Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK

Identifikasi Karbon Monoksida (CO)

Disusun untuk memenuhi tugas toksikologi klinik

Disusun Oleh:

Meisika Damayanti

NIM: P1337434118066

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SEMARANG

2020
I. Pertemuan ke : 13
II. Hari/Tanggal : Jumat / 24 April 2020
III. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi adanya karbonmonoksida dalam darah secara
kualitatif
2. Mengetahui adanya karbon monoksida (CO) dalam darah dan mengukur
kadar CO dalam darah (karboksihemoglobin) secara spektrofotometri.
IV. Prinsip
1. Uji alkali delusi
COHb + NaOH à berwarna merah muda untuk beberapa saat
2. Spektrofotometer
Melihat intensitas warna COHB yang berbeda dengan spektrum HBO
menggunakan spektrofotometer.
V. Metode
1. Kualitatif dengan metode Uji Alkali Delusi
2. Kuantitatif dengan spektrofotometer
VI. Dasar Teori

Karbon Monoksida (CO) merupakan gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak mengiritasi, mudah terbakar dan sangat beracun. Sumber utama karbon
monoksida pada kasus kematian adalah kebakaran, knalpot mobil, pemanasan tidak
sempurna, dan pembakaran yang tidak sempurna dari produk-produk terbakar, seperti
bongkahan arang, Namun sumber yang paling umum berupa residu pembakaran mesin.
Keberadaan gas CO akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia karena gas itu
akan menggantikan posisi oksigen yang berkaitan dengan hemoglobin dalam darah.
Karbon monoksida mempunyai tempat ikatan yang samadengan oksigen pada
heme. Ikatan (Hb-CO) antara CO dan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin
lebih kuat 210 kali dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan hemoglobin.
Pengikatan CO pada heme menyebabkan kemampuan eritrosit mentranspor oksigen
ke organ berkurangakibat penguraian HbCO yang relatif lambat dan menyebabkan
keracunan serta mengganggu metabolisme otot dan fungsi enzim intra seluler.
Keracunan CO mengakibatkan pusing, gelisah bahkan kematian.
VII. Alat dan Bahan
a. Alat:
1) spuit 3 cc
2) kapas alkohol
3) torniguet
4) tabung reaksi
5) rak tabung reaksi
6) label,
7) mikropipet 100µl dan yellow tip
8) gelas ukur
9) vortex
10) spatula
11) kuvet
12) spektrofotometer.
b. Bahan:
a. Sampel darah EDTA
b. NaOH 10%
c. Larutan Amonia 0,1 %
d. Na2S2O5 / Sodium Dithionit
VIII. Prosedur Kerja
a. PRA ANALITIK:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menggunakan APD lengkap (Jas lab, Masker, Handscoon, dan Sepatu lab)
b. ANALITIK:
a) Kualitatif dengan Uji alkali delusi
1. Memipet 0,1 ml darah, masukkan ke tabung reaksi
2. Memipet 2 ml NaOH 10%, maksukkan ke tabung reaksi,
homogenkan menggunkan vitex selama 5 detik
3. Amati hasil à positif berwarna merah muda. Bandingkan dengan
kontrol
b) Kuantitatif menggunkan spektrofotometer
1. Ukur larutan amonia 0,1% sebanyak 20 ml, masukkan kedalam
erlenmeyer
2. Pipet sampel darah sebanyak 10 µl, masukkan kedalam erlenmeyer
kemudian dihomogenkan.
3. Pindahkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing 4 cc kemudian
diberi label T1 dan T2.
4. Tabung 1 : ditambahkan 1 pucuk spatula serbuk Na2S2O5 kemudian
dihomogenkan
5. Tabung 2 : tidak ditambahkan Na2S2O5.
6. Dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 546 nm.
7. Tabung Blanko : larutan amonia 1%.
Tabung Sampel : (Amonia +plasma+ serbuk sodium ditionit).
Tabung R : (Amonium 1% +plasma)
c. POST ANALITIK:
1. Membuang limbah sesuai tempatnya
2. Mencuci alat yang sudah digunakan dengan bersih
3. Kembalikan seperti semula alat dan bahan
4. Dekontaminasi meja kerja
5. Melepas APD lengkap dan mencuci tangan menggunakan sabun
IX. Hasil
 Kualitatif metode uji alkali delusi
Positif = berwarna merah muda. Warna merah muda jika dibandingkan dengan
warna yang diperoleh dari spesimen darah normal menunjukkan adanya
carboxyhaemoglobin.
Pada darah norrmal membentuk warna coklat kehijauan dari HbO2
 Kuantitatif dengan Spektrofotometer
Nilai normal :
CO endogen <1%
Batas toleransi CO < 5%
Mulai timbul gejala keracunan > 5%
Konsetrasi COHb Pengaruhnya terhadap kesehatan
dalam darah (%)
< 1,0 Tidak ada pengaruh
1,0 – 2,0 Penampilan agak tidak normal
2,0 – 5,0 Pengaruhnya terhadap sistem syaraf sentral, reaksi
panca indra tidak normal, benda terlihat agak kabur
> 5,0 Perubahan fungsi jantung dan pulmonari
10,0 - 80,0 Kepala pusing, mual, berkunang-kunang, pingsan,
kesukaran bernafas, kematian

X. Pembahasan
Karbon Monoksida (CO) merupakan gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak mengiritasi, mudah terbakar dan sangat beracun. Karbon monoksida
mempunyai tempat ikatan yang samadengan oksigen pada heme. Ikatan (Hb-CO)
antara CO dan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin lebih kuat 210 kali
dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan hemoglobin. Pengikatan CO pada
heme menyebabkan kemampuan eritrosit mentranspor oksigen ke organ
berkurangakibat penguraian HbCO yang relatif lambat dan menyebabkan keracunan
serta mengganggu metabolisme otot dan fungsi enzim intra seluler. Keracunan CO
mengakibatkan pusing, gelisah bahkan kematian.

Pada hasil praktikum identifikasi CO dengan metode uji alkali delusi, yang
dilakukan dengan mencampurkan sampel darah dengan NaOH akan menghasilkan
warna merah muda pada darah yang mengandung karbon monoksida
(karboksihemoglobin). Sedangkan pada darah normal membentuk warna coklat
kehijauan dari HbO2. Fungsi dari NaOH pada pemeriksaan ini adalah untuk
melisiskan sel darah merah (eritrosit) sehingga Hb dapat bereaksi dengan NaOH
membentuk alkali hematin. Test akan menghasilkan hasil positif jika saturasi COHb ≥
10%.
Pada metode spektrofotometri kadar HbCO dilakukan dengan melihat
intensitas warna COHB yang berbeda dengan spektrum HBO menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 546nm. Fungsi dari penambahan
sepucuk reagen sodium dithionite yaitu untuk mengikat CO dalam darah sehingga
kadar CO mudah untuk ditetapkan. Nilai normal kadar CO dalam darah yaitu <1%
dengan batas toleransi CO < 5%, dan akan mulai timbul gejala keracunan jika kadar
CO dalam darah > 5%. Kadar HbCO dapat diukur dengan menggunakan rumus :
ΔA
% HbCO= x 6 , 08 %
Δ ArHb
XI. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa identifikasi Karbon
Monoksida (CO) metode uji alkali delusi positif mengandung CO apabila ada
perubahan warna menjadi merah muda, dan pada metode spektrofotometer nilai
normal CO dalam darah yaitu < 1,0 %.

XII. Daftar Pustaka


Modul praktikum Toksikologi Klinik Analis Kesehatan Poltekkes Semarang

XIII. Lampiran

Mengetahui Semarang, 30 April 2020

Dosen pembimbing
Devi Etivia P. SST.,MSi Meisika Damayanti

Anda mungkin juga menyukai