak dan diesel, tungku
pembakaran, pekerjaan peledakan dan api (Anggarani dkk., 2016).
Karbon monoksida memiliki afinitas dengan hemoglobin yang sangat kuat di dalam
darah sehingga ketika tubuh terpapar dengan karbon monoksida, maka hemoglobin dalam
darah akan membentuk ikatan dengan karbon monoksida yang disebut karboksihemoglobin
(COHb). Konsentrasi COHb yang meningkat dalam darah mengakibatkan peningkatan
kekentalan darah sehingga mempermudah penggumpalan darah dan terjadi vasokonstriksi
(penyempitan pembuluh darah) yang berdampak pada gangguan aliran darah. Gangguan
aliran darah tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah
adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem sirkulasi atau sistem vaskuler
terhadap dinding pembuluh darah (R.Harianto,2012)
CO merupakan gas beracun non-iritan yang tidak berwarna maupun berbau
sehingga gas CO tidak dapat dideteksi oleh manusia melalui rasa maupun bau. CO
memiliki berat jenis yang hampir sama dengan udara yang membuat CO mudah bercampur
dengan udara bebas. CO berasal dari pembakaran karbon pada bahan bakar berupa bensin,
solar, kayu bakar, gas alam, atau batubara dengan tekanan panas yang tinggi. CO banyak
ditemukan di jalan raya dan juga di area parkir. Para pekerja yang berada di sekitar jalan
raya maupun area parkir berisiko terpapar gas CO selama bekerja (WHO, 2010 dalam
Khairina, 2019).
COHb dapat diproduksi tubuh secara alami melalui reaksi katabolisme dari
hemoglobin dan protein haem yang lain. Kadar COHb endogen tanpa adanya paparan dari
luar adalah 0,4–0,7%. Pada populasi rentan kadar COHb dalam tubuh dapat meningkat
melebihi kadar normal. Ibu hamil dapat memproduksi COHb hingga 0,7–2,5%, janin dari
ibu yang tidak merokok menunjukkan kadar COHb 0,4–2,6%, seseorang yang mengidap
anemia hemolitik COHb endogennya dapat meningkat hingga 4–6% (WHO, 2000 dalam
Dewanti, 2015).
CO masuk ke dalam tubuh manusia melalui proses inhalasi. Selanjutnya CO akan
masuk ke dalam alveoli dan menyebar ke dalam peredaran darah. Gas CO bergerak dari
Alveoli yang memiliki tekanan lebih tinggi ke dalam pembuluh darah yang memiliki
tekanan lebih rendah daripada alveoli (Isnaini, 2012). CO lebih mudah mengikat
hemoglobin daripada O2 dengan nilai tingkat afinitas sebesar 245 kali. Hal tersebut
menyebabkan terhambatnya pengikatan hemoglobin dengan oksigen. CO yang telah
mengikat hemoglobin akan membentuk karboksi hemoglobin (WHO, 2010 dalam
Khairina, 2019).
Keracunan gas CO sulit untuk dideteksi karena gejalanya yang bersifat umum dan
mirip dengan gejala flu. Paparan gas CO pada dosis tinggi dapat mempengaruhi otak,
menyebabkan mual, hingga kematian. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali
lebih tinggi daripada afinitas oksigen terhadap hemoglobin, sehingga apabila CO dan O2
terdapat bersama-sama di udara maka akan terbentuk COHb dalam jumlah jauh lebih
banyak daripada O2Hb (Situmorang, 2012). Normalnya, hemoglobin darah berfungsi untuk
membawa oksigen dan membentuk oksihemoglobin (O2Hb) dari paru-paru ke sel-sel
tubuh, serta membawa gas CO2 dalam bentuk CO2Hb dari sel-sel tubuh ke paru-paru.
Dengan adanya COHb, maka kemampuan darah untuk transpor oksigen ke jaringan tubuh
akan berkurang, sehingga suplai oksigen dalam jaringan berkurang dan terjadi hipoksia
(Dewanti, 2018).

IX. DAFTAR PUSTAKA


Anggarani, Devy Noviandhita., Rahardjo, Mursid., Nurjazuli. (2016). Hubungan
Kepadatan Lalu Lintas Dengan Konsentrasi COHb Pada Masyarakat Berisiko Tinggi
Di Sepanjang Jalan Nasional Kota Semarang. JKM (4) 2 : 139 – 148.

Dewanti, IR. 2015. Kadar Gas CO, Kadar COHb Darah, dan Keluhan Kesehatan Pada
Pekerja di Basement Apartemen Waterplace, Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Vol. 10, No. 1: 59–69

Dewanti, I.R. (2018). Identifikasi Paparan CO, Kebiasaan, dan Kadar COHb Dalam Darah
Serta Keluhan Kesehatan di Basement Apartemen Waterplace, Surabaya. Jurnal
Kesehatan Lingkungan,10(1) : 59–69.

Khairina, Mahda.2019.Gambaran Kada CO Udara, COHb Dan Tekanan Darah Pekerja


Basement Pusat Perbelanjaan X Kota Malang.Jurnal Kesehatan Lingkungan (11)
2:150-157.

R. Harrianto, Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC, 2012

Situmorang, M. (2012). Kimia Lingkungan. Medan : Penerbit Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Wimpy, Harningsih, T. (2019). Korelasi Kadar Karboksihemoglobin Terhadap Tekanan


Darah Penduduk di Sekitar Terminal Bus Tirtonadi Surakarta. ALCHEMY: Journal
Of Chemistry (7) 2 : 53 – 57.

Anda mungkin juga menyukai