Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS TERAPAN


“ PENGAMBILAN UDARA SULFUR DIOKSIDA (SO2) “

Dosen Pengampu : Dr. Ruslan, S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH :

FITO (G301 21 009)


PUTRI RAMADANI (G301 21 050)

PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

DESEMBER 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas kendaraan bermotor menghasilkan emisi berupa gas buang yang


menyebabkan pencemaran udara sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas
mutu udara. Emisi gas buang kendaraan bermotor diukur dalam gram per
kendaraan per km dari suatu perjalanan dan terkait dengan beberapa faktor
seperti tipe kendaraan, umur kendaraan, ambang temperature dan ketinggian.
Kendaraan dengan usia dan jenis bahan bakar yang berbeda akan menghasilkan
kadar emisi yang berbeda juga (Yuliastuti, 2008).

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999, menerangkan


Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien
tidak dapat memenuhi fungsinya. Polutan (bahan pencemar) yang dominan
adalah CO, SOx, NOx, THC (Total Hydro Carbon), dan TSP (Total Suspended
Particulate) atau debu partikulat, dengan kontribusi CO, NOx, dan hidro karbon
berasal dari transportasi, SOx dari kegiatan industri, dan TSP umumnya dari
kegiatan permukiman (Sukarto, 2006).

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2007) sulfur dioksida (SO2)


merupakan Gas tidak berwarna, berbau dalam konsentrasi pekat. Serta banyak
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur, misalnya
solar dan batubara. Menyebabkan sesak nafas bahkan kematian pada manusia
dan juga pada hewan. Pada tumbuhan, menghambat fotosintesis, proses
asimilasi dan respirasi. Serta dapat merusak cat pada bangunan akibat reaksinya
dengan bahan dasar cat dan timbal oksida (PbO). Selain itu, Gas SO 2 adalah
kontributor utama hujan asam.
Hujan asam memiliki karakteristik khusus yang menjadi ciri khas sekaligus
perbedaan dengan jenis hujan lainnya seperti hujan es, hujan salju dan hujan
rintik-rintik. Hujan asam merupakan hujan yang memiliki tingkat keasaman
(pH) dibawah 5.6 (Matahelumual, 2016). Penyebab terjadinya hujan asam
karena adanya pertemuan gas hasil proses pembakaran bahan bakar dari
kendaraan bermotor maupun aktivitas alam berupa karbondioksida (CO2) dan
karbon monoksida (CO) yang bertemu dengan uap air (H2O) yang telah
tercampur dengan senyawa lain hasil penguapan hingga membentuk asam
karbonat (H2CO3), hasil dari pertemuan gas tersebut termasuk ke dalam
kategori asam lemah (Kurniawan, 2011 dan Kusuma & Ihwan, 2015).
Kemudian gas hasil pembakaran atau pemanasan dari belerang berupa
hidrogen sulfida (H2S) dan sulfur oksida (SO2) yang bertemu dengan uap air
(H2O) akan membentuk asam sulfat (H2SO4), hasil dari pertemuan gas tersebut
termasuk kedalam kategori asam kuat (Satriawan dkk, 2018).

Berdasarkan uraian diatas, sehingga kami ingin melakukan pengujian


konsentrasi SO2, yang dilakukan pada daerah lampu merah Tondo dan bundaran
Untad. Pengukuran konsentrasi dilakukan dipinggir jalan trans, sehingga
banyak kendaraan yang melewatinya, dimana kendaraan tersebut menggunakan
bahan bakar yang dapat melepaskan SO2 keudara. Kandungan gas SO2 dalam
udara ambien memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan manusia, sehingga
perlu dilakukan pengujian emisi SO2 dalam udara ambien.

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi udara sulfur dioksida


(SO2) pada daerah lampu merah Tondo dan bundaran Untad dengan
menggunakan metode Pararosanilin.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dilakukan pengujian konsentrasi SO2, yaitu agar praktikan


dapat memahami cara pengambilan sampel udara ambien SO2, serta dapat
memberikan informasi mengenai bahaya atau tidaknya kandungan udara SO2
pada daerah lampu merah Tondo dan bundaran Untad.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udara Ambien

Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada bagian


troposfir yang mempengaruhi kesehatan manusia,makhluk hidup, dan unsur
lingkungan hidup lainnya. Adapun jenis-jenis zat pencemar udara di
lingkungan yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seperti: CO,NOx,
Sox, O3, HC, Particulate Matter, CO2, H2, H2S, dan CI2 (Gunawan, 2009).

Polutan di udara ambien yang berpotensi tinggi menyebabkan gangguan


pernapasan pada manusia adalah NO2, SO2, dan Total Suspended Partiulate
(TSP) karena bersifat iritan pada saluran pernapasan manusia. Seperti dampak
gas NO2 yang menyebabkan gejala mata perih dan berair pada konsentrasi
rendah, paparan jangka panjang akan meningkatkan penyakit pernapasan
seperti bronkitis kronik, pembengkakan paru-paru sehingga mengakibatkan
sulit bernafas dan berujung pada kematian. Paparan gas SO2 menimbulkan
efek kesehatan seperti timbulnya iritasi tenggorokan pada konsentrasi 8-12
ppm, menyebabkan iritasi mata pada konsentrasi 20 ppm dan terjadi
pembengkakan membrane mukosa serta pembentukan mucus, memperburuk
seseorang dengan kondisi asma, PPOK dan bronchitis (Indriani, 2014).

2.2 Udara Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur dioksida (SO2) adalah komponen pencemar udara dengan jumlah paling
banyak. Gas ini memiliki karakteristik tidak berwarna dan berbau tajam, apabila
bereaksi dengan uap air di udara akan menjadi H 2SO4 atau dikenal sebagai
hujan asam yang dapat menimbulkan kerusakan baik material, benda, maupun
tanaman. Gas ini apabila terakumulasi di dalam tubuh dapat menyebabkan
gangguan pernapasan, tetutama fungsi paru, iritasi, dan asma. Penilaian dosis
respon digunakan untuk menetapkan nilai toksisitas agen risiko dan merupakan
tahapan yang paling penting karena kajian ARKL hanya dapat dilakukan
apabila nilai toksisitasnya sudah diketahui. (Suyono, 2014).
Dampak negatif dari bahan pencemar tersebut pada manusia ialah iritasi saluran
pernapasan dan penurunan fungsi paru dengan gejala batuk, sesak napas, dan
meningkatkan penyakit asma (Muziansyah, et al., 2015). Berdasarkan informasi
Material Safety Data Sheet, pajanan gas SO2 dapat menyebabkan iritasi mata,
hidung, tenggorokan, sinus, edema paru, bahkan berujung pada kematian
(Sulfur dioxide MSDS, 2016). Kedua gas pencemar tersebut, baik NO2 maupun
SO2 memberikan dampak negatif terutama pada saluran pernapasan sebab
masuk melalui proses inhalasi.

2.3 Metode Pararosanilin

Sampel gas sulfur dioksida (SO2) diudara dijerap tetrakloromerkurat (TCM)


yang berfungsi sebagai agen penjerap agar sampel yang akan diuji bisa
tertampung dalam sebuah media sehingga memudahkan proses pengujian.
Sampel uji direaksikan dengan larutan sulfamat yang berfungsi untuk mengusir
ion-ion pengaggu. Larutan SO2 mudah hilang apalagi terkena cahaya, oleh
karena itu direaksikan dengan formaldehid sebagai pengawet. Kemudian
penambahan larutan pararosanilin untuk membentuk senyawa kompleks,
berikut reaksi yang terjadi pada penentuan SO2 dengan metode pararosanilin :

Senyawa pararosanilin metil sulfonate yang terbentuk berwarna ungu. Warna


ungu tersebut disebabkan karena larutan sampel ditentukan dengan
menggunakan spektrofotometer Uv-vis pada daerah Visible pada panjang
gelombang 550 nm. Senyawa kompleks berwarna ungu yang terbentuk
dikarenakan terdapat adanya transisi elektromagnetik oleh senyawa sulfur
dioksida akibat perlakuan tertentu.Transisi elektromagnetik yang terjadi
memancarkan spectra pada panjang gelombang daerah yang berwarna sehingga
intensitas warna ungu dapat terukur oleh spektrofotometer (Sofi Amalia, 2022).
2.4 Baku Mutu udara ambien

Baku mutu udara ambien berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 adalah ukuran
batas atau kadar zat, energi, dan komponen yang ada atau yang seharusnya ada
dan unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien :

Menurut Environment Protection Agency (EPA), standar SO2 dan NO2 udara
ambien pada satu tahun pengukuran masing-masing adalah 0,03 ppm dan 0,053
ppm. Sedangkan, baku mutu SO2, NO2 dan TSP udara ambien diIndonesia pada
1 jam pengukuran masing-masing adalah 900μg/Nm3, 400μg/Nm3, dan
90μg/Nm3.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Desember 2023. Pada pukul
09.15 WITA sampai selesai. Bertempat diTondo, Kota Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu Spektro Harns, impinger,
midget impinger, barometer, hygrometer, kompas, dan sound level meter
(SLM)

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu larutan penjerap
tetrakloromerkurat (TCM) 0.04 M, aquades, dan reagen.

3.3 Prosedur kerja

Pertama-tama dibuat larutan penjerap TCM 0.04 M, kemudian sebanyak 10 mL


dimasukkan kedalam botol sampling, lalu sampel dimasukkan kedalam tabung
impinger sekitar 1 jam. Dan diukur debit, suhu, kelembaban, kecepatan angin,
kebisingan, tekanan udara, dan arah angin pada awal pengerjaan dan akhir.

Adapun rumus menentukan volum contoh uji udara yang diambil, sebagai
berikut :

𝐹1 + 𝐹2 𝑇𝑠𝑡 𝑃𝑥
𝑉= ×𝑡× ×
2 𝑇𝑥 𝑃𝑠𝑡

Ket :

V = Volum udara yang dihisap (L) Px = tekanan barometer (mmHg)

F1= laju alir awal (L/menit) Pst= tekanan kondisi normal (mmHg)

F2= laju alir akhir (L/menit) Tx = temperatur (K)

t = durasi pengambilan contoh uji Tst = temperatur kondisi normal (K)


(menit)
Konsentrasi SO2 dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 24 jam
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

𝑎 50
𝐶= × 1000 ×
𝑣 5

Ket :

C = konsentrasi SO2 diudara (µg/Nm3)

a = jumlah SO2 dari contoh uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg)

V = Volum udara pada kondisi normal (L)

50 = jumlah total larutan penjerap

5 = volum yang dipipet untuk analisis spektro


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Data Waktu Pengambilan


Lokasi I Lokasi II
Tgl / Jam 13/12/2023 13/12/2023
(09:15-10:15) (09:15-10:15)
Debit (L/mnt) Awal 1- akhir 0,6 Awal 1- akhir 0,5
Suhu (0C) Awal 32,3 - akhir 34,6 Awal 31,9 - akhir 32,6
Kelembaban (%) 55% - 56% 59% - 57%
Kecepatan angin (m/s) 0,7 – 1,4 1,4 – 1,3
Kebisingan (dBA) 84,1 - 82 80 – 78
Tekanan udara (HPA) 1004,2 1004,4
Konsentrasi SO2 0 0
4.2 Pembahasan

Udara ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada bagian troposfir
yang mempengaruhi kesehatan manusia,makhluk hidup, dan unsur lingkungan
hidup lainnya. Adapun jenis-jenis zat pencemar udara di lingkungan yang
berdampak negatif terhadap kesehatan, seperti: CO,NOx, Sox, O3, HC,
Particulate Matter, CO2, H2, H2S, dan CI2 (Gunawan, 2009). Sehingga,
praktikum ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi udara sulfur dioksida
(SO2) pada daerah lampu merah Tondo dan bundaran Untad dengan
menggunakan metode Pararosanilin.

Menurut Baku Mutu Udara Ambien nasional di dalam Peraturan Pemerintah


tentang Pengendalian Pencemaran Udara (PP Nomor 41 tahun 1999). Baku
mutu ini memiliki 9 parameter yang berlaku untuk menilai kondisi udara
ambien secara umum, yaitu sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO),
nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3), hidrokarbon (HC), PM10, PM2,5, TSP
(debu), Pb (timah hitam), dustfall (debu jatuh). Kesembilan polutan ini
dianggap sebagai polutan-polutan yang memiliki pengaruh langsung dan
signifikan pada Kesehatan manusia. Sehingga perlu adanya pengujian kadar
udara ambien disetiap-setiap daerah. Untuk itu kami melakukan pengujian
kadar udara ambien berupa SO2 pada lokasi tondo. Dimana pengujian
menggunakan alat impinger dimana alat tersebut berfungsi untuk mengetahui
tingkat polusi udara yang bekerja dengan cara menghisap udara luar kedalam
tabung impinger, serta didalam tabung tersebut sudah berisi larutan penjerap.
Untuk pengambilan sampel udara SO2 kami menggunakan larutan penjerap
yaitu larutan Tetrakloromerkurat (TCM) 0.04 M, dimana gas SO2 akan diserap
larutan penjerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks
diklorosulfonatomerkurat. Berdasarkan hasil pengujian mengenai udara SO2
didapatkan kadar SO2, yaitu 0 µg/Nm3. berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 baku
mutu SO2, udara ambien diIndonesia pada 1 jam pengukuran adalah
900μg/Nm3. sehingga dapat dikatakan bahwa daerah lampu merah tondo dan
bundaran untad kemungkinan tidak beresiko tercemar udara ambien SO2.
Karena kadar yang didapatkan berada dibawa ambang batas baku mutu udara
SO2.
ANALISIS DATA

➢ Menentukan volum contoh uji udara yang diambil

𝑇𝑠𝑡 𝑃𝑥
𝑉 =𝐹×𝑡× ×
𝑇𝑥 𝑃𝑠𝑡

1+0,6 298 𝐾 753,2 𝑚𝑚𝐻𝑔


𝑉= × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 305 𝐾 ×
2 760 𝑚𝑚𝐻𝑔

𝑉 = 0,8 𝐿/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 0,977 × 0,99

𝑉 = 46,43 L

➢ Konsentrasi SO2 dalam contoh uji

𝑏
𝐶 = 𝑉 × 1000

0
𝐶= × 1000
46,43 𝐿

𝐶 = 0 µg/Nm3
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan. (2009). Analisis Kerugian Akibat Polusi Udara dan Kebisingan Lalu
Lintas. Bandung: Puslitbang.

Héroux M-E, Anderson H T, Atkinson, R. (2015). Quantifying the health impacts


of ambient air pollutants: recommendations of a WHO/Europe project. Int J
of Public Health; 60:619-627.
Indriani, Novi. (2014). Hidrokarbon: Pengertian, Jenis Ikatan, Contoh.
http://www.sridianti.com/hidrokarbon-pengertian-jenis-ikatancontoh.
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999:
Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Hidup.
Kurniawan, A., (2011) Pembuatan model sederhana pengaruh gas CO2, SO2 dan
NO2 terhadap tingkat keasaman air hujan. J. Meteorol. dan Geofis., 12(1).
Kusuma Wardhani, N. & Ihwan, A., (2015). Studi Tingkat Keasaman Air Hujan
Berdasarkan Kandungan Gas CO2, SO2 Dan NO2 Di Udara (Studi Kasus
Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak). Prism. Fis., 3(1): 9–14.
Matahelumual, B. C. (2016), Potensi terjadinya hujan asam di Kota Bandung. J.
Lingkung. dan Bencana Geol., 1(2): 59–70.

Pemerintah Indonesia. 1999. PP Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian


Pencemaran Udara. Lembaran RI Tahun 1999 No. 41. Jakarta : Sekretariat
Negara.

Satriawan, D., Cilacap, P. N., Soetomo, J., Sidakaya, N. & Tlp, C. (2018), Analisis
kuantitatif acidity level sebagai indikator kualitas air hujan di Kabupaten
Cilacap. J. Rekayasa Sist. Ind., 3(2): 112–116.

Sofi Amalia. (2022). Analisis sulfur dioksida (SO2) udara ambien menggunakan
metode pararosaniline dengan spektrofotometer Uv-Vis. Kabupaten bandung.
Jawa barat. Vol.15.
Sukarto, H. (2006). Transportasi Perkotaan dan Lingkungan.Jurusan Teknik Sipil.
Universitas Pelita Harapan. Banten.

Yuliastuti, A. (2008).Estimasi Sebaran Keruangan Emisi Gas Buang Kendaraan


Bermotor Di Kota Semarang. Universitas Diponegoro Semarang.

Anda mungkin juga menyukai